BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian pelaksanaan tindakan, akan diuraikan empat subbab yaitu kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan antar siklus 1 dan siklus 2. Subbab kondisi awal membahas tentang kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil belajar pada mata pelajaran matematika sebelum dilakukannya tindakan penelitian. Selanjutnya pada subbab siklus 1 dan siklus 2 membahas tentang rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil tindakan dan refleksi. Pada subbab pembahasan antar siklus 1 dan siklus 2, akan dibahas tentang perbandingan pelaksanaan dan hasil dari siklus 1 dan siklus 2. 4.1.1.1 Kondisi Sebelum Tindakan Kondisi sebelum tindakan merupakan kondisi awal sebelum diterapkan pembelajaran CRH (Course Review Horay) dalam pelajaran matematika materi pecahan. Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 5 SD Negeri Banyurip Tahun Pelajaran 2015/2016 Sebelum Tindakan No Rentang Nilai Frekuensi Presentase(%) 1 ≥80 5 31,25% 2 70 - 79 0 0% 3 60 - 69 6 37,5% 4 50 - 59 3 18,75% 5 40- 49 2 12,5% Jumlah 16 100% Nilai Rata-rata 63,38 Nilai Tertinggi 80 Nilai Terendah 40
Berdasarkan Tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran matematika pada kondisi awal sebelum tindakan, maka dapat dikaji tentang rentang nilai, frekuensi, presentase, perolehan nilai rata-rata, nilai tertinggi dan juga nilai terendah. Dalam distribusi frekuensi nilai pada kondisi awal, perolehan nilai siswa dibagi kedalam 5 rentang nilai.
50
51
Pada rentang nilai >80, diperoleh 5 siswa (31,25%). Sedangkan pada rentang 70 – 79, tidak diperoleh nilai siswa yang masuk kategori rentang ini. Selanjutnya pada rentang 60 – 69, terdapat 6 siswa (37,5%). Kemudian yang memperoleh nilai pada rentang 50 – 59, diperoleh 3 siswa (18,75%). Untuk nilai pada rentang 40 – 49, diperoleh 2 siswa (12,5%). Dalam kondisi awal, nilai rata-rata diperoleh sebesar 64,68 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 40. Berdasarkan Tabel 4.1 nilai mata pelajaran matematika pada kondisi awal maka dapat digambarkan dalam Gambar 4.2. Gambar 4. 2 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 5 SD Negeri Banyurip Tahun Pelajaran 2015/2016 Sebelum Tindakan
Jumlah Siswa
Rentang Nilai
Column2
6 4 2 0 ≥80
≥80 5
70 - 79
60 - 69
70 - 79 0
50 - 59
60 - 69 6
40- 49
50 - 59 3
40- 49 2
Pada kondisi sebelum tindakan, diketahui bahwa dari total siswa yaitu 16 siswa, 11 siswa dinyatakan belum mengalami peningkatan pada hasil belajar, sementara yang sudah mengalami peningkatan hasil belajar baru mencapai 5 siswa. Hasilnya disajikan dalam Tabel 4.3
Skor 65 ≥ 65 Jumlah
Tabel 4. 3 Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan Kriteria Hasil Belajar Sebelum Tindakan Jumlah Siswa Tidak Tuntas 11 69% Tuntas 5 31% 16 100%
(%)
Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi pecahan yang tuntas sebanyak 5 siswa (31%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 11 siswa (69%). Hasil perolehan dari tabel tersebut disajikan dalam diagram batang yang dapat dilihat pada Gambar 4.4
52
Gambar 4.4 Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siswa Kelas 5 SD Negeri Banyurip Tahun Pelajaran 2015/2016 Sebelum Tindakan
80% 60% 69%
40%
pra siklus
31%
20% 0%
tuntas
tidak tuntas
Berdasarkan data yang diperoleh, maka diperlukan upaya untuk menindak lanjuti melalui penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini telah disetujui oleh guru kelas dengan menggunakan pembelajaran CRH (Course Review Horay) yang dilaksanakan dalam dua siklus (tiap siklus dua pertemuan). 4.1.1.2 Siklus 1 Pada subbab siklus 1, akan diuraikan tentang rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. 4.1.1.2.1
Perencanaan
Sebelum dilakukan tindakan, maka hal-hal yang direncanakan adalah sebagai berikut: 1. Memilih dan memutuskan pembelajaran yang perlu untuk digunakan dalam pembelajaran. Setelah dipertimbangkan, maka dipilih pembelajaran CRH (Course Review Horay) sebagai pembelajaran. 2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berikut media ataupun alat peraga yang direncanakan, termasuk lembar observasi pembelajaran untuk digunakan dalam pembelajaran matematika. 3. Melakukan konsultasi dengan guru kelas, mengenai pembelajaran yang dipilih, RPP dan media maupun alat peraga yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran,
maupun
lembar
observasi
pembelajaran,
termasuk
53
menyepakati tindakan akan dilakukan dalam 2 siklus, dengan masingmasing siklus akan dilakukan dalam 2 pertemuan. 4. Setelah mendapatkan persetujuan dengan guru kelas, dilakukan revisi dan mengecek kembali kelengkapan baik RPP, media maupun alata peraga, serta lembar observasi yang akan digunakan dalam tindakan nanti. a. 1.
Pertemuan 1 Kegiatan Awal Kegiatan diawali dengan guru menyiapkan ruang, alat dan media
pembelajaran,
mengatur
menempati
tempat
duduknya,
memberi
salam,
menyiapkan kondisi fisik dan mengecek kehadiran, kebersihan dan kerapian siswa, berdoa sebelum memulai pembelajaran. Kemudian melakukan absensi, memberikan apersepsi dengan menanyakan “Apakah anak-anak pernah pergi berbelanja di swalayan”. Guru melanjutkan pertanyaan “Pernahkah kalian mendapati tulisan diskon?”. Setelah apersepsi guru memberikan motivasi agar siswa terlibat berpartisipasi dalam belajar. 2.
Kegiatan Inti Setelah siswa mendapatkan motivasi, guru menyajikan materi yang akan
dipelajari. Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah CRH (Course Review Horay). Selanjunya, siswa dibagi dalam beberapa kelompok, kemudian guru memberikan soal dan menginstruksi siswa berdiskusi untuk penyelesaian soal pecahan yang telah diberikan. Guru
mengecek
setiap
kelompok
dalam
berdiskusi,
mengamati,
memfasilitasi, dan memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran, selanjutnya guru memberikan selembar kertas berisi 25 kotak kepada masing-masing tim dan meminta siswa untuk mengisi sesuai dengan nomor soal yang mereka dapat, soal diambil dalam nomor acak dan meminta siswa untuk menyelesaikan soal. Kemudian
ketika
waktu
habis
guru
meminta
siswa
untuk
mempresentasikan hasil jawaban mereka, bagi jawaban benar akan diberi tanda (0) dan yang salah (X) dengan disimbolkan bintang. Setelah pemberian hadiah untuk tim yang mendapat bintang dengan membentuk garis vertikal / horizontal / diagonal guru memberikan hadiah.
54
Selanjutnya guru bersama siswa melakukan evaluasi pembelajaran, memberikan umpan balik, refleksi, pemberian penghargaan dan motivasi agar siswa lebih bersemangat lagi dalam mengikuti pembelajaran. 3.
Kegiatan Penutup Sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberikan penguatan kepada siswa
dengan membuat kesimpulan, sekaligus meminta siswa untuk lebih belajar materi yang sama, karena ada pertemuan berikutnya. Setelah itu, guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah, dan terakhir guru menutup pelajaran dengan salam. b.
