Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
BAB III Perawatan mesin Cylider Body 270
3.1 Teori tentang perawatan mesin 3.1.1 Definisi perawatan Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal sesuai dengan spesifikasi dan kemampuannya. Perawatan biasanya di lakukan secara berulang-ulang dengan manajemen periode tertentu. Perawatan juga dapat diartikan sebagai perbaikan terhadap suatu obyek yang telah mengalami kerusakan agar dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya. Mesin adalah suatu alat bantu yang dapat bergerak dan membutuhkan input untuk energi menjalankannya, sehingga menghasilkan output sesuai dengan fungsi atau karakteristik yang dimilikinya. Definisi perawatan mesin adalah metoda dimana aset dapat dipertahankan pada tingkat tertentu dengan biaya yang minimum untuk keinginan dalam menghasilkan pelayanan selama hidupnya aset tersebut dalam waktu dan lingkungan tertentu. Adapun diadakannya pemeliharaan atau perawatan agar down time suatu unit mesin seminimal mungkin. Jika menjaga kondisi pemeliharaan merupakan masalah teknis, maka pengendalian biaya pemeliharaan merupakan masalah non teknis. Untuk itulah perencanaan
Universitas Mercu Buana
19
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
perawatan dibutuhkan pemahaman masalah teknis dan non teknis secara terpadu.
3.1.2 Tujuan perawatan Menurut Corder (1992), tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefinisikan dengan jelas sebagai berikut: 1. memperpanjang usia kegunaan aset ( yaitu setiap bagian dari sautu tempat kerja, bangunan, dan isinya). 2. Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (atau jasa) dan mendapatkan laba investasi (return of invesment) maksimum yang mungkin. 3. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam kegiatan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, unit pemadam kebakaran dan penyelamat, dan sebagainya. 4. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
3.1.3 Penyebab umum terjadinya perawatan Banyak kemungkinan penyebab terjadinya kerusakan, namun pada umumnya disebabkan pada : Pengaruh keadaan cuaca (matahari, hujan, angin), sebagai contoh dapat disebutkan kerusakan pada isolasi kabel listrk, panas atau temperatur yang tinggi menyebabkan cepatnya kerusakan pada kabel-kabel listrik tersebut.
Universitas Mercu Buana
20
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
Proses pemakaian yang terus-menerus menimbulkan getaran-getaran, gesekan-gesekan ataupun kotoran-kotoran yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bagian mesin tersebut. Kelalaian, kesalahan yang dilakukan oleh pemilik genset dalam penggunaan, ataupun pemasangan dan memperbaiki mesin serta bagian lain dari genset. Pengaruh kerusakan kecil pada salah satu bagian mesin yang dapat menjadi penyebab kerusakan yang lebih besar pada bagian mesin yang lainnya. Pengaruh dari debu walaupun sangat halus, sering menyebabkan aus pada bagian-bagian yang di dalam mesin. Terlalu berlebihan dalam penggunaan atau kelebihan beban yang dapat menyebabkan over houl.
3.1.4 Jenis-jenis perawatan Perawatan dapat dibagi menjadi dua jenis perawatan, yaitu perawatan terencana dan perawatan tidak terencana. Berikut ini adalah bagan klasifikasi jenis perawatan.
Universitas Mercu Buana
21
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
Perawatan
Planned
Unplanned
Maintenance
Maintenance
Preventive
Corrective
Maintenance
Maintenance
Improvement Maintenance
Breakdown Maintenance
Diagram 3.1 Jenis-Jenis Perawatan Perawatan terencana yaitu perawatan dengan cara mengadakan tindakan-tindakan pencegahan secara sistematis dan terencana sehingga dapat dihindari kerusakan unit mesin secara mendadak yang dapat mengganggu proses produksi. Perawatan terencana terdiri dari: Perawatan pencegahan (preventive maintenance) merupakan suatu kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin untuk mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan pada sebuah fasilitas, baik mesin atau peralatan, selama proses produksi berlangsung. Perawatan korektif (corrective maintenance) merupakan jenis perawatan yang dilakukan untuk menentukan tindak lanjut apa yang dibutuhkan untuk mencegah terulangnya kembali kegagalan. Improvement Maintenance yaitu kegiatan yang dilakukan dengan cara modifikasi atau penambahan peralatan baru untuk meningkatkan kinerja atau kapasitas suatu peralatan.
Universitas Mercu Buana
22
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
Perawatan yang tidak direncanakan adalah kondisi dimana perawatan terjadi ketika suatu unit mengalami kerusakan secara mendadak. Adapun jenis perawatan yang tidak direncanakan ini, disebut dengan breakdown maintenance. Breakdown Maintenance merupakan perawatan yang dilakukan setelah peralatan atau mesin mengalami kerusakan secara mendadak sehingga tidak dapat dioperasikan. Akibat dari kejadian tersebut antara lain: a. Volume pekerjaan akan menjadi besar b. Suku cadang yang mengalami kerusakan menjadi banyak c. Kehilangan waktu produksi Breakdown maintenance yang terjadi diharapkan seminimal mungkin, ini terjadi bila planned maintenance sudah berjalan dengan baik. Pada kondisi tertentu, bila antara planned maintenance dan breakdown maintenance tercapai presentase yang tepat maka biaya pemeliharaan menjadi minimum.
