BAB IV HASIL DAN KAJIAN
4.1 Analisis Kerentanan 4.1.1
Kerentanan Wilayah
Kecamatan Padang Barat yang terletak pada 0o58’ LS dan 100o21’11” BT merupakan daerah yang relatif landai dengan ketinggian wilayah yang kurang dari 5 m. Dengan kondisi wilayah yang berbatasan langsung dengan samudera Hindia serta delapan dari sepuluh kelurahan yang terdapat di wilayah ini dikepung oleh dua sungai besar yakni Batang Arau dan Bandar Bakali mengakibatkan
daerah ini memiliki kerentanan yang sangat tinggi terhadap
tsunami. Selain itu di sepanjang garis pantai tidak dilindungi oleh vegetasi ataupun dinding penahan gelombang, yang ada hanyalah batu pemecah gelombang saja (gambar 4.1) yang jika terjadi tsunami justeru akan menjadi bumerang bagi kehidupan di daratan akibat energi tsunami yang sedemikian besar.
Gambar 4.1 Foto keadaan pantai di kecamatan Padang Barat (zulfadli.wordpress.com) 51
Berdasarkan hasil kajian sesuai dengan metodologi 3.1.1 maka kerentanan wilayah kecamatan Padang Barat dapat dilihat pada gambar 4.2
5m
10m
Gambar 4.2 Kerentanan Wilayah berdasarkan kondisi topografi kecamatan Padang Barat 52
Selain dari kondisi di atas terdapat enam dari sepuluh kelurahan yang berada tepat ditepi pantai. Jarak terjauh kecamatan Padang Barat dari tepi pantai hanya berjarak 1.328 meter saja. Untuk lebih jelasnya jarak masing-masing kelurahan dari tepi pantai dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini Tabel 4.1 Jarak masing-masing kelurahan dari tepi pantai No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4.1.2
nama kelurahan Berok Nipah Kampung Pondok Belakang Tangsi Kampung Jao Olo Purus Padang Pasir Ujung Gurun Rimbo Kaluang Flamboyan Baru
Jarak dari pantai Minimum Maksimum (meter) (meter) 0 700 600 1150 0 892 365 1300 0 365 0 470 350 1172 372 1261 0 1265 0 1328
Kerentanan Penduduk
4.1.2.1 Malam Hari Dengan jumlah penduduk pada tahun 2007 yang mencapai 60.102 jiwa menjadikan kecamatan Padang Barat memiliki kepadatan rata-rata 8.586 jiwa/km2 . Berdasarkan alur kerja metodologi pada sub bab 3.1.2 gambar 3.4 maka diperoleh komposisi kepadatan yang berbeda untuk masing-masing kelurahan. Kelurahan yang memiliki kepadatan tertinggi adalah Flamboyan Baru dan kelurahan yang tingkat kepadatan terendah adalah kelurahan Berok Nipah. Adapun kepadatan untuk masing-masing kelurahan di kecamatan Padang Barat dapat dilihat pada tabel 4.2 dan gambar 4.3.
53
Tabel 4.2 kepadatan penduduk masing-masing kelurahan No.
Nama Kelurahan
1 Berok Nipah 2 Kampung Pondok 3 Belakang Tangsi 4 Kampung Jao 5 Olo 6 Purus 7 Padang Pasir 8 Ujung Gurun 9 Rimbo Kaluang 10 Flamboyan Baru Total
Luas km2 1.63 0.89 0.31 0.68 0.65 0.71 0.71 0.57 0.42 0.43 7
tahun_2007 Laki-laki Perempuan 3,228 2,926 2,830 2,932 1,928 2,038 2,796 3,276 3,201 3,358 4,728 4,660 2,992 3,291 2,928 2,897 2,253 2,030 2,916 2,894 29,800 30,302
Total kepadatan 6,154 3775 5,762 6474 3,966 12794 6,072 8929 6,559 10091 9,388 13223 6,283 8849 5,825 10219 4,283 10198 5,810 13512 60,102
Dari hasil analisa terhadap kelompok umur di kecamatan Padang Barat selama 2005 – 2007 diperoleh persentase kemampuan evakuasi sebagaimana yang terlihat pada tabel 4.3 dan gambar 4.4 dengan rata – rata kelompok yang memerlukan bantuan ketika akan melakukan evakuasi berkisar antara 17,28% 21,97%, sedangkan kelompok yang memerlukan bimbingan berkisar antara 7,19% - 10,07% dan kelompok yang mampu untuk melakukan evakuasi tanpa tergantung dengan bantuan berkisar antara 68,07% - 74,70%. Tabel 4.3 Presentase kemampuan evakuasi
