BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Koperasi Nusantara 4.1.1 Sejarah Koperasi Nusantara Berawal dari perhatian terhadap keterbatasan perkembangan dunia perkoperasian di Indonesia yang seharusnya dapat menjadi soko guru perekonomian nasional membuat sekelompok generasi muda dengan latar belakang keuangan dan teknologi informatika terpacu untuk menghadirkan koperasi yang memanfaatkan teknologi untuk pengembangan bisnisnya. Koperasi Nusantara pada awal berdirinya bernama Koperasi Serba Usaha (KSU) Koperasi Dana Indonesia yang didirikan pada tanggal 10 Oktober 2004, dan terdaftar di Kantor Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia dengan membuka cabang di beberapa daerah di Jawa Barat yang memberikan layanan pinjaman khusus kepada para pensiunan dan pegawai yang pembayaran gaji atau uang pensiunnya melalui Kantor Pos. Setelah memiliki beberapa cabang, para pengurus dan anggota sepakat melakukan Perubahan Anggaran Dasar yang telah mendapat persetujuan dari Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia dengan nomor: 492/PAD/MENEG.I/V/2006 pada tanggal 10 Mei
2006. Melalui Akta Nomor 3 tertanggal 7 Mei 2007 para pengurus dan anggota sepakat untuk mengganti nama menjadi Koperasi Nusantara, dengan surat pemberitahuan kepada Menteri Negara Koperasi dan UKM RI nomor 039/KS/WASBIN/V2007 tertanggal 14 Mei 2007. Koperasi Nusantara, telah mendapatkan pengesahan sebagai badan hukum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia nomor 1038/BH-DK/2004 tanggal 10 Oktober 2004. Koperasi Serba Usaha dengan status primer nasional yang selain memiliki Unit Jasa juga memiliki Unit Simpan Pinjam. Sebagai Unit Jasa, kegiatan utamanya adalah menjadi Jasa Konsultan Keuangan dan Agen Pemasaran dari berbagai perusahaan barang/jasa. Untuk mendukung kegiatan bisnis, khususnya dalam hal penyaluran pinjaman Koperasi Nusantara bekerjasama dengan perbankan melalui linkage program dengan fasilitas channeling. Dimana melalui kerjasama tersebut Koperasi Nusantara membantu menyalurkan pinjaman kepada calon peminjam yang membutuhkan. Di awal usahanya, Koperasi Nusantara hanya membuka cabang di beberapa daerah di Jawa Barat dengan core business memberikan pinjaman kepada para pensiun dan pegawai yang pembayaran gaji atau uang dilakukan di kantor pos. Seiring berjalannya waktu, pertumbuhan bisnis pinjaman ini terlihat semakin potensial, maka pada tahun 2006 Koperasi Nusantara melakukan kerjasama operasional dengan PT Pos Indonesia (Persero). Kerjasama ini meliputi penyaluran pinjaman dan pemotongan uang gaji atau pensiunan
pegawai, PNS dan TNI atau POLRI dan sejak tahun 2007 produk pinjaman ini dapat dilayani di seluruh Indonesia melalui 208 cabang kantor layanan Koperasi Nusantara. Berbasis teknologi informatika, memungkinkan Koperasi Nusantara dapat melakukan pengelolaan bisnisnya dengan realtime online system di seluruh cabang layaknya standar perbankan saat ini. Kemitraan strategis untuk dapat menjalankan bisnis yang ada dengan baik tidak hanya dibangun dengan PT.POS INDONESIA (Persero) tapi juga dengan pihak-pihak pendukung lainnya seperti PT. Bank Sinarmas, ICB Bumiputera Indonesia Tbk, Bank Kesawan, BII, Maybank, Bank Bukopin, Bank Bukopin Syariah, Bank BNI, Bank BNI Syariah, Bank Mutiara, Asuransi Jiwa Bumiputera 1912, Asuransi Jiwa Nusantara, Asuransi Jiwa Jiwasraya, Asuransi Syariah Mubarakah.1
Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Edi Putranto selaku Manajer Public Relations Koperasi Nusantara: “Koperasi nusantara didukung penuh oleh PT Pos Indonesia sebagai mitra strategis dan juga pihak-pihak bank sebagai pendukung terselenggaranya bisnis kredit pensiun, hadir dengan semangat perkoperasian dengan didukung oleh sistem teknologi canggih akan memberikan kontribusi bagi kesejahteraan dan juga melestarikan dan mengembangkan perkoperasian di Indonesia”.2
1 2
Company profile Koperasi Nusantara Hasil wawancara dengan Bapak Edi Susanto pada tanggal 5 Oktober 2012
Berikut data mengenai Koperasi Nusantara mulai bulan September 2012: Kantor Pusat Operasional di Soepomo Office Park, Jln Prof.Dr. Soepomo, SH No.143 Jakarta 12810 Telp 021-29380083 Fax. 021-29380085 Website: www.kopnus.com
1.1.2
Logo Perusahaan
1.1.3
Visi dan Misi 4.1.3.1 Visi Tersebar, Terbesar dan Terbaik Tersebar : Jaringan kantor pelayanan terluas Terbesar : Penghimpunan dana, Penyaluran pinjaman, dan Sisa Hasil Usaha (SHU). Terbaik : Produk dan sistem pelayanan, Sistem Manajemen, dan SDM Profesional.
4.1.3.2 Misi Misi Koperasi Nusantara diantaranya sebagai berikut: 1.
Menyediakan berbagai produk dan layanan yang bermutu tinggi, berbasis teknologi yang tepat guna dengan didukung Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional, bagi anggota dan calon anggota koperasi.
2.
Membantu pemerintah dalam pembangunan masyarakat ekonomi mikro melalui penyediaan produk dan layanan yang tersebar ke seluruh pelosok nusantara.
3.
Memberikan value terbesar bagi seluruh stakeholder Koperasi Nusantara.
1.1.4
Budaya Perusahaan Koperasi Nusantara Nilai-nilai yang dianut Koperasi Nusantara antara lain: 1. kekeluargaan 2. kejujuran 3. kesetiakawanan 4. peduli sesama 5. tanggung jawab 6. kerja keras 7. kecerdasan 8. disiplin 9. gotong royong
1.1.5
Struktur Organisasi
1. Pengurus Adalah pimpinan Koperasi yang dipilih melalui Rapat Anggota Koperasi yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara yang bertugas untuk menjalankan amanat Rapat Anggota Koperasi. 2. Pejabat Adalah Pembantu Pengurus yang terdiri dari Pengelola, Kepala Divisi, Kepala Departemen, Kepala Seksi dan Supervisor dan atau jabatan yang oleh Pengurus dianggap setaraf/sederajat. 3. Staf Adalah seluruh karyawan yang tidak memiliki atau menduduki posisi tertentu masuk ke dalam klasifikasi staf.
1.2
Hasil Penelitian Bagian ini merupakan deskripsi dan analisis terhadap hasil penelitian yang peneliti lakukan. Analisis didasarkan pada satu sumber utama dan sumbersumber lain yang dapat dijadikan sebagai data pelengkap atas sumber utama. Dalam penelitian ini yang akan menjadi key informan adalah Kepala Departemen Public Relations Koperasi Nusantara, yakni Bapak Edi Putranto. Sedangkan untuk informan adalah Bapak Raindy Fadlila selaku staf Public Relations Koperasi Nusantara, kemudian ada debitur ataupun nasabah dari Koperasi Nusantara yaitu Ibu Sumiati dan calon debitur atau calon nasabah dari Koperasi Nusantara, Ibu Dewi. Peneliti melakukan wawancara secara mendalam (indepth interview) kepada narasumber untuk mendapatkan data secara kualitatif sesuai dengan metode penelitian studi kasus yang diuraikan secara deskriptif dengan fokus penelitian terhadap “Strategi Public Relations Koperasi Nusantara dalam Sosialisasi Produk Kredit Pensiun kepada Masyarakat periode Bulan Oktober 2012”.
