BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMK Saraswati Salatiga SMK Saraswati Salatiga merupakan salah satu lembaga pendidikan menengah kejuruan bidang teknologi dan rekayasa di bawah naungan Yayasan Pembina Rehabilisasi Pembangunan Masyarakat (PREMAS) dengan akte notaris no. 21 tanggal 15 November 1969 diperbaiki dengan akte notaris no. 14 tanggal 8 Maret 1996 diperbaiki lagi dengan akte notaris no. 1 tanggal 1 September 2009 yang berdiri tanggal 25 November 1969. SMK Saraswati terletak di jalan Hasanudin no. 738 Salatiga mempunyai 6 Kompetensi Keahlian, yaitu Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Otomasi Industri, Teknik Pemesinan,
Teknik
Pemeliharaan
Mekanik
Industri,
Teknik Otomotif dan Teknik Multimedia Visi
SMK
Saraswati
Salatiga
adalah
menjadi
lembaga pendidikan kejuruan terkemuka. Kemudian misi SMK
Saraswati
Salatiga
adalah
menyelenggarakan
pelayanan pendidikan dan pelatihan secara professional untuk menghasilkan tamatan yang cerdas, terampil dan kompetitif. Menyelenggarakan pelayanan kepada tamatan untuk disalurkan kerja di industri melalui Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK Saraswati Salatiga. Pelayanan pendidikan agama di SMK Saraswati Salatiga
menganut bermacam-macam agama, Islam,
Kristen, Katholik, Hindhu dan Buddha. Masing-masing 1
agama
diampu
oleh
guru
yang
kompeten
sesuai
agamanya.
B. Deskripsi Hasil Penelitian Dalam bagian ini akan disajikan hasil penelitian evaluasi
pelaksanaan
Sistem
manajemen
Mutu
ISO
9001:2008 bidang manajemen kesiswaan pada aspek konteks, input, proses dan produk di SMK Saraswati Salatiga. 1. Evaluasi
Konteks Manajemen Kesiswaan Dalam Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
Dalam evaluasi konteks manajemen kesiswaan dalam peningkatan mutu berdasarkan Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008
meliputi
konteks:
Kebijakan
Mutu,
Pedoman Operasional Standar (POS), Instruksi Kerja (IK) dan Format-format Bidang Kesiswaan; konteks Yayasan dan
Kepala
Sekolah,
tokoh
masyarakat,
institusi
pasangan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI), orantua siswa, dan komite sekolah. a. Kebijakan Mutu, Pedoman Operasional Standar (POS),
Instruksi
Kerja
(IK)
dan
Format-format
Bidang Kesiswaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 sebagai alat untuk menjamin mutu pendidikan siswa selama proses belajar di SMK Saraswati Salatiga. Untuk itu 2
dibutuhkan
manajamen
kesiswaan
yang
baik.
Manajemen kesiswaan SMK Saraswati Salatiga membuat Pedoman Mutu (PM), Pedoman Operasional Standar (POS), Instruksi Kerja (IK) dan format-format kegiatan kesiswaan untuk dijadikan pedoman di setiap mengelola kegiatan pembinaan kesiswaan. Hal ini sesuai hasil wawancara dengan WKS 2 sebagai berikut: …..untuk mengatur segala kegiatan yang berkaitan dengan
siswa,
WKS
2
menggunakan
Pedoman
Operasional Standar (POS) yang didasarkan pada komitmen
bersama
disesuaikan
kondisi
dan
kemampuan sekolah. WKS 2 jelas menggunakan Instruksi kerja (IK) dan alur yang jelas serta formatformat juga kita buat dengan jelas dan mudah dikerjakan.
Kebijakan
mutu
dikeluarkan
oleh
Kepala
Sekolah
merupakan kebijakan secara umum bidang kesiswaan. Kebijakan
umum
dijabarkan
lagi
pada
Pedoman
Operasional Standar (POS) untuk dijadikan pedoman pelaksanaan pembinaan kesiswaan di SMK Saraswati Salatiga.
Tim
staf
kesiswaan
dalam
melaksanakan
pembinaan kesiswaan telah sesuai dengan Instruksi Kerja (IK) yang dibuat dan disepakati. b. Yayasan Premas dan Kepala Sekolah Pemikiran Yayasan dan Kepala Sekolah dapat dijelaskan bahwa mendukung dengan pemberlakuan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:208 di SMK Saraswati Salatiga sebab ISO 9001:2008 sebagai alat peningkatan mutu pendidikan dengan tetap komitmen, semangat kerja yang dilakukan
bersama-sama, dan 3
dapat melakukan motto ISO yaitu “ditulis apa yang dilakukan dan apa yang dilakukan harus ditulis” dengan berpedoman pada Pedoman Operasional Standar (POS) yang telah dibuat
bersama.
Selain itu mempunyai
kontribusi positif dalam pelaksanaan akreditasi sekolah utamanya bidang kesiswaan. Hasil wawancara dengan Ketua Yayasan dijelaskan bahwa dalam bidang ketertiban siswa harus ditumbuhkan sikap disiplin, tertib pada siswa dengan memberdayakan tim kesiswaan yang peduli, kompak dan bertanggungjawab. Bimbingan Konseling (BK) harus peka apalagi menjelang pelaksanaan kurikulum 2013.
Hal ini menuntut kerjasama guru BK dan tim kesiswaan dalam mengendalikan ketertiban siswa jangan sampai siswa dibiarkan menjadi liar tidak terlayani dengan baik sesuai standar pelayanan. Hasil wawancara dengan Yayasan juga mengatakan apabila ketertiban siswa dibiarkan akan menjadi liar, tumbuhkan kesadaran siswa untuk disiplin, Apabila ada yang melanggar, siswa segera dipanggil, guru harus empaty dan jangan dibiarkan saja.
c. Tokoh Masyarakat Pemikiran tokoh masyarakat dalam peningkatan mutu manajemen kesiswaan SMK Saraswati Salatiga dapat dijelaskan bahwa tokoh masyarakat di sekitar sekolah
membutuhkan
kerjasama
yang
baik
dalam
menjaga keamanan barang-barang milik siswa selama proses belajar, khususnya pada saat istirahat pertama dan kedua. Sepeda motor siswa mohon ditertibkan agar tidak mengganggu jalan raya kampung. Knalpot sepeda 4
motor siswa juga agar ditertibkan untuk mengurangi polusi suara. Untuk itu membutuhkan pemberdayaan satpam sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler diberdayakan untuk menjalin hubungan baik dengan warga di sekitar sekolah seperti kerja bakti bersama, bantuan-bantuan tenaga dan pikiran pada kegiatan keagamaan dan sebagainya. Berdasarkan wawancara dijelaskan bahwa kegiatan pembinaan kesiswaan untuk lingkungan sekitar sekolah masih kurang. Perlu adanya perhatian lebih kepada siswa agar peduli terhadap lingkungan. d. Institusi Pasangan Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI) Institusi pasangan dari industri mengharapkan manajemen
kesiswaan
dalam
kedisiplinan
perlu
dipertahankan dan ditingkatkan. Siswa SMK Saraswati Salatiga membutuhkan pengelolaan yang tegas, disiplin, dan konsisten. Mengutamakan pendidikan agama yang kuat untuk dasar pembentukan ahlak dan kepribadian yang baik. Kegiatan ekstrakurikuler khususnya olahraga juga penting sebab mempunyai kontribusi fisik siswa yang tangguh dalam bekerja di industri. Perusahaan berpendapat, membentuk siswa terampil dalam waktu 3 bulan dapat dilakukan namun dalam hal karakter sulit membentuk dan mencari karyawan yang sikapnya baik serta tangguh.
5
e. Orangtua Siswa Pemikiran dalam wawancara dengan
orangtua
siswa untuk menjaga mutu siswa di SMK Saraswati dapat dijelaskan bahwa Kalau menurut saya, siswa harus sesuai aturan sekolah, ada saling menguntungkan antara pendidik dan siswa. Harus ada peningkatan mutu guru dalam hal wawasannya, pengalamannya. Guru yang terlambat harus ada konsekuensinya dan ada tegurannya. Bagaimana aturan dapat ditegakkan ?. Jangan sampai anak itu bebas, sekalipun siswa itu sudah keluar/pulang sekolah, masih ada pemantauan dari sekolah
Dari
hasil
wawancara
juga
dijelaskan
bahwa
orangtua menginginkan siswa di SMK Saraswati Salatiga dikelola dengan tegas, disiplin, mulai masuk sekolah sampai pulang sekolah masih menjadi pantauan dan tanggungjawab sekolah. Jika menjumpai siswa dan guru yang tidak masuk (bolos) 1 kali mohon segera disikapi dengan bijaksana. f. Komite Sekolah Komite sekolah mempunyai pemikiran untuk siswa SMK Saraswati Salatiga seharusnya mendapat perhatian dari
sekolah
dan
disesuaikan
dengan
ketentuan
pemerintah. Kepengurusan komite sekolah idealnya juga sesuai
aturan
pemerintah
agar
dapat
menjalankan
fungsinya dengan baik. Dalam wawancara dengan Komite Sekolah dinyatakan bahwa Pengurus Komite SMK Saraswati Salatiga belum lengkap sehingga masih sekedar formalitas. Seharusnya sesuai dengan standar ketentuan pemerintah namun pengurusnya tidak lengkap,
6
sehingga saya datang tidak menentu. Tidak sama dengan guru atau pegawai yang lain dan digaji. Kalau saya kan tidak digaji. Selama ini pengurus Komite Sekolah tidak ada Surat Keputusan (SK) dari sekolah. Seharusnya sekolah membuatkan Surat Keputusan (SK) untuk pengurus Komite Sekolah.