No
Nama Kelurahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berok Nipah Kampung Pondok Belakang Tangsi Kampung Jao Olo Purus Padang Pasir Ujung Gurun Rimbo Kaluang Flamboyan Baru
Persentase kemampuan evakuasi Perlu bantuan Perlu Bimbingan Mampu Evakuasi 20% 9% 71% 19% 8% 72% 19% 10% 71% 18% 7% 75% 22% 10% 68% 21% 10% 69% 17% 8% 75% 21% 8% 71% 20% 8% 72% 21% 9% 70%
Hasil dari digitasi terhadap peta citra yang disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah kota Padang maka konsentrasi pemukiman yang
54
mengindikasikan konsentrasi penduduk pada malam hari tidak tersebar merata utuk setiap kelurahannya sebagaimana tergambar pada gambar 4.5
Gambar 4.3 Distribusi dan kepadatan penduduk kecamatan Padang Barat pada malam hari
55
Kec. Padang Timur
Gambar 4.4 Kemampuan evakuasi penduduk kecamatan Padang Barat pada malam hari
56
Kec. Padang Timur Kec. Padang Barat
Gambar 4.5 Konsentrasi pemukiman kecamatan Padang Barat pada malam hari
57
4.1.2.2 Siang Hari Merujuk kepada metodologi sebagaimana dijelaskan pada alur kerja metodologi pada gambar 3.5 maka diperoleh hasil bahwa Rencana tata ruang dan tata wilayah Kota Padang menjadikan kecamatan Padang Barat yang merupakan pusat kota memiliki peranan yang sangat penting sebagai sentra perekonomian, pemerintahan dan pendidikan. Penggunaan lahan sebagai pemukiman memiliki porsi terbesar yakni seluas 5,175 km2 atau sekitar 73,92% dari luas total kecamatan. Sisanya dikembangkan sebagai sentra kegiatan perekonomian yang tersebar di lima keluarahan yakni kelurahan Kampung Jao, Belakang Tangsi, Olo, Berok Nipah dan Kampung Pondok. Selain itu kawasan disepanjang jalan Sudirman dan Rasuna Said dikembangkan sebagai kawasan perkantoran. Sedangkan kawasan pendidikan tersebar di seluruh kelurahan di kecamatan Padang Barat. Secara keseluruhan peruntukan lahan di kecamatan Padang Barat dapat dilihat sebagaimana gambar 4.6 Dari 258 sekolah yang berada di ketinggian 0 – 5 m dpl di Kota Padang, sekitar 43,5% atau sejumlah 107 sekolah mulai dari tingkat TK sampai SMA berada di kecamatan Padang Barat, selain itu juga ada 14 perguruan tinggi yang tersebar di kecamatan Padang Barat. Distribusi sekolah tersebut dapat dilihat pada gambar 4.7 dan tabel 4.4 Tabel 4.4 Distribusi sekolah di kecamatan Padang Barat tahun 2005 [BPS, 2006] No Kelurahan 1 Berok Nipah 2 Kampung Pondok 3 Belakang Tangsi 4 Kampung Jao 5 Olo 6 Purus 7 Padang Pasir 8 Ujung Gurun 9 Rimbo Kaluang 10 Flamboyan Baru Total
TK 1 2 2 3 3 7 1 1 1 21
SD 3 6 12 8 8 5 4 1 47
SMP 1 3 4 2 1 1 1 1
SMU 1 2 3 5 4 3 3 2 2
PT
14
25
14
1 2 1 4 2 4
58
Dengan mengambil asumsi bahwa untuk masing-masing tingkatan sekolah, jumlah siswa untuk setiap kelas memiliki jumlah yang sama, maka struktur siswa SD sampai SMA di kecamatan Padang Barat dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini Tabel 4.5 struktur siswa SD, SMP dan SMA tahun 2005 [BPS, 2006] No
Kelurahan
1 Berok Nipah 2 Kampung Pondok 3 Belakang Tangsi 4 Kampung Jao 5 Olo 6 Purus 7 Padang Pasir 8 Ujung Gurun 9 Rimbo Kaluang 10 Flamboyan Baru Total
SD
SMP
1-3 211 528 741
4-6 211 528 741
1043 511.5 385 825 171
1043 511.5 385 825 171
4415
4415
1-2 53 929 1467 690 60 59 17 53
3 27 465 734 345 30 30 8 26
SMU 1- 3 130 258 2030 3603 379 125 607 1382
3329
1664
8514
