BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1
Profil dan Sejarah DPR RI Sejarah DPR RI dimulai sejak dibentuknya Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP) oleh Presiden pada tanggal 29 Agustus 1945 (12 hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia) di Gedung Kesenian, Pasar Baru Jakarta. Dalam Sidang KNIP yang pertama telah menyusun pimpinan sebagai berikut:
Ketua
: Mr. Kasman Singodimedjo
Wakil Ketua I
: Mr. Sutardjo Kartohadikusumo
Wakil Ketua II
: Mr. J. Latuharhary
Wakil Ketua III
: Adam Malik
Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia menetapkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia, yang kita kenal sebagai Undang-undang Dasar 1945. Maka mulai saat ini, penyelenggara negara didasarkan pada ketentuanketentuan menurut Undang-undang Dasar 1945. Sesuai dengan ketentuan dalam Aturan Peralihan, tanggal 29 Agustus 1945, dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat atau KNIP beranggotakan 137 orang.
51 http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
Komite Nasional Pusat ini diakui sebagai cikal bakal badan Legislatif di Indonesia, dan tanggal pembentukan KNIP yaitu 29 Agustus 1945 diresmikan sebagai hari jadi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Menurut Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 dan perubahannya, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar. Dewan Perwakilan Rakyat merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara. Sebagai salah satu lembaga Negara DPR RI mempunyai hubungan dan kedudukan yang sejajar dengan lembaga negara lainnya. Bekerja sama satu dengan yang lainnya saling menghargai dan menghormati kedudukan, tugas dan wewenangnya masing-masing. Kedudukan DPR RI kuat, karena tidak dapat dibubarkan oleh Presiden dan dapat senantiasa mengawasi Presiden.1 DPR RI mempunyai tiga fungsi utama yaitu : 1.
Fungsi Legislasi (membentuk Undang-Undang).
2.
Fungsi Anggaran (menetapkan APBN bersama Presiden dengan pertimbangan DPD).
3.
Fungsi
Pengawasan
(melaksanakan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan Undang-Undang, APBN, serta Kebijakan Pemerintah).
1
Selayang Pandang Mekanisme Kerja Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, 2010. Hal 2-4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
Logo Setjen DPR RI terdiri dari tiga bagian yaitu, Gedung Nusantara ditengah-tengah dengan kubah/atap gedung bewarna hijau, garis-garis pada gedung bewarna kuning emas, padi dan kapas melingkari Gedung Nusantara dan pita bewarna abu-abu dengan huruf Setjen DPR RI. Gedung Nusantara melambangkan segala bentuk aktivitas DPR RI dan Sekretariat Jendral DPR RI sebagai unsur pendukung, dengan kubah/atap gedung berwarna hijau mengandung arti dan sifat selalu memegang prinsip dapat dipercaya, memiliki kesinambungan, harmonis, stabilitas dan simbol kedamaian. Adapun padi dan kapas melambangkan dukungan Sekretariat Jendral DPR RI yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. Sedangkan pita dengan huruf Setjen DPR RI ditengahnya melambangkan suatu kesinambungan proses dukungan Sekretariat Jendral DPR RI kepada Lembaga Perwakilan Rakyat yang tidak terlepas/terpisahkan dari sejarah perjuangan politik dan ketatanegaraan bangsa dan Republik Indonesia. Secara keseluruhan makna logo Sekretariat Jendral DPR RI adalah ungkapan suatu daya dan upaya yang mempersatukan dan menyerasikan dalam gerak kerja untuk mendukung kelancaran tugas dan wewenang DPR RI yang diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan.3
3
Selayang Pandang Mekanisme Kerja Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, 2010. Hal 68
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
4.1.4
Visi dan Misi DPR RI Visi DPR RI adalah sebagaimana tercantum pada Rencana Strategi
(Renstra) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 2010-2014 yaitu: “Terwujudnya DPR RI sebagai Lembaga Perwakilan yang kredibel dalam mengemban tanggungjawab mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur” Dengan pertimbangan tersebut, maka Misi DPR RI dirumuskan sebagai berikut: 1.
Mewujudkan penyelenggaraan fungsi legislasi yang efisien dan efektif.
2.
Mewujudkan penyelenggaraan fungsi penganggaran negara yang akuntabel dan transparan.
3.
Mewujudkan
penyelenggaraan
fungsi
pengawasan
yang
transparan dan efektif. 4.
Mewujudkan kelembagaan DPR RI yang kuat, aspiratif, responsif, dan akomodatif. Dalam rangka mewujudkan visi dan misi DPR RI, maka perlu
pengelolaan kehumasan yang teringrasi, terencana, dan berkesinambungan guna menampilkan citra positif DPR RI 4.1.5
Visi dan Misi Sekretariat Jendral DPR RI Visi Sekretariat Jendral DPR RI sesuai dengan peraturan Presiden
Nomor 23 Tahun 2005, Setjen DPR RI dibentuk untuk memberikan dukungan kepada DPR RI sesuai dengan tugas dan wewenang yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
diemban. Dalam Peraturan Presiden tersebut dijelaskan bahwa Setjen DPR RI adalah aparatur pemerintah yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah dan tanggung jawab langsung kepada Pimpinan DPR RI. Setjen DPR RI mempunyai tugas untuk menyelenggarakan dukungan teknis, administratif, dan keahlian kepada DPR RI, sehingga dengan demikian acuan dan arahan atau panduan dalam melaksanakan tugas pekerjaan dari semua aparat Setjen DPR RI seharusnya mengarah kepada optimilisasi dukungan (dukungan paripurna). Mengingat tugas dan wewenang DPR RI harus seiring dengan tuntutan dinamika yang berkembang di masyarakat, dimana semakin hari semakin kompleks, maka tugas Setjen DPR RI harus mengikuti perkembangan yang ada di lingkungannya yang disebut dengan perkembangan lingkungan strategis. Oleh sebab itu tugas pokok Setjen DPR RI tidak lagi hanya tertuju kepada lingkungan di bidang teknis dan administratif, tetapi dituntut juga untuk menyelenggarakan dukungan bidang keahlian. Misi Setjen DPR RI adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Misi suatu instansi harus jelas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Misi juga terkait dengan kewenangan yang dimiliki instansi pemerintah dari peraturan perundang-undangan atau kemampuan penguasa teknologi sesuai dengan strategi yang telah dipilih. Rumusan misi hendaknya mampu :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
a.
melingkup semua pesan yang terdapat dalam visi;
b.
memberikan petunjuk terhadap tujuan yang akan dicapai;
c.
memberikan petunjuk kelompok sasaran mana yang akan dilayani instansi, dan memperhitungkan berbagai masukan stakeholders.
4.1.6
Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal DPR RI Gambar 4.2 Struktur Sekretariat Jendral DPR RI SEKRETARIS JENDERAL
DEPUTI BIDANG PERUNDANGUNDANGAN
DEPUTI BIDANG ANGGARAN DAN PENGAWASAN
DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN DAN KERJASAMA ANTAR PARLEMEN
DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI
Biro perancangan Undang-undang Bidang Politik, Hukum, HAM dan Kesra
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN
Biro Persidangan
Biro perencanaan dan Pengawasan
Biro Perancangan Undang-undang Bidang Ekonomi, Keuangan, Industri & Perdagangan
Biro Pengawasan Legislatif
Biro Kesekretariatan Pimpinan
Biro Keanggotaan dan Kepegawaian
Biro Kerjasama Antar Parlemen
Biro Keuangan
Biro Hubungan Masyarakat dan Pemberitaan
Biro Pemeliharaan Bangunan dan Instalasi
Biro Hukum dan Pemantauan Pelaksanaan Undangundang
Biro Umum
Sumber: www.dpr.go.id
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
4.1.7
Struktur Organisasi Biro Humas dan Pemberitaan Setjen DPR RI Gambar 4.3 Struktur Organisasi Biro Humas dan Pemberitaan Setjen DPR RI
Biro Hubungan Masyarakat dan Pemberitaan Bagian Protokol
Bagian Hubungan Masyarakat
Subag Penerangan
Subag Penyaluran Delegasi Masyarakat
Subag Upacara
Bagian Pemberitaan
Subag Tamu
Subag Penerbitan
Subag Pemberitaan
Sumber: www.dpr.go.id
4.1.8
Tugas Biro Humas Setjen DPR RI Tugas Humas DPR RI secara umum adalah melaksanakan analisis
terhadap isu-isu di lingkungan DPR RI dan urusan kehumasan sesuai dengan peraturan yang berlaku agar pelaksanaan tugas berjalan dengan lancar. Berkaitan dengan hal diatas maka Bagian Humas Sekretariat Jenderal DPR RI, menerapakan tugas rangka melaksanakan pekerjaan rutin kehumasan. Adapun
tugas
kehumasan
dimaksud
adalah
3
M
yaitu
mengkomunikasikan, menginformasikan, dan mensosialisaikan. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas sehari-hari, maka startegi dimaksud
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
dijabarkan dengan kegiatan pekerjaan secara umum yang sudah dilakukan, yaitu melaksanakan analisis terhadap isu-isu di lingkungan DPR dan melaksanakan urusan kehumasan, yang antara lain meliputi :4 1. Memberikan penerangan mengenai DPR RI kepada setiap masyarakat yang datang, baik secara perseorangan ataupun secara kelompok seperti pelajar mahasiswa, dan bebagai tingkatan, bahkan sampai kepada anggota DPRD. 2. Memberikan penerangan melalui sarana internet. 3. Membuat bahan-bahan penerangan yang berkaitan dengan ataupun mekanisme kerja dewan. 4. Menyalurkan delegasi masayarakat yang ingin bertemu dengan Dewan baik di komisi, Fraksi, atau alat kelengkapan lainya. Sub Bagian Penerangan Humas DPR RI memiliki rincian tugas sebagai berikut : 1. Merencanakan kegiatan sub bagian penerangan berdasarkan rencana operasional kegiatan. 2. Mengikuti perkembangan kegiatan dewan dan Sekretariat Jenderal DPR RI. 3. Melakukan penyiapan materi penerangan kepada masyarakat mengenai DPR RI. 4
Pedoman Umum Pengelolaan Kehumasan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, 2011. Hal 8-11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
4. Melakukan jadwal penerimaan kunjungan masyarakat. 5. Memberikan penerangan kepada masyarakat mengenai DPR RI dan Sekretariat Jenderal di dalam maupun di luar gedung DPR RI. 6. Melakukan kegiatan penerangan di ruang peraga (operation room). 7. Membuat sarana (media) penerangan mengenai kelembagaan DPR RI. 8. Mengurus
administrasi
jabatan
fungsional
pranata
hubungan
masyarakat. 9. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan penugasan atasan. 4.1.9
Tujuan DPR RI
Pengelolaan kehumasan DPR RI diarahkan untuk: 1. Mewujudkan sistem kehumasan yang terintegrasi secara kelembagaan. 2. Menciptakan komunikasi dua arah (komunikasi internal dan eksternal) yang efektif dan efisien dalam rangka pencitraan Dewan. 3. Menginformasikan kinerja DPR RI kepada masyarakat. 4. Meningkatkan penyampaian informasi kehumasan DPR RI yang terintegrasi 5. Meningkatkan
hubungan
yang
harmonis
dengan
(Stakeholders/pemangku kepentingan) dan media massa.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
masyarakat
61
4.1.9.1 Strategi Pengelolaan Kehumasan Untuk mencapai tujuan kehumasan yang ditetapkan, DPR RI menerapkan
Strategi
Kehumasan
dengan
menerapkan
aspek-aspek
pengelolaan kehumasan, mulai dari langkah-langkah: 1. Mengumpulkan data dari semua Alat Kelengkapan Dewan (AKD) termasuk memanfaatkan Riset Kehumasan. 2. Melakukan perencanaan kehumasan baik program-program kehumasan jangka pendek, menengah, dan panjang. 3. Melakukan
pengorganisasian
pengelolaan
kehumasan
dengan
membentuk Tim Kehumasan DPR RI. 4. Melaksanakan kegiatan kehumasan terpadu. 5. Mengevaluasi kegiatan kehumasan.5 4.1.9.2 Sasaran Strategi Setjen DPR RI Sasaran adalah hasil yang dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek dari pada tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran, yang dimaksud dengan indikator sasran adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan. Setiap indikator sasaran disertai dengan rencana tingkat capaian target masing-masing. Rumusan sasaran strategis Setjen DPR RI adalah: 5
Pedoman Umum Pengelolaan Kehumasan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, 2011. Hal 4-5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
a. Mencapai tata kelola Setjen DPR RI yang baik melalui reformasi Setjen DPR RI di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan dan sumber daya manusia. b. Meningkatkan kualitas dukungan Setjen DPR RI dalam mencapai kualitas penguatan kelembagaan DPR RI c. Meningkatkan kualitas dukungan terhadap pelaksanaan fungsi legislasi DPR RI. d. Meningkatkan kualitas dukungan terhadap pelaksanaan fungsi pengawasan DPR RI. e. Meningkatkan kualitas dukungan terhadap pelaksanaan fungsi anggaran DPR RI.6 4.2
Hasil Penelitian Setelah peneliti melakukan penelitian melalui pendekatan kualitatif, yaitu
data yang diperoleh dengan melakukan wawancara kepada key informan pertama yaitu Ade Effendi, S.Sos, M.M selaku Kepala Sub Bagian Penerangan Humas Setjen DPR RI. Dalam pelaksanaan wawancara ini peneliti melakukan wawancara sebanyak 1 kali pada hari Sabtu, 16 April 2016 bertempat di bengkel vespa milik beliau. Sedangkan untuk informan peneliti melakukan wawancara dengan Dewi Maheswari Pramesti, S.Ip selaku Pranata Humas Setjen DPR RI, pada hari Selasa, 5 April 2016 bertempat di ruang Humas Setjen DPR RI.
