KERJA PRAKTEK
BAB III
3.1 Pemeliharan dan perawatan propeller 3.2 Manajemen Manajemen merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam mengatur sumber daya – sumber daya yang dimilikinya agar dapat dikelola secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut.
3.3 Pemeliharaan (Maintenance) Kegiatan
pemeliharaan
dilakukan
untuk
merawat
ataupun
memperbaiki peralatan perusahaan agar dapat melaksanakan produksi dengan efektif dan efisien sesuai dengan pesanan yang telah direncanakan atau ditentukan oleh perusahaan dengan hasil produksi yang berkualitas. 3.4 Macam – Macam Pemeliharaan pada Propeller 3.4.1 Preventive Maintenance Preventive Maintenance merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masalahmasalah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada propeller dan menjaganya selalu tetap normal selama dalam operasi. Contoh pekerjaan tersebut adalah: 1) Melakukan pengecekan terhadap propeller apakah telah sesuai hasilnya untuk kondisi normal kerja propeller atau tidak. 2) Membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada propeller (debu, tanah maupun bekas minyak) 3) Mengikat baut-baut yang kendor 4) Pengecekan kondisi pelumasan pada bearing (unsealed)
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
14
KERJA PRAKTEK
5) Perbaikan/mengganti Oring pada piston propeller yang bocor atau rusak.
3.4.2 Predictive Maintenance Predictive Maintenance merupakan perawatan yang bersifat prediksi, dalam hal ini merupakan evaluasi dari perawatan berkala (Preventive Maintenance). Pendeteksian ini dapat dievaluasi dari indikaktor-indikator yang terpasang pada propeller dan juga dapat melakukan pengecekan aliran grease dan alignment pada propeller untuk menambah data dan tindakan perbaikan selanjutnya.
3.4.3 Breakdown Maintenance Breakdown Maintenance merupakan perbaikan yang dilakukan tanpa adanya rencana terlebih dahulu. Dimana kerusakan terjadi secara mendadak pada propeller, yang mengakibatkan kerusakan bahkan hingga propeller tidak dapat digunakan. Contoh kerusakan tesebut adalah: 1) Rusaknya bantalan karena kegagalan pada pelumasan 2) Terlepasnya couple penghubung antara line shaft dan poros propeller akibat kurang kencangnya baut-baut yang tersambung 3) Macetnya putaran propellerr karena terganjal benda asing.
3.4.4 Corrective Miantenace Corrective Maintenance merupakan pemeliharaan yang telah direncanakan, yang didasarkan pada kelayakan waktu operasi yang telah ditentukan pada buku petunjuk propeller tersebut. Pemeliharaan ini merupakan ”general overhaul” yang meliputi pemeriksaan, perbaikan dan penggantian terhadap setiap bagian-bagian propeller yang tidak layak pakai lagi, baik karena rusak maupun batas maksimum waktu operasi yang telah ditentukan.
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
15
KERJA PRAKTEK
3.5 Sistem kerja propeller pada pesawat latih
3.5.1 Dasar Pengertian Propeller Propeller adalah suatu benda berputaryang mendorong pesawat maju. Yang dapat digunakan untuk memindahkan pesawat dari satu tempat ke tempat lain dengan memanfaatkan putaran pada mesin,’ Dengan kata lain propeller berfungsi merubah tenaga mesin menjadi dorongan sesuai dengan kombninasi RPM dan kecepatan. Propeller digunakan pesawat untuk berbagai tujuan, antara lain : - Untuk menghasilkan thrust - Menghasilkan tenaga - Meningkatkan Efisiensi pada pesawat - Membantu mendinginkan mesin dengan aliran angin - Mengiritkan bahan bakar Terdapat dua tipe propeller utama yang digunakan dalam pesawat latih, yaitu fixed-pitch propellerdanconstant speed atau variable pitch
3.5.2 Prinsip operasi propeller Sistem mekanik hidrolik yang mana gaya hidrolik menekan piston propeller untuk diteruskan pada gaya putar blade propeller agar blade propeller mendapatkan sudut yang ideal yang diinginkan pada saat pesawat beroperasi. Dasar gaya kontrol propeller adalah gaya sentrifugal dan tekanan oli yang menekan piston propeller yang diatur oleh governor sehingga blade propeller dapat diubah sudutnya. Jadi oli yang terdapat di tangki penampungan dinaikan oleh oil-pump dan di alirkan ke dua arah yaitu system dan governor dan dari governor dialirkan ke lubang shaft propeller untuk mengatur tekanan oli yang akan menekan piston propeller sebesar 120 psi, kemudian setelah oli menekan piston oli kembali lagi ke tangki penampungan oli dan terus melakukan sirkulasi.
