LAPORAN AKHIR
BAB – IV HASIL KAJIAN PENYUSUNAN EKOREGION
4.1. Penyusunan Peta Ekoregion Penyusunan dan penetapan ekoregion dilakukan melalui tahap kompilasi data yang bertujuan untuk menghasilkan peta ekoregion Provinsi Banten. Dalam penyusunan ini diperlukan beberapa data tematik, yaitu peta bentuklahan (landform) provinsi, peta ekosistem provinsi, dan peta komunitas vegetasi provinsi. Dari ketiga data tersebut kemudian dikompilasi untuk memperoleh peta ekoregion provinsi yang bersifat tentatif. Untuk memastikan kebenaran hasil analisis dan interpretasi ini, maka dilakukan cek lapangan atau tahap validasi dan observasi untuk mendapatkan data primer. Data geomorfologi atau bentuklahan dari setiap satuan ekoregion yang divalidasi dan diambil datanya meliputi aspek morfologi dan morfogenesis, sedangkan data ekosistem dan vegetasi meliputi data biofisik. Data pendukung lain yang
dikumpulkan selama kerja lapangan adalah elemen-elemen lingkungan
permukaan lainnya, seperti penggunaan lahan, tanah, hidrologi, serta aspek sosial dan budaya yang mengacu pada informasi responden di lapangan. Dengan demikian, secara keseluruhan data yang diperoleh sesuai dengan keperluan informasi ekoregion. Data ekoregion tersebut di sisi lain juga sangat bermanfaat dan mendasari untuk membangun profil keanekaragaman hayati (Kehati) wilayah. Profil Kehati adalah informasi yang menyajikan data kekayaan sumber daya alam hayati dan non hayati di suatu wilayah tertentu. Informasi yang disajikan meliputi data bentangalam, ekosistem, komunitas spesies yang menyusun sebuah eksosistem, kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, serta pengetahuan lokal mereka dalam memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya. Dengan demikian data kehati selaras dengan keperluan ekoregion yang hasilnya dapat digunakan untuk identifikasi potensi wilayah, untuk pengembangan wilayah, serta penentuan wilayah-wilayah ekosistem essensial yang
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
Iv- 1
LAPORAN AKHIR
perlu dipertahankan dalam kerangka menjaga keseimbangan ekologi serta jasa eksositem yang dihasilkan terutama di luar wilayah konservasi. 4.1.1 Bentuklahan Provinsi Banten Peta Bentuklahan Provinsi Banten, seperti yang telah diuraikan pada bab metodologi, diturunkan dari hasil analisis Peta Ekoregion Pulau Jawa dan Peta Sistem Lahan dimana geometri satuan ekoregion dikoreksi dengan data DEM SRTM 90m. Dari hasil kompilasi kedua data tersebut didapatkan bahwa Provinsi Banten mempunyai 9 jenis bentuklahan, yaitu (1) Dataran Fluvial Jawa, (2) Dataran Pantai Utara Jawa, (3) Dataran Pantai Selatan Jawa, (4) Dataran Organik/Koral Jawa, (5) Dataran Struktural Blok Selatan Jawa, (6) Dataran Vulkanik Jalur Gunung Karang-Merapi-Raung, (7) Perbukitan Struktural Blok Selatan Jawa, (8) Perbukitan Vulkanik Jalur Gunung Karang-Merapi-Raung, dan (9) Pegunungan Vulkanik Jalur Gunung Karang-MerapiRaung. Persebaran spasial dari masing-masing bentuklahan dapat dilihat pada peta geomorfologi Gambar 4.1
Gambar 4.1. Peta Geomorfologi Provinsi Banten Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
Iv- 2
LAPORAN AKHIR
4.1.2 Ekosistem Provinsi Banten Berdasarkan kondisi bentanglahan dan iklim, ekosistem di wilayah Provinsi Banten dapat dipilah menjadi 7 macam, yaitu : (1) ekosistem air masin (2) ekosistem air masin monsun (3) ekosistem vegetasi rawa air tawar pamah (4) ekosistem vegetasi rawa air tawar pamah monsun (5) ekosistem vegetasi darat monsun (6) ekosistem vegetasi lahan kering pamah malar basah (7) vegetasi pegunungan. Persebaran dari masing-masing ekosistem disajikan pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2. Peta Ekosistem Provinsi Banten
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
Iv- 3
LAPORAN AKHIR
4.1.3 Komunitas Vegetasi Provinsi Banten Sesuai dengan kondisi bentanglahan dan ekosistemnya, komunitas vegetasi di Provinsi Banten dapat dibedakan menjadi 15 macam, yaitu : 1. Vegetasi litoral rumput laut algae 2. Hutan mangrove 3. Hutan mangrove monsoon 4. Hutan pantai 5. Hutan pantai monsoon 6. Hutan terna pantai 7. Hutan terna pantai monsoon 8. Hutan terna rawa air tawar pamah 9. Hutan terna rawa air tawar pamah monsoon 10. Hutan tepi sungai (riparian) pamah 11. Hutan non dipterokarpa pamah 12. Hutan pamah monsun meranggas 13. Hutan batugamping pamah 14. Savanna 15. Hutan pegunungan bawah Adapun persebaran dari masing-masing komunitas dapat dilihat pada Gambar 4.3
Gambar 4.3. Peta Komunitas Vegetasi Provinsi Banten Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
Iv- 4
LAPORAN AKHIR
4.1.4 Peta Ekoregion Provinsi Banten Berdasarkan ketiga data tematik tersebut di atas, maka dapat dilakukan kompilasi data sehingga dapat dihasilkan informasi baru berupa peta ekoregion Provinsi Banten tentatif seperti disajikan pada Gambar 4.4. Dalam peta tersebut diperoleh 37 satuan ekoregion adapun nama dari setiap ekoregion seperti disajikan dalam Tabel 4.1.
Gambar 4.4. Peta Ekoregion Provinsi Banten
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
Iv- 5
LAPORAN AKHIR
Tabel 4.1. Nama Satuan Ekoregion di Provinsi Banten Kode 1 2
Luas (Ha)
Luas (%)
Dataran Fluvial Jawa - vegetasi air masin - vegetasi litoral rumput laut, algae
677,9
0,07
Dataran Fluvial Jawa - vegetasi darat monsun - hutan pamah monsun meranggas
2.912,6
0,31
2.742,8
0,29
1.167,7
0,12
55.363,0
5,92
49.909,6
5,34
9.317,2
1,00
1.519,9
0,16
1.308,0
0,14
3.813,6
0,41
3.864,8
0,41
548,0
0,06
1.310,1
0,14
Dataran Pantai Utara Jawa - vegetasi air masin monsun - hutan mangrove monsun
12.875,9
1,38
Dataran Pantai Utara Jawa - vegetasi darat monsun - hutan terna pantai monsun
321,4
0,03
Dataran Pantai Utara Jawa - vegetasi lahan kering pamah malar basah - hutan pantai
4.014,1
0,43
Dataran Pantai Utara Jawa - vegetasi lahan kering pamah malar basah - hutan terna pantai
2.374,3
0,25
396,6
0,04
13.985,5
1,50
Nama Satuan Ekoregion
3
Dataran Fluvial Jawa - vegetasi darat monsun - hutan pantai monsun
4
Dataran Fluvial Jawa - vegetasi lahan kering pamah malar basah hutan non dipterokarpa pamah
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Dataran Fluvial Jawa - vegetasi lahan kering pamah malar basah hutan pantai Dataran Fluvial Jawa - vegetasi rawa air tawar pamah - hutan tepi sungai (riparian) pamah Dataran Fluvial Jawa - vegetasi rawa air tawar pamah - hutan terna rawa air tawar pamah Dataran Fluvial Jawa - vegetasi rawa air tawar pamah monsun hutan terna rawa air tawar pamah monsun Dataran Organik/Koral Jawa - Dataran Organik/Koral Jawa - vegetasi lahan kering pamah malar basah - hutan pantai Dataran Pantai Selatan Jawa - vegetasi lahan kering pamah malar basah - hutan terna pantai Dataran Pantai Selatan Jawa - vegetasi rawa air tawar pamah - hutan tepi sungai (riparian) pamah Dataran Pantai Utara Jawa - Vegetasi air masin - hutan mangrove
Dataran Pantai Utara Jawa - vegetasi rawa air tawar pamah - hutan tepi sungai (riparian) pamah Dataran Struktural Blok Selatan Jawa - vegetasi lahan kering pamah malar basah - hutan non dipterokarpa pamah
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
Iv- 6
LAPORAN AKHIR
20 21 22 23 24
25 26
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Dataran Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi - Raung - vegetasi darat monsun - hutan pamah monsun meranggas
85.944,9
9,19
Dataran Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi - Raung - vegetasi darat monsun - savanna
6.320,2
0,68
Dataran Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi - Raung - vegetasi lahan kering pamah malar basah - hutan non dipterokarpa pamah
45.064,1
4,82
Dataran Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi - Raung - vegetasi rawa air tawar pamah - hutan terna rawa air tawar pamah
21.011,8
2,25
29.557,6
3,16
6.934,9
0,74
104.971,8
11,23
2.530,6
0,27
1.042,2
0,11
6.878,8
0,74
0,0
0,00
31.032,5
3,32
323.167,8
34,56
3.595,7
0,38
4.063,3
0,43
15.429,2
1,65
399,5
0,04
78.677,3
8,41
935.045,3
100,00
Dataran Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi - Raung - vegetasi rawa air tawar pamah monsun - hutan terna rawa air tawar pamah monsun Pegunungan Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi - Raung vegetasi darat monsun - hutan pamah monsun meranggas Pegunungan Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi - Raung vegetasi lahan kering pamah malar basah - hutan non dipterokarpa pamah Pegunungan Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi - Raung vegetasi pegunungan - hutan pegunungan bawah Pegunungan Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi - Raung vegetasi rawa air tawar pamah - hutan tepi sungai (riparian) pamah Pegunungan Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi - Raung vegetasi rawa air tawar pamah - hutan terna rawa air tawar pamah Perbukitan Struktural Blok Selatan Jawa - vegetasi darat monsun hutan pamah monsun meranggas Perbukitan Struktural Blok Selatan Jawa - vegetasi lahan kering pamah malar basah - hutan batu gamping pamah Perbukitan Struktural Blok Selatan Jawa - vegetasi lahan kering pamah malar basah - hutan non dipterokarpa pamah Perbukitan Struktural Blok Selatan Jawa - vegetasi lahan kering pamah malar basah - hutan pantai Perbukitan Struktural Blok Selatan Jawa - vegetasi rawa air tawar pamah - hutan terna rawa air tawar pamah Perbukitan Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi - Raung - vegetasi darat monsun - hutan pamah monsun meranggas Perbukitan Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi - Raung - vegetasi darat monsun - savanna Perbukitan Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi - Raung - vegetasi lahan kering pamah malar basah - hutan non dipterokarpa pamah
Total
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
Iv- 7
LAPORAN AKHIR
4.2.
