BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kondisi Awal 4.1.1 Kegiatan Supervisi Dalam setiap tahun pelajaran Kepala SD Negeri Guntur 1 Kecamatan Guntur
Kabupaten Demak
membuat program supervisi akademik. Namun dalam pelaksanaanya terkadang tidak sesuai dengan rencana yang telah dibuat, hal ini dikarenakan berbagai tugas lain yang bersifat insidentil dan bersifat segera. Pada tahun
pelajaran
2015/2016
pada
semester
1
pelaksanaan supervisi akademik hanya menggunakan teknik kunjungan kelas. Penggunaan teknik observasi kelas belum pernah dilaksanakan. Hal ini sebagai pertimbangan peneliti untuk melakukan penelitian tentang supervisi akademik dengan teknik observasi kelas di SD Negeri Guntur 1 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan guru kelas dalam pembelajaran guna meningkatkan kualitas guru dalam menyusun rencana pembelajara, perilaku guru pembelajaran, perilaku pembelajaran
siswa,
iklim
pembelajaran,
materi
embelajaran dan media pembelajaran kelas di tingkat awal sekolah.
113
114
4.1.2 Kualitas Pembelajaran Guru Dalam meningkatkan mutu pendidikan jelas kualitas
guru
sebagai
ujung
tombak
dalam
mewujudkan cita – cita bangsa, yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa.
keterampilan
guru
Kualitas
guru
dalam
terlihat
menyusun
dalam rencana
pembelajaran serta melaksanakan pembelajaran di kelas. Manajemen kelas merupakan otoritas bagi guru kelas, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai penilaian. Indikator dalam pelaksanaan pembelajaran tematik setidaknya terlihat dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah
terlihat dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan pengelolaan pembelajaran di kelas seperti silabus, dokumen RPP kurang maksimal di
persiapkan
serta
akan
mempengaruhi
proses
pembelajaran di kelas.
4.2 Pelaksanaan penelitian 4.2.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tindakan ini dilakukan di SD Negeri Guntur 1 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak. Pelaksanaan penelitian 11 Januari 2016 sampai 26 Maret
2016.
penelitian
Dari
tersebut
rentang untuk
waktu
pelaksanaan
pelaksanaan
tindakan
sebagai berikut, tindakan pertama berlangsung dari 11 Januari 2016 sampai dengan 13 Februari 2016, tindakan kedua 15 Februari 2016 sampai 27 Februari
115
2016, tindakan ketiga 29 Februari 2016 sampai 26 Maret 2016 4.2.2 Perencanaan Penelitian Tindakan diawali dengan kegiatan perencanaan, dalam
perencanaan
diawali
dengan
ada
beberapa kegiatan yang
penyusunan
proposal
penelitian,
mengajukan ijin penelitian kepada Kepala Sekolah SD Negeri
Guntur
1
Kecamatan
Guntur
Kabupaten
Demak dan Kepala UPT Dinpendik Kecamatan Guntur selaku pejabat yang memiliki kewenangan atas tempat dimana penelitian akan dilaksanakan. Dalam kegiatan ini peneliti juga menyusun instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian dan
menyusun
program
supervisi.
Peneliti
juga
melakukan pengumpulan data awal berupa kualitas guru
mengajar
indikator
dengan
kualitas
memperhatikan
pembelajaran
guru
beberapa dan
hasil
supervisi oleh kepala sekolah sebelumnya. Dokumen data awal yang diperoleh akan digunakan sebagai pembanding
dengan
hasil
penelitian
yang
akan
dilaksanakan. 4.2.3 Pelaksanaan Dalam penelitian ini, peneliti melakukan dua kali tindakan dan setiap tindakan mencakup empat tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pengamatan, tahap refleksi dan tindak lanjut, dan diakhiri dengan refleksi umum setelah satu putaran.
116
4.2.3.1 Tindakan 1 1. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan dalam tindakan pertama peneliti
menentukan
sasaran
guru
yang
akan
diobservasi, yaitu guru kelas 1, guru kelas 2, dan guru kelas 3 yang akan disupervisi dengan teknik observasi oleh Kepala Sekolah. Peneliti juga menentukan jadwal supervisi serta mengadakan sosialisasi kepada guruguru sasaran. Supervisi yang akan dilaksanakan dalam waktu dua bulan mendatang. Dalam sosialisasi di sampaikan tentang tujuan supervisi melalui teknik observasi serta harapan pencapaian hasil supervisi dari satu tindakan ke tindakan berikutnya. Selain itu juga
disampaikan
dengan
teknik
teknik
observasi
pelaksanaan
supervisi
kelas.
tindakan
Pada
pertama, jadwal pelaksanaan supervisi disampaikan hari
dan
perangkat
tanggalnya,
agar
pembelajaran
guru
mempersiapkan
terutama
rencana
pelaksanaan pembelajaran. 2. Tahap Pengamatan Pada tahap pengamatan kepala sekolah sebagai observer pembelajaran melakukan pengamatan dikelas sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Observer datang ke kelas secara wajar tanpa mengganggu proses pembelajaran. Selama pengamatan observer mengambil tempat di dalam kelas yang tidak menjadi pusat siswa dan selama proses pembelajaran observer mencatat dengan tidak menimbulkan prasangka guru.
