BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Peneliti akan menguraikan tentang gambaran umum subjek berdasarkan jenis kelamin. Kemudian menjelaskan secara deskriptif dengan di sertai penyajian Tabel. Subjek penelitian ini adalah Karyawan pada Universitas dengan Jumlah 110 orang. Seperti yang terlihat pada table 4.1 di bawah ini : Tabel 4.1 Perbandingan Fear of Success dengan Jenis Kelamin Gender n
Mean
std
t
df
Female
55
43.909
4.230
3.751
108
Male
55
49.236
9.645
Pada tabel 4.1 diatas dapat di lihat bahwa nilai mean fear of success untuk jenis kelamin laki-laki sebesar 49,236 dan memiliki standar deviasi sebesar 9,645 dan untuk perempuan memiliki nilai mean sebesar 43,909 dan standar deviasi sebesar 4,230 dan taraf signifikansi sebesar 0,000.
46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.2 Perbandingan Kinerja dengan Jenis Kelamin Gender n
Mean
std
t
df
Female
55
99.509
11.519
-,083
108
Male
55
99.609
11.455
Pada Tabel 4.2 di atas dapat di lihat bahwa nilai mean kinerja untuk jenis kelamin laki-laki memiliki nilai sebesar 99,690 dan standar deviasi sebesar 11,455 dan pada perempuan memiliki nilai mean sebesar 99,509 dan standar deviasi sebesar 11,519 dan taraf signifikansi sebesar 0,567. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja laki-laki dan perempuan. 4.2 Kategorisasi Skala dari alat ukur ini menggunakan skala ordinal. Setiap pernyataan yang diajukan dapat berbentuk pernyataan positif atau negatif. Adapun pilihan jawabannya adalah seperti pada tabel berikut : Tabel 4.3 Penilaian Alat Ukur Fear Of Success Pilihan Jawaban
Favorable
Unfavorable
SS
6
1
S
5
2
47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
AS
4
3
ATS
3
4
TS
2
5
STS
1
6
Skor maksimum yang dapat diperoleh responden adalah 90, sedangkan skor minimum yang dapat diperoleh responden adalah 15. Untuk menentukan norma alat ukur Fear of Success ini maka ditentutan panjang kelas dengan perhitungan sebagai berikut : Skor Maksimum ₋ Skor Minimun Jumlah Kategori Panjang kelas per kategori = 90 – 15 / 5 = 15 Dengan demikian dapat disusun norma alat ukur Fear of Success sebagai berikut : Tabel 4.4 Norma Alat Ukur Fear Of Success No
Rentang Skor
Kategori
1
15 – 30
Sangat Lemah
2
31 – 45
Lemah
3
46 – 61
Sedang
4
62 – 77
Kuat
5
78 – 93
Sangat Kuat
48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hasil yang di dapat oleh peneliti bahwa pada Alat Ukur Fear Of Success pada wanita berada pada Rentang Lemah hingga sedang dengan Hasil terendah yaitu 36 dan Tertinggi yaitu 50. Serta pada laki-laki berada pada Rentang lemah hingga Kuat yaitu dengan hasil terendah 32 dan tertinggi 69. Dan rata-rata hasil berada pada rentang Sedang. Dan yang menjawab pada rentang lemah sebanyak 67 orang dan yang menjawab pada rentang sedang sebanyak 43 orang. Pada perempuan yang berada pada rentang lemah sebanyak 38 orang dan yang menjawab pada rentang sedang sebanyak 17 orang. Kemudian pada subjek lakilaki, yang menjawab pada rentang lemah sebanyak 29 orang dan yang menjawab pada rentang sedang sebanyak 26 orang. Kemudian pada dimensi Kinerja, skor maksimum yang dapat diperoleh responden adalah 132, sedangkan skor minimum yang dapat diperoleh responden adalah 22. Untuk menentukan norma alat ukur pada dimensi ini maka ditentukan panjang kelas dengan perhitungan sebagai berikut :
Skor Maksimum ₋ Skor Minimun Jumlah Kategori
Panjang kelas per kategori = 132 – 22 / 5 = 22 Dengan demikian dapat disusun norma alat ukur Fear of Success sebagai berikut :
49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.5 Norma Alat Ukur Kinerja No
Rentang Skor
Kategori
1
22 – 44
