BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1
Sejarah Perusahaan Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program
restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah -- yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Fpempor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia -- dilebur menjadi Bank Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut memiliki peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia. Segera setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi secara menyeluruh. Pada saat itu, kami menutup 194 kantor cabang yang saling berdekatan dan rasionalisasi jumlah karyawan dari jumlah gabungan 26.600 menjadi 17.620. Brand Bank Mandiri diimplementasikan ke semua jaringan dan seluruh kegiatan periklanan dan promosi lainnya. Salah satu prestasi Bank Mandiri yang paling signifikan adalah dengan mengganti platform teknologinya secara menyeluruh. Bank Mandiri mewarisi total
1
9core banking system yang berbeda dari 4 bank pendahulunya. Bank Mandiri segera berinvestasi untuk mengkonsolidasikan sistem-sistem dari platform yang terkuat. Dibutuhkan tiga tahun dan dana sebesar US$ 200 Juta demi mengembangkan program untuk menggantikan core banking platformsebelumnya agar sesuai dengan standar perbankan ritel. Kini infrastruktur IT Bank Mandiri telah menyediakan system
pengolahan
data straigth-throughdan
interface
yang
seragam
bagi
pelanggannya. Sesuai dengan visinya, Bank Mandiri memasuki segmen bisnis yang menguntungkan dan memiliki prospek tumbuh, sekaligus berperan sebagai institusi perbankan yang komprehensif. Untuk itu, Bank Mandiri berfokus pada segmen korporasi, komersial, mikro & ritel, serta pembiayaan konsumen dengan strategi yang berbeda di setiap bisnisnya dan bersinergi dengan seluruh segmen pasar yang ada. Kehadiran Bank Mandiri sebagai Bank Domestik Multispesialis di Indonesia dapat diterjemahkan ke dalam langkah-langkah khusus dengan menumbuhkan pangsa pasar dominan di segmen yang kami fokuskan. Selain itu, Bank Mandiri juga memiliki visi untuk menjadi bank terdepan di Indonesia. Sebagai bank publik, visi Bank Mandiri untuk menjadi bank blue chip publik di Asia Tenggara ini akan diukur berdasarkan kapitalisasi pasar.
2
Program Transformasi Tahap I (2005 - 2009) Ambisi Bank Mandiri yang ditetapkan untuk 4 tahun ke depannya hanya dapat dicapai dengan mengubah organisasi kami untuk dapat beradaptasi dengan dinamika dan pergerakan pasar. Di tahun 2005, kami berkomitmen untuk menjalankan program transformasi selama 5 tahun untuk membentuk Bank Mandiri menjadi Bank Multispesialis yang Dominan. Kami menetapkanempat tema transformasi sebagai syarat utama: budaya, penjualan, aliansi dan kontrol NPL. Bank Mandiri melakukan Program Transformasi dalam tiga tahap, yaitu: Tahap 1 (2006-2007) Back on Track : Dalam tahapan ini, fokus utama kami adalah merekonstruksi ulang fondasi Bank Mandiri untuk pertumbuhan di masa depan Tahap 2 (2008-2009) Outperform the Market : Dalam periode ini, Bank Mandiri lebih menekankan ekspansi bisnis untuk menjamin pertumbuhan yang signifikan di berbagai segmen dan mencapai level profit yang mampu melampaui target rata-rata pasar Tahap 3 (2010) Shaping the End Game : Di tahap ini, Bank Mandiri menargetkan diri untuk menjadi bank regional terdepan melalui konsolidasi dari bisnis jasa keuangan dan lebih mengutamakan peluang strategi pertumbuhan non-organik, termasuk memperkuat
3
kinerja anak perusahaan dan akuisisi bank atau perusahaan keuangan lainnya yang dapat memberikan nilai tambah bagi Bank Mandiri Proses transformasi yang telah dijalankan sejak tahun 2005 hingga tahun 2010 ini secara konsisten berhasil meningkatkan kinerja Bank Mandiri. Hal ini tercermin dari peningkatan berbagai parameter finansial, diantaranya:
Kredit bermasalah turun signifikan, tercermin dari rasio NPL net konsolidasi yang turun dari 15,34% di tahun 2005 menjadi 0,62% di tahun 2010.
Laba bersih Bank Mandiri juga tumbuh sangat signifikan dari Rp 0,6 Triliun di tahun 2005 menjadi Rp 9,2 Triliun di tahun 2010.
Sejalan dengan transformasi bisnis, Bank Mandiri juga melakukan transformasi budaya dengan merumuskan kembali nilai nilai budaya untuk menjadi pedoman kerja pegawai. Bank Mandiri juga berhasil mencatat sejarah dalam peningkatan kualitas layanan, yaitu menjadi service leaderperbankan nasional dengan menempati urutan pertama pelayanan prima selama empat tahun berturut-turut (tahun 2007, 2008, 2009 dan 2010) berdasarkan survey Marketing Research Indonesia (MRI). Selain itu, Bank Mandiri juga mendapat apresiasi dari berbagai pihak dalam penerapan Good Corporate Governance. Peningkatan kinerja Bank Mandiri mendapatkan respon positif oleh investor, tercermin dari meningkatnya harga saham Bank Mandiri secara signifikan dari posisi terendah Rp 1.110 per lembar saham pada
4
16 November 2005, menjadi Rp 6.300,- per lembar saham pada 30 September 2011, atau meningkat 33,6% per tahunnya berdasarkan rata-rata (CAGR). Dalam kurun waktu kurang lebih 6 tahun, nilai kapitalisasi pasar Bank Mandiri meningkat sekitar 7 kali lipat, dari Rp 21,8 Triliun menjadi Rp 146,9 Triliun.
