BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Kondisi Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN 2 Ngaren, yang terletak di desa
Ngaren, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, pada semester II tahun pelajaran 2011/2012. SDN 2 Ngaren berada didekat kantor kelurahan desa setempat. Kondisi ruang belajar 8 x 7 meter dengan ventilasi, penerangan, dan pertukaran udara yang cukup. Fasilitas atau sarana dan prasarana belajar mengejar di SD ini juga sudah sangat memadai, seperti LCD, 2 labtop, KIT, dan dan masih banyak lainnya. Sedangkan kondisi siswa sangat heterogen, baik ditinjau dari faktor sosial ekonomi, tingkat pendidikan orang tua, dan kecerdasan siswa maupun lingkungan masyarakat 4.2
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III yang berjumlah 17 siswa,
terdiri atas 5 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan yang termasuk pada usia operasional konkrit (7-11 tahun). 4.3
Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2011/2012 selama 3
bulan, mulai bulan Februari sampai bulan April 2012. Penelitian terdiri dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Siklus pertama membahas tentang pengenalan nilai pecahan sederhana dan siklus kedua membahas tentang perbandingan nilai pecahan dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. 4.4 4.4.1
Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal Berdasarkan data dokumentasi nilai hasil ulangan pada mata pelajaran
matematika siswa kelas III memperoleh hasil belajar atau prestasi yang kurang. Hal 43
44
ini dapat ditunjukkan dari hasil ulangan matematika siswa pada pokok bahasan pecahan sederhana yaitu 64,7% siswa belum tuntas belajar sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (65) yang ditetapkan dan yang tuntas sesuai dengan KKM hanya 35,3% dan nilai rata-rata kelas hanya mencapai 60,58. Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Pada Pra Siklus No.
Nilai
1. 29-40 2. 41-52 3. 53-64 4. 65-76 5. 77-88 Jumlah Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah
Sebelum Tindakan Jumlah Siswa 1 2 8 3 1 17 60,58 80 35
Keterangan
Persentase Ketuntasan Jumlah (%) 5,88 Belum tuntas 11,76 Belum tuntas 11 47,06 Belum tuntas 17,65 Tuntas 6 5,88 Tuntas 100
Berdasarkan tabel 4.1 hasil belajar matematika dari siswa kelas III SDN 2 Ngaren rendah, hal itu dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM=65). Diketahui untuk nilai 29 s/d 40 terdapat 1 siswa dengan persentasi 5,88%, 41 s/d 52 terdapat 2 siswa dengan persentasi 11,76%, untuk nilai 53 s/d 64 terdapat 8 siswa dengan persentasi 47,06%, nilai 65 s/d 76 terdapat 3 siswa dengan persentasi 17,65%, dan nilai 76 s/d 88 terdapat 1 siswa dengan persentasi 5,88%. Dari data tersebut diperoleh nilai rata-rata 60,58 sedangkan nilai tertinggi adalah 80 dan nilai terendahnya adalah 35. Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.1 dapat dibuat diagram seperti pada diagram 4.1
45
Diagram 4.1 Hasil Perolehan Nilai Matematika Pra Siklus Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) data hasil perolehan nilai pada pra siklus dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2. Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar Matematika Pra Siklus No. Jumlah Siswa Ketuntasan Nilai Belajar Jumlah Persen (%) ≥ 65 1. 6 35,3 Tuntas < 65 2. 11 64,7 Belum tuntas Jumlah 17 100 Tabel 4.2 mendiskripsikan ketuntasan belajar siswa pada pra siklus, dari 17 siswa kelas III menunjukan hasil sebagai berikut, ada 6 siswa yang nilainya di atas KKM yaitu 65 atau sebesar 35,3% tuntas belajar dan 11 siswa (64,7%) nilainya di bawah 65 belum tuntas belajar sesuai dengan KKM yang sudah ditentukan. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram 4.2. 35,30% 64,70%
tuntas belum tuntas
Diagram 4.2 Persentase ketuntasan hasil belajar Matematika Pra Siklus
46
Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari peserta didik kelas III di SD Negeri 2 Ngaren Semester II Tahun Pelajaran 2011/20112 di atas, peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada BAB sebelumnya. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan media power point dalam pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika yang akan dilakukan dalam dua siklus. Siklus I pembelajaran dilakukan dengan pokok bahasan “pengenalan pecahan”, dan siklus II pembelajaran dilakukan dengan pokok bahasan “membandingkan pecahan dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari”. 4.4.2 a.
Siklus I Perencanaan Siklus I Pada siklus 1 ini akan dilaksanakan kegiatan pembelajaran sebanyak 3 kali
pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru menggunakan media power point dalam menyampaikan materi pembelajaran. Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan siklus 1 adalah mempersiapkan alat dan bahan seperti LCD, Media power point, buku yang digunakan, menyiapkan lembar kerja siswa, lembar observasi yang akan digunakan untuk menilai kegiatan siswa dan guru yang digunakan dalam penelitian agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. b.
Pelaksanaan siklus I Pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari tiga pertemuan, yaitu pertemuan I,
pertemuan II dan pertemuan III. Setiap pertemuan berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran) Pertemuan I, II dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2012 dan pertemuan ke III berlangsung pada tanggal 12 Maret 2012.
47
1)
Pertemuan I Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2012 selama 2
jam pelajaran dan terdiri dari tiga kegiatan pembalajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. a)
Kegiatan awal Untuk mengawali pembelajaran ini guru bersama siswa berdoa bersama
diteruskan dengan presensi kehadiran siswa. Setelah itu pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi dengan menunjukan satu buah gambar animasi dan bertanya :“ gambar apakah ini? Ada berapa apel yang ibu miliki? Jika ibu bagi kepada kedua keponakan ibu agar setiap anak mendapatkan bagian yang sama, apa yang harus ibu lakukan?”. Setelah kegiatan apersepsi guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. b) Kegiatan inti Pada kegiatan ini siswa diminta untuk memperhatikan penjelasan dari guru tentang pengertian pecahan sederhana, bagian-bagian dari pecahan dengan menggunakan media power point dan memperhatikan contoh yang diberikan guru tentang bagaimana cara menentukan nilai pecahan sederhana melalui gambar yang diarsir dengan benar. Kemudian siswa diminta untuk menentukan nilai pecahan pada gambar yang disajikan dalam media power point. setelah itu guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, setiap kelompok mendiskusikan gambar tentang struktur bumi. Setiap perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. c) Kegiatan akhir Siswa bersama dengan guru menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum jelas dan guru memberikan penguatan dengan mengulas kembali pembelajaran yang telah berlangsung. Setelah itu siswa bersama dengan guru merangkum pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk mengakhiri pembelajaran pada pertemuan pertama guru memberi tindak lanjut dan mengucapkan salam penutup.
