LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN
4.1. Pekerjaan Struktur Pekerjaan struktur adalah satu pekerjaan tetapi dalam kenyataannya
merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda. Pekerjaan struktur merupakan pekerjaan yang menunjukan tampilan struktur
bangunan.
Pembangunan
proyek
sifatnya
unik,
karena
memiliki
permasalahan yang berbeda-beda setiap proyek.
4.2. Uraian Pekerjaan Pekerjaan struktur pada proyek Mixed-used Hotel – Office St. Moritz Tower ini meliputi beberapa jenis tahapan pekerjaan antara lain: Struktur Bawah 1.
Pekerjaan Pondasi Raft
Struktur Atas 1.
2.
Vertikal
Pekerjaan Shear Wall
Pekerjaan Kolom
Horizontal
Pekerjaan Balok
Pekerjaan Plat Lantai
Pada Kerja Pratik ini, pengamatan hanya fokus pada pelaksanaan pekerjaan struktur atas di proyek Hotel – Office St. Moritz Tower.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 63
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
4.3. Tinjauan Pekerjaan Elemen Vertikal 4.3.1.
Pekerjaan Shear Wall Shearwall merupakan komponen penahan gaya lateral pada struktur
yang berupa dinding menerus. Pada proyek ini menerus dari lantai basement hingga lantai atap, untuk mempercepat pekerjaan shearwall digunakan metode Climbing dinding shearwall berselisih 2 lantai dengan lantai bawahnya. 4.3.1.1.
Fabrikasi Bekisting Shear Wall Pada proyek Hotel – Office St. Moritz Tower menggunakan
bekisting fabrikasi. Bekisting fabrikasi digunakan untuk pekerjaan kolom, balok dan termasuk pekerjaan shear wall. Adapun tahapan fabrikasi bekisting untuk pekerjaan bekisting diantaranya: 1.
Pemasangan Waller Beam.
Gambar 45. Install Waller Beam Sumber : Data Proyek
2.
Pemasangan Hollow dan Waller.
Gambar 46. Install Hollow dan Waller Sumber : Data Proyek
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 64
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
3.
Pemasangan Plywood.
Gambar 47. Install Plywood Sumber : Data Proyek
4.
Buat Lubang untuk Tie Rod.
Gambar 48. Buat Lubang Tie Rod Sumber : Data Proyek
5.
Pemasangan Push Pull Props.
Gambar 49. Install Push Pull Props Sumber : Data Proyek
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 65
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
Gambar 50. Push Pull Props Sumber : Data Proyek
6.
Install Platform Bracket
Gambar 51. Install Platform Bracket Sumber : Data Proyek
Gambar 52. Install Platform Bracket Di Proyek Sumber : Data Proyek
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 66
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
4.3.1.2.
Gambar Kerja Pekerjaan Shear Wall Pada proyek Hotel – Office Tower ini shear wall ada 6, yaitu
SW 1, SW 2, SW 3, SW 4, SW 5 dan SW 6. Shear wall terletak ditengah bangunan.
Gambar 53. Denah Letak Shear Wall Sumber : Data Proyek
4 dari 6 shear wall yang ada berfungsi sebagai area utilitas atau service, seperti untuk tempat lift dan tangga darurat. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 54. Detail Shear Wall Sumber : Data Proyek
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 67
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
4.3.1.3. 1.
Pelaksanaan Pekerjaan Shear Wall
Pemasangan mounting ring atau angkur pada dinding shear wall.
Gambar 55. Dudukan Climbing Sumber : Data Proyek
2.
Perakitan lantai atau platform climbing, jarak antar climbing bracket sesuai posisi angkur pada dinding corewall.
Gambar 56. Perakitan Lantai atau Platform Climbing Sumber : Data Proyek
3.
Pemasangan tali climbing untuk mengangkat platform, posisi tali harus seimbang.
Gambar 57. Pemasangan Tali Climbing Sumber : Data Proyek
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 68
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
4.
Pengangkatan platform climbing dengan bantuan tower crane dan dilakukan adjustment agar perletakan sesuai posisi angkur pd dinding shear wall.
