BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1. Sejarah Perkembangan Perusahaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) adalah program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial ekonomi tertentu. Sebagai program publik Jamsostek memberikan hak dan membebani kewajiban secara pasti bagi pengusaha dan tenaga kerja berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992, berupa santunan tunai dan pelayanan medis, sedangkan kewajiban peserta adalah tertib administrasi dan membayar iuran. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar, untuk menjaga harkat dan martabat manusia, khususnya tenaga kerja jika mengalami risiko-risiko social ekonomi dengan pembiayaan yang ditanggulangi oleh program jamsostek, terbatas saat terjadi peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua dan meninggal dunia, yang mengakibatkan berkurangnya atau terputusnya penghasilan tenaga kerja dan atau membutuhkan perawatan medis. Jamsostek dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri. Kemandirian berarti tidak bergantung orang lain dalam membiayai perawatan pada waktu sakit, kehidupan di hari tua maupun keluarga bila meninggal dunia. Harga diri berarti jaminan di peroleh sebagai hak dan bukan balas kasihan dari orang lain. Agar pembiayaan dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
manfaat optimal, pelaksanaan programnya dilakukan secara gotong royong dimana yang muda membantu yang tua, yang sehat membantu yang sakit dan yang berpenghasilan tinggi membantu yang berpenghasilan rendah. Pemerintah menunjuk PT. Jamsostek (Persero) sebagai Badan Penyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja melalui Peraturan Pemerintah Nomor : 36 Tahun 1995. Program Jamsostek wajib diikuti oleh setiap perusahaan (BUMN, Joint Venture, PMA), Yayasan, Koperasi perusahaan perorangan yang memperkerjakan tenaga kerja paling sedikit 10 (sepuluh) orang atau membayar seluruh upah perbulan paling sedikit Rp. 1.000.000,Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara, Indonesia seperti halnya berbagai Negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal. Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969 tentang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pokok-pokok Tenaga Kerja, secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan. Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek. Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial. Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 dengan perubahan pada pasal 34 ayat 2, dimana Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah mengesahkan Amandemen tersebut, yang kini berbunyi: "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatan motivasi maupun produktivitas kerja. Kiprah Perseroan yang mengedepankan kepentingan dan hak normative Tenaga Kerja di Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT Jamsostek (Persero) memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya. PT Jamsostek (Persero) juga berperan serta dalam upaya peningkatan kesejahteraan peserta yaitu berupa dukungan antara lain terhadap perumahan, pendidikan, pelatihan, pekerja dan fasilitas, sarana kesejahteraan bagi para pekerja peserta program Jamsostek, sehingga diharapkan dapat menjadi dukungan langsung pada upaya peningkatan produktivitas dan peningkatan kesejahteraan bagi tenaga kerja dan keluarganya. Guna mewujudkan tujuan tersebut, tahun 1996 atas laba bersih yang diperoleh oleh PT. Jamsostek (Persero) sebagaian disisihkan dan dihimpun dalam bentuk Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta (DPKP) yang dipergunakan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta program Jamsostek. Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta atau disingkat DPKP merupakan dana yang dihimpun dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan peserta program Jamsostek yang diambil dari sebagian dana hasil keuntungan. PT. Jamsostek (Persero) sampai saat ini terus meningkatkan dan memperluas jaringan kepesertaan dengan berbagai cara, tanggung jawab PT. Jamsostek (Persero) untuk mensejahterakan pekerja juga harus didukung oleh semua pihak yang setuju adanya jaminan sosaial bagi para pekerja. Saat ini ada 4 (empat) badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yakni ; Jamsostek, Taspen, Askes Indonesia dan Asabri. Semua lembaga ini memiliki payung hukum Undang-Undang tersendiri, oleh karenanya semestinya semua pekerja di Indonesia, apakah dia tergabung dalam PNS dan TNI/Polri harus mendapatkan jaminan sosial. Kelompok PNS dan TNI/Polri, semua wajib disertakan sebagai anggota Taspen dan Asabri. Namun untuk pekerja BUMN dan swasta lainnya, meskipun sudah di wajibkan, ada pengusaha yang menganggap masalah kepesertaan tak lagi wajib melainkan sukarela. Inilah sebabnya, masih banyak perusahaan belum menyertakan pekerjanya untuk ikut program Jamsostek, sehingga banyak tenaga kerja tidak mendapatkan jaminan sosial seperti layaknya para pekerja yang sudah menjadi anggota Jamsostek. Dengan penyelenggaraan yang makin maju, program Jamsostek tidak hanya bermanfaat kepada pekerja dan pengusaha tetapi juga berperan aktif dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian bagi kesejahteraan masyarakat dan perkembangan masa depan bangsa.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.1.2.
Visi, Misi dan Budaya Perusahaan
4.1.2.1. Visi Menjadi lembaga jaminan sosial tenaga kerja terpercaya yang unggul dalam pelayanan dan memberikan manfaat optimal bagi seluruh peserta dan keluarganya. 4.1.2.2. Misi Sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang memenuhi perlindungan dasar bagi tenaga kerja serta menjadi mitra terpercaya bagi ; Tenaga Kerja : Memberikan perlindungan yang layak bagi tenaga kerja
dan keluarga Pengusaha : Menjadi mitra terpercaya untuk memberikan perlindungan
kepada tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas Negara : Berperan serta dalam pembangunan
Dengan mengusung motto : “Pelindung Pekerja, Mitra Pengusaha”
4.1.2.3. Budaya Perusahaan Spiritual
; Iman, Taqwa dan Keteladanan
Logical
; Berprestasi dan Profesional serta Integritas dan Komitmen
Emotional : Kerjasama yang harmonis dan Pelayanan tulus ikhlas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.1.3. Struktur Organisasi PT Jamsostek (Persero)
Struktur Organisasi PT. Jamsostek (Persero) sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Direksi Nomor: KEP/190/082007 01 Agustus 2007 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja PT. Jamsostek (Persero) (Terlampir), adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Struktur Organisasi PT Jamsostek (Persero)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.1.4.
Logo PT Jamsostek (Persero)
4.1.5.
Program –Program PT. Jamsostek (Persero)
1.
Jaminan Hari Tua (JHT)
Program Jaminan Sosial merupakan program perlindungan yang bersifat dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan merupakan sarana penjamin arus penerimaan penghasilan bagi tenaga kerja dan keluarganya akibat dari terjadinya resiko-resiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja. Resiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh program tersebut terbatas saat terjadi peristiwa kecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua dan meninggal dunia, yang mengakibatkan berkurangnya atau terputusnya penghasilan tenaga kerja dan atau membutuhkan perawatan medis. Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial ini menggunakan mekanisme Asuransi Sosial. Program JHT menjamin pekerja Jamsostek atau ahli warisnya untuk mendapatkan manfaat uang tunai. Uang ini akan dibayarkan kepada peserta berdasarkan akumulasi jumlah iuran ditambah hasil pengembangan pada saat pekerja
http://digilib.mercubuana.ac.id/
telah berusia 55 tahun atau meninggal dunia. Manfaat juga akan diterima pekerja yang mengalami cacat total tetap, mengalami PHK setelah menjadi peserta sekurangkurangnya 5 tahun dengan masa tunggu 1 bulan, pergi keluar negeri dan tidak kembali, atau menjadi PNS/TNI/POLRI. JHT dikelola berdasarkan kaidah tabungan wajib. Pekerja peserta program JHT membayar iuran yang besarnya berhubungan dengan tingkat pendapatan atau upah yang dibayarkan pengusaha. Besarnya iuran JHT adalah 5,7 % dari upah bulanan. Pengusaha membayar 3,7 %-nya dan 2% sisanya dibayar oleh pekerja yang bersangkutan. Pekerja atau ahli warisnya yang mengajukan permintaan (klaim) JHT, akan dibayar paling lambat 30 hari setelah pengajuan tersebut oleh PT.Jamsostek (Persero).