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
16
KERJA PRAKTEK
3.5.3 Proses Aerodinamik Propeller
Perpindahan pesawat terbang menciptakan gaya hambat yang berlawanan arah untuk bergerak maju. Jika pesawat udara terbang dengan mendatar, dimana gaya diaplikasikan agar dapat dihitung gaya hambatannya, tetapi dalam hal ini pesawat bergerak maju. Gaya ini menghubungkan thrust untuk dapat menghasilkan daya angkat pesawat terbang. Dengan usaha thrust dapat dihitung waktu dan jarak perpindahan pesawat udara, dimana :
Usaha = waktu x jarak Daya muai thrust adalah perhitungan untuk thrust times dan kecepatan perpindahan pesawat. Dimana :
Tenaga = waktu x kecepatan
Jika pengukuran tersebut dimasukkan dalam satuan tenaga kuda, maka satuan tenaga muai thrust adalah tenaga kuda atau horsepower.
Walaupun sudut blade dan jarak propeller saling berhubungan, namun sudut blade merupakan sudut antara bidang penampang blade dan bagian bidang pendukung pada pesawat terbang yang mana dapat membuat propeller berputar.
3.5.4 Faktor Aerodinamik Propeller
Untuk mengetahui cara kerja gerak sebuah propeller, pertama memikirkan gerakan propeller tersebut, yang mana keduanya adalah putaran propeller dan gerak maju propeller. kemudian perhatikan arah gaya propeller. penampang pada sudu propeller bergerak kebawah dan bergerak maju kedepan. Sudut di udara relatif yang mana angin disapukan oleh sudu
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
17
KERJA PRAKTEK
propeller yang menghubungkan sudut untuk menghantam angin. Dengan sudut cos ini menghasilkan defleksi udara tekanan dinamik di mesin pada propeller lebih besar dari tekanan atmosfir sehingga menciptakan thrust.
3.6 Jenis propeller pada pesawat latih
Berdasarkan cara kerja dan pemberian energi pada pesawat latih dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu: a.
Fixed-pitch propeller, Dimana blade pada propeller tidak dapat diubah sudutnya. Pesawat ringan memiliki baling-baling fixed pitch atau constant speed, pada fixed pitch sudut bilah dipilih sesuai kebutuhan pemilik dan fungsi pesawatnya. Misalkan ingin bermanuver cepat maka pilihlah bilah yang bersudut kecil sebaliknyajika menginginkan kecepatan dan ketinggian pilihlah yang bersudut besar.
b.
