BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kota Gorontalo 4.1.1 Keadaan Geografis Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bonebolango. Secara geografis mempunyai luas 64,79 km2
atau 0,58 persen dari luas Provinsi Gorontalo.
Propinsi Gorontalo dibagi menjadi 6 Kecamatan, terdiri dari 49 Kelurahan. Secara Astronomis, Kota Gorontalo terletak antara 00o 28’ 17" - 00o 35’ 56" Lintang Utara dan antara 122 o 59’ 44" - 123 o 05’ 59" Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya, Kota Gorontalo memiliki batas-batas: Utara
: Kecamatan Tapa, Kabupaten Bonebolango,
Selatan : Teluk Tomini Barat
: Kecamatan Telaga dan Batudaa Kabupaten Gorontalo,
Timur
: Kecamatan Kabila Kabupaten Bonebolango.
Tabel 2. Luas wilayah Menurut Kecamatan di Kota Gorontalo, 2010. No 1 2 3 4 5 6
Kecamatan Kota Barat Dungingi Kota Selatan Kota Timur Kota Utara Kota Tengah Kota Gorontalo
Luas (km2) 15,16 4,1 14,39 14,43 12,58 4,13 64,79
Persentase (%) 23,4 6,33 22,21 22,27 19,42 6,37 100
Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2010.
Berdasarkan Tabel 2. menunjukan bahwa Kecamatan yang memiliki luas wilayah terbesar yaitu Kota Timur 14.43 km2 sedangkan Kecamatan Dungingi merupakan Kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil yaitu 4,1 km2.
4.1.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kota Gorontalo adalah 179.991 orang, dan banyaknya penduduk masing-masing di setiap Kecamatan dan rumah tangga di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Banyaknya Penduduk Menurut Kecamatan dan Rumah Tangga di Kota Gorontalo 2010. No. 1 2 3 4 5 6
Kecamatan Kota Barat Dungingi Kota Selatan Kota Timur Kota Utara Kota Tengah Kota Gorontalo
Penduduk 20.201 21.534 35.932 42.086 33.117 27.121 179.991
Rumah Tangga 4.835 5.122 8.918 10.071 7.761 7.264 43.971
Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2010.
Tabel 3. menunjukan Kecamatan Kota Timur, Kota Selatan dan Kota Utara merupakan tiga Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak, yaitu masing- masing
42.086 orang, 35.932 orang. Sedangkan Kecamatan dengan
penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Kota Barat, yaitu 20.201 orang. 4.1.3 Pemerintahan Sejak tahun 2004, Kota Gorontalo terdiri atas 6 Kecamatan, yaitu Kecamatan Kota Barat, Kecamatan Dungingi, Kecamatan Kota Selatan, Kecamatan Kota Timur, Kecamatan Kota Utara, Kecamatan Kota Tengah. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.
29
Tabel 4. Banyaknya Kelurahan, Lingkungan, RW, dan RT Menurut Kecamatan di Kota Gorontalo, 2010. No 1 2 3 4 5 6
Kecamatan Kota Barat Dungingi Kota Selatan Kota Timur Kota Utara Kota Tengah Kota Gorontalo
Kelurahan 7 5 10 11 10 6 49
Lingkungan 28 17 45 50 36 21 197
RW 34 23 54 78 54 36 279
RT 122 95 198 276 168 136 995
Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2010.
Tabel 4. menunjukan bahwa Kecamatan Kota Timur merupakan Kelurahan terbanyak yaitu 11 Kelurahan sedangkan Dungingi merupakan Kecamatan yang memiliki jumlah kelurahan yang paling sedikit adalah 5 Kelurahan. 4.1.4 Pengeluaran dan Konsumsi Pengeluaran rata-rata perkapita sebulan menurut kelompok barang makanan di Kota Gorontalo dan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2010, dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang Makanan di Kota Gorontalo. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kecamatan Padi-padian Umbi-umbian Ikan Daging Telur dan Susu Sayur-sayuran Kacang-kacangan Buah-buahan Minyak dan lemak Bahan minuman Bumbu-bumbuan Konsumsi lainnya Makanan dan minuman jadi Tembakau dan sirih Jumlah
Nilai 46.585 1.673 48.947 6.541 19.587 24.476 3.652 8.844 10.768 11.015 3.522 4.495 55.863 30.846 276.814
Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2010.
30
Persentase (%) 16,83 0,60 17,68 2,36 7,08 8,84 1,32 3,19 3,89 3,98 1,27 1,62 20,18 11,14 100,00
Tabel 5. menunjukan bahwa pengeluaran rata-rata per kapita sebulan menurut kelompok barang makanan di Kota Gorontalo adalah 276.814. Pegeluaran terbesar adalah makanan minuman jadi 55.863, dan pengeluaran yang paling sedikit adalah umbi-umbian 1.673. Sedangkan untuk pengeluaran minyak dan lemak adalah 10.768. 4.1.5 Kesejahteraan Pada tahun 2010, jumlah keluarga Pra Sejahtera di Kota Gorontalo adalah 2.787 keluarga. Sementara itu, jumlah keluarga sejahtera adalah 41.565 keluarga yang komposisi terbanyak berada pada tingkat keluarga Sejahtera II. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Banyaknya Keluarga Menurut Kecamatan dan Klasifikasi Keluarga di Kota Gorontalo. No. Kecamatan 1 2 3 4 5 6
Pra Sejahtera
Kota Barat Dungingi Kota Selatan Kota Timur Kota Utara Kota Tengah Kota Gorontalo
546 296 597 746 439 163 2.787
Keluarga Sejahtera I II III III+ 2.180 1.607 869 128 1.086 1.074 2.444 175 2.988 3.612 1.793 221 3.320 4.487 1.712 251 2.635 3.181 1.721 179 2.207 1.316 2.223 156 14.416 15.277 10.762 1.110
Jumlah 5.330 5.075 9.211 10.516 8.155 6.065 44.352
Sumber : BPS Kota Gorontalo, 2010.
