BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dipaparkan dan dijelaskan hasil analisis mengenai persepsi karyawan atas pelaksanaan pelatihan ABMP pada PT. Astra International Tbk. Pertama – tama akan dijelaskan mengenai pelaksanaan pelatihan yang diadakan oleh PT. Astra International Tbk, kemudian akan menganalisis data yang diperoleh melalui metode survei dengan menggunakan kusioner sebagai instrumen penelitian. 4.1 Gambaran Umum PT. Astra International Tbk. PT Astra International Tbk. merupakan sebuah perusahaan induk Grup Astra yang didirikan pada tanggal 20 Februari 1957 dengan nama PT Astra International Incorporated. Perusahaan ini didirikan oleh dua orang bersaudara Tjia Kian Tie dan William Soeryadjaa,77 dengan akte notaries Sie Khwan Djioe No. 67 Tahun 1957 dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman RI dengan surat keputusan No.J.A.5/53/5, tanggal 1 Juli 1957. Saat ini Astra telah menjadi Public Company, dimana sejak tahun 1990 Astra telah mencatat seluruh saham perseroan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. 78 Oleh karena itu, sejak tanggal 11 Juni 1997 Astra mulai berganti nama menjadi PT Astra International Tbk. Dan memusatkan aktifitas usahanya di Gedung AMDI Jl. Gaya Motor Raya No.8 Sunter II, Jakarta Utara yang diresmikan penggunaannya oleh Presiden Suharto pada tanggal 11 Maret 1997.
77 78
Social Report 2004: Our Commitment, PT Astra International Tbk. Hal 9 Laporan Tahunan, Op.Cit., Hal 9
46 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dukungan dari seluruh jajaran manajemen dan karyawannya yang solid, profesional dan menjunjung tinggi Good Corporate Governance yang berjumlah 116.867 individu (akhir Desember 2007) 79 telah menghantarkan Astra pada pertahanan eksistensi dan puncak kinerja terbaiknya. Dengan segala kerendahan hati, prestasi dan penghargaan, baik nasional maupun internasional, yang kembali diraih menunjukkan keseriusan dan komitmen Astra dalam membangun organisasi ini untuk memberikan yang terbaik bagi stakeholder-nya dan bermanfaat bagi bangsa. Predikat sebagai salah satu perusahaan yang terbaik dalam sisi manajemen, relasi investor dan kepemerintahan korporasi juga diberikan oleh Finance Asia Magazine pada bulan Juli 2007. 80 Pada tahun yang sama, majalah Investor memberikan Investor Award kepada Astra sebagai Emiten Terbaik, Warta Ekonomi dengan predikat Perusahaan Idaman 2007, dan majalah SWA dan Markplus&Co dengan penghargaan salah satu perusahaan Terbaik berdasarkan konsep MVA (Market Value Added).81 Dua prestasi lainnya diraih di awal tahun 2004, yakni sebagai salah satu perusahaan terbaik dalam manajemen keseluruhan, manajemen keuangan, dan hubungan dengan investor dari Asia Money, serta posisi teratas Corporate Governance Perception Index dari The Indonesia Institute for Corporate Governance.
79
Ibid., Hal 9 Ibid., Hal 16 81 Ibid. 80
47 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.1.1 Bidang Usaha PT Astra International Tbk. (“Perseroan”) yang sudah dikenal sebagai sebuah perusahaan publik yang bergerak diberbagai jenis industri, telah berdiri sejak tahun 1957. Jangkauan usaha dan investasi perusahaan yang semula bergerak di bidang usaha perdagangan hasil perkebunan ini telah melebarkan sayapnya dan sekarang memiliki enam bidang usaha utama, antara lain: Divisi Otomotif, Divisi Alat Berat, Divisi Jasa Keuangan, Divisi Agribisnis, Divisi Teknologi Informasi, dan Divisi Infrastruktur.82 Berikut adalah gambaran singkat dari masing-masing bidang usaha yang digeluti oleh PT Astra International Tbk.: 1.
Divisi Otomotif Divisi otomotif merupakan bisnis utama PT. Astra International Tbk. dengan
kontribusi sekitar 83% dari total pendapatan konsolidasi perseroan pada tahun 2002. Bidang usaha divisi otomotif mencakup aktivitas manufaktur, penjualan dan distribusi kendaraan bermotor roda dua dan roda empat dan komponennya, serta layanan purna jual dan pemeliharaan bagi setiap produk yang ditangani. Selain itu perseroan juga telah meluncurkan program “Astra World” guna lebih meningkatkan kualitas layanan demi kepuasan pelanggan. 2.
Divisi Jasa Keuangan Divisi jasa keuangan perseroan bergerak dalam bidang pembiayaan kredit
konsumen, bidang asuransi umum dan asuransi jiwa. Melalui divisi ini perseroan menawarkan solusi satu atap yang menyeluruh bagi pelanggan, mulai dari pembelian kendaraan sampai asuransinya. Astra Credit Company (ACC) merupakan perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor terbesar di Indonesia saat ini, sedangkan pembiayaan 82
Ibid.
48 http://digilib.mercubuana.ac.id/
untuk pembelian sepeda motor disalurkan oleh PT. Federal International Finance (FIF). Untuk asuransi kerugian ditangani oleh PT. Asuransi Astra Buana (AAB), dan asuransi jiwa oleh PT. Astra CMG Life (ACMGL).
3.
Divisi Alat Berat Divisi alat berat berfokus pada kompetensinya yang telah teruji pada bidang
distribusi dan layanan purna jual mesin-mesin konstruksi, pertambangan dan kehutanan dari merek-merek terkenal di dunia, sekaligus meningkatkan kinerjanya di bidang pertambangan batubara dan kontraktor pertambangan. Divisi alat berat berada di bawah kendali PT. United Tractors Tbk. (UT), dan untuk kontraktor pertambangan dibawah PT. Pamapersada Nusantara (Pama).
4.
Divisi Agribisnis Di bawah kendali PT. Astra Agro Lestari Tbk. Divisi Agribisnis mewakili kiprah
bisnis Astra di sektor industri berbasis sumber daya alam. Seiring dengan lonjakan harga Minyak Sawit tahun 2007, Divisi Agribisnis merupakan salah satu kontributor pendapatan terbesar di antara perusahaan-perusahaan grup Astra.
5. Divisi Teknologi Informasi Aktivitas usaha PT. Astra Graphia Tbk. dan anak perusahaan di bidang Document Solution (melalui merek Xerox) dan Information Technology (IT) Solution merupakan landasan yang penting bagi kelompok perusahaan Astra untuk berkiprah di sektor industri
49 http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang akan semakin penting di masa yang akan datang, dimana teknologi informasi akan semakin diandalkan oleh dunia usaha untuk meningkatkan kinerja. 6.
Divisi Infrastruktur Divisi Infrastruktur diwakili oleh PT. Intertel Nusaperdana dan PT. Astratel
Nusantara, sebagai anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Perseroan. Intertel dan Astratel saat ini menjalankan beberapa kegiatan terutama di sektor industri telekomunikasi di Indonesia. 4.1.2 Visi Astra 2007 Landasan filosofi yang kuat dari berdirinya suatu perusahaan sangatlah diperlukan sebagai pedoman pokok dalam menjalankan roda bisnis. Untuk itu Astra menetapkan 4 point pokok sebagai landasan filosofi dalam menggerakkan laju kendaraan bisnisnya yang disebut Catur Dharma83, yaitu: 1. Menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara (to be an asset to the nation). 2. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan (to provide only the best service to the customers). 3. Menghargai dan membina kerjasama (to respect the individual and develop team work). 4. Senantiasa berusaha mencapai yang terbaik (to continually strive for excellence). Sebagai institusi bisnis yang sudah diakui, kemajuan PT Astra International Tbk. tidak terlepas dari rincian visi yang selalu dijadikan sebagai acuan untuk selalu
83
Ibid., Hal 16
50 http://digilib.mercubuana.ac.id/
meningkatkan prestasinya. Dalam menjalankan bisnisnya, PT Astra International Tbk. berpegang kepada visinya, yaitu: 84 1. Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia Pasifik dengan penekanan pada pembangunan kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia, struktur keuangan yang solid, kepuasan pelanggan dan efisiensi (to be one of the best-managed corporations in Asia Pasific with emphasis on building competence through people development, solid financial structure, costumer satisfaction and efficiency). 2. Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan (to be a socially responsible and environmentally friendly corporation). 4.1.3 Astra Management Development Institute (AMDI) Astra Management Development Institute (AMDI) sebagai sentra pengembangan manajemen korporat memiliki peran dalam memberikan pendidikan dan pelatihan kepada karyawan yang mencakup budaya perusahaan, kompetensi
dasar,
manajemen
fungsional
dan
kepemimpinan.
