BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 4.1.1 Sejarah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemetintah – yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia, dilebur menjdai Bank Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut memiliki peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia, Sampai dengan hari ini , Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian.
Proses transformasi yang telah dijalankan sejak tahun 2005 hingga tahun 2010 ini secara konsisten berhasil meningkatkan kinerja Bank Mandiri. Hal ini tercermin dari peningkatan berbagai parameter finansial, diantaranya:
1.
Kredit bermasalah turun signifikan, tercermin dari rasio NPL net konsolidasi yang turun dari 15,34% di tahun 2005 menjadi 0,62% di tahun 2010. 59
60
2.
Laba bersih Bank Mandiri juga tumbuh sangat signifikan dari Rp 0,6 Triliun di tahun 2005 menjadi Rp 9,2 Triliun di tahun 2010.
Sejalan dengan transformasi bisnis, Bank Mandiri juga melakukan transformasi budaya dengan merumuskan kembali nilai nilai budaya untuk menjadi pedoman kerja pegawai. Bank Mandiri juga berhasil mencatat sejarah dalam peningkatan kualitas layanan, yaitu menjadi service leader perbankan nasional dengan menempati urutan pertama pelayanan prima selama empat tahun berturutturut (tahun 2007, 2008, 2009 dan 2010) berdasarkan survey Marketing Research Indonesia (MRI). Selain itu, Bank Mandiri juga mendapat apresiasi dari berbagai pihak dalam penerapan Good Corporate Governance.
Peningkatan kinerja Bank Mandiri mendapatkan respon positif oleh investor, tercermin dari meningkatnya harga saham Bank Mandiri secara signifikan dari posisi terendah Rp 1.110 per lembar saham pada 16 November 2005, menjadi Rp 6.300,- per lembar saham pada 30 September 2011, atau meningkat 33,6% per tahunnya berdasarkan rata-rata (CAGR). Dalam kurun waktu kurang lebih 6 tahun, nilai kapitalisasi pasar Bank Mandiri meningkat sekitar 7 kali lipat, dari Rp 21,8 Triliun menjadi Rp 146,9 Triliun.
Saat ini Bank Mandiri tengah melaksanakan tahap transformasi lanjutan tahun 2010-2014, dimana kami telah melakukan revitalisasi visi, yaitu "Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang Paling Dikagumi dan Selalu Progresif". Sejalan dengan visi tersebut, Bank Mandiri juga ditargetkan mampu mencapai nilai kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, yaitu di atas Rp 225 Triliun dengan pangsa
61
pasar pendapatan mendekati 16%, ROA mencapai kisaran 2,5% dan ROE mendekati 25%, namun tetap menjaga kualitas asset yang direfleksikan dari rasio NPL gross di bawah 4%. Bank Mandiri juga berambisi untuk masuk dalam jajaran Top 5 Bank di ASEAN pada tahun 2014.
Kinerja Bank Mandiri juga didukung oleh perusahaan-perusahaan anak yang memberikan kontribusi pendapatan signifikan, yaitu sekitar 12% dari laba bersih konsolidasi Bank Mandiri. Kini Bank Mandiri memiliki jaringan ATM terbesar, yaitu sejumlah 10.000 unit yang telah terpasang dan tersebar di seluruh Indonesia. Ini menjadikan Bank Mandiri sebagai bank terbaik dalam pelayanan selama 4 tahun berturut-turut dan menjadi perusahaan yang paling terpercaya di Indonesia untuk Good Corporate Govenance selama 5 tahun berturut-turut. Setelah memenuhi berbagai persyaratan dari Bank Indonesia, Bank Mandiri kini berhak untuk menyandang titel sebagai Bank Internasional yang telah beroperasi di sektor perbankan regional dan siap menjadi bank panutan di Indonesia. Hal ini turut didukung dengan visi kami untuk menjadi Lembaga Keuangan yang Paling Dikagumi dan Paling Progresif di Indonesia.
Untuk mendukung berbagai segmen usaha kami serta membangun budaya kerja berbasis kinerja yang kuat di seluruh organisasi, Bank Mandiri menerapkan sistem organisasi berbasis Strategic Business Unit (SBU) yang terdiri dari berbagai unit bisnis yang strategis. Unit bisnis strategis ini akan bergerak sebagai generator penghasil profit pertumbuhan Bank Mandiri di masa depan, sebagai inti dari perusahaan dan juga sebagai layanan fungsi bersama. Bank Mandiri juga didukung
62
oleh beberapa perusahaan anak untuk meningkatkan performa unit-unit bisnis strategisnya, diantaranya Corporate Banking, Commercial Business Banking, Micro & Retail Banking, Treasury & International Banking serta Consumer Finance. Bank Mandiri senantiasa mencari peluang bisnis yang saling menguntungkan guna menciptakan sinergi,
membangun aliansi sekaligus
memperkuat bisnis pendukungnya melalui perusahaan anak Bank Mandiri, diantaranya Mandiri Sekuritas yang bergerak di bidang investment banking, Mandiri AXA Financial Service yang bergerak di bidang asuransi, Bank Syariah Mandiri yang bergerak di bidang perbankan syariah, Bank Sinar Harapan Bali yang bergerak di bidang perbankan mikro dan Mandiri Tunas Finance yang bergerak di bidang multi-finance. Di tahun 2011, Bank Mandiri berhasil mengakuisisi Mandiri AXA General Insurance (MAGI), yaitu perusahaan hasil kerjasama antara Bank Mandiri dan AXA Societe Anonyme, untuk memperkuat penetrasi Bank Mandiri di bisnis asuransi umum. Dengan memiliki berbagai perusahaan anak yang mendukung bisnis kami, Bank Mandiri kini memegang peranan sebagai institusi finansial holding terkuat di Indonesia. 1
4.1.2 Visi dan Misi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Visi:
Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif
1
www.bankmandiri.co.id
63
Misi:
1. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar 2. Mengembangkan sumber daya manusia professional 3. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder 4. Melaksanakan manajemen terbuka 5. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan
Dengan mewujudkan pertumbuhan dan kesuksesan bagi pelanggan, kami mengambil peran aktif dalam mendorong pertumbuhan jangka panjang Indonesia dan selalu menghasilkan imbal balik yang tinggi secara konsisten bagi pemegang saham.