1.2.1
Kredit Pensiun Kredit pensiun merupakan salah satu produk jasa yang ditawarkan
oleh koperasi nusantara. Kredit pensiun sendiri merupakan alternatif pilihan bantuan jasa keuangan kepada para pensiunan-pensiunan pegawai negeri sipil, TNI dan Polri. Tata cara pemanfaatan fasilitas kredit pensiun ini pun
sama saja halnya dengan kredit lainnya. Yaitu adanya jaminan yang diserahkan kepada pemberi kredit. Namun bedanya, untuk kredit pensiun ini, yang dijadikan jaminan bukanlah sertifikat tanah, rumah atau pun kendaraan bermotor. Akan tetapi surat keputusan (SK) pensiun mereka yang didapatkan dari dinas instansi tempat mereka bekerja. Selain surat keputusan (SK),beberapa hal lainnya yang harus dilampirkan dalam persyaratan kredit pensiun adalah Kartu Identitas Pensiun (karip) untuk PNS dan buku asabri untuk TNI/POLRI, carik/slip gaji dari PT Taspen untuk PNS dan dari PT Asabri untuk TNI/POLRI. Lalu juga harus dapat melampirkan surat rekomendasi dari kantor pos, sebagai penyalur gaji para pensiunan, NPWP bila diperlukan, ktp suami istri dan kartu keluarga. Hal utama yang tidak kalah penting adalah kesehatan dari pensiunan itu sendiri, karena pada hampir semua perusahaan yang bergerak pada bisnis kredit pensiun, jangka waktu yang dapat diberikan maksimal adalah sepuluh (10) tahun sehingga kesehatan merupakan faktor yang sangat menentukan disetujui tidaknya pengajuan kredit pensiun tersebut. Bila semua persyaratan dapat dipenuhi, maka pengajuan kredit pensiun pun dapat dijalankan tinggal menunggu proses lebih lanjut.
4.2.2 Strategi Public Relations Koperasi Nusantara dalam Sosialisasi Produk Kredit Pensiun Periode Bulan Oktober 2012
Koperasi Nusantara adalah salah satu koperasi yang mempunyai misi untuk membangun ekonomi kerakyatan dengan layanan terbaik untuk hidup lebih sejahtera. Yaitu Koperasi Nusantara ingin mengembangkan bisnis perkoperasian ini agar semakin bangkit dan besar, serta perekonomian masyarakat akan lebih maju dan sejahtera dengan penyaluran dana yang diberikan dari koperasi. Koperasi Nusantara pun memiliki visi untuk menjadi koperasi yang memiliki kantor layanan tersebar di seluruh Indonesia, menjadi koperasi terbesar dalam menghimpun dana, penyaluran pinjaman dan sisa hasil usaha, serta menjadi koperasi terbaik di Indonesia dengan produk dan sistem pelayanan, sistem manajemen dan sumber daya manusia yang profesional. Untuk mencapai visi dan misi tersebut, Koperasi Nusantara harus dapat dengan baik mensosialisasikan produk jasanya kepada masyarakat agar dapat dikenal dan agar masyarakat memilih Koperasi Nusantara sebagai tempat mereka untuk mendapatkan bantuan pinjaman dana. Langkah yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi PR Kopnus namun saat penelitian dilakukan, penelitian yang sedang dijalankan ini ternyata memiliki kecenderungan meneliti tentang aktivitas PR Kopnus. Walaupun demikian, peneliti tetap optimis bahwa penelitian mengenai strategi PR ini sudahlah benar walaupun hanya memberikan jangka waktu penelitian selama satu bulan lamanya karena peneliti juga tidak murni dilakukan pada patokan satu bulan saja melainkan
juga didasarkan dengan membandingkan dengan data pada dua bulan sebelumnya yaitu bulan Agustus dan juga September 2012. Berikut merupakan wawancara awal peneliti dengan Bapak Edi Putranto, mengenai sejarah singkat Koperasi Nusantara, yaitu: “Koperasi Nusantara itu sebelumnya bernama Bank Dana, tapi karena pihak manajemen merasa ingin dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat, dan juga demi pengembangan perusahaan secara cepat, maka manajemen sepakat untuk mengubah bentuk badan usaha perusahaan dari yang semula berbentuk Bank menjadi Koperasi”. Saat awal pendirian, bank dana ini udah banyak peminatnya, makanya manajemen melihat ini sebagai peluang, sehingga dengan sigap dan segera merubah badan usaha agar dapat lebih banyak membantu masyarakat ke daerah-daerah lainnya”.3 Data wawancara tersebut diperkuat oleh hasil observasi peneliti ke salah satu kantor layanan kopnus di kantor pos mampang. Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Sumiati. Ibu Sumiati ini merupakan salah satu orang yang memang selalu menggunakan jasa kantor pos dalam membayar listrik, telepon dan lain-lain. Saat peneliti pertanyakan mengenai Bank Dana, ibu sumiati berkata bahwa dia mengetahui Bank Dana itu merupakan nama lain dari Koperasi Nusantara. Hal ini beliau ketahui karena sebelumnya Ibu Sumiati ini merupakan pensiunan di Sukabumi. Saat pensiun di sukabumi itulah, ia mengetahui adanya Bank Dana. Ia merasa pernah ditawarkan jasa kredit pensiun. Namun saat ia mengajukan pindah loket bayar ke Jakarta. Ia pindah lah ke kantor pos mampang. Saat di kantor pos mampang inilah bu 3
In depth interview dengan Bpk Edi Putranto, Head Of Public Relations Koperasi Nusantara, tanggal 7 Januari 2013.