3.1.5 Prosedur perawatan Sebelum melakukan pemeliharaan terhadap aset atau fasilitas yang digunakan dalam produksi, sebaiknya terlebih dahulu telah disusun rencana akan hal-hal atau kegiatan apa saja yang akan dilakukan terhadap mesin tertentu. Corder (1992) memaparkan prosedur yang harus dilalui dalam melakukan kegiatan pemeliharaan, antara lain: 1. Menentukan apa yang akan dipelihara. Hal ini meliputi pembuatan daftar sarana, penyusunan bahan-bahan yang menyangkut pembiayaan, karena ini merupakan aset fisik yang memerlukan pemeliharaan dan merupakan
Universitas Mercu Buana
23
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
satu-satunya alasan yang bisa dipertanggung jawabkan dalam meminta pengeluaran biaya. 2. Menentukan bagaimana aset atau sarana tersebut dipelihara. Membuat jadwal pemeliharaan bagi setiap mesin atau peralatan yang telah ditentukan. Sistem ini dapat dimulai dengan melakukan pemeliharaan terencana bagi beberapa mesin „kunci‟ dan kemudian diikuti oleh mesin lain sampai tercapai tingkat pemeliharaan ekonomis yang optimum. 3. Setelah
mempersiapkan
jadwal
pemeliharaan,
selanjutnya
adalah
menyusun spesifikasi pekerjaan yang dihimpun dari jadwal pemeliharaan. Spesifikasi ini dipersiapkan terpisah untuk masing-masing kegiatan dan frekuensi pemeriksaan. 4. Membuat perencanaan mingguan. Rencana ini dibuat bersama-sama dengan bagian produksi, biasanya dengan seksi perencanaan dan kemajuan produksi.
Pengaturan
pemberhentian
pabrik
untuk
pemeriksaan
pemeliharaan pencegahan terencana dan reparasi adalah persyaratan dasar yang mutlak. 5. Membuat dan mengisi blangko laporan pemerikasaan yang diikutkan bersama spesifikasi perkerjaan pemeliharaan. Setelah pemeliharaan selesai, blangko ini dikembalikan ke mandor pemeliharaan untuk diperikasa dan ditandatangan sebelum akhirnya dikembalikan ke kantor perencana pemeriksaan. Untuk memudahkan pelaksanaan maintenance, maka kegiatan maintenace yang dilakukan berdasarkan pada Pemeliharaan Dengan Pesanan (Maintenance Work Order atau Work Order System), Sistem Daftar
Universitas Mercu Buana
24
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
Pengecekan (Check List System), dan Rencana Triwulan. Work Order System yaitu kegiatan maintenance yang dilaksanakan berdasarkan pesanan dari bagian produksi maupun bagian-bagian lain. Check List System merupakan dasar atau schedule yang telah dibuat untuk melakukan kegiatan maintenance dengan cara pemeriksaan terhadap mesin secara berkala. Rencana kerja kegiatan maintenance per triwulan dilaksanakan berdasarkan pengalamanpengalaman atau catatan-catatan sejarah mesin, yaitu kapan suatu mesin harus dirawat atau diperbaiki (Prawirosentono, 2000).
Menurut Walley (1987), kegiatan perawatan sulit untuk di ukur, ini dikarenakan oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Beranekaragamnya keterampilan yang digunakan, dibagian-bagian pabrik yang berbeda, pekerjaannya juga tidak sama. 2. Pekerjaannya tampak berulang. 3. Banyak tugas terdapat di tempat-tempat dan posisi yang jauh dari ideal. Kerja luar sering digunakan. Tugas perbaikan di tempat ini biasa berurusan dengan soal kebisingan dan kotor. 4. Penyediaan langsung sering merupakan masalah. Banyak pekerjaan dilaksanakan pada waktu yang sama di berbagai bagian yang berbeda dalam pabrik, sehingga penyeliaan pun sulit dilaksanakan. 5. Tugas cenderung mempunyai kadar pekerjaan yang tidak menentu.
Universitas Mercu Buana
25
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
3.1.6 Prosedur Perawatan Sebelum melakukan pemeliharaan terhadap aset atau fasilitas yang digunakan dalam produksi, sebaiknya terlebih dahulu telah disusun rencana akan hal-hal atau kegiatan apa saja yang akan dilakukan terhadap mesin tertentu. Corder (1992) memaparkan prosedur yang harus dilalui dalam melakukan kegiatan pemeliharaan, antara lain: 1
Menentukan apa yang akan dipelihara. Hal ini meliputi pembuatan daftar sarana, penyusunan bahan-bahan yang menyangkut pembiayaan, karena ini merupakan aset fisik yang memerlukan pemeliharaan dan merupakan satu-satunya alasan yang bisa dipertanggung jawabkan dalam meminta pengeluaran biaya.
