BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
Gambar 4.1 Poster Film “Lucy”
Film Lucy berkisah tentang Lucy (Scarlett Johannson), seorang perempuan biasa-biasa saja yang sedang menempuh pendidikan di Taiwan. Tetapi, hidupnya berubah drastis ketika dia dipaksa oleh teman kencannya, Richard (Pilou Asbaek), untuk mengirim sebuah paket misterius untuk Mr.Jang (Choi Min Sik). Isi paket itu ternyata adalah narkoba jenis baru yang bisa meningkatkan kinerja otak sampai dengan 100 persen.
66
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
Meski mengusung premise yang terdengar sangat seru dan berpotensi untuk menghibur seperti film-film Luc Besson lainnya, film Lucy justru berakhir sangat berbeda dari trailer-trailer yang sudah dirilis sebelumnya dan bahkan jika dibandingkan dengan film-film Luc Besson lainnya yang paling “lelucon” sekalipun, film Lucy tetaplah yang paling aneh dalam daftar riwayat filmografi nya. Singkat kata, film Lucy adalah sebuah film eksperimen yang dilakukan oleh Luc Besson untuk merambah genre science fiction lagi dengan pendekatan yang berbeda, tetapi apakah beliau berhasil atau beliau telah berlari terlalu jauh dari zona nyamannya. Membicarakan film Lucy ternyata jauh lebih sulit dari dugaan sebelumnya yang hanya membayangkan isi review nya yang kurang lebih seperti, ‘a brainless popcorn movie with spectacular action sequences and charming performance from Scarlett Johannson’. Pertama, buang ekspetasi jauh-jauh kalau film Lucy adalah film superhero-nya Scarlett Johannson dan bakal dipenuhi dengan adegan aksi seru khas film-film Luc Besson. Percayalah, adegan aksi keren yang dimiliki Lucy hampir sudah ditampilkan semua di trailer nya dan percayalah juga kalau adegan aksinya itu justru mengganggu performa Lucy dalam bercerita. Kedua, abaikan premise nya yang melibatkan teori “manusia hanya menggunakan sepuluh persen dari kemampuan otaknya” karena sudah terbukti salah. Ketiga, Lucy adalah film science fiction yang melibatkan banyak sekali teori evolusi, visual metaphor dan simbol-simbol religius didalamnya yang sering ditemui di
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
film-film sejenis 2001: A Space Odyssey (1968) dan The Tree of Life (2011). Penyajian film Lucy juga terkadang terasa surreal. Akan tetapi, eksperimen yang dilakukan Luc Besson dalam film Lucy ini cenderung gagal akibat sajian narasinya yang hanya merupakan hasil tambalsulam, mengambil referensi dari beragam film science fiction ikonik yang sudah ada terlebih lagi, kombinasinya dengan gaya berceritanya yang nge-pop justru saling bertentangan dan tidak cocok satu sama lain. Bayangkan film-film drama fiksi ilmiah yang mengajak kita untuk berpikir, tetapi juga diselipi dengan adegan-adegan aksi yang dipaksa untuk ada dan tidak memiliki hubungan sama sekali dengan alur ceritanya secara keseluruhan. Hasilnya? Penonton justru kebingungan akan kemana arah film ini dibawa; apakah film Lucy adalah film science fiction thought-provoking yang mempertanyakan kehidupan atau film manusia super yang hendak membalas dendam pada orang yang telah merusak hidupnya, sehingga pada akhirnya, penonton lebih memilih untuk mentertawakan ketidakmengertian mereka dan ketidakseriusan film ini dalam menyeriusi keseriusannya sendiri. Akhirnya, Scarlett Johansson berhasil menampilkan akting memukaunya sebagai seorang heroine misterius yang semakin lama semakin kehilangan sisi kemanusiaannya dengan begitu rapih, charming dan meyakinkan. Choi Min Sik sebagai karakter antagonis utamanya juga berhasil tampil asik, meski karakternya tidak pernah jauh dari kata “stereotip” dan karakter-karakter psikopat yang pernah dia perankan. Sedangkan aktor-aktris lainnya tidak menonjol, bahkan peran Morgan Freeman sendiri pun hanya terkesan sebagai plot device saja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
4.1.1 Pemeran Dalam Film Lucy 1. “Lucy” yang diperankan oleh Scarlett Johansson
Gambar 4.2 (Scarlett Johansson sebagai Lucy) 2. “Richard” yang diperankan oleh Pilou Asbaek
Gambar 4.3 (Pilou Asbaek sebagai Richard)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
3. “Mr. Jang” yang diperankan oleh Min-sik Choi
