BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Populasi dan Sampel. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah siswa kelas X SMK Yos Sudarso Rembang yang terdiri dari 6 kelas. Jumlah siswa di setiap kelas adalah: X AK1 (21 siswa), X AK 2 (23 siswa), X AP 1 (20 siswa), X AP 2 (22 siswa), X PM (22 siswa), X MN (20 siswa). Sampel yang digunakan adalah kelas X AK1: 20
siswa (18 wanita, 2 laki-laki), X AK2: 22 siswa (2 laki-laki, 20 perempuan), dan X AP1: 20 siswa (17 prempuan, 2 laki-laki), yang diambil dengan cara undian, dan sebagai hasilnya adalah kelas X AK1 sebagai kelas eksperimen, kelas X AP1 sebagai kelas kontrol, dan Kelas X AK2 sebagai kelas uji validitas soal. Tabel dibawah ini merupakan rincian jumlah siswa yang digunakan untuk penelitian.
88
Tabel 4.1 Data Jumlah Subjek Penelitian di SMK Yos Sudarso. Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2012/2013
Jenis
KelasEksperimen
X AK1
Kelamin
Kelas
X AP1
Kontrol Frekuensi
Persentase(%) Frekuensi Persentase(%)
Laki-Laki
2
10%
2
15%
Perempuan
18
90
17
85%
Jumlah
20
100%
20
100%
Dalam penelitian ini pembelajaran PKn pada Kelas Eksperimen menggunakan metode brainstorming dan kelas kontrol mengunakan metode ceramah.
4.1.2. Data Hasil Validitas dan Reliabilitas Soal Tes. 4.1.2.1. Validitas . Berdasarkan uji validitas dengan SPSS 17.0, dari 50 soal yang di uji validitas terdapat 30 soal yang valid dan 20 soal yang tidak valid. Soal yang digunakan untuk penelitian ini adalah soal yang valid
89
yaitu 30 soal dari 50 soal yang sudah di uji validitasnya, yang dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Data Validitas Instrumen Validitas Valid
Butir Soal 1,2,3,4,5,7,10,11,12,14,15,18,19,22,23,32, 33,34,35,36,37,38,39,40,43,44,45,48,49,50
Tidak Valid
Jumlah
30
6,8,9,13,16,17,20,21,24,25,26,27,28,29,30,31, 41, 42,46,47
20 50
Jumlah
4.1.2.3. Reliabilitas. Dari hasil uji reliabilitas instrument tes dengan menggunakan SPSS 17 diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,941. Setelah mengklasifikasi koefisien reliabilitas, sebagai mana yang sudah dijelaskan dalam bab III, uji reliabilitas instrument tes termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hasil uji reliabilitas instrument tes dapat dilihat dalam tabel 4.3 berikut ini.
90
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliablitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.941
30
4.1.3. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 – 22 Februari 2013. Proses belajar mengajar dilakukan di kelas eksperimen menggunakan metode brainstorming dan kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Materi yang disampaikan dengan standard kompetensi “ Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara Dalam Aspek Kehidupan” dan kompetensi dasarnya yaitu“ Menghargai Persamaan kedudukan Warga Negara Tanpa Membedakan Ras, Agama, Gender, Golongan, Budaya, dan Suku”. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan 3 kali pertemuan dan setiap pertemuan/ tatap muka adalah 2 x 45 menit. 4.1.3.1. Proses Belajar Mengajar Pada Kelas Eksperimen. Proses belajar mengajar di mulai sesuai jadwal yaitu pukul 8.30 sampai 10.00 atau jam ke 3-4. Dalam proses belajar mengajar guru membagi 4 kelompok yang beranggotakan 5 siswa di setiap kelompoknya dan membagikan lembar materi yang di dalamnya
91
terdapat sub-sub materi yang sama yaitu landasan hukum yang menjamin persamaan kedudukan warga
negara, berbagai aspek
persamaan kedudukan setiap warga negara, contoh perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan warga negara dan soal diskusi yang harus dikerjakan siswa dalam kelompok (soal diskusi dapat dilihat dalam lampiran). Tahapan pertama (Pemberian motivasi dan informasi) “guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dipelajari dengan metode brainstorming,
