Laporan Kerja Praktek Periode Desember 2013
PT. DAYACIPTA KEMASINDO
BAB III PERAWATAN MESIN CONVERTING TCY 5FA
3.1 Definisi Perawatan Mesin Perawatan adalah suatu konsepsi dari semua aktivitas yang diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas peralatan agar tetap dapat berfungsi dengan baik seperti dalam kondisi sebelumnya. Perawatan biasanya di lakukan berulang-ulang dengan manajemen periode tertentu. Mesin adalah suatu alat bantu yang dapat bergerak dan membutuhkan input untuk energi menjalankannya, sehingga menghasilkan output sesuai dengan fungsi atau karakteristik yang dimilikinya. Perawatan mesin adalah suatu bentuk pemeliharaan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas peralatan agar dapat melaksanakan produksi dengan efektif dan efisien sesuai dengan pesanan.yang telah direncanakan dengan hasil produk yang berkualitas. Adapun diadakannya pemeliharaan atau perawatan agar down time suatu unit mesin seminimal mungkin. Jika menjaga kondisi pemeliharaan merupakan masalah teknis, maka pengendalian biaya pemeliharaan merupakan masalah non teknis. Untuk itulah perencanaan perawatan dibutuhkan pemahaman. 3.2 Tujuan Perawatan
Untuk mencapai tingkat biaya perawatan (Maintenance) seoptimal mungkin, dengan melaksanakan kegiatan perawatan secara efektif dan efisien
Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
21
Laporan Kerja Praktek Periode Desember 2013
PT. DAYACIPTA KEMASINDO
Mesin dan peralatan produksi (fasilitas produksi) yang ada di dalam perusahaan tersebut akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lebih lama
Mengontrol setiap mesin agar tetap terjaga pemakaiannya dari kerusakan
Menjamin keselamatan operator yang menggunakan saran dan alat tersebut
1. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat mambahayakan keselamatan pekerja. 2. Menjaga kualitas produk pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sehingga kegiatan produksi tidak terganggu. 3.3 Penyebab Umum Terjadinya Kerusakan
Pengaruh keadaan cuaca (matahari, hujan ,angin) sebagai contoh instalasi pada pipa pipa yang mengalami korosi akibat dari kontak dengan udara bebas dan permukaan tanah, akibat adanya kandungan zat asam pada udara dari tanah.
Kelalaian, kesalahan yang dilakukan oleh pemilik genset dalam penggunaan, ataupun pemasangan dan memperbaiki mesin serta bagian lain dari genset.
Pengaruh kerusakan kecil pada salah satu bagian mesin yang dapat menjadi penyebab kerusakan yang lebih besar pada bagian mesin yang lainnya.
Pengaruh dari debu walaupun sangat halus, sering menyebabkan aus pada bagian-bagian yang di dalam mesin.
Terlalu berlebihan dalam penggunaan atau kelebihan beban yang dapat menyebabkan over houl.
3.4 Jenis Jenis Perawatan Secara Umum perawatan dapat dibagi menjadi dua yaitu, Perawatan terencana dan perawatan tidak terencana.
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
22
Laporan Kerja Praktek Periode Desember 2013
PT. DAYACIPTA KEMASINDO
Berikut ini adalah bagan klasifikasi jenis perawatan PERAWATAN
PLANNED MAINTENANCE
PREVENTIVE MAINTENANCE
CORRECTIVE MAINTENANCE
UNPLANNED MAINTENANCE
IMPROVEMENT MAINTENANCE
BREAKDOWN MAINTENANCE
Diagram 3.1 jenis jenis perawatan Perawatan terencana yaitu perawatan dengan cara mengadakan tindakan-tindakan pencegahan secara sistematis dan terencana sehingga dapat dihindari kerusakan unit mesin secara mendadak yang dapat mengganggu proses produksi. Perawatan terencana terdiri dari: Perawatan pencegahan (preventive maintenance) merupakan suatu kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin untuk mencegah terjadinya kerusakankerusakan pada sebuah fasilitas, baik mesin atau peralatan, selama proses produksi berlangsung. Perawatan korektif (corrective maintenance) merupakan jenis perawatan yang dilakukan untuk menentukan tindak lanjut apa yang dibutuhkan untuk mencegah terulangnya kembali kegagalan. Improvement Maintenance yaitu kegiatan yang dilakukan dengan cara modifikasi atau penambahan peralatan baru untuk meningkatkan kinerja atau kapasitas suatu peralatan.