Sumiati baru melakukan pencairan kredit di Koperasi Nusantara. Ibu sumiati mengatakan bahwa saat ia di sukabumi, ada bank yang kerjasama dengan pos juga layaknya kopnus, saat mengobrol-ngobrol dengan pegawai kopnus lah, baru diketahui ternyata Bank Dana yang ia tahu merupakan nama lain dari Koperasi Nusantara. Dari informasi ini, dapat dikatakan bahwa sistem manajemen yang ada di Koperasi Nusantara ini bersifat dinamis, tidak kaku kepada aturan baku yang telah ditetapkan, namun juga fleksibel dan peka melihat pangsa pasar dan berupaya untuk dapat mengusahakan yang terbaik dalam pengembangan perusahaan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan fenomena yang terjadi dalam core bisnis yang sedang dijalankannya dengan melakukan perubahan badan usaha dari bentuk Bank menjadi Koperasi. Dalam mensosialisasikan produk kredit pensiunnya, diperlukan adanya strategi Public Relations, yang mana dalam pelaksanaannya, strategi ini mengikuti proses manajemen yang terdiri dari empat tahap yang akan dijabarkan sebagai berikut:
1.2.3
Pengumpulan Data (Fact Finding) Dalam tahap pegumpulan data ini, peneliti melakukan penelitian yang
berkaitan dengan opini, sikap dan reaksi dari publik sasaran yang berkepentingan dengan aksi dan kebijakan-kebijakan perusahaan. Kemudian melakukan kegiatan evaluasi dari fakta-fakta dan informasi yang didapatkan
untuk menentukan keputusan berikutnya. Dalam tahap ini akan ditetapkan suatu fakta dan informasi yang berkepentingan dengan kepentingan perusahaan. Sebelum dapat menentukan strategi yang akan dilakukan dalam sosialisasi produk kredit pensiun kepada masyarakat, karyawan koperasi nusantara terlebih dahulu harus mengumpulkan data-data, informasi dan fakta-fakta yang terjadi di lapangan sebelum dilakukannya sosialisasi. Tahapan ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh data yang aktual mengenai opini publik tentang koperasi nusantara dan juga produk jasa kredit pensiunnya. Agar sosialisasi produk kredit pensiun berjalan dengan efektif, maka pihak koperasi nusantara harus mendapatkan data yang paling aktual dan terpercaya. Dari hasil wawancara yang penulis lakukan, didapatkan data dan informasi yang berhubungan dengan strategi Public Relations Koperasi Nusantara dalam mensosialisasikan produk kredit pensiun kepada masyarakat. Saat di lapangan, peneliti melakukan pengamatan dengan cara melakukan wawancara dengan Ibu Sumiati. Ibu ini merupakan salah satu debitur/nasabah dari Koperasi Nusantara. Peneliti mendapatkan informasi mengenai ibu Sumiati dengan melakukan wawancara dengan juru bayar pensiun di Kantor Pos Mampang Jakarta Selatan. Peneliti pun melakukan wawancara kepada beliau guna mengetahui informasi mengenai koperasi nusantara secara langsung kepada pengguna produk jasa perusahaan tersebut.
Berikut adalah penjelasan dari Ibu Sumiati mengenai opininya: “ibu itu tau koperasi nusantara, kebetulan ibu kan pinjem disana. Ibu pinjem di kopnus kira-kira dari tahun 2008. Kebetulan ibu lagi butuh dana buat warung ibu, jadi ya pinjem di kopnus deh. Awalnya dikasih tau sama temen, pensiunan juga. Terus ibu tanyatanya deh ke juru bayar di kantor pos sini tentang kopnus. Akhirnya pinjem deh. Dan ternyata, kopnus itu dulunya namanya Bank Dana. Bank Dana sih tau, kebetulan kan ibu itu dulu pensiunnya di Sukabumi, karena ibu ikut anak yang kerja di Jakarta, pindah deh ke kantor pos mampang ambil uang pensiunnya. Kalo soal pelayanannya, lumayan bagus. Makanya ibu udah beberapa kali minjem disini. Pokonya merasa terbantu deh sama kopnus, bisa pinjem sesuai dengan kebutuhan, terus bisnis warung ibu juga alhamdulillah lancar mba”.4 Dari hasil wawancara tersebut, maka peneliti pun meminta izin untuk melakukan cek data pada Kantor layanan Mampang Koperasi Nusantara mengenai hasil pembicaraan yang dilakukan dengan Ibu Sumiati, dan pihak KL (Kantor Layanan) Kopnus mengiyakan bahwa memang pada database mereka, terdapat nama Ibu Sumiati yang melakukan peminjaman pertamanya di Kopnus KL Mampang pada Bulan Maret 2008 dengan status debitur lancar. Saat peneliti mendatangi KL Mampang, secara tidak sengaja KL sedang kedatangan salah satu pensiunan. Lalu peneliti melihat bagaimana pegawai di KL itu melayani beberapa pertanyaan dari pensiunan dengan baik dan ramah. Pelayanannya pun tidak terkesan kaku sehingga pensiunan tersebut tidak merasa canggung untuk mengatakan maksud kedatangannya kepada pegawai KL. Maka dari itu, peneliti pun sependapat dengan Ibu 4
In depth interview dengan Ibu Sumiati, salah satu debitur Koperasi Nusantara pada Cabang Mampang, Jakarta Selatan, tanggal 5 Januari 2013
Sumiati yang telah sebelumnya peneliti wawancarai mengenai pelayanan di Koperasi Nusantara. Lalu kemudian peneliti pun melakukan wawancara terhadap pensiunan yang belum memiliki pinjaman di koperasi nusantara, hal ini dilakukan untuk mengetahui opini khalayak mengenai perusahaan yang peneliti teliti, dan akhirnya penulis dapat menemui salah satu pensiunan yang sedang mengambil gaji di kantor pos tebet di bilangan Jakarta Selatan yang bernama Ibu Dewi. Berikut adalah hasil wawancaranya: “ibu tau kopnus, kopnus itu kan koperasi yang bisa minjemin uang buat pensiunan. Ibu kalo ambil gaji awal bulan suka dapet brosurnya dikasih-kasihin gitu di kantor pos”. 5 Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan tersebut, pensiunan yang bernama ibu Dewi adalah pensiunan yang mengetahui adanya koperasi nusantara adalah sebagai koperasi yang memberikan jasa pinjaman uang kepada para pensiunan. Dari sini peneliti melihat bahwa kopnus memang melakukan kegiatan sosialisasi produknya di kantor pos. Dari hasil wawancara peneliti dengan debitur dan calon debitur, dapat ditarik kesimpulan bahwa mereka mengetahui tentang produk yang ditawarkan oleh kopnus, hanya saja mungkin mereka tidak mengetahui secara detail tentang produk tersebut, beberapa teman dari ibu sumiati dan ibu dewi merupakan debitur di kopnus juga, sehingga ini menjadi nilai tersendiri bagi 55
Indepth interview dengan Ibu Dewi salah satu calon debitur di Koperasi Nusantara pada 5 Januari 2013
kopnus karena mereka biasanya selalu bertukar informasi sesama pensiunan dan kebersamaan diantara mereka membuat satu sama lain saling mereferensikan tempat mereka meminjam uang atau apapun yang berhubungan dengan mereka. Itulah yang diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan para pensiunan, baik itu yang sudah memiliki pinjaman di kopnus atau pun belum dengan harapan dari hasil wawancara kepada kedua pensiunan tersebut sebagai sasaran target perusahaan, diharapkan dari hasil wawancara tersebut akan diperoleh jawaban dari penelitian yang dilakukan. Bapak Edi Putranto, selaku Head of Public Relations telah menjawab beberapa wawancara mendalam dari peneliti yang berkaitan dengan sosialisasi produk kredit pensiun, berikut adalah penjelasan beliau: Faktor-faktor apa yang melatarbelakangi adanya pencarian fakta tentang sosialisasi produk kredit pensiun koperasi nusantara?