Program Transformasi Tahap II (2010 - 2014) Saat ini Bank Mandiri tengah melaksanakan tahap transformasi lanjutan tahun 2010-2014, dimana kami telah melakukan revitalisasi visi, yaitu "Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang Paling Dikagumi dan Selalu Progresif". Sejalan dengan visi tersebut, Bank Mandiri juga ditargetkan mampu mencapai nilai kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, yaitu di atas Rp 225 Triliun dengan pangsa pasar pendapatan mendekati 16%, ROA mencapai kisaran 2,5% dan ROE mendekati 25%, namun tetap menjaga kualitas asset yang direfleksikan dari rasio NPL gross di bawah 4%. Bank Mandiri juga berambisi untuk masuk dalam jajaran Top 5 Bank di ASEAN pada tahun 2014. Selanjutnya di tahun 2020, Bank Mandiri menargetkan untuk masuk dalam jajaran Top 3 Bank di ASEAN dalam hal nilai kapitalisasi pasar dan menjadi pemain utama di regional. Untuk mewujudkan visi tersebut, transformasi bisnis di Bank Mandiri tahun 2010 - 2014 akan difokuskan pada 3 (tiga) area bisnis yaitu:
5
Wholesale transaction Bank Mandiri akan memperkuat leadership-nya dengan menawarkan solusi transaksi keuangan yang komprehensif dan membangun hubungan yang holistik melayani institusi corporate & commercial di Indonesia. Retail deposit & payment Bank Mandiri memiliki aspirasi untuk menjadi bank pilihan nasabah di bidang retail deposit dengan menyediakan pengalaman perbankan yang unik dan unggul bagi para nasabahnya. Retail Financing Bank Mandiri memiliki aspirasi untuk meraih posisi nomor 1 atau 2 dalam segmen pembiayaan ritel, terutama untuk memenangkan persaingan di bisnis kredit perumahan, personal loan, dankartu kredit serta menjadi salah satu pemain utama di micro banking. Ketiga area fokus tersebut didukung dengan penguatan organisasi dan peningkatan infrastruktur (cabang, IT, operation dan risk management) untuk memberikan solusi layanan terpadu. Disamping itu, Bank Mandiri didukung oleh Sumber Daya Manusia yang handal, teknologi yang selaluupdate, penerapan manajemen risiko dalam menjalankan bisnis secara seksama dan penuh pertimbangan, serta penerapan Good Corporate Governance yang telah teruji.
6
Pencapaian Bank Mandiri Hingga Desember 2011, total aset Bank Mandiri telah mencapai Rp 551,9 Triliun, dimana jumlah ini berlipat ganda dari total aset di tahun 2006 (sebesar Rp 267 Triliun), atau tumbuh 15,6% (CAGR). Ini mengukuhkan posisi Bank Mandiri sebagai bank terbesar di Indonesia. Kredit Bank Mandiri juga tumbuh menjadi Rp 314,4 Triliun, meningkat 22% (CAGR) dari kredit tahun 2006 yang sebesar Rp 118 Triliun. Sedangkan net profit kami tumbuh menjadi Rp 12,2 Triliun, meningkat 28,3% (CAGR) dari tahun 2006 yang sebesar Rp 2,4 Triliun. Selain menjadi bank pemberi pinjaman terbesar di Indonesia (secara konsolidasi), Bank Mandiri juga merupakan bank penyimpanan terbesar di Indonesia dengan dana pihak ke tiga sebesar Rp 422,3 Triliun. Bank Mandiri juga telah berhasil mempertahankan kualitas aset yang kuat, dibuktikan dengan nilai Gross dan Net NPL Ratio yang masing-masing sebesar 2,21% dan 0,52%. Salah satu momen penting dalam proses transformasi tahap 2 ini adalah suksesnya rights issue pada Februari 2011 untuk memperkuat permodalan bank. Dengan ini, modal Bank Mandiri telah mencapai Rp 62,7 Triliun, meningkat dari 48,9% tahun ke tahun dan menjadi bank pertama di Indonesia yang meraih gelar Bank Internasional, sesuai dengan Banking Architecture atau Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Kinerja Bank Mandiri juga didukung oleh perusahaan-perusahaan anak yang memberikan kontribusi pendapatan signifikan, yaitu sekitar 12% dari laba bersih 7
konsolidasi Bank Mandiri. Kini Bank Mandiri memiliki jaringan ATM terbesar, yaitu sejumlah 10.000 unit yang telah terpasang dan tersebar di seluruh Indonesia. Ini menjadikan Bank Mandiri sebagai bank terbaik dalam pelayanan selama 4 tahun berturut-turut dan menjadi perusahaan yang paling terpercaya di Indonesia untuk Good Corporate Govenance selama 5 tahun berturut-turut. Setelah memenuhi berbagai persyaratan dari Bank Indonesia, Bank Mandiri kini berhak untuk menyandang titel sebagai Bank Internasional yang telah beroperasi di sektor perbankan regional dan siap menjadi bank panutan di Indonesia. Hal ini turut didukung dengan visi kami untuk menjadi Lembaga Keuangan yang Paling Dikagumi dan Paling Progresif di Indonesia. Meningkatkan Sinergi & Nilai dari Perusahaan Anak Untuk mendukung berbagai segmen usaha serta membangun budaya kerja berbasis kinerja yang kuat di seluruh organisasi, Bank Mandiri menerapkan sistem organisasi berbasis Strategic Business Unit (SBU) yang terdiri dari berbagai unit bisnis yang strategis. Unit bisnis strategis ini akan bergerak sebagai generator penghasil profit pertumbuhan Bank Mandiri di masa depan, sebagai inti dari perusahaan dan juga sebagai layanan fungsi bersama. Bank Mandiri juga didukung oleh beberapa perusahaan anak untuk meningkatkan performa unit-unit bisnis strategisnya, diantaranya Corporate Banking, Commercial Business Banking, Micro & Retail Banking, Treasury & International Banking serta Consumer Finance. Bank Mandiri senantiasa mencari peluang bisnis
8
yang saling menguntungkan guna menciptakan sinergi, membangun aliansi sekaligus memperkuat bisnis pendukungnya melalui perusahaan anak Bank Mandiri, diantaranya Mandiri Sekuritas yang bergerak di bidang investment banking, Mandiri AXA Financial Service yang bergerak di bidang asuransi, Bank Syariah Mandiri yang bergerak di bidang perbankan syariah, Bank Sinar Harapan Bali yang bergerak di bidang perbankan mikro dan Mandiri Tunas Finance yang bergerak di bidang multifinance. Di tahun 2011, Bank Mandiri berhasil mengakuisisi Mandiri AXA General Insurance (MAGI), yaitu perusahaan hasil kerjasama antara Bank Mandiri dan AXA Societe Anonyme, untuk memperkuat penetrasi Bank Mandiri di bisnis asuransi umum. Dengan memiliki berbagai perusahaan anak yang mendukung bisnis, Bank Mandiri kini memegang peranan sebagai institusi finansial holding terkuat di Indonesia. Namun pada penelitian ini yang menjadi objek utama penelitian yaitu dari Divisi divisi Mass Banking Bank Mandiri untuk produk Remittance (pengiriman duit dalam dan luar negeri) dimana divisi Mass Banking inilah yang memegang project CSM dari Bank Mandiri karena melihat dari target market yang sesuai untuk kegiatan CSM Bank Mandiri yaitu TKI yang ada di Hongkong, Malaysia dan Korea. Awalnya target market dari kegiatan CSM Bank Mandiri ini adalah TKI yang merupakan para nasabah Bank Mandiri yang sering memakai jasa Remittance Bank Mandiri (pengiriman duit dalam dan luar negeri). Namun dengan semakin berkembangnya kegiatan ini para TKI yang menjadi nasabah Mandiri ini pun
9
memberitahukan kepada kerabat mereka yang juga para TKI dan non nasabah Bank Mandiri untuk mengikuti kegiatan CSM Bank Mandiri ini.
