BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 4.1.1
Persiapan Demi terlaksananya proses penelitian dengan lancar dan sesuai
dengan tujuan penelitian, maka penulis mempersiapkan segala hal yang dirasa perlu, antara lain persiapan secara materi, yaitu perlengkapanperlengkapan pendukung baik selama proses wawancara maupun observasi. Persiapan lain yang disiapkan oleh penulis adalah persiapan mental, persiapan ini dilakukan karena penulis merupakan instrumen kunci dalam penelitian ini. Dalam penelitian kualitatif, penulis merupakan instrumen peneliti/alat pengumpulan data utama. Sebelum melakukan penelitian di SMK Diponegoro Salatiga penulis membuat surat ijin terlebih dahulu ke TU fkip dan ditanda tangani oleh Dekan FKIP. Setelah mendapat surat perijinan untuk melakukan penelitian pada tanggal 30 April 2012, lalu surat ijin kemudian penulis serahkan langsung kepada guru pembimbing SMK Diponegoro Salatiga dan diterima. Kemudian pada tanggal 7 Mei 2012 penulis menghadap Kurikulum di SMK Dipnegoro dan mendapat
persetujuan secara lisan.
4.1.2 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan sebelum penulis mencari informasi tentang kelas mana yang banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar, penulis melakukan wawancara terhadap guru pembimbing. Setelah melakukan wawancara terhadap guru pembimbing maka telah memperoleh hasil siswa yang mengalami kesulitan belajar. Awal mula bisa menentukan kelas yang siswanya banyak mengalami kesulitan belajar melalui dokumen tertulis atau hasil dari prestasi siswa. Dari nilai siswa yang rendah tersebut dapat dikategorikan sebagai siswa yang mengalami kesulitan belajar. Selain dengan menggunakan hasil belajar siswa/prestasi siswa, penulis juga menggunakan angket dalam menentukan siswa yang mengalami kesulitan belajar. Pembagian dan pengisian angket menggunakan jam-jam kosong dan menggunakan jam guru pembimbing tersebut. 1. Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapat informasi secara langsung dari informan, sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya. Data yang di kumpulkan dari wawancara merupakan data primer bagi penulis untuk melakukan observasi. Wawancara dilakukan pada 10 Mei 2012 pada pukul 10.00 di ruang BK. Wawancara dilakukan dengan guru pembimbing di
SMK Diponegoro Salatiga. Penulis menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan untuk melakukan wawancara tersebut. 4.2. HASIL PENELITIAN 4.2.1
Catatan Lapangan Penulis membuat catatan lapangan dalam bentuk verbatim
wawancara. Verbatim wawancara merupakan data mentah yang sudah diproses sebagiannya dalam bentuk transkripsi wawancara, atau dapat dikatakan memberi catatan pada orang yang diwawancarai dalam bentuk transkrip. 4.2.2
Reduksi Data Reduksi data merupakan proses meringkas data yang dilakukan
dengan membuat abstraksi rangkuman inti, proses-proses dan pertanyaan dengan tetap menjaga taat asas. Penulis membuat transkrip data rekaman dari handphone tanpa mengubah kata serta merubah makna dari petanyaan tersebut. Penulis kemudian mempelajari secara teliti dan cermat seluruh data yang sudah terkumpul untuk membuat deskripsi wawancara. Yang dapat dibaca pada tabel dibawah ini: Tabel Hasil Wawancara
!
"
# $
%
&
" '
(
)
) " *
"
+
"
-
, .
