31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMA Negeri 1 Telaga Gorontalo adalah sekolah yang menjadi Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang terletak di Jl. Raya Limboto No. 10 Desa Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. SMAN 1 Telaga memiliki tenaga kerja yang terdiri dari 1 Kepala Sekolah, 30 tenaga guru, 10 tenaga tata usaha, dan seluruh kelas X, XI, XII sebanyak 722 siswa-siswi. Siswa-siswi Kelas XII terdiri atas 8 Kelas yakni 5 Kelas IPA dan 3 Kelas IPS, Jumlah masing-masing tiap kelas yaitu : Kelas XII IPA 1 sampai IPA 5 rata-rata sebanyak 29 Siswa, IPS 1 sebanyak 27 Siswa, IPS 2 sebanyak 26 Siswa dan IPS 3 sebanyak 26 Siswa. SMAN 1 Telaga dari sejak berdirinya sampai saat ini telah banyak menghasilkan siswa-siswi berprestasi yang sudah memperlihatkan keunggulan dalam bidangnya masing-masing. Adapun beberapa prestasi yang pernah di capai oleh para siswa-siswi SMAN 1 Telaga antara lain: Juara 2 PMR Tingkat Nasional 2008 Juara 2 Karate Tingkat Nasional 2009 Juara 1 Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten 2010 Juara 1 Lomba Bulu Tangkis Tingkat Provinsi 2011 Juara 1 Duta Kesehatan Tingkat Kabupaten 2012 31
32
Selain beberapa hal di atas, sekolah ini juga merupakan salah satu sekolah yang menjadi unggulan di Kabupaten Gorontalo sehingga banyak diminati oleh para siswa-siswi.
4.2
Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 08 Oktober-08 November 2012,
bertempat di SMA Negeri 1 Telaga Kabupaten Gorontalo. Pengumpulan data dilakukan dengan
membagikan kuisioner serta observasi langsung di lokasi
penelitian. Adapun hasil pengolahan data dapat di sajikan sebagai berikut : Gambaran Distribusi Karateristik Responden Tabel 4.1 Distribusi Karateristik Responden Di Sekolah SMAN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo Tahun 2012 Jumlah Karakteristik Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total Umur 16 Tahun 17 Tahun 18 Tahun Total Sumber : Data Primer 2012
N
%
49 94 143
34,3 65,7 100
20 93 30
14 65 21
143
100
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak berjenis kelamin perempuan sebanyak 94 responden (65,7%) dan untuk responden yang paling banyak berumur 17 Tahun sebanyak 93 responden (65%).
33
Keriteria Objektif Jenis Kelamin
Baik
Cukup
Total
Kurang
N
%
N
%
N
%
N
%
Laki-Laki
36
73,5
13
26,5
0
0
49
100
Perempuan
84
89,4
10
15,1
0
0
94
100
Total
120
83,9
23
16,1
0
0
143
100
Gambaran Distribusi Pengetahuan dan Sikap Responden Menurut Jenis Kelamin Tabel.1 Distribusi Pengetahuan Responden Menurut Jenis Kelami Di Sekolah SMAN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo Tahun 2012 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak yang berpengetahuan bahaya seks bebas dengan kriteria baik terdistribusi pada jenis kelamin perempuan sebanyak 84 responden
(89,4%), yang berpengetahuan
bahaya seks bebas dengan kriteria cukup paling terbanyak terdistribusi pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 13 responden (26,5%), dan untuk responden yang berpengetahuan bahaya seks bebas kurang tidak ada (0,0%). Tabel.2 Distribusi Sikap Responden Menurut Jenis Kelamin Di Sekolah SMAN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo Tahun 2012 Keriteria Objektif Jenis Kelamin
Baik
Laki-Laki
N 41
% 83,7
Cukup N % 7 14,3
Perempuan Total
84 125
89,4 87,4
10 17
10,6 11,9
Total
Kurang N % 1 2,0
N 49
% 100
0 1
94 143
100 100
0 0,7
34
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan sikap terhadap bahaya seks bebas lebih banyak terdapat pada jenis kelamin perempuan sebanyak 84 responden (89,4%) dengan kriteria baik, yang memiliki sikap bahaya seks bebas cukup paling banyak terendah terdistribusi pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 7 responden (14,3%), dan untuk dengan kriteria kurang terdistribusi pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 1 responden (20,0%). Gambaran Distribusi Pengetahuan dan Sikap Responden Menurut Umur Tabel.1 Distribusi Pengetahuan Responden Menurut Umur Di Sekolah SMAN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo Tahun 2012 Keriteria Objektif Umur Baik Cukup Kurang N % N % N % 16 15 75 5 24 0 0 17 80 86,0 13 14,0 0 0 18 25 83,3 5 16,7 0 0 Total 120 83,9 23 16,1 0 0
Total N 20 93 30 143
% 100 100 100 100
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa distribusi pengetahuan responden berdasarkan umur terhadap bahaya seks bebas lebih banyak terdapat pada responden yang mempunyai umur 17 tahun sebanyak 80 responden (86,0%), yang memiliki umur dengan kriteria cukup terendah pada responden yang berumur 18 tahun sebanyak 5 responden (16,7%), dan untuk responden yang memiliki umur dengan kriteria kurang tidak ada (0%). Tabel.2 Distribusi Sikap Responden Menurut Umur Di Sekolah SMAN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo Tahun 2012
35
Umur 16 17 18 Total
Keriteria Objektif Baik Cukup N % N % 19 95 1 5 79 84,9 13 14,0 27 90 3 10 125 87,4 17 19,9
Kurang N % 0 0 1 1,1 0 0 1 0,7
Total N 20 93 30 143
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa distribusi sikap responden berdasarkan umur terhadap bahaya seks bebas lebih banyak terdapat pada responden yang mempunyai umur 16 tahun sebanyak 19 responden (95%), yang memiliki umur dengan kriteria cukup terendah pada responden yang berumur 16 tahun sebanyak 1 responden (5%), dan untuk responden yang memiliki umur dengan kriteria kurang tidak ada (1,1%). Gambaran Distribusi Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Seks Bebas Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indikator Pengetahuan Di Sekolah SMAN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo Tahun 2012 N % Pengetahuan Baik 120
83,9
23
16,1
0 143
0 100
Cukup Kurang Total Sumber : Data Primer 2012 Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa responden sebanyak 120 responden (83,9%) yang paling banyak memiliki berpengetahuan baik.
