BAB IV VISI DAN MISI DAERAH
4.1. Visi Pembangunan Daerah 4.1.1. Pengertian dan Cara Perumusan Visi Pengertian Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, untuk mewujudkan satu sasaran yang mungkin dicapai dalam jangka waktu tertentu. Visi bukan merupakan jargon dan atau motto. Sementara itu, perumusan visi dapat dilakukan melalui cara pengumpulan informasi-informasi mengenai keadaan daerah yang bersangkutan. Informasi-informasi yang bisa dikumpulkan untuk perumusan visi adalah: (1) Informasi Normatif, (2) Informasi Visioner, dan (3) Informasi Teknis. Perumusan Visi melalui pengumpulan Informasi Normatif, dilakukan dengan cara memperhatikan informasi mengenai rumusan visi daerah yang sudah pernah disusun sebelumnya; mengumpulkan informasi nilai-nilai lokal yang masih didukung/dianut dan relevan untuk menjadi visi daerah; mengumpulkan informasi mengenai peran dan fungsi daerah sebagaimana disebutkan dalam RPJP Nasional/ Provinsi, atau sementara RPJP Nasional/Provinsi belum memberikan arahan, dimungkinkan penyepakatan secara lokal, dan pengumpulan informasi lainnya berupa nilai-nilai yang dapat dijadikan landasan visi daerah. Perumusan Visi melalui pengumpulan Informasi Visioner, dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi mengenai pandangan para tokoh masyarakat, tokoh agama, para pakar dan/atau akademisi tentang rumusan gambaran keadaan daerah yang diinginkan di masa depan. Perumusan Visi melalui pengumpulan Informasi Teknis, dilakukan dengan cara
mengumpulkan informasi mengenai kondisi umum sumberdaya
daerah
masa kini; dan informasi mengenai analisis dan prediksi kondisi umum sumberdaya daerah ke depan, serta posisi kondisi/kemajuan pembangunan daerah yang telah dicapai sampai saat ini apabila diperbandingkan dengan wilayah regional daerah. Perumusan Visi dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Sumbawa Barat untuk periode 20 (dua puluh) tahun ke depan, dilakukan dengan cara mengkombinasikan pertimbangan informasi teknis, informasi normatif dan informasi visioner, sedemikian rupa hingga terjadi IV-1
kesepakatan
antar
berbagai
pemangku
kepentingan
pembangunan
(stakeholders). Rancangan Visi yang dibangun berdasarkan informasi teknis yang berupa hasil analisis dan prediksi kondisi umum sumberdaya daerah, untuk selanjutnya dikomunikasikan dan dilakukan interaksi dengan berbagai pemangku kepentingan pembangunan (stakeholders) untuk menggali aspirasi, kebutuhan dan tata nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat (berupa informasi normatif), serta meminta atau mengakomodasikan pandangan tokoh masyarakat, tokoh agama dan para pakar/akademisi tentang arah dan sasaran pembangunan Kabupaten Sumbawa Barat dalam jangka panjang (berupa informasi visioner). Upaya memperoleh
informasi teknis, informasi normatif dan informasi visoner
tersebut dilakukan melalui serangkaian kegiatan sesuai tahapan penyusunan RPJPD
KSB,
termasuk
di
dalamnya
kegiatan
Musyawarah
Rencana
Pembangunan (Musrenbang) Daerah.
4.1.2. Rumusan Visi Berdasarkan hasil analisis dan prediksi kondisi umum sumberdaya daerah, serta hasil analisis isu-isu strategis yang disajikan pada Bab sebelumnya, maka terdapat beberapa informasi teknis yang dapat dijadikan sebagai landasan dalam menyempurnakan rumusan Visi Pembangunan Kabupaten Sumbawa Barat sebagai berikut: 1. Sumberdaya alam dan lingkungan hidup belum dikelola secara optimal, sehingga produktivitasnya belum maksimal, bahkan pada beberapa lokasi tertentu terjadi sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang tidak terpelihara. 2. Perekonomian daerah secara umum perkembanganya belum optimal dan belum memberikan manfaat maksimal, indikatornya antara lain: sektor pertanian dalam arti luas mengalami
pertumbuhan yang relatif lambat,
pertumbuhan sektor industri yang merupakan lanjutan proses sektor primer belum dapat diandalkan sebagai fondasi ekonomi, sektor jasa-jasa telah memperlihatkan
kemajuan,
namun
belum
optimal,
sementara
sektor
pertambangan-penggalian yang berkembang pesat belum memperlihatkan pengaruhnya secara
langsung terhadap pengembangan sektor ekonomi
lainnya.