Gambar 4.4 (Min-Sik Choi sebagai Mr. Jang) 4. “Professor Morgan” yang diperankan oleh Morgan Freeman
Gambar 4.5 (Morgan Freeman sebagai Professor Morgan)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
5. “Pierre Del Rio” yang diperankan oleh Amr Waked
Gambar 4.6 (Amr Waked sebagai Pierre Del Rio)
4.1.2 Sinopsis Film Lucy Film ini menceritakan tentang wanita yang berusia 25 tahun asal Amerika yang tinggal dan kuliah di Taipei, Taiwan. Dalam film ini, Lucy (Scarlett Johansson) dijerumuskan oleh pacarnya Richard (Pilou Asbaek) untuk bekerja sebagai pengedar narkotika kepada gangster Korea bernama Mr. Jang. Lucy digunakan sebagai pengantar obat sintesis berharga yang disebut CPH4. Obat ini dapat meningkatkan kapasitas otak pengguna. Melalui berbagai peristiwa-peristiwa yang tidak disadarinya karena Lucy dibius, obat dijahit didalam perut Lucy untuk dijual ke Eropa. Lucy diculik dan disekap kemudian Lucy ditempat penculikan, salah seorang penculik mencoba memperkosanya. Lucy pun memberontak dan mendapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
tendangan yang keras mendarat diperutnya. Kejadian itu melepas obat tersebut masuk kedalam tubuhnya. Akibatnya,
Lucy mulai mendapatkan kekuatan
mental dan
kemampuan fisik yang kuat. Lucy mampu menyerap informasi secara instan, melakukan telekinesis, melihat masa depan, tidak merasakan sakit maupun ketidaknyamanan lainnya. Lucy berhasil lolos dengan mudah dan membalas dendam kepada para penculiknya. Setelah itu, Lucy kerumah sakit terdekat untuk menghilangkan kantong obat didalam perutnya. Lucy juga menyadari bahwa dia memerlukan tiga obat lain untuk memperluas kemampuan otaknya dan bahwa proses pertumbuhan sel yang sangat cepat ini bisa membunuhnya. Lucy kembali ke hotel Mr. Jang, Lucy menyerang para pengedar narkotikanya hanya dengan kekuatan telekinesis. Saat diapartemen tempat tinggalnya, dimana dia tinggal bersama temannya yang seorang aktor, Lucy mulai melakukan penelitian mengenai kondisinya. Dia berusaha mencari bahan-bahan ilmiah dan orang yang bisa menjelaskan kondisinya. Dia berhasil dan mengontak seorang ilmuwan terkenal, Proffesor Norman. Penelitian Proffesor Norman menjadi kunci untuk menyelamatkannya. Lucy terbang ke Paris dan mengontak seorang polisi lokal, Del Rio untuk membantunya menemukan sisa tiga paket obat. Sementara, kekuatannya terus berkembang sehingga Lucy mampu secara mental menghentikan gerak seluruh polisi dan para pengedar narkotika. Lucy berusaha bertemu proffesor Norman, sementara Mr. Jang dan kaki
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
tangannya juga menginginkan obat tersebut, terlibat tembak menembak dengan Lucy dan polisi Prancis. Saat didalam laboratorium Proffesor Norman, pembuluh darah Lucy disuntik dengan keempat kantong CPH4. Tubuhnya mulai berubah warna dan
tersebar
diseluruh
komputer
dan
benda-benda
lain
didalam
laboratorium, saat Lucy memperoleh energi untuk menciptakan sebuah komputer super yang akan berisi seluruh informasi mengenai alam semesta. Lucy kemudian memulai perjalanan ruang-waktu, teleport ke New York dan melakukan perjalanan kemasa lalu. Pada titik kritis dalam perjalanannya, Lucy mencapai suatu masa dimana dia bertemu dengan nenek moyang tertua umat manusia dan bersentuhan, hal ini mungkin terjadi “memicu” kebangkitan umat manusia. Sementara itu, Mr. Jang memaksa masuk kedalam laboratorium dan menodongkan pistol ke kepala Lucy dari belakang, berniat membunuh Lucy. Mr. Jang menembak, namun dalam sekejap peluru sampai ke kepalanya, Lucy menghilang kedalam kontinum ruang waktu, dimana dia menjelaskan bahwa semuanya terhubung dan keberadaannya hanya dibuktikan melalui waktu. Hanya pakaian dan supercomputer yang tertinggal. Del Rio masuk dan menembak Mr. Jang. Sementara, Norman mengambil flash disk dari super computer yang diciptakan oleh tubuh Lucy dengan menggunakan materi didalam ruangan. Del Rio bertanya dimana Lucy berada. Tiba-tiba muncul pesan teks di telepon Del Rio: “Aku ada dimana-dimana”. Sebuah tembakan terdengar dan suara Lucy terdengar: “Hidup diberikan kepada kita
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
satu miliar tahun yang lalu, dan sekarang Anda tau apa yang harus dilakukan dengan hal itu”.