2
Menentukan bagaimana aset atau sarana tersebut dipelihara. Membuat jadwal pemeliharaan bagi setiap mesin atau peralatan yang telah ditentukan. Sistem ini dapat dimulai dengan melakukan pemeliharaan terencana bagi beberapa mesin „kunci‟ dan kemudian diikuti oleh mesin lain sampai tercapai tingkat pemeliharaan ekonomis yang optimum.
3
Setelah
mempersiapkan
jadwal
pemeliharaan,
selanjutnya
adalah
menyusun spesifikasi pekerjaan yang dihimpun dari jadwal pemeliharaan. Spesifikasi ini dipersiapkan terpisah untuk masing-masing kegiatan dan frekuensi pemeriksaan. 4
Membuat perencanaan mingguan. Rencana ini dibuat bersama-sama dengan bagian produksi, biasanya dengan seksi perencanaan dan kemajuan produksi.
Pengaturan
pemberhentian
pabrik
untuk
pemeriksaan
pemeliharaan pencegahan terencana dan reparasi adalah persyaratan dasar
Universitas Mercu Buana
26
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
yang mutlak. 5
Membuat dan mengisi blangko laporan pemerikasaan yang diikutkan bersama spesifikasi perkerjaan pemeliharaan. Setelah pemeliharaan selesai, blangko ini dikembalikan ke mandor pemeliharaan untuk diperikasa dan ditandatangan sebelum akhirnya dikembalikan ke kantor perencana pemeriksaan. Untuk memudahkan pelaksanaan maintenance, maka kegiatan maintenace yang dilakukan berdasarkan pada Pemeliharaan Dengan Pesanan (Maintenance Work Order atau Work Order System), Sistem Daftar Pengecekan (Check List System), dan Rencana Triwulan. Work Order System yaitu kegiatan maintenance yang dilaksanakan berdasarkan pesanan dari bagian produksi maupun bagian-bagian lain. Check List System merupakan dasar atau schedule yang telah dibuat untuk melakukan kegiatan maintenance dengan cara pemeriksaan terhadap mesin secara berkala. Rencana kerja kegiatan maintenance per triwulan dilaksanakan berdasarkan pengalaman-pengalaman atau catatan-catatan sejarah mesin, yaitu kapan suatu mesin harus dirawat atau diperbaiki (Prawirosentono, 2000).
Menurut Walley (1987), kegiatan perawatan sulit untuk di ukur, ini dikarenakan oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Beranekaragamnya keterampilan yang digunakan, dibagian - bagian pabrik yang berbeda, pekerjaannya juga tidak sama. 2. Pekerjaannya tampak berulang.
Universitas Mercu Buana
27
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
3. Banyak tugas terdapat di tempat-tempat dan posisi yang jauh dari ideal. Kerja luar sering digunakan. Tugas perbaikan di tempat ini biasa berurusan dengan soal kebisingan dan kotor. 4. Penyeliaan langsung sering merupakan masalah. Banyak pekerjaan dilaksanakan pada waktu yang sama di berbagai bagian yang berbeda dalam pabrik, sehingga penyeliaan pun sulit dilaksanakan. 5. Tugas cenderung mempunyai kadar pekerjaan yang tidak menentu.
3.1.7 Biaya Perawatan Biasanya makin tinggi nilai pabrik, makin tinggi pula biaya perawatannya. Umur pabrik, keterampilan para operatornya, perlunya terus menjalankan pabrik tersebut memiliki peranan yang besar dalam menentukan pentingnya perawatan dan biaya yang dapat dibenarkan (Walley,1987). Biaya pemeliharaan preventif terdiri atas biaya-biaya yang timbul dari kegiatan pemeriksaan dan penyesuaian peralatan, penggantian atau perbaikan komponen-komponen, dan kehilangan waktu produksi yang diakibatkan kegiatan-kegiatan tersebut. Biaya pemeliharaan korektif adalah biaya-biaya yang timbul bila peralatan rusak atau tidak dapat beroperasi, yang meliputi kehilangan waktu produksi, biaya pelaksanaan pemeliharaan, ataupun biaya panggantian peralatan (Handoko,1987).