Kerja Lapangan
4.2.1 Perencanaan Pengumpulan data primer meliputi data fisik dan morfologi permukaan bumi yang menyusun bentanglahan dan dihuni oleh biota. Biota tersebut meliputi tumbuhan, hewan/satwa termasuk jasad mikro (micro-organism) seperti jamur, kapang, bakteri dan lain-lain, baik di lahan kering maupun di lahan basah, pada tipe ekosistem, pada tipe komunitas vegetasi, dan pada spesies tumbuhan yang ditemukan di masingmasing unit bentanglahan. Pengumpulan data keragaman hayati diprioritaskan kepada vegetasi, karena vegetasi merupakan cerminan fisiognomi (penampakan luar) hasil interaksi antara tumbuhan, hewan dan lingkungan mereka (Webb & Tracey, 1994). Dengan demikian tipe vegetasi dapat digunakan sebagai pengganti dan wakil ekosistem karena vegetasi lebih mudah dikenal dan diteliti (Specht 1981). Pengumpulan data dilakukan dengan metode eksploratif di seluruh wilayah dengan mengujungi wilayah yang diduga merupakan eksosistem esensial jika dilihat dari peta Ekoregion Provinsi Banten skala 1 : 250.000 (KMLH, 2014) sebagai acuan untuk tinjauan umum. Validasi dilakukan terhadap kondisi bentanglahan, tipe ekosistem, tipe komunitas vegetasi, dan spesies tumbuhan yang ditemukan pada lokasi observasi. Data yang diperoleh kemudian dijadikan dasar untuk koreksi informasi yang terdapat pada atribut peta Ekoregion Provinsi Banten. Validasi terhadap tipe ekosistem dan komunitas vegetasi penyusunnya mengacu pada diversitas ekosistem alami Indonesia (Kartawinata 2013). 4.2.2 Lokasi Pengamatan Lokasi yang dirancang untuk divalidasi dan dieksplorasi dalam kajian ini tersaji pada Table 4.2, yang lokasinya tersebar di seluruh wilayah Provinsi Banten (Gambar 4.5). Namun posisi tersebut dapat berubah pada saat kerja lapangan. Hal ini sebagai antisipasi jika ada lokasi lain yang ternyata menunjukkan kondisi lain dan perlu ditinjau lebih lanjut atau karena sulitnya medan untuk dikunjungi. Terdapat sekitar 17 lokasi yang ditentukan pada peta kerja lapangan pertama yang sudah dilengkapi dengan
koordinat untuk memudahkan
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
mencari lokasi titik observasi
yang
Iv- 8
LAPORAN AKHIR
direncanakan. Berdasarkan data atribut peta bentuklahan atau sistem lahan (RePPProT, 1989), nama ekoregion (Kementerian Lingkungan Hidup, 2012), dan histori ekosistem dan komunitas vegetasi (Kartawinata 2013 dan Kementerian Lingkungan Hidup, 2014), maka validasi dilakukan untuk koreksi jika terdapat kesalahan pada data atribut peta atau dileniasinya. Dengan demikian informasi yang dihasilkan adalah data yang sudah tervalidasi dan menggambarkan kondisi ekoregion maupun profil kehati Provinsi Banten aktual. Tabel 4.2. Rencana lokasi yang akan divalidasi Nama Lokasi
Unit Lahan (system lahan)
Koordinat X
Koordinat Y
Nama Ekoregion
Ekosistem
Komunitas vegetasi
Begag
KJP
106.260425254
-6.0239552934 Dataran Fluvial vegetasi lahan hutan pantai Jawa kering pamah malar basah
Kebon baru
MKS
106.174349372
-6.0371977368 Dataran Fluvial vegetasi lahan hutan pantai Jawa kering pamah malar basah
Bojonegara
MKS
106.086066416
-5.9533289283 Pegunungan vegetasi darat hutan pamah Vulkanik Jalur monsun monsun Gunung Karang meranggas - Merapi Raung
Panyingkiran
KHY
105.819010473
-6.4962691095 Dataran Fluvial vegetasi rawa hutan tepi sungai Jawa air tawar (riparian) pamah pamah
Pasirjaya
PTG
105.812384837
-6.4753725337 Dataran Pantai vegetasi lahan hutan terna Utara Jawa kering pamah pantai malar basah
Babakan
KMP
105.857170781
-6.5264442239 Perbukitan vegetasi lahan hutan batu Struktural Blok kering pamah gamping pamah Selatan Jawa malar basah
Sajir
KMP
106.079308024
-6.5050015907 Perbukitan vegetasi lahan hutan batu Struktural Blok kering pamah gamping pamah Selatan Jawa malar basah
Cikoneng
SMD
105.983590652
-6.3048865475 Dataran vegetasi lahan hutan batuan Vulkanik Jalur kering pamah ultra basa pamah Gunung Karang malar basah - Merapi Raung
Tangsi
BTG
105.984588281
-6.0954986494 Perbukitan Vulkanik Jalur
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
vegetasi darat hutan pamah monsun monsun
Iv- 9
LAPORAN AKHIR
Nama Lokasi
Unit Lahan (system lahan)
Koordinat X
Koordinat Y
Nama Ekoregion Gunung Karang - Merapi Raung
Ekosistem
Komunitas vegetasi meranggas
Rangkasbitung BKN
106.252899857
-6.3473939391 Dataran Fluvial vegetasi rawa hutan tepi sungai Jawa air tawar (riparian) pamah pamah
Kolelet
BKN
106.264389182
-6.2973815834 Dataran Fluvial vegetasi rawa hutan tepi sungai Jawa air tawar (riparian) pamah pamah
Setu
SLK
105.961611677
-6.2061428265 Pegunungan vegetasi rawa hutan terna rawa Vulkanik Jalur air tawar air tawar pamah Gunung Karang pamah - Merapi Raung
Labuan
KNJ
105.827794833
-6.3609107919 Dataran Fluvial vegetasi rawa hutan terna rawa Jawa air tawar air tawar pamah pamah
Kubangwuluh GOG
106.045912968
-5.9980168872 Dataran vegetasi darat savanna Vulkanik Jalur monsun Gunung Karang - Merapi Raung
Anyar
KNJ
105.922905678
-6.0601381594 Dataran Fluvial vegetasi rawa hutan terna rawa Jawa air tawar air tawar pamah pamah monsun monsun
Malingping
KHY
105.999038655
-6.7950323797 Dataran Fluvial vegetasi rawa hutan tepi sungai Jawa air tawar (riparian) pamah pamah
Sukamaju
PAN/BTG
106.06307724
-6.7129316287 Perbukitan vegetasi lahan hutan non Struktural Blok kering pamah dipterokarpa Selatan Jawa malar basah pamah
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
Iv- 10
LAPORAN AKHIR
Gambar 4.5. Persebaran spasial rencana lokasi yang akan divalidasi Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
Iv- 11
LAPORAN ANTARA
4.2.3
Hasil Kerja Lapangan
Kerja lapangan (Observasi, validasi, dan pengumpulan data) pertama dilakukan pada tanggal 5 – 8 November 2015 dan akhirnya menghasilkan 21 titik observasi dari 17 titik yang direncanakan. Penambahan 5 lokasi tambahan dilakukan berdasarkan kajian langsung di lapangan terhadap kawasan dan dianggap penting sebagai informasi baru yang menjadi koreksi terhadap data yang telah ada. Meskipun demikian masih ada 1 lokasi di pantai utara (dataran fluvial Jawa) pada sistem lahan KJP (Begag) dan 4 lokasi di bagian barat (Labuan-KNJ, PasirjayaPTG, Panyingkiran-KHY, Babakan-KMP) yang belum dapat dikunjungi (dari 17 rencana lokasi). Rincian lokasi yang divalidasi dapat dilihat pada Tabel 4.3, sedangkan sebarannya dapat dilihat pada Gambar 4.6. Tabel 4.3. Lokasi yang diobservasi dan divalidasi selama kerja lapangan Rencana Obs 9. Tangsi (BTG)