Sangat Lemah
2
45 – 67
Lemah
3
68 – 90
Sedang
4
91 – 113
Kuat
5
114 – 136
Sangat Kuat
Hasil yang di dapat oleh peneliti bahwa pada Alat Ukur Kinerja Karyawan pada perempuan berada pada Rentang Sedang hingga sangat Kuat dengan Hasil terendah yaitu 81 dan Tertinggi yaitu 132. Dan untuk laki-laki berada pada rentang sedang hingga sangat kuat, dengan hasil terendah yaitu 79 dan tertinggi 123. Yang rata-rata berada pada rentang Kuat. Pada subjek perempuan yang menjawab pada rentang sedang sebanyak 15 orang, pada rentang kuat sebanyak 35 orang dan pada rentang sangat kuat sebanyak 5 orang. Dan kemudian pada subjek laki-laki, yang menjawab pada rentang sedang sebanyak 16 orang, pada rentang kuat sebanyak 35 orang dan pada rentang sangat kuat sebanyak 4 orang. 4.3 Keterbatasan Penelitian Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan subjek Karyawan yang berada di Universitas dengan jumlah sample 156 orang. Namun, terdapat keterbatasan penelitian sehingga peneliti hanya memperoleh data sebanyak 110 orang. Adapun alasan keterbatasan penelitian kali ini ialah :
50
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. Waktu Yang dimana peneliti memiliki batasan waktu saat pengambilan data yaitu selama 7 hari, di pertengahan bulan Mei. 2. Partisipasi Subjek Ada beberapa dari subjek yang tidak bersedia berpartisipasi dalam pengisian kuesioner dengan berbagai alasan. 4.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrument yang di gunakan adalah berupa kuesioner. Untuk mengukur variabel fear of success terdiri dari 25 butir pernyataan dan pada variabel kinerja juga terdiri dari 25 butir pernyataan. Dari masing-masing instrument di lakukan uji coba atau try out terlebih dahulu. Kemudian setelah melakukan uji coba di lakukan maka peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel
Validitas
Reliabilitas
Ket
Fear of Success
0,791-0,811
0,814
Reliabel
Kinerja Karyawan
0,863-0,873
0,874
Reliabel
Pada Tabel 4.6 menjelaskan bahwa skala fear of success mempunyai rentang validitas butir dari 0,791-0,811 dan reliabilitas sebesar 0,814 yang artinya bisa di nyatakan reliabel. Dari sebanyak aitem 25 aitem yang di nyatakan valid sebanyak 15 aitem.
51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sedangkan pada skala Kinerja dari 25 aitem yang di nyatakan valid sebanyak 22 aitem. Dari rentang yang di miliki sebesar 0,863-0,873 yang artinya di nyatakan reliabel. 4.5 Uji Korelasi Pengujian korelasi di lakukan dengan menggunakan analisis korelasi spearman dengan bantuan aplikasi SPSS 20.0 for windows. Korelasi spearman di gunakan karena skala yang di gunakan adalah skala ordinal. Nilai koefisien korelasi spearman yang di peroleh sebesar 0,135 dengan signifikansi sebesar 0,160 yang lebih besar dari taraf signifikansi yang di tetapkan yaitu sebesar 0,05 (5%). Hal ini dapat di katakan bahwa tidak ada hubungan antara fear of success dengan kinerja pada karyawan universitas. Dengan hasil tersebut, maka hipotesis nol di terima dan hipotesis alternatif di tolak. Kemudian peneliti melihat korelasi antara subjek laki-laki dan perempuan, pada subjek laki-laki memperoleh hasil korelasi sebesar 0,764 yang artinya tidak terdapat hubungan antara kedua variabel berdasarkan subjek laki-laki dan korelasi sebesar 0,046 pada subjek perempuan yang artinya terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut . Selanjutnya peneliti ingin mengetahui kemungkinan adanya hubungan antara setiap dimensi dengan kinerja karyawan pada Universitas X. hasil yang di peroleh menunjukan data pada tabel 4.4 sebagai berikut :
52