kemudian memberikan dorongan motivasi kepada
siswa untuk bekerja sama dalam kelompok. Selama proses belajar mengajar guru sebagai fasilitator, dimana pembelajaran ini terpusat pada siswa dan bukan guru. Guru membantu siswa dalam membentuk kelompok yang terdiri dari 5 siswa. Setelah terbentuk kelompok, setiap kelompok memilih ketua dan sekretaris (notulen) yang akan memimpin diskusi dan mencatat hasil diskusi dari setiap anggota. Guru membagi soal diskusi kepada ketua kelompok, dan memberikan cara berdiskusi dalam metode brainstorming. Tahapan kedua (identifikasi), guru meminta setiap kelompok mendiskusikan dengan soal yang sama yaitu Menghargai Persamaan kedudukan Warga Negara Tanpa Membedakan Ras, Agama, Gender, Golongan, Budaya, dan Suku dengan dipimpin oleh ketua kelompok masing-masing. Setiap kelompok yang dipimpin kordinator atau ketua 92
kelompok mulai melaksanakan 4 peraturan dasar brainstorming; anggota tim harus menahan diri dan tidak menghakimi pendapat dari anggota lain, notulen mencatat semua idea tau gagasan dari setiap anggota kelompok, kordinator mendorong untuk membangun sebuah gagasan baru atau tambahan ide yang sudah pernah dijalankan, mendorong untuk mengeluarkan pemikiran baru dari idea tau sebuah pendapat yang sudah ada. Tahapan ketiga (Klasifikasi), Setelah semua ide, saran dan pemikiran telah terkumpul, setiap kelompok mempresentasekan hasil diskusi di depan kelas, guru beserta kelompok lain menyimak dan mencatat hasil persentase setiap kelompok, kemudian guru bersama dengan semua kelompok yang telah mempresentasekan hasil diskusi di depan kelas memilah dan mengklasifikasi setiap saran yang sudah dipresentasekan. Tahapan keempat (Verifikasi), Guru dan semua kelompok diskusi menguji relevansi saran, pemikiran, ide, gagasan, masukan, pendapat dari setiap kelompok dengan melihat soal bahasan diskusi apabila terdapat saran, ide, gagasan, pemikiran yang sama setiap kelompok untuk bersedia menghapus saran atau, ide, gagasan, pemikiran yang sama.
93
Tahapan kelima (Konklusi/kesepakatan), seluruh kelompok dan guru bersama-sama menyimpulkan pokok bahasan yang telah di diskusikan dari setiap kelompok tersebut. Dalam Proses Belajar Mengajar menggunakan metode brainstorming tiap-tiap anggota kelompok aktif dalam memberikan saran, usulan, ide, pemikiran dan gagasan. Karena dalam metode brainstorming setiap siswa diperbolehkan memberikan ide-ide kreatif dan unik yang penuh inovasi, ini memacu siswa lebih berusaha memberikan pemikiran atau gagasan yang terbaik atau bahkan unik dan mengembangkan kecerdasan siswa. Adapun
rincian
langkah-langkah
pembelajaran
PKn
menggunakan metode Brainstorming dapat dilihat pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada lampiran. 4.1.3.2. Proses Belajar Mengajar Kelas Kontrol. Proses
Belajar
Mengajar
pada
kelas
kontrol
yang
menggunakan metode ceramah lebih terpusat kepada guru. Proses belajar mengajar dimulai pada pukul 10.30 sampai 12.00 yaitu jam ke 5-6. Pada pertemuan pertama ada beberapa siswa yang tidak masuk kelas dikarenakan alfa dan sakit. Selama proses belajar mengajar guru menerangkan materi dan siswa memperhatikan dengan seksama. Jika ada siswa yang belum paham guru mencoba memberikan pertanyaan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan dari teman mereka yang 94