4.1.3 Karakter Tokoh Film Lucy 1. Lucy
: Scarlett Johansson
2. Richard
: Pilou Asbaek
3. Mr. Jang
: Min-sik Choi
4. Profesor Morgan
: Morgan Freeman
5. Pierre Del Rio
: Amr Waked
6. Caroline
: Analeigh Tipton
7. The Limey
: Rhind-Tutt
4.1.4 Indentitas Film Lucy 1. Title
: Lucy
2. Production
: Universal Pictures
3. Directed
: Luc Besson
4. Writing Credits
: Luc Besson
5. Cast
: Scarlett Johansson Morgan Freeman Min-sik Choi Amr Waked Julian Rhind-Tutt
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
Pilou Asbaek Analeigh Tipton 6. Produced
: Virginia Silla
7. Executive Producer : Marc Shmuger 8. Music
: Eric Serra
9. Copyright
: 2014
10. Cinematography
: Thierry Arbogast
11. Film Editing
: Julien Rey
12. Casting
: Nathalie Cheron
13. Production Design : Hugues Tissandier 14. Art Direction
: Gilles Boillot Dominique Moisan Stephane Robuchon
4.2
Hasil Penelitian Berdasarkan latar belakang dan tujuan pustaka sebagai kerangka pemikiran
didalam penelitian ini, serta metodologi yang jelas untuk menganalisa sesuai dengan etika penelitian yang baik, maka peneliti telah sampai pada bab dan poin yang paling penting yaitu hasil penelitian. Pada penelitian ini peneliti akan mengamati video atau gambar yang merupakan bagian dalam film Lucy, dengan menggunakan metode analisa semiotika Ferdinand de Saussure untuk menjelaskan tanda dibalik gambar tersebut. Sehingga dapat dinilai seberapa banyak film ini menghadirkan potensi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
visual
yang
didalamnya
tersirat
pemikiran
Baudrillard
terkait
dengan
permasalahan hiperrealitas. Bagi de Saussure, bahasa terdiri atas sejumlah tanda yang terdapat dalam suatu jaringan sistem dan dapat disusun dalam sejumlah sruktur. Setiap tanda dalam jaringan memiliki dua sisi yang tidak terpisahkan, dimana tanda tentang bunyi-bunyian dan gambar (sounds and image) disebut signifier atau penanda. Konsep dari bunyi-bunyian dan gambar yang disebut signified atau petanda, dimana makna dari tanda tersebut diinterpretasikan menurut kesepakatan. Dalam film Lucy, tanda-tanda berupa bunyi-bunyi dan gambar yang dihadirkan pada film ini ini peneliti bagi dalam beberapa bagian penanda (signifier) sound dan images, dimana bunyi-bunyi berupa simbol suara dan percakapan yang terdengar akan peneliti masukkan pada kategori sounds, penulis akan mengutip sepenggalan kalimat atau kata penanda (signifier) pada naskah film Lucy. Sedangkan gambar-gambar yang mengandung makna sebagai penanda akan peneliti masukkan dalam kategori images. Petanda atau signified dalam film Lucy adalah konsep-konsep dari makna tanda yang diperoleh dari penanda (signifier). Pada petanda (signified) tandatanda berupa bunyi dan gambar tersebut akan dimaknai atau diinterpretasikan. Dengan demikian, hasil penelitian berikut akan menjelaskan berbagai potongan gambar yang ada dalam film Lucy yang mengandung konsep atau makna serta kaitannya dengan pemikiran hiperrealitas Jean Baudrillard.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
Tabel 4.2 Signifier, Signified, Referent dan Hiperrealitas Jean Baudrillard dalam Film Lucy
Tabel 4.2.1 Berkhayal dan Berfantasi Shot
Visual Gambar 1
Close Up
Gambar 2
Close Up
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
Gambar 3
Close Up
4.2.1.1 Dialog/Suara/Teks Lucy : Ibu? Ibu Lucy : Ya? Lucy : Aku merasakan segalanya. Ibu Lucy : Apa maksudmu, sayang? Lucy : Ruang, udara, getaran, orang-orang. Aku bisa merasakan gravitasi. Aku bisa merasakan perputaran Bumi. Suhu panas keluar dari tubuhku. Darah dipembuluhku. Aku bisa merasakan otakku. Bagian terdalam ingatanku. Ibu Lucy : Sayang, suaramu putus-putus. Ibu tak jelas mendengarmu. Kenapa ingatanmu ? Lucy : Rasa sakit dimulutku saat memakai kawat gigi. Aku ingat sentuhan tangan Ibu didahiku kala aku demam. Aku ingat membelai kucing, lembut sekali. Ibu Lucy : Kucing? Kucing apa, sayang? Lucy : Kucing Siam dengan mata biru dan ekor yang patah. Ibu Lucy : Sayang, kau tak mungkin ingat itu. Usiamu belum setahun kala itu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
79
4.2.1.2 Penanda (Signifier) Terlihat pada Gambar 1, 2 dan 3 tokoh utama sedang menelpon Ibunya untuk menceritakan tentang kemampuan yang dimilikinya dan memberikan kabar tentang dirinya kepada Ibunya.
