BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Kondisi Investasi Pertanian Indonesia Salah satu indikator keberhasilan dapat dilihat dari perkembangan realisasi
penanaman modal, baik dari dalam negeri (PMDN) maupun luar negeri (PMA). Berikut ini (tabel 4.1 dan tabel 4.2) akan ditampilkan perkembangan realisasi investasi sektor pertanian PMDN dan PMA pada tahun 2006 sampai 2010. Bisa dilihat bahwa investasi untuk PMDN mengalami fluktuasi, baik dari jumlah proyek maupun nilai investasinya, sedangkan untuk PMA cenderung mengalami penurunan sampai pada tahun 2010, dimana terjadi peningkatan. Kondisi ini terjadi dikarenakan ada beberapa permasalahan dalam pengembangan investasi pertanian, baik PMDN maupun PMA, dilihat dari aspek teknis, ekonomis dan sosial/kelembagaan. Beberapa permasalahan itu antara lain: 1.
Terbatasnya informasi potensi dan peluang investasi pertanian.
2.
Terbatasnya informasi pedoman dan prosedur investasi pertanian.
3.
Kurangnya promosi investasi pertanian di dalam maupun luar negeri.
4.
Terbatas informasi status dan pemilikan lahan.
5.
Suku bunga cukup tinggi.
6.
Terbatasnya fasilitas infrastruktur seperti, listrik, jalan, pelabuhan, air bersih dan sebagainya.
113
114
7.
Diskriminasi pasar terhadap produk Indonesia.
8.
Kurangnya kepastian hukum berusaha.
9.
Pelayanan birokrasi belum memadai.
10. Banyaknya pungutan (pajak/restrubusi) baik legal maupun illegal.
115
Tabel 4.1. Perkembangan Realisasi PMDN Investasi Tahun 2006-2010 Sub Sektor Tanaman pangan + perkebunan Peternakan Jumlah Pertanian % Pertumbuhan tanaman pangan + perkebunan % Pertumbuhan peternakan % Pertumbuhan pertanian
P 20 7 27
2006 I 3.443 115,6 3.558,6
P 18 1 19
2007 I 3.528,8 145,2 3.674
P 4 2 6
2008 I 1.184,1 50,4 1.234,5
P 16 7 23
2009 I 2.309,2 288 2.597,2
P 193 48 241
2010 I 8.727,3 156,5 8.884
P 251 65 316
Total I 19.192 756 19.948
Rata-rata P I 50,2 3.838,5 13 151,1 63,2 3.989,6
-10%
2%
-78%
-66%
300%
95%
1.106%
278%
1.318%
309%
61,8%
-86% -30%
26% 3%
100% -68%
-65% -66%
250% 283%
471% 110%
586% 948%
-46% 242%
850% 1.133%
386% 289%
77,2% 57,9%
Sumber : Kementerian Pertanian Tabel 4.2. Perkembangan Realisasi PMA Investasi Tahun 2006-2010 Sub Sektor Tanaman pangan + perkebunan Peternakan Jumlah Pertanian % Pertumbuhan tanaman pangan + perkebunan % Pertumbuhan peternakan % Pertumbuhan pertanian
P 13 7 20
2006 I 351,9 18,8 370,7
2007 P I 16 219,1 7 45,7 23 264,8 23% -38% 0% 143% 15% -29%
2008 P I 10 147,4 1 4,5 11 151,9 -38% -33% -86% -90% -52% -43%
2009 P I 6 122,3 4 2,5 10 124,8 -40% -17% 300% -44% -9% -18%
Sumber : Kementerian Pertanian Keterangan : P
: Proyek
I
: Investasi (dalam milyar rupiah)
2010 P I 161 750,9 7 4,7 168 755,6 2.583% 5,1% 75% 0,9% 1.580% 5,1%
Total P I 206 1.592 26 76 232 1.668 426% 96% 416%
Rata-rata P I 41,2 318,32 5,2 15,24 46,4 333,56 106,6% 24,1% 104,1%
116
Untuk proyeksi sasaran investasi pertanian, baik PMDN maupun PMA, yang ingin dicapai oleh Kementerian Pertanian pada tahun 2011-2014, dapat dilihat pada tabel berikut :
TAHUN 2011 2012 2013 2014
Tabel 4.3. Proyeksi Sasaran Investasi Tahun 2011-2014 PMDN PMA Rp (dalam Pertumbuhan Rp (dalam Pertumbuhan milyar) (%) milyar) (%) 81.118 76,4 33.683 70,0 144.424 78,0 56.281 71,5 259.460 79,7 94.901 73,1 464.905 79,2 159.594 72,6 Sumber : Kementerian Pertanian
Untuk mewujudkan sasaran investasi diatas, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam pengembangan investasi pertanian baik PMDN maupun PMA. Beberapa tantangan tersebut antara lain: 1.
Permintaan akan produk pertanian yang terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk
2.
Undang-undang Otonomi Daerah
3.
Munculnya negara-negara pesaing untuk menjadikan negaranya sebagai negara favorit tujuan investasi melalui kondusifnya iklim investasi dan berbagai insentif yang ditawarkan.
4.
Diseminasi informasi melalui elektornik masih sangat terbatas.
4.2
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Bisnis Pada sub bab ini, akan dibahas analisis lingkungan bisnis, baik secara
internal maupun secara eksternal. Beberapa alat yang digunakan adalah analisis SWOT, analisis CSF dan analisis proses investasi yang berjalan.
117
4.2.1 Analisis SWOT Analisis SWOT akan dilakukan dengan cara membandingkan faktor-faktor internal (strength dan weakness) dan eksternal (opportunity dan threat) Direktorat PUI (khususnya investasi) yang pada akhirnya dapat digunakan untuk menyusun strategi bisnis di masa mendatang.
4.2.1.1
Analisis Faktor Internal Bisnis
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kekuatan yang harus ditingkatkan dan kelemahan yang harus diatasi dalam rangka meningkatkan investasi sektor pertanian. Tabel 4.4. Analisis Faktor Internal Kode Strengths Masih banyak potensi lahan untuk investasi dan bahan baku untuk industri S1 hilir S2 Jumlah tenaga kerja pertanian yang tinggi S3 Adanya undang-undang otonomi daerah Sudah adanya program penyuluhan/promosi potensi daerah baik di dalam S4 maupun di luar negeri Kode Weakness Terbatasnya informasi yang diperlukan seperti potensi dan peluang W1 investasi pertanian, pedoman dan prosedur investasi pertanian, dan status kepemilikan lahan Kurangnya promosi/penyuluhan investasi pertanian di dalam maupun di W2 luar negeri Kebijakan fiskal dan moneter belum mendukung berkembangnya usaha W3 pertanian W4 Terbatasnya fasilitas infrastruktur W5 Pelayanan dan kinerja birokrasi yang tidak optimal W6 Banyaknya pungutan legal/ilegal
118
Berikut ini adalah penjelasan poin-poin pada tabel diatas: •
S1 : Masih banyak potensi lahan untuk investasi dan dan bahan baku untuk industri hilir Indonesia memiliki potensi ketersediaan lahan yang cukup besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. Dengan didukung oleh penerapan inovasi teknologi budidaya dan infrastruktur yang memadai, lahan-lahan tersebut dapat menjadi lahan-lahan yang produktif. Dari luas daratan Indonesia, sekitar 94,1 juta hektar (ha) lahan sesuai untuk pertanian, sedangkan yang sudah dijadikan lahan pertanian sekitar 63,7 juta ha. Dengan demikian masih terbuka peluang untuk perluasan areal pertanian sekitar 30,4 juta ha dengan 24 juta ha sesuai untuk lahan persawahan, perkebunan dan pengembangan komoditas lain, dan 6,4 juta ha sesuai untuk lahan sawah pasang surut, lebak dan gambut yang masih memerlukan inovasi khusus. Disamping itu, terdapat sekitar 12,4 juta ha lahan pertanian yang masih terlantar. Indonesia juga mempunyai berbagai jenis bahan baku yang melimpah untuk industri hilir. Dengan tersedianya bahan baku ini, industri hilir akan mendapatkan pasokan yang cukup untuk berproduksi sepanjang tahun dengan harga yang kompetitif.
•
S2 : Jumlah tenaga kerja pertanian yang tinggi Indonesia memiliki potensi tenaga kerja pertanian yang tinggi untuk mendukung pengembangan sektor pertanian, dikarenakan sebagian besar jumlah penduduk Indonesia berada di lokasi pedesaan. Saat ini, sekitar 43 juta tenaga kerja Indonesia masih menggantungkan hidupnya di sektor pertanian. Para tenaga kerja ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas
119
produksi aneka komoditas bagi pemenuhan kebutuhan pasar nasional dan pasar dunia, terutama jika dilakukan penempatan yang tepat di daerah yang masih kurang penduduknya dan didukung oleh berbagai fasilitas, bimbingan dan jaminan pasar yang baik. Untuk kedepannya, diproyeksikan penyerapan tenaga kerja pertanian bertumbuh dalam kisaran 0,92%-0,94% setiap tahunnya. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.5. Tabel Proyeksi Penyerapan Tenaga Kerja Pertanian Tahun 2011-2014 TAHUN TENAGA KERJA (RIBUAN) PERTUMBUHAN (%) 2011 43.713 0,92 2012 44.114 0,92 2013 44.519 0,94 2014 44.938 0,94 Sumber : Kementerian Pertanian •
S3 : Sudah adanya program penyuluhan/promosi potensi daerah baik di dalam maupun di luar negeri Program ini bertujuan dapat membantu menarik minat bebagai investor untuk melakukan investasinya di sektor pertanian, dengan memperkenalkan potensipotensi yang dimiliki setiap daerah. Selain itu, program ini juga mempermudah dan mempercepat investor untuk memperoleh informasi investasi pertanian yang diperlukan. Dilain sisi, program ini juga membantu para petugas dan pelaku usaha untuk berkembang menjadi lebih kompeten, berkualitas dan berdaya saing tinggi. Dimana para pelaku usaha ini adalah modal utama dalam pengembangan suatu daerah. Semakin baik kualitas dan kesejahteraan para pelaku usaha, semakin berkembangnya suatu daerah yang akan mendorong semakin banyak calon investor yang ingin berinvestasi kedalam usaha tersebut
120
•
W1 : Terbatasnya informasi yang diperlukan, seperti potensi dan peluang investasi pertanian, pedoman dan prosedur investasi pertanian, dan status dan pemilikan lahan Terbatasnya informasi mengenai potensi dan peluang investasi pertanian akan berdampak terhadap kurang dikenalnya potensi dan peluang yang ada di daerah serta komoditas-komoditas unggulan di kalangan investor, baik di dalam maupun di luar negeri. Terbatasnya informasi mengenai pedoman dan prosedur investasi pertanian akan berdampak kepada ketidaktahunan para investor mengenai bagaimana caranya melakukan investasi, peraturan apa saja yang harus ditaati, persyaratan apa saja yang harus dipenuhi dan sebagainya. Terbatasanya informasi mengenai status dan pemilikan lahan dapat berdampak
kepada
kepemilikan
lahan
yang
tumpang
tindih
yang
menyebabkan adanya sengketa antara berbagai pihak yang bersangkutan. Pada akhirnya, membuat para investor enggan melakukan investasi dalam jumlah yang banyak. Jadi dengan kata lain, terbatasnya informasi-informasi yang diperlukan dapat menyebabkan para investor cenderung mengurungkan niatnya untuk melakukan investasi karena ketidaktahuan mereka. •
W2 : Kurangnya promosi/penyuluhan investasi pertanian di dalam maupun di luar negeri Kegiatan promosi mengenai potensi dan peluang investasi sektor pertanian yang dilakukan masih dirasakan belum maksimal, secara kuantitas maupun kualitasnya. Sampai saat ini, promosi yang dilakukan belum mempunyai
121
agenda yang jelas dan hanya ditampilkan dalam bentuk pameran yang ”menumpang” pada suatu acara tertentu. Hal ini menyebabkan para peserta dan pengunjung acara tidak spesifik untuk melakukan investasi di sektor pertanian, sasaran yang ingin dituju dari kegiatan promosi juga tidak jelas, jadwal acara yang tidak rutin dan sebagainya. Kurangnya promosi disini juga dimaksudkan dengan kurangnya penyuluhan kepada para petani atau pelaku usaha agribisnis, dalam rangka menghasilkan sumber
daya
manusia
(SDM)
yang
kompeten
sehingga
mampu
mengembangkan usaha pertanian yang tangguh, yang lebih baik dan lebih menguntungkan, kehidupan yang lebih sejahtera dan lingkungan yang lebih sehat, dan sebagainya. •
W3 : Kebijakan fiskal dan moneter belum mendukung berkembangnya usaha pertanian Kebijakan fiskal dan moneter yang ada tidak mendukung pertumbuhan industri
pengolahan
pertanian
di
dalam
negeri
sehingga
menurunkan/menghilangkan kesempatan untuk menambahkan pendapatan dan memperluas lapangan kerja di sektor pertanian. Pembangunan pertanian Indonesia hanya mendapatkan anggaran sebesar 3% dari APBN, dimana APBN sendiri sangat dibutuhkan dalam mengatasi faktor-faktor kritis, seperti penyediaan sarana-prasarana yang tidak diminati swasta/tidak mampu disediakan oleh petani, pengembangan kapasitas SDM dan kelembagaan pelayanan pemerintahan di bidang pertanian, serta membantu mengatasi kegagalan pasar produk yang dihasilkan oleh petani. Selain itu, Harga Pembelian Pemerintah hanya sedikit di atas biaya produksi (lebih rendah dari
122
harga pasar), dan pengendalian harga penjualan untuk mencegah inflasi belum maksimal, pemberlakuan tarif bea masuk impor tidak sepenuhnya melindungi produk petani domestik sehingga komoditas impor sering membajiri pasar dalam negeri dengan harga yang lebih murah, serta pencegahan penyeludupan masuknya produk luar negeri belum dilaksanakan secara maksimal. Kondisi-kondisi inilah yang menyebabkan petani tidak menerima insentif secara optimal sehingga mengurangi minat dan gairah para petani dalam meningkatkan produktivitas dan mengembangkan usaha taninya. Selain itu, suku bunga di Indonesia yang cukup tinggi jika dibandingkan negara pesaing (lebih besar sekitar 20% dibandingkan negara-negara tetangga), dimana perbankan swasta masih takut terlibat dikarenakan resiko sektor pertanian yang cukup tinggi. Hal ini menyebabkan Indonesia menjadi tidak kompetitif untuk investasi. Dimana semua usaha yang dilakukan oleh semua pemain di sektor pertanian sangat bergantung kepada kebutuhan modal, terutama para petani kecil dengan luas lahan dan modal usaha yang terbatas. Jika suku bunga cukup tinggi maka akan menyebabkan para petani yang bermodal kecil kesulitan untuk melakukan pembayaran yang menyebabkan semakin kecilnya jumlah peminjaman yang dilakukan oleh para petani. Dengan menurunnya jumlah peminjaman modal yang dilakukan oleh para petani akan mengurangi jumlah investasi yang dilakukan oleh para investor.
123
•
W4 : Terbatasnya fasilitas infrastruktur Infrastruktur pendukung investasi yang sangat esensial adalah infrastruktur transportasi (jalan, jembatan, pelabuhan laut/udara/terminal peti kemas, dll.), listrik, telekomunikasi, air bersih, pasar, jaringan irigasi. Infrastruktur tersebut dirasakan masih kurang memadai dan yang sudah ada pun banyak yang rusak. Terbatasnya fasilitas infrastruktur akan menghambat sisi produksi pertanian yang menyebabkan pembangunan di bidang pertanian juga melambat, dimana pada akhirnya akan menyebabkan lambatnya arus investasi pertanian. Sebagai contoh, masih banyak daerah yang fasilitas listriknya masih kurang. Padahal listrik merupakan salah satu sumber daya yang paling vital dalam industri tersebut. Hal ini lah yang menyebabkan perkembangan industri terhambat.
•
W5 : Pelayanan dan kinerja birokrasi yang tidak optimal Selain kurangnya SDM yang berkualitas, penempatan aparat pemerintah, baik di Propinsi maupun Kabupaten, masih belum sesuai dengan kompetensinya. Selain itu, dikarenakan terlalu banyaknya Satuan Kerja, terutama di Daerah, maka sulit dilakukan pemonitoran dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan. Pemerintah Kabupaten/Kota sendiri juga cenderung kurang memberikan perhatian pada peningkatan kemampuan, fasilitas dan sarana kerja. Dilain sisi, pembangunan pertanian sendiri juga melibatkan banyak sektor, dimana walaupun koordinasi antara sektor sering dilakukan, pengintegrasian secara fisik sulit untuk dilaksanakan. Menurut survei yang dilakukan sebuah LSM, menyebutkan bahwa faktor utama menurunnya arus investasi dan hengkangnya para investor dari Indonesia adalah sikap dan moral, serta kualitas para aparat birokrasi yang
124
berkaitan dengan investasi, seperti tamak, tidak simpatik dalam melayani, tidak profesional dan sebagainya. Aparat di lapangan juga kurang profesional dan kurang disiplin, terutama dalam pengurusan perijinan, pembayaran pajak dan sebagainya. •
W6 : Banyaknya pungutan legal/ilegal Sejak otonomi daerah diberlakukan di Indonesia tahun 2001, daerah Kabupaten/Kota berlomba-lomba menerbitkan berbagai Peraturan Daerah (PERDA) tentang pungutan/retribusi dengan argumen untuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun dalam kenyataannya, banyak PERDA yang tidak pro-bisnis dan hal itu sangat memberatkan investor, baik PMA maupun PMDN, karena mengalami pungutan yang berlipat dan banyak yang tidak rasional, bahkan saat ini sudah menyentuh proses perijinan yang kian bertambah panjang. Hal ini juga menyebabkan banyak investor merelokasikan usahanya yang menyebabkan hilangnya salah satu sumber PAD dan meningkatnya jumlah pengangguran. Di sisi lain, juga masih banyak pungutan-pungutan liar yang dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab, bahkan ketika usaha itu belum berproduksi sama sekali. Hal inilah yang menjadi salah satu beban yang merugikan para pelaku usaha yang pada akhirnya memilih negara lain yang mempunya iklim usaha yang lebih kondusif.
125
4.2.1.2
Analisis Faktor Eksternal Bisnis
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kesempatan dan ancaman yang dihadapi dalam rangka meningkatkan perkembangan investasi sektor pertanian. Berikut ini adalah hasil analisis faktor eksternal bisnis:
Kode O1 O2 O3
Tabel 4.6. Analisis Faktor Eksternal Opportunities Adanya kecenderungan peningkatan permintaan produk pertanian seiring dengan peningkatan pertumbuhan dan daya beli penduduk Praktek perdagangan bebas Adanya pengembangan industri olahan hasil produk pertanian yang terbuka luas
O3
Adanya Undang-Undang Otonomi Daerah
Kode
Threats Munculnya negara-negara pesaing yang menjadi negara favorit untuk investasi melalui iklim inventasi yang kondusif dan berbagai insentif yang ditawarkan Minat penduduk muda terhadap pertanian semakin menurun Diskriminasi pasar terhadap produk Indonesia Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh perbuatan manusia Berikut ini adalah penjelasan poin-poin pada tabel diatas:
T1 T2 T3 T4 •
O1 : Adanya kecenderungan peningkatan permintaan produk pertanian seiring dengan peningkatan pertumbuhan dan daya beli penduduk Saat ini, tingkat konsumsi aneka produk hasil pertanian Indonesia, kecuali beras, gula dan minyak goreng, masih relatif rendah. Hal ini diakibatkan rendahnya tingkat pendapatan per kapita penduduk Indonesia yang pada akhirnya mempengaruhi daya beli mereka. Seiring dengan adanya peningkatan dalam pembangunan ekonomi, maka pendapatan per kapita penduduk Indonesia juga akan mengalami peningkatan. Selain itu, jumlah penduduk Indonesia juga cenderung terus mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2010, laju pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 1,49 % per tahun, yaitu sekitar 3,5 juta orang per tahun. Seiring
126
dengan peningkatan jumlah penduduk, akan mengakibatkan meningkatnya jumlah konsumsi penduduk. Dengan adanya peningkatan pendapatan dan konsumsi penduduk, maka ada kecenderungan permintaan terhadap produk pertanian juga ikut meningkat. •
O2 : Praktek perdagangan bebas Sejalan dengan era globalisasi dan pembelakuan pasar bebas, produk pertanian Indonesia, baik produk segar maupun olahan, juga mempunyai peluang untuk dapat dipasarkan ke pasar internasional. Jika peluang pasar, baik di dalam maupun di luar negeri, dapat dimanfaat sebaik-baiknya oleh Indonesia dengan basis keunggulan kompetitif yang dimiliki, maka pasar Internasional menjadi pangsa pasar yang sangat besar bagi produk pertanian Indonesia.
•
O3 : Adanya pengembangan industri olahan hasil produk pertanian yang terbuka luas Indonesia mempunyai bahan baku untuk industri olahan yang sangat banyak. Saat ini masih banyak bahan baku yang diekspor dalam keadaan mentah, padahal jika bahan baku itu diolah lebih dahulu dapat menghasilkan nilai tambah dengan harga yang lebih mahal. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia atau pun dunia akan potensi itu, ada kecenderungan untuk para pelaku usaha (atau investor) mulai ”bermain” dalam industri olahan hasil produk pertanian yang saat ini masih mempunyai peluang yang sangat luas.
127
•
O4 : Adanya undang-undang (UU) otonomi daerah Pelaksanaan UU otonomi daerah dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan potensi daerah, dimana setiap daerah dapat mengedepankan potensi, kreativitas dan keanekaragaman yang dimilikinya dalam mencapai kesejahteraan masyarakat setempat. Jadi, dengan adanya UU otonomi daerah, daerah seharusnya dapat meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan penduduk daerah tersebut, serta menarik sebanyak mungkin investor yang bersedia menanamkan modalnya. Selain itu, UU otonomi daerah juga mendorong peningkatan laju pertumbuhan permintaan/pemanfaatan lahan pertanian multi sektoral. Hal ini dapat terwujud, ketika daerah menjadikan wilayahnya sebagai tujuan investasi yang menarik, dengan memberikan pelayanan yang prima, penyediaan informasi dan data yang lengkap dan akurat, memberikan jaminan dan perlindungan keamanan bagi pelaku usaha di daerahnya, dan sebagainya
•
T1 : Munculnya negara-negara pesaing yang menjadi negara favorit untuk investasi melalui iklim inventasi yang kondusif dan berbagai insentif yang ditawarkan Dengan adanya iklim investasi yang kondusif dan berbagai insentif yang ditawarkan oleh negara-negara pesaing, hal ini akan menyebabkan level persaingan yang semakin meningkat. Apabila, tidak mengambil langkah dengan cepat untuk memperbaiki iklim investasi dan lingkungan bisnis di Indonesia, maka banyak calon investor ataupun investor yang sudah ada, baik dari dalam maupun luar negeri, yang cenderung lebih berminat melakukan investasi pada negara tersebut dibandingkan di Indonesia.
128
•
T2 : Minat penduduk muda terhadap pertanian semakin menurun Dikarenakan melihat tingkat kemiskinan di pedesaan, banyak penduduk, terutama yang sudah mengeyam pendidikan formal, tidak tertarik untuk bekerja dan berusaha di sektor pertanian yang menyebabkan tingginya tingkat urbanisasi ke kota. Jika hal ini berlangsung terus, maka pembangunan pertanian di Indonesia tidak dapat berkembang.
•
T3 : Diskriminasi pasar terhadap produk Indonesia Petani Indonesia mengalami ketidakadilan perdagangan daripada petani di negara-negara lain yang lebih mudah mendapatkan perlindungan tarif dan subsidi langsung/tidak langsung. Ditambah dengan adanya pembentukan ekonomi oleh beberapa negara seperti North American Free Trade Area (NAFTA), European Union (Eu) dan sebagainya, adanya kecenderungan timbulnya ketimpangan ekonomi baru, baik dalam hubungan antara negara maupun antara kawasan/regional. Ketimpangan ini akan menyulitkan Indonesia dalam mengekspor produk-produk pertanian, dikarenakan adanya perbedaan perlakuan.
•
T4 : Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh perbuatan manusia Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh perbuatan manusia, seperti penebangan atau pembakaran hutan untuk dijadikan lahan pertanian dan sebagainya, akan menyebabkan hasil komoditas pertanian berkurang. Selain itu, kerusakan lingkungan juga akan mempengaruhi potensi-potensi lahan yang ada menjadi kurang produktif/rusak.
129
4.2.1.3
Matrik EFAS dan IFAS
Berikut ini merupakan matrik EFAS dan IFAS dari hasil evaluasi faktor internal dan eksternal, dimana bobot yang digunakan merupakan hasil perhitungan menggunakan pairwise comparation : Tabel 4.7. Matrik IFAS Kekuatan S1 S2 S3
W1 W2 W3 W4 W5 W6
Masih banyak potensi lahan untuk investasi dan bahan baku untuk industri hilir Jumlah tenaga kerja pertanian yang tinggi Sudah adanya program penyuluhan/promosi potensi daerah baik di dalam maupun di luar negeri Sub total Kelemahan Terbatasnya informasi yang diperlukan seperti potensi dan peluang investasi pertanian, pedoman dan prosedur investasi pertanian, dan status kepemilikan lahan Kurangnya promosi/penyuluhan investasi pertanian di dalam maupun di luar negeri Kebijakan fiskal dan moneter belum mendukung berkembangnya usaha pertanian Terbatasnya fasilitas infrastruktur Pelayanan dan kinerja birokrasi yang tidak optimal Banyaknya pungutan legal/ilegal Sub total TOTAL (S-W)
Bobot
Peringkat
Nilai
0,169
4
0,676
0,033
3
0,099
0,059
4
0,236 1,011
0,042
1
0,042
0,033
1
0,033
0,187
1
0,187
0,273 0,072 0,131
1 1 1
0,273 0,072 0,131 (0,738) 0,273
Bobot
Peringkat
Nilai
0,171
4
0,684
0,091
4
0,364
0,135
3
0,405
0,024
2
0,048 1,501
0,245
1
0,245
0,067 0,236
1 1
0,067 0,236
0,030
3
0,090
1,00
Tabel 4.8. Matrik EFAS O1 O2 O3 O4
T1 T2 T3 T4
Kesempatan Adanya kecenderungan peningkatan permintaan produk pertanian seiring dengan peningkatan pertumbuhan dan daya beli penduduk Praktek perdagangan bebas Adanya pengembangan industri olahan hasil produk pertanian yang terbuka luas Adanya Undang-Undang Otonomi Daerah Sub total Ancaman Munculnya negara-negara pesaing yang menjadi negara favorit untuk investasi melalui iklim inventasi yang kondusif dan berbagai insentif yang ditawarkan Minat penduduk muda terhadap pertanian semakin menurun Diskriminasi pasar terhadap produk Indonesia Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh perbuatan manusia Sub total TOTAL (O-T)
1,00
(0,638) 0,863
130
Posisi instansi akan ditentukan menggunakan diagram SWOT dengan menentukan titik kordinatnya (X,Y), dimana hasil dari matrik IFAS merupakan kordinat X dan hasil matrik EFAS merupakan kordinat Y.
Gambar 4.1. Diagram SWOT Berdasarkan diagram SWOT diatas, diketahui bahwa instansi berada di kuadran 1, yang berarti instansi berada dalam kondisi prima dan mantap untuk mengembangkan dirinya dengan menggunakan semua kekuatan yang dimiliki untuk memperoleh semua kesempatan yang ada.