4.1.3 Logo PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Gambar 4.1 Logo PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Sumber : www.bankmandiri.co.id
Logo baru Bank Mandiri (tanpa kata bank) sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia ke depan yang akan mengijinkan Bank untuk menjual produk-produk
64
non Bank seperti Reksadana, Bank Insurance dll, serta sejalan dengan rencana Bank Mandiri memiliki anak perusahaan non Bank.
4.1.4 Lokasi dan Profil PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Kas Jakarta Gedung Talavera
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Kas Gedung Talavera Berdiri pada April 2011.
Nama
: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Kas Jakarta Gedung Talavera
Alamat
: Talavera Office Park, JL TB. Simatupang Kav 22-26
Cilandak, Jakarta Selatan
Telepon
: (021) 75924791
Fax
: (021) 75924492
Email
:
[email protected]
Homepage
: www.bankmandiri.co.id
Jenis Usaha
: Jasa Perbankan
Berikut Gambar Letak PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Kas Jakarta Gedung Talavera
65
Sumber : Arsip PT Bank Mandiri (Persero) Tbk KK Jakarta Gedung Talavera
Sumber : Arsip PT Bank Mandiri (Persero) Tbk KK Jakarta Gedung Talavera.
66
Sumber : Arsip PT Bank Mandiri (Persero) Tbk KK Jakarta Gedung Talavera
4.1.4 Struktur Organisasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kasntor Kas Jakarta Gedung Talavera
Adapun tugas dan wewenang dari masing-masing karyawan yang ada di PT Bank Mandiri,Tbk KK Jakarta gedung Talavera, antara lain :
1. Kepala Kantor Kas (Cash Outlet Manager)
Adapun wewenang dan tanggung jawab Kepala kantor kas antara lain sebagai berikut:
1. Mempimpin seluruh karyawan yang ada di cabang dan menciptakan berbagai macam kegiatan demi tercapainya target penjualan perusahaan
67
2. Bertanggung jawab atas pencapaian target penjualan perusahaan secara keseluruhan 3. Bertanggung jawab atas kegiatan pelaporan secara berkala ke Kantor Pusat Memberikan pelatihan dan melakukan pengarahan atas pelaksanaan rencana strategis perusahaan 4. Memastikan seluruh karyawan di kantor cabang mematuhi seluruh aturan dan ketentuan perusahaan 5. Memberikan pelatihan secara komperehensif 6. Memastikan seluruh karyawan di cabang bekerja secara profesional sesuai peraturan yang berlaku 7. Memberikan informasi kepada manajemen mengenai keadaan pasar sekitar cabang mengenai perubahan dan perkembangan yang terjadi secara signifikan
2.
Customer Service
Pekerjaan customer service dikategorikan sebagai pekerjaan pokok karena melalui pekerjaan tersebut terdapat interaksi awal antara Bank dengan nasabah atau konsumen perbankan untuk melakukan pembukaan rekening simpanan atau memperoleh informasi mengenai produk dan aktivitas tertentu Bank. Pekerjaan customer service juga berkaitan erat dengan penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko Bank melalui penerapan Know Your Customer (KYC) dan Anti Money Laundering, pelaksanaan edukasi kepada nasabah agar nasabah memiliki pemahaman yang memadai mengenai produk atau aktivitas Bank, pemeliharaan
68
nasabah untuk menjamin kelangsungan usaha suatu Bank, dan perlindungan terhadap hak dan kepentingan nasabah dan konsumen perbankan, khususnya terkait dengan kerahasiaan data nasabah. Dengan demikian, apabila pekerjaan tersebut tidak ada, kegiatan Bank akan sangat terganggu atau tidak terlaksana sebagaimana mestinya.)
1.
Berhubungan
langsung
dengan
nasabah
dalam
memenuhi
kebutuhannya (membuka rekening, menyelesaikan masalah terkait rekeningnya, maupun produk perbankan lainnya). 2.
Memasarkan produk jasa dan perbankan kepada nasabah.
3.
Melaksanakan kegiatan administratif terkait kegiatan operasional perbankan (melakukan filing form aplikasi rekenig, pencatatan administrasi
stock
buku
tabungan,
cek,BG,Membuat
laporan
pencapaian pembukaan rekening secara harian untuk dilaporkan branch manager) 4.
Di Luar kegiatan di Cabang, CS juga membantu lobby untuk mendapatkan calon nasabah prioritas/instansi yang potensial.
3.
Teller
Pekerjaan teller dikategorikan sebagai pekerjaan pokok karena pekerjaan tersebut merupakan ‘gerbang’ bagi nasabah dan konsumen perbankan untuk melakukan penerimaan simpanan, pencairan cek dan bilyet, pengiriman uang, dan jasa pelayanan perbankan lainnya. Apabila pekerjaan tersebut tidak ada, kegiatan Bank khususnya yang terkait dengan transaksi keuangan tunai maupun non tunai
69
akan sangat terganggu atau tidak terlaksana sebagaimana mestinya. Melayani transaksi perbankan nasabah di Kantor Kas
1. Menerima modal awal untuk membuka transaksi dari Kepala Operasional 2. Menghitung jumlah modal awal 3. Mencocokkan jumlah modal awal secara fisik dengan yang tertulis di form tanda terima modal awal Membuka dan mengaktifkan sistem untuk operasional transaksi 4. Melayani transaksi nasabah yang datang secara tunai/kas, dan warkat bank lain,serta transaksi online sesuai kewenangannya 5. Meminta approval untuk transaksi di atas kewenangannya Melayani setoran Pajak / Penerimaan Negara, Pengiriman Uang, pelayanan dan jasa bank lainnya 6. Melakukan entry data transaksi ke dalam sistem Menyelesaikan semua laporan harian setelah aktivitas transaksi tutup 7. Menghitung total transaksi cash yang dilakukan hari itu 8. Membandingan jumlah uang fisik dan jumlah uang yang tercatat, baik di form maupun di dalam sistem Menandatangani laporan harian cash Menyerahkan laporan harian kepada Kepala Operasional Menyerahkan uang, form, warkat secara fisik kepada Kepala Operasional 9. Melakukan pengisian ATM bersama-sama Kepala Operasional
70
4.