4.2.1.3 Petanda (Signified) Pada scene ini Lucy menceritakan semua kejadian yang dia alami kepada Ibunya, agar Ibunya dapat merasakan apa yang dirasakan oleh Lucy. Lucy merasa takut kehilangan Ayah dan Ibunya, yang tergambar jelas dalam teks dia mengatakan kepada Ibunya, bahwa dia bisa melihat dan merasakan yang terjadi didunia.
4.2.1.4 Analisis Pada adegan ini Lucy benar-benar bisa merasakan semua hal, teks yang ada pada scene diatas merupakan sebuah konsep dari citra petanda. Lucy menelpon Ibunya, dia mengatakan ”aku bisa merasakan otakku dan bagian terdalam ingatanku”. Teks tersebut menggambarkan bahwa dia bisa merasakan segalanya didunia yang tidak bisa dilakukan manusia normal, itu merupakan fantasi dan khayalan dari sang tokoh utama. Hal inilah yang dimaksud oleh Jean Baudrillard sebagai hiperrealitas, dimana Lucy melampui dirinya sendiri dan oleh karena melampaui dirinya maka ia bukan lagi seperti realitas aslinya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
80
Tabel 4.2.2 Mengubah Penampilan Rambut Shot
Visual Gambar 4
Medium Shot
Gambar 5
Medium Shot
4.2.2.1 Dialog/Suara/Teks Agar tujuan untuk bertemu dengan polisi Del Rio lancar, Lucy melakukan penyamaran dengan mengubah tampilan rambut.
4.2.2.2 Penanda (Signifier) Terlihat pada Gambar 4 dan 5 warna dan tampilan rambut Lucy berubah dari warna rambut pirang pendek ke warna rambut hitam panjang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
81
Peristiwa tersebut berlangsung pada saat Lucy sedang berada disebuah Bandara.
4.2.2.3 Petanda (Signified) Pada adegan scene ini terlihat jelas perubahan warna dan tampilan rambut Lucy yang berubah secara cepat agar tidak diketahui oleh petugas Bandara tentang identitasnya dan dia bisa lolos dari pemeriksaan petugas. Keberhasilan Lucy mengelabuhi petugas Bandara bertujuan untuk bisa bertemu dengan polisi Del Rio yang akan membantu Lucy dalam memecahkan masalah.
4.2.2.4 Analisis Pada adegan ini Lucy sengaja mengubah warna dan bentuk tampilan rambutnya dalam sekejap, karena pada realitasnya manusia normal tidak dapat melakukan hal tersebut didunia nyata. Kehadiran sosok Lucy mampu membuat semua percaya akan kehebatannya dalam menirukan realitas. Scene ini juga merupakan sebuah gambaran simulasi atau proses tiruan sempurna, hal inilah yang dimaksud oleh Jean Baudrillard sebagai pure simulacrum dalam konsep hiperealitasnya, dimana sosok Lucy tidak menduplikasi sesuatu diluar dirinya, melainkan sosok tanpa asal-usul.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
82
Tabel 4.2.3 Meregenerasi Diri Sendiri Shot
Visual Gambar 6
Close up
Gambar 7
Close Up
Gambar 8
Close Up
http://digilib.mercubuana.ac.id/
83
Gambar 9
Medium Shot
4.2.3.1 Dialog/Suara/Teks Ketika Lucy mencoba bereksperimen, hal diluar dugaan terjadi dan membuat dirinya harus mengkonsumsi kembali obat yang membuat dirinya menjadi seperti itu.
4.2.3.2 Penanda (Signifier) Terlihat pada gambar 6 tokoh utama Lucy sedang meminum alkohol yang berlanjut pada Gambar 7 dimana pada adegan terlihat adanya perubahan pada jari-jari tangan Lucy, lalu dia ketoilet pesawat seperti yang dilihat Gambar 8 dimana Lucy mengkonsumsi kembali obat tersebut demi mencegah dirinya lenyap, lalu pada Gambar 9 terlihat dia mengalami pemulihan tubuhnya yang kembali normal secara cepat.
4.2.3.3 Petanda (Signified) Pada scene ini, penggambaran tokoh utama terlihat jelas meskipun nampak bagian dari tubuhnya mengikis tetapi dia masih bisa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
84
terlihat. Sebuah pemulihan yang terlihat pada scene ini menunjukkan dia bisa meregenerasi dirinya sendiri. Terlihat jelas pada scene ini, dengan meregenerasi dirinya sendiri hal itu membuat dia menjadi sosok manusia yang utuh kembali.