4.2.1.4
Matrik SWOT
Dikarenakan instansi berada dalam kuadran 1, hal ini berarti strategi yang harus digunakan adalah strategi agresif yang artinya instansi harus memanfaatkan semua kekuatan yang dimilikinya untuk merebut dan memanfaatkan semua kesempatan yang ada. Berikut ini merupakan matrik SWOT yang menggabungkan antara faktor-faktor yang berada dalam matrik EFAS dengan faktor-faktor yang berada dalam matrik IFAS :
131
Tabel 4.9. Matrik SWOT Strengths (Kode : S1, S2, S3, S4)
Weakness (Kode : W1, W2, W3, W4, W5, W6)
Strategi S-O
Strategi W-O •
•
Opportunities (Kode : O1, O2, O3)
•
•
Meningkatkan tingkat produksi hasil pertanian di setiap daerah dengan memanfaat sumber daya yang ada (S1,S2,S3 – O1, O2) Memperbesar pangsa pasar dengan meningkatkan berbagai kebijakan dan program promosi/penyuluhan terutama untuk pasar internasional (S3, S4 – O1, O2, O3) Meningkatkan penyuluhan pentingnya valued added untuk produk olahan hasil pertanian (S3, S4 – O2, O3)
Strategi S-T
•
•
Strategi W-T •
•
Threats (Kode : T1, T2, T3, T4)
•
•
Mempertahankan dan memperbesar pangsa pasar dengan meningkatkan berbagai program promosi/penyuluhan dan insentif yang menggiurkan (S3, S4 – T1, T3) Meningkatkan kesadaran akan pentingnya lingkungan dan potensi sektor pertanian melalui berbagai program penyuluhan terutama untuk kalangan penduduk muda yang sudah mengecap pendidikan (S3, S4 – T2, T4) Membina kerjasama dengan berbagai negara untuk memperbesar pangsa pasar dengan memanfaatkan potensi lahan, bahan baku dan tenaga kerja yang ada (S1, S2 – T3)
Meningkatkan berbagai insentif, sistem keamanan, pelayanan dan infrastruktur penunjang untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif (W3, W4, W5, W6 – O1, O2, O3) Meningkatkan program promosi/penyuluhan terutama untuk industri hilir untuk memperbesar pangsa pasar (W2 - O1, O2, O3) Meningkatkan kesadaran akan pentingnya data dan informasi yang dibutuhkan dalam mengembangkan usaha sektor pertanian (W1 - O2)
•
• •
•
Memberikan penyuluhan secara intensif terutama untuk Daerah-Daerah tertinggal (W1, W2 – T2, T4) Mempertahankan pangsa pasar dengan meningkatkan program promosi/penyuluhan serta kekondusifan kebijakan fiskal dan moneter (W2, W3 – T1, T3) Memperbaiki dan merawat fasilitas dan sarana yang tersedia (W4 – T4) Membina kerjasama dengan berbagai negara dengan menawarkan berbagai kebijakan yang menguntungkan kedua belah pihak (W3 – T3) Memperbaiki sistem dan budaya yang berlangsung pada instansi terkait (W5, W6 – T1)
132
Berdasarkan matriks SWOT pada tabel diatas, ada tiga strategi yang harus didukung oleh SI/TI dalam perealisasiannya. Berikut ini merupakan pemetaan strategi bisnis Direktorat PUI dan dukungan SI/TI yang diperlukan :
Tabel 4.10. Pemetaan Strategi SO Dan Dukungan SI/TI Strategi SO
Meningkatkan tingkat produksi hasil pertanian di setiap Daerah dengan memanfaat sumber daya yang ada
Memperbesar pangsa pasar dengan meningkatkan berbagai kebijakan dan program promosi/penyuluhan terutama untuk pasar internasional
Meningkatkan penyuluhan pentingnya valued added untuk produk olahan hasil pertanian
Kebutuhan SI/TI
Dukungan SI/TI
Adanya infrastruktur yang menunjang pengintegrasian keseluruhan proses, sistem dan data yang diperlukan
CLOUD COMPUTING
Adanya sistem yang mendukung proses pembelajaran secara online untuk setiap para pelaku bisnis dan petugas terutama di Daerah Adanya infrastruktur yang menunjang pengintegrasian keseluruhan proses, sistem dan data yang diperlukan Adanya sistem yang dapat mendukung Direktorat PUI melayani kebutuhan calon investor/investor yang sudah ada dengan lebih baik. Adanya sistem yang dapat menunjang Direktorat PUI meningkatkan kegiatan promosinya Adanya infrastruktur yang dapat menunjang pengintegrasian keseluruhan proses, sistem dan data yang diperlukan Adanya sistem yang mendukung proses pembelajaran secara online untuk setiap para pelaku bisnis dan petugas terutama di Daerah
KNOWLEDGE MANAGEMENT (KM)
CLOUD COMPUTING DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS)
CLOUD COMPUTING KNOWLEDGE MANAGEMENT (KM)
133
4.2.2 Analisis CSF Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor penentu keberhasilan Direktorat PUI untuk menjadi instansi pemerintah yang dapat memberikan pelayanan dan kinerja terbaik untuk bidang investasi sektor pertanian. Untuk itu, diperlukan suatu indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana kinerja Direktorat PUI dalam mencapai faktor-faktor penentu keberhasilan tersebut. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan, maka CSF Direktorat PUI (khususnya investasi) adalah sebagai berikut:
CSF Iklim investasi (usaha) yang kondusif
Data dan informasi investasi pertanian
Sosialisasi informasi investasi
Perkembangan kinerja investasi pertanian
Tabel 4.11. CSF Ukuran CSF
Target CSF
Peningkatan peringkat negara yang menarik untuk investasi
Mencapai ”Investment Grade”
Peningkatan jumlah bahan kebijakan investasi pertanian
10x dalam lima tahun atau 2x setiap tahun
Peningkatan jumlah bahan informasi investasi pertanian
30 bahan dalam 5 tahun atau 6 bahan informasi/kegiatan setiap tahun
Peningkatan sosialisasi informasi investasi pertanian (kebijakan, regulasi, potensi dan peluang investasi) Peningkatan pemonitoran dan evaluasi investasi pertanian Peningkatan tingkat investasi PMDN maupun PMA
48x atau peningkatan 9x setiap tahun 4x dalam lima tahun atau 1x setahun Peningkatkan investasi PMDN sebesar Rp. 464,9 trilyun Peningkatan investasi PMA sebsar RP. 159,6 trilyun
134
4.2.3 Analisis Proses Yang Berjalan 4.2.3.1 Kegiatan Utama Kegiatan utama yang berjalan dalam proses investasi di lingkup Subdit Investasi Kementarian Pertanian adalah sebagai berikut: Tabel 4.12. Kegiatan Utama Proses Investasi Kegiatan Penjelasan Menyusun kebijakan dan regulasi sesuai dengan arah Penyusunan Bahandan strategi kebijakan investasi pertanian yang ingin Bahan Kebijakan dicapai periode 2010-2014 dalam rangka menciptakan Investasi Pertanian iklim yang kondusif bagi investasi Menyusun beberapa bahan informasi seperti Bahan Promosi Investasi, Road Map Pengembangan Investasi, Informasi Potensi dan Peluang Investasi, Informasi Penyusunan Bahan Pedoman Investasi Pertanian, Data Investasi PMDN dan Promosi Potensi dan PMA, serta Profil Investasi. Informasi-informasi ini Peluang Investasi diharapkan dapat menarik sebanyak mungkin investor Pertanian dalam menanamkan modalnya untuk pengembangan di masing-masing daerah Mensosialisasikan informasi mengenai kebijakan, regulasi serta potensi dan peluang investasi pertanian melalui Promosi, baik dalam negeri maupun luar negeri, Workshop Pengembangan Investasi Pertanian, Gelar Potensi Investasi, serta Sosialisasi Sistem Informasi Sosialisasi Informasi Investasi Agribisnis Elektronik (SIIATRON) Kebijakan, Regulasi Hal ini dilakukan agar informasi investasi pertanian serta Potensi dan dapat tersedia dan tersebar secara cepat untuk para Peluang Investasi investor Pertanian Melaksanakan program pembinaan SDM pertanian, program pendidikan dan latihan (Diklat) untuk meningkatkan kompetensi para tenaga penyuluh pertanian bagi kebutuhan para pelaku usaha agribisnis, terutama para petani Melaksanakan pengumpulan informasi dan program pemantauan mengenai kegiatan investasi di semua Memonitor dan sektor pertanian. Mengevaluasi Memberikan layanan evaluasi dan bimbingan teknis Investasi Pertanian kepada masyarakat terutama untuk para pelaku usaha agribisnis
135
4.2.3.2 Proses Utama Proses investasi yang berjalan di lingkup Subdit Investasi, Direktorat PUI Kementarian Pertanian adalah sebagai berikut :
Gambar 4.2. Proses Yang Berjalan Di Subdit Investasi Keterangan proses yang berjalan: 1.a. Subdit Investasi meminta data peluang dan potensi investasi, kondisi daerah, klimatologi, wilayah dan SDM secara langsung ke tiap Daerah (Propinsi dan Kabupaten). 1.b. Subdit Investasi meminta data yang dibutuhkan kepada BKPM berupa data ijin usaha, kebijakan investasi, regulasi investasi, perkembangan investasi dan prosedur pengajuan ijin usaha (investasi)
136
1.b.1.BKPM meminta data yang dibutuhkan ke tiap Daerah (Propinsi dan Kabupaten). 1.c. Subdit Investasi meminta data yang berkaitan dengan komoditas kepada PUSDATIN 1.c.1.PUSDATIN meminta data yang dibutuhkan ke tiap Daerah (Propinsi dan Kabupaten) 1.d. Subdit Investasi meminta data mengenai suku bunga, tingkat inflasi dan kurs mata uang ke Bank Indonesia 2.a. Daerah (Propinsi dan Kabupaten) akan memberikan data yang dibutuhkan kepada Subdit Investasi secara manual (laporan). 2.b. Daerah (Propinsi dan Kabupaten) akan memberikan data yang dibutuhkan ke BKPM secara manual atau melalui sistem BKPM (laporan). 2.b.1.BKPM akan memberikan data yang dibutuhkan ke Subdit Investasi. 2.c. Daerah (Propinsi dan Kabupaten) akan memberikan data yang dibutuhkan ke PUSDATIN secara manual atau melalui sistem (laporan) 2.c.1.PUSDATIN akan memberikan data yang dibutuhkan ke Subdit Investasi 2.d.1.Bank Indonesia memberikan data mengenai tingkat suku bunga, tingkat inflasi dan kurs mata uang ke Subdit Investasi 3.a. Setelah data sudah dikumpulkan, Subdit Investasi bersama setiap Eselon 1 Kementerian Pertanian (3.a.1) akan melakukan penyusunan bahan-bahan kebijakan dan regulasi untuk meningkatkan kekondusifan iklim investasi sektor pertanian. Kebijakan dan regulasi ini nantinya akan diserahkan kepada Menteri Perekonomian
137
3.b. Setelah data sudah dikumpulkan, Subdit Investasi juga akan melakukan penyusunan bahan-bahan promosi (biasanya berupa buku atau buklet) 3.c. Subdit Investasi akan melakukan pemonitoran dan pengevaluasian perkembangan investasi di sektor pertanian berdasarkan data yang sudah dikumpulkan sebelumnya 4.a. Subdit Investasi akan melakukan kegiatan-kegiatan seperti gelar potensi investasi (mengundang pihak swasta/calon investor) dan workshop (membahas masalah dan kendala-kendala yang ada di tiap Daerah, baik Propinsi maupun Kabupaten). 4.a.1.Perwakilan dari tiap Daerah (Propinsi dan Kabupaten) akan mendatangi acara-acara yang diadakan oleh Subdit Investasi, baik gelar potensi investasi dan workshop 4.b. Subdit Investasi juga akan mengadakan penyuluhan, baik di dalam dan di luar negeri 5.a. dan 5.b. Calon investor dapat mendatangi setiap kegiatan yang diadakan oleh Subdit Investasi, baik penyuluhan (4.a), gelar potensi wilayah ataupun workshop (4.b). 6.
Disana calon investor yang berminat dapat meminta informasi lebih lanjut dan melakukan konsultasi dengan Subdit Investasi. Calon investor juga dapat mengujungi kantor Subdit Investasi yang terletak di JL. R.M. Harsono no 3, gedung D, lantai 3, Ragunan Jakarta-Selatan untuk berkonsultasi lebih lanjut. Konsultasi ini bertujuan memberikan informasi-informasi umum mengenai
potensi
dan
peluang
investasi
(bisa
komoditas/wilayah yang diinginkan oleh calon investor).
ditinjau
dari
138
7.
Setelah memberikan informasi dan konsultasi, dan jika calon investor akan menindaklanjuti investasinya, Subdit Investasi akan memberikan informasi mengenai contact person di Daerah yang dapat dihubungi calon investor, dimana calon investor dapat meninjau langsung daerah tersebut untuk melakukan penelitian lebih lanjut (biasanya menggunakan konsultan luar). Apabila calon investor sudah yakin akan melakukan investasi, maka akan
dilanjutkan dengan proses untuk permohonan ijin usaha kepada BKPM. Untuk prosesnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
139
Gambar 4.3. Proses Pengajuan Ijin Investasi (Kementerian Pertanian) Proses dimulai dengan adanya surat permohonan penanaman modal, baik dari dalam negeri maupun dari asing, yang akan diajukan kepada Kepala BKPM/Ketua BKPMD. Khusus untuk penanaman modal yang berlokasi di dua/lebih Propinsi, harus diajukan kepada kepala BKPM.
140
Dalam mengajukan permohonan, Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) harus mengajukan dua rangkap formulir model I/PMDN yang dilengkapi dengan lampiran-lampiran sebagai berikut: 1. Bukti diri pemohon, terdiri dari: a. Salinan Akta Pendirian Perusahaan dan Perubahan untuk perusahaan berbentuk PT, BUMN/BUMD, Curriculum Vitae, atau b. Salinan anggaran dasar untuk perusahaan berbentuk Koperasi, atau c. Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk perorangan 2. Surat Kuasa jika yang menandatangani surat permohonan bukanlah pemohon itu sendiri. 3. Salinan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pemohon 4. Uraian kegiatan penanaman modal, yang terdiri dari: a. Untuk perusahaan yang bergerak dibidang produksi, harus dilengkapi bagan aliran proses dan jenis bahan baku/bahan penolong b. Untuk perusahaan yang bergerak dibidang jasa, harus dilengkapi uraian kegiatan usaha 5. Persyaratan dan/atau ketentuan sektoral tertentu yang dikeluarkan Pemerintah 6. Untuk perusahaan kemitraan, harus melampirkan: a. kesepakatan/perjanjian kerjasama tertulis mengenai kesepakatan bermitra dengan usaha kecil yang memuat nama dan alamat masing-masing pihak, pola kemitraan yang akan digunakan, hak dan kewajiban masing-masing pihak, dan bentuk pembinaan yang di berikan kepada usaha kecil. b. Akta Pendirian dan Perubahaan, dan untuk kemitraan dalam bentuk penyertaan saham harus melampirkan risalah Rapat Umum Pemegang
141
Saham (RUPS) mengenai penyertaan usaha kecil sebagai pemegang saham. c.
Surat pernyataan diatas materai dari usaha kecil yang menerangkan bahwa yang bersangkutan memenuhi kriteria usaha kecil sesuai dengan UndangUndang No. 9 Tahun 1995. Untuk surat permohonan yang disetujui, maka
Kepala BKPM/Ketua
BKPMD Propinsi akan menerbitkan Surat Persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri (SP-PMDN). Yang termasuk Penanam Modal Asing adalah: • Warga Negara Asing dan/atau • Badan Hukum Asing dan/atau • Perusahaan PMA dan/atau • Warga Negara Asing dan/atau Badan Hukum Asing dan/atau perusahaan PMA bersama dengan Warga Negara Indonesia dan/atau Badan Hukum Indonesia (dalam bentuk Joint Venture). Permohonan PMA yang diajukan kepada Kepala BKPM harus dilampirkan bukti diri berupa paspor, dan bagi permohonan yang memenuhi persyaratan maka kepala BKPM selambat-lambatnya dalam sepuluh hari kerja sejak permohonan diterima dengan lengkap dan benar akan menerbitkan Surat Persetujuan Penanaman Modal Asing (SP-PMA). Ijin Pelaksanaan dapat diperoleh oleh pemohon baik dari Pusat BKPM atas nama Menteri Teknis maupun dari Daerah (Propinsi, Kabupaten/Kota), dimana ijin-ijin ini harus dilampirkan sebagai persyaratan permohonan Izin Usaha Tetap (IUT). Untuk PMDN, ijin-ijin yang diperoleh dari Pusat adalah:
142
1. Angka Pengenal Importer Terbatas (APIT) 2. Rencana Penempatan Tenaga Kerja (RPTK) 3. TA.01 4. Izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA) 5. SP Pabean barang modal/Bahan Baku Sedangkan Ijin Pelaksanaan yang diperoleh dari Daerah adalah: 1. Ijin Lokasi 2. IMB 3. UUG/HO (Undang-Undang Gangguan) 4. Hak Atas Tanah 5. Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) 6. Ijin usaha sektor pertanian yang terdiri dari: -
Ijin Usaha Perkebunan (IUP, IUP-B, IUP-P)
-
Ijin Usaha Tanaman Pangan
-
Ijin Usaha Hortikultura
-
Ijin Usaha Peternakan.
Untuk memperoleh izin usaha pertanian tersebut diperlukan ”rekomendasi teknis” dari Departemen Pertanian melalui Direktur Jenderal yang bersangkutan. Begitu juga dengan Ijin Pelaksaaan untuk PMA, ada yang harus diurus di Pusat dan ada yang harus diurus di Daerah, dimana harus dilampirkan sebagai persyaratan permohonan Izin Usaha Tetap (IUT). Ijin-ijin yang diperoleh di Pusat BKPM atas nama Menteri Teknis adalah: 1. Angka Pengenal Importir Terbatas (APIT)
143
2. Rencana Penempatan Tenaga Kerja (RPTK) 3. TA.01 4. Izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA) 5. Surat Persetujuan Pabean Barang Modal/ Bahan Baku Sedangkan ijin yang dipeoleh di Pusat (Instansi Lain) adalah: 1. Akte Pendirian Perusahaan (Depkumham) 2. NPWP (Departemen Keuangan) 3. KITAS (Depkumham) Sedangkan untuk Perijinan PMA yangdiperoleh di Daerah (Propinsi, kabupaten/Kota) adalah : 1. Izin Lokasi 2. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) 3. UUG/HO 4. Hak Atas Tanah 5. AMDAL 6. Izin usaha Pertanian (Perkebunan, Tanaman Pangan, Hortikultura atau Peternakan).
4.2.3.3 Analisis Area, Fungsi dan Proses Investasi Pada tabel dibawah ini akan dijabarkan mengenai area fungsi, fungsi dan proses investasi yang berjalan di lingkup Subdit Investasi, serta aplikasi pendukung yang digunakan oleh setiap instansi terkait.
144
Tabel 4.13. Analisis Area, Fungsi, Proses Bisnis dan Aplikasi Area Fungsional
Fungsi Bisnis A: Penyediaan data keadaan wilayah Daerah
B: Penyediaan data potensi dan peluang Daerah
Petugas Informasi
C: Penyediaan data kondisi Daerah
D: Mensosialisasikan Daerah
E: Penyediaan data klimatologi Daerah
F: Penyediaan data SDM Daerah
Proses Bisnis Internal Mengumpulkan, mengelola dan menyediakan data dan informasi mengenai: • Keadaan topografi • Keadaan tanah • Keadaan hidrologi Mengumpulkan, mengelola dan menyediakan data dan informasi mengenai : • Potensi komoditas • Peluang investasi untuk komoditas tertentu • Komoditas unggulan Mengumpulkan, mengelola dan menyediakan data dan informasi mengenai : • Ketersediaan infrastruktur • Sarana dan prasarana • Memberikan penyuluhan bagi para pelaku usaha di Daerah • Mempromosikan potensi yang ada di Daerahnya Mengumpulkan, mengelola dan menyediakan data mengenai : • Curah hujan • Iklim Mengumpulkan, mengelola dan menyediakan data dan informasi mengenai : • Tenaga kerja • Jumlah penduduk
Aplikasi
SI Pertanian Aplikasi Kantor Aplikasi Database SIIATRON Portal BKPM
SI Pertanian
Data Non Komoditas
Bank
G: Menyediakan data makro pertanian yang berhubungan dengan investasi
H: Membuat kebijakan
Mengumpulkan, mengelola dan menyediakan data dan informasi mengenai : • Tenaga kerja • Keadaan tanah • Iklim • Pasar • Tingkat ekspor import komoditas pertanian
•
Menerapkan suku bunga
Aplikasi Kantor Aplikasi Multimedia Aplikasi Database Website Kementerian Pertanian Aplikasi
145
Indonesia (BI)
moneter I: Menjaga kestabilan ekonomi
yang tepat • •
Menjaga tingkat inflasi Menjaga kurs mata uang
•
Melayani pengajuan ijin usaha, rekomendasi teknis Menganalisis permohonan perijinan dan rekomendasi teknis Menerbitkan ijin usaha dan rekomendasi teknis Menolak pemberian ijin dan rekomendasi teknis Menyiapkan dan melaksanakan perumusan kebijakan investasi Menyiapkan dan melaksanakan regulasi investasi Menyiapkan dan melaksanakan prosedur pengajuan ijin Memantau dan mengevaluasi perijinan dan investasi di Indonesia Menyusun Kebijakan Investasi Menyusun Regulasi Investasi Menyusun Bahan Promosi Investasi Menyusun Road Map Pengembangan Investasi Menyusun Informasi Potensi dan Peluang Investasi Menyusun Informasi Pedoman Investasi Pertanian Menyusun Data Investasi PMDN dan PMA, Menyusun Profil Investasi Mensosialisasikan kebijakan investasi Mensosialisasikan regulasi investasi Mensosialisasikan potensi dan peluang investasi Melaksanakan program pembinaan SDM pertanian, program
• J: Melayani penanaman modal dan rekomendasi teknis • • •
BKPM
• K: Fasilitasi penanaman modal • • L: Menyusun bahan kebijakan investasi pertanian bersama Eselon 1 terkait
• • • • •
M: Menyusun bahan promosi
•
Subdit Investasi • • • • N: Mensosialisasikan informasi
• •
Kantor Aplikasi Database
Aplikasi Kantor Aplikasi Database Portal BKPM
SI Pertanian Aplikasi Kantor Aplikasi Multimedia Aplikasi Database Website Kementerian SIIATRON
146
pendidikan dan latihan Memberikan penyuluhan yang diperlukan terutama di Daerah • Memantau kegiatan investasi di semua sektor pertania • Melakukan evaluasi dan bimbingan teknis kepada masyarakat terutama untuk para pelaku usaha agribisnis. Mengumpulkan, mengelola dan menyediakan data dan informasi mengenai : • Luas panen tanaman pangan • Tingkat produksi tanaman pangan • Tingkat produktivitas tanaman pangan Mengumpulkan, mengelola dan menyediakan data dan informasi mengenai : • Populasi ternak • Produksi ternak • Pemotongan ternak • Pemasukan dan pengeluaran ternak Mengumpulkan, mengelola dan menyediakan data dan informasi mengenai : • Luas panen hortikultura • Produksi hortikultura • Produktivitas hortikultura Mengumpulkan, mengelola dan menyediakan data dan informasi mengenai : • Luas panen perkebunan • Produksi perkebunan • Produktivitas perkebunan
•
O: Memonitor dan mengevaluasi investasi pertanian
P: Penyediaan data tanaman pangan
Data Komoditas
Q: Penyediaan data peternakan
R: Penyediaan data hortikultura
S: Penyediaan data perkebunan
SI Pertanian Aplikasi Kantor Aplikasi Multimedia Aplikasi Database Website Kementerian Pertanian
4.2.3.4 Pengelompokan Matrik Untuk memetakan fungsi bisnis yang berhubungan dengan proses investasi yang berjalan di Subdit Investasi, maka akan dilakukan analisis matrik aktivitasentitas sebagai berikut:
D. Kom oditas
Subdit Investasi
BK PM
BI
D. Non Komoditas
H I J K L M N O P Q R S C
R
G
R R
R R
R Komoditas Unggulan Ketersediaan Infrastruktur Sarana dan Prasarana
C Peluang Investasi
C Potensi Komoditas
Keadaan Hidrologi
Fungsi A B C D E F Keadaan Tanah
Subyek Data Keadaan Topografi
Petugas Informasi
C C C
R R R
R R R C R
R R R C
R
R R R
C C
R R
R C C
R R R
R R
Kebijakan Investasi
C R C R C R C
R R
R R R
R R C R
C R R C C
R R R
C C C C
R
C C C
Produktivitas Perkebunan
R
Produksi Perkebunan
R
Produksi Hortikultura Produktivitas Hortikultura Luas Panen Perkebunan
Luas Panen Hortikultura
R
Pemasukan dan P engeluaran Ternak
Pemotongan Ternak
C
Produksi Ternak
R
Populasi Ternak
R
Produktivitas T. Pangan
Produksi T.Pangan
C
Luas Panen T. Pangan
Perkembangan Investasi
Pajak Penghasilan D h Bahan Promosi Investasi
Regulasi Investasi
C
Prosedur Investasi
C
Ijin Usaha Pertanian
Kurs Mata Uang
C
Tingkat Inflasi
Suku Bunga
Pasar
R
Ekspor Impor
Tenaga Kerja
R C
Jumlah Penduduk
Iklim
C R
Curah Hujan
147
Tabel 4.14. Pengelompokan Matrik Entitas Tahap 1
R R R R
C C C
D. Kom oditas
Subdit Investasi
BK PM
BI
D. Non Komoditas
L M N O P Q R S C
R
G
R R
R R
R Komoditas Unggulan Ketersediaan Infrastruktur Sarana dan Prasarana
C Peluang Investasi
C Potensi Komoditas
Keadaan Hidrologi
Fungsi A B C D E F Keadaan Tanah
Subyek Data Keadaan Topografi
Petugas Informasi
C C C
R R R
R R R C R
R R R C
R
R R R
C C
R R
R C C
H I J
R R R
R R C R R R
C C C
R
R R
R R R R R C R
R
R
C C C
R R R R R
C C C C
Pemasukan dan P engeluaran Ternak Luas Panen Hortikultura Produksi Hortikultura Produktivitas Hortikultura Luas Panen Perkebunan Produksi Perkebunan Produktivitas Perkebunan
Pemotongan Ternak
R
Produksi Ternak
C
Produksi T.Pangan Produktivitas T. Pangan Populasi Ternak
C
Pajak Penghasilan D Promosi h Bahan Investasi Luas Panen T. Pangan
Kebijakan Investasi
K Regulasi Investasi
C
Prosedur Investasi
C
Ijin Usaha Pertanian Perkembangan Investasi
Kurs Mata Uang
C
Tingkat Inflasi
Suku Bunga
Pasar
R
Ekspor Impor
Tenaga Kerja
R C
Jumlah Penduduk
Iklim
C R
Curah Hujan
148
Tabel 4.15. Pengelompokan Matrik Entitas Tahap 2
R R R
C C C
R R R
C C C
D. Kom oditas
Subdit Investasi
BK PM
BI
D. Non Komoditas
Petugas Informasi
Subyek Data
L M N O P Q R S G
R R R R R R R R
R
R R R
R R STATISTIK NON KOMODIT AS
R R
H I J
R R
R
K
R R
R R R
R R PROMOS I
R R R R
R R
Pemasukan dan P engeluaran Ternak Luas Panen Hortikultura Produksi Hortikultura Produktivitas Hortikultura Luas Panen Perkebunan Produksi Perkebunan Produktivitas Perkebunan
Pemotongan Ternak
PERIJINAN
Produksi Ternak
MODAL USAHA
Produksi T.Pangan Produktivitas T. Pangan Populasi Ternak
Pajak Penghasilan D Promosi h Bahan Investasi Luas Panen T. Pangan
Kebijakan Investasi
Regulasi Investasi
Prosedur Investasi
Ijin Usaha Pertanian Perkembangan Investasi
Kurs Mata Uang
Tingkat Inflasi
Suku Bunga
Pasar
Ekspor Impor
POTENSI WILAYAH
Tenaga Kerja
Jumlah Penduduk
Iklim
Curah Hujan
Komoditas Unggulan Ketersediaan Infrastruktur Sarana dan Prasarana
Fungsi A B C D E F Peluang Investasi
Potensi Komoditas
Keadaan Hidrologi
Keadaan Tanah
Keadaan Topografi
149
Tabel 4.16. Pengelompokan Matrik Entitas Tahap 3
R R
R STATISTIK KOMODITAS
R R R R R
150
Tabel 4.17. Pengelompokan Matrik Entitas Tahap 4
151
4.3
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal SI/TI Pada sub bab ini akan dilakukan penganalisisan SI/TI, baik secara internal
maupun eksternal. Untuk internal SI/TI, akan dilakukan penganalisisan kinerja PUSDATIN Pertanian menggunakan IT BSC, penganalisisan infrastruktur teknologi yang disediakan PUSDATIN Pertanian dan yang digunakan oleh Direktorat PUI (Ditjen PPHP), penganalisisan portofolio aplikasi menggunakan McFarlan’s Strategic Grid untuk aplikasi yang digunakan Direktorat PUI (khusus investasi).