)
, /
)
,
4.2.3
Interpretasi Data Hasil wawancara dari guru pembimbing SMK Diponegoro Salatiga
mendapatkan informasi tentang kelas yang siswanya banyak mengalami kesulitan belajar yaitu kelas XI A, kelas XI D dan kelas XI E. Dan hasil dari wawancara dan berdasarkan dokumen tertulis adalah sebagai berikut : 1. Subjek I Wawancara dengan guru pembimbing di SMK Diponegoro Salatiga yang dilakukan pada pukul 10.00, pada 10 Mei 2012. Wawancara tersebut dilakukan saat guru pembimbing usai mengajar untuk memberikan bimbingan belajar kepada siswa SMK Diponegoro. Setelah selesai memberikan bimbingan belajar guru pembimbing yang sedang beristirahat dikantor, penulis mendatangi untuk melakukan wawancara guna mengetahui upaya-upaya apa saja yang telah dilakukan guru pembimbing dalam mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar. 2. Subjek II
a. Berdasarkan dokumen tertulis dari data yang telah diperoleh penulis dengan nilai mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris dan Akutansi. Nilai yang telah diperoleh telah di persentasikan kepada penulis untuk memulai penulis melakukan penelitian.
Tabel 4.1 Persentasi Mata Pelajaran Matematika Kelas Jumlah Siswa Tuntas Belum Tuntas XI A XI D XI E
32 30 31
15 4 8
17 26 23
Persentase Belum Tuntas 53.10% 86.60% 74.10%
Tabel 4.1 Persentasi Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas Jumlah Siswa Tuntas Belum Tuntas XI A XI D XI E
32 30 31
12 6 4
20 24 28
Persentase Belum Tuntas 62.50% 80.00% 90.30%
Tabel 4.1 Persentasi Mata Pelajaran Akuntansi
Kelas Jumlah Siswa Tuntas Belum Tuntas XI A XI D XI E
32 30 31
12 15 4
20 17 28
Presentase Belum Tuntas 62.50% 56.60% 90.30%
b. Berdasarkan hasil dari angket yang telah diisi oleh siswa SMK Diponegoro Salatiga maka penulis dapat mengolah instrumentinstrument tersebut dan dirangkum dalam sebuah tabel sebagai berikut :
4.3. PEMBAHASAN 1. Mengenali Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar Dari hasil wawancara diperoleh hasil bahwa usaha yang dilakukan guru Pembimbing dalam mengenali siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah melihat hasil dari nilai siswa, melakukan bimbingan klasikal untuk mengetahui siswa yang mengalami kesulitan belajar. Hal ini didukung hasil wawancara dengan beberapa siswa yang mengatakan bahwa usaha guru pembimbing untuk mengenali siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah dengan melakukan bimbingan klasikal 2. Latar Belakang Kesulitan Belajar Berdasarkan hasil wawancara diperoleh gambaran bahwa faktor-faktor yang melatarbelakangi kesulitan belajar siswa antara lain: faktor intern, faktor
keluarga, faktor suasana di kelas dan teman pergaulan. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan beberapa siswa yang mengatakan bahwa faktor-faktor yang melatar belakangi siswa yang mengalami kesulitan belajar tidak hanya dari diri sendir tetapi juga faktor dari keluarga, suasana dikelas maupun teman pergaulan siswa tersebut.
3. Mengelompokkan Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar Berdasarkan hasil wawancara diperoleh gambaran bahwa usaha yang dilakukan guru pembimbing adalah mengelompokkan siswa secara acak agar mampu menyesuaikan diri dengan temannya. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan beberapa siswa yang mengatakan bahwa usaha yang dilakukan guru pembimbing dalam membuat kelompok secara acak agar siswa yang mengalami kesulitan belajar tidak jadi satu agar mampu menyesuaikan diri dengan teman yang lainnya. 4. Waktu Pelaksanaan Bimbingan Belajar Berdasarkan hasil wawancara diperoleh gambaran bahwa usaha guru pembimbing dalam menentukan waktu bimbingan belajar adalah bimbingan belajar dilakukan setiap minggu pada gari senin, kamis, jumat dan sabtu. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan beberapa siswa yang mengatakan bahwa waktu yang diberikan guru pembimbing dalam membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar pada hari senin, kamis, jumat dan sabtu.