6
LAKIP Sekretariat Jendral DPR RI Tahun 2011, Hal.17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
Lalu informan selanjutnya untuk menambahkan data peneliti juga mewawancarai dua orang peserta yang mengikuti kegiatan Parlemen Remaja 2015 yaitu Novita Eka Berlianti siswi dari SMAN 112 Jakarta Barat dan Intan Moeory Islamiyah siswi dari SMAN 84 Jakarta Barat. Selain dengan wawancara peneliti juga melakukan observasi lapangan karena kebetulan pada saat kegiatan ini berlangsung saya sedang melaksanakan magang di Humas Setjen DPR RI dan ditugaskan untuk menjadi panitia acara kegiatan Parlemen Remaja 2015 oleh Kasubag Humas Setjen DPR RI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui hasil wawancara mendalam (indepth interview), Proses Manajemen PR Humas Setjen DPR RI dalam Mengedukasi Program Parlemen Remaja dilaksanakan melalui beberapa tahapan diantaranya: mendefinisikan masalah atau peluang, perencanaan dan pemrograman, mengambil tindakan dan berkomunikasi, lalu yang terakhir adalah tahap evaluasi program. 4.2.1
Mendefinisikan Masalah atau Peluang Langkah pertama dalam manajemen public relations ini adalah
mendefinisikan masalah, artinya humas mencari tahu apa masalah-masalah yang timbul dalam keadaan saat ini terhadap perusahaan atau organisasi. Humas berusaha mencari tahu masalah dan dirumuskan menjadi suatu latar belakang sehingga dapat diketahui seberapa pentingnya suatu kegiatan dan dapat menuntun seorang humas dalam membuat suatu perencanaan pemrograman kedepannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada saat ini terhadap perusahaan/ organisasi, dilakukan sebuah riset atau penelitian. Bapak Ade selaku Kasubag Penerangan Humas Setjen DPR RI menjelaskan seperti ini: “Kita mengetahui situasi dari hasil survey lembaga masyarakat dan juga tone yang berkembang sejak masa reformasi.”7 Bukan hanya dengan survey lembaga masyarakat tetapi humas internal juga melakukan riset dengan cara mapping berita melalui surat kabar dan akun sosial media sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Ade: “Riset dilakukan dengan cara melihat berita tentang DPR RI di surat kabar seperti koran dan berita online, lalu melihat di akun media sosial twitter DPR RI lalu disusun dalam bentuk kliping. Riset tersebut dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat mengenai DPR RI”.8 Hal ini diperkuat dengan pemberitaan di media online dibawah ini, salah satu pemberitaan ada anggota DPR RI yang menyarankan agar generasi muda peduli terhadap politik dan mengamalkan nilai-nilai pancasila. Seperti yang kita ketahui DPR RI kerap diberitakan negatif oleh media, baik media cetak, media elektronik dan new media seperti portal berita online ataupun twitter. Cenderung memang masyarakat memandang bahwa DPR RI itu buruk citranya.
7
Hasil wawancara dengan Bapak Ade Effendi, S.Sos, M.M. Sabtu 16 April 2016, bertempat di Bengkel Vespa Jakarta milik Bpk.Ade 8 Hasil wawancara dengan Bapak Ade Effendi, S.Sos, M.M. Sabtu 16 April 2016, bertempat di Bengkel Vespa Jakarta milik Bpk.Ade
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
Gambar 4.4 Mapping Media (Berita Media Online)
Sumber: http://www.antaranews.com/berita/519790/anggota-dpr--generasi-mudakonsisten-amalkan-pancasila Gambar 4.5 Mapping media (Media sosial twitter)
Sumber: S https://twitter.com/search?q=anggota%20dpr%3A%20generasi%20muda&src=typd
Bapak Ade menjelaskan seperti ini: “Seperti yang kita ketahui de pencitraan DPR itu sangat fluktuatif, fluktuatif dalam arti pemahaman bagaimana sebetulnya media menyikapi kejadian-kejadian yang ada di DPR. Misalnya ada kasus dimana saat rapat paripurna terlihat beberapa anggota DPR yang tertangkap kamera sedang tidur pulas atau bahkan kasus korupsi yang dilakukan beberapa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
orang anggota DPR. Situasi di DPR itu naik turun, adakalanya kita dibela media, tapi keesokan harinya kita juga bisa disudutkan sama media. Kalo menurut saya memang pencitraan DPR sekarang ini memang sangat tinggi dan negatif karena memang di lembaga politik otoritas anggota sekarang sangat luar biasa. Hmmm jadi kelompok-kelompok yang bisa memberikan informasi tentang DPR itu banyak. Ibaratnya kita itu disini ada 560 orang yang bisa bicara. Ada sekitar 17 alat kelengkapan yang mereka bisa punya hak secara politik. Jadi memang sangat banyak pintu, pintu-pintu informasinya tuh sangat luas. Ya memang itu merupakan dinamika politik yang ada di DPR. Permasalahan yang kedua memang, kalo kita lihat secara perorangan itu sangat kuat. Dengan pemilihan secara langsung, personal ke pemilihan anggota, menurut saya ini memberikan kewenangan yang sangat luar biasa kepada anggota untuk berbicara atas konstistuen. Nah ini lebih memberikan informasi yang beredar di masyarakat menjadi lebih beragam. Di lembaga politik itu tidak bisa ada koordinasi antara humas dengan para anggota yang banyak itu biar ibaratnya bisa satu kata. Jadi pemahaman lembaga politik itu makanya ini sulitnya pencitraan di DPR karena yang ngomong banyak. Jadi ada berbagai omongan, dan itu tidak mungkin disatukan. Kita humas memberi masukan ke pimpinan. Alat kelengkapan kita kasih itu yang penting.”9 Dari hasil riset ditemukan fakta-fakta yang menjelaskan apa saja masalah-masalah yang terjadi pada DPR RI yaitu kurangnya pemberian informasi kepada masyarakat mengenai kinerja DPR RI, sehingga masyarakat menilai buruk DPR hanya dari apa yang mereka lihat melalui media saja tanpa mengetahui lebih dalam sebab dan akibatnya. Karena halhal tersebut sebenarnya Humas Setjen DPR RI sudah sejak lama mengadakan beberapa kegiatan kehumasan untuk mensosialiasikan kepada masyarakat tentang DPR RI. Sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Ade:
9
Hasil wawancara dengan Bapak Ade Effendi, S.Sos, M.M. Sabtu 16 April 2016, bertempat di Bengkel Vespa Jakarta milik Bpk.Ade
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
“Nah begini de, dari kerumitan soal berita negatif anggota DPR kita sebagai humas dituntut untuk berkreatifitas. Kreatifitas bagaimana membangun opini publik. Kalo menurut saya yang bisa kita lakukan adalah bagaimana kita bisa lebih banyak memberitahukan kepada masyarakat tentang apa yang dilakukan di DPR. Dengan diadakannya kegiatan kehumasan secara rutin seperti kunjungan dan program parlemen remaja bahkan parlemen kampus itu sangat membantu untuk memperbaiki citra DPR RI.10 Dengan diadakannya kegiatan kehumasan yang dilakukan rutin diharapkan mampu merubah sedikit pandangan dari masyarakat tentang DPR RI, walaupun tak semudah itu membuat masyarakat percaya akan DPR RI. Humas Setjen DPR RI selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan masyarakat. Bapak Ade mengatakan: “Banyak hal bahwa dalam satu kurun waktu kunjungan, pada saat memberi edukasi ke siswa siswi baik SD, SMP, SMA atau SMK dan bahkan Mahasiswa dalam satu bulan itu rata-rata tiga ribu sampai empat ribu orang kita menyampaikan tentang totalitas keterbukaan informasi publik mengenai fungsi DPR dan Kinerja para anggota DPR RI. Tercantum di UU No.14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik bahwa apapun yang dilakukan oleh lembaga publik salah satunya lembaga negara Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia harus disampaikan seluas-luasnya secara terbuka kepada masyarakat. Secara tidak langsung dari seluruh Indonesia 34 provinsi dari sabang sampai merauke mereka bisa mengakses informasi tentang DPR melalui web DPR di www.dpr.go.id, bahkan tidak perlu datang ke gedung parlemen masyarakat juga bisa secara online melakukan pengaduan masyarakat ataupun permohonan revisi UU di web DPR. Kegiatan kehumasan yang dilaksanakan bukan hanya kunjungan tetapi ada acara Parlemen Remaja dan Parlemen Kampus, acara-acara tersebut diselenggarakan untuk mengedukasikan siswa-siswi tentang semua pekerjaan yang dijalankan oleh anggota DPR RI, jadi generasi muda juga wajib peduli dengan dunia politik sejak dini karena kelak merekalah yang memimpin bangsa jangan
10
Hasil wawancara dengan Bapak Ade Effendi, S.Sos, M.M. Sabtu 16 April 2016, bertempat di Bengkel Vespa Jakarta milik Bpk.Ade
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
sampai mereka alergi dengan politik karena pemberitaan negatif tentang DPR RI ataupun lembaga negara lainnya.”11 Melalui web DPR RI masyarakat bisa memohon aspirasi nantinya akan disampaikan kepada DPR RI dalam bentuk pernyataan sikap, pendapat, harapan, kritikan, masukan dan saran terkait dengan tugas, fungsi dan kewenangan DPR RI. Masyarakat juga bisa melakukan pengaduan melalui web DPR RI, pengaduan ungkapan rasa tidak senang, ketidakpuasan atau keluhan yang disampaikan kepada DPR RI atas suatu permasalahan yang terkait dengan fungsi
pengawasan
dalam
rangka
pelaksanaan
undang-undang,
pelaksanaan keuangan negara dan kebijakan pemerintah. Selain itu di web DPR RI juga kita bisa memohon pendaftaran untuk kunjungan masyarakat, masyarakat biasa, ormas, siswa-siswi, mahasiswa dan mahasiswi yang ingin berkunjung ke DPR RI atau melihat rapat-rapat yang sedang berjalan bisa mendaftarkan terlebih dahulu lewat web setelah itu pihak Humas yang menangangi langsung soal kunjungan masyarakat akan membalas melalui email DPR RI.