AMDI
menunjukkan komitmen Astra terhadap pengembangan sumber daya manusia. 85 AMDI selalu berupaya mengaplikasikan identifikasi dan implementasi teori manajemen terbaru beserta praktek terbaiknya. AMDI menggunakan pendekatan competency-based dan menerapkan proses pembelajaran blended and action based learning.
84
Ibid.
85
Ibid., Hal 86-87
51 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dalam rangka meningkatkan QCD-I (Quality, Cost, Delivery, Innovation), AMDI meluncurkan program-progam baru untuk meningkatkan ketrampilan terkait pengembangan dan inovasi bagi karyawan di berbagai tingkatan. 4.1.4 Program Pelatihan ABMP di PT. Astra International Tbk. PT. Astra International Tbk. hanya menyelenggarakan pelatihan yang bersifat manajerial. Sedangkan pelatihan-pelatihan yang bersifat teknis diselenggarakan oleh tiaptiap perusahaan yang ada dalam grup Astra mengingat beragamnya bidang usaha yang dimiliki dan perbedaan kebutuhan dari masing-masing anak perusahaan. Setiap program yang ada memiliki syarat-syarat kepesertaan yang berbeda-beda, ditinjau dari segi jabatan, golongan, masa kerja, bahkan sampai dengan jumlah anak buah yang dimiliki. Astra Management Development Institute (AMDI) yang merupakan salah satu divisi Corporate Human Resource Development PT Astra International Tbk. mendesain dan mengembangkan pelatihan yang bertujuan memberikan pemahaman tentang business portfolio, culture, dan values Astra serta mengembangkan mentalitas dasar yang dibutuhkan untuk dapat bekerja dengan lebih efektif sesuai dengan sistem manajemen Astra (AMS).86 Pelatihan ABMP (Astra Basic Management Program) dilaksanakan selama tiga hari, dan pesertanya berasal dari berbagai anak perusahaan PT. Astra International tbk yang tersebar diseluruh Jakarta dan sekitarnya. Peserta yang mengikuti training adalah karyawan baru golongan IV dengan masa kerja kurang dari 6 (enam) bulan. Pelatihan ABMP dilakukan di kantor pusat Astra yaitu Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Jakarta Utara Gedung Amdi A. Pelatih atau instruktur yang mengajar adalah pegawai dari PT. Astra International Tbk. Yang bertugas khusus untuk memberikan pelatihan bagi para 86
Training & Management Services Catalog 2008, Op.cit., Hal 9
52 http://digilib.mercubuana.ac.id/
karyawan dan merupakan tim support dalam pelatihan tersbut yaitu mengorganisir kelancaran jalannya pelatihan seperti menyediakan keperluan dalam hal perlengkapan, jadwal pelatihan, materi pelatihan dan sebagainya. Pelatihan ini dilakukan di dalam suatu ruangan yang mirip dengan kelas untuk belajar. Pada ruangan tersebut tersedia komputer untuk mempermudah penjerlasan materi yang telah dibuat instruktur, infokus sebagai sarana untuk memperjelas tampilan dari komputer agar para peserta pelatihan dapat menangkap materi dengan lebih jelas, dan whiteboard sebagai media dari infokus agar tampilannya lebih jelas, selain itu whiteboard juga untuk tempat mencatat penjelasan yang lebih luas dari instruktur. Posisi duduk dari peserta pelatihan dibuat membentuk huruf U, hal ini dimaksudkan agar semua peserta dapat memperhatikan instruktur tanpa ada halangan dan komunikasi dapat dilakukan dengan mudah. Ruangan pelatihan dilengkapi oleh pendingin ruangan agar pelatihan dapat berlangsung dengan nyaman dan materi dapat dengan mudah untuk diterima oleh para peserta pelatihan. 4.2. Analisis Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan dipaparkan dan dijelaskan hasil analisis data penelitian mengenai persepsi karyawan terhadap pelaksanaan pelatihan ABMP pada PT. Astra International Tbk. Analisis data ini diperoleh melalui data survei dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen penelitian untuk mengumpulkan data primer yang disebarkan kepada 30 ( tiga puluh ) karyawan PT. Astra Internatioanal Tbk. Beserta anak perusahaannya. Analisis pada bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu analisis karakteristik data responden dan analisis terhadap jawaban yang diberikan oleh responden mengenai
53 http://digilib.mercubuana.ac.id/
persepsi karyawan terhadap pelatihan ABMP yang diadakan oleh PT. Astra International Tbk. 4.2.1 Penyajian Data Karakterisitik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini dibagi menjadi empat kategori, yang meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir atau tingkat pendidikan, dan lama bekerja. Penelitian terhadap karakterisitik responden berdasarkan pada beberapa kategori tersebut dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden. 4.2.2 Berdasarkan Jenis Kelamin Deskripsi data responden berdasarkan jenis kelamin dijelaskan dalam analisis distribusi frekuensi pada tabel berikut : Tabel IV.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin N=30 Jenis Kelamin
Jumlah Responden
Persentase
Pria
18
60 %
Wanita
12
40 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil Pengolahan kuisioner, Juni 2011
Identitas berdasarkan jenis kelamin dipilih untuk mengetahui lebih detail berapa banyak karyawan pria dan wanita yang menjadi responden dalam penelitian. Responden
54 http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang terdiri dari karyawan Astra mayoritas ditempati oleh jenis kelamin pria sebanyak 18 ( delapan belas ) orang atau sebesar 60 % dari total keseluruhan responden yang dijadikan kerangka sampel. 4.2.3 Berdasarkan Usia Identitas responden berdasarkan usia dicantumkan untuk mengetahui secara mendalam berapa rara-rata usia responden yang menjadi sampel penelitian. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel IV.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia N=30 Rentang Usia Jumlah Responden
Presentase
20 – 30 th
20
66.67 %
>30 – 40 th
10
33.33 %
Total
50
100 %
Sumber : Hasil Pengolahan kuisioner, Juni 2011
Dari tabel diatas, mayoritas responden berada pada kategori usia antara 20 – 30 tahun yaitu sebanyak 20 orang atau sebesar 66.67 % dari total responden dan kategori >30 - 40 tahun sebanyak 10 orang atau sebesar 33.33 % dari total responden.
55 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dari tabel IV.2 dapat dilihat gambaran usia responden paling banyak rentang usia responden 20 – 30 tahun. Hal tersebut dikarenakan pada umumnya usia tersebut merupakan usia produktif bagi karyawan untuk dapat bekerja dengan maksimum, walaupun karyawan yang berusia muda memiliki lebih banyak ide – ide baru dan enerjik sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan baik karena kondisi fisik yang prima, namun kisaran usia >30 – 40 tahun dianggap tetap lebih berpengalaman dan masih mempunyai fisik serta stamina prima. 4.2.4 Berdasarkan Pendidikan Terakhir Karakteristik ketiga adalah karakteristik berdasarkan pendidikan terakhir. Hal ini dimaksudkan untuk mengelompokan karyawan pada latar belakang pendidikannya masing – masing.