2.
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) JPK adalah salah satu program Jamsostek yang membantu tenaga kerja dan
keluarganya mengatasi masalah kesehatan. Mulai dari pencegahan, pelayanan di klinik kesehatan, rumah sakit, kebutuhan alat bantu peningkatan pengetahuan, dan pengobatan, secara efektif dan efisien. Setiap tenaga kerja yang telah mengikuti program JPK akan diberikan KPK (Kartu Pemeliharaan Kesehatan) sebagai bukti diri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Kecelakaan kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan resiko yang harus dihadapi oleh tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan oleh adanya resiko resiko sosial seperti kematian atau cacat karena kecelakaan kerja baik fisik maupun mental, maka diperlukan adanya jaminan kecelakaan kerja. Kesehatan dan keselamatan tenaga kerja merupakan tanggung jawab pengusaha sehingga pengusaha memiliki kewajiban untuk membayar iuran jaminan kecelakaan kerja yang berkisar antara 0,24% sampai dengan 1,74% sesuai kelompok jenis usaha. 4. Jaminan Kematian (JKM) Jaminan Kematian diperuntukkan bagi ahli waris tenaga kerja yang menjadi peserta Jamsostek yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja. Jaminan Kematian diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang. Pengusaha wajib menanggung iuran Program Jaminan Kematian sebesar 0,3 % dengan jaminan kematian yang diberikan adalah Rp 12 Juta terdiri dari Rp 10 juta santunan kematian dan Rp 2 juta biaya pemakaman dan santunan berkala. Manfaat lain dari Jaminan Kematian adalah santunan berkala sebesar dua ratus ribu rupiah setiap bulan selama dua tahun. Dengan demikian membantu meringankan beban hidup keluarga mendingan peserta.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.
Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (DPKP dan PKBL)
a.
Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta Merupakan dana yang dihimpun dan digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan peserta program Jamsostek yang diambil dari sebagian dana hasil keuntungan PT. Jamsostek (Persero). Pelaksanaan program DPKP ini berlandaskan pada Surat Menteri Keuangan No. S-521/MK.01/2000, tanggal 27 Oktober 2000 tentang Pedoman Umum Dana Peningkatan Kesejahteraan Pekerja (DPKP). Program-program DPKP yang sudah dilaksanakan terdiri dari dua jenis yaitu : 1. DPKP Bergulir (Dikembalikan) a. Investasi Jangka Panjang, seperti : o
Pembangunan Rumah Susun Sewa
o
Pembangunan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
b. Pinjaman dana mencakup : o
Pinjaman Uang Muka Perumahan (PUMP)
o
Pinjaman Koperasi Karyawan / Pekerja
2. DPKP Tidak Bergulir (Hibah) a. Bidang Kesehatan, antara lain : o
Bantuan untuk renovasi RS/Poliklinik
o
Bantuan mobil Ambulance dan peralatan medis kepada RS/Poliklinik
o
Pelayanan kesehatan secara cuma-cuma
http://digilib.mercubuana.ac.id/
b. Bidang Pendidikan, seperti : o
Bea Siswa
o
Pelatihan Tenaga Kerja
o
Bantuan untuk Balai Latihan Kerja
c. Bantuan Keuangan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
b.
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Program kemitraan ini merupakan kerjasama antara BUMN dengan Usaha
Kecil yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN, sesuai dengan Keputusan Menteri BUMN No.KEP-236/MBU/2003. Kelompok Usaha Kecil ini dapat berbadan hukum seperti PT, Koperasi, CV, Fa atau tidak berbadan hukum atau Perorangan. Adapun Jenis Program Kemitraan ini antara lain : 1. Pinjaman Biasa, yaitu pinjaman yang diberikan kepada Usaha Kecil atas dasar untuk penambahan modal kerja dan bukan atas dasar pesanan dari rekanan Usaha Kecil. 2. Pinjaman Khusus, yaitu pinjaman yang diberikan kepada Usaha Kecil atas dasar pesanan dari rekanan Usaha Kecil.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.1.6. Gambaran Umum Biro Humas PT. Jamsostek (Persero) Humas merupakan perantara antara manajemen dengan karyawan begitu pula sebaliknya. Humas merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama dan pemenuhan kepentingan bersama, serta fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Selain itu Biro Humas sangat dibutuhkan di PT Jamsostek (Persero) karena: 1. Banyak kegiatan / kemajuan yang tidak terpublikasikan. 2. Banyak pihak yang belum paham Jamsostek. 3. Program Jamsostek masih dipandang sebagai suatu kewajiban dan bukannya kebutuhan. 4. Tingkat pemahaman masyarakat terhadap Jamsostek masih bervariasi. 5. Jamsostek sebagai program pelayanan publik yang rentan terhadap komplain / keluhan. 6. Banyak pihak yang masih kurang peduli terhadap program Jamsostek
Kedudukan Biro Humas dalam struktur organisasi berada di bawah Direktur Utama, sehingga semua kegiatan baik internal maupun eksternal harus atas persetujuan Direktur Utama dan wajib untuk melaporkan setiap perkembangan dari kegiatan tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Biro Humas merupakan bagian integral dari suatu perusahaan yang berfungsi sebagai mediator yang menjembatani komunikasi, menjadi komunikator dan bertindak sebagai juru bicara perusahaan sehubungan dengan kebijakan-kebijakan yang dijalankan, menginformasikan acara-acara dan kegiatan yang berhubungan dengan sosialisasi. Seluruh kegiatan Biro Humas pada hakikatnya adalah kegiatan komunikasi yang bersifat timbal balik. Kegiatan komunikasi tersebut sebagian besar merupakan penyampaian atau penyebaran informasi dari suatu perusahaan dalam hal ini adalah PT Jamsostek (Persero) kepada khalayak yang menjadi sasaran.