4.1.2 Visi & Misi Program CSM sebagai salah satu wujud kepedulian Bank Mandiri terhadap lingkungan sekitar didasari pada visi, misi dan tujuannya yaitu :
Visi : Menjadi perusahaan perbankan terdepan yang eksistensinya memberikan manfaat yang berarti bagi masyarakat dan juga dapat membangun brand awareness dan loyalitas customer dalam jangka panjang kedepan.
Misi :
Membantu mengubah sikap dan mindset masyarakat sekitar dan mendorong akan kesadaran pentingnya menabung dan berwirausaha.
Mensejahterakan keluarga dan lingkungan. Mengubah buruh menjadi majikan.
Menjadikan perusahaan Bank Mandiri sebagai pusat pembelajaran.
10
Tujuan :
Masyarakat sadar akan pentingnya eksistensi perusahaan Bank Mandiri.
Masyarakat membantu mensinergikan berbagai potensi dan kepentingan yang ada demi kemajuan dan kemakmuran bersama.
Membantu masyarat terhindar dari kemiskinan dan keterbelakangan.
1.2 Hasil Penelitian Guna memperoleh data penelitian yang mendalam, peneliti melakukan wawancara langsung dan tatap muka dengan para key informan dalam Program CSM Mandiri Sahabatku. Key informan yang membantu peneliti dalam memberikan data antara lain Bapak Widya Agus Rahadianto selaku staff bagian Consumers Deposit Group yang juga pengajar dalam Progam CSM Mandiri Sahabatku dan Bapak Luqi Bawafi selaku Head Trainer of CSM Mandiri Sahabatku.
1.2.1
Program CSM Mandiri Sahabatku
Program kegiatan CSM (Corporate Social Marketing) Bank Mandiri yang dinamakan Mandiri Sahabatku merupakan program kelas edukasi kepada Buruh Migran Indonesia (BMI) sebagai wujud kepedulian Bank Mandiri kepada para BMI untuk mempersiapkan masa depan saat kembali ke Indonesia dengan tujuan dapat merubah perilaku dan mindset para BMI menjadi lebih baik dan mandiri. Program
11
CSM ini dimulai sejak tahun 2012 oleh Bank Mandiri dan peserta program CSM ini adalah para TKI yang berada di Hongkong & Korea. Target market dalam kegiatan ini merupakan para TKI karena berawal dari Bank Mandiri melihat adanya potensi dari market mereka sendiri yang merupakan nasabah Bank Mandiri untuk produk Remittance (pengiriman duit dalam dan luar negeri) sehingga Bank Mandiri menciptakan strategi yang sesuai untuk target market tersebut dalam kegiatan program CSM Mandiri Sahabatku. Namun seiring berjalannya program tersebut, Bank Mandiri tidak membatasi kegiatan ini hanya untuk nasabah Mandiri saja tapi terbuka bagi seluruh TKI. Program CSM Mandiri Sahabatku berfokus untuk mengajarkan bagaimana para BMI (Buruh Migran Indonesia) menjadi MMI (Majikan Migrain Indonesia) dimana seorang BMI bisa mengubah pola pikir, sikap, keterampilan, serta pengetahuannya. Sehingga nanti ketika para BMI pulang ke Indonesia tidak takut menghadapi realita kehidupan dan bisa membuka usaha. Begitupun ketika mendapat banyak tawaran yang datang, harus tahu peluang itu bagus atau tidaknya. Di Kelas Mandiri Sahabatku tidak hanya mendapat materi, tapi juga pertanyaan dan presentasi yang diberikan oleh tim pengajar. Materi yang diberikan kepada para TKI ini yaitu wawasan enterpreunership, cara berkomunnikasi, selling skill, mengenali peluang, kreativitas dan inovasi, dan business plan. Program ini juga mengkaji mengenai fakta yang telah dilakukan para BMI seperti sending, spending dan saving serta memberikan edukasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
12
Awal mula program CSM Mandiri Sahabatku dilakukan karena dikaitkan dengan kegiatan sosial yang merupakan kebiasaan rutin yang dilaksanakan perusahaan. Dengan berjalannnya waktu dan tuntutan berbagai pihak program yang semula bersifat kegiatan sosial berubah menjadi pemberdayaan masyarakat dengan program keberlanjutan. Ada 2 hal yang mendorong perusahaan Bank mandiri melakukan program CSM yaitu :
Dorongan dari luar perusahaan diantaranya karena regulasi, hukum, dan diwajibkannya analisa mengenai dampak lingkungan. Pemerintah melalui Kementrian Lingkungan Hidup telah memberlakukan audit PROPER (Program Penilaian Peningkatan Kinerja Peerusahaan).
Dorongan dari dalam perusahaan bersumber dari manajemen karena rasa kepedulian atau tanggungjawab utnuk membangun masyarakat sekitar. Program
CSM
Mandiri
Sahabatku
yang
berkelanjutan
diharapkan
menciptakan atau membentuk kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri. Perusahaan PT Bank Mandiri dalam melaksanakan program CSM didasarkan pada program kerja yang disusun setiap tahun.
1.2.2
Komunikasi Persuasif dalam Implementasi CSM Mandiri Sahabatku
Dengan beberapa konsep yang mengacu pada Theory of Persuasion, yang membahas mengenai cara untuk mempengaruhi dalam hal kepercayaan (belief), nilai
13
(value), motif (motive), perilaku (attitude), serta kebiasaan (behavior) orang maupun khalayak mengenai suatu hal namun tanpa tindakan yang memaksa. Teori ini menekankan bahwa untuk membujuk (persuade) seseorang membutuhkan alasan yang relevan dan sesuai dengan kehidupan dan lingkungan orang yang akan dipengaruhi. Dalam Program CSM Mandiri Sahabatku ini menurut Bapak Widya A.Rahadianto1 selaku pengajar di Kelas Mandiri Sahabatku : “ Bank Mandiri membujuk (persuade) para TKI untuk ikut dalam kegiatan CSM ini dengan alasan yang relevan dan sesuai dengan kondisi dan lingkungan yang dihadapi para TKI saat ini. Kondisi dan lingkungan yang dimaksud yaitu kondisi yang dialami para TKI saat ini dimana mereka bekerja sebagai TKI dan tidak memiliki fasilitas belajar ataupun belum memiliki visi misi dalam kehidupan mereka, apa yang harus mereka lakukan kedepannya dalam hidup mereka. Apakah harus tetap menjadi TKI seumur hidup atau berusaha agar bisa memiliki usaha sendiri.” Dengan dipaparkannya fakta tersebut maka diharapkan TKI dapat mengubah sikap, nilai, kepercayaan, motif dan mindset mereka lewat proses pengajaran dengan komunikasi persuasi yang disampaikan oleh Bank Mandiri. Persuasi bisa dilakukan secara rasional dan secara emosional. Dengan cara rasional, komponen kognitif pada diri seseorang dapat dipengaruhi. Aspek yang dipengaruhi berupa ide ataupun konsep. Persuasi yang dilakukan secara emosional,
1
Wawancara dengan Bapak Widya A.Rahadianto, Bank Mandiri, pada tanggal 15 Mei 2015.