Titik Obs
Desa/ Tanggal Obs Kampung
Koordinat X
Koordinat Y
A1
Gunung 2015/11/05 Pinang, 14:23:11 Kramatwat u, Serang
106.10123 -6.051822
14. A2 Kubangwul uh (GOG)
Larangan, 2015/11/05 Waringinku 16:03:22 rung, Serang
106.068119 -6.048369
B1
Cikoneng, Anyar, Serang
2015/11/06 7:37:47
105.884674
15. Anyar (KNJ)
B2
Bojong, Anyar, Serang
2015/11/06 9:14:22
105.886541 -6.078739
15. Anyar (KNJ)
B3
Bojong, Anyar,
2015/11/06 10:29:39
105.895044 6 6.0840537
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
-6.07143
Alt (m)
Nama Ekosistem Komunitas Ekoregion
69 Perbukitan Vulkanik Jalur Gunung Karang Merapi Raung
Vegetasi darat monsun
Hutan campuran non dipterokar pa pamah meranggas
30 Dataran Vulkanik Jalur Gunung Karang Merapi Raung
Vegetasi savanna monsun
Savanna monsun
2 Dataran Vegetasi Rumput Fluvial Jawa air masin laut, algae dengan koral dan pasir, tergenang air laut 5 Perbukitan Vulkanik Jalur Gunung Karang Merapi Raung
Vegetasi darat monsun
Hutan non dipterokar pa pamah monsun meranggas
15 Dataran Vegetasi Fluvial Jawa rawa air
Terna rawa air tawar
IV 12
LAPORAN ANTARA
Rencana Obs
Titik Obs
Desa/ Tanggal Obs Kampung
Koordinat X
Serang
Koordinat Y
Alt (m)
Nama Ekosistem Komunitas Ekoregion
9
tawar pamah
15. Anyar (KNJ)
B41
Ciwandan, 2015/11/06 Kota 10:49:39 Cilegon
105.950672 -6.025849
12. Setu (SLK)
B5
Rancakahal 2015/11/06 ang, 13:09:16 Padarincan g, Serang
105.944658
8. Cikoneng (SMD)
B6
Kampungsa 2015/11/06 wah, 15:49:02 Mandalawa ngi
105.992937 -6.311151
8. Cikoneng (SMD)
C1
Bojong, 2015/11/07 Pandeglang 9:21:23
106.00594 -6.413822
7. Sajir (KMP)
C2
Ciledong, 2015/11/07 Banjarsari, 11:28:31 Lebak
106.000792 -6.548513
63 Perbukitan Struktural Blok Selatan Jawa
16. C3 Malingping (KHY)
Pantai 2015/11/07 Cilangkaha 16:09:07 n, Talanca, Malingping, Lebak
106.012256
18 Dataran Vegetasi Hutan Fluvial Jawa air masin terna pantai gumuk pasir (dunes)
16. C4 Malingping (KHY)
Cilangkaha 2015/11/07 n, 17:08:12 Malingping, Lebak
106.023245 -6.8099758 5
17. C5 Sukamaju (PAN/BTG)
Cijaku, Lebak
106.044216 95 6.7208569 8
2015/11/07 18:17:04
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
-6.19923
-6.81629
21 Perbukitan Vulkanik Jalur Gunung Karang Merapi Raung
Vegetasi darat monsun
Hutan pamah monsun meranggas
108 Pegunungan Vulkanik Jalur Gunung Karang Merapi Raung
Vegetasi rawa air tawar pamah
Hutan terna rawa air tawar pamah
422 Dataran Vulkanik Jalur Gunung Karang Merapi Raung
Vegetasi lahan kering pamah malar basah
Hutan campuran non dipterokar pa pamah malar basah
114 Perbukitan Vulkanik Jalur Gunung Karang Merapi Raung
Vegetasi lahan kering pamah malar basah
Hutan campuran non dipterokar pa pamah malar basah
Vegetasi lahan kering pamah malar basah
Hutan campuran non dipterokar pa pamah malar basah
26 Dataran Vegetasi Fluvial Jawa rawa air tawar pamah 251 Perbukitan Struktural Blok Selatan Jawa
Vegetasi lahan kering pamah
Hutan terna rawa air tawar pamah Vegetasi lahan kering pamah
IV 13
LAPORAN ANTARA
Rencana Obs
Titik Obs
Desa/ Tanggal Obs Kampung
Koordinat X
Koordinat Y
Alt (m)
Nama Ekosistem Komunitas Ekoregion malar basah
malar basah
17. C6 Sukamaju (PAN/BTG)
Cijaku, Lebak
2015/11/07 18:30:04
106.042521 5 6.7198604 8
250 Perbukitan Struktural Blok Selatan Jawa
Vegetasi rawa air tawar pamah
Hutan terna rawa air tawar pamah
10. Rangkasbitung (BKN)
D1
Kebonawi, 2015/11/08 Cibadak, 9:23:45 Lebak
106.225304 -6.347384
38 Perbukitan Struktural Blok Selatan Jawa
vegetasi lahan kering pamah malar basah
Hutan campuran non dipterokar pa batu gamping pamah
10. Rangkasbitung (BKN)
D2
Tarikolot, 2015/11/08 Rangkasbit 10:33:35 ung, Lebak
106.259561 -6.344581
28 Dataran Vegetasi Fluvial Jawa rawa air tawar pamah
Hutan tepi sungai (riparian) pamah
D21
Batas 2015/11/08 Kecamatan 14:16:09 Pamayaran dan Petir, Serang
106.274249 -6.299525
38 Dataran Vegetasi Fluvial Jawa rawa air tawar pamah
Hutan tepi sungai (riparian) pamah
D23
Desa Negara, Kibin, Serang
2015/11/08 14:36:09
106.313639 -6.157679
17 Dataran Vegetasi Fluvial Jawa rawa air tawar pamah
Hutan tepi sungai (riparian) pamah
D31
Undar 2015/11/08 andir dari 15:22:08 Kragilan, Serang
106.300539 -6.142637
9 Dataran Vegetasi Fluvial Jawa rawa air tawar pamah
Hutan tepi sungai (riparian) pamah
3. D4 Bojanegara (MKS)
Bojonegara 2015/11/08 , Serang 17:17:23
106.088644 -5.991218
4 Dataran Vegetasi Hutan Fluvial Jawa air masin pantai
3. D5 Bojanegara (MKS)
Bojonegara 2015/11/08 , Serang 17:39:17
106.096093 85 5.9529897 3
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
40 Pegunungan Vegetasi Vulkanik savanna Jalur monsun Gunung Karang Merapi Raung
Savanna monsun
IV 14
LAPORAN ANTARA
Gambar 4.6. Lokasi validasi peta ekoregion yang telah dilakukan Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
IV 15
LAPORAN ANTARA
Untuk hasil pengamatan vegetasi yang telah dilakukan di sajikan pada Tabel Lampiran 1, sedang penjelasan masing-masing lokasi dapat dijelaskan sebagai berikut: Titik A1 : Gunung Pinang, Kramatwatu, Serang (lokasi wisata Perhutani & lokasi Antena Telkom). Titik pengamatan masuk ke dalam sistem lahan BTA, yaitu perbukitan Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi - Raung, mempunyai tipe ekosistem vegetasi darat monsun dengan komunitas hutan campuran non dipterokarpa pamah meranggas. Wilayah ini ekosistem telah dikoreksi dari ekosistem vegetasi lahan kering pamah malar basah dengan hutan campuran non dipterokarpa pamah. Deskripsi untuk parameter lain disajikan pada Tabel 4.4 sedangkan gambaran lokasi disajikan pada Gambar 4.7. Tabel 4.4. Deskripsi Lokasi Pengamatan di Titik A1 dan Satuan Ekoregion no 37
No
37
Nama Satuan Ekoregion
Perbukitan vulkanik Jalur Gunung KarangMerapi-Raung, ekosistem vegetasi lahan kering pamah malar basah, komunitas hutan campuran non dipterokarpa pamah
Parameter
Karakteristik Satuan ekoregion Deskripsi Singkat Satuan Ekoregion
Lokasi dan luas area
Lokasi satuan ekoregion ini tersebar terutama di bagian barat laut dari Provinsi Banten dengan luas 78677,4 Ha (8,4%)
Klimatologi
Beriklim tropika basah, dengan suhu tahunan rata-rata = ... °C, dan curah hujan rata-rata tahunan 1750 - 2000 mm
Geologi
Tersusun oleh batuan vulkanik, berupa lava, breksi vulkanik, dan piroklastik.