4.1.7 Struktur Organisasi Biro Humas Berdasarkan kepada Keputusan Direksi Nomor: KEP/05/012006 (Terlampir)
STRUKTUR ORGANISASI BIRO HUMAS PT. JAMSOSTEK (PERSERO) STRUKTUR ORGANISASI Kepala Biro Humas Sekretaris 2
Kepala Urusan Promosi dan Publikasi
Penata Promosi
Penata Publikasi
Kepala Urusan Komunikasi Eksternal
Kepala Urusan Komunikasi Internal
Penata Komunikasi Media
Penata Komunikasi Internal
Penata Komunikasi kelembagaan
Administrator Dokumentasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2 Hasil Penelitian Bab ini merupakan isi dari uraian penulis mengenai hasil penelitian. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian diperoleh berdasarkan wawancara mendalam (Indepth Interviews) dengan nara sumber dari Biro Humas yaitu : Bapak Esra Nababan, Uus Supriyadi, Monika Desianti dan dari Biro Renbang yaitu : Bapak Abdul Latief. Narasumber tersebut merupakan orang-orang yang berkaitan langsung dengan program Humas serta mempunyai peranan penting dan berkompeten dengan topik dalam skripsi ini. Selain itu juga diperoleh data-data dari insan media yaitu Sdr. M. Guntur Setiawan (Suara Karya), Sdr. Rahmat Baihaqi (Seputar Indonesia) dan Sdri. Tri Haryanti (Poskota). Pengambilan data atau wawancara ini dilakukan selama kurang lebih 2 (dua) minggu karena padatnya jadwal kegiatan nara sumber yang dimulai sejak tanggal 17 September 2010 sampai dengan tanggal 30 September 2010. Pengambilan data atau wawancara dengan Pegawai atau Staf Biro Humas PT. Jamsostek (Persero) dilakukan dengan cara wawancara tatap muka secara mendalam dan terus-menerus (lebih dari satu kali). Sedangkan pengambilan data atau wawancara dengan para insan media dilakukan dengan memanfaatkan media komunikasi selain tatap muka, yaitu melalui media internet (email) dan telepon. Hal ini disebabkan karena padatnya kegiatan nara sumber. Alasan lainnya adalah tidak memungkinkan untuk bertatap muka karena sedang dinas meliput suatu acara diluar kota.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada nara sumber dimulai dari pertanyaan yang bersifat umum lalu bertahap ke pertanyaan yang bersifat khusus. Ketika proses wawancara berjalan, pertanyaan-pertanyaan yang menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya berkembang dengan sendirinya, ketika jawaban-jawaban yang diperoleh dari nara sumber pun mulai berkembang dan tidak terpaku hanya pada pertanyaan utama saja. Berikut adalah hasil penelitian yang diperoleh peneliti : 4.2.1. Kegiatan Planning (Perencanaan) Bagian terpenting dari kegiatan Biro Humas PT. Jamsostek (Persero) adalah menjalin, mempertahankan dan meningkatkan hubungan baik dengan media. Untuk membangun pola kerja yang sistematik dan berkesinambungan maka setiap penyusunan program atau kegiatan komunikasi harus melalui beberapa tahapan, salah satunya adalah kegiatan Planning (Perencanaan). PT. Jamsostek (Persero) melalui Biro Humas membutuhkan strategi dalam menjalankan suatu perencanaan kegiatan. Tujuannya adalah agar sejumlah kegiatan humasan yang telah direncanakan bisa berjalan sesuai target waktu, tepat sasaran, sesuai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan dan tentunya peningkatan citra positif PT. Jamsostek (Persero) di mata khalayaknya. Rancangan kegiatan kehumasan termuat menjadi pedoman dalam buku Rancangan Jangka Panjang Perusahaan (RJPP).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Menurut pandangan Bapak Guntur Setiawan, wartawan Suara Karya : 59 “Citra yang selama ini berkembang di antara rekan-rekan media mengenai PT. Jamsostek (Persero) sudah cukup baik. PT. Jamsostek (Persero) sangat memahami hubungan simbiosis mutualisme dengan media. Media juga sangat berpengaruh dalam peningkatan citra perusahaan, karena hampir setiap hari ada berita mengenai Jamsostek. ” Tujuan yang ingin dicapai dari terjalinnya suatu hubungan dengan media adalah agar terus tercipta dan terjaga hubungan timbal balik yang harmonis dan selaras sesuai kepentingannya masing-masing. Wartawan membutuhkan berita terakurat, sebaliknya perusahaan pun membutuhkan peran media untuk publikasi dan pemberitaan positif guna meningkatkan citra positif PT. Jamsostek (Persero). Bapak Rahmat Baihaqi, wartawan Seputar Indonesia menambahkan : 60 “Media berperan besar dalam meningkatkan citra suatu perusahaan. Apabila tidak ada peran media, berarti segala bentuk informasi dan publikasi perusahaan sulit diketahui khalayak luas (masyarakat). Output dan informasi terbaru mengenai perusahaan menjadi tidak terpantau dan khalayak tidak mengetahui perkembangan perusahaan.” PT. Jamsostek (Persero) dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan pengungkapan informasi di dalam perusahaan. Mengingat salah satu hakikat GCG adalah transparansi dalam mengemukakan informasi kepada stakeholders, maka PT. Jamsostek (Persero) sangat membutuhkan media sebagai perantara penyebaran informasi dan perkembangan perusahaan guna meningkatkan citra perusahaan.
59 60
Hasil wawancara dengan M. Guntur Setiawan (Suara Karya), 17 September 2010 Hasil wawancara dengan Rahmat Baihaqi (Seputar Indonesia), 20 September 2010
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Menurut penuturan Bapak Abdul Latief, selaku mantan Kepala Urusan Biro Humas bahwa : 61 “Peran media massa bagi perusahaan sangatlah penting, sejak berdirinya PT. Jamsostek (Persero) hingga saat ini tidak pernah lepas dari peran serta para media. Beragam kegiatan positif yang dilakukan oleh perusahaan sudah pasti membutuhkan publikasi dan pemberitaan dari rekan-rekan media, agar khalayak luas dan para stake holder mendapatkan informasi dan meningkatkan kesadaran (awareness) mengenai Jamsostek. Tidak hanya itu saja, tentu peran media juga sangatlah penting ketika perusahaan harus menghadapi isu-isu kontroversial.” Hubungan timbal balik yang positif dengan media harus terus dibina dan dijaga oleh PT. Jamsostek (Persero). Hal ini bertujuan agar insan media merasa turut menjadi bagian dari perusahaan (ada rasa memiliki). Ketika media mendengar atau pun membaca berita negatif mengenai perusahaan, mereka akan lebih cepat merespon dan secepat mungkin menginformasikan kepada perusahaan sebelum tersebar cepat ke khalayak luas. Bapak Uus menjelaskan : 62 “Kegiatan media relations sendiri bertujuan agar terjadi hubungan timbal balik yang positif antara perusahaan dengan media, tujuan kegiatan tersebut adalah agar dapat memberikan informasi kepada publik mengenai keberadaan perusahaan baik ; mengenai internal perusahaan (seperti ; Sumber Daya Manusia, proses pelayanan, sistem rekruitment) dan mengenai eksternal perusahaan (seperti ; laba perusahaan, sosialisasi program-program Jamsostek, dengan harapan PT. Jamsostek (Persero) bisa menjadi perusahaan go-public.” Dari beberapa uraian diatas menggambarkan bahwa ada ikatan yang tidak dapat dilepaskan dengan media dalam setiap siklus kegiatan perusahaan. Media turut membawa pengaruh besar pada peningkatan citra perusahaan. Dengan memahami 61
Hasil wawancara dengan Abdul Latief (Kaur. Biro Renbang & Mantan Kaur. Biro Humas), 29 September 2010 62 Hasil wawancara dengan Uus Supriyadi (Staf Biro Humas), 21 September 2010
http://digilib.mercubuana.ac.id/