4.2.3.4 Analisa Pada adegan ini sebagian tubuh Lucy dari kepala hingga badan serta tangan mengikis seperti debu, tidak lama kemudian tubuh Lucy kembali normal seperti sedia kala. Rupanya peran media massa menciptakan hiperrealitas sangat mempengaruhi. Hal inilah yang dimaksudkan Baudrillard, sekarang ini kita berada di era media massa dimana media massa menciptakan hiperrealitas, yaitu suatu kenyataan dimana citra mengalahkan kenyataan. Dalam simulasi, subjek merasa dirinya hidup dalam dunia real, padahal hiperrealitas yang melingkupi subjek adalah realitas semu, virtual.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
85
Tabel 4.2.4 Perubahan Warna Mata Shot
Visual Gambar 10
Close up
Gambar 11
Close Up
Gambar 12
Close Up
http://digilib.mercubuana.ac.id/
86
4.2.4.1 Dialog/Suara/Teks Perubahan warna mata terlihat jelas dan dapat dilihat perbedaan dari ketiga scene tersebut.
4.2.4.2 Signifier (Penanda) Pada Gambar 10, 11 dan 12 terlihat jelas dalam gambar warna mata Lucy yang berubah. Warna mata berubah terlihat jelas pada gambar tersebut.
4.2.4.3 Signified (Petanda) Pengambilan gambar ini menggunakan teknik Close Up dimaksudkan agar objek terlihat jelas dan detail. Terlihat jelas pada scene ini, perubahan warna mata yang silih berganti. Perubahan warna mata pertanda bahwa sebuah realitas telah dimanipulasikan.
4.2.4.4 Analisa Pada adegan ini warna mata Lucy berubah-ubah silih berganti menirukan semua mata tanpa asal-usul dan referensi. Pada akhirnya massa dibuat percaya akan realitas yang lebih dekat dan nyata. Rupanya realitas begitu sangat terlihat, sehingga yang terlihat sebuah simulakra (simulacra) yang menduplikasi dari duplikasi, yang aslinya tidak pernah ada, sehingga perbedaan antara duplikasi dan asli menjadi kabur.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
87
Hiperrealitas yang diciptakan meniadakan perbadaan antara yang real dan yang fantasi. Dalam hal ini, khayalan dan ilusi diangkat kealam nyata atau dengan kata lain dia diangkat menjadi sebuah halusinasi yang mirip dengan yang real itu sendiri.
Tabel 4.2.5 Lucy Mengendalikan Gangster Shot
Visual Gambar 13
Long Shot
Gambar 14
Close Up
http://digilib.mercubuana.ac.id/
88
4.2.5.1 Dialog/Suara/Teks Lucy
mengendalikan
para
gangster.
Peristiwa
tersebut
berlangsung didalam sebuah lorong, tepatnya dilorong-lorong kamar rumah sakit.
4.2.5.2 Penanda (Signifier) Terlihat pada Gambar 13 Lucy mampu mengendalikan para gangster dengan membuat mereka melayang, setelah itu pada Gambar 14 Lucy mengambil sebuah koper dari salah satu gangster.
4.2.5.3 Petanda (Signified) Terlihat jelas pada scene ini Lucy mampu mengendalikan para gangster dengan tujuan agar dia mudah meraih obat yang ada pada dikoper. Adegan ini merupakan sebuah hiperrealitas dari realitas yang ada, dimana sang tokoh utama mampu mengendalikan para gangster melayanglayang diudara.
4.2.5.4 Analisa Pada adegan ini Lucy mampu mengendalikan para gangster tanpa menyentuhnya. Adegan ini merupakan realitas yang tidak pernah ada didunia nyata, karena pada dasarnya manusia tidak mampu mengendalikan orang lain. Sosok Lucy merupakan sebuah cerminan realitas yang menduplikasi dari duplikasi, namun keasliannya tampak dekat dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
89
kenyataan. Peneliti melihat dengan konsep Baudrillard, hiperrealitas dihasilkan oleh mekanisme simulasi. Baudrillard sendiri menyatakan simulasi sebagai suatu kepura-puraan memiliki sesuatu yang tidak dimiliki. Maka simulasi bisa diartikan sebuah keyakinan bahwa dalam realitas hasil rekayasa ada unsur keaslian, menganggap realitas semu sebagai realitas asli.
Tabel 4.2.6 Mengubah Bentuk Tangan Shot
Visual Gambar 15
Medium Shot
Gambar 16
Medium Shot
http://digilib.mercubuana.ac.id/
90
Gambar 17
Medium Shot
4.2.6.1 Dialog/Suara/Teks Bentuk tangan dari tangan yang normal menjadi bentuk tangan yang menyerupai sebuah bentuk tangan mosnter.
4.2.6.2 Penanda (Signifier) Terlihat pada Gambar 15 bentuk tangan Lucy masih berbentuk tangan manusia, lalu dia menunjukkan tangannya bentuk tangan seperti Gambar 16, dan berubah kebentuk tangan lain seperti Gambar 17.