Geomorfologi
Hidrologi
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
Merupakan perbukitan vulkanik strato-vulkano denudasional yang didominasi oleh batu lava basaltik, dengan kemiringan lereng bervariasi dari 10° hingga 30°. Perbukitan ini telah mengalami proses denudasi cukup lama dan tidak ada aktivitas vulkanik. Proses degradasi yang cepat bersifat antropogenik, yaitu dari aktivitas tambang batu lava. Kedalaman air tanah relatif dalam. Air permukaan berada dalam alur-alur sungai kecil dimana sebagian sungai bersifat intermitten yang mengalami kekeringan saat musim kemarau
IV 16
LAPORAN ANTARA
Tanah dan Penggunaan Lahan
Hayati (flora & Fauna)
Kultural (sosial & budaya)
Kerawanan Lingkungan
Jasa ekosistem
Kedalaman tanah > 30 cm, mempunyai tekstur tanah permukaan sandy clay loam hingga silty clay, dan pH tanah 4 - 5. Sebagian besar penutup lahan dari ekoregion ini berupa kebun campuran dan sawah, sedangkan sebagian yang lain berupa permukiman, perkebunan, tegalan, dan hutan Hutan sekunder, vegetasi antara lain angsana, flamboyan, kilalayu, kopi, sengon, kecapi Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dengan kehidupan sosial gotong-royong yang masih terjaga. Beberapa kearifan lokal yang masih ada di antaranya adalah tidak memotong nipah pada hari rabu bahaya erosi dan longsor merupakan kerawanan yang utama. Bahaya yang dipicu oleh aktivitas manusia adalah longsor akibat penambangan batu lava dan pasir bahan material bangunan (batu vulkanik) Penyediaan penyedia air (area resapan) Pengaturan keindahan alam dan wisata Budaya konservasi keragaman hayati, ketahanan pangan Pendukung
Gambar 4.7. Lokasi Pengamatan Titik A1 di Gunung Pinang, Perbukitan vulkanik denudasional tersusun atas batu lava dan piroklastik Titik A2. Wilayah ini merupakan dataran vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi Raung, yang banyak ditambang (pasir). Secara umum biofisik wilayah ini telah berubah fungsi dari wilayah ekosistem darat savanna monsun dengan komunitas savanna monsun menjadi wilayah pemukiman dan tambang pasir. Sistem lahannya untuk titik pengamatan adalah GOG dengan informasi geologi untuk
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
IV 17
LAPORAN ANTARA
bagian atas adalah berupa tuff litik, tuff berbatuapung, dan tuff pasiran. Adapun untuk bagian bawah terdiri atas tuff kristalin, tuff lapili berbatuapung, tuff gelas, dan sisipan tuff lempungan merah. Deskripsi untuk parameter lain disajikan pada Tabel 4.5 sedangkan gambaran lokasi disajikan pada Gambar 4.8. Tabel 4.5. Deskripsi Lokasi Pengamatan di Titik A2 dan Satuan Ekoregion 21
No
21
Nama Satuan Ekoregion
Dataran Vulkanik Jalur Gunung Karang Merapi - Raung, ekosistem vegetasi darat monsun, komunitas savanna
Karakteristik Satuan ekoregion Parameter Deskripsi Singkat Satuan Ekoregion Lokasi satuan ekoregion ini tersebar di bagian Lokasi dan luas area barat laut dari Provinsi Banten dengan luas 6320,2 Ha (0,68%) Beriklim tropika basah, dengan suhu tahunan Klimatologi rata-rata = ... °C, dan curah hujan rata-rata tahunan 1750 - 2000 mm Geologi
Tersusun oleh batuan tuff vulkanik (ignimbrite) yang berasal dari kaldera Gunung Cidanau
Geomorfologi
Merupakan dataran vulkanik berombak hingga bergelombang, tersusun dari tuff batuapung (ignimbrite). Proses degradasi utama yang terjadi bersifat antropogenik, yaitu berupa aktivitas penambangan pasir dari endapan ignimbrite (pasir silika)
Hidrologi
Kedalaman air tanah agak dalam. Air permukaan berada dalam alur-alur sungai besar dan kecil yang mengalir sepanjang tahun (perenial)
Tanah dan Penggunaan Lahan
Kedalaman tanah > 30 cm, mempunyai tekstur tanah permukaan sandy loam dan pH tanah 5. Sebagian besar penutupan/penggunaan lahan dari ekoregion ini berupa permukiman, sawah, dan tegalan, sedangkan sebagian yang lain berupa perkebunan.
Hayati (flora & Fauna)
Lamtoro, flamboyan, padi
Kultural (sosial & budaya)
Kerawanan Lingkungan Jasa ekosistem
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dan penambang dengan kehidupan sosial gotong-royong yang masih terjaga. bahaya erosi ringan-sedang hanya pada lahanlahan tegalan yang tidak dirawat dengan baik. Perlu waspada terhadap rawan longsor akibat penambangan dan konflik sosial bahan material pasir Penyediaan aksesibilitas Pengaturan
IV 18
LAPORAN ANTARA
Budaya Pendukung
agraris, cinta alam pertanian
Gambar 4.8. Lokasi Pengamatan A2. Dataran vulkanik tersusun atas tuff vulkanik batuapung (ignimbrite)
Titik B1. Merupakan wilayah pinggir pantai namun dalam peta ekoregion disebut dataran fluvial Jawa. Titik pengamatan merupakan ekosistem koral pasir litoral yang tergenang air laut (masin). Wilayah ini cukup sempit, yang ditandai dengan beberapa batu karang serta pantai berpasir putih. Di sepanjang zona ini umumnya sudah berubah menjadi kawasan hotel dan area wisata pantai. Wilayah ini tidak terpetakan dengan baik dalam peta ekoregion (karena area sempit) dan mempunyai atribut sebagai rawa air tawar di beberapa tempat. Titik B2. Titik pengamatan terklasifikasikan sebagai perbukitan Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi - Raung dengan ekosistem vegetasi darat monsun, dengan komunitas hutan non dipterokarpa pamah monsun meranggas. Titik pengamatan masuk ke dalam sistem lahan BTG dengan infromasi geologi untuk material bagian atas berupa tuff litik, tuff berbatuapung, dan tuff pasiran, sedangkan untuk material bagian bawah berupa tuff kristalin, tuff lapili berbatuapung, tuff gelas, dan sisipan tuff lempungan merah. Titik B3. Posisi wilayah ini tepat di belakang lokasi B2 masuk ke dalam sistem lahan KNJ. Dalam peta ekoregion wilayah ini disatukan ke dalam lahan berawa air tawar yang langsung berbatasan dengan pantai. Oleh karena itu, koreksi batas dileniasinya telah disesuaikan. Wilayah rawa ini sisa-sisa historisnya masih
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
IV 19
LAPORAN ANTARA
tampak berkat keberadaan beberapa spesies rawa (Table Lampiran 1) yang tumbuh pada dataran yang lebih rendah di antara bukit-bukit. Wilayah ini saat sekarang telah menjadi lahan sawah. Deskripsi untuk parameter lain disajikan pada Tabel 4.6 sedangkan gambaran lokasi disajikan pada Gambar 4.9. Tabel 4.6. Deskripsi Lokasi Pengamatan di Titik B3 dan Satuan Ekoregion 8
No
8
Nama Satuan Ekoregion
Dataran Fluvial Jawa, ekosistem vegetasi lahan kering pamah malar basah, komunitas hutan non dipterokarpa pamah
Parameter
Karakteristik Satuan ekoregion Deskripsi Singkat Satuan Ekoregion
Lokasi dan luas area
Lokasi satuan ekoregion ini tersebar di bagian barat-utara dari Provinsi Banten dengan luas 1519,9 Ha ( 0,16%)
Klimatologi
Beriklim tropika basah, dengan suhu tahunan rata-rata = ... °C, dan curah hujan rata-rata tahunan 2250 -2500 mm
Geologi
Tersusun oleh endapan aluvium di atas endapan tuff batuapung (ignimbrite)
Geomorfologi
Hidrologi
Tanah dan Penggunaan Lahan
Merupakan dataran alluvial hasil proses deposisi fluvial. Sebagian kecil dari dataran ini ada yang berawa, dan untuk yang berada di tepi pantai merupakan hasil proses endapan marin (beach). Karena sempitnya area endapan marin, maka tidak terpetakan. Kedalaman air tanah dangkal-sedang. Air permukaan berada dalam alur sungai dan bersifat perenial Kedalaman tanah > 30 cm, mempunyai tekstur tanah permukaan sandy loam hingga silty clay loam dan pH tanah 5. Sebagian besar penutupan/penggunaan lahan dari ekoregion ini berupa persawahan dan hanya sebagian kecil permukiman
Hayati (flora & Fauna)
padi, kelapa
Kultural (sosial & budaya)
Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dengan kehidupan sosial gotong-royong yang masih terjaga.
Kerawanan Lingkungan
dalam kasus hujan yang besar, banjir merupakan bahaya utama
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
IV 20
LAPORAN ANTARA
Jasa ekosistem
Penyediaan Pengaturan Budaya Pendukung
lahan pertanian aliran permukaan agraris, cinta alam ketahanan pangan
Gambar 4.9. Lokasi Pengamatan B1 (gisik pantai), B2 (dataran fluvial), dan B3 (lembah terisi atau infilled valley) Titik B4. Titik pengamatan merupakan dataran fluvial Jawa, terletak di Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon. Lokasi pengamatan masuk ke dalam sistem lahan KNJ yang tersusun secara geologi atas kerakal, kerikil, pasir, lempung, lumpur dan kerakal batuapung. Lokasi ini (B4) secara historis merupakan lahan berawa air tawar yang sempit di antara Perbukitan Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi – Raung. Dari hasil pengamatan lapangan rawa-rawa air tawar telah banyak yang diurug karena dijadikan sebagai wilayah industri, sehingga lahan rawanya sudah sulit untuk dilacak. Adapun untuk perbukitan (B41) masuk ke dalam sistem lahan BMS yang dideskripsikan sebagai bukit vulkanik terjal. Perbukitan ini saat sekarang telah ditambang untuk diambil batu dan pasirnya. Ekosistem di wilayah pengamatan ini adalah Vegetasi darat monsun dengan komunitas hutan pamah monsun meranggas. Gambaran lokasi pengamatan disajikan pada Gambar 4.9.