Universitas Mercu Buana
28
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
3.1.8 Pelumasan Dalam dunia industri, pelumas memiliki arti yang sangat penting. Setiap mesin yang berputar ataupun yang bergesekkan antara satu dengan yang lainnya pasti membutuhkan zat pelumas. Begitu besarnya pengaruh zat pelumas terhadap kinerja mesin, sehingga mesin yang pelumasannya kurang sempurna pasti akan sering mengalami gangguan (break down) yang berakibat
semakin
singkatnya
usia
pemakaian
mesin
bahkan
bisa
mengakibatkan terjadinya kerusakan fatal (overhoul) pada mesin tersebut. Fungsi pelumas antara lain: 1. mencegah / mengurangi gesekkan 2. Mencegah / mengurangi keausan 3. Mencegah / mengurangi kenaikkan suhu 4. Mencegah / mengurangi korosi 5. Sebagai isolasi listrik 6. Sebagai pemindah tenaga 7. Sebagai peredam getaran 8. Sebagai perapat (seals) 9. Untuk mencegah/ menghilangi kontaminasi
Universitas Mercu Buana
29
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
3.2 Mesin Cylinder Body 270
Gambar 3.1 Mesin Cylinder Body 270 ( Sumber ; PT. Mesin Isuzu Indonesia) Cylinder body 270 merupakan mesin cnc (computer numerical control) dengan “ TYPE HFN – 50 – II -12” yaitu suatu mesin atau perkakas yang digunakan untuk proses machining Cylinder body di PT. Mesin Isuzu Indonesia, dimana controllernya menggunakan computer. Mesin cylinder body -270 ini termasuk dalam Horizontal Type Machining Center yaitu dimana arah prosesnya kerjanya horizontal, hanya bisa maju atau mundur tergantung dengan design mesin dan program. Cylinder body 270 dengan type hfn – 50 – II -12 digunakan dalam proses machining cylinder body untuk jenis type mahining cylinder body C 240 dan 4 JA 1 antara lain dalam proses pengerjaan :
Universitas Mercu Buana
30
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
a) Drill, bore dan tap yaitu suatu proses pengerjaan pelubangan dan pembesaran lubang yang sudah ada serta pembuatan ulir lubang untuk oil pump. b) Drill dan tap yaitu digunakan untuk proses pengerjaan pelubangan pembuatan lubang serta pengerjaan ulir untuk oil pomp (out side). c) Boring yaitu suatu proses pengerjaan pelubangan dalam pembuatan lubang cylinder body tahap satu hingga tahap finishing.
3.2.1 Prinsip kerja mesin Cylinder Body 270 Prinsip kerja Cylinder Body 270 sama seperti NC/CNC secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Programer membuat suatu program CNC sesuai dengan produk yangdiinginkan, dibuat secara langsung dengan mengetik pada panel mesin maupun pada komputer dengan membuat software (perangkat lunak) dalam pemrogaman. 2. Program CNC tersebut, lebih dikenal dengan G-Code, seterusnya akan dikirim dan dieksekusi oleh prosesor pada mesin yang menghasilkan pengaturan motor servo pada mesin untuk menggerakan perkakas yang bergerak melakukan proses permesinan hingga menghasilkan produk sesuai program yang dimasukkan.
Universitas Mercu Buana
31
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
3.2.2 Spesifikasi Mesin Cylinder Body 270
Op
Speck No
WORK SPECIFCATIONS Work name Part name
CYL/BODY 4 JA 1 C 223 4 JB 1
Material
FC 23
Hardness
HB : 178 – 241
Weight
about 60 kg
Heatreatment Machining contents main process oil pump's Seatslanting hole drilling TAP shaving,finish,(upper survace),(Lower surface) pre process post process machining standard
lower surface and knock holes (lower surface) – 2Points
SPECIFICATION FOR FAMILY PARTS PRODUCTION Item Check Option Family Part Production type of work design basic drawing part drawing fabrication witness trial machining Production system
o
Kinds
3 2 2
Kinds Kinds Kinds
2
Kinds
2
Kinds Lot Production random production auto man part change part loading / unloading select SW Auto work detection Jig Tool Work Spindle speed Change Machining program Cary-In/-Out Transfer
setting up
points of setting up Stands Of setting up part
x
Jig uninterlocked
Tool
Other Interkocket
Tabel 3.1 Spesifikasi mesin cylinder body - 270 (Sumber : PT. Mesin Isuzu Indonesia)
Universitas Mercu Buana
32
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
Op
Speck No
Machine Specifications Machine Type. HFN - 50H - II – 12 Item
cheking
Spindle stroke (mm)
x=
590
y=
500
z=
400
No. Of ATCs
option 180
12
Rev. Of work spindle
min. max.