Constant speed / Variable pitch, Dimana blade pada propeller dapat diubah sudutnya pada saat kondisi dan keadaan tertentu. Dibanding dengan fixed pitch, constant speeed lebih efisien.Sering disebut variable pitch karena penerbang bisa merubah sudut bilah untuk efisiensi. Keunggulan model bilah ini bisa merubah tenaga mesin menjadi dorongan sesuai dengan kombninasi RPM dan kecepatan. Constant speed bisa dibandingkan dengan sistem tranmisi menanjak,menurun,jalan pelan atau cepat. Misal pada mobil, unttuk menanjak kecepatan rendah atau akselerasi kita menggunakan gigi rendah yang berdiameter besar, maka dipesawat kita menggunakan setting bilah bersudut kecil sehingga dapat menanjak,mengerem lajupesawat saat turun atau mendarat (fine pitch). Sebaliknya pada mobil saat kita
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
18
KERJA PRAKTEK
ingin mendapat kecepatan yang tinggi maka kita menggunakan gigi tinggin yang berdiameter lebih kecil maka pada pesawat kita menggunakan bilah bersudut besar sehingga kita mendapat dorongan yang besar pula.
3.7 Bagian-bagian Utama Propeller
Secara umum bagian-bagian utama propeller dapat dilihat seperti gambar berikut :
Sumber : www.google.com Propeller dan komponen propeller
3.7.1 Shaft propeller Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari putaran mesin selama beroperasi dan tempat kedudukan propeller serta bagian-bagian berputar lainnya. Dalam hal ini selain untuk meneruskan momen puntir shaft juga berfungsi untuk mengalirkan oli bertekanan tinggi dari governor yang mengalir melalalui lubang shaft propeller dan dialirankan ke Piston untuk menekan spring propeller agar dapat merubah sudut blade propeller.
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
19
KERJA PRAKTEK
Sumber : www.google.com/site: CP Fitters’ Online Learning shaft propeller 3.7.2 Piston Propeller Piston hidrolik pada hub propeller berfungsi menekan spring propeller untuk menghubungkan setiap blade agar dapat merubah sudut blade propeller.
Sumber : STPI Curug-Tangerang 3.7.3 Permukaan Piston Dalam hal ini tekanan oli yang mengalir melalui lubang shaft propeller menekan piston dan menggerakan piston rod untuk merubah sudut blade. 3.7.4 Constant speed propeller Berfungsi untuk mennggerakkan blade agar dapat menghasilkan sudut blade pada propeller.
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
20
KERJA PRAKTEK
Sumber : www.google.com
3.8 Parts pendukung pada Propeller 3.8.1 Oring piston Digunakan untuk mencegah dan mengurangi kebocoran oli agar oli tidak masuk ke blok silinder. 3.8.2 Spring Spring berfungsi untuk menahan tekanan pada saat piston bergerak kebawah yang diakibatkan oleh tekanan oli. 3.8.3. Stoper Stoper berfungsi untuk mengatur tekanan piston agar sudut balde yang dihasilkan tidak berlebihan ataupun kekurangan. 3.8.4 Rus bearing Merupakan tempat tahanan ball bearing agar pangkal blade dapat bergerak dengan stabil tanpa hambatan yang membuat pangkal blade sesak untuk bergerak.
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
21
KERJA PRAKTEK
3.8.5 Bearings Bearing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
Sumber : STPI Curug-Tangerang
3.8.6 Blade Blade berfungsi untuk mendorong pesawat agar dapat maju. Blade berputar menciptakan tekanan rendah didepannya, seperti sayap yang membuat tekanan rendah diatasnya. 3.8.7 Grease fitting Grease fitting merupakan lubang yang terdapat pada hub prop yang berfungsi untuk memasukkan grease untuk pelumasan agar tidak terjadi gesekan yang besar.
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
22
KERJA PRAKTEK
3.8.8 Hub Prop Hub prop merupakan rumah propeller yang berfungsi untuk pelindung elemen yang berputar dari debu dan tempat kedudukan blade dan komponen lain yang termasuk dalam propeller. 3.8.9 Starter ring Starter ring sebagai pemulai awalan putaran propeller yang berputar dari putaran mesin dan diteruskan lagi ke poros propeller. 3.8.10 Spinner Spinner merupakan ujung pada propeller atau thrust yang berfungsi untuk mencangkul angin agar dapat dialihkan ke sudu propeller.
Program Studi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
23