Security
Dewasa ini security / satpam pada perusahaan bank bukan hanya sekedar sebagai bagian dari pengamanan lingkungan kerja saja. Sudah hampir semua security / satpam pada perusahaan perbankan sudah di tuntut dalam menjalankan service yang baik yang sesuai dengan standar perusahaan bank tersebut. Bahkan security / Satpam pada perusahaan perbankan sudah termasuk kepada penilaian eksternal seluruh bank di Indonesia. Adapun tugas-tugas Satpam sebagai berikut : 1. Mengawasi seluruh lingkungan didalam yang menjadi tanggung jawabnya. 2. Membukakan pintu pada saat nasabah masuk ke area banking hall 3. Menyambut kedatangan nasabah 4. Memberikan nomor antrian 5. Mengarahkan nasabah dalam bertransaksi 6. Sigap terhadap nasabah yang terlihat kebingungan 2 7.
4.2 Hasil Penelitian
Dalam penelitian ke lapangan untuk mencari informasi yang dibutuhkan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu data primer dan data sekunder, kemudian hasil penelitian disampaikan menggunakan metode kualitatif serta menggunakan metode penelitian studi kasus.
2
http://www.bi.go.id
71
Data premier di peroleh dengan cara wawancara sudah dilakukan kebeberapa informan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Para informan yang peneliti pilih tersebut merupakan sumber informasi atau dengan latar belakang penelitian yang bisa dimanfaatkan dan diberikan informasi yang berkaitan erat dalam menjawab rumusan yang menjadi pembahasan sekaligus fokus dalam penelitian ini yaitu mengenai komunikasi vertikal di dalam organisasi untuk meningkatkan semangat kerja karyawan di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Kas Jakarta Gedung Talavera.
Dalam kegiatan komunikasi di dalam organisasi semua karyawan yang berada di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kantor Kas Jakarta Gedung Talavera semua berperan untuk meningkatkan semangat kerja setiap karyawan.
Oleh karena itu hasil penelitian yang diperoleh peneliti adalah sebagai berikut :
Dalam rangka memperkuat hasil penelitian , penulis telah melakukan beberapa teknik pengumpulan data yang telah dilakukan di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Kas Jakarta Gedung Talavera, yaitu dengan wawancara mendalam dan dokumentasi.
Adapun proses pengumpulan data tersebut dari wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan beberapa pihak, yakni dengan Bapak Abdul Rozak .SE Selaku Cash Outlet Manager, Lutfi Meditriono selaku Custumer Service , Ni Made
72
Lianita PS selaku Teller (Kasir), serta Hery Budhiyanto selaku Pramubakti . Berikut ini adalah hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis.
4.2.1
Komunikasi kelompok di dalam organisasi
Komunikasi yang terjalin antara
Cash Outlet Manager (COM) dengan
bawahan melalui proses komunikasi dua arah timbal balik. Komunikasi dua arah yang terjalin antara Cash Outlet Manager (COM) dapat mengetahui perminatan pegawai bawahan dalam semangat bekerja, dengan begitu Cash Outlet Manager dapat mengetahui dan memotivasi pegawai bawahan untuk semangat bekarja dan menjalankan tugasnya dengan baik.
Komunikasi dua arah sangat penting untuk menjalin kesinambungan antara Cash Outlet Manager dengan Pegawai bawahan, Komunikasi organisasi terjadi kapanpun, setidak-tidaknya satu orang yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukkan. Karena fokusnya adalah komunikasi diantara anggota-anggota suatu organisasi seperti yang dijelaskan oleh Bapak Abdul Rozak:
“ Komunikasi antar pegawai, baik dari kepala kantor kas dan bawahan seperti Teller, Custumor Service, pramubakti dan security harus berjalan dengan seirama dan kompak, apabila terdapat masalah mengenai pekerjaan bisa dibicarakan dan didiskusikan “
Dalam pelaksanaannya para pegawai Bank Mandiri (Persero) Tbk KK Jakarta Gedung Talavera mendiskusikan segala sesuatu permasalahan yang dihadapi oleh pegawai, demi kemajuan cabang dan target-target cabang. Dengan
73
demikian Cash Outlet Manager dapat mengemukakan intruksi dan informasi pada para pegawai.