48
2)
Pertemuan II Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 10
Maret 2012 selama 2 jam pelajaran setelah pelaksanaan siklus I pertemuan pertama, pertemuan kedua terdiri dari tiga kegiatan pembalajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. a)
Kegiatan awal Dalam kegiatan ini guru memberi salam, berdoa bersama dan dilanjutkan
dengan presensi kehadiran siswa. Untuk memotivasi siswa agar lebih bersemangat guru mengajak siswa untuk melakukan brain game. kemudian dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pertemuan pertama yautu tentang nilai pecahan melalui gambar yang diarsir, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b)
Kegiatan inti Pada kegiatan ini siswa diminta untuk menentukan nilai pecahan dari gambar
yang ditunjukan guru, kemudian guru menjelaskan bagaiman cara membaca dan menuliskan lambang pecahan dengan menggunakan media power point. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, kemudian setiap kelompok mendiskusikan lembar kerja yang diberikan guru dan mempresentasikan hasil kerja kelompok didepan kelas secara bergantian. c)
Kegiatan akhir Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami.
Setelah itu guru memberi penguatan dengan mengulas kembali pembelajaran yang telah berlangsung kemudian siswa bersama dengan guru merangkum pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk mengakhiri pembelajaran pada pertemuan kedua guru memberi tindak lanjut dan mengucapkan salam penutup. 3)
Pertemuan III Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 12
Maret 2012 selama 2 jam pelajaran yang terdiri dari tiga kegiatan pembalajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
49
a)
Kegiatan awal Dalam kegiatan ini guru memberi salam, berdoa bersama dan dilanjutkan
dengan presensi kehadiran siswa. Untuk memotivasi siswa agar lebih bersemangat guru mengajak siswa untuk melakukan brain game. kemudian dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi dengan bercerita kepada siswa siswa “ Anak-anak ibu memiliki sebatang tebu. Akan ibu bagikan kepada ketiga keponakan ibu yang bernama doni, Anton dan Dinda. Doni ibu beri 2 bagian Anton 3 bagian dan Dinda satu bagian.” Bagai mana cara membaginya?, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b)
Kegiatan inti Pada kegiatan ini guru menjelaskan tentang bilangan pecahan sederhana pada
garis bilangan serta menetukan bilangan dan menuliskan pecahanya dengan media power point. Kemudian siswa diminta untuk menentukan bilangan dan menuliskan pecahan menggunakan garis bilangan pada gambar media power point dan memperhatikan penjelasan guru mengenai cara menggambar garis bilangan setelah itu menentukan nilai pecahan dalam garis bilangan. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, kemudian setiap kelompok mendiskusikan lembar kerja yang diberikan guru dan mempresentasikan hasil kerja kelompok didepan kelas secara bergantian. c)
Kegiatan akhir Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami.
Setelah itu guru memberi penguatan dengan mengulas kembali pembelajaran yang telah berlangsung kemudian siswa bersama dengan guru merangkum pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk mengakhiri pembelajaran pada pertemuan kedua guru memberi tindak lanjut dan mengucapkan salam penutup. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa (post tes) diakhir siklus I. c. 1)
Hasil tindakan Siklus I Hasil belajar peserta didik Setelah dilaksanakan tindakan dalam pembelajaran, peneliti memberikan
evaluasi secara tertulis kepada siswa pada akhir siklus I yaitu pada pertemuan III.
50
Hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan, dari hasil belajar matematika siswa sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I. Hal ini dapat terlihat pada nilai hasil ulangan harian siswa sebelum dilaksanakan tindakan dan hasil ulangan harian siswa setelah dilaksanakan tindakan siklus I (terlampir). Hasil nilai yang diperoleh siswa sebelum dilaksanakan tindakan dari jumlah 17 siswa yang mencapai ketuntasan (KKM=65) terdapat 6 siswa, sedangkan 11 siswa masih dibawah ketuntasan. Hasil nilai yang diperoleh siswa setelah melaksanakan tindakan mengalami peningkatan, dari jumlah 17 atau 100% siswa yang mencapai ketuntasan (KKM=65) terdapat 13 atau 76,47% siswa, sedangkan 4 atau 23,53% siswa masih dibawah ketuntasan. Dengan demikian dalam pembelajaran dengan menggunakan media power point hasil nilai belajar matematika siswa dalam aspek kognitif meningkat dibandingkan nilai hasil belajar sebelum dilaksanakan tindakan tetapi peningkatan tersebut belum mencapai KKM yang di tentukan, ini terjadi karena penggunaan media power point dalam pembelajaran hanya menggunakan animasi sederhana sehingga siswa kurang memahami konsep yang disampaikan oleh guru. 2)
Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada kegiatan pembelajaran diukur
dengan menggunakan lembar observasi yang diadaptasi dari pedoman PPL PGSD UKSW 2008. Hasil observasi kinerja guru dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Observasi pengamatan kinerja guru Siklus I pertemuan I No 1. 2. 3. 4.