117
Peneliti melakukan pengamatan pelaksanaan dari awal kegiatan
pembelajaran
dimulai
sampai
kegiatan
berakhir dalam satu pertemuan. Selama pengamatan supervisor menggunakan instrumen pengamatan kegiatan belajar mengajar untuk mencatat segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Instrumen pengamatan yang digunakan oleh supervisor adalah lembar
pengamatan
perilaku
guru
dalam
pembelajaran. Ada tujuh indicator dalam pengamatan perilaku pembelajaran oleh guru antara lain: 1) guru membuka pembelajaran, keterampilan guru dalam membuka pelajaran; 2) menyampaikan bahan ajar tematik, keterampilan menjelaskan; 3) mengelola kelas dan mengkondisikan siswa dalam pembelajaran atau keterampilan mengelola kelas; 4) mengadakan variasi dalam pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran atau keterampilan mengadakan variasi serta
keterampilan
bertanya
dan
menjawab;
5)
membimbing siswa dalam diskusi dan menyampaikan hasil
diskusi
membimbing melakukan memberikan
kelompok
diskusi tanya latihan
atau
kelompok
keterampilan
kecil;
6)
guru
jawab
dengan
siswa
dan
soal
tentang
materi
atau
keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan; 7) guru
menutup
pembelajaran
atau
keterampilan
menutup pelajaran. Lembar
pengamatan
perilaku
siswa
menggunakan enam indicator pengamatan meliputi 1)
118
mempersiapkan
diri
anak
untuk
menerima
pembelajaran; 2) mempehatikan penjelasan dari guru; 3)
melaksanakan
diskusi
dalam
mempresentasikan hasil diskusi; 5)
kelompok;
4)
bertanya dan
menjawab pertanyaan; 6) menyimpulkan pembelajaran dan mengerjakan soal evaluasi. Lembar pengamatan iklim pembelajaran terdiri dua indicator pengamatan yaitu 1) suasana kelas yang kondusif; 2) perwujudan nilai ketauladanan, prakarsa, dan kreativitas guru. lembar pengamatan materi pembelajaran ada tiga
indicator
yaitu
1)
ada
kesimbangan
antara
keluasan dan kedalaman materi dengan waktu yang tersedia;
2)
materi
pembelajaran
disusun
secara
sistematis dan kontekstual sesuai tema; 3) dapat menarik manfaat yang optimal dari perkembangan dan kemajuan bidang ilmu, teknologi, dan seni. Adapun
untuk
lembar
pengamatan
media
pembelajaran yang dipakai oleh guru di kelas, antara lain ada tiga indicator yaitu 1) media pembelajaran sesuai
dengan
tujuan
pembelajaran;
2)
media
pembelajaran mendukung isi materi pembelajaran; 3) media pembelajaran dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna. Selain itu supervisor juga menggunakan lembar catatan pengamatan, hal tersebut dilakukan sebagai pelengkap pengumpulan data yang diperoleh dengan instrumen serta bukti pelaksanaan supervisi.
119
Dalam tindakan pertama ini pengamatan proses pembelajaran berlangsung di lima kelas yaitu hari Selasa, 3 Maret 2016 kelas 3A dan tanggal 5 Maret 2016 di kelas 3B dengan tema yang sama yaitu Energi dan Perubahannya. Hari Senin, 9 Maret 2016 di kelas 1 dengan tema Benda, Hewan dan Tanaman di Sekitar.
Hari Rabu, 11 Maret 2016 di kelas 2A dan
Kamis, 12 Maret 2016 di kelas 2B dengan tema merawat hewan dan Tumbuhan. Kegiatan pengamatan, peneliti menggunakan instrumen pengamatan yang telah dibuat oleh peneliti. Peneliti menggunakan lima instrumen observasi yaitu observasi perilaku guru dalam pembelajaran tematik, observasi perilaku siswa dalam pembelajaran tematik, observasi
iklim
pembelajaran,
pembelajaran,
dan
observasi
observasi
media
materi
pembelajaran
tematik. Lima instrumen tersebut digunakan untuk lima guru yang disupervisi. Kondisi
kelas
selama
kegiatan
supervisi
dilaksanakan di lima kelas tersebut secara umum proses pembelajaran berjalan lancar dalam arti siswa tidak terganggu dengan kedatangan supervisor di kelas. Hal ini berbeda dengan kondisi guru yang grogi saat di tunggui supervisor. 3. Tahap Refleksi Refleksi dari supervisi kelas dilakukan setiap selesai pengamatan di kelas, yaitu setelah kegiatan pengamatan selesai maka guru yang disupervisi dan
120
supervisor mengadakan pertemuan pada hari itu juga untuk
bersama-sama
mengevaluasi
pelaksanaan
proses pembelajaran. Pertemuan dilaksanakan setelah jam KBM selesai agar tidak mengganggu guru dalam melaksanakan tugasnya pada hari itu. Refleksi dilakukan bersama antara guru dan supervisor dengan cara mengamati rekaman proses pembelajaran yaitu lembar catatan peneliti. Setelah mencermati lembar catatan peneliti, guru diharapkan dapat mengevaluasi dirinya sendiri. Hasil
refleksi
tindakan
pertama
didapatkan
beberapa kekurangan baik pada penyusunan rencana pembelajaran pembelajaran,
maupun
pada
diantaranya
pelaksanaan
adalah
perilaku
proses guru
dalam membangkitkan motivasi belajar siswa, perilaku siswa dalam mempersiapkan diri untuk menerima pembelajaran, iklim maupun suasana pembelajaran di kelas, materi pembelajaran dan media pembelajaran yang kurang dalam mengantarkan pembelajaran yang efektif. Kegiatan
lain
adalah
pengamatan
dalam
penyusunan RPP dengan memperhatikan pendekatan saintifik dengan tujuan agar semua guru mempunyai persepsi yang sama dalam penyusunan RPP dengan pendekatan saintifik, sehingga diharapkan guru dalam memperbaiki kegiatan pembelajaran pada tindakan kedua akan mempunyai persepsi yang sama.