Pertemuan 2
1.
Kegiatan Awal Pertemuan 2 diawali dengan guru menyiapkan ruang, alat dan media
pembelajaran,
mengatur
menempati
tempat
duduknya,
memberi
salam,
menyiapkan kondisi fisik dan mengecek kehadiran, kebersihan dan kerapian siswa, berdoa sebelum memulai pembelajaran, kemudian melakukan absensi. Dilanjutkan memberikan apersepsi dengan menanyakan “Apakah kalian masih mengingat macam-macam pecahan yang mereka ketahui atau yang telah mereka pelajari pada kelas sebelumnya?”. Guru melanjutkan pertanyaan “Apakah nantinya ada banyak pecahan yang akan di pelajari pada pertemuan ini seperti persen dan desimal?”. 2.
Kegiatan Inti Setelah siswa menjawab apersepsi, guru menyampaikan materi dengan
menggunakan media papan tulis dan lingkungan sekitar, selanjutnya siswa diberikan kesempatan untuk bertanya. Guru kemudian menjelaskan langkahlangkah pembelajaran CRH (Course Review Horay) yang sempat mereka pelajari pada pertemuan sebelumnya. Guru menginstruksikan siswa untuk bergabung dalam kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. Guru selanjutnya menginstruksikan siswa untuk berdiskusi mencari jawaban untuk soal yang mereka dapatkan. Setelah itu, guru mengamati, membimbing dan memberikan motivasi dalam berjalannya kegiatan diskusi ini.
55
Guru memberikan lembar CRH dan menyediakan soal-soal yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam kolom CRH. Siswa menyelesaikan soal dan menuliskan jawaban, setelah itu mempresentasikan jawaban mereka, bagi jawaban benar akan diberi tanda (0) dan yang salah (X) dengan disimbolkan bintang. Setelah pemberian hadiah untuk tim yang mendapat bintang dengan membentuk garis vertikal / horizontal / diagonal guru memberikan hadiah, selanjutnya guru bersama siswa melakukan evaluasi pembelajaran, memberikan umpan balik, refleksi, pemberian penghargaan dan motivasi agar siswa lebih bersemangat lagi dalam mengikuti pembelajaran. 3.
Kegiatan Penutup Sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberikan tes sebagai evaluasi,
selanjutnya guru memberikan lembar angket motivasi, kemudian memberi penguatan agar siswa dapat terlibat berpartisipasi dalam belajar. Guru juga mengingatkan siswa bahwa ada pertemuan yang akan dilaksanakan berikutnya, karena itu siswa sebaiknya lebih dahulu belajar di rumah. Guru memberi tindak lanjut berupa tugas mengerjakan LKS mereka dan langsung mengakhiri pembelajaran dengan salam. 4.1.1.2.2
Hasil Tindakan
Pada subbab ini, akan diuraikan tentang hasil tindakan pada siklus 1. Hasil tindakan menguraikan hasil analisis data dari lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa sesuai dengan pembelajaran CRH (Course Review Horay) serta motivasi dan hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai soal evaluasi dan angket yang diberikan pada pertemuan kedua. a)
Hasil Analisis Lembar Observasi
1.
Pertemuan pertama Kegiatan
observasi
bertujuan
untuk
mengamati
keterlaksanaan
pembelajaran CRH (Course Review Horay). Pada pertemuan pertama, observasi dilakukan oleh teman sejawat dari ibu Widowati, S.Pd. Dengan mengisi lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa sesuai dengan pembelajaran CRH (Course Review Horay).
56
Kegiatan Guru Kegiatan guru yang diamati adalah ketika guru menerapkan pembelajaran
CRH (Course Review Horay) dalam pelajaran matematika materi mengubah pecahan kebentuk persen dan desimal serta sebaliknya. Hasil dari analisis lembar observasi terhadap kegiatan guru dan siswa sesuai dengan pembelajaran CRH (Course Review Horay) secara rinci disajikan dalam Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus 1 Pertemuan Pertama No Indikator Butir Hasil Observasi Pengamatan Ya Tidak 1 Pra Pembelajaran 2 2 0 2 Kegiatan Pendahuluan 7 5 2 3 Kegiatan Inti 23 16 7 4 Kegiatan Penutup 4 4 0 Jumlah 36 27 9
Berdasarkan Tabel 4.5 tentang hasil observasi kegiatan guru pertemuan pertama, dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan pembelajaran terdapat beberapa kegiatan yang belum nampak atau belum dilakukan oleh guru. Dari keseluruhan 36 butir pengamatan, 27 butir pengamatan sudah terlaksana dan terdapat 4 butir pengamatan yang tidak terlaksana. Hasil dari pengamatan kegiatan guru secara umum pembelajaran sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan model CRH (Course Review Horay). Namun masih terdapat beberapa kegiatan guru yang tidak terlaksana sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada pertemuan pertama. Kegiatan guru yang belum nampak antara lain terdapat dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan, hanya terdapat dua kegiatan yang tidak dilakukan guru yaitu guru tidak menyampaikan motivasi belajar kepada siswa dan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, guru tidak menanyakan mengenai apa yang mereka ketahui dan tidak pada permasalahan yang di ajukan, guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk menanggapi presentasi kelompok lain.
57
Kemudian guru belum memberikan hadiah berupa bintang bagi siswa yang mampu membentuk garis atau yang paling banyak meneriakan horay, guru belum memberikan umpan balik dan refleksi terhadap pembelajaran.
Kegiatan Siswa Kegiatan siswa yang diamati adalah kegiatan selama proses pembelajaran
baik pada pertemuan 1 maupun pertemuan 2 dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran CRH (Course Review Horay) dalam pelajaran matematika materi mengubah pecahan kebentuk persen dan desimal serta sebaliknya. Hasil dari pengamatan kegiatan siswa secara umum pembelajaran sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan model CRH (Course Review Horay). Namun masih terdapat beberapa kegiatan guru yang tidak terlaksana sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada pertemuan pertama sehingga pada kegiatan siswa pun didapati beberapa item yang belum terlaksana. Berdasarkan Tabel 4.6 tentang hasil observasi kegiatan siswa pertemuan pertama, dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan pembelajaran terdapat beberapa kegiatan yang belum nampak atau belum dilakukan oleh siswa. Dari keseluruhan 36 butir pengamatan, 27 butir pengamatan sudah terlaksana dan terdapat 9 butir pengamatan yang tidak terlaksana. Hasil dapat dilihat dalam Tabel 4.6 Tabel 4.6 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus 1 Pertemuan Pertama No Indikator Butir Hasil Observasi Pengamatan Ya Tidak 1 Pra Pembelajaran 2 2 0 2 Kegiatan Pendahuluan 7 5 2 3 Kegiatan Inti 23 16 7 4 Kegiatan Penutup 4 4 0 Jumlah 36 27 9
Hasil dari pengamatan kegiatan siswa secara umum pembelajaran sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan model CRH (Course Review Horay). Namun masih terdapat beberapa kegiatan guru yang tidak terlaksana sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada pertemuan pertama. Kegiatan siswa yang belum nampak antara lain adalah pada kegiatan pendahuluan yaitu siswa tidak disampaikan atau mendapat motivasi dan tujuan
58
belajar. Pada kegiatan inti, siswa tidak diberi kesempatan untuk melakukan tanya jawab, siswa tidak mendapat kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi, siswa bersama guru tidak melakukan umpan balik dan refleksi pembelajaran. 2.