Sekedar saran dari Komite Sekolah untuk siswa, bahwa pengamatan mulai PSB, pembinaan siswa sudah bagus, tata tertib sudah bagus, buktinya tidak ada siswa yang tindikan dan tato, rambut pendek, cara berpakaian rapi, belum pernah melihat ada siswa yang tawuran dan kriminalitas. Siswa SMK Saraswati Salatiga yang paling penting pembentukan karakter. Kebiasaan itu menjadi modal dari watak siswa. Kalau dibiasakan disiplin walaupun berat, tetapi karakter siswa menjadi baik. 2. Evaluasi
Input Manajemen Kesiswaan Dalam Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Bidang Manajemen Kesiswaan pada aspek input Dalam aspek input ini mencakup dua hal yaitu
guru (tenaga pendidik) dan sarana prasarana pendukung pembinaan kesiswaan. a. Guru (Tenaga Pendidik) Dalam mewujudkan layanan pendidikan bermutu di
SMK
Saraswati
Salatiga
kompeten di bidangnya dan
dibutuhkan
guru
yang
sesuai mata pelajarannya
baik normatif, adaptif maupun produktif. Guru normatif 7
sebayak 17 orang, guru adaptif sebanyak 15 orang, guru produktif teknik listrik sebanyak 6 orang, guru produktif teknik otomasi industri 6 orang, guru teknik pemesinan 11 orang, teknik pemeliharaan mekanik industri 11 orang, teknik otomotif sebanyak 6 orang dan teknik multimedia sebanyak 4 orang. Peningkatan
mutu
manajemen
kesiswaan
membutuhkan bantuan di masing-masing kompetensi keahlian
untuk
pengelolaan,
pengendalian
dan
pembinaan kesiswaan sesuai aturan yang berlaku di SMK Saraswati Salatiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan
kesiswan
masih
terpusat
pada
petugas
kesiswaan. Petugas kesiswaan sebanyak 4 orang guru menangani siswa sejumlah 1433 siswa, 6 kompetensi keahlian. Jumlah itu kurang ideal. Sehingga pembinaan kesiswaan kurang maksimal. Dalam wawancara dengan staf tim kesiswaan menyatakan bahwa tim kesiswaan hanya ada 4 orang mengurusi semua ketetiban siswa. Seharusnya ada tim kesiswaan yang mengurusi seni, olahraga, kerokhanian. Masing-masing
dikelola
oleh
koordintaor
kesiswan
sendiri-sendiri. b. Sarana Prasarana Bidang Kesiswaan Berdasarkan
hasil
penelitian
dapat dijelaskan,
sarana dan prasarana pendukung kegiatan pembinaan kesiswaan adalah adanya jam dinding pengendali waktu kehadiran siswa, mesin potong rambut, lapangan untuk olahraga, alat drumband, alat band, lapangan futsal, lapangan bola voli, lapangan basket, lapangan untuk 8
upacara tempat parkir siswa, daftar pantauan seluruh siswa, buku pembinaan siswa, jurnal kemajuan kelas, ruang UKS, ruang OSIS, ruang pramuka. Dalam wawancara staf kesiswaan menyatakan bahwa sarana prasarana untuk pembinaan kesiswaan sudah ada dan lengkap. Dalam pelaksanaannya masih ada
beberapa
sarana
dan
prasarana
yang
belum
digunakan maksimal, bahkan masih
kurang untuk
pelayanan
basket
siswa
seperti
lapangan
belum
diberdayakan, ruang OSIS dan pramuka masih menjadi satu ruang. Hal ini juga diungkapkan oleh staf kesiswaan sebagai berikut: Sarana prasarana pembinaan kesiswaan ada dan lengkap namun siswa lama-lama menjadi berkurang, sebab faktor rumahnya jauh, kendaraan sulit, kalau pulang sore kehabisan mobil. Dengan demikian banyak siswa yang melakukan pengembangan diri di kampungnya masing-masing atau mengikuti club sendiri-sendiri.
3. Evaluasi Proses Manajemen Kesiswaan Dalam Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 a. Perencanaan Peserta Didik Sebelum melaksanakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan bersama Kepala Sekolah membentuk panitia PPDB. Pekerjaan diawali dengan koordinasi panitia PPDB untuk merencanakan sensus ke SMP-SMP, berdasarkan data PPDB
tahun
sebelumnya.
Kegiatan
itu
bertujuan
mendata siswa SMP yang berminat dan diterima di SMK 9
Saraswati Salatiga untuk menentukan penghargaan yang diberikan agar dapat mengkoordinir siswanya dapat masuk lagi di SMK Saraswati Salatiga. Perencanaan jumlah siswa yang akan diterima pada kelas X sebanyak 480 orang dengan asumsi 12 kelas, masing-masing kelas 40 siswa. Perencanaan ini telah
disesuaikan
dengan
ketersediaan
sarana
dan
prasarana yang dimiliki sekolah. b. Penerimaan Siswa Baru Penerimaan siswa baru di SMK Saraswati Salatiga diawali
beberapa
koordinasi
untuk
menentukan
perencanaan lanjutan. Metode penerimaan siswa baru yang dilakukan SMK Saraswati Salatiga ada dua cara yaitu jalur Penelusuran Minat Siswa (PMS) dan jalur reguler. Persyaratan umum yang harus dipenuhi calon siswa adalah: 1) Lulus SMP/MTs dengan membawa ijazah, 2) Terdaftar sebagai siswa tingkat IX di tahun tertentu, dengan memiliki fotokopi rapor dari semester 1 sampai 5 dilegalisir, 3) Berkepribadian baik, tidak cacat fisik dan mental, 4) Bersedia mengikuti tes wawancara dan tes akademik, 5) Usia maksimal 21 tahun dengan membawa Kartu Keluarga (KK). Persyaratan penerimaan siswa baru jalur PMS adalah 1) siswa datang bersama orangtua, 2) mengisi formulir, 3) membayar biaya pendaftaran, 4) tes tulis dan cek fisik, 5) pengumuman. Hasil penelitian dokumen dapat dijelaskan bahwa penerimaan siswa
baru SMK
Saraswati Salatiga seperti tabel 4.2. di bawah ini. 10
Tabel 4.1. Daftar penerimaan siswa baru Rencana penerimaan tahun
Pendaftar
Diterima
2010-2011
523
767
523
2011-2012
528
563
493
2012-2013
480
556
466
2013-2014
480
529
458
Sumber: Data laporan individu sekolah menengah Dari data di atas
menunjukkan bahwa pendaftar
pada penerimaan siswa baru mulai tahun 2010-2011 sampai tahun 2013-2014 mengalami penurunan. Hal ini disebabkan di perbatasan wilayah Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang berdiri SMK-SMK Negeri, sehingga akan mempengaruhi minat calon siswa mendaftar
di
SMK Saraswati Salatiga. Kemudian data tahun 20112012 sampai 2013-2014 dari target rencana penerimaan siswa
baru
dengan
yang
diterima
juga
mengalami
penurunan, padahal pendaftar dapat melampaui target dari rencana penerimaan. Hal ini disebabkan banyak calon siswa yang mundur, pindah sekolah. c.
Pengelompokan Peserta Didik Upaya pengelompokan siswa baru yang diterima di
SMK Saraswati Salatiga sejak mulai proses pendaftaran sudah diarahkan ke kompetensi keahlian yang diminati kecuali
kompetensi
keahlian
teknik
mesin.