Menurut Roger yang menyatakan bahwa hubungan interpersonal yang efektif akan terjadi apabila bertemu satu sama lain dan terdapat empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang dapat dipahami satu sama lain secara berarti.3 Dengan demikian akan tercipta iklim yang mendukung sehingga hubungan interpersonal dapat dijaga dan disempurnakan. Yang disebut sebagai lingkungan mendukung menurut linkert adalah apabila atasan berlaku sesuai dengan persepsi bawahannya seperti : ramah tamah, mendukung, bersifat membantu, baik dan tegas, tidak pernah mengancam, memperhatikan dengan sungguh2keadaan bawahannya, dan berusaha keras memperlakukan orang lain secara sensitif dan penuh pertimbangan,berusaha keras melayani perhatian yang baik dari karyawannya, menunjukan dan memotivasi bawahannya. 4
“Menyampaikan pesan kepada bawahan dengan cara komunikasi dua arah, tanya jawab dengan ramah lebih efektif. dengan hal ini maksud dan tujuan atasan mudah dimengerti oleh pegawai lainnya”
Dalam pelaksanaan fungsi peranan komunikasi dalam organisasi memiliki peran sentral, karena dengan komunikasi setiap unit dalam struktur organisasi dapat dihubungkan.”5 Dalam pelaksanaan komunikasi yang dilakukan dalam struktur 3
Arni Muhammad. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi aksara.2004, hal 176
4
Ibid. Hal 177
5
Evert M Rogers and Rekha Agarwala. Communication in Organization. New York: The Free Press.1996. Hal 6
74
formal dan berwujud ke dalam pola-pola hubungan formal, seperti mengenai tugas, pembagian kerja, peraturan-peraturan , pelaksanaan kebijakan, dan cara kerja. Dan sedangkan komunikasi nonformal terjadi pada situasi diluar pekerjaan seperti adanya kegiatan yang memungkinkan karyawan saling berinteraksi dan berkomunikasi secara nonformal seperti adanya tur karyawan, kegiatan olah raga dan sebagainya. Seperti yang dijelaskan oleh Narasuber : “ Ada dua struktur komunikasi yang dilakukan bisa dengan formal dan nonformal, komunikasi formal dilakukan pada situasi yang formal, di dalam meeting bulanan, permintaan acc transaksi dari teller, atau costumer service ke atasan, berbicara mengenai peratutran dan tanggung jawab staff. Lain halnya apabila dalam situasi yang santai (nonformal) staff biasanya berkelompok untuk membicarakan pekerjaan”
Dan dijelaskan kebali oleh Informan : “ Tidak Jarang bahwa komunikasi non formal dilakukan oleh staff, salah satu staff akan memberikan informasi dan pesan, seperti penyemangat untuk giat bekerja, konsentrasi dalam bekerja, agar tercapai tujuan bersama dalam target pribadi dan perusahaan “.
Sebagai
perusahaan yang bergerak dibidang jasa perbankan maka
komunikasi yang baik sangat diperlukan untuk menjaga keeratan dan kekompakan. Kapan saja bisa melakukan komunikasi vertikal baik dalam kondisi pagi, siang atau sore hari. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Abdul Rozak, SE selaku Narasumber : “Pada pagi hari saat morning briefing, 30 menit sebelum memulai pekerjaan di pagi hari, kita membuat meeting kecil, dengan maksud apabila ada informasi mengenai kebijakan perusahaan, kinerja pegawai, tugas dan tanggung jawab pegawai, serta apresiasi kepada pegawai
75
dapat disampaikan melalu forum tersebut. Dan pada sore hari ketika sudah tutup cabang dan sudah tidak melayani nasabah, hal tersebut tidak menutup kemungkinan komunikasi dapat dilakukan kapanpun jika ada keperluan. “
“Ada kekompakan pada team, dan dari individu sendiri agresif dalam menginfokan setiap pendapat, dan disini di tekankan bahwa setiap pegawai bisa mengeluarkan pendapatnya, tidak dipendam dan disimpan dan berdiam diri saja.” Kegiatan briefing yang dilakukan di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Kas Jakarta Gedung Talavera rutin dilakukan setiap hari pada pada pagi sekitar pukul 07.30. kegiatan ini dilakukan adar informasi-informasi yang penting dapat tersampaikan keseluruh pegawai. Jika ada berkenaan dengan intruksi dr atasan bisa dilakukan briefing tambahan pada sore hari. Seperti yang diungkapkan oleh Katz dan Kahn 1966
Ada lima jenis
informasi yang bisa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan) : 1. Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan 2. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan 3. Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi. 4. Informasi mengenai kinerja pegawai. 5. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sence of mission). Untuk menyampaikan informasi kepada bawahan dapat dilakukan dengan berbagai metode. Empat klasifikasi metode yaitu : metode lisan, tulisan, gambar dan campuran dari lisan-tulisan dan gambar. Berdasarkan beberapa penelitian para ahli ditemukan bahwa metode lisan saja paling efektif digunakan untuk situasi memberikan keteguran atau
menyelesaikan perselisihan diantara anggota
76
organisasi. Metode tulisan saja paling efektif digunakan untuk memberikan informasi yang bersifat umum, dan tidak memerlukan kontak personel. Sementara itu hasil penelitian setiap level menyatakan metode yang paling efektif adalah metode lisan diikuti tulisan. Mereka juga mengatakan bahwa papan pengumuman dan metode tulisan saja kurang efektif digunakan.6 “Situasi komunikasi saat ini sangat terbuka, baik komunikasi mengenai pekerjaan atau non pekerjaan, komunikasi dapat menggunakan semua alat komunikasi dan saluran yang ada pada saat ini, seperti hp, email, papan pengumuman, aplikasi pada hp seperti whats up, blackberry messager dan lainnya.”
Komunikasi yang berjalan di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Kas Jakarta Talavera dilakukan kebanyakan dan sering dengan metode lisan, setiap intruksi dari atasan dilakukan dengan metode lisan. Jika menggunakan metode lain seperti metode tulisan biasanya dipergunakan apabila instruksi-instruksi formal seperti perintah kenaikan jabatan, perintah untuk mutasi, perintah untuk menjalankan transaksi, dan lainnya. Di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Kas Jakarta
Gedung
Talavera
menggunakan
metode
gambar
hanya
untuk
pemberitahuan dan peringatan terhadap bahaya froud, dan informasi seputar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk . Dengan demikian metode lisan yang paling efektif di lakukan di Bank Mandiri (Persero) Tbk kantor kas Jakarta Gedung Talavera. Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi, tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan saram dan 6
Ibid. Hal 115
77
mengajukan pertanyaan. Komunikasi ini empunyai efek pada penyempurnaan moral dan sikap karyawan, tipe pesan adalah integrasi dan pembaruan.7 Dalam prakteknya untuk komunikasi tidak selamanya akan terjadi kesinambungan antara atasan dan bawahan/ pekerja, dalam hal ini seperti yang di ungkapkan Oleh Narasumber : “Situasi komunikasi pada atasan ada beberapa informasi yang bisa dan baik disampaikan, tp tidak jarang juga informasi terjadi hambatan.” “Komunikasi yang dilakukan dengan cara lisan dan cukup baik karena
atasan yang dimiliki sangat relevan , selain itu dia mengutamakan berjalannya komunikasi dua arah untuk mencapai tujuan bersama.”