Pertemuan Kedua Kegiatan
observasi
bertujuan
untuk
mengamati
keterlaksanaan
pembelajaran CRH (Course Review Horay). Pada pertemuan pertama, observasi dilakukan oleh teman sejawat dari ibu Widowati, S.Pd. Dengan mengisi lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa sesuai dengan pembelajaran CRH (Course Review Horay).
Kegiatan Guru Hasil dari analisis lembar observasi terhadap kegiatan guru dan siswa
sesuai dengan pembelajaran CRH (Course Review Horay) secara rinci disajikan dalam Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 Tabel 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus 1 Pertemuan Kedua No Indikator Butir Hasil Observasi Pengamatan Ya Tidak 1 Pra Pembelajaran 2 2 0 2 Kegiatan Pendahuluan 7 5 2 3 Kegiatan Inti 23 18 5 4 Kegiatan Penutup 4 4 0 Jumlah 36 29 7
Berdasarkan Tabel 4.7 tentang hasil observasi kegiatan guru pertemuan kedua, dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan pembelajaran terdapat beberapa kegiatan yang belum nampak atau belum dilakukan oleh guru. Dari keseluruhan 36 butir pengamatan, 29 butir pengamatan sudah terlaksana dan terdapat 7 butir pengamatan yang tidak terlaksana. Hasil dari pengamatan kegiatan guru secara umum pembelajaran sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan model CRH (Course Review Horay). Namun masih terdapat beberapa kegiatan guru yang tidak terlaksana sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada pertemuan kedua. Pada kegiatan pendahuluan, hanya terdapat dua kegiatan yang tidak dilakukan guru yaitu guru tidak menyampaikan motivasi belajar kepada siswa dan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk menanggapi presentasi kelompok lain.
59
Kemudian guru belum memberikan hadiah berupa bintang bagi siswa yang mampu membentuk garis atau yang paling banyak meneriakan horay, guru belum memberikan umpan balik dan refleksi terhadap pembelajaran.
Kegiatan Siswa Berdasarkan Tabel 4.8 tentang hasil observasi kegiatan siswa pertemuan
kedua, dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan pembelajaran terdapat beberapa kegiatan yang belum nampak atau belum dilakukan oleh siswa. Dari keseluruhan 36 butir pengamatan, 29 butir pengamatan sudah terlaksana dan terdapat 7 butir pengamatan yang tidak terlaksana.
No 1 2 3 4
Tabel 4.8 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus 1 Pertemuan Kedua Indikator Butir Hasil Observasi Pengamatan Ya Tidak Pra Pembelajaran 2 2 0 Kegiatan Pendahuluan 7 5 2 Kegiatan Inti 23 18 5 Kegiatan Penutup 4 4 0 Jumlah 36 29 7
Beberapa kegiatan siswa yang belum nampak antara lain adalah pada kegiatan pendahuluan yaitu siswa tidak mendapat motivasi dan tujuan pembelajaran oleh guru. Pada kegiatan inti, siswa tidak diberi kesempatan untuk presentasi dan menanggapi presentasi kelompok lain. Kemudian siswa belum mendapat hadiah berupa bintang setelah siswa mampu membentuk garis atau yang paling banyak meneriakan horay. Pada kegiatan akhir siswa belum memndapat umpan balik dan refleksi terhadap pembelajaran. b) Analisis Hasil Belajar Siswa Evaluasi dilakukan setelah dilaksanakan pertemuan 2 pada siklus 1. Evaluasi dimaksudkan untuk melihat perubahan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran matematika, setelah diberikan tindakan dengan menerapkan pembelajaran CRH (Course Review Horay). Soal evaluasi berbentuk uraian yang terdiri dari 15 butir soal. Nilai siswa diperoleh dengan menghitung skor yang diperoleh kemudian mengubahnya menjadi nilai akhir. Hasil dari analisis hasil belajar siswa secara rinci disajikan dalam Tabel 4.9
60
Tabel 4. 9 Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran MatematikaSiswa Kelas 5 SD Negeri Banyurip Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 1 No Rentang Nilai Frekuensi Presentase(%) 1 ≥80 1 6,25% 2 70 - 79 1 6,25% 3 60 - 69 4 25% 4 50 - 59 4 25% 5 40- 49 6 37,5% Jumlah 16 100% Nilai Rata-rata 56,8 Nilai Tertinggi 83 Nilai Terendah 40
Berdasarkan Tabel 4.9 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran matematika pada siklus 1, dalam distribusi frekuensi perolehan nilai siswa dibagi ke dalam 5 rentang nilai. Pada rentang nilai >80, diperoleh 1 siswa (6,25%) Sedangkan pada rentang 70 – 79, diperoleh 1 siswa (6,25%). Selanjutnya pada rentang 60 – 69, terdapat 4 siswa (25%). Kemudian yang memperoleh nilai pada rentang 50 – 59, diperoleh 4 siswa (25%). Untuk nilai pada rentang 40 – 49, terdapat 6 siswa (37,5%). Dalam kondisi awal, nilai rata-rata diperoleh sebesar 56,8 dengan nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 40. Pada siklus 1, nilai rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 56,8 dengan nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 40. Berdasarkan tabel nilai mata pelajaran matematika pada siklus 1 digambarkan dalam diagram batang pada Gambar 4.10 Gambar 4. 10 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Mata Pelajaran MatematikaSiswa Kelas 5 SD Negeri BanyuripTahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 1
Jumlah Siswa
Rentang Nilai 4 3 2
∑siswa
1 0
∑siswa
≥80 2
70 - 79 4
60 - 69 0
50 - 59 4
40- 49 0
61
Berdarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥65) maka dapat dilakukan analisis untuk menentukan jumlah siswa yang tuntas dan belum tuntas. Analisis ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat disajikan dalam Tabel 4.11 Tabel 4.11 Distribusi Hasil Belajar Matematika Siklus 1 Skor Kritera Prestasi Belajar Siklus 1 Jumlah Siswa persentase (%) Tidak tuntas 10 62,5% 65 ≥ 65 Tuntas 6 37,5% Jumlah 16 100%
Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi mengubah pecahan kebentuk persen dan desimal serta sebaliknya setelah diberikan tindakan pada siklus 1, yang belum mengalami peningkatan hasil belajar sebanyak 10 siswa (62,5%) dan siswa yang sudah mengalami peningkatan hasil belajar sebanyak 6 siswa (37,5%). Hasil perolehan dari tabel tersebut disajikan dalam diagram lingkaran 4.12 Gambar 4. 12 Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1
Siklus I 62.50%
37.50% Tuntas Tidak Tuntas
Jika hasil belajar tersebut dibandingkan dengan hasil belajar sebelum tindakan, maka yang ditunjukkan oleh hasil belajar ini dipaparkan pada tabel dan diagram perbandingan hasil belajar sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus 1.