belum paham, sehingga terajadi tanya jawab antara guru dan siswa. Selain itu guru meminta siswa untuk memberikan contoh-contoh yang berkaitan dengan materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini dilakukan supaya siswa tidak bosan. Pada akhir pelajaran guru memberikan postes untuk melihat hasil belajar siswa. 4.1.4. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol Perbedaan pengaruh antara metode brainstorming dan metode ceramah dapat dilihat dari perbedaan rata-rata nilai hasil posttest kedua kelas tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan analisis deskripsi untuk memberikan sebuah gambaran data tentang jumlah data, minimum, maksimum, mean dan standard deviasi yang digambarkan dalam tabel 4.4. berikut ini: Tabel 4.4 Deskripsi Statistik Descriptive Statistics
N Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
Kelas_eksperimmen
20
63
93
80.95
10.405
Kelas_Kontrol
19
46
93
67.21
10.927
Valid N (listwise)
19
Berdasarkan tabel diatas data kelas eksperimen dengan jumlah siswa (N) sebanyak 20, yang mempunyai rata-rata hasil PKn belajar
95
80,95 dengan hasil belajar minimal sebesar 63 dan maksimal 93 sementara standar deviasinya sebesar 10,405. Untuk kelas kontrol diketahui dengan jumlah siswa (N) sebesar 19, mempunyai rata-rata hasil belajar PKn 67,21 dengan hasil belajar minimal sebesar 46 dan maksimal 93 sementara standard deviasinya 10,927. Jadi berdasarkan nilai rata-rata kelas eksperimen yang menggunakan metode brainstorming lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dalam proses belajar mengajar (80,95 > 67,21) dengan selisih rata-rata skor posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol 13,74 poin. Adapun perincian perbedaan rata-rata hasil belajar kedua kelas disajikan pada tabel 4.5 dan diagram 4.1 dibawah ini: Tabel 4.5 Rata-rata hasil Belajar kelas Eksperimen dan Kontrol Kelas
Jumlah siswa
Rata-rata Nilai Postest
Eksperimen
20
80,95
Kontrol
19
67,21
Perbedaan
13,74
96
Diagram 4.1. Rata-rata hasil Belajar kelas Eksperimen dan Kontrol
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
80.95 67.21
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
4.1.4.1. Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Data tentang hasil belajar di kelas eksperimen diperoleh setelah dilakukan postest yang sebelumnya siswa mendapatkan perlakuan dengan menggunakan metode brainstorming dalam proses belajar mengajar PKn. Data hasil belajar siswa di kelas eksperimen dapat diihat pada tabel 4.6 dan tabel 4.7 berikut ini:
97
Tabel 4.6 Frekuensi Nilai posttest kelas eksperimen Kelas_Eksperimen Frequenc y
Valid
Percent
Valid
Cumulative
Percent
Percent
63
2
10.0
10.0
10.0
66
1
5.0
5.0
15.0
70
1
5.0
5.0
20.0
73
2
10.0
10.0
30.0
76
2
10.0
10.0
40.0
80
1
5.0
5.0
45.0
83
2
10.0
10.0
55.0
86
3
15.0
15.0
70.0
90
1
5.0
5.0
75.0
93
5
25.0
25.0
100.0
20
100.0
100.0
Total
Frekuensi nilai posttest kelas eksperimen di atas menunjukkan bahwa nilai terendah yaitu 63 diperoleh 2 siswa, 66 diperoleh 1 siswa, 70 diperoleh 1 siswa, 73 diperoleh 2 siswa, 76 diperoleh 2 siswa, 80 diperoleh 1 siswa, 83 diperoleh 2 siswa, 86 diperoleh 3 siswa, 90 di peroleh 1 siswa, 93 di peroleh 5 orang.
98
Tabel 4.7 Statistic posttest kelas eksperimen Statistics Kelas_Eksperimen N
Valid Missing
20 0
Mean
80.95
Std. Error of Mean
2.327
Median
83.00
Mode Std. Deviation Variance
93 10.405 108.261
Range
30
Minimum
63
Maximum
93
Sum
1619
Statistik posttest kelas eksperimen di atas menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen setelah diterapkan metode brainstorming diperoleh nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 63 rentang skor 30, rentang skor merupakan selisih nilai tertinggi dan nilai terendah. Nilai rata-rata hitung atau mean adalah 80.95 dengan simpangan baku 10,405. Sedangkan mediannya atau nilai tengah dari data yang diurutkan dari yang terendah sampai yang tertinggi yaitu 83 dan nilai yang sering keluar (mode) adalah 93.
