Laporan Kerja Praktek Perawatan Mesin Diesel Bus Pahala Kencana
BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS
A. Tujuan Perawatan Mesin Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan dan perbaikan yang terencana dengan baik, maka kelancaran suatu alat atau mesin pun dapat berjalan dengan lancar dan kinerjanya pun akan menjadi baik. Pemeliharaan atau perawatan dapat didefinisikan sebagai suatu kombinasi atau langkah-langkah dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang atau fasilitas untuk dirawat dan diperbaiki sampai pada kondisi yang di harapkan. Adapun tujuan perawatan yang dilakukan dalam bahasan ini antara lain:
Untuk memperpanjang usia kegunaan dari suatu alat atau mesin.
Untuk menjaga agar alat atau mesin tersebut tetap dapat bekerja sebagaimana mestinya.
Untuk meningkatkan faktor kenyamanan dan keamanan, karena semakin baik perawatan yang dilakukan maka faktor kenyamanan dan keamanan pun akan semakin baik atau tinggi.
B. Pemeriksaan. Setiap Mesin akan mengalami kerusakan dalam jangka waktu tertentu, dan perlu adanya pemeriksaan rutin dan berkala seperti ialah filter udara,
Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Laporan Kerja Praktek Perawatan Mesin Diesel Bus Pahala Kencana
tekanan Nozzle, dan lain sebagainya. Langkah perawatan mesin diesel tersebut harus dilakukan secara kontinyu ialah suatu perbaikan sebuah mesin yan dilakukan secara menyeluruh sesuai prosedur yang benar.
Data Kendaraan Tabel 2. Spesifikasi Mesin Diesel (Bus) Model
OM 366 LA
Type
Motor diesel 4 langkah,injeksi langsung
Jumlah Cylender
6
Susunan Cylinder
Sejajar
Diameter Cylinder / langkah
97,5 / 133 mm
Volume cylinder
5.958 cc
Perbandingan Kompresi
16,5 : 1
Maksimum tenaga yang di hasilkan
204 HP DIN ( 150KW ) pada 2600 rpm
Maksimum momen punter
65 mkp / 640 Nm pada 1400 – 1500 rpm
Celah katup
Katup masuk 0,40 mm Katup keluar 0,60 mm
Bantalan poros engkol Sistem pelumasan
7 bantalan berlapis Pelumasan dengan aliran tekan dengan pendinginan pelumas Kombinasi ( katup by pass)
Pelumas dalam blok mesin
Max 17,5 Lt,Min 12,5 Lt
Sistem pendingin
Air pendingin dgn thermastot
Pengiriman air pendingin
Pompa senrifugal
Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Laporan Kerja Praktek Perawatan Mesin Diesel Bus Pahala Kencana
Kipas radiator
Kipas dengan penggerak langsung
Pompa bahan bakar
Pompa plunyer dg pdg pelumas
Saringan bahan bakar
saringan tipe “ elemen “
Pembersih udara
Kertas saringan
Pompa injeksi
Bosc dengan injeksi mekanik
Urutan pengapian
1-5-3-6-2-4
Governor
RO governor
Kapasitas compressor udara
Tekanan 8bar dg 360ltr/menit
Alternator
Bosch 28V / 55 A
Motor setarter
Bosch 4 kw/ 24 V
C. Perawatan Filter Udara. Filter udara memberikan dampak besar terhadap kadar opasitas, karena udara yang masuk ke ruang bakar akan berkurang, disebabkan oleh bertambahnya hambatan atau kotoran pada filter udara.
Gambar 14. Filter Udara
Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Laporan Kerja Praktek Perawatan Mesin Diesel Bus Pahala Kencana
Tabel 3. Interval Perawatan Filter Udara Interval Penggantian Filter Udara Interval Pembersihan Filter Udara
Setiap 20.000 km Setiap 25.000 km
Sumber : Training Textbook Hino Maintenance volume 2
a.
Bersihkan debu yang menempel pada interior case filter udara dengan kain lap kering.
Gambar 15. Pembersihan Rumah Filter Udara
b.
Bersihkan filter dengan menghembuskan angin dari arah bagian dalam ke luar filter.
Gambar 16. Pembersihan Elemen Filter Udara
Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Laporan Kerja Praktek Perawatan Mesin Diesel Bus Pahala Kencana
D. Perawatan Nozzle/Injektor a.
Prosedur Penyetelan 1). Lepas semua nosel holder dari kepala silinder.
Gambar 17. Nozzle /Injektor 2). Tutup lubang nosel holder dengan kain dan pipa nosel dengan plastik agar kotoran tidak masuk. 3). Bersihkan ujung nosel dengan sikat tembaga. 4). Pasang nosel holder dalam SST dan kemudian kendorkan cap nut (mur penahan). 5). Pasang nosel holder pada nosel tester dan gerakkan tuas nosel tester. Pada adjusting screw dan atur tekanan injeksi awal.