Skor 65 65
Tabel 4. 13 Perbandingan Hasil Belajar Sebelum Tindakan dengan Siklus 1 Kriteria Hasil Belajar Sebelum Tindakan Siklus 1 Jumlah siswa (%) Jumlah Siswa (%) Tidak Tuntas 11 68,75% 10 62,5% Tuntas 5 31,25% 6 37,5% Jumlah 16 100% 16 100%
62
Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa sebelum tindakan, siswa yang meningkat dalam hasil belajar adalah 5 siswa dengan persentase 31,25%. Jumlah dan persentase ini berubah setelah diberikan tindakan. Terjadi peningkatan jumlah maupun persentase siswa yang meningkat dalam hasil belajar menjadi 6 siswa dengan persentase 37,5%. Dengan kata lain, terjadi peningkatan jumlah maupun ketuntasan belajar siswa yaitu menjadi 6 siswa setelah diberikan tindakan pada siklus 1 dengan persentase peningkatan 37,5%. Sebaliknya, sebelum tindakan, siswa yang belum tuntas berjumlah 11 siswa dengan persentase 68,75%. Jumlah dan persentase ini mengalami penurunan menjadi 10 siswa dengan persentase 62,5%. Dengan kata lain, terjadi penurunan jumlah maupun persentase ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus 1 dibandingkan sebelum tindakan yaitu terjadi penurunan 1 siswa dengan persentase penurunan 6,25%. Meskipun terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus 1, mengacu pada indikator kinerja yang telah disebutkan pada bab III, peningkatan persentase hasil belajar ini belum memberikan hasil sesuai dengan target yaitu 75% dari total kelas mencapai nilai kriteria minimal yaitu ≥ 65. c)
Motivasi Belajar Siswa Mengukur skala motivasi belajar siswa, dalam mengikuti pembelajaran
Matematika dengan pembelajaran CRH (Course Review Horay) pada siklus 1, digunakan menggunakan rumus Likert yang terdiri dari 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Untuk mengetahui tingakat motivasi belajar siswa, digunakan ketuntasan yang dibuat oleh Depdinas (2003) yaitu: Σskor yang diperoleh siswa Σ skor Maksimum
×100%
Dengan ketentuan sebagai berikut: ≥ 80 ke atas : tinggi 60 – 79 : sedang ≤ 59 : rendah
63
Berdasarkan hasil total perhitungan perolehan sebagai berikut: 1002
Nilai= 1600 x 100 Nilai = 62,63 Berdasarkan hasil total perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.14
No 1 2 3
Kriteria Rendah Sedang Tinggi Jumlah Rata-rata
Tabel 4.14 Motivasi Belajar Siswa Siklus 1 Jumlah siswa 6 10 0 16 1002
Persentase (%) 37,5% 62,5% 0% 100 % 62,63%
Berdasarkan ketentuan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran CRH (Course Review Horay) pada siklus 1 berada pada kategori sedang dengan nilai 62,63% dengan total skor 1002. 4.1.1.2.3 Refleksi Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1, maka dilakukan refleksi. Refleksi dilakukan terkait dengan temuan-temuan selama proses pembelajaran dengan pembelajaran CRH (Course Review Horay) berlangsung. Adapun hal-hal yang ditemukan selama proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 1.
Kegiatan Belajar Siswa
Masih ada beberapa siswa yang belum memiliki keberanian dalam menjawab pertanyaan.
Masih juga ada beberapa siswa yang belum dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
Ada siswa yang memiliki kemampuan mengerjakan tugas secara mandiri dengan baik, kemampuan bekerjasama dengan baik, namun belum memiliki keberanian untuk tampil di depan kelas.
Ada siswa yang memiliki kemampuan menjawab pertanyaan yang rendah, namun memiliki semangat yang tinggi untuk melakukan presentasi di depan kelas, dan memiliki antusias yang tinggi dalam mengerjakan tugas mandiri.
64
2.
Ketuntasan Belajar Siswa Selain partisipasi belajar siswa, hal yang harus menjadi masukan untuk
diperbaiki pada siklus 2 adalah peningkatan ketuntasan belajar siswa. Meskipun terjadi peningkatan hasil belajar dari sebelum tindakan ke setelah tindakan pada siklus 1, peningkatan ketuntasan ini belum menjawab ketentuan indikator kinerja yang diharapkan, dimana ketuntasan kelas belum mencapai minimal 75% dari total siswa. 4.1.1.3 Siklus 2 4.1.1.3.1
Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan pada siklus 2, hal-hal yang direncanakan untuk dilaksanakan sebagai perbaikan pada siklus 2 adalah sebagai berikut: 1.
Kegiatan Belajar Siswa Pada partisipasi belajar siswa, hal-hal yang perlu diperhatikan agar
menjadi perbaikan pada siklus 2 adalah keragaman karakteristik personal siswa. Karena itu, hal-hal yang perlu diperbaiki guru adalah sebagai berikut: pendekatan dengan siswa, dan mengorganisir siswa agar semua siswa dapat berpartisipasi dalam pembelajaran. 2.
Hasil Belajar Siswa Hal yang harus diperhatikan dalam tindakan adalah mengupayakan dan
melakukan pengkondisian tertentu agar ketuntasan belajar siswa, minimal mencapai target yaitu 75% dari total jumlah siswa, tuntas dalam KKM. a.
Pertemuan 1
1.
Kegiatan Awal Kegiatan di awali dengan salam pembuka, selanjutnya guru mengajak
berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. Setelah berdoa, untuk mengkondisikan agar siswa siap menerima pelajaran, guru memperhatikan murid satu persatu dan menyampaikan beberapa kata motivasi, terkait dengan kondisi siswa yang ditemui guru mengacu pada hasil refleksi. Setelah itu, guru mengabsensi siswa satu persatu, sambil tetap memperhatikan siswa satu per satu seisi kelas. Selanjutnya, guru melakukan
65
apersepsi dengan bertanya “Apakah kalian masih mengingat mengenai pecahan yang telah dipelajari di kelas sebelumnya?”. Mengacu pada kondisi siswa pada siklus 1, kali ini guru mengorganisir dan meminta siswa yang belum berani mengemukakan pendapat yang menjawab pertanyaan apersepsi. Sedangkan siswa yang pandai dan berani mengemukakan pendapat, namun memiliki kerjasama yang rendah dengan yang lain, diminta oleh guru untuk membantu siswa yang ditunjuk oleh guru dalam mengemukakan jawaban, selanjutnya guru menjelaskan garis besar materi. Mengantisipasi kekurangan dalam memotivasi, membimbing siswa dalam pembelajaran pada siklus 1, guru memperhatikan dengan detail tiap tahapantahapan materi, dan menjelaskan garis-garis besar materi, dengan suara yang gamblang, intonasi yang sedang, dengan kecepatan yang lebih lambat serta lebih memperhatikan siswa dalam diskusi kelompoknya. Setelah memaparkan garis besar materi, selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran. 2.
Kegiatan Inti Setelah menjelaskan langkah-langkah pembelajaran, selanjutnya guru
memberikan kesempatan kepada siswa menyatakan ide-idenya secara bebas terkait dengan materi penjumlahan dan pengurangan pecahan. Meskipun semua siswa diberikan kesempatan, untuk mengkondisikan agar semua siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Strategi yang dilakukan guru sama seperti yang dilakukan pada apersepsi, yaitu meminta siswa yang kurang berani berpendapat untuk menyatakan pendapatnya, sementara siswa yang berani dan pandai diminta untuk menjadi pendamping, dengan membantu memberikan petunjuk pada kemungkinankemungkinan ide-ide apa saja yang terkait dengan materi penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk pecahan. Selanjutnya, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Setelah itu, siswa diminta berdiskusi dan menyelesaikan soal pecahan, sambil siswa berdiskusi, guru meminta siswa yang pandai untuk lebih belakangan menyampaikan idenya, sementara siswa yang kurang pandai diminta lebih aktif bertanya dan terlibat
66
dalam diskusi. Untuk siswa yang aktif diminta untuk menjadi pendamping dan menuntun. Setelah siswa selesai melakukan diskusi, siswa diberi lembar CRH, selanjunya guru meminta siswa untuk mengambil soal secara acak dan menjawabnya bersama teman kelompok. Kemudian ketika semua kelompok telah selesai dengan jawaban mereka, perwakilan kelompok diminta untuk presentasi di depan kelas. Kali ini, guru meminta siswa yang kurang berani untuk maju mewakili kelompok presentasi, sementara siswa yang aktif dalam berdebat, diminta untuk membantu kelompok memberikan sanggahan apabila ada tanggapan dari kelompok lain. Setelah semua kelompok presentasi, guru mengumumkan jawaban yang benar dan masing-masing tim dengan jawaban benar harus mengisi kartu horay dengan tanda benar (O) dan lainnya mengisi tanda silang (X), dan memberi bintang kepada tim yang mendapatkan tanda benar (O) berbentuk garis vertika / horizontal / diagonal. Setelah itu guru memberikan hadiah bagi siswa yang berhasil atau yang paling banyak mendapat bintang yang membentuk garis / teriak horay. Selanjutnya, guru membimbing siswa melakukan evaluasi pembelajaran, memberikan penghargaan dan motivasi. 3.