Tabel IV.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan N=30 Tingkat Pendidikan Jumlah Responden SLTA atau sederajat 1 D3 3 S1 26 Total 30 Sumber Hasil Pengolahan kuisioner, Juni 2011
56 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Persentase 3.33 % 12.34 84.33 % 100 %
Berdasarkan tabel IV.3 dapat dilihat bahwa pendidikan formal terakhir para responden pada umumnya adalah S1 (sarjana) sebanyak 26 orang atau sebesar 84.33 % sedangkan untuk pendidikan formal D3 (diploma) sebanyak 3 orang atau sebesar 12.34 % dan untuk SLTA atau sederajat sebanyak 1 orang atau 3.33 %. Identitas berdasarkan tingkat pendidikan dipilih untuk mengetahui lebih jauh bagaimana latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh setiap responden yang menjadi objek penelitian. Latar belakang pendidikan menjadi salah satu faktor penting dari seorang karyawan untuk dapat qualified dalam menjalankan pekerjaannya. Selain faktor seperti masa kerja (senioritas) dan pengalaman. Berdasarkan keterangan tersbut dapat disimpulkan bahwa PT. Astra International Tbk. Telah menyesuaikan antara tingkat pendidikan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan. 4.2.5 Berdasarkan Lama Bekerja Karakterisitik keempat adalah karakterisitik berdasarkan lama bekerja. Hal ini dimaksudkan untuk melihat berapa lama responden bekerja pada Astra Grup. Tabel IV.4 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja N=30
Lama Bekerja
Jumlah Responden
Presentase
< 5 th
22
73.33 %
5 – 10 th
5
16.67 %
> 10 – 15 th
3
10.00 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil peneliian kuisioner , Juni 2011
57 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dari tabel tersebut terlihat, responden yang telah bekerja < 5 tahun ada pada urutan pertama yaitu sebanyak 22 orang atau sebesar 73.33 % diikuti dengan responden dengan masa kerja 5 – 10 tahun yaitu sebanyak 5 orang atau sebesar 16.67 % dan masa kerja > 10 – 15 tahun sebanyak 3 orang atau sebesar 10.00 %. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa paling banyak responden yang bekerja pada Astra Grup adalah masa kerja < 5 tahun, apabila dikaitkan dengan usia karyawan yang mayoritas responden berusia 20 – 30 tahun, maka dapat dikatakan sebagian besar responden yang dijadikan objek penelitian belum begitu lama bekerja di Astra Group.
4.3 Analisis Statistik Deskriptif Persepsi Karyawan Terhadap Dimensi Pelatihan Pada bagian ini akan disajikan tabel distribusi frekuensi yang berisi tentang persepsi karyawan terhadap pelaksanaan pelatihan. Ada beberapa dimensi yang dihadirkan pada analisis statistik penelitian ini. 1.
Dimensi Perhatian atau Attention Attensi atau perhatian adalah pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan maupun proses kognitif lainnya. Proses atensi membantu
58 http://digilib.mercubuana.ac.id/
efisiensi penggunaan sumberdaya mental yang terbatas yang kemudian akan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsang tertentu87 Karyawan memperhatikan secara mendalam semua informasi dari yang kecil sampai informasi yang besar dari pelatihan yang didapat sehingga karyawan mempunyai pengetahuan yang lebih disbanding karyawan yang lain. 2. Dimensi Penafsiran / Interpretaion Penafsiran merupakan proses dimana penerima memberi arti terhadap pesan yang diterimanya, mengorganisasikan stimuli dengan melihat konteksnya dan mengisinya dengan interpretasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli dipersepsi. 88Tentu saja makna yang diberikan oleh seorang individu dalam menafsirkan sesuatu tidak sama dengan individu lainnya. Hal ini karena setiap individu mengorganisasikan rangsangan yang diterimanya sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirinya. Oleh karena itu, ragam penafsiran akan muncul pada setiap individu walaupun stimulinya sama. Dalam hal ini adalah perubahan yang terjadi pada karyawan Astra Group setelah melaksanakan pelatihan ABMP yang diadakan oleh PT. Astra International Tbk. Karyawan diharapkan bisa menafsirkan sesuatu atau memberi pesan dengan positif dan bisa menyampaikan kepada organisasi atau individu dengan melihat konteksnya terlebih dahulu. 3. Dimensi pengetahuan Karyawan diharapkan mengetahui visi misi perusahaan dan tujuan perusahaan, dan karyawan baru diharapkan dapat membawa ide – ide baru dan orisinil
87 88
http://id.wikipedia.org/wiki/Atensi Ibid hal 218.
59 http://digilib.mercubuana.ac.id/
sehingga bisa memberikan kontribusi yang lebih terhadap perusahaan. Tujuan diadakannya pelatihan agar wawasan karyawan lebih maju lagi setelah melaksanakan pelatihan dan bisa memberikan informasi yang berguna bagi lingkungan kerja dan perusahaan ditempat dia bekerja. 4.3.1 Analisis Dimensi Perhatian Untuk mengetahui persepsi dari karyawan yang telah mengikuti training ABMP, maka dimensi pertama yang akan diukur adalah mengenai perhatian. Dalam dimensi ini terdapat beberapa indikator yang dijadikan alat bantu untuk menunjukan persepsi karyawan mengenai perhatian dalam pelatihan.
Tabel IV.5 Jawaban Responden Untuk Dimensi Perhatian Indikator Pelatihan Menyimak Apa Yang Dipaparkan Pengajar N = 30 Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
10
34.48 %
S
19
65.52 %
RR
0
0
TS
0
0
STS
0
0
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011 Berdasarkan tabel IV.5 di atas, mayoritas persepsi karyawan terhadap indikator pertama, perhatian terhadap pelatihan ABMP menyimak apa yang dipaparkan pengajar adalah setuju, yaitu 19 orang responden atau 65.52 % dari
60 http://digilib.mercubuana.ac.id/
total responden. Persepsi Sangat setuju mempunyai frekuensi 10 responden atau sebesar 34.48 % dari total responden. Dengan demikian persepsi karyawan terhadap dimensi pelatihan ABMP menyimak apa yang dipaparkan pengajar , mayoritas menyatakan setuju.
Tabel IV.6 Jawaban Responden Untuk Dimensi Perhatian Indikator Sistem Pengajaran Mengerti Apa Yang Dipaparkan Pengajar N = 30
Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
9
30.00 %
S
21
70.00 %
RR
0
0
TS
0
0
STS
0
0
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk indikator kedua yaitu sistem pengajaran pelatihan ABMP mengerti apa yang diajarkan pengajar menunjukan 21 responden atau 70.00% dari total responden menyatakan setuju, 9 responden atau 30.00 % menyatakan sangat setuju. Dengan demikian persepsi
61 http://digilib.mercubuana.ac.id/
karyawan terhadap sistem pengajaran ABMP mengerti apa yang diajarkan pengajar, sebagian besar responden menyatakan setuju Tabel IV.7 Jawaban Responden Untuk Dimensi Perhatian Indikator Sistem Pengajaran Menyukai Materi Yang Disampaikan Pengajar N = 30 Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
5
17.86 %
S
20
71.43 %
RR
2
7.14 %
TS
1
3.57 %
STS
0
0
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011
Berdasarkan table IV.7 di atas untuk indicator ketiga yaitu penyampaian materi pada pelatihan ABMP menyukai materi yang disampaikan menunjukan 20 responden atau 71.43 % dari total responden menyatakan setuju, 5 responden atau 17.86 % dari total responden menyatakan sangat setuju, 2 responden atau 7.14 % dari total responden mentakan ragu-ragu dan 1 dari responden atau 3.57 % menyatakan tidak setuju. Dilihat dari tabel diatas mayoritas dari responden di atas bahwa penyampaian materi pelatihan ABMP setuju peserta pelatihan menyukai materi yang disampaikan oleh pengajar.