11
Hasil wawancara dengan Bapak Ade Effendi, S.Sos, M.M. Sabtu 16 April 2016, bertempat di Bengkel Vespa Jakarta milik Bpk.Ade
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
Gambar 4.6 Tampilan web DPR RI
J
Sumber : www.dpr.go.id
Jadi dalam mendefinisikan masalah, Humas Setjen DPR RI melakukan riset melalui mapping media untuk mengetahui pesepsi masyarakat, apakah masih banyak masyarakat yang mempunyai persepsi buruk tentang DPR. Dari riset-riset yang telah dilakukan dan dirumuskannya suatu latar belakang permasalahan maka bisa dibuat suatu perencanaan atau pemrograman suatu kegiatan untuk mendukung dan memecahkan permasalahan yang terjadi pada perusahaan atau organisasi. 4.2.2 Perencanaan dan Pemograman Setelah mendefinisikan masalah, ditemukan masalah-masalah yang tengah dihadapi oleh institusi dan dibuat latar belakang suatu perencanaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
kegiatan. Humas melakukan suatu upaya dalam membentuk program yang akan diimplementasikan dalam bentuk kegiatan edukasi untuk masyarakat. Lalu bapak Ade sedikit menceritakan mengenai berbagai kegiatan rutin yang dilakukan oleh Humas Setjen DPR RI dengan melakukan perencanaan atas kegiatan kehumasan. Berikut ini hasil wawancara dengan key informan yang berhubungan erat dengan perencanaan kegiatan kehumasan: “Secara umum perencanaan atas seluruh kegiatan kehumasan di Setjen DPR RI dilakukan menjelang akhir tahun kegiatan. Hal ini dimaksudkan untuk dapat mempelajari pelaksanaan kegiatan kehumasan pada tahun sebelumnya, apa yang menjadi kekurangan, dan apa yang berhasil atau butuh peningkatan. Beberapa kegiatan baru yang dianggap penting untuk dilakukan pada tahun berikutnya, tentunya didasari oleh hasil evaluasi seluruh kegiatan kehumasan yang sudah dijalankan. Halhal yang menjadi dasar dalam melakukan sebuah perencanaan kegiatan yaitu: identifikasi pekerjaan yang dilakukan, mekanisme kerjanya, sumber daya manusia, analisis jabatan dan analisis beban kerja, anggaran serta target capaiannya.”12 Program kegiatan Parlemen Remaja merupakan salah satu acara besar yang diselenggarakan Humas Setjen DPR RI yang juga pastinya melalui proses tahap perencanaan agar acara yang akan dilaksanakan dapat berjalan secara lancar tanpa ada hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran acara tersebut. Peneliti juga ingin mengetahui bagaimana sesungguhnya konsep acara Parlemen Remaja 2015, pertanyaan ini peneliti tanyakan kepada narasumber yang sama yaitu Bapak Ade Effendi, dari pertanyaan tersebut diperoleh jawaban sebagai berikut: 12
Hasil wawancara dengan Bapak Ade Effendi, S.Sos, M.M. Sabtu 16 April 2016, bertempat di Bengkel Vespa Jakarta milik Bpk.Ade
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
“Kegiatan Parlemen Remaja itu sebetulnya agenda tahunan untuk kesekjenan karena itu adalah amanat dari dewan berkaitan dengan amanat IPU (International Parlement Union) bahwa semua parlemen di dunia harus ada regenerasi tentang parlemen pemuda. Nah, Di Indonesia kita membuatnya mengkajinya dengan sebutan Parlemen Remaja. Perencanaan Parlemen Remaja itu diagendakan setiap dibulan Oktober. Kegiatan parlemen remaja ini dilakukan secara terencana dan terpadu de..kegiatan ini juga disesuaikan dengan besaran anggaran yang tersedia. Humas menilai perencanaan program parlemen remaja itu penting hal ini dimaksudkan agar kegiatan ini berjalan dengan efektif dan mendatangkan manfaat yang positif bagi para peserta Parlemen Remaja dan juga meningkatkan citra DPR RI. Oh iya de, perencanaan Parlemen Remaja diajukan setahun sebelum acara..susunan acara setiap tahun sama namun temanya pasti selalu berebeda de, seperti halnya tahun ini ada penambahan acara yaitu kunjungan kerja”. Lalu peneliti ingin bertanya kembali bagaimana tahapan perencanaan dari program Parlemen Remaja, Bapak Ade dengan sigap menjawab seperti ini: “Secara teknis perencanaan dibagi dari tiga fase, fase pertama adalah fase persiapan pra untuk seleksi peserta. Pada tahap seleksi peserta humas Setjen DPR RI dibantu oleh direktorat kemahsiswaan Universitas Indonesia, UI ternyata secara spesifik ada program mereka yang memang salah satunya untuk mendidik atau mendidik misi atau kepeminatan pelajar tingkat SLTA untuk masuk UI tuh lebih besar skala nasional maka dia punya jaringan oleh karenanya kita bekerjasama dengan UI dalam rangka penyaringan seleksi kegiatan ini, selama kurun waktu tiga bulan. Seleksi dari 34 provinsi dengan total 136 peserta, pada tahap pra seleksi itu ada tim yang untuk mempersiapkan prasyarat didalam pra seleksi tadi..hmmm salah satunya adalah kegiatan itu dilakukan oleh siswa setelah setengah semester setalah ujian, biar mereka bisa ikut..karena kenapa? Kalo setelah ujian mereka ada jeda tidak belajar atau libur itulah mereka akan di asramakan di Jakarta. Dari 34 provinsi tersebut, pembiayaan secara teknis dari kami totalitas seluruhnya free mereka datang ke Jakarta tanpa dipungut biaya baik proses tentang ticket pesawat dan uang saku para peserta bahkan pendamping peserta kami yang tanggung. Sebelum terpilihnya 136 peserta ada tahap dimana ribuan calon peserta yang mendaftar harus menulis essay, essay itulah yang nanti akan dinilai dan menentukan calon peserta itu lulus atau tidak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
Mengapa harus membuat essay? Karena peminat untuk mengikuti parlemen remaja ini sangat tinggi bahkan sampai ribuan yang mendaftar, sedangkan kuota yang kita terima satu provinsi hanya empat orang. Jadi hanya 136 pesertalah yang akan di asramakan dari 34 provinsi tersebut. Fase kedua yaitu pada sisi teknis perencanaan susunan acara dan materi acara semuanya kewenangan dari DPR dan kami yang merancang..UI hanya pra seleksi dan seleksi peserta saja. Dari mulai kegiatan untuk peserta yang namanya melaksanakan tiga fungsi DPR yaitu fungsi legislasi, membahas undang-undang persidangan sampai dengan teknis pengawasan itu kami yang rancang. Fase yang terakhir adalah mengenai perencanaan narasumber yang harus diundang saat acara berlangsung, itu semuanya humas yang menentukan de dan menghubungi narasumber tersebut dari mulai pembuatan undangan sampai memberi undangan ke narasumber semuanya kami yang jalankan. Selain itu kita juga menggunakan media komunikasi dengan menggunakan media komunikasi eksternal melalui brosur, pamflet, dan website untuk mempublikasikan kegiatan Parlemen Remaja 2015 ini.”13 Dari hasil wawancara, peneliti menemukan bahwa kegiatan Parlemen Remaja adalah salah satu bentuk kegiatan yang direncanakan oleh Humas Setjen DPR RI untuk mengedukasikan siswa-siswi tingkat SMA ataupun SLTA mengenai kinerja DPR RI, kegiatan apa saja yang anggota DPR jalankan selama menjabat. Dari penjelasan diatas tentunya dapat dilihat bahwa konsep yang dihasilkan melalui tiga fase: fase yang pertama adalah fase persiapan pra untuk seleksi peserta, fase yang kedua adalah pada sisi teknis perencanaan susunan acara dan materi acara, dan fase yang ketiga adalah mengenai perencanaan narasumber yang harus diundang saat acara berlangsung.