Dari struktur siswa sebagaimana tertera pada tabel di atas, maka persentase antara siswa yang memerlukan bantuan, memerlukan bimbingan dan mampu melakukan evakuasi sendiri rata-rata adalah sebesar 26%, 36% dan 38%. sedangkan kemampuan evakuasi untuk masing-masing kelurahan dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini serta digambarkan sebagaimana terdapat pada gambar 4.8 Tabel 4.6 Presentase kemampuan evakuasi anak sekolah tahun 2005
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kelurahan Berok Nipah Kampung Pondok Belakang Tangsi Kampung Jao Olo Purus Padang Pasir Ujung Gurun Rimbo Kaluang Flamboyan Baru
Presentasi Perlu Bantuan Perlu Bimbingan Mampu evakuasi 33% 42% 25% 19% 54% 27% 13% 39% 48% 0% 15% 85% 41% 43% 16% 41% 46% 13% 27% 29% 44% 48% 51% 2% 10% 10% 80%
59
Dengan menganalisis peta tata guna lahan dan distribusi sekolah maka dapat diperkirakan bahwa pada siang hari penduduk kecamatan Padang Barat akan terdistribusi secara tidak merata. Hal ini dikarenakan penduduk memiliki aktivitas yang berbeda yang akan mengakibatkan tingkat kerawanan wilayah yang berbeda pula. Tetapi dikarenakan keterbatasan data pergerakan penduduk, maka penulis tidak dapat melakukan analisa secara mendalam mengenai kepadatan penduduk di siang hari. Berdasarkan gambar 4.6, pada siang hari dapat diperkirakan penduduk akan terkonsentrasi pada beberapa titik yakni: 1. Pasar dan pertokoan yang akan didominasi oleh para remaja dan ibu rumah tangga. 2. Kelurahan Berok Nipah dan Kampug Pondok yang menjadi salah satu pusat kegiatan perekonomian. 3. Sekolah-sekolah yang tersebar merata di seluruh kecamatan. 4. Daerah perkantoran yang sebagian besar berada di sepanjang jalan Sudirman dan Rasuna Said yang akan didominasi oleh para pegawai pemerintah dan swasta. 5. Sedangkan daerah pemukiman diperkirakan hanya akan didominasi oleh ibu rumah tangga, lansia dan anak-anak yang belum bersekolah.
60
Kec. Padang Timur Kec. Padang Barat
Gambar 4.6 Peruntukan Lahan Kecamatan Padang Barat
61
Kec. Padang Timur Kec. Padang Barat
Gambar 4.7 Distribusi sekolah di Kecamatan Padang Barat
62
Kec. Padang Timur Kec. Padang Barat
Gambar 4.8 Kemampuan evakuasi siswa SD – SMA di Kecamatan Padang Barat
63
4.2 Peluang Evakuasi 4.2.1
Waktu evakuasi
Dengan berdasarkan pada metodologi pada sub bab 3.2.1 serta mengambil asumsi bahwa selang waktu persiapan peringatan diri sampai peringatan diberikan memerlukan waktu antara 6 sampai 8 menit (5 – 7 menit informasi dari BMG ke PUSDALOPS dan ke masyarakat melalui sms dan e-mail serta 1 menit pengolahan informasi di PUSDALOPS), maka waktu yang tersedia untuk evakuasi adalah Waktu evakuasi (T) < 37 menit – 5 sampai 8 menit Jika kita mengambil kondisi terburuk ketika terjadinya tsunami maka waktu yang dapat dipergunakan untuk melakukan evakuasi hanya 29 menit. 4.2.2
Daerah Evakuasi
Hasil yang diperoleh berdasarkan alur metodologi yang dijelaskan pada sub bab 3.2.2 didasarkan pada dua bahaya tsunami. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Peneliti Kelautan ITB mengenai perkiraan daerah rendaman dan jangkauan tsunami ke daratan, maka dapat diidentifikasi daerah-daerah yang dapat dipergunakan sebagai daerah evakuasi. Daerah tersebut haruslah memiliki ketinggian
> 5,06 m dpl atau lebih jauh dari 2.316 m dari garis pantai.
Sedangkan berdasarkan catatan sejarah landaan tsunami terburuk yang mencapai 9 meter, maka daerah yang dapat dijadikan sebagai daerah evakuasi adalah daerah dengan elevasi yang lebih dari 9 meter. Untuk mencapai daerah tersebut harus melewati sungai Bandar Bakali.