30 2000
ATC Driving System
i = 32/72 (Timing Belt) Hydr
X-, Y-, Z- Axis servo motors spindle noise
Turret positioning motor
38
ἀ 22/2000 (with brake only y-axis)
BT 50
NT 30 NT 40 For special use
NT 50
OMC (FANUC)
NC Device MDI . CRT
Fitted to main operation panel detachable
AC Work spindle motor (KW)
7.5/9
single acting operation button o
work spindle air purge ball screw cover
0 x
ATC shutter
x
2.2/3.7 7.5/11
3.7/5.5 11/15
5.5/7.5
jig door Operated by MDI (without single acting operation button)
X Axis
Y Axis
Z Axis
work spindle end locating block swing sensor + osouji - kun man. Pulse generator
Separately positioned
work spindle coolant through work spindle cooler
x x
Room temp. Following type constant temp. Type
linear scale
x
X Axis
touch sensor
o
tool breakage detection (touch type)
o
NC Tilt Table
o
Y Axis
Z Axis
MDU - 500 (ἀ 12/ 200)
Tabel 3.2 Spesifikasi mesin cylinder body - 270 (Sumber : PT. Mesin Isuzu Indonesia)
Universitas Mercu Buana
33
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
3.2.3 Komponen-komponen Cylinder Body 270
5 7 6 4 1
Gambar 3.2 Mesin Cylinder Body 270 ( Sumber ; PT.Mesin Isuzu Indonesia)
Gambar 3.3 Mesin Cylinder Body 270 ( Sumber ; PT. Mesin Isuzu Indonesia)
Universitas Mercu Buana
34
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
1. Meja mesin Mesin CNC bisa bergerak dalam 2 sumbu yaitu sumbu X dan sumbu Y. 2. Monitor Pada bagian depan mesin terdapat monitor yang menampilkan data-data mesin mulai dari setting parameter, posisi koordinat benda, pesan error, dan lain-lain. 3. Panel control Panel control adalah kumpulan tombol-tombol panel yang terdapat pada bagian depan mesin dan berfungsi untuk memberikan perintah-perintah khusus pada mesin, seperti memutar spindle, menggerakkan meja, mengubah setting parameter, dan lain-lain. 4. Cutting Tool Cutting tool adalah alat atau perkakas yang di gunakan untuk membentuk proses machining. cutting tool mesin ini yaitu Drill (mata bor) & Tap. 5. Magazine tool Magasin Tool adalah tempat peletakkan tool/cutter standby yang akan digunakan dalam satu operasi permesinan. 6. Spindle Spindle adalah alat pemegang cutting tool untuk melakukan proses. Spindle dapat di putar sesuai dengan yang di inginkan, namun kecepatan putarnya maksimal sesuai dengan spek dari motor spindle yang di gunakan.
Universitas Mercu Buana
35
Laporan Kerja Praktek
7.
PT. Mesin Isuzu Indonesia
ATC ATC berfungsi untuk proses pergantian tool, dimana arm mengambil cutting tool yang ada di magazine dan Tool yang ada di Spindle di taruh ke magazine. Proses pergantian tool dapat di lakukan secara manual, MDI (Manual data Input).
8. Lubrication system Mesin CNC machining center memerlukan pelumasan, karena gerakannya sangat cepat dan akurat. Sistem lubrikasi pada mesin CNC adalah: 1. Pelumasan untuk slideway, yaitu pelumasan untuk tempat / alur jalannya sumbu X,Y dan Z axis. 2. Pelumasan gearbox table / B axis. 3. Pelumasan gearbox spindle. 4. Pelumasan rotary pallet. 9. Coolant Coolant di gunakan untuk pendingin dan pelumas cutting tool saat proses berlangsung. 10. Controller Controller adalah perangkat controller yang komplek dan penuh dengan kode khusus ( M dan G code). 11. Program Program adalah suatu program yang di buat untuk urutan proses yang bekerja secara sekuensial. Kapan XYZ bergerak, kapan spindle berputar kencang, lambat dan sedang. kapan coolant on, dll, itu di atur oleh program yang telah di buat dan di simpan dalam CPU CNC controller.
Universitas Mercu Buana
36
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
3.3 Proses perawatan mesin Cylinder Body 270 PT. Mesin Isuzu Indonesia melakukan kontrol terhadap program Dalam melakukan kegiatan proses produksi, untuk itu guna memastikan ketersediaan dan kesiapan mesin, tools, jig dan dies dalam proses realisasi produk. PT Mesin Isuzu Indonesia telah menuangkan pengaturan aktivitas tersebut didalam prosedur perawatan productive. Prosedur perawatan productive (preventive maintenan dan predictive maintenance) yaitu suatu kegiatan perawatan yang meliputi pengecekan, inpeksi dan penggantian yang bertujuan mencegah terjadi kerusakan mesin. Predictive maintenance dilakukan dengan melakukan analisa terhadap data – data problem maintenance sebelumnya untuk kemudian dievaluasi terhadap sistem preventive maintenance yang sedang bejalan guna menetapkan waktu optimum penggantian part atau tools. Adapun tujuan prosedur perawatan dilakukan didalam proses machining cylinder body adalah : a) Mencegah terjadinya kerusakan mesin karena kesalahan operasi. b) Mencegah agar mesin selalu beroperasi dalam kondisi baik. c) Menjaga agar mesin (produk) yang dihasilkan tidak mengalami penyimpangan mutu. d) Mendapatkan waktu pakai mesin yang panjang. e) Mengetahui laju penurunan mesin agar bisa diambil tindakan koreksi sebelum mesin menjadi rusak. f) Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan pada saat melakukan aktivitas perawatan productive.
Universitas Mercu Buana
37
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
Diagram 3.2 perawatan mesin No 1
PIC Maintenante
Diagram Alir
analisa data perbaikan mesin Intruction Manual
2
Maintenance Buat program perawatan terencana
3
4
Maintenance & User
Buat Schedule perawatan
Maintenance & User
pelaksanaan
5
Maintenance & User Review hasil
6
Maintenance & User
Perbaikan
Tdk ok
7
Maintenance & user
Finish
Ya
Dekspripsi Item-item Perawatan berasal dari intruction manual dan analisa data perbaikan Membuat program perawatan terencana yang berisi : policy, tujuan, target dan schedule. Berisi mesin / peralatan yang akan dirawat, periode perawatan dan item perawatan. Pelaksanaan perawatan maintenante oleh user. Pelaksanaan perawatan maintenance oleh Dept. Mainteanance. Check actual pencapaian terhadap target yang telah ditentukan. Bila hasil yang dicapai tisesuai dengan target maka harus dilakukan perbaikan. Laporan productive maintenance.