121
4.2.3.2 Tindakan II 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan dalam tindakan kedua peneliti menyusun
ulang
mempersiapkan dikarenakan
jadwal
instrumen
ada
observasi
pengamatan,
perubahan
jadwal
serta hal
dari
ini yang
disepakati sebelumnya, sehubungan adanya tryout ujian
sekolah
tingkat
kabupaten,
selanjutnya
menyampaikan jadwal kegiatan supervisi yang akan dilaksanakan
pada
tahap
kedua
kepada
kepala
sekolah. 2. Tahap Pengamatan Dalam pengamatan yang kedua ini peneliti selaku supervisor melakukan kunjungan kelas sesuai jadwal yang sudah disepakati. Seperti pada tindakan pertama
supervisor
melakukan
pengamatan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dari awal kegiatan dimulai
sampai
kegiatan
berakhir
dalam
satu
pertemuan. Seperti
pada
tindakan
sebelumnya
selama
pengamatan supervisor menggunakan lima instrumen observasi yaitu tujuh indicator untuk lembar observasi perilaku guru dalam pembelajaran tematik, enam indicator dalam lembar observasi
perilaku siswa
dalam pembelajaran tematik, dua indicator dalam lembar observasi iklim pembelajaran, tiga indicator dalam lembar observasi materi pembelajaran, dan tiga
122
indicator dalam lembar observasi media pembelajaran tematik. Pelaksanaan pembelajaran KBM pada tindakan kedua penelitian berlangsung lima kali dilima kegiatan pembelajaran.
Adapun
guru
yang
mendapatkan
supervisi adalah di kelas 3A hari Senin, 4 April 2016 dan tanggal 5 April 2016 di kelas 3B dengan tema yang sama yaitu Energi dan Perubahannya. Hari Senin, 11 April 2016 di kelas 1 dengan tema Benda, Hewan dan Tanaman di Sekitar. Hari Rabu, 13 April 2016 di kelas 2A dan Kamis, 14 April 2016 di kelas 2B dengan tema Merawat Hewan dan Tumbuhan. Kegiatan supervisi kelas tahap kedua yang dilaksanakan di lima kelas tersebut terlihat sudah berjalan normal dalam arti sudah mulai terbiasa dan akrab dengan kehadiran supervisor di dalam kelas. Gurupun sudah mulai terbiasa dengan kehadiran supervisor,
guru
menyampaikan supervisor.
tidak
canggung
pembelajaran
Penggunaan
media
lagi
selama
dalam ditunggu
pembelajaran
dan
instrument penilaian sudah terlaksana. 3. Tahap Refleksi Seperti pada tindakan pertama Refleksi dari supervisi kelas dilakukan setiap selesai pengamatan di kelas, yaitu setelah kegiatan pengamatan selesai maka guru yang disupervisi dan supervisor mengadakan pertemuan pada hari itu juga untuk bersama-sama mengevaluasi
pelaksanaan
proses
pembelajaran.
123
Pertemuan dilaksanakan setelah jam KBM selesai agar tidak
mengganggu
guru
dalam
melaksanakan
tugasnya pada hari itu. Refleksi dilakukan bersama antara guru dan supervisor dengan cara mengamati rekaman proses pembelajaran yaitu lembar catatan peneliti. Setelah mencermati lembar catatan peneliti, guru diharapkan dapat mengevaluasi dirinya sendiri dengan. 4.2.4 Pengumpulan data Dalam
penelitian
ini
data
tentang
hasil
penelitian diperoleh antara lain dari haasil penilaian dokumen perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru untuk dilaksanakan dalam proses kegiatan pembelajaran
yang
akan
diamati
pelaksanaanya.
Selain itu juga data lain adalah data hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran oleh supervisor serta hasil wawancara dengan kepala sekolah.