Skor
Hasil penilaian observer 1 2 13 3 17 4 Jumlah skor
Jumlah skor 26 51 77
Hasil penilaian peneliti 10 20 -
Jumlah skor 20 60 80
51
Tabel 4.3 mendeskripsikan bahwa kinerja guru yang diobservasi oleh observer pada siklus I pertemuan I, terdapat 13 skor 2 dan 17 skor 3. Hasil observasi kinerja guru mengajar dalam pertemuan ini termasuk kategori baik karena jumlah skor 77 di antara 61-90 (Baik). Hasil kinerja guru pada siklus 1 pertemuan I yang di observasi oleh Peneliti, terdapat 10 skor 2 dan 20 skor 3. Hasil observasi kinerja guru mengajar dalam pertemuan ini termasuk kategori baik karena jumlah skor 77 di antara 61-90 (Baik). Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi pengamatan kinerja guru Siklus I pertemuan II No 1. 2. 3. 4. Tabel
Skor
Hasil penilaian Jumlah Hasil penilaian Jumlah observer skor peneliti skor 1 2 5 10 6 12 3 24 72 24 72 4 1 4 Jumlah skor 86 84 4.4 mendiskripsikan bahwa kinerja guru yang diobservasi oleh observer
pada siklus I pertemuan II, terdapat 5 skor 2 , 24 skor 3 dan 1 skor 4. Hasil observasi kinerja guru mengajar dalam pertemuan ini termasuk kategori baik karena jumlah skor 86 di antara 61-90 (Baik). Hasil kinerja guru pada siklus 1 pertemuan II yang di observasi oleh Peneliti, terdapat 6 skor 2 dan 24 skor 3. Hasil observasi kinerja guru mengajar dalam pertemuan ini termasuk kategori baik karena jumlah skor 84 di antara 61-90 (Baik).
52
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Observasi pengamatan kinerja guru Siklus I pertemuan III N o. 1. 2. 3. 4.
Skor 1 2 3 4
Hasil penilaian observer 1 26 3 Jumlah skor
Jumlah skor 2 78 12 92
Hasil penilaian peneliti 1 26 3
Jumlah skor 2 78 12 92
Tabel 4.5 mendeskripsikan bahwa kinerja guru yang diobservasi oleh observer pada siklus I pertemuan III, terdapat 5 skor 2 , 26 skor 3 dan 3 skor 4. Hasil observasi kinerja guru mengajar dalam pertemuan ini termasuk kategori sangat baik karena jumlah skor 92 di antara 91-129 (Sangat Baik). Hasil kinerja guru pada siklus 1 pertemuan III yang di observasi oleh Peneliti, terdapat 1 skor 2, 26 skor 3 dan 3 skor 4. Hasil observasi kinerja guru mengajar dalam pertemuan ini termasuk kategori sangat baik karena jumlah skor 92 di antara 91-129 (Sangat Baik). Untuk lebih jelasnya hasil observasi kinerja guru pada siklus I, dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Rekapitilasi Pengamatan Kinerja Guru Mengajar Siklus I Pertemuan Hasil penilaian observer I 77 II 86 III 92 Jumlah 255 Rata-rata 85 Rata-rata siklus I
Hasil penilaian peneliti 80 81 92 253 84,4 84,7
53
Tabel 4.6 mendeskripsikan bahwa hasil analisis observasi kinerja guru siklus 1 pertemuan I yang dinilai oleh observer berjumlah 77 masuk dalam kategori baik, hasil analisis observasi kinerja guru siklus 1 pertemuan II berjumlah 86 masuk dalam kategori baik, dan hasil penilaian observasi kinerja guru siklus I pertemuan III berjumlah 92 masuk dalam kategori sangat baik. Hasil analisis observasi kinerja guru siklus 1 pertemuan I yang dinilai oleh peneliti berjumlah 80 masuk dalam kategori baik, hasil analisis observasi kinerja guru siklus 1 pertemuan II berjumlah 81 masuk dalam kategori baik, dan hasil penilaian observasi kinerja guru siklus I pertemuan III sebanyak 95 masuk dalam kategori sangat baik. Dari kedua penilaian yaitu dari observer dan peneliti diperoleh rata-rata hasil kinerja guru sebesar 84,7 masuk dalam kategori baik, yang berarti masih ada beberapa aspek observasi kinerja guru yang belum terlaksana secara optimal meskipun terdapat peningkatan hasil kinerja guru disetiap pertemuan. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran siklus 1 diukur dengan menggunakan lembar observasi yang diadaptasi dari pedoman PPL PGSD UKSW 2008. Hasil observasi kinerja guru dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Observasi Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I pertemuan I No
Skor
Hasil penilaian Jumlah Hasil penilaian Jumlah observer skor peneliti skor 1. 1 1 1 1 1 2. 2 12 24 11 22 3. 3 10 30 11 33 4. 4 Jumlah skor 55 56 Tabel 4.7 mendeskripsikan bahwa aktivitas siswa yang diobservasi oleh observer pada siklus I pertemuan I, terdapat 1 skor 1 , 12 skor 2 dan 10 skor 3. Hasil observasi aktivitas siswa dalam pertemuan ini masuk dalam kategori baik karena jumlah skor 55 di antara 47-69 (Baik).
54
Hasil aktivitas siswa pada siklus 1 pertemuan I yang di observasi oleh Peneliti, terdapat 1 skor 1, 11 skor 2 dan 11 skor 3. Hasil observasi aktivitas siswa dalam pertemuan ini masuk dalam kategori baik karena jumlah skor 56 di antara 47-69 (Baik). Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II No.
Skor
Hasil penilaian observer 1 2 7 3 16 4 Jumlah skor
1. 2. 3. 4.
Jumlah skor 14 48 62
Hasil penilaian observer 5 18 -
Jumlah skor 10 54 64
Tabel 4.8 mendeskripsikan bahwa aktivitas siswa yang diobservasi oleh observer pada siklus I pertemuan II, terdapat 7 skor 2 dan 16 skor 3. Hasil observasi aktivitas siswa dalam pertemuan ini masuk dalam kategori baik karena jumlah skor 62 di antara 47-69 (Baik). Hasil aktivitas siswa pada siklus 1 pertemuan II yang di observasi oleh Peneliti, terdapat 5 skor 2 dan 18 skor 3. Hasil observasi aktivitas siswa dalam pertemuan ini masuk dalam kategori baik karena jumlah skor 64 di antara 47-69 (Baik). Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Observasi Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I pertemuan III N o. 1. 2. 3. 4.