Kegiatan Penutup Setelah selesai menyimpulkan, guru memberikan penguatan lewat pujian,
juga mengingatkan siswa untuk belajar lebih dahulu, karena masih ada pertemuan berikutnya. b.
Pertemuan 2
1.
Kegiatan Awal Sama dengan pertemuan sebelumnya, kegiatan diawali dengan salam
pembuka, mengajak siswa berdoa menurut agama dan keyakinannya masingmasing. Agar siap menerima pelajaran, guru mengkondisikan siswa dengan cara mengingatkan siswa bahwa memberikan kesempatan kepada yang lain dan
67
berbagi dengan yang lain, seperti yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya adalah hal yang positif. Karena itu, hal itu perlu terus untuk dijaga dan dikembangkan. Selanjutnya, guru mengabsensi siswa, dan memberikan apersepsi dengan menanyakan kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kali ini, siswa yang aktif dan berani bertanya diminta untuk berpendapat, sementara siswa yang kurang berani diminta untuk menjadi penyanggah. Setelah siswa menjawab dengan benar apersepsi yang diberikan, guru menjelaskan garis besar materi yang akan dipelajari, memberikan motivasi kepada siswa serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui. 2.
Kegiatan Inti Guru menyampaikan materi pembelajaran, selanjutnya guru memberikan
kesempatan kepada siswa menyatakan ide-idenya secara bebas terkait dengan materi penjumlahan dan pengurangan pecahan dalam kehidupan sehari-hari. Kali ini, siswa yang berani berpendapat dan aktif, diminta untuk menyatakan ideidenya, sementara siswa yang kurang berani diminta untuk menjadi penyanggah. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran, Selanjutnya, siswa dibagi dalam kelompok. Setelah itu, siswa diminta berdiskusi mengenai permasalahan yang diberikan oleh guru, ketika membimbing siswa, guru juga mengamati dan memotivasi serta memfasilitasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan lembar CRH kepada tiap kelompok dan meminta siswa untuk memilih soal yang sudah disediakan oleh guru di depan kelas untuk dikerjakan bersama kelompok. Kemudian ketika semua kelompok telah selesai dengan jawaban mereka, perwakilan kelompok diminta untuk presentasi di depan kelas. Tidak lupa guru mengingatkan siswa yang kurang berani untuk maju mewakili kelompok presentasi, sementara siswa yang aktif dalam berdebat, diminta untuk membantu kelompok memberikan sanggahan apabila ada tanggapan dari kelompok lain.
68
Setelah semua kelompok presentasi, guru mengumumkan jawaban yang benar dan masing-masing tim dengan jawaban benar harus mengisi kartu horay dengan tanda benar (O) dan lainnya mengisi tanda silang (X), dan memberi bintang kepada tim yang mendapatkan tanda benar (O) berbentuk garis vertika / horizontal / diagonal. Setelah itu guru memberikan hadiah bagi siswa yang berhasil atau yang paling banyak mendapat bintang yang membentuk garis / teriak horay. Selanjutnya, guru membimbing siswa melakukan evaluasi pembelajaran, memberikan penghargaan dan motivasi. 3.
Kegiatan Penutup Guru
membimbing
siswa
untuk
membuat
kesimpulan.
Sebelum
mengakhiri pelajaran, guru memberikan evaluasi dalam bentuk tes yang dikerjakan secara individual dan menyebarkan lembar angket untuk dikerjakan siswa. Guru juga memberikan penguatan dengan cara memberikan motivasi dan pujian atas seluruh kerjasama dan partisipasi yang telah ditunjukkan siswa selama dua pertemuan terakhir. Guru mengucapkan terimakasih atas partisipasi siswa terlibat dalam penelitian. Setelah siswa selesai mengerjakan evaluasi, guru menutup pelajaran. 4.1.1.3.2
Hasil Tindakan
Pada subbab ini, akan diuraikan tentang hasil tindakan pada siklus 1. Hasil tindakan menguraikan hasil analisis data dari lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa sesuai dengan pembelajaran CRH (Course Review Horay) serta motivasi dan hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai soal evaluasi yang diberikan pada pertemuan kedua. a.
Hasil Analisis Lembar Observasi
1.
Pertemuan pertama Kegiatan
observasi
bertujuan
untuk
mengamati
keterlaksanaan
pembelajaran CRH (Course Review Horay). Pada pertemuan pertama, observasi dilakukan oleh teman sejawat dari ibu Widowati, S.Pd. Dengan mengisi lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa sesuai dengan pembelajaran CRH (Course Review Horay).
69
Kegiatan Guru Kegiatan guru yang diamati adalah ketika guru menerapkan pembelajaran
CRH (Course Review Horay) dalam pelajaran matematika materi Operasi Hitung Pecahan. Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada siklus 1 dari analisis lembar observasi terhadap kegiatan guru dan siswa sesuai dengan pembelajaran CRH (Course Review Horay) secara rinci disajikan dalam tabel 4.15 dan 4.16 Tabel 4.15 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus 2 Pertemuan Pertama No Indikator Butir Hasil Observasi Pengamatan Ya Tidak 1 Pra Pembelajaran 2 2 0 2 Kegiatan Pendahuluan 7 7 0 3 Kegiatan Inti 23 19 4 4 Kegiatan Penutup 4 3 1 Jumlah 36 31 5
Berdasarkan Tabel 4.15 tentang hasil observasi kegiatan guru pertemuan pertama, dapat ditarik analisis bahwa dari tiga indikator kegiatan pembelajaran terdapat beberapa kegiatan yang belum nampak atau belum dilakukan oleh guru. Dari keseluruhan 36 butir pengamatan, 31 butir pengamatan sudah terlaksana dan terdapat 5 butir pengamatan yang tidak terlaksana. Hasil dari pengamatan kegiatan guru secara umum pembelajaran sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan model CRH (Course Review Horay). Namun masih terdapat beberapa kegiatan guru yang tidak terlaksana sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada pertemuan pertama. Kegiatan guru yang belum nampak antara lain terdapat dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan inti, guru belum memberikan umpan balik dan belum melakukan refleksi. Kemudian pada kegiatan akhir guru belum memberikan tindak lanjut untuk siswa.
Kegiatan Siswa Kegiatan siswa yang diamati adalah kegiatan selama proses pembelajaran
baik pada pertemuan 1 maupun pertemuan 2 dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran CRH (Course Review Horay) dalam pelajaran Matematika materi menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. Hasil dari pengamatan kegiatan siswa secara umum pembelajaran sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan model CRH (Course Review Horay).