Berdasarkan kriteria tersebut maka
daerah-daerah yang dapat dijadikan sebagai daerah evakuasi dapat dilihat pada gambar 4.9. dan gambar 9.10 Berdasarkan gambar 4.9, maka kita dapat melihat bahwa daerah yang akan terendam ketika terjadi tsunami dengan ketinggian 5 meter adalah daerah dengan arsiran berwarna merah sedangkan daerah yang dapat digunakan sebagai tujuan
64
evakuasi ditunjukkan dengan arsiran yang berwarna hijau. Seluruh kelurahan di kecamatan Padang Barat akan terendam ketika terjadi tsunami.
Kec. Padang Timur Kec. Padang Barat
Gambar 4.9 Daerah yang terendam dan tidak terendam berdasarkan ketinggian tsunami 5 meter 65
Kec. Padang Timur Kec. Padang Barat
Gambar 4.10 Daerah yang terendam dan tidak terendam berdasarkan ketinggian tsunami 9 meter pada daerah studi
66
Apabila terjadi tsunami dengan ketinggian mencapai 9 meter maka kegiatan evakuasi masa harus dilakukan dengan melewati sungai Bandar Bakali. Penetapan batas run up setinggi 9 meter tidak dapat digambarkan dalam peta. Hal ini dikarenakan interval kontur terkecil yang ada di daerah studi hanya 5 meter. 4.2.3
Prasarana Jalan dan Alternatif rute evakuasi
Panjang total jaringan jalan di kecamatan Padang Barat adalah 61,267 km dengan klasifikasi yang meliputi arteri sekunder, kolektor sekunder, lokal primer dan lokal sekunder. Berdasarkan posisinya dengan garis pantai, maka jalan-jalan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yakni jalan untuk jalur evakuasi yang tegak lurus terhadap garis pantai dan kelompok jalan yang sejajar dengan garis pantai. Berdasarkan pada alur kerja sebagaimana yang telah dijelaskan pada sub bab 3.2.3 maka alternatif rute evakuasi yang dapat digunakan untuk masing – masing kelurahan dapat dijabarkan pada tabel 47 s/d 4.11 dan gambar 4.11 s/d 4.14 di bawah ini Tabel 4.7 Alternatif rute evakuasi kelurahan Flamboyan Baru No.
Alternatif rute evakuasi
1
Jl. Nusa Indah
2
Jl. Mawar
3
Jl. Anggrek
4
Jl. Melati
5
Jl. Raden Saleh
Jl. Flamboyan
Jl. Aster
Jl. KH Sulaiman
Jl. A Dahlan - Jl. Alai
Tabel 4.8 Alternatif rute evakuasi kelurahan Rimbo Kaluang No. 1 2 3 4
Jl. Sei Barito Jl. Sei Asahan Jl. Sei Musi Jl. Sei Sirah
Jl. Kapuas
Jl. Batang Kampar
Rute Evakuasi Jl. Rimbo Kaluang - Jl. Batang Gadis Jl. GOR H Agus Jl. Batang Pasama Salim Jl. Batang Anai Jl. Taman Siswa
Jl. Batang Anai Jl. Batang Tarusan Jl. Cisadane
- Jl. Tengku Umar Jl. Bawah Bungo - Jl. Kopi 3 - Jl Bakti 4 Jl. Alai
67
Tabel 4.9 Alternatif rute evakuasi kelurahan Kelurahan Purus, Ujung Gurun dan Padang Pasir No. 1 2 3 4 5 6 7
Jl. Manggis Jl. Rambai Jl. Durian Jl. Jambu Jl. Jeruk Jl. Purus 4 Jl. Purus 5
Rute Evakuasi
8
Jl. Hidayah
Jl. Ketimun Jl. Bingkuang Jl. Alpokat Jl. Nangka Jl. Salak I Jl. Karet
Jl. Salak 6
Jl. Nenas Jl. Salak 5 Jl. Salak 3 Jl. Pepaya
Jl. Delima Jl. KIS Mangunsarkoro Jl. Adabiah
Jl. Pondok Mungil Jl. Ujung Gurun
Jl. Veteran Dalam
Jl. Padang Pasir
Jl. Yos Sudarso
Jl. Jati Koto Panjang
Jl. Padang Pasir 2
Jl Kartini - Jl. Abdul Muis
Jl. Tanpa Nama Jl. Banjar
Jl. Koto Tinggi
Jl. Minahasa - Jl. Rawang Melayu
Jl. Veteran Dalam 9 10 11 12 13 14 15 16
Jl. Purus 1 Jl. Padang Pasir 4 Jl. Purus 2 Jl. Purus Dalam 2 Jl. Padang Pasir 10 Jl. Olo Ladang Jl. Jati 1 Jl. Jati 2
Jl. Bandar Purus Dalam Jl. Padang Pasir 5 Jl. Veteran Dalam Jl. Setia Budi Jl. A Yani
Jl. Padang Pasir 6 - Jl. Mutia