Skor 1 2 3 4
Hasil penilaian observer 4 17 2 Jumlah skor
Jumlah skor 8 51 8 67
Hasil penilaian observer 2 20 1
Jumlah skor 4 60 4 68
55
Tabel 4.9 mendeskripsikan bahwa aktivitas siswa yang diobservasi oleh observer pada siklus I pertemuan III, terdapat 4 skor 2, 17 skor 3 dan 2 skor 4. Hasil observasi aktivitas siswa dalam pertemuan ini masuk dalam kategori baik karena jumlah skor 67 di antara 47-69 (Baik). Hasil aktivitas siswa pada siklus 1 pertemuan I yang diobservasi oleh Peneliti, terdapat 4 skor 2, 20 skor 3 dan 1 skor 4. Hasil observasi aktivitas siswa dalam pertemuan ini masuk dalam kategori baik karena jumlah skor 68 di antara 47-69 (Baik). Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I, dapat dilihat pada tabel 4.10 Tabel 4.10 Rekapitulasi Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Hasil penilaian observer Hasil penilaian peneliti I 55 56 II 62 64 III 67 68 Jumlah 184 188 Rata-rata 61,4 62,7 Rata-rata siklus I 62,05 Tabel 4.10 mendiskripsikan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan I oleh observer diperoleh sebesar 55 yang berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih dalam kategori baik, hasil analisis observasi aktivitas siswa pada pertemuan II sebesar 62 masuk dalam kategori baik dan hasil analisis aktivitas siswa pada pertemuan III sebesar 67 masuk dalam kategori baik. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan I yang dinilai oleh peneliti diperoleh sebesar 56 yang berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih dalam kategori baik, hasil analisis observasi aktifitas siswa pada pertemuan II sebesar 64 masuk dalam kategori baik dan hasil analisis aktivitas siswa pada pertemuan III sebesar 68 masuk dalam kategori baik. Dari kedua penilaian yaitu dari observer dan peneliti rata-rata yang diperoleh dari hasil aktivitas siswa adalah 62,05 masuk dalam kategori baik, yang berarti masih ada beberapa aspek observasi aktivitas siswa yang
56
belum terlaksana secara optimal meskipun terdapat peningkatan hasil aktivitas siswa disetiap pertemuan. Dari hasil observasi siswa dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa aspek ketrampilan sosial dan sikap siswa dalam siklus I ini sudah mulai terbentuk misalnya keberanian peserta didik dalam bertanya, berpendapat dan berargumentasi, siswa juga sudah mulai berani dalam menyampaikan pertanyaan, memberikan pendapat dan memberi argumentasi. Di saat guru memberikan pertanyaan ada beberapa siswa yang mulai aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru, dan saat guru meminta siswa untuk belajar secara berkelompok sebagian siswa belajar dengan kompak dan bekerjasama dengan anggota kelompok masing-masing, dan aktif dalam berdiskusi. 3)
Refleksi Berdasarkan analisis hasil tes pada siklus I terdapat 13 siswa yang tuntas dan 4
siswa belum tuntas belajar, sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran siklus I, diketahui bahwa telah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa yaitu pada kondisi awal yang dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan harian 60,58 naik menjadi 74,41 pada hasil post tes siklus I. Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I, ada 4 siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang ditentukan, maka akan peneliti perbaiki dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II agar hasil belajar matematika siswa tercapai secara optimal. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus II antara lain dengan cara : a.
Dalam menyampaikan materi menggunakan media power point yang disertai dengan animasi yang mendukung dalam pembelajaran agar semua siswa tertarik dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.
b.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami, ini dilakukan untuk melatih keberanian siswa dalam menyampaikan pertanyaan atau menyampaikan pendapat.
57
4.4.3 a.
Siklus II Perencanaan siklus II Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan dalam siklus I yang terdiri dari
pertemuan I, II, III perencanaan pembelajaran pada siklus II ini sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Siklus II akan dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, materi media power ponit yang digunakan juga telah disempurnakan dengan menambahkan animasi yang dapat mempermudah siswa untuk memahami konsep perbandingan pecahan dan penerapan pecahan sederhana dan tujuan pembelajaran tercapai secara optimal. b.
Pelaksanaan Siklus II
1)
Pertemuan pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 17 Maret 2012 dengan
kegiatan sebagai berikut : a)
Kegiatan awal Untuk mengawali proses pembelajaran ini guru memberi salam, berdoa
bersama dan dilanjutkan dengan presensi kehadiran siswa. Untuk memotivasi siswa agar lebih bersemangat guru mengajak siswa untuk bernyayi belajar besama “ Ayo kawan belajar bersama belajar, belajar pecahan sederhana, mari kawan bandingkan nilainya, dengan menggunakan berbagi cara, dengan gambar, garis bilangan, perkalian silang, lebih besar lebih kecil sama dengan itulah nilainya”. . kemudian dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang materi perkalian dan pembagian, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b)
Kegiatan inti Dengan tanya jawab guru menjelaskan tentang cara membandingkan nilai
pecahan sederhana pada gambar dan garis bilangan dengan media power point, perbandingkan pecahan sederhana dengan menggunakan lambang <, >, dan = . Siswa diminta untuk membandingkan gambar yang terdapat pada media power point,
58
memperhatikan contoh dari guru tentang cara menentukan membandingkan nilai pecahan menggunakan gambar dengan benar, yang disampaikan melalui media power point. Siswa diminta untuk mengerjakan soal latihan secara berkelompok, jika sudah selesai maka salah satu atau beberapa siswa diminta untuk maju kedepan mengerjakan soal latihan didepan kelas. c)
Kegiatan akhir Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami.