70
Namun masih terdapat beberapa kegiatan guru yang tidak terlaksana sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada pertemuan pertama sehingga pada kegiatan siswa pun didapati beberapa item yang belum terlaksana. Berdasarkan Tabel 4.16 tentang hasil observasi kegiatan siswa pertemuan pertama, dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan pembelajaran terdapat beberapa kegiatan yang belum nampak atau belum dilakukan oleh siswa. Dari keseluruhan 36 butir pengamatan, 31 butir pengamatan sudah terlaksana dan terdapat 5 butir pengamatan yang tidak terlaksana. Tabel 4.16 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan Pertama No Indikator Butir Hasil Observasi Pengamatan Ya Tidak 1 Pra Pembelajaran 2 2 0 2 Kegiatan Pendahuluan 7 7 0 3 Kegiatan Inti 23 19 4 4 Kegiatan Penutup 4 3 1 Jumlah 36 31 5
2.
Pertemuan kedua Kegiatan
observasi
bertujuan
untuk
mengamati
keterlaksanaan
pembelajaran CRH (Course Review Horay). Pada pertemuan pertama, observasi dilakukan oleh teman sejawat dari ibu Widowati, S.Pd. Dengan mengisi lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa sesuai dengan pembelajaran CRH (Course Review Horay).
Kegiatan Guru Hasil dari analisis lembar observasi terhadap kegiatan guru dan siswa
sesuai dengan pembelajaran CRH (Course Review Horay) secara rinci disajikan dalam Tabel 4.17 dan 4.18
No 1 2 3 4
Tabel 4.17 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus 2 Pertemuan Kedua Indikator Butir Hasil Observasi Pengamatan Ya Tidak Pra Pembelajaran 2 2 0 Kegiatan Pendahuluan 7 7 0 Kegiatan Inti 23 23 0 Kegiatan Penutup 4 4 0 Jumlah 36 36 0
71
Berdasarkan Tabel 4.13 tentang hasil observasi kegiatan guru pertemuan kedua, dapat ditarik analisis bahwa dari empat indikator kegiatan pembelajaran terdapat beberapa kegiatan yang belum nampak atau belum dilakukan oleh guru. Dari keseluruhan 36 butir pengamatan, dan tidak terdapat butir pengamatan yang tidak terlaksana. Hasil dari pengamatan kegiatan guru secara umum pembelajaran sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan model CRH (Course Review Horay). Dan tidak terdapat beberapa kegiatan guru yang tidak terlaksana sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada pertemuan kedua.
Kegiatan Siswa Berdasarkan Tabel 4.18 tentang hasil observasi kegiatan siswa pertemuan
kedua, dapat ditarik analisis bahwa dari tiga indikator kegiatan pembelajaran terdapat beberapa kegiatan yang belum nampak atau belum dilakukan oleh siswa. Dari keseluruhan 36 butir pengamatan, dan terdapat butir pengamatan yang tidak terlaksana.
No 1 2 3 4
Tabel 4.18 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus 2 Pertemuan Kedua Indikator Butir Hasil Observasi Pengamatan Ya Tidak Pra Pembelajaran 2 2 0 Kegiatan Pendahuluan 7 7 0 Kegiatan Inti 23 23 0 Kegiatan Penutup 4 4 0 Jumlah 36 36 0
Berdasarkan Tabel 4.18 diatas tidak terdapat kegiatan guru yang tidak terlaksana dalam RPP. Hal ini menjelaskan bahwa semua kegiatan telah terlaksana dengan baik. b.
Analisis Hasil Belajar Siswa Evaluasi dilakukan setelah dilaksanakan pertemuan 2 pada siklus 2.
Evaluasi dimaksudkan untuk melihat perubahan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran Matematika, setelah diberikan tindakan dengan menerapkan pembelajaran CRH (Course Review Horay).
72
Soal evaluasi berbentuk uraian yang terdiri dari 10 butir soal. Nilai siswa diperoleh dengan menghitung skor yang diperoleh kemudian mengubahnya menjadi nilai akhir. Hasil dari analisis hasil belajar siswa secara rinci disajikan dalam Tabel 4.19 Tabel 4. 19 Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 5 SD Negeri Banyurip Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 2 No Rentang Nilai Frekuensi Presentase(%) 1 ≥80 4 25% 2 70 - 79 10 62,5% 3 60 - 69 2 12,5% 4 50 - 59 0 0% 5 40- 49 0 0% Jumlah 16 100% Nilai Rata-rata 75,5 Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 62
Berdasarkan Tabel 4.19 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran matematika pada siklus 2, dalam distribusi frekuensi nilai pada siklus 2, perolehan nilai siswa dibagi ke dalam 6 rentang nilai. Pada rentang nilai >80, diperoleh 4 siswa (25%). Sedangkan pada rentang 70 – 79, diperoleh 10 siswa (62,5%). Selanjutnya pada rentang 60 – 69, terdapat 2 siswa (12,5%). Kemudian yang memperoleh nilai pada rentang 50 – 59, tidak ada siswa. Untuk nilai pada rentang 40 – 49, tidak diperoleh siswa yang mendapati nilai dalam rentang ini. Dalam kondisi awal, nilai rata-rata diperoleh sebesar 56,8 dengan nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 40. Pada siklus 1, nilai rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 56,8 dengan nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 40. Selanjutnya pada siklus 2, nilai rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 75,5 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 62. Berdasarkan tabel nilai mata pelajaran matematika pada siklus 1 maka dapat digambarkan dalam diagram batang pada Gambar 4.20
73
Gambar 4. 20 Diagram Batang Hasil Perolehan Nilai Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas 5 SD Negeri Banyurip Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus 2
Jumlah Siswa
Rentang Nilai 10 8 6 4 2 0
Column2
≥80 4
70 - 79 10
60 - 69 2
50 - 59 0
40- 49 0
Berdarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥65) maka dapat dialakukan analisis untuk menentukan jumlah siswa yang tuntas dan belum tuntas. Analisis ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus 2 dapat disajikan dalam tabel 4.21 Tabel 4.21 Distribusi Hasil Belajar Matematika Siklus 2 Skor Kritera Prestasi Belajar Siklus 2 Jumlah Siswa persentase (%) Tidak tuntas 1 6,25% 65 ≥ 65 Tuntas 15 93,75% Jumlah 16 100%
Berdasarkan tabel 4.21 diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan setelah diberikan tindakan pada siklus 2, yang mengalami peningkatan hasil belajar sebanyak 1 siswa (6,25%) dan siswa yang belum mengalami peningkatan hasil belajar sebanyak 15 siswa (93,75%). Hasil perolehan dari tabel tersebut disajikan dalam diagram lingkaran pada Gambar 4.22 Gambar 4.22 Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siswa pada Siklus 2
6% Tuntas 94%
Siklus II
Tidak Tuntas
74