99
Nilai posttest kelas eksperimen apabila digambarkan dalam grafik dapat dilihat pada grafik 4.1 dibawah ini: Grafik 4.1. Nilai Posttest Kelas eksperimen
4.1.4.2. Data Hasil Belajar Kelas Kontrol Data tentang hasil belajar di kelas kontrol diperoleh setelah dilakukan postest yang sebelumnya siswa mendapatkan perlakuan dengan menggunakan metode ceramah dalam proses belajar mengajar PKn. Data hasil belajar siswa kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.8 dan 4.9 berikut ini.
100
Tabel 4.8. Frekuensi Nilai Posttest Kelas kontrol
Kelas_Kontrol
Frequency Percent Valid
Valid
Cumulative
Percent
Percent
46
1
5.0
5.3
5.3
53
1
5.0
5.3
10.5
56
1
5.0
5.3
15.8
60
2
10.0
10.5
26.3
63
3
15.0
15.8
42.1
66
2
10.0
10.5
52.6
70
5
25.0
26.3
78.9
76
2
10.0
10.5
89.5
86
1
5.0
5.3
94.7
93
1
5.0
5.3
100.0
Total
19
95.0
100.0
Missin Syst
1
5.0
20
100.0
g Total
em
Frekuensi nilai posttest kelas kontrol di atas menunjukkan bahwa nilai terendah yaitu 46 diperoleh 1 siswa, 53 diperoleh 1 siswa, 56 diperoleh 1 siswa, 60 diperoleh 2 siswa, 63 diperoleh 3 siswa, 66 diperoleh 2 siswa, 70 diperoleh 5 siswa, 76 diperoleh 2 siswa, 86 di peroleh 1 siswa, 93 diperoleh 1 siswa.
101
Tabel 4.9. Statistic posttest kelas kontrol Statistics Kelas_Kontrol N
Valid
19
Missing
1
Mean
67.21
Std. Error of Mean
2.507
Median
66.00
Mode Std. Deviation Variance
70 10.927 119.398
Range
47
Minimum
46
Maximum
93
Sum
1277
Statistik posttest kelas kontrol di atas menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas kontrol setelah diterapkan metode ceramah diperoleh nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 46 rentang skor 47, rentang skor merupakan selisih nilai tertinggi dan nilai terendah. Nilai rata-rata hitung atau mean adalah 67.21 dengan simpangan baku 10,927. Sedangkan mediannya atau nilai tengah dari data yang diurutkan dari yang terendah sampai yang tertinggi yaitu 66 dan nilai yang sering keluar (mode) adalah 70.
102
Grafik 4.2. Nilai Posttest kelas Eksperimen
4.1.5. Pengujian Prasyarat Penelitian. 4.1.5.1. Uji Normalitas. Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui data yang diperoleh dari sampel merupakan data yang berdistribusi normal. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji KolmogrovSmirnov, yang hasilnya dapat dilihat dalam tabel 4.10 berikut ini. Tabel 4.10. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
Kelas_Kontrol
.189
19
.073
.960
19
.566
Kelas_Eksperimen
.148
19
.200*
.909
19
.072
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
103
Berdasarkan uji normalitas kolmogorov-Smirnov di atas, pada taraf signifikansi 0,05, distribusi nilai sampel kelas eksperimen dan kontrol berasal dari distribusi populasi normal. Distribusi dikatakan tidak normal jika taraf signifikansi < 0,05. Taraf signifikansi normalitas kelas eksperimen adalah 0,200. Jadi 0,200 > 0,05. Taraf signifikansi kelas kontrol adalah 0,073. Jadi 0,073
> 0,05.