62 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel IV.8 Jawaban Responden Untuk Dimensi Perhatian Indikator Sistem Pengajaran Paham Materi Yang Disampaikan Pengajar N = 30 Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
5
16.67 %
S
25
83.33 %
RR
0
0.00 %
TS
0
0.00 %
STS
0
0
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk indikator keempat terlihat jawaban responden menunjukan setuju bahwa peserta pelatihan ABMP paham terhadap materi yang disampaikan oleh pengajar. Hal ini terlihat dari jawaban 25 responden atau sebesar 83.33 % dari total responden menyatakan setuju, 5 responden dari total responden menyatakan sangat setuju atau sebesar 16.67 %. Pelatihan ABMP memberikan pemahaman yang lebih kepada para karyawan melalui materi yang disampaikan oleh pengajar sehingga peserta mendapat pengetahuan yang lebih.
63 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel IV.9 Jawaban Responden Untuk Dimensi Perhatian Indikator Perhatian Karyawan Paham Tujuan Diadakannya Pelatihan N = 30
Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
6
20.00 %
S
24
80.00 %
RR
0
0.00 %
TS
0
0.00 %
STS
0
0
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011
Berdasarkan tael IV.9 diatas, untuk indikator kelima yaitu perhatian karyawan terhadap tujuan diadakannya pelatihan ABMP sebagian besar responden menunjukan 24 responden atau 80.00 % menyatakan setuju dan 6 responden atau 20.00 % responden dari total responden menyatakan sangat setuju, dengan demikian perhatian karyawan terhadap tujuan diadakannya pelatihan ABMP dirasakan sudah banyak yang paham walaupun masih ada yang kurang perduli akan tujuan diadakanny platihan ABMP.
64 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel IV.10 Jawaban Responden Untuk Dimensi Perhatian Indikator Perhatian Karyawan Isi ProgramSesuai Dengan Yang dikehendaki N = 30 Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
2
10.00 %
S
25
83.33 %
RR
2
6.67 %
TS
1
3.33 %
STS
0
0
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011
Berdasarkan tabel IV.10 di atas, untuk indikator keenam yaitu isi program sesuai dengan yang dikehendaki terlihat jawaban responden menunjukan setuju bahwa pelatihan ABMP isi programnya sudah sesuai dengan yang dikehendaki. Hal ini terlihat dari jawaban 25 responden atau sebesar 83.33 % menyatakan setuju dari total responden, 2 responden atau 10.00 %, dari total responden menyatakan sangat setuju, 2 responden atau sebesar 6.67 % dari total responden menyatakan ragu-ragu dan 1 responden atau 3.33 % dari total responden menyatakan tidak setuju. Pelatihan ABMP memberikan program – program yang memang dibutuhkan oleh karyawan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan karyawan.
65 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel IV.11 Jawaban Responden Untuk Dimensi Perhatian Indikator Pelatihan Sesuai Dengan Level atau Golongannya N = 30 Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
3
10.00 %
S
23
76.67 %
RR
3
10.00 %
TS
0
0.00 %
STS
1
3.33 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011 Berdasarkan tabel IV.11 di atas, untuk indikator ke tujuh mayoritas persepsi karyawan terhadap indikator pelatihan ABMP sudah sesuai dengan level atau golongannya menyatakan setuju, yaitu 23 responden atau sebesar 76.67 % dari total responden. Persepsi sangat setuju mempunyai frekuensi 3 responden atau sebesar 10.00 % dari total responden, 3 responden menyatakan ragu-ragu atau sebesar 10.00 % dari total responden dan 1 responden atau sebesar 3.33 % menyatakan sangat tidak setuju dari total responden. Dengan demikian persepsi karyawan terhadap pelatihan ABMP sudah sesuai dengan level dan golongannya hampir rata – rata menyatakan setuju dengan pemilihan level atau golongan peserta pelatihan.
66 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel IV.12 Jawaban Responden Untuk Dimensi Perhatian Indikator Pelatihan Sesuai Sasaran Dan Tujuan Pelatihan Jelas N = 30 Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
4
14.29 %
S
22
78.57 %
RR
1
3.57 %
TS
1
3.57 %
STS
0
0.00 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011
Berdasarkan dari tabel IV.12 di atas,untuk indikator ke delapan mayoritas persepsi karyawan terhadap indikator pelatihan ABMP sasaran dan tujuan pelatihan jelas menyatakan setuju pelatihan sesuai dengan sasaran dan tujuan, yaitu 22 responden atau sebesar 78.57 % dari total responden, 4 responden atau sebesar 14.29 % dari total responden menyatakan sangat setuju, 1 responden atau sebesar 3.57 % ragu – ragu dan 1 responden atau sebesar 3.57 % dari total responden menyatakan tidak setuju. Dengan demikian persepsi karyawan terhadap pelatihan ABMP sudah sesuai dengan sasaran dan tujuan pelatihan jelas rata – rata menyatakan setuju.
67 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel IV.13 Jawaban Responden Untuk Dimensi Perhatian Indikator Alat Bantu Dan Visual Memadai N = 30 Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
6
20.00 %
S
19
63.33 %
RR
1
3.57 %
TS
1
3.57 %
STS
0
0.00 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011
Berdasarkan tabel IV.13 di atas, untuk indikator ke sembilan yaitu alat bantu pelatihan dan visual sudah memadai, 19 responden atau sebesar 63.33 % dari total responden menyatakan setuju, 6 responden dari total responden atau sebesar 20.00 % menyatakan sangat setuju, 1 responden atau sebesar 3.57 % ragu – ragu dan 1 responden atau sebesar 3.57 % sangat tidak setuju. Dengan demikian persepsi karyawan untuk indikator Alat bantu pelatihan dan visual sudah memadai rata – rata menyatakan setuju.
68 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel IV.14 Jawaban Responden Untuk Dimensi Perhatian Indikator Materi Yang disampaikan to the point Pada kasus di Perusahaan N = 30
Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
1
3.45 %
S
25
83.33 %
RR
5
17.24 %
TS
1
3.45 %
STS
0
0.00 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011
Berdasarkan tabel IV.14 di atas, untuk indikator ke sepuluh yaitu mengenai indikator materi pelatihan ABMP yang disampaikan to the point pada kasus perusahaan yaitu 22 responden dari total responden atau sebesar 75.86 %, menyatakan setuju, 5 responden atau sebesar 17.24 % dari total responden menyatakan ragu-ragu, dan 1 responden atau sebesar 3.45 % menyatakan tidak setuju. Dengan demikian persepsi karyawan terhadap indikator perhatian terhadap materi yang disampaikan to the point pada kasus di perusahaan sebagian besar menyatakan setuju. Pada akhirnya peneliti dapat melihat dan mengambil kesimpulan untuk dimensi perhatian direspon sangat baik oleh karyawan. Modus yang berhasil
69 http://digilib.mercubuana.ac.id/
ditunjukan pada dimensi ini adalah kebanyakan responden berada pada tingkat setuju dan ada beberapa karyawan yang sagat setuju terhadap perhatian yang diberikan dalam penelitian pelatihan ABMP ini. Karyawan peserta pelatihan ABMP menganggap perhatian yang diberikan oleh perusahaan dalam pelatihan ABMP telah dapat memenuhi kebutuhan pengetahuan maupun keahlian karyawan.
4.3.2 Analisis Dimensi Penafisran / Interpretation Dimensi kedua dari penelitian ini adalah peneliti ingin melihat sejauh mana persepsi karyawan terhadap pelatihan ABMP yang ditunjukan oleh karyawan didasarkan pada penafsiran. Untuk itu akan dihadirkan beberapa indikator penelitian yang akan membantu dalam mengukuru penafsiran yang berasal dari responden.
Tabel IV.15 Jawaban Responden Untuk Dimensi Penafsiran Indikator Saya Menyukai Instruktur Pengajar N = 30 Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
0
0.00 %
S
25
83.33 %
RR
2
6.67 %
TS
3
10.00 %
STS
0
0.00 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011
70 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Berdasarkan tabel IV.15 di atas, untuk indikator pertama yaitu mengenai indikator penafsiran saya menyukai instruktur pengajar ABMP yaitu 25 responden dari total responden atau sebesar 83.33 %, menyatakan setuju, 3 responden atau sebesar 10.00 % dari total responden menyatakan tidak setuju, dan 2 responden atau sebesar 6.67 % menyatakan ragu-ragu. Dengan demikian persepsi karyawan terhadap indikator penafsiran terhadap pelatihan ABMP, menyukai instruktur pengajar sebagian besar menyatakan setuju.