4.3.1 Analisis Lingkungan Internal SI/TI 4.3.1.1 Analisis IT BSC Untuk mengevaluasi kinerja divisi TI (PUSDATIN) Kementerian Pertanian, akan digunakan metode IT BSC, dimana akan dimulai dengan menyelarasakan visi, misi dan strategi instansi (Direktorat PUI) dengan visi, misi dan strategi PUSDATIN yang pada akhirnya akan menghasilkan tujuan strategis, dimana akan digambarkan dalam diagram sebab-akibat. Setelah itu, akan dilakukan penentuan ukuran dan sasaran strategis untuk setiap tujuan strategis, dan akan dilakukan pengukuran secara nyata. Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah dapat dilihat pada gambar berikut:
IT BSC yang akan dilakukan,
152
Gambar 4.4. Langkah-Langkah IT BSC
4.3.1.1.1
Visi, Misi dan Strategi TI (PUSDATIN)
Dari visi dan misi PUSDATIN yang sudah diperoleh, maka dapat diturunkan strategi PUSDATIN sebagai berikut : 1.
Memastikan tersedianya infrastruktur dan jaringan sistem informasi pertanian yang tepat
2.
Memastikan penyediaan data dan informasi yang berkualitas
3.
Memastikan sumber daya manusia, dan kelembagaan bidang statistik dan sistem informasi pertanian yang kompeten
4.
Memelihara dan mengembangkan infrastruktur dan jaringan sistem informasi pertanian
153
4.3.1.1.2
Penyelarasan Visi dan Misi Direktorat PUI Dengan Visi dan Misi PUSDATIN
Penyelarasan visi dan misi Direktorat PUI dengan visi dan misi PUSDATIN dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.5. Penyelarasan Visi dan Misi Direktorat PUI Dengan PUSDATIN Berikut ini penjelasan dari penyelarasan visi dan misi Direktorat PUI dengan visi dan misi PUI : •
Untuk mengembangkan usaha dan investasi di bidang agribisnis, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan para petani, haruslah didukung oleh data dan informasi yang lengkap, akurat dan terpercaya. Oleh karena itu, visi PUSDATIN sendiri adalah menjadi sumber data dan informasi pertanian yang lengkap, akurat dan terpercaya yang dapat digunakan untuk mendukung pembangunan pertanian
•
Misi yang dimiliki PUSDATIN adalah untuk memenuhi kebutuhan data dan informasi pertanian, mendukung dan memenuhi kebutuhan kegiatan operasional dengan memanfaatkan layanan TI yang disediakan. Oleh karena
154
itu, PUSDATIN selain menjadi pusat data dan informasi pertanian, PUSDATIN juga menyediakan perangkat lunak dan perangkat keras serta jaringan yang akan mendukung kegiatan operasional Direktorat PUI. PUSDATIN juga senantiasa membina dan mengembangkan SDM-nya untuk menjadi lebih kompeten terutama dalam mengelola data dan informasi, khususnya data statistic dan SI pertanian.
4.3.1.1.3
Penyelarasan Strategi Direktorat PUI Dengan Strategi PUSDATIN
Penyelarasan strategi Direktorat PUI dengan strategi PUSDATIN dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.6. Penyelarasan Strategi Direktorat PUI Dengan Strategi PUSDATIN Berikut ini penjelasan dari penyelarasan strategi Direktorat PUI dengan strategi PUSDATIN : •
Dengan memastikan tersedianya infrastruktur dan jaringan SI pertanian yang tepat, akan mendukung hubungan antara instansi dan antara Daerah dan Pusat, kegiatan/proses yang dilakukan instansi terutama Direktorat PUI, seperti penyuluhan dan promosi, dalam menunjang kinerjanya dalam mewujudkan strateginya.
155
•
Dengan memastikan data dan informasi yang berkualitas tersedia, akan menunjang pembangunan pertanian, baik hasil pertanian atau olahan, serta akan menunjang peningkatan kegiatan promosi dan penyuluhan yang pada akhirnya akan menunjang peningkatan pangsa pasar
•
Dengan mempunyai SDM, dan kelembagaan bidang statistik serta SI yang kompeten, PUSDATIN dapat menjadi sebuah instansi yang kompeten dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam rangka menunjang pencapaian strategi Direktorat PUI, terutama dalam hal penyediaan data dan informasi pertanian.
•
Dengan memelihara, dan mengembangkan infrastruktur dan jaringan SI pertanian, diharapkan tersedianya infrastruktur dan jaringan SI yang dibutuhkan tepat guna dan kompeten yang dapat menghasilkan keunggulan kompetitif bagi instansi terutama untuk Direktorat PUI
4.3.1.1.4
Penentuan Tujuan Strategis
Berikut ini adalah tujuan strategis TI yang merupakan penurunan dari strategi TI dilihat dari keempat perspektif IT BSC: Tabel 4.18. Perumusan Tujuan Strategis TI IT BSC
• Perspektif Kontribusi Instansi
•
• Perspektif Orientasi Pengguna
Strategi TI (PUSDATIN) Memastikan tersedianya infrastruktur dan jaringan sistem informasi pertanian yang tepat • Memelihara dan mengembangkan infrastruktur dan jaringan sistem informasi pertanian Memastikan sumber daya • manusia, dan kelembagaan bidang statistik dan sistem • informasi pertanian yang kompeten
Tujuan Strategis
Meningkatkan kontribusi TI
nilai
Meningkatkan kepuasan pengguna Meningkatkan kerjasama (hubungan) dengan pengguna
156
• • •
•
Perspektif Penyempurnaan Operasional
• • •
•
Perspektif Orientasi Masa Depan
• •
Memastikan penyediaan data dan informasi yang berkualitas Memastikan tersedianya infrastruktur dan jaringan sistem informasi pertanian yang tepat Memelihara dan mengembangkan infrastruktur dan jaringan sistem informasi pertanian Memastikan sumber daya manusia, dan kelembagaan bidang statistik dan sistem informasi pertanian yang kompeten Memastikan tersedianya infrastruktur dan jaringan sistem informasi pertanian yang tepat Memastikan penyediaan data dan informasi yang berkualitas Memelihara dan mengembangkan infrastruktur dan jaringan sistem informasi pertanian Memastikan sumber daya manusia, dan kelembagaan bidang statistik dan sistem informasi pertanian yang kompeten Memastikan tersedianya infrastruktur dan jaringan sistem informasi pertanian yang tepat Memelihara dan mengembangkan infrastruktur dan jaringan sistem informasi pertanian
• •
• • • •
• • •
Meningkatkan kemampuan pengguna Meningkatkan produktivitas pengguna
Meningkatkan pengelolahan masalah Meningkatkan ketersediaan infrastruktur teknologi Pengembangan sistem (aplikasi) yang efektif dan efisien Operasional yang efektif dan efisien
Meningkatkan kemampuan staf TI Meningkatkan kualitas TI Mengembangkan sistem dan infrastruktur TI
Keterangan tujuan strategis tiap perspektif adalah sebagai berikut: Perspektif Kontribusi Instansi o Meningkatkan nilai kontribusi TI Hal ini untuk melihat seberapa besar penggunaan produk TI dapat memberikan keuntungan bagi instansi
157
Perspektif Orientasi Pengguna o Meningkatkan kepuasan pengguna Hal ini untuk melihat seberapa besar tingkat kepuasan para pengguna terhadap produk TI dalam membantu pekerjaannya dan memecahkan masalah yang dihadapinya o Meningkatkan kerjasama (hubungan) dengan pengguna Hal ini untuk melihat seberapa besar tingkat keterlibatan pengguna dalam menentukan dan mengembangkan sistem (aplikasi) baru o Meningkatkan kemampuan pengguna Hal ini untuk melihat seberapa ahli para pengguna dalam menggunakan dan menguasai sistem (aplikasi) yang mereka gunakan o Meningkatkan produktivitas pengguna Hal ini untuk melihat seberapa besar dampak penggunaan sistem (aplikasi) dapat meningkatkan produktivitas pengguna Perspektif Penyempurnaan Operasional o Meningkatkan pengelolahan masalah Hal ini untuk melihat seberapa tangkap divisi TI (PUSDATIN) dalam menyelesaikan masalah yang diajukan oleh para pengguna dan seberapa banyak masalah yang telah diselesaikan tepat waktu o Operasional yang efektif dan efisien Hal ini untuk melihat seberapa sering terjadinya bug pada sistem (aplikasi) yang digunakan dan downtime jaringan
158
o Pengembangan sistem (aplikasi) yang efektif dan efisien Hal ini untuk melihat seberapa efektif dan efisienkah sistem (aplikasi) dikembangkan dan dipelihara o Meningkatkan ketersediaan infrastruktur teknologi Hal ini untuk melihat seberapa banyak infrastruktur yang tersedia untuk digunakan saat dibutuhkan. Perspektif Orientasi Masa Depan o Meningkatkan kualitas TI Hal ini untuk melihat bagaimana kualitas dari staf TI dilihat dari tingkat pendidikannya dan tingkat usia produktif staff TI. Usia produktif ini menunjukkan usia dimana seseorang dapat bekerja secara optimal. Untuk di Indonesia, jangkauan usia produktif adalah staf yang berumur dalam jarak >17 tahun - <56 tahun. Akan tetapi, untuk beberapa kasus, usia produktif dapat bergantung pada jenis pekerjaan dan keahlian seseorang. (academicwriting0708.blogspot.com/2008/05/productive-age-limit-forpaid.html) o Meningkatkan kemampuan staf TI Hal ini untuk melihat seberapa sering staf TI diberikan pelatihan mengenai teknologi yang ada atau yang terbaru o Mengembangkan sistem dan infrastruktur TI Hal ini untuk melihat seberapa sering divisi TI (PUSDATIN) melakukan pengembangan terhadap sistem dan infrastruktur TI-nya
159
4.3.1.1.5
Diagram Sebab Akibat
Pada sub bab ini, akan digambarkan diagram sebab akibat untuk menunjukkan hubungan antara penyebab dan akibatnya dari tiap perspektif IT BSC yang pada akhirnya akan menunjang pencapaian strategi TI (PUSDATIN). Berikut ini merupakan diagram sebab-akibat antara setiap perspektif IT BSC :
Gambar 4.7. Diagram Sebab Akibat Gambar di atas memperlihatkan hubungan sebab akibat antara tujuan strategis pada setiap perspektif IT BSC. Keterangan diagram hubungan sebab akibat adalah sebagai berikut:
160
Meningkatkan kemampuan staf TI Æ Meningkatkan kualitas TI Dengan meningkatkan kemampuan dari staf TI, maka kualitas TI (PUSDATIN) juga akan meningkat dalam melakukan tugas dan fungsinya. Meningkatkan kemampuan staf TI Æ Meningkatkan pengelolahan masalah Dengan meningkatkan kemampuan staf TI, maka staf TI lebih berkompetensi untuk mengelola masalah secara efisien dan efektif. Meningkatkan kualitas TI Æ Meningkatkan pengelolahan masalah Dengan meningkatkan kualitas TI, maka kualitas pengelolahan masalah yang dilakukan PUSDATIN juga akan semakin baik. Mengembangkan sistem dan infrastruktur TI ÆMeningkatkan ketersediaan infrastruktur teknologi. Dengan mengembangkan sistem dan infrastruktur TI, PUSDATIN dapat memastikan adanya infrastruktur teknologi yang tersedia untuk setiap instansi Kementerian Pertanian saat dibutuhkan. Meningkatkan kualitas TI Æ Pengembangan sistem (aplikasi) yang efektif dan efisien Dengan adanya kualitas TI yang semakin baik, PUSDATIN dapat mengembangkan dan memelihara sistem (aplikasi) yang ada dengan lebih baik. Mengembangkan sistem dan infrastruktur TI Æ Memastikan tersedianya infrastruktur dan jaringan SI pertanian yang tepat Dengan sistem dan infrastruktur yang terus di-update, maka PUSDATIN dapat memastikan tersedianya infrastruktur dan jaringan SI pertanian yang tepat untuk digunakan oleh setiap instansi Kementerian Pertanian.
161
Meningkatkan Kemampuan Staf TI Æ Memastikan SDM, dan kelembagaan bidang statistik dan SI pertanian yang kompeten Semakin baik kemampuan staf TI akan menghasilkan SDM yang lebih berkualitas yang akan menunjang meningkatnya kompetensi kelembagaan bidang statistik dan SI pertanian. Pengembangan sistem (aplikasi) yang efektif dan efisien Æ Operasional yang efektif dan efisien Dengan adanya pengembangan sistem (aplikasi) yang efektif dan efisien dapat menunjang pelaksanaan kegiatan operasional yang lebih efisien dan efektif. Meningkatkan pengelolahan masalah Æ Meningkatkan kepuasan pengguna Dengan pengelolahan masalah yang semakin baik dan cepat, akan menjamin meningkatnya kepuasan para pengguna terhadap kinerja divisi TI (PUSDATIN) Meningkatkan ketersediaan infrastruktur teknologi Æ
Meningkatkan
kepuasan pengguna Dengan tersedianya infrastruktur teknologi saat dibutuhkan, para pengguna akan merasa lebih puas dikarenakan mendukung kegiatan/proses yang dilakukan pengguna Pengembangan sistem (aplikasi) yang efektif dan efisienÆ Meningkatkan kepuasan pengguna Dengan adanya sistem (aplikasi) yang terus dikembangkan dan dipelihara dengan lebih baik, akan membantu para pengguna melakukan pekerjaanya
162
dengan lebih mudah dan cepat sehingga akan meningkatkan kepuasan para pengguna. Operasional yang efektif dan efisien Æ Meningkatkan kepuasan pengguna Jika kegiatan operasional dapat dilakukan secara efektif dan efisien, maka para pengguna akan lebih dimudahkan dalam melakukan pekerjaanya sehingga kepuasan para pengguna juga akan ikut meningkat Meningkatkan kemampuan pengguna Æ Meningkatkan kepuasan pengguna Dengan kemampuan para pengguna yang semakin baik, maka akan memberikan nilai tambah dalam melakukan pekerjaanya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepuasaan para pengguna terhadap produk TI yang mereka gunakan. Meningkatkan kemampuan pengguna Æ Meningkatkan produktivitas pengguna Dengan kemampuan pengguna yang semakin baik, maka para pengguna dapat meningkatkan tingkat produktivitas dalam pekerjaanya sehari-hari Meningkatkan
kemampuan
pengguna
Æ
Meningkatkan
kerjasama
(hubungan) dengan pengguna Jika kemampuan para pengguna terhadap sistem/teknologi meningkat, maka para
pengguna
dapat
lebih
bekerjasama
dengan
staf
TI
dalam
mengembangkan sistem (aplikasi) baru Meningkatkan kepuasan pengguna Æ Meningkatkan produktivitas pengguna Semakin puas pengguna dalam menggunakan sistem (aplikasi) yang ada, semakin tinggi produktivitas mereka dalam melakukan pekerjaanya yang menggunakan sistem (aplikasi) yang ada.
163
Meningkatkan kerjasama (hubungan) dengan pengguna Æ Meningkatkan kepuasaan pengguna Semakin dilibatkan para pengguna dalam menentukan dan mengembangkan sistem (aplikasi) baru, maka semakin puas para pengguna untuk menggunakan sistem (aplikasi) dalam melaksanakan pekerjaanya. Meningkatkan produktivitas pengguna Æ Meningkatkan nilai kontribusi TI Dengan meningkatnya produktivitas pengguna, maka nilai yang diberikan produk TI terhadap instansi akan semakin tinggi. Meningkatkan nilai kontribusi TI Æ Memastikan tersedianya infrastruktur dan jaringan SI pertanian yang tepat Semakin besar kontribusi TI, maka akan mendorong PUSDATIN untuk terus menjaga agar infrastruktur dan jaringan SI pertanian yang tepat tersedia dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan nilai kontribusi tersebut. Meningkatkan nilai kontribusi TI Æ Memastikan penyediaan data dan informasi yang berkualitas Semakin besar kontribusi TI terhadap proses yang berjalan, akan membantu para instansi Kementerian Pertanian dalam mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan secara lengkap, cepat dan akurat Memelihara dan mengembangkan infrastruktur dan jaringan SI pertanian Æ Memastikan tersedianya infrastruktur dan jaringan SI pertanian yang tepat Dengan terus memelihara dan mengembangkan infrastruktur dan jaringan SI pertanian yang ada, maka PUSDATIN dapat menjamin infrastruktur dan jaringan SI pertanian yang tepat akan tersedia untuk setiap instansi Kementerian Pertanian saat dibutuhkan.
164
Memastikan SDM, dan kelembagaan bidang statistik dan SI pertanian yang kompeten Æ Memastikan penyediaan data dan informasi yang berkualitas Dengan adanya SDM, kelembangaan bidang statistik serta SI pertanian yang kompeten, maka data dan informasi pertanian yang berkualitas tinggi akan tersedia untuk setiap instansi Kementerian Pertanian saat dibutuhkan Memastikan tersedianya infrastruktur dan jaringan SI pertanian yang tepat Æ Memastikan penyediaan data dan informasi yang berkualitas Dengan adanya infrastruktur dan jaringan SI pertanian yang tepat, maka data dan informasi dapat dikelola dan disediakan dengan lebih mudah, cepat dan lebih berkualitas.
4.3.1.1.6
Ukuran dan Sasaran Strategis IT BSC
Setelah tujuan IT BSC sudah ditentukan, maka harus dirumuskan ukuran strategis yang akan digunakan untuk mengukur progress pencapaian tujuan strategis tersebut. Setelah ukuran sudah ditentukan, maka ditentukankanlah sasaran yang ingin dicapai dari setiap ukuran tersebut. Hal ini dilakukan, untuk mengukur nilai aktual pencapaian terhadap masing-masing ukuran tersebut . Berikut ini merupakan pemetaan ukuran dan sasaran strategis IT BSC: Tabel 4.19. Ukuran dan Sasaran Strategis Ukuran Strategi Perspektif kontribusi Instansi Kontribusi Fungsi TI A.1.% Proses Direktorat PUI (khususnya investasi) yang menggunakan aplikasi sistem informasi Perspektif Orientasi Pengguna Meningkatkan Kepuasan Pengguna A.1. % Tingkat kepuasan pengguna terhadap performa sistem (aplikasi) A.2. % Tingkat kepuasan pengguna terhadap solusi yang diberikan
Sasaran Strategis 100%
100% 100%
165
Sasaran Strategis >75%
Ukuran Strategi A.3. % Tingkat kemudahan pengguna dalam menggunakan sistem (aplikasi) Meningkatkan Kemampuan Pengguna B.1. % Pelaksanaan pelatihan pengguna B.2. % Tingkat pemahaman pengguna terhadap sistem (aplikasi) Meningkatkan Kerjasama (Hubungan) Dengan Pengguna C.1.% Keterlibatan pengguna dalam menentukan sistem (aplikasi) baru C.2.% Keterlibatan pengguna dalam mengembangkan sistem (aplikasi) baru Meningkatkan Produktivitas Pengguna D.1. % Penurunan waktu dalam melakukan pekerjaan D.2. % Pengurangan tingkat kesalahan pengguna dalam pekerjaan D.3.% Tingkat output yang sesuai dengan yang diharapkan Perspektif Penyempurnaan Operasional Meningkatkan Pengelolahan Masalah A.1.% Masalah yang diselesaikan tepat waktu. A.2. % Rata-rata waktu penanganan masalah Operasional yang efektif dan efisien B.1. % Downtime jaringan B.2. % Bug yang ada dalam sistem (aplikasi) Pengembangan sistem (aplikasi) yang efektif dan efisien C.1. Lama pengembangan aplikasi C.2. % Kegiatan pemeliharan sistem (aplikasi) Meningkatkan Ketersediaan Infrastruktur Teknologi D.1. % Ketersediaan hardware D.2. % Ketersediaan software Perspektif Orientasi Masa Depan Meningkatkan Kualitas TI A.1. % Staf TI yang berpendidikan minimal S1 keatas A.2. % Usia produktif staf TI Meningkatan Kemampuan Staf TI B.1. Frekuensi pelatihan staf TI Mengembangkan Sistem Dan Infrastruktur TI C.1. Frekuensi pengembangan sistem dan infrastruktur TI
4.3.1.1.7
100% >75% >75% >75% 90% 100% 100% ≥ 75% ≥ 75% ≤ 10% ≤ 10% 6 bulan 80% 100% 100% 100% 100% 2x setahun 1x setahun
Instrumen Pengukuran Ukuran Strategis
Perolehan informasi untuk pengukuran kinerja pada umumnya dilakukan dengan tiga cara yaitu wawancara (W), data (D), dan kuesioner (K). Pengukuran bertujuan untuk melakukan perbandingan tiap tujuan strategis dengan kondisi
166
yang ada saat ini. Tabel dibawah menunjukkan cara untuk mengukur ukuranukuran strategis tersebut. Tabel 4.20. Instrumen Pengukuran Ukuran Strategis Ukuran Strategi Perspektif kontribusi Instansi Kontribusi Fungsi TI A.1.% Proses Direktorat PUI (khususnya investasi) yang menggunakan aplikasi sistem informasi Perspektif Orientasi Pengguna Meningkatkan Kepuasan Pengguna A.1. % Tingkat kepuasan pengguna terhadap performa sistem (aplikasi) A.2. % Tingkat kepuasan pengguna terhadap solusi yang diberikan A.3. % Tingkat kemudahan pengguna dalam menggunakan sistem (aplikasi) Meningkatkan Kemampuan Pengguna B.1. % Pelaksanaan pelatihan pengguna B.2. % Tingkat pemahaman pengguna terhadap sistem (aplikasi) Meningkatkan Kerjasama (Hubungan) Dengan Pengguna C.1.% Keterlibatan pengguna dalam menentukan sistem (aplikasi) baru C.2.% Keterlibatan pengguna dalam mengembangkan sistem (aplikasi) baru Meningkatkan Produktivitas Pengguna D.1. % Penurunan waktu dalam melakukan pekerjaan D.2. % Pengurangan tingkat kesalahan pengguna dalam pekerjaan D.3.% Tingkat output yang sesuai dengan yang diharapkan Perspektif Penyempurnaan Operasional Meningkatkan Pengelolahan Masalah A.1.% Masalah yang diselesaikan tepat waktu. A.2. % Rata-rata waktu penanganan masalah Operasional yang efektif dan efisien B.1. % Downtime jaringan B.2. % Bug yang ada dalam sistem (aplikasi) Pengembangan sistem (aplikasi) yang efektif dan efisien C.1. % Lama pengembangan aplikasi C.2. % Kegiatan pemeliharan sistem (aplikasi) Meningkatkan ketersediaan infrastruktur teknologi D.1. % Ketersediaan hardware D.2. % Ketersediaan software Perspektif Orientasi Masa Depan Meningkatkan Kualitas TI
Instrumen Pengukuran W D K X
X
X X X X
X X X X X
X X X X X
X X X
167
Ukuran Strategi A.1. % Staf TI yang berpendidikan minimal S1 keatas A.2. % Usia produktif staf TI Meningkatan Kemampuan Staf TI B.1. Frekuensi pelatihan staf TI Mengembangkan Sistem Dan Infrastruktur TI C.1. Frekuensi pengembangan sistem dan infrastruktur TI
4.3.1.1.8
Instrumen Pengukuran W D K X X X X
Detil Ukuran Strategis Tiap Perspektif
4.3.1.1.8.1 Perspektif Kontribusi Instansi A. Kontribusi Fungsi TI A.1. % Proses Direktorat PUI (khususnya investasi) yang menggunakan aplikasi sistem informasi Untuk mengetahui proses dan area Direktorat PUI (khususnya investasi) mana saja yang sudah aplikasi SI, serta proses dan area Direktorat PUI (khususnya investasi) mana saja yang belum menggunakan aplikasi SI. Informasi ini didapatkan dengan melakukan observasi data dan wawancara dengan pihak yang berwenang pada Direktorat PUI (khususnya investasi). Daftar pertanyaan yang diajukan dalam wawancara adalah sebagai berikut: Berapa banyak proses yang dilakukan oleh Direktorat PUI (khususnya investasi) yang sudah menggunakan sistem (aplikasi) ?
168
4.3.1.1.8.2 Perspektif Orientasi Pengguna A. Meningkatkan Kepuasan Pengguna A.1. % Tingkat kepuasan pengguna terhadap performa sistem (aplikasi) Untuk mengukur persentase tingkat kepuasan pengguna terhadap performa sistem (aplikasi) dalam mendukung kegiatan/proses yang berjalan. Informasi ini didapatkan dengan cara memberikan kuesioner terhadap pengguna sistem (aplikasi) yang ada. Beberapa daftar pertanyaan yang akan diajukan adalah : Sejauh mana fungsi-fungsi yang terdapat di sistem (aplikasi) yang sudah digunakan dapat memenuhi kebutuhan Anda? Bagaimana tingkat kepuasan Anda terhadap kinerja sistem (aplikasi) yang sudah Anda gunakan? Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengakses data/informasi yang dibutuhkan dari sistem (aplikasi) yang sudah digunakan? A.2. %Tingkat kepuasan pengguna terhadap solusi yang diberikan Untuk mengukur persentase tingkat kepuasan pengguna terhadap solusi yang diberikan oleh divisi IT (PUSDATIN). Informasi ini didapatkan dengan cara memberikan kuesioner terhadap pengguna sistem (aplikasi) yang ada. Beberapa daftar pertanyaan yang akan diajukan adalah : Bagaimana tingkat kepuasan Anda terhadap solusi yang diberikan oleh divisi TI (PUSDATIN) ? A.3. % Tingkat kemudahan pengguna dalam menggunakan sistem (aplikasi) Untuk mengukur persentase tingkat kemudahan dalam penggunaan sistem (aplikasi) yang sudah digunakan sehingga meningkatkan kepuasan para pengguna. Informasi ini didapatkan dengan cara memberikan kuesioner
169
terhadap pengguna sistem (aplikasi) yang ada. Beberapa daftar pertanyaan yang akan diajukan adalah : Berapa seringkah Anda melakukan kesalahan dalam memasukkan data ke dalam sistem (aplikasi) dalam waktu satu bulan? Apakah menu-menu (fungsi) yang tersedia dalam sistem (aplikasi) mudah untuk digunakan dan dipelajari?
B. Meningkatkan Kemampuan Pengguna B.1. % Pelaksanaan pelatihan pengguna Untuk mengukur seberapa sering pelatihan penggunaan sistem (aplikasi) diadakan untuk para pengguna dan kualitas dari pelatihan tersebut. Informasi ini didapatkan dengan cara memberikan kuesioner terhadap pengguna sistem (aplikasi) yang ada. Beberapa daftar pertanyaan yang akan diajukan adalah : Seberapa sering Anda mendapatkan pelatihan yang berhubungan dengan sistem (aplikasi) yang Anda gunakan dalam satu tahun? Apakah pelatihan yang diberikan sudah membantu Anda dalam mengoperasikan sistem (aplikasi) yang Anda gunakan? B.2. % Tingkat pemahaman pengguna terhadap sistem (aplikasi) Untuk mengukur persentase tingkat pemahaman pengguna terhadap sistem (aplikasi) diadakan untuk para pengguna. Informasi ini didapatkan dengan cara memberikan kuesioner terhadap pengguna sistem (aplikasi) yang ada. Beberapa daftar pertanyaan yang akan diajukan adalah : Seberapa jauh tingkat pemahaman Anda mengenai sistem (aplikasi) yang sudah digunakan?
170
C. Meningkatkan Kerjasama (Hubungan) Dengan Pengguna C.1.% Keterlibatan pengguna dalam menentukan sistem (aplikasi) baru Untuk mengukur persentase keterlibatan para pengguna dalam menentukan kebutuhan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada sistem (aplikasi) baru. Informasi ini didapatkan dengan cara memberikan kuesioner terhadap pengguna sistem (aplikasi) yang ada. Beberapa daftar pertanyaan yang akan diajukan adalah : Seberapa jauh Anda dilibatkan dalam tahap penentuan kebutuhan akan sistem (aplikasi) baru? C.2.% Keterlibatan pengguna dalam mengembangkan sistem (aplikasi) baru Untuk
mengukur
persentase
keterlibatan
para
pengguna
dalam
mengembangkan sistem (aplikasi) baru, baik dalam tahap analisis, desain dan penerapan sistem (aplikasi) baru. Informasi ini didapatkan dengan cara memberikan kuesioner terhadap pengguna sistem (aplikasi) yang ada. Beberapa daftar pertanyaan yang akan diajukan adalah : Seberapa jauh Anda dilibatkan dalam tahap penganalisisan masalah dan kebutuhan dalam pembuatan sistem (aplikasi) baru? Seberapa jauh Anda dilibatkan dalam tahap perancangan fitur-fitur (fungsi) pada sistem (aplikasi) baru? Seberapa jauh Anda dilibatkan dalam tahap penerapan sistem (aplikasi) baru?