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.7 Korelasi dimensi Fear of Success dengan Kinerja Karyawan Dimensi Negative Impact on Self evaluation and affect External costs of success Positive perceptions of competition
0,791
0,026
0,022
0,218*
0,486
0,067
Pada tabel 4.7 dapat di lihat bahwa dimensi External Costs on Self Evaluation Success memiliki hubungan secara langsung dengan kinerja, dengan memperoleh nilai p sebesar 0,022 dan nilai r sebesar 0,218*, yang artinya dimensi tersebut memiliki hubungan dengan kinerja pada karyawan di Universitas X. Karena menurut mereka, butuh usaha yang luar biasa untuk mencapai sebuah kesuksesan agar mendapatkan hasil yang sebanding dengan apa yang mereka kerjakan, yaitu dengan bekerja sebaik mungkin agar dapat mempertahankan posisi yang sudah mereka capai. 4.6 Pembahasan Hasil Penelitian 4.6.1
Pembahasan Fear of Success Secara Umum Menurut Martina Horner (1972), fear of success adalah ketakutan
akan kesuksesan yang terjadi pada laki-laki dan perempuan akan tetapi fear of success cenderung lebih besar dialami oleh wanita karena dalam situasi kompetensi berprestasi akan membawa akibat yang tidak menyenangkan seperti kehilangan feminitas, penolakan sosial dan 53
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ketidakpopuleran. Fear of success juga merupakan penghambat bagi kemampuan, aspirasi dan serta potensi yang ada pada diri wanita tersebut. Horner (dikutip Zuckerman dan Wheeler, 1975:933) bahwa wanita memiliki motif untuk menolak sukses, yang akan nampak pada suatu disposisi yang bersifat stabil untuk menjadi cemas mengenai kesuksesan yang berkaitan dengan standart identitas peran seksnya. Horner juga menjelaskan beberapa ciri-ciri seseorang yang memiliki kecenderungan fear of success, yaitu seperti tidak maunya membuka diri untuk suatu perubahan yang ada, kemudia tidak mau membebaskan diri dari ikatan apapun jika memang tidak menyukainya, dan tidak berani untuk meninggalkan kebiasaan atau pola berpikir lama. Harlock (1994) berpendapat bahwa Jika seorang Pria memiliki kecenderungan takut akan kesuksesan, maka hal itu di sebabkan kegagalan yang berulang kali dalam kegiatannya di masa lalu sehingga akan mengurangi kepercayaan diri dan menimbulkan anggapan bahwa dirinya tidak mempunyai kemampuan tertentu untuk meraih kesuksesan. Hasil yang di dapat oleh peneliti berdasarkan data sekunder bahwa pada karyawan laki-laki cenderung untuk tidak bisa menerima persaingan atau kompetisi. Sedangkan dari sudut pandang perempuan, setelah peneliti melakukan wawancara hasil yang di peroleh adalah pada perempuan mereka menganggap bahwa kerja di universitas x memiliki waktu kerja yang lebih fleksibel dan lebih santai di bandingan dengan bekerja di perusahaan sebelumnya.
54
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.6.2
Pembahasan Kinerja Secara Umum Robbins (2008: 241) menyatakan bahwa kinerja karyawan adalah
sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi. Jika ada yang tidak memadai atau tidak sesuai dengan yang ingin di capai, kinerja itu akan terpengaruh secara negatif. Menurut Robbins (2001:184) kinerja adalah suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan. Robbins (2002:155), menjelaskan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut : 1.Kuantitas hasil kerja, yaitu Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan. Kuantitas hasil kerja dapat dilihat dari prestasi kerja yang dicapai karyawan dan pencapaian target pekerjaan karyawan. 2.
Kualitas
hasil
kerja,
yaitu
Pengukuran
kualitatif
keluaran
menceminkan pengukuran “tingkat kepuasan”. yaitu seberapa baik penyelesaiannya.