IV-2
3. Kependudukan atau sumberdaya manusia KSB sebagian besar masih berkualitas sedang, serta kondisi sosial budaya dan politik yang relatif sudah tertata secara harmonis. 4. Sarana dan prasarana pembangunan daerah, baik untuk menunjang pembangunan bidang ekonomi (kegiatan produktif) maupun bidang sosial (kegiatan
konsumtif),
sudah
cukup
tersedia,
baik
kuantitas
maupun
kapasitanya. 5. Pemerintahan dan pelayanan umum telah dapat berfungsi dan berjalan secara baik, karena adanya dukungan penataan organisasi dan perbaikan kuantitas dan kualitas sumberdaya pemerintah, terutama sumberdaya aparatur. Beberapa informasi normatif yang dapat dijadikan sebagai landasan dalam merumuskan Visi KSB antara lain: hampir semua masyarakat ingin sejahtera hidupnya, sebagain besar masyarakat dalam menjalani aktivitas hidupnya tetap menghargai dan mempedomani tata nilai agama dan sosial budaya yang ada, dan sebagian besar masyarakat ingin mellihat dan/atau menikmati KSB yang maju, aman-tenteram dan sejahtera. Sementara itu, informasi visioner yang dapat dijadikan landasaan dalam merumuskan Visi KSB adalah pelaksanaan pembangunan haruslan berlangsung secara bertahap dan berkelanjutan dalam jangka panjang, sehingga pembangunan dapat memberikaan manfaat untuk generasi saat ini dan generasi masa mendatang. Berdasarkan kandungan informasi teknis, informasi normatif dan informasi visioner di atas, maka rumusan Visi pembangunan jangka panjang Kabupaten Sumbawa Barat (selanjutnya disebut Visi Kabupaten Sumbawa Barat) adalah “terwujudnya pembangunan berkelanjutan pada semua aspek kehidupan masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat”. Pembangunan
berkelanjutan
(sustainable
development)
menurut
Serageldin (1996) adalah segala upaya perbaikan untuk dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat
saat
ini
(dalam
jangka
pendek)
dengan
tanpa
mengabaikan kemampuan generasi akan datang untuk dapat memenuhi kebutuhannya sendiri (dalam jangka panjang). Pembangunan berkelanjutan dicirikan oleh tiga aspek keberlanjutan yaitu: (1) sumberdaya alam dan lingkungan harus dikelola secara bijaksana (aspek fisik-lingkungan), (2) tercipta kemampuan tumbuh dan berkembang secara stabil (aspek ekonomi), dan (3) pembangunan harus mampu menciptakan pemerataan (aspek sosial-kependudukan). Secara IV-3
skematis ketiga aspek pembangunan berkelanjutan tersebut disajikan pada Gambar 3.1. berikut. Aspek Ekonomi: Pertumbuhan Berkelanjutan Efisiensi Penggunaan SD Ekonomi – Sosial/Kpddk: Distribusi Pendapatan Kesempatan Kerja Bantuan Sasaran Aspek Sosial/Kependdkan: Pemerataan/Distribusi Mobilitas Sosial Partisipasi Kekuasaan
Pembangunan Berkelanjutan
Sosial/Kpddkn-Fsk Lingk: Partisipasi Koordinasi Keanekaragaman
Ekonomi – Fisik Lingkgan: Penghargaan Lingkungan Penilaian internalisasi Aspek Fisik-Lingkungan: Integritas Ekosistem Sumberdaya Alam Keanekaragaman Hayati Daya Dukung Lingkungan
Gambar 3.1. Hubungan Ketiga Aspek Pembangunan Berkelanjutan Berpedoman pada Skema Pembangunan Berkelanjutan di atas, maka semua aspek kehidupan masyarakat yang dimaksud dalam Visi KSB adalah mencakup semua aspek kehidupan yang dijalani dan/atau dinikmati oleh masyarakat KSB, yang secara umum dipilahkan ke dalam tiga kelompok yaitu: aspek fisik-lingkungan, aspek ekonomi, dan aspek sosial-kependudukan. Aspek fisik-lingkungan meliputi semua sumberdaya alam dan lingkungan seperti: tanah/lahan, hutan, air/perairan, iklim, dan lingkungan hidup. Aspek ekonomi meliputi kondisi berbagai sektor/kegiatan ekonomi, ketersediaan sarana dan prasarana, permodalan dan teknologi. Sementara itu, aspek sosial-kependudukan meliputi keadaan sosial budaya, kelembagaan pemerintah dan non pemerintah, serta sumberdaya manusia dan kependudukkan .