Gambar 4.10. Lokasi Pengamatan di titik B4 dan B4.1 (perbukitan vulkanik)
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
IV 21
LAPORAN ANTARA
Titik B5. Terletak pada wilayah datar di Desa Rancakahalang, Kecamatan Padarincang, Serang, Lokasi pengamatan berupa wilayah dataran fluvio-vulkanik pada pegunungan Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi – Raung. Lokasi ini sebenarnya berupa dasar kaldera dari Gunung Cidanau berbentuk cekungan dengan vegetasi rawa terna air tawar pamah. Secara geologi di sekitar titik pengamatan ini berupa fomasi rawa danau, dengan batuan kerikil, pasir, lempung dan lumpur; semuanya berasal dari batuan gunungapi. Deskripsi untuk parameter lain disajikan pada Tabel 4.7 sedangkan gambaran lokasi disajikan pada Gambar 4.11. Tabel 4.7. Deskripsi Lokasi Pengamatan di Titik B5 dan Satuan Ekoregion 29
No
29
Nama Satuan Ekoregion
Pegunungan Vulkanik Jalur Gunung Karang Merapi - Raung , ekosistem vegetasi rawa air tawar pamah, komunitas hutan terna rawa air tawar pamah
Karakteristik Satuan ekoregion Parameter Deskripsi Singkat Satuan Ekoregion Lokasi satuan ekoregion ini tersebar di bagian ... Lokasi dan luas area dari Provinsi Banten dengan luas 6878,8 Ha (0,74%) Klimatologi
Beriklim tropika basah, dengan suhu tahunan rata-rata = ... °C, dan curah hujan rata-rata tahunan 2250 -2750 mm
Geologi
Tersusun oleh alluvium berupa lumpur dan bahan organik (rawa)
Geomorfologi
Merupakan dasar dari kaldera Gunung Cidanau.
Hidrologi
Kedalaman air tanah sangat dangkal (10 cm). Air permukaan berada pada alur sungai yang mengalir sepanjang tahun dan genangan (rawa).
Tanah dan Penggunaan Lahan
Kedalaman tanah > 30 cm, mempunyai tekstur tanah permukaan clay-loam dan pH tanah 5 . Sebagian besar penutupan/penggunaan lahan dari ekoregion ini berupa tegalan dan hutan sekunder, sedangkan sebagian kecil berupa permukiman dan kebun campuran
Hayati (flora & Fauna)
padi, pisang, kelapa, nipah
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
IV 22
LAPORAN ANTARA
Kultural (sosial & budaya)
Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dengan kehidupan sosial gotong-royong yang masih terjaga.
Kerawanan Lingkungan
bahaya banjir
Jasa ekosistem
Penyediaan Pengaturan Budaya Pendukung
air tanah dan permukaan ketersediaan air agraris, cinta alam ketahanan pangan
Gambar 4.11. Lokasi Pengamatan titik B5 di Dataran rawa di Kecamatan Padarincang yang terletak di dasar kaldera G. Cidanau
Titik B6. Wilayah ini pada peta ekoregion merupakan ekosistem hutan berbatuan ultrabasa pamah pada Dataran Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi – Raung. Namun demikian berdasarkan hasil pengamatan lapang terhadap sampel batuan lava yang banyak tersingkap di titik pengamatan menunjukkan bahwa batuan tersebut bukan jenis ultrabasa namun lebih kepada batuan andesitik. Oleh karena itu satuan bentuklahan di titik ini perlu dikoreksi. Secara geologi wilayah ini tersusun atas produk Gunungapi Karang, breksi, lava dan lahar. Identifikasi ekosistem wilayah ini menunjukkan sebuah lahan kering pamah malar basah dengan komunitas hutan campuran non dipterokarpa pamah yang didominasi oleh pohon buah-buahan. Deskripsi untuk parameter lain disajikan pada Tabel 4.8 sedangkan gambaran lokasi disajikan pada Gambar 4.12.
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
IV 23
LAPORAN ANTARA
Tabel 4.8. Deskripsi Lokasi Pengamatan di Titik B6 dan Satuan Ekoregion 22
No
Nama Satuan Ekoregion
Parameter
Lokasi dan luas area
Lokasi satuan ekoregion ini tersebar di bagian tengah dan timur dari Provinsi Banten dengan luas 45064,1 Ha (4,82%)
Klimatologi
Beriklim tropika basah, dengan suhu tahunan rata-rata = ... °C, dan curah hujan rata-rata tahunan 1750-2750 mm
Geologi
Geomorfologi
22
Dataran Vulkanik Jalur Gunung Karang Merapi - Raung vegetasi lahan kering pamah malar basah hutan non dipterokarpa pamah
Karakteristik Satuan ekoregion Deskripsi Singkat Satuan Ekoregion
Tersusun oleh batuan vulkanik, lava, endapan lahar, dan piroklastik Merupakan suatu dataran yang terbentuk oleh proses deposisi vulkanik dan fluvio-vulkanik. Mempunyai relief berombak hingga bergelombang. Beberapa bongkah batu lava andesitik muncul di permukaan lahan. Elevasi satuan ekoregion ini berada di antara 300 - 500 m
Hidrologi
Kedalaman air tanah relatif dalam (> 5 m). Air permukaan berada dalam alur-alur sungai yang mengalir sepanjang tahun.
Tanah dan Penggunaan Lahan
Kedalaman tanah > 30 cm, mempunyai tekstur tanah permukaan silty clay-loam dan pH tanah 5. Sebagian besar penutupan/penggunaan lahan dari ekoregion ini berupa permukiman, hutan sekunder, dan kebun campuran
Hayati (flora & Fauna)
Padi, mangga, kelapa, pisang
Kultural (sosial & budaya)
Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dengan kehidupan sosial gotong-royong yang masih terjaga.
Kerawanan Lingkungan
bahaya erosi ringan pada lahan tegalan yang tidak dirawat dengan baik
Jasa ekosistem
Penyediaan Pengaturan Budaya Pendukung
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
lahan pertanian aksesibiltas agraris, cinta alam ketahanan pangan
IV 24
LAPORAN ANTARA
Gambar 4.12. Lokasi pengamatan di titik B6 (dataran antar pegunungan atau intermountain valley) Titik C1. Lokasi titik pengamatan berada di Desa Bojong, Kabupaten Pandeglang dengan bentanglahan Perbukitan Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi – Raung. Titik pengamatan memiliki ekosistem vegetasi lahan kering pamah malar basah dan komunitas hutan non dipterokarpa pamah. Secara geologi wilayah ini tersusun atas batuan gunungapi muda atau produk gunungapi Gunung Pulosari, Gunung Aseupan,
Gunung Parakasak, dan Gunung Tompo yang terdiri atas
breksi gunungapi, lava, tuff, lahar, dan hasil gunungapi lainnya. Di lapangan tampak wilayah ini tergolong cukup subur, kaya hara, dan mempunyai ekosistem vegetasi lahan kering pamah malar basah dengan komunitas hutan campuran non dipterokarpa pamah yang didominasi oleh pohon buah-buahan. Gambaran lokasi titik pengamatan disajikan pada Gambar 4.12.
Gambar 4.13. Lokasi pengamatan titik C1 (perbukitan vulkanik)
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
IV 25
LAPORAN ANTARA
Titik C2. Lokasi pengamatan terletak di Desa Ciledong, Kecamatan Banjarsari, Lebak. Lokasi pengamatan masuk ke dalam bentanglahan perbukitan Struktural Blok Selatan Jawa. Ekosistem yang dimiliki oleh wilayah di titik pengamatan ini berupa vegetasi lahan kering pamah malar basah dan komunitas hutan campuran non dipterokarpa pamah campuran (pohon, perdu semak, rumpun bambu). Bentuklahan wilayah ini masuk ke dalam sistem lahan BTG, secara geologis tersusun dari Formasi Cipacar yang meliputi material tuff, tuff berbatuapung, batupasir tufan, batulempung tufan, tuff breksi dan napal. Meskipun secara umum komunitas vegetasi mirip dengan di lokasi pengamatan C1, namun dominasi pohon buah-buahan sudah mulai berkurang dan lebih didominasi oleh spesies bambu (Tabel Lampiran 1). Deskripsi untuk parameter lain disajikan pada Tabel 4.9 sedangkan gambaran lokasi disajikan pada Gambar 4.14. Tabel 4.9. Deskripsi Lokasi Pengamatan di Titik C2 dan Satuan Ekoregion 32
No
32
Nama Satuan Ekoregion
Perbukitan Struktural Blok Selatan Jawa vegetasi lahan kering pamah malar basah hutan non dipterokarpa pamah
Parameter
Karakteristik Satuan ekoregion Deskripsi Singkat Satuan Ekoregion
Lokasi dan luas area
Lokasi satuan ekoregion ini tersebar paling luas di bagian selatan dari Provinsi Banten dengan luas 323167,8 Ha (34,5%)
Klimatologi
Beriklim tropika basah, dengan suhu tahunan rata-rata = ... °C, dan curah hujan rata-rata tahunan 2,500 - 3,000 mm
Geologi
Tersusun oleh batuan sedimen perselingan antara batupasir dan batuliat
Geomorfologi
Merupakan suatu perbukitan yang tersusun dari batuan sedimen yang terdenudasi membentuk relief berbukit dengan kemiringan lereng berkisar dari 10° hingga 30°. Elevasi satuan ekoregion ini bervariasi antara 100 - 300 m.