14
biasanya menyentuk aspek afeksi, yaitu hal yang berkaitan dengan kehidupan emosional seseorang. Melalui cara emosional, aspek simpati dan empati seseorang dapat digugah. Menurut wawancara dengan Bapak Widya A.Rahadianto2, beliau berkata : “Dalam Program CSM Mandiri Sahabatku, Bank Mandiri mengaplikasikan persuasi pertama secara emosional lalu secara rasional, dapat dilihat dari urutan modul yang diajarkan Bank Mandiri dalam Program CSM Mandiri Sahabatku yang memang disesuaikan untuk mempersuasi para TKI lewat emosi terlebih dahulu lalu lewat rasional.” Adapun modul yang dimaksud Bapak Widya A.Rahadianto untuk pendekatan emosional terlebih dahulu yaitu modul “Road Map”, dimana dalam modul pengajaran ini merupakan motivasi dan renungan mengenai tujuan hidup. Dalam hal ini Bank Mandiri menggugah emosi para TKI lewat motivasi dan tujuan TKI dalam bekerja, biasanya dalam hal ini yang menjadi motivasi dan tujuan TKI bekerja adalah keluarga. Disini Bank Mandiri memberikan gambaran mengenai arti keluarga dan tujuan hidup yang sebenarnya adalah untuk sejahtera berkumpul bersama keluarga. Para TKI yang kondisinya saat ini jauh dengan keluarga pasti tergugah emosinya dengan mengingat akan keluarga mereka, karena selama mereka selalu bekerja menjadi TKI maka secara otomatis komunikasi mereka dengan suami, anak, orangtua
2
Wawancara dengan Bapak Widya A.Rahadianto, Bank Mandiri, pada tanggal 15 Mei 2015.
15
juga akan berkurang dan bahkan mereka tidak bisa berjumpa dengan keluarga mereka dalam waktu yang lama. Hal ini tentunya akan membuat TKI berfikir untuk bisa kembali berkumpul dengan keluarga mereka. Menurut Bapak Widya A.Rahadianto3 selama ini ada ketakutan yang menjadi halangan terbesar bagi para TKI untuk berkembang : “ Yang menjadi ketakutan bagi para TKI adalah ketika mereka pulang ke kampung halaman dan berkumpul bersama keluarga mereka dan mereka takut untuk tidak bisa memiliki pekerjaan lagi di kampung halaman mereka. Namun ketakutan tersebut kami ubah menjadi kesempatan besar untuk bisa mempersuasi para TKI lewat pemahaman yang kami berikan dalam Program CSM Mandiri Sahabatku.” Ketakutan yang menjadi penghalang TKI untuk maju itu justu menjadi kesempatan bagi Bank Mandiri untuk memberikan persuasi secara rasional yaitu dengan mempengaruhi komponen kognitif para TKI dengan memberikan pengajaran mengenai : 1. Perencanaan keuangan, para TKI diajarkan mengenai mengenai finansial, bagaimana menabung, mengumpulkan modal, dsb. Karena pada faktanya para TKI selama ini tidak tahu bagaimana mengatur finansial mereka sehingga itu yang membuat hasil kerja mereka selama ini selalu habis sehingga tidak ada peluang bagi mereka untuk membuka usaha karena tidak adanya modal. 3
Wawancara dengan Bapak Widya A.Rahadianto, Bank Mandiri, pada tanggal 15 Mei 2015.
16
2. Kreativitas dan Inovasi, para TKI diajarkan bagaimana untuk berfikir kreatif dan inovatif dalam membangun usaha. Kebanyakan para TKI adalah merupakan warga yang tidak lulus sekolah sehingga secara edukasi mereka memang masih sangat kurang. Karena itu, Bank Mandiri memberikan pengajaran ini dengan upaya agar para TKI bisa lebih kreatif dan inovatif. 3. Peluang Bisnis, para TKI diajarkan bagaimana untuk melihat dan menciptakan peluang bisnis dari lingkugan sekitar mereka. Misalnya saat mereka pulang kampong dan ingin membuka usaha, kira-kira peluang bisnis apa yang sesuai dengan lingkugan kampong mereka. 4. Enterpreneurship, para TKI diajarkan mengenai bagaimana berwirausaha. 5. Start Up Bisnis, para TKI diajarkan bagaimana proses memulai sebuah usaha dan pembelajaran tentang perusahaan baru yang sedang berkembang. 6. Breakeven Point, para TKI diajarkan bagaimana menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan. De Vito menjelaskan komunikasi persuasif dalam buku Komunikasi Antarmanusia sebagai berikut: Pembicaraan persuasif mengetengahkan pembicaraan yang sifatnya memperkuat, memberikan ilustrasi, dan menyodorkan informasi kepada khalayak. Akan tetapi tujuan pokoknya adalah menguatkan atau mengubah sikap dan
17
perilaku, sehingga penggunaan fakta, pendapat, dan himbauan motivasional harus bersifat memperkuat tujuan persuasifnya. Sesuai dengan strategi modul pengajaran yang dibuat Bank Mandiri dalam program CSM Mandiri Sahabatku yang memaparkan fakta emosional dengan road map yang merupakan motivasi tujuan hidup serta dilanjutkan dengan fakta rasional yang memberikan informasi wawasan, dapat dilihat komunikasi persuasif dalam pengajaran program CSM Mandiri Sahabatku sifatnya memperkuat, memberikan ilustarasi dan menyodorkan informasi kepada para TKI dengan pengguanaan fakta, pendapat dan himbauan yang relevan dengan kondisi para TKI saat ini sehingga memperkuat persuasifnya. DeVito menjelaskan bahwa terdapat tiga alat utama dalam melakukan komunikasi persuasif, yaitu: 1. Penalaran dan Bukti Penalaran merupakan proses yang dijalani dalam membentuk kesimpulan berdasarkan bukti yang ada. Dalam melakukan penalaran memerlukan bukti-bukti pendukung yang kuat, baru, dan netral atau tidak memihak. Dijelaskan oleh Bapak Luqi Bawafi4 selaku pengajar di Kelas Mandiri Sahabatku bahwa : “ Dalam program CSM Mandiri Sahabatku, Penalaran yang kami paparkan dalam proses kegiatan ini mengacu pada memberikan pemahaman kepada para TKI untuk
4
Wawancara dengan Bapak Luqi Bawafi pada tanggal 15 Mei 2015
18
merubah visi misi dalam kehidupan mereka lewat perubahan perilaku dan mindset yang didasari pada bukti yang ada. Bukti yang kami imaksudkan dengan mendatangkan para pengusaha-pengusaha sukses yang tadinya juga belum memiliki modal ataupun visi untuk berwirausaha. Namun dengan perubahan sikap dan mindset yang telah dilakukan para pengusaha tersebut, mereka dapat merubah visi dan misi dalam hidup mereka untuk menjadi lebih mandiri dengan berwirausaha. Bukti ini yang diharapkan dapat memberikan penalaran kepada para TKI bahwa semua orang dapat sukses dan mandiri jika kita memiliki sikap dan mindset yang positif dan percaya akan visi dan misi kita. Hal ini yang kami tekankan kepada para TKI”. 2. Daya Tarik Psikologis Daya tarik psikologis dipusatkan pada motif kekuatan-kekuatan yang menyemangati seseorang untuk mengembangkan, mengubah, atau memperkuat sikap atau cara perilaku tertentu. Motif yang dapat menjadi sasaran daya tarik psikologis dapat berupa rasa takut, kekuasaan, kendali, pengaruh, pengakuan, hingga ekonomi (keuangan). Berdasarkan atas wawancara yang telah dilakukan peneliti, menurut Bapak Widya A.Rahadianto5 daya tarik psikologis yang terdapat dalam proses kegiatan CSM Mandiri Sahabatku dilakukan dengan cara :
5
Wawancara dengan Bapak Widya A.Rahadianto, Bank Mandiri, pada tanggal 15 Mei 2015.