Dok. Terkait Intruction manual. Analisa data perbaikan mesin.
Paln book maintenance terencana.
Rencana kerja tahunan dan perawatan mesin dan peralatan.
Pk :pewlaksanaan perawatan productive & pengisian white tag & red tag.
Laporan bulanan maintenance.
(Sumber : PT. Mesin Isuzu Indonesia)
Universitas Mercu Buana
38
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
Adapun bagian-bagian yang harus dirawat antar lain : kebersihan Bodi mesin, pelumasan ball Screw meja, Pelumas untuk silinder udara pada spindle, saringan udara pada dinding panel , dan lain-lain. 1. Pelumas ball Screw meja Beberapa mesin menggunakan oil sebagai pelumas, pelumas ini biasanya ditampung dalam tabung yang dibagian belakang mesin. Tabung ini dilengkapi oleh sensor yang terhubung dengan mesin yang akan memberikan peringatan apabila jumlah oil sudah tidak mencukupi. Jumlah oil pelumas ini harus diperiksa setiap hari dan tambahkan apabila perlu. Satu hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan terkait dengan pelumas ball screw adalah kepastian terdistribunsinya pelumas ini merata ketempat-tempat yang seharusnya. Apabila ada masalah dengan sistem distribusi , Maka meja akan bergerak tanpa pelumas , Akibatnya dalam waktu singkat ball screw akan rusak (aus, terbakar dll) bearing akan hancur. 2. Pelumas untuk Silinder udara bertekanan pada proses ATC (Auto Tool Change) Pada proses ganti tool secara otomatis, mesin menggunakan pneumatic cylinder yang dibantu udara bertekanan (angin) sebagai tenaganya. Udara bertekanan itu mendorong poros yang ada didalam Cylinder yang pada gilirannya akan mendorong tuas pada magazine untuk mengeluarkan tool. Untuk cylinder inipun dibutuhkan pelumas yang harus selalu kita periksa kecukupannya. Pelumas ini biasanya diletakkan pada tabung plastik kecil yang diletakkan di depan cylindernya. Meskipun pelumas untuk cylinder
Universitas Mercu Buana
39
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
ini sangat awet, bisa bertahan sampai bertahun - tahun tanpa harus ditambah, tetapi pemeriksaan secara periodik tetap harus dilakukan untuk mengantisipasi kebocoran. 3. Saringan udara panel belakang mesin. Pada bagian belakang mesin terdapat panel tempat menyimpan perangkat keras mesin tersebut. Panel tersebut berisi kartu pengatur (untuk spindle, motor servo, amplifier), relay dan lain-lain. Pada saat mesin dihidupkan, hal ini akan meningkatkan suhu pada ruangan dalam, oleh karena itu pada pintu panel belakang biasanya dipasang satu exhaust fan yang menarik udara luar ke dalam ruangan panel selama mesin di hidupkan. Pada pintu fan ini di pasang filter mat untuk menyaring debu yang ikut tertarik, dan filter ini akan cepat sekali kotor tertutup debu (tergantung dari lingkungan ruangan mesin ditempatkan). Apabila filter ini tersumbat debu, fan akan gagal mendinginkan ruangan panel, dan akibatnya hardware dalam ruangan panel akan mengalami overheat dan mengalami kerusakan. 4. Tangki coolant. Mesin ini memiliki tangki khusus untuk penampungan coolant (pendingin). Alur yang terjadi pada proses pendinginan benda kerja oleh coolant adalah sebagai berikut : coolant pada tangki ditarik oleh pompa menuju inlet yang terpasang pada (biasanya blok spindle mesin) melalui selang fleksible. Inlet akan mengeluarkan coolant ke arah benda kerja atau tool (tergantung arah yang dinginkan operator) dengan kapasitas semburan yang bisa di atur. Coolant tersebut kemudian akan mengalir kembali ke dalam tangki coolant yang berada di bagian bawah mesin. Pada saat
Universitas Mercu Buana
40
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
coolant kembali mengalir ke tangki penampungan, chip yang halus akan ikut terbawa masuk karena ukurannya yang kecil sehingga bisa masuk ke celah yang kecil dan berbobot cukup ringan sehingga mudah terbawa arus coolant. Tumpukan chip halus pada tangki coolant dalam jumlah banyak akan mengakibatkan tersumbatnya saluran keluar dari tangki menuju selang, dan akibatnya coolant tidak akan keluar dari inlet.