“suatu perusahaan, dalam hal ini koperasi, itu harus diketahui oleh masyarakat. bukan hanya diketahui saja, tapi juga produkproduknya juga harus diketahui oleh masyarakat, sehingga perlu untuk disosialisasikan. Sosialisasi yang kami lakukan ada dua, yaitu sosialisasi intern dan sosialisasi ekstern”. 6 Dari hasil wawancara ini, peneliti melihat bahwa PR kopnus menganggap sosialisasi itu merupakan hal yang harus dilakukan karena perusahaan itu 6
Op.cit
harus diketahui oleh masyarakat dan dikenal oleh masyarakat beserta produkproduk perusahaannya. Peneliti pun mengajukan wawancara kepada staf Public Relations Koperasi Nusantara, yaitu bapak Raindy Fadlila mengenai media yang digunakan
untuk
mencari
fakta
dilapangan,
berikut
adalah
hasil
wawancaranya: “karena kami disini mencari informasi ke kantor-kantor layanan sebagai ujung tombak perusahaan karena mereka berhadapan langsung dengan pensiunan, jadi media yang kami gunakan adalah media komunikasi menggunakan telepon, e-mail, dan chat kantor saja”.7 Dari hasil wawancara berikut diatas, media yang digunakan dalam mencari fakta di lapangan yang dilakukan sangatlah sederhana, yaitu dengan melakukan komunikasi dengan kantor-kantor layanan menggunakan media internal mereka, sehingga tidak membutuhkan biaya tambahan khusus. Peneliti pun melakukan wawancara kembali dengan Bapak Edi Putranto mengenai seberapa penting pencairan fakta di lapangan bagi perusahaan, dan berikut adalah jawabannya: “sangat penting, dengan adanya pencarian fakta di lapangan, perusahaan dapat mengetahui kondisi pasar yang terkini, dan dengan itu pula dapat dilihat potensi yang dapat dilakukan oleh perusahaan sehingga perusahaan dapat menentukan arah tujuan agar disesuaikan dengan minat pasar”.8
7 8
Indepth Interview dengan Bapak Raindy Fadhlila pada tanggal 7 Januari 2013 ibid
Dari hasil wawancara ini, PR kopnus mengetahui bahwa pencarian fakta di lapangan merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung kemajuan perusahaan agar dapat menyesuaikan dengan minat pasar yang sedang terjadi. Manajer Public Relations adalah orang yang bertanggung jawab dalam membangun brand awareness dan brand knowledge pada produk kredit pensiun Koperasi Nusantara. Dalam membangun brand awareness dan brand knowledge ini kepada nasabah atau debitur, maka diperlukan tahapan pengumpulan data yang menjadi acuan dalam pembuatan perencanaan aktivitas yang mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Berdasarkan wawancara yang diakukan dengan Bapak Edi Putranto: “tahap pengumpulan data oleh bagian Public Relations kantor pusat adalah dengan cara mengumpulkan data hasil rapat para manajer cabang dalam sebuah rapat bulanan di wilayahnya masing-masing, lalu juga mengadakan rapat bulanan bagi kepala bisnis dan kepala kantor wilayah se Indonesia di kantor pusat, lalu setelah itu pihak kantor pusat kemudian melakukan rapat yang dihadiri oleh para pejabat dari seluruh direktorat guna merumuskan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh Public Relations selanjutnya”. Jadi, dari hasil wawancara tersebut, dalam pengumpulan data yang dilakukan oleh Koperasi Nusantara untuk membuat perencanaan aktivitas Public Relations adalah dengan melakukan riset opini. Tahapan ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh data yang aktual mengenai fakta dan kondisi di tiap kota pada kantor cabang koperasi nusantara sebagai ujung tombak perusahaan agar program sosialisasi yang akan dilakukan selanjutnya diharuskan mendapatkan data yang paling aktual.
Riset opini tersebut dilakukan dari hasil diadakannya rapat kerja bulanan yang diselenggarakan oleh setiap kantor wilayah Koperasi Nusantara di seluruh Indonesia. Hasil dari rapat kerja bulanan tersebut kemudian dibawa dan dikomunikasikan kepada kantor pusat oleh kepala bisnis dan juga kepala kantor wilayah masing-masing pada saat rapat kerja bulanan di kantor pusat. Setelah opini-opini dari para manajer cabang yang disampaikan melalui atasannya di kantor wilayah telah tersampaikan dan tercatat oleh notulen dalam rapat kerja bulanan tersebutlah, lalu kemudian pihak kantor pusat melakukan rapat yang terdiri dari para pejabat dari seluruh direktorat terkait guna membahas dan mengetahui pandangan publik terhadap perusahaan dan untuk mengetahui apa yang saat ini diinginkan atau dibutuhkan oleh debitur.
1.2.4
Perencanaan (Planning) Tahapan ini memberikan opini, ide dan reaksi yang berkaitan dengan kebijakan serta menetapkan program kerja perusahaan yang sejalan dengan kepentingan atau keinginan-keinginan pihak yang berkepentingan. Setelah pengumpulan data, maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh Public Relations Koperasi Nusantara adalah perencanaan yang merupakan proses kedua dalam rangkaian strategi sosialisasi produk
kredit pensiun yang dilakukan oleh Public Relations Koperasi Nusantara. Maka yang menjadi sasaran dari pesan ini adalah pensiunan. Sesuai dengan visi perusahaan sebagai perusahaan yang tersebar dalam jaringan kantor pelayanan terluas, tersebar sebagai perusahaan penghimpun dana, penyaluran pinjaman dan sisa hasil usaha, dan terbaik dalam pemberian produk dan sistem pelayanan, sistem manajemen dan SDM yang profesional, hal tersebutlah yang meyakinkan PR Kopnus dalam memberikan pelayanan dan memberikan kemudahan dan ketepatan kepada para pensiunan dalam sosialisasi produk kredit pensiun. Saat diwawancara mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perencanaan, berikut jawaban dari Bapak Edi Putranto selaku Head of Public Relations Koperasi Nusantara: “kami memiliki program jangka pendek dan juga jangka panjang. Di kopnus sendiri tahapan-tahapan tersebut sudah ada pada program kerja setiap tahunnya dan disesuaikan dengan bidang PR”.9 Dalam hasil wawancara tersebut, maka tahapan-tahapan yang dilakukan oleh PR dalam perencanaan sosialisasi adalah sudah tertulis dalam program kerja yang telah ditetapkan setiap tahunnya, sehingga tugas PR Koperasi Nusantara yang dijalankan sudah berdasarkan kesepakatan yang diputuskan oleh pihak manajemen. 9
In depth interview dengan Bapak Edi Putranto Head of PR Koperasi Nusantara, tanggal 7 Januari 2013
Lalu kemudian peneliti melakukan wawancara mengenai pihakpihak yang ikut terlibat dalam perencanaan kepada Bapak Edi Putranto, dan berikut adalah hasil wawancaranya: “pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan sosialisasi bukan saja hanya bagian Public Relations Departement saja, melainkan juga dari departemen bisnis dan para pejabat antar direktorat yang ada di Koperasi Nusantara, karena seluruh elemen dalam Koperasi Nusantara ini saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain”.10 Dari hasil wawancara tersebut, menjelaskan bahwa dalam perencanaan sosialisasi yang dilakukan itu tidaklah hanya melibatkan bagian PR saja, melainkan juga melibatkan departemen lain yang ada di kopnus karena mereka beranggapan bahwa seluruh elemen yang ada di kopnus itu sebenarnya saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain. Lalu hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan dalam perencanaan tersebut? Maka bapak Edi Putranto pun menjelaskan sebagai berikut: “hal-hal yang kami persiapkan disini adalah segala sesuatu yang telah disiapkan dan disesuaikan dengan program kerja yang telah ditetapkan, jadi tidak keluar dari situ saja, mulai dari kepanitiaannya siapa saja, media publikasinya apa saja, tempatnya dimana dan lain-lainnya”.11 Dari hasil wawancara tersebut, maka hal-hal yang harus dipersiapkan dalam perencanaan tersebut tidaklah berbeda dengan program kerja yang telah ditetapkan dan tidaklah akan keluar dari aturan tersebut. 10 11
ibid Ibid
Saat ditanya mengenai tujuan dari dilakukannya perencanaan, berikut ini adalah jawaban dari bapak Edi Putranto: “ tentu saja, kembali lagi kepada visi perusahaan, yaitu 3T. Tersebar, Terbesar dan Terbaik. Karena TER itu tidak terbatas”.12 Dari hasil wawancara tersebut diatas, diketahui bahwa tujuan dari perencanaan sosialisasi adalah untuk mewujudkan visi perusahaan yaitu untuk menjadi koperasi yang tersebar seluruh kantor layanannya, terbesar dalam penyaluran dana kredit pensiun dan terbaik dalam sumberdaya manusia dan pelayanannya kepada masyarakat. Saat diwawancara mengenai seberapa pentingnya sosialisasi bagi koperasi nusantara, berikut adalah jawaban dari bapak Edi Putranto: “sangat penting, karena siapa pun yang tidak mengenal, akan menjadi kenal. Yang tidak cinta, akan menjadi cinta dan akhirnya akan menggunakan produk perusahaan”.13 Dari hasil wawancara diatas, PR Kopnus menganggap sosialisasi terhadap masyarakat sangatlah penting karena mereka yakin bahwa dengan sosialisasi dapat mengubah suatu keadaan dimana bagi yang belum mengenal kopnus, maka ia akan menjadi kenal setelah dilakukan sosialisasi, dan apabila setelah kenal dengan kopnus, maka harapannya akan menggunakan produk yang dimiliki oleh kopnus.