Pengelompokan kompetensi keahlian teknik mesin diawali 11
dengan tes penjurusan. Hasil tes penjurusan terbagi menjadi tiga kompetensi keahlian yaitu teknik pemesinan, teknik
pemeliharaan
mekanik
industri
dan
teknik
otomotif. Upaya tersebut dianggap sudah baik untuk SMK Saraswati
Salatiga
berkeinginan
tetapi
pindah
masih
jurusan,
ada
siswa
disebabkan
yang
mengikuti
teman dekat, keinginan orangtua, setelah menjalani kurang lebih 2 bulan merasa berat sehingga berkeinginan pindah jurusan. Berdasarkan
hasil
penelitian
dapat
dijelaskan
pengelompokan kelas X, XI dan XII di SMK Saraswati sebanyak 36 kelas, seperti tabel 4.2. di bawah ini. Tabel 4.2. Daftar kompetensi keahlian dan daftar kelas JUMLAH KELAS No
Kompetensi Keahlian
20102011 X XI XII
20112012 X XI XII
20122013 X XI XII
20132014 X XI XII
1
TITL
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
Teknik Otomasi Industri Teknik Pemesinan Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri Teknik otomotif Teknik multimedia
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3 4
5 6
Sumber: Tata usaha SMK Saraswati Salatiga 12
d. Kehadiran Siswa Setiap siswa datang ke sekolah masuk terpusat pintu depan, di bawah pengawasan satpam sekolah yang mengatur kedisiplinan kehadiran siswa. Siswa wajib masuk tepat waktu jam 07.15 dan tidak boleh ada siswa terlambat. Setiap hari senin dan peringatan hari besar nasional melaksanakan upacara bendera. Setiap pagi tim kesiswaan
didampingi
beberapa
guru
menyambut
kedatangan siswa dan siswa berjabat tangan dengan guru-guru untuk memberi tauladan yang baik kepada siswa.
Manajemen
kesiswaan
mengambil
kebijakan
dengan memberi toleransi 5 menit bagi siswa yang terlambat
diperbolehkan
masuk
mengikuti
pelajaran
setelah menyelesaikan pembinaan yang diberikan guru piket atau wali kelas. Bagi siswa terlambat, dikendalikan oleh guru piket dan
guru
Bimbingan
Konseling.
Berdasarkan
hasil
penelitian dapat dijelaskan oleh guru piket dan guru BK bahwa akhir-akhir ini banyak siswa terlambat disebabkan pembinaan tim kesiswaan kurang tegas, banyak siswa meremehkan aturan, rumahnya jauh, trasportasi sulit. Tabel 4.3. Persentase kehadiran siswa berdasarkan data siswa tidak masuk tanpa keterangan (A) tahun 2012-2013 Ke las X
RATA-RATA PERSENTASE KEHADIRAN BULAN: JUL 98, 7%
AG S 98, 8%
SE P 97, 8%
OK T 98, 3%
NO P 97, 6%
DE S 10 0%
JA N 94 .8 %
FE B 96 ,4 %
MR T 87, 4%
AP L 95 ,4 %
M EI 94 ,6 %
JU N 10 0 %
13
XI
98, 9%
97, 8%
95, 3%
95, 6%
97, 2%
10 0%
XII
97, 2%
95, 3%
94, 6%
95, 4%
96, 2%
96, 5%
98 ,2 % 93
99 ,3 % 96 ,7 %
8%
98, 8% 92, 8%
96 .3 % 89 ,7 %
95 ,5 % _
10 0 % _
Sumber: Guru Bimbingan Konseling dan Petugas Piket harian Berdasarkan data rata-rata persentase kehadiran dari bulan Juli 2012 sampai Juni 2013 dapat dijelaskan bahwa kehadiran siswa kelas X, kelas XI dan XII telah melampaui sasaran mutu Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan yang ditetapkan oleh ISO 9001:2008. Namun siswa masih kurang kesadaran dalam hal kedisiplinan masuk sekolah. Sehingga masih perlu pengawasan setiap hari secara rutin yang dilakukan tim kesiswaan mulai pagi sampai pulang sekolah. e. Pembinaan Disiplin Siswa Pembinaan kedisiplinan diawali dengan sosialisasi tata tertib siswa yang dibuat SMK Saraswati Salatiga melalui Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan. Tata tertib digunakan sebagai strategi pembinaan siswa dalam mengendalikan sikap dan tingkah laku siswa dalam proses pelayanan pendidikan di SMK Saraswati Salatiga agar peningkatan mutu pendidikan tercapai. Berdasarkan
data
penelitian
dapat
dijelaskan
bahwa pembinaan disiplin siswa dilakukan setiap hari belajar di sekolah. Siswa masuk sekolah melalui pintu gerbang utama harus sudah dilakukan pengecekan keterlambatannya, kesesuaian rambut, cara berpakaian, pemakaian
asesoris
sampai
pemakaian
sepatu 14
berdasarkan tata tertib siswa di sekolah. Siswa terlambat masuk sekolah hanya diberi toleransi 5 menit. Siswa terlambat melebihi tiga kali, diserahkan walikelas untuk dibina. Apabila pembinaan wali kelas sampai tiga kali tidak ada perubahan, pembinaan berikutnya diserahkan ke Bimbingan Konseling (BK) dan pembinaannya sampai tiga kali juga tidak ada perubahan maka guru BK dan walikelas mengadakan kunjungan ke rumah orangtua siswa untuk mengadakan pengecekan langsung kondisi siswa yang sebenarnya. Apabila pembinaan BK tidak ada perubahan pembinaan diserahkan kepada Wakil Kepala Bidang Kesiswaan dengan Kepala Sekolah untuk diambil keputusan. Keputusan Kepala Sekolah untuk siswa bermasalah ada tiga pilihan, yaitu mengundurkan diri, pindah sekolah dan/atau cuti dengan dibuktikan Surat Keputusan (SK) pengembalian tanggungjawab pendidikan diserahkan kepada orangtua/wali siswa. Siswa
yang
mengalami
masalah
tidak
masuk
sekolah tanpa keterangan dan membolos alur pembinaan dilakukan dengan cara pemanggilan orangtua oleh wali kelas, diadakan pembinaan bersama wali kelas di sekolah dan
dibuktikan
ditandatangani
dengan
orangtua
Surat siswa.
Pernyataan Apabila
tidak
yang ada
perubahan pembinaan diserahkan kepada Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dan Kepala Sekolah untuk pengambilan kepuutusan. Penampilan siswa saat belajar di SMK Saraswati Salatiga adalah rambut harus pendek maksimal 1 cm, tidak boleh tindik, tato, rambut dilarang diberi pewarna, baju selalu dimasukkan, celana tidak boleh ketat, dan 15
sepatu harus hitam pada saat memakai seragam OSIS dan pramuka. Pemberian beasiswa untuk siswa berprestasi, siswa kurang mampu/yatim piatu telah dilakanakan dengan baik bahkan siswa yang bersekolah di SMK Saraswati Salatiga statusnya kakak - adik, akan mendapatkan keringanan pembayaran SPP dibuktikan Surat Keputusan Kepala Sekolah. Hal ini bertujuan untuk meringankan biaya pendidikan di SMK Saraswati Salatiga. Sumber beasiswa
yang
diberikan
siswa
berasal
dari
sekolah/yayasan dan bantuan pemerintah pusat. f. Kenaikan Kelas Siswa SMK Saraswati Salatiga wajib menempuh program
pembelajaran
pembelajaran
yang
sesuai
telah
dengan
disusun
rencana
bersama
wali
kelas/pembimbing akademik dan ketua program studi keahlian.
Setiap
pengembangan
siswa
wajib
diri/kegiatan
menempuh
program
ekstrakurikuler
yang
diwajibkan oleh sekolah. Kriteria kenaikan kelas bagi siswa untuk dapat naik kelas apabila harus memenuhi hal-hal sebagai berikut: a. Kenaikan kelas ditentukan melalui rapat dewan guru bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. b. Kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil pada semester 2, dengan pertimbangan SK/KD yang belum tuntas pada semester satu harus dituntaskan sampai mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan. Siswa yang belum mencapai KKM harus 16
mengikuti pembelajaran remidi. Pembelajaran remidi dilaksanakan dengan membuat jadwal khusus yang pelaksanaannya dimulai setelah tes semester 2 selesai sampai satu minggu dan/atau sebelum pelaksanaan sidang pleno kenaikan kelas. c. Siswa yang dinyatakan tidak naik kelas, apabila yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran yang merupakan prasyarat dari Standar Kompetensi (SK) berikutnya. d. Siswa
yang
dinyatakan
tidak
naik
kelas
harus
mengulang seluruh pelajaran di tingkat tersebut. a. Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler di SMK Saraswati Salatiga meliputi bidang olahraga, seni dan ketrampilan kejuruan serta organisasi. Bidang olahraga meliputi bola voli, basket, futsal, pencak silat, karate. Ekstrakurikuler bidang seni meliputi drumband, band, dan tari. Bidang keterampilan
kejuruan
meliputi
teknik
las,
teknik
otomotif. Berdasarkan penelitian dapat dijelaskan bahwa ekstrakurikuler basket dan karate belum dapat dilakukan maksimal disebabkan minat siswa kurang, pembina ekstrakurikuler basket kurang kompeten. Bola voli dan futsal merupakan ekstra unggulan yang banyak diminati siswa, bahkan berprestasi di tingkat Kota Salatiga, Provinsi,
maupun
Nasional.
Piala
dan
piagam
penghargaan sebagai bukti prestasi siswa di bidang olahraga bola voli dan futsal. Ekstrakurikuler bidang seni yang
kurang
dimintai
adalah
drumband.