Gambar 58. Pengangkatan Platform Climbing Sumber : Data Proyek
5.
Penempatan platform climbing.
Gambar 59. Penempatan Platform Climbing Sumber : Data Proyek
6.
Angkat bekisting shear wall dengan bantuan tower crane.
Gambar 60. Pengangkatan Bekisting Shear Wall Sumber : Data Proyek
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 69
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
7.
Menempatkan bekisting dinding shear wall pada sisi dalam atau luar dan mengatur kelurusannya dengan push pull.
Gambar 61. Pengaturan Kelurusan Sumber : Data Proyek
8.
Setelah bekisting siap kemudian dilakukan pengecoran shear wall. Tinggi jatuh penuangan beton disyaratkan sesuai dengan yang telah ditentukan
(≤
1,50
m)
usahakan
sedekat
mungkin
antara
pipa tremie dengan permukaan beton lama. Hal ini dilakukan untuk menghindari agregat kasar, terlepas dari adukan beton.
Gambar 62. Proses Pengecoran Sumber : Data Proyek
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 70
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
9.
Vibrator diusahakan tidak berinteraksi langsung dengan sambungan bekisting pada saat melakukan pamadatan. Penggunaan vibrator ini untuk
memadatkan
beton
pada
saat
pengecoran
sehingga
memperkecil rongga-rongga udara yang ada di dalamnya dan meratakan adukan agar meyebar ke segala arah. 10. Jika usia beton telah cukup (9 hari), yaitu sekitar , bongkar bekisting.
Gambar 63. Bongkar Bekisting Shear Wall Sumber : Data Pribadi
11. Lakukan kembali climbing untuk bekisting shear wall diatasnya.
Gambar 64. Shear Wall yang Sudah Di cor Sumber : Data Pribadi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 71
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
Sistem Climbing dengan selisih dua lantai dibawahnya.
Gambar 65. Sistem Climbing Pada Shear Wall Sumber : Data Proyek
4.3.2.
Pekerjaan Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse). 4.3.2.1. 1.
Fabrikasi Bekisting Kolom
Pemasangan Hollow dan Plywood.
Gambar 66. Install Hollow dan Plywood Sumber : Data Proyek
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 72
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
2.
Install Hollow dan UNP.
Gambar 67. Install Hollow dan UNP Sumber : Data Proyek
3.
Pemasangan Plywood Panel.
Gambar 68. Install Plywood Panel Sumber : Data Proyek
4.
Pemasangan Push Pull Props
Gambar 69. Install Push Pull Props Sumber : Data Proyek
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 73
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
5.
Pemasangan Bracket
Gambar 70. Install Bracket Sumber : Data Proyek
Gambar 71. Contoh Install Bracket Sumber : Data Proyek
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 74
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
4.3.2.2.
Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Dalam pengerjaan kolom pun sesuai dengan gambar kerja
yang ada, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 72. Gambar Kerja Pekerjaan Kolom Sumber : Data Proyek
Pada penyambungan tulangan kolom, tulangan yang tersisa setelah pengecoran dengan tulangan kolom yang baru, caranya yaitu dengan memasukkan bagian bawah tulangan kolom baru (agak diperkecil tulangannya) ke bagian tulangan yang ada. Setelah itu diikat dengan kawat bendrat. Makin keatas dimensi kolom makin mengecil karena pengaruh dari beban. Pada proyek ini pengecilan kolom ada 3 kali penyusutan.
Gambar 73. Detail Penyambungan Kolom Sumber : Data Proyek
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 75
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
Proses pekerjaan kolom, antara lain: 1.
Marking sepatu kolom sebagai tempat batas bekisting.
Gambar 74. Marking Sepatu Kolom Sumber : Data Pribadi
Sepatu kolom adalah sebuah alat bantu yang dibuat pada bawah tulangan kolom yang berhubungan dengan pondasi yang sudah dicor.
Gambar 75. Detail Sepatu Kolom Sumber : Data Proyek
2.
Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
3.
Besi yang dipakai diameter 25, 22 dan 19. Tipe besinya ada 3 jenis, yaitu Master Steel, Interwood Steel dan Alco Prima.
4.