12 13
Ibid Ibid
4.2.5 Aksi dan Komunikasi (Communications-Actions) Tahapan mengambil aksi dan berkomunikasi ini tidak terlepas dari tahapan yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu pengumpulan data dan perencanaan. Hal ini merupakan implementasi aktivitas dan komunikasi yang di desain untuk mencapai tujuan spesifik untuk masing-masing publik dalam rangka mencapai tujuan program. Strategi Public Relations dalam mensosialisasikan produk kredit pensiun ini berguna untuk meningkatkan brand awareness dan brand knowledge dalam memberikan informasi, membangun dan mempertahankan hubungan yang baik antara perusahaan dengan nasabah atau calon nasabahnya. Aktivitas dan komunikasi yang dilakukan dalam menjalankan strategi Public Relations ini adalah dalam bentuk tatap muka dan juga menggunakan media, baik itu media elekronik maupun media cetak. Beberapa diantaranya adalah dalam bentuk pameran, seminar, iklan sponsor dan pemberitahuan ke kantorkantor layanan. Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan bapak Edi Putranto, sebagai berikut:
“media yang kami gunakan itu ada dua, media elektronik dan juga cetak. Media elektronik yang kami gunakan yaitu dengan media televisi sebagai sponsor bersama. Karena biaya televisi itu mahal, maka hanya untuk publikasi tertentu saja kami baru menggunakannya. Terakhir, kami menggunakan media televisi untuk menyiarkan liputan mengenai rapat kerja nasional perusahaan. Kami pun mempunyai alasan tersendiri kenapa tidak
terlalu mengunakan media televisi. Mengingat produk perusahaan yang ditawarkan itu segmentif, maksudnya kami kan menjual jasa kredit pensiun, jadi pangsa pasarnya ya para pensiunan. Jadi rasanya kurang pas dan kurang mengena kalo kita melakukan media iklan di televisi, tidak akan terlalu mengena kepada para pensiunan, mengingat jumlah pensiunan di Indonesia itu tidaklah terlalu banyak Jadi, agar media yang kami gunakan itu tepat sasaran dan juga efisien, kami menggunakan media brosur, banner, mengikuti pameran-pameran yang berhubungan dengan koperasi, mengikuti seminar-seminar yang berhubungan dengan koperasi, iklan sponsor pada majalah-majalah koperasi dan pemberitahuan ke kantor-kantor layanan tentang program yang akan dijalankan”.14 Hasil yang didapat dari wawancara tersebut diatas adalah penggunaan media yang dilakukan oleh kopnus, ternyata bahwa kopnus menggunakan media elektronik dan juga cetak. Hanya saja media-media yang digunakan hanya beberapa saja, yaitu televisi untuk media elektronik dan majalah, brosur, banner untuk media cetak, ditambah pula dengan aktif berpartisipasi dalam seminar dan pameran-pameran yang berhubungan dengan koperasi. Berikut adalah aktivitas-aktivitas strategi Public Relations yang dilakukan oleh Koperasi Nusantara berupa: 1. Pameran Pameran merupakan salah satu media promosi yang bertujuan untuk memperkenalkan kelebihan produk atau jasa dengan harapan mereka tertarik untuk menggunakan produk Koperasi Nusantara.
14
Ibid
Pameran yang dilakukan oleh Koperasi Nusantara salah satunya adalah mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh badan koperasi di Gedung Koperasi Smesco yang terletak di daerah mampang Jakarta Selatan dengan diikuti oleh berbagai koperasi-koperasi yang ada di Jakarta dan sekitarnya. 2. Media Cetak Aktivitas lainnya yang digunakan sebagai strategi Public Relations pada sosialisasi produk kredit pensiun kepada masyarakat adalah dengan membuat brosur, iklan di media cetak, majalah internal Koperasi Nusantara, banner dan spanduk yang dibagikan ke kantor-kantor layanan di seluruh Indonesia dan juga terpampang di kantor-kantor pos di seluruh Indonesia. Informasi yang tercetak di dalamnya adalah mengenai kelebihan dan keunggulan yang diiliki oleh produk perusahaan. Adapun media cetak yang dipilih oleh Koperasi Nusantara diantaranya adalah majalah pip, peluang, ukm dan majalah-majalah koperasi lainnya, sedangkan koran-koran yang terbit di Jakarta hampir kesemuanya pernah menjadi media kopnus dalam beriklan seperti kompas, suara pembaruan, suara merdeka, dan masih banyak lagi. Seperti hasil wawancara peneliti kepada bapak Edi Putranto berikut:
“ media cetak yang menjadi media partner Koperasi Nusantara dalam mensosialisasikan produk kredit pensiun adalah majalah-majalah koperasi seperti pip, peluang dan UKM. Namun untuk media koran, hampir semua koran pernah digunakan kopnus untuk beriklan”.15 15
Indepth Interview dengan bapak Edi Putranto pada tanggal 7 Januari 2013
Hasil dari wawancara tersebut diatas, pihak kopnus menjelaskan bahwa mereka menggunakan beberapa media cetak berupa majalah koperasi, yang setiap edisinya selalu diisi dengan iklan atau pun informasi tentang kopnus. Pak Edi pun menyampaikan bahwa kopnus telah dan pernah melakukan pemasangan iklan pada hampir semua Koran baik lokal maupun nasional sehingga tidak dapat disebutkan satu persatu. Dalam menjalankan aksinya, tidak hanya bagian PR saja yang melakukannya, hal ini diperkuat oleh hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada bapak Edi Putranto berikut ini: “semua elemen dalam perusahaan tidak terkecuali harus turut terlibat dalam program sosialisasi ini, mulai dari pengurus dan pejabat perusahaan sesuai dengan fungsinya masing-masing”. Dari hasil wawancara diatas, dapat dijelaskan bahwa pihak kopnus memberlakukan kegiatan sosialisasi ini tidak hanya kepada bagian PR Departement saja, melainkan juga kepada seluruh elemen yang ada dalam perusahaan untuk turut serta mensosialisasikan produk kredit pensiun, baik itu yang berada di kantor layanan, kantor wilayah maupun kantor pusat dan tidak terkecuali para petinggi perusahaan dan bahkan juga pemilik perusahaan sendiri tekadang ikut serta dalam proses sosialisasi produk kredit pensiun ini. Sedangkan target-dalam dilaksanakannya aksi sosialisasi ini ada dua. Yaitu target internal dan eksternal. Seperti yang dikutip oleh peneliti dalam hasil