% 100 100 100 100
36
Gambaran Distribusi Sikap Remaja Tentang Bahaya Seks Bebas Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indikator Sikap Di Sekolah SMAN 1 Telaga Kabupaten Gorontalo Tahun 2012
Sikap
N
%
Baik
125
87,4
Cukup
17
11,9
Kurang
1
0,7
Total
143
100
Sumber : Data Primer 2012 Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa responden sebanyak 125 responden (87,4%) yang paling banyak memiliki sikap baik. 4.3
PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan dan sikap
remaja tentang bahaya seks bebas di SMA N 1 Telaga Kabupaten Gorontalo. Sampel pada penelitian ini berjumlah 143 Siswa Kelas XII IPA dan IPS. 4.3.1
Karateristik Responden Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa distribusi responden terbanyak
terdapat pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 94 siswa (65,7%) dan distribusi responden terendah terdapat pada jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 49 siswa (34,3%). Untuk umur berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa umur
37
responden yang paling banyak terdistribusi pada umur 17 tahun yaitu sebanyak 93 siswa (65,0) dan paling sedikit berumur 16 tahun (14,0%). Menurut Kanopka (dalam Awaluddin, 2008) istilah siswi SMU yang masih digunakan saat ini terjadi pada usia 15-18 tahun, menunjukan bahwa mereka masih pada tahapan peralihan dari dunia remaja ke dunia dewasa, dan penjelasan mengenai siswi SMU termasuk kedalam pengertian remaja akhir yang dikenal dengan masa muda. 4.3.2
Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Seks Bebas di SMA Negeri 1
Telaga Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden 83,9%. Penelitian ini ditunjang dengan penelitian sebelumnya setelah dilakukan oleh Muhidin (2000) hasil penelitian dimana sekitar 90,3% siswa remaja memiliki peningkatan pengetahuan yang baik. Pengetahuan responden tentang bahaya seks bebas mencakup kemampuan remaja untuk dapat menjawab pertanyaan mengenai bahaya seks bebas yang meliputi timbulnya rasa ketagihan, menciptakan kenangan buruk, mengakibatkan kehamilan, menggugurkan kandungan (aborsi) dan penyebaran penyakit yang dikelompokkan menjadi 3 kriteria yaitu baik, cukup dan kurang. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Jawaban responden untuk indikator pengetahuan dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
38
Grafik 4.1 Hasil Jawaban Responden Untuk Indikator Pengetahuan Di SMA Negeri 1 Telaga Tahun 2012. Berdasarkan Grafik 4.1 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden menjawab benar, untuk soal no 9 seluruh responden menjawab benar yaitu 143 (100%), untuk soal no 7 yang menjawab benar ada sebanyak 141 responden (98,6%), untuk soal no 4 yang menjawab benar ada sebanyak 139 responden (97,2%), untuk soal no 8 dan 10 yang menjawab benar ada sebanyak 133 responden (93,0%),untuk soal no 2 yang menjawab benar ada sebanyak 134 responden (93,7%), untuk soal no 11 yang menjawab benar ada sebanyak 130 responden (90,9%), untuk soal no 12 yang menjawab benar ada sebanyak 121 responden (84,6%), untuk soal no 1 yang menjawab benar ada sebanyak 119 responden (84,6%), untuk soal no 3 yang menjawab benar ada sebanyak 12 responden (8,4%), dan untuk soal no 5 paling terendah yang menjawab yang benar ada 11 responden (7,7%).