Tabel 6. dapat dilihat bahwa keluarga sejahtera yang menempati urutan pertama adalah Kota Timur dengan jumlah total 10.516 selanjutnya Kota Selatan dengan jumlah total 9211 dan yang ketiga Kota Utara dengan jumlah total 8.115.
4.2 Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini berupa umur, pendidikan dan pekerjaan. Adapun penjelasan karateristik responden yang mengisi koesiner penelitian sebagai berikut.
31
4.2.1 Umur Umur merupakan salah satu karakteristik yang dimiliki oleh responden yang mengisi koesioner minyak goreng Bimoli. Responden yang membeli minyak goreng Bimoli pada umumnya adalah konsumen rumah tangga yang memiliki usia 21 tahun keatas. Adapun umur responden ini dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Usia (Tahun) 23 – 28 29 – 33 34 – 38 39 – 43 44 – 48 49 – 53 54 – 58 59 – 64 >65 Jumlah
Jumlah (Orang) 12 15 20 18 13 11 4 5 2 100
Persentase (%) 12 15 20 18
13 11 4 5 2 100
Sumber : Data diolah, 2010.
Tabel 7. menunjukan bahwa usia responden yang mengisi kuesioner adalah 23 sampai 65 tahun keatas. Dari hasil tabel tersebut responden terbanyak yang mengisi kuesioner adalah usia 34-38 tahun yaitu 20 orang atau 20%, dan yang terkecil adalah usia lebih dari 65 tahun yaitu 2 orang atau 2%. 4.2.2 Pendidikan Tingkat pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting, karena tingkat pendidikan menunjukan kemampuan dan pengetahuan responden dalam menentukan pilihan maupun kualitas produk, dalam hal ini pengetahuan tentang minyak goreng Bimoli. Adapun tingkat pendidikan responden dapat terlihat pada Tabel 8.
32
Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No. 1 2 3 4 5
Pendidikan SD SMP SMA D3 S1 Jumlah
Jumlah (Orang) 9 20 58 5 8 100
Persentase (%) 12% 20% 58% 5% 8% 100%
Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan
Tabel 8. menunjukan bahwa karakteristik responden yang
mengisi kuesioner terdiri dari SD, SMP, SMA D3 bahkan SI. Dari kelima tingkat pendidikan, responden yang terbanyak adalah pendidikan SMA yaitu 58 orang atau 58%. Sedangkan pendidikan responden yang paling sedikit di tingkat pendikan D3 yaitu 5 orang atau 5%. 4.2.3 Pekerjaan Selain pendidikan pekerjaan merupakan faktor penting yang mempengaruhi konsumen dalam membeli produk Bimoli. Hal ini dilihat pada kemampuan seseorang membeli minyak goreng Bimoli yang disesuaikan dengan pendapatan. Pada umumnya pekerjaan responden yang mengisi kuesioner adalah sebagai ibu rumah tangga dan sebagian lagi memiliki
pekerjaan lain. Untuk lebih jelas
pekerjaan responden dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan No. 1 2 3 4 5
Pekerjaan PNS Pegawai Swasta Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Lainnya Jumlah
Jumlah (Orang) 13 3 18 60 6 100
Persentase (%) 13 3 18 60 6 100%
Sumber : data diolah, 2012
Bedasarkan Tabel 9. menunjukan bahwa pekerjaan responden terbanyak yang mengisi kuesioner adalah ibu rumah tangga yaitu 60 orang atau 60%
33
sedangkan pekerjaan responden yang paling sedikit adalah pegawai swasta yaitu 3 orang atau 3%.
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian yaitu memberikan gambaran tentang tanggapan konsumen terhadap bauran pemasaran minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo yaitu variabel produk, harga, tempat/distribusi dan promosi. Untuk melihat seberapa jauh tanggapan responden terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo, jawaban responden tentang variabel produk diukur dengan skala likert yang diberi nilai skor 1 sampai 5. Nilai dari jawaban responden ditabulasikan berdasarkan hasil kuesioner yaitu nilai terendah 12 dan nilai tertinggi 25. Adapun hasil gambaran variabel bauran pemasaran sebagai berikut : 4.3.1 Produk Produk merupakan inti dari bauran pemasaran, tanpa adanya produk maka variabel bauran pemasaran lain tidak memiliki nilai guna. Kualitas dan keunggulan produk itu memiliki pengaruh besar dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk yang akan ditawarkan. Semakin baik kualitas dan manfaat produk yang ditawarkan maka semakin banyak peluang produsen untuk dapat mempertahankan produk dari pesaing lainnya. Produk adalah segala sesuatu dapat memuaskan kebutuhan konsumen yang dipasarkan oleh pihak produsen, yaitu minyak goreng Bimoli. Indikator produk dalam penelitian ini meliputi: rasa, kemasan, warna, standardisasi dan variasi produk. Untuk melihat seberapa jauh tanggapan konsumen tentang variabel produk untuk keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 10.