Hidrologi
Tanah dan Penggunaan Lahan
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
Kedalaman air tanah relatif dangkal < 5 m. Air permukaan berada pada alur-alur sungai mengalir sepanjang tahun. Kedalaman tanah > 30 cm, mempunyai tekstur tanah permukaan sandy-loam dan pH tanah 4. Sebagian besar penutupan/penggunaan lahan dari ekoregion ini berupa sawah, kebun campuran, dan perkebunan
IV 26
LAPORAN ANTARA
Hayati (flora & Fauna)
Semak, sawit
Kultural (sosial & budaya)
Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dengan kehidupan sosial gotong-royong yang masih terjaga.
Kerawanan Lingkungan
bahaya erosi dan longsor
Jasa ekosistem
Penyediaan Pengaturan Budaya Pendukung
material pasir air tanah dan permukaan agraris, cinta alam ketahanan pangan
Gambar 4.14. Lokasi pengamatan C2 (perbukitan struktural) Titik C3. Terletak di pantai selatan Desa Cilangkahan, Talanca,
Kecamatan
Malingping, Lebak. Bentanglahan di lokasi pengamatan berupa dataran pantai Selatan Jawa dengan ekosistem vegetasi air masin pada gumuk pasir (sand dunes) dan dengan komunitas hutan terna pantai pada pinggir pantai dan hutan pantai pada wilayah di belakang gumuk pasir hingga batas perkampungan penduduk. Lokasi masuk ke dalam sistem lahan PTG, yaitu wilayah pantai dengan endapan undak (pantai), kerikil, pasir, lempung, rombakan batugamping koral dan cangkang moluska. Deskripsi untuk parameter lain disajikan pada Tabel 4.10 sedangkan gambaran lokasi disajikan pada Gambar 4.15
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
IV 27
LAPORAN ANTARA
Tabel 4.10. Deskripsi Lokasi Pengamatan di Titik C3 dan Satuan Ekoregion 11
No
11
Nama Satuan Ekoregion
Dataran Pantai Selatan Jawa - vegetasi lahan kering pamah malar basah - hutan terna pantai
Parameter
Karakteristik Satuan ekoregion Deskripsi Singkat Satuan Ekoregion
Lokasi dan luas area
Lokasi satuan ekoregion ini tersebar di bagian selatan dari Provinsi Banten dengan luas 3864,8 Ha (0,41%)
Klimatologi
Beriklim tropika basah, dengan suhu tahunan rata-rata = ... °C, dan curah hujan rata-rata tahunan 2,750 - 3,000 mm
Geologi
Tersusun oleh endapan pasir pantai
Geomorfologi
Merupakan dataran marin hasil proses deposisi aeolian di wilayah pesisir pantai selatan Jawa. Elevasi berkisar antara 0 - 10 m.
Hidrologi
Kedalaman air tanah relatif dangkal (< 5 m). Air permukaan berada pada alur sungai dan laguna dengan air payau.
Tanah dan Penggunaan Lahan
Lapisan tanah belum terbentuk, mempunyai tekstur tanah pasir dan pH tanah 7. Sebagian besar penutupan/penggunaan lahan dari ekoregion ini berupa sawah, kebun campuran, dan permukiman
Hayati (flora & Fauna)
pandan, mangrove
Kultural (sosial & budaya)
Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan dengan kehidupan sosial gotong-royong yang masih terjaga. Kearifan lokal yang masih ada berupa pantangan pada hari senin dan kamis untuk tidak melaut (mencari ikan)
Kerawanan Lingkungan
bahaya tsunami, gempa bumi, abrasi
Jasa ekosistem
Penyediaan Pengaturan Budaya Pendukung
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
sumber daya laut area reproduksi penyu agraris, cinta alam ketahanan pangan
IV 28
LAPORAN ANTARA
Gambar 4.15. Lokasi pengamatan C3, dataran bergumuk-pasir (sand-dunes) asal proses aeolian (angin) Kecamatan Malingping Titik C4. Lokasi pengamatan terletak di dekat pantai Cilangkahan, Kecamatan Malingping. Titik ini masuk ke dalam
bentuklahan dataran fluvial Jawa,
mempunyai warisan ekosistem vegetasi rawa air tawar pamah dengan komunitas hutan tepi sungai (riparian) pamah. Wilayah ini sudah menjadi persawahan produktif dan mempunyai pengairan yang baik, sehingga termasuk ke dalam sistem lahan KHY pada pinggir sungai. Secara geologi wilayah ini tersusun atas aluvium dengan batuan kerakal, kerikil, pasir, lanau, lempung, lumpur dan kerakal batuapung. Titik C5. Wilayah di sekitar titik ini digunakan sebagai perkebunan karet, yaitu pada perbukitan Struktural Blok Selatan Jawa dengan warisan ekosistem vegetasi lahan kering pamah malar basah serta mempunyai komunitas vegetasi lahan kering pamah malar basah. Wilayah ini masuk ke dalam sistem lahan PAN, yaitu dataran berbukit sedang dan secara geologi tersusun atas batuan breksi dan aliran lava, terutama andesit dari gunungapi yang berasal dari Gunung Endut. Hasil observasi lapangan menunjukkan bahwa wilayah ini tersusun dari material tuff vulkanik (warna putih) dan di dalamnya terdapat bongkahan batu lava, sehingga bentuklahan ini seharusnya tidak termasuk ke dalam perbukitan struktural blok selatan Jawa, namun memiliki satuan yang berbeda. Oleh karena itu, satuan bentuklahan ini perlu diperbaiki agar sesuai dengan kenyataan di lapangan. Gambaran lokasi titik pengamatan disajikan pada Gambar 4.16.
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
IV 29
LAPORAN ANTARA
Gambar 4.16. Lokasi pengamatan di titik C5 di perbukitan vulkanik tersusun dari material tuff vulkanik dan blok lava Titik C6. Lokasi pengamatan merupakan wilayah persawahan yang terletak di dekat kebun karet di Desa Cijaku, Lebak. Tepatnya berada pada cekungan di antara perbukitan Struktural Blok Selatan Jawa yang memiliki warisan tipe ekosistem vegetasi rawa air tawar dan dengan komunitas terna rawa air tawar pamah. Wilayah ini saat sekarang sudah digunakan untuk persawahan. Titik D1. Titik pengamatan berupa perbukitan di dekat kota Rangkasbitung, yaitu di Desa Kebonawi, Kecamatan Cibadak, Lebak. Wilayah pengamatan berupa perbukitan Struktural Blok Selatan Jawa, mempunyai ekosistem vegetasi lahan kering pamah malar basah dengan komunitas hutan batu gamping pamah. Vegetasi gamping yang ditemukan di wilayah ini sudah sangat berbaur dengan hutan campuran non dipterokarpa pamah (Tabel Lampiran 1). Titik pengamatan termasuk ke dalam sistem lahan KMP (Kumpai), yaitu bentanglahan dataran dengan perbukitan kecil dan dengan lembah yang luas pada Formasi Bojong terdiri atas batuan napal pasiran, batulempung pasiran, batupasir tufan. Berdasarkan hasil observasi lapangan di titik ini, lapisan atas terdiri atas tuff vulkanik batuapung (ignimbrite) cukup tebal, sedangkan batu napal dan batu gamping ditemukan berada di lapisan lapisan tuff. Oleh karena itu vegetasinya cenderung bukan vegetasi batu gamping, tetapi merupakan pohon campuran dengan perdu semak dan beberapa herba rumput dan kelompok lain. Lokasi titik D1 ini karakternya relatif sama dengan titik-titik sebelumnya, yaitu titik C4 dan C5 sehingga perlu untuk dikoreksi. Deskripsi untuk parameter lain disajikan pada Tabel 4.11 sedangkan gambaran lokasi disajikan pada Gambar 4.17.
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
IV 30
LAPORAN ANTARA
Tabel 4.11. Deskripsi Lokasi Pengamatan di Titik D1 dan Satuan Ekoregion 31
No
Nama Satuan Ekoregion
Parameter Lokasi dan luas area
Lokasi satuan ekoregion ini tersebar di bagian tengah dari Provinsi Banten dengan luas 31032,5 Ha (3,32 %)
Klimatologi
Beriklim tropika basah, dengan suhu tahunan rata-rata = ... °C, dan curah hujan rata-rata tahunan 2,250 -2,750 mm
Geologi
Geomorfologi
31
Perbukitan Struktural Blok Selatan Jawa vegetasi lahan kering pamah malar basah hutan batu gamping pamah
Karakteristik Satuan ekoregion Deskripsi Singkat Satuan Ekoregion
Hidrologi
Tanah dan Penggunaan Lahan
Tersusun oleh batuan tuff vulkanik batuapung (ignimbrite) Merupakan perbukitan vulkanik yang tersusun atas tuff batuapung yang di bawahnya tersusun dari batu napal dan batu gamping. Satuan ekoregion ini mempunyai elevasi bervariasi dari 45 - 200 m Kedalaman air tanah agak dalam (> 5 m). Air permukaan berada pada alur-alur sungai perenial dan intermitten Kedalaman tanah > 30 cm, mempunyai tekstur silty clay loam, silty clay, silty clay loam, dan pH tanah 4 - 6. Sebagian besar penutupan/penggunaan lahan dari ekoregion ini berupa hutan (primer & sekunder), perkebunan dan sebagian kecil sawah
Hayati (flora & Fauna)
kelapa, karet, jati, pakis, melastonia
Kultural (sosial & budaya)
Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani (perkebunan) dengan kehidupan sosial gotong-royong yang masih terjaga.