13
Hasil wawancara dengan Bapak Ade Effendi, S.Sos, M.M. Sabtu 16 April 2016, bertempat di Bengkel Vespa Jakarta milik Bpk.Ade
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
Selaku pelaksana kegiatan Parlemen Remaja 2015 tentunya Humas Setjen DPR RI secara tidak langsung diwajibkan untuk bekerjasama dengan beberapa pihak yang terlibat. Hal ini seperti yang diceritakan oleh Bapak Ade dalam penjelasannya sebagai berikut: “Kami lakukan win win solution buat kami dengan technical bahwa kami harus membentuk tim dengan lintas unit selain bagian humas, ada unit lain yang memang kompeten untuk didalam bidang advokasi, advokasi pendampingan kegiatan yaitu peneliti dan juga unit lain ada persidangan, peneliti, legal draft dan seterusnya. Itu semua kita kolaborasi menjadi satu tim kepanitiaan, jadi tidak hanya unit humas tapi juga dibantu unit lain dibawah komando ibu Sekjen sebagai Pembina untuk melakukan kolaborasi agar dapat tercapainya tujuan kegiatan kehumasan Parlemen Remaja 2015.”14 Ibu Dewi Maheswari selaku Pranata Humas yang bertugas menjadi seksi acara juga menjelaskan secara singkat mengenai bentuk acara dan konsep susunan acara Parlemen Remaja 2015, dia menjelaskan sebagai berikut: “Berkaitan dengan bentuk acaranya apa dan susunan acaranya seperti apa kita dari seksi acara biasanya ngasih draft awal cuma keputusannya diambil oleh forum. Jadi berbagai pihak terlibat terutama kepala biro humas, kabag humas, kita juga mengundang beberapa peneliti. Itu biasanya kita libatkan semuanya supaya kita bisa tahu juga kasus-kasus yang lagi hangat apa dan disitu dalam forum itu nanti kita menentukan susunan acaranya seperti apa? narasumber anggota yang mau kita undang apa? Temanya apa? Tema rapat dan simulasinya apa? Itu kita tentukan semua dengan forum.15
14
Hasil wawancara dengan Bapak Ade Effendi, S.Sos, M.M. Sabtu 16 April 2016, bertempat di Bengkel Vespa Jakarta milik Bpk.Ade 15 Hasil wawancara dengan Ibu Dewi Maheswari Pramesti, S.Ip. Selasa 05 April 2016, bertempat di Ruang Humas Setjen DPR RI
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
Dari jawaban diatas tentunya dapat digambarkan bahwa kegiatan acara Parlemen Remaja 2015 ini melibatkan banyak pihak yang memiliki peranan yang penting guna menjamin bahwa acara ini dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Humas sudah memberi tahu pesan khususnya dan yang ingin dicapai dalam perencanaan kegiatan Parlemen Remaja ini. Pesan tersebut diungkapkan oleh Bapak Ade sebagai berikut: “Ada pesan khusus, bahwa secara regenerasi kami berharap bahwa inilah generasi muda kedepan bahwa kelak kepemimpinan berada dipundak mereka sebagai cikal bakal dari generasi penerus bangsa yang akan meneruskan kepemimpinan nasional oleh karenanya itu saja konsen kami bahwa kedepan itu parlemen harus lebih baik, lebih baik lagi sebagai generasi penerus bangsa. Karena kedepannya semua sistem tata pemerintahan ini ditentukan oleh mereka semua.”16 Ibu Dewi Maheswari sebagai informan mengatakan bahwa ada tujuan jangka panjang dan jangka pendek saat merencanakan kegiatan kehumasan Parlemen Remaja 2015. Ibu Dewi menjelaskan seperti ini: “Jangka pendeknya untuk memperkenalkan kepada generasi muda terutama tentang DPR, kita sih berharapnya mereka jadi lebih melek politik ya, biasanya kan anak SMA sudah memasuki usia memilih, mereka sudah punya hak pilih jadi dengan mereka tahu tentang DPR pertama paling engga mereka bisa lebih hati-hati nanti kalau memilih, yang kedua kita berharap terkait dengan citra juga. Kebanyakan informasi mengenai DPR hanya diketahui lewat media jadi kalau misalnya ada acara seperti ini, itu adalah kesempatan bagi kita untuk klarifikasi atau memberikan perspektif lain kepada generasi muda supaya mereka memahami DPR bukan hanya dari satu sisi aja. Tetapi untuk jangka panjangnya ini juga merupakan usaha sekjen DPR RI untuk menyiapkan calon-calon anggota parlemen dimasa yang akan datang dengan mereka tahu mengenai DPR sedini mungkin diharapkan sepuluh atau dua puluh tahun lagi ketika 16
Hasil wawancara dengan Bapak Ade Effendi, S.Sos, M.M. Sabtu 16 April 2016, bertempat di Bengkel Vespa Jakarta milik Bpk.Ade
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
mereka ingin menjadi calon legislatif mereka bisa menjadi anggota dewan yang lebih berkualitas karena persiapan dirinya lebih matang.”17 Dari pernyataan diatas terlihat jelas tujuan segala perencanaan yang dibuat oleh Humas Setjen DPR RI. Humas juga mengatur soal anggaran, karena anggaran biaya sangat penting dalam melaksanakan kegiatam, untuk kegiatan Parlemen Remaja 2015 yang diperlukan tidaklah sedikit dan butuh perencanaan yang baik sehingga tidak salah perhitungan. Jumlah anggaran dan sumber anggaran biaya yang ditetapkan oleh Humas Setjen DPR RI dijelaskan oleh Bapak Ade Effendi secara terbuka: “Untuk kegiatan Parlemen Remaja 2015, rencana anggaran biayanya sekitar 1.5 miliar rupiah, dan berasal dari Badan Anggaran Bagian Humas Setjen DPR RI.”18 Besarnya anggaran biaya yang ditentukan oleh Humas Setjen DPR RI adalah sekitar 1.500.000.000,- (1.5 Miliar Rupiah) dan sumber dananya berasal dari internal yaitu Badan Anggaran Bagian Humas Setjen DPR RI dan tidak ada sumber dana dari luar atau lainnya. Peneliti mencoba bertanya secara detail mengenai anggaran keseluruhan kepada key informan namun karena suatu hal anggaran secara lengkap tidak bisa di publikasikan, peneliti hanya mendapatkan total keseluruhan pengeluaran tidak dijelaskan berapa besar biaya tiap kebutuhan untuk program parlemen remaja 2015 ini. Berikut dibawah ini adalah tabel total anggaran yang dikeluarkan Badan Anggaran Bagian Humas Setjen DPR RI:
17
Hasil wawancara dengan Ibu Dewi Maheswari Pramesti, S.Ip. Selasa 05 April 2016, bertempat di Ruang Humas Setjen DPR RI 18 Hasil wawancara dengan Bapak Ade Effendi, S.Sos, M.M. Sabtu 16 April 2016, bertempat di Bengkel Vespa Jakarta milik Bpk.Ade
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
Tabel 4.1 Anggaran Program Parlemen Remaja 2015 Acara
Keterangan Transportasi pulang-pergi peserta Tranportasi pulang-pergi panitia Uang saku untuk para peserta Perlengkapan acara Properti acara Dekorasi dan kegiatan Logistik Instalasi
Program Parlemen
Kaos peserta dan kaos panitia Hadiah untuk peserta Sewa wisma kopo DPR RI Konsumsi (peserta, panitia, narasumber) Sound system Tas dan peralatan tulis untuk para peserta Seksi kesehatan Seksi Keamanan Publikasi dan dokumentasi Biaya tak terduga Total Biaya Rp. 1.500.000.000
Remaja 2015
(Sumber: Penjelasan secara sekilas dengan key informan saat wawancara mengenai anggaran) 4.2.3 Tindakan dan Berkomunikasi Dalam strategi melakukan tindakan dan komunikasi, Humas Setjen DPR RI menggunakan strategi yang sudah disusun dalam perencanaan sebelumnya dan menerapkannya dalam kegiatan Parlemen Remaja 2015. Materi atau isi dari suatu kegiatan haruslah jelas dan tersusun agar kegiatan dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan tujuan diadakannya kegiatan tersebut. Kegiatan Parlemen Remaja 2015 memiliki
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
agenda kegiatan. Hal ini kembali diperkuat dengan pernyataan dari Ibu Dewi yang mengatakan bahwa: “Kegiatan Parlemen Remaja ini diadakan 5 hari terhitung dari 25 Oktober sampai 29 Oktober. 3 hari pertama peserta berada di Wisma Kopo DPR RI Bogor , agenda di hari pertama adalah Gladi Resik, Registrasi Peserta dan Pendataan serta Pembagian Kamar, lalu dilanjutkan dengan Dinamika Kelompok, Pemberian Materi tentang Tugas, fungsi dan Wewenang DPR RI, Pemberian Materi tentang Kebijakan pembentukan UU No.19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Selanjutnya agenda di hari kedua yaitu Perjalanan Kunjungan Kerja, Latihan simulasi Rapat Kerja Komisi IVA dan IVB, dan Latihan simulasi Rapat Paripurna. Lalu agenda di hari ketiga yaitu Pemberian Materi tentang Pergaulan sehat remaja (sosialisasi kesehatan tentang HIV), dan para peserta menyiapkan diri untuk menuju Jakarta ke Gedung Parlemen DPR RI. Agenda hari keempat yaitu Tour Museum dan Paripurna, Simulasi Rapat Kerja komisi IVA dan IVB di r. KK 1 dan r.KK 3, setelah itu Simulasi Rapat Paripurna di ruang Rapat Paripurna II, dan penutupan, lalu peserta kembali ke hotel. Agenda hari kelima yaitu Evaluasi dan Renungan, dan Perpisahan, lalu Persiapan kembali ke daerah masing-masing.”19 Berdasarkan hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa Kegiatan Parlemen Remaja sudah memiliki agenda yang telah disusun dan diharapkan kegiatan ini dapat berjalan dengan baik. Kemudian peneliti ingin mengetahuin apakah dari keseluruhan konsep yang telah dibuat terdapat hal-hal yang belum terimplementasikan dengan baik. Bapak Ade mengakui
bahwa terdapat hal yang kurang
terimplementasikan dengan baik lewat pernyataannya berikut ini:
19
Hasil wawancara dengan Ibu Dewi Maheswari Pramesti, S.Ip. Selasa 05 April 2016, bertempat di Ruang Humas Setjen DPR RI
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
“Ya, harus diakui de..bahwa ada beberapa rangkaian kegiatan yang belum sempurna dan terimplementasi dengan baik. Namun menurut saya secara keseluruhan kegiatan ini sudah berhasil”20 Untuk menggali lebih dalam pernyataan tersebut, peneliti kemudian bertanya lagi mengapa hal tersebut bisa terjadi. Bapak Ade menjawab sebagai berikut: “Ada salah satunya masalah soal tempat atau villa yang akan dihuni peserta, karena adanya komunikasi yang kurang lancar antara pengurus wisma DPR RI di puncak dengan para panitia parlemen remaja. Jadi sehari sebelum acara berlangsung panitia berangkat menuju wisma DPR RI di bogor, Jawa Barat. Namun ketika sampai pada malam hari rombongan panitia menemukan suatu masalah, ada beberapa villa yang sedang disewakan ke orang luar. Sedangkan villa tersebut ingin digunakan keesokan harinya jam 10 pagi saat para peserta mulai berdatangan..dengan sangat terpaksa kami selaku panitia mendatangkan ke villa yang sedang terisi lalu menjelaskan dan memberitahu bahwa esok hari sang penyewa harus check out lebih awal yaitu jam 8 karena pada saat jam 10 pagi villa sudah mulai digunakan peserta, untungnya para penyewa villa memahami apa yang kami bicarakan sehingga mereka tidak masalah jika harus check out lebih awal.”21 Dari jawaban diatas tentunya dapat diketahui bahwa terdapat beberapa hal yang tidak atau belum terimplementasikan dengan baik yang disebabkan oleh suatu hal. Selain terdapat hal-hal yang kurang terimplementasi dengan baik, dalam acara ini tentunya terdapat pula hal-hal yang terimplementasi dengan baik. Peneliti kembali menanyakan kepada Bapak Ade Effendi tentang hal-hal apa saja yang telah terimplementasi dengan baik dalam 20
Hasil wawancara dengan Bapak Ade Effendi, S.Sos, M.M. Sabtu 16 April 2016, bertempat di Bengkel Vespa Jakarta milik Bpk.Ade 21 Hasil wawancara dengan Bapak Ade Effendi, S.Sos, M.M. Sabtu 16 April 2016, bertempat di Bengkel Vespa Jakarta milik Bpk.Ade
http://digilib.mercubuana.ac.id/
79