4.2.6.3 Petanda (Signified) Terlihat jelas gambar diatas memperlihatkan proses pembentukan sebuah tangan yang bermula dari tangan normal dan utuh kemudian menjadikan tangan tersebut menjadi tangan yang nampak menyerupai tangan monster. Setelah berubah bentuk, Lucy hanya menunjukan kepada para profesor agar mereka dapat menjelaskan apa yang sedang terjadi pada dirinya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
91
Terlihat jelas pada scene ini tangan-tangan tersebut merupakan cerminan sebuah realitas yang dimana sosok Lucy tidak menduplikasi sesuatu diluar dirinya, melainkan sosok tanpa asal-usul.
4.2.6.4 Analisa Pada adegan ini tangan Lucy menirukan sebuah tangan tanpa asal-usul dan referensi. Sebab, peneliti melihat bentuk tangan yang berubah-ubah bentuk, sangat persis menyerupai tangan-tangan buatan. Sebab, peneliti melihat realitas buatan yang meniru satu realitas tertentu, tetapi karena proses pemanipulasian, maka realitas buatan itu terputus hubungannya dengan realitas aslinya. Dalam konsep hiperrealitas Baudrillard sosok Lucy merupakan simulakra (simulacra) yaitu sebuah duplikasi dari duplikasi, yang aslinya tidak pernah ada, sehingga perbedaan antara duplikasi dan asli menjadi kabur.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
92
Tabel 4.2.7 Menampilkan Gambaran 3D Melalui Mata Shot
Visual Gambar 18
Long Shot
Gambar 19
Medium Shot
Gambar 20
Medium Shot
http://digilib.mercubuana.ac.id/
93
4.2.7.1 Dialog/Suara/Teks Lucy : Bayangkan mobil mengebut di jalanan. Percepat gambar ini tanpa batas, dan mobilnya akan hilang.
4.2.7.2 Penanda (Signifier) Terlihat pada Gambar 18 Pengambilan gambar menggunakan teknik long shot, dimaksudkan agar objek terlihat jelas secara keseluruhan dan Gambar 19 Sebuah tampilan layar menyerupai layar komputer. Lucy menunjukkan kemampuannya menampilkan sebuah layar dihadapan para profesor, dimana Gambar 20 Lucy menyimpulkan kata seperti yang ada pada scene tersebut.
4.2.7.3 Petanda (Signified) Terlihat Lucy menunjukkan kemampuannya menampilkan layar serta penggambaran tentang kecepatan dan waktu, lalu Lucy mengatakan ” Bayangkan mobil mengebut di jalanan. Percepat gambar ini tanpa batas, dan mobilnya akan hilang.” dengan bersamaan Lucy juga mempercepat gambar yang ada pada layar tersebut. Terlihat jelas pada scene ini Lucy mensimulasikan sebuah gambaran mobil, dia memberikan demonstari kepada para profesor jika mobil tersebut dipercepat gerak penayangannya maka mobil itu akan hilang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
94
4.2.7.4 Analisa Pada adegan ini, terlihat jelas penggambaran realitas namun melalui proses simulasi penggambaran tersebut terlihat lebih nyata. Keterkaitan realitas dengan realitas aslinya nampak nyata dan dekat, sebab scene ini merupakan sebuah citra buatan sebagai citra petanda. Citra realitas buatan nampaknya begitu dekat dengan ilusi dan fantasi. Seperti apa yang dikatakan Baudrillard, sekarang ini kita berada di era media massa dimana media massa menciptakan hiperrealitas, yaitu suatu kenyataan dimana citra mengalahkan kenyataan. Dalam simulasi, subjek merasa dirinya hidup dalam dunia real, padahal hiperrealitas yang melingkupi subjek adalah realitas semu, virtual.
Tabel 4.2.8 Mempercepat Gerak Waktu Shot
Visual Gambar 21
Medium Shot
http://digilib.mercubuana.ac.id/
95
Gambar 22
Medium Shot
4.2.8.1 Dialog/Suara/Teks Dengan menggunakan tangannya, aktifitas yang ada didepan hadapan Lucy dapat dipercepat, dihentikan dan dimperlambat gerakannya.
4.2.8.2 Penanda (Signifier) Terlihat pada Gambar 21 Lucy menghentikan aktifitas yang ada dihadapannya dan Gambar 22 Lucy menghentikan dan mempercepat gerak waktu ke masa lalu.