Ini
berkaitan
dengan
bentuk
keluaran
seperti
keterampilan, kepuasan pelanggan, ataupun inisiatif. 3. Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan. Hal ini dapat kita lihat dari tingkat kehadiran karyawan, ketaatan karyawan dalam bekerja. Hasil yang di dapat oleh peneliti berdasarkan data sekunder ialah walaupun memiliki waktu kerja yang lebih fleksibel, namun menurut
55
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mereka pekerjaan harus tetap di selesaikan berdasarkan waktu yang sudah di tentukan. Karena menurut mereka, mempertahankan posisi yang sudah di dapat jauh lebih penting dan kenyamanan merupakan suatu hal yang penting jika bekerja pada suatu pekerjaan. oleh karena itu, baik kinerja pada karyawan laki-laki maupun karyawan perempuan tidak terdapat masalah berdasarkan kinerja mereka walaupun beberapa dari mereka memiliki kecenderungan fear of success, yang dimana di katakan oleh Horner dalam Zuckerman (1976) bahwa ketika seseorang memiliki kecenderungan
Fear
of
success
merupakan
penghambat
bagi
kemampuan, aspirasi dan serta potensi yang ada pada diri orang tersebut. 4.6.3
Perbandingan Fear Of Success berdasarkan Jenis Kelamin Pada tabel 4.1 diatas dapat di lihat bahwa nilai mean fear of
success untuk jenis kelamin laki-laki sebesar 49,236 dan memiliki standar deviasi sebesar 9,645 dan untuk perempuan memiliki nilai mean sebesar 43,909 dan standar deviasi sebesar 4,230 dan taraf signifikansi sebesar 0,000. Hal tersebut membuktikan bahwa adanya berbedaan yang signifikan fear of success antara laki-laki dan perempuan. Pada karyawan di Universitas X di dominasi oleh Karyawan lakilaki yang berusia kisaran antara 30 tahun – 56 tahun. Oleh karena itu beberapa dari subjek tersebut sudah nyaman dengan sistem yang ada di Universitas x, yang dimana memiliki sistem kekeluargaan dan tidak adanya persaingan keras antar karyawan lainnya. Ada beberapa dari mereka yang pindah tempat kerja dari perusahaan sebelumnya ke Universitas X, karena menurut mereka di perusahaan sebelumnya sibuk
56
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mengejar jabatan sehingga membuat subjek tersebut tidak nyaman berada di perusahaan sebelumnya.
4.6.4 Perbandingan Kinerja berdasarkan Jenis Kelamin Pada Tabel 4.2 di atas dapat di lihat bahwa nilai mean kinerja untuk jenis kelamin laki-laki memiliki nilai sebesar 99,690 dan standar deviasi sebesar 11,455 dan pada perempuan memiliki nilai mean sebesar 99,509 dan standar deviasi sebesar 11,519 dan taraf signifikansi sebesar 0,567. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja laki-laki dan perempuan. Karena menurut mereka, walaupun bekerja di Universitas X itu cukup santai, yang terpenting adalah mereka dapat menyelesaikan tugas tepat waktu dan sesuai dengan apa yang di minta oleh atasan. Dan pada ketapatan kehadiran, menurut mereka apabila mereka telat datang pada jam yang sudah di tentukan, itu tidak berpengaruh pada apapun yang terpenting mereka harus bekerja selama 8 jam dan seminggu harus bekerja selama 40 jam. Ketika kurang dari yang sudah di tentutan, baru akan di potong gaji. 4.6.5 Pembahasan Uji Korelasi Pengujian korelasi di lakukan dengan menggunakan analisis korelasi spearman dengan bantuan aplikasi SPSS 20.0 for windows. Korelasi spearman di gunakan karena skala yang di gunakan adalah skala ordinal. Nilai koefisien korelasi spearman yang di peroleh sebesar 0,135 dengan signifikansi sebesar 0,160 yang lebih besar dari taraf signifikansi yang di tetapkan yaitu sebesar 0,05 (5%). Hal ini dapat di katakan bahwa
57
http://digilib.mercubuana.ac.id/