Penyelenggaraan sebuah komunikasi pasti tidak dapat dipisahkan dari hambatan yang mengiringinya seperti terdapatnya perbedaan dan prasangka antar pegawai dengan atasannya, padahal di dalam penyelenggaraan komunikasi vertikal tersebut berarti telah terdapat komunikasi interpersonal yang terjadi antara atasan dengan bawahan sehingga bawahan dapat menyampaikan messagenya (baik beberapa informasi mengenai pekerjaan, target,keluhan, saran dan lain-lain) kepada atasannya. Hal ini karena komunikasi interpersonal merupakan proses pertukaran informasi di antara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Dengan bertambahnya orang yang terlibat dalam komunikasi maka persepsi orang dalam peristiwa komunikasi juga semakin bertambah sehingga komunikasi menjadi
7
Arni Muhammad. Op.Cit., 116
78
semakin kompleks. Dengan demikian komunikasi interpersonal dapat dijelaskan sebagai komunikasi untuk membentuk hubungan dengan orang lain. Situasi komunikasi antara atasan dengan bawahan perlu juga di perhatikan, seperti yang dijelaskan Narasumber berikut ini : “ Komunikasi yang dijalankan hendaknya jangan ada batasan baik jabatan, maupun posisi/kedudukan dalam management perusahaan dengan tujuan agar terjalin komunikasi yang akrab, agar pekerja dapat memahami dan mengerti apa yang di sampaikan atasan dan dapat mudah mengaplikasikannya dalam pekerjaan”
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa atasan melakukan diskusi dengan bawahan secara akrab
dan tidak ada batasan kedudukan. Sebagaimana
diungkapkan oleh Efendi8 Komunikasi yang efektif dan sifat homophily memiliki hubungan yang kuat. Dengan adanya sifat homophily merupakan komunikasi yang terjalin di antara orang-orang yang memiliki kesamaan dalam sifatnya. Jika terdapat kesamaan ini maka diharapkan dalam sebuah komunikasi akan tercipta adanya greater accuracy yang membuat komunikasi menjadi lebih efektif dan akrab. Cara penyampaian informasi kepada pegawai , berikut penjelasan Informan : “ Waktu yang tepat penyampaian pendapat dan informasi pada saat morning briefing sebelum memulai aktifitas bekerja dan disampaikan secara lansung baik oleh pimpinan, dan pegawai lainnya.” 8
Effendy, Onong Uchyana . . Dinamikka Komunikasi. Bandung: Hal 64-65
Remaja Rosdakarya, 2004.
79
“ Proses penyampaian pesan kepada bawahan, diakukan oleh atasan dan di terima oleh para pegawai dan staff lainnya, kemudian pegawai dan staff akan memberikan respon terhadap penyampaian informasi, baik bersifat formal atau non formal.”
Dengan Demikian dapat dikatakan bahwa penyampaian informasi yang di lakukan di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk KK Jakarta Gedung Talavera atasan selalu menyampaikan informasi secara langsung, dan pegawai lainnya juga mengikuti. Hal ini sesuai dengan Roger yang menyatakan bahwa hubungan interpersonal yang efektif akan terjadi apabila bertemu satu sama lain dan terdapat empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang dapat dipahami datu sama lain secara berarti.9 Dengan demikian akan tercipta iklim yang mendukung sehingga hubungan interpersonal dapat dijaga dan disempurnakan. Yang disebut sebagai lingkungan yang mendukung menurut Likert adalah apabila atasan berlaku sesuai dengan persepsi bawahannya seperti : ramah tamah, mendukung, bersifat membantu, baik dan tegas tidak pernag mengancam, memperhatikan dengan sungguh-sungguh keadaan bawahannya, dan penuh pertimbangan berusaha keras melayani perhatian yang baik dari karyawannya, menunjukkan dan memotivasi bawahannya.10 Dari berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti menunjukan bahwa karyawan sudah menganggap bahwa komunikasi yang dilakukan dengan atasannya sudah dapat dilaksanakan dengan sangat baik, tetapi sebagian beranggapan bahwa komunikasi yang terjadi masih memiliki kekurangan. Hal ini karena di dalam 9
Arni Muhammad. Op.Cit., 176
10
Arni Muhammad. Op.Cit., 177
80
menyelenggarakan sebuah komunikasi pasti tidak dapat dipisahkan dari hambatan yang mengiringinya seperti kurang memahami sistem sosial sehingga kurang bisa menangkap pembicara, kurang memperhatikan adanya peredaan kebiasaan, tradisi, budaya setempat, bahasa, dan sebagainya. Dalam hal ini, ketika pegawai sebagai komunikator tentunya memiliki kebiasaan yang berbeda dengan atasan selaku komunikan sehingga ketika pegawai menyampaikan informasi dengansikap yang kurang tepat maka akan bisa menimbulkan prasangka yang lain sehingga menghambat proses komunikasi yang terjadi. Di samping itu, dengan adanya perbedaan antara pegawai dengan atasan maka akan menimbulkan kesulitankesulitan dalam menyampaikan informasi baik berupa laporan kerja maupun keluhan atasannya. Akan tetapi berdasarkan penelitian, pegawai dimana dianggap bagus, maka hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebenarnya di dalam perusahaan telah terdapat upaya perbaikan untuk membangun komunikasi yang baik agar bawahan memiliki kesempatan untuk berkomunikasi dengan atasannya. Artinya terdapat komunikasi interpersonal yang terjadi antara atasan dengan bawahan sehingga bawahan dapat menyampaikan pesannya (baik berupa informasi mengenai pekerjaan , target, keluhan, saran dan lain-lain)kepada atasannya. Hal ini karena komunikasi interpersonal merupakan proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. 11
11
Arni Muhammad. Op.Cit., 159
81
4.2.2
Komunikasi Pimpinan untuk meningkatkan Motivasi Kerja
Motivasi Kerja untuk menggambarkan keseluruhan yang dirasakan oleh pegawai, dalam penelitian ini yang membuat komunikasi atasan dengan para pegawai dinilai baik atau tidaknya akan terlihat pada diskusi, tidak banyak pegawai dengan aktif dan agresif menyampaikan pendapat atau informasi.