34
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Variabel Produk untuk Keputusan Pembelian Minyak Goreng Bimoli di Kota Gorontalo. ( = 23,64 ; S2 = 3,65 ) NO 1 2 3 4 5 6 7
Interval Frekuensi Kum Lebih Dari Kum Kurang Dari Frekuensi Skor (%) FK FKR (%) FK FKR (%) 12 – 13 1 1 100 100 1 1 14 – 15 0 0 99 99 1 1 16 – 17 1 1 99 99 2 2 18 – 19 2 2 98 98 4 4 20 – 21 6 6 96 96 10 10 22 – 23 15 15 90 90 25 25 24 – 25 75 75 75 75 100 100
Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan Tabel 10. menunjukan bahwa skor interval yaitu dimulai dari interval 12-13 sampai interval 24–25. Skor tertinggi pada interval 24 - 25 yaitu 75 responden atau 75 %. Sedangkan skor terendah pada interval 12 – 13 dan 1617 yaitu 1 responden atau 1%. Berdasarkan hasil tersebut secara keseluruhan ratarata skor yang dicapai responden adalah 23,64 dengan simpangan baku 3,65. Untuk lebih jelas tanggapan responden dari masing-masing indikator variabel produk terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Persentase Responden Terhadap Variabel Produk Menurut Item Jawaban
No
Indikator Pertanyaan Angket
1
Minyak goreng Bimoli sudah melekat dipikiran. Minyak goreng Bimoli rasanya gurih dan renyah. Minyak goreng Bimoli memiliki kemasan yang menarik. Minyak goreng Bimoli warnanya bening. Minyak goreng Bimoli sudah berstandar SNI Rata – rata
2 3 4 5
Sumber: data diolah, 2012.
35
Persentase Responden Menurut Item Jawaban Sangat Tidak Kurang Sangat tidak Setuju setuju setuju setuju setuju 0
0
2
18
86
0
2
2
17
79
0
0
2
12
80
1
0
4
38
57
0
0
1
13
86
0,2
0,4
2,2
19,6
77,6
Tabel 11. menunjukan
hasil jawaban responden yang disajikan dalam
bentuk persentase jawaban menurut item. Ada lima pertanyaan yang menjadi item produk. Berdasarkan hasil tabel tersebut rata-rata persentase responden yang memberikan jawaban setuju dan sangat setuju dari setiap item pertanyaan adalah 97,2%, sehingga dapat disimpulkan sikap masyarakat terhadap pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo adalah sangat baik. Hal ini disebabkan karena minyak goreng memiliki keunggulan dari segi rasa, kemasan, warna, standardisasi dan variasi produk. 4.3.2 Harga Harga minyak goreng Bimoli adalah nilai minyak goreng Bimoli yang dinyatakan dengan uang. Harga merupakan bagian yang banyak mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian minyak goreng Bimoli. Konsumen biasanya selain memperhatikan kualitas dan manfaat produk juga memperhatikan harga produk. Dalam variabel bauran pemasaran, indikator harga meliputi: kesesuaian harga dengan manfaat penggunaan, harga terjangkau, harga lebih rendah dari pesaing, potongan harga, dan variasi harga. Untuk melihat lebih jelas hasil tanggapan konsumen tentang harga untuk keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Distribusi Frekuensi Variabel Harga untuk Keputusan Pembelian Minyak Goreng Bimoli di Kota Gorontalo. ( = 20,26 ; S2 = 4,63) NO Interval Frekuensi Frekuensi Kum Lebih Dari Kum Kurang Dari Skor (%) FK FKR (%) FK FKR (%) 1 12 – 13 1 1 100 100 1 1 2 14 – 15 2 2 99 99 3 3 3 16 – 17 4 4 97 97 7 7 4 18 – 19 25 25 93 93 32 32 5 20 – 21 42 42 68 68 74 74 6 22 – 23 21 21 26 26 95 95 7 24 – 25 5 5 5 5 100 100 Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan Tabel 12. Menunjukan bahwa skor interval yaitu dimulai dari interval 12-13 sampai interval 24–25. Adapun hasil tabel tersebut skor tertinggi
36
pada interval 20 - 21 yaitu 42 responden atau 42 %. Sedangkan skor terendah pada interval 12 – 13 yaitu 1 responden atau 1%. Bedasarkan hasil tersebut secara keseluruhan rata-rata skor yang dicapai responden adalah 20,26 dengan simpangan baku 4,63. Untuk lebih jelas tanggapan responden untuk masing-masing indikator pertanyaan responden terhadap variabel harga untuk keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Persentase Responden Terhadap Variabel Harga Menurut Item Jawaban
No
1 2
3
4
5
Indikator Pertanyaan Angket Harga minyak goreng Bimoli terjangkau Harga minyak goreng Bimoli sesuai dengan manfaat dan penggunaan Harga minyak goreng Bimoli lebih rendah dari minyak goreng kemasan lainnya. Setiap pembelian minyak goreng Bimoli diberi discount/ potongan harga khusus. Harga minyak goreng Bimoli Bervariasi sesuai ukuran. Rata – rata
Persentase Responden Menurut Item Jawaban Sangat Tidak Kurang Sangat tidak Setuju setuju setuju setuju setuju 0,00
4,00
52,00
41,00
3,00
0,00
0,00
3,00
25,00
72,00
1,00
15,00
53,00
17,00
14,00
0,00
11,00
52,00
30,00
7,00
0,00
0,00
0,00
9,00
91,00
0,20
6,00
32,00
24,40
37,40
Sumber: Data diolah, 2012.