Kerawanan Lingkungan
Jasa ekosistem
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
bahaya erosi dan longsor pada lahan terbuka dan berlereng terjal. material pasir Penyediaan tata air Pengaturan agraris, cinta alam Budaya agroindustri Pendukung
IV 31
LAPORAN ANTARA
Gambar 4.17. Lokasi pengamatan di titik D1, perbukitan vulkanik, tersusun oleh material tuff vulkanik batuapung (foto kanan) Titik D2. Lokasi pengamatan merupakan dataran fluvial Jawa yang luas di pinggiran sungai Ciujung, di Desa Tarikolot, Rangkasbitung, Lebak. Lokasi ini masuk ke dalam sistem lahan BKN, berada di wilayah riparian dan merupakan wilayah yang tetap di usahakan sebagai lahan pertanian walau di musim kemarau. Ekosistem berupa vegetasi rawa air tawar pamah dengan komunitas hutan tepi sungai (riparian) pamah. Informasi geologi menunjukkan bahwa wilayah ini tersusun atas aluvium, kerikil, pasir, lanau dan lumpur. Deskripsi untuk parameter lain disajikan pada Tabel 4.12 sedangkan gambaran lokasi disajikan pada Gambar 4.18. Tabel 4.12. Deskripsi Lokasi Pengamatan di Titik D2 dan Satuan Ekoregion 6
No
6
Nama Satuan Ekoregion
Dataran Fluvial Jawa vegetasi rawa air tawar pamah - hutan tepi sungai (riparian) pamah
Parameter
Karakteristik Satuan ekoregion Deskripsi Singkat Satuan Ekoregion
Lokasi dan luas area
Lokasi satuan ekoregion ini tersebar agak merata dan setempat-setempat, seperti di bagian tengah-utara, barat, dan selatan dari Provinsi Banten dengan luas 49,9 Ha (5,34 %)
Klimatologi
Beriklim tropika basah, dengan suhu tahunan rata-rata = ... °C, dan curah hujan rata-rata tahunan 1,750 hingga 3,000 mm
Geologi Geomorfologi
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
Tersusun atas material aluvium Merupakan dataran fluvial hasil proses deposisi dari sungai
IV 32
LAPORAN ANTARA
Hidrologi
Kedalaman air tanah relatif dangkal (<5 m). Air permukaan berada pada alur-alur sungai perenial.
Tanah dan Penggunaan Lahan
Kedalaman tanah > 30 cm, mempunyai tekstur silty clay dan pH tanah 5. Sebagian besar penutupan/penggunaan lahan dari ekoregion ini berupa sawah, permukiman dan tegalan
Hayati (flora & Fauna)
delima, pisang, padi, tanaman perdu
Kultural (sosial & budaya)
Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani sawah dengan kehidupan sosial gotong-royong yang masih terjaga. Produktivitas padi berkisar antara 4 - 6 ton/ha.
Kerawanan Lingkungan
bahaya banjir
Jasa ekosistem
Penyediaan Pengaturan Budaya Pendukung
lahan pertanian tata air agraris, cinta alam ketahanan pangan
Gambar 4.18. Lokasi pengamatan titik D2, dataran fluvial (riparian) Titik D3.1. Wilayah ini merupakan dataran fluvial Jawa yang cukup luas di pinggiran Sungai Ciujung. Pengamatan di kampung Undar-andir, Kecamatan Keragilan, Serang (D3.2) ini merupakan perkampungan yang menjadi langganan banjir dari luapan air Sungai Ciujung. Sebagai dataran fluvial secara histori merupakan daerah berekosistem rawa air tawar dimana beberapa spesies
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
IV 33
LAPORAN ANTARA
komunitas tumbuhan rawanya masih terlihat di wilayah ini (Tabel Lampiran 1). Wilayah ekosistem ini dilewati jalur Tol Jakarta – Merak
Gambar 4.19. Lokasi pengamatan D3.1 dan 3.2. dataran fluvial (riparian) Titik D4. Wilayah ini terletak di Bojonegara, merupakan dataran fluvial Jawa dengan ciri bentanglahan yang datar, dekat dengan muara-muara sungai pada wilayah yang kering, dan tergolong ke dalam sistem lahan MKS. Histori ekosistem wilayah ini adalah vegetasi air masin, dengan komunitas hutan tepi sungai (riparian) pamah.
Namun demikian secara umum wilayah ini sudah berubah
menjadi wilayah industri dan persawahan, sehingga sisa vegetasi komunitas ekosistem wilayah ini sudah sulit untuk ditemukan. Untuk deskripsi dari parameter lain disajikan pada Tabel 4.13. Tabel 4.13. Deskripsi Lokasi Pengamatan di Titik D4 dan Satuan Ekoregion 5
No
5
Nama Satuan Ekoregion
Dataran Fluvial Jawa vegetasi lahan kering pamah malar basah hutan pantai
Parameter
Karakteristik Satuan ekoregion Deskripsi Singkat Satuan Ekoregion
Lokasi dan luas area
Lokasi satuan ekoregion ini tersebar di bagian utara dari Provinsi Banten dengan luas 55363,0 Ha (5,92 %)
Klimatologi
Beriklim tropika basah, dengan suhu tahunan rata-rata = ... °C, dan curah hujan rata-rata tahunan 1,750 hingga 2,000 mm
Geologi
Tersusun atas material aluvium
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
IV 34
LAPORAN ANTARA
Geomorfologi
Hidrologi
Tanah dan Penggunaan Lahan
Merupakan dataran fluvial hasil proses deposisi dari sungai Kedalaman air tanah sedang (5 - 7 m). Air permukaan berada pada alur-alur sungai perenial. Kedalaman tanah > 30 cm, mempunyai tekstur silty clay dan pH tanah 5. Sebagian besar penutupan/penggunaan lahan dari ekoregion ini berupa sawah, permukiman, tambak dan hutan
Hayati (flora & Fauna)
padi, pisang
Kultural (sosial & budaya)
Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan dengan kehidupan sosial gotong-royong yang masih terjaga.
Kerawanan Lingkungan
bahaya banjir, abrasi, pencemaran industri
Jasa ekosistem
Penyediaan Pengaturan Budaya Pendukung
lahan pertanian tata air agraris, cinta alam ketahanan pangan
Titik D5. Wilayah ini berdekatan dengan D4, namun bentanglahannya berupa pegunungan Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi – Raung yang tidak jauh dari pinggiran pantai sekitar Bojonegara. Pengamatan di lokasi ini menunjukkan ekosistem wilayah ini merupakan vegetasi savanna monsun dengan komunitas yang didominasi oleh spesies herba rerumputan dan beberapa pohon kecil/perdu yang tumbuh tersebar. Dalam peta ekoregion wilayah ini berupa hutan pamah monsun meranggas pada ekosistem vegetasi darat monsun. Untuk deskripsi dari parameter lain disajikan pada Tabel 4.14. Tabel 4.14. Deskripsi Lokasi Pengamatan di Titik D5 dan Satuan Ekoregion 25
No
Nama Satuan Ekoregion
25
Pegunungan Vulkanik Jalur Gunung Karang Merapi – Raung, vegetasi savanna
Parameter
Lokasi dan luas area
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
Karakteristik Satuan ekoregion Deskripsi Singkat Satuan Ekoregion Lokasi satuan ekoregion ini di utara-barat dari Provinsi Banten dengan luas 55363,0 Ha (5,92 %)
IV 35
LAPORAN ANTARA
monsun, savanna monsun
Klimatologi
Beriklim tropika basah, dengan suhu tahunan rata-rata = ... °C, dan curah hujan rata-rata tahunan 1,750 hingga 2,000 mm
Geologi
Tersusun atas material lava vulkanik
Geomorfologi
Merupakan lereng bawah kerucut gunungapi
Hidrologi
Kedalaman air tanah sangat dalam. Air permukaan berada pada alur-alur sungai intermitten
Tanah dan Penggunaan Lahan
Kedalaman tanah < 30 cm, mempunyai tekstur sandy loam dan pH tanah 5. Sebagian besar penutupan/penggunaan lahan dari ekoregion ini berupa padang rumput dan semak-belukar
Hayati (flora & Fauna)
Rumput, semak
Kultural (sosial & budaya)
Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai pegawai pabrik.
Kerawanan Lingkungan
bahaya longsor
Jasa ekosistem
Penyediaan Pengaturan Budaya Pendukung
material batuan #NAME? cinta alam pembangunan bangunan
Dari hasil kerja lapangan kedua (28 November hingga 1 Desember) di dapatkan 24 titik pengamatan, sehinga jika digabungkan dengan hasil kerja lapangan menjadi 45 titik pengamatan (Gambar 4.20). Berdasarkan peta tersebut, maka jalur observasi yang dilakukan hampir meliput seluruh Provinsi Banten, baik di wilayah dataran rendah maupun pegunungan yang mewakili berbagai ekosistem dari setiap bentanglahan.
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
IV 36
LAPORAN ANTARA
Gambar 4.20. Lokasi seluruh titik-titik dan jalur pengamatan kerja lapangan (I & II) 4.3.