Tabel IV.16 Jawaban Responden Untuk Dimensi Penafsiran Indikator Saya Menyukai Kedisiplinan Pengajar N = 30
Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
3
10.00 %
S
24
80.00 %
RR
2
6.67 %
TS
1
3.33 %
STS
0
0.00 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011
Berdasarkan tabel IV.16 di atas, untuk indikator kedua yaitu mengenai indikator penafsiran saya menyukai kedisiplinan pengajar ABMP yaitu 24 responden dari total responden atau sebesar 80.00 %, menyatakan setuju, 3
71 http://digilib.mercubuana.ac.id/
responden atau sebesar 10.00 % dari total responden menyatakan sangat setuju, 2 responden atau sebesar 6.67 % menyatakan ragu-ragu, dan 1 responden dari total responden atau sebesar 3.33 % menyatakan tidak setuju. Dengan demikian persepsi karyawan terhadap indikator penafsiran terhadap pelatihan ABMP, menyukai kedisiplinan instruktur pengajar sebagian besar menyatakan setuju.
Tabel IV.17 Jawaban Responden Untuk Dimensi Penafsiran Indikator Instruktur Pengajar Pandai Berinteraksi N = 30 Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
1
3.33 %
S
22
73.33 %
RR
6
20.00 %
TS
0
0.00 %
STS
1
3.33 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011 Berdasarkan tabel IV.17 di atas, untuk indikator ketiga yaitu mengenai indikator penafsiran instruktur pengajar ABMP pandai berinteraksi yaitu 22 responden dari total responden atau sebesar 73.33 %, menyatakan setuju, 6 responden atau sebesar 20.00 % dari total responden menyatakan ragu-ragu, 1 responden atau sebesar 3.33 % menyatakan sangat setuju, dan 1 responden dari total responden atau sebesar 3.33 % menyatakan sangat tidak setuju. Dengan
72 http://digilib.mercubuana.ac.id/
demikian persepsi karyawan terhadap indikator penafsiran terhadap pelatihan ABMP, menyukai kedisiplinan instruktur pengajar sebagian besar menyatakan setuju instruktur pengajar pandai berinteraksi.
Tabel IV.18 Jawaban Responden Untuk Dimensi Penafsiran Indikator Cara Penyampaian Instruktur Menarik Perhatian Saya N = 30 Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
1
3.33 %
S
21
70.00 %
RR
6
20.00 %
TS
2
6.67 %
STS
0
0.00 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk indikator keempat yaitu penafsiran peserta pelatihan ABMP terhadap cara penyampaian instruktur pelatihan menarik perhatian menunjukan 21 responden atau 70.00% dari total responden menyatakan setuju, 6 responden atau 20.00 % menyatakan ragu-ragu, 2 responden atau sebesar 6.67 % menyatakan tidak setuju dan 1 responden atau sebesar 3.33 % menyatakan sangat setuju. Dengan demikian persepsi karyawan terhadap cara penyampaian instruktur pengajaran ABMP menarik perhatian, sebagian besar responden menyatakan setuju.
73 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel IV.19 Jawaban Responden Untuk Dimensi Penafsiran Tugas dan Kewajiban Penyelenggara Jelas N = 30 Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
2
6.67 %
S
24
80.00 %
RR
4
13.33 %
TS
0
0.00 %
STS
0
0.00 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk indikator kelima yaitu persepsi penafsiran peserta pelatihan ABMP terhadap tugas
dan kewajiban
penyelenggara jelas menunjukan 24 responden atau 80.00% dari total responden menyatakan setuju, 4 responden atau 13.33 % menyatakan ragu-ragu, dan 2 responden atau sebesar 6.67 % menyatakan sangat setuju. Dengan demikian persepsi karyawan terhadap tugas dan kewajiban instruktur pengajaran ABMP jelas, sebagian besar responden menyatakan setuju.
74 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel IV.20 Jawaban Responden Untuk Dimensi Penafsiran Instruktur Pengajarnya Profesional N = 30 Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
4
13.33 %
S
21
70.00 %
RR
5
16.67 %
TS
0
0.00 %
STS
0
0.00 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011
Berdasarkan tabel IV.20 di atas, untuk indikator keenam yaitu mengenai indikator penafsiran instruktur pengajar ABMP profesional yaitu 21 responden dari total responden atau sebesar 70.00 %, menyatakan setuju, 5 responden atau sebesar 16.67 % dari total responden menyatakan ragu-ragu, 4 responden atau sebesar 13.33 % menyatakan sangat setuju, Dengan demikian persepsi karyawan terhadap indikator penafsiran terhadap Instruktur pelatihan ABMP profesional, sebagian besar menyatakan setuju.
75 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel IV.21 Jawaban Responden Untuk Dimensi Penafsiran Instruktur Pengajar Mempunyai Pengalaman Yang Lebih tentang Perusahaan N = 30
Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
5
16.67 %
S
20
66.67 %
RR
5
16.67 %
TS
0
0.00 %
STS
0
0.00 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011
Berdasarkan tabel IV.21 di atas, untuk indikator ketujuh yaitu mengenai indikator penafsiran instruktur pengajar ABMP mempunyai pengalaman yang lebih tentang perusahaan yaitu 20 responden dari total responden atau sebesar 16.67 %, menyatakan sangat setuju, 5 responden atau sebesar 16.67 % dari total responden menyatakan sangat setuju dan 5 responden atau sebesar 16.67 % dari total responden menyatakan ragu-ragu. Dengan demikian persepsi karyawan terhadap indikator penafsiran terhadap Instruktur pelatihan ABMP mempunyai pengalaman yang lebih tentang perusahaan, sebagian besar menyatakan setuju.
76 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel IV.22 Jawaban Responden Untuk Dimensi Penafsiran Materi Akan Lebih Membumi Apabila Disampaikan Disampaikan dengan runtut, profesional Dan menarik oleh pengajar N = 30
Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
2
6.67 %
S
26
86.67 %
RR
2
6.67 %
TS
0
0.00 %
STS
0
0.00 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011
Berdasarkan tabel IV.22 di atas, untuk indikator kedelapan yaitu mengenai indikator penafsiran materi pelatihan ABMP akan lebih membumi apabila disampaikan dengan runtut, profesional dan menarik oleh pengajar, yaitu 26 responden dari total responden atau sebesar 86.67 %, menyatakan setuju, 5 responden atau sebesar 16.67 % dari total responden menyatakan sangat setuju dan 5 responden atau sebesar 16.67 % dari total responden menyatakan ragu-ragu. Dengan demikian persepsi karyawan terhadap indikator penafsiran terhadap Instruktur pelatihan ABMP mempunyai pengalaman yang lebih tentang perusahaan, sebagian besar menyatakan setuju.
77 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel IV.23 Jawaban Responden Untuk Dimensi Penafsiran Interaksi antara instruktur – peserta akan lebih Dinamis karena sudah saling mengenal N = 30
Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
3
10.00 %
S
23
76.67 %
RR
4
13.33 %
TS
0
0.00 %
STS
0
0.00 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011
Berdasarkan tabel IV.23 di atas, untuk indikator ke sembilan yaitu mengenai indikator penafsiran instruktur dan peserta ABMP akan lebih dinamis karena sudah saling mengenal, yaitu 23 responden dari total responden atau sebesar 76.67 %, menyatakan setuju, 3 responden atau sebesar 10.00 % dari total responden menyatakan sangat setuju dan 4 responden atau sebesar 13.33 % dari total responden menyatakan ragu-ragu. Dengan demikian persepsi karyawan terhadap indikator penafsiran terhadap instruktur dan peserta ABMP akan lebih dinamis karena sudah saling mengenal, sebagian besar menyatakan setuju.