19
“ Kami menyentuh emosi psikologis para TKI dengan memaparkan kondisi keluarga mereka. Modul pertama yang diberikan kepada para TKI saat kegiatan kelas CSM Mandiri Sahabatku adalah modul Road Map. Modul ini akan membahas mengenai gambaran/tujuan hidup TKI kedepannya dengan melibatkan kondisi keluarga mereka saat ini. Untuk TKI di Hongkong kami melakukan pendekatan psikologis lewat keluarga untuk TKI di Hongkong kami melakukan pendekatan psikologis lewat kegiatan agama. Namun untuk TKI di Malaysia & Arab kami belum berhasil melakukan pendekatan ada adanya perbedaan regulasi terhadap TKI dari Negara tersebut. Jadi saat ini kami hanya berfokus pada TKI Hongkong & Korea saja.” Pendekatan daya tarik psikologis yang dilakukan Bank Mandiri dalam program CSM Mandiri Sahabatku terhadap masing-masing market tentu saja berbeda. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Widya A.Rahadianto dalam wawancara, untuk para TKI yang ada di Hongkong Bank Mandiri memberikan gambaran kepada para TKI dengan melibatkan kondisi mereka saat ini yang jauh dari keluarga, sedangkan jika mereka dapat membangun usaha sendiri di kampong halaman maka para TKI tidak perlu untuk berjauhan dengan keluarga mereka dan kondisi ekonomi mereka pun tetap terjaga. Namun untuk TKI yang ada di Korea, daya tarik psikologis yang dilakukan selain dengan melibatkan emosi dengan kondisi keluarga mereka namun juga melibatkan emosi secara spiritual dengan pengajaran-pengajaran agama. Hal ini sangat mempengaruhi psikologis para TKI, rasa keinginan dan kerinduan untuk bertemu dengan keluarga memberikan pengaruh kepada para TKI
20
dan bahkan juga pengakuan dari para TKI tentang kerinduan mereka selama ini terhadap keluarga mereka. Sehingga hal inilah yang mendorong daya tarik psikologis para TKI untuk mau mengubah sikap, mindset, visi dan misi mereka dalam hidup.
3. Daya Tarik Kredibilitas Kredibilitas mengacu pada kualitas daya persuasi yang bergantung pada persepsi khalayak akan karakter pembicara. Baron dan Byrne menjelaskan dalam Psikologi Sosial bahwa komunikator yang kredibel – yang tahu akan apa yang mereka bicarakan atau ahli mengenai topik atau isu yang mereka sampaikan – lebih persuasif daripada komunikator yang bukan ahlinya. Menurut Bapak Widya A.Rahadianto6 : “ Menurut kami Kredibilitas adalah kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan. Dalam program CSM Mandiri Sahabatku ini kami mendatangkan pembicara yang memiliki kredibilitas yang baik. ” Untuk menimbulkan kepercayaan di benak para TKI dalam proses kegiatan CSM Mandiri Sahabatku ini, Bank Mandiri mendatangkan para pembicara yang memiliki daya tarik kredibilitas yang mampu mempersuasi para TKI dalam pengajarannya. Adapun pembicara-pembicara tersebut yaitu : Fitri Wahyu Adihartati – Department Head Bank Mandiri 6
Wawancara dengan Bapak Widya A.Rahadianto, Bank Mandiri, pada tanggal 15 Mei 2015.
21
Luqi Bawafi – Head Trainer of CSM Mandiri Sahabatku Widya Agus Rahadianto – Consumers Deposit Group Pembicara tersebut diatas adalah pengajar langsung dari Bank Mandiri yang merupakan karyawan Bank Mandiri dan pakar akan hal finansial. Kredibilitas mereka terhadap bidang finansial tidak diragukan lagi sehingga dapat memberikan pengaruh kepada para TKI dalam pengajarannya. Perry Tristianto – Pengusaha Raja Factory Outlet Firmansyah Budi Prasetyo – Pemilik bisnis Tella Krezz Hafiz Khairul Rijal – Pemilik Bisnis Es Dawer Cah Mbanjar Sinta – Pemilik Bisnis Istana Keripik Ibu Mery Liqwina Hananto – Financial Planner/CEO QM Finansial Nur Kholis – Mantan TKI Arab yang sudah memiliki usaha butik, percetakan dan juga pondok pesantren di Wonosobo. Pembicara tersebut diatas merupakan pembicara dengan kredibitas yang sukses dengan usahanya. Mereka dapat mengajarkan dan memberikan bukti nyata kepada para TKI mengenai proses dan hasil dari usaha mereka sendiri. Hal ini tentu saja sangat dapat mempengaruhi para TKI untuk mau merubah mindset mereka. Pembicara-pembicara yang didatangkan Bank Mandiri merupakan para ahli yang kompeten dalam bidanngya masing-masing. Karakteristik personal yang
22
dimiliki oleh pembicara adalah unsur kredibilitas. Komunikator yang menarik ini tentu saja efektif dalam program CSM Mandiri Sahabatku. Mengenai daya tarik pesan menurut Bapak Widya A.Rahadianto7 : “ Daya tarik pesan dalam komunikasi persuasif yang terjadi dalam kegiatan kelas Mandiri Sahabatku ini justru terdapat dalam modul pengajaran-pengajaran yang kami sampaikan” Adapun modul pengajaran-pengajaran tersebut adalah : 1. Road Map Merupakan motivasi dan renungan mengenai tujuan hidup. Dalam hal ini Bank Mandiri mempersuasi para TKI dengan menyentuh emosional mereka. Bank Mandiri mengajak para TKI untuk menjabarkan apa visi dan misi mereka dalam hidup, dan bagaimana dengan keluarga mereka. Kondisi para TKI yang sudah lama tidak bertemu dengan keluarga mereka dan bahkan berkomunikasi dengan keluarga mereka pun sangat terbatas. Hal ini tentu saja dapat dimanfaatkan dan dikaitkan dengan persuasi CSM Mandiri Sahabatku agar para TKI dapat merubah mindset untuk mau menjadi pengusaha dinegeri mereka sendiri sehingga mereka tidak perlu jauh dari keluarga mereka sendiri. 2. Perencanaan keuangan 7
Wawancara dengan Bapak Widya A.Rahadianto, Bank Mandiri, pada tanggal 15 Mei 2015.