4.2.8.3 Petanda (Signified) Terlihat jelas pada scene ini, dengan menghentikan sertab mempercepat gerak waktu memampukan Lucy untuk bisa menembus batas ruang dan waktu. Scene ini cukup menjelaskan dengan apa yang dikatakan bahwa melalui media massa, realitas buatan (citra-citra) seakan lebih nyata dibandingkan realitas sesungguhnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
96
4.2.8.4 Analisa Pada adegan ini Lucy mampu mempercepat gerak waktu secara singkat, yang dimana tidak ada manusia yang dapat melakukan hal tersebut. Adegan ini merupakan realitas yang tidak pernah ada didunia nyata, karena pada dasarnya manusia hanya bisa mempercepat aktifitas dengan waktu, bukan mempercepat atau memperlambat waktu. Sebuah simulasi bagi Baudrillard sendiri menyatakan simulasi sebagai suatu kepura-puraan memiliki sesuatu yang tidak dimiliki. Maka simulasi bisa diartikan sebuah keyakinan bahwa dalam realitas hasil rekayasa ada unsur keaslian, menganggap realitas semu sebagai realitas asli.
Tabel 4.2.9 Kembali Ke Masa Lalu Shot
Visual Gambar 23
Close Up
http://digilib.mercubuana.ac.id/
97
Gambar 24
Long Shot
4.2.9.1 Dialog/Suara/Teks Kehebatan Lucy mampu menembus batang ruang dan waktu kembali kemasa lalu.
4.2.9.2 Penanda (Signifier) Terlihat pada Gambar 23 Lucy berada disebuah zaman hewan purbakala hidup dimana Gambar 24 terdapat hewan purbakala yaitu Dinosaurus.
4.2.9.3 Petanda (Signified) Terlihat Lucy berada disebuah zaman yang dimana hewan Dinosaurus pernah hidup. Dengan begitu takjub Lucy memandangi dinosaurus tersebut hingga akhirnya dinosaurus tersebut melihat Lucy dan ingin memangsanya. Terlihat jelas pada scene ini Lucy berada disuatu tempat masa lalu yang mengharuskan Lucy bertemu dengan hewan yang pernah hidup
http://digilib.mercubuana.ac.id/
98
dimasa itu, scene ini merupakan imajinasi, yang didunia nyata tidak pernah ada satu orang pun yang dapat kembali kemasa itu.
4.2.9.4 Analisa Pada adegan ini Lucy mampu kembali kemasa lalu dimasa dinosaurus pernah hidup, yang dimana manusia normal tidak dapat melakukan hal tersebut. Adegan ini merupakan realitas yang tidak pernah ada didunia nyata, karena pada dasarnya manusia hanya bisa melihat masa lalu melalui ingatannya bukan melintasi waktu untuk datang ke masa lalu. Pada tampilan layar, Lucy sebenarnya merujuk pada sebuah lokasi didunia nyata, tetapi terdapat ruang dan waktu yang tidak jelas pada lokasi yang digunakan realitas yang ditampilkan pada Lucy dapat dikatakan sebagai pseudo event, sebab didalam ruang maya (cyberspace) sangat dimungkinkan untuk mengkonstruksi bahkan merekayasa sebuah realitas, hal ini merupakan dunia yang disebut oleh Baudrillard sebagai patafisika. Jelas manipulasi teknologi sangat berperan penting dalam adegan ini. Sehingga peneliti melihat ini sebagai bentuk dari dunia fantasi dan ilusi yang menjadi konsep Baudrillard untuk menjelaskan apa itu hiperrealitas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
99
Tabel 4.2.10 Lucy Berubah Bentuk Shot
Visual Gambar 25
Close up
Gambar 26
Medium Shot
Gambar 27
Medium Shot
http://digilib.mercubuana.ac.id/
100
Gambar 28
Close Up
4.2.10.1 Dialog/Suara/Teks Profesor : Lihatlah. Komputernya bergerak. Polisi Del Rio : Hei. Dimana dia? Lucy : Aku disegala tempat
4.2.10.2 Penanda (Signifier) Terlihat pada Gambar 25 Lucy berubah menjadi sebuah supercomputer dengan sengaja merubah dirinya yang terlihat jelas pada Gambar 26 menjadi sebuah flashdisk, kemudian terlihat dimana Gambar 27 polisi Del Rio mencari keberadaan Lucy hingga pada Gambar 28 handpone polisi Del Rio muncul tulisan dan suara.
4.2.10.3 Petanda (Signified) Terlihat jelas pada scene ini tokoh utama mengubah bentuk menjadi sebuah flashdisk dari supercomputer yang tujuannya semua para profesor dapat mengakses dirinya melalui sebuah flashdisk tersebut. Scene
http://digilib.mercubuana.ac.id/
101
ini juga termasuk konsep pemikiran hiperrealitas yang pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori Jean Baudrillard tentang hiperrealitas.
4.2.10.4 Analisa Pada adegan ini sosok Lucy dari supercomputer berubah menjadi sebuah flashdisk. Adegan ini merupakan realitas yang tidak pernah ada didunia nyata, karena pada dasarnya manusia hanya bisa menginput data yang dia ketahui melalui komputer bukan merubah dirinya menjadi flashdisk agar apa yang dia ketahui bisa diakses oleh orang lain. Scene ini juga merupakan sebuah realitas yang melampui dirinya sendiri dan oleh karena melampaui dirinya maka ia bukan lagi seperti realitas
aslinya.