Pasang besi kolom ke dalam stek besi yang sudah ada. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 76
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
5.
Overlap 40 d. misalkan besi diameter 25 mm. jadi, 40 x 25 mm = 1000 mm = 1 m.
Gambar 76. Detail Overlap Sambungan Tulangan Kolom Sumber : www.google.com
6.
Kencangkan besi kolom dan stek besi dengan menggunakan sengkang dan ikat dengan kawat bendrat.
Gambar 77. Perakitan Sengkang dan Kawat Bendrat Sumber : Data Pribadi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 77
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
7.
Pasang bekesting kolom tempatkan sesuai dengan marking yang ada.
Gambar 78. Pemasangan Bekisting Sumber : Data Proyek
8.
Setelah itu beri beton decking. Beton decking ini berfungsi untuk menjaga tulangan agar sesuai dengan posisi yang diinginkan. Bisa dibilang berfungsi untuk membuat selimut beton sehingga besi tulangan
akan
selalu
diselimuti
beton
yang
cukup, sehingga
didapatkan kekuatan maksimal dari bangunan yang dibuat. Selain
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 78
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
itu, selimut beton juga menjaga agar tulangan pada beton tidak berkarat (korosi).
Gambar 79. Pemasangan Beton Decking Sumber : Data Proyek
9. Atur kelurusan bekesting kolom.
Gambar 80. Pengaturan Kelurusan Bekisting Sumber : Data Proyek
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 79
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
10. Kolom siap di cor.
Gambar 81. Kolom Siap Untuk Di Cor Sumber : Data Proyek
11. Lakukan pengecoran dengan menggunakan Bucket dan dihubungkan dengan pipa tremi,lakukan pemadatan dengan vibrator.
Gambar 82. Proses Pengecoran Kolom Sumber : Data Proyek
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 80
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
12.
Pengecoran juga dibantu dengan vibrator. Vibrator diusahakan tidak berinteraksi langsung dengan sambungan bekisting pada saat melakukan pamadatan. Penggunaan vibrator ini untuk memadatkan beton pada saat pengecoran sehingga memperkecil rongga-rongga udara yang ada di dalamnya dan meratakan adukan agar meyebar ke segala arah.
4.3.2.3.
Penyambungan Kolom Dengan Balok Pada pekerjaan kolom sudah diberi space untuk sambungan
tulangan balok ke tulangan kolom. Space tersebut sering disebut block out cor.
Gambar 83. Block Out Cor Sumber : Data Proyek
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 81
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
Saat proses pengecoran kolom, block out diberi steroform. Penggunaan steroform lebih memudahkan karena saat beton kolom sudah mengeras, steroform mudah untuk dihancurkan tanpa harus membobok beton yang sudah mengeras.
Gambar 84. Penggunaan Steroform Untuk Block Out Cor Sumber : Data Proyek
4.3.2.4.
Pembongkaran Bekisting Kolom Pada pekerjaan kolom, setelah 9 hari baru bekisting. Berikut
tahapan pembongkaran bekisting: 1.
Tahap pertama yang dilakukan yaitu mengendorkan semua baut yang terdapat pada Waller.
2.
Tahap kedua adalah mengendorkan Adjustable brace, yang secara bersamaan bekisting kolom akan lepas dengan sendirinya dari muka beton.
3.
Kemudian bekisting kolom tersebut diangkat dan dipindahkan atau dipasang
pada
kolom
berikutnya
dengan
bantuan
alat
TC,
sebelumnya permukaan Plywoodnya dibersihkan dan diberi minyak terlebih dahulu.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 82
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
4.4. Tinjauan Pekerjaan Elemen Horizontal Elemen horizontal sering disebut sebagai elemen lentur, yaitu memikul beban yang bekerja secara transversal dari panjangnya dan mentransfer beban tersebut ke kolom vertikal yang menumpunya.
4.4.1.
Pekerjaan Balok Balok terdiri dari balok induk dan balok anak. Balok induk adalah
semua balok yang melintang tanpa topang pada seluruh lebar bangunan dan pada kedua ujungnya bertumpu pada kolom. Balok anak adalah balok yang pada
kedua
ujungnya
bertumpu
pada
balok
induk,
digunakan
untuk
memperkecil petak-petak lantai disetiap ruangan. 4.4.1.1.