Setelah itu guru memberi penguatan dengan mengulas kembali pembelajaran yang telah berlangsung kemudian siswa bersama dengan guru merangkum pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk mengakhiri pembelajaran pada pertemuan kedua guru memberi tindak lanjut dan mengucapkan salam penutup. 2)
Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 17 (diadakan jam
tambahan sampai jam 12 siang)Maret 2012 dengan kegiatan sebagai berikut : a)
Kegiatan awal Untuk mengawali proses pembelajaran ini guru memberi salam, berdoa
bersama dan dilanjutkan dengan presensi kehadiran siswa. Untuk memotivasi siswa agar lebih bersemangat guru mengajak siswa untuk bernyayi belajar besama “ Ayo kawan belajar bersama belajar, belajar pecahan sederhana, mari kawan bandingkan nilainya, dengan menggunakan berbagi cara, dengan gambar, garis bilangan, perkalian silang, lebih besar lebih kecil sama dengan itulah nilainya”. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi dengan tanya jawab mengingat pembelajaran sebelumnya, setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b)
Kegiatan inti Dalam kegiatan ini, siswa diminta memperhatikan guru saat memberi contoh
cara membandingkan pecahan menggunakan perkalian silang, memperhatikan penjelasan guru tentang cara membandingkan pecahan dengan perkalian silang dengan menggunakan power point. Siswa diminta untuk mengerjakan soal latihan
59
secara berkelompok, jika sudah selesai maka salah satu atau beberapa siswa diminta untuk maju kedepan mengerjakan soal latihan didepan kelas. c)
Kegiatan akhir Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami.
Setelah itu guru memberi penguatan dengan mengulas kembali pembelajaran yang telah berlangsung kemudian siswa bersama dengan guru merangkum pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk mengakhiri pembelajaran pada pertemuan kedua guru memberi tindak lanjut dan mengucapkan salam penutup. 3)
pertemuan III Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari senin tanggal 19 Maret 2012 dengan
kegiatan sebagai berikut : a)
Kegiatan awal Untuk mengawali proses pembelajaran ini guru memberi salam, berdoa
bersama dan dilanjutkan dengan presensi kehadiran siswa. Untuk memotivasi siswa agar lebih bersemangat guru mengajak siswa untuk bernyayi. Dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi dengan bercerita dan tanya jawab kepada siswa “ Rina memiliki pita berwarna merah sepanjang 2/3 mater dan dion memiliki pita berwarna hijau sepanjang 4/6 mater.” Menurut kalian pita siapa yang lebih panjang? setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b)
Kegiatan Inti Dengan tanya jawab guru membangkitkan pengetahuan awal siswa, “Pita warna
apa yang memiliki panjang lebih panjang? Kenapa bisa demikian?”. Siswa diminta untuk memperhatikan contoh pememecahan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana dengan benar, memperhatikan penjelasan guru bagaimana cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana menggunakan gambar yang disampaikan melalui power point. Dilanjutkan dengan meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan secara berkelompok, jika sudah selesai maka salah
60
satu atau beberapa siswa diminta untuk maju kedepan mengerjakan soal latihan didepan kelas. c)
Kegiatan akhir Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami.
Setelah itu guru memberi penguatan dengan mengulas kembali pembelajaran yang telah berlangsung kemudian siswa bersama dengan guru merangkum pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk mengakhiri pembelajaran pada pertemuan kedua guru memberi tindak lanjut dan mengucapkan salam penutup. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa (post tes) diakhir siklus I. c.
Hasil tindakan
1)
Hasil belajar matematika peserta didik Hasil belajar siswa pada aspek kognitif setelah menggunakan media power
point dalam pembelajaran mengalami peningkatan pada siklus II yaitu dari 17 siswa atau 100% sudah mencapai KKM yang di tentukan. Ini terjadi karena dalam proses pembelajaran menggunakan media power point sehingga siswa dapat memahami konsep pecahan sederhana yang disampaikan dalam pembelajaran. Setelah dilaksanakan tindakan dalam pembelajaran, peneliti memberikan evaluasi secara tertulis kepada siswa pada akhir siklus II yaitu pada pertemuan III. Hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan, dari hasil belajar matematika siswa pada tindakan siklus I dan setelah dilaksanakan tindakan perbaikan pada siklus II. Hal ini dapat terlihat pada nilai hasil evaluasi siswa pada tindakan siklus I dan hasil evaluasi siswa setelah dilaksanakan tindakan perbaikan pada siklus II (terlampir). Hasil nilai matematika yang diperoleh siswa sebelum dilaksanakan perbaikan pada tindakan II terdapat 13 siswa dari jumlah 17 siswa yang mencapai ketuntasan (KKM=65) dan 4 dari 17 siswa masih di bawah ketuntasan (KKM=65). Hasil nilai yang diperoleh siswa setelah melaksanakan tindakan II mengalami peningkatan, 17 siswa dari jumlah 17 siswa atau 100% siswa mencapai ketuntasan (KKM=65). Dengan demikian nilai hasil belajar matematika siswa dalam aspek
61
kognitif meningkat karena dalam pembelajaran matematika pokok bahasan pecahan sederhana menggunakan media Power point. 2)
Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Hasil pengamatan terhadap kinerja guru pada kegiatan pembelajaran diukur
dengan menggunakan lembar observasi yang diadaptasi dari pedoman PPL PGSD UKSW 2008. Hasil observasi kinerja guru dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Pengamatan Kinerja Guru Siklus II pertemuan I No 1. 2. 3. 4.
Skor
Hasil penilaian observer 1 2 3 26 4 4 Jumlah skor
Jumlah skor 78 16 94
Hasil penilaian peneliti 25 5
Jumlah skor 75 20 95
Tabel 4.11 mendeskripsikan bahwa kinerja guru yang diobservasi oleh observer pada siklus II pertemuan I, terdapat 26 skor 3 dan 4 skor 4. Hasil observasi kinerja guru mengajar dalam pertemuan ini termasuk kategori sangat baik karena jumlah skor 94 di antara 91-120 (Sangat Baik). Hasil kinerja guru pada siklus II pertemuan I yang di observasi oleh Peneliti, terdapat 25 skor 3 dan 5 skor 4. Hasil observasi kinerja guru mengajar dalam pertemuan ini termasuk kategori sangat baik karena jumlah skor 95 di antara 91-120 (Sangat Baik).