171
D. Meningkatkan Produktivitas User D.1. %Penurunan waktu dalam melakukan pekerjaan Untuk mengukur persentase pengurangan waktu yang diperlukan dalam melakukan suatu pekerjaan. Informasi ini didapatkan dengan cara memberikan kuesioner terhadap pengguna sistem (aplikasi) yang ada. Beberapa daftar pertanyaan yang akan diajukan adalah : Berapa persentase pekerjaan yang Anda lakukan selesai tepat waktu dengan menggunakan sistem (aplikasi) dalam sebulan? D.2. % Pengurangan tingkat kesalahan pengguna dalam pekerjaan Untuk mengukur persentase penurunan tingkat kesalahan yang dilakukan pengguna sistem (aplikasi) dalam melakukan pekerjaannya. Informasi ini didapatkan dengan cara memberikan kuesioner terhadap pengguna sistem (aplikasi) yang ada. Beberapa daftar pertanyaan yang akan diajukan adalah : Berapa banyak kesalahan yang Anda lakukan (human error) saat menjalankan sistem (aplikasi) dalam sebulan? Apakah sistem (aplikasi) yang ada mendukung untuk menimalisasi kesalahan (human error)? D.3. % Tingkat output yang sesuai dengan yang diharapkan Untuk mengukur persentase kesesuaian tingkat output terhadap apa yang diharapkan. Informasi ini didapatkan dengan cara memberikan kuesioner terhadap pengguna sistem (aplikasi) yang ada. Beberapa daftar pertanyaan yang akan diajukan adalah : Apakah data dan informasi yang dihasilkan dari sistem (aplikasi) sudah akurat dan up to date?
172
Apakah
laporan
yang
dihasilkan
sistem
(aplikasi)
mendukung
proses/kegiatan yang Anda lakukan?
4.3.1.1.8.3 Perspektif Penyempurnaan Operasional A. Meningkatkan Pengelolahan Masalah A.1. % Masalah yang diselesaikan tepat waktu. Untuk mengetahui kemampuan divisi TI (PUSDATIN) dalam menangani masalah yang berhubungan dengan sistem (aplikasi) ataupun jaringan secara tepat waktu. Informasi ini didapatkan dengan melakukan wawancara dengan pihak yang berwenang pada divisi TI (PUSDATIN). Daftar pertanyaan yang diajukan dalam wawancara adalah sebagai berikut: Berapa banyak masalah yang telah diselesaikan tepat waktu? A.2. Rata-rata waktu penanganan masalah Untuk mengetahui seberapa cepat divisi TI (PUSDATIN) dalam menangani setiap masalah yang berhubungan dengan sistem (aplikasi) ataupun jaringan. Informasi ini didapatkan dengan cara memberikan kuesioner terhadap pengguna sistem (aplikasi) yang ada. Beberapa daftar pertanyaan yang akan diajukan adalah : Berapa rata-rata waktu yang diperlukan divisi TI (PUSDATIN) dalam memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi?
173
B. Operasional yang efektif dan efisien B.1. % Downtime jaringan Untuk mengetahui kelancaran dan ketersediaan jaringan saat dibutuhkan., Informasi ini didapatkan dengan melakukan wawancara dengan pihak yang berwenang pada divisi TI (PUSDATIN). Daftar pertanyaan yang diajukan dalam wawancara adalah sebagai berikut: Seberapa sering jaringan yang ada mengalami down ? B.2. % Bug yang ada dalam sistem (aplikasi) Untuk mengetahui persentase kelancaran dari sistem (aplikasi) yang ada saat digunakan oleh para pengguna. Informasi ini didapatkan dengan cara memberikan kuesioner terhadap pengguna sistem (aplikasi) yang ada. Beberapa daftar pertanyaan yang akan diajukan adalah : Dalam sebulan, seberapa sering sistem (aplikasi) yang Anda gunakan mengalami gangguan yang tidak diharapkan? Seberapa lancarkah sistem (aplikasi) yang Anda gunakan dalam melakukan pekerjaan Anda?
C. Pengembangan Sistem (Aplikasi) yang efektif dan efisien C.1. Lama pengembangan aplikasi Untuk
mengetahui
berapa
lama
waktu
yang
dibutuhkan
untuk
mengembangkan suatu sistem (aplikasi) yang sudah ada/baru. Informasi ini didapatkan dengan melakukan wawancara dengan pihak yang berwenang pada divisi TI (PUSDATIN). Daftar pertanyaan yang diajukan dalam wawancara adalah sebagai berikut:
174
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan sistem (aplikasi) yang sudah ada/baru? C.2. % Kegiatan pemeliharan sistem (aplikasi) Untuk mengukur persentase kegiatan pemeliharaan sistem (aplikasi) yang sudah
digunakan.dalam
meningkatkan
keefektifan
dan
keefesienan
operasional sistem (aplikasi) yang ada . Informasi ini didapatkan dengan cara memberikan kuesioner terhadap pengguna sistem (aplikasi) yang ada. Beberapa daftar pertanyaan yang akan diajukan adalah : Menurut Anda, seberapa sering sistem (aplikasi) yang Anda gunakan di maintain (dirawat) oleh PUSDATIN ?
D. Meningkatkan Ketersediaan Infrastruktur Teknologi D.1. % Ketersediaan hardware Untuk mengetahui ketersediaan perangkat keras yang dibutuhkan dalam mendukung proses/kegiatan Direktorat PUI (khususnya investasi) saat ini dan di masa depan. Informasi ini didapatkan dengan cara memberikan kuesioner terhadap pengguna sistem (aplikasi) yang ada. Beberapa daftar pertanyaan yang akan diajukan adalah : Menurut Anda, apakah hardware yang ada sekarang telah memenuhi kebutuhan Anda? D.2. % Ketersediaan software Untuk mengetahui ketersediaan perangkat lunak yang dibutuhkan dalam mendukung proses/kegiatan Direktorat PUI (khususnya investasi) saat ini dan di masa depan. Informasi ini didapatkan dengan cara memberikan kuesioner
175
terhadap pengguna sistem (aplikasi) yang ada. Beberapa daftar pertanyaan yang akan diajukan adalah : Menurut Anda, apakah software yang ada sekarang telah memenuhi kebutuhan Anda?
4.3.1.1.8.4 Perspektif Orientasi Masa Depan A. Peningkatan Kualitas TI A.1. % Staf TI yang berpendidikan minimal S1 Untuk mengetahui berapa banyak staf TI yang berpendidikan strata 1 (S1) dari semua staf TI yang ada. Informasi didapatkan dari Rencana Strategis Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2010-2014. A.2. % Usia produktif staf TI Untuk mengetahui berapa banyak (%) staf TI yang berada dalam usia produktif (>17 tahun - < 56 tahun) dari semua staf TI yang ada. Informasi didapatkan dari Rencana Strategis Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2010-2014.
B. Peningkatan Kemampuan Staf TI B.1. Frekuensi pelatihan staf TI Untuk mengetahui seberapa sering pelatihan diadakan dalam rangka meningkatkan kemampuan para staf TI. Informasi ini didapatkan dengan melakukan wawancara dengan pihak yang berwenang pada divisi TI (PUSDATIN). Daftar pertanyaan yang diajukan dalam wawancara adalah sebagai berikut:
176
Seberapa sering pelatihan diadakan untuk para staf PUSDATIN dalam rangka meningkatkan kemampuan mereka?
C. Mengembangkan Sistem Dan Infrastruktur TI C.1. Frekuensi pengembangan sistem dan infrastruktur TI Untuk
mengetahui
seberapa
sering
PUSDATIN
mengembangkan
infrastruktur TI-nya dalam rangka meningkatkan kinerja divisi dan teknologi yang ada. Informasi ini didapatkan dengan cara melakukan wawancara dengan pihak yang berwenang pada divisi TI (PUSDATIN). Daftar pertanyaan yang diajukan dalam wawancara adalah sebagai berikut: Berapa sering dilakukan pengembangan sistem dan infrastruktur TI?
4.3.1.1.9
Pengukuran Kinerja Aktual
Pada sub bab ini akan dilakukan penganalisisan keadaan aktual instansi dengan cara melakukan pengukuran terhadap kinerja terhadap keempat perspektif IT BSC, baik secara kuesioner, observasi data maupun wawancara dengan para pihak yang berwenang. Hasil dari pengukuran adalah sebagai berikut :
4.3.1.1.9.1 Kontribusi Instansi A. Kontribusi Fungsi TI A.1. % Proses Direktorat PUI (khususnya investasi) yang menggunakan aplikasi sistem informasi Dari observasi data dan wawancara yang dilakukan dengan pihak Subdit Investasi, diketahui bahwa hampir semua proses yang dilakukan di Subdit
177
Investasi telah menggunakan aplikasi selain untuk proses surat-menyurat yang masih dilakukan manual. Berikut ini merupakan pemetaan proses investasi yang dilakukan instansi dengan dukungan aplikasi yang digunakan: Tabel 4.21. Pemetaan Proses Investasi vs Dukungan Aplikasi Bobot Sistem Kegiatan Dukungan Aplikasi Pengumpulan Data SI Pertanian dan Informasi √ Website Kementerian Pertanian 15% Investasi dan Portal BKPM Sektor Pertanian Penyusunan Bahan Aplikasi Kantor √ Kebijakan dan 30% Aplikasi Multimedia Promosi Investasi Aplikasi Database Sosialisasi Informasi Investasi Aplikasi Kantor (Kebijakan, Aplikasi Multimedia √ 30% regulasi, potensi Aplikasi Database dan peluang SIIATRON investasi Daerah) Pengevaluasian dan SI Pertanian √ Pemonitoran 20% Website Kementerian Pertanian Investasi Portal BKPM X Surat-menyurat 5% 100% Total Sasaran Strategis : 100% Hasil Pengukuran : 95%
Hasil 15%
30%
30%
20% 95%
Berikut ini adalah hasil dari pengukuran perspektif kontribusi instansi: Tabel 4.22. Hasil Pengukuran Perspektif Kontribusi Instansi Sasaran Hasil Ukuran Strategis Pencapaian Strategis Pengukuran A. Kontribusi Fungsi TI A.1.% Proses Direktorat PUI (khususnya investasi) yang 100% 95% 95% menggunakan aplikasi sistem informasi Jumlah 95% Rata-rata 95% Hasil Keseluruhan 95%
178
4.3.1.1.9.2 Orientasi Pengguna A. Meningkatkan Kepuasan Pengguna A.1. % Tingkat kepuasan pengguna terhadap performa sistem (aplikasi) Dari kuesioner yang diajukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut : Sejauh mana fungsi-fungsi yang terdapat di sistem (aplikasi) yang sudah digunakan dapat memenuhi kebutuhan Anda? a. Tidak Terpenuhi b. Kurang Terpenuhi (masih banyak kebutuhan/pekerjaan yang masih harus dilakukan manual) c. Cukup Terpenuhi (sebagian besar kebutuhan/pekerjaan dilakukan menggunakan fungsi yang terdapat di sistem) d. Sangat
Terpenuhi
(semua
kebutuhan/pekerjaan
dilakukan
menggunakan fungsi yang terdapat di sistem) Dari 9 partisipan, data yang diperoleh : Pertanyaan No.
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 1 0 0 9 0 27/36 = 75% Hasil 0 0 27 0 Bagaimana tingkat kepuasan Anda terhadap kinerja sistem (aplikasi) yang sudah Anda gunakan? a. Tidak Puas (sistem tidak mendukung pekerjaan dan sering mengalami gangguan) b. Kurang Puas (sistem mendukung pekerjaan tetapi masih sering mengalami gangguan, seperti akses data lama, sistem sering crash, dan sebagainya)
179
c. Puas (sistem mendukung pekerjaan dan jarang mengalami gangguan) d. Sangat Puas (sistem
mendukung pekerjaan dan tidak ada
gangguan) Dari 9 partisipan, data yang diperoleh : Pertanyaan No.
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 2 0 4 5 0 25/36 = 69,4% Hasil 0 10 15 0 Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengakses data/informasi yang dibutuhkan dari sistem (aplikasi) yang sudah digunakan? a. Sangat Lama (≥ 15 detik) b. Lama (5 detik – 10 detik) c. Cepat (3detik - 5 detik) d. Sangat Cepat ( ≤ 2 detik)
Dari 9 partisipan, data yang diperoleh : Pertanyaan No.
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 3 1 6 2 0 19/36 = 52,8% Hasil 1 12 6 0 Maka hasil yang dapat ditarik adalah sebagai berikut : Sasaran strategis : 100% Hasil Pengukuran : ((75% x 0,33)+ (69,4% x 0,33) + (52,8% x 0,33)) = 65,076%
A.2. %Tingkat kepuasan pengguna terhadap solusi yang diberikan Dari kuesioner yang diajukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut : Bagaimana tingkat kepuasan Anda terhadap solusi yang diberikan oleh divisi TI (PUSDATIN) ?
180
a. Tidak Puas (solusi yang diberikan dirasakan tidak menyelesaikan masalah yang ada) b. Kurang Puas (solusi yang diberikan hanya membantu mengatasi beberapa masalah yang ada, jadi masi ada masalah yang belum terselesaikan) c. Puas (solusi yang diberikan dirasakan telah menyelaikan semua masalah yang ada) d. Sangat Puas (solusi yang diberikan dirasakan menyelesaikan masalah yang ada dan membantu meningkatkan kinerja di kemudian hari) Dari 9 partisipan, data yang diperoleh : Pertanyaan No.
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 4 1 3 5 0 22/36 = 61,1% Hasil 1 6 15 0 Maka hasil yang dapat ditarik adalah sebagai berikut : Sasaran strategis : 100%
Hasil Pengukuran : 61,1%
A.3. % Tingkat kemudahan pengguna dalam menggunakan sistem (aplikasi) Dari kuesioner yang diajukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut : Berapa seringkah Anda melakukan kesalahan dalam memasukkan data ke dalam sistem (aplikasi) dalam waktu satu bulan? a. Tidak pernah (0 kali) b. Jarang (1-2 kali) c. Kadang-kadang (3-4 kali) d. Sering (≥ 5 kali)
181
Dari 9 partisipan, data yang diperoleh : Pertanyaan No. 5 Hasil
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 5 2 1 1 16/36 = 44,4% 5 4 3 4
Apakah menu-menu (fungsi) yang tersedia dalam sistem (aplikasi) mudah untuk digunakan dan dipelajari? a. Tidak Mudah (masih susah untuk digunakan dan dimengerti walaupun sudah mendapatkan pelatihan berkali-kali) b. Kurang Mudah (baru bisa digunakan dan dimengerti setelah pelatihan dan pengalaman berkali-kali) c. Mudah (langsung dapat digunakan dan dimengerti setelah pelatihan) d. Sangat Mudah (langsung dapat digunakan dan dimengerti tanpa pelatihan) Dari 9 partisipan, data yang diperoleh : Pertanyaan No.
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 6 1 3 5 0 22/36 = 61,1% Hasil 1 6 15 0 Maka hasil yang dapat ditarik adalah sebagai berikut : Sasaran strategis : >75% Hasil Pengukuran : ((61,1% x 0,5) + (44,4% x 0,5)) = 52,75%
B. Meningkatkan Kemampuan Pengguna B.1. % Pelaksanaan pelatihan pengguna Dari kuesioner yang diajukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut : Seberapa sering Anda mendapatkan pelatihan yang berhubungan dengan sistem (aplikasi) yang Anda gunakan dalam satu tahun?
182
a. Tidak Pernah (0 kali) b. Jarang (1-2 kali) c. Kadang-kadang (3-4 kali) d. Sering (≥ 5 kali) Dari 9 partisipan, data yang diperoleh : Pertanyaan No.
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 7 2 7 0 0 16/36 = 44,4% Hasil 2 14 0 0 Apakah pelatihan yang diberikan sudah membantu Anda dalam mengoperasikan sistem (aplikasi) yang Anda gunakan? a. Tidak Membantu (≤ 25% materi pelatihan membantu dalam mengoperasikan sistem) b. Kurang Membantu (26% - 74% materi pelatihan membantu dalam mengoperasikan sistem) c. Cukup Membantu (75% - 89% materi pelatihan membantu dalam mengoperasikan sistem) d. Sangat Membantu ( ≥ 90% materi pelatihan membantu dalam mengoperasikan sistem) Dari 9 partisipan, data yang diperoleh :
Pertanyaan No.
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 8 2 3 4 0 22/36 = 61,1% Hasil 1 6 15 0 Maka hasil yang dapat ditarik adalah sebagai berikut : Sasaran strategis : 100% Hasil Pengukuran : ((61,1% x 0,5) + (44,4% x 0,5)) = 52,75%
183
B.2. % Tingkat pemahaman pengguna terhadap sistem (aplikasi) Dari kuesioner yang diajukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut : Seberapa jauh tingkat pemahaman Anda mengenai sistem (aplikasi) yang sudah digunakan? a. Tidak Paham b. Kurang Paham (hanya memahami menu dan fungsi sistem yang digunakan dalam pekerjaan) c. Paham (memahami menu dan fungsi sistem yang digunakan dalam pekerjaan dan sedikit menu dan fungsi di luar pekerjaan) d. Sangat Paham (memahami betul semua seluk-beluk mengenai sistem dan fungsi-fungsinya) Dari 9 partisipan, data yang diperoleh : Pertanyaan No.
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 9 0 5 4 0 22/36 = 61,1% Hasil 0 10 12 0 Maka hasil yang dapat ditarik adalah sebagai berikut : Sasaran strategis : >75%
Hasil Pengukuran : 61,1%
C. Meningkatkan Kerjasama (Hubungan) Dengan Pengguna C.1.% Keterlibatan pengguna dalam menentukan sistem (aplikasi) baru Dari kuesioner yang diajukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut : Seberapa jauh Anda dilibatkan dalam tahap penentuan kebutuhan akan sistem (aplikasi) baru? a. Tidak Dilibatkan (0% - 25%) b. Kurang Dilibatkan (26% - 50%)
184
c. Cukup Dilibatkan (51% - 75%) d. Dilibatkan (76% – 100%) Dari 9 partisipan, data yang diperoleh : Pertanyaan No.
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 10 7 2 0 0 11/36 = 30,6% Hasil 7 4 0 0 Maka hasil yang dapat ditarik adalah sebagai berikut : Sasaran strategis : >75%
Hasil Pengukuran : 30,6%
C.2.% Keterlibatan pengguna dalam mengembangkan sistem (aplikasi) baru Untuk
mengukur
persentase
keterlibatan
para
pengguna
dalam
mengembangkan sistem (aplikasi) baru, baik dalam tahap analisis, desain dan penerapan sistem (aplikasi) baru. Informasi ini didapatkan dengan cara memberikan kuesioner terhadap pengguna sistem (aplikasi) yang ada. Beberapa daftar pertanyaan yang akan diajukan adalah : Seberapa jauh Anda dilibatkan dalam tahap penganalisisan masalah dan kebutuhan dalam pembuatan sistem (aplikasi) baru? a. Tidak Dilibatkan (0% - 25%) b. Kurang Dilibatkan (26% - 50%) c. Cukup Dilibatkan (51% - 75%) d. Dilibatkan (76% – 100%) Dari 9 partisipan, data yang diperoleh : Pertanyaan No. 11 Hasil
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 8 0 1 0 11/36 = 30,6% 8 0 3 0
185
Seberapa jauh Anda dilibatkan dalam tahap perancangan fitur-fitur (fungsi) pada sistem (aplikasi) baru? a. Tidak Dilibatkan (0% - 25%) b. Kurang Dilibatkan (26% - 50%) c. Cukup Dilibatkan (51% - 75%) d. Dilibatkan (76% – 100%) Dari 9 partisipan, data yang diperoleh : Pertanyaan No.
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 12 7 0 2 0 13/36 = 36,1% Hasil 7 0 6 0 Seberapa jauh Anda dilibatkan dalam tahap penerapan sistem (aplikasi) baru? a. Tidak Dilibatkan (0% - 25%) b. Kurang Dilibatkan (26% - 50%) c. Cukup Dilibatkan (51% - 75%) d. Dilibatkan (76% – 100%) Dari 9 partisipan, data yang diperoleh :
Pertanyaan No.
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 13 6 3 5 0 12/36 = 33,3% Hasil 6 6 15 0 Maka hasil yang dapat ditarik adalah sebagai berikut : Sasaran strategis : >75% Hasil Pengukuran : ((30,6% x 0,33) + (36,1% x 0,33) + (33,3% x 0,33)) = 33%
186
D. Meningkatkan Produktivitas User D.1. %Penurunan waktu dalam melakukan pekerjaan Dari kuesioner yang diajukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut : Berapa persentase pekerjaan yang Anda lakukan selesai tepat waktu dengan menggunakan sistem (aplikasi) dalam sebulan? a. ≤ 25%
c. 75% - 89%
b. 26% - 74%
d. ≥ 90 %
Dari 9 partisipan, data yang diperoleh : Pertanyaan No.
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 14 1 1 5 2 26/36 = 72,2% Hasil 1 2 15 8 Maka hasil yang dapat ditarik adalah sebagai berikut : Sasaran strategis : 90%
Hasil Pengukuran : 72,2%
D.2. % Pengurangan tingkat kesalahan pengguna dalam pekerjaan Dari kuesioner yang diajukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut : Berapa banyak kesalahan yang Anda lakukan (human error) saat menjalankan sistem (aplikasi) dalam sebulan? a. Tidak Pernah (0 kali) b. Jarang (1-2 kali) c. Kadang-kadang (3-4 kali) d. Sering (≥ 5 kali) Dari 9 partisipan, data yang diperoleh : Pertanyaan No. 15 Hasil
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 3 4 1 2 22/36 = 61,1% 3 8 3 8
187
Apakah sistem (aplikasi) yang ada mendukung untuk menimalisasi kesalahan (human error) ? a. Tidak mendukung (≤ 25%) b. Kurang mendukung (26% - 74%) c. Mundukung (75% - 89%) d. Sangat mendukung (≥ 90%) Dari 9 partisipan, data yang diperoleh : Pertanyaan No.
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 16 0 4 5 0 23/36 = 63,9% Hasil 0 8 15 0 Maka hasil yang dapat ditarik adalah sebagai berikut : Sasaran strategis : 100% Hasil Pengukuran : ((61,1% x 0,5) + (63,9% x 0,5)) = 62,5%
D.3. % Tingkat output yang sesuai dengan yang diharapkan Dari kuesioner yang diajukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut : Apakah data dan informasi yang dihasilkan dari sistem (aplikasi) sudah akurat dan up to date? a. Tidak Akurat (hanya ≤ 25% data dan informasi yang dihasilkan sesuai dengan data yang dimasukkan) b. Kurang Akurat (26% - 74% data dan informasi yang dihasilkan sesuai dengan data yang dimasukkan) c. Akurat (75% - 89% data dan informasi yang dihasilkan sesuai dengan data yang dimasukkan)
188
d. Sangat Akurat (≤ 90% data dab informasi yang dihasilkan sesuai dengan data yang dimasukkan) Dari 9 partisipan, data yang diperoleh : Pertanyaan No. 17 Hasil Apakah
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 2 3 4 0 18/36 = 50% 2 6 12 0 laporan yang dihasilkan sistem (aplikasi) mendukung
proses/kegiatan yang Anda lakukan? a. Tidak Mendukung (hanya ≤ 25% laporan mendukung kegiatan) b. Kurang Mendukung (26% - 74% laporan mendukung kegiatan c. Mendukung (75% - 89% laporan mendukung kegiatan) d. Sangat Mendukung (≤ 90% laporan mendukung kegiatan) Dari 9 partisipan, data yang diperoleh : Pertanyaan No.
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 18 2 2 5 0 21/36 = 58,3% Hasil 2 4 15 0 Maka hasil yang dapat ditarik adalah sebagai berikut : Sasaran strategis : 100% Hasil Pengukuran : ((50% x 0,5) + (58,3% x 0,5)) = 54,15%
189
Berikut ini adalah hasil dari pengukuran perspektif orientasi pengguna : Tabel 4.23. Hasil Pengukuran Perspektif Orientasi Pengguna Sasaran Hasil Ukuran Strategis Pencapaian Strategis Pengukuran A. Meningkatkan Kepuasaan Pengguna A.1.% Tingkat kepuasaan pengguna terhadap performa 100% 65,076% 65,076% sistem (aplikasi) A.2. % Tingkat kepuasan pengguna 100% 61,1% 61,1% terhadap solusi yang diberikan A.3.% Tingkat kemudahan pengguna dalam menggunakan >75% 52,75% 70,33% sistem (aplikasi) Jumlah 196,51% Rata-rata 65,5% B. Meningkatkan Kemampuan Pengguna B.1.% Pelaksanaan Pelatihan >75% 52,75% 70,3 % Pengguna B.2.% Tingkat pemahaman pengguna terhadap sistem >75% 61,1% 81,5% (aplikasi) Jumlah 151,8% Rata-rata 75,9% C. Meningkatkan Kerjasama (Hubungan) Dengan Pengguna C.1.% Keterlibatan pengguna dalam menentukan sistem >75% 30,6% 40,8% (aplikasi) baru C.2.% Keterlibatan pengguna dalam mengembangkan sistem >75% 33% 44% (aplikasi) baru Jumlah 84,8% Rata-rata 42,4% D. Meningkatkan Produktivitas Pengguna D.1.% Penurunan waktu dalam 90% 72,2% 80,2% melakukan pekerjaan D.2.% Pengurangan tingkat kesalahan pengguna dalam 100% 62,5% 62,5% pekerjaan D.3.% Tingkat output yang sesuai 100% 54,15% 54,15% dengan yang diharapkan Jumlah 196,85 % Rata-rata 65,6% Hasil Keseluruhan 62,35%
190
4.3.1.1.9.3 Penyempurnaan Operasional A. Meningkatkan Pengelolahan Masalah A.1. % Masalah yang diselesaikan tepat waktu. Dari wawancara yang dilakukan dengan manajer TI PUSDATIN, diketahui bahwa semua masalah yang terjadi selalu diselesaikan tepat waktu oleh PUSDATIN Sasaran Strategis : ≥ 75%
Hasil Pengukuran : 100%
A.2. Rata-rata waktu penanganan masalah Dari kuesioner yang diajukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut : Berapa rata-rata waktu yang diperlukan divisi TI (PUSDATIN) dalam memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi? a. Sangat Lama (≥ 1 hari) b. Lama (> 3 jam – 8 jam) c. Cepat (>1 jam – 3 jam) d. Sangat Cepat (≤ 1 jam) Dari 9 partisipan, data yang diperoleh : Pertanyaan No.
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 19 3 2 4 0 19/36 = 52,8% Hasil 3 4 12 0 Maka hasil yang dapat ditarik adalah sebagai berikut : Sasaran strategis : ≥75%
Hasil Pengukuran : 52,8%
191
B. Operasional Yang Efektif Dan Efisien B.1. % Downtime jaringan Dari wawancara yang dilakukan dengan Pengelola Jaringan, diketahui persentase jaringan mengalami down adalah 1%. Untuk mencegah terjadinya sistem down selama jaringan tidak dapat digunakan, dilakukan sistem back up. Sasaran Strategis : ≤ 10%
Hasil Pengukuran : 1%
B.2. % Bug yang ada dalam sistem (aplikasi) Dari kuesioner yang diajukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut : Dalam sebulan, seberapa sering sistem (aplikasi) yang Anda gunakan mengalami gangguan yang tidak diharapkan? a. Tidak Pernah (0 kali) b. Jarang (1-2 kali) c. Kadang-kadang (3-4 kali) d. Sering (≥ 5 kali) Dari 9 partisipan, data yang diperoleh : Pertanyaan No.
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 20 1 3 5 0 22/36 = 61,1% Hasil 1 6 15 0 Seberapa lancarkah sistem (aplikasi) yang Anda gunakan dalam melakukan pekerjaan Anda? a. Tidak Lancar (sistem tidak dapat berjalan dengan baik) b. Cukup Lancar (sistem dapat berjalan tetapi masih sering mengalmi gangguan)
192
c. Lancar (sistem dapat berjalan dan kadang-kadang masih ada gangguan) d. Sangat Lancar (sistem dapat berjalan lancar tanpa adanya gangguan) Dari 9 partisipan, data yang diperoleh : Pertanyaan No.
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 21 2 4 3 0 19/36 = 52,8% Hasil 2 8 9 0 Maka hasil yang dapat ditarik adalah sebagai berikut : Sasaran strategis : ≤10% Hasil Pengukuran : ((61,1% x 0,5) + (52,8% x 0,5)) = 56,95%
C. Pengembangan Sistem (Aplikasi) Yang Efektif Dan Efisien C.1. Lama pengembangan aplikasi Dari wawancara yang dilakukan dengan pihak yang berwenang di PUSDATIN, diketahui bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan aplikasi baru adalah tidak lebih dari 6 bulan Sasaran Strategis
: 6 bulan
Hasil Pengukuran : < 6 bulan
C.2. % Kegiatan pemeliharan sistem (aplikasi) Dari kuesioner yang diajukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut : Menurut Anda, seberapa sering sistem (aplikasi) yang Anda gunakan di maintain (dirawat) oleh PUSDATIN ? a. Hampir Tidak Pernah (hanya ≤ 25%) b. Jarang (26% - 74%) c. Cukup Sering (75% - 89%)
193
d. Sering (≤ 90%) Dari 9 partisipan, data yang diperoleh : Pertanyaan No.
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 22 2 5 2 0 18/36 = 50% Hasil 2 10 6 0 Maka hasil yang dapat ditarik adalah sebagai berikut : Sasaran strategis : 80%
Hasil Pengukuran : 50%
D. Meningkatkan Ketersediaan Infrastruktur Teknologi D.1. % Ketersediaan hardware Dari kuesioner yang diajukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut : Menurut Anda, apakah hardware yang ada sekarang telah memenuhi kebutuhan Anda ? a. Tidak Memenuhi (≤ 25% kebutuhan akan hardware sudah tersedia/masih sangat banyak kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan hardware yang ada) b. Kurang Memenuhi (26% - 74% kebutuhan akan hardware sudah tersedia/beberapa kebutuhan telah terpenuhi oleh hardware yang ada tapi masih ada sebagian yang belum terpenuhi) c. Memenuhi (75% - 89% kebutuhan akan hardware sudah tersedia/sebagian besar kebutuhan utama sudah terpenuhi oleh hardware yang ada) d. Sangat Memenuhi (≥ 90% kebutuhan akan hardware sudah tersedia/semua kebutuhan sudah terpenuhi dengan hardware yang ada)
194
Dari 9 partisipan, data yang diperoleh : Pertanyaan No.
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 23 0 4 5 0 23/36 = 63,9% Hasil 0 8 15 0 Maka hasil yang dapat ditarik adalah sebagai berikut : Sasaran strategis : 100%
Hasil Pengukuran : 63,9%
D.2. % Ketersediaan software Dari kuesioner yang diajukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut : Menurut Anda, apakah software yang ada sekarang telah memenuhi kebutuhan Anda? a. Tidak Memenuhi (≤ 25% kebutuhan akan software sudah tersedia/masih sangat banyak kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan software yang ada) b. Kurang Memenuhi (26% - 74% kebutuhan akan software sudah tersedia/beberapa kebutuhan telah terpenuhi oleh software yang ada tapi masih ada sebagian yang belum terpenuhi) c. Memenuhi (75% - 89% kebutuhan akan software sudah tersedia/sebagian besar kebutuhan utama sudah terpenuhi oleh software yang ada) d. Sangat Memenuhi (≥ 90% kebutuhan akan software sudah tersedia/semua kebutuhan sudah terpenuhi dengan software yang ada)
195
Dari 9 partisipan, data yang diperoleh : Pertanyaan No.
Jawaban Total A (skor 1) B (skor 2) C (skor 3) D (skor 4) 24 2 3 4 0 20/36 = 55,6% Hasil 2 6 12 0 Maka hasil yang dapat ditarik adalah sebagai berikut : Sasaran strategis : 80%
Hasil Pengukuran : 55,6%
Berikut ini adalah hasil dari pengukuran perspektif penyempurnaan operasional: Tabel 4.24. Hasil Pengukuran Perspektif Penyempurnaan Operasional Sasaran Hasil Ukuran Strategis Pencapaian Strategis Pengukuran A. Meningkatkan Pengelolahan Masalah A.1.% Masalah yang ≥75% 100% 100% diselesaikan tepat waktu A.2. % Rata-rata waktu ≥75% 52,8% 70,4% penanganan masalah Jumlah 170,4% Rata-rata 85,2% B. Operasional Yang Efektif dan Efisien B.1.Downtime jaringan ≤10% 1% 100 % B.2.% Bug yang ada dalam ≤10% 56,95% 57.58% sistem (aplikasi) Jumlah 157.85% Rata-rata 78.79% C. Pengembangan Sistem (Aplikasi) Yang Efektif dan Efisien C.1.Lama pengembangan 6 bulan <6 bulan 100 % aplikasi C.2.% Kegiatan pemeliharaan 80% 50% 62,5% sistem (aplikasi) Jumlah 162,5% Rata-rata 81,25% D. Meningkatkan Ketersediaan Infrastruktur Teknologi D.1.% Ketersediaan hardware 100% 63,9% 63,9% D.2.% Ketersediaan software 100% 55,6% 55,6% Jumlah 119,5% Rata-rata 59,75% Hasil Keseluruhan 73,8%
196
4.3.1.1.9.4 Orientasi Masa Depan A. Peningkatan Kualitas TI A.1. % Staf TI yang berpendidikan minimal S1 Berdasarkan data yang didapatkan dari Rencana Strategis Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2010-2014, pengkategorian staf TI berdasarkan tingkat pendidikan terakhir adalah sebagai berikut:
Tingkat Pendidikan (Per Orang) 50 40 30 45
20
38
10 0
1 SD
1 SLTP SLTA
4 D3
Tingkat Pendidikan
29 2
S1
S2
S3
Gambar 4.8. Kategori Staf TI Berdasarkan Tingkat Pendidikan (Kementerian Pertanian) Jadi, staf TI yang telah menempuh pendidikan minimal S1 ada 69 orang dari 120 orang (sekitar 57,5%) Sasaran Strategis : 100%
Hasil Pengukuran : 57,5%
A.2. % Usia produktif staf TI Berdasarkan data yang didapatkan dari Rencana Strategis Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2010-2014 yang penulis peroleh, pengkategorian staf TI berdasarkan umur adalah sebagai berikut:
197
Tabel 4.25. Kategori Staf TI Berdasarkan Umur Umur Jumlah Orang 15 – 25 Tahun 26 – 35 Tahun 36 - 45 Tahun 46 – 55 Tahun 56 -65 Tahun ≥ 66 Tahun
8 24 56 30 2 0
Sumber : Kementerian Pertanian Jadi, staf TI yang berada dalam jarak umur produktif sebesar 118 orang dari 120 orang. Sasaran Strategis
: 100%
Hasil Pengukuran
:118/120 *100% = 98,3%
B. Peningkatan Kemampuan Staf TI B.1. Frekuensi pelatihan staf TI Dari wawancara yang dilakukan dengan pihak yang berwenang di PUSDATIN, diketahui bahwa PUSDATIN mengadakan pelatihan untuk stafnya sebanyak 3-4 kali dalam setahun. Sasaran Strategis : 2x setahun
Hasil Pengukuran : 3-4x setahun
C. Mengembangkan Sistem Dan Infrastruktur TI C.1. Frekuensi pengembangan sistem dan infrastruktur TI Dari wawancara yang dilakukan dengan pihak yang berwenang di PUSDATIN, diketahui bahwa PUSDATIN selalu melakukan pengembangan terhadap sistem dan infrastruktur TI-nya setiap tahun. Sasaran Strategis : setiap tahun
Hasil Pengukuran : 1x setahun
Berikut ini adalah hasil dari pengukuran perspektif orientasi masa depan:
198
Tabel 4.26. Hasil Pengukuran Perspektif Orientasi Masa Depan Sasaran Hasil Ukuran Strategis Pencapaian Strategis Pengukuran A. Peningkatan Kualitas TI A.1. % Staf TI yang berpendidikan minimal 100% 57,5% 57,5% S1 A.2. % Usia produktif staf TI 100% 98,3% 98,3% Jumlah 155,8% Rata-rata 77,9% B. Peningkatan Kemampuan Staf TI 2 kali dalam 3-4 kali dalam 100 % B.1. Frekuensi pelatihan staf TI setahun setahun Jumlah 100% Rata-rata 100% C. Mengembangkan Sistem Dan Infrastruktur TI C.1.Frekuensi pengembangan 1 kali setahun Setiap tahun 100 % sistem dan infrastruktur TI Jumlah 100 % Rata-rata 100 % Hasil Keseluruhan 92,63%
4.3.1.1.10 Evaluasi Akhir Setelah di lakukan perbandingan antara sasaran dengan keadaan aktual, akan dilakukan pengevaluasian hasil pencapaian akhir dari tiap perspektif IT BSC untuk melihat perspektif mana yang sudah baik dan perspektif mana yang perlu perbaikan. Untuk itu, dibuatlah pengkategorian hasil pencapaian menurut jarak nilai yang didapat seperti berikut: •
0% - 25%
: Warning
•
26% - 74%
: Challenged
•
75% - 89%
: Good
•
90% - 100%
: Very Good
Hasil pencapaian akhir dari setiap perspektif IT BSC adalah sebagai berikut :
199
Tabel 4.27. Hasil Pencapaian Akhir IT BSC Hasil Perspektif Tujuan Strategis Pengukuran Kontribusi Fungsi TI 95% Kontribusi Instansi Rata-rata 95% Meningkatkan Kepuasan 65,5% Pengguna Meningkatkan Kemampuan 75.9 % Pengguna Meningkatkan Kerjasama Orientasi Pengguna (Hubungan) Dengan 42,4% Pengguna Meningkatkan Produktivitas 65,5 % Pengguna Rata-rata 62,35 % Meningkatkan Pengelolahan 85,2 % Masalah Operasional Yang Efektif 78,79% dan Efisien Penyempurnaan Pengembangan Sistem Operasional (Aplikasi) Yang Efektif dan 81,25% Efisien Meningkatkan Ketersediaan 59,75% Infrastruktur Teknologi Rata-rata 76,23% Peningkatan Kualitas TI 77,9% Peningkatan Kemampuan 100% Staf TI Orientasi Masa Depan Mengembangkan Sistem 100 % Dan Infrastruktur TI Rata-rata 92,63% Rata-Rata Akhir 81,55 Pengevaluasian pencapaian akhir setiap perspektif : •
Bobot Very Good Very Good Challenged Good Challenged Challenged Challenged Good Good Good Challenged Good Good Very Good Very Good Very Good Good
Perspektif Kontribusi Instansi Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kontribusi TI terhadap Direktorat PUI (khususnya investasi) berada di dalam tahap very good, yaitu 95%, yang berarti sebagian besar proses yang dilakukan Direktorat PUI dalam menangani investasi sektor pertanian sudah didukung oleh sistem (aplikasi) selain untuk proses surat-menyurat yang masih dilakukan secara manual.
200
Untuk itu, akan lebih baik jika proses surat-menyurat itu disistemkan agar proses tersebut lebih mudah dilakukan dan terdokumentasi dengan baik. •
Perspektif Orientasi Pengguna Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perspektif ini berada di dalam tahap challenged, yaitu 62,35%. Pencapaian tertinggi didalam perspektif ini adalah meningkatkan kemampuan pengguna, yaitu 75,9%, yang berada di dalam tahap good, dimana walaupun PUSDATIN jarang memberikan pelatihan bagi para pengguna, tetapi pelatihan yang diberikan cukup membatu para pengguna untuk mengerti dan memahami cara mengoperasikan sistem (aplikasi) yang ada. Pencapaian kedua tertinggi adalah meningkatkan produktivitas pengguna, yaitu 65,6%, yang berada di dalam tahap challenged, dimana pengguna merasa bahwa sistem (aplikasi) yang ada telah membantu mereka dalam pekerjaan sehari-hari dan juga mendukung peminimalisasian kesalahan yang ada tetapi masih kurang maksimal. Pencapaian ketiga tertinggi adalah meningkatkan kepuasaan pengguna, yaitu 65,5%, dimana pengguna sudah merasa sudah cukup puas terhadap kinerja sistem (aplikasi) yang mereka gunakan sehari-hari dan juga solusi yang diberikan oleh PUSDATIN walau masih kurang maksimal. Pencapaian terakhir adalah meningkatkan kerjasama (hubungan) dengan pengguna,
yaitu
42,4%,
dimana
mengindikasikan
bahwa
pengguna
(Direktorat PUI bagian investasi) melihat bahwa PUSDATIN kurang melibatkan mereka dalam pengidentifikasian dan perancangan sistem (aplikasi) baru sehingga dapat menyebabkan sistem (aplikasi) tersebut tidak
201
memenuhi apa yang dibutuhkan pengguna atau sistem (aplikasi) ini tidak mendapatkan user acceptance yang baik. Kekurangan user acceptance sendiri, dapat disebabkan dikarenakan pengguna kurang paham dalam mengoperasikan sistem (aplikasi), dimana untuk kasus ini, PUSDATIN juga kurang melakukan pelatihan untuk para pengguna, atau dikarenakan pengguna tidak merasa puas terhadap sistem (aplikasi) yang ada. •
Perspektif Penyempurnaan Operasional Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perspektif ini berada di dalam tahap good, yaitu 76,23%. Pencapaian tertinggi adalah meningkatkan pengelolahan masalah, yaitu 85,2%, dimana PUSDATIN telah dapat mengatasi masalah yang ada tetapi masih dirasakan kurang cepat. Pencapaian kedua tertinggi adalah pengembangan sistem (aplikasi) yang efektif dan efisien, yaitu 81,25%, dimana PUSDATIN telah cukup sering memaintain sistem (aplikasi) yang mampu mendukung proses investasi dengan baik dan untuk pengembangan sistem sudah terbilang cepat yaitu rata-rata kurang dari 6 bulan. Pencapaian ketiga tertinggi adalah meningkatkan operasional yang efektif dan efisien, yaitu 78,79%, dimana staf PUSDATIN masih harus ditingkatkan kompetensinya sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kinerja dari sistem (aplikasi) yang digunakan oleh pengguna. Pencapaian
terakhir
adalah
meningkatkan
ketersediaan
infrastruktur
teknologi, yaitu 59,75%, dimana pengguna merasa PUSDATIN telah cukup menyediakan jaringan, perangkat keras dan perangkat lunak dalam
202
mendukung sebagian besar proses investasi yang dilakukan Direktorat PUI. Akan tetapi, masih ada beberapa kebutuhan yang belum terpenuhi. •
Perspektif Orientasi Masa Depan Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perspektif ini berada dalam tahap very good, yaitu 92,63%, dimana mayoritas para staf PUSDATIN masih berada dalam jangkauan usia produktif yang berarti seharusnya mereka masih bisa dikembangkan kemampuannya dengan lebih mudah untuk memberikan kontribusi yang lebih tinggi dari saat ini. Oleh karena itu, PUSDATIN juga sering memberikan pelatihan untuk para stafnya, yaitu sekitar 3-4x setahun. PUSDATIN juga selalu mengembangkan sistem dan infrastrukturnya untuk memastikan sistem dan infrastrukturnya kompatibel terhadap kebutuhan yang ada serta meningkatkan kinerjanya. Grafik pencapaian hasil IT BSC dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.9. Grafik Pencapaian Akhir IT BSC
203
Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat, rata-rata pencapaian akhir IT BSC untuk kinerja PUSDATIN dikatakan baik (good), dimana hanya ada satu perspektif yang termasuk dalam kategori challenged, yaitu perspektif orientasi pengguna. Oleh karena itu, perspektif ini menjadi fokus untuk ditingkatkan dan ketiga perspektif lainnya harus dipertahankan kinerjanya. Beberapa usulan inisiatif yang dapat digunakan dalam memperbaiki kinerja PUSDATIN diliat dari keempat perspektif IT BSC antara lain:
204
Tabel 4.28. Usulan Inisiatif IT BSC Perspektif Kontribusi Instansi
Tujuan Strategis Kontribusi Fungsi TI
Meningkatkan Kepuasaan Pengguna
Orientasi Pengguna Meningkatkan Kemampuan Pengguna
Meningkatkan Kerjasama (Hubungan)
Ukuran Strategi % Proses Direktorat PUI (khususnya investasi) yang menggunakan apalikasi sistem informasi % Tingkat kepuasaan pengguna terhadap performa sistem (aplikasi) % Tingkat kepuasaan pengguna terhadap solusi yang diberikan
Usulan Inisiatif Mensistemkan proses surat-menyurat sehingga proses lebih efektif dan efisien, dan terdokumentasi dengan baik • Mengembangkan SI yang dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas Direktorat PUI khususnya proses investasi • Meningkatkan kualitas dan kecepatan dari solusi PUSDATIN • Mengevaluasi solusi yang diberikan untuk melihat seberapa efektifnya soslusi tersebut dalam menyelesaikan masalah yang ada, dan merumuskan langkah yang akan diambil jika solusi tersebut tidak dapat menyelesaikan masalah yang ada secara maksimal • Meningkatkan kualitas dan kinerja dari sistem (aplikasi) yang saat % Tingkat kemudahan ini digunakan oleh pengguna pengguna dalam menggunakan • Memberikan pelatihan yang lebih intensif dan lebih berkualitas sistem (aplikasi) kepada para pengguna % Pelaksanaan pelatihan • Mengevaluasi kemampuan pengguna terhadap sistem (aplikasi) pengguna yang ada, dan merumuskan langkah yang akan diambil untuk meningkatkan tingkat kemampuan dan pemahaman pengguna • Memberikan pelatihan yang lebih intensif dan lebih berkualitas kepada para pengguna • Memberikan berbagai seminar mengenai teknologi untuk % Tingkat pemahaman meningkatkan kesadaran para pengguna mengenai seberapa pengguna terhadap sistem pentingnya teknologi untuk pencapaian tujuan dan strategi instansi (aplikasi) • Mengevaluasi kemampuan pengguna yang sudah mendapatkan pelatihan untuk melihat seberapa efektifnya pelatihan yang sudah diberikan, dan merumuskan langkah yang akan diambil jika pelatihan tersebut masih kurang maksimal % Keterlibatan pengguna Meningkatkan tingkat kerjasama dengan para pengguna dalam tahap dalam menentukan sistem penentuan kebutuhan dan pengembangan sistem. Hal ini dilakukan •
205
Dengan Pengguna
Meningkatkan Produktivitas Pengguna
Meningkatkan Pengelolahan Masalah
(aplikasi) baru % Keterlibatan pengguna dalam mengembangkan sistem (aplikasi) baru % Penurunan waktu dalam melakukan pekerjaan % Pengurangan tingkat kesalahan pengguna dalam pekerjaan % Tingkat output yang sesuai dengan yang diharapkan % Masalah yang diselesaikan tepat waktu
Mengembangkan kualitas dan kinerja dari sistem (aplikasi) yang saat ini digunakan oleh pengguna
• •
% Rata-rata waktu penanganan masalah % Downtime jaringan
Penyempurnaan Operasional Operasional yang efektif dan efisien
agar sistem baru/yang sudah ada itu menjadi sebuah solusi yang tepat guna yang dapat diterima dan digunakan dengan maksimal.
• •
% Bug yang ada dalam sistem (aplikasi)
• •
Pengembangan sistem (aplikasi) yang efektif dan efisien
Lama pengembangan aplikasi % Kegiatan pemeliharaan sistem (aplikasi)
• •
Meningkatkan kualitas dan kecepatan dari solusi yang diberikan PUSDATIN Mengevaluasi solusi yang diberikan untuk melihat seberapa efektifnya soslusi tersebut dalam menyelesaikan masalah yang ada, dan merumuskan langkah yang akan diambil jika solusi tersebut tidak dapat menyelesaikan masalah yang ada secara maksimal Mengevaluasi sistem (aplikasi) yang sudah ada untuk mengetahui aspek mana saja yang harus dikembangkan/dan masalah apa saja yang terdapat di sistem (aplikasi) tersebut Mengembangkan SI yang dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas Direktorat PUI khususnya proses investasi Mengembangkan dan me-maintain network yang ada sehingga dapat berfungsi maksimal Mengembangkan network backup untuk mencegah terjadinya network down Terus mengembangkan dan me-maintain terhadap hardware dan software serta network yang ada saat ini Meningkatkan kemampuan para staf PUSDATIN dalam
206
Meningkatkan Ketersediaan Infrastruktur Teknologi Meningkatkan Kualitas TI
% Ketersediaan hardware % Ketersediaan software % Staf TI yang berpendidikan minimal s1
• • •
% Usia produktif staf TI •
Orientasi Masa Depan
Meningkatkan Kemampuan Staf TI
Frekuensi pelatihan staf TI
• • •
Mengembangkan Sistem Dan Infrastruktur TI
Frekuensi pengembangan sistem dan infrastruktur •
menangani hardware, software dan network Mengevaluasi ketersediaan hardware dan software yang ada saat ini untuk melihat apakah sudah memenuhi kebutuhan dari pengguna Terus mengembangkan hardware dan software yang ada Mengevaluasi kinerja para staf PUSDATIN secara reguler untuk melihat sisi mana saja yang perlu perbaikan dan sisi mana saja yang perlu dipertahankan, serta melakukan penyusunan rencana untuk aksi nyata Meningkatkan kemampuan para staf PUSDATIN dengan cara memberikan pelatihan yang lebih insentif dan berkualitas mengenai teknologi dan metode statistika Memberikan berbagai seminar mengenai teknologi dan metode statistika untuk para staf PUSDATIN Mengevaluasi kemampuan para staf PUSDATIN yang sudah mendapatkan pelatihan untuk melihat seberapa efektifnya pelatihan yang sudah diberikan Mengikuti berbagai seminar mengenai teknologi dan metode statistika untuk mengikuti perkembangan yang ada saat ini, dan merumuskan langkah-langkah selanjutnya jika ada teknologi/metode yang dapat diterapkan dalam rangka meningkatkan kinerja PUSDATIN dan Direktorat PUI Mengevaluasi sistem dan infrastruktur yang ada saat ini untuk melihat apakah ada yang perlu dikembangkan
207
4.3.1.2. Analisis Infrastruktur SI/TI Pada sub bab ini akan dilakukan penganalisisan perangkat keras, perangkat lunak dan jaringan yang disediakan oleh PUSDATIN, dan yang digunakan oleh Direktorat PUI (Ditjen PPHP)
4.3.1.2.1. Spesifikasi Perangkat Keras dan Perangkat lunak Pada sub bab ini, akan dibahas mengenai spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang disediakan oleh PUSDATIN. Saat ini PUSDATIN telah menyediakan 45 unit server, dimana 32 unit server dikelola PUSDATIN sendiri sedangkan sisanya dikelola masing-masing unit kerja. Untuk spesifikasi server, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.29. Tabel Spesifikasi Server No Device Name Pengelola Pusdatin 1 Server Absen Karantina 2 Server Barantan 3 Server Business Intellegence Pusdatin Pusdatin 4 Server Bitdefender 1 DitjenNak 5 Server Bitnak BKP 6 Server BKP BPSDMP 7 Server BPSDMP Pusdatin 8 Server Camera & Finger Print 9 Server CPNS Deptan on Telkom Cyber Pusdatin Pusdatin 10 Server Database 2000 HP Proliant Pusdatin 11 Server Database 2005 Pusdatin 12 Server Datawarehouse 13 Server DNS NS1 on Deptan Pusdatin Pusdatin 14 Server DNS NS2 on Telkom Cyber Biroren 15 Server e-Office Pusdatin 16 Server e-Petani Demo Feati Pusdatin 17 Server Email Antispam ASSP Pusdatin 18 Server Email SMTP Relay Deptan Pusdatin 19 Server Exchange 2K7BE Pusdatin 20 Server Exchange 2K7FE Pusdatin 21 Server Exchange ADS
208
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Server GIS Pusdatin Server Intranet Pusdatin Server Log Watch Guard Pusdatin Server Lotus Notes Pusdatin Server mailgate1.telkom.net.id Pusdatin Server mailgate2.telkom.net.id Pusdatin Server Perkebunan Ditjenbun Server Perlindungan DitjenTP Server Poorfarmer Pusdatin Server PPHP PPHP Server PPHP SMS Center 2 Arah PPHP Server PVT PVT Server SAI Intradata BKP Server SAI Mail BKP Server SAI web & FTP BKP Server SIG Pusdatin Server Simonev Pusdatin Server Simpeg Pusdatin Server SMS Center Pusdatin Server Web Deptan Pusdatin Server Web Deptan Backup Pusdatin VServer NPM Pusdatin VServer SMS center TP Pusdatin VVPN Deptan Pusdatin Sumber : Kementerian Pertanian
Selain server, PUSDATIN juga menyediakan beberapa perangkat keras lainnya seperti berikut : •
Distribution Switch
: 1 unit
•
Access Switch
: 10 unit
•
Switching data center : 7 unit
•
Firewall
: 2 unit
•
Access Point
: 122 unit
•
Router
: 4 unit
•
Bandwith controller : 1 unit
209
Sedangkan beberapa perangkat lunak yang disediakan oleh PUSDATIN dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.30. Tabel Spesifikasi Perangkat Lunak
1 2 3 4 5 6
Tipe Produk Aplikasi Aplikasi Aplikasi Aplikasi Server Server
7
Server
8
Server
9 10
Server Server
11
Server
12
Server
13
Server
14
Server
SQL Server Enterprise – 1 Processor
15 16 17 18
Server Server Server Server
SQL Server Standard 1 – 1 Processor SQL Server Standard – 1 Processor Windows Server – Device CAL Windows Server – Device CAL
19
Server
Windows Server - Enterprise
20 21 22
Server Server Server
Windows Server - Enterprise Windows Server - Enterprise Windows Server - Standard
23
Server
Windows Server - Standard
24 25
Server Server
No
Lisensi
Versi
Jumlah
Office Profesional Office Profesional Office Standard Office Standard Exchange Server Enterprise Exchange Server Standard Exchange Server Standard CAL – Device CAL Exchange Server Standard CAL – Device CAL Office SharePoint Server Office SharePoint Server Office SharePoint Server Enterprise CAL Office SharePoint Server Standard CAL – Device CAL Office SharePoint Server Standard CAL – Device CAL
Plus 2010 2003 2010 2007 2003 2007
12 1.271 68 862 1 1
2007
250
2003
250
2010 2007
1 1
2010
12
2010
55
2007
75
Windows Server – User CAL Windows Web Server Sumber : Kementerian Pertanian
2008 Release 2 2005 2000 2008 2003 2008 Release 2 2008 2003 2008 2003 Release 2 2008 2008
1 1 1 15 14 5 2 2 6 1 150 3
210
Berikut ini merupakan data mengenai spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan di Direktorat PUI (Ditjen PPHP) : a.
Sebagian besar unit kerja (90%) telah menggunakan komputer dalam layanan operasionalnya, 75% diantaranya telah menggunakan PC Pentium 5 Core Duo.
b.
Hanya 60% pekerja yang telah menggunakan komputer dan sebesar 65% instansi telah mempunyai laptop untuk mendukung operasionalnya
c.
82% sistem operasi yang digunakan adalah Windows (XP/Vista/Windows 7). Sistem operasi lainnya adalah Linux, Dos dan Windows NT
d.
Aplikasi yang paling dominan digunakan adalah aplikasi kantor. Sedangkan database yang paling dominan digunakan adalah Access dan MySql Server.
4.3.1.2.2. Analisis Infrastruktur Jaringan Kementerian Pertanian mempunyai dua kantor utama yang berada di Ragunan dan di Pasar Minggu. Untuk Ragunan, area ini terdiri dari enam gedung, yaitu dari Gedung A sampai Gedung E, serta Gedung Arsip yang telah dihubungkan satu sama lain menggunakan fiber optic. Diantara setiap lantai dalam setiap gedung juga telah terhubung menggunakan kabel Un-Shield Twisted Pair (UTP). Sedangkan untuk Pasar Minggu, area ini menggunakan jaringan wireless untuk saling berhubung satu sama lain. Kementerian Pertanian juga membangun jaringan Wide Area Network (WAN) untuk menghubungkan antara pusat dengan Daerah di seluruh Indonesia. Dengan adanya WAN, Daerah dapat dengan mudah melakukan transfer data dan dari kantor pusat, memasukkan data ke pusat secara remote, akses ke database
211
yang berada di pusat secara online dan melakukan surat-menyurat secara elektronik (email) dengan pusat. Saat ini PUSDATIN telah memiliki 45 server yang digunakan untuk melayani kebutuhan 12 Eselon I yang berada di Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Untuk menghubungkan setiap PC digunakan Local Area Network (LAN), dimana saat ini tercatat 1700 PC telah terhubung dengan LAN tersebut. Selain itu PUSDATIN telah memiliki 108 titik akses untuk jaringan wireless. Berikut ini merupakan gambar infrastruktur jaringan untuk dua kantor utama Kementerian Pertanian, baik di Ragunan maupun di Pasar Minggu :
Gambar 4.10. Infrastruktur Jaringan Kementerian Pertanian (Kementerian Pertanian) Sedangkan untuk Direktorat PUI (Ditjen PPHP), akses Internet mendapatkan bandwith sebesar 3Mbps dengan menggunakan fiber optic.