Hal
ini 17
disebabkan peralatan drumband kurang lengkap dan standar,
jumlah
peserta
kurang
memadai,
peserta
didominasi siswa aktivitas pramuka saja. Kemudian band dan tari berjalan lancar dan baik. Ekstrakurikuler keterampilan teknik las dan otomotif berjalan sesuai program dan peminatnya cukup bagus. Semua
kegiatan
ekstrakurikuler
merupakan
program pengembangan diri yang diharapkan sebagai kegiatan
pendukung
peningkatan
mutu
siswa
yang
meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat bersaing di dunia kerja. Oleh sebab itu manajemen kesiswaan
di
SMK
Saraswati
Salatiga
menerapkan
penjaminan mutu pendidikan dengan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 sebagai
pengendali mutu
agar pengelolaan pendidikan mengacu pada perbaikan terus menerus. h. Peran Kepala Sekolah Peran Kepala Sekolah telah berperan sesuai fungsi manajemen pengorganisasian, evaluasi.
Selain
sekolah
mulai
pelaksanaan, itu
peran
perencanaan,
pengontrolan
Kepala
Sekolah
dan adalah
merekomendasikan rencana kegiatan, pendanaan, dan pengontrolan setiap kegiatan. Sebagai semua kegiatan ekstrekurikuler apabila mengalami kekurangan sarana pendukung dapat terakomodasi sehingga pembinaan kesiswaan dapat berjalan sesuai standar minimal mutu pendidikan.
18
i.
Pelayanan Khusus Sekolah melalui guru Bimbingan Konseling (BK)
berupaya memberikan pelayanan khusus yang
kepada siswa
mengalami masalah pribadi, masalah belajar,
bahkan masalah pendidikan karier untuk mengantarkan siswanya
dalam
menghadapi
dunia
kerja
atau
melanjutkan belajar ke perguruan tinggi. Berdasarkan
hasil
penelitian
SMK
Saraswati
Salatiga memberikan pelayanan kesehatan melalui UKS yang didukung ruangan yang memadai, perpustakaan sebagai
referensi
melaksanakan
dan
tugas
sumber
belajar
belajar.
siswa
Pelayanan
dalam kantin
seharusnya berada di dalam lingkungan sekolah namun kenyataannya belum dapat memenuhi pelayanan kantin di dalam sekolah. Hal ini akan berdampak kurang baik dalam proses pelayanan pendidikan seperti pengontrolan siswa sulit dilakukan khususnya pada saat istirahat, siswa cenderung memanfaatkan waktu ijin kepada guru mata pelajaran untuk membolos ke warung. Pelayanan koperasi siswa sudah ada namun tidak terpusat pada satu
tempat.
memberdayakan
Hal
ini
seharusnya
beberapa
guru
dikelola
dengan
koperasi/ekonomi
dengan bantuan siswa dan ditempatkan pada satu tempat untuk mempermudah pengelolaan layanan kepada siswa.
4.
Evaluasi Produk Manajemen Kesiswaan Dalam Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
19
a. Lulusan Siswa Pelayanan pendidikan bagi siswa
SMK Saraswati
Salatiga selama tiga tahun harapannya dapat meluluskan 100 % setiap tahunnya. Berdasarkan data penelitian dijelaskan bahwa hasil lulusan pada tahun pelajaran 2010-2011, 2011-2012, 2012-2013 dapat dilihat pada tabel 4.4. di bawah ini. Tabel 4.4. Hasil lulusan siswa NO
TAHUN LULUSAN
HASIL LULUSAN (%)
1
2010-2011
100%
2
2011-2012
100%
3
2012-2013
99,58%
Sumber: Daftar Kolektif Hasil Ujian Nasional Berdasarkan hasil penelitian dijelaskan bahwa hasil Ujian Nasional pada tahun 2010-2011 dan 2011-2012 siswa kelas XII SMK Saraswati Salatiga dengan hasil memuaskan yaitu lulus 100%. Namun pada tahun 20122013 hasil ujian nasional mengalami penurunan yaitu 99,58% yang disebabkan siswa sebanyak dua orang tidak lulus. Pada mata pelajaran matematika Nilai Akhir (NA) memperoleh nilai di bawah 4,00 yaitu 3,8 dan 3,9. Dengan demikian perlu adanya upaya sekolah untuk mencari metode pelayanan belajar yang tepat agar di tahun pelajaran mendatang dapat meluluskan 100%. Upaya metode pelayanan belajar untuk siswa, sekolah melakukan proses pembelajaran tambahan untuk siswa 20
diluar jam sekolah mulai jam 14.00 sampai 16.00 WIB. Selain itu pada hari happyday, sekolah melalui bagian pengajaran memerintahkan siswa untuk masuk sekolah, melakukan pembelajaran tambahan sesuai jadwal yang ditetapkan. Selanjutnya hasil pelayanan pendidikan di bidang pembinaan kesiswaan adalah terbentuknya kedisiplinan dan ketertiban siswa yang mantap guna mendukung proses pembelajaran selama 3 (tiga ) tahun sehingga dapat mewujudkan lulusan yang handal, tanggung dan dapat bersaing di dunia kerja. b. Prestasi Siswa Prestasi siswa hasil dari proses pembelajaran meliputi akademik dan non akademik. Prestasi akademik, siswa dapat meraih nilai ujian nasonal mata pelajaran bahasa indonesia, bahasa Inggris dan teori kejuruan dengan hasil memuaskan walaupun masih ada dua siswa yang tidak lulus pada matematika. Dengan demikian sekolah memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi dan diberikan pada saat wasana warsa. Prestasi siswa non akademik adalah prestasi yang dimiliki siswa diluar akademik sesuai bakat dan minat sebagai wujud pengembangan diri siswa bidang olahraga, seni dan keterampilan. Olahraga bola voli dan futsal merupakan olahraga unggulan sehingga sering meraih juara di tingkat Kota Salatiga, Jawa Tengah bahkan tingkat Nasional. Hasil
penelitian
evaluasi
pelaksanaan
program
Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001: 2008 bidang 21
manajemen kesiswaan
di SMK
Saraswati Salatiga
dirangkum seperti pada table 4.5 di bawah ini. Tabel 4.5 Rangkuman Penelitian Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 Bidang Manajemen Kesiswaan Di SMK Saraswati Salatiga NO 1
ASPEK
IDEAL
FAKTA
Konteks 1. Pedoman Mutu (PM), Pedoman Operasional Standar (POS), Instruksi Kerja (IK) dan format-format yang dipakai pada manajemen kesiswaan di SMK Saraswati Salatiga sesuai dengan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dan Standar Nasional Pendidikan.
Pengelolaan kesiswaan telah memakai pedoman yang dipersyaratkan SMM ISO 9001:2008 dan Standar Nasional Pendidikan. SMK Saraswati Salatiga menetapkan kebijakan kualifikasi lulusan meliputi: sikap, pengetahuan dan keterampilan.
2. Pemikiran Yayasan dan Kepala Sekolah mendukung sepenuhnya SMM ISO 9001:2008 yang diberlakukan sebagai alat penjamin mutu pendidikan di SMK Saraswati Salatiga bidang manajemen kesiswaan yang mempunyai kontribusi positif dalam akreditasi sekolah.
Pemberlakuan SMM ISO 9001:2008 mempunyai kontribusi positif pada bidang kesiswaan untuk mendukung akreditasi sekolah agar mencapai nilai A. Selain itu dapat membantu mewujudkan visi, misi SMK Saraswati Salatiga yang didukung dengan ketelitian dan kerapian dokumen sesuai standar ISO 9001:2008.
3. Pemikiran tokoh masyarakat membutuhkan kerjasama yang baik antara sekolah
Sekolah masih perlu pemberdayaan satpam se-cara maksimal utamanya jam-jam istira-
22
dengan orang-orang disekitar sekolah untuk menjaga keamanan barang-barang milik siswa
hat, kegiatan pembinaan kesiswaan untuk lingku-ngan sekitar sekolah masih kurang. Perlu adanya perhatian lebih kepada siswa agar peduli terhadap lingkungan sekitar sekolah.
4. Pemikiran pasangan DU/DI menginginkan kedisiplinan siswa perlu dipertahankan dan ditingkatkan dengan pengelolaan yang tegas, disiplin, dan konsisten. Kegiatan ekstrakurikuler harus di perhatikan. Mengutamakan kegiatan keagamaan untuk membentuk akhlak mulia.
Pengelolaan siswa mulai siswa masuk pintu gerbang, proses belajar di kelas, sampai pulang kembali sudah dilakukan maksimal, walaupun penanganan keterlambatan siswa perlu tegas dan konsisten. Ekstrakurikuler basket belum maksimal, lapangan besar untuk sarana sepak bola masih meminjam tempat lain.
5. Pemikiran orangtua siswa. Siswa SMK Saraswati Salatiga harus dikelola dengan tegas, disiplin, mulai masuk sekolah sampai pulang masih tanggungjawab sekolah. Jika menjumpai siswa membolos 1 (satu) kali saja segera disikapi dengan bijaksana.