62
Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Observasi Pengamatan Kinerja Guru Siklus II pertemuan II No. 1. 2. 3. 4.
Skor
Hasil penilaian observer 1 2 3 24 4 6 Jumlah skor
Jumlah skor 72 24 96
Hasil penilaian peneliti 25 5
Jumlah skor 75 20 95
Tabel 4.12 mendiskripsikan bahwa kinerja guru yang diobservasi oleh observer pada siklus II pertemuan II, terdapat 24 skor 3 dan 6 skor 4. Hasil observasi kinerja guru mengajar dalam pertemuan ini termasuk kategori sangat baik karena jumlah skor 96 di antara 91-120 (Sangat Baik). Hasil kinerja guru pada siklus II pertemuan II yang di observasi oleh Peneliti, terdapat 25 skor 3 dan 5 skor 4. Hasil observasi kinerja guru mengajar dalam pertemuan ini termasuk kategori sangat baik karena jumlah skor 84 di antara 91-120 (Sangat Baik). Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Observasi Pengamatan Kinerja Guru Siklus II pertemuan III No. 1. 2. 3. 4.
Skor
Hasil penilaian observer 1 2 3 20 4 10 Jumlah skor
Jumlah skor 60 40 100
Hasil penilaian peneliti 21 9
Jumlah skor 63 36 99
Tabel 4.13 mendeskripsikan bahwa kinerja guru yang diobservasi oleh Ibu Haryani (observer) pada siklus II pertemuan III, terdapat 20 skor 3 dan 10 skor 4.
63
Hasil observasi kinerja guru mengajar dalam pertemuan ini termasuk kategori sangat baik karena jumlah skor 100 di antara 91-129 (Sangat Baik). Hasil kinerja guru pada siklus II pertemuan III yang di observasi oleh Peneliti, terdapat 21 skor 3 dan 9 skor 4. Hasil observasi kinerja guru mengajar dalam pertemuan ini termasuk kategori sangat baik karena jumlah skor 99 di antara 91-120 (Sangat Baik). Untuk lebih jelasnya hasil observasi kinerja guru pada siklus I, dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.14 Rekapitulasi Pengamatan Kinerja Guru Siklus II Pertemuan Hasil penilaian observer Hasil penilaian peneliti I 94 95 II 96 95 III 100 99 Jumlah 290 289 Rata-rata 96,7 96,4 Rata-rata siklus I 96,55 Tabel 4.14 mendeskripsikan bahwa hasil analisis observasi kinerja guru siklus II pertemuan I yang dinilai oleh observer berjumlah 94 masuk dalam kategori sangat baik, hasil analisis observasi kinerja guru siklus II pertemuan II berjumlah 96 masuk dalam kategori sangat baik, dan hasil penilaian observasi kinerja guru siklus III pertemuan III berjumlah 100 masuk dalam kategori sangat baik. Hasil analisis observasi kinerja guru siklus 1 pertemuan I yang dinilai oleh peneliti berjumlah 95 masuk dalam kategori sangat baik, hasil analisis observasi kinerja guru siklus II pertemuan II berjumlah 95 masuk dalam kategori sangat baik, dan hasil penilaian observasi kinerja guru siklus II pertemuan III sebanyak 99 masuk dalam kategori sangat baik. Dari kedua penilaian yaitu dari observer dan peneliti diperoleh rata-rata hasil kinerja guru sebesar 96,55 masuk dalam kategori sangat baik, hal ini berarti aspek-aspek lembar observasi kinerja guru sudah terlaksana secara optimal dan terdapat peningkatan hasil kinerja guru disetiap pertemuan.
64
Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran siklus II diukur dengan menggunakan lembar observasi yang diadaptasi dari pedoman PPL PGSD UKSW 2008. Hasil observasi kinerja guru dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Observasi Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II pertemuan I N o. 1. 2. 3. 4.
Skor 1 2 3 4
Hasil penilaian observer 2 16 5 Jumlah skor
Jumlah skor 4 48 20 72
Hasil penilaian peneliti 2 17 4
Jumlah skor 4 51 16 71
Tabel 4.15 mendeskripsikan bahwa aktivitas siswa yang diobservasi oleh observer pada siklus II pertemuan I, terdapat 2 skor 2, 16 skor 3 dan 5 skor 4. Hasil observasi aktivitas siswa dalam pertemuan ini masuk dalam kategori sangat baik karena jumlah skor 72 di antara 70-92 (Sangat Baik). Hasil aktivitas siswa pada siklus II pertemuan I yang di observasi oleh Peneliti, terdapat 2 skor 2, 17 skor 3 dan 4 skor 4. Hasil observasi aktivitas siswa dalam pertemuan ini masuk dalam kategori sangat baik karena jumlah skor 71 di antara 7092 (Sangat Baik). Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Observasi Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II pertemuan III N o. 1. 2. 3. 4.
Skor 1 2 3 4
Hasil penilaian observer 13 10 Jumlah skor
Jumlah skor 39 40 79
Hasil penilaian peneliti 15 8
Jumlah skor 45 32 77
65
Tabel 4.16 mendeskripsikan bahwa aktivitas siswa yang diobservasi oleh observer
pada siklus II pertemuan II, terdapat 13 skor 3 dan 10 skor 4. Hasil
observasi aktivitas siswa dalam pertemuan ini masuk dalam kategori sangat baik karena jumlah skor 79 di antara 70-92 (Sangat Baik). Hasil aktivitas siswa pada siklus II pertemuan II yang di observasi oleh Peneliti, terdapat 15 skor 3 dan 8 skor 4. Hasil observasi aktivitas siswa dalam pertemuan ini masuk dalam kategori sangat baik karena jumlah skor 77 di antara 70-92 (Sangat Baik). Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Observasi Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I pertemuan III N o. 1. 2. 3. 4.
