BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini memberikan gambaran tentang pola asuh orang tua dan motivasi berprestasi yang dimiliki oleh anak. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan diantaranya yaitu meminta izin dengan surat penelitian, memilih dan menyusun alat ukur, penentuan sampel penelitian terlebih dahulu. Subyek penelitian yang dipilih penulis adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 28 Semarang Tahun Ajaran 2011/2012.
4.1.1.Visi SMP Negeri 28 Semarang Unggul dalam prestasi, santun dalam perilaku bedasarkan iman dan taqwa. Indikator : 1. Unggul dalam pengembangan dan pelaksanaan kurikulum. 2. Unggul dalam kelulusan. 3. Unggul dibidang akademik dan non akademik. 4. Santun, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia dan bersahaja. 5. Menjunjung tinggi norma nilai. 6. Taat beribadah, sesuai dengan agama yang dianut.
30
31
4.1.2. Misi SMP Negeri 28 Semarang 1. Membimbing siswa dalam mengembangkan moral dan kepribadian. 2. Menghidupkan iklim belajar yang kondusif dan kompetitif. 3. Membimbing pengembangan diri siswa untuk menemukan jati diri siswa. 4. Mengoptimalkan kultur sekolah yang sehat dan dinamis. 5. Mengelola managemen sekolah dengan baik dan benar. 6. Memberdayakan pengembangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi.
4.2. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu dipaparkan deskripsi hasil pengukuran variabel yang digunakan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran umum keadaan responden terkait dengan variabel yang diteliti. Deskripsi hasil pengukuran berupa mean, standar deviasi, nilai minimal dan nilai maksimal. Berdasar perhitungan statistik deskriptif, diperoleh nilai mean, standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum masing-masing variabel sebagai berikut. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Hasil Pengukuran Variabel Penelitian N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
Motivasi
214
42.00
68.00
53.3645
4.80394
Pola asuh
214
83.00
138.00
108.3692
8.55192
Valid N (listwise)
214
Dari hasil yang telah dihitung diperoleh hasil motivasi berprestasi dengan skor minimum sebesar 42.00, skor maksimum sebesar 68.00, skor mean atau rata-
32
rata sebesar 53.3645 dan skor standar deviation sebesar 4.80394. Pada skor pola asuh orang tua diperoleh hasil skor minimum sebesar 83.00, skor maksimun sebesar 138.00, skor mean atau rata-rata sebesar 108.3692 dan skor standar deviation sebesar 8.55192. 4.2.1.
Uji Normalitas Sebelum dilakukan uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji
prasyarat atau uji asumsi, yaitu uji normalitas. Teknik yang digunakan adalah teknik uji One Sampel – Kolmogorov – Smirnov Test . Uji ini sebenarnya digunakan untuk menguji keberagaman data. Jika hasil uji signifikan, berarti data yang diuji beragam (tidak seragam) dan jika hasil uji tidak signifikan berarti data yang diuji tidak beragam (yang berarti seragam atau normal). Jadi yang diharapkan dari hasil uji normalitas dengan menggunakan One Sampel – Kolmogorov – Smirnov Test adalah tidak signifikan dengan hasil p > 0,050. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parametersa
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Motivasi
Pola asuh
214 53.3645 4.80394 .077 .077 -.043 1.126 .158
214 108.3692 8.55192 .049 .046 -.049 .710 .694
a. Test distribution is Normal.
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil skor pola asuh orang tua memiliki koefisien kolmogorov sebesar 0,710 signifikansi sebesar 0,694 yang berarti > 0,050, maka distribusi data variabel pola asuh orang tua tergolong normal.
33
Demikian juga distribusi data skor variabel motivasi berprestasi dengan koefisien kolmogorove sebesar 1,126 dengan singnifikansi 0,158 yang berarti > 0,050. dengan demikian uji normalitas terpenuhi.
4.2.2. Analisis Deskriptif Motivasi Berprestasi Dalam
menentukan kategori hasil pengukuran variabel motivasi
berprestasi digunakan dari skor minimum motivasi berprestasi siswa sebesar 42 dan skor maksimum sebesar 68, dengan menggunakan 4 kategori. Lebar interval dapat dihitung sebagai berikut:
i i
Nilai Max Nilai Min banyaknya Kriteria 68 42 6.5 dibulatkan menjadi 6 4
Dengan demikian tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel motivasi berprestasi dapat dikategorikan sebagai berikut: 62 – 68 : Sangat Tinggi 55 – 61 : Tinggi 48 – 54 : Sedang 42 – 47 : Rendah Tabel 4.3 Kategorisasi Hasil Pengukuran Motivasi Berprestasi Mean Presentase Skor Kriteria N (St.dev) (%) 62 – 68 Sangat Tinggi 14 6.5% 55 – 61 Tinggi 71 33.2% 53.36 48 – 54 Sedang 110 51.4% (4.803) 42 – 47 Rendah 19 8.9% Jumlah
214
100%
34
Dari Tabel 4.3, dapat dilihat bahwa 6,5% responden memiliki skor motivasi berprestasi yang berada pada kategori sangat tinggi, 33,2 % responden berada pada kategori tinggi, 51,4% responden berada pada kategori sedang, dan 8,9% responden yang mendapat skor pada kategori rendah. Berdasarkan skor terbanyak sebesar 53,36 diketahui bahwa rata-rata skor motivasi berprestasi berada pada kategori sedang. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 42 sampai dengan skor maksimum sebesar 68 dengan standar deviasi 4.803. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa rata-rata motivasi berprestasi siswa berada pada kategori sedang.
4.3. Analisis Data 4.3.1. Uji Korelasi Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Spearman Rho karena distribusi semua data dalam kategori normal yaitu p > 0,050 untuk menguji hubungan pola asuh orang tua dan motivasi berprestasi. Untuk perhitungan dilakukan dengan bantuan program komputer (Statistical Product and Servisce Solution) SPSS for windows versi 17.0. Tabel 4.4 Hasil Uji Korelasi Antara Pola Asuh orang Tua dengan Motivasi Berprestasi
Variabel
Pola Asuh
Motivasi Berprestasi r
Sig
0.105
0.127
35
Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi pola asuh orang tua dan motivasi berprestasi, secara umum pola asuh orang tua mempunyai hubungan positif yang tidak signifikan terhadap motivasi berprestasi, hal ini dapat dilihat dari koefisien korelasi sebesar 0,105 dengan signifikansi sebesar 0,127 (p > 0,050). 4.3.2. Uji Hipotesis Bedasarkan rumusan masalah bahwa ada hubungan antara pola asuh orang tua dan motivasi berprestasi siswa kelas VIII SMP Negeri 28 Semarang tahun pelajaran 2011/2012 maka pada pengujian hipotesis ditolak karena pada saat penelitian diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dan motivasi berprestasi siswa kelas VIII SMP Negeri 28 Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012.
4.4. Pembahasan Berdasarkan perhitungan korelasi diketahui bahwa pola asuh orang tua secara umum mempunyai hubungan positif yang tidak signifikan terhadap motivasi berprestasi siswa didapat koefisien korelasi sebesar 0,105 dengan taraf signifikansi sebesar 0,127 (p > 0,050). Tidak adanya hubungan antara pola asuh orang tua dan motivasi berprestasi siswa disebabkan adanya faktor yang berasal dari luar individu, yakni faktor keluarga, faktor masyarakat, dan faktor lingkungan sekolah. Faktor keluarga, melalui bentuk pola asuh orang tua tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap motivasi anak, karena motivasi berprestasi tumbuh pada dalam diri siswa misalnya keadaan jasmani, jenis kelamin siswa,
36
usia siswa, intelegensi siswa, kepribadian siswa, minat siswa, citra diri siswa, keberhasilan yang pernah dicapai siswa, dan tingkat pendidikan siswa yang terdapat pada dalam diri anak kemudian dapat berkembang sesuai dengan peresapan nilai-nilai dari luar diri siswa misalnya lingkungan keluarga siswa, lingkungan masyarakat siswa, dan lingkungan sosial siswa. Faktor pola asuh orang tua atau lingkungan keluarga dalam hal ini termasuk dalam faktor luar yang mempengaruhi motivasi berprestasi siswa tetapi hal ini tidak mempunyai hubungan bagi tinggi rendahnya motivasi berprestasi siswa. Motivasi berprestasi siswa tercipta melalui dalam diri siswa itu sendiri dengan adanya kesadaran siswa. Berdasarkan perhitungan korelasi diketahui temuan tambahan bahwa diantara masing-masing pola asuh orang tua dengan motivasi berprestasi yang memiliki hubungan yang positif yang signifikan adalah pola asuh demokratis dengan motivasi berprestasi. Didapat koefisien korelasi sebesar 0,194 dengan signifikansi 0,004 (p < 0,050) Adanya hubungan positif tersebut disebabkan karena pola asuh yang diterapkan oleh orang tua merupakan cerminan bagi anak untuk bertindak, hal ini menunjukkan bahwa penerapan pola asuh orang tua dikondisikan dengan situasi anak. Pada pola asuh demokratis, orang tua yang memahami tentang keadaan anak akan dapat memahami secara mendalam dan mengerti kebutuhan dari anak, orang tua selalu melibatkan anak dalam segala yang berhubungan dengan diri anak dan dengan keluarga melalui diskusi bersama dan anak belajar untuk membuat keputusan untuk dirinya sendiri. Dalam penelitian ini orang tua yang cenderung menerapkan pola asuh demokratis maka motivasi berprestasi anak akan semakin tinggi.
37
Dalam metode-metode pola asuh tersebut tidak dapat diterapkan salah satu saja, yang berlaku kecenderungan pada masing-masing pola asuh yang berarti pola asuh tertentu yang lebih dominan diterapkan oleh orang tua dalam hubungannya pengasuhan terhadap anak (Hurlock dalam Krisbiantara, 2005). Setiap orang tua memiliki cara tersendiri dalam mendidik anak, pola asuh yang orang tua terapkan pada anak disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari anak. Ada saatnya orang tua memanjakkan anak, memberikan kebebasan dan menerapkan kontrol yang ketat pada anak, tidak lain adalah untuk kebaikan anak itu sendiri. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arif Isnani pada tahun 2010 yang berjudul Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dan Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Siswa Kelas V Semester I SD Negeri Gugus Kalimasada Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung 2010/2011 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara pola asuh dengan prestasi belajar siswa sedangkan motivasi belajar siswa ada hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan spearman rho dan diperoleh hasil C = 0,263 dengan sig 7,359 < 9,488. Sedangkan analisis korelasi motivasi berprestasi belajar dengan prestasi belajar siswa diperoleh signifikansi 0,00 yang berarti ada hubungan yang signifikan.