Pembinaan kesiswaan telah dilakukan dengan baik namun perlu peningkatan konsistensi terhadap pelanggaran siswa, perlu kekompakan tim kesiswaan, wali kelas, dan guru BK dalam menangani siswa bermasalah, utamanya siswa bolos.
6. Pemikiran Komite Sekolah bahwa internal kepengurusan komite sekolah dilengkapi sesuai dengan aturan pemerintah, dibuatkan Surat Keputusan (SK). Da-
Komite sekolah hanya sekedar formalitas, belum mendapat SK kepengurusan komite sekolah, sehingga berdampak kurangnya koordinasi antara sekolah dengan komite
23
2
Input
lam manajemen kesiswaan yang paling penting adalah pembentukan karakter siswa. 1. Guru (Tenaga Pendidik) Guru harus sesuai kompetensinya dalam membantu pelayanan pembinaan siswa agar bermutu. Tim kesiswaan di masingmasing jurusan idealnya ada. Pembinaan siswa bidang seni, olah raga, keteram-pilan hendaknya ma-singmasing terdapat koordinator. Dokumen tenaga pendidik dan inventaris sarana prasaran terarsip rapi dan mudah dicari sesuai standar ISO 9001:2008.
2. Sarana Prasarana. Sarana dan prasarana pendukung manajemen kesiswaan seharusnya lengkap dan digunakan secara maksimal untuk kepentingan pembinaan kesiswaan.
sekolah. Pembinaan siswa sudah bagus, tata tertib sudah bagus. Guru SMK Saraswati sudah sesuai kompetensinya baik mata pelajaran normatif, adaptif maupun produktif. Tetapi ada 1 (satu) guru produktif yang berijazah STM dikarenakan faktor internal yayasan. Pembinaan kesiswaan masih terpusat pada tim kesiswaan, belum semua guru peduli membantu pengendalian ketertiban siswa. Masing-masing jurusan belum ada koordinator kesiswaan yang mengendalikan ketertiban siswa. Belum ada koordinator pembinaan siswa bidang seni, olah raga, dan keterampilan. Dokumen data tenaga pendidik dan tim kesiswaan terdata rapi. Hasil pembinaan dan kegiatan-kegiatan siswa juga terdokumen sesuai standar ISO 9001:2008 Sarana dan prasarana untuk pembinaan kesiswaan sudah memadahi , namun masih ada beberapa sarana olah raga belum diberdayakan maksimal. Perlu penambahan ruang
24
OSIS atau pramuka, sebab ruang pramuka dan OSIS masih menjadi satu ruagan. 3
Proses
1. Perencanaan Peserta Didik Sekolah mengawali dengan sensus ke SMP-SMP untuk merencanakan kegiatan penerimaan siswa baru. Selain itu untuk merencanakan jumlah siswa yang akan diterima pada kelas x (kelas1) 2. Penerimaan Baru
Siswa
Prosedur penerimaan siswa baru adalah pembentukan panitia, rapat penentuan siswa baru, pembuatan, pemasangan atau pengiriman pengumuman, pendaftaran siswa baru, seleksi, penetuan siswa yang diterima, pengumuman siswa baru dan regristrasi/daftar ulang.
Sekolah telah mengadakan sensus siswa di SMP-SMP dengan mendata siswa yang mendatar dan diterima di SMK Saraswati Salatiga untuk perencanaan sekolah dalam pelaksanaan PPDB tahun berikutnya. SMK Saraswati Salatiga telah melaksanakan prosedur penerimaan siswa baru mulai dari pembentukan panitia, rapat penentuan siswa baru, pembuatan, pemasangan atau pengiriman pengumuman, pendaftaran siswa baru, seleksi, penentuan siswa yang diterima, pengu-muman siswa baru dan regristrasi/daftar ulang. Pada seleksi siswa baru dengan wawancara dan pengamatan fisik, sekolah memperhatikan sekali kondisi fisik calon siswa seperti penampilan rambut (semir, warna-warni), juling, tindik, tato, pemakaian asesoris (putra) dan tes buta warna. Penerimaan siswa baru mengguna-
25
3. Pengelompokan siswa Ada lima dasar pengelompokan siswa yaitu pengelompokan berdasarkan kesukaan memilih teman (frendship grouping), prestasi ( achievement grouping), bakat ( Aptitude grouping), minat ( attention or interest grouping) dan kecerdasan (intelegent grouping)
4. Kehadiran siswa Siswa harus datang tidak terlambat. Pemakaian seragam sesuai aturan yang berlaku. Siswa yang hadir dan tidak hadir di sekolah hendaknya dicatat oleh guru dalam buku presensi. Begitu jam pertama dinyatakan masuk, kemudian siswa masuk kelas, guru mengabsen siswa satu persatu. Demikian juga pada jam-jam berikutnya setelah istirahat, guru perlu mengabsen kembali, barangkali ada siswa yang pulang sebelum wak-tunya (bolos).
kan dua cara: 1) menggunakan jalur bakat minat siswa dan 2) jalur regular. Pengelompokan siswa di SMK Saraswati Salatiga menggunakan attention or interest yaitu siswa sejak awal mulai daftar sudah diberi alternatif pilihan kompetensi keahlian (jurusan) yaitu teknik mesin dibagi 3 jurusan (teknik pemesinan, teknik pemeliharaan mekanik industri, teknik otomotif), teknik listrik, teknik otomasi industri dan multimedia. Jadi siswa memilih jurusan sudah sesuai minat siswa. Fakta dilapangan bahwa belum semua siswa datang tepat waktu. Pemakaian seragam siswa perlu pengawasan ketat dan rutin oleh tim kesiswaan dan dukungan semua guru untuk peduli menegur siswa yang melanggar. Pada bel masuk jam pertama belum semua siswa disiplin masuk tepat waktu. Kemudian guru masuk jam pertama semua guru sudah mengabsen siswa satu per satu, namun untuk jam-jam berikutnya (setelah istirahat) belum semua guru mengabsen kembali kehadiran
26
Semua aktivitas terdokumen dengan rapi dan mudah dicari
5. Pembinaan siswa.
disiplin
Sekolah tertib, aman, dan teratur merupakan prasyarat agar siswa dapat belajar secara optimal. Hal ini dapat terjadi apabila disiplin di sekolah berjalan baik. Kedisiplinan siswa dapat dikembangkan jika iklim sekolah menunjukkan kedisiplinan yang baik. Siswa baru akan menyesuaikan dengan situasi sekolah. Jika situasi sekolah disiplin maka siswa akan ikut disiplin. 6. Kenaikan kelas. Kenaikan kelas ditentukan melalui siding dewan guru dan didasarkan pada hasil penilaian pada semester 2 dengan melihat SK/KD yang belum tuntas pada semester satu. kenaikan kelas
siswa, sebab masih ada persoalan siswa berani bolos jam setelah istirahat. Guru piket setiap hari merekap kehadiran siswa, kemudian data siswa yang tidak masuk diserahkan wali kelas untuk ditindaklanjuti. Dokumen kehadiran siswa dan persoalannya terdokumen dengan baik dan rapi. Sekolah sudah mempunyai tata tertib siswa sebagai upaya mendisiplinkan siswa. Setiap hari dilakukan pembinaan disiplin siswa, mulai siswa masuk pintu gerbang, proses belajar dan pulang kembali walaupun masih ada yang terlambat. Pengawasan pemakaian asesoaris siswa, rambut, pemakaian seragam, sepatu sampai penanganan siswa tidak masuk tanpa keterangan dan membolos pelajaran. Kenaikan kelas di SMK Saraswati meliputi tiga macam yaitu naik kelas, naik kelas bersyarat dan tidak naik. Siswa dinyatakan naik kelas apabila memenuhi seluruh kriteria, jumlah SK/KD belum tuntas 1 sampai 3. Siswa naik
27
terdokumen dengan baik dan rapi.
7. Kegiatan ekstrakurikuler Seluruh bidang kegiatan ekstrakurikuler di sekolah hendaknya difasilitasi dengan baik dan semua kegiatan ter-dapat dokumen sesuai standar ISO 900:2008.
bersyarat apabila jumlah SK/KD belum tuntas antara 4 sampai 10, walaupun nilai akhlak dan kepribadian baik. Siswa tidak naik kelas apabila jumlah nilai SK/KD belum tuntas melebihi 10 dan nilai akhlah dan kepribadian tidak baik. Bagi siswa naik bersyarat, diberikan waktu remidi dengan batas waktu tertentu. Hasil sidang kenaikan kelas ter-dokumen dengan rapi.
8. Peran Kepala Sekolah
Kegiatan ekstrakurikuler di SMK Saraswati Salatiga sudah berjalan sesuai bidangnya. Namun untuk ekstrakurikuler basket, karate dan drumband perlu perhatian karena minatnya sedikit dan kualitas Pembina perlu ditingkatkan. Dokumen kegiatan ekstrakurikuler sudah baik dan rapi.