Seperti
pernyataan
Baudrillard
dengan
konsep
hiperrealitasnya, simulakra (simulacra) merupakan sebuah duplikasi dari duplikasi, yang aslinya tidak pernah ada, sehingga perbedaan antara duplikasi dan asli menjadi kabur.
4.3
Pembahasan Pada bab ini peneliti akan melakukan pembahasan mengenai bagaimana
hiperrealitas dikonstruksikan melalui tanda-tanda yang dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure yang terdiri dari signifier (penanda), signified (petanda) dan referent (rujukan). Film Lucy merupakam sebuah film eksperimen yang dilakukan oleh Luc Besson untuk merambah genre science fiction lagi dengan pendekatan yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
102
berbeda. Film Lucy diproduseri oleh Virginia Silla dan disutradarai oleh Luc Besson dan dibintangi oleh Scarlett Johansson, Morgan Freeman, Min-sik Choi, Amr Waked, Julian Rhind-Tutt, Pilou Asbaek dan Analeigh Tipton. Film berdurasi 89 menit ini dirilis pada tanggal 23 Agustus 2014. Sesuai hasil analisa diatas, maka dapat ditemukan konsep hiperrealitas dalam film Lucy. Didalam film tersebut tergambar jelas bagaimana para pemain utama menggunakan kemampuan diluar batas manusia normal. Adegan film tersebut menggambarkan hiperrealitas karena melebih-lebihkan realitas yang lebih nyata dari realitas aslinya. Tabel-tabel
diatas
menunjukkan
bahwa
semua
imajinasi
yang
dikonstruksikan kedalam pemikiran hiperrealitas Jean Baudrillard. Hampir setiap adegan dalam film ini, terdapat banyak konsep hiperrealitas. Bukan hanya konsep hiperrealitas saja yang ada dalam film ini, tetapi juga ada unsur imajinasi dalam film ini, yang membuat khalayak percaya akan realitas yang ada dalam film tersebut. Walaupun pada dasarnya
film
merupakan sebuah tontonan
yang
memberikan hiburan, pengetahuan, informasi namun ada baiknya kita sebagai penonton harus pandai membedakan mana realitas sungguhan mana realitas yang berlebihan untuk kita, bukan berarti film Lucy ini tidak bermanfaat, namun dibalik banyaknya
adegan-adegan
yang
mengandung
hiperrealitas
yang
coba
diperlihatkan oleh sang sutradara untuk mengangkat film ini, ada hal positif yang dapat kita ambil untuk dijadikan pelajaran yaitu bagaimana kita mengetahui
http://digilib.mercubuana.ac.id/
103
manusia menjadi kuat dan hebat jika menggunakan otaknya lebih dari 10 persen yang terbukti salah. Bisa dibayangkan, pada film ini terdapat scene yang memperlihatkan Lucy mengkonsumsi obat setelah itu menjadi manusia kuat seperti manusia superhero ditonton dan dicontoh oleh anak-anak dibawah umur terlebih dalam scene tersebut terkandung unsur hiperrealitas yang akan menambah imajinasi anak-anak dalam berfikir akan hal tersebut. Oleh sebab itu, ada baiknya orang dewasa bisa mendampingi mereka pada saat menyaksikan sebuah film yang sulit diterima oleh akal sehat manusia dewasa ini agar penyampaian isi pesan dalam film tersebut bisa sesuai dengan pemahaman mereka sebagai anak-anak. Penggambaran konsep hiperrealitas dalam film ini tergambar jelas dengan beberapa adegan-adegan dan scene-scene yang mendukung. Hampir keseluruhan film ini, mulai dari awal sampai akhir terlihat jelas unsur hiperrealitas yang sangat ditonjolkan. Sebagian orang beranggapan film ini adalah film superhero, padahal maksud dari film ini bukan seperti itu. Sang sutradara mengemas film ini dengan berbagai referensi dan beberapa teori revolusi dengan pendekatan yang berbeda. Film ini juga menggambarkan sebuah imajinasi yang berlebih yang membuat para penonton tercengang-cengang dengan ketakjuban sosok Lucy sebagai peran utamanya. Agar terlihat sungguhan, sang sutradara sengaja memasukkan unsur pendukung seperti kemampuan Lucy membaca pikiran seseorang dengan cepat hingga kemampuan Lucy mengubah dirinya menjadi komputer super setelah itu dia juga mampu mengubah dirinya menjadi sebuah flashdisk.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
104
Setelah dilakukan penelitian lebih sering pada film ini, maka unsur hiperrealitas lebih banyak dilakukan dengan menggunakan audio-visual dan alur cerita yang memaksa khalayak untuk percaya pada film tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/