acara ini. Untuk pertanyaan tersebut Bapak Ade menjawab sebagai berikut: “Hal-hal yang sudah terimplementasi dengan baik menurut saya adalah: 1. Jadwal kegiatan telah terlaksana dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 2. Narasumber yang mengisi pembekalan untuk para peserta Parlemen Remaja semuanya hadir, walaupun ada salah satu narasumber yang agak telat hadirnya dikarenakan suatu urusan. 3. Antusias para peserta cukup tinggi untuk mengikuti kegiatan ini, para peserta sangat mudah diberi arahan dan mematuhi segala aturan yang berlaku saat Parlemen Remaja 2015 berlangsung. 4. Saat acara parlemen remaja 2015 berlangsung H. Setya Novanto yang masih menjabat menjadi ketua DPR RI dia menyempatkan untuk datang memberi materi kepada para peserta parlemen remaja ditengah padatnya jadwal beliau sebagai ketua DPR RI pada saat itu.”22 Jawaban diatas cukup untuk menggambarkan bahwa terdapat banyak hal yang sudah terimplementasikan dengan baik pada kegiatan Parlemen Remaja. Sebelumnya ada pesan khusus yang disampaikan Humas Setjen DPR RI dalam mengedukasi peserta mengenai kegiatan Parlemen Remaja 2015. Sebagai seksi acara ibu Dewi menjelaskan tentang berapa presentase tingkat keberhasilan acara ini. Ibu Dewi menjelaskan bahwa:
22
Hasil wawancara dengan Bapak Ade Effendi, S.Sos, M.M. Sabtu 16 April 2016, bertempat di Bengkel Vespa Jakarta milik Bpk.Ade
http://digilib.mercubuana.ac.id/
80
“Sepertinya angka 80% cukup menggambarkan keberhasilan program parlemen remaja 2015 ini.”23 Lalu peneliti kembali bertanya mengapa hanya 80% , bukankah kegiatan ini rutin diadakan setiap tahun. Lalu Ibu Dewi menjawab: “Memang betul bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang selalu diadakan tiap tahun. Namun kali ini ada beberapa kendala yang terjadi sehingga tidak bisa mencapai 100% berjalan sesuai rencana, tetapi secara keseluruhan kita sudah maksimal berusaha memberikan yang terbaik. Mungkin kami harus terus berbenah untuk kegiatan parlemen remaja selanjutnya ditahun yang akan datang untuk memperbaiki kesalahan yang telah terjadi ditahun 2015 kemarin.” Dari hasil penjelasan diatas sepertinya Ibu Dewi selaku seksi acara cukup percaya diri akan tingkat keberhasilan dari kegiatan acara Parlemen Remaja 2015. Jika dilihat dari tingkat keberhasilan acara yang sudah 80% (delapan puluh persen) berjalan tentunya terdapat hal-hal yang sudah terimplementasikan dengan baik. Dari Ibu Dewi Maheswari peneliti mendapat penjelasan sebagai berikut: “Hal-hal yang terimplementasi dengan baik yaitu program kegiatan yang disusun sudah sangat baik, dimulai dari persiapan awal teknis acara sampai acara penutupan sudah berjalan sesuai waktu yang ditentukan. Kerjasama antara sesama panitia ketika menghadapi kendala juga sudah cukup memuaskan, mereka saling membantu sama lain dan melakukan pekerjaan sesuai dengan tugasnya. Seksi acara, seksi pemberitaan, seksi kesehatan, seksi konsumsi, seksi umum, seksi
23
Hasil wawancara dengan Ibu Dewi Maheswari Pramesti, S.Ip. Selasa 05 April 2016, bertempat di Ruang Humas Setjen DPR RI
http://digilib.mercubuana.ac.id/
81
transportasi, dan seksi dokumentasi semuanya saling bekerja sama demi keberhasilan acara Parlemen Remaja ini.”24 Berdasarkan hasil wawancara diatas terlihat bahwa untuk bagian penting dari rangkaian acara kegiatan Parlemen Remaja 2015 ini sudah cukup terlaksana dengan baik. Selain hal sudah terimplementasikan dengan baik, dalam sebuah acara biasanya terdapat juga beberapa kekurangan yang belum terimplementasi dengan baik. Dari pertanyaan tersebut Ibu Dewi memberikan penjelasan sebagai berikut: “Ada keterlambatan narasumber yaitu salah satu dari anggota DPR komisi IV yang memang ingin menyampaikan materi tentang kebijakan pembentukan UU no.19 tahun 2013 tentang perlindungan dan pemberdayaan petani..keterlambatan beliau tentunya menjadi suatu catatan tersendiri bagi kami. Lalu adanya komunikasi yang kurang lancar antara panitia dengan pengurus wisma, dimana saat panitia datang sebelum peserta tiba di wisma DPR RI ada beberapa villa yang masih disewakan ke orang luar..padahal villa tersebut ingin digunakan keesokan harinya ketika peserta tiba pukul 10 pagi. Dengan cepat panitia menyelesaikan hal itu dengan baik, tentunya karena sedikit persoalan tersebut sedikit mengganggu kelancaran kegiatan ini. Sarana dan prasarana seperti sound system yang sudah di set dan terpasang di aula wisma DPR RI Bogor agak sedikit mengalami gangguan, namun gangguan tersebut cepat diatasi oleh seksi acara.”25 Dari penjelasan diatas dapat terlihat bahwa kendala ataupun kekurangan yang dihadapi oleh Ibu Dewi Maheswari selaku seksi acara merupakan hal yang diluar kendali dari Ibu Dewi.
24
Hasil wawancara dengan Ibu Dewi Maheswari Pramesti, S.Ip. Selasa 05 April 2016, bertempat di Ruang Humas Setjen DPR RI 25 Hasil wawancara dengan Ibu Dewi Maheswari Pramesti, S.Ip. Selasa 05 April 2016, bertempat di Ruang Humas Setjen DPR RI
http://digilib.mercubuana.ac.id/
82
Peneliti juga ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan dari kegiatan kehumasan ini sebagaimana Ibu Dewi Maheswari menjelaskan: “Dengan mengembangkan terus evaluasi dan kita sebetulnya berharap, dalam membuat diverifikasi kegiatan kita juga melakukan strategi. Selain itu juga isu yang kita sampaikan semakin banyak, karena tentu kita memahami mengapa masyarakat ada yang tidak suka dengan DPR? Karena, masyarakat hanya melihat dari aspek negatifnya. Sebetulnya banyak hal yang sudah dilakukan dan ini kita akan terus upayakan untuk diedukasikan dan sosialisasikan agar masyarakat lebih banyak mengetahui tentang DPR.”26 Lalu peneliti ingin mengetahui lebih dalam tentang kegiatan Parlemen Remaja 2015 ini sudah sesuai dengan rencana atau belum. Kemudian Ibu Dewi kembali menjelaskan seperti ini: “Ya seperti yang saya tadi katakan mungkin 80% sudah sesuai rencana, cuma apakah konsepnya masih ingin kita perbaiki? Jawabannya tentu “iya”..biasanya sih tiap tahun selalu ada hal-hal baru dalam acara ini, selalu ada inovasi-inovasi baru tiap tahunnya dan kita gak ingin monoton terus juga..kita ingin setiap tahun ada perkembangan ada perbaikan. Cuma kalau sesuai rencana jika tahun ini kita targetkan A maka hasilnya sudah 80% tercapai, tapi kita ingin ditahun berikutnya bertambah lagi apa ada inovasi baru lagi supaya lebih efektif juga bukan hanya untuk mengedukasi tentang pendidikan politik tetapi juga usaha kehumasan terkait dengan usaha peningkatan citra DPR RI.”27 Untuk mencapai tujuan kegiatan diperlukan pesan yang mudah dimengerti dan dipahami oleh para peserta. Pesan yang ingin disampaikan oleh Humas Setjen DPR RI dalam kegiatan Parlemen Remaja 2015 yang diungkapkan oleh Ibu Dewi Maheswari sebagai berikut:
26
Hasil wawancara dengan Ibu Dewi Maheswari Pramesti, S.Ip. Selasa 05 April 2016, bertempat di Ruang Humas Setjen DPR RI 27 Hasil wawancara dengan Ibu Dewi Maheswari Pramesti, S.Ip. Selasa 05 April 2016, bertempat di Ruang Humas Setjen DPR RI
http://digilib.mercubuana.ac.id/
83
“Kita bisa menjelaskan kepada masyarakat tentang DPR, karena mereka juga siswa dan siswi yang terpilih yang juga kebanyakan aktif dalam organisasi..jadi kita berharap juga mereka setelah tahu banyak mengenai DPR tidak berhenti sekedar tahu saja tetapi mereka juga bisa jadi opinion leader. Mereka bisa menyebarkan apa yang mereka tahu tentang DPR ke temen-temennya, ke keluarganya, karena mereka orangorang yang aktif jadi kita berharap itu mereka bisa menjadi jembatan juga.”28 Pesan yang disampaikan oleh tim penyelenggara kepada para peserta gunanya adalah untuk membangun generasi muda agar peduli terhadap politik di Indonesia, jangan sampai mereka acuh tak acuh terhadap dunia politik. Karena kelak mereka yang akan menjadi penerusnya untuk membangun bangsa ini agar lebih maju. Lalu tidak lupa Ibu dewi memberi tahu bahwa saat pelaksanaan berlangsung untuk memudahkan para peserta juga diberikan buku panduan tentang kegiatan Parlemen Remaja. Gambar 4.7 Buku Panduan Kegiatan Parlemen Remaja 2015
Dokumentasi Humas Setjen DPR RI
28
Hasil wawancara dengan Ibu Dewi Maheswari Pramesti, S.Ip. Selasa 05 April 2016, bertempat di Ruang Humas Setjen DPR RI
http://digilib.mercubuana.ac.id/
84
Buku itu diharapkan dapat membantu memberikan informasi serta pengetahuan yang lengkap atau detail tentang kegiatan Parlemen Remaja sehingga saat praktek simulasi sidang dan saat kunjungan kerja mereka sudah mengerti dan sedikit memahami tahapan-tahapannya. Hasil wawancara yang telah peneliti lakukan kepada Kepala Sub Bagian Penerangan dan Pranata Humas selaku seksi acara, dinilai belum cukup untuk mengetahui apakah kegiatan Parlemen Remaja 2015 yang diselenggarakan oleh Humas Setjen DPR RI sudah berhasil atau belum, berikut wawancara yang dilakukan peneliti kepada dua orang peserta Parlemen Remaja 2015. Wawancara pertama peneliti mewawancarai siswi dari SMAN 112 Jakarta Barat yaitu Novita Eka Berlianti, berikut adalah hasil wawancaranya:29 1.
Apa saja yang kamu dapatkan setelah mengikuti kegiatan Parlemen Remaja 2015 ini? Jawab: Banyak sekali yang saya dapatkan setelah kegiatan ini, saya jadi mengenal teman-teman baru yang beda provinsi. Bahkan temen sekelompok saya saat itu ada yang berasal dari Bali dan Bangka Belitung. Lalu kita berkenalan dan bersama-sama terus selama 5 hari kedepan. Saya juga baru pertama kali menginjakan kaki di gedung rapat paripurna, wah besar sekali ya. Kelak saya ingin menjadi salah satu anggota DPR yang duduk dikursi tersebut. Saya jadi tahu bagaimana proses pembuatan kebijakan publik serta institusi-institusi pendukungnya, saya juga jadi mengetahui bagaimana proses saat rapat komisi ataupun saat sidang paripurna berlangsung, bagaimana antar satu anggota dengan anggota lain saling melontarkan pendapat. Saya juga jadi
29
Hasil wawancara dengan Novita Eka Berlianti siswi SMAN 112 Jakbar. Jumat 01 April 2016, bertempat di Food Hall Kebon Jeruk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
85
2.
memahami tata cara berparlemen dan praktek debat demokratik yang diterapkan secara global. Menurut anda apakah kegiatan parlemen remaja layak untuk dilaksanakan kembali? Jawab: Sangat layak, karena dengan diadakannya parlemen remaja siswa-siswi yang memang tertarik dengan dunia politik pasti akan ingin mencoba mengikutinya, untuk dijadikan pengalaman kedepan ketika suatu saat nanti beberapa tahun kemudian mungkin ingin menjadi seperti anggota dewan yang menyalurkan aspirasi masyarakat. Acara ini harus tetap dilanjutkan, Negara kita ini kan negara demokrasi terbesar yang sebenarnya sedang mengalami pematangan, pengenalan politik sejak awal sangat penting untuk kita ka sebagai generasi muda. Kalau kita sudah mengenal dunia politik dari sekarang itu akan memberikan manfaat dan stimulan agar kita makin rajin belajar agar kelak ketika kita menjadi penyelenggara negara dimasa yang akan datang, kita bisa mengelola negara dengan baik dan membangun bangsa menjadi lebih besar.
3.