Kepala sekolah mempunyai peran merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengontrol, dan mengevaluasi. Selain itu merekomendasikan segala rencana kegiatan, pendanaan dan pengontrolan
Kepala sekolah sudah melakukan fungsi manajemen bidang kesiswaan, merekomendasikan setiap kegiatan kesiswaan sampai pendanaan serta pengontrolan di setiap kegiatan. Aktivitas kepala sekolah terdokumen dengan baik.
28
semua kegiatan. 9. Pelayanan Khusus Layanan khusus untuk menunjang manajemen kesiswaan meliputi layanan BK, perpustakaan, kantin sekolah, kesehatan, transportasi sekolah,asrama dan studi kasus.
4
Produk
Layanan khusus yang dilakukan SMK Saraswati Salatiga seperti Bimbingan Konseling, perpustakaan, kesehatan (UKS), sudah memadahi. Layanan khusus yang balum ada adalah kantin di dalam sekolah, transportasi sekolah, asrama, dan studi kasus.
1. Lulusan Produk hasil belajar siswa di sekolah adalah menghasilkan lulusan 100% setiap tahunnya dan nilai yang sangat memuaskan.
2. Prestasi siswa Prestasi siswa meliputi akademik dan non akademik hendaknya baik untuk dapat mendukung programprogram sekolah khususnya bidang promosi sekolah.
SMK Saraswati Salatiga tahun pelajaran 20102011, 2011-2012 dapat meluluskan 100 %. Namun pada tahun pelajaran 2012-2013 hanya dapat meluluskan 99,58 %, ada dua siswa yang tidak lulus sebab nilai akhir matematika di bawah 4,0. Pembinaan kesiswaan di SMK Saraswati Salatiga dapat menghasilkan prestasi akademik di masing-masing kelas. Peringkat 1, 2, 3 diberikan beasiswa bebas SPP. Di bidang non akademik menghasilkan kegiatan ekstrakurikuler unggulan yaitu bolavoli dan futsal.
29
C. Pembahasan 1. Evaluasi Konteks Manajemen Kesiswaan Dalam Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Evaluasi konteks mempertimbangkan
pada aspek
Kebijakan Mutu, Pedoman Operasional Standar (POS), Instruksi Kerja (IK) dan Format-format Bidang Kesiswaan, Yayasan Premas dan Kepala Sekolah, Tokoh Masyarakat, Institusi Pasangan Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI), Orangtua Siswa, Komite Sekolah, a. Kebijakan Mutu, Pedoman Operasional Standar (POS), Instruksi Kerja (IK) dan Format-format Bidang Kesiswaan Dalam rangka menjamin standar mutu pendidikan, SMK Saraswati Salatiga sejak tanggal 10 Nopember 2010 memberlakukan alat
penjamin mutu pendidikan yaitu
Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 agar komitmen sekolah untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan kepada siswa dapat terkendali dan melakukan perbaikan berkesinambungan dengan memberdayakan orang-orang di sekolah. Hal ini juga sesuai dengan konsep Frederick W. Taylor (1911 yang dikutip Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2012)
dijelaskan bahwa
organisasi harus memberikan sebuah kerangka untuk mendayagunakan
orang
secara
efektif
dalam
suatu
organisasi yang bertujuan untuk menyediakan jaminan 30
bahwa tidak ada kegagalan produk baik pada pabrik atau workshop. Setiap orang pada
masing-masing unit kerja di
SMK Saraswati Salatiga telah bekerja sama dan konsisten dalam mempertahankan sistem manajemen mutu bidang kesiswaan sesuai dengan Pedoman Operasional Standar (POS), Instruksi Kerja (IK) dan memakai format-format yang
berlaku
di
sekolah
agar
dapat
memuaskan
pelanggan. Hal ini sesuai pernyataan Deming yang dikutip Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2012) bahwa beberapa prinsip jika menghendaki dicapainya mutu adalah menciptakan konsistensi dan setiap orang dalam perusahaan bekerja sama dalam mendukung proses transpormasi. b. Yayasan Premas dan Kepala Sekolah Yayasan Premas dalam kapasitas penyelenggaraan pendidikan di SMK Saraswati Salatiga menyerahkan sepenuhnya kepada Kepala Sekolah. Untuk itu Kepala SMK Saraswati Salatiga telah menjalankan peran dan tangungjawabnya sebagai manajer, pemimpin, supervisor dan administrator pendidikan. Mengutip Pidarta (1997), M. Mursyid (2009), Asmani (2012) menyatakan bahwa kepala
sekolah
memiliki
peran
dan
tanggungjawab
sebagai manajer, pemimpin, supervisor dan administrator pendidikan. Peran Kepala Sekolah sebagai manajer adalah mengadakan prediksi masa depan sekolah, melakukan inovasi, menciptakan strategi atau kebijakan untuk kemajuan sekolah, menyusun perencanaan, menemukan 31
sumber-sumber
pendidikan,
melakukan
pengendalian
atau kontrol terhadap pelaksanaan pendidikan. Kepala
Sekolah
sebagai
pemimpin
seharusnya
mempunyai kepribadian yang kuat, memahami tujuan pendidikan dengan baik, pengetahuan luas, keterampilan professional yang terkait dengan tugasnya sebagai kepala sekolah. Peran kepala sekolah sebagai supervisor adalah suatu
tindakan
pembinaan
kepala
yang
sekolah
diharapkan
untuk
dapat
melakukan
meningkatkan
kemampuan sekolah maupun guru. Karena itu program supervisi harus dijalankan oleh kepala sekolah. Peran kepala sekolah sebagai administrator harus menguasai pengelolaan pengajaran, kepegawaian, sarana dan
prasarana,
keuangan,
hubungan
sekolah
dan
masyarakat. c. Tokoh Masyarakat Masyarakat di sekitar SMK Saraswati mempunyai andil yang besar dalam menjaga kelangsungan proses pendidikan seperti hubungan saling menguntungkan, peningkatan keamanan sekolah, hubungan sosial yang harmonis. Masuknya siswa ke SMK Saraswati Salatiga tidak hanya
karena
dukungan
kualitas
input
publik/masyarakat
namun yang
juga kuat
adanya terhadap
sekolah. Menurut Asmani (2012) partisipasi masyarakat mempunyai peran besar dalam mendinamisasi sekolah dari berbagai unsur, antara lain masyarakat. Sekolah 32
mendorong
masyarakat
untuk
peduli
aktif
dalam
masyarakat
dalam
berpartisipasi demi kemajuan sekolah. Bentuk-bentuk
peran
serta
peningkatan mutu sekolah diantaranya: menggunakan jasa sekolah, memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga, membantu anak belajar di rumah, berkonsultasi masalah pendidikan anak, terlibat dalam kegiatan ekstra kurikuler dan pembahasan kebijakan sekolah. d. Institusi Pasangan Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI) Dunia usaha dan dunia industri memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pendidikan, baik dalam
perencanaan,
pendidikan,
maupun
proses
peningkatan
pemanfaatan
hasil
kualitas
pendidikan.