Robbin Mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan untuk melakukan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuantujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual.12
Seperti yang di ungkapkan Narasumber :
“Ada kekompakan pada team, dan dari individu sendiri agresif dalam menginfokan setiap pendapat, dan disini di tekankan bahwa setiap pegawai bisa mengeluarkan pendapatnya, tidak dipendam dan disimpan dan berdiam diri saja.”
Menurut Ligten menyebutkan bahwa motivasi kerja adalah kemampuan sekelompok orang-orang yang bekerja sama dengan giat dan konsekuen dalam mengejar tujuan bersama. Kata bekerja sama di sini menekankan dengan tegas hakekat saling hubungan dari suatu kelompok dengan keinginan yang nyata untuk
12
Robbinss Stephen P, Essentials of Organizational Behavior (Terjemahan), Edisi Kelima, Penerbit Erlangga : Jakarta,2oo2, Hal 55
82
bekerja sama. Kata giat dan konsekuen menunjukan caranya untuk sampai pada tujuan melalui disiplin bersama. Sedangkan kata tujuan bersama menjelaskan bahwa tujuannya adalah sesuatu yang mereka inginkan bersama.13 “Agar pegawai lebih semangat dalam meningkatkan semangat kerja dengan meminimalisir kesalahan, dengan komunikasi dua arah, dan memberikan apresiasi kepada pegawai berupa reward. “
Demikian berdasarkan wawancara yang dilakkan peneliti kepada key Informan, salah satu cara untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan dengan memberikan apresiasi kepada pegawai berupa reward, dengan begitu pegawi akan termotivasi melakukan pekerjaannya lebih teliti, dan lebih baik lagi. Hal ini sebagaimana pendapat dari Zainun (2000 ) yang menyebutkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap semangat kerja antara lain, motivasi, komunikasi, partisipasi, lingkungan kerja, kepuasan kerja dan lingkungan kerja. Jadi jika karyawan merasa puas terhadap pekerjaannya maka akan meningkatkan semangat kerjanya. Demikiannya seperti yang di sampaikan oleh Narasumber : “Yang membuat termotivasi bererja adalah Nasabah yang datang bertransaksi, lingkungan kantor yang menyenagkan teman-teman pegawai, apresiasi pegawai berupa reward dan bonus tahunan. “
Pergaulan yang baik akan dapat menciptakan suasana yang menyenagkan bagi pegawai, di mana hal ini diperlukan bagi karyawan karena suasana yang rutin sering 13
kali
menimbulkan
kebosanan
dan
ketegangan
kerja
bagi
para
Moekijat. Manajemen Kepegawaian (edisi kelima). Bndung : Penerbit Alumni. 1999. Hal 135
83
pegawainya.untuk menghindari hal-hal seperti itu maka perusahaan perlu sekalikali menciptakan suasana santai, cara yang dapat dijalankan oleh perusahaan misalnya mengadakan rekreasi bersama atau mengadakan pertangdingan olahraga antar pegawai. Unsur-Unsur Motivasi Kerja George dan Jones
14
menyatakan bahwa
unsur–unsur motivasi kerja adalah sebagai berikut: 1. Arah perilaku (direction of behavior) Di dalam bekerja, ada banyak perilaku yang dapat dilakukan oleh karyawan. Arah perilaku (direction of behavior)mengacu pada perilaku yang dipilih seseorang dalam bekerja dari banyak pilihan perilaku yang dapat merekajalankan baik tepat maupun tidak. Banyak contoh perilaku tidak tepat yang dapat dilakukan oleh seorang karyawan, perilaku–perilaku ini nantinya akan menjadi suatu penghambat bagi organisasi dalam mencapai tujuannya. Sedangkan untuk mencapai tujuan perusahaan secara maksimal, karyawan harus memiliki motivasi untuk memilih perilaku yang fungsional dan dapat membantu organisasi dalam mencapai tujuannya. Setiap karyawan diharapkan dapat bekerja tepat waktu, mengikuti peraturan yang berlaku, serta kooperatif dengan sesama rekan kerja. 2. Tingkat usaha (level of effort) Tingkat usaha atau level of effort berbicara mengenai seberapa keras usaha seseorang untuk bekerja sesuai dengan perilaku yang dipilih. Dalam bekerja, seorang karyawan tidak cukup jika hanya memilih arah perilaku yang fungsional
14
Ibid, Hal 175
84
bagi pencapaian tujuan perusahaan. Namun, juga harus memiliki motivasi untuk bekerja keras dalam menjalankan perilaku yang dipilih. Misalnya dalam pekerjaan,seorang pekerja tidak cukup hanya memilih untuk selalu hadir tepat waktu, namun juga perlu dilihat keseriusan dan kesungguhannya dalam bekerja 3. Tingkat kegigihan (level of persistence) Hal ini mengacu pada motivasi karyawan ketika dihadapkan pada suatu masalah, rintangan atau halangan dalam bekerja, seberapa keras seorang karyawan tersebut terus berusaha untuk mrnjalan-kan perilaku yang dipilih. Misalnya saja bila ada kendala pada cuaca atau masalah kesehatan seorang karyawan produksi, apakah karyawan tersebut tetap tepat waktu masuk bekerja dan sungguh–sungguh mengerjakan tugas seperti biasanya atau memilih hal lain, seperti ijin pulang atau tidak masuk kerja. Dalam hal ini dibuat pengecualian jika masalah kesehatan yang dialam pekerja termasuk penyakit serius yang dapat menyebabkan seseorang tidak mampu bekerja.