tidak ada hubungan antara fear of success dengan kinerja pada karyawan universitas. Dengan hasil tersebut, maka hipotesis nol di terima dan hipotesis alternatif di tolak. Karena menurut peneliti, hasil korelasi fear of success dan kinerja yang tinggi pada pria dan hasil tersebut menunjukan tidak adanya hubungan, maka mempengaruhi pada keseluruhan. 4.6.6 Pembahasan Secara Keseluruhan Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Pengambilan data berupa kuesioner yang di lakukan selama 7 hari berturut- turut di Universitas X, yaitu pada tanggal 15 Mei sampai dengan tanggal 20 Mei dan 22 Mei. Jumlah sampel yang di dapat sebanyak 110 subjek, dari jumlah yang seharusnya di dapat yaitu sebanyak 156 subjek, namun ada beberapa subjek yang tidak bersedia dalam pengisian kuesioner sehingga peneliti hanya mendapatkan 110 subjek. Pada bagian ini peneliti akan membahas tentang permasalahan yang menjadi inti dari penelitian ini yaitu apakah terdapat hubungan antara fear of success dengan kinerja karyawa pada Universitas X. Didapatkan hasil data yang di dominasi dari jenis kelamin yaitu pada universitas tersebut di dominasi oleh para laki-laki dan lama bekerja lebih dari 3 tahun, namun ada beberapa unit yang rata-rata karyawannya baru bekerja sekitar 1 tahunan. Artinya adalah sebagian besar dari karyawan yang berada di Universitas tersebut sudah dapat di lihat kinerjanya.
58
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji korelasi spearman. Pengujian dengan spearman di lakukan karena dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal yaitu skala likert. Untuk pengujian hipotesis menggunakan korelasi spearman dan untuk mengetahui uji beda antara hasil yang di dapat dari laki-laki dan perempuan menggunakan independent sampel t-test. Pada pengujian hipotesis menggunakan spearman di dapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara fear of success dengan kinerja karyawan pada karyawan di Universitas X. kesimpulannya adalah Ho di terima dan Ha di tolak. Kesimpulan tersebut di dapat berdasarkan hasil penghitungan statistic dengan menggunakan uji korelasi spearman dengan
sebesar 0,160.
Kemudian, peneliti menghubungkan korelasi antar kedua variabel dengan jenis kelamin. Di penghitungan tersebut di dapatkan hasil bahwa, pada perempuan memiliki hasil signifikansi sebesar 0,046 yang artinya terdapat hubungan antara fear of success denga kinerja karyawan. Namun pada laki-laki, hasilnya berbanding terbalik dengan perempuan, laki-laki memperoleh hasil signifikansi yaitu sebesar 0,764 yang artinya tidak adanya hubungan antara fear of success dengan kinerja karyawan. Karena hasil korelasi fear of success dan kinerja pada laki-laki cukup tinggi, oleh karena itu hasil tersebut mempengaruhi pada keseluruhan. Hasil dari tiap gender menunjukan ketidaksesuaian dengan penelitian Zuckerman, M and Allison (1976) yang menyatakan bahwa fear of success lebih umum terjadi pada perempuan di bandingkan dengan laki-laki. Dan dalam penelitiannya, Zuckerman menggunakan
59
http://digilib.mercubuana.ac.id/
mahasiswa dan mahasiswi sebagai subjeknya, yang dimana dikatakan bahwa ketika seseorang memiliki kecenderungan fear of success yang tinggi akan mempengaruhi pada kinerja pelajar tersebut. Hasil yang di dapat oleh Zuckerman berubah ketika melakukan penelitian di tempat yang berbeda, atau dengan subjek yang berbeda pula. Seperti hasil yang di dapat oleh peneliti ialah fear of success pada karyawan di universitas x lebih besar di alami oleh laki-laki. Karena di universitas x di dominasi oleh laki-laki yang berada pada usia dewasa menengah hingga akhir, yang dimana mereka sudah tidak memikirkan tentang pentingnya suatu jabatan