Fabrikasi Bekisting dan Pelaksanaan Pekerjaan Balok
Berikut tahapan dalam pekerjaan fabrikasi bekisting balok, antara lain: 1. Pasang Scaffolding dan balok 8/12.
Gambar 85. Persiapan Balok Sumber : Data Proyek
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 83
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
2. Letakkan Secondary dan Beam Platform base.
Gambar 86. Tahapan Pemasangan Secondary dan Beam Platform Base Sumber : Data Proyek
3. Pemasangan Reinforcing Bars.
Gambar 87. Tahapan Pemasangan Tulangan dan Begel Sumber : Data Proyek
4. Letakkan bekisting disamping atau di sisi beam formwork.
Gambar 88. Pemasangan Bekisting Sumber : Data Proyek Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 84
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
5. Kolom siap untuk di cor. Seperti halnya pengecoran kolom, pengecoran balok menggunakan concrete pulp dengan ready mix mutu K-500.
Gambar 89. Detail Tulangan Balok Sumber : Data Proyek
6. Setelah 2 minggu, bekisting balok baru bisa dilepas. 4.4.1.2.
Balok Induk Dengan Balok Anak Pada pekerjaan ini bisa saja balok anak dan balok induk
dicetak menjadi satu kesatuan dengan pelat atau bisa juga balok anak dan balok induk bukan merupakan satu kesatuan dengan pelat baik dengan cara pracetak maupun cetak ditempat.
Gambar 90. Tulangan Balok Induk dan Balok Anak Sumber : Data Pribadi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 85
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
Tulangan balok anak di kaitkan dengan tulangan balok induk. Tulangan balok anak di masukkan ke sela-sela tulangan balok induk kemudian ujung tulangan anak ditekuk untuk mengikat ke balok induk.
4.4.2.
Pekerjaan Pelat
Pekerjaan pelat lantai dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan balok. Tahapannya, yaitu:
Gambar 91. Proses Pekerjaan Balok dan Pelat Sumber : Data Proyek
Pada proses pengecoran, balok dan pelat lantai di cor bersamaan. Pekerja cor meratakan beton segar ke bagian balok terlebih dahulu selanjutnya untuk pelat lantai diratakan oleh scrub secara manual lalu cek level dengan waterpass dan menggunakan vibrator untuk pemadatan beton. Pemadatan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya rongga udara pada beton yang akan mengurangi kualitas beton. Setelah dipastikan balok dan pelat lantai telah terisi beton semua, permukaan beton segar tersebut diratakan dengan menggunakan balok kayu yang panjang dengan memperhatikan batas ketebalan pelat yang telah ditentukan sebelumnya. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 86
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
Gambar 92. Bagian Balok dan Pelat yang Di Cor Sumber : Data Pribadi
Bekisting baru bisa dilepas setelah 2 minggu dari hari pengecoran.
Gambar 93. Proses Pengecoran Balok dan Pelat Sumber : Data Pribadi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 87
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
Gambar 94. Detail Balok dan Pelat Sumber : Data Proyek
4.4.3.
Pekerjaan Half Slab Struktur plat lantai metode half slab adalah pekerjaan plat lantai beton
bertulang dengan cara separuh precast dan separuhnya lagi dibuat ditempat. Alasan menggunakan metode ini, yaitu untuk mengurangi pemakaian kayu bekisting dan lebih efisien.
Gambar 95. Proses Half Slab Sumber : Data Proyek
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 88
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
Instalasi precast slab dengan tower crane langsung dilakukan dari truck untuk mengurangi resiko kerusakan precast slab atau dikerjakan di tempat.