4.3 Hasil Analisis 4.3.1 Hasil Perencanaan Perencanaan adalah awal dari sebuah proses, berhasil tidaknya suatu kegiatan atau proses banyak bergantung pada perencanaannya. Begitupun dengan kegiatan penelitian yang akan peneliti lakukan. Dalam kegiatan perencanaan ini antara lain dihasilkan kisikisi penelitian, yang berfungsi untuk memberi arah langkah-langkah atau tahapan yang harus dilalui dalam pelaksanaan penelitian. Selain itu beberapa
124
instrumen yang digunakan untuk membantu dalam pengumpulan pengamatan
data,
diantaranya
instrumen
RPP, pengamatan proses pelaksanaan
pembelajaran yang meliputi perilaku pembelajaran guru, perilaku belajar siswa, iklim pembelajaran, materi pembelajaran dan media pembelajaran,serta panduan wawancara dengan kepala sekolah. Hasil lain adalah tersusunnya program supervisi melalui teknik observasi dan data pendukung awal berupa dokumen hasil supervisi sebelumnya dari kepala sekolah Perangkat-perangkat tersebut di atas sangat membantu
peneliti
dalam
melakukan
penelitian
sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan suatu kegiatan
sangat
bergantung
pada
kesiapan
perencanaan yang dibuat. 4.3.2 Hasil Tindakan 1. Tindakan 1 Pada tindakan pertama, yaitu meliputi tahap pengamatan
dokumen
rencana
pelaksanaan
pembelajaran, serta pengamatan pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran, pada saat tahap refleksi. Tindakan ini dikenakan pada lima orang guru yang menjadi sasaran supervisi pembelajaran tematik. Hasil pengamatan dituangkan dalam bentuk skor kualitatif. Hasil yang diperoleh dari pengamatan RPP dan proses kegiatan pembelajaran pada tindakan pertama adalah sebagai berikut:
125
Tabel 11: Hasil pengamatan Supervisi Pembelajaran Tindakan I Nilai Pengamatan KBM
No
Su bye k
Nilai RPP
Perilaku Siswa
Perilaku Guru
Iklim
Materi
RERA TA
Media
Skor
Nilai
Skor
Nilai
Skor
Nilai
Skor
Nilai
Skor
Nilai
Skor
Nilai
1
SK
43
55.1
16
57.1
6
25.0
6
75.0
6
50.0
8
66.7
54.8
2
EM
36
46.2
17
60.7
9
37.5
4
50.0
5
41.7
6
50.0
48.0
3
MS
53
67.9
19
67.9
11
45.8
5
62.5
7
58.3
7
58.3
58.6
4
NH
55
70.5
20
71.4
15
62.5
7
87.5
9
75.0
9
75.0
74.3
5
SP
47
60.3
15
53.6
7
29.2
5
62.5
5
41.7
5
41.7
45.7
58.3
56.3
Rerata RPP
63.3
62.1
40
67.5
53.3
Dari data diatas terlihat hasil yang dicapai untuk rata-rata lima orang guru dalam perencanaan pembelajaran (RPP) memperoleh nilai 63,3 dalam kategori baik. Jika dilihat dari nilai rerata lima orang guru untuk pengamatan kegiatan belajar mendapat nilai 56,3 kategori baik. Dalam untuk
pengamatan
indicator
perilaku
proses
kegiatan
guru
belajar
rata-rata
guru
memperoleh 62,1 kategori baik, indicator perilaku siswa, rata-rata guru memperoleh 40 kategori cukup, indicator
iklim
pembelajaran
67,5
kategori
baik,
indicator materi pembelajaran 53,3 kategori baik, indicator iklim pembelajaran 58,3 kategori baik. 2. Tindakan II Pada tindakan kedua, seperti pada tindakan pertama, yaitu meliputi tahap pengamatan dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran dan pengamatan pelaksanaan
proses
kegiatan
pembelajaran,
dan
126
refleksi. Tindakan ini dikenakan pada lima orang guru yang menjadi sasaran supervisi pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari pengamatan RPP dan proses kegiatan pembelajaran tindakan kedua adalah sebagai berikut: Tabel 12: Hasil pengamatan Supervisi Pembelajaran Tindakan II Nilai Pengamatan KBM N o
Nilai RPP
Su by ek
Sko r
Nila i
Perilaku Guru Sko Nila r i
Perilaku Siswa Sko Nila r i
Iklim
Materi
Media
Sko r
Nilai
Sko r
Nilai
Sko r
Nila i
RERA TA
1
SK
60
76.9
23
82.1
13
54.2
7
87.5
7
58.3
9
75.0
71.4
2
EM
55
70.5
21
75.0
14
58.3
6
75.0
6
50.0
7
58.3
63.3
3
MS
68
87.2
23
82.1
15
62.5
6
8
66.7
8
66.7
70.6
4
NH
67
85.9
24
85.7
20
83.3
8
75.0 100. 0
10
83.3
11
91.7
88.8
5
SP
46
59.0
20
71.4
18
75.0
6
75.0
8
66.7
9
75.0
72.6
73.3
73.4
Rerata RPP
75.9
79.3
66.7
82.5
65.0
Dari data diatas terlihat hasil yang dicapai untuk rata-rata lima orang guru dalam perencanaan pembelajaran (RPP) memperoleh nilai 75,9 dalam kategori sangat baik. Jika dilihat dari nilai rerata lima orang
guru
untuk
pengamatan
kegiatan
belajar
kegiatan
belajar
mendapat nilai 73,4 kategori baik. Dalam untuk
pengamatan
indicator
proses
perilaku
guru
rata-rata
guru
memperoleh 79,3 kategori sangat baik, indicator perilaku
siswa,
rata-rata
guru
memperoleh
66,7
kategori cukup, indicator iklim pembelajaran 82,5 kategori sangat baik, indicator materi pembelajaran 65 kategori
baik,
kategori baik.
