BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian pada Bab I yaitu bagaimana penguasaan kompetensi guru di SMP Kristen 2 Salatiga, Jawa Tengah.
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kristen 2 Salatiga merupakan salah satu SMP yang ada di Salatiga, terletak di jalan Jendral Sudirman 111B Salatiga. SMP Kristen 2 Salatiga mempunyai 24 karyawan yang terbagi yaitu seorang kepala sekolah, dua staff TU dan dua penjaga sekolah. SMP Kristen 2 Salatiga sebagai lembaga pendidikan kristen yang memegang teguh moto: “Melayani dan memberikan yang terbaik bagi peserta didik”. Berdiri sejak tahun 1954 yang telah mencetak ribuan generasi intelektual yang tersebar di seluruh wilayah tanah air.
4.1.2 Karakteristik Responden Karakteristik dalam pembahasan ini adalah gambaran tentang berbagai hal yang berhubungan dengan keberadaan responden yang dapat saja mempengaruhi peningkatan penguasaan kompetensi guru. Dalam tabel berikut akan dipaparkan data guru yang dijadikan responden dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dijadikan sampel penelitian.
Dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum 16 responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan masa kerja. Pembahasan mengenai gambaran umum responden ini digunakan untuk mendukung serta melengkapi hasil analisis data penelitian. Bagian ini menjelaskan temuan penelitian yang dikemukakan dalam bentuk statistik deskriftif. Distribusi frekuensi untuk jenis kelamin nampak bahwa guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kristen 2 Salatiga yang sudah sertifikasi berjumlah 16 orang yang didominasi oleh guru perempuan, yaitu sebanyak 10 orang (62,5%) sedangkan sisanya untuk guru laki-laki sebanyak 6 orang (37,5%). Distrubusi frekuensi untuk usia membagi data kedalam tiga (3) kelompok, yaitu <40 tahun, 41-50 tahun, dan >50 tahun. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, diperoleh temuan bahwa berdasarkan usia para guru yang ada di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kristen 2 Salatiga, guru yang berusia kurang dari 40 tahun ada 3 orang (19%), yang berusia 41-50 tahun ada 4 orang (25%) dan yang mempunyai usia di atas 50 tahun ada 9 orang (56%). Distribusi frekuensi untuk data masa kerja guru membagi data dalam tiga kelompok, yaitu <10 tahun, 11-20 tahun, dan >20 tahun. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, masa kerja <10 tahun ditemukan sebanyak empat (4) orang guru (25%), masa kerja 11-20 tahun sebanyak empat (4) orang guru (25%), sedangkan masa kerja >20 tahun yaitu sebanyak 8 orang (50%).
65
4.1.3
Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru
berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral, emosional, dan intelektual. Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar, karena siswa memiliki karakter, sifat, dan interes yang berbeda. Tabel 4.4 berikut menampilkan tingkat kompetensi dari pedagogik guru:
66
Tabel 4.1 Hasil Analisis Kompetensi Pedagogik No
Indikator
1
Saya memahami latar belakang dan kemampuan awal peserta didik. Saya menerapkan teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Saya menggunakan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang akan dicapai dan materi ajar. Saya mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu Saya melaksanakan pembelajaran yang kondusif Saya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. Saya berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun kepada peserta didik Saya menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. Saya memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran Saya melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Total
2
3
4
5 6
7
8 9
10
Min
*Sumber: Data Primer Yang Diolah Tahun 2014
67
Hasil Max Mean
Std
3
5
4,19
,750
4
5
4,31
,479
4
5
4,19
,403
4
5
4,19
,403
4
5
4,13
,342
4
5
4,38
,500
4
5
4,31
,479
4
5
4,19
,4 03
4
5
4,31
,479
3
5
4,06
,574
46,19
Tabel 4.4 pada instrumen kompetensi pedagogik yang terdiri dari 10 item, terlihat bahwa perolehan mean total sebesar 46,19 atau 83,88%. Dengan demikian kompetensi pedagogik guru bersertifikati masuk dalam kategori sangat baik. Dengan hasil mean tersebut dapat diartikan, secara umum responden yaitu guruguru yang
bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi
pedagogik sangat baik. Indikator yang mempunyai mean tertinggi adalah indikator nomor 6, yaitu 4,38 hal ini berarti guru-guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memanfaatkan teknologi dan informasi dan komunikasi dengan baik untuk kepentingan penyelengaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. Perolehan mean terendah yaitu pada indikator nomor 10 yaitu 4,06. Ini berarti bahwa guru-guru bersertifikasi belum menguasai cara melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
4.1.4 Kompetensi Kepribadian Kompetensi
kepribadian
mencakup
kemampuan
personal
yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Tabel 4.4 berikut menampilkan tingkat kompetensi dari kepribadian guru
68
No 1
2
3 4 5
6 7
8
9 10 11
Tabel 4.2 Hasil Analisis Kompetensi Kepribadian Hasil Indikator Min Max Mean Saya menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal dan gender. Saya bersikap sesuai dengan norma agama, hukum dan norma sosial yang berlaku dimasyarakat serta kebudayaan Nasional Indonesia. Saya berperilaku jujur, tegas dan manusiawi. Saya mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia. Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didikdan anggota masyarakat Saya konsisten dalam bersikap dan bertindak Saya memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik. Dalam mengajar saya menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi Merasa bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri. Saya bekerja mandiri secara profesional. Memehami kode etik profesi guru dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Total
*Sumber: Data Primer Yang Diolah Tahun 2014
69
Std
4
5
4,31
,479
4
5
4,50
,516
4
5
4,63
,500
4
5
4,63
,500
4
5
4,44
,512
4
5
4,25
,447
4
5
4,25
,447
4
5
4,31
,479
4
5
4,44
,512
4
5
4,38
,500
4
5
4,31
,479
48,44
Tabel 4.5 pada instrumen kompetensi kepribadian yang terdiri dari 11 item, terlihat bahwa perolehan mean total sebesar 48,44 atau 88,06%. Dengan demikian kompetensi kepribadian guru bersertifikati masuk dalam kategori dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan hasil mean tersebut dapat diartikan, secara umum responden yaitu guru-guru yang bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi pedagogik sangat baik. Indikator yang mempunyai mean tertinggi adalah indikator nomor 3 dan 4, yaitu 4,63. Item nomor 3 yaitu berperilaku jujur, tegas dan manusiawi. Ini dapat diartikan sebagian besar responden yaitu guru bersertifikasui di SMP Kristen 2 Salatiga berperilaku jujur, tegas dan manusiawi yang sangat tnggi. Sedangkan item nomor 4 yaitu mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia. Ini dapat diartikan sebagian besar responden yaitu guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga telah memiliki akhlak mulia yang sangat baik. Adapun indikator yang mempunyai mean terendah bila dibandingkan dengan mean total adalah item nomor 6 yaitu dan 7. Item 6 yaitu saya konsisten dalam bersikap dan bertindak, sedangkan item 7 ialah “perilaku yang berpengaruh terhadap peserta didik”. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagaian besar responden kurang konsisten dalam bersikap, bertindak dan kurang memiliki perilaku yang dapat berpengaruh terhadap peserta didik.
4.1.5 Kompetensi Profesional Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang menaungi materinya, serta
70
penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. Tabel 4.6 berikut menampilkan tingkat kompetensi dari profesional guru: Tabel 4.3 Hasil Analisis Kompetensi Profesional No
Indikator
1
Saya menguasai materi, struktur konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang saya ampu. Memahami standar kompetensi dan kompetensi mata pelajaran yang saya ampu Saya memahami tujuan pembelajaran mata pelajaran Saya memilih materi sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik Dalam mengelola materi pelajaran saya secara integratif dan kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik Saya melakukan tindakan reflektif terhadap kinerja sendiri secara terus menerus Saya memanfaatkan hasil reflektif dalam rangka peningkatan keprofesionalan Saya melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keprofesionalan Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik Total
2
3 4 5
6
7
8
9
Min
*Sumber: Data Primer Yang Diolah Tahun 2014
71
Hasil Max Mean
Std
3
5
4,12
,500
3
5
4,25
,577
4
5
4,31
,479
4
5
4,31
,479
4
5
4,19
,403
4
5
4,19
,403
4
5
4,31
,479
3
5
3,44
,629
4
5
4,19
,403
41,63
Tabel 4.6 pada instrumen kompetensi profesional yang terdiri dari 9 item, terlihat bahwa perolehan mean total sebesar 41,63 atau 83,25%. Dengan demikian kompetensi kepribadian guru bersertifikati masuk dalam kategori sangat baik. Dengan hasil mean tersebut dapat diartikan, secara umum responden yaitu guruguru yang
bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi
pedagogik sangat baik. Indikator yang mempunyai mean tertinggi adalah indikator nomor 3, 4 dan 7, yaitu 4,63. Item nomor 3 yaitu memahami tujuan pembelajaran mata pelajaran. Ini dapat diartikan sebagian besar responden yaitu guru bersertifikasui di SMP Kristen 2 Salatiga memahami tujuan pembelajaran mata pelajaran yang sangat tnggi. Item nomor 4 yaitu memilih materi sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. ini dapat diartikan sebagian besar respionden dapat memilih materi sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Sedangkan item nomor 7 yaitu memanfaatkan hasil reflektif dalam rangka peningkatan keprofesionalan. Ini dapat diartikan sebagian besar responden yaitu guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga mampu memanfaatkan hasil reflektif dalam rangka peningkatan keprofesionalan dengan sangat baik. Adapun indikator yang mempunyai mean terendah bila dibandingkan dengan mean total adalah item nomor 8, yaitu melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keprofesionalan. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagaian besar responden belum melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keprofesionalan.
72
4.1.6 Kompetensi Sosial Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Tabel 4.7 berikut menampilkan tingkat kompetensi dari sosial guru: Tabel 4.4 Hasil Analisis Kompetensi Sosial No
Indikator
1
Saya bertindak objektif terhadap peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran Saya tidak membeda-bedakan peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah Saya berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik. Saya melibatkan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan untuk mengatasi kesulitan belajar Saya bisa beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektifitas pendidik Saya bisa beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektifitas pendidik Saya berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah dan komunitas ilmiah linnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan Saya menyampaikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profes Total
2
3
4
5
6
7
8
Min
*Sumber: Data Primer Yang Diolah Tahun 201
73
Hasil Max Mean
Std
4
5
4,44
,512
4
5
4,50
,516
4
5
4,38
,500
4
5
4,25
,447
4
5
4,38
,500
4
5
4,19
,403
4
5
4,19
,403
4
5
4,19
,403
34,50
Tabel 4.7 pada instrumen kompetensi kepribadian yang terdiri dari 8 item, terlihat bahwa perolehan mean total sebesar 34,50 atau 86,44%. Dengan demikian kompetensi kepribadian guru bersertifikati masuk dalam kategori sangat baik. Dengan hasil mean tersebut dapat diartikan, secara umum responden yaitu guruguru yang
bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi
pedagogik sangat baik. Indikator yang mempunyai mean tertinggi adalah indikator nomor 2, yaitu 4,50. Item nomor 2 yaitu tidak membeda-bedakan peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah. Ini dapat diartikan sebagian besar responden yaitu guru bersertifikasui di SMP Kristen 2 Salatiga tidak membedabedakan peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah yang sangat baik. Adapun indikator yang mempunyai mean terendah bila dibandingkan dengan mean total adalah item nomor 6,7 dan 8. Item nomor 6 yaitu “melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan”. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagaian besar responden melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan masih berada dibawah indikator-indikator yang lainnya dalam sub konsep kompetensi sosial. Item nomor 7 dan 8 dalam indikator yaitu ” Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagain guru bersertifikasi di SMP Krieten 2 Salatiga kurang
74
berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. Hasil pengolahan data statistik yang menggambarkan kompetensi guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga yang diabagi dalam empat sub kompetensi seperti yang sudah dibahas sebelumnya, maka dapat dirangkum kompetensi guru secara total sebagai berikut: Tabel 4.5 Mean Total Kompetensi Guru Descriptive Statistics N
Mean (%)
Std. Deviation
Kompetensi Pedagogik
16
83.88
6.089
Kompetensi kepribadian
16
88.06
6.726
Kompetensi profesional
16
83.25
6.403
Kompetensi sosial
16
86.25
5.845
Valid N (listwise)
16
*Sumber: Data Primer Yang Diolah Tahun 2014
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa mean total rata-rata untuk kompetensi guru bersertifikasi adalah 4,49 sehingga dapat dikategirikan sangat baik. Dengan hasil mean tersebut dapat diartikan bahwa secara umum responden dalam hal ini adalah guru yang sudah bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi profesional sangat baik. Jika gambar dalam bentuk diagram batang, akan ditemukan data seperti pada gambar 4.1 berikut:
75
Gambar 4.1 Perbandingan Penguasaan Kompetensi Guru Sertifikasi di SMP Krisren 2 Salatiga 89 88 87 86 85 84 83 82 81 80 kompetensi pedagogik
kompetensi kepribadian
kompetensi profesional
kompetensi sosial
*Sumber: data Primer Pengukuran Penguasaan Kompetensi Guru sertifikasi Tahun 2014
Berdasarkan gambar diagram 4.1 dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan keempat kompetensi guru sangat baik.
4.2
Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1 Pembahasan Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral, emosional, dan intelektual. Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar, karena siswa memiliki karakter, sifat, dan interes yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik dari guruguru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga berada pada kategori sangat baik
76
dengan mean 46,19 atau 83,88%. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kompetensi guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi pedagogik yang sangat baik. Guru sertifikasi mengaku memahami peserta didiknya, memahami tingkat kecerdasan dan pengembangan kognitif siswa. Artinya sebagian guru bersertifikasi sudah memahami ciri-ciri peserta didiknya. Memahami potensi anak didiknya, dapat merancang proses belajar mengajar (PBM) yang komprehensip dan dapat menguasai prinsip dan proses PBM. Berdasarkan data dari hasil kuesioner, guru-guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga sudah memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi
dengan baik untuk kepentingan penyelengaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bersertifikasi di sekolah SMP Kristen Salatiga, “guru-guru dapat memanfaatkan teknologi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar karena telah didukung oleh fasilitas sekolah yang sudah memadai, dan sebagian besar guru mengembangkan berbagai model atau metode pembelajaran yang selalu berubah menyesuaikan dengan kondisi kelas, karena kondisi setiap kelas mempengaruhi metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar”. Menurut James D. Finn salah seorang tokoh teknologi pendidikan yang dikutip oleh Marselus (2011:38) pernah mengatakan, “masa depan pendidikan akan berada ditangan mereka yang menghayati arti penting teknologi dan memanfaatkannya dalam pembelajaran”. Karena itu jika para guru ingin berperan
77
lebih di abad ini, mereka juga harus menguasai teknologi, termasuk teknologi informasi dan komputer. Ketika peran pendidik dari orang tua digantikan dengan peran guru di sekolah maka tuntutan kemampuan pisikologis juga beralih pada guru. Karena itu guru tidak hanya sebagai pengajar yang menstransfer ilmu, pengetahuan dan keterampilan kepada siswa tetapi juga merupakan pendidik dan pembimbing yang membantu siswa untuk mengembangkan segala potensisnya terkait dengan potensi akademis maupun non akademis. Sebagaian besar guru bersertifikasi sudah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan peserta didik dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru sertifikasi penggunaan teknologi dan informasi dalam pembelajaran yang dilakukan adalah dalam kegiatan belajar mengajar guru menggunakan power point, pemanfaatan akses internet. Pemanfaatan teknologi dan komunikasi ini dapat terlaksana dengan baik karena fasilitas dari sekolah yang memadai sehingga sanggat mendukung pengembangan kegiatan belajar mengajar. Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Guru bisa memanfaatkan teknologi komputer
ini
memudahkan
pembelajaran
atau
mengemas
pesan-pesan
pembelajaran secara menarik, sehingga menggugah minat dan motivasi belajar siswa. Disisi lain masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan oleh sebagaiann guru bersertifikasi yaitu melaksanakan pembelajaran yang kondusif. Pembelajaran
78
dalam hal ini, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Pembelajaran yang kondusif berarti kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung keberlangsungan pembelajaran. Lingkungan belajar dapat merefleksikan ekspektasi yang tinggi bagi kesuksesan seluruh anak secara individual. Dalam upaya menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif bagi peserta didik, guru harus dapat memberikan kemudahan belajar kepada siswa, menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai, menyampaikan
materi
pembelajaran
,
dan
strategi
pembelajaran
yang
memungkinkan siswa belajar. Oleh karena itu, peran guru selayaknya membiasakan pengaturan peran dan tanggung jawab bagi setiap anak terhadap terciptanya lingkungan fisik kelas yang diharapkan dan suasana lingkungan sosial kelas yang menjadikan proses pembelajaran dapat berlangsung secara bermakna. Dengan terciptanya tanggung jawab bersama antara anak dan guru, maka akan tercipta situasi pembelajaran yang kondusif dan bersinergi bagi semua anak. Menurut Naim (2009), ada dua aspek penting yang perlu dikembangkan oleh seorang guru sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang kondusif bagi siswa, yaitu pribadi guru dan suasana pembelajaran. Perpaduan kedua aspek tersebut akan menjadikan dimensi inspiratif semakin emakin menemukan momentum untuk mengkristal dan membangun energi perubahan posotif dalam diri siswa. Kepribadian guru sebagai orang dewasa dapat menjadi model sekaligus pengarah dan fasilitator belajar yang tercermin dari suasana atau iklim pembelajaran yang diciptakan di dalam kelas. Kedua aspek ini, pada gilirannya
79
akan mampu mengakumulasi potensi dari pada siswa untuk semakin meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya.
4.2.2 Pembahasan Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga tepancar dalam perilaku sehari-hari. Hasil penelitian kompetensi kepribadian dari guru-guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga masuk kategori sangat baik dengan mean 48,44 atau 88,07%. Ini artinya kompetensi guru-guru bersertifikasi
di SMP Kristen 2
Salatiga memiliki kompetensi kepribadian sangat baik. Hal tersebut tercermin dari prilaku jujur, tegas dan manusiawi serta guruguru mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia. Guru harus berakhlak mulia, karena ia adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua (Mulyasa, 2009). Tuntutan untuk menjadi pribadi yang jujur sebetulnya harus dimulai dari diri sendiri. Jujur tehadap diri sendiri adalah kunci bagi keberhasilan hidup dan juga kenyamanan dalam berkarya. Selain bertindak jujur, guru harus menampilkan diri sebagai pribadi yang memiliki akhlak mulia sehingga dapat menjadi sumber teladan bagi siswa maupun masyarakat. Guru menjadi model yang memperlihatkan sikap dan perilaku yang pantas dicontoh. Menurut Marselus (2011:54), nilai-nilai yang diajarkan oleh guru tidak hanya sekedar berwujud kata-kata kosong tetapi lebih dari itu harus menggema
80
dan terpancar dalam sikap dan cara hidup guru itu sendiri”. Itu sebabnya guru itu dikatakan diguguh dan ditiru karena karakternya sebagai pemberi teladan. Meskipun telah memperoleh kategori sangat baik, kompetensi kepribadian tetap perlu adanya peningkatan. Guru harus dapat mengembangkan diri secara berkelanjutan. Guru harus terus mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian pesat dengan memutahirkan kemampuan diri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut semua orang untuk terus belajar. Kenyataan di lapangan kompetensi guru yang telah bersertifikasi telah memiliki komitmen dan kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru profesional. Hal ini terbukti dengan kinerja para guru dan prestasi yang diperoleh di sekolah baik bidang akademik maupun bidang non akademik. Sehingga sekolah, pribadi guru mempunyai andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan, Pribadi guru yang mempunyai andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Komptensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi peserta didik. Berdasarkan hasil kuisioner mengenai kompetensi kepribadian guru menggambarkan bahwa para guru memiliki kompetensi kepribadian yang sangat baik. Guru-guru mengaku berperilaku sesuai dengan norma keguruan dan menjunjung kode etik profesi guru. Guru meyakini bahwa perilaku mereka berpenagaruh positif terhadap kepribadian siswa.
81
Kompetensi kepribadian guru berhubungan dengan hal yang menyangkut kebiasaan, tingkah laku, disiplin dan lain sebagainya yang menyangkut pribadi guru itu sendiri. Kepribadian guru yang baik akan menimbulkan suatu hal yang mungkin ingin diikuti oleh siswa. Salah satu cerminan kepribadian guru yang baik adalah kedisiplinan, apabila guru tidak melanggar peraturan yang telah disepakati di dalam kelas dengan sendirinya siswa juga akan merasa enggan untuk melanggar. Guru tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran, tetapi bagaimana seorang guru menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian peserta didik.
4.2.3 Pembahasan Kompetensi Profesional Kompetensi
profesional
adalah
kemampuan
penguasaan
materi
pembelajaan secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Hasil penelitian kompetensi profesional dari guru-guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga masuk kategori baik dengan mean 41,63 atau 83,25%. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kompetensi guru-guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi profesional baik. Kompetensi profesional yang masih perlu untuk ditingkatkan oleh guruguru bersertifikasi adalah kemampuan guru-guru untuk menguasai materi, struktur
82
konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Guru harus selalu meng-update, dan menguasai materi pelajaran yang disajikan. Menurut Mulyasa (2007:139) dalam mengembangkan materi, guru perlu meperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) validitas artinya ketepatan materi terkait dengan konsep keilmuannya; 2) keberartiannya artinya signifikansi dari materi tersebut terhadap kebutuhan peserta didik; 3) relevansi artinya bahwa materi yang dikembangkan harus sesuai dengan kemampuan siswa untuk menerimanya; 4) kemenarikan artinya hendaknya materi juga dapat mendorong siswa untuk mendalami lebih jauh atau menimbulkan rasa ingin tahu; 5) kepuasan artinya materi yang diberikan dapat menimbulkan perasaan senang dan puas dalam diri siswa karena kebutuhan atau keinginannya terpenuhi. Kompetensi profesional yang baik tentunya guru mampu merencanakan proses pembelajaran yang akan dilakukan baik berupa program tahunan maupun program semester. Hal ini yang akan menjadi patokan agar materi yang disampaikan menjadi berurutan, sehingga memudahkan siswa untuk memperkaya pengetahuannya dengan mencari reverensi diluar jam pelajaran.
4.2.4 Pembahasan Kompetensi Sosial Kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga pendidik, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Hasil penelitian kompetensi guru bersetifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga untuk kompetensi sosial termasuk dalam kategori sangat baik dengan mean 34,50
83
atau 86,44%. Hal ini berarti sebagaian besar kompetensi guru-guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi sosial sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam memahami nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dan dijunjung tinggi oleh masyarakat, hal ini berpengaruh terhadap proses pendidikan anak di sekolah, dan guru dalam hubungannya dengan orang tua peserta didik dan masyarakat. Kompetensi sosial dari guru bersertifikasi yang harus ditingkatkan yaitu kemampuan beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja
dalam rangka
meningkatkan efektifitas pendidik, berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah dan komunitas ilmiah linnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan menyampaikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi. Dari hasil penelitian kompetensi guru yang meliputi empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang telah dibahas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga sangat baik.
4.3
Pembahasan
Penguasaan
Kompetensi
Guru
Yang
Sudah
Bersertifikasi Menurut Surya (2005:56), guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Seorang guru yang profesional dituntut dengan sejumlah persayaratan minimal, antara lain: memiliki kualifikasi pendidik profesi memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki
84
kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, dan selalu melakukan pengembangan diri terus-menerus melalui organisasi profesi, internat, buku, seminar, dan semacamnya. Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.” “Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan profesional, keilmuan, tekhnologi, sosial dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,pengembangan pribadi, dan profesionalisme (Mulyasa, 2007:26).” Pengakuan guru sebagai tenaga yang profesional dibuktikan dengan sertifikasi pendidik. Sertifikasi pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan kualifikasi akademik minimal S1/D-IV, pengalaman mengajar minimal empat tahun, dan berbagai syarat lain melalui uji sertifikasi pendidik. Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menuntut guru untuk menguasai empat kompetensi, yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Guru yang memiliki penguasaan yang baik terhadap empat kompetensi tersebut layak untuk mendapatkan sertifikat profesi pendidik, yang merupakan bukti fisik dari guru profesional. Hasil
yang
diperoleh
berdasarkan
pengolahan
data
deskriptif
menunjukkan bahwa guru yang sudah bersertifikasi mempunyai penguasaan
85
kompetensi yang terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial guru sangat baik. sebanyak 85,34% guru yang sudah bersertifikast di SMP Kristen 2 Salatiga sudah baik dalam penguasaan kompetensi. Kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Didalam pelaksanaan proses sertifikasi kompetensi ini akan menjadi penilaian dan tolak ukur keberhasilan seorang guru. Artinya, hanya guru yang kompeten dan terampillah yang akan lolos dalam sertifikasi.
86