Berdasarkan hasil perolehan pengujian ini lebih besar 0,05 maka kelas eksperimen dan kontrol terdistribusi normal. Berikut ini adalah histogram uji normalitas kelas kontrol dan eksperimen Grafik 4.3 Uji Normalitas kelas eksperimen
104
Grafik 4.4 Uji Normalitas kelas kontrol
4.1.5.2. UJi Homogenitas. Uji ini dimaksudkan untuk menguji varians dalam populasi yang homogen atau sama. Jika nilai probabilitasnya > 0,05 maka data berasal dari populasi yang sama atau homogen. Tetapi, jika nilai probabilitasnya < 0,05 maka data berasal dari populasi yang heterogen atau berbeda, pengujian menggunakan Anova dalam SPSS 17.0, dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini. Tabel 4.11. Hasil uji homogenitas Test of Homogeneity of Variances nilai_posttest Levene Statistic .181
df1
df2 1
Sig. 37
.673
105
Berdasarkan pengujian homogenitas
kelas eksperimen dan
kontrol diperoleh taraf signifikansinya adalah 0,673. Karena hasil perolehan pengujian 0,673 > 0,05 maka varian kelas ekperimen dan kontrol adalah homogen.
4.1.6. Uji Hipotesis. Oleh karena Hasil Uji normalitas dan homogenitas menunjukkan bahwa nilai posttest hasil belajar terdistribusi secara normal dan homogeny maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji Independent Sampel T-Test (Uji Dua Sampel Tidak Berhubungan) dengan bantuan SPSS For Windows versi 17.0. Uji Independent Sampel T-test dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : H0 = Tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode brainstorming dan metode ceramah terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn H1 = Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode brainstorming dan metode ceramah terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKN.
106
Hipotesis dalam penelitian ini menyatakan bahwa ada perbedan yang signifikan antara metode ceramah dengan metode brainstorming terhadap hasil belajar. Perbedaan itu akan diukur secara kuantitatif dengan menggunakan SPSS 17.0 for Windows. Tabel 4.12 adalah hasil pengujian perbandingan nilai rata-rata kelas yang di treatment dengan metode brainstorming dan metode ceramah. Tabel 4.12 Hasil Perbandingan Nilai Rata-Rata Dua Variabel Bebas Independent Samples Test nilai_posttest Equal
Levene's Test for Equality of
Equal
variances
variances
not
assumed
assumed
F
.181
Sig.
.673
Variances t-test for
T
Equality of
Df
4.022
4.017
37
36.622
.000
.000
13.739
13.739
3.416
3.420
Means Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of
Lower
6.819
6.807
the Difference
Upper
20.660
20.672
107
Pada hasil Uji Independent Sampels T-test yang dapat dilihat pada kolom t-test for equifalent of mean diperoleh koefisien T
hitung
sebesar 4,022
dan nilai signifikan sebesar 0,000. Sementara sekor Ttabel dilihat berdasarkan distribusi T yang di cari pada a = 5% : 2 = 2,5% ( 2 uji tailed) dengan derajat kebebasan (df) sebesar 37 (df = 39 – 2). Nilai T
tabel
yang diperoleh derajat
kebebasan tersebut adalah sebesar 2.026. Jadi nilai –T hitung < - T
tabel
(-4,022
< - 2,026), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak Oleh karena H0 di tolak –T
hitung
<-T
tabel
(-4,022 < - 2,026), maka
H1 yang menyatakan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode ceramah dan metode brainstorming terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas X di SMK Yos Sudarso Kabupaten Rembang semester genap tahun ajaran 2012/2013 diterima. Berdasarkan pegujian tersebut, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa penggunaan metode ceramah pada kelas kontrol dan metode brainstorming pada kelas eksperimen terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan. Hasil pengujian ini membuktikan bahwa hipotesis ini diterima dan benar.