Tabel 13. menunjukan hasil jawaban responden yang disajikan dalam bentuk persentase jawaban menurut item. Ada lima pertanyaan yang menjadi item harga. Berdasarkan hasil tabel tersebut rata-rata persentase responden yang memberikan jawaban setuju dan sangat setuju dari setiap item pertanyaan harga adalah 61,8%, sehingga dapat disimpulkan sikap masyarakat terhadap harga minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo adalah cukup baik. Hal ini disebabkan 37
karena harga minyak goreng Bimoli bervariasi dan sesuai manfaat penggunaan. Meskipun demikian sebagian konsumen beranggapan bahwa harga minyak goreng Bimoli lebih mahal dari harga minyak goreng kemasan lain. 4.3.3 Tempat Tempat/saluran distribusi merupakan salah satu bagian bauran pemasaran yang menyalurkan barang dari produsen langsung ke konsumen. Variabel tempat/distribusi minyak goreng Bimoli meliputi indikator: jarak pembelian, tempat belanja, dan saluran distribusi. Untuk lebih jelasnya hasil tanggapan konsumen tentang tempat/distribusi terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Distribusi Frekuensi Variabel Tempat untuk Tanggapan Konsumen Rumah Tangga di Kota Gorontalo. ( = 21,02 ; S2 = 4,25) NO Interval Frekuensi Frekuensi Kum Lebih Dari Skor (%) FK FKR (%) 1 12 – 13 1 1 100 100 2 14 – 15 1 1 99 99 3 16 – 17 2 2 98 98 4 18 – 19 11 11 96 96 5 20 – 21 47 47 85 85 6 22 – 23 28 28 38 38 7 24 – 25 10 10 10 10
Kum Kurang Dari FK FKR (%) 1 1 2 2 4 4 15 15 62 62 90 90 100 100
Sumber: Data diolah, 2012.
Berdasarkan Tabel 14. menunjukan bahwa skor interval yaitu dimulai dari interval 12-13 sampai interval 24–25. Adapun hasil tersebut diperoleh skor tertinggi pada interval 20-21 yaitu 47 responden atau 47 %. Sedangkan skor terendah pada interval 12–13 dan 14-15 yaitu 1 responden atau 1 %. Secara keseluruhan rata-rata skor yang dicapai responden adalah 21,02 dengan simpangan baku 4,25. Untuk lebih jelas tanggapan responden untuk masing-masing indikator pertanyaan responden dari variabel tempat terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 15.
38
Tabel 15. Persentase Responden Terhadap Variabel Tempat Menurut Item Jawaban
No
1
2 3
4
5
Instisari Pertanyaan Angket Minyak goreng Bimoli dapat dibeli di tempat perbelanjaan manapun. Untuk memperoleh produk Bimoli tidak sulit. Tempat pembelian Bimoli tidak membutuhkan biaya transportasi. Minyak goreng Bimoli dapat dapat tersedia sewaktuwaktu karena saluran distribusinya melalui pedagang perantara. Saluran distribusi Bimoli tidak membebani harga terakhir (konsumen). Rata – rata
Persentase Responden Menurut Item Jawaban Sangat Tidak Kurang Sangat tidak Setuju setuju setuju setuju setuju 0,00
0,00
2,00
16,00
82,00
0,00
0,00
4,00
47,00
49,00
0,00
5,00
53,00
26,00
16,00
0,00
0,00
7,00
38,00
55,00
1,00
1,00
21,00
62,00
15,00
0,20
1,20
17,40
37,80
43,40
Sumber: Data diolah, 2012.
Tabel 15. menunjukan hasil jawaban responden yang disajikan dalam bentuk persentase jawaban menurut item. Ada lima pertanyaan yang menjadi item tempat/distribusi. Berdasarkan hasil tabel tersebut rata-rata persentase responden yang memberikan jawaban setuju dan sangat setuju dari setiap item pertanyaan adalah 81,2%, sehingga dapat disimpulkan sikap masyarakat terhadap tempat/distribusi minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo adalah baik. Hal ini disebabkan karena minyak goreng Bimoli sangat mudah diperoleh di tempat perbelanjaan manapun. Namun meskipun demikian masih ada konsumen yang merasa tidak setuju dengan tempat pembelian minyak goreng Bimoli karena masih membutuhkan biaya transportasi.
39
4.3.4 Promosi Promosi sangat penting dilakukan pihak produsen atau perusahaan minyak goreng Bimoli karena dengan adanya kegiatan promosi, konsumen dapat dengan mudah mengenali produk yang ditawarkan, dalam hal ini produk minyak goreng Bimoli. Adapun indikator bauran pemasaran yang diteliti dalam penelitian ini yaitu promosi dalam kemasan, media promosi yang digunakan oleh produsen minyak goreng Bimoli, iklan yang ditampilkan pada media elektronik, dan promosi produk minyak goreng Bimoli yang sesuai kegunaan. Untuk melihat lebih jelasnya hasil tanggapan konsumen tentang promosi terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Distribusi Variabel Promosi untuk Keputusan Pembelian Minyak Goreng Bimoli di Kota Gorontalo. ( = 22,30 ; S2 = 3,68 ) Interval Frekuensi Kum Lebih Dari Kum Kurang Dari NO Skor Frekuensi (%) FK FKR (%) FK FKR (%) 1 12 – 13 1 1 100 100 1 1 2 14 – 15 0 0 99 99 1 1 3 16 – 17 1 1 99 99 2 2 4 18 – 19 2 2 98 98 4 4 5 20 – 21 24 24 96 96 28 28 6 22 – 23 46 46 72 72 74 74 7 24 – 25 26 26 26 26 100 100 Sumber: Data diolah, 2012.
Berdasarkan Tabel 16. menunjukan bahwa skor interval yaitu dimulai dari interval 12-13 sampai interval 24–25. Adapun hasil tabel tersebut skor tertinggi pada interval 22-23 yaitu 46 responden atau 46 %. Sedangkan skor terendah pada interval 12–13 dan 16-17 yaitu 1 responden atau 1 %. Berdasarkan hasil tersebut secara keseluruhan rata-rata skor yang dicapai responden adalah 22,30 dengan simpangan baku 3,68. Untuk lebih jelas tanggapan responden untuk masing-masing indikator pertanyaan responden dari variabel promosi terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 17.
40
Tabel 17. Persentase Responden Terhadap Variabel Promosi Menurut Item Jawaban Persentase Responden Menurut Item Jawaban No Instisari Pertanyaan Angket Sangat Tidak Kurang Sangat tidak Setuju setuju setuju setuju setuju 1 Promosi minyak goreng 0,00 1,00 2,00 23,00 74,00 Bimoli dalam kemasan jelas 2 Televisi, radio dan majalah 0,00 0,00 0,00 16,00 84,00 merupakan media pejualan produk Bimoli 3 Promosi juga dilakukan oleh 1,00 18,00 35,00 30,00 16,00 penjual minyak goreng Bimoli 4 Iklan yang ditampilkan di 0,00 0,00 3,00 27,00 70,00 media elektronik sangat menarik 5 Promosi produk Bimoli 0,00 1,00 0,00 34,00 65,00 sesuai manfaat yang diterima konsumen Rata – rata 0,20 4,00 8,00 26,00 61,80 Sumber: Data diolah, 2012.
Tabel 17. menunjukan hasil jawaban responden yang disajikan dalam bentuk persentase jawaban menurut item. Ada lima pertanyaan yang menjadi item promosi. Berdasarkan hasil tabel tersebut rata-rata persentase responden yang memberikan jawaban setuju dan sangat setuju dari setiap item pertanyaan adalah 87,8%, sehingga dapat disimpulkan sikap masyarakat terhadap promosi minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo adalah baik. Hal ini disebabkan karena iklan yang ditampilkan di media cetak maupun elektronik sangat menarik, dan sesuai manfaat penggunaan. 4.3.5 Keputusan Pembelian Keputusan pembelian merupakan faktor yang sangat penting karena sebelum konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk minyak goreng Bimoli, konsumen harus memastikan produk ini dapat memuaskan kebutuhannya atau tidak, oleh sebab itu sebelum konsumen memutuskan untuk melakukan
41
pembelian maka konsumen harus memperhatikan serta mencari informasi terlebih dahulu terhadap produk yang akan dibeli. Untuk melihat lebih jelas hasil tanggapan konsumen tentang keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Distribusi Frekuensi Relatif untuk Keputusan Pembelian Minyak Goreng Bimoli di Kota Gorontalo. ( = 20,96 ; S2 = 2,41) NO Interval Frekuensi Frekuensi Skor (%) 1 9 – 10 1 1 2 11 – 12 0 0 3 13 – 14 1 1 4 15 – 16 8 8 5 17 – 18 53 53 6 19 – 20 37 37
Kum Lebih Dari FK FKR (%) 100 100 99 99 99 99 98 98 90 90 37 37
Kum Kurang Dari FK FKR (%) 1 1 1 1 2 2 10 10 63 63 100 100
Sumber: Data diolah, 2012
Berdasarkan Tabel 18. menunjukan bahwa skor interval yaitu dimulai dari interval 9-10 sampai interval 19–20. Adapun hasil tersebut menunjukan skor tertinggi pada interval 17-18 yaitu 53 responden atau 53%. Sedangkan skor terendah pada interval 9–10 dan 13-14 yaitu 1 responden atau 1%. Secara keseluruhan rata-rata skor yang dicapai responden adalah 20,96 dengan simpangan baku 2,41. Untuk lebih jelas tanggapan responden untuk masing-masing indikator pertanyaan responden dari variabel keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 19.
42
Tabel 19. Persentase Responden Terhadap Variabel Keputusan pembelian Menurut Item Jawaban
No. Instisari Pertanyaan Angket 1 2
3 4
Pembelian minyak goreng sesuai kebutuhan. Sebelum membeli konsumen ingin melakukan pencarian informasi. pembelian dilakukan karena sesuai sesuai selera konsumen. Pembelian kembali dilakukan karena konsumen merasakan kepuasan. Rata – rata
Persentase Responden Menurut Item Jawaban Sangat Tidak Kurang Sangat tidak Setuju setuju setuju setuju setuju
0,00
0,00
1,00
17,00
82,00
2,00
7,00
36,00
35,00
20,00
0,00
1,00
0,00
8,00
91,00
0,00
0,00
1,00
17,00
82,00
0,50
2,00
9,50
19,25
68,75
Sumber: Data diolah, 2012.
Tabel 19. menunjukan hasil jawaban responden yang disajikan dalam bentuk persentase jawaban menurut item. Ada lima pertanyaan yang menjadi item keputusan pembelian. Berdasarkan hasil tabel tersebut rata-rata persentase responden yang memberikan jawaban setuju dan sangat setuju dari setiap item pertanyaan adalah 88,%, sehingga disimpulkan sikap masyarakat terhadap harga minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo adalah baik. Hal ini disebabkan karena konsumen melakukan pembelian produk Bimoli sesuai dengan selera dan kebutuhan. Selanjutnya untuk pembelian kembali dilakukan karena merasakan kepuasan terhadap manfaat produk Bimoli. 4.4
Analisis Data
4.4.1 Uji Instrumen Sebelum instrumen digunakan terlebih dahulu harus diuji cobakan untuk melihat keampuhan instrumen. Uji instrumen sangat penting dilakukan untuk mengukur hasil kuesioner penelitian. Dalam uji instumen kuesioner penelitian minyak goreng Bimoli dilakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner. Adapun uji instrumen validitas dan reliabilitas sebagai berikut:
43
1.
Uji Validitas Uji validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa
yang ingin diukur. Misalnya peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengukuran pengumpulan data penelitian, maka koesioner tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktek belum tentu data yang dikumpulkan adalah data yang valid. Oleh sebab itu sebelumnya diukur validitas (Singarimbun dan Effendi, 2006). Pengujian validitas dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus korelasi product moment. rhitung diperoleh dari hasil analisis data, nilai tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai rtabel
(95% ; 15).
Untuk lebih jelas
hasil uji validitas dalam kuesioner dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Hasil Pengujian Validitas Angket Penelitian. No 1
Variabel Produk
2
Harga
3
Tempat
4
Promosi
5
Keputusan Pembelian
Indikator 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4
r hitung 2,391 5,945 2,233 5,187 3,880 3,433 3,582 2,952 3,799 3,644 2,919 4,383 3,542 5,296 5,784 4,214 3,628 2,610 6,841 3,032 3,013 4,002 2,395 3,013
Sumber: Data diolah, 2012.
44
r tabel 1,771 1,771 1,771 1,771 1,771 1,771 1,771 1,771 1,771 1,771 1,771 1,771 1,771 1,771 1,771 1,771 1,771 1,771 1,771 1,771 1,771 1,771 1,771 1,771
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 20. hasil uji validitas kuesioner sebanyak 15 orang menunjukkan bahwa
variabel
bauran
pemasaran
yang
terdiri
dari
produk,
harga,
tempat/distribusi, dan promosi masing-masing indikator pertanyaan dalam kuesioner ini mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar dari rtabel. Dari hasil pengujian validitas tersebut menunjukkan bahwa variabel bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi semua indikator pertanyaan tersebut hasilnya adalah valid. 2.
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas sangat penting dilakukan dalam suatu penelitian. Reliabilitas
adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama (Singarimbun dan Effendi, 2006). Pengujian reliabilitas dalam penelitian minyak goreng Bimoli ini adalah dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha yaitu untuk melihat alat pengukur dalam penelitian ini dapat dipercaya atau diandalkan. Untuk lebih jelas hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Hasil Pengujian Reliabilitas Angket Penelitian. No 1 2 3 4 5
Variabel
Alpha 0,779 0,774 0,795 0,778 0,729
Produk Harga Tempat Promosi Keputusan pembelian
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber: Data diolah, 2012.
Tabel 21. hasil uji reliabilitas kuesioner penelitian menunjukkan bahwa semua variabel bauran pemasaran terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,6 hasil pengujian tersebut menunjukan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
45
merupakan kuesioner yang reliabel karena hasil uji reliabilitas semuanya memuaskan. 4.4.2 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bauran pemasaran (X) yaitu produk, harga, tempat/distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian (Y). Adapun hasil analisis secara ringkas menunjukan hasil persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y= 4,652+0.268XI +0,172 X2-0,085X3 + 0,224 X4. Dari persamaan tersebut menunjukan bahwa harga, produk dan promosi memiliki nilai positif artinya terjadi tingkat kenaikan pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo, dimana yang paling berpengaruh positif adalah produk dengan nilai koefisien regresi 4,652. Sedangkan tempat memiliki nilai negatif artinya terjadi penurunan pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo. 1) Pengaruh Simultan Variabel Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Minyak Goreng Bimoli di Kota Gorontalo Pengaruh secara simultan dimaksudkan untuk menunjukan secara statistik pengaruh secara bersama-sama dari variabel bebas pada penelitian terhadap terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. Pengaruh secara simultan dianalisis dengan menggunakan uji F. Adapun hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Hasil Analisis Pengaruh Simultan Faktor- faktor yang Mempengaruhi Bauran Pemasaran Model
Sum of Squares Df Regression 179,161 4 Residual 216,267 95 Total 395,428 99
Mean Square 44,79 2,276
Sumber : Data primer diolah dalam Satistik SPSS 18, 2012.
46
F 19,675
F0,05 2,47
Sig. 0,000
Tabel 22. menunjukan nilai Fhitung > F0,05. Dengan demikian berdasarkan kriteria maka secara simultan variabel bauran pemasaran (produk, harga, tempat dan promosi) berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo. 2) Pengaruh Parsial Variabel Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Minyak Goreng Bimoli di Kota Gorontalo Pengaruh secara parsial dimaksudkan untuk menunjukan secara statistik pengaruh secara sendiri-sendiri dari variabel bebas (X) terhadap terhadap keputusan pembelian (Y). Variabel bebas penelitian ini terdiri dari: produk (X1), harga (X2), tempat (X4), dan promosi (X4). Pengaruh secara parsial dianalsisis dengan menggunakan varians statistik uji t. Adapun hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Hasil Analisis Pengaruh Parsial Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bauran Pemasaran Model
1 (Constant) Produk Harga Tempat Promosi
Unstandardized Coefficients B Std. Error 4.652 1.261 .268 .080 .172 .069 -.085 .064 .224 .086
Standardized Coefficients Beta .341 .229 -.117 .293
T 3.689 3.362 2.477 -1.332 2.621
Sig. .000 .001 .015 .186 .010
Sumber : Data primer diolah dalam Satistik SPSS 18, 2012
Untuk pengujian secara simultan dapat dijelaskan sebagai berikut: a). Produk (X1) Menurut Masyuri (2003), produk adalah segala hal yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen sedangkan menurut Lamb et al (2001) produk tidak hanya meliputi fisiknya saja tetapi juga kemasan, merek, nama baik perusahaan dan nilai kepuasan. Berdasarkan temuan penelitian di lapangan pada umumnya Konsumen di Kecamatan Kota Timur lebih dominan menggunakan minyak goreng merek Bimoli dibandingkan merek lain karena merek Bimoli sudah melekat dipikiran
47
masyarakat. Selain itu minyak goreng Bimoli memiliki manfaat serta keunggulan produk yang dikemas dan diproses secara higienis. Berdasarkan Tabel 23. hasil uji t diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel produk menghasilkan nilai positif b1= 0,268 dengan simpangan baku Sd = 0,080 hal ini berarti jika produk meningkat sebesar 1 unit sedangkan harga, tempat dan promosi tetap, maka keputusan pembelian akan meningkat menjadi 0,268. Nilai thitung harga (X1) diperoleh t1 = 3,362. Nilai ini signifikan pada taraf nyata α = 0,05 atau dengan nilai signifikan 0,001, dengan demikian secara sendirisendiri atau parsial produk berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo. Produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo, karena produk Bimoli memiliki manfaat serta keunggulan yang meliputi rasa, kemasan, warna dan standar SNI. Hal ini didukung oleh pendapat Alma (2007), yang mengemukakan bahwa apabila seseorang membutuhkan suatu produk, maka terbayang lebih dahulu adalah manfaat dari produk, setelah itu baru mempertimbangkan faktor-faktor lain diluar manfaat. b). harga (X2) Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan sedangkan ketiga unsur lainya (produk, distribusi dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya atau pengeluaran (Tjiptono, 2008). Berdasarkan temuan penelitian di lapangan harga minyak goreng Bimoli sangat variatif disesuaikan dengan keinginan konsumen. Minyak goreng Bimoli memiliki harga lebih tinggi, dibandingkan dengan merek lain. Namun meskipun demikian konsumen tetap membeli produk Bimoli karena harga minyak goreng Bimoli sesuai dengan manfaat yang diterima konsumen. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel harga menghasilkan koefisien regresi b2 = 0,172 dengan simpangan baku Sd = 0,069. Hal ini berarti jika harga naik sebesar 1 unit sedangkan produk tempat dan
48
promosi tetap, maka keputusan pembelian akan meningkat menjadi 172. Nilai t hitung
untuk harga (X2) dperoleh t2 = 2,477. Nilai ini signifikan pada taraf nyata α
0,05 atau dengan signifikan 0,015, dengan demikian secara sendiri-sendiri atau parsial harga berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo. Harga bepengaruh nyata terhadap keputusan pembelian karena harga minyak goreng Bimoli bervariasi dan sesuai dengan manfaat penggunaan. Hal Ini didukung dengan pendapat Tjiptono (2008), yang mengemukakan bahwa harga memiliki peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu bila mana manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. Demikian pula sebaliknya pada harga tertentu nilai suatu barang akan meningkat seiring dengan meningkatnya manfaat yang dirasakan. c). Tempat/distribusi (X3) Saluran distribusi adalah jaringan organisasi yang melakukan fungsi-fungsi yang menghubungkan produsen dengan konsumen akhir. Saluran distribusi terdiri dari berbagai lembaga atau badan yang saling tergantung dan saling berhubungan, yang berfungsi sebagai suatu sistem atau jaringan, yang bersama-sama berusaha menghasilkan dan mendistribusikan sebuah produk kepada konsumen akhir (Cravens, 2002). Berdasarkan temuan penelitian di lapangan, tempat penjualan minyak goreng Bimoli pada umumya dapat ditemukan di perbelanjaan manapun seperti, toko, supermarket minimarket dan warung. Minyak goreng Bimoli juga dapat tersedia sewaktu waktu dan tidak membebani harga terakhir (konsumen). Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel tempat menghasilkan koefisien regresi b3 = (-0,085) dengan simpangan baku Sd = 0,064. Hal ini berarti jika tempat semakin jauh jarak sedangkan produk, harga dan promosi tetap, maka keputusan pembelian akan menurun sebesar 0.085. Nilai thitung untuk tempat (X3) dperoleh b3 = (-1,332). Nilai ini signifikan pada taraf nyata α 0,05 atau nilai signifikan 0,186, dengan demikian secara sendiri-sendiri atau parsial tempat berpengaruh tidak nyata terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo.
49
Tempat berpengaruh tidak nyata terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo hal ini disebabkan karena pada umumnya konsumen mudah memperoleh dan membeli minyak goreng Bimoli di tempat perbelanjaan misalnya toko, supermarket, minimarket dan warung. Pendapat ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2008), tentang analisis pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian teh celup oleh konsumen rumah tangga di Kota Medan yaitu hasil penelitian menunjukan bahwa tempat tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian produk. Hal ini disebabkan produk teh celup mudah untuk diproleh atau dibeli karena keberadaanya terdapat hampir diseluruh toko, warung, dan Swalayan. c). Promosi (X4) Antara promosi dan produk tidak dapat terpisahkan, dua hal tersebut saling berkaitan satu sama lain. Harus ada keseimbangan, produk baik, sesuai dengan selera konsumen, dibarengi dengan teknik promosi yang tepat akan membantu suksesnya usaha marketing (Alma, 2007). Berdasarkan hasil temuan penelitian dilapangan kegiatan promosi minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo dilakukan diberberbagai media cetak maupun elektronik. Tanggapan konsumen terhadap promosi yaitu sangat menarik dan sesuai manfaat yang diterima konsumen. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel promosi menghasilkan koefisien regresi b4 = 0,224 dengan simpangan baku Sd = 0,086. Hal ini berarti jika promosi meningkat sebesar 1 unit sedangkan harga, produk, dan tempat tetap, maka keputusan pembelian akan meningkat menjadi 0,224. Nilai thitung untuk harga (X4) dperoleh t4 = 2,621. Nilai ini signifikan pada taraf nyata α 0,05 atau nilai signifikan 0,010, dengan demikian secara sendirisendiri atau parsial tempat berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo. Promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian hal ini disebabkan karena promosi yang tampilkan sangat menarik dan sesuai manfaat penggunaan. Hal ini didukung oleh pendapat Alma (2007), yaitu promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun
50
berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Berdasarkan uraian pengaruh variabel bebas terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli seperti di atas secara ringkas diperoleh hasil sebagai berikut: produk (XI), harga (X2), dan promosi (X3) berpengaruh positif dan nyata terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli, sedangkan tempat (X3) berpengaruh negatif dan nyata terhadap keputusan pembelian minyak goreng Bimoli. 2.