peran media, perusahaan perlu memahami strategi pola kerja perencanaan kegiatan dalam menghadapi media yang berbeda karakter. Strategi yang telah ditetapkan untuk setiap kegiatan kehumasan di Biro Humas harus melihat visi, misi yang telah ditetapkan manajemen, karena strategi perencanaan pengelolaan kegiatan kehumasan ini akan menjadi pedoman bagi setiap aktivitas humas di seluruh kantor cabang PT. Jamsostek (Persero) se-Indonesia. PT. Jamsostek (Persero) menyadari adanya perbedaan kepentingan atau sudut pandang antara media dengan perusahaan karena tidak selamanya media mampu memenuhi seluruh kepentingan dan keinginan perusahaan saja. Jurang perbedaan kepentingan ini dapat mudah terlihat manakala media hanya memburu informasi mengenai isu-isu atau berita negatif mengenai perusahaan. Media tidak hanya ingin mengetahui bagaimana informasi keberhasilan perusahaan saja, namun mereka ingin mengetahui apakah informasi tersebut berarti bagi masyarakat, pekerja, pemerintah dan sebagainya. Dengan sedikit dramatisasi pada narasi berita, informasi sekecil apapun bisa menjadi topik utama “headline” yang menarik, bernilai jual besar dan tentu menguntungkan bagi pihak media, namun terkadang hal ini justru sangat menggangu perusahaan. Perbedaan tujuan media massa dengan Public Relations dapat menyebabkan munculnya bersinggungan kepentingan (bahkan berakibat konflik). Benturan kepentingan inilah yang selanjutnya mengakibatkan hubungan kedua profesi ini sering terlihat kurang mesra.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Persiapan penting pada saat menjalin hubungan dengan media, mencakup pemahaman mengenai media massa yang menjadi mitra perusahaan. Kemampuan memahami karakteristik media yang berbeda-beda menjadi asset penting bagi praktisi Humas agar dalam menjalin hubungan baik dengan media massa tidak terjadi benturan kepentingan. Bapak Esra Nababan mengungkapkan bahwa : 63 “Mekanisme perencanaan media relations khususnya setiap kegiatan media relations yang direncanakan, biasanya kita tentukan terlebih dahulu media mana yang akan kita kunjungi, lalu perusahaan membuat surat yang disetujui oleh jajaran Direksi, ini sesungguhnya berfungsi untuk menyamakan waktu ketika perusahaan mengunjungi media lalu selanjutnya pada kegiatan tersebut terjadi dialog-dialog yang sifatnya tidak terlalu formal.” Ibu Monika berpendapat mengenai tujuan dan mekanisme perencanaan (planning) suatu kegiatan media relations ; 64 “Tujuan media relations khususnya melalui kegiatan press conference dan press tour adalah untuk membina hubungan baik dengan wartawan media baik cetak maupun elektronik yang berpengaruh dengan organisasi Biro Humas pada khususnya dan Jamsostek pada umumnya agar tercipta sinergi positif antara kedua belah pihak. Proses perencanaan kegiatannya adalah melalui pemetaan media secara selektif (susunan redaksi, arah/kebijakan pemberitaan, kekuatan media) dan menentukan prioritas media yang disesuaikan dengan target khalayak yang akan dituju. ” Dapat diuraikan lebih jelas bahwa kegiatan press conference bertujuan sebagai sarana pemberian informasi secara terbuka tentang suatu topik atau isu aktual kepada media oleh pejabat yang memiliki wewenang memberikan informasi. Sedangkan kegiatan press tour adalah kunjungan wartawan secara langsung ke lokasi
63 64
Hasil wawancara dengan Esra Nababan (Staf Biro Humas), 22 September 2010 Hasil wawancara dengan Monika Desianti (Staf Biro Humas), 23 September 2010
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pelaksanaan atau obyek kegiatan program Jamsostek. Terciptanya hubungan yang baik dengan media massa akan mendorong kelancaran kegiatan media relations dan membantu mendorong peningkatan citra perusahaan. Contoh saja ; press release yang dikirimkan akan lebih diprioritaskan apabila sudah sejak sebelumnya dibina hubungan yang baik antara staf Humas dan media. Untuk memberikan gambaran mengenai perencanaan kegiatan-kegiatan Biro Humas di PT Jamsostek (Persero), contoh sebagai berikut ;
Tabel 1. Rencana Kegiatan Eksternal Biro Humas PT Jamsostek (Persero) tahun 2010 ACTION PLAN KOMUNIKASI EKSTERNAL BIRO HUMAS TAHUN 2010
NO
KEGIATAN
BULAN
KETERANGAN 1
1 2 3 4 5 6 7
Liputan khusus pers ke Kanwil & Kacab Mengadakan Press Gathering Mengadakan Press Gathering di 8 Kanwil Mengadakan Jamsostek Journalism Award Mengadakan Jamsostek Cup Mengadakan Konfrensi Pers per Triwulan Talks Show di TV
Kuantitas 6 Kanwil & 12 Cabang Kuantitas 1x setahun Kuantitas 8 x setahun Kuantitas 1x setahun Kuantitas 1x setahun Kuantitas 4 x setahun Kuantitas 12 x
8
Talks Show di Radio
Kuantitas 12 x
9
Memuat Advetorial di media cetak Info/edukasi Jamsostek melalui Surat kabar/Majalah Info/edukasi Jamsostek melalui Surat kabar/Majalah di 8 Kanwil Mengadakan Media Relation 2 bulanan dengan Media Massa Cetak Mengadakan Buka Puasa Bersama dengan Pers
placement: 12 bulan
10 11
12
13
2
3
4
5
6
x
x
x
x
7
8
9
x
x
x
x
x
x
x
x
10
11
12
x
x
x x
x
x x
x x
x
x
x
x
x x
x
x
x
x
x
x
x
x x
x x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
placement: 12 x Kuantitas 8 Kanwil
kuantitas 4 x setahun Kuantitas: 1x setahun
http://digilib.mercubuana.ac.id/
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x x
x
x
x
4.2.2. Kegiatan Organizing (Pengorganisasian) Pada kegiatan wawancara pengorganisasian, pertanyaan yang diajukan ditekankan pada persiapan kegiatan press conference dan press tour, strategi media relations dan analisa pemilihan media. Biro Humas melakukan kegiatan pengorganisasian berdasarkan acuan atau pedoman yang telah ditentukan dan disetujui oleh perusahaan khususnya pada kegiatan press conference dan press tour. Ibu Monika menjelaskan bahwa : 65 “Pada kegiatan press conference perlu mempersiapkan dan mengatur waktu yang tepat agar tidak terlalu dekat dengan tenggat waktu deadline wartawan, lokasi, juru bicara, seleksi media, dan press release penting dipersiapkan. Sedangkan pada kegitan press tour perlu mempersiapkan mapping penetapan wilayah atau daerah yang akan dikunjungi, dan memilih wartawan yang akan mengikuti press tour.” Strategi yang dilakukan Biro Humas pada setiap kegiatan media relations bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan citra atau reputasi perusahaan dimata khalayaknya. Biro Humas PT. Jamsostek (Persero) memang tidak menggunakan strategi khusus pada kegiatan media relations yang tertuang didalam kertas. Karena sesuai kebijakan perusahaan memang setiap program kegiatan Biro Humas harus berpedoman pada kerangka acuan kegiatan yang telah disetujui oleh jajaran Direksi. Rancangan setiap kegiatan termuat dalam action plan Biro Humas dan wajib mengacu pada Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP). Namun pada kenyataan dilapangan tetap diperlukan strategi khusus dalam menghadapi media. Strategi tersebut yaitu “hubungan kedekatan pribadi yang positif
65
Hasil wawancara dengan Monika Desianti (Staf Biro Humas), 23 September 2010
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan profesional” antara staf Biro Humas dengan media. Jalinan kedekatan ini tidak terbatas hanya dikantor saja namun berlanjut seperti sebuah persahabatan atau keluarga. Dan rupanya kedekatan ini juga dilakukan tidak hanya sebatas media dan staf saja, media dengan Direksi pun bisa menjalin kedekatan seperti sahabat. Sebagai contoh hubungan pribadi antara personil Biro Humas dengan media seperti ; Kepala Urusan Biro Humas mengadakan acara silaturahmi dikediamannya dan khusus menjamu media. Jalinan hubungan yang baik antara media dan jajaran Direksi dapat digambarkan ; ketika media membutuhkan informasi atau ingin sekedar mengklarifikasi suatu berita, pihak media dapat langsung mengirimkan ke Direksi, dan Direksi pun langsung merespon dan transparan dalam memberikan jawaban pertanyaan. Mengenai pemilihan media, Biro Humas melakukan analisa pasar, lalu menentukan secara selektif media mana yang sangat tepat bagi khalayak sasaran. Sebagai contoh ; karena target khalayak jamsostek adalah sebagian besar pekerja, Biro Humas memilih harian Pos Kota sebagai media untuk melakukan publikasi yang sering dibaca dan langsung bersentuhan dengan khalayak (melalui surat pembaca). Bapak Uus berpendapat mengenai hal ini : 66 “Biro Humas juga tidak pernah mengesampingkan media eksklusif (media yang harganya cukup mahal ; Kompas, Majalah dll). Seluruh jenis media, baik cetak ataupun elektronik harus bisa disentuh oleh Jamsostek. Hanya mengenai pemilihan media yang akan menjadi prioritas, semua bergantung pada permasalahan atau hal penting apa yang akan dipublikasikan dan siapa sasaran khalayak yang dituju.”