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
23
Laporan Kerja Praktek Periode Desember 2013
PT. DAYACIPTA KEMASINDO
Perawatan yang tidak direncanakan adalah kondisi dimana perawatan terjadi ketika suatu unit mengalami kerusakan secara mendadak. Adapun jenis perawatan yang tidak direncanakan ini, disebut dengan breakdown maintenance. Breakdown Maintenance merupakan perawatan yang dilakukan setelah peralatan atau mesin mengalami kerusakan secara mendadak sehingga tidak dapat dioperasikan. Akibat dari kejadian tersebut antara lain: a) Volume pekerjaan akan menjadi besar b) Suku cadang yang mengalami kerusakan menjadi banyak c) Kehilangan waktu produksi Breakdown maintenance yang terjadi diharapkan seminimal mungkin, ini terjadi bila planned maintenance sudah berjalan dengan baik. Pada kondisi tertentu, bila antara planned maintenance dan breakdown maintenance tercapai presentase yang tepat maka biaya pemeliharaan menjadi minimum. 3.5 Tugas dan kegiatan pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan dalam suatu perusahaan menurut Manahan P. Tampubolon, (2004) meliputi berbagai kegiatan sebagai berikut: 1. Inspeksi (inspection) 2. Kegiatan Teknik (Engineering) 3. Kegiatan Produksi (Production) 4. Kegiatan Administrasi (Clerical Work) 5. Pemeliharaan Bangunan (House Keeping) 1. Inspeksi (Inspection) Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala (routine schedule check) bangunan dan peralatan pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan pengecekan Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
24
Laporan Kerja Praktek Periode Desember 2013
PT. DAYACIPTA KEMASINDO
atau pemeriksaan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan hasil pengecekan dan pemeriksaan tersebut. Hasil laporan inspeksi harus memuat keadaan peralatan yang diinspeksi, sebab terjadinya kerusakan (bila ada), usaha perbaikan yang telah dilakukan, dan saran perbaikan atau penggantian yang diperlukan. Maksud dari kegiatan inspeksi ini adalah untuk mengetahui apakah pabrik selalu mempunyai peralatan/fasilitas produksi yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi. 2. Kegiatan Teknik (Engineering) Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan peralatan yang baru dibeli, pengembangan peralatan atau komponen yang perlu diganti, serta melakukan penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut. 3. Kegiatan Produksi (Production) Kegiatan produksi
merupakan kegiatan pemeliharaan
yang sebenarnya,
yaitu
memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan dalam kegiatan inspeksi dan teknik, melaksanakan service dan pelumasan. Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar kegiatan produksi dalam pabrik dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana. 4. Pekerjaan Administrasi (Clerical Work) Pekerjaan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan administrasi kegiatan pemeliharaan yang menjamin adanya catatan-catatan mengenai kegiatan atau kejadiankejadian yang penting dari bagian pemeliharaan. 5. Pemeliharaan Bangunan (House Keeping) Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya. 3.6 Prosedur Perawatan Sebelum melakukan pemeliharaan terhadap aset atau fasilitas yang digunakan dalam produksi, sebaiknya terlebih dahulu telah disusun rencana akan hal-hal atau kegiatan apa saja Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
25
Laporan Kerja Praktek Periode Desember 2013
PT. DAYACIPTA KEMASINDO