39
Tingginya hasil dari responden untuk pengetahuan didukung dengan tingkat soal pertanyaan responden yang dijawab dengan benar, sebagian besar responden menjawab soal dengan benar 100%. Tingginya tingkat jumlah soal yang dijawab dengan benar oleh responden dapat membuat seseorang lebih memahami tentang bahaya seks bebas. Remaja dengan mudahnya mengerti bahwa bahaya seks bebas dapat menjerumuskan mereka kejalan yang salah dan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit IMS ( Infeksi Menular Seksual). Pengetahuan tentang bahaya seks bebas yang dimiliki oleh remaja dapat membuat mereka lebih memahami lagi apa yang harus dilakukan agar tidak terjerumus ke hal-hal yang dapat merugikan diri mereka sendiri. Pengetahuan merupakan pendorong bagi seseorang untuk merubah sikap. Misalnya pengetahuan yang berhubungan dengan bahaya seks bebas merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan sikap seseorang terhadap bahaya seks bebas dari yang melakukan seks bebas menjadi tidak melakukan. 4.3.3
Sikap Remaja Tentang Bahaya Seks Bebas di SMA Negeri 1 Telaga
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden memiliki sikap baik 87,4%. Penelitian ini ditunjang dengan penelitian sebelumnya setelah dilakukan oleh Nisfadhila (2007) hasil penelitian dimana sekitar 88 % siswa remaja memiliki peningkatan sikap yang baik. Sikap responden tentang bahaya seks bebas mencakup kemampuan remaja untuk dapat menjawab pertanyaan mengenai bahaya seks bebas yang meliputi timbulnya
40
rasa ketagihan, menciptakan kenangan buruk, mengakibatkan kehamilan, menggugurkan kandungan (aborsi) dan penyebaran penyakit yang dikelompokkan menjadi 3 kriteria yaitu baik, cukup dan kurang. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Jawaban responden untuk indikator sikap dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Grafik 4.1 Hasil Jawaban Responden Untuk Indikator Pengetahuan Di SMA Negeri 1 Telaga Tahun 2012. Berdasarkan Grafik 4.2 diatas dapat dilihat bahwa responden yang lebih banyak menjawab benar, yaitu soal no 8 dan 9 sebanyak 141 responden (98,6%), untuk soal no 7 yang menjawab benar ada sebanyak 140 responden (97,9%), untuk soal no 11 yang menjawab benar ada sebanyak 137 responden (9,8%), untuk soal no 6 yang menjawab benar ada sebanyak 136 responden (95,1%), untuk soal no 5 yang menjawab benar ada sebanyak 133 responden (93,0%), untuk soal no 3 yang menjawab benar ada sebanyak 129 responden (90,2%), untuk soal no 10 yang menjawab benar ada sebanyak 126 responden (88,1%), untuk soal no 12 yang menjawab benar ada sebanyak 122 responden (85,3%), untuk soal no 1 yang menjawab benar ada sebanyak 119 responden (84,6%),
41
untuk soal no 4 yang menjawab benar ada sebanyak 116 responden (81,1%), untuk soal no 2 yang menjawab benar ada sebanyak 107 responden (74,8%), dan untuk soal no 1 paling terendah yang menjawab yang benar ada 24 responden (16,8%). Tingginya hasil dari responden untuk sikap didukung dengan tingkat soal pertanyaan responden yang dijawab dengan benar, sebagian besar responden menjawab soal dengan benar 87,4% karena ditunjang dengan mata pelajaran yang mereka peroleh demikian khususnya mata pelajaran Biologi dan Penjaskes. Mata pelajaran Biologi membahas tentang Sistem Reproduksi secara umum dimana siswa telah mempelajari struktur organ-organ reproduksi yang berperan dapat menyebabkan dampak negatif seperti Kehamilan. Sedangkan mata pelajaran Penjaskes membahas tentang bahaya seks bebas, dimana siswa telah mempelajari tentang dampak dan juga bahaya apa saja yang terjadi pada seks bebas. Selain itu, ditunjang oleh pendidikan dari Bimbingan Konseling dan Keagamaan. Pada Pendidikan Bimbingan Konseling, dimana para siswa mendapat pendidikan dari Bimbingan Konseling. para siswa berhak mendapatkan bimbingan konsultasi guna untuk memberikan pengajaran yang baik kepada para siswa-siswi di sekolah. bimbingan ini bertujuan untuk menghindari para siswasiswi untuk tidak terlibat ke hal-hal yang dapat melanggar peraturan sekolah yang sudah ditetapkan. Dalam Keagamaan sudah sangat jelas adanya larangan-larangan perbuatan yang tidak baik dan Konsekuensi hukum yang harus dijalani oleh orang yang melakukan perbuatan zina.
42
Sikap remaja timbul berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki. Tingkat pengetahuan yang tinggi dapat mendorong remaja untuk bersikap lebih baik sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki. Apabila peningkatan sikap tidak diimbangi dengan tindakan nyata, maka akan memberikan peluang besar dapat menjerumuskan mereka ke hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri.