BAB III PERAWATAN MESIN PELLET BIJI PLASTIK
3.1.
Proses produksi mesin pellet biji plastic
Proses kerja mesin pellet biji plastik ini adalah dengan cara menggiling plastik recycle yang masih berupa botolan dan produk kemasan yang sudah tidak terpakai kemudian digiling menggunakan mesin crusher, setelah itu hasil dari gilingan dicuci sampai benar-benar bersih kemudian melalui proses berikutnya yaitu pengeringan dengan cara mengopen menggunakan mesin hopper dryer, setelah benar-benar kering barulah plastik gilingan bisa diproduksi.
Mesin pellet menggunakan sistem double stage ( menggunakan dua proses peleburan dengan dua mesin ), plastik gilingan dimasukan kedalam hopper baru setelah itu plastik gilingan di tarik oleh ulir screw yang ada di dalam barrel yang sudah dipanaskan menggunakan heater/elemen pemanas dengan temperatur 200 – 350 0c, setiap bahan plastik memiliki temperature yang berfariasi disesuaikan dengan kebutuhan produksinya.
UNIVERSITAS MERCUBUANA
Page 15
Bahan plastik yang ada didalam barrel meleleh dengan dengan sendirinya kerena panas yang sangat tinggi, bahan terus ditarik oleh ulir screw menuju dump yang didalamnya terdapat mess untuk menyaring kotoran agar tidak terjadi pemampatan pada spuyer tempat keluarnya benangan biji plastik, proses selanjutnya benangan biji plastik didinginkan melalui bak pendingin yang didalamnya terdapat air dengan temperatur rendah ±100c dengan tujuan untuk mendapatkan hasil produksi yang berkualitas tinggi.
kemudian benangan plastik di keringkan oleh blower pengering sebelum di tarik menuju mesin potong pellet, benangan plastik di potong menggunakan pisau nanas yang terdapat pada mesin potong pellet mesin ini dilengkapi dengan speed control untuk mengatur kecepatan laju benangan yang akan dipotong.
3.2 Gambar siklus produksi mesin pellet biji plastik double stage
Gambar 3.1. Siklus pertama pemasukan bahan baku ke dalam hopper, sumber, cv. Sumber teknik
UNIVERSITAS MERCUBUANA
Page 16
Gambar 3.2. Motor penggerak 100 hp 380 volt 1500 rpm, sumber, cv. Sumber teknik
Gambar 3.3 Gearbox speed reducer ZLYJ size 315 Ratio 1: 8 ,untuk memutar screw Sumber, cv. Sumber teknik
UNIVERSITAS MERCUBUANA
Page 17
Gambar 3.4. stage 1 mesin indukan, sumber, cv. Sumber teknik
Gambar 3.5. Sambungan gearbox dengan flange barrel, sumber, cv. Sumber teknik
UNIVERSITAS MERCUBUANA
Page 18
Gambar 3.6. stage 2 mesin anakan, sumber, cv. Sumber teknik
Gambar 3.7. Bak air pendingin benangan biji plastik, sumber, cv. Sumber teknik
UNIVERSITAS MERCUBUANA
Page 19
Gambar 3.8. dump spuyer benangan pellet, sumber, cv. Sumber teknik
Gambar 3.9. rak pengering benangan pellet, sumber, cv. Sumber teknik
UNIVERSITAS MERCUBUANA
Page 20
Gambar 3.10. blower pengering benangan pellet, sumber, cv. Sumber teknik
Gambar 3.11. mesin potong benangan pelletan, sumber. Cv. Sumber teknik
UNIVERSITAS MERCUBUANA
Page 21
Gambar 3.12. Hasil akhir biji plastik yang sudah berupa butiran, Sumber . cv. Sumber teknik
Gambar 3.13. bahan baku yang gagal produksi. Sumber, cv. Sumber teknik
UNIVERSITAS MERCUBUANA
Page 22
3.14 gambar barrel Ø 150 yang sudah mengalami keausan. Sumber, cv. Sumber teknik
Gambar 3.15. screw Ø 150 mm, yang sudah mengalami keausan Sumber, Cv. Sumber teknik
UNIVERSITAS MERCUBUANA
Page 23
3.3 Flow Chart
1. Berkoordinasi dengan bagian produksi sebelum proses preventive maintenance
2.
3.
4.
5.
6.
Pengecekan tegangan input PLN
Pengecekan bagian elektrikal
Pengecekan heater/elemen pemanas
Pengecekan temperature elemen pada barrel
Pengecekan bagian inverter untuk suplay motor penggerak
a
UNIVERSITAS MERCUBUANA
Page 24
a
7.
8.
Pengecekan thermo control ( control heater )
Pengecekan thermo couple ( control temperature )
9.
10.
Pengecekan motor penggerak
Mengatur speed untuk putaran screw ( disesuaikan dengan jenis bahan yang diproduksi )
11.
12.
Pengecekan oli pelumas gearbox
Penggantian sarangan ( mess ) secara interval
13.
Penyetelan spuyer benangan pellet
b
UNIVERSITAS MERCUBUANA
Page 25
b
14.
Membersihkan dump spuyer benangan pellet
15.
Pengecekan pompa centrifugal untuk sirkulasi air pendingin bak benangan pellet
16.
Pengecekan temperature air pendingin bak benangan pellet
17.
18.
Pengecekan blower pengering benangan pellet
Pengecekan mesin potong/mesin cuting benangan pellet
19.
Laporan hasil kegiatan preventive maintenance
Stop
End
UNIVERSITAS MERCUBUANA
Page 26
3.4.
Kegiatan preventive maintenance
Dalam kerja praktek yang penulis jalani di CV. SUMBER TEKNIK, penulis mendapatkan banyak sekali ilmu dan wawasan yang sangat berharga. Troble yang terjadi pada mesin pellet biji plastik, adalah keausan screw & barrel yang sudah melebihi limit toleransi keausan mencapai ± 2,6 mm, hal ini mengakibatkan menurunya hasil dari produksi baik itu dari segi kualitas maupun juga kuantity, jika mesin dijalankan terus menerus maka akan megakibatkan kerusakan pada komponen lain karena sistem produksi ini saling berkaitan dari satu step dengan step yang lainya.
Selain dari itu akan mengakibatkan kerugian produksi karena hasil produksi menurun dari sebelumnya, mesin ini memiliki kapasitas produksi 10 ton per 3 shif dengan kerusakan screw & barrel yang terjadi maka bisa menurunkan hasil produksi mencapai ± 3 ton per 3 shift nya, kama tidak sesuai dengan konsumsi daya listrik yang digunakan serta upah karyawan. Dengan keausan screw & barrel yang sudah melebihi batas limit maka di lakukan penggantian dengan screw & barrel baru agar target produksi tercapai, mesin ini menggunakan screw & barrel diameter Ø 150. Selain penggantian screw & barrel baru, screw lama yang sudah melebihi batas limit masih bisa di service dengan cara pembubutan bagian ulir dan barrel yang sudah aus dan langkah berikutnya dilakukan treetment / hardening dengan temperatur tinggi untuk mendapatkan kekerasan permukaan pada screw & barrel.
Kegiatan preventive yang di jalankan adalah service komponen lain seperti:
1.
Berkoordinasi dengan bagian produksi sebelum proses preventive maintenance Dalam tahap ini, sebelum seorang maintenance bekerja harus berkoordinasi terlebih dahulu pada bagian produksi karena dalam proses maintenance biasanya mengganggu proses produksi, dan bisa menyebabkan menurunya kuantity produksi dan hal ini bisa diatasi dengan cara berkoordinasi dengan bagian produksi.
UNIVERSITAS MERCUBUANA
Page 27
2.
Pengecekan tegangan input PLN Tegangan input PLN merupakan hal yang sangat penting karena sumber utama terletak pada tegangan input dari PLN, dengan tegangan yang tidak stabil akan menimbulkan problem yang fatal pada komponen elektrikal contoh: heater mudah putus, motor penggerak mudah terbakar, temperatur heater tidak stabil ( naik turun ), putaran motor penggerak tidak stabil, hasil produksi tidak maximal.
3.
Pengecekan bagian elektrikal Untuk pengecekan bagian elektrikal ini sangat penting, karena seluruh sistem otomatic mesin di kendalikan oleh elektrikal, untuk bagian elektrikal yang biasa dilakukan pengecekan adalah : temperature control, thermo couple, ampere meter, volt meter, curen tranformer, inverter, overload curen, MCB, NFB, dll
4.
Pengecekan heater/elemen pemanas Untuk pengecekan bagian heater/elemen biasa yang dilakukan adalah memeriksa satupersatu dari temperatur heater menggunakan alat Ampere meter, hal ini sangat penting karena jika salah satu dari bagian heater tidak bekerja maka akan megakibatkan troble yaitu bahan yang tidak mateng dan ini akan mengakibatkan cacat produk.
5.
Pengecekan temperature elemen pada barrel Pada bagian barrel terdapat beberapa heater yang terpasang secara melingkari bagian dari barrel dengan tujuan untuk memanaskan bareel sehingga bahan biji plastik yang terdapat didalam barrel akan mateng/meleleh kerena temperature yang tinggi akibat panas dari heater.
6.
Pengecekan bagian inverter untuk suplay motor penggerak Untuk bagian inverter ini perlu dilakukan pengecekan, inverter ini berfungsi untuk mengatur speed putaran motor penggerak yang digunakan untuk menggerakan gearbox dan selanjutnya untuk memutar screw, dan screw ini bagian utama dimana bahan/biji plastik ditarik melalui ulir-ulir pada screw yang berputar.
UNIVERSITAS MERCUBUANA
Page 28
7.
Pengecekan thermo control ( control heater ) Untuk bagian thermo control perlu dilakukan pengecekan karena alat ini berfungsi untuk mengatur suhu/temperature heater, dimana thermo couple ini dapat diatur temperature nya sesuai dengan kebutuhan tergantung dari bahan/biji plastik karena setiap bahan/biji plastik memiliki temperature yang berbeda/beda.
8.
Pengecekan thermo couple ( control temperature ) Thermo couple ini berfungsi untuk mendeteksi suhu/temperature pada barrel, alat ini bekerja secara otomatis dikendalikan oleh bantuan kontaktor dan relay, alat ini juga berfungsi untuk menghemat daya karena heater bekerja tidak terus menerus .
9.
Pengecekan motor penggerak Motor penggerak ini berfungsi untuk memutar gearbox speed reducer dan seterusnya bertujuan untuk memutar screw yang ada di dalam barrel. Dibutuhkan daya sangat besar karena memiliki kapasitas 75 kw/ 100 hp, dengan konsumsi daya ± 75.000 watt, yang tentu saja harus dilakukan pengecekan, pengecekan yang dilakukan adalah mengecek ampere dan temperature dari body motor penggerak tersebut.
10.
Mengatur speed untuk putaran screw ( disesuaikan dengan jenis bahan yang diproduksi ) Speed putaran screw sangat perlu diperhatikan karena bahan/biji plastik memiliki karakteristik titik cair yang berbeda-beda, semakin cepat putaran screw maka kemungkinan untuk titik cair bahan/biji plastik akan sulit tercapai dan hal yang biasa terjadi yaitu bahan tidak mateng/tidak mencair dengan sempurna, dan begitu sebaliknya.
11.
Pengecekan oli pelumas gearbox Pada gearbox speed reducer terdapat oli pelumas sekaligus berfungsi untuk mendinginkan roda gigi yang saling berputer di dalam gearbox, gearbox ini dilengkapi oleh sistem cooling guna untuk mengurangi panas yang berlebih.
UNIVERSITAS MERCUBUANA
Page 29
12.
Penggantian sarangan ( mess ) secara interval Dalam penggantian sarangan ( mess ) dilakukan secara berkala sarangan ( mess ) ini terdapat di dalam dump dengantujuan untuk menyaring kotoran dari biji plastik yang mencair akibat proses pemanasan.
13.
Penyetelan spuyer benangan pellet Spuyer ini berfungsi untuk mengatur besar/kecilnya benangan pelletan yang keluar dari dump, spuyer ini dapat di setel/disesuaikan besar kecilnya diameter benagan yang keluar dari dump, biasanya semakin kecil diameter benangan maka semakin baik kualitasnya .
14.
Membersihkan dump spuyer benangan pellet Dengan beroperasinya mesin secara terus-menerus maka kemungkinan besar pemampatan lubang sepuyer akan sering terjadi, maka dari itu dipasanglah sarangan ( mess ) pada dump, jika terjadi pemampatan pada sepuyer maka keluaran benangan tidak sempurna terjadi cacat produksi.
15.
Pengecekan pompa centrifugal untuk sirkulasi air pendingin bak benangan pellet Pompa centrifugal berfungsi untuk sirkulasi air pendingin dari cooling tower menuju bak pendingin yang bertujuan untuk mendinginkan benagan pelletan agar hasil produksi menjadi kualitas yang baik.
16.
Pengecekan temperature air pendingin bak benangan pellet Temperature air pendingin sangat penting karena akan menyebabkan kualitas hasil produksi, biasanya jika temperature air terlalu tinggi maka yang terjadi benangan pellet akan gepeng-gepeng atau terjadi keropos pada benangan pellet tersebut sehingga kualitas produksi tidak maximal.
UNIVERSITAS MERCUBUANA
Page 30
17.
Pengecekan blower pengering benangan pellet Blower pengering ini berfungsi untuk mengeringkan benangan pellet yang basah akibat pendinginan dengan media air , blower ini bekerja dengan cara meniupkan udara pada benangan pellet yang berjalan pada kisi-kisi rak dengan begitu air yang terdapat pada benangan pellet akan hilang tertiup udara dari blower pengering.
18.
Pengecekan mesin potong/mesin cuting benangan pellet Mesin potong/cuting berfungsi untuk memotong benangan pellet yang sudah dikeringkan oleh blower pengering , benangan pellet dipotong menggunakan pisau nanas yang berputar secara otomatis dikendaliakan oleh inverter dimana putran/speed motor dapat disesuaikan. Dari potongan tersebut benangan pellet akan berubah bentuk yang semula berbentuk benangan panjang menjadi butiranbutiran kecil yang siap untuk di pakai proses selanjutnya. Umumnya di gunakan untuk mesin injection, mesin blow moulding, mesin blow keresek, mesin blow tali rafia, dll
19.
Laporan hasil kegiatan preventive maintenance Setelah semua pekerjaan preventive selesai maka tahap selanjutnya adalah membuat laporan pekerjaan secara tertulis, karena ini akan dijadikan data kegiatan rutin dan sebagai evaluasi untuk menganalisa problem-problem yang lain.
UNIVERSITAS MERCUBUANA
Page 31