Sebagai contoh untuk pendidikan SMK, peran dunia usaha dan dunia industri dalam hal kerjasama pelatihan peningkatan mutu guru, siswa (praktik kerja industri)) dan masukan tentang standar calon tenaga kerja yang disiapkan oleh siswa di SMK Saraswati Salatiga. Selain itu dalam hal materi pembelajaran siswa dibutuhkan
adanya
sinkronisasi
kurikulum
antara
keterampilan yang dibutuhkan industri dengan materi yang diajarkan di sekolah. e. Orangtua Siswa Dalam peningkatan mutu ketertiban siswa, SMK Saraswati Salatiga sudah banyak melibatkan orangtua dalam
hal
kerjasama
membina
anaknya
agar
ada
komunikasi yang baik, pencegahan kenakalan remaja, 33
bimbingan karier maupun konsultasi hal lain
yang
berkaitan dengan pendidikan baik melalui telpon atau datang langsung ke sekolah. Asmani (2012) mengatakan bahwa peran serta orangtua melalui adanya konsultasi. Orangtua datang ke sekolah untuk berkonsultasi tentang masalah pembelajaran yang dialami anaknya. f. Komite Sekolah Sekolah dan komite sekolah harus terus melakukan komunikasi,
koordinasi,
konsolidasi
dan
ekspansi
sehingga program-program yang dilakukan mendapat dukungan publik secara luas. SMK Saraswati Salatiga sinergis
dan
integral
menginginkan kolaborasi
antara
kepala
sekolah
dan
jajarannya dengan komite sekolah agar visi dan misi sekolah dapat diimplementasikan dengan baik. Menurut Amiruddin Siahaan, Khairuddin W (2006) yang dikutip Asmani (2012) komite sekolah sebagai badan mandiri yang memiliki kewajiban membentuk sekolah, terutama dalam hal pendanaan sekolah pada dasarnya mengurangi beban kepala sekolah dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Evaluasi Masukan (Input) Manajemen Kesiswaan Dalam Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 a. Guru Guru belakang
SMK
Saraswati
sarjana,
sarjana
Salatiga muda
mempunyai sesuai
latar
kompetensi
keahliannya di masing-masing jurusan. SMK Saraswati 34
Salatiga terdapat 6 kompetensi keahlian. Kualifikasi guru sudah sesuai dengan mata pelajarannya. Hal ini sesuai dengan amanat pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru bahwa: Guru pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi
Namun demikian pada pelaksanaannya, guru-guru SMK Saraswati Salatiga hampir semua memenuhi semua kompetensi yang dibutuhkan sebagai pendidik yang meliputi kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial dan professional. Empat kompetensi dasar itu sangat penting bagi seorang guru. Menurut Sauri (2010 dalam Prihatsari, 2013) peserta didik berkualitas tergantung pada sejauh mana guru bisa menjadi seorang pendidik yang memiliki kapasitas kompetensi untuk mengarahkan mereka. Guru
BK
mempunyai
peranan
penting
dalam
membimbing siswa khususnya siswa yang bermasalah. Guru BK di SMK Saraswati perlu ditambah sebab kurang ideal. Sekolah seharusnya mengupayakan guru BK sesuai ijazah dan kompeten. Idealnya satu guru BK membimbing 150 sampai 250 siswa sehingga siswa SMK Saraswati Salatiga 1433 siswa sekurang-kurangnya mempunyai 5 orang guru BK yang kompeten. Keterangan di atas guru
di
SMK
Saraswati
mengamanatkan kepada para Salatiga
senantiasa
untuk
meningkatkan empat kompetensi guru sesuai bidangnya 35
agar kualitas proses pembelajaran siswa di sekolah bermutu sesuai dengan standar pendidikan nasional. b. Sarana Prasarana Sarana manajemen
dan
prasarana
kesiswaan
di
yang
SMK
mendukung
Saraswati
Salatiga
meliputi lapangan, halaman untuk upacara, ruang OSIS, pramuka, UKS, ruang kelas, peralatan praktik di masingmasing jurusan, media pembelajaran, peralatan olahraga dan seni. Secara
umum
peralatan
pendukung
kegiatan
kesiswaan sudah cukup lengkap dan kondisi baik. Ada beberapa
sarana
yang
belum
dioptimalkan
namun
dirasakan tidak sampai mengganggu pelayanan proses belajar mengajar. Misalnya ruang UKS, halaman kurang luas, ruang pramuka dan OSIS masih menjadi satu. Proses manajemen kesiswaan sangat memerlukan sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dalam pembelajaran merupakan input yang sangat penting karena
apabila
tidak
memadai
akan
menghambat
kegiatan pelayanan belajar siswa (Syadid, 2011 dalam Prihatsari 2013). Sehebat apapun guru dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tanpa didukung sarana dan prasarana yang memadai, hasilnya tidak akan maksimum (Djatmiko, 2006 dalam Prihatsari 2013). Sehingga
dapat
dikatakan
bahwa
kelengkapan
sarana prasarana menjadi faktor pendukung pelaksanaan manajemen kesiswaan dan hasil yang diharapkan. Dari hasil
penelitian
prasarana
ini
aspek
merupakan
input
guru
dan
sarana
dukungan
yang
baik
dalam 36
pelaksanaan manajemen kesiswaan di SMK Saraswati Salatiga. Meskipun masih ada beberapa hal kecil yang memerlukan perbaikan dan perubahan dari guru maupun sarana
prasarana
untuk
mendukung
keberhasilan
pembinaan kesiswaan.
3. Evaluasi Proses Manajemen Kesiswaan Dalam Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 a. Perencanaan Peserta Didik Pada perencanaan peserta didik akan dikaji sensus sekolah dan penentuan peserta didik yang diterima. 1) Sensus sekolah Fungsi umum sensus sekolah adalah sebagai dasar pembagian anggaran belanja dan sarana untuk mendapatkan
dana
bantuan
pendidikan.
SMK
Saraswati
Salatiga telah melakukan sensus ke SMP-SMP dalam rangka mengecek anak SMP yang masuk dan yang tidak masuk ke SMK Saraswati. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan eksistensi jumlah siswa yang diterima di SMK Saraswati Salatiga. Hal ini dijelaskan juga oleh Yeager (1945) seperti yang dikutip Prihatin (2011) bahwa sensus sekolah mempunyai
fungsi
khusus,
diantaranya:
untuk
menyajikan data yang digunakan untuk perencanaan program sekolah, menyajikan data jumlah anak yang akan masuk sekolah, mengecek anak yang masuk dan
37
yang tidak masuk, mengatur pengelompokan peserta didik. 2) Perencanaan jumlah siswa yang akan diterima Setiap
tahun
SMK
Saraswati
Salatiga
merencanakan siswa yang akan diterima di kelas X di semua kompetensi keahlian sebanyak 480 siswa, dengan asumsi
setiap
kelas
jumlah
siswa
40
orang
dan
disesuaikan sarana dana prasarana yang ada, mampu menerima rombongan belajar (rombel) 12 kelas. Perencanaan ini telah sesuai dengan pendapat Tim Dosen Administrasi pendidikan UPI (2012) bahwa jumlah peserta didik dalam satu kelas berdasarkan kebijakan pemerintah berkisar 40-45 siswa. Sedangkan ukuran kelas ideal berjumlah 25 – 30 siswa. b. Penerimaan Siswa Baru Penerimaan siswa baru di SMK Saraswati Salatiga melakukan
langkah-langkah
penerimaan siswa baru, pembuatan,
pembentukan
panitia
melakukan rapat panitia,
pengiriman/pemasangan
pengumuman,
pendaftaran calon siswa baru, mengadakan seleksi, penentuan siswa baru yang diterima, pendaftaran ulang bagi calon siswa baru yang diterima. Cara
seleksi
penerimaan
siswa
baru
yang
dilakukan dengan dua cara yaitu penelusuran bakat dan minat siswa, dan melalui tes/ujian ditambah nilai ujian nasional. Cara ini juga sesuai pendapat Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2012) bahwa ada beberapa cara seleksi penerimaan siswa baru: 1) melalui tes/ujian, 38
2)
melalui
penelusuran
bakat
kemampuan
dan
3)
berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN. Pada seleksi bakat dan minat siswa, ada tahapan wawancara. Tahapan ini dipakai untuk mengetahui kecakapan
calon
siswa
baru
dalam
mengeluarkan
pendapat, mengecek kondisi fisik calon siswa seperti tinggi badan, berat badan, buta warna, tato, tindik, rambut, cara berpakaian. Hal ini penting sebab untuk mengetahui sejak awal karakter calon siswa baru yang akan diterima. c. Pengelompokan Peserta Didik Pengelompokan siswa di SMK Saraswati Salatiga dimulai pada saat Masa Orientasi Siswa (MOS) yang terbentuk kelompok-kelompok yang diberi nama gugus. Namun pengelompokan gugus ini tidak dijadikan patokan pembentukan kelas yang sebenarnya sesuai jurusannya. Setelah verifikasi
kegiatan
untuk
MOS,
pembagian
sekolah
kelas
melakukan
sesuai
jurusan.