4.2. Misi Pembangunan Daerah Perumusan Misi dalam RPJP Daerah KSB merupakan penjabaran dari Visi yang dirumuskan berdasarkan kombinasi Informasi Teknis, Informasi Normatif dan Informasi Visioner. Visi yang dirumuskan di atas menyarankan kepada Pemerintah Daerah dan masyarakat KSB untuk dapat melakukan pembangunan pada semua aspek kehidupan secara bertahap dan berkelanjutan, dengan perioritas atau fokus IV-4
kepada aspek/bidang ekonomi yang menjadi tumpuan utama sebagaian besar masyarakat dalam jangka pendek dan menengah (yaitu: sektor pertanian dalam arti luas) dan menjadi tumpuan masyarakat dalam jangka panjang di masa mendatang (yaitu: sektor industri/agroindustri dan perdagangan, serta pariwisata), sedangkan aspek/bidang fisik-lingkungan dan sosial-kependudukan menjadi faktor pendukung pembangunan ekonomi. Fokus kepada aspek ekonomi yang menjadi tumpuan utama masyarakat KSB, mengandung arti bahwa pembangunan pada tahap awal perlu mengutamakan pengelolaan sumberdaya primer secara optimal (yaitu: pertanian dalam arti luas), sedangkan untuk tahap selanjutnya perlu pengembangan
agroindustri/industri
dan
perdagangan,
sehingga
dapat
memberikan nilai tambah yang semakin besar bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat KSB. Memperhatikan makna yang terkandung dalam Visi KSB, maka dirumuskan penyempurnaan Misi pembangunan jangka panjang KSB untuk periode dua puluh tahun
ke depan (disebut sebagai Misi Kabupaten Sumbawa Barat) sebagai
berikut: 1. Mengelola secara maksimal potensi fisik sumberdaya alam sesuai daya dukung lingkungan (aspek fisik-lingkungan), agar tercipta pembangunan pertanian berkelanjutan dan agroindustri yang mampu meletakkan landasan yang kuat untuk membangun sektor sekunder dan tersier. 2. Mengelola perekonomian daerah secara efisien, efektif dan produktif dengan dukungan sarana prasarana dan teknologi yang memadai (aspek ekonomi), terutama pada sektor-sektor primer dan sekunder yang dapat memberikan nilai tambah dan pertumbuhan ekonomi tinggi, serta dapat menciptakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat dan sekaligus menanggulangi kemiskinan. 3. Membangun pranata sosial-kelembagaan dan sumberdaya manusia yang tangguh dan berdaya saing di lingkungan lokal, regional maupun nasional (aspek
sosial
penggerak
budaya-kependudukan),
pembangunan
umumnya
sehingga dan
tersedia
pengembangan
pelopor
dan
sektor-sektor
ekonomi khususnya dengan tetap memelihara kondisi lingkungan hidup.
IV-5