indicator
iklim
pembelajaran
73,3
127
Hasil dari tindakan pertama dan kedua sudah ada pada tabel lima dan tabel enam. Hasil tersebut ditata
kemudian
peneliti
pisahkan
antara
skor
perolehan aspek perencanaan pembelajaran dan skor aspek pengamatan proses kegiatan belajar mengajar. Data skor tersebut terlihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 13: Hasil Pengamatan Dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) No
Subyek
1
SK
2 3 4 5
EM MS NH SP
Rerata
Penilaian perencanaan sebelum
Tindakan 1 Nilai kategori B 55.1
Tindakan 2 Nilai kategori 76.9 SB
46.2 67.9 70.5 60.3 63.3
C B B B
70.5 87.2 85.9 59.0
B SB SB B
B
75.9
SB
dokumen
RPP
terhadap pembelajaran
pelaksanaan
lainnya
dan
dilaksanakan
pengamatan
proses
pembelajaran dengan menggunakan instrumen yang berbeda dari instrumen lembar pengamatan proses pembelajaran. Hasil penelitian terhadap dokumen perencanaan pembelajaran yang penulis observasi adalah rencana pelaksanaan pembelajaran mulai tindakan pertama dan kedua dapat dilihat dalam tabel 13 diatas. Dari data tabel diatas dapat didiskripsikan hasil dari setiap tindakan.
128
Hasil tindakan pertama dari lima orang guru yang disupervisi dokumen RPP ada empat guru yang telah mendapatkan kategori baik. satu guru mendapat kategori cukup. Hasil supervisi pada tindakan kedua untuk dokumen RPP ada tiga guru mendapat kategori sangat baik dan dua orang guru mendapat kategori baik. Pada tindakan kedua dokumen RPP yang digunakan
guru
sudah
menunjukkan
kualitas
penyusunan guru sendiri, sehingga dapat dikatakan sudah ada
peningkatan kemampuan guru dalam
menyusun perencanaan pembelajaran. Untuk kegiatan proses belajar mengajar dari lima guru yang disupervisi melalui observasi kelas penulis melakukan pengamatan yang sama pada setiap tindakan. Lima instrumen pengamatan yaitu perilaku pembelajaran guru, perilaku belajar siswa, iklim pembelajaran, materi pembelajaran dan media pembelajaran.
Penulis
memperoleh
hasil
sebagai
berikut: Tabel 14: Hasil pengamatan perilaku pembelajaran guru
Subyek
Perilaku Guru Tindakan 1 Tindakan 2 Nilai kategori Nilai kategori
SK EM MS NH SP
57.14 60.71 67.86 71.43 53.57
B B B B B
82.14 75.00 82.14 85.71 71.43
SB SB SB SB SB
Rerata
62.14
B
79.29
SB
No 1 2 3 4 5
129
Hasil
pengamatan
proses
kegiatan
belajar
melalui instrumen perilaku pembelajaran guru pada tindakan pertama di peroleh hasil kelima orang guru sudah mendapat kategori baik. pada tahap kedua kelimanya mendapat kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kualitas guru kelas awal dalam melakukan pembelajaran di kelas dalam keterampilan
membuka
pelajaran,
keterampilan
menjelaskan dan keterampilan mengadakan variasi, keterampilan mengelola kelas, keterampilan bertanya dan
menjawab
dalam
menggunakan
media,
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan, serta keterampilan menutup pelajaran. Tabel 15: Hasil pengamatan perilaku belajar siswa
No 1 2 3 4 5
Subyek SK EM MS NH SP
Rerata
Perilaku Siswa Tindakan 1 Tindakan 2 Nilai kategori Nilai kategori 25.00 37.50 45.83 62.50 29.17 40.00
C C C B C C
54.17 58.33 62.50 83.33 75.00 66.67
B B B SB SB B
Hasil pengamatan perilaku belajar siswa pada tindakan pertama di peroleh hasil dari lima orang guru hanya
satu
mendapat
kategori
baik
sedangkan
keempat guru mendapat kategori cukup. Pada tahap kedua
dua guru mendapat kategori sangat baik.
sedang tiga orang guru mendapat kategori baik. dari
130
hasil rata-rata tindakan supervisi ada peningkatan kualitas
dalam
mempersiapkan
perilaku diri
belajar
untuk
siswa
menerima
dalam
pelajaran,
memperhatikan penjelasan dari guru, melaksanakan diskusi kelompok, mempresentasikan hasil diskusi, bertanya dan menjawab pertanyaan, menyimpulkan pembelajaran dan mengerjakan soal evaluasi. Tabel 16: Hasil pengamatan iklim pembelajaran
No 1
Subyek SK EM MS NH SP
2 3 4 5
Rerata
Hasil
Iklim Pembelajaran Tindakan 1 Tindakan 2 Nilai kategori Nilai kategori 75.00 50.00 62.50 87.50 62.50 67.50
pengamatan
SB C B SB B B
iklim
87.50 75.00 75.00 100.00 75.00 82.50
SB B B SB B SB
pembelajaran
pada
tindakan pertama di peroleh hasil dari lima orang guru hanya satu mendapat kategori cukup sedangkan dua guru mendapat kategori sangat baik dan dua guru kategori baik. Pada tahap kedua dua guru mendapat kategori sangat baik. sedang tiga orang guru mendapat kategori baik. Dari hasil rata-rata tindakan supervisi ada peningkatan kualitas dalam iklim pembelajaran. Menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif serta dapat
mewujudkan
kreativitas guru.