78 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel IV.24 Jawaban Responden Untuk Dimensi Penafsiran Istruktur Membangun Proses Belajar Yang Kreatif dan Menarik N = 30
Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
2
7.14 %
S
21
75.00 %
RR
4
14.29 %
TS
1
3.57 %
STS
0
0.00 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011
Berdasarkan tabel IV.24 di atas, untuk indikator kesepuluh yaitu mengenai indikator penafsiran terhadap instruktur membangun proses belajar yang kreatif dan menarik, yaitu 21 responden dari total responden atau sebesar 75.00 %, menyatakan setuju, 2 responden atau sebesar 7.14 % dari total responden menyatakan sangat setuju dan 4 responden atau sebesar 14.29 % dari total responden menyatakan ragu-ragu, dan 1 responden dari total responden atau sebesar 3.57 % menyatakan tidak setuju. Dengan jawaban yang beragam seperti 4 responden ragu – ragu dan 1 responden tidak setuju terhadap instruktur membangun proses belajar yang kreatif dan menarik, para peserta melihat tidak semua instruktur mempunyai jiwa mengajar yang menarik dan sepaham dengan
79 http://digilib.mercubuana.ac.id/
peserta training / pelatihan. Dan untuk peserta pelatihan yang setuju instruktur pengajar membangun proses belajar yang kreatif dan menarik hal ini bisa dilihat dari cara mereka mengajar dan cara mereka menyampaikan materi tidak selalu serius terkadang diselingi dengan games atau semacam kuis untuk menghilangkan kebosanan pada saat pelatihan.
Tabel IV.25 Jawaban Responden Untuk Dimensi Penafsiran Tehnik-tehnik penyampaian yang “Hidup” N = 30 Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
3
10.00 %
S
19
63.33 %
RR
7
23.33 %
TS
1
3.33 %
STS
0
0.00 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011
Berdasarkan tabel IV.25 di atas, untuk indikator kesebelas satu yaitu mengenai indikator penafsiran terhadap tehnik-tehnik penyampaian yang hidup, yaitu 19 responden dari total responden atau sebesar 63.33 %, menyatakan setuju, 3 responden atau sebesar 10.00 % dari total responden menyatakan sangat setuju dan 7 responden atau sebesar 23.33 % dari total responden menyatakan ragu-ragu, dan 1 responden dari total responden atau sebesar 3.33 % menyatakan tidak
80 http://digilib.mercubuana.ac.id/
setuju. Dengan demikian persepsi karyawan terhadap indikator penafsiran terhadap tehnik-tehnik penyampaian yang hidup sebagian besar menyatakan setuju. Kesimpulannya adalah untuk dimensi penafsiran yang berhubungan dengan pelatihan ABMP yang dilaksanakan karyawan Group Astra telah memberikan perubahan kepada karyawan. Dimana mayoritas karyawan maupun hubungan dengan lingkungan kerja setelah karyawan mengikuti pelatihan ABMP menyetujui atau mengakui bahwa terjadi suatu perubahan sikap dan persepsi yang positif dan membangun di dalam diri karyawan mengikuti pelatihan ABMP yang diadakan oleh PT. Astra International Tbk.
4.3.3 Analisis Dimensi Pengetahuan / Kognitif Dimensi
ini
menggambarkan
bagaimana
persepsi
karyawan
atas
pengetahuan yang diberikan pada pelatihan ABMP. Ada beberapa indikator yang termasuk ke dalam dimensi pengetahuan ini. Hasil indeks jawaban responden atas indikator – indikator pada dimensi ini dapat dilihat pada tabel – tabel berikut.
Tabel IV.26 Jawaban Responden Untuk Dimensi Pengetahuan Pelatihan Bertujuan Memberikan Pengetahuan tentang Tehnik-tehnik kerja yang berhubungan Dengan Pekerjaan Kantor N = 30 Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
2
6.67 %
S
26
86.67 %
81 http://digilib.mercubuana.ac.id/
RR
1
3.33 %
TS
1
3.33 %
STS
0
0.00 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011
Berdasarkan hasil pengolahan kuisioner yang telah dilakukan untuk dimensi pengetahuan dengan indikator pertama, pelatihan ABMP memberikan pelatihan yang bertujuan memberikan pengetahuan tentang tehnik – tehnik kerja yang berhubungan dengan pekerjaan kantor, mendapatkan tanggapan yang sangat prositif dengan respon setuju yang ditunjukan oleh 26 responden atau sebesar 86.67 % dari total responden, 2 responden atau 6.67 % dari total responden menyatakan sangat setuju, 1 responden atau 3.33 % dari total responden menyatakan ragu – ragu dan 1 responden atau 3.33 % dari total responden menyatakan tidak setuju. Hal ini diakui oleh sebagian besar karyawan pada pelatihan ABMP bahwasannya pelatihan bertujuan memberikan pengetahuan tentang tehnik – tehnik kerja yang bertujuan dengan pekerjaan kantor dan materi – materi yang diberikan adalah materi yang berhubungan langsung dengan pekerjaan yang selama ini dilakukan oleh karyawan.
82 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel IV.27 Jawaban Responden Untuk Dimensi Pengetahuan Saya Mengetahui Visi Misi Perusahaan N = 30 Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
10
33.33 %
S
20
66.67 %
RR
0
0.00 %
TS
0
0.00 %
STS
0
0.00 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011
Berdasarkan tabel IV.27 di atas, untuk indikator kedua yaitu mengenai indikator saya mengetahui visi misi perusahaan, yaitu 20 responden dari total responden atau sebesar 66.67 %, menyatakan setuju, 10 responden atau sebesar 33.33 % dari total responden menyatakan sangat setuju. Dengan demikian persepsi karyawan terhadap indikator saya mengetahui visi misi perusahaan, sebagian besar menyatakan setuju.
83 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel IV.28 Jawaban Responden Untuk Dimensi Pengetahuan Saya Memahami Bidang Usaha Perusahaan N = 30 Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
8
26.67 %
S
22
73.33 %
RR
0
0.00 %
TS
0
0.00 %
STS
0
0.00 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011
Berdasarkan hasil pengolahan kuisioner yang telah dilakukan untuk dimensi pengetahuan dengan indikator ketiga, mengenai peserta pelatihan ABMP saya memahami bidang usaha perusahaan, mempunyai tanggapan yang positif, dengan respon setuuju yang dinyatakan oleh 22 responden atau sebesar 73.33 % dari total responden, dan 8 responden atau sebesar 26.67 % dari total responden menyatakan sangat setuju. Berdasarkan dari hasil ini bahwa perserpsi peserta pelatihan ABMP setelah mengikuti pelatihan ini jadi menambah wawasan dan mengetahui bidang usaha perusahaan.
84 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel IV.29 Jawaban Responden Untuk Dimensi Pengetahuan Peserta Pelatihan Diharapkan dapat Memperdalam Teori Pemecahan Kasus N = 30 Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
5
16.67 %
S
23
70.00 %
RR
2
10.00 %
TS
0
0.00 %
STS
0
0.00 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk indikator keempat dari dimensi pengetahuan, terlihat jawaban responden menunjukan setuju bahwa peserta pelatihan diharapkan dapat memperdalam teori pemecahan kasus. Hal ini dapat terlihat dari jawaban 23 responden atau sebesar 70.00 % dari total responden, 5 responden atau sebesar 16.67 % ,menyatakan sangat setuju dan 2 responden atau sebesar 10.00 % menyatakan ragu – ragu.