Jl. Taqwa
Jl. Abdullah Ahmad
Jl. Sawahan 2
Komplek PT KAI
Komp. RS M Jamil
Jl. Sawahan
Tabel 4.10 Alternatif rute evakuasi kelurahan Olo dan Kampung Jao No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Rute Evakuasi Jl. Damar I Jl. Damar 3 Jl. Ujung Belakang Olo Jl. Koto Marapak Jl. Kampung Jawa Dalam 2 Jl. Harapan Jl. Bandar Olo 3 Jl. Kampung Jawa Dalam 3 Jl. Ujung Pandan Jl. Pemuda Dalam Gg. Samudera
9 Jl. Hang Tuah 10 Jl. Perak 2 11 Jl. Perak 3
Jl. M Yamin
Jl. Belakang Olo Jl. Ratulangi
Jl. Tan Malaka
Jl. Kampung Jawa Dalam 4
Jl. Belakang Lintas
Jl Sawahan
Jl. Pasar Raya 2
Jl. Pasar Raya Jl. Agus Salim
Jl. Proklamasi
Jl. Abdullah Ahmad
Kompl. RS M Jamil
Komp. PT KAI
Tabel 4.11 Alternatif rute evakuasi kelurahan Belakang Tangsi, Berok Nipah dan Kampung Pondok No. 1 2 3 4 5
Rute Evakuasi Jl. Parak Kerambil Jl. Pancasila Jl. Wolter Mongisisdi Jl. Tanah Baroyo Jl. Dobi 4
Jl. Belakang Tangsi 2 Jl. Gereja Jl. Bandar Gereja Jl. Dobi 3
Jl. Bandar Belakang Tangsi Jl. Bundo Kanduang Jl. Cokroaminoto Jl. Imam Bonjol
Jl. M Yamin Jl. Alang Lawas Koto
Jl. Proklamasi Jl. Ganting
Penetapan alternatif rute evakuasi dilakukan untuk membantu para pemegang kebijakan dalam hal implementasi pemasangan rambu evakuasi pada rute-rute alternatif. Hal ini sangat dibutuhkan oleh penduduk ketika akan melakukan evakuasi ketika bencana tsunami terjadi. Rute yang disarankan mengindikasikan jalur tercepat ketika harus melakukan evakuasi mulai dari satu kelurahan sampai ke daerah yang aman dari bencana. Sedangkan rute yang kurang disarankan tidak berarti bahwa rute tersebut tidak boleh digunakan ketika melakukan evakuasi, 68
tetapi hal ini mengindikasikan bahwa jika kita menggunakan rute tersebut maka jarak yang harus ditempuh akan menjadi lebih panjang sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mencapai daerah yang aman menjadi lebih lama. 4.2.4
Waktu yang dibutuhkan untuk evakuasi
Dengan menganalisa jarak terjauh dari Alternatif rute evakuasi untuk mencapai daerah dengan elevasi > 5 meter atau jarak dari pantai > 2,4 km, maka waktu evakuasi untuk masing-masing kelurahan dapat dilihat pada tabel 4.12 di bawah ini Tabel 4.12 Waktu yang dibutuhkan untuk evakuasi
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Kelurahan Berok Nipah Kampung Pondok Belakang Tangsi Kampung Jao Olo Purus Padang Pasir Ujung Gurun Flamboyan Baru Rimbo Kaluang
Waktu Evakuasi (menit) Min Maks 33 43 28 29 26 35 21 23 24 26 22 27 21 22 20 23 20 22 25 27
Jika dilihat dari waktu evakuasi di atas, ada sebagian daerah yang tidak dapat mencapai daerah evakuasi pada tenggang waktu evakuasi yang tersedia. Kelurahan Berok Nipah dan sebagian kelurahan Belakang Tangsi merupakan salah satunya. Keadaan ini dikarenakan kelurahan tersebut berada di tepi pantai serta jalur evakuasi yang harus dilalui merupakan jalur yang berputar menjauhi alur sungai yang tepat berbatasan dengan kelurahan Berok Nipah. Hal ini akan mengakibatkan penduduk tidak dapat mencapai daerah evakuasi yang seharusnya dicapai. Oleh karena itu diperlukan beberapa upaya untuk mengantisipasi hal tersebut.
69
Waktu Evakuasi Kel. Flamboyan Baru: t min = 20 menit t max = 22 menit
Kel. Rimbo Kaluang: t min = 25 menit t max = 27 menit
Gambar 4.11 Alternatif rute evakuasi kelurahan Flamboyan Baru dan Rimbo Kaluang
70