ketauladanan,
prakarsa
dan
131
Tabel 17: Hasil pengamatan materi pembelajaran
No 1 2 3 4 5
Subyek
Materi Pembelajaran Tindakan 1 Tindakan 2 Nilai kategori Nilai kategori
SK EM MS NH SP
50.00 41.67 58.33 75.00 41.67
C C B B C
58.33 50.00 66.67 83.33 66.67
B B B SB B
53.33
B
65.00
B
Rerata
Hasil pengamatan materi pembelajaran pada tindakan pertama di peroleh hasil dari lima orang guru tiga guru mendapat kategori cukup sedangkan dua guru mendapat kategori baik. Pada tahap kedua empat guru mendapat kategori baik. sedangkan satu orang guru mendapat kategori sangat baik. Dari hasil rata-rata tindakan supervisi ada peningkatan kualitas dalam materi pembelajaran meliputi keseimbangan antara keluasan dan kedalaman materi dengan waktu yang tersedia, materi disusun secara sistematis dan kontekstual sesuai tema, dan dapat menarik manfaat yang optimal dari perkembangan dan kemajuan iptek. Meskipun tidak terlalu signifikan.
132
Tabel 18: Hasil pengamatan media pembelajaran
No 1 2 3 4 5
Subyek
Media Pembelajaran Tindakan 1 Tindakan 2 Nilai kategori Nilai kategori
SK EM MS NH SP
66.67 50.00 58.33 75.00 41.67
B B B SB C
75.00 58.33 66.67 91.67 75.00
B B B SB B
58.33
B
73.33
B
Rerata
Hasil pengamatan media pembelajaran pada tindakan pertama di peroleh hasil dari lima orang guru hanya satu mendapat kategori cukup sedangkan satu guru mendapat kategori sangat baik dan tiga guru kategori baik. Pada tahap kedua satu guru mendapat kategori sangat baik. Sedang empat orang guru mendapat kategori baik. Dari hasil rata-rata tindakan supervisi ada peningkatan kualitas dalam penggunaan media
pembelajaran
yang
sesuai
dengan
tujuan
pembelajaran, mendukung isi materi pembelajaran, serta dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna. 4.3.3 Kualitas Pembelajaran 1. Hasil wawancara Kepala Sekolah Wawancara dengan kepala sekolah dilakukan tiga kali yaitu sebelum pelaksanaan penelitian, selama penelitian dan pasca penelitian. Dan hasil tiga kali wawancara
menunjukkan
adanya
peningkatan
kualitas pembelajaran tematik guru kelas awal setelah
133
adanya supervisi akademik dengan teknik observasi. Hal tersebut dibuktikan dengan guru mau dan mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi kelas, dimana selama ini RPP yang digunakan guru hanya copi paste dari CD pembelajaran kurikulum 2013 yang isinya belum sesuai dengan kondisi di kelas. Dan masih ada guru melaksanakan pembelajaran tanpa mengacu pada RPP yang ada. Hal
ini
menunjukkan
adanya
perubahan
peningkatan kualitas guru yaitu kemampuan guru dalam
membuat
karya
yang
kreatif
seperti
mempersiapkan media sebelum masuk kelas, selama ini guru SD Negeri Guntur 1 Demak sangat malas untuk mempersiapkan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Dan selama disupervisi guru di SD Negeri Guntur 1 Demak ada keinginan untuk mempersiapkan media pembelajaran. Keinginan ini terutama bagi guru-guru muda. Iklim pembelajaran semakin kondusif setelah guru
dalam
pembelajaran
mempersiapkan
media
pembelajaran serta memperhatikan materi juga waktu yang tersedia. Guru dapat melakukan pembiasaan yang baik bagi dirinya dan siswa untuk mewujudkan nilai keteladanan, gagasan dan kreatif 2. Hasil Respon guru pasca Observasi. Untuk melakukan
mengetahui supervisi
respon
pembelajaran
guru
setelah
tematik
dan
134
dampak
serta
supervisi
harapan
melalui
menggunakan
guru
terhadap
observasi
wawancara
kegiatan
kelas
dengan
penulis
guru
pasca
penelitian. Semua guru akan menggunakan RPP dalam pelaksanaan pembelajaran setiap hari dengan cara menyusun sendiri yang disesuaikan dengan tema maupun kompetensi yang akan diajarkan pada siswa. Pendekatan saintifik lebih menyenangkan bagi guru maupun siswa di kelas karena siswa akan aktif belajar dengan penugasan yang telah disiapkan oleh guru sebelum mengajar. Sehingga dalam penilaian akan lebih memudahkan guru menentukan penilaian sesuai kompetensi yang diajarkan.