Skor 1 2 3 4
Hasil penilaian observer 13 10 Jumlah skor
Jumlah skor 39 40 79
Hasil penilaian peneliti 14 9
Jumlah skor 42 36 78
Tabel 4.17 mendeskripsikan bahwa aktivitas siswa yang diobservasi oleh observer pada siklus II pertemuan III, terdapat 13 skor 3 dan 10 skor 4. Hasil observasi aktivitas siswa dalam pertemuan ini masuk dalam kategori sangat baik karena jumlah skor 79 di antara 70-92 (Sangat Baik). Hasil aktivitas siswa pada siklus II pertemuan III yang di observasi oleh Peneliti, terdapat 14 skor 3 dan 9 skor 4. Hasil observasi aktivitas siswa dalam pertemuan ini masuk dalam kategori sangat baik karena jumlah skor 78di antara 7092 (Sangat Baik). Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I, dapat dilihat pada tabel 4.18
66
Tabel 4.18 Rekapitulasi Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Hasil penilaian observer Hasil penilaian peneliti I 72 71 II 79 77 III 79 78 Jumlah 230 226 Rata-rata 76,7 75,4 Rata-rata siklus I 76,05 Dari tabel 4.18 dapat kita lihat bahwa hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan I oleh observer diperoleh sebesar 72 yang berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih dalam kategori sangat baik, hasil analisis observasi aktifitas siswa pada pertemuan II sebesar 79 masuk dalam kategori sangat baik dan hasil analisis aktivitas siswa pada pertemuan III sebesar 79 masuk dalam kategori sangat baik. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan I yang dinilai oleh peneliti diperoleh sebesar 71 yang berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih dalam kategori sangat baik, hasil analisis observasi aktifitas siswa pada pertemuan II sebesar 77 masuk dalam kategori sangat baik dan hasil analisis aktivitas siswa pada pertemuan III sebesar 78 masuk dalam kategori sangat baik. Dari kedua penilaian yaitu dari observer dan peneliti diperoleh rata-rata hasil aktivitas siswa sebesar 76,05 masuk dalam kategori sangat baik, yang berarti aspek aspek dalam lembar observasi aktivitas siswa yang sudah terlaksana secara optimal dan terdapat peningkatan hasil aktivitas siswa disetiap pertemuan. Pembelajaran matematika dengan menggunakan media power point dalam pembelajaran dapat meningkatkan ketrampilan sosial siswa dan sikap siswa. Hal itu dapat dilihat dari keaktifan siswa, yaitu ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami siswa mempunyai keberanian untuk mengajukan pertanyaan.
67
3)
Refleksi Bardasarkan hasil analisis penilaian pada pelaksanaan siklus II hasil terjadi
peningkatan hasil belajar matematika siswa hal ini dapat dilihat 17 siswa dari 17 siswa tuntas belajar atau ketuntasan belajar mencapai 100%. Hal ini terjadi karena siswa sudah paham dengan konsep pecahan sederhana setelah melihat langsung cara menentukan nilai pecahan, membandingkan pecahan dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari dalam media power point yang digunakan saat pembelajaran, selain itu media power point juga mampu memacu semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis tes pada siklus II ini, terdapat 17 siswa tuntas belajar atau ketuntasan belajar mencapai 100%. Dari hasil tes siswa pada siklus II ini nilai rata-ratanya adalah 79,11 dengan kata lain bahwa nilai rata-rata tersebut sudah diatas KKM (65) yang ditentukan sehingga tidak perlu diadakan tindakan siklus berikutnya. 4.5
Hasil Analisis Data
4.5.1
Siklus I Berdasarkan proses belajar mengajar dengan menggunakan media power
point dalam pembelajaran pada siklus I didapatkan data nilai hasil belajar yang dapat dilihat pada tabel 4.19 Tabel 4.19 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Matematika Siklus I No.
Nilai
1. 40-51 2. 52-64 3. 65-76 4. 77-88 5. 89-100 Jumlah Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah
Sebelum Tindakan Jumlah Siswa 1 3 5 4 4 17 74,41 100 40
Keterangan
Persentase Ketuntasan Jumlah (%) 5,88 Belum tuntas 4 17,65 Belum tuntas 29,41 Tuntas 23,53 Tuntas 13 23,53 Tuntas 100
68
Tabel 4.19 mendeskripsikan hasil belajar siswa pada siklus I, diketahui untuk nilai 40 s/d 51 terdapat 1 siswa dengan persentasi 5,88%, untuk nilai 53 s/d 64 terdapat 3 siswa dengan persentasi 17,65%, nilai 65 s/d 76 terdapat 5 siswa dengan persentasi 29,41%, nilai 76 s/d 88 terdapat 4 siswa dengan persentasi 23,53% dan nilai 89 s/d 100 terdapat 4 siswa dengan presentasi 23,53%. Dari data tersebut diperoleh nilai rata-rata 74,41 sedangkan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 40. Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.18 dapat dibuat diagram seperti pada diagram 4.3.
Diagram 4.3 Hasil perolehan Nilai Matematika Siklus I Berdasarkan data hasil perolehan nilai matematika pada siklus I berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.120 Tabel 4.20 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I
No.
Nilai
≥ 65 1. < 65 2. Jumlah
Jumlah Siswa Jumlah Persen (%) 76,47 13 23,53 4 17 100
Ketuntasan Belajar Tuntas Belum tuntas
69
Ketuntasan Belajar Siswa Perolehan Nilai Siklus I dapat diketahui 4 siswa memiliki nilai kurang dari (KKM=65) dengan persentase 23,53%. 13 siswa sudah mencapai ketuntasan minimal (KKM=65) dengan persentase 76,47%. Ketuntasan belajar si swa pada tabel 4.10 dapat dilihat pada diagram 4.4. 23,53% tuntas belum tuntas 76,47%
Diagram 4.4 Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I Diagram 4.4 mendiskripsikan bahwa 13 siswa sudah mendapatkan nilai ≥65 dan dapat diartikan 76,47% dari jumlah siswa penguasaan konsep pecahan sederhana telah meningkat melalui penggunaan media pembelajaran, akan tetapi indikator kinerja dalam penelitian ini belum tercapai karena belum mencapai 80% dari jumlah siswa. Maka dari itu untuk memantapkan dari hasil siklus I ini akan dilanjutkan pada siklus II sebagai pemantapan. 4.5.2
Siklus II
Berdasarkan proses belajar mengajar dengan menggunakan media power point dalam pembelajaran pada siklus II didapatkan data nilai hasil belajar yang dapat dilihat pada tabel 4.20 sebagai berikut: Tabel 4.21 Rekapitulasi Hasil Nilai Matematika Siklus II
No.