Ternyata menjadi wakil rakyat tidaklah mudah bukan? Jawab: Tentunya menjadi anggota DPR yang memang dipercaya oleh masyarakat untuk mewakili mereka tidaklah mudah., karena jabatan anggota DPR itu ibaratnya sebuah amanah dari masyarakat yang memang memilih mereka. Tanggung jawab mereka sungguh besar, tidak semudah saat kita menonton televisi melihat anggota DPR melakukan rapat dan merevisi UU itu pekerjaan yang amat melelahkan, karena penjelasan dari pak Djaka waktu pembukaan Parlemen Remaja membuat saya lumayan kaget sih, cerita sekilas tentang pekerjaan anggota DPR yang sesungguhnya. Mereka melakukan rapat berjam-jam setiap hari dalam satu minggu bahkan kadang jika rapat masih belum terselesaikan mereka harus pulang larut malam, jeda istirahat mereka juga cuma sebentar, mungkin karena mereka kurang tidur juga jadi ada beberapa anggota DPR yang mengantuk saat rapat keesokan harinya dan kadang juga ada yang absen. Di media kan kadang banyak ya bangku kosong saat rapat, sebenarnya ada sanksi untuk setiap anggota DPR yang tidak menghadirkan rapat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
86
Berikutnya wawancara dilakukan kepada siswi SMAN 84 Jakarta Barat yang bernama Intan Moeory Islamiyah:30 1.
2.
3.
Apa saja yang kamu dapatkan setelah mengikuti kegiatan Parlemen Remaja 2015 ini? Jawab: Menambah wawasan kita dan menambah teman juga serta pengalaman disini, kita sebagai remaja dan masyarakat jangan hanya men-judge DPR dari sisi negatif saja, karena dari kegiatan ini kita bisa tahu betapa beratnya tanggung jawab DPR. Dengan acara ini kita bisa memupuk rasa persatuan kesatuan kebersamaan dan kekompakan serta nasionalisme. Kita bisa masuk ke DPR, belajar tata cara rapat dan ketemu dengan anggota DPR juga serta mendapat pendidikan politik. Menurut anda apakah kegiatan parlemen remaja layak untuk dilaksanakan kembali? Jawab: Iya harus diadakan kembali ditahun berikutnya, acara ini memberikan motivasi kepada kita semua sebagai remaja. Awalnya kami sebagai peserta disini bertujuan untuk mengetahui tugas DPR lebih lanjut dan untuk membuktikan pemberitaan media tentang DPR, karena tidak sepenuhnya DPR itu buruk. Ibaratnya disini kita dilatih menjadi DPR cilik, Parlemen remaja ini mampu menambah wawasan saya, wawasan mengenai sejarah DPR serta yang lainnya. Tidak hanya itu disini pula mampu menggali kemampuan kita dalam beberapa hal. Selain materi yang di dapatkan, saya juga mendapatkan kesempatan menginjakan kaki di gedung DPR, museum DPR, gedung sidang paripurna, serta ruang kerja DPR. Sungguh kesempatan yang sangat luar biasa dan hal ini tak pernah terbayangkan oleh saya sebelumnya.. Kegiatan ini perlu diadakan lagi agar adik-adik kelas saya nanti juga bisa merasakan pengalam luar biasa yang saya rasakan selama mengikuti kegiatan Parlemen Remaja ini. Ternyata menjadi wakil rakyat tidaklah mudah bukan? Jawab: Menjadi wakil rakyat tidak mudah, sangat besar, perlu mengasah pengetahuan melalui pendidikan formal dan non formal.
30
Hasil wawancara dengan Intan Moeory Islamiyah siswi SMAN 84 Jakbar. Minggu 10 April 2016, bertempat di Mcdonald’s Citra Garden Cengkareng
http://digilib.mercubuana.ac.id/
87
Karena jika sudah terpilih menjadi anggota DPR itu bearti kita menjadi kepercayaan masyarakat, kita harus bisa menjalankannya sebaik mungkin. Karena disini bisa dibilang kita mewakili apa yang diinginkan rakyat. Para wakil rakyat memang mewakili rakyat dan memperlakukan rakyat dengan wajar serta tidak boleh melakukan tindakan yang justru merugikan masyarakat, jadi maksudnya disini adalah menjadi wakil rakyat beban tanggung jawabnya besar. Gambar 4.8 Suasana saat Kegiatan Parlemen Remaja 2015
Dokumentasi Humas Setjen DPR RI
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan peserta dapat disimpulkan bahwa kegiatan Parlemen Remaja 2015 sudah berjalan cukup baik. Karena dapat dilihat dari pendapat mereka mengenai ketertarikan untuk mengikuti kegiatan ini dan informasi yang mereka dapatkan setelah mengikuti kegiatan ini, banyak informasi baru yang sebelumnya mereka tidak ketahui mengenai DPR RI.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
88
4.2.4 Mengevaluasi Program Langkah yang dilakukan setelah melakukan tindakan dan komunikasi adalah melakukan evaluasi program. Mengevaluasi adalah langkah terakhir dalam langkah-langkah program kegiatan kehumasan di DPR RI karena dengan mengevaluasi tiap kegiatan, maka dapat terlihat apakah tujuan yang diinginkan tercapai atau tidak. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak Ade Effendi: “Ada beberapa faktor yang menjadi kendala dalam kegiatan Parlemen Remaja seperti yang saya katakana sebelumnya. Kurangnya komunikasi antara pengurus wisma DPR RI dengan panitia menyebabkan adanya sedikit masalah soal villa. Lalu ada keterlambatan salah satu narasumber yang bertugas menyampaikan materi, serta sarana prasarana seperti sound system yang mengalami sedikit gangguan. Itu semua menjadi bahan evaluasi untuk kita selaku panitia acara”31 Selain itu dari beberapa faktor yang telah disampaikan oleh Bapak Ade Effendi beliau menambahkan tentang bagaimana tim Humas melakukan evaluasi. Bapak Ade menyampaikan hal seperti ini: “Iya kita melakukan evaluasi, evaluasi dalam kegiatan-kegiatan itu dari mulai pra seleksi, seleksi, lalu pelaksanaan, dan pemulangan..apa yang kurang dari kegiatan. Kelemahan kegiatan ini apa, kekurangannya apa, itu yang nanti kedepan sebagai perencanaan kami untuk melaksanakan kegiatan ini kembali ditahun yang akan datang itu proses siklus dari pada kegiatan parlemen remaja. Evaluasi dilakukan dengan melibatkan seluruh staf pelaksana parlemen remaja 2015. Beberapa hal yang tentunya menjadi bahan evaluasi kami diantaranya, adalah lokasi acara dan rangkaian kegiatan serta tugas panitia satu sama lain. Dalam
31
Hasil wawancara dengan Bapak Ade Effendi, S.Sos, M.M. Sabtu 16 April 2016, bertempat di Bengkel Vespa Jakarta milik Bpk.Ade
http://digilib.mercubuana.ac.id/
89
melakukan evaluasi kita melakukan secara terus menerus dan dari sisi pengawasan dilakukan secara rutin dan memonitor.”32 Untuk menggali lebih dalam lagi tentang evaluasi yang dilakukan pada kegiatan Parlemen Remaja 2015 peneliti kemudian menanyakan tentang bagaimana hasil dari seluruh proses evaluasi yang dilakukan. Ibu Dewi menambahkan sebagai berikut: “Beberapa hal yang menjadi bahan evaluasi yaitu seperti yang saya jelaskan tentang beberapa kendala yang terjadi saat acara berlangsung. Kendala-kendala tersebut akan kita bahas saat evaluasi guna untuk memperbaiki ditahun berikutnya agar tidak terjadi kendala yang sama. Evaluasi yang kami lakukan menghasilkan ide dan masukan untuk mencari materi dan segala yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan ditahun berikutnya. Kita perbaiki semuanya ditahun yang akan datang agar tidak terjadi kesalahan yang sama.”33 Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa evaluasi yang dilakukan oleh Humas Setjen DPR RI lebih kepada output atau keluaran yang diperoleh oleh para peserta Parlemen Remaja 2015 dan lebih kepada rencana perbaikan hal-hal yang masih kurang agar tahun depan tidak terjadi kesalahan yang seperti tahun 2015 lalu. Untuk memperoleh perspektif lain dalam evaluasi kegiatan ini, peneliti mencoba menggali dari sisi peserta yang mengikuti kegiatan Parlemen Remaja 2015. Informan pertama yang saya wawancarai adalah Novita Eka Berlianti Siswi SMAN 112 Jakarta Barat.
32
Hasil wawancara dengan Bapak Ade Effendi, S.Sos, M.M. Sabtu 16 April 2016, bertempat di Bengkel Vespa Jakarta milik Bpk.Ade 33 Hasil wawancara dengan Ibu Dewi Maheswari Pramesti, S.Ip. Selasa 05 April 2016, bertempat di Ruang Humas Setjen DPR RI
http://digilib.mercubuana.ac.id/
90
Peneliti memulai wawancara dengan pertanyaan darimana Novi mengetahui tentang adanya kegiatan Parlemen Remaja 2015. Kemudian Novi menjelaskan bahwa: “Awalnya aku menemukan brosur yang ditempel di mading sekolah tentang kegiatan Parlemen Remaja. Ketika aku melihat mading banyak teman-teman juga yang berkumpul melihat isi brosur tersebut, setelah melihat brosur itu aku jadi semangat ingin mengikuti acara tersebut, habis itu aku mulai menyusun essai yang dibutuhkan sesuai tema yang telah ditentukan.”34 Peneliti lalu ingin menggali lebih dalam mengapa Novi tertarik mengikuti Kegiatan Parlemen Remaja 2015. Novi menjelaskan: “Parlemen Remaja nama yang bukan asing lagi buat aku, aku memang sudah lama ingin mengikuti kegiatan ini karena ingin mengenal lebih dalam tentang DPR dan kegiatan yang dilakukan anggota DPR. Aku ingin tahu bagaimana rasanya berpolitik dan menjadi anggota dewan, melakukan rapat dan sebagainya. Sebelumnya pernah ada kaka kelas aku yang menceritakan pengalamannya saat mengikuti parlemen remaja, dan aku jadi penasaran ingin mengikutinya siapa tahu saja nanti lolos, karena kata guruku yang mendaftar menjadi calon peserta cukup banyak dari seluruh provinsi di Indonesia.”35 Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa acara ini sebenarnya mampu menarik perhatian banyak pihak dari kalangan siswa dan siswi dikarenakan publikasi yang cukup intens dan sajian acara yang mampu menarik perhatian peserta. Setelah mengikuti kegiatan Parlemen Remaja 2015 Novi memiliki tanggapan seputar acara tersebut. Novi menjelaskan tanggapannya sebagai berikut: 34
Hasil wawancara dengan Novita Eka Berlianti siswi SMAN 112 Jakbar. Jumat 01 April 2016, bertempat di Food Hall Kebon Jeruk 35 Hasil wawancara dengan Novita Eka Berlianti siswi SMAN 112 Jakbar. Jumat 01 April 2016, bertempat di Food Hall Kebon Jeruk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
91
“Secara keseluruhan semua udah bagus ya kak dari mulai kita sebagai para peserta sangat diperhatikan oleh tim pelaksana Parlemen Remaja ini..kita diberikan uang saku kak selama disana dan digantikan juga biaya transport kita, karena aku dari Jakarta jadi biaya yang aku keluarkan untuk transport tidak banyak. Namun ada beberapa teman sekolompok ku yang berasal dari luar daerah mereka juga biaya transportnya ditanggung oleh pihak DPR, dari mulai tiket pesawat sampai tiket keretapun kita ditanggung. Menurut aku ditahun berikutnya perlu diadakan kegiatan yang baru lagi, seperti tahun ini kan ada kegiatan baru pertama kali yang diadakan di Parlemen Remaja yaitu kunjungan kerja ke petani. Dan kegiatan ini menurutku sangat positif karena kita bisa lebih mengenal lebih dekat dengan rakyat. Dan menurut aku kuota peserta ditahun yang akan datang kalau bisa ditambahkan kapasitasnya, kan peminat peserta Parlemen Remaja banyak sekali kalo kuota ditambahkan jadi lebih baik kan hehe jd lebih banyak yang bisa mengikuti pengalaman melakukan kegiatan Parlemen Remaja.”36 Untuk melengkapi data selanjutnya peneliti kembali menanyakan hal yang sama kepada satu peserta lain. Peneliti bertanya kepada siswi dari SMAN 84 Jakarta Barat yaitu Intan Moeory Islamiyah. Pertanyaan awal dimulai dari mana Intan mengetahui tentang adanya kegiatan Parlemen Remaja 2015. Kemudia Intan menjelaskan: “Saya mendapatkan kabar tentang Parlemen Remaja dari salah satu guru saya saat mengajar di kelas, lalu ada info juga di mading sekolah. Selang beberapa hari saya membuka websitenya, saya pahami juga persyaratannya. Jadi untuk lulus menjadi Parlemen Remaja 2015 kita harus diseleksi dulu ya, seleksinya menulis essai dan melengkapi CV. Selain itu kita juga harus melengkapi berkas lain, seperti surat keterangan kepala sekolah, surat keterangan bersedia mengikuti acara, lalu seluruh berkas harus dikirim via pos dan e-mail.”37
36
Hasil wawancara dengan Novita Eka Berlianti siswi SMAN 112 Jakbar. Jumat 01 April 2016, bertempat di Food Hall Kebon Jeruk 37 Hasil wawancara dengan Intan Moeory Islamiyah siswi SMAN 84 Jakbar. Minggu 10 April 2016, bertempat di Mcdonald’s Citra Garden Cengkareng
http://digilib.mercubuana.ac.id/
92
Peneliti lalu ingin menggali lebih dalam mengapa Intan tertarik mengikuti Kegiatan Parlemen Remaja 2015. Intan memberikan pernyataan sebagai berikut: “Acara ini bagus, bisa merubah pandangan kita tentang kinerja DPR RI. Kita jadi tahu tentang sistem ketatanegaraan kita. Saya tertarik sekali sih karena waktu masih duduk dibangku SMP juga sudah tahu mengenai kegiatan ini melalui internet, namun harus menunggu waktu dulu beberapa tahun kemudian ketika duduk dibangku SMA baru saya bisa mendaftar menjadi calon peserta Parlemen Remaja.”38 Lalu setelah mengikuti kegiatan Parlemen Remaja 2015 Intan memiliki
tanggapan
seputar
acara
tersebut.