4.4 Hasil Uji Hipotesis Hipotesis awal penelitian adalah “Apabila dalam pembelajaran tematik terpadu diberikan supervisi akademik
melalui
memperhatikan dalam
observasi
kompetensi
pembelajaran
yang
kelas
dan
dengan
kebutuhan
tepat,
maka
guru diduga
pembelajaran tematik di kelas 1, 2, 3 di SD Negeri Guntur I Kecamatan Guntur Kabupaten Demak akan meningkatkan perencanaan
kualitas
guru
pembelajaran,
dalam
perilaku
menyusun guru
dalam
pembelajaran, perilaku pembelajaran siswa , iklim pembelajaran,
materi
pembelajaran,
dan
media
pembelajaran tematik”. Hasil analisis data dari kedua tindakan adalah sebagai berikut: 1. Lima dari lima orang guru yang mendapat supervisi
dengan
teknik
observasi
kelas
135
memperoleh nilai kategori baik dalam aspek persiapan pembelajaran dalam menyusun rencana pembelajaran (RPP). 2. Lima dari lima orang guru yang mendapat supervisi
dengan
teknik
observasi
kelas
memperoleh nilai kategori baik dalam aspek perilaku guru dalam pembelajaran, perilaku pembelajaran materi
siswa,
iklim
pembelajaran,
pembelajaran,
dan
media
pembelajaran tematik. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis awal penelitian ini terbukti, bahwa dalam
pembelajaran
tematik
terpadu
diberikan
supervisi akademik melalui observasi kelas dengan memperhatikan
kompetensi
dan
kebutuhan
guru
dalam pembelajaran yang tepat, maka pembelajaran tematik di kelas 1, 2, 3 di SD Negeri Guntur I Kecamatan
Guntur
meningkatkan
Kabupaten
kualitas
guru
Demak
dalam
dapat
pembelajaran
tematik.
4.5 Pembahasan Supervisi
Akademik
merupakan
serangkaian
kegiatan pengawasan dengan tujuan membantu guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran melalui usaha
memotivasi,
membimbing,
mengarahkan
guru
pembelajaran.
Dengan
dalam
membina
mencapai
demikian
fungsi
dan
tujuan supervisi
akademik sebenarnya tidak untuk menilai guru dalam melaksanakan
pembelajaran,
namun
untuk
136
membantu guru dalam mengembangkan potensinya. Namun untuk mengetahui bantuan apa yang harus diberikan pada seorang guru, maka supervisor atau kepala sekolah maupun pengawas sekolah perlu mengetahui kekurangan atau kelebihan yang dimiliki guru
dalam
meningkatkan
kualitas
pembelajaran
sehingga dapat menentukan bantuan dengan tepat. Untuk
mengetahui
kualitas
guru
dalam
pembelajaran maka cara yang tepat adalah dengan melakukan
supervisi
melakukan
pengamatan
supervisor
harus
observasi
kelas.
kegiatan
Dalam
pembelajaran
menggunakan
instrumen
pengamatan, dimana dalam instrumen tersebut ada penskoran, sehingga tidak dapat dihindarkan dalam kegiatan
supervisi
secara
implisit
ada
kegiatan
penilaian. Karena dari hasil penskoran tersebut dapat diketahui kelemahan dan kelebihan seorang guru dalam pembelajaran di kelasnya. Pelaksanaan supervisi dengan teknik observasi dalam penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang ada dalam penelitian tindakan. Langkah-langkah
tersebut
meliputi
tahap
perencanaan, tahap pelaksanaaan dan tahap refleksi. Pelaksanaan supervisi dengan teknik observasi dilaksanakan dalam dua tindakan dalam penelitian, untuk menunjukkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran
tematik
dari
menyusun
rencana
pelaksanaan pembelajaran yang terdapat pendekatan saintifik, maupun dalam perilaku guru, perilaku
137
pembelajaran
siswa,
iklim
pembelajaran,
materi
pembeajaran dan media pembelajaran di kelas. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Purwanto (2009:88) tentang supervisi pengajaran atau supervisi akademik, bahwa supervisi pengajaran
atau
supervisi
akademik
merupakan
kegiatan-kegiatan pengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi, baik guru maupun material atau RPP yang memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan. Penelitian yang penulis lakukan juga memiliki persamaan
dengan
penelitian
Sharma,
Yusoff,
Kannan, dan Baba (2011), Ryan dan Gottfried (2012), Gongera Enock George, and et al. (2013), Tinab Mohammed (2014), Sri Giarti (2015). Kelima peneliti tersebut menyatakan bahwa pelaksanaan supervisi itu melibatan kepala sekolah, guru-guru dan pengawas sekolah,
seorang
supervisor
penting
untuk
mengetahui diri sendiri maupun orang-orang yang sedang mereka supervisi. Bahwa supervisi untuk menyelidiki
kualitas
pembelajaran
dan
proses
pembelajaran serta mengidentifikasi tantangan yang dihadapi di dalam pembelajaran. Walaupun diatas dikatakan penulis memiliki persamaan dengan penelitian terdahulu, namun ada ketidaksamaannya sehingga penelitian ini memang berbeda
dengan
penelitian
sebelumnya.