66
Hasil wawancara dengan Uus Supriyadi (Staf Biro Humas), 21 September 2010
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Mengenai penulisan berita ataupun publikasi yang akan dibuat oleh para wartawan, tidak pernah diarahkan oleh Perusahaan. Namun untuk publikasi berupa iklan, advertorial, rubrik info ditentukan dan diarahkan oleh Biro Humas. Bapak Esra menambahkan bahwa : 67 “PT. Jamsostek (Persero) telah menganggap seluruh insan media sebagai lebih dari sekedar partner atau mitra, maka tidak ada strategi-strategi khusus untuk menjalin hubungan dengan media, tidak ada anak emas, kami tidak pernah menomor satukan, ataupun menomor duakan suatu media, semua kami anggap sama. Pemberitaan di media pun tidak pernah diarahkan, tentu media kami bebaskan membuat berita, karena ada kode etik wartawan untuk pemberitaan, tidak boleh ada interfensi khusus dari perusahaan atas pemberitaan yang akan dimuat. Biro Humas sangat percaya kepada media, karena kami yakin apabila perusahaan melakukan kegiatan positif dan baik tentu pemberitaan yang akan ditulis pun akan baik dan positif. ” Di tahun lalu (2009) kegiatan media relations yang telah dilaksanakan berupa ; konferensi pers, media visit, media briefing, press tour, press gathering, dan buka puasa bersama. Pada kegiatan rutin seperti press conference ataupun press gathering biasanya dimanfaatkan wartawan untuk menjalin kedekatan pribadi secara informal kepada Direksi. Bapak Uus memaparkan : 68 “Press conference rutin dilakukan per Semester (tiga bulan). Namun tidak menutup kemungkinan apabila ada masalah lain, darurat, bisa juga dilakukan press conference. Sedangkan Press tour merupakan agenda tetap yang rutin dilaksanakan oleh Biro Humas. Press tour dimanfaatkan sebagai bentuk kegiatan sosialisasi secara Nasional, karena press tour dilaksanakan diluar daerah Eksekutif (Ibu Kota Jakarta). Biro Humas mencari karakteristik kantor cabang PT. Jamsostek (Persero) di daerah-daerah dengan perkembangan perusahaan yang positif, agar selanjutnya seluruh berita positif di daerah bisa diakumulasikan dan diangkat menjadi berita Nasional. “ 67 68
Hasil wawancara dengan Esra Nababan (Staf Biro Humas), 24 September 2010 Hasil wawancara dengan Uus Supriyadi (Staf Biro Humas), 21 September 2010
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Setiap pemberitaan yang termuat di media, tidak diarahkan oleh perusahaan. Prinsip menjaga hubungan baik dengan media juga tidak terkait dengan adanya unsur uang, karena hubungan baik tersebut ditekankan pada relasi profesional. Media memiliki kode etik dalam melaksanakan kegiatannya dan perusahaan memahaminya. Aktivitas pengorganisasian pada kegiatan press conference tidak hanya sebatas menyediakan materi informasi untuk disampaikan kepada media saja, melainkan memahami bagaimana mekanisme penyelenggaraan, menyediakan fasilitas yang memadai
untuk
memudahkan
media
ketika
menggali
berita.
Sedangkan
pengorganisasian pada kegiatan press tour, satu (1) staf dari Biro Humas akan mendampingi wartawan yang akan mengikuti kunjungan. Oleh sebab itu diperlukan kemampuan berkoordinasi dengan kantor wilayah yang akan dikunjungi dan menindaklanjuti hasil kunjungan. Hal ini sesuai dengan kutipan hasil wawancara dengan Ibu Monika : 69 “Penting sekali menyiapkan materi informasi untuk press tour, koordinasi yang baik dengan kantor cabang atau wilayah yang akan dikunjungi, hasil press tour langsung ditindaklanjuti oleh wartawan agar secepatnya informasi mengenai Jamsostek di daerah-daerah dipublikasikan menjadi berita Nasional.” Publikasi dan penyebarluasan informasi tidak hanya dilakukan di PT. Jamsostek (Persero) kantor pusat saja, tetapi harus merata di 8 (delapan) kantor wilayah dan 121 (seratus dua puluh satu) kantor cabang PT. Jamsostek (Persero) yang tersebar di Indonesia. Sesuai Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) press tour
69
Hasil wawancara dengan Monika Desianti (Staf Biro Humas), 30 September 2010
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dilaksanakan sebanyak 7 (tujuh) kali dalam setahun dengan di mengikutsertakan 4 (empat) media dengan di dampingi 1 (satu) orang personil dari Biro Humas.
4.2.3. Kegiatan Actuating (Penggiatan) Meskipun setiap kegiatan Humas yang dilaksanakan selalu mengacu pada pedoman kerja, namun tidak menutup kemungkinan dalam pelaksanaan kegiatan yang direncanakan pasti ada peluang untuk melakukan perubahan, perbaikan ataupun penyempurnaan rencana. Oleh karena itu, kesuksesan kegiatan Humas yang dilaksanakan membutuhkan keterlibatan dari semua pihak. Tidak hanya dari internal Biro Humas saja, namun manajemen yang di wakili oleh jajaran Direksi dan Komisaris, seluruh staf dan keluarga besar Jamsostek harus turut membantu mengembangkan dan meningkatkan citra positif PT. Jamsostek (Persero). Menurut pendapat Bapak Esra : 70 “Hampir seluruh kegiatan yang terdapat pada action plan atau program kerja Biro Humas, bisa dibilang cukup efektif dalam mencapai tujuan perusahaan. Karena setiap permasalahan yang muncul untuk dipublikasikan, tentu disesuaikan dengan khalayaknya, kami sangat selektif memperhatikan target sasaran khalayak. Keberhasilan Biro Humas PT. Jamsostek (Persero) dalam meningkatkan citra perusahaan, pengukuran berhasil atau tidaknya program humas dapat dilihat dari rekapitulasi pemberitaan positif dan negatif yang dibuat Biro Humas.” Kesuksesan kegiatan kehumasan yang dilakukan PT. Jamsostek (Persero) tidak lepas dari keterlibatan media. Pihak media menjadi perantara penyebarluasan beragam informasi dalam meningkatkan citra perusahaan. Hingga saat ini pihak media pun turut merasakan hubungan simbiosis mutualisme yang harmonis dengan 70
Hasil wawancara dengan Esra Nababan (Staf Biro Humas), 28 September 2010
http://digilib.mercubuana.ac.id/
PT. Jamsostek (Persero). Personil Biro Humas selalu mendukung media dalam menyusun berita dengan menyediakan materi-materi yang dibutuhkan media untuk dijadikan berita. Pada kegiatan press tour personil Biro Humas juga turut mendampingi pada saat kunjungan ke kantor cabang PT. Jamsostek (Persor). Menurut penjelasan wartawati senior harian Poskota, Ibu Tri Haryanti : 71 ”PT. Jamsostek (Persero) sudah memahami kebutuhan media, press release juga selalu disiapkan dengan baik untuk melengkapi pembuatan berita dari hasil wawancara ketika press conference. Pada saat press tour pun, pendamping dari Biro Humas sangat membantu dalam mengkoordinasi keberangkatan tim dari media yang akan melakukan kunjungan dan penyediaan materi informasi. ” Setelah media melaksanakan kunjungan dan melihat secara langsung bagaimana keunggulan dan keunikan setiap Kantor Cabang atau Kantor Wilayah yang dikunjungi. Media meliput keunggulan Jamsostek baik dari segi peningkatan pelayanannya kepada peserta, meliput keunggulan dalam menjaring peserta Jamsostek dan mengamati secara langsung perkembangan Jamsostek dalam membantu usaha-usaha mandiri yang dapat mendorong peningkatkan citra di daerah. Informasi yang diperoleh dari daerah-daerah diluar Ibukota Jakarta tersebut, kemudian dipublikasikan menjadi berita Nasional. Hal ini tentu akan memberikan pengetahuan dan wawasan baru mengenai Jamsostek dan peningkatkan citra Jamsostek dimata khalayak luas. [
71
Hasil wawancara dengan Tri Haryanti (wartawati Poskota), 17 September 2010