yang akan dilakukan terhadap mesin tertentu. Corder (1992) memaparkan prosedur yang harus dilalui dalam melakukan kegiatan pemeliharaan, antara lain: 1. Menentukan apa yang akan dipelihara. Hal ini meliputi pembuatan daftar sarana, penyusunan bahan-bahan yang menyangkut pembiayaan, karena ini merupakan aset fisik yang memerlukan pemeliharaan dan merupakan satu-satunya alasan yang bisa dipertanggungjawabkan dalam meminta pengeluaran biaya. 2. Menentukan bagaimana aset atau sarana tersebut dipelihara. Membuat jadwal pemeliharaan bagi setiap mesin atau peralatan yang telah ditentukan. Sistem ini dapat dimulai dengan melakukan pemeliharaan terencana bagi beberapa mesin ‘kunci’ dan kemudian diikuti oleh mesin lain sampai tercapai tingkat pemeliharaan ekonomis yang optimum. 3. Setelah mempersiapkan jadwal pemeliharaan, selanjutnya adalah menyusun spesifikasi pekerjaan yang dihimpun dari jadwal pemeliharaan. Spesifikasi ini dipersiapkan terpisah untuk masing-masing kegiatan dan frekuensi pemeriksaan. 4. Membuat perencanaan mingguan. Rencana ini dibuat bersama-sama dengan bagian produksi, biasanya dengan seksi perencanaan dan kemajuan produksi. Pengaturan pemberhentian pabrik untuk pemeriksaan pemeliharaan pencegahan terencana dan reparasi adalah persyaratan dasar yang mutlak. 1. Membuat dan mengisi blangko laporan pemerikasaan yang diikutkan bersama spesifikasi perkerjaan pemeliharaan. Setelah pemeliharaan selesai, blangko ini dikembalikan ke mandor
pemeliharaan
untuk
diperikasa
dan
ditandatangan
sebelum
akhirnya
dikembalikan ke kantor perencana pemeriksaan. Untuk memudahkan pelaksanaan maintenance, maka kegiatan
maintenace yang dilakukan
berdasarkan pada Pemeliharaan Dengan Pesanan (Maintenance Work Order atau Work Order System), Sistem Daftar Pengecekan (Check List System), dan Rencana Triwulan. Work Order System yaitu kegiatan maintenance yang dilaksanakan berdasarkan pesanan dari bagian produksi maupun bagian-bagian lain. Check List System merupakan dasar atau schedule yang telah dibuatuntuk melakukan kegiatan maintenance dengan cara pemeriksaan terhadap mesinsecara Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
26
Laporan Kerja Praktek Periode Desember 2013
PT. DAYACIPTA KEMASINDO
berkala. Rencana kerja kegiatan maintenance per tiga bulan dilaksanakan berdasarkan pengalaman-pengalaman atau catatan-catatan sejarah mesin, yaitukapan suatu mesin harus dirawat atau diperbaiki (Prawirosentono, 2000). Menurut Walley (1987), kegiatan perawatan sulit untuk di ukur, ini dikarenakan oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Beranekaragamnya keterampilan yang digunakan, dibagian-bagian
pabrik yang
berbeda, pekerjaannya juga tidak sama. 2. Pekerjaannya tampak berulang. 3. Banyak tugas terdapat di tempat-tempat dan posisi yang jauh dari ideal. Kerja luar sering digunakan. Tugas perbaikan di tempat ini biasa berurusan dengan soal kebisingan dan kotor. 4. Penyeliaan langsung sering merupakan masalah. Banyak pekerjaan dilaksanakan pada waktu yang sama di berbagai bagian yang berbeda dalam pabrik, sehingga penyeliaan pun sulit dilaksanakan. 5. Tugas cenderung mempunyai kadar pekerjaan yang tidak menentu. 3.7 Biaya Perawatan Biasanya makin tinggi nilai pabrik, makin tinggi pula biaya perawatannya. Umur pabrik, ketrampilan para operatornya, perlunya terus menjalankan pabrik tersebut memiliki peranan yang besar dalam menentukan pentingnya perawatan dan biaya yang dapat dibenarkan (Walley,1987). Biaya pemeliharaan preventif terdiri atas biaya-biaya yang timbul dari kegiatan pemeriksaan dan penyesuaian peralatan, penggantian atau perbaikan komponen-komponen, dan kehilangan waktu produksi yang diakibatkan kegiatankegiatan tersebut. Biaya pemeliharaan korektif adalah biaya-biaya yang timbul bila peralatan rusak atau tidak dapat beroperasi, yang meliputi kehilangan waktu produksi, biaya pelaksanaan pemeliharaan, ataupun biaya panggantian peralatan (Handoko,1987).