Dalam berjalannya komunikasi vertikal di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Kas Jakarta Gedung Talavera sudah melaksanakan tugas dari masingmasing pegawai dengan baik, berikut yang diungkapkan key Informan : “ Sekitar 6 pegawai , 2 Teller, 1 Custumor Service Representatif, 1 Secrurity dan 2 Pegawai pramubakti sudah menjalankan aktifitas dan pekerjaan dengan baik dan dengan tanggung jawab “
85
Masing-masing pegawai memiliki tugas dan kewajiban dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa pegawai seperti teller, custumor service, pramubakti, dan kepala cabang melakukan pekerjaan sesuai dengan job desk. Berikut yang di ungkapkan oleh Narasumber, sebab yang membuat termotivasi bekerja, sebagai berikut : “ Tujuan dan ambisi dalam berkarir, meningkatkan karir , yang pasti apabila ada reward dari perusahaan kepada karyawan yang berprestasi. “ “Nasabah yang datang bertransaksi, lingkungan kantor yang menyenagkan teman-teman pegawai, apresiasi pegawai berupa reward dan bonus tahunan.“ “ Dari Pribadi untuk mengumpulkan uang untuk masa depan, dan kebutuhan keluarga. “
Motivasi yang ditunjukan oleh pegawai PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Kas Jakarta Gedung Talavera adalah kemampuan pekerja yang bekerja sama dengan giat dan konsekuen dalam mengejar tujuan bersama. Kata bekerja sama di sini menekankan dengan tegas hakekat saling hubungan dari suatu kelompok dengan keinginan yang nyata untuk bekerja sama. Kata giat dan konsekuen menunjukan caranya untuk sampai pada tujuan melalui disiplin bersama. Sedangkan kata tujuan bersama menjelaskan bahwa tujuannya adalah sesuatu yang mereka inginkan bersama.
Dalam penelitian ini, peneliti juga mengumpulkan data dari perusahaan sebagai data sekunder untuk mendukung data yang diperoleh dari kegiatan observasi dan wawancara. Peneliti juga melakukan pengumpulan data dengan cara
86
melakukan penelusuran dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Data-data tersebut meliputi struktur organisasi, logo, visi dan misi, datadata internal. Tahap selanjutnya yang dilakukan penulis setelah mendapatkan data-data yang terkumpul adalah melakukan pemgolahan data. Dalam melakukan pengolahan data, penulis melakukan bebarapa tahap analisa. Pertama, penulis mengingat kembali fokus masalah yang sedang diteliti, yaitu Komunikasi Vertikal di dalam Organisasi Untuk Meningkatkan Semangat Kerja Karyawan. Dengan memahami masalah yang diteliti akan memudahkan penulis dalam merangkai pola pikir yang menjadi dasar pengolahan masalah. Kedua, penulis membaca kembali outline wawancara atau daftar pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya kepada narasumber. Tahap ke tiga, penulis menganalisa jawaban atau pernyataan yang diberikan oleh para informan tersebut yang dilakukan secara berulang kali. Keempat, penulis akan mencocokan antara pertanyaan dan jawaban yang diperoleh tersebut dan menyimpulkannya menjadi hasil penelitian sementara. Pada subbab ini peneliti melakukan observasi pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Kas Jakarta Gedung Talavera dalam kegiatan komunikasi organisasi di dalam meningkatkan semangat kerja karyawan. Dari hasil observasi peneliti mendapati bahwa komunikasi vertikal komunikasi dua arah timbal balik dari atas ke bawah (downward communication) dan dari bawahan kepada atasan (upward communication) yang sangat penting dan menjadi titik tombak terjadinya keselarasan dan kekompakan sehingga terjalin komunikasi yang baik. Dengan sudah terjalin komunikasi yang baik maka pastinya akan tercipta peningkatan semangat kerja dari dalam diri.
87
4.3 Pembahasan
Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang ada pada Bab 1 . Dalam Bab 4 ini bertujuan untuk menjawab mengenai permasalahan yang diteliti oleh penulis, serta menganalisa dan membahas masalah yang menjadi topik penelitian, yaitu Komunikasi Vertikal di Dalam Organisasi untuk meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan.
Komunikasi Merupakan tanggung jawab dari setiap manusia yang bekerja di organisasi. Komunikasi tidak dapat di delegasikan semata-mata hanya kepada bagian hubungan masyarakat, setiap orang harus berperan serta mulai dari pimpinan utama, staff, serta semua karyawan bisa, dan jika memadai karyawan bisa menjadi media yang efektif untuk berkomunikasi dengan publik. Dari sini dapat diketahui bahwa keadaan internal suatu perusahaan terjadi baik atau sehat maka para karyawan perusahaan akan mengkomunikasikan apa yang terjadi dalam perusahaan dan juga produk-produk apa saja yang perusahaan miliki terhadap publiknya. Hal ini meningkatkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Karena itulah maka komunikasi internal atau komunikasi organisasi adalah salah satu hal yang penting dalam kehidupan organisasi.
Komunikasi vertikal adalah arus komunikasi dua arah timbal balik yang dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen memegang peranan yang sangat vital, yaitu komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dan dari bawahan kepada atasan (upward communication). Dalam arus komunikasi secara vertikal -downward communication- atasan memberikan instruksi, petunjuk,
88
informasi, penjelasan dan penugasan dan lain sebagainya kepada ketua unit kelompok bawahan. Kemudian arus komunikasi diterima dalam bentuk upward communication bawahan memberikan laporan pelaksanaan tugas, sumbang saran, dan hingga pengaduan kepada pimpinannya masing-masing.15
Dengan adanya komunikasi yang harmonis dan baik maka di harapkan akan mampu meningkatkan semangat kerja karyawan yang pada akhirnya berdampak pada produktivitas kerja karyawan sehigga dapat mencapai kepuasan dan input yang besar terhadap pencapaian target perusahaan.