Jika hasil belajar tersebut dibandingkan dengan hasil belajar sebelum tindakan, maka yang ditunjukkan oleh hasil belajar ini dipaparkan pada tabel dan diagram perbandingan hasil belajar siklus 1 dan setelah tindakan pada siklus 2. Tabel 4. 23 Perbandingan Hasil Belajar Siklus 1 dengan Siklus 2 Kriteria Hasil Belajar Siklus 1 Siklus 2 Jumlah siswa (%) Jumlah Siswa (%) Tidak Tuntas 10 62,5% 1 6,25% Tuntas 6 37,5% 15 93,75% Jumlah 16 100% 16 100%
Skor 65 65
Berdasarkan tabel 4.23 diketahui bahwa siklus 1, siswa yang sudah mengalami peningkatan hasil belajar adalah 6 siswa dengan persentase 37,5%. Jumlah dan persentase ini berubah setelah diberikan tindakan. Terjadi peningkatan jumlah maupun persentase siswa dalam hasil belajar menjadi 15 siswa dengan persentase 93,75%. Dengan kata lain, terjadi peningkatan jumlah maupun hasil belajar siswa yaitu menjadi 15 siswa setelah diberikan tindakan pada siklus 1 dengan persentase peningkatan 93,75%. Sebaliknya, siklus 1, siswa yang belum tuntas berjumlah 10 siswa dengan persentase 62,5%. Jumlah dan persentase ini mengalami penurunan menjadi 1 siswa dengan persentase 6,25%. Dari uraian diatas jelas terjadi penurunan jumlah maupun persentase ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus 2 dibandingkan sebelum tindakan yaitu terjadi penurunan 9 siswa dengan persentase penurunan 56,25%. Meskipun terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus 2, mengacu pada indikator kinerja yang telah disebutkan pada bab III, peningkatan persentase ketuntasan ini telah memberikan hasil sesuai dengan target yaitu 75% dari total kelas mencapai nilai kriteria minimal yaitu ≥ 65. Meskipun ketuntasan tidak mencapai 100%, dan masih ada 1 siswa yang belum tuntas KKM. Terhadap 1 siswa yang nilai ulangannya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal disebabkan karena anak tersebut kemampuan untuk menyelesaikan tugas dalam pembelajaran rendah sekali, hal itu dibuktikan berdasarkan keterangan dari
75
guru kelas yang pernah mengajar anak tersebut. Terhadap
siswa tersebut
diberikan program remedial, dengan cara memberikan soal yang sama dengan soal tes formatif untuk dikerjakan di rumah. Disarankan dalam mengerjakan soal di rumah untuk minta bimbingan orang tua, teman, ataupun orang yang dianggap mampu memberikan bimbingan. Nilai dari tugas yang dikerjakan di rumah tersebut digunakan untuk memperbaiki Nilai tes formatif setara dengan standar Nilai kriteria ketuntasan minimal. c.
Motivasi Belajar Siswa Mengukur skala motivasi belajar siswa, dalam mengikuti pembelajaran
Matematika dengan pembelajaran CRH (Course Review Horay) pada siklus 2, Berdasarkan hasil total perhitungan perolehan sebagai berikut: 1317
Nilai= 1600 x 100 Nilai = 82,3 Berdasarkan hasil total perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.24
No 1 2 3
Kriteria Rendah Sedang Tinggi Jumlah Rata-rata
Tabel 4.24 Motivasi Belajar Siswa Siklus 2 Jumlah siswa 0 5 11 16 1317
Persentase (%) 0% 31,25% 62,75% 100 % 82,3%
Berdasarkan ketentuan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran CRH (Course Review Horay) pada siklus 1 berada pada kategori sedang dengan nilai 82,3% dengan total skor 1317. Jika motivasi belajar tersebut dibandingkan dengan motivasi belajar siklus 1,
maka yang ditunjukkan oleh hasil belajar ini dipaparkan pada tabel dan
diagram perbandingan motivasi belajar siklus 1 dan setelah tindakan pada siklus 2.
76
No 1 2 3
Tabel 4. 25 Perbandingan Motivasi Belajar Siklus 1 dengan Siklus 2 Siklus 1 Siklus 2 Kriteria Persentase Jumlah siswa Persentase (%) Jumlah siswa (%) Rendah 10 62,5% 0 0% Sedang 6 37,5% 5 31,25% Tinggi 0 0 11 62,75% Jumlah 16 100% 16 100 % Rata-rata 1002 62,62% 1317 82,3%
Berdasarkan tabel 4.25 diketahui bahwa siklus 1, siswa dengan motivasi rendah sebanyak 10 siswa (62,5%), siswa dengan motivasi sedang sebanyak 6 siswa (37,5%),dan 0 (tidak ada) siswa yang masuk kedalam kategori motivasi tinggi. Jumlah dan persentase ini berubah setelah diberikan tindakan. Terjadi peningkatan jumlah maupun persentase motivasi belajar siswa yaitu kategori motivasi rendah sebanyak 0 (tidak ada), kategori motivasi sedang 5 siswa (31,25%), dan kategori motivasi tinggi sebanyak 11 siswa (62,75%). Hasil perolehan dari tabel tersebut disajikan dalam diagram tabung 4.26 Gambar 4. 26 Perbandingan Motivasi Belajar Siklus 1 dengan Siklus 2 12
Jumlah Siswa
10 8 6 4 2 0
Tuntas Tidak Tuntas 1.1.1.3.3.
Rendah 10 0
Sedang 6 5
Tinggi 0 11
Refleksi Siklus 2
Setelah dilakukannya kegiatan pembelajaran siklus 2 dari pertemuan pertama dan kedua,
maka selanjutnya diadakan refleksi atas tindakan
pembelajaran di siklus 2. Refleksi digunakan sebagai bahan perbaikan dengan
77
membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator aktivitas yang telah ditetapkan. Kegiatan refleksi diadakan dalam bentuk diskusi yang dilakukan oleh peneliti, guru kolabolator, guru observer dan beberapa siswa kelas 5. Pada pelaksanaan tindakan siklus 2, peneliti dan guru kolaborator telah melakukan berbagai upaya perbaikan tindakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1. Berdasarkan hasil refleksi diketahui bahwa guru kolaborator sudah dapat menerapkan pembelajaran CRH (Course Review Horay) dengan sangat baik. Hal ini nampak pada hasil observasi kegiatan guru dan siswa yang menunjukkan bahwa seluruh indikator pengamatan kegiatan pembelajaran sudah dilakukan selama proses pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa permasalahan-permasalahan yang muncul pada siklus 1 dapat diselesaikan dengan baik melalui upaya yang direncanakan pada refleksi siklus 1 dan dilakukan pada siklus 2. Hasil tindakan yang diperoleh pada Siklus 2 juga telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti. 4.2
Hasil Analisis Data Pada bab analisis data, akan diuraikan tentang perbandingan hasil belajar
dan ketuntasan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Banyurip pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2. Melalui perbandingan belajar dan ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2, maka dapat diketahui perbedaan dan peningkatan yang ditemukan. Perbandingan ketuntasan belajar matematika ditunjukan pada Tabel 4.27 Tabel 4.27 Perbandingan Ketuntasan Belajar Matematika Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2 No Ketuntasan Nilai Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 Belajar Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) 1. Tuntas ≥ 65 5 31,25% 6 37,5% 15 93,75% 2.