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Berbeda pendapat dengan Ibu Tri, Bapak Rahmat Baihaqi (wartawan Seputar Indonesia) mengungkapkan :72 ”Kalau saya porsentasekan, bisa dikatakan 60% PT. Jamsostek (Persero) memahami kebutuhan media, 40% nya itu hanya kekurangan intensitas untuk mengadakan press conference dan penyediaan siaran pers. Kelengkapan data-data siaran pers juga cukup baik.” Penyelengaraan Press Conference yang cukup penting untuk memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan, diselenggarakan biasanya menjelang dan sesudah pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada dasarnya Press Conference adalah kegiatan kehumasan yang tepat untuk menyampaikan informasi terkini baik secara lisan dan tertulis kepada khalayak dengan perantara didalamnya yaitu media. Seperti kutipan wawancara dengan Bapak Esra berikut ini ; 73 “Program kegiatan komunikasi yang selalu dikomunikasikan kepada media, melalui press conference tentu seputar peningkatan pelayanan Jamsostek, sosialisasi program-program Jamsostek, dan keterbukaan mengenai internal perusahaan (seperti ; proses rekruitmen karyawan). Selain itu banyak juga informasi perkembangan perusahaan (seperti isu-isu peleburan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial di Indonesia atau BPJS) dan keberhasilan perusahaan dalam memperoleh award dari pemerintah. Mengenai program atau kegiatan komunikasi apa saja yang selalu dikomunikasikan kepada media, Bapak Abdul Latief menambahkan ; 74 “Keberhasilan kegiatan media relations yang terlihat menurut pandangan saya sudah sangat baik. Hubungan dengan wartawan pun dari tahun ke tahun terlihat semakin erat. Beragam informasi dan berita positif mengenai Jamsostek tentu kita sampaikan kepada media, sebagai contoh saja perbaikan pelayanan, 72
Hasil wawancara dengan Rahmat Baihaqi (wartawan Seputar Indonesia), 20 September 2010 Hasil wawancara dengan Esra Nababan (Staf Biro Humas), 24 September 2010 74 Hasil wawancara dengan Abdul Latief (Kaur. Biro Renbang & Mantan Kaur. Biro Humas), 29 September 2010 73
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ataupun berita , isu hangat seputar perkembangan Jamsostek menuju persiapan peleburan Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial. Saat ini di berbagai media, isu BPJS itu sering menjadi perdebatan di media.” Sebagai bentuk kreatifitas dan perhatian terhadap media guna peningkatan sosialisasi dan citra PT. Jamsostek (Persero) dimata khalayak luas. Perusahaan mengadakan lomba karya jurnalistik (Jamsostek Journalism Award) yang melibatkan seluruh wartawan di Indonesia khususnya media cetak dan media online. Lomba ini diadakan menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) PT. Jamsostek (Persero). Tema yang diangkat biasanya seputar peningkatan pelayanan atau mengenai manfaat mengikuti Jamsostek bagi para peserta. Semua karya tulis yang masuk dalam penilaian, di nilai secara teliti oleh tim juri yang terdiri dari Direksi PT. Jamsostek (Persero), Pakar Komunikasi Massa atau Kolumnis, Ketua PWI Jaya dan Pemimpin Redaksi Surat Kabar terpercaya ibu kota (Kompas, Suara Pembaruan dan lain-lain). Menarik perhatian peneliti yaitu bentuk penghargaan atas kerja keras wartawan, hadiah yang disediakan bagi para pemenang cukup menghibur wartawan. Juara I diberikan penghargaan sebesar R. 15.000.000,-, Juara II sebesar Rp. 12.000.000,- dan Juara III sebesar Rp. 10.000.000,-. Kegiatan ini dilakukan sebagai ajang untuk meningkatkan kreativitas wartawan dalam menulis sebuah berita dan tentunya lomba ini sebagai bentuk perhatian PT. Jamsostek (Persero) untuk terus berupaya merangkul seluruh media yang tersebar di Indonesia. Kegiatan ini dapat dikatakan sebagai sarana refreshing bagi para wartawan atau media, sambil mengasah wawasan mengenai Jamsostek.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2.4. Kegiatan Controlling (Pengawasan) Tidak semua kegiatan kehumasan berjalan dengan lancar, terkadang terjadi perubahan-perubahan diluar rencana yang berpengaruh pada hasil program komunikasi tersebut. Bapak Esra menjelaskan mengenai hal tersebut ; 75 “ Kendala yang kerap ditemui pada kegiatan media relations adalah ketika terjadinya perubahan mendadak pada kegiatan yang telah direncanakan dan mempengaruhi hasil output. Perlu dipahami, berhubungan dengan media itu harus memperhatikan 2 (dua) hal penting yaitu ; berhubungan dengan medianya, dan berhubungan dengan personil individunya. Dibutuhkan pendekatan-pendekatan pribadi yang positif untuk memahami beragam karakter individu yang berbedabeda.” Setiap pekerjaan ataupun kegiatan tentu harus ditingkatkan, perlu dibutuhkan kemampuan untuk merangkul media, dibutuhkan lobby dan negosiasi yang baik untuk menjangkau seluruh media, baik media yang eksklusif (kompas) ataupun media lainnya. Dibutuhkan kemampuan membina hubungan pribadi ke seluruh jajaran personil media, mulai dari wartawan, reporter hingga jajaran redaksi. Walaupun hubungan dengan media terjalin cukup erat, kesalahan-kesalahan dalam setiap kegiatan media relations juga kadang terjadi. Kesalahan-kesalahan kecil mungkin saja terjadi dalam setiap kegiatan Humas. Contoh saja, pada kegiatan press conference, apabila paparan press release yang disiapkan Biro Humas tidak detail, sehingga hasil yang diharapkan perusahaan tidak bisa dikontrol dan terkadang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
75
Hasil wawancara dengan Esra Nababan (Staf Biro Humas), 28 September 2010
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hal ini disebabkan adanya beda penafsiran atau persepsi dalam memahami informasi yang disampaikan oleh jajaran Direksi. Salah kutip sedikit saja, narasi judul berita pada Headline yang terlalu berlebihan bisa berakibat fatal bagi Jamsostek. Terutama kesalahan pada angka-angka, ataupun isu-isu mengenai investasi berkaitan dengan “dana atau keuangan” sifatnya sensitif karena berhubungan dengan dana peserta yang dipercayakan kepada Jamsostek. Hingga saat ini pada kegiatan press tour belum ditemui kendala yang berarti, karena memang kegiatan tersebut sudah dipersiapkan dan dikoordinasikan dengan kantor cabang beberapa bulan sebelumnya sehingga pada saat pelaksanaan tidak ditemui kendala yang berarti. Ada beberapa masukan dari media agar hendaknya program kehumasan yang telah disusun dengan baik, jangan hanya monoton, perlu adanya perubahan atau variasi untuk merangsang kreativitas media dan personil Biro Humas. Kendala lain yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan media relations seperti yang dipaparkan oleh Bapak Guntur Setiawan ; 76 “Penyambutan dan penerimaan terhadap media oleh Biro Humas sudah baik, namun alangkah lebih baik lagi jika rekan-rekan media diberikan ruangan khusus semacam press room. Tidak perlu serba canggih dan mewah, asalkan nyaman dan ditunjang dengan fasilitas yang memadai untuk kelancaran aktivitas media.”
76
Hasil wawancara dengan M. Guntur Setiawan (Suara Karya), 17 September 2010
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bapak Esra memaparkan mengenai bagaimana kendala yang terjadi pada Biro Humas PT. Jamsostek (Persero) dan langkah apa yang harus dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut : “ Walaupun personil yang bekerja media berganti-ganti atau di rolling setiap tahunnya sehingga terkadang menyulitkan staf Humas untuk kembali mengenali karateristik personil baru, namun pada intinya Media relations itu tidak hanya berhubungan dengan instansi medianya saja, tetapi juga bagaimana kecapakan personil Biro Humas dalam menjalin hubungan atau pendekatan pribadi (personal) dengan insan media.” Kegiatan media relations tidak semata-mata media saja yang membutuhkan informasi dari perusahaan, tidak selalu media saja yang berburu berita ke PT. Jamsostek (Persero). Perlu kegiatan yang dimodifikasi dalam situasi yang santai (non formal), sebagai contoh PT. Jamsostek (Persero) bertandang ke kantor-kantor media massa dalam rangka silaturahmi, updating kontak wartawan sambil menggali informasi. Berkaitan dengan hal tersebut, Bapak Abdul Latief menambahkan ; 77 “Baiknya perlu juga Direksi mengadakan media visit, karena menurut saya ketika kita melakukan media visit, insan media merasa dihargai dan diperhatikan. Lebih dari itu secara otomatis pada saat kunjungan tersebut terjadi percakapan yang bersifat informal dan santai. Direksi pun tentu akan merasa terbuka dalam menyampaikan klarifikasi suatu berita, tidak harus selalu dalam situasi formal untuk menyampaikan suatu infomasi kepada media. Media yang dipilih sebaiknya mediamedia besar yang cukup berpengaruh dalam pemberitaan.”