wawancaranya kepada bapak Edi Putranto selaku Head of Public Relations berikut ini: “ target kopnus dalam dalam sosialisasi produk kredit pensiun ini ada dua. Yaitu internal dan eksternal. Internalnya adalah seluruh pegawai kopnus, dan ekternalnya itu pensiunan. Kalo misi yang diharapkan dalam sosialisasinya kepada target internal yaitu pegawai adalah agar para pegawai kopnus itu dapat mengerti tentang produk perusahaannya, pada bagian apapun dia bekerja,terutama marketing, dan seluruh staf yang tidak ada sangkutannya dengan memasarkan dan mensosialisasikan produk, hal ini karena kami percaya, apabila seluruh elemen perusahaan memahami produk perusahaan dengan baik, maka hal ini dapat dijadikan tambahan alat komunikasi kami kepada para pensiunan sebagai target utama kami yaitu pensiunan dimana mereka sebagai pegawai dapat mengkomunikasikan dan mensosialisasikan produk perusahaan kepada khalayak. Terutama pegawai-pegawai kopnus yang berada di kantor-kantor layanan kopnus. Dan target eksternalnya tentu saja pensiunan yang dijadikan bisnis utama perusahaan”.16 Saat peneliti melakukan wawancara mengenai siapa yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi tersebut, Pak Edi Putranto menjawab: “ penanggung jawab kegiatan ini adalah sekper (sekertaris perusahaan)”. Yang peneliti amati mengenai hal ini adalah keseriusan yang dilakukan oleh kopnus dalam sosialisasi produknya sehingga kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan oleh bagian PR tetapi juga kegiatan tersebut langsung diawasi oleh sekper. 1.2.6
Evaluasi (Evaluating) Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses manajemen. Setelah
tahap mengambil tindakan dan komunikasi, maka Koperasi Nusantara ingin 16
ibid
mengetahui dampak atau pengaruhnya terhadap nasabah atau debiturnya, apakah tujuan sudah tercapai atau belum, evaluasi dilakukan pula untuk menilai
aspek-aspek
kegiatan
yang
memerlukan
perbaikan
atau
penyempurnaan. Bahkan evaluasi juga digunakan untuk memutuskan apakah suatu kegiatan dapat dilanjutkan atau dihentikan. Berdasarkan wawancara dengan bapak Edi Putranto, evaluasi yang dilakukan oleh Koperasi Nusantara adalah: “evaluasi dilakukan secara berkala setelah program selesai dilakukan, langkah ini dilakukan untuk mengetahui manfaat dari kegiatan perencanaan dari Public Relations yang dilakukan apakah sudah sesuai dengan rencana atau belum. Salah satu evaluasi yang dilakukan adalah dengan melihat hasilnya dalam rapat kerja di kantor pusat yang terdiri dari bagian SDM, bisnis dan PR dengan cara dihitung dan dilihat berdasarkan hasil rapat tersebut yang dilakukan sebelum dan sesudah program sosialisasi dilaksanakan”.17 evaluasi yang dilakukan oleh Koperasi Nusantara selain melakukan evaluasi setiap bulannya, diadakan pula evaluasi dengan tahapan secara triwulan. Sehingga, pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah di bulan Oktober 2012, maka tahapan penelitian per triwulannya dilakukan pada bulan Desember 2012. Saat mempertanyakan mengenai hasil dari program yang telah dijalankan, maka Head of Public Relations Bapak Edi Putranto pun menjawab dalam hasil wawancaranya yaitu: “sejauh ini mba, hasilnya selalu sesuai dengan perencanaan, karena bisnis kopnus dalam bidang usaha kredit pensiun kan 17
ibid
Cuma ada satu, jadi ya sejauh ini selalu dapat sesuai dengan perencanaan”.18 Dari hasil wawancara diatas, peneliti melihat bahwa karena kopnus memiliki satu bidang bisnis kredit pensiun yang dikelola, menjadikan perusahaan ini dapat mengatur dan juga menyesuaikan bagaimana caranya agar hasil yang dijalankan itu dapat sesuai dengan perencanaan.
1.3 Pembahasan Berdasarkan hasil yang diperoleh selama peneliti melakukan penelitian mengenai strategi sosialisasi produk kredit pensiun oleh Public Relations di Koperasi Nusantara kepada masyarakat, pada umumnya mereka telah melakukan strategi sosialisasi teori Scott M.Cutlip dan Allen H.Center mengenai empat tahapan atau langkah-langkah proses perencanaan program kerja, yaitu: Penemuan Fakta (Fact Finding), Perencanaan (Planning), Aksi dan Komunikasi (Communications-Actions) dan Evaluasi (Evaluating). Berikut adalah pembahasannya:
4.3.1 Produk Kredit Pensiun Proses pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah dengan melakukan wawancara kepada beberapa narasumber yang berkepentingan dan mendukung dalam penelitian. Beberapa narasumber tersebut adalah Head Of 18
ibid
Public Relations, staf Public Relations, debitur Koperasi Nusantara, dan pensiunan sebagai calon debitur Koperasi Nusantara, hal ini dalam rangka untuk mengetahui tujuan, khalayak sasaran, proses kerja serta mengenai strategi sosialisasi produk kredit pensiun dan berbagai informasi lain yang menunjang. Kredit pensiun adalah salah satu produk jasa yang dijalankan oleh Koperasi Nusantara. Bisnis usaha kredit pensiun ini adalah hasil kerjasama Koperasi Nusantara dengan berbagai bank di Indonesia dan juga PT Pos Indonesia. Peran Koperasi Nusantara sendiri adalah sebagai channeling dari bank-bank tersebut dalam menyalurkan uang kepada masyarakat, dalam hal ini yaitu pensiunan, dan PT Pos memberikan jasa pelayanannya sebagai perusahaan yang tersebar di seluruh Indonesia sehingga seluruh kantor layanan Koperasi Nusantara di seluruh Indonesia berada satu lingkungan dengan Kantor Pos. Kredit pensiun ini adalah jasa keuangan dengan sasaran hanya kepada para pensiunan, dan pensiunan disini hanyalah pensiunan pegawai negeri sipil, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan juga Polisi (POLRI) yang mendapatkan gaji pensiun dari pemerintah dan pengambilan gajinya dilakukan di kantor pos. Apabila pensiunan tersebut pengambilan gajinya bukan di kantor pos, maka harus dilakukan pemindahan loket bayar terlebih dahulu ke kantor pos. Alasan mengapa hanya pensiunan dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi (POLRI) adalah karena