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
27
Laporan Kerja Praktek Periode Desember 2013
PT. DAYACIPTA KEMASINDO
3.8 Pelumasan Dalam dunia industri, pelumas memiliki arti yang sangat penting. Setiap mesin yang berputar ataupun yang bergesekkan antara satu dengan yang lainnya pasti membutuhkan zat pelumas. Begitu besarnya pengaruh zat pelumas terhadap kinerja mesin, sehingga mesin yang pelumasannya kurang sempurna pasti akan sering mengalami gangguan (break down) yang berakibat semakin singkatnya usia pemakaian mesin bahkan bisa mengakibatkan terjadinya kerusakan fatal (overhoul) pada mesin tersebut. Fungsi pelumas antara lain: 1. Mencegah / mengurangi gesekkan 2. Mencegah / mengurangi keausan 3. Mencegah / mengurangi kenaikkan suhu 4. Mencegah / mengurangi korosi 5. Sebagai isolasi listrik 6. Sebagai pemindah tenaga 7. Sebagai peredam getaran 8. Sebagai perapat (seals) 9. Untuk mencegah/ menghilangi kontaminasi Pada umumnya pelumas dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain: 1. Pelumas cair (oil) 2. Pelumas semi cair (gemuk/grease) 3. Padat (tepung/bedak)
3.8.1 Pelumas Cair Asal / sumber bahan minyak pelumas dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: 1. Minyak Material Berasal dari pemurnian minyak mentah. Secara kimiawi, minyak mineral lebih sederhana dan stabil dari pada minyak tumbuh-tumbuhan dan lemak binatang sehingga menjadi pilihan utama sebagai bahan dasar pelumas. Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
28
Laporan Kerja Praktek Periode Desember 2013
PT. DAYACIPTA KEMASINDO
2. Minyak Nabati Berasal dari biji-bijian, tumbuh-tumbuhan dan binatang, termasuk ikan. Sifat penting yang dimiliki pelumas ini adalah bebas dari belerang, akan tetapi tidak tahan terhadap temperatur tinggi. 3. Minyak Sintesis Berasal dari pengolahan secara khusus dengan proses kimia. Sifat-sifat minyak pelumas, terdiri dari: 1. Viskositas (viscosity) Viscositas atau kekentalan dari suatu minyak pelumas adalah ukuran kecepatannya bergerak/daya tolaknya untuk mengalir pada temperatur tertentu. Viscositas rendah akan mengalir lebih cepat atau leluasa daripada viscositas tinggi. Viscositas minyak pelumas dapat dinyatakan dalam dua cara atau standar yaitu: A. Angka Viscositas SAE (Society Of Automotive Engineer), digunakan untuk kekentalan pelumas automotif dan gear. Misalnya: 5W, 10W, 10W40, 20W, 20W50, 20,30,40,50, 75W,dll. B. Angka kekentalan ISO (International Standard Organization), digunakan untuk pelumas industri. Misalnya: ISO-VG 10, 22, 32, 46, 68, 100, 150, 220, dll. 2. Indeks Viscositas Menyatakan besarnya perubahan viscositas suatu minyak pelumas akibat dari perubahan suhu. 3. Titik Nyala (Flash Point) Suhu pada saat uap yang ditimbulkan oleh minyak pelumas cukup banyak dan dapat menyala dengan sendirinya. 4. Titik Tuang (Pour Point) Temperatur pada saat minyak pelumas mulai membeku sehingga tidak dapat mengalir lagi.