Tidak Tuntas Jumlah Nilai Rata-rata
< 65
11
68,75%
10
100
16
16 64,68
62,5% 100 56,8
1
6,25%
16
100 75,5
78
Berdasarkan Tabel 4.27
perbandingan ketuntasan belajar matematika,
dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari kondisi awal, siklus 1 dan Siklus 2. Pada kondisi awal, siswa yang tuntas atau mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65) hanya berjumlah 5 siswa (31,25%), sementara siswa yang belum tuntas berjumlah 11 siswa (68,75%). Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus 1, nampak peningkatan jumlah siswa yang tuntas yaitu dengan jumlah 6 siswa (37,5%), sedangkan siswa yang belum tuntas berjumlah 10 siswa (62,5%). Berdasarkan hasil tindakan pada siklus 1, dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar secara klasikal belum mencapai indikator keberhasilan yaitu mencapai 75% dari total keseluruhan siswa sehingga masih diperlukan perbaikan pada siklus 2. Setelah pelaksanaan tindakan pada Siklus 2, jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar yaitu 15 siswa (93,75%) dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 65). sedangkan siswa yang belum mengalami peningkatan hasil belajar berjumlah 1 siswa (6,25%). Berdasarkan hasil tindakan pada siklus 1, dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar secara klasikal telah mencapai atau memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75,5% dari total keseluruhan siswa. Perbandingan ketuntasan belajar kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat dalam diagram tabung pada Gambar 4.28 Gambar 4.28 Diagam Tabung Ketuntasan Belajar Matemati ka Sebelum Tindakan, Siklus 1 dan Siklus 2
Jumlah Siswa
93,75% 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Tuntas Tidak Tuntas
62,5%
69% 31%
37,5% 6,25%
sebelum tindakan 10 6
siklus 1
siklus 2
10 5
15 1
79
Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa selain ketuntasan hasil belajar klasikal yang meningkat, nilai rata-rata hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Perbandingan nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri Banyurip pada sebelum tindakan, siklus 1 dan siklus 2 ditunjukan dalam Tabel 4.29 Tabel 4.29 Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Beajar Matematika Sebelum Tindakan, Siklus 1 dan Siklus 1 Hasil Tindakan Sebelum Tindakan Siklus 1 Siklus 1 Nilai Rata-rata 64,68 56,8 75,5
Berdasarkan Tabel 4.29 tentang perbandingan nilai rata-rata hasil belajar siswa, dapat diketahui terdapat peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelum tindakan, siklus 1 dan siklus 2. Pada kondisi sebelum tindakan, nilai ratarata hasil belajar siswa hanya mencapai 64,68. Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1, nilai rata-rata hasil belajar siswa penururnan menjadi 56,8. Setelah dilakukan tindakan pada siklus 2, diketahui bahwa hasil belajar Matematika semakin mengalami peningkatan. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus 2 mencapai 75,5. Perbandingan nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri Banyurip pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 dilihat dalam diagram tabung pada Gambar 4.30 Gambar 4.30 Diagram Tabung Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Beajar Matematika Sebelum Tindakan, Siklus 1 dan Siklus 2
Nilai Rata-rata Kondisi Awal
65.69
Kondisi Awal
56,8
Siklus I
Siklus II 83.43
Siklus I Siklus II
80
4.3
Pembahasan Sebelum tindakan siswa yang tuntas adalah 5 siswa dengan persentase
31,25%. Berdasarkan pada situasi ini, maka direncanakan dilakukan tindakan untuk memperbaiki ketuntasan belajar siswa. Setelah menyusun perencanaan, maka ditentukan untuk menerapkan pembelajaran CRH (Course Review Horay) demi memperbaiki ketuntasan belajar siswa. Setelah diberikan tindakan pada siklus 1, terjadi peningkatan jumlah yang tuntas menjadi 6 siswa dengan persentase 37,5% atau terjadi peningkatan 6,25%. Meskipun terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus 1, diketahui bahwa ketuntasan yang dicapai belum sesuai dengan harapan yang hendak dicapai. Dengan demikian, diperlukan tindakan lagi pada siklus berikutnya. Dengan memperhatikan refleksi pada siklus 1, maka direncanakan untuk dilakukan perbaikan-perbaikan pada tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus 2. Setelah diberikan tindakan pada siklus 2 terjadi peningkatan jumlah yang tuntas menjadi 15 dengan persentase 93,75% atau terjadi peningkatan 56,25%. Siswa yang belum tuntas sebelum diberikan tindakan adalah 11 siswa dengan persentase 68,75%. Setelah diberikan tindakan pada siklus 1, mengalami penurunan menjadi 10 siswa dengan persentase 62,5%, atau terjadi penurunan 6,25%. Setelah diberikan tindakan pada siklus 2 terjadi penurunan lagi menjadi tidak ada atau mengalami penurunan lagi 31,25%. Dengan demikian, hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang dirancang yaitu motivasi dan hasil belajar matematika siswa dapat ditingkatkan dengan menerapakan pembelajaran CRH (Course Review Horay) pada siswa kelas 5 SDN Banyurip kecamatan Andong kabupaten Boyolali semester II tahun pelajaran 2015/2016. Motivasi siswa pada siklus 1 yaitu siswa yang masuk dalam kateogri tinggi yaitu 0 (tidak ada), tingkat motivasi sedang 10 siswa (62,63%) dan yang tingkat partisipasinya rendah 6 siswa (37,5%). Dari hasil ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan model CRH (Course Review Horay) pada siklus 1 berada pada kategori sedang.
81
Pada siklus 2 diketahui bahwa tingkat motivasi siswa pada kategori tinggi yaitu 11 siswa (68,75%) dan 5 siswa (31,25%) pada kategori sedang. Dengan hasil ini maka disimpulkan bahwa motivasi siswa pada siklus 2 berada pada kategori tinggi. Hasil penelitian ini dengan demikian mendukung pernyataan Darmawati, Arnentis dkk dalam Jurnal Biogenesis, Vol. 8, Nomor 1, Juli 2011 yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe CRH (Course Review Horay) tidak terlepas dari penghargaan kelompok yang memotivasi siswa dalam meningkatkan hasil belajar di setiap pertemuannya. Pendapat (Widodo, 2007) juga mengatakan bahwa salah satu keunggulan dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe CRH (Course Review Horay) adalah aktifitas
belajar
lebih
ini
banyak terpusat kepada siswa, serta dapat
menciptakan suasana dan interaksi belajar yang menyenangkan, sehingga membuat siswa lebih menikmati pelajaran dan tidak mudah bosan dalam belajar. Model CRH (Course Review Horay) juga merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang bersifat menyenangkan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam berkompetisi secara positif dalam pembelajaran, selain itu juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, serta membantu siswa untuk mengingat konsep yang dipelajari secara mudah. Dengan mengembangkan proses pembelajaran seperti ini, memberikan peluang bagi guru untuk lebih mudah menyampaikan materi dan siswa juga lebih mudah memahami materi yang disajikan, lebih mudah menyerap dan memberikan peluang untuk meningkatkan motivasi belajar sehingga hal ini dapat mempengaruhi peningkatan ketuntasan belajar siswa. Hasil penelitian ini dengan demikian juga mendukung dua penelitian terdahulu yang telah dilaksanakan oleh Kusmami, Menik. 2013. Keefektifan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe CRH (Course Review Horay) Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar PKn pada Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Kaligangsa Kulon 01 Kabupaten Brebes. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan aktivitas dan hasil belajar PKn antara siswa kelas 5 SD Negeri Kaligangsa Kulon 01 kabupaten
82
Brebes yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe CRH (Course Review Horay)dan yang menggunakan metode ceramah. Selain itu, penelitian yang dilakukan Malechah, Nur. 2011. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Pembelajaran CRH (Course Review Horay) dan Pembelajaran Scramble Berbantuan LKS Pada Pokok Bahasan Bangun Datar Siswa Kelas 5 Semester II SMP N 2 Sayung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011. Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa CRH (Course Review Horay) lebih baik dari Scrambel dan konvensional. Disarankan guru dapat terus mengembangkan pembelajaran aktif CRH (Course Review Horay) dan menerapkannya pada pembelajaran pokok bahasan yang lainnya.