Motivasi kerja merupakan kondisi dari sebuah kelompok di mana ada tujuan yang jelas dan tetap yang dirasakan menjadi penting dan terpadu sengan tujuan indidu. Selain ini motivasi kerja juga dapat diartikan sebagai pemilikan atau kebersamaan untuk menggambarkan suasana keseluruhan yang dirasakan di antara anggota suatu kelompok, masyarakat atau perkumpulan. Apabila mereka merasa baik, bahagia,optimis, kebanyakan orang menggambarkan orang-orang tersebur mempunyai motivasi kerja yang tinggi. Kadang-kadang motivasi yang tinggi dihubungkan dengan motif-motif dan hasil yang baik. Sebaliknya apabila orangorang suka membantah, menyakitkan hati, kelihatan aneh, merasa dalam kesulitan dan tidak tenang atau tentram, maka keadaan mereka dapat digambarkan memiliki semangat kerja yang rendah. Dengan demikian motivasiyang rendah digabungkan dengan kekecewaan. Ketidak benaran dan kekurangan akan dorongan. dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah perilaku yang ditunjukan oleh seseorang 15
Rosady Ruslan. Manajemen Humas & Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi (edisi revisi).Jakarta: RajaGrafindo Persada.2002. Hal 86
89
atau sekelompok pegawai terhadap lingkungan tempat kerjanya, sehingga mereka itu dapat bekerja dengan giat dan konsekuen serta bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh peneliti di PT Bank Mandiri (Persero) KK Jakarta Gedung Talavera, bahwa penyampaian informasi dari atasan kepada bawahan dilakukan dengan metode lisan. Metode lisan ini lebih sering dilakukan oleh atasan karena dengan metode lisan, pimpinan dapat menyampaikan informasi dengan mudah dan langsung mendapatkan feedback, Contohnya seperti dengan wawancara, diskusi, briefing, instruksi.
Menurut informasi dari
narasumber bahwa atasan lebih sering melakukan briefing dipagi hari, dengan demikian atasan paling sering menanyakan seputar pekerjaan masing-masing pegawai, seperti seputar kesulitan yang pernah ditemui dalam melaksanakan pekerjaan dan pada akhirnya atasan memberikan petunjuk atau saran mengenai jalan keluarnya. Ada lima jenis informasi yang bisa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan ( Katz dan Kahn 1966) : 1. Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan 2. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan 3. Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi. 4. Informasi mengenai kinerja pegawai 5. informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas ( sence of mission). 16
16
Rosady Ruslan. Manajemen Humas & Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi (edisi revisi).Jakarta: RajaGrafindo Persada.2002. Hal 81
90
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kantor Kas Jakarta Gedung Talavera,selain menggunakan metode lisan untuk memberiakn informasi dr atasan ke bawahan, juga menggunakan metode tulisan, biasanya lebih sering untuk informasi laporan dari teller ke kepala cabang setiap sore hari, teller melaporkan seberapa banyak jumlah voucer transaksi nasabah yang di input oleh teller, dan juga laporan dari customer service, custumer service biasanya melaporkan mengenai pembukaan rekening, penanganan komplain, pengajuan aktivasi e-channel, seperti internet banking, sms banking, mobile banking, dan selanjutnya keluhan nasabah. Hal tersebut wajib dilaporkan kepada atasan dalam hal ini kepala cabang pun wajib mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya tersebut. Dengan penelitian yang di lakukan oleh peneliti kurang lebih 3 bulan lamanya, peneliti melihat bahwa metode yang sering dilakukan hanya metode lisan dan tulisan, sedangkan ada metode lain untuk penyampaian komunikasi dengan metode gambar, seperti poster dan grafik, poster sangat jarang ada pada PT Bank Mandiri (Persero)Tbk Kantor Kas Jakarta Gedung Talavera. Penggunaan poster lebih diminati dan lebih menarik dibanding membaca uraian kalimat. Contoh penggunaan poster bisa dengan penyampaian pedoman pekerjaan, penyemangat untuk pekerja dalam hal ini seperti poster mengenai bonus, reward, informasi mengenai tindakan yang dilarang oleh perusahaan, seperti forud dll. Hal tersebut mudah dicerna fikiran oleh pegawai, dan dengan mudah dapat di aplikasikan dalam pekerjaan dan menjadi motivasi tersendiri oleh pegawai. Dengan keseluruhan hasil penelitian bahwa pekerja sudah menganggap bahwa komunikasi dari atas ke bawah sudah dapat dilaksanakan dengan baik. Tetapi masih memiliki kekurangan , dalam hal ini sepertinya wajar, karena
91
komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti informasi yang mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada jabatan yang berotoritas lebih rendah.85 Sementara itu, di dalam sebuah perusahaan pasti ada jarak yang tercipta antara atasan sebagai pemilik otoritas yang lebih tinggi dengan bawahan, sebagai pemilik otoritas yang lebih rendah, sehingga di dalam menjalin komunikasi juga terdapat kesenjangan. Meskipun demikian dengan hasil penelitian diatas bahwa atasan dan bawahan dalam berkomunikasi untuk menciptakan motivasi kerja dalam kategori yang bagus. Sebagaimana yang diungkapkan Lewis bahwa komunikasi kebawah adalah untuk menyampaikan tujuan untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutandan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi, dan mempersiapkan anggota organisasi untuk mempersiapkan diri dengan perubahan. Sehingga dengan penyelenggaraan komunikasi ke bawah yang selama ini di terapkan oleh perusahaan maka telah dapat mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul sebagai akibat salah informasi dan mengurangi kesalah pahaman karena kurang informasi. Berdasarkan hasil penelitian dengan wawancara mendalam, bahwa pekerja lebih termotivasi bekerja apabila pekerja tersebut dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan prosedural dan atasan memberikan berupa reward / fee atau sekedar kata-kata pujian. Pihak pemimpin ternyata berperan dalam mempengaruhi motivasi kerja pegawai, bahwa faktor-faktor yang 85
Pace, R. Wayne dan F Faules. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung : PT Rosdakarya. 2010. Hal 184
92
berpengaruh terhadap motivasi kerja antara lain dengan komunikasi, partisipasi, lingkungan kerja, kepuasan kerja, dan kepemimpinan.