85 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel IV.30 Jawaban Responden Untuk Dimensi Pengetahuan Pelatihan Membentuk Pola Pikir Karyawan Berubah N = 30 Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
6
20.00 %
S
21
70.00 %
RR
3
10.00 %
TS
0
0.00 %
STS
0
0.00 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011
Media pelatihan yang disediakan oleh perusahaan membentuk pola pikir karyawan berubah ternyata direspon sangat baik oleh peserta pelatihan. Sejumlah responden menyatakan sikap setuju sebanyak 21 responden atau sebesar 70.00 % dari total responden, 6 responden atau sebesar 20.00 % dari total responden menyatakan sangat setuju dan 3 responden atau sebesar 10.00 % menyatakan ragu-ragu. Dari hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa perusahaan telah memberikan pelatihan yang memadai sehingga membentuk pola pikir karyawan berubah menjadi lebih baik.
86 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel IV.31 Jawaban Responden Untuk Dimensi Pengetahuan Misi Dan Peran Pengajar Dalam Proses Perubahan Mengacu Pada Filosofi Perusahaan N = 30 Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
4
13.33 %
S
25
83.33 %
RR
1
3.33 %
TS
0
0.00 %
STS
0
0.00 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011 Berdasarkan hasil pengolahan kuisioner yang telah dilakukan peneliti untuk indikator keenam, mengenai misi dan peran pengajar dalam proses perubahan mengacu pada filosofi perusahaan mendapat tanggapan sangat positif, dengan respon setuju yang dinyatakan oleh 25 responden atau sebesar 83.33 % dari total responden, 4 responden atau sebesar 13.33 % menyatakan sangat setuju, dan 1 responden atau sebesar 3.33 % menyatakan ragu – ragu. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat hampir rata – rata jawaban peserta pelatihan ABMP setuju bahwa misi dan peran pengajar dalam proses perubahan mengacu pada filosofi perusahaan.
87 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel IV.32 Jawaban Responden Untuk Dimensi Pengetahuan Karyawan Baru Diharapkan Membawa Ide – ide Baru & Orisinil N = 30 Kategori
Frekuensi
Persentase
SS
9
30.00 %
S
20
66.67 %
RR
1
3.33 %
TS
0
0.00 %
STS
0
0.00 %
Total
30
100 %
Sumber : Hasil pengolahan kuisioner, Juni 2011 Dari hasil penelitian yang dilakukan peneiti untuk indikator ketujuh dari dimensi pengetahuan terlihat jawaban responden menunjukan setuju, 30 responden atau sebesar 66.67 % dari total responden, 9 responden atau sebesar 30.00 % menyatakan sangat setuju dan 1 responden atau sebesar 3.33 % menyatakan ragu – ragu. Kesimpulan untuk dimensi pengetahuan yang berhubungan dengan elatihan ABMP yang dilaksanakan oleh karyawan Group Astra dalam hal ini penyelenggaranya adalah PT. Astra International telah memberikan hasil yang baik kepada karyawan. Dimana mayoritas karyawan Astra Group menyetujui atau mengakui bahwa karyaawan merasakan tambah pengetahuan dan wawasannya yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan ABMP yang diadakan oleh PT. Astra International Tbk.
88 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pada akhirnya peneliti dapat melihat dan mengambil kesimpulan dari keseluruhan dimensi yang telah dihadirkan adalah persepsi setuju bahwa pelatihan ABMP yang didakan oleh PT. Astra International Tbk telah berjalan dengan baik, dimana sebagian besar karyawan merespon positif terhadap semua aktifitas maupun fasilitas yang disediakan selama menjalani pelatihan ABMP. Dan indikator – indikator yang telah dianalisis dapat dilihat pula bahwa sebagian besar karyawan Group Astra berpandangan bahwa pelaksanaan pelatihan ABMP memberikan manfaat yang mendalam dan sangat membantu dalam peningkatan kualitas diri karyawan.
89 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.4 PERHITUNGAN SKOR ATAS INDIKATOR Hasil penelitian akan dianalisis dnegan menggunakan tehnik kriteria yang digunakan untuk melihat persepsi karyawan terhadap pelatihan ABMP yang dilakukan oleh perusahaan. Bentuk pernyataan yang telah diuraikan sebelumnya adalah berupa pernyataan positif terhadap seluruh komponen berupa pernyataan yang dinilai. Menghitung setiap skor komponen adalah dengan mengalikan seluruh frekuensi dengan data nilai bobotnya. Dimensi Perhatian
No
Pernyataan
Jumlah Jawaban Tiap Bobot 1 2 3 4 5
Skor
Keterangan
1
Saya menyimak apa yang dipaparkan pengajar
0
0
0
19
10
126
Setuju
2
Saya mengerti apa yang diajarkan pengajar
0
1
2
21
9
136
Setuju
3
Saya menyukai materi yang disampaikan
0
1
2
20
5
111
Setuju
4
Saya paham terhadap materi pelatihan
0
0
0
25
5
125
Setuju
5
Saya paham tujuan diadakannya pelatihan
0
0
0
24
6
126
Setuju
6
Isi program sesuai dengan yang dikehendaki
0
1
2
25
2
118
Setuju
7
Pelatihan sesuai dengan level / golongannya
1
0
3
23
3
117
Setuju
90 http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Sasaran dan tujuan pelatihan jelas
0
1
1
22
4
113
Setuju
9
Penggunaan alat bantu dan visual memadai
1
0
4
19
6
119
Setuju
10
Materi yang disampaikan to the point pada kasus di perusahaan
0
1
5
22
1
110
Setuju
Skor
Keterangan
Rata-rata jumlah skor / pernyataan
1201 / 5 =
120
Dimensi Penafsiran
No
Jumlah Jawaban Tiap Bobot
Pernyataan
1
2
3
4
5
1
Saya menyukai indtruktur pengajar
0
3
2
25
0
112
Ragu ragu
2
Saya menyukai kedisiplinan pengajar
0
1
2
24
3
119
Setuju
3
Instruktur pengajar pandai berinteraksi
1
0
6
22
1
112
Ragu ragu
4
Cara penyampaian instruktur menarik perhatian saya
0
2
6
21
1
111
Ragu ragu
5
Tugas dan kewajiban penyelenggara jelas
0
0
4
24
2
118
Ragu ragu
6
Instruktur pengajarnya profesional
0
0
5
21
4
119
Setuju
91 http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
Instruktur pengajar mempunyai pemahaman yang lebih tentang perusahaan
0
0
5
20
5
120
Setuju
8
Materi akan lebih membumi apabila disampaikan dengan runtut, profesional dan menari oleh pengajar
0
0
2
20
2
96
Ragu ragu
9
Interaksi antara peserta-instruktur akan lebih dinamis karena sudah saling mengenal
0
0
4
23
3
119
Setuju
10
Instruktur membangun proses belajar yang kreatif dan menarik
0
1
4
21
2
108
Ragu ragu
11
Tehnik - tehnik penyampaian yang hidup
0
1
7
19
3
135
Setuju
Skor
Keterangan
Rata-rata jumlah skor / pernyataan
1269/11
115
Dimensi Pengetahuan
No
Jumlah Jawaban Tiap Bobot
Pernyataan
1
2
3
4
5
1
Pelatihan bertujuan memberikan pengetahuan tentang tehnik-tehnik kerja yang berhubungan dengan pekerjaan kantor
0
1
1
26
2
119
Setuju
2
Saya mengetahui visi misi perusahaan
0
0
0
20
10
130
Setuju
3
Saya memahami bidang usaha perusahaan
0
0
0
22
8
128
Setuju
92 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Peserta pelatihan diharapkan dapat memperdalam teori pemecahan kasus
0
0
2
23
5
123
Setuju
5
Pelatihan membentuk pola pikir karyawan berubah
0
0
3
21
6
123
Setuju
6
Misi dan peran pengajar dalam proses perubahan mengacu pada filosofi perusahaan
0
0
1
25
4
123
Setuju
7
Karyawan baru diharapkan membawa ide-ide baru dan orisinil
0
0
1
20
9
128
Setuju
Rata-rata jumlah skor / pernyataan
874/7 =
125
Sumber: hasil pengolahan peneltian, Juni 2011 Berdasarkan tabel hasil perhitungan diatas dengan merujuk pada skor penelitian secara keseluruhan, bahwa dapat dilihat pada dimensi perhatian menunjukan
karyawan
merasa
setuju
sistem
pelatihan
ABMP
yang
diselenggarakan PT. Astra International Tbk sudah baik, hal ini dapat dilihat dengan skor penilaian mencapai 120 yang masuk pada rentang kriteria setuju. Pada dimensi yang kedua yaitu penafsiran menunjukan hal yang sama yaitu sebagian besar karyawan setuju bahwa pelatihan ABMP menghasilkan perilaku yang positif yang sangat mendukung dalam kegiatan bekerja dan skor pada penilaian dimensi penafsiran ini mencapai 115. Pada tabel hasil perhitungan diatas dapat kita lihat pula bahwa untuk dimensi pengetahuan menunjukan
93 http://digilib.mercubuana.ac.id/
keterangan yang sama yaitu sebagian besar karyawan menunjukan persetujuannya terhadap dimensi pengetahuan, skor untuk dimensi ini mencapai 125.