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
29
Laporan Kerja Praktek Periode Desember 2013
PT. DAYACIPTA KEMASINDO
5. Emulsifikasi (Emulsification) Campuran minyak dengan air yang tidak segera terurai, ini perlu dihindari karena mengurangi mutu minyak pelumas dan dapat mempercepat kerusakan dan keausan pada bagian-bagian yang dilumasi. Additive, adalah bahan kimia yang ditambahkan dalam jumlah sekecil mungkin kedalam minyak pelumas dasar dengan maksud untuk meningkatkan mutu atau mendapatkan sifatsifat minyak pelumas. 3.8.2 Pelumas Semi-Cair Grease merupakan bahan pelumas setengah padat yang berasal dari peralutan bahan pemadat ke dalam cairan pelumas (oli) kemudian diberi bahan lain termasuk kandungan khusus. Dalam beberapa penggunaan, grease mempunyai keuntungan atau manfaat melebihi oli sebab grease tetap tinggal pada tempat yang dilumasi dan sulit untuk tertekan keluar. Ada kalanya juga, grease digunakan sebagai penyekat/pelindung peralatan mesin untuk mencegah masuknya uap air dan debu. Komponen utama grease, antara lain: 1. Bahan dasar minyak (base stock), pada umumnya berupa mineral. 2. Bahan pengental, umumnya berupa sabun (soap), hasil reaksi dari lemak dengan alkali seperti alumunium, kalsium, natrium, atau lithium hidroksida. 3. Additive, berupa anti-oksida, anti-karat/korosi penstabil warna, dll. 4. Bahan penguat, untuk memperbaiki sifat grease tertentu. Yang paling umum digunakan adalah graphite,molybdenum sulphite (MoS2), dll.
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
30
Laporan Kerja Praktek Periode Desember 2013
PT. DAYACIPTA KEMASINDO
3.9 Perawatan Mesin Converting TCY FGT 3.9.1 Tahapan – Tahapan perawatan Pada perawatan mesin CONVERTING kali ini hanya akan dijelaskan perawatan terhadap mesin CONVERTING TCY FGT yang digunakan di PT. DAYA CIPTA KEMASINDO. Sebelum mesin CONVERTING diberikan perawatan, mesin CONVERTING tersebut terlebih dahulu harus diperiksa.oleh karena itu perlu dilakukan pengecekan dan pencatatan karakteristik mesin CONVERTING sebelum melakukan perbaikan. Selain itu hal ini dilakukan untuk menentukan dengan tepat penyebab kerusakan mesin CONVERTING dengan cara membandingkan sebelum dan sesudah dilakukan pembongkaran, setelah dari tahapan ini selanjutnya dapat diketahui apakah mesin CONVERTING tersebut hanya cukup diberikan perawatan berupa penyetelan ulang ( kalibrasi ) atau perlu dilakukan pembongkaran ( overhaul ). 3.9.2 Persiapan Perawatan Sebelum melakukan perbaikan perlu adanya persiapan untuk mencegah adanya kesalahan – kesalahan yang dapat terjadi pada saat pengerjaannya. Langkah – langkah yang perlu untuk diperhatikan tersebut antara lain : Persiapkan special service tool ( SST ) dan tool umum sebelum memulai pekerjaan. 1. Pergunakan SST sesuai dengan standar. Jangan menggunakan peralatan yang lain, karena dapat merusak komponen – komponen mesin CONVERTING. 2. Bersihkan bagian – bagian celah yang dapat dimasuki kotoran – kotoran kecil. 3. Tempat kerja harus bersih dan lakukan pekerjaan dengan teliti dan hati – hati, Agar tidak terjadi kecelakaan dalam pelaksanannya.