Pembagian jurusan pada jurusan Teknik Listrik, Otomasi Industri,
Multimedia disesuaikan dengan pilihannya
pada saat calon siswa mendaftar. Tetapi jurusan teknik mesin masih ada tes susulan untuk menentukan jurusan yang akan dipilih. Teknik mesin dibagi menjadi tiga jurusan, yaitu teknik pemesinan, teknik pemeliharaan mekanik industrI dan teknik otomotif. Pembagian jurusan di teknik mesin berdasarkan hasil tes dan alternatif pilihan yang tertulis pada soal tes. Dari hasil tes penjurusan
teknik
mesin
dan
pilihan
siswa
saat 39
mendaftar siswa akan terbagi dalam beberapa kelompok jurusan. Pembagian berdasarkan
kelas fungsi
di
masing-masing
perbedaan,
yaitu
jurusan siswa
dikelompokkan atas dasar perbedaan individu seperti kemampuan, bakat, minat. Hal ini sesuai pendapat William A Jeager yang dikutip Tim Dosen Administrasi UPI (2012) menjelaskan bahwa salah satu pengelompokan peserta didik dapat didasarkan kepada fungsi perbedaan yaitu pengelompokan peserta didik didasarkan kepada perbedaan-perbadaan yang ada dalam individu peserta didik, seperti minat, bakat , kemampuan dan sebagainya. Pengelompokan
ini
menghasilkan
pembelajaran
individual. d. Kehadiran Siswa Kehadiran siswa di sekolah sangat penting, kalau tidak ada siswa yang hadir di sekolah, aktivitas belajar mengajar di sekolah tidak dapat dilaksanakan. Kehadiran siswa SMK Saraswati Salatiga setiap hari diadakan pengecekan, mulai dari kontrol siswa masuk pintu gerbang, masuk dikelas sampai siswa selesai belajar dikelas, guru diwajibkan mengecek melalui absen pada akhir pelajaran. Melalui guru piket sekolah tetap mencari solusi agar siswa tidak terlambat, walaupun realita di lapangan masih ada siswa yang terlambat, bahkan akhir-akhir ini cenderung semakin banyak siswa terlambat. Namun hal ini tidak menjadi faktor penghambat belajar siswa, karena 40
siswa terlambat setelah ada pembinaan dari kesiswaan diijinkan masuk kelas. Ketidakhadiran siswa yang berupa alpha (A) dan membolos disikapi dengan wali kelas memanggil siswa bersama orangtua dihadirkan ke sekolah agar wali kelas , siswa dan orangtua saling ada komunikasi terbuka dan jujur mengungkapkan permasalahan belajarnya sehingga orangtua dan sekolah ada kontrak pembinaan bersama supaya siswa yang melanggar hadir tepat waktu, tidak membolos, sering tidak masuk tanpa keterangan (A) dan tidak akan mengulangi perbuatan serupa. Prihatin (2011) juga menjelaskan bahwa keterlambatan, tidak masuk sekolah dan membolos, sekolah perlu mengirim surat kepada orangtua/wali siswa, agar orangtua/wali siswa akan semakin memperhatikan kehadiran anaknya dengan waktu yang tepat, ada kontrak pembinaan
terjalin
bersama. e. Pembinaan Disiplin Siswa Ketertiban siswa di sekolah dikendalikan dengan adanya tata tertib yang berlaku di SMK Saraswati Salatiga. Tata tertib telah disosialisasikan kepada seluruh siswa di masing-masing jurusan. Tata tertib dijadikan pedoman siswa untuk dilaksanakan dengan baik. Siswa yang melanggar dapat diberi sanksi sesuai tata tertib yang
berlaku.
Prihatin
(2011)
mengatakan
bahwa
perbaikan ketertiban siswa di sekolah menggunakan tata tertib
sebagai
salah
satu
pendekatan
untuk
meningkatkan kehadiran siswa di sekolah. Siswa yang 41
melanggar bisa diberi sanksi sesuai ketentuan dan kesepakatan dengan siswa. SMK Saraswati Salatiga menerapkan kedisiplinan mulai dari siswa masuk pintu gerbang sekolah diadakan pengecekan kelengkapan sepeda motor, pakaian, rambut, sepatu, dan datang tepat waktu. Pintu masuk terpusat satu pintu agar memudahkan pengontrolan ketertiban siswa. Walaupun pada aspek keterlambatan, baju kadang tidak dimasukkan, sepatu warnanya salah, masih belum maksimal baik namun tim kesiswaan setiap hari selalu berupaya
mencari
solusi
dan
tetap
diberi
sanksi
pembinaan. f. Kenaikan Kelas Selama satu tahun di masing-masing tingkat, siswa melaksanakan proses belajar dan diakhiri dengan evaluasi. Bagi siswa, evaluasi sebagai salah satu tolok ukur kenaikan kelas. Macam-macam kenaikan kelas di SMK Saraswati Salatiga adalah naik kelas, naik kelas bersyarat, tidak naik. Hal ini sesuai dengan penyataan Prihatin (2011) bahwa macam-macam kenaikan kelas ada tiga macam 1) naik kelas, 2) naik kelas bersyarat, 3) tidak naik. Penentuan kenaikan kelas bagi siswa berdasarkan sidang kenaikan kelas yang dipimpin kepala sekolah. Siswa dinyatakan naik kelas apabila memenuhi semua kriteria kenaikan kelas. Siswa naik kelas bersyarat apabila ada nilai pada mata pelajaran yang belum tuntas atau di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) antar 4 -
10 mata pelajaran. Nilai mata pelajaran lain sudah 42
tuntas/lulus. Siswa tersebut diberi batas waktu dua minggu untuk menyelesaikan tugasnya sampai mendapat nilai minimal KKM. Nilai kepribadian minimal
baik.
Sedangkan tidak naik kelas kepribadian tidak baik, nilai yang tidak tuntas/lulus lebih dari 10 mata pelajaran dan mempunyai catatan buruk di wali kelas, BK dan tim kesiswaan. g. Kegiatan Ekstrakurikuler Pembina ekstrakurikuler di SMK Saraswati Salatiga telah
membuat
program
kerja
ekstrakurikuler
yang
dilaksanakan di luar jam sekolah sesuai pilihannya. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan meliputi bidang olahraga, seni dan ketrampilan. Hal ini diungkapkan juga oleh Hadari Nawawi (1985 dalam Prihatin 2011) bahwa jenis-jenis olahraga,
kegiatan seni,
ekstrakurikuler
kebersihan
dan
yaitu
pramuka,
keamanan
sekolah,
tabungan pelajar, majalah dinding, kantin sekolah, dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Bidang olahraga meliputi voli, basket, renang, karate, pencaksilat, walaupun ekstrakurikuler basket peminatnya
sedikit.
Bidang
seni
meliputi
band,
drumband. Bidang ketrampilan meliputi ekstra teknik las, otomotif, dan komputer. Pada umumnya kegiatan ekstrakurikuler berjalan dengan baik walupun masih ada yang perlu ditingkatkan dalam hal motivasi siswa.
43
h. Peran Kepala Sekolah Keberhasilan pembinaan siswa tidak bisa lepas dari dukungan dan rekomendasi dari kepala sekolah. Kepala sekolah sudah berperan dengan baik. Sebaik-baiknya pembinaan kepada siswa tetapi tidak ada dukungan kepala
sekolah
utamanya
pendanaan,
kegiatan
pembinaan siswa tidak akan berjalan dengan baik dan proporsional. Karena kepala sekolah berperan sebagai manajer, pemimpin, dan administrator sekolah. i. Layanan khusus Layanan khusus yang menunjang
pelayanan
kepada siswa SMK Saraswati sudah berupaya memenuhi kebutuhan siswa. Kegiatan layanan khusus meliputi layanan
Bimbingan
Konseling,
perpustakaan,
kantin
sekolah, layanan kesehatan, tranportasi sekolah, asrama (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2012). Pada umumnya SMK Saraswati Salatiga telah melaksanakan layanan khusus seperti di atas untuk peningkatan mutu pendidikan. Walaupun masih ada layanan khusus yang belum maksimum dan perlu penambahan, seperti kantin, asrama, transportasi. Kantin sekolah letaknya di luar sekolah/kampung. Walaupun sebenarnya siswa istirahat makan di luar sekolah tidak efektif dan banyak resiko bermasalah.
44
4. Evaluasi Produk Manajemen Kesiswaan Dalam Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Siswa sebelum dinyatakan lulus harus menempuh semua mata palajaran dan nilainya sesuai kriteria kenaikan kelas dan kelulusan.
Mengutip peraturan
pemerintah Nomor 19 tahun 2005, Bab X pasal 72 ayat 1, peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar dan menengah setelah: menyelasaikan seluruh program pembelajaran apabila, memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran, kelompok mata palajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
mata
kepribadian, kelompok
pelajaran
kewarganegaraan
dan
kelompok mata pelajaran estetika, dan
mata
pelajaran
jasmai,
olah
raga
dan
kesehatan. Lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajarn ilmu pengetahuan dan teknologi, serta lulus ujian nasional. Melihat
kriteria
tersebut,
hasil
pembelajaran
dengan alat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 bidang kesiswaan, siswa kelas XII SMK Saraswati Salatiga pada dua tahun pelajaran 2010-2011, 2011 – 2012 hasil kelulusannya 100 %. Walaupun pada tahun 2012-2013, ada dua siswa yang tidak lulus, itupun siswa tersebut sejak di akhir proses belajar kelas XII memang aktivitas dan motivasi belajarnya kurang. Hasil dari penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 bidang manajemen kesiswaan adalah prestasi 45
non akademik. Bidang olah raga bola voli dan futsal merupakan olah raga unggulan, sebab prestasinya sering menjuarai
di tingkat Kota Salatiga, provinsi bahkan
nasional. Kegiatan olah raga dan seni yang lain perlu masih ditingkatkan eksistensinya agar dapat membawa citra baik bagi SMK Saraswati Salatiga, sekaligus sebagai alat promosi sehingga diminati calon siswa dan setiap tahun
siswa
yang
mendaftar
semakin
banyak
dan
bermutu. SMK Saraswati Salatiga harus melakukan langkahlangkah strategis dengan menggunakan alat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 untuk mengantarkan siswa
yang
berkualitas.
Pemberdayaan
guru
dan
karyawan adalah suatu hal yang wajib dilakukan oleh Kepala
Sekolah
agar
semua
program
pembinaan
kesiswaan dapat terwujud dengan baik.
46