4.5 Persepsi Akhir Dari hasil skor penilaian jawaban responden diatas, didapatkan skor tertinggi untuk dimansei pengetahuan, dimana diperoleh kisaran skor jawaban sebesar 125 atau sebesar 83.3 % karyawan peserta pelatihan ABMP setuju bahwa pengetahuan pada pelatihan ABMP berjalan dengan baik dan sangat menambah pengetahuan dan wawasan para peserta training. Dari hasil keseluruhan untuk semua dimensi didapat skor 120 dan skor nilai tersebut berada pada rentang kriteria setuju. Hal ini menunjukan bahwa karyawan cenderung setuju bahwa pelatihan ABMP telah berjalan dengan baik. Berdasarkan penelitian menggunakan frekuensi tabulasi dan perhitungan skor atas indikator pada akhirnya peneliti dapat melihat dan mengambil kesimpulan dari seluruh dimensi yang telah dihadirkan adalah persepsi setuju bahwa pelaksanaan pelatihan ABMP yang diadakan oleh PT. Astra International Tbk. telah berjalan dengan baik, dimana sebagian besar karyawan merespon positif terhadap samua aktivitas maupun fasilitas yang disediakan selama menjalani pelatihan ABMP berdasarkan indikator – indikator yang telah dianalisis, dapat dilihat pula bahwa sebagian besar karyawan Group Astra berpandangan bahwa pelaksanaan pelatihan ABMP telah memberikan manfaat yang mendalam dan sangat membantu dalam peningkatan kualitas dari karyawan.
94 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan dalam pelatihan terutama pada dimensi interpretasi / penafsiran yang meliputi metode yang digunakan, instruktur, materi, handout sampai dengan lay out ruangan yang paling banyak mendapat jawaban tidak setuju dari responden. Dengan meningkatkan hal-hal tersebut maka dapat dipastikan persepsi karyawan terhadap pelatihan dapat lebih ditingkatkan dan hal ini tentunya akan berpengaruh positif terhadap persepsi karyawan tentang perusahaan. Sejauh ini dapat dikatakan bahwa persepsi karyawan terhadap pelatihan adalah positif. Berarti pelatihan yang ada sudah berjalan sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi meskipun demikian diperlukan perbaikan dalam beberapa hal terutama pada dimensi interpretasi karena bila dibandingkan dengan dua dimensi lainnya, dimensi inilah yang pada setiap pernyataannya mempunyai responden dengan jawaban tidak setuju. Hasil penelitian berupa persepsi karyawan tentang pelatihan dalam meningkatkan pengetahuan di PT. Astra Internatinal tbk. telah membuktikan teori Jalaludin Rahmat yang menyatakan bahwa sikap terbentuk dari persepsi. Pengalaman selama mengikuti pelatihan membentuk persepsi karyawan yang pada akhirnya mempengaruhi sikap karyawan tantang perusahaan
95 http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.6 Pembahasan Jika dilihat dari variabel persepsi karyawan tentang pelatihan, responden cenderung menyatakan setuju dengan pernyataan yang ada dalam dimensi attention, interpretation dan kognitif. Hal tersebut menandakan adanya hubungan yang konsisten diantara ketiga dimensi dalam variabel independen tersebut. Konsisten berarti sebelum menyukai
suatu pelatihan (attentin), tentu responden harus tahu dan yakin terlebih
dahulu (interpretaion). Karena sudah tahu dan suka pada akhirnya responden memberi respon yang positif (kognitif). Mengacu pada hasil analisis data variabel sikap karyawan tentang pelatihan, setuju adalah pilihan jawaban dengan jumlah tertinggi dari setiap pernyataan yang ada dalam dimensi kognitif. Artinya sebagian besar responden paham dengan bidang usaha perusahaan dan visi misi perusahaan. Hal ini didukung dengan jawaban responden pada dimensi attention yang menyatakan setuju bahwa sasaran dan tujuan pelatihan jelas, materi yang disampaikan menarik dan jelas, serta handout yang dibagikan sangat membantu. Namun meskipun demikian masih ada juga responden yang tidak setuju dengan pernyataan-pernyataan tersebut. Paling banyak responden menilai lay out ruangan tidak menarik. Hal ini setelah ditelaah lebih dalam ke lapangan oleh peneliti ternyata dikarenakan posisi tempat duduk yang kurang strategis, khususnya bagi responden yang mendapat tempat di wilayah belakang atau pinggir kanan/kiri ruangan. Akibatnya tampilan yang ada di layar menjadi tidak terlihat dengan jelas. Sejauh ini dapat dikatakan bahwa persepsi karyawan terhadap pelatihan adalah positif. Berarti pelatihan yang ada sudah berjalan sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi
96 http://digilib.mercubuana.ac.id/
meskipun demikian diperlukan perbaikan dalam beberapa hal terutama pada dimensi afektif karena bila dibandingkan dengan dua dimensi lainnya, dimensi inilah yang pada setiap pernyataannya mempunyai responden dengan jawaban tidak setuju. Untuk variabel terikat ’persepsi karyawan tentang perusahaan’ terlihat bahwa responden mempunyai cukup informasi mengenai perusahaan. Hal tersebut terbukti dari besarnya nilai rata-rata responden yang menjawab setuju pada pernyataan di dimensi kognitif. Sama halnya dengan variabel persepsi karyawan tentang pelatihan, hubungan antara dimensi attention, interpretation dan kognitif pada variabel persepsi karyawan tentang perusahaan ini juga tergolong konsisten. Responden tahu dan suka terhadap perusahaan kemudian setuju untuk mengambil tindakan. Hasil analisis kedua variabel yang diteliti yakni persepsi karyawan tentang pelatihan dan persepsi karyawan tentang perusahaan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan positif diantara kedua variabel tersebut. Artinya persepsi karyawan tentang pelatihan mempengaruhi persepsi karyawan tentang perusahaan. Kemudian diketahui bahwa variabel utama persepsi karyawan tentang pelatihan yang paling mempengaruhi persepsi karyawan tentang perusahaan yaitu dimensi kognitif. Dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan dalam pelatihan terutama pada dimensi interpretasi yang meliputi metode yang digunakan, instruktur, materi, handout sampai dengan lay out ruangan yang paling banyak mendapat jawaban tidak setuju dari responden. Dengan meningkatkan halhal tersebut maka dapat dipastikan persepsi karyawan terhadap pelatihan dapat lebih
97 http://digilib.mercubuana.ac.id/
ditingkatkan dan hal ini tentunya akan berpengaruh positif terhadap persepsi karyawan tentang perusahaan. Hasil penelitian berupa persepsi karyawan tentang pelatihan terhadap persepsi karyawan tentang perusahaan telah membuktikan teori Jalaludin Rahmat yang menyatakan bahwa sikap terbentuk dari persepsi. Pengalaman selama mengikuti pelatihan membentuk persepsi karyawan yang pada akhirnya mempengaruhi sikap karyawan tantang perusahaan.
98 http://digilib.mercubuana.ac.id/