Nilai
1. 65-76 2. 77-88 3. 89-100 Jumlah Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah
Sebelum Tindakan
Keterangan
Jumlah Siswa 10 3 4 17 79,12 100 65
Ketuntasan
Persentase (%) 58,82 17,65 23,53 100
Tuntas Tuntas Tuntas
Juml ah 17
70
Tabel 4.21 mendeskripsikan bahwa dari 17 siswa terdapat 17 siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar (KKM=65) atau 100% , hal ini dapat diartikan bahwa tidak ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah (KKM=65), dapat dilihat yang mendapatkan nilai 65 s/d 76 terdapat 10 siswa dengan persentasi 58,82%, nilai 76 s/d 88 terdapat 3 siswa dengan persentasi 17,65% dan nilai 89 s/d 100 terdapat 4 siswa dengan presentasi 23,53%. Dari data tersebut diperoleh nilai rata-rata 79,12 sedangkan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 65. Untuk lebih jelasnya data pada tabel 4.20 dapat dibuat diagram seperti pada diagram 4.5
Diagram 4.5 Hasil Perolehan Nilai Siklus II Berdasarkan data hasil perolehan nilai pada siklus II.Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.21 Tabel 4.22 Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II No. 1. 2.
Ketuntasan Belajar Tuntas Belum tuntas Jumlah
Jumlah Siswa Jumlah Persen (%) 17 100 0 0 17 100
Dari tabel 4.22 dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar Siswa dari perolehan nilai siklus II
bahwa tidak ada siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM=65), dan terdapat 17 siswa yang sudah mencapai
71
ketuntasan minimal dengan persentase 100%. Hal ini berarti penguasaan konsep tentang pecahan sederhana meningkat melalui penggunaan media power point dalam pembelajaran. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.10 dapat dilihat pada diagram 4.6. 0% Tuntas Belum tuntas
100%
Diagram 4.6 Persentase Ketuntasan Belajar Matematik Siklus II Perbandingan ketuntasan belajar dapat ditunjukkan perbandingannya pada tabel 4.23 Tabel 4.23 Rekapitulasi Pengelompokan Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II No. Nilai
Pra Siklus Jumlah Persen Siswa (%) 1. Tuntas 6 35,3 2. Belum 11 64,7 Tuntas Jumlah 17 100
Siklus I Jumlah Siswa 13 4
Siklus II Persen Jumlah (%) Siswa 76,47 17 23,53 0
Persen (%) 100 0
17
100
100
17
Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel 4.23 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang hasil belajarnya tuntas dalam mata pelajaran matematika terbukti untuk klasifikasi Tuntas, sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 6 siswa . Siklus I hasil belajar matematika terdapat 13 siswa yang tuntas dan siklus II jumlah siswa yang tuntas ada 17 siswa. Ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan penguasaan konsep pecahan sederhana.
Pada klasifikasi Tidak Tuntas, sebelum
diadakan tindakan terdapat 11 siswa yang hasil belajarnya belum tuntas pada mata
72
pelajaran matematika, setelah siklus I jumlah siswa yang hasil belajar belum tuntas dalam mata pelajaran matematika terdapat 4 siswa dan siklus II keseluruhan siswa mengalami ketuntasan belajar, dalam arti tidak ada siswa yang tidak tuntas. Hal ini
Jumlah Siswa
dapat dilihat pada diagram 4.7. 20 15 10 5 0
11 6
17
13 4
pra siklus
0
siklus I siklus II
tuntas belum tuntas
Pembelajaran Diagram 4.7 Rekapitulasi Nilai Pra Siklus, Sikus I, Siklus II
4.6
Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas maka dapat diketahui
peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan media power point dalam pembelajaran. Hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian, postes dari siklus I dan siklus II selalu mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.23 yaitu nilai pada kondisi awal yang dapat dilihat dari hasil ulangan harian, nilai pada siklus I dan nilai pada siklus II. Tabel 4.24 Rekapitulasi kenaikan nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Pra siklus Siklus 1 Siklus 2
Jumlah siswa yang tuntas KKM 6 13 17
Rata-rata hasil belajar matematika 61,05 74,41 79,12
Berdasarkan tabel 4.24 diatas tampak bahwa jumlah siswa yang tuntas dalam belajar meningkat, pada kondisi awal terdapat 6 siswa yang tuntas KKM, pada Siklus I
73
terhadi peningkatan menjadi 13 siswa tuntas dalam belajar, pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 17 siswa atau seluruh siswa berhasil dalam belajar atau tuntas dalam belajar matematika. Nilai rata-rata siswa pada kondisi awal yang dapat dilihat dari hasil ulangan harian adalah 60,58 dan siklus I 74,41 kemudian pada siklus II sebesar 79,12 sehingga dapat diketahui bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-rata yaitu dari hasil ulangan harian 60,58 naik menjadi 74,41 pada siklus I. Sedang pada siklus II tampak telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa yaitu dari nilai rata-rata 74,41 pada siklus I naik menjadi 79,12 pada siklus II. Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas maka diperlukan tindakan sesuai dengan usia anak sekolah dasar yang masih dalam tahapan operasional konkrit (7- 11 th). Siswa akan lebih paham bila siswa dapat melihat sesuatu yang konkrit, sehingga guru harus pandai dalam memilih dan menggunakan media yang tepat saat menyampaikan materi pembelajaran dan membuat siswa lebih bersemangat dan atusias dalam belajar. Dari uraian penelitian yang telah disajikan, maka penggunaan media power point dalam pembelajaran matematika pokok bahasan pecahan sederhana pada kelas III SD Negeri 2 Ngaren selaras dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nur Indah Cahyani (2010) dengan judul “ Penggunaan Power Point Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Negri 1 Karangwader Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2009/2010.