Dalam
penelitian ini supervisi menggunakan teknik observasi
138
kelas. Teknik observasi kelas menjadikan supervisor akan mengenal secara langsung persoalan yang ada dilapangan. Seperti kesulitan guru dalam menyusun RPP yang sesuai dengan permendiknas no.103 Tahun 2014. Dimana penyusunan RPP dalam Kurikulum 2013
tersebut,
dituntut
untuk
menggunakan
pendekatan saintifik serta penilaian autentik dari aspek
sikap
(afektif),
pengetahuan
(kognitif)
dan
keterampilan (Psikomotorik). Dalam penilaian autentik, mata pelajaran masih muncul sehingga guru kesulitan dalam menentukan kompetensi dalam melakukan penilaian yang meliputi aspek
sikap
(afektif),
pengetahuan
(kognitif)
dan
keterampilan (Psikomotorik) kepada siswa. Penyusunan silabus dalam penelitian ini tidak dilakukan observasi oleh peneliti, karena silabus secara garis besar sudah ditetapkan oleh pemerintah. Pada penelitian ini penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah belum dapat dilaksanakan oleh guru-guru kelas awal terutama
guru-guru muda. Untuk guru-guru muda
masih perlu pendampingan dalam penyusunan RPP maupun dalam pelaksanaan proses belajar di kelas. Penelitian ini memberikan data bahwa guru dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 yang sudah berlangsung selama 3 tahun masih harus di dampingi dalam perencanaan pembelajaran. Pendampingan ini bisa dilanjutkan oleh supervisor baik kepala sekolah maupun pengawas sekolah. Kualitas pembelajaran
139
tematik meliputi perencanaan pembelajaran oleh guru kelas awal sebenarnya bukan hal yang baru, hal ini terlihat dari proses pelaksanaan pembelajaran yaitu perilaku
guru,
pembelajaran, pembelajaran
perilaku materi
guru
belajar
siswa,
iklim
dan
media
rata-rata
sudah
pembelajaran
kelas
awal
memiliki kemampuan dalam mengelola kelas. Implikasi
teoritis,
supervisi
pembelajaran
dengan teknik observasi kelas dengan menekankan pendekatan saintifik dapat menjadi referensi teknik dalam supervisi pembelajaran di kelas bagi sekolah yang melaksanakan kurikulum 2013. Pelaksanaan
kurikulum
2013
menentukan
pendekatan saintifik sebagai pendekatan yang ilmiah yang diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Supervisor hendaknya selalu membuat instrument
dengan
mengikuti
kurikulum
yang
berjalan di masing-masing satuan pendidikan. Implikasi
praktis,
supervisi
pembelajaran
dengan teknik observasi seperti dalam penelitian ini perlu dipublikasikan kepada kepala sekolah maupun pengawas pelaksanaan
sekolah, kegiatan
serta
diterapkan
supervisi
dalam
pembelajaran
terutama untuk supervisi bagi guru-guru muda serta bagi
sekolah-sekolah
Kurikulum
2013
Kurikulum 2013.
atau
yang yang
telah akan
melaksanakan melaksanakan
140
Dengan
adanya
kegiatan
supervisi
yang
terprogram dan pelaksanaanya sesuai dengan tahapan dan prosedur yang benar seperti dalam penelitian ini, terbukti dapat meningkatkan kualitas guru, yaitu bagi guru-guru muda baik yang PNS maupun non-PNS yang mengampu di kelas awal sehingga peningkatan kemampuan serta kualitas dalam menyusun rencana pelaksanaan pendekatan
pembelajaran saintifik
dan
tematik
dengan
pelaksanaan
proses
pembelajaran yang meliputi perilaku pembelajaran guru, perilaku belajar siswa, iklim pembelajaran, materi pembelajaran dan media pembelajaran serta mampu memberi motivasi terhadap guru muda. Supervisi diharapkan dapat dimanfaatkan bagi guru sebagai sumber informasi untuk meningkatkan kualitas guru kelas awal, karena faktor utama yang menjamin mutu sekolah menjadi lebih baik adalah sekolah yang memposisikan guru kelas awal dengan kualitas pembelajaran yang baik. Dari hasil penelitian ini bahwa peningkatan kualitas pembelajaran guru kelas awal diantaranya ditentukan oleh supervisi baik yang
dilakukan
pengawas
oleh
sekolah,
kepala
yang
pada
sekolah
maupun
akhirnya
akan
berimplikasi pada peningkatan prestasi siswa, baik prestasi akademik maupun non akademik di sekolah tersebut. Semua akan bermuara pada peningkatan mutu pendidikan. Melalui penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan
kontribusi
positif
terhadap
upaya
141
peningkatan
kualitas pembelajaran tematik guru
kelas 1, 2, 3 serta bagi para kepala SD dan pengawas dalam
penguasaan
dan
pelaksanakan supervisi
kemampuannya
dalam
akademik bagi guru-guru
muda. Bertambahnya wawasan guru-guru kelas awal dalam pembelajaran tematik dengan memperhatikan pendekatan saintifik untuk membuat evaluasi menjadi lebih mudah. Penelitian ini menjadi referensi dalam penelitian-penelitian lebih lanjut sehingga tercipta kualitas pembelajaran yang lebih baik.
142