Gambar 18. Injektor Tester
Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Laporan Kerja Praktek Perawatan Mesin Diesel Bus Pahala Kencana
b.
Standard Tekanan Injektor Table 4. Standard Tekanan Injektor Tipe Mesin HO7C – D4 HO7C – D6 HO7C – T HO7D JO8C – TI
Tekanan Nozzle 220 kg/cm2 220 kg/cm2 I = 180 kg/cm2 II = 276 kg/cm2 200 kg/cm2 I = 180 kg/cm2 II = 318 kg/cm2
Tipe Mesin EM100 EK100 K13C – TI K13D WO4D
Tekanan Nozzle 220 kg/cm2 220 kg/cm2 I = 170 kg/cm2 II = 240 kg/cm2 I = 155 - 163 kg/cm2 II = 230 - 240 kg/cm2 220 kg/cm2
6). Setelah pengencangan cap nut, periksa kembali tekanan injeksi. Saat pengencangan cap nut, masukkan obeng ke dalam lubang baut pengembalian untuk mencegah berputarnya adjusting screw. 7). Ketika menyetel tekanan injeksi, periksa lubang injeksi terhadap adanya sumbatan, kondisi semprotan dan kebocoran bahan bakar.
Gambar 19. Penyemprotan Injektor
8). Ganti setiap nosel yang rusak dengan nosel yang baru.
Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Laporan Kerja Praktek Perawatan Mesin Diesel Bus Pahala Kencana
c.
Pemasangan Walaupun
prosedur
pemasangan
adalah
kebalikan
dari
pembongkaran, hati-hati apabila mengencangkan baut saat memasang nosel pada kepala silinder dan pengencangan bautnya adalah bergantian sesuai dengan torsi pengencangnya.
Gambar 20. Komponen Injektor/Nozzle
E. Perawatan Celah Katup a. Prosedur Penyetelan 1). Penyetelan celah katup dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dilakukan penyetelan per silinder berdasarkan fairing order atau dengan dua kali memutar poros engkol. 2). Jangan melakukan penyetelan celah katup sebelum mengencangkan ulang baut kepala silinder, bila mesin baru dibongkar/mobil baru. 3). Penyetelan celah katup dilakukan pada kondisi mesin dingin.
Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Laporan Kerja Praktek Perawatan Mesin Diesel Bus Pahala Kencana
b. Pemeriksaan dan Penyetelan 1). Mencari top kompresi silinder I dengan cara memutar flywheel sampai terlihat tanda 1/6 segaris dengan tanda pada housing flywheel dan perhatikan :
Gambar 21. Tanda TOP Kompresi Baut pengikat kopling timer. Jika kepala baut menghadap ke arah kita berarti posisi silinder 1 pada top kompresi dan sebaliknya bila ujung baut kopling timer menghadap kea rah kita berarti posisi silinder 6 top kompresi. Tanda timing pada timer mendekati tanda garis pada bodi injection pump. Push rod katup Intake dan Exhaust dapat diatur dengan mudah.
Gambar 22. Memeriksa Kerapatan Katub
Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Laporan Kerja Praktek Perawatan Mesin Diesel Bus Pahala Kencana
2). Penyetelan Katup. Masukkan feeler gauge di antara rocker arm dan stem katup. Saat feeler gauge ditarik harus terasa lembut, bila terlalu longgar atau terlalu sempit lakukan penyetelan.
Gambar 23. Penyetelan Katup Kendorkan mur pengunci dan baut penyetel, kemudian masukkan feeler gauge yang sesuai. Kencangkan baut penyetel, kemudian tarik feeler. Saat feeler ditarik harus terasa lembut kemudian kencangkan mur pengunci. 3). Katup yang dapat distel dapat dilihat pada table berikut ini : Table 5. Penyetelan Celah Katup Silinder Top TOP 1 TOP 6
1 2 3 4 5 IN EX IN EX IN EX IN EX IN EX O O X O O X X O O X X X O X X O O X X O Sumber : Training Textbook Hino Maintenance Volume 2
IN X O
6
EX X O
Keterangan : IN (intake) = katup masuk; EX (exhaust) = katup buang. O = katup yang dapat distel; X = katup yang tidak distel.
Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
Laporan Kerja Praktek Perawatan Mesin Diesel Bus Pahala Kencana
4). Standard Celah Katup Table 6. Standard Penyetelan Celah Katup Tipe Mesin HO7C – D4 HO7C – D6 H07C – T HO7D JO8C – TI EM100 EK100 K13C – TI K13D W04D
Celah Katup Intake Exhaust 0,30 mm 0,40 mm 0,30 mm 0,45 mm 0,30 mm 0,50 mm 0,30 mm 0,50 mm 0,30 mm 0,45 mm 0,40 mm 0,50 mm 0,40 mm 0,40 mm 0,40 mm 0,50 mm 0,40 mm 0,50 mm 0,30 mm 0,45 mm
F. Setelan Timing Injektion a.
Prosedur Pemeriksaan 1). Putar flywheel searah dengan putaran mesin dan tepatkan tanda timing injeksi pada flywheel dengan celah pada housing flywheel sesuai standard beberapa derajat sebelum TMA pada top kompresi silinder 1 ( 15o).