212
Sedangkan distribusi LAN menggunakan kabel UTP kategori 5e. Berikut ini merupakan gambar infrastruktur jaringan untuk Ditjen PPHP:
Gambar 4.11. Infrastruktur Jaringan Ditjen PPHP (Kementerian Pertanian) Sedangkan pada gambar 4.10 sampai gambar 4.12, digambarkan infrastruktur jaringan yang diterapkan pada Ditjen PPHP disetiap lantai (lantai 1 sampai lantai 3).
213
Gambar 4.12. Infrastruktur Jaringan Ditjen PPHP Lantai 1 (Kementerian Pertanian)
214
Gambar 4.13. Infrastruktur Jaringan Ditjen PPHP Lantai 2 (Kementerian Pertanian)
215
Gambar 4.14. Infrastruktur Jaringan Ditjen PPHP Lantai 3 (Kementerian Pertanian)
216
4.3.2 Analisis Lingkungan Eksternal SI/TI Pada sub bab ini akan dilakukan analisis mengenai trend teknologi saat ini yang dapat menunjang kinerja Direktorat PUI dalam rangka meningkatkan perkembangan investasi di sektor pertanian.
4.3.2.1 Trend Teknologi Saat ini, isu global warming sudah mendapatkan perhatian serius dari pemasok komputer di seluruh dunia. Hal ini diindikasikan mulai dominannya produk komputer dengan konsep ramah lingkungan (Green Product) tanpa harus mengorbankan performa dari produk yang ada. Dimana saat ini, efisiensi energi menjadi begitu penting dikarenakan dapat menahan laju pemanasan global yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan membantu mengurangi emisi karbon yang terbentuk dari hasil pengolahan yang dilakukan oleh pembangkit lisrik. Salah satu alasan mengapa efisiensi energi itu penting adalah meningkatnya kebutuhan ekonomi yang ada sehingga efisiensi terhadap pengeluaran menjadi salah satu solusi termudah yang bisa dilakukan. Salah satu teknologi ramah lingkungan ini adalah teknologi Dynamic Energy Saver (DES) keluaran Gigabyte. DES ini sendiri bekerja dengan memanfaatkan chip Intersiil di motherboard komputer untuk mengontrol penggunaan listrik agar disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan aktivitas yang tengah dilakukan. Beberapa kawasan yang sangat peduli terhadap lingkungan seperti Eropa menerapkan standar tinggi dan ketat tentang keberadaan dan persyaratan sebuah produk, salah satunya adalah dengan Energy Star 4.0".
217
Keuntungan dari produk teknologi ramah lingkungan ini dapat dilihat dari contoh berikut : Penggunaan komputer berfitur penghemat energi, seperti DES, dapat menghemat lisrik hingga mencapai 70%. Jika dihitung, maka akan terjadi pengematan rata-rata per satu unit komputer di kisaran US$ 45–55 pertahun. Walau jumlahnya masih terlihat sangat kecil. Namun jika 25% total pengguna 10 juta pengguna komputer di Indonesia menggunakan teknologi ini, bisa dibayangkan seberapa besar angka yang bisa dihemat. Selain itu, global warning juga mempengaruhi bidang pertanian, dimana global warning akan mempengaruhi perubahan iklim yang cepat dan dapat berdampak buruh terhadap lingkungan, suhu global yang cenderung meningkat, gangguan ekologis dan sebagainya. Hal ini pada dasarnya akan mempengaruhi sektor pertanian di Indonesia. Jadi dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan, kita dapat menyelamatkan lingkungan dan sektor pertanian kita.
4.4. Analisis Portofolio Aplikasi Analisis portofolio aplikasi merupakan salah satu cara untuk menilai seberapa pentingnya kontribusi yang diberikan aplikasi terhadap instansi di saat ini dan di masa depan. Metode yang akan digunakan dalam analisis ini adalah McFarlan’s Strategic Grid.
218
4.4.1. Kondisi Saat Ini Saat ini Direktorat PUI telah menggunakan beberapa aplikasi dalam membantunya mengelola dan menyampaikan informasi, khususnya yang berkaitan dengan ivestasi di bidang pertanian, yang diperlukan untuk instansi pemerintahan lainnya, masyarakat dan para pelaku agribisnis. Aplikasi-aplikasi ini akan dikelompokkan sebagai berikut: a.
Sistem Informasi Pertanian Sistem (aplikasi) yang digunakan untuk menyampaikan data dan informasi pertanian antara lain: • Sistem Formulir Elektronik (e-form), aplikasi yang dikembangkan berbasis web, dimana Daerah (Propinsi/Kabupaten) dapat memasukkan data mengenai daerahnya ke server yang berada di pusat melalui jaringan Internet • Sistem Informasi Potensi Agribisnis Daerah, aplikasi yang dikembangkan untuk menginformasikan potensi agribisnis pada unit daerah kecamatan, seperti produksi, ketersediaan kios-kios saprotan, koperasi, Bank dan lainlain. • Sistem
Informasi
Pasar,
aplikasi
yang
dikembangkan
untuk
menginformasikan berbagai jenis komoditi beserta jumlah ketersediaan, harga dan lokasinya, dimana akan memudahkan para pemasok dan pembeli disebabkan pasar yang lebih transparan. • Sistem Manajemen Pengetahuan, sistem yang dikembangkan untuk mengelola, mendukung, dan menyediakan kebutuhan informasi internal
219
bagi setiap karyawan Kementerian Pertanian, dimana para karyawan dapat saling berbagi informasi sehingga pengetahuan mereka dapat meningkat • Sistem Informasi Manajemen PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan), sistem yang dikembangkan untuk memonitor pelaporan mengenai PUAP. •
Sistem informasi e-Petani, media informasi dan komunikasi untuk pelaku agribisnis, khususnya petani dan penyuluh, pedagang, peneliti dan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam menghadapi perkembangan ekonomi global.
• b.
Dan sebagainya
Web Kementerian Pertanian Web yang dikembangkan sebagai media komunikasi interaktif sehingga para pengguna dapat memperoleh informasi mengenai sektor pertanian yang akurat dan tepat waktu, yang disajikan dalam bentuk menu-menu yang menarik dan mudah digunakan. Web ini dapat juga dimanfaatkan sebagai fasilitas komunikasi timbal balik antara para pengguna. Beberapa informasi dan fasilitas yang dapat digunakan oleh para pengguna web, antara lain : • Informasi umum mengenai profil Kementerian Pertanian, mulai dari arti logo Kementarian, visi, misi, struktur organisasi, alamat e-mail Pejabat Eselon I dan II, daftar alamat kantor dinas dan daftar alamat atase pertanian.
220
• Informasi mengenai visi, misi, tugas, fungsi dan alamat website setiap lembaga dibawah Kementerian Pertanian. • Rencana strategis Kementerian Pertanian tahun 2010-2014, serta program apa saja yang telah dilakukan selama tahun 2005-2009. • Basisdata Statistik Pertanian yang berisi data dan statistik sektor pertanian, yaitu statistik produksi dan sumberdaya pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. • Informasi Data Spasial yang berisikan informasi spasial dan deskripstif yang berkaitan dengan pemetaan kondisi pertanian di Indonesia • Informasi Harga yang berisi informasi mengenai harga setiap komoditas pertanian tertentu pada saat dan lokasi tertentu. • Basisdata
Dokumen
yang
berisi
informasi
dokumen
peraturan
perundangan yang terkait dengan sektor pertanian. • Kontak Bisnis, yaitu forum yang menjadi sarana promosi bagi pihak-pihak penyedia produk dan pencarian komoditas bagi pihak-pihak yang membutuhkan produk pertanian. • Data dan Informasi Teknologi yang merupakan informasi mengenai PUSDATIN yang meliputi visi, misi, stuktur organisasi serta rencana strategis PUSDATIN sendiri, layanan-layanan yang diberikan oleh PUSDATIN, informasi mengenai Teknologi Informasi dan Komunikasi serta data statistik sektor pertanian, dan sebagainya
221
• Fasilitas Pencarian yang menggunakan search engine dari Google yang bertujuan untuk membantu para pengguna mencari data dan informasi yang diinginkan. • Himpunan Informatikan Pertanian Indonesia yang merupakan komunitas untuk
masyarakat
Indonesia
yang
bergerak/tertarik
terhadap
perkembangan dan keberlangsungan sektor pertanian di Indonesia, dimana anggotanya bisa berupa peneliti, praktisi, pengambil kebijakan maupun pemegang kepentingan yang peduli terhadap pembangunan pertanian Indonesia khususnya melalui penerapan teknologi informasi. • Komunitas e-Pertanian
yang merupakan komunitas praktek global,
dimana setiap orang di dunia ini dapat bertukar informasi, ide, sumber daya yang berhubungan dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan pertanian dan pedesaan. • Forum Layanan Pengaduan Pembangunan Pertanian yang merupakan forum yang disajikan sehingga masyarakat dapat langsung menyampaikan keluhan maupun masalah yang berkenaan dengan berbagai aktivitas kegiatan pembangunan pertanian. • Forum Diskusi Pertanian yang merupakan forum layanan masyarakat dimana memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk saling berdiskusi satu sama lain mengenai topik pertanian, dimana para pengguna dapat memberikan tanggapan bebas terhadap setiap topik yang ada
222
• Forum
Konsultasi
yang
merupakan
forum
layanan
masyarakat,
memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengkonsultasikan masalah yang berkaitan dengan pertanian • Iklim dan Cuaca yang berisikan informasi mengenai iklim nasional dari Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG), Mitigasi Bencana Alam dan Prediksi Iklim Dunia. • Jadwal Kegiatan yang berisikan informasi mengenai acara yang dilakukan Kementerian Pertanian sehingga masyarakat yang berminat dapat mengikuti acara tersebut Tampilan awal dari Web Kementerian Pertanian adalah sebagai berikut :
Gambar 4.15. Tampilan Awal Web Kementerian Pertanian c.
Aplikasi Multimedia Aplikasi yang disusun dengan menggunakan beberapa elemen seperti dokumen, suara, gambar, animasi serta video. Aplikasi ini biasanya dikemas dalam bentuk CD dan dapat berisikan mengenai profil organisasi, metodologi,
223
panduan, jurnal, materi pelatihan dan teknologi tepat guna, dan sebagainya. Contoh aplikasi ini adalah photoshop, corel draw dan sebagainya. d.
Aplikasi Kantor Aplikasi yang diperuntukkan khusus untuk pekerjaan sehari-hari di kantor. Aplikasi ini biasanya terdiri dari pengolah kata, lembar kerja, peralatan basis data, grafik, komunikasi dan presentasi. Contoh aplikasi ini adalah Microsoft Word, Miscrosot Power Point dan sebagainya.
e.
SIIATRON Website yang dapat dikases oleh masyarakat luas, baik di dalam maupun di luar negeri, dimana dalam website ini, Pusat dan Daerah dapat meng-update data potensi dan peluang investasi, berbagai insentif investasi, kebijakan dan regulasi yang terkait dengan investasi sektor pertania secara akurat dan terkini. Selain itu masyarakat luas dapat berdialog melalui layanan tanya jawab yang tersedia dalam website tersebut. Beberapa informasi dan fasilitas yang dapat digunakan oleh para pengguna web, antara lain : • Beranda, dimana pengguna dapat berinteraksi dengan Peta Indonesia untuk melihat semua daerah yang berpotensi. Untuk melihat lebih detil, pengguna dapat mengklik daerah yang diinginkan. • Search Engine, dimana pengguna dapat mencari Daerah ataupun potensi komoditas yang diinginkan dengan memasukkan beberapa kata kunci • Daerah yang berisikan informasi mengenai seluruh Daerah di Indonesia, dimana untuk melihat Profil Daerah lebih detil, pengguna dapat mengklik daerah yang diinginkan. Profil Daerah berisikan informasi mengenai peluang, investasi, profil dan infrastruktur yang dapat dilihat dalam bentuk
224
peta dan penjelasan deskriptif. Untuk membuat Daerah baru (khusus petugas), harus mengklik link Daerah Baru. • Berita Terbaru yang berisikan mengenai informasi-informasi terkini yang terkait dengan sektor pertanian khususnya mengenai investasi agribisnis. Untuk membuat berita baru, pengguna harus mengklik News pada halaman berita • Peluang yang berisikan informasi mengenai seluruh komoditas di Indonesia, dimana untuk melihat profil komoditas lebih detil, pengguna dapat mengklik komoditas yang diinginkan. Profil Komoditas berisikan gambar, tipe bisnis, profil komoditas analisis investasi, link investasi dan video mengenai komoditas tersebut. Untuk menambahkan komoditas baru (khusus petugas), dapat mengklik link Komoditas Baru. • Peraturan berisikan seluruh peraturan pada SIIATRON, dimana ada beberapa peraturan yang dapat di-download oleh pengguna. Untuk menambahkan peraturan baru (khusus petugas) dapat mengklik link Peraturan Baru. • Kontak, dimana para pengguna dapat mengirimkan pesan kepada administrator web dengan melengkapi formulir yang disediakan. • Peluang Terbaru yang berisikan informasi mengenai potensi komoditas terbaru di beberapa daerah tertentu • Forum yang merupakan layanan masyarakat yang memperbolehkan setiap pengguna membaca dan berbagi informasi dengan sesamanya, mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan investasi agribisnis. Untuk menjadi
225
anggota forum ini, para pengguna harus mendaftarkan diri terlebih dahulu untuk menghindari adanya spam. Tampilan awal dari SIIATRON adalah sebagai berikut :
Gambar 4.16. Tampilan Awal SIIATRON f.
Aplikasi Database Merupakan program komputer yang bertujuan untuk memasukkan dan mengambil informasi dengan aman dan mudah dari database komputer. Contoh aplikasi database ini adalah MYSQL atau Microsoft Access.
4.4.2. Analisis McFarlan’s Strategic Grid Analisis ini bertujuan untuk mengelompokkan semua aplikasi yang digunakan Direktorat PUI (khususnya investasi) ke dalam empat kategori berdasarkan penilaian seberapa pentingnya aplikasi terhadap instansi saat ini
226
maupun di masa depan. Hasil dari analisis McFarlan ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.31. Portofolio Aplikasi Direktorat PUI (Khusus Investasi) Saat Ini STRATEGIS BERPOTENSI TINGGI SIIATRON (**) Aplikasi Database (*) SI Pertanian (*) Web Kementerian Pertanian (*) Aplikasi Kantor (*) Aplikasi Multimedia Pertanian (*) OPERASIONAL UTAMA Keterangan :
PENDUKUNG
(*)
Aplikasi yang sedang berjalan
(**)
Aplikasi baru yang sedang tahap penerapan
Dari analisis yang dilakukan, dapat dilihat bahwa Direktorat PUI (khususnya investasi) saat ini belum mempunyai aplikasi yang bersifat strategis. Direktorat PUI (khususnya investasi) hanya memiliki aplikasi yang bersifat operasional utama yang menunjang keberlangsungan kegiatan instansi, aplikasi yang bersifat pendukung terhadap kegiatan operasional sehari-hari instansi dan aplikasi yang bersifat berpotensi tinggi yang memungkinkan diperolehnya keuntungan di masa mendatang.
4.5. Gap Analysis Berikut ini merupakan gap analysis antara keadaan yang ada dengan keadaan yang diinginkan sehingga usulan aplikasi yang ada dapat berjalan dengan baik dan menunjang pencapaian tujuan dan strategi instansi:
227
Tabel 4.32. Gap Analysis Keadaan Saat Ini Dengan Keadaan yang Diinginkan Kebutuhan Keadaan Saat Topik Yang Hal Yang Diperlukan Ini Diinginkan Suatu sistem yang dapat Kegiatan Kegiatan mempermudah penyuluhan penyuluhan dapat dilakukan masih dilakukan pemberian penyuluhan manual bagi para petugas daerah dengan lebih secara dan para pelaku usaha efektif dan sehingga membutuhkan efisien waktu, biaya dan Suatu sistem yang dapat usaha yang lebih membantu para petugas daerah dan para pelaku banyak usaha untuk saling Kegiatan Peningkatan berbagi pengetahuan, jumlah kegiatan penyuluhan dan masih tidak dapat informasi penyuluhan pengalaman berkaitan terutama untuk menjangkau dengan sektor pertanian daerah yang banyak daerah dan investasi pertanian tertinggal banyak Para petugas Masih handal dalam petugas di daerah belum kompeten menangani kurang masalah dan dan Kegiatan berkualitas melayani Penyuluhan masyarakat luas, dalam serta dapat menangani masalah/kendala memberikan ada solusi yang yang dilapangan dan efektif melayani masyarakat luas Masih banyak Meningkatnya pelaku kompetensi para para pelaku usaha usaha, terutama petani, yang dalam mengembangkan belum usahanya di mengerti/paham dalam sektor tentang teknologi pertanian terbaru pertanian yang dapat meningkatkan hasil produksi komoditas Suatu sistem yang dapat Kegiatan Meningkatnya promosi saat ini membantu instansi dalam kegiatan Kegiatan promosi potensi masih dirasakan mempromosikan potensi Promosi baik dan peluang investasi di dan peluang kurang, secara kualitas daerah yang lebih sesuai investasi
228
Kegiatan promosi dilakukan lebih efektif dan efisien
Meningkatnya kemampuan instansi dalam men-follow up kebutuhan dan masalah investor Meningkatnya kualitas dan kuantitas kegiatan pemonitoran dan pengevaluasian investasi dan penyusunan kebijakan investasi Kegiatan pemonitoran dan pengevaluasian
dan kuantitas, dimana saat ini belum ada jadwal rutin untuk kegiatan promosi Kegiatan promosi saat ini masih dilakukan dengan menupang acara lain sehingga agendanya tidak rutin dan pengunjungnya tidaklah spesifik calon investor Saat ini, instansi belum melakukan follow up terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi investor Pemonitoran dan pengevaluasian hanya didasarkan data yang diperoleh dari daerah tanpa melakukan survei langsung ke para pelaku usaha/investor
dengan kebutuhan dan permintaan calon investor Suatu sistem yang dapat meningkatkan kemampuan instansi dalam men-follow up kebutuhan dan permintaan investor/calon investor dan membantu memberikan solusi yang lebih efektif dalam menangani masalah yang dihadapi investor/calon investor
Sistem yang dapat meningkatkan kegiatan pemonitoran dan pengevaluasian, dengan mengumpulkan informasi langsung dari calon investor/investor mengenai kebutuhan, permintaan dan masalah yang mereka hadapi dalam investasi. Sistem yang dapat menunjukkan pola penanaman modal, daerah/komoditas mana yang menjadi pilihan dan mana yang tidak Sistem yang dapat mengumpulkan informasi langsung dari para pelaku usaha di daerah mengenai apa yang
229
SIIATRON
SIIATRON dapat berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan awal
SDM yang IT minded dan kompeten dalam bidang SI/TI
SDM
SDM yang dapat memanfaatkan sistem/aplikasi secara maksimal sehingga meningkatkan produktivitas
Semua aplikasi internal hanya dapat diakses oleh jaringan lokal Jaringan Semua bagian, terutama Daerah, dapat menggunakan sistem/aplikasi
mereka hadapi di lapangan Masih banyak Prosedur yang ketat junker/pengguna untuk setiap anggota menggunakan yang melakukan dalam posting topik SIIATRON yang tidak Staf khusus yang berhubungan dengan investasi menangani SIIATRON ada sehingga ataupun sektor yang berjalan dengan kondusif pertanian Masih banyak Memberikan SDM yang seminar/penyuluhan kurang sadar untuk menyadarkan para akan pentingnya SDM akan pentingnya teknologi dalam teknologi pencapain Memberikan SDM strategi instansi pelatihan mengenai Masih banyak teknologi lebih intensif SDM yang kurang paham dalam menggunakan teknologi yang ada, sehingga mereka sering melakukan kesalahan dan tidak dapat merasakan manfaat sistem secara optimal terhadap pekerjaan mereka virtual Masih banyak Menggunakan Daerah yang private network yang akan membuat jaringan menggunakan jaringan publik privat untuk jaringan untuk mengakses publik secara virtual sistem/server di pusat Masih banyak Menambahkan jaringan bagian, terutama infrastruktur Daerah yang sehingga setiap Daerah tidak terhubung dapat terhubung dengan Pusat dengan
230
yang ada Semua sistem yang ada terintegrasi menjadi satu bagian Semua akses data dan sistem termonitor secara detil sehingga dapat meningkatkan keamanan dan kehandalannya Semua infrastruktur teknologi terupgrade dan termaintainance dengan baik
4.6.
sistem/aplikasi yang ada Masih banyak sistem yang tersebar dan tidak terintegrasi antara satu sama lain Susah dilakukan pemonitoran terhadap akses data dan sistem dikarenakan terlalu banyak pengguna menggunakan jaringan publik, terutama Daerah Infrastruktur teknologi saat ini, terutama di Daerah ada yang tidak ter-update dan termaintance secara regular sehingga tidak tersedia saat dibutuhkan Susah dilakukan upgrade dan maintainance untuk aplikasi yang berbasis client-sever
Menerapkan private cloud computing untuk mengintegrasikan setiap sistem/aplikasi yang ada, dimana private cloud computing ini dapat meningkatkan keamanan dan kehandalan sistem dan data
Menerapkan cloud computing yang mensentralisasi semua sistem sehingga lebih mudah untuk maintainance dan upgrade. Salah satu contoh aplikasi yang dapat diterapkan di cloud adalah Citrix Gateway
Usulan Perencanaan Strategi SI/TI Setiap usulan strategi yang akan diberikan harus saling berhubungan dan
mendukung satu sama lain. Dimana strategi bisnis SI merupakan strategi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan instansi terhadap sasarannya, strategi TI merupakan strategi yang digunakan untuk mengelola teknologi yang ada sehingga semua strategi bisnis SI dapat berjalan dengan baik dan lancar, dan strategi
231
manajamen SI/TI digunakan untuk memastikan bahwa setiap strategi yang ada berjalan secara konsisten. Contoh hubungan yang dapat meningkatkan strategi SI dengan menggunakan TI adalah seperti manfaat yang dapat diberikan oleh cloud computing (yang akan dijelaskan pada sub bab 4.5.3. Strategi TI), dimana untuk mengoptimalkan penggunaan infrastruktur teknologi, baik aplikasi, perangkat keras atau jaringan, maka diperlukan penerapan keamanan SI/TI dan SDM yang handal dan kompeten (yang akan dijelaskan pada sub bab 4.5.2. Strategi Manajemen SI/TI).
4.6.1. Strategi Bisnis SI Berdasarkan hasil analisis sebelumnya, maka akan disusun usulan strategi bisnis SI yang diperlukan Direktorat PUI (khususnya investasi) sehingga dapat memanfaatkan SI/TI dalam mencapai sasarannya. Tabel 4.33. Usulan Strategi Bisnis SI Situasi Saat Ini Usulan Solusi untuk para Belum adanya sistem pembelajaran Menerapkan sistem KM untuk para pelaku usaha agribisnis petugas, terutama di Daerah, dan para dan para petugas dalam bidang pelaku usaha agribisnis menyangkut masalah pertanian dan investasi (usaha) pertanian dan investasi Belum adanya sistem yang Menerapkan DSS untuk dapat memberikan mendukung pemberian solusi efektif pelayanan yang lebih baik kepada calon untuk kebutuhan, permintaan dan investor/investor yang sudah ada kebutuhan calon investor/investor yang ada Forum yang ada di website Menerapkan peraturan/prosedur yang lebih SIIATRON belum berjalan dengan ketat untuk para pengguna SIIATRON dan baik, dikarenakan masih banyaknya mempekerjakan staf yang bertugas junker/pengguna yang melakukan menangani forum tersebut sehingga forum posting topik yang tidak SIIATRON hanya meliputi topik-topik berhubungan dengan tujuan awal yang berhubungan investasi dan pertanian. forum dibuat
232
4.6.1.1. Usulan Solusi Aplikasi Pada sub bab ini, akan dilakukan analisis mengenai usulan aplikasi yang dapat digunakan Direktorat PUI (khususnya investasi) dalam meningkatkan kinerjanya di masa mendatang sehingga dapat mencapai strateginya, dimana setiap usulan aplikasi ini harus diintegrasikan dengan sistem-sistem yang sudah ada sehingga memudahkan pertukaran informasi dan konsolidasi data yang diperlukan.
4.6.1.1.1. Forum KM KM adalah aplikasi berbasis web yang merupakan pengembangan dari forum SIIATRON yang sudah ada, dimana forum ini dapat diakses oleh para petugas dan para pelaku usaha agribisnis untuk mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan pertanian dan investasi. Di dalam forum ini sendiri, para pengguna (petugas dan pelaku usaha agribisnis) dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan sektor pertanian dan investasi. Tujuan dari forum ini adalah untuk membantu para petugas dan para pelaku usaha agribisnis untuk mempelajari hal-hal yang menyangkut masalah pertanian dan investasi sektor pertanian sehingga meningkatkan pengetahuan, dan kemampuan para petugas dan para pelaku usaha agribisnis dalam mengatasi masalah atau pun cara mengembangkan usaha/komoditasnya. Forum ini dirancang untuk mendukung salah satu strategi Direktorat PUI dan strategi Kementerian Pertanian secara keseluruhan, dimana dengan adanya forum
ini,
Direktorat
PUI
akan
lebih
mudah
dalam
memberikan
pelatihan/penyuluhan terhadap para petugas dan para pelaku usaha agribisnis di
233
seluruh Indonesia. Selain itu, Direktorat PUI juga akan dimudahkan dalam rangka memonitor masalah dan kondisi aktual yang terjadi di lapangan. Untuk menjaga ketertiban forum ini, maka akan ditugaskan staf (web moderator) yang bertanggungjawab atas berjalannya SIIATRON terutama forum tersebut. Selain itu, akan dirancang beberapa peraturan dan prosedur yang harus diikuti oleh para pengguna forum. Beberapa fitur umum yang dapat digunakan oleh para pengguna dalam forum ini, antara lain : Log in dan log off Melakukan registrasi untuk menjadi anggota forum Profiling untuk account yang dimiliki Mendapatkan informasi jika ada update topik materi yang diminati, atau jika ada pengguna lain yang membalas posting yang dilakukan sebelumnya Melakukan upload/download materi yang ada di dalam forum Membuat thread baru untuk berdiskusi dengan sesama anggota forum Memberikan rating untuk setiap thread yang ada di dalam forum Meminta bantuan moderator untuk hal yang berkaitan dengan forum Melakukan pencarian untuk topik/subyek/materi yang ada dalam forum menggunakan mesin pencari yang sudah disediakan Memberikan reputasi kepada setiap anggota yang dirasakan telah memberikan pengetahuan/informasi yang bermanfaat Berikut adalah usecase diagram dari forum KM ini :
234
Gambar 4.17. Usecase Diagram Forum KM Sedangkan untuk usulan arsitekturnya akan diadopsi dari arsitektur knowledge management system tersentralisasi versi Maier, yang dapat dilihat pada gambar berikut ini :
235
Gambar 4.18. Arsitektur Forum KM
236
4.6.1.1.1.1. Rancangan Forum KM Berikut ini beberapa contoh usulan rancangan untuk forum KM : •
Usulan Rancangan Tampilan Awal
Gambar 4.19. Usulan Rancangan Tampilan Awal Forum KM •
Usulan Rancangan Login
Gambar 4.20. Usulan Rancangan Login Forum KM
237
•
Usulan Rancangan Mesin Pencarian
Gambar 4.21. Usulan Rancangan Mesin Pencarian Forum KM
238
•
Usulan Rancangan Posting Forum KM
•
Gambar 4.22. Usulan Rancangan Posting Forum KM Dan sebagainya
4.6.1.1.2. DSS Aplikasi DSS disini berfokus untuk memberikan berbagai alternatif keputusan sebagai bahan pertimbangan sehingga meningkatkan kualitas keputusan yang diambil. DSS ini sendiri dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi serta ketepatan perhitungan nilai kelayakan investasi, sehingga proses pengambilan keputusan dapat berjalan dengan lebih lancar, lebih mudah dan lebih tepat. DSS ini juga digunakan untuk mengenali berbagai kendala yang dihadapi para pelaku agribisnis.