Intan
menjelaskan
tanggapannya sebagai berikut: “Acaranya seru ka, cuma ada yang kurang yaitu kurangnya kegiatan outbond untuk berkenalan satu sama lain karena disini kan pesertanya lumayan banyak ya ada 136 peserta. Mungkin ditahun depan bisa ditambahkan kegiatan outbond hehe karena saat kegiatan kunjungan kerja kita lebih fokus berdiskusi dengan para petani tidak bisa mengobrol banyak dengan peserta lainnya saat itu.” 39 Melihat pernyataan-pernyataan diatas dari dua orang siswi SMA yang mengikuti Kegiatan Parlemen Remaja 2015, dapat ditarik benang merah bahwa kegiatan ini sepertinya diadakan oleh Humas Setjen DPR RI guna meningkatkan kepedulian anak bangsa terhadap DPR RI jangan sampai mereka melihat DPR hanya dari sisi negatif yang ditayangkan oleh media massa.
38
Hasil wawancara dengan Intan Moeory Islamiyah siswi SMAN 84 Jakbar. Minggu 10 April 2016, bertempat di Mcdonald’s Citra Garden Cengkareng 39 Hasil wawancara dengan Intan Moeory Islamiyah siswi SMAN 84 Jakbar. Minggu 10 April 2016, bertempat di Mcdonald’s Citra Garden Cengkareng
http://digilib.mercubuana.ac.id/
93
Peneliti menilik dari berbagai jawaban diatas bahwa Humas Setjen DPR RI telah melakukan evaluasi kegiatan dengan cara mengumpulkan seluruh panitia penyelenggara guna mengumpulkan saran maupun kritik terhadap acara yang telah selesai diselenggarakan. Tabel 4.2 Hasil Penelitian No 1
2
Tahapan Manajemen PR Mendefinisikan masalah atau peluang
Perencanaan dan Pemograman
Hasil Humas Setjen DPR RI mengetahui situasi ataupun opini publik dari hasil survey lembaga masyarakat. Dan humas internal juga melakukan riset dengan cara mapping berita melalui media cetak ataupun online. Riset dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat saat ini terhadap DPR RI. Riset menjadi hal krusial karena mampu memberikan informasi awal yang dibutuhkan untuk merencanakan aksi PR dan memainkan peran penting dalam mengevaluasi sebuah program. Perencanaan Program Parlemen Remaja 1. Pengenalan situasi: -Opini negatif masyarakat mengenai anggota dewan -Citra negatif DPR RI yang terlanjut melekat dimata masyarakat -Terbatasnya pendidikan politik di kalangan remaja saat ini serta ketidakberimbangan informasi politik yang disampaikan oleh media menyebabkan terjadinya disorientasi pemahaman politik 2. Penetapan tujuan: -Kegiatan parlemen remaja itu sebetulnya agenda tahunan yang bertujuan untuk memperkenalkan kepada generasi muda terutama tentang DPR. -Mengenalkan kepada siswa tentang tugas dan peran DPR dalam perwujudan demokrasi di Indonesia. -Memberikan pemahaman tentang politik dan demokrasi kepada siswa. 3. Mendefiniskan khalayak: -Siswa-siswi SMA/SMK/MA alasannya karena
http://digilib.mercubuana.ac.id/
94
4.
5.
6.
3
Tindakan dan Berkomunikasi
1. 2.
3.
mereka sudah memasuki usia memilih, mereka sudah mempunyai hak pilih jadi ketika mereka tahu tentang DPR setidaknya mereka bisa lebih hati-hati jika nanti ingin memilih. Pemilihan media: -Menggunakan media komunikasi eksternal melalui brosur, pamflet, dan website untuk mempublikasikan kegiatan Parlemen Remaja 2015 ini. Perencanaan anggaran: -Biaya untuk seksi perlengkapan -Biaya untuk seksi acara -Biaya untuk seksi kesehatan -Biaya untuk seksi konsumsi -Biaya untuk seksi umum -Biaya untuk seksi transportasi -Biaya untuk seksi keamanan -Biaya untuk seksi publikasi dan dokumentasi -Biaya tak terduga Pengukuran hasil: -Melakukan teknik win win solution dengan technical sebagai penyelenggara harus membentuk tim dengan lintas unit selain bagian humas, ada unit lain yang memang kompeten untuk didalam bidang advokasi, advokasi pendampingan kegiatan yaitu peneliti dan juga unit lain ada persidangan, peneliti, legal draft dan seterusnya. Itu semua dikolaborasi menjadi satu tim kepanitiaan, jadi tidak hanya unit humas tapi juga dibantu unit lain dibawah komando ibu Sekjen sebagai pembina untuk melakukan kolaborasi agar dapat tercapainya tujuan kegiatan kehumasan Parlemen Remaja 2015. -Hasil juga diketahui berdasarkan umpan balik dari peserta yang mengikuti kegiatan parlemen remaja ini, bagaimana antusiasme mereka. Kegiatan Parlemen Remaja ini diadakan 5 hari terhitung dari 25 Oktober sampai 29 Oktober 2015. Hal-hal yang terimplementasi dengan baik yaitu program kegiatan yang disusun sudah sangat baik, dimulai dari persiapan awal teknis acara sampai acara penutupan sudah berjalan sesuai waktu yang ditentukan. Hambatannya ada keterlambatan, lalu adanya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
95
4
4.3
Mengevaluasi
komunikasi yang kurang lancar antara panitia dengan pengurus wisma, sarana dan prasarana seperti sound system yang sudah di set dan terpasang di aula wisma DPR RI Bogor agak sedikit mengalami gangguan, namun gangguan tersebut cepat diatasi oleh seksi acara. 4. Menurut pendapat beberapa orang peserta acara ini harus tetap dilanjutkan karena kalau kita sudah mengenal dunia politik dari sekarang itu akan memberikan manfaat dan stimulan agar kita makin rajin belajar agar kelak ketika kita menjadi penyelenggara negara dimasa yang akan datang, kita bisa mengelola negara dengan baik dan membangun bangsa menjadi lebih besar. 1. Evaluasi dilakukan dengan melibatkan seluruh panitia parlemen remaja 2015. 2. Evaluasi dalam kegiatan-kegiatan itu dari mulai pra seleksi, seleksi, lalu pelaksanaan, dan pemulangan. Apa yang kurang dari kegiatan, kelemahan kegiatan ini apa, kekurangannya apa, itu yang nanti kedepan sebagai perencanaan untuk melaksanakan kegiatan ini kembali ditahun yang akan datang itu proses siklus dari pada kegiatan parlemen remaja.