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
31
Laporan Kerja Praktek Periode Desember 2013
PT. DAYACIPTA KEMASINDO
3.9.3 Pengertian mesin converting Dalam artian garis besar atau secara umum mesin ini adalah mesin cetak yang mempunyai skala besar bahkan sheet yang akan di cetak mempunyai ukuran cukup besar, dan mesin ini hanya diprioritaskan untuk membuat kardus yang mempunyai tingkat ketebalan serta kekuaatan materialnya atau bahannya cukup tinggi, dibandingkan dengan karton biasa. Pengertian Mesin Converting adalah alat yang biasa dirancang untuk mencetak gambar pada lembaran – lembaran dan membentuk alur / dimensi yang memungkinkan mencetak lembaran sheet – sheet atau kardus yang diproduksi sesuai dengan pesanan atau keinginan dari pihak konsumen itu sendiri. 3.9.4 Cara Kerja mesin Converting Tinta dipompa masuk ke chumber blade di dalam chamber blade terdapat sirip yang bernama doctor blade yang akan meratakan permukaan anilox, setelah tinta merata ke anilox, lalu anilox siap meratakan permukaan silinder dies yang siap untuk mencetak lembaran lambaran sheet. 3.9.5 Bagian – Bagian dari mesin converting : Mesin converting terdiri dari dari beberapa bagian yaitu : 1. Conveyer 2. Auto feeder 3. Feeder 4. Unit print yang berjumlah 4 mesin pertiap mesin mempunyai warna sendiri, Didalam nya terdapat anilox dan cylender dies serta chamber blade. 5. dies 6. Slotter 7. Glue falcow 8. folding Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
32
Laporan Kerja Praktek Periode Desember 2013
PT. DAYACIPTA KEMASINDO
9. Push bar 10. Stecker 3.9.6 Fungsi dari bagian – bagian mesin Converting Fungsi dari bagian mesin converting : 1. Coveyer Adalah alat berupa roda- roda yang berjalan yang meneruskan sheet - sheet dari produksi mesin corrugator ke auto feeder. 2. Auto feeder Adalah alat yang meneruskan atau membawa sheet – sheet dari conveyer yang akan menuju ke feeder. 3. Feeder Adalah alat yang merapihkan sheet – sheet yang telah dibawa dari auto feeder sebelum dimasukan menuju unit print atau mesin cetak. 4. Unit print Adalah alat mencetak atau memberi warna pada sheet – sheet yang telah di bawa dari feeder yang sebelumnya sheet – sheet tersebut masih dalam keadaan polos atau belum ada gambar. 5. Dies Adalah alat berupa cetakan gambar yang menjadi acuan gambar apa yang akan di cetak pada sheet – sheet yang akan di produksi, dan dies ini sangat tergantung pada custumor.
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
33
Laporan Kerja Praktek Periode Desember 2013
PT. DAYACIPTA KEMASINDO
6. Slotter Adalah alat berupa pisau yang membentuk kupingan sheet atau tepi dari sheet- sheet, yang sebelumnya sheet tersebut masih dalam keadaan persegi panjang yang belum bertepi. 7. Glue falcow Adalah alat yang berupa pompa kecil yang berisi lem atau perekat untuk memberikan lem pada tepi dari sheet – sheet yang keluar dari slotter. 8. Folding Adalah alat untuk menekuk atau melipat sheet serta merekatkan yang sebelumnya masih dalam keadaan persegi panjang menjadi persegi yang keluar dari proses glue falcow. 9. Push bar Adalah alat yang menekan sheet – sheet yang sudah melewati proses percetakan dan tahap pemotongan,di push bar juga ada sensor yang menentukan berapa jumlah sheet yang akan di pasarkan.