23
Pengajaran mengenai finansial, bagaimana menabung, mengumpulkan modal, dll. Hal ini tentu saja menjadi hal yang paling mendasar yang harus dilakukan para TKI sebelum berwirausaha. Dengan kondisi mereka saat ini yang kurang dapat mengatur keuangan mereka saat ini, pesan tentu saja dapat memberikan wawasan baru bagi para TKI agar mereka dapat memahami dan mengaplikasikan mengenai perencanaan keuangan yang baik dan benar. 3. Kreativitas dan Inovasi Pengajaran yang memberikan wawasan kreatifitas dan berinovasi dalam berbisnis. 4. Peluang Bisnis Pengajaran mengenai bagaimana melihat dan menciptakan peluang bisnis. Biasanya dalam pengajaran ini, Bank Mandiri akan mengajak para TKI untuk bisa membayangkan dan melihat kira-kira usaha apa yang dapat mereka jalankan dikampung halaman mereka sendiri. Ini akan memicu semangat para TKI untuk mau berwirusaha karena adanya ide-ide yang sudah timbul. 5. Enterpreneurship Merupakan pengajaran mengenai berwirausaha. Pengajaran ini biasanya akan disampaikan oleh pembicara yang telah memiliki usaha mereka sendiri, sehingga dapat memberikan testimoni kepada para TKI. 6. Start Up Bisnis
24
Merupakan pengajaran mengenai proses memulai sebuah usaha dan pembelajaran tentang perusahaan baru yang sedang berkembang. 7. Breakeven Point Pengajaran mengenai bagaimana menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan. Bapak Widya A.Rahadianto8 mengatakan bahwa “komunikasi yang dilakukan para pengajar tentu saja harus disetarakan dengan cara komunikasi para TKI agar pesan yang disampaikan dapat sesuai”. Dalam hal ini berarti para komunikator yang terlibat dalam kegiatan mengajar Program CSM Mandiri
Sahabatku harus
menyetarakan penyampaian bahasa yang setara dengan TKI sehingga mampu menjangkau penalaran para TKI. Pengajaran yang disampaikan para pengajar dalam kegiatan CSM Mandiri Sahabatku ternyata dapat mempersuasi para TKI terbukti dengan banyaknya para TKI yang mau mengubah sikap dan mindset mereka untuk menjadi wirausaha. Dapat dilihat juga dari semakin bertambahnya TKI yang ikut dalam kegiatan CSM Mandiri Sahabatku dari tahun ke tahun.
8
Wawancara dengan Bapak Widya A.Rahadianto, Bank Mandiri, pada tanggal 15 Mei 2015.
25
Berdasarkan informasi dari Bapak Widya A. Rahadianto9 : “ Hingga saat ini member TKI yang ikut dalam kegiatan CSM Mandiri Sahabatku sebanyak 7000 orang. Selain itu saat ini Bank Mandiri telah berhasil menciptakan 3 orang TKI yang menjadi wirausaha dalam program khusus Program menjadi Majikan, dan juga beberapa TKI lain yang sudah memiliki keinginan untuk menjadi wirausaha ” Dengan semakin banyaknya TKI yang mengikuti Program CSM Mandiri Sahabatku dapat dikatakan bahwa kegiatan ini memberikan pengaruh positif yang luar biasa kepada para TKI. Berikut beberapa testimoni para TKI dalam buku tahunan Program CSM Mandiri Sahabatku yang dikeluarkan Bank Mandiri dengan judul “Merintis Jalan Menuju Kemandirian.” :
Denik Sayuti10 : “Pelatihan entrepreneurship mengajari para TKI bagaimana menjadi kreatif. Suatu permasalahan bisa dijawab dengan berbagai cara.” Denik sudah 5 tahun bekerja sebagai TKI dan sebagai tulang punggung keluarga. Setelah mengikuti program CSM Mandiri Sahabatku banyak ilmu yang didapat beliau dan kini beliau membuka bisnis aksesoris komputer yang ditawarkan secara online.
9
Wawancara dengan Bapak Widya A.Rahadianto, Bank Mandiri, pada tanggal 15 Mei 2015.
10
Dikutip dari buku tahunan “Mandiri Sahabatku” Bank Mandiri, 2014.
26
Sumirah11 : “ Saya menceritakan kegiatan Bank Mandiri dalam bidang pendidikan, keagamaan, social dan kesenain untuk mendukung para TKI di Hongkong. Banyak teman yang mengerti. Dulu saya punya cita-cita tapi mengambang, tak terarah dan bingung. Setelah mengikuti kelas Mandiri Sahabatku, cita-cita saya lebih terarah.” Pelatihan entrepreneurship menurut Sumirah telah membuka wawasannya untuk segera keluar dari rutinitasnya sebagai PRT dan menjadi seorang artpreneur. Saat ini beliau aktif di organisasi
tari
tradisional
di
Hongkong
dan
merencanakan
untuk
mengembangkan diri secara professional di bidang seni tari tradisional.
Sarjiyem (Sari)12, beliau menjelaskan pengaruh pelatihan entrepreneurship Mandiri Sahabatku menurut kriteria MASK (Mindset, Attitude, Skill dan Knowledge). Mindset, ia menguraikan bahwa dulu ia berpikir bahwa dengan berdagang itu adalah mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, lewat Mandiri Sahabatku ia menemukan bahwa berdagang itu butuh inovasi, dengan kata lain ber’entrepreneur’ itu tidak sama dengan berdagang. Attitude, ia menceritakan bahwa sebelum mengikut Mandiri Sahabatku, ketika ada anggota keluarga yang minta uang ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk langsung mengirimkan uang, namun sekarang ia akan berpikir lebih
11
Dikutip dari buku tahunan “Mandiri Sahabatku” Bank Mandiri, 2014.
12
Dikutip dari buku tahunan “Mandiri Sahabatku” Bank Mandiri, 2014.