5. Membimbing Siswa yang mengalami Kesulitan Belajar Berdasarkan hasil wawancara diperoleh gambaran bahwa usaha yang dilakukan guru pembimbing dalam membimbing siswa yang mengalamai kesulitan belajar adalah memberi materi pelajaran sekaligus memberi tips tentang belajar yang efisien, memberi tambahan jam setiap harri minimal 1 jam. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan beberapa siswa yang mengatakan bahwa siswa diberikan cara belajar yang efisien agar terbantu dalam belajar dan memberikan tips dalam 1 hari belajar selama 1 jam. 6. Tehnik dan Pendekatan yang dilakukan Guru Pembimbing Berdasarkan hasil wawancara diperoleh gambaran bahwa usaha yang dilakukan guru pembimbing dalam menentukan teknik dan pendekatan dalam membimbing adalah melakukan konseling kelompok. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan beberapa siswa yang mengatakan bahwa bahwa upaya yang dilakukan guru pembimbing dalam membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar menggunakan teknik atau pendekatan melalui konseling kelompok. 7. Cara Menilai Keberhasilan atau Kegagalan Bimbingan Bagi Siswa Berdasarkan hasil wawancara diperoleh gambaran bahwa cara menilai keberhasilan siswa adalah dilihat dari hasil prestasi siswa. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan beberapa siswa yang mengatakan bahwa dalam menilai keberhasilan siswa dapat dilihat dari hasil belajar atau hasil dari nilai prestasi belajar siswa.
8. Langkah-langkah yang dilakukan Guru Pembimbing Jika Usahanya Kurang Berhasil Berdasarkan hasil wawancara diperoleh gambaran bahwa langkahlangkah yang dilakukan adalah membuatkan jadwal kegiatan belajar siswa di rumah dan jam kosong di sekolah. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan beberapa siswa yang mengatakan bahwa usaha guru pembimbing dalam memberikan bimbingan mengalami kegagalan atau kurang berhasil dengan menggunakan membuat jadwal belajar di rumah dan pada saat jam pelajaran kosong. 9. Kesulitan dalam Mata Pelajaran Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh mendapat gambaran bahwa kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam pelajaran Matematika, bahasa Inggris dan Akuntansi. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan beberapa siswa yang mengatakan bahwa siswa yang mengalami kesulitan dibidang atau mata pelajaran Matematika, Bahas Inggris dan Akuntansi. 10. Usaha Guru Pembimbing Menolong Siswa Berdasarkan hasil wawancara diperoleh gambaran bahwa usaha guru pembimbing dalam mendorong siswa adalah dengan cara memberi semangat dan memotivasi siswa. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan beberapa siswa yang mengatakan bahwa guru pembimbing memeberi semangat dalam belajar dan memotivasi siswa.
11. Orang-orang yang dilibatkan dalam Menolong Kesulitan Belajar Siswa Berdasrkan hasil wawancara diperoleh gambaran bahwa yang dilibatkan dalam menolong siswa adalah kepala sekolah, wali kelas, guruguru mata pelajaran dan osis. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan beberapa siswa yang mengatakan bahwa yang dilibatkan oleh guru pembimbing dalam menangani siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah kepala sekolah, wali kelas, gur mata pelajaran maupun osis. 12. Hambbatan-hambatan yang dihadapi dalam menolong siswa yang mengalami kesulitan belajar Berdasarkan hasil wawancara diperoleh hasil bahwa hambatan yang dialami oleh guru pembimbing adalah siswa malas, acuh tak acuh dan mementingkan bermain dari pada belajar. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan beberapa siswa yang mengatakan bahwa kesulitan yang dialami guru pembimbing dalam memberi bimbingan terhadap siswa adalah kurang kesadarannya siswa dalam mengikuti bimbingan tersebut, malas dan acuh tak acuh dengan usaha yang telah dilakukan oleh guru pembimbing tersebut.