dan persaingan karena menurut mereka yang terpenting adalah kenyamanan dengan apa yang sudah mereka capai. Sedangkan untuk para karyawan wanita di dominasi oleh dewasa awal hingga menengah yang mana mereka masih ingin untuk mencari berbagai pengalaman dari tempat kerja lainnya. Survey selanjutnya yang di lakukan oleh peneliti ialah menemukan hasil bahwa fear of success memang di miliki oleh laki-laki dan juga perempuan, yang mana di katakan oleh salah satu subjek perempuan bahwa seberapa besar penghasilan yang di dapat dan jabatan tidak berpengaruh pada dirinya, karena menurutnya penghasilan tinggi itu sudah menjadi kewajiban yang harus di dapat dari seorang suami sebagai kepala rumah tangga. Seperti yang ada pada budaya Jawa, dimana lakilaki harus lebih sukses di bandingkan perempuan dan dari segi pendidikan perempuan tidak baik jika lebih tinggi dari pada laki-laki, beberapa alasannya ialah “ jodoh akan lama datang karena takut karena
60
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pendidikan perempuan tersebut tinggi” oleh karena itu, beberapa dari masyakarat budaya tersebut masih menganut budaya seperti itu walaupun saat ini sudah banyak yang berpikiran lebih maju atau modern. Zuckerman, M and Allison (1976) menjelaskan gambaran Horner mengenai konstruksi ketakutan akan kesuksesan menghubungkannya dengan sosialisasi peran gender yang berbeda yaitu laki-laki dan perempuan. Karena menurut Horner, perempuan tidak disosialisasikan untuk sukses, rasa takut akan kesuksesan harus lebih umum terjadi pada perempuan daripada di kalangan pria. Sesuai dengan prediksi ini, perempuan dalam Sampel 1 mencetak secara signifikan lebih tinggi pada Fear of success daripada laki-laki. Skor rata-rata dan standar deviasi untuk perempuan adalah 111,3 dan 14,7. Skor rata-rata dan standar deviasi untuk laki-laki adalah 106,7 dan 14,1 (t = 3,06, df = 374, p <.01). Hasil tersebut menunjukan walaupun adanya perbedaan antara hasil lakilaki dan perempuan, namu tidak terlalu jauh atau signifikan. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa laki-laki juga memiliki kecenderungan fear of success. Menurut hasil wawnacara yang di lakukan oleh peneliti, bahwa pada beberapa subjek laki-laki ada yang beranggapan negatif tentang kompetisi. Menurutnya, kompetisi tidak penting dalam suatu pekerjaan, yang penting adalah kenyamanan. Itu menjadi alasan mengapa subjek tersebut pindah pekerjaan ke Universitas X dari tempat kerjanya dahulu. Karena menurutnya, kerja di Universitas X, dalam segi waktu Fleksibel atau adanya sistem nabung jam. Artinya apabila karyawan yang jarak dari tempat kerja ke rumah nya jauh, dan
61
http://digilib.mercubuana.ac.id/
apabila terlambat itu tidak terlalu bermasalah yang penting dalam sehari mereka harus bekerja selama 8 jam. Sedangkan di perusahaan sebelumnya tempat ia bekerja, persaingan atau kompetisi dalam mencapai jabatan tertinggi amat lah terasa. Itu yang menjadi salah satu alasan subjek tersebut keluar dari tempat kerja sebelumnya. Namun menurut peneliti, Usia juga dapat menjadi salah satu faktor kecenderungan Fear of Success. Seperti pada subjek yang masih berusia „Dewasa Awal‟ mereka menggap bahwa persaingan atau kompetisi merupakan suatu hal yang wajar dalam dunia pekerjaan dan bukan suatu hal yang menakutkan, dan beberapa dari mereka ingin mencapai jabatan tertinggi. Sedangkan pada „Dewasa Akhir‟ menjawab sebaliknya. Menurut mereka, jabatan tertinggi itu bukan suatu hal yang penting, yang terpenting adalah kenyamanan dengan apa yang sudah di dapat dan bagaimana mereka harus mempertahankan posisi tersebut.
62
http://digilib.mercubuana.ac.id/