pensiunan-pensiunan ini memiliki gaji yang dibayarkan oleh pemerintah secara terus-menerus selama pensiunan tersebut dan anggota keluarganya yang tercantum di dalam Surat Keputusan (SK) Pensiun masih hidup maka gajinya akan terus dibayarkan sehingga dari gaji inilah pihak kopnus memotong sejumlah tagihan per bulan dari peminjaman yang akan dilakukan oleh pensiunan tersebut. Surat Keputusan (SK) Pensiun pun dijadikan sebagai jaminan selama hutang tersebut belum lunas, karena dalam bisnis kredit pensiun, SK pensiun asli tersebut sangatlah berharga dan penting yang menjadi satu-satunya jaminan dari pihak pensiun kepada jasa keuangan pemberi kredit.lain halnya dengan Kartu Identitas Pensiun ataupun Buku Asabri dan slip gaji yang hanya dijadikan data pendukung sehingga fotokopiannya pun tidaklah masalah untuk dilampirkan ke dalam berkas pengajuan kredit pensiun. Loket bayar pensiun itu memang tidak hanya ada di kantor pos saja, namun juga dapat dilakukan di bank-bank yang mendapatkan izin dari PT Taspen (Tabungan Pensiun) selaku pengelola tabungan pensiunan seluruh pensiun pegawai negeri sipil (PNS) atau pun dari PT Asabri selaku pengelola tabungan pensiunan untuk seluruh pensiun Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi (POLRI). Bank-bank tersebut diantaranya adalah BTPN, BRI, bank HS (Saudara) dan sekarang pun dikarenakan bisnis kredit pensiun sudah sangat menjanjikan, maka muncul lah bank-bank baru yang melebarkan
usahanya pada bidang kredit pensiun dan bank-bank yang bisa dijadikan loket bayar pensiun tersebut yaitu bank Bukopin dan bank Mandiri. Oleh karena banyaknya bank yang memiliki jasa loket bayar pensiun, bila ada pensiunan yang membutuhkan dana dari kopnus, maka ia harus mengajukan perpindahan loket bayar terlebih dahulu ke PT Taspen atau PT Asabri dengan mengisi formulir kesediaan perpindahan loket bayar dan disetujui oleh loket bayar lama nya. Tujuan perpindahan loket bayar tersebut adalah dipindahkan ke loket bayar kantor pos karena Koperasi Nusantara bermitra dengan kantor pos. Terkadang tak sedikit pula, selain pensiunan tersebut berloket bayar bukan di kantor pos, ia juga telah memiliki hutang di bank tempat ia mengambil gaji tersebut. Sehingga, saat ia akan meminjam di kopnus, terlebih dahulu pensiunan tersebut harus mau melunasi hutangnya di bank tersebut dan sekaligus juga memindahkan loket bayarnya ke kantor pos. Dana untuk melunasi hutang bank tersebut akan difasilitasi oleh kopnus, namun tentu saja dengan sebelumnya harus melewati tahap administrasi dan lolos dalam pengajuan aplikasi kreditnya. Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh Koperasi Nusantara dalam sosialisasi produk kredit pensiun adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, dalam hal ini yaitu pensiunan agar mengetahui adanya produk kredit pensiun di Koperasi Nusantara yang dapat menjadi solusi bagi kebutuhan keuangan pensiunan dengan persyaratan yang mudah dan
pelayanan yang cepat dan tepat sehingga kredit yang disalurkan pun dapat bermanfaat bagi para peminjamnya. Sehingga, bila masyarakat dan pensiunan khususnya mengetahui tentang produk kredit pensiun Koperasi Nusantara, diharapkan saat pensiunan tersebut membutuhkan dana untuk modal usaha dan lain-lain, maka yang akan diingat dan dipilih adalah Koperasi Nusantara. Karena dalam setiap tahun itu pensiunan mengalami kenaikan gaji, dan biasanya kenaikan gaji ini mempengaruhi tingkat kebutuhan pensiunan terhadap jasa peminjaman keuangan, dan biasanya terjadi peningkatan kebutuhan peminjaman kredit pensiun, yaitu biasanya terjadi peningkatan peminjaman di bulan Agustus, September dan Oktober sehingga peneliti melakukan penelitian pada bulan Oktober 2012 karena pada bulan tersebutlah puncak dari tingginya pengajuan kredit pensiun pada Koperasi Nusantara.
4.3.2 Pengumpulan Fakta (Fact Finding) Proses pengumpulan data dan fakta yang dilakukan oleh peneliti dengan melakukan wawancara dengan dua key informan dari pihak Koperasi Nusantara yaitu Head of Public Relations dan juga staf Public Relations, dan dua orang informan dari luar Koperasi Nusantara yaitu para pensiunan, pensiunan yang pertama adalah yang telah melakukan pinjaman di Koperasi Nusantara dan pensiunan yang lainnya adalah pensiunan yang belum pernah meminjam di Koperasi Nusantara namun berloket bayar di Kantor Pos. Tujuan dari pengumpulan data tersebut adalah untuk mengetahui respon dan
persepsi sosialisasi yang dilakukan oleh Koperasi Nusantara menurut pandangan masyarakat yang dalam hal ini adalah pensiunan yang tertuang pada tahapan wawancara dengan salah satu pensiunan yang datang ke kantor pos. Dari hasil wawancara peneliti dengan pensiunan yang mengambil gaji di kantor pos, dan juga dari informasi yang didapatkan dari Koperasi Nusantara, maka peneliti mendapatkan banyak informasi yang berhubungan dengan penelitian yang penulis teliti. Melihat banyaknya jumlah penduduk yang menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Polisi (POLRI) dan juga dengan misi untuk menjadikan masyarakat Indonesia kembali menggunakan dan juga mensukseskan badan koperasi sebagai tonggak dan jati diri masyarakat di Indonesia, maka Koperasi Nusantara hadir untuk memberikan kemudahan dalam jasa keuangan dengan sistem teknologi yang canggih, dengan pelayanan yang cepat dan tepat kepada para pensiunan di seluruh Indonesia agar dapat menjangkau seluruh pensiunan di mana pun mereka tinggal. Oleh karena itu, dengan melihat pasar yang semakin menggeliat, dengan makin maraknya perusahaan yang melirik bisnis ini, diharuskan untuk selalu memberikan jasa pelayanan terbaik dan juga selalu mensosialisasikan produkproduknya kepada masyarakat dan pensiunan khususnya. Informasi mengenai fakta-fakta dilapangan tentang makin maraknya persaingan kredit pensiun ini tidak hanya dapat dilihat di kantor pusat Koperasi Nusantara di Jakarta saja,
akan tetapi persaingan pun sudah banyak terjadi di daerah-daerah seluruh nusantara yang dilaporkan dari kantor-kantor layanan kopnus yang tersebar di setiap kantor pos se Indonesia. Karena Koperasi Nusantara memahami betapa pentingnya keinginan masyarakat dan harapan masyarakat adalah hal yang sangat penting bagi kemajuan perusahaan, maka pihak perusahaan pun harus dapat menyikapi keinginan pasar yang ada, salah satunya dengan terus melakukan sosialiasi produk kredit pensiun kepada masyarakat dan pensiunan pada khususnya.