77
Hasil wawancara dengan Abdul Latief (Kaur. Biro Renbang & Mantan Kaur. Biro Humas), 29 September 2010
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dalam menghadapi setiap kendala dalam program kegiatan, Biro Humas berusaha untuk selalu memperbaiki kekurangan yang terjadi. Keberhasilan yang dicapai oleh PT. Jamsostek (Persero) dalam meningkatkan citra perusahaan hingga saat ini masih terus ditingkatkan. Perbaikan di segala aspek dalam tubuh Biro Humas masih terus dilakukan. Mekanisme evaluasi yang dilakukan Biro Humas PT. Jamsostek (Persero) memang terstruktur, hasil laporan evaluasi yang dibuat staf dan Kepala Urusan kemudian disampaikan kepada Kepala Biro. Kepala Biro Humas menyampaikan pelaporan hasil evaluasi kepada Direksi untuk mendapatkan arahan dari Direksi. Mengenai evaluasi pada kegiatan media relations, Biro Humas aktif menyusun rekapitulasi rasio berita positif dan berita negatif di media massa. Aktivitas ini dilakukan setiap hari dengan menyaring seluruh berita cetak yang terbit baik di media cetak atau pun media online, selanjutnya berita mengenai Jamsostek dikumpulkan untuk dokumentasikan kedalam “kliping jamsostek”. alur distribusinya sementara ini hanya khusus bagi internal perusahaan. Untuk lebih jelasnya, berikut contoh penyusunan rekapitulasi rasio berita mengenai jamsostek yang dipublikasikan di media :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 2. Rekapitulasi Rasio Berita Biro Humas PT. Jamsostek (Persero) REKAPITULASI BERITA BIRO HUMAS PT. JAMSOSTEK (PERSERO) BULAN : MEI 2010
NO 1
TANGGAL 01 Mei 2010
MEDIA
JUDUL BERITA
Investor Daily
Imbal hasil Jamsostek naik jadi 10,6%
nov
Investor Daily
SJSN Harus Terealisasi Tahun ini
Fanny Febriyanti
Suara Karya Rakyat Merdeka Kompas
Kembalikan "Roh" Jamsostek
Ali Wongso Sinaga
Jamsostek jamin JHT pekerja aman
FN
SJSN harus dimulai bertahap
HAM
Koran Tempo
Ribuan buruh tuntut jaminan sosial
Anton Wiliam,Cornila
Pos Kota
Pemerintah didesak buat PP-SJSN
tri/us/o
Buruh, menuntut Jaminan Sosial
080/
Suara Pembaruan Pikiran Rakyat
Menanti implementasi Jaminan Sosial
Suara Merdeka
Dana JHT dikembalikan utuh
wa-27
Menakertrans: Sempurnakan Jaminan Sosial, Selamatkan Pekerja
zul
Indo Pos Antaranews.com
2
WARTAWAN
Buruh tuntut ubah Jamsostek dan gugat ACFTA
yn
Rakyat Merdeka (Online)
"Mayat" PT. Jamsostek diarak buruh
ald
Tempo Interaktif(online)
Serikat pekerja tuntut Jamsostek keluar dari BUMN
Desy Pakpahan
04 Mei 2010
Vivanews.com Seputar Indonesia
Menteri BUMN minta Jamsostek beli Newmont
mt
Program Jamsostek direformasi
rakhmat baihaqi
Pelita
SPSI desak DPR sahkan RUU BPJS
cr-14
Pelita
Jamsostek Depok berikan 100 beasiswa pendidikan
ck-26
Jamsostek berikan beasiswa
A-163/das
Pikiran Rakyat Tribun Jabar
Triwulan I 2010, Jamsostek kucurkan Rp 16 Milyar dana jaminan hari tua
(*)
Suara Karya
Peta jalan jamsostek disiapakan
andrian
Media Indonesia Tribun Kaltim.co.id Metro Maluku
DPRD Bintan rekomendasikan revisi UU jamsostek
Ant/OL-7
24 Pelajar dan Mahasiswa Tarakan raih beasiswa jamsostek
(*)
Peringatan Hardiknas PT.Jamsostek serahkan beasiswakepada 13 anak
MM-6
Siwalima
PT.Jamsostek berikan beasiswa bagi 13 siswa berprestasi
S-16
Poskota
Jamsostek perbaiki layanaan
tri/us/aw
FSPMI bekasi minta UU Jamsostek di revisi
dharma
M2 Media Sinar Harapan
Jamsostek siap berubah jadi Perum
JK
Suara Pembaruan
" outsoursing" harus masuk jamsostek
E-8
Bisnis Indonesia
" Penyelesaian PP penyelenggaran SJSN mendesak "
er
Dana JHT sepenuhnya untuk pekerja
Effendi siahaan
Tabloid Sensor
Jakarta, Mei 2010 Mengetahui
Dibuat Oleh
M. Sarjan Lubis
Kuswahyudi
Kepala Biro Humas
Kaur Komunikasi Eksternal
KETERANGAN : Jumlah pemberitaan Jamsostek bulan Mei 2010 = 164 Berita Jumlah berita Positif = 163 Berita = 99.94% Jumlah berita Negatif = 1 Berita = 0.06%
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kegiatan Evaluasi lainnya yang dilakukan Biro Humas yaitu melaksanakan survei public awareness terhadap Jamsostek secara berkesinambungan yang dilaksanakan 1 (satu) kali setahun bekerja sama dengan badan survei “MARS”. Survei ini adalah sebuah penelitian yang difokuskan untuk mengetahui awareness dan sikap (attitude) masyarakat terhadap organisasi dan produk atau program Jamsostek. Survei ini berkaitan dengan pembentukan image PT. Jamsostek (Persero). Survei ini juga melibatkan media sebagai responden. Hasil survei yang dilakukan Biro Humas ini diharapkan menjadi masukan yang penting bagi arah kebijakan sosialisasi Jamsostek, sebagai bagian dari pengelolaan citra positif PT. Jamsostek (Persero) sepanjang tahun 2010 maupun di masa yang akan datang. Untuk lebih jelasnya dibawah ini contoh tabel hasil survei public awareness ; Tabel 3 : Hal yang Terbayang dalam Benak Responden ketika Mendengar Kata ‘Jamsostek’ AREA
KATEGORI NON USER JAM- USER TOTAL JAKARJAMMEDAN MAKASAR SOSTA TEK SOSTEK
KARYAWAN DECISION MAKER NON NON USER USER USER USER JAMJAMJAMJAMSOSTEK SOSTEK SOSTEK SOSTEK
BASE
308
131
102
75
225
83
177
70
48
13
Asuransi jaminan pemeliharaan kesehatan
50
37
65
55
51
49
51
50
50
46
Asuransi jaminan hari tua bagi tenaga kerja
41
39
43
40
44
30
41
31
58
23
Perlindungan kecelakaan kerja
24
18
23
37
26
19
24
19
33
23
Asuransi perlindungan untuk pekerja / karyawan / tenaga kerja
24
31
18
19
23
27
21
26
29
31
Jaminan sosial tenaga kerja
12
14
7
17
12
14
11
17
13
0
Jaminan kematian
8
0
10
21
11
1
7
1
25
0
Perusahaan milik pemerintah
6
6
11
0
6
6
7
7
4
0
Tabungan untuk jangka panjang ( pensiun )
4
1
6
5
4
2
3
3
8
0
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dalam menjalin dan menjaga hubungan dengan media, Biro Humas PT. Jamsostek (Persero) menggunakan strategi baik yang bersifat formal (strategi yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan perusahaan) maupun yang bersifat informal (menjalin hubungan atau kontrak pribadi dengan personil media). Strategi komunikasi khususnya media relations Biro Humas PT. Jamsostek (Persero) yaitu “hubungan kedekatan pribadi yang positif dan profesional” antara staf Biro Humas dengan media. Jalinan kedekatan ini tidak terbatas hanya dikantor saja namun berlanjut seperti sebuah persahabatan atau keluarga. Hal ini sesuai dengan penjelasan menurut Frank Jeffkins (1992) mengenai keberhasilan menjalin hubungan dengan media, melalui bentuk kegiatan ; kontak pribadi (Personal Contact). Biro Humas tetap bertanggung jawab penuh terhadap tahapan perencanaan kegiatan kehumasan di lingkungan PT. Jamsostek (Persero) yaitu melalui analisis pemilihan media yang tepat, menentukan target khalayak sasaran perusahaan dan menentukan serta merencanakan tujuan yang ingin dicapai. Menurut pengamatan peneliti tahapan perencanaan pada Biro Humas sudah cukup baik, terlihat dari penyelenggaraan kegiatan yang sesuai dengan action plan yang berpedoman pada Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP). RJPP tersebut telah disetujui oleh manajemen perusahaan dan pemegang saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