Pembahasan Hasil pembahasan sesuai dengan yang peneliti dapatkan bahwa dijelaskan
mengenai tujuan dari penelitian ini. Tujuan tersebut untuk mengetahui dan menggambarkan proses Manajemen Public Relations Humas Setjen DPR RI dalam Mengedukasi Program Parlemen Remaja, analisa penelitian ini sampai pada tahap wawancara dengan metode Triangulasi yaitu wawancara pada narasumber mendalam yang disangkut pautkan dengan fokus penelitian yang pertama yaitu: Mendefinisikan masalah atau peluang, perencanaan dan pemprograman, mengambil tindakan dan komunikasi, dan mengevaluasi program, dapat di interpretasikan sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
96
Tugas pertama adalah menyusun semua fakta melalui riset sehingga langkah itu dapat dijelaskan dan dijustifikasi. Langkah selanjutnya adalah merencanakan pengumuman. Proses mencari atau mendefinisikan masalah Public Relations yang terjadi merupakan proses yang dilaksanakan sebelum membuat perencanaan, dimana didalamnya humas membuat identifikasi masalah. Humas Internal Setjen DPR RI tidak dapat membuat rencana yang baik untuk pelaksanaan kegiatan kehumasan Parlemen Remaja apabila tidak mengetahui apa masalah yang terjadi, walaupun kegiatan ini acara rutin yang diselenggarakan Humas karena setiap tahunnya setiap agenda acara dan tema acara berbeda, tema acara didapatkan sesuai dengan masalah yang dialami DPR saat ini untuk mengedukasikannya ke peserta. Oleh karena itu, Humas Setjen DPR RI melakukan riset atau penelitian untuk dapat mengidentifikasi masalah. Permasalahan yang didapat berdasarkan fakta dan data tentang masalah yang terjadi, kemudian mengkaji dan mengidentifikasi sikap yang terlibat baik publik internal maupun pihak eksternal. Berdasarkan hasil wawancara dan data yang diperoleh oleh peneliti, Humas Setjen DPR RI dalam mendefinisikan masalah yaitu ditemukan masalah banyaknya persepsi buruk pada masyarakat mengenai DPR RI. Berita-berita yang berkaitan dengan DPR RI kebanyakan dinilai negatif oleh masyarakat, seperti yang kita ketahui DPR RI memang kerap menjadi cibiran para masyarakat karena berita dari segelintir anggota DPR RI yang menjadi oknum tidak bertanggung jawab. Pada tahap mendefinisikan masalah atau peluang Biro Humas dan Pemberitaan Setjen DPR RI mengetahui situasi yang dihadapi lembaga DPR RI
http://digilib.mercubuana.ac.id/
97
dari hasil survey lembaga masyarakat, media monitoring dan juga tone yang berkembang sejak masa reformasi, program ini menjadi program tahunan karena dianggap sangat efektif dan baik bagi lembaga. Perencanaan strategis dalam PR melibatkan pembuatan keputusan tentang tujuan dan sasaran program, mengidentifikasi publik kunci, menentukan kebijakan atau aturan untuk memandu strategi, dan menentukan strategi. Harus ada kaitan erat antara tujuan program keseluruhan sasaran yang ditentukan untuk masingmasing publik, dan strategi yang dipilih. Poin utamanya adalah bahwa strategi dipilih untuk mencapai hasil tertentu. Setelah melakukan analisis terhadap pihak eksternal, dapat diketahui apa permasalahan yang terjadi dan dengan begitu maka humas dapat membuat perencanaan dan pemrograman strategis yang dapat dilakukan. Dalam perencanaan dan pemrograman tersebut dirumuskan langkah-langkah atau strategi apa yang akan digunakan agar dapat dijalankan secara efektif dan efisien, sehingga tujuan diadakannya program dapat tercapai. Dalam tahap perencanaan dan pemrograman ini harus memberikan gambaran lebih jauh sebelum melaksanakan program tersebut. Humas Setjen DPR RI mempertimbangkan sasaran, strategi yang akan digunakan, anggaran biaya serta evaluasi. Kegiatan yang dibuat oleh Humas adalah merencanakan kegiatan sosialisasi bernama Kegiatan Parlemen Remaja, kegiatan tersebut digunakan untuk mempererat dan mengedukasi para peserta tentang DPR RI lebih dalam lagi tujuannya adalah mendidik siswa-siswi tentang semua pekerjaan yang dijalankan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
98
oleh anggota DPR RI, jadi generasi muda juga wajib peduli dengan dunia politik sejak dini karena kelak merekalah yang memimpin bangsa jangan sampai mereka alergi dengan politik karena pemberitaan negatif tentang DPR RI ataupun lembaga negara lainnya. Pada tahap ini dilakukan selama 1-2 bulan yang mencangkup perencanaan teknis dan substansi. Pelaksanaan kegiatan Parlemen Remaja 2015 ini diselenggarakan dari tanggal 25 Oktober sampai 29 Oktober 2015. Peserta berjumlah 136 yang berasal dari perwakilan tiap provinsi yang ada di Indonesia. Setelah program disusun dalam sebuah perencanaan, maka kini Humas Setjen DPR RI dapat mengkomunikasikan program tersebut sebaik mungkin dalam rangka mengimplementasikan kegiatan yang telah direncanakan. Praktisi PR harus membingkai pesan mereka agar menjadi pesan yang bernilai berita, berdasarkan standar apa pun (dan karenanya praktisi harus mengenal media dan awak medianya). Pesan juga harus dapat dipahami, tidak rumit, bebas dari jargon dan mudah ditangkap. Pesan harus mengandung topic dan bersifat lokal agar audien tertarik dengan informasi yang dekat dengan mereka. Tetapi, yang terpenting adalah pesan harus dapat ditindaklanjuti segara. Pesan harus saling menguntungkan sebagaimana halnya strategi aksi. Isi pesan harus disusun sedemikian rupa sehingga informasinya menjawab pertanyaan audien, merespons kepentingan dan perhatian audien, dan memberdayakan audien untuk bertindak berdasarkan kepentingan dan perhatian mereka. Pada tahap ini Biro Humas dan Pemberitaan Setjen DPR RI dibantu oleh tim peneliti, persiapan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
99
persidangan dan tim Universitas Indonesia. Selama enam hari diisi dengan kegiatan seperti olahraga, dinamika kelompok, pagelaran budaya, seminar, pembuatan rancangan undang-undang, simulasi sidang serta rekreasi yang diliput oleh beberapa media. Pesan yang ingin disampaikan pada para peserta Kegiatan Parlemen Remaja 2015 adalah bahwa secara regenerasi tim panitia sebagai pemyelenggara berharap bahwa inilah generasi muda kedepan bahwa kelak kepemimpinan berada dipundak mereka sebagai cikal bakal dari generasi penerus bangsa yang akan meneruskan kepemimpinan nasional oleh karenanya itu saja konsen kami bahwa kedepan itu parlemen harus lebih baik, lebih baik lagi sebagai generasi penerus bangsa. Karena kedepannya semua sistem tata pemerintahan ini ditentukan oleh mereka semua. Media yang digunakan untuk mendukung kegiatan ini adalah para peserta yang telah mengikuti kegiatan Parlemen Remaja 2015 itu sendiri dengan memberikan informasi dan menjadi contoh kepada yang lainnya berdasarkan pengetahuan yang mereka punya untuk diajarkan kepada yang lainnya baik teman, keluarga ataupun masyarakat sekitar. Selain itu media komunikasi yang digunakan adalah dengan menggunakan media komunikasi eksternal melalui brosur, pamflet, radio, liputan di televisi swasta dan website untuk mempublikasikan kegiatan Parlemen Remaja 2015 ini. Kegiatan Parlemen Remaja 2015 diadakan dari tanggal 25 Oktober sampai 29 Oktober, 3 hari pertama peserta di karantina di Wisma Kopo DPR RI Bogor
http://digilib.mercubuana.ac.id/
100
dan 2 hari kemudian peserta berada di Gedung Parlemen DPR RI untuk melakukan rangkaian kegiatan selanjutnya. Semua kegiatan kehumasan Parlemen Remaja ini adalah tanggung jawab Biro Humas dan Pemberitaan Setjen DPR RI beserta jajarannya dari awal hingga akhir kegiatan diselenggarakan. Saat berjalannya kegiatan ini, Humas Setjen DPR RI juga bekerja sama dengan salah satu televisi swasta sehingga dari mulai hari pertawa awal acara hingga hari terakhir diliput oleh pihak televisi tersebut. Setelah melakukan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan sesuai dari pada fokus penelitian evaluasi atau control juga menjadi hal yang tidak tertinggal dalam penelitian. Evaluasi yang dilakukan oleh Humas Setjen DPR RI yaitu melakukan pengawasan secara rutin dan terus menerus serta memonitor setiap kegiatan yang telah dilakukan atau pada saat kegiatan. Evaluasi dilakukan Humas Setjen DPR RI agar dapat mengetahui efektivitas kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Humas Setjen DPR RI melakukan evaluasi dengan cara, mengevaluasi rangkaian kegiatan Parlemen Remaja 2015 dari mulai pra seleksi, seleksi, lalu pelaksanaan, dan pemulangan. Apa yang kurang dari kegiatan, kelemahan kegiatan ini apa, kekurangannya apa, itulah yang nanti kedepannya akan dijadikan sebagai perencanaan untuk melaksanakan kegiatan ini kembali ditahun yang akan datang itu merupakan proses siklus dari kegiatan parlemen remaja. Evaluasi dilakukan dengan melibatkan seluruh staf pelaksana parlemen remaja 2015. Beberapa hal yang tentunya menjadi bahan evaluasi diantaranya adalah lokasi acara dan rangkaian kegiatan serta tugas panitia satu sama lain. Dalam melakukan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
101
evaluasi mereka lakukan secara terus menerus dan dari sisi pengawasan dilakukan secara rutin dan memonitor. Beberapa hal yang menjadi bahan evaluasi yaitu tentang beberapa kendala yang terjadi saat acara berlangsung. Kendala-kendala tersebut akan dibahas saat evaluasi guna untuk memperbaiki ditahun berikutnya agar tidak terjadi kendala yang sama. Evaluasi yang dilakukan menghasilkan ide dan masukan untuk mencari materi dan segala yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan ditahun berikutnya. Menurut Bapak Ade Effendi selaku Kasubag Humas Setjen DPR RI yang menjadi penyelenggara acara, menyimpulkan bahwa kegiatan Parlemen Remaja 2015 yang telah dilaksanakan sudah berhasil karena jadwal kegiatan telah terlaksana dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, antusias para peserta cukup tinggi untuk mengikuti kegiatan Parlemen Remaja ini dan narasumber-narasumber yang mengisi pembekalan materi untuk para peserta Parlemen Remaja semuanya hadir tanpa ada yang absen. Tetapi hal tersebut berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh Ibu Dewi Maheswari selaku seksi acara, berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan bahwa 80% cukup menggambarkan keberhasilan program Parlemen Remaja 2015. Hanya saja kendala-kendala yang terjadi seperti yang dipaparkan oleh tim panita seharusnya bisa diantisipasi lebih awal mengingat kendala yang terjadi merupakan persoalanpersoalan yang bersifat teknis.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
102
Untuk memperoleh perspektif lain dalam evaluasi kegiatan ini, peneliti menggali dari sisi peserta yang telah mengikuti kegiatan Parlemen Remaja 2015. Menurut Novita Eka Berlianti Siswi SMAN 112 Jakarta Barat, dia menyimpulkan bahwa kegiatan Parlemen Remaja 2015 secara keseluruhan sudah bagus, dan sebagai peserta ia merasa sangat diperhatikan oleh tim pelaksana Parlemen Remaja. Dari penjelasan yang peserta ini jabarkan memang seluruh peserta diberikan uang saku selama mengikuti kegiatan ini serta digantikan juga seluruh biaya transportasi pulang dan pergi. Dari kegiatan ini peserta bisa mengenal lebih dalam tentang DPR dan kegiatan yang dilakukan anggota DPR RI. Dia memberi masukan bahwa seharusnya kuota peserta ditahun yang akan datang harus ditambahkan kapasitasnya, karena peminat peserta yang ingin mengikuti kegiatan ini banyak sekali jika kuota ditambahkan jadi lebih banyak yang bisa mengikuti pengalam melakukan kegiatan Parlemen Remaja ini. Lalu Intan Moeory Islamiyah siswi dari SMAN 84 Jakbar juga memberi pendapat bahwa kegiatan Parlemen Remaja sangat bagus, karena bisa merubah pandangan kita tentang kinerja DPR RI dan jadi tahu mengenai sistem ketatanegaraan. Namun terdapat kekurangan yaitu kurangnya kegiatan outbond untuk berkenalan satu sama lain karena jumlah peserta cukup banyak ada 136 peserta. Simpulan pada tahap mendefinisikan masalah atau peluang analisis situasi yang dilakukan sudah tepat, namun proses riset dalam program Parlemen Remaja sendiri sangat sederhana karena hanya sebatas diskusi sehingga akhirnya dijadikan kegiatan tahunan. Tahap perencanaan dan pemprograman, Biro Humas dan Pemberitaan Setjen DPR RI melakukan perencanaan dengan baik. Program ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/
103
dirancang dengan tujuan memberikan pemahaman politik dan demokrasi, mengenalkan tentang tugas dan peran DPR, dan melahirkan generasi penerus bangsa. Tahap mengambil tindakan dan berkomunikasi dilakukan dengan baik dengan berkoordinasi kepada berbagai pihak yang terkait dan bekerjasama dengan beberapa stasiun televisi. Tahap evaluasi belum terlaksana dengan baik karena proses evaluasi hanya dilakukan melalui evaluasi panitia pelaksana.
http://digilib.mercubuana.ac.id/