239
DSS disini dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas layanan Direktorat PUI kepada masyarakat, terutama calon investor/investor yang sudah ada, dimana DSS disini akan terintegrasi dengan knowledge base yang diperlukan untuk membantu dalam menangani pertanyaan, permintaan atau pemberian solusi terhadap masalah yang dihadapi calon investor/investor yang sudah ada. Dengan aplikasi ini juga, Direktorat PUI dapat menentukan calon investor/investor yang sudah ada yang paling berpotensi mengembangkan usahanya, memprediksikan perkembangan investasi, potensi pasar, dan potensi dan peluang Daerah di masa depan, masalah apa saja yang terjadi di lapangan, serta bentuk promosi yang sesuai dengan kebutuhan dan permintaan calon investor/investor yang sudah ada. Diharapkan dengan aplikasi ini, Direktorat PUI juga dapat memberikan pelayanan yang lebih efektif dan baik kepada masyarakat luas. Misalnya dengan memberikan simulasi kelayakan investasi, berdasarkan ekonomi dan finansial, berdasarkan berbagai aspek (produksi, pasar dan pemasaran, dan keuangan) Beberapa manfaat yang dapat diperoleh Direktorat PUI jika menerapkan DSS adalah sebagai berikut : •
Menyediakan instrumen untuk mensimulasikan perhitungan kelayakan investasi dengan lebih mudah. Hal ini dilakukan untuk menarik minat calon investor.
•
Menyediakan berbagai alternatif solusi terbaik sesuai dengan kebutuhan dan permintaan calon investor/investor yang sudah ada, sehingga Direktorat PUI
240
dapat menyusun bahan promosi yang lebih sesuai yang pada akhirnya dapat meningkatkan pangsa pasar pertanian Indonesia •
Meningkatkan pemonitoran dan pengevaluasian perkembangan investasi DSS juga dapat digunakan untuk menganalisis perkembangan investasi pertanian, komoditas/Daerah mana saja yang menjadi unggulan dan komoditas/Daerah mana saja yang harus ditingkatkan di masa depan, serta masalah apa yang paling sering terjadi yang menjadi kendala untuk calon investor/investor yang ada mengembangkan usahanya.
•
Mengurangi biaya Penerapan DSS memungkinkan peningkatan pelayanan yang lebih spesifik dan terfokus. Dengan demikian, jika aplikasi ini digunakan secara maksimal, akan berujung kepada pengurangan biaya dan waktu yang butuh dikeluarkan oleh Direktorat PUI. Beberapa fitur yang terdapat di DSS, antara lain:
•
Profil Investor : membantu pengguna mendeskripsikan investor dan usaha yang dijalankannya
•
Aspek o Aspek Produksi : berkenaan dengan kegiatan produksi dan operasi yang dijalankan, seperti lokasi usaha, fasilitas, bahan baku, tenaga kerja, teknologi, proses produksi, jumlah, jenis, mutu, produksi optimum dan kendala produksi o Aspek Pemasaran : berkenaan dengan pasar dan rencana pengembangan bisnis, seperti permintaan, penawaran, persaingan pasar, harga, jalur pemasaran, pemilihan pola usaha, besarnya pasar dan pangsa pasar
241
o Aspek Manajemen dan SDM : berkenaan dengan bentuk organisasi (bentuk badan humum dan perijinan) dan profil usaha (skala usaha dan sistem pengelolahan usaha) o Aspek Lingkungan : berkenaan dengan tingkat ketersediaan bahan baku, sumber bahan baku, jumlah pesaing, jumlah industri sejenis, rintangan memasukki industri dan jarak antara usaha sejenis o Aspek Keuangan : berkenaan dengan informasi mengenai biaya yang harus dikeluarkan, seperti biaya investasi, biaya operasional, modal kerja dan sebagainya. Untuk kelayakan investasi dapat menggunakan berbagai metode, seperti break even point, analisa biaya dan manfaat dan sebagainya •
Analisis Bisnis : melakukan analisis, dimana hasilnya dapat ditampilkan dalam bentuk gambar, angka, grafik dan deskripsinya
•
Print : memprint hasil analisis dalam bentuk dokumen
4.6.1.1.2.1. Rancangan DSS Berikut ini adalah beberapa contoh usulan rancangan untuk DSS : •
Usulan Rancangan Login
Gambar 4.23. Usulan Rancangan Login DSS
242
•
Usulan Rancangan Tampilan Awal
100% 50% 0% ‐50% ‐100% PMA
2008 65.27
2009 ‐28.57
2010 ‐42.63
PMDN
11.94
2.48
‐66.38
Gambar 4.24. Usulan Rancangan Tampilan Awal DSS •
Usulan Rancangan Membuat Profil Investor
•
Gambar 4.25. Usulan Rancangan Membuat Profil Investor Dan sebagainya
243
4.6.1.2. Usulan Perangkat Lunak dan Perangkat Keras Beberapa spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang dapat digunakan, didasarkan pada standar teknologi yang diinginkan, untuk menerapkan usulan aplikasi/sistem di atas, antara lain : Tabel 4.34 Usulan Perangkat Lunak dan Perangkat Keras No Spesifikasi Jumlah Server DSS • Pentium Xeon 1,2 GHz dengan memory 1024 MB • Harddisk 80 G dengan teknologi RAID data 1 • CD-RW untuk mem-backup data 1 unit • Kartu Jaringan (NIC) dengan kecepatan 100/1000 Mbps • Power supply yang redundan Server SIIATRON • Pentium Xeon 1,2 GHz dengan memory 1024 MB • Harddisk 80 G dengan teknologi RAID data 1 unit 2 • CD-RW untuk mem-backup data • Kartu Jaringan (NIC) dengan kecepatan 100/1000 Mbps • Power supply yang redundan Server forum KM • Pentium Xeon 1,2 GHz dengan memory 1024 MB • Harddisk 80 G dengan teknologi RAID data 3 • CD-RW untuk mem-backup data 1 unit • Kartu Jaringan (NIC) dengan kecepatan 100/1000 Mbps • Power supply yang redundan 4 Microsoft Windows Web Server 2008 3 unit 5 Microsoft Windows Server Enterprise 2008 3 unit 6 PHP untuk pengembangan website (sistem yang diiusulkan) 7 Microsoft SQL Server Standard 2008 R2 3 unit 8 GIS menggunakan Google Map 1 unit
4.6.1.3. Usulan Proses Investasi Pada sub bab ini, akan dilakukan analisis perubahan proses investasi setelah usulan aplikasi/sistem diterapkan, dimana analisis ini meliputi rancangan model dimensional, analisis area, fungsi dan proses investasi serta analisis matrik
244
aktivitas-entitas.Berikut ini adalah rancangan model dimensional yang diusulkan untuk Direktorat PUI :
Gambar 4.26. Usulan Model Relasional
245
4.6.1.3.1. Usulan Area, Fungsi dan Proses Investasi Pada tabel dibawah ini akan dijabarkan mengenai usulan area fungsi, proses investasi dan aplikasi pendukung setelah usulan aplikasi/sistem diterapkan: Tabel 4.35. Usulan Area, Fungsi, Proses Bisnis dan Aplikasi Area Fungsional
Fungsi Bisnis A: Penyediaan data keadaan wilayah Daerah
B: Penyediaan data potensi dan peluang Daerah
Petugas Informasi
C: Penyediaan data kondisi Daerah
D: Mensosialisasikan Daerah
E: Penyediaan data klimatologi Daerah
F: Penyediaan data SDM Daerah
Data Non Komoditas
G: Menyediakan data makro pertanian yang berhubungan dengan investasi
Proses Bisnis Internal
Aplikasi
Mengumpulkan, mengelola dan menyediakan data dan informasi mengenai: • Keadaan topografi • Keadaan tanah • Keadaan hidrologi Mengumpulkan, mengelola dan menyediakan data dan informasi mengenai : • Potensi komoditas • Peluang investasi untuk SI Pertanian komoditas tertentu • Komoditas unggulan Aplikasi Mengumpulkan, mengelola Kantor dan menyediakan data dan informasi mengenai : Aplikasi • Ketersediaan infrastruktur Database • Sarana dan prasarana • Memberikan penyuluhan SIIATRON bagi para pelaku usaha di Daerah (**) Portal BKPM • Mempromosikan potensi yang ada di Daerahnya Forum KM (?) (**) Mengumpulkan, mengelola dan menyediakan data mengenai : • Curah hujan • Iklim Mengumpulkan, mengelola dan menyediakan data dan informasi mengenai : • Tenaga kerja • Jumlah penduduk Mengumpulkan, mengelola SI Pertanian dan menyediakan data dan informasi mengenai : Aplikasi • Tenaga kerja Kantor • Keadaan tanah Aplikasi • Iklim Multimedia • Pasar
246
• Tingkat ekspor import komoditas pertanian
Aplikasi Database Website Kementerian Pertanian
Bank Indonesia (BI)
H: Membuat kebijakan moneter
•
Menerapkan suku bunga yang tepat
I: Menjaga kestabilan ekonomi
• •
Menjaga tingkat inflasi Menjaga kurs mata uang
• • J: Melayani penanaman modal dan rekomendasi teknis • • •
BKPM
• K: Fasilitasi penanaman modal
• •
L: Menyusun bahan kebijakan investasi pertanian bersama Eselon 1 terkait
• • •
Subdit Investasi
• M: Mengelola profil investor
• •
N: Menyusun bahan promosi
•
Forum KM (?) Aplikasi Kantor Aplikasi Database
Forum KM (?) Melayani pengajuan ijin usaha, rekomendasi teknis Menganalisis permohonan perijinan dan rekomendasi teknis Menerbitkan ijin usaha dan rekomendasi teknis Aplikasi Menolak pemberian ijin Kantor dan rekomendasi teknis Aplikasi Menyiapkan dan Database melaksanakan perumusan kebijakan investasi Menyiapkan dan Portal BKPM melaksanakan regulasi Forum KM (?) investasi Menyiapkan dan melaksanakan prosedur pengajuan ijin Memantau dan mengevaluasi perijinan dan investasi di Indonesia Menyusun Kebijakan SI Pertanian Investasi Menyusun Regulasi Aplikasi Investasi Kantor Membuat profil investor (*) Aplikasi Multimedia Meng-update profil investor (*) Aplikasi Menganalisis profil Database investor (*) Menganalisis saran dan Website keluhan investor (*) Menyusun Bahan Promosi Kementerian Investasi
247
•
O: Mensosialisasikan informasi
P: Memonitor dan mengevaluasi investasi pertanian
Q: Penyediaan data tanaman pangan Data Komoditas
R: Penyediaan data peternakan
SIIATRON Menyusun Road Map Pengembangan Investasi DSS (?) • Menyusun Informasi Potensi dan Peluang Forum KM (?) Investasi • Menyusun Informasi Pedoman Investasi Pertanian • Menyusun Data Investasi PMDN dan PMA, • Menyusun Profil Investasi • Follow-up investor/calon investor (*) • Mensosialisasikan kebijakan investasi (**) • Mensosialisasikan regulasi investasi (**) • Mensosialisasikan potensi dan peluang investasi • Melaksanakan program pembinaan SDM pertanian, program pendidikan dan latihan (**) • Memberikan penyuluhan yang diperlukan terutama di Daerah (**) • Berdiskusi (*) • Memantau kegiatan investasi di semua sektor pertanian (**) • Melakukan evaluasi dan bimbingan teknis kepada masyarakat terutama untuk para pelaku usaha agribisnis (**) Mengumpulkan, mengelola Forum KM (?) dan menyediakan data dan informasi mengenai : • Luas panen tanaman pangan • Tingkat produksi tanaman pangan • Tingkat produktivitas tanaman pangan Mengumpulkan, mengelola dan menyediakan data dan informasi mengenai : • Populasi ternak • Produksi ternak
SI Pertanian Aplikasi Kantor Aplikasi Multimedia Aplikasi Database Website Kementerian
248
• •
S: Penyediaan data hortikultura
T: Penyediaan data perkebunan
Pemotongan ternak Pemasukan dan pengeluaran ternak Mengumpulkan, mengelola dan menyediakan data dan informasi mengenai : • Luas panen hortikultura • Produksi hortikultura • Produktivitas hortikultura Mengumpulkan, mengelola dan menyediakan data dan informasi mengenai : • Luas panen perkebunan • Produksi perkebunan • Produktivitas perkebunan
Pertanian
Keterangan : (*)
Proses bisnis yang belum ada sebelumnya
(**)
Proses bisnis yang sudah ada sebelumnya tetapi penggunaanya bisa melalui sistem/aplikasi yang diusulkan
(?)
Aplikasi/sistem yang diusulkan
4.6.1.3.2. Usulan Pengelompokan Matrik Untuk memetakan fungsi bisnis yang berhubungan dengan proses investasi baru di Subdit Investasi, maka akan dilakukan analisis matrik aktivitas-entitas sebagai berikut:
D. Komoditas
Subdit Investasi
BK PM BI
D. Non Komoditas Petugas Informasi
A B C D E
H I J K L M N O P Q R S T C
R
G
R R
R R
R C C
R R R
R R R C R
R R R C
F
R
R R R
C C
R R
R C C
R R R
R R
Kebijakan Investasi
C R C R C R C
R R
R R R
R R C R
Pemasukan dan P engeluaran Ternak Luas Panen Hortikultura Produksi Hortikultura
R R R R R R R R R
C C C C C C C C
R
C
R R
C C C C
Profil Investor *
Produktivitas Perkebunan
R
Produksi Perkebunan
Produktivitas Hortikultura Luas Panen Perkebunan
Pemotongan Ternak
R
Produksi Ternak
R
Populasi Ternak
C
Produktivitas T. Pangan
C
Produksi T.Pangan
Pajak Penghasilan Daerah Bahan Promosi Investasi Perkembangan Investasi Luas Panen T. Pangan
Regulasi Investasi
C
Prosedur Investasi
C
Ijin Usaha Pertanian
Kurs Mata Uang
C
Tingkat Inflasi
Suku Bunga
Pasar
R
Ekspor Impor
Tenaga Kerja
R C
Jumlah Penduduk
Iklim
C R
Curah Hujan
Sarana dan Prasarana
C Ketersediaan Infrastruktur
Komoditas Unggulan
C Peluang Investasi
C Potensi Komoditas
Keadaan Hidrologi
Fungsi Keadaan Tanah
Subyek Data Keadaan Topografi
249
Tabel 4.36. Usulan Pengelompokan Matrik Entitas Tahap 1
C
D. Komoditas
Subdit Investasi
BK PM BI
G
H I J K L M N O P Q R S T C
R
R R
R R
R C C
R R R
R R R C R
R R R C
R
R R R
C C
R R
R C C
R R R C
R R R
R R
R C R C C
R R R
R R C R
R C C C
R R
C C C C
R R R R
C C C
Produksi Perkebunan Produktivitas Perkebunan
Produktivitas Hortikultura Luas Panen Perkebunan
Produksi Hortikultura
R
Luas Panen Hortikultura
R
Pemasukan dan P engeluaran Ternak
Pemotongan Ternak
C
Produksi Ternak
R
Populasi Ternak
R
Produktivitas T. Pangan
Produksi T.Pangan
C
Luas Panen T. Pangan
Profil Investor *
Pajak Penghasilan Daerah Bahan Promosi Investasi
Prosedur Investasi
C
Kebijakan Investasi
C
Regulasi Investasi
Perkembangan Investasi
C
Ijin Usaha Pertanian
Kurs Mata Uang
C
Tingkat Inflasi
Suku Bunga
Pasar
R
Ekspor Impor
Tenaga Kerja
R C
Jumlah Penduduk
Iklim
C R
Curah Hujan
Sarana dan Prasarana
C Ketersediaan Infrastruktur
Komoditas Unggulan
C Peluang Investasi
C Potensi Komoditas
Keadaan Hidrologi
Fungsi Keadaan Tanah
Subyek Data Keadaan Topografi
Petugas Informasi
A B C D E F
D. Non Komoditas
250
Tabel 4.37. Usulan Pengelompokan Matrik Entitas Tahap 2
R R R
C C C
D. Komoditas
Subdit Investasi
BK PM BI
D. Non Komoditas Petugas Informasi Subyek Data
H I J K L M N O P Q R S T G
R R R R
Fungsi
A B C D E F
R R R R
R
R R
R
R R
R R R R
R R
R
R
Statistik Non Komodita s
Modal Usaha Perijinan
R R R R Promosi
Produksi T.Pangan Produktivitas T. Pangan Populasi Ternak Produksi Ternak Pemotongan Ternak Pemasukan dan P engeluaran Ternak Luas Panen Hortikultura Produksi Hortikultura
R R R R R R R R R
R
Statistik Komoditas
R
Produktivitas Perkebunan
R
Produksi Perkebunan
Produktivitas Hortikultura Luas Panen Perkebunan
Luas Panen T. Pangan
Profil Investor *
Pajak Penghasilan Daerah Bahan Promosi Investasi
Prosedur Investasi
Potensi Wilayah
Kebijakan Investasi
Regulasi Investasi
Perkembangan Investasi
Ijin Usaha Pertanian
Kurs Mata Uang
Tingkat Inflasi
Suku Bunga
Pasar
Ekspor Impor
Tenaga Kerja
Jumlah Penduduk
Iklim
Curah Hujan
Sarana dan Prasarana
Ketersediaan Infrastruktur
Komoditas Unggulan
Peluang Investasi
Potensi Komoditas
Keadaan Hidrologi
Keadaan Tanah
Keadaan Topografi
251
Tabel 4.38. Usulan Pengelompokan Matrik Entitas Tahap 3
R R
252
252
Tabel 4.39. Usulan Pengelompokan Matrik Entitas Tahap 4
253
4.6.2. Strategi Manajemen SI/TI Pada sub bab ini akan dilakukan penganalisisan rencana keamanan SI/TI untuk instansi, yang meliputi kebijakan, konsep, perangkat dan penerapannya, dan kebutuhan SDM.
4.6.2.1. Usulan Rencana Keamanan SI/TI Dari hasil analisis yang dilakukan, akan dilakukan perancangan rencana untuk keamanan SI/TI Direktorat PUI Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Rencana keamanan SI/TI ini dibangun sebagai upaya dalam menjaga keamanan aset dan proses yang berjalan di Direktorat PUI (khususnya investasi).
4.6.2.1.1. Kebijakan Keamanan SI/TI Secara
umum,
kebijakan
keamanan
SI/TI
ini
meliputi
(www.ecfirst.com/pdf/InfoSecPolicyTemplatesComponent.pdf): Tabel 4.40. Kebijakan Keamanan SI/TI Secara Umum Kebijakan/Prosedur Keamanan Informasi Strategi Keamanan Informasi Manajemen Resiko Analisis Resiko Kebijakan Sanksi
Keamanan Tenaga Kerja Otorisasi Akses Prosedur Penghentian
Tujuan Menyediakan keamanan yang sesuai untuk memastikan kerahasiaan, integritas dan ketersediaan (CIA) dari aset informasi dengan memproteksinya dari akses, modifikasi, penghancuran atau pengungkapan tidak terotorisasi Menerapkan keamanan untuk mengurangi resiko dan kerapuhan Menilai potensi resiko dan kerapuhan terhadap CIA informasi secara akurat Menerapkan sanksi yang sesuai untuk anggota yang telah gagal memenuhi kebijakan dan prosedur keamanan organisasi Menerapkan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa semua anggota mempunyai akses yang sesuai untuk informasi sehingga mencegah ada anggota yang melakukan akses tidak terotorisasi Menerapkan prosedur yang mengotorisasikan anggota terhadap informasi/fungsi sistem Menerapkan prosedur yang menghentikan akses terhadap
254
Akses Modifikasi Pelatihan dan Kesadaran Keamanan Pertahanan dari malicious software Pemonitoran Log-in Manajemen Password Prosedur Gangguan Keamanan Rencana Contingency Rencana Data Backup Disaster Recovery Plan Kontrol Akses Fasilitas Enkripsi dan Dekripsi Logoff Otomatis Kontrol Audit Keamanan Transmisi Dokumentasi Keamanan Jaringan Keamanan Email Keaman Virtual Private Network (VPN) Keamanan Wireless
informasi ketika ada anggota yang mengundurkan diri Menerapkan kebijakan dan prosedur yang berdasarkan hak anggota terhadap informasi/sistem yang ada Menerapkan program pelatihan dan kesadaran akan keamanan untuk semua anggota, termasuk manajemen Mengembangkan prosedur untuk mempertahankan terhadap, mendeteksi dan melaporkan malicious software Mengembangkan prosedur untuk memonitor percobaan login dan melaporkan keanehan Menerapkan prosedur untuk menciptakan, merubah dan menjaga password Menyelesaikan gangguan keamanan Membangun dan menerapkan kebijakan dan prosedur untuk merespon gangguan yang darurat Membangun dan menerapkan prosedur untuk menciptakan dan memelihara kopian dari informasi Membangun dan menerapkan prosedur untuk mengembalikan data yang hilang Menerapkan kebijakan dan prosedur untuk membatasi akses fisik kepada SI elektronik dan fasilitas selagi memastikan akses yang sah diperbolehkan Menerapkan mekanisme untuk mengengkripsi dan mendekripsikan informasi Menerapkan prosedur elektronik yang menghentikan sesi elektronik setelah beberapa waktu tidak aktif tertentu Menerapkan mekanisme prosedur, perangkat lunak dan perangkat keras yang mencatat dan mengevaluasi aktivitas dalam SI yang mengandung/menggunakan informasi Menerapkan pengukuran keamanan teknis untuk menjaga akses yang tidak berhak terhadap informasi yang ditransmisi melalui jaringan elektronik Memelihara dan prosedur yang diterapkan dalam bentuk tertulis Menjaga keamanan alat komunikasi dan data dalam jaringan organisasi Menjaga kerahasiaan dan integritas informasi yang sedang dikirim/diterima melalui email Menerapkan keamanan untuk mengurangi resiko dan kerapuhan infrastruktur VPN instansi Menerapkan keamanan untuk mengurangi resiko dan kerapuhan infrastruktur wireless instansi
255
4.6.2.1.2. Konsep dan Perangkat Keamanan SI/TI Beberapa konsep dan perangkat yang dapat digunakan untuk menjaga dan meningkatkan keamanan SI/TI instansi antara lain : Firewall Merupakan sistem yang mengijinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman untuk melaluinya dan mencegah lalu lintas jaringan yang dianggap tidak aman. Umumnya, firewall diterapkan dalam pintu gerbang antara jaringan lokal dengan jaringan lainnya. De Militerized Zone (DMZ) Dimana semua server utama akan diletakan pada daerah yang bebas gangguan keamanan yang diapit oleh dua firewall. Firewall pertama merupakan exterior firewall yang menggunakan perangkat bridge firewall (diletakan pada gateway UPT). Pada gateway UPT akan diberikan fasilitas VPN untuk menjaga keamanan, kerahasiaan pengiriman data baik suara maupun bukan suara dari dalam dan luar jaringan Ditjen PPHP. Firewall kedua diletakan pada sisi Internet yang dilengkapi juga dengan VPN server yang dipasang di router. Wi-Fi Protected Access (WPA) Merupakan metode untuk mengamankan konseksi wireless dari pengganggu, dimana WPA mengembangkan metode enkripsi data yang menyediakan otentikasi pengguna. WPA juga menggunakan kunci keamanan statik, yaitu Temporal Key Integrity (TKIP) yang mampu berubah setelah 10.000 pake data ditransimisikan secara dinamis. Proses yang berlangsung secara otomatis dilakukan tanpa diketahui oleh pengguna dan kurang dari lima menit sekali,
256
WPA juga menghasilkan kunci enkripsi baru yang mempersulit hacker dalam membobol masuk. Otentikasi Merupakan komponen keamanan yang bertujuan untuk meyakinkan keaslian data, sumber data, pengguna dan server yang sedang digunakan. Jadi disini, pengiriman data dari sebuah sumber harus dicek kebenarannya, pengguna yang mengakses database juga harus menunjukkan identitasnya. Hal ini dapat diterapkan dengan menggunakan beberapa tanda pengenal, password, tanda tangan digital dan biometrik. Antivirus (Antispyware) Meurpakan perangkat yang digunakan untuk mencegah adanya penyerangan dari malicious software, dimana antivirus ini melakukan pendeteksian virus, worm, trojan, spyware dan sebagainya. Kontrol Akses Merupakan pembatasan pengguna mana saja yang dapat mengakses data/sistem tertentu. Biasanya kontrol ini menggunakan password/semacam token lainnya. Sebagai contoh, untuk memasuki ruang server, pengguna harus menggunakan badge yang dilengkapi smart card. Selain itu, untuk keamanan sistem yang lebih tinggi, dimungkinkan menggunakan biometrik. VPN Merupakan sistem yang bertujuan untuk menciptakan suatu jaringan pribadi secara virtual sehingga pengguna jarak jauh yang menjadi anggota jaringan pribadi virtual tersebut dapat berkomunikasi secara bebas dan aman melalui jairngan publik. VPN ini juga ikut meningkatkan keamanan dalam
257
penggunaan jaringan pribadi dikarenakan IP pengguna tidak dapat diketahui. Dimana di dalam VPN sendiri, data yang berada dalam jaringan tidak dapat diakses oleh orang/client lain yang terhubung ke server VPN dikarenakan adanya metode enkripsi dan dekripsi. Dan sebagainya.
4.6.2.1.3. Rencana Penerapan Keamanan SI/TI Berikut ini merupakan rencana keamanan SI/TI yang akan diterapkan oleh Direktorat PUI (Ditjen PPHP), dimana dari pengamanan disini akan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : a. Pengamanan sistem jaringan Penggunaan digest authentication pada web server, sehingga password yang dikirimkan melalui jaringan tidak berupa kata-kata yang jelas. Pencatatan log melalui program atau fasilitas yang disediakan, administrator sistem wajib mengecek kejadian-kejadian yang tercatat di dalam log setiap bulan Menggunakan beberapa program untuk mendeteksi adanya penyusupan Firewall digunakan untuk membatasi port-port yang dapat diakses dari luar. Sedangkan akses Internet dari dalam ke luar untuk situs-situs tertentu dilarang. Switch, harus memiliki fungsi Routed Access Control List yang dapat digunakan untuk menjamin hanya pengguna yang memiliki akses saja yang dapat menggunakan jaringan yang aman dan terbatas.
258
Application-Proxy firewall digunakan
untuk
memfilter
informasi-
informasi yang lewat dari proxy server tersebut, proxy server dapat memilih informasi-informasi yang akan diteruskan atau tidak berdasarkan setting atau logika dari proxy server tersebut. Backup harddisk secara keseluruhan untuk semua server ke dalam tape. Backup database.
b. Pengamanan sistem operasi/desktop Tidak diperkenankan menggunakan atau menyediakan flopy drive dalam ruangan server. Hal ini untuk menghindari penyusup dapat mengubah password root dengan menggunakan disket boot. Setiap aplikasi yang digunakan wajib menyediakan fungsi login yang memaksa pengguna untuk memasukan user ID dan password setiap kali akan menggunakan aplikasi tersebut termasuk ketika melakukan koneksi jaringan. Aplikasi internal tidak dapat diakses dari luar. Untuk mencegah akses dari luar terhadap aplikasi internal, maka digunakan firewall dan IP internal untuk server-server yang digunakan oleh aplikasi internal. Dengan IP internal dan firewall diharapkan server-server tersebut hanya bisa dikenali oleh komputer yang ada dalam jaringan lokal saja. Adanya sesi untuk membatasi lamanya koneksi tidak aktif. Untuk aplikasi berbasis web, jika browser sudah dibuka dan pengguna tidak menggunakan aplikasi yang diakses dalam waktu tertentu atau. Maka,
259
koneksi ke aplikasi tersebut akan kadaluarsa. Lamanya waktu tidak aktif yang diperkenankan disebut juga dengan lamanya sesi. Menggunakan antivirus yang up to date merupakan sebuah keharusan dalam menjaga terhadap penyerangan terutama melalui email. Antivirus ini harus dipasang pada setiap workstation dan server yang ada di Ditjen PPHP. Bagi pemakai aplikasi, pengaksesan database harus melalui aplikasi yang sudah dikembangkan. Login name dan password untuk mengakses database hanya boleh diketahui oleh kalangan terbatas (yang berhak mengetahui).
c. Pengamanan fisik Ruangan tempat menyimpan semua server, router serta data backup berada di ruangan yang berbeda dengan ruangan kerja pegawai. Ruangan tersebut selalu terkunci dan hanya dapat diakses oleh technical operation dan administrator jaringan. Server-server yang ada diletakkan pada ruangan server yang khusus. Pintu masuk dan keluar dari dan ke ruangan ini hanya ada satu. Tembok dan pintu ruangan ini berupa kaca anti pecah. Pintunya berupa pintu elektronis, diperlukan kartu akses magnetic/smart card untuk membukanya. Lantainya menggunakan raised floor setinggi 10 cm. AC yang digunakan merupakan AC sentral. Tersedia alat untuk memadamkan api, alarm kebakaran, sensor deteksi kebakaran melalui panas dan asap.