PT. Jamsostek (Persero) juga melakukan transparansi dalam mengemukakan materi informasi dan perkembangan perusahaan kepada stakeholders sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Direksi PT. Jamsostek (Persero) mengenai penerapan prinsip Good Corporate Governance tentang pengklasifikasian dan pengungkapan informasi. Tahapan pengorganisasian adalah bagaimana mengelola perencanaan dan mewujudkannya dalam strategi komunikasi. Selain itu juga pengaruh para pelaksana kegiatan atau orang-orang yang terlibat didalam pencapaian tujuan serta bagaimana persiapan kegiatan press conference ataupun press tour. Memperhatikan kepentingan media ; memahami kebutuhan akan informasi, materi ataupun data, saling menghargai profesi masing-masing dan tidak melanggar kode etik kehumasan dan kode etik pers seperti teori yang disampaikan oleh Rosady Ruslan mengenai bentukbentuk hubungan pers. Memelihara hubungan yang harmonis dan tidak mengistimewakan media-media tertentu. Bersikap netral dan terus mendukung peningkatan citra perusahaan. Selain itu mengarahkan dalam program peningkatan citra tertentu serta membimbing media dalam setiap aktivitas kegiatan, salah satunya pada kegiatan press tour. Hal tersebut sesuai dengan strategi Humas yang di sampaikan Yosal Iriantara dalam bukunya “ Media Relations ; Konsep, Pendekatan dan Praktik” yang menyebutkan bahwa praktisi Humas dalam menjalankan strateginya harus terus
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mengembangkan materi untuk media massa, memelihara kontak dengan media massa, dan lain-lain. Menurut pengamatan peneliti dalam kegiatan pengorganisasian personil Biro Humas sudah menjalankan fungsi tugasnya dengan baik, terutama memelihara hubungan dengan media massa. PT. Jamsostek (Persero) membuktikannya dengan menganggap media massa bukan hanya mitra kerja saja, tetapi keakraban dengan media seperti layaknya satu keluarga. Pendekatan pribadi kepada personil media tidak hanya instansinya saja yang memiliki nilai lebih dalam media relations. Perlu diketahui, bahwa wartawan-wartawan yang bernaung dibawah Dinas Ketenagakerjaan (Depnakertrans) dan rutin meliput, mempublikasikan berita mengenai Jamsostek bergabung dan membetuk wadah. Wadah khusus wartawan yang meliput Jamsostek bernama “FORWARKER” kepanjangan dari Forum Wartawan Ketenagakerjaan. Mereka rutin mengadakan seminar dikalangan para wartawan, turut mendiskusikan mengenai Jamsostek dan upaya untuk terus meningkatkan citra Jamsostek dimata khalayak luas. Hal ini bisa terjadi berkat hubungan media relations yang telah terbina dengan harmonis selama bertahun-tahun. Tahapan penggiatan dalam hal ini adalah upaya untuk membimbing dan mengarahkan media agar memiliki kreativitas dalam meningkatkan citra perusahaan. Tujuan dari serangkaian kegiatan kehumasan adalah untuk membentuk pemahaman atau penerimaan dari khalayak perusahaan terhadap aktifitas dan informasi teraktual perusahaan, sehingga meningkatkan citra positif perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kegiatan press conference PT. Jamsostek (Persero) tepat untuk menyampaikan informasi terkini guna meningkatkan citra perusahaan, baik secara lisan dan tertulis kepada khalayak dengan perantara didalamnya yaitu media. Sedangkan press tour dimaksudkan untuk meningkatkan citra kantor cabang Jamsostek didaerah menjadi citra positif yang juga menggema di Ibukota. Tentu setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam mengembangkan potensi perusahaan di daerahnya. Perkembangan Jamsostek di daerah perlu mendapatkan ekspos atau publikasi di media, tidak hanya di media lokal saja, diharapkan bisa menjadi berita Nasional. Dampak positifnya ada unsur edukasi ; menginformasikan beragam berita positif dari kantor-kantor di daerah, dan peningkatkan citra perusahaan di mata khalayak luas. Hal tersebut memang sesuai dengan sub aktivitas yang di uraikan oleh George R. Terry. Upaya untuk membimbing dan mengarahkan media agar memiliki kreativitas dalam meningkatkan citra perusahaan. PT. Jamsostek (Persero) mengadakan lomba karya jurnalistik (Jamsostek Journalism Award) yang melibatkan seluruh wartawan di Indonesia khususnya media cetak dan media online. Menurut pengamatan peneliti Biro Humas telah melaksanakan kegiatan press tour, press conference dan merangsang kreativitas media melalui lomba dengan baik. Namun alangkah lebih baik lagi setelah melaksanakan suatu kegiatan dibuat semacam laporan kegiatan, khususnya pada kegiatan press tour. Sehingga hasilnya tidak hanya dapat dilihat dari
http://digilib.mercubuana.ac.id/
berita yang tercetak di media saja, namun laporan tersebut penting untuk dimiliki oleh Biro Humas sendiri sebagai bahan evaluasi ataupun dokumentasi. Tahapan Pengawasan dan evaluasi diperlukan oleh setiap praktisi Humas, karena merupakan dasar untuk perencanaan program selanjutnya. Pemantauan media dan beritanya dapat digunakan sebagai alat strategis serta bagi tujuan evaluasi untuk mengukur efektivitas hubungan media dengan praktisi Humas. Kegiatan pengawasan sangatlah penting untuk mengkaji dan mengukur keberhasilan suatu program komunikasi. Maksudnya adalah mengukur apakah khalayaknya benar-benar sesuai, memperhatikan isi pesan yang disebarluaskan, dan memperhatikan apakah dampak isi pesan tersebut membawa perubahan sikap, pendapat atau perilaku khalayak sesuai yang diharapkan perusahaan. Evaluasi tidak hanya sekedar mengukur hasil keluaran dari suatu program Humas kedalam kertas saja. Namun tahapan ini juga dimaksudkan agar seluruh personil Biro Humas memiliki komitmen untuk menindaklanjuti hasil evaluasi dan memiliki keinginan untuk mampu melahirkan inovasi baru bagi kemajuan dan peningkatan citra PT. Jamsostek (Persero).
http://digilib.mercubuana.ac.id/