3.3.1 Peralatan yang digunakan untuk perawatan 1. Lampu senter 2. Oil scan 3. Corong 4. Sarung tangan 5. majun 6. Mistar 7. AVO meter 8. Prpocon (Programing Console) 9. Master Cleareance 10. Tang Ampere 11. Obeng + & 12. Merger 13. Gun (Grease)
Universitas Mercu Buana
41
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
3.3.2 Schedule maintenance cylinder body 270
NO
ITEM CHECK
PERIODE
GRADE
1
Dinding mesin,Jig,Tank Hydraulik
D
C
2
Air Pressure
D
C
3
Hydraulik Pressure
D
C
4
Lamp Check
D
C
5
Abnormal noise
D
C
6
Safety Plug
D
C
7
Oli Lubrikasi
D
C
8
Level Oli Lubrikasi
D
C
9
Lavel Oli Lubrikator
D
C
10
Level Oil spindle
M
C
11
Level Oil Hydraulik
M
C
12
Abnormal noise
M
C
13
Jig;Gerakan
M
C
14
Tekanan Pompa Lubrikasi
M
C
15
Tegangan Battery APC
M
C
16
Tegangan Battery Memory
M
C
17
Noise Ballscrew
M
C
18
Stroke Locate Pin
M
C
19
Level :oil spindle Cooler
M
C
20
Kebocoran Valve Coolant washing
M
C
21
Gerakan Silinder
M
C
22
Bentuk Socket
M
C
23
Tekanan hydraulik
M
C
24
Kebocoran Oli
M
C
25
Clearance Check
3M
C
26
Filter & Fan panel
3M
C
27
Presure gauge
3M
C
28
Arus Motor Servo
3M
C
39
Arus Motor Spindle
3M
C
30
Kekencangan Kabel dalam Panel
6M
C
31
Control Unit
6M
C
32
Inverter
6M
C
33
Overhoul Solenoid
6M
C
34
Megering Motor
6M
C
35
Vibrasi Spindle
6M
C
36
Limit Switch
12M
C
37
Grease
12M
C
Universitas Mercu Buana
PIC USER
MTN
KET
42
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
Keterangan : D
= Daily
A
= Pekerjaan yang berhubungan dengan safety.
M
= Monthly
B
= Bisa dikerjakan dengan keahlian khusus
3M = 1/3 Month
C
= Bisa dikerjakan dengan diberi training dahulu
6M = 1/6 Month
D
= Bisa dikerjakan tanpa perlu training
12M = Yearly
Tabel 3.3. pengecekan dan pergantian (Sumber : PT. Mesin Isuzu Indonesia)
3.4 Perawatan dan pengechekan Cylinder Body 270 1)
Dinding mesin,Jig,Tank Hydraulik Perawatan yang harus dilakukan adalah menjaga kebersihan dinding mesin, jig dan tank hydraulic.
2) Air Pressure Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check tekanan angin (4.5 ± 0.5 MPA). 3)
Hydraulik Pressure Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check pressure hydrolik (5 .0 ± 0.5 MPA), cleaning filter pompa dan check level oil hydrolik.
4)
Lamp Check Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check semua lampu indicator pada mesin dengan tombol atau switch lamp check.
5)
Abnormal noise Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check noise dan pastikan sumber datangnya noise.
Universitas Mercu Buana
43
Laporan Kerja Praktek
6)
PT. Mesin Isuzu Indonesia
Safety Plug Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check kondisi safety plug (kawat selingnya OK, posisi ada pada tempatnya dan dapat berfungsi).
7)
Oli Lubrikasi Perawatan
yang
harus
dilakukan
adalah
dengan
melakukan
penambahan atau pengisian oli lubrikasi ke tanki lubrikasi yang bertanda V2 (kurang), pengisian oli lubrikasi dengan jenis kekentalan oli 68 & tempat oli harus bersih. 8)
Level Oli Lubrikasi Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check level oil lubrikasi (std : > 25 %) dan lakukan penambahan oli jika levelnya kurang.
9)
Lavel Oli Lubrikator Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check oil lubricator dan lakukan penambahan oli jika level dari oli kurang.
10) Level Oil spindle Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check level oil spindle (> 25 %) dan ganti oil spindle 11) Level Oil Hydraulik Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check level oil hydrolik ( std : > 25 % ) dan tambahkan jika levelnya kurang.
Universitas Mercu Buana
44
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
12) Abnormal noise Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check noise, pastikan sumber datangnya noise. 13) Jig;Gerakan Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check gerakan jig. 14) Tekanan Pompa Lubrikasi Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan Pressure lubrikasi harus masuk standar (2.5 MPA) Cleaning filter dan tanki lubrikasi dan pastikan tidak ada kebocoran. 15) Tegangan Battery APC Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check tegangan battery APC (4.4 ~ 6.6 VDC) dan ganti battery APC jika tegangannya dibawah standar cleaning box battery APC. 16) Tegangan Battery Memory Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check tegangan battery memori. 17) Noise Ballscrew Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check backlash ball screw dan check noise. 18) Stroke Locate Pin Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check stroke locate pin (hanya mesin cyb 40 dan cyb 390), untuk pengukuran diameter locate pin berlaku untuk semua mesin.