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
34
Laporan Kerja Praktek Periode Desember 2013
PT. DAYACIPTA KEMASINDO
3.9.7 SKEMA MESIN CONVERTING
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
35
Laporan Kerja Praktek Periode Desember 2013
PT. DAYACIPTA KEMASINDO
3.9.8 Keunggulan Dan kekurangan dari mesin Converting Keunggalan dari converting : 1. Lebih cepat mencetak kertas, karna setiap mesin mempunyai kecepatan masing masing. 2. Lebih mudah untuk pemasangan cetakan,( hanya bisa dilakukan pada saat kondisi mesin sedang tidak produksi). 3. Lebih efisien waktu dalam mencetak lembaran karton box, jadi hasil bisa lebih maksimal. 4. Lebih mudah dalam melakukan perawatan, mencakup pelumasan dan membersihkan bagian-bagian dari partikel-partikel kotoran. Kekurangan : 1. Tidak mudah untuk mengganti keberagaman gambar pada saat mesin sedang produksi 2. Mesin tidak dapat bekerja bila salah satu bagian ada yang rusak, karna setiap komponen saling berkaitan 3. Kerusakannya harus melakukan analisa dahulu kalau terjadi kerusakan, Dengan bantuan media buku mesin dari mesin itu sendiri. 4. Setting mesin lebih rumit dibanding mesin cetak manual, karna sistem disini sudah menggunakan media otomatis per setiap komponen-komponennya. 3.9.9 Intruksi Perawatan Mesin Converting TCY FGT Disini hanya meliputi pelumasan pada bagian atau komponen komponen terpenting seperti : 1. Intruksi perawatan pada bagian feed dan komponennya adalah:
Pelumasan bearing upper feed roll dan eccentric gear
Pelumasan lower feed roll bearing
Pelumasan cam shaft bearing
Pelumasan drive gear
Pelumasan extand -o- feed transmission
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
36
Laporan Kerja Praktek Periode Desember 2013
PT. DAYACIPTA KEMASINDO
Pelumasan wheel shaft bearing
Pelumasan rocker shaft transmission bushing
Pelumasan filter regulator
Pelumasan side guides lead screw
Pelumasan backstop lead screw
2. Instruksi perawatan pada bagian unit print dan komponennya adalah:
Pelumasan Gear aniloxx roll
Pelumasan Printing slinder gear
Pelumasan Impression gear dan eccentrik ger
Pelumasan Pull collar roll
Pelumasan Lower pull roll and eccentrik gear
Pelumasan Drive gear
3. Intsruksi perawatan bagian Slotter dan komponennya adalah:
Pelumasan celah atau jarak adjusment.
Pelumasan pengaturan slotter utama, trailing slotter, precreaser dan creaser.
Pelumasan center pada mesin.
Selalu cek rantai untuk lead screw dari kotoran, dan jga selalu diberi pelumas.
Ada dua set proximity switch yang harus di cek setiap habis produksi.
Cek perunggu stripper secara teratur.
Pelumasan dalam mesin.
Pelumasan untuk setiap poros bering.
4. Instruksi perwatan pada bagian folding dan bagiannya adalah:
Cek pada bantal blok nippel, rantai, peredam nippel, rumah bearing, gear box, lead scrwe, dan ring bearing.
5. Instruksi perawatan pada bagian conter ejector atau bisa disebut push bar
Sama halnya dengan foldong yaitu cek pada bantalan blok nippel, rantai,peredam nippel, rumah bearing, gear box, lead screw, dan ring bearing.