4.3.3 Perencanaan (Planning) Pada tahap ini, Koperasi Nusantara membuat rencana program yang akan dijalankan dalam sosialisasi produk kredit pensiun. Program yang dilakukan oleh kopnus ada dua yaitu program jangka pendek dan program jangka panjang. Untuk jangka pendeknya adalah dapat memberikan pinjaman bagi para pensiunan dan adanya peningkatan dari sebelumnya dari sisi jumlah banyaknya debitur dan jumlah pencairan kredit yang disalurkan. Dan program jangka panjangnya adalah untuk menjadi dikenal dan untuk menjadi nomor satu di Indonesia sebagai koperasi yang sesuai dengan slogannya 3T, yaitu TERsebar, TERsebar dan TERbaik. Program yang direncanakan oleh Koperasi Nusantara ini melibatkan banyak pihak, tidak hanya bagian marketing dan Public Relations saja. Namun juga melibatkan bagian bisnis, bagian operasional, bagian SDM dan
para pejabat di seluruh direktorat yang ada. Hal ini dilakukan agar mendapatkan program kerja yang baik, efektif dan efisien sehingga harus banyak dilihat tidak dalam segi marketing saja, namun seluruh bagian pun turut campur dalam pemilihan program yang dijalankan. Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam tahap perencanaan tidaklah terlalu banyak karena pada bagian perencanaan, yang dilakukan adalah mengadakan rapat yang kesemuanya dilakukan oleh orang pusat Koperasi Nusantara sehingga yang harus dipersiapkan adalah data-data dari setiap direktorat tentang laporan pencapaian terakhir yang telah dicapai oleh koperasi nusantara. Adapun tolak ukur keberhasilan program sosialisasi yang dilakukan oleh Koperasi Nusantara adalah dengan melihat tingginya minat pensiunan yang melakukan peminjaman pada seluruh kantor layanan Koperasi Nusantara pada periode bulan Oktober 2012.
4.3.4 Aksi dan Komunikasi (Communications-Actions) Pada tahap ini Koperasi Nusantara melakukan aktivitasnya dengan melakukan aksi dan komunikasi sebagai wujud nyata dari apa yang telah disusun dan direncanakan sebelumnya. Public Relations dan juga pejabat terkait yang ada di kantor pusat
ikut serta dalam
beberapa event yang
diselenggarakan, baik itu mengikuti seminar-seminar koperasi ataupun mengikuti pameran-pameran koperasi yang selalu diadakan oleh kantor
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Tidak lupa juga PR kantor pusat Koperasi Nusantara secara rutin menggunakan majalah koperasi sebagai media sponsor dalam mensosialisasikan produk kredit pensiun dan juga kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dan juga pejabat perusahaan. Pada tahap aksi dan komunikasi ini, pihak Koperasi Kantor Pusat pun melakukan sosialisasi kepada kantor-kantor layanannya yang ada diseluruh Indonesia dengan menggunakan media elektronik berupa e-mail atau pun media chat internal perusahaan. Hal ini cukup penting, karena ujung tombak Koperasi Nusantara sebenarnya ada pada kantor-kantor layanan sebagai pihak yang secara langsung
dan intens berkomunikasi dan berinteraksi dengan
pensiunan setiap bulannya. Sedangkan kantor pusat Koperasi Nusantara merupakan kantor non operasional yang hanya menjalankan sisi administratif saja. Kantor pusat tidak melakukan pelayanan secara langsung kepada para pensiunan dalam peminjaman kredit pensiun. Semua proses marketing secara operasional dilakukan oleh pihak kantor-kantor layanan sehingga aksi yang dilakukan Koperasi Nusantara terjadi pada dua tempat, yaitu pada kantor pusat sebagai pusat non operasional dan juga pada kantor-kantor layanan di seluruh Indonesia. Alat marketing yang digunakan oleh karyawan pada kantor-kantor layanan adalah dengan standing banner, spanduk dan juga brosur yang dikirimkan oleh Bagian Public Relations di kantor pusat. Maka dapat
disimpulkan media yang digunakan oleh Koperasi Nusantara secara garis besar dan keseluruhan adalah menggunakan media komunikasi internal dan eksternal serta dengan menggunakan media elektronik maupun cetak.
4.3.5 Evaluasi (Evaluating) Pada tahap akhir aktivitas yang dilakukan oleh Koperasi Nusantara adalah dengan melakukan evaluasi. Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai dan mengukur program kerja dan perencanaan yang telah dijalankan. Apakah kegiatan tersebut telah berjalan sesuai dengan perencanaan awal dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan keefektivitasan dari program maupun kegiatan yang telah dilaksanakan. Dalam tahapan evaluasi kegiatan ini, Koperasi Nusantara mempunyai cara yang sederhana dalam mengevaluasi hasil program yang telah dijalankan yaitu dengan menggunakan metode kuatitatif untuk menghitung jumlah debitur dan nominal pengajuan kredit pensiun pada periode sebelum dan sesudah penyelenggaraan strategi PR tersebut dijalankan. Evaluasi ini pun dilakukan dengan cara melihat dan menghitung jumlah debitur kredit dan nominal pengajuan kredit pada bulan sebelumnya pada total keseluruhan di kantor layanan dan membandingkan dengan jumlah debitur dan nominal pengajuan kredit pada bulan setelah program sosialisasi tersebut dijalankan.
Evaluasi tersebut dihadiri oleh bagian Sumber Daya Manusia (SDM), bagian bisnis, bagian PR. Ketiga bagian dalam perusahaan tersebut bersatu untuk dapat mengevaluasi kinerja dari seluruh para pegawainya, baik itu yang ada di kantor pusat dan juga kantor layanan. Berikut adalah tabel secara global laporan pencairan Koperasi Nusantara pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2012
Tabel 5.1 Nominal Pencairan dan Total Debitur BULAN 2012
NOMINAL
DEBITUR
(RP MILYAR) AGUSTUS
41.100.855.000
1.519
SEPTEMBER
53.481.729.000
1.756
OKTOBER
61.725.770.000
2.047
Melihat data yang ada, maka dari hasil sosialisasi yang dilakukan oleh Koperasi Nusantara, didapatkan lah total nominal pencairan dan total peminjam di Koperasi Nusantara sebanyak data pada tabel. Maka dapat dikatakan bahwa sosialisasi yang dilakukan tersebut cukuplah efektif bagi peningkatan pencairan perusahaan.
Mapping media dalam sosialisasi yang dilakukan Koperasi Nusantara No
Media Sosialisasi
1.
Standing Banner
Kegunaan Disebar ke seluruh
kantor-
kantor layanan Kopnus dan disimpan pada pintu masuk sehingga
siapa
saja
yang
datang pasti melihat banner ini.
2. Spanduk
Media ini juga disebarkan ke seluruh
kantor
layanan
di
seluruh Indonesia. Disimpan pada bagian atau kantor.
3
Brosur
Brosur ini dapat dianggap sebagai salah satu media yang sangat efektif dalam sosialisasi produk
kredit
Kopnus
karena
pensiun
di
brosur
ini
dapat disebarkan oleh kantor layanan
dimana
saja,
bias
disimpan di kantor pos atau pun disebar langsung kepada orang-orang. 4.
E-mail
Media ini digunakan untuk sosialisasi internal perusahaan untuk
menginformasikan
produk-produk Kopnus 5.
Buletin Koperasi Nusantara
Majalah ini digunakan untuk disebarkan
kepada
perusahaan
dan
internal
juga
para
pensiunan yang telah menjadi nasabah guna lebih mengenal dan
mengetahui
tentang
Kopnus. 6.
Iklan Majalah Koperasi
Iklan ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan
tentang
produk dan juga mengenai Koperasi
Nusantara
insan koperasi.
kepada
7.
Iklan pada surat kabar
Iklan ini dilakukan untuk dapat mensosialisasikan
produk
kepada khalayak luas dan juga pada target kredit pensiun khususnya. Dari sekian banyak jenis media yang digunakan dalam sosialisasi produk, media yang paling efektif dalam sosialisasi yang dilakukan oleh Kopnus adalah media brosur. Hal ini dikarenakan brosur sangatlah tepat dan efisien karena langsung dapat diberikan kepada pensiunan langsung disbanding media lain yang mungkin saja sama sekali tidak dilihat oleh pensiunan mengingat factor usia pensiunan tersebut.