Gambar 23. Tanda Timing Injeksi
Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
Laporan Kerja Praktek Perawatan Mesin Diesel Bus Pahala Kencana
2). Perhatikan tanda timing injeksi pada automatis timer dan body injection pump harus segaris, apabila tidak segaris maka harus ditempatkan dengan cara : Kendorkan baut pengikat timer dengan flange gigi penggerak injection pump. Putar timer searah dengan arah putaran mesin kira-kira 15o pada tanda timing flywheel. Kencangkan kembali baut yang dikendorkan. b.
Standard Timing Injeksi Table 7. Standard Penyetelan Timing Injektion Tipe Mesin HO7C – D4 HO7C – D6 HO7C – T HO7D JO8C – TI
Timing Injektion 14o BTDC 13o BTDC 15o BTDC 15o BTDC 11o BTDC
Tipe Mesin EM100 EK100 K13C – TI K13D W04D
Timing Injektion 15o BTDC 18o BTDC 15o BTDC 13o BTDC 9o BTDC
Sumber : Training Textbook Hino Maintenance volume 2
G. Membersihkan dan Mengganti Elemen Filter Solar. a.
Prosedur Penggantian Filter Solar Atas 1. Lepaskan filter solar atas menggunakan SST. Filter Solar. 2. Pasang filter solar atas yang baru dengan memberikan oli atau grease di atas karet filter solar untuk mencegah alir filter solar rusak oleh pengencangan yang berlebihan.
Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
Laporan Kerja Praktek Perawatan Mesin Diesel Bus Pahala Kencana
Gambar 24. Filter Solar Atas Filter Solar Bawah 1. Kendorkan baut pembuangan (baut “22”) dan tamping bahan bakar ke dalam bak penampung. 2. Lepas elemen, washer, spring dan cover filter. 3. Bersihkan filter cover, center balt dan spring dengan minyak pembersih. 4. Pasang elemen filter baru, urutan pemasangan berkebalikan dengan pembongkaran. Ganti paking dan gasket serta beri lapisan oli sebelum pemasangan dan kencangkan center bolt dengan benar. b.
Membuang Udara Palsu (Air Bleeding) 1. Putar kepala priming pump sampai naik dengan sendirinya.
Gambar 25. Priming Pump
Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
Laporan Kerja Praktek Perawatan Mesin Diesel Bus Pahala Kencana
2. Kendorkan baut bleeder udara (baut “12”) dan gerakkan priming pump ke atas dan ke bawah. Tamping bahan bakar yang mengalir pada bak penampung.
Gambar 26. Penekanan Priming pump untuk membuang udara
3. Bila bahan bakar yang keluar sudah tidak ada gelembung udara, kencangkan baut bleeder udara. Pompa kembali priming pump 5 sampai 6 kali dan dorong kepala priming pump ke bawah, putar penuh ke kanan dan kencangkan. H. Cara Kerja Opasitimeter Alat yang digunakan untuk mengetes kadar opasitas atau opasitimeter yang digunakan PT. Pahala Kencana unit Bus Kota yang bermerk “SAGEM” Souriau Optima 4030 yang secara ringkas dapat dijelaskan penggunaannya sebagai berikut : 1. Hidupkan dan panaskan mesin hingga mencapai suhu kerja. 2. Nyalakan unit opasitimeter, panaskan mesin hingga suhu mencapai 74 o C.
Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
Laporan Kerja Praktek Perawatan Mesin Diesel Bus Pahala Kencana
3. Tunggu setelah terdapat tanda keluar pada gambar knalpot di monitor, lalu tekan tombol “0”. 4. Masukkan data-data tentang bus yang akan dites kadar opasitasnya. Data tersebut meliputi : Type Bus, No. Polisi dan KM Perawatan. 5. Setelah muncul tanda masuk pada gambar knalpot, maka masukkan stick atau pencolok melalui lubang knalpot. 6. Injak pedal gas hingga full secara cepat pada saat di monitor memberi perintah “Accelerate” dan lepas pedal gas bila perintahnya “Decelerate”. 7. Lakukan pengujian ini secara berulang dengan menekan tanda atau tombol “Reset” hingga menghasilkan angka rata-rata dari hasil pengujian. 8. Tekan tanda/tombol print bila ingin mencetak hasil pengujian.
Universitas Mercu Buana http://digilib.mercubuana.ac.id/
42