27
jauh, ia akan mencari solusi termudah untuk masalah tersebut. Skill, dulu ia tidak punya pengetahuan tentang blog, sekarang ia sudah memiliki keterampilan menyusun blog dan membuat video. Knowledge, ia menjelaskan bahwa dulu ia kurang memahami manfaat internet, sekarang ia sudah merasakan dan menikmati manfaatnya. Rencana kedepan, Sari akan melakukan survey, eksplorasi, dan menambah relasi sebanyak banyaknya, Sari bercita-cita membuka warung lesehan dan bikin acara nonton bareng di daerah Gunung Kidul yang merupakan kampong halamannya. Berikut penuturan Sari : “Saya melihat adanya peluang dan saya memiliki passion terhadap usaha ini. Di Gunung Kidul ada beberapa warung lesehan tetapi tidak ada fasilitas nonton bareng. Padahal penduduk disana senang untuk nonton bareng. Sebelum mengikuti Mandiri Sahabatku, banyak yang bilang saya ini rapuh. Tetapi semenjak saya mengikuti Mandiri Sahabatku, saya mempunyai semangat sehingga teman-teman sampai kaget melihat perubahan pada diri saya.”
Kendala yang dihadapi para TKI kebanyakan adalah masalah ketidaktahuan harus berbuat apa ketika mereka pulang ke kampung halaman. Akan tetapi, dengan adanya program CSM Mandiri Sahabatku ini jelas sangat membantu para TKI untuk mengarahkan mereka akan apa yang harus mereka lakukan saat mereka pulang kampung.
28
Dengan beberapa faktor yang telah diimplementasikan Bank Mandiri dalam kegiatan CSM Mandiri Sahabatku dan berdasarkan atas teori dan konsep dari komunikasi persuasi dapat dikatakan proses komunikasi persuasi yang dilakukan Bank Mandiri cukup baik. Dapat dilihat dari adanya reaksi dan respon dari para TKI dalam merubah keyakinan, sikap, keinginan atau perilaku mereka lewat pesan yang telah mereka terima dalam Program CSM Mandiri Sahabatku.
1.3 Pembahasan Corporate Social Marketing (CSM) adalah suatu tindakan atau program yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap social atau lingkungan sekitar. Corporate social marketing ini dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk mengubah perilaku masyarakat (behavioral changes) dalam suatu issue tertentu.
Contoh tanggung jawab itu bermacam-macam mulai dari
kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat ataupun perbaikan lingkungan. Sesuai dengan pernyataan dari World Business Counsil for Sustainable Development yang menjelaskan bahwa CSM adalah komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis serta berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan komunitas local dan masyarakat local pada umumnya.
29
Berdasarkan uraian tersebut, dijelaskan bahwa CSM berupaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya, hal tersebut yang dilakukan Bank Mandiri dalam Program CSM Mandiri Sahabatku. Program CSM Mandiri Sahabatku merupakan program kelas edukasi kepada Buruh Migran Indonesia (BMI) atau lebih dikenal sebagai TKI (Tenaga Kerja Indoensia) sebagai wujud kepedulian Bank Mandiri kepada para TKI untuk mempersiapkan masa depan saat kembali ke Indonesia dengan tujuan dapat merubah perilaku dan mindset para BMI menjadi lebih baik dan mandiri. Bank Mandiri dalam melaksanakan program CSM Mandiri Sahabatku ini selain untuk memenuhi tanggung jawab perusahaan untuk melakukan kegiatan CSM, juga untuk memberikan pengaruh positif kepada lingkungan sekitar Bank Mandiri dengan upaya untuk merubah perilaku dan mindset lingkungan menjadi lebih baik atau dalam hal ini yang menjadi target market adalah para TKI. Menurut Kotler & Lee13 terdapat 4 jenis konsep dalam pelaksanaan CSM yang dapat dipilih perusahaan dengan mempertimbangkan tujuan perusahaan, tipe program, keuntungan potensial yang akan diperoleh serta tahap-tahap kegiatan. Salah satunya adalah Strategic Volunterism. Pada konsep ini perusahaan dituntut untuk dapat memberikan perubahan positif kepada beberapa permasalahan yang ada ditengah lingkungan masyarakat. Perusahaan dapat membantu lewat mengadakan
13
Philip Kotler, Nancy Lee,. CSR : Doing the most good for your company & your cause. Wiley. Canada. 2005 hal 98.
30
program-program tertentu yang dapat membantu memberikan perubahaan atau solusi terhadap masalah yang ada dilingkungan masyarakat. Strategic Volunterism adalah konsep yang digunakan Bank Mandiri dalam kegiatan CSM Mandiri Sahabatku. Dimana Bank Mandiri mengadakan program CSM Mandiri Sahabatku yang memberikan perubahan positif kepada para TKI dan memberikan solusi kepada para TKI untuk permasalahan mereka selama ini. Menurut Yusuf
Wibisono14 dalam bukunya yang berjudul Membedah
Konsep dan Aplikasi CSR, tahap-tahap penerapan CSR adalah Tahap Perencanaan, Tahap Implementasi, Tahap Evaluasi dan yang terakhir adalah Pelaporan. Tahapan yang dilakukan Bank Mandiri dalam menerapkan CSM sebagai bagian strategi pemasaran perusahaan dilakukan dengan pendekatan Plan, Do, Check sebagai berikut : 1. Tahapan perencanaan (plan) dilakukan dengan membangun kesadaran pentingnya program Corporate Social Marketing dan membentuk komitmen selurah bagian dalam perusahaan. Menetapkan nilai yang terdiri dari visi, misi dan tujuan serta program kerja yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan tersebut. 2. Tahapan implementasi (Do) merupakan tahap pelaksanaan program CSM yang telah disusun pada tahap perencanaan.
14
Yusuf Wibisono,.Membedah konsep & aplikasi CSR. Fascho Pub. Jakarta hal 86
31
3. Tahapan Evaluasi (Check) pada tahapan ini evaluasi dilakukan untuk mengukur sejauh mana efektivitas program CSM Mandiri Sahabatku yang telah dilaksanakan dan sebagai dasar penentuan program yang akan dilakukan ditahun yang akan datang.
GAMBAR 4.3.1 Strategi Bank Mandiri dalam implementasi program CSM Mandiri Sahabatku15
PT Bank Mandiri 15
Yusuf Wibisono,.Membedah konsep & aplikasi CSR. Fascho Pub. Jakarta hal 86 (
32
PLAN
Visi
DO
CHECK
Program Kerja
Evaluasi (Rapat Manajemen)
Misi
Tujuan
Dalam melakukan program CSM Mandiri Sahabatku, Bank Mandiri sebagai pelaksana akan memperoleh keuntungan/manfaat dalam kegiatannya. Seperti yang dijelaskan Yusuf Wibisono mengenai keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan jika melakukan kegiatan CSR yaitu : 1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan image perusahaan. 33
2. Layak mendapatkan social license to operate dari masyarakat sekitar. 3. Mereduksi resiko bisnis perusahaan, mengelola resiko ditengah kompleksnya permasalahan perusahaan. 4. Melebarkan akses sumber daya track records yang baik dalam pengelolaan CSM. 5. Membentangkan akses menuju market investasi yang ditanamkan untuk program corporate social. 6. Mereduksi biaya banyak. 7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholder. 8. Memperbaiki hubungan dengan regulator
perusahaan yang mengadakan
CSM. 9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan. 10. Peluang mendapatkan penghargaan. Dari uraian diatas ada 4 keuntungan/manfaat yang dikemukakan Yusuf Wibisono16 yang menjadi dasar keuntungan yang diperoleh Bank Mandiri dalam program CSM Mandiri Sahabatku : 1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan image perusahaan. Program CSM Mandiri Sahabaktu dapat mendongkrak reputasi dan image positif Bank Mandiri.
16
Yusuf Wibisono,.Membedah konsep & aplikasi CSR. Fascho Pub. Jakarta hal 105
34
2. Layak mendapatkan social license dari masyarakat sekitar. Walaupun program ini diadakan di Hongkong dan Korea, secara tidak langsung memberikan sikap positif dari masyarakat sekitar terhadap Bank Mandiri. Dengan menjalankan kegiatan operasional Bank Mandiri di Hongkong & Korea, masyarakat sekitar akan menerima kehadiran Bank Mandiri dan percaya kepada Bank Mandiri. 3. Mereduksi resiko bisnis perusahaan, mengelola resiko ditengah kompleksnya permasalahan perusahaan.
Apabila perusahaan sedang dalam masalah,
dengan adanya program CSM, diharapkan masyarakat tidak akan terpengaruh dengan masalah yang dihadapi perusahaan. 4. Memperbaiki hubungan dengan stakeholder. Bank Mandiri paham bahwa dalam menjalankan kegiatannya pasti ada kendala di lapangan. CSM yang dibuat dengan harapan adanya perbaikan hubungan masyarakat manapun yang mungkin ada yang merasa tidak suka dengan Bank Mandiri dan bahkan Bank Mandiri menjadi mendapatkan kepercayaan lewat CSM ini. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam menerapkan kegiatan CSM Mandiri Sahabatku, Bank Mandiri memperoleh manfaat/keuntungan dari kegiatan tersebut. Dari hasil wawancara dengan key informan, telah diketahui bahwa ada hal-hal positif yang sudah dirasakan Bank Mandiri lewat program CSM Mandiri Sahabatku, diantaranya para TKI yang telah membuka usaha selalu menabung keuntungan mereka lewat tabungan atau deposito Bank Mandiri. Hal ini
35
tentu saja manfaat yang didapatkan Bank Mandiri yaitu kepercayaan dari para TKI terhadap Bank Mandiri. Program
CSM
Mandiri
Sahabatku
yang
dilakukan
Bank
Mandiri
menggunakan komunikasi persuasive. De Vito mengemukakan terdapat dua macam tujuan atau tindakan yang ingin kita capai dalam melakukan pembicaraan persuasif. Tujuan tersebut dapat berupa untuk mengubah sikap atau perilaku receiver atau untuk memotivasi perilaku receiver. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi persuasive yang dilakukan Bank Mandiri dalam Program Mandiri Sahabatku cukup baik karena dalam kegiatan ini cukup banyak TKI yang mau mengubah sikap atau perilaku mereka dan juga termotivasi setelah mereka mendapatkan pengajaran dari program ini. De Vito juga menjelaskan bahwa ada 3 alat utama dalam melakukan melakukan komunikasi persuasive yaitu Penalaran & Bukti, Daya Tarik Psikologis dan Daya Tarik Kredibilitas. Dalam program CSM Mandiri Sahabatku, ketiga alat utama tersebut diimplementasikan dengan baik oleh Bank Mandiri, mulai dari penalaran dan bukti yang memberikan penalaran kepada para TKI mengenai kondisi mereka saat ini dan mendatangkan para wirausaha sukses sebagai bukti kepada para TKI bahwa setiap orang bisa menjadi maju jika dengan kerja keras dan keyakinan, penalaran dan bukti ini merupakan persuasi nyata yang dipaparkan kepada para TKI. Daya tarik psikologis yang mempersuasi para TKI dengan menyentuh emosional mereka dan juga daya tarik kredebilitas yang menghadirkan para pembicara yang
36
memiliki kredibilitas tinggi yang mampu mendapatkan mempersuasi para TKI dan mendapatkan kepercayaan dari para TKI. Menurut Soleh Soemirat, agar komunikasi persuasif berfungsi dengan baik dan efektif, maka dalam penyampaian pesan-pesan persuasi harus disertai dengan gaya yang mengesankan, menawan, dan tidak membosankan. Untuk itu, ada tujuh teknik yang bisa digunakan, yaitu omisi, inversi, suspensi, antitesis, repetisi, paralelisme, dan aliterasi.
Dalam kegiatan CSM Mandiri Sahabatku, teknik
komunikasi persuasive yang dilakukan menggunakan teknik pararelisme dimana gaya bahasa yang digunakan dalam kegiatan CSM ini menggunakan kata atau akar kata yang sama untuk memulai beberapa kalimat atau frase dalam setiap komunikasinya yaitu menekankan mengenai perubahaan mindset menjadi majikan/wirausaha. Kata kunci ini direpetisi dan dibubuhkan/ditegaskan dari awal kegiatan dimulai hingga membuat pemikiran baru bagi para TKI. Selain temuan atau fakta positif yang sudah diuraikan diatas, dari hasil analisis data wawancara yang telah dilakukan peneliti, maka ditemukan fakta yang terkait mekanisme program yang belum maksimal yaitu belum terjangkaunya para TKI yang berada di Malaysia & Arab, padahal banyak TKI yang bekerja di Negara tersebut. Mungkin ini karena adanya beberapa kendala internal ataupun eksternal yang dihadapi Bank Mandiri terkait dengan pelaksanaan CSM di Malaysia & Arab. Alangkah sangat baik jika program CSM Mandiri Sahabaktu dapat menjangkau TKI
37
yang ada di Malaysia & Arab juga sehingga akan memberikan hasil yang optimal bagi Bank Mandiri dan juga para TKI. Temuan fakta positif dan negatif mengenai program CSM Mandiri Sahabatku diatas merupakan gambaran aktifitas yang dilakukan oleh Bank Mandiri belum dijalankan secara optimal sehingga perlu mendapatkan masukan untuk perbaikan demi peran masing-masing pihak yang semakin optimal sehingga tujuan diadakannya program dapat berhasil lebih optimal.
38