108
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar PKn di kelas eksperimen dengan jumlah siswa 20 yang diajar dengan metode brainstorming, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 93 dan nilai terendah adalah 63, serta rata-rata nilai 80,95. Sedangkan hasil belajar kelas kontrol dengan jumlah siswa 19 yang diajar dengan menggunakan metode mengajar ceramah, nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 93 dan nilai terendah adalah 46, serta rata-rata nilai 67,21. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa nilai ratarata hasil belajar PKn kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Demikian juga dengan nilai terendah di kelas eksperimen yang diberikan treatment metode brainstorming nilai terendah adalah 63 yang diperoleh 2 siswa lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol nilai terendah adalah 46 yang diperoleh 1 siswa . Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan Independent sampel T-test diketahui nilai Thitung : 4,022 dan nilai T Nilai -T
tabel
tabel
: 2,026. Nilai -T
hitung
<
(-4,022 < -2,026) maka dapat diartikan bahwa H0 ditolak dan H1
diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode ceramah dam metode brainstorming terhadap hasil belajar PKn siswa kelas X di SMK Yos Sudarso Kabupaten Rembang Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013. 109
Perbedaan pengaruh tersebut dapat dijelaskan secara teoritis, Bahwa metode brainstorming berpotensi meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dikemukakan oleh Mukhtar dan Martinis Yamin (2003) yang mengungkapkan bahwa metode brainstorming dapat menanamkan keyakinan pada pemikiran yang kreatif, karena ide-ide terlalu banyak dan aneh dari beberapa anggota bisa menggoncangkan gairah berpikir orang lain. Wood.W. Robert (2001) mengatakan bahwa brainstorming dapat meningkatkan kreatifitas siswa, sehingga siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, dengan begitu hasil belajar siswa akan meningkat. Berdasarkan pendapat para pakar tersebut, metode brainstorming adalah jenis metode yang mengaktifkan siswa dan dirancang untuk mempengaruhi sikap menghargai, kreatif dalam memberikan sebuah gagasan atau pemikiran, serta kritis terhadap isu atau pendapat yang diberikan dari kelompok lain, dengan demikian siswa akan lebih cerdas dan kreatif dalam menaggapi sesuatu hal yang baru. Ada
beberapa
faktor
yang
mendukung
keberhasilan
metode
brainstorming yang terjadi di SMK Yos Sudarso Rembang antara lain: Guru PKn SMK Yos Sudarso di Kabupaten Rembang sudah sering menggunakan metode pengajaran yang terpusat kepada siswa, siswa juga terdidik untuk lebih tanggap dalam mencerna sebuah materi yang diberikan oleh guru, dan rasa ingin tahu siswa yang baik mengaktifkan suasana belajar mengajar didalam kelas, menyebabkan metode brainstorming berjalan dengan lancar
110
dan menyenangkan, karena siswa mampu melatih pola fikirnya untuk berfikir secara kreatif dan inovatif. Walaupun pada mata pelajaran yang berbeda namun variabel dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Linawati (2011) dengan judul “Pengaruh Penerapan Teknik Pembelajaran Brainstorming Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah”. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah melakukan treatment dengan metode brainstorming terhadap hasil belajar siswa SMA1 Negeri Taragong kidul Garut dengan materi pelajaran sejarah. Pengujian hipotesis menggunakan Uji T yang di peroleh T hitung (5,03) > T tabel (1,65) maka H0 di tolak dan H1 diterima. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Didik Tri Setiyoko (2012) dengan judul: “Penggunaan Metode Pembelajaran Curah Pendapat (Brainstorming) untuk meningkatkan hasil belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Sejarah Kelas VIII SMP Islam Terpadu Bina Amal Gunungpati Semarang Tahun 2011/2012”. Setelah menerapkan metode brainstorming pada kelas VIII di SMP Islam Terpadu Bina Amal Gunung Pati Semarang Tahun 2012/2013. pada siklus pertama nilai rata-rata mencapai 77,12 dengan ketuntasan klasikal 82%, dan
siklus kedua nilai rata-rata
mengalami peningkatan 79,24 dengan ketuntasan klasikal 94%, dari siklus pertama dan kedua ada peningktan hasil belajar yang drastis dan memenuhi
111
indikator keberhasilan melebihi 75%, yang sebelum penelitian nilai rata-rata hanya mencapai 68,33% dan ketuntasan klasikal sebesar 58%. Dari dua penelitian yang dilakukan di SMA dan SMP dengan menggunakan metode Brainstorming terjadi juga di
Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Walaupun penelitian ini dilakukan didalam karakteristik yang berbeda yaitu di SMA dan SMP tetapi prosedur metode brainstorming tetap sama dan tidak berbeda. Dari dua penelitian tersebut, metode brainstorming dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa.
112