Resume
Dari hasil pengamatan lapangan di 45 titik observasi, kondisi geomorfologi wilayah kajian tidak jauh berbeda dengan hasil analisis dan interpretasi sebelum ke lapangan. Meskipun demikian ada beberapa titik pengamatan yang menunjukkan morfogenesis bentuklahan perbukitan struktural blok selatan Jawa tidak seluruhnya benar, namun ada sebagian yang telah tertutup oleh endapan tuff vulkanik batuapung (ignimbrite). Oleh karena itu perbaikan telah dilakukan. Litologi yang diindikasikan dalam peta sistem lahan berupa napal dan batu gamping tidak ditemukan di permukaan, namun berada di bawah endapan tuff vulkanik tersebut. Oleh sebab itu sebagian dari bentuklahan perbukitan struktural blok selatan Jawa telah dikoreksi menjadi bentuklahan perbukitan vulkanik berbatuan tuff. Demikian pula untuk wilayah Kecamatan Bayah telah dilakukan koreksi terkait bentuklahan, ekosistem, dan komunitas vegetasi. Bentuklahan yang telah diobservasi pada kerja lapangan pertama adalah (1) Dataran Fluvial Jawa, (2) Dataran Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi -
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
IV 37
LAPORAN ANTARA
Raung, (3) Pegunungan Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi - Raung, (4) Perbukitan Struktural Blok Selatan Jawa, (5) Perbukitan Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi - Raung. Adapun berdasarkan elevasi wilayah yang diobservasi, ekosistem wilayah yang banyak ditelusur umumnya terdapat pada lahan-lahan pamah (dataran rendah), yaitu (1) Vegetasi air masin, (2) Vegetasi darat monsun, (2) Vegetasi Koral Pasir, tergenang air, (4) Vegetasi lahan kering pamah malar basah, (4) Vegetasi rawa air tawar pamah, (5) Vegetasi savanna monsoon, sedangkan komunitas vegetasi yang ditemukan di wilayah ini adalah (1) Hutan campuran non dipterokarpa batu gamping pamah, (2) Hutan campuran non dipterokarpa pamah, (3) Hutan campuran non dipterokarpa pamah malar basah, (4) Hutan pamah monsun meranggas, (5) Hutan pantai, (6) Hutan tepi sungai (riparian) pamah, (7) Hutan terna pantai gumuk pasir (dunes), (8) Hutan terna rawa air tawar pamah, (9) Vegetasi litoral Rumput laut, algae, (10) Savanna monsun, dan (11) Terna rawa air tawar (Table 4.15). Tabel 4.15. Satuan Ekoregion yang telah diobservasi pada kerja lapangan pertama Titik Obs
Desa/Kampung
Altitude (m)
Nama Ekoregion
Ekosistem
Komunitas Vegetasi
A1
Gunung Pinang, Kramatwatu, Serang
69 Perbukitan Vulkanik Jalur Vegetasi darat Gunung Karang - Merapi - monsun Raung
A2
Larangan, Waringinkurung, Serang
30 Dataran Vulkanik Jalur Vegetasi savanna Savanna monsun Gunung Karang - Merapi - monsun Raung
B1
Cikoneng, Anyar, Serang
2 Dataran Fluvial Jawa
B2
Bojong, Anyar, Serang
5 Perbukitan Vulkanik Jalur Vegetasi darat Gunung Karang - Merapi - monsun Raung
B3
Bojong, Anyar, Serang
B41 Ciwandan, Kota Cilegon
15 Dataran Fluvial Jawa
Vegetasi Koral Pasir, tergenang air
Rumput laut, algae
Hutan pamah monsun meranggas
Vegetasi rawa air Terna rawa air tawar tawar pamah
21 Perbukitan Vulkanik Jalur Vegetasi darat Gunung Karang - Merapi – monsun Raung
B5
Rancakahalang, Padarincang, Serang
108 Pegunungan Vulkanik Jalur Gunung Karang Merapi – Raung
B6
Kampungsawah, Mandalawangi
422 Dataran Vulkanik Jalur Vegetasi lahan Gunung Karang - Merapi – kering pamah Raung malar basah
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
Hutan campuran non dipterokarpa pamah
Hutan pamah monsun meranggas
Vegetasi rawa air Hutan terna rawa air tawar pamah tawar pamah Hutan campuran non dipterokarpa pamah malar basah
IV 38
LAPORAN ANTARA
Titik Obs
Desa/Kampung
Altitude (m)
Nama Ekoregion
Ekosistem
Komunitas Vegetasi
C1
Bojong, Pandeglang
114 Perbukitan Vulkanik Jalur Vegetasi lahan Gunung Karang - Merapi – kering pamah Raung malar basah
Hutan campuran non dipterokarpa pamah malar basah
C2
Ciledong, Banjarsari, Lebak
63 Perbukitan Struktural Blok Vegetasi lahan Selatan Jawa kering pamah malar basah
Hutan campuran non dipterokarpa pamah malar basah
C3
Pantai Cirangahan, Talanca, Malingping, Lebak
18 Dataran Fluvial Jawa
Vegetasi air masin Hutan terna pantai gumuk pasir (dunes)
C4
Cilangkahan, Malingping, Lebak
26 Dataran Fluvial Jawa
Vegetasi rawa air Hutan terna rawa air tawar pamah tawar pamah
C5
Cijaku, Lebak
251 Perbukitan Struktural Blok Vegetasi lahan Selatan Jawa kering pamah malar basah
C6
Cijaku, Lebak
250 Perbukitan Struktural Blok Vegetasi rawa air Hutan terna rawa air Selatan Jawa tawar pamah tawar pamah
Hutan campuran non dipterokarpa pamah malar basah
D1 Kebonawi, Cibadak, Lebak
38 Perbukitan Struktural Blok vegetasi lahan Selatan Jawa kering pamah malar basah
Hutan campuran non dipterokarpa batu gamping pamah
D2 Tarikolot, Rangkasbitung, Lebak
28 Dataran Fluvial Jawa
Vegetasi rawa air Hutan tepi sungai tawar pamah (riparian) pamah
D21 Batas Kecamatan Pamayaran dan Petir, Serang
38 Dataran Fluvial Jawa
Vegetasi rawa air Hutan tepi sungai tawar pamah (riparian) pamah
D23 Desa Negara, Kibin, Serang
17 Dataran Fluvial Jawa
Vegetasi rawa air Hutan tepi sungai tawar pamah (riparian) pamah
D31 Kragilan, Serang
9 Dataran Fluvial Jawa
Vegetasi rawa air Hutan tepi sungai tawar pamah (riparian) pamah
D4 Bojonegara, Serang
4 Dataran Fluvial Jawa
Vegetasi air masin Hutan pantai
D5 Bojonegara, Serang
40 Pegunungan Vulkanik Jalur Gunung Karang Merapi - Raung
Vegetasi savanna Savanna monsun monsun
Dari hasil analisis spesies yang ditemukan di 21 lokasi observasi telah ditemukan sebanyak kurang lebih 145 spesies (jenis) yang terdiri dari 53 famili (suku) dan 120 genus (marga). Sebaran spesies tumbuhan di masing-masing bentanglahan disajikan pada Tabel 4.16. Dari 5 macam bentanglahan yang ditemukan, dataran fluvial Jawa ditemukan di 8 lokasi observasi, sedangkan Perbukitan Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi – Raung dan Perbukitan Struktural Blok Selatan Jawa masing—masing ditemukan di 4 lokasi observasi. Bentanglahan Pegunungan Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi – Raungdan Dataran Vulkanik Jalur
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
IV 39
LAPORAN ANTARA
Gunung Karang - Merapi – Raung ditemukan di 2 lokasi. Jumlah spesies yang ditemukan pada masing-masing lokasi dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1.
Tabel 4.16. Sebaran bentanglahan di masing-masing lokasi observasi dan jumlah spesies yang ditemukan pada masing-masing bentanglahan pada kerja lapangan pertama
Lokasi Observasi
A1 A2 B1 B2 B3 B41 B5 B6 C1 C2 C3 C4 C5 C6 D1 D2 D21 D23 D31 D4 D5 Jumlah Lokasi
Elevasi (m)
69 30 2 5 15 21 108 422 114 63 18 26 251 250 38 28 38 17 9 4 40
Perbukitan Vulkanik Jalur Gunung Karang Merapi – Raung 19
Dataran Fluvial Jawa
Perbukitan Struktural Blok Selatan Jawa
Pegunungan Vulkanik Jalur Gunung Karang Merapi Raung
Dataran Vulkanik Jalur Gunung Karang - Merapi Raung 13
14 28 3 7 27 12 20 22 20 6 6 2 23 7 14 11 6 2 4
8
4
2
2
Dari sisi ekosistem dan komunitas vegetasi yang telah diobservasi (21 lokasi) menunjukkan bahwa distribusi elevasi yang telah dikunjungi berada di antara 2 – 422 m dpl, sedangkan di wilayah provinsi Banten ditemukan juga wilayah pengunungan yang terletak di atas 1.000 m dpl terutama yang berada di sekitar Gunung Halimun. Oleh karena itu dalam kerja lapangan kedua pengumpulan data kehati pada wilayah-wilayah pegunungan telah dilakukan disamping titik-titik lain yang belum diobservasi terutama di wilayah selatan.
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
IV 40
LAPORAN ANTARA
Wilayah selatan, secara geomorfologis merupakan wilayah yang relatif kompleks dari sisi morfogenesis. Hal ini sesuai dengan sejarah terbentuknya bentanglahan tersebut yang semula berada di bawah permukaan air laut, kemudian terangkat oleh proses tektonik ke permukaan bumi dan menyebabkan proses deformasi perlapisan kulit bumi terjadi. Proses vulkanik sub-marine dan sub-aerial serta proses denudasional menyertainya, sehingga bentanglahan di wilayah selatan ini relatif lebih kompleks dibandingkan dengan wilayah lainnya. Untuk itu penarikan garis batas satuan ekoregion diperlukan kehati-hatian.
Penyusunan Kajian Penetapan Ekoregion Provinsi Banten
IV 41