Gambar 96. Detail Bagian Half Slab Sumber : Data Proyek
Kelebihan menggunakan half slab antara lain: 1. Waktu pengerjaan lebih cepat dibanding plat lantai sistem konvensional. 2. Efisiensi pemakaian material bekisting, bisa menghilangkan penggunaan kayu. 3. Karena tidak menggunakan kayu maka telah melaksanakan program green building yang tidak merusak lingkungan.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 89
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
Gambar 97. Bentuk Half Slab Sumber : Data Proyek
Gambar 98. Cetakan Half Slab Sumber : Data Proyek
Urutan pekerjaan Half Slab, yaitu: 1. Hari ke 1, pasang bekisting kolom, cor, support dudukan balok dan pelat. 2. Hari ke 2, bongkar bekisting kolom, pasang Half slab. 3. Hari ke 3, pasang besi tulangan balok dan pelat. 4. Hari ke 4, cor balok dan cor topping pelat (separuh plat bagian atas).
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 90
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
Gambar 99. Proses Pekerjaan Half Slab Sumber : Data Proyek
4.5. Perawatan Beton (Curing) Pada saat beton mulai mengeras, harus diadakan perawatan beton (curing), yaitu dengan pemberian air pada permukaan beton. Perawatan beton (curing) berfungsi untuk melindungi beton selama berlangsungnya poses pengerasan beton
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 91
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya. Perawatan beton dilakukan untuk menghindari: 1. Kehilangan zat cair yang banyak. 2. Perbedaan temperatur dalam beton, yang akan mengakibatkan retak-retak pada beton. 3. Adapun cara yang digunakan dalam perawatan beton yang dilakukan dalam proyek ini adalah dengan melakukan penyiraman air pada lapisan beton setiap hari. Cara ini tidak hanya memberikan perawatan yang baik tetapi juga menurunkan suhu beton sebagai akibat dari penguapan yang terjadi.
Gambar 100. Retakan Beton Sumber : Data Pribadi
Gambar 101. Pengerjaan Curing Beton Sumber : www.googe.com
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 92
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
4.6. Pengendalian Mutu Pekerjaan Pengendalian mutu pekerjaan ini untuk mengontrol hasil pelaksanaannya telah memenuhi standar dan spesifikasi yang telah ditentukan ataukah belum. Apabila terjadi kesalahan atau kekurangan bisa diperbaiki dan untuk mencegah kesalahan yang bisa terjadi selanjutnya. Metode-metode yang dapat dilakukan dalam melakukan pengawasan mutu pekerjaan antara lain:
Pengawasan langsung secara visual.
Pengukuran langsung di lapangan.
Kontrol dengan hitungan.
Pengujian di lapangan.
Gambar 102. Alur Implementasi Peranan Quality Control Sumber : Data Proyek
4.7. Pengendalian Teknis Pengendalian teknis di lapangan ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan dan permasalahan di proyek melalui laporan kemajuan dan koordinasi proyek. Laporan dibuat dalam bentuk harian, mingguan, dan bulanan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan proyek itu. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 93
LAPORAN KERJA PRAKTIK Pengamatan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Tower Mixed - Use Pada Proyek Hotel – Office St. Moritz Tower
1. Laporan harian Merupakan laporan mengenai seluruh pekerjaan dalam satu hari kerja meliputi pekerjaan fisik, catatan atau perintah-perintah yang diberikan oleh pengawas. Biasanya dibuat pada akhir jam kerja. 2. Laporan mingguan Berisi laporan tentang kegiatan yang dilakukan selama satu minggu meliputi catatan prestasi kerja dalam satu minggu, prestasi kerja selama minggu tersebut, jumlah tenaga kerja dan peralatan serta bahan yang digunakan. 3. Laporan bulanan Laporan bulanan dibuat dari hasil rekapan laporan mingguan dan harus dibuat setiap bulan, berisi tentang:
Catatan jenis pekerjaan selama satu bulan.
Prosentase pekerjaan selama satu bulan serta kemajuan proyek yang dicapai sampai saat laporan itu dibuat.
Nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan.
Laporan
bulanan
ini
harus
disahkan
dahulu
oleh
pengawas
dan
ditandatangani oleh pimpinan proyek sebagai bukti nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan. 4. Rapat Koordinasi Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek masalah-masalah yang tidak terduga dan tidak dapat diatasi oleh satu pihak bisa saja muncul, untuk itu maka diperlukan rapat koordinasi untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah secara bersama.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 94