Universitas Mercu Buana
45
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
19) Level :oil spindle Coole Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check dan isi oil spindle cooler. 20) Kebocoran Valve Coolant washing Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check visual valve coolant washing. 21) Gerakan Silinder Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check gerakan silinder, check lubrikasi pada silinder, check kebocoran angin pada silinder (seal pada flenk keadaannya masih bagus apa sudah aus), check angin input dari solenoid valve yang ke tabung silindernya (apakah kenceng atau lemah karena akan mempengaruhi gerakan silinder). 22) Bentuk Socket Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check bentuk socket. 23) Tekanan hydraulic Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check level dan tekanan oil hydraulic (std . 5 ± 0 .5 MPA). 24) Kebocoran Oli Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check kebocoran oli hydrolik maupun lubrikasi.
Universitas Mercu Buana
46
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
25) Clearance Check Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check clearance dengan alat bantu master clearance check dan setting air cath sensor clearance check jika tidak masuk standard. 26) Filter & Fan panel Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan cleaning filter fan dan check fan mutar atau tidak. 27) Presure gauge Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check kondisi pressure gage (fungsi atau tidak, bocor atau tidak dan pressurenya masuk standard yang sudah di tentukan). 28) Arus Motor Servo Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check arus motor servo. 29) Kekencangan Kabel dalam Panel Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check kekencangan terminal kabel. 30) Control Unit Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan cleaning control unit. 31) Inverter Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan cleaning inverter.
Universitas Mercu Buana
47
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
32) Overhoul Solenoid Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check level oil lubricator dan air filter (untuk solenoid yang pake angin), oil hydraulic dan filter pompa hydraulic harus bersih (untuk solenoid yang pakai oil hydraulic). 33) Megering Motor Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check hambatan kabel motor (standar > 1 Mega ohm). 34) Vibrasi Spindle Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check vibrasi spindle dengan vibratometer. 35) Limit Switch Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan check limit switch fungsi, kebersihan dan lindungi dari cipratan coolant maupun kiriko (sisa hasil pemotongan). 36) Grease Perawatan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan greasing (isi grease lewat nipplenya) secara berkala.
Universitas Mercu Buana
48
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
3.5. Studi kasus 3.5.1 “Filter ps fault” 1. Penyebab Problem Oring sudah jelek sehingga angin untuk power supply lifter kemasukan dari jig clamp. Tiap awal shift/after istirahat alarm lifter power supply fault. 2. Tools : Obeng (-) / alat pencukil untuk melepas O-ring Kunci pas (ukuran 10) Kunci pas (ukuran 19 (2)) Kunci L (ukuran 14) Nylon Sling Paint maker 3. Tahapan – tahapan pembongkaran(penyelesaian) : Bongkar cover mesin Beri tanda house dengan pain maker agar tidak keliru maupun tertukar saat pemasangan ulang. Lepas hose angin dan hose hydraulic yang ada di rotary joint. Lepaskan housing shaft rotary joint. Lepaskan oring yang rusak menggunakan obeng (-) Pasang O-Ring yang baru. Pasang housing shaft rotary kembali. Tutup cover mesin kembali. Trial machine.
Universitas Mercu Buana
49
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
Ok.
MAN
Material
Method
Lifter power Supply Fault
Machine
Env
Mekanik
Elektrik
MACHINE
Rotary Table
Rotary Shaft Life Time Lembab & panas
Diagram 3.3 Lifter Power Supply Fault (Sumber : PT. Mesin Isuzu Indonesia)
Universitas Mercu Buana
50
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
3.5.2 Spindle orientasi Fault 1. Penyebabnya “sensor Orientasi Spindle Rusak” 2. Kunci (tools) : Obeng + Kunci (L ukuran 5) Kunci (L ukuran 4) 3. Tahapan Penyelesaian dan efek : Cleaning sensor spindle orientasi yang masih NG(Rusak / problem) Ganti sensor spindle orientasi dengan yang baru. Setting posisi sensor spindle orientasi Trial “test” dengan mesin code = ok (M03,M19) Trial “test” tool change = ok No part ok Trial cutting ok 4. Review dan penyelesaian pencegahan. Order spare sensor spindle orientasi Check visual kondisi sensor spindle orientasi dan cleaning Controling / shcdule perform 5. Urutan tindakan yang dilakukan : 1.
Spindle orientasi fault
2.
M19 input output start
3.
Cleaning sensor spindle orientasi dan socket”a
4.
Trial Mesin Code,M03 S300 dan M19
Universitas Mercu Buana
51
Laporan Kerja Praktek
PT. Mesin Isuzu Indonesia
5.
Setting sensor spindle orientasi
6.
Trial
7.
Ganti sensor spindle orientasi
8.
Trial Mesin code M03S300 dan M19
9.
Trial tool change
10. Setting posisi sensor spindle orientasi 11. Trial tool change 12. No part 13. Trial.
Diagram 3.4 Spindle Orientasi Fault (Sumber : PT. Mesin Isuzu Indonesia)
BAB II Diagram 3.4 Spindle Orientasi Fault (Sumber : PT. Mesin Isuzu Indonesia)
Universitas Mercu Buana
52