Koefisien Korelasi (R) Koefisien korelasi ini digunakan untuk mengetahui arah dan kekuatan
hubungan antara variabel Y dan variabel X. Perbedaan utama regresi dan korelasi adalah jika pada analisis regresi terdapat hubungan sebab akibat, pada analisis korelasi hubungan semacam ini tidak ada. Koefisien korelasi terbagi atas dua yaitu koefisien positif dan koefisien negatif dengan angka yang berkisar antara -1 hingga +1. Dimana semakin mendekati +1, koefisien korelasi menunjukan adanya hubungan positif dan kuat. Koefisien korelasi yang mendekati -1 menunjukan hubungan yang negatif kuat. Jika koefisien mendekati 0 memberikan indikasi bahwa ke dua variabel tidak memiliki hubungan (Firdaus, 2004). Tabel 28. Hasil uji determinasi. Model 1
R ,673
Adjusted R Square ,430
Std. Error of the Estimate 1,50881
Durbin-Watson 1,712
Sumber: Data diolah, 2012.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat arah dan kekuatan hubungan antara produk (X1), harga (X2), tempat (X3), dan promosi (X3), dengan keputusan pembelian minyak goreng Bimoli. dari nilai koefisien korelasi menunjukan arah dan kekuatan hubungan apakah arahnya positif atau negatif, kuat atau lemah hubungan. Dari hasil regresi linier berganda diperoleh koefisien korelasi (R) = 0,673 hal ini berarti terdapat hubungan kuat positif antara produk, harga, tempat 51
dan promosi terhadap keputusan pembelian, karena nilai koefisien korelasi mendekati +1. Artinya jika produk, harga dan promosi meningkat, maka keputusan pembelian akan meningkat. 3.
Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi merupakan suatu nilai statistik yang digunakan untuk
mengukur ketepatan suatu garis regresi dan atau digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas (X) terhadap naik turunya variabel (Y) dari persamaan regresi (Firdaus, 2004). Tabel 28. Hasil uji determinasi. Model 1
R Square ,453
Adjusted R Square ,430
Std. Error of the Estimate 1,50881
Durbin-Watson 1,712
Sumber: Data diolah, 2012.
Hasil penelitian terdapat empat variabel bebas yaitu produk (X1), harga (X2), tempat (X3), promosi (X4) dan variabel terikat adalah keputusan pembelian (Y). Dari nilai koefisien determinasi menunjukan seberapa besar kontribusi (share) variabel produk, harga, tempat, dan promosi terhadap naik turunya keputusan pembelian minyak goreng Bimoli. Dari hasil regresi berganda diperoleh koefisien determinasi (R2) = 0,453. Hal ini berarti terdapat 45,3% kontribusi
(share)
disebabkan oleh produk, harga, tempat dan promosi terhadap naik turunya keputusan pembelian, sedangkan 54,7% disebabkan faktor lain yang tidak diteliti. Berdasarkan temuan di lapangan selain bauran pemasaran terdapat faktor lain yang menyebabkan keputusan pembelian yaitu. Budaya, kelas sosial, individu dan fsikologi. Pada umumnya budaya yang melekat dipikiran konsumen yaitu menyukai harga yang lebih rendah meskipun kualitas dan manfaat kurang baik bagi kesehatan. Kelas sosial merupakan salah satu faktor yang menyebabkan keputusan pembelian minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo karena pada umumnya konsumen yang membeli minyak goreng Bimoli adalah kelas menengah atas, hal ini disebabkan karena minyak goreng Bimoli memiliki harga yang cukup tinggi dibandingkan merek lain. Faktor individu dalam pembelian
52
minyak goreng Bimoli di Kota Gorontalo disebabkan oleh tingkat pengetahuan konsumen tentang Minyak goreng Bimoli, dan faktor fsikologi disebabkan oleh bujukan dari teman atau keluarga. Hal ini sependapat dengan Kotler (2000), bahwa rangsangan pemasaran (marketing stimuli) yang terdiri atas produk, harga, tempat, dan promosi akan menyebabkan pengambilan keputusan pembelian. Namun keputusan konsumen tidak hanya disebabkan oleh faktor eksternal, tetapi juga faktor-faktor internal, yakni; budaya, kelas sosial, pribadi, psikologi. Sedangkan Lamb, et al. (2001) dan Kotler (2005), mengemukakan proses pengambilan keputusan konsumen tidak dapat terjadi dengan sendirinya, banyak faktor yang mempengaruhinya yaitu budaya konsumen, kelas sosial, pribadi, dan psikologi.
53