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
37
Laporan Kerja Praktek Periode Desember 2013
PT. DAYACIPTA KEMASINDO
3.9.10 Perawatan yang dilakukan terhadap Mesin Converting Perawatan yang dilakukan tiap hari : 1. Cek kondisi rell dan roda pastikan dalam keadaan bersih dari kotoran dan cukup lubrikasi. 2. Cek kondisi rantai dan gear pastikan dalam keadaan bersih dari kotoran dan cukup lubrikasi. 3. Cek, cleaning shaft, gear pastikan dalam kondisi bersih dan cukup lubrikasi. 4. Cek kondisi belt upper dan lower folding(pastikan kondisi belt,sambungan dan tekakan pada posisi standart) 5. Cek dan cleaning kondisi shaft folding pastikan dalam keadaan bersih dan cukup lubrikasi. 6. Cek dan cleaning unit pushbar, pastikan garpu pushbar dan stopper berjalan dengan baik. 7. Pengecekan tekanan angin pada masing – masing unit. 8. Membersihkan anilox setiap kali ganti warna cetakan, syaratnya anilox tidak boleh terkena oli, atau pelumas dalam bentuk apapun, sehingga dalam kondisi benar-benar bersih. 9. Pengecekan pada pompa tinta. 10. Pengelapan dies apabila cetakan botak 11. Pengecekan tekanan pada pompa glue serta cek bagian nozel glue. Perawatan tiap minggu : 1. Penggantian doctor blade dan andshel pada masing – masing print 2. Pergantian oli pada regulator angin 3. Pengecekan timing belt pada masing - masing unit print 4. Membersihkan puli – puli dudukan timing belt 5. Pengecekan bearing – bearing tiap unit 6. Mengkalibrasi slotter agar ukuran potong tepat Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
38
Laporan Kerja Praktek Periode Desember 2013
PT. DAYACIPTA KEMASINDO
Perawatan tiap bulan : 1. Pelumasan terhadap mesin atau gear box dari oli nya, grease 2. Pergantian komponen komponen yanng kurang baik dari hasil pengecekan tiap hari dan minggu. 3.9.11 Permasalahan yang sering dihadapi : 1. As pada full rol aus dan menyebakan bearing pecah mengakibatkan cetakan miring atau tidak sempurna 2. Pada pori anilox yang sudah tertutup dengan kotoran menyebabkan cetakan tidak rata 3. Tinta yang kering pada dies menyebabkan cetakan tipis 4. Pada doctor blade yang sudah tidak bagus akan mengakibatkan permukaan anilox tidak terlumuri secara merata. 5. Apabila ada satu bagian sensor yang tidak berfungsi maka operasi mesin langsung mati secrara otomatis. 6. Selang penematik mengalami kebocoran sehingga sistem kerja menjadi kurang maksimal. Adapun langkah dalam pelakasanaan kegiatan pemeliharaan, dilakukan sebagai berikut: 1. Supervisor di divisi Maintenance & Planning membuat perencanaan perawatan mesin dengan melaksanakan perawatan preventif dan membuat daftar frekuensi perawatan preventif. 2. Jika komponen atau mesin yang diperiksa memerlukan over houl maka pihak pemeliharaan perlu mengkonfirmasi waktu yang diperlukan untuk overhoul pada bagian PPIC sehingga perencanaan produksi dapat disesuaikan. 3. Jika tidak maka anggota pemeliharaan melakukan kagiatan preventif diantaranya pemeriksaan harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
39
Laporan Kerja Praktek Periode Desember 2013
PT. DAYACIPTA KEMASINDO
4. Selanjutnya jika dalam pemeriksaan diketahui ada kerusakan, bagian pemeliharaan memberikan laporan pada bagian PPIC dan produksi dengan membuat memo kerusakan mesin. 5. Bagian pemeliharaan melakukan analisa perbaikan dan mengambil keputusan untuk diperbaiki oleh bagian pemeliharaan sendiri atau jasa dari luar. 6. Jika dapat diperbaiki dengan mengganti suku cadang maka mengajukan surat permintaan suku cadang. 7. Jika suku cadang tidak tersedia, staaf gudang /workshop mengajukan pembelian dan memberikan pada anggota pemeliharaan. 8. Jika suku cadang tersedia, perbaikan dilakukan dan mengisi kartu pemeliharaan mesin. 9. Setelah perbaikan dilakukan, maka dilakukan uji coba untuk memastikan kondisi mesin atau peralatan. 10. Jika dalam uji coba kondisi mesin tidak ada masalah dan dapat berjalan maka produksi dilanjutkan. 11. Jika kondisi mesin ada masalah dalam uji coba, maka dilakukan analisa ulang kerusakan dan mengulang langkah sebelumnya.
Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
40