260
Mengasuransikan aset-aset yang dimiliki Ditjen PPHP khususnya untuk server dan PC. Menyediakan mesin diesel untuk menyuplai arus listrik secara otomatis jika listrik yang disediakan oleh PLN mengalami gangguan. Menyediakan UPS untuk server aplikasi ataupun database untuk mencegah kerusakan fisik pada server tersebut. Di samping dari segi pengamanan, terdapat peraturan-peraturan yang perlu diketahui oleh tim teknis atau pranata komputer, antara lain : Menyangkut batasan privacy, pranata komputer perlu menganggap semua data pegawai yang tersimpan dalam PC atau komputer milik Ditjen PPHP merupakan data kedinasan. Bersadarkan Instansi dan melalui keputusan dari penanggung jawab keamanan TI Ditjen PPHP, Ditjen PPHP secara institusi berhak untuk melihat, membuka atau mengamankan data tersebut apabila dianggap mencurigakan dan dapat mengancam keamanan. Sehubungan dengan penggunaan fasilitas kerja, dimana Ditjen PPHP menetapkan bahwa penggunaan fasilitas kerja yang disediakan selayaknya digunakan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Tidak dibenarkan menggunakannya sebagai sarana untuk melakukan tindakan pidana atau melakukan kegiatan atau upaya yang bertujuan mencemarkan nama baik Pemerintah. Menyangkut pertukaran pesan dan data, Ditjen PPHP melarang tim pengguna untuk menyebarkan fitnah, berita yang meresahkan dan SARA melalui media apapun.
261
Menyangkut pemberhentian atau pengunduran diri sebagai tim teknis atau pranata computer, Ditjen PPHP memiliki prosedur dimana orang yang diberhentikan atau mengundurkan diri wajib mengembalikan ID card, kunci akses (bila memiliki) dan semua barang punya Ditjen PPHP yang digunakan
tim
teknis
atau
pranata
komputer
tersebut.
Berita
pemberitahuan mengenai pemberhentian atau pengunduran diri ini akan disampaikan oleh bagian kepegawaian kepada semua tim teknis atau pranata komputer, khususnya pada administrator. Untuk kemudian administrator sistem berkewajiban menghapus atau membekukan account yang dimiliki orang tersebut.
4.6.2.2. Kebutuhan SDM Dalam rangka mewujudkan keberhasilan pengembangan dan penggunaan SI/TI secara optimal dalam Direktorat PUI (Ditjen PPHP), maka diusulkan adanya perubahan struktur organisasi di dalam Ditjen PPHP dengan ditambahkan tim khusus yang menfokuskan diri dalam mengelola layanan informasi dan sistem yang dimiliki Ditjen PPHP sehingga menjadi lebih optimal. Tim ini sendiri dibangun untuk membantu PUSDATIN dalam memastikan kebutuhan Ditjen PPHP terpenuhi, baik untuk teknologi maupun informasi. Tim ini memiliki garis koordinasi dengan kelompok jabatan fungsional di dalam instansi Ditjen PPHP, dan dipimpin oleh pejabat setingkat Eselon III serta bertanggungjawab langsung kepada Sekretariat Ditjen PPHP.
262
Usulan rancangan tim pengelola ini adalah sebagai berikut :
Gambar 4.27. Usulan Struktur Tim Pengelola Informasi Ditjen PPHP Khusus jabatan fungsional pranata komputer, sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayaagunaan Aparatur Negara No. 66/Kep/M.Pam/7/2003, adalah bagian yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan SI berbasis komputer, dan mencakup semua profesi seperti sistem analis, programmer, operator dan sebagainya. Tugas pokok pranata komputer ini adalah merencanakan, menganalisis, merancang, menerapkan, mengembangkan dan mengoperasikan SI berbasis komputer. Setiap bagian akan mempunyai tugas, produk pokok dan kompetensi yang berbeda, yang akan dijabarkan pada tabel dibawah ini :
263
4.41. Tabel Uraian Tugas, Produk Pokok dan Kompetensi JABATAN
Kepala Bagian Layanan Informasi Menyelarasakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dengan strategi Ditjen PPHP agar TIK dapat memberikan kontribusi maksimal
TUGAS
• Membuat perencanaan strategis TIK • Membuat kebijakan TIK Ditjen PPHP • Menentukan arsitektur informasi • Mengantisipasi perkembangan teknologi • Membentuk perencanaan manajemen informasi • Membentuk struktur organisasi dengan perangkat perlengkapannya • Mengkomunikasikan arah dan tujuan organisasi • Mengelola proyekproyek TIK • Membangun jaringan dengan pemasok TIK • Mengelola SDM, termasuk pendidikan dan pelatihan • Bekerjasama dengan unit satuan kerja dan instansi lainnya • Mengelola layanan berdasarkan standar kualitas yang ditetapkan • Mengelola kualitas secara keseluruhan
PRODUK POKOK
KOMPETENSI
• Pemahaman Service Excellence • Kemampuan dasar TIK • Pemahaman • Produk dan prinsiplayanan yang prinsip dasar efektif dan SI edisien sesuai • Kemampuan dengan dasar teknis peraturan perangkat perundangkeras dan undangan jaringan dan • Kemampuan kebijakan manajerial, yang ada membentuk • Proses struktur operasi yang organisasi efektif dan dengan efisien perangkat • Proyek yang perlengkapann sukses ya sehingga menurut proses kriteria manajemen keberhasilann dapat berjalan ya masingdengan baik masing • Kemampuan • Dokumentasi memahami perencanaan dan menaati strategis TIK, penerapan termasuk TIK sesuai arsitektur dengan informasi dan peraturan antipsipasi perundangperkembanga undangan dan n teknologi kebijakan yang berlaku • Dokumentasi kebijakan • Kemampuan TIK instansi berkomunikas • Tersedianya i dan hubungan SDM yang interpersonal kompeten • Kemampuan mengelola proyek sesuai dengan konsept dan prosedur yang
264
Kepala Subbag Application Support Mengembangkan dan mengelola perawatan aplikasi
• Mengadakan dan merawat perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan • Mengelola proyekproyek pengembangan aplikasi, baik internal maupun outsource • Mengelola staf yang mengembangkan, menginstal, menguji, mengkaji dan merawat aplikasi • Membantu perawatan infrastruktur TIK • Mengembangkan dan memperbaharui prosedur • Membantu dan memberikan saran kepada pengguna • Ikut serta dalam mengelola perubahan dasar teknis perangkat keras dan jaringan • Membantu mengidentifikasikan solusi • Ikut serta dalam menentukan strategis TIK, arsitektur informasi dan antisipasi perkembangan teknologi
• Aplikasi yang efektif dan efisien • User manual dan technical manual yang up to dated • Dokumentasi perencanaan strategis TIK, termasuk arsitektur informasi dan antisipasi perkembanga n teknologi
baku • Kemampuan keamanan TIK • Kemampuan memahami dan menjamin kualitas penerapan setiap TIK yang ada • Kemampuan lanjut TIK • Pemahaman prinsipprinsip dasar SI • Kemampuan dasar teknis perangkat keras dan jaringan • Kemampuan pengadaan dan perawatan perangkat lunak • Kemampuan mengelola proyek pengembanga n aplikasi sesuai dengan konsep dan prosedur yang baku • Kemampuan memahami dan menjamin kualitas aplikasi • Kemampuan perawatan infrastruktur TIK • Kemampuan menginstal sistem • Kemampuan mengelola perubahan • Kemampuan
265
• •
System Analyst Menerjemahkan kebutuhan pengguna menjadi user requirement dan functional requirement yang digunakan programmer untuk membuat/memodifikasi aplikasi
• Menfasilitas pengembangan SI dan aplikasi komputer • Mempelajari permasalahanpermasalahan dan kebutuhan-kebutuhan instansi • Memberikan rekomendasi mengenai bagaimana sumber daya informasi dapat meningkatkan kinerja organisasi
• Dokumentasi rancangan high level yang mencakup user requirement, spesifikasi dan persyaratan aplikasi, baik fungsional dan non-fungsional
•
•
• • •
•
Programmer Merawat/membuat aplikasi komputer sesuai rancangan dari system analyst
• Mengembangkan aplikasi komputer • Menguji aplikasi
Aplikasi yang sesuai dengan rancangan dan memenuhi functional requirement serta persyaratan non-functional
•
•
•
keamanan TIK Kemampuan lanjut TIK Pemahaman prinsipprinsip dasar SI Kemampuan dasar teknis perangkat keras dan jaringan Kemampuan menganalisis, merancang SI dan aplikasi komputer Kemampuan mengidentifik asi permasalahan dan kebutuhan instansi Kemampuan keamanan TIK Kemampuan lanjut TIK Pemahaman prinsipprinsip dasar SI Kemampuan dasar teknis perangkat keras dan jaringan Kemampuan pemprograma n dan struktur data Kemampuan membuat perencanaan dan melakukan pengujian Kemampuan keamanan TIK
266
Kepala Subbag Data Developer Bertanggungjawab terhadap arsitektur data dan mengelolanya sebagai aset instansi
Database Administrator Bertanggungjawab merawat sistem basis data dan integritasnya
Kepala Subbag Technical Support Bertanggungjawab
• Membuat arsitektur data • Mengelola data • Ikut serta dalam menentukan rencana strategis TIK, arsitektur informasi dan antisipasi perkembangan teknologi
• Dokumentasi arsitektur data • Dokumentasi perencanaan strategis TIK, termasuk arsitektur informasi dan antisipasi perkembanga n teknologi
• Membuat rancangan basis data dan definisi data • Ikut mengamankan basis data • Melakukan perawatan data • Memonitor penggunaan basis data dan statistik kinerja • Melakukan performance tuning ikut serta dalam penentuan prosedur backup dan recovery serta penerapannya • Membantu programmer mengenai data dan strukturnya
• Dokumentasi rancangan basis data • Dokumentasi prosedur backup dan recovery
• Menjamin adanya layanan yang berkesinambungan • Mengelola konfigurasi
• Sistem yang efektif dan efisien • Help desk
• Kemampuan dasar TIK • Pemahaman prinsipprinsip dasar SI • Kemampuan dasar teknis perangkat keras dan jaringan • Kemampuan membuat arsitektur data dan manajemen data • Kemampuan keamanan TIK • Kemampuan dasar TIK • Pemahaman prinsipprinsip dasar SI • Kemampuan dasar teknis perangkat keras dan jaringan • Kemampuan membuat rancangan basis data dan definisi data • Kemampuan manajemen data • Kemampuan dan pemahaman terhadap backup dan recovery • Kemampuan keamanan TIK • Kemampuan dasar TIK • Pemahaman prinsip-
267
untuk merawat sistem agar sistem dapat berjalan dengan baik
• Memonitor proses dan penggunaan sistem • Mengelola kinerja dan kapasitas • Mengelola fasilitas • Mengelola staf • Menyediakan help desk yang membantu dan memberikan saran kepada pengguna • Mengelola permasalahan dan insiden • Ikut serta dalam menentukan rencana strategis TIK, arsitektur informasi dan antisipasi perkembangan teknologi
yang efektif dan efisien • Laporan ketersediaan, pemasalahan dan insiden yang muncul • Dokumentasi perencanaan strategis TIK, termasuk arsitektur informasi dan antisipasi perkembanga n teknologi
•
• •
•
• •
Network Administrator Bertanggungjawab terhadap kontrol teknis dan administrasi dari jaringan
System Administrator Bertanggungjawab mengenai sistem komputer secara keseluruhan, termasuk jaringan
•
• Membuat perencanaan infrastruktur telekomunikasi • Mengimplementasikan perencanaan infrastruktur telekomunikasi • Melakukan perawatan terhadap infrastruktur telekomunikasi, menjamin komunikasi data fungsional serta backup dilakukan dan berjalan lancar
• Dokumentasi perencanaan infrastruktur telekomunika si • Infrastruktur telekomunika si yang terawat dan berjalan lancar
• Mengelola pembeliaan perangkat keras dan lunak, serta instalasinya sesuai prosedur • Menambah workstation baru dan konfigurasinya • Menginstall sistem perangkat lunak
• Sistem dengan aplikasi yang berjalan dengan baik, termasuk jelasnya user account dan menimalnya efek negatif
•
•
• • •
•
prinsip dasar SI Kemampuan dasar teknis perangkat keras dan jaringan Kemampuan manajemen investasi TIK Kemampuan dan pemahaman mengenai help desk Kemampuan troubleshooti ng dan solusi masalah Kemampuan keamanan TIK Kemampuan dasar TIK Pemahaman prinsipprinsip dasar SI Kemampuan dasar teknis perangkat keras dan jaringan Kemampuan menyusun perencanaan infrastruktur telekomunika si Kemampuan keamanan TIK Kemampuan dasar TIK Pemahaman prinsipprinsip dasar SI Kemampuan dasar teknis perangkat keras dan
268
• Mengelola user account • Mencegah masuknya virus, worm, trojan dan sebagainya • Mengalokasikan alat penyimpanan
Kepala Subbag Diseminasi Informasi Bertanggungjawab mengenai SDM yang terlibat dalam pelaksanaan layanan informasi
Librarian Menyimpan dan menjaga semua program dan data yang digunakan
yang ditimbulkan virus, worm, trojan dan sebagainya • Tempat penyimpanan yang cukup bagi pengguna
• Mengelola kegiatan operasi • Mengelola SDM, termasuk operator/user, librarian dan sebagainya • Ikut serta dalam menentukan rencana strategis TIK, arsitektur informasi dan antisipasi perkembangan teknologi
• Kegiatan operasi yang berjalan dengan efektif dan efisien • Dokumentasi perencanaan strategis TIK, termasuk arsitektur informasi dan antisipasi perkembanga n teknologi
• Menyimpan semua file program dan data • Merawat, menjaga dan mengamankan semua file program dan data
Backup program dan data
jaringan • Kemampuan pengadaan perangkat keras dan perangkat lunak TIK • Kemampuan pengelolaan kapasitas • Kemampuan keamanan TIK • Kemampaun dasar jurnalistik media • Pemahaman prinsipprinsip dasar SI • Kemampuan dasar teknis perangkat keras dan jaringan • Kemampuan manajemen operasi dan pelayanan publik • Kemampuan manajemen SDM dan komunikasi interpersonal • Kemampuan keamanan TIK • Kemampuan dasar TIK • Pemahaman prinsipprinsip dasar SI • Kemampuan dasar teknis perangkat keras dan jaringan • Kemampuan keamanan
269
Opeator/End User Bertanggungjawab mengenai operasi yang menggunakan TIK
Web Moderator Bertanggungjawab mengenai operasi yang berjalan didalam website
• Mengoperasikan SI dan aplikasi • Melakukan data entry
• Mengoperasikan, menjaga dan merawat website • Mengelola user account untuk website tersebut • Memastikan website berjalan sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan • Menjaga website dari junker, hacker dan serangan lainnya • Membantu anggota yang memerlukan bantuan • Mendorong terjadinya transfer pengetahuan dan informasi antara sesama pengguna • Memberikan laporan mengenai kegiatan website dan mengusulkan improvement
Kegiatan operasi yang berjalan dengan efektif dan efisien
• Website yang berjalan dengan efektif dan efisien • Hubungan yang erat sesama anggota komunitas
TIK • Kemampuan dasar TIK • Pemahaman terhadap prinsipprinsip dasar SI • Kemampuan dasar teknis perangkat keras dan jaringan • Kemampuan keamanan TI
• Kemampuan dasar TIK • Pemahaman terhadap prinsipprinsip dasar SI • Kemampuan dasar teknis perangkat keras dan jaringan • Kemampuan keamanan TI • Kemampuan manajemen operasi dan pelayanan publik
270
4.6.2.2.1. Pelatihan dan Pendidikan TIK Untuk menguasai kompetensi yang dipersyaratkan seperti diatas, diperlukan program pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan dari setiap jabatan. Beberapa pelatihan dan pendidikan yang diperlukan dijabarkan pada tabel dibawah ini :
X X X X X X
X X X X X X
X X X X X X
X
X X X X
X X X X X
X X X X
X X X
X X X X
X X X X X X X X
X X X X X X
X X X X X
X X X X X X
X X X
X
X
X X X
X X X
X X
X X X
Database Administrator
Kepala Subbag Data Developer
Web Moderator
Operator/End User
Librarian
System Administrator Kepala Subbag Diseminasi Informasi
X X X X X X X
Network Administrator
X X X X X X X
Kepala Subbag Technical Support
Programmer
X X X X X X X X X X X X X X
System Analyst
Personal and Group Productivity Tools Prinsip-prinsip dasar SI Teknologi Perangkat Keras dan Sistem Operasi Teknologi Basis Data Komunikasi Data dan Jaringan Komputer Keamanan TI TIK dalam Proses Bisnis dan Workflow Strategi dan Kebijakan TIK Manajemen SI Manajemen Proyek dan Manajemen Perubahan Manajemen Investasi TIK Audit SI Trend TI Manajemen Pengetahuan Analisis dan Perancangan Sistem
Kepala Subbag Application Support
JABATAN Materi
Kepala Bagian Layanan Informasi
Tabel 4.42. Usulan Pelatihan dan Pendidikan TIK
X X
X X X X X X
X X X X X X
X
X X X
X X X
X
Materi JABATAN Kepala Subbag Technical Support
X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X
Database Administrator
Kepala Subbag Data Developer
Web Moderator
Operator/End User
Librarian
System Administrator Kepala Subbag Diseminasi Informasi
Network Administrator
Programmer
Kepala Subbag Application Support System Analyst
Proses Rekayasa dan Manajemen Perangkat Lunak Penjamin Kualitas Perangkat Lunak Pemprograman dan Struktur Data Data Statistik TIK Service Management TIK Help Desk Jurnalistik Media Komunikasi dan Interpersonal Kepala Bagian Layanan Informasi
271
X
272
4.6.3. Strategi TI Pada sub bab ini akan dilakukan analisis mengenai teknologi yang diterima sebagai standarisasi oleh Direktorat PUI (Ditjen PPHP) dan usulan infrastruktur jaringan menggunakan cloud computing.
4.6.3.1. Standar Teknologi Berikut ini merupakan beberapa standar teknologi yang dapat digunakan oleh instansi untuk mengoptimalkan pengembangan dan penggunaan SI-nya, antara lain : Tabel 4.43. Standar Teknologi NO Spesifikasi Untuk Server-Server Bebasis PC : 1 Web Server (primary, secondary dan aplikasi) • Pentium Xeon 1,2 GHz dengan memory 1024 MB • Harddisk 80 G dengan teknologi RAID untuk menjaga agar tidak terjadi kehilangan/kerusakan data • CD-RW untuk mem-backup data • Kartu Jaringan (NIC) dengan kecepatan 100/1000 Mbps • Power supply yang redundan 2 DNS dan Bridge Server • Pentium Xeon 1,2 GHz dengan memory 1024 MB • Harddisk 10 G • NIC 10/100 Mbps 3 Mail Server • Pentium Xeon dengan memory 2048 Mb • NIC 10/100 Mbps 4 Proxy Server • Pentium IV memory 1024 MB • Harddisk 80 G • NIC 10/100 Mbps Untuk Sistem Operasi : 1 • Linux/Unix, atau • Microsoft Windows Untuk Wireless LAN : 1 • WLAN dengan frekuensi 5,3 Ghz – 5,8 GHz untuk mencegah terlalu banyaknya interfensi antar pengguna • Metode enkripsi WPA/WEP untuk menjaga keamanan transmisi data • Teknologi VPN 2 Infrastruktur jaringan fiber optic • Switch dengan fasilitas Giga Bit Interface Card (GBIC)
273
3
Interkoneksi Router Dedicated • Cisco Series Router, • Juniper Series Router, atau • Mikrotik Router Board Untuk Website : • Teknologi web versi 2 • Smarty framework untuk mengoptimalkan teknik caching • Jquery untuk galeri foto • AJAX untuk live chat, informasi argibisnis dan informasi penting lainnya • Jquery dan CSS untuk menjadikan visualisasi website menjadi dinamis • RSS feed untuk memberikan kemudahan mendapatkan informasi terbaru tanpa harus membuka website • Menggunakan 2 bahasa • Adanya video streaming • WAP untuk ekspansi diseminasi informasi melalui akses mobile Untuk Database Management System : 1 Sistem Operasi Open Source • IBM DB2 Universal Database, atau • Oracle Database 2 Sistem Operasi Windows • MSQL Server, atau • Microsoft Access 3 Aplikasi Web • MySQL, • Berkeley DB (SleepyCat), atau • Borland Interbase Untuk Aplikasi Kantor : 1 • Microsoft Office 2007, atau • Microsoft Office 2010
4.6.3.2. Usulan Infrastruktur Jaringan Perbandingan antara jaringan saat ini dan usulan jaringan di masa depan (sentralisasi atau cloud computing), dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.44. Perbandingan Jaringan Saat Ini VS Usulan MASA DEPAN SAAT INI CLOUD SENTRALISASI COMPUTING Setiap instansi dapat Setiap instansi dapat Setiap instansi dapat mengusulkan mengembangkan mengusulkan pengembangan sistem sistemnya menggunakan pengembangan sistem, bergantung dengan sumber platform teknologi dan dimana sumber daya daya yang tersedia (di bahasa pemprograman seuai kebutuhan Pusat) yang berbeda Setiap instansi dapat Server fisik terletak di Pusat Tidak ada server fisik mempunyai server untuk dan harus di-maintainance
274
memenuhi kebutuhannya Setiap pengguna menggunakan PC dengan kapasitas penuh Masih banyak instansi, terutama di Daerah yang tidak terhubung dengan sistem/aplikasi yang ada Masih banyak sistem dan proses yang tersebar dan tidak terintegrasi satu sama lain Susah dilakukan pemonitoran terhadap akses data dan sistem dikarenakan terlalu banyak pengguna yang menggunakan jaringan publik, terutama di Daerah Infrastruktur di banyak instansi tidak terawat dan tidak ter-update dengan baik (regular) sehingga tidak dapat berfungsi maksimal saat dibutuhkan Susah dilakukan upgrade dan perawatan terhadap aplikasi yang berbasis client-server
Peralatan lebih kompleks tergantung kebutuhan/konfigurasi
Semua bagian, terutama Daerah dapat menggunakan sistem/aplikasi yang ada Semua sistem dan proses yang berjalan saling terintegrasi satu sama lain
Lebih mudah dalam memonitor akses data dan sistem sehingga dapat meningkatkan keamanan dan kehandalannya
Infrastruktur lebih terawat dan ter-update dengan lebih baik
Upgrade dan maintainance mudah dilakukan karena hanya dilakukan di 1 lokasi (pusat)
1 server bisa dapat digunakan untuk beberapa aplikasi/database
1 server biasanya digunakan untuk 1 aplikasi/database
Mengelola sumber daya fisik dan non fisik Biaya tetap Masih banyak Daerah yang menggunakan jaringan publik untuk
Hanya membutuhkan peralatan sederhana, misalnya netbook, dan akses Internet/jaringan dalam perusahaan
1 server bisa dapat digunakan untuk beberapa aplikasi/database tanpa harus mengetahui keberadaan fisik dan maintainance Mengelola sumber daya non fisik Biaya variabel sesuai dengan layanan yang digunakan
Semua aplikasi internal hanya dapat diakses oleh jaringan lokal
275
mengakses sistem/server di Pusat Keamanan untuk sumber daya fisik ditangani internal
Data tersebar di setiap bagian Adanya kemungkinan redudansi layanan Tidak menawarkan self service
Data hanya dapat diakses oleh pihak internal Tidak pernah dapat memenuhi janji elastisitas – sesuai layanan disediakan Menawarkan beberapa tingkat self service tetapi tidak sampai batas memanipulasi server dan membutuhkan campur tangan dari Pusat
Keamanan untuk sumber daya fisik ditangani oleh penyedia layanan Data dapat digunakan oleh pihak ketiga jika kurangnya perjanjian yang mengikat Elastis (pengguna boleh memilih berapa pun layanan yang diinginkan) Self service (langsung tersedia saat diperlukan dan campur tangan penyedia layanan sangat minim)
Sedangkan untuk perbandingan arsitektur antara infrastruktur jaringan saat ini, usulan sentralisasi dan usulan cloud computing dapat dilihat pada gambar berikut :
276
276
Gambar 4.28. Perbanding Arsitektur Jaringan Saat Ini vs Usulan
277
Berdasarkan tabel diatas, maka usulan infrastruktur jaringan yang akan digunakan adalah konsep cloud computing, yang dapat akan mengintegrasikan keseluruhan proses, sistem dan data antara Daerah dan Pusat dan antara instansi didalam Kementerian Pertanian. Dikutip
dari
www.wikinvest.com/concept/Cloud_Computing,
cloud
computing sendiri merupakan teknologi yang menggunakan Internet dan server terpusat untuk me-maintain data dan aplikasi, dimana cloud computing ini memperbolehkan pengguna (bisnis atau perorangan) menggunakan aplikasi yang dibutuhkan tanpa harus menginstal dan dapat mengakses file-file personal mereka dimana saja dengan menggunakan jaringan Internet. Dengan adanya cloud computing, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan teknologi komputer dengan memusatkan penyimpanan, memory, pemprosesan dan bandwith. Cloud computing sendiri dipecah menjadi tiga segmen yaitu aplikasi, penyimpanan dan konektivitas, dimana tiap segmen akan disediakan dengan tujuan yang berbeda dan menawarkan produk yang berbeda untuk pengguna di seluruh dunia. Beberapa kelebihan dari cloud computing sendiri antara lain: •
Kemudahan dan mempercepat akses sistem dan data Penguna layanan cloud computing tidak dimestikan melakukan pekerjaanya dihadapan suatu komputer tertentu. Misalnya, staf Direktorat PUI yang sedang berada di lapangan (Daerah) harus mengakses sistem dan data yang dibutuhkan, staf tersebut hanya butuh mengakses sistem dan database melalui jaringan Internet (cloud). Cloud computing juga dapat mempercepat dan
278
memudahkan staf Direktorat PUI untuk mengakses sistem dan data yang dibutuhkan dalam pekerjaanya sehari-hari sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja dan layanan yang diberikan. •
Fleksibilitas Dengan cloud computing, instansi dapat menentukan seberapa banyak layanan yang diperlukan, kapan aplikasi butuh diperbaharuhi secara real time, dan proses yang dilakukan dapat lebih cepat dan lebih efisien. Jadi, instansi dapat lebih mudah menentukan seberapa banyak sumber daya yang akan dikeluarkan untuk TI.
•
Penghematan biaya Dengan cloud computing, instansi dapat mengurangi biaya untuk infrastruktur komputer (biaya pengadaan dan perawatan yang cukup besar), mengurangi kebutuhan staf PUSDATIN untuk berurusan dengan update, konfigurasi dan sebagainya yang berkaitan dengan komputasi sehingga staf PUSDATIN sendiri dapat diminimalisasikan. Instansi juga dapat mengurangi biaya untuk membayar lisensi atau perangkat lunak yang harus diinstal dan digunakan karena semua perangkat lunak akan bisa digunakan melalui cloud computing. Dengan cloud computing, semua data yang ada juga tidak perlu disimpan didalam harddisk masing-masing komputer staf Direktorat PUI, dan setiap staf pergi ke lapangan (Daerah), staf hanya memerlukan jaringan Internet tanpa harus membawa media untuk menyimpan data tersebut. Oleh karena itu, hal ini akan menghemat biaya yang diperlukan untuk media penyimpanan di tiap komputer yang digunakan.
279
•
Kehandalan sistem dan data Dengan cloud computing, tingkat kehandalan sistem dan data akan meningkat dikarenakan semua sistem dan data tersentralisasi dan lebih mudah untuk dikontrol
dan
dikembangkan,
dibandingkan
tersimpan/terinstal di lokasi yang terpencar.
jika
sistem
dan
data
Hal ini juga meningkatkan
keamanan pengaksesan data dan sistem yang ada. •
Skalabilitas yang tinggi Dengan cloud computing, instansi dapat dengan mudah meng-upgrade infrastruktur yang diperlukan sesuai perkembangan kebutuhan.
•
Dan sebagainya Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan cloud computing
ini antara lain : •
Infrastruktur Infrastruktur yang ada harus kuat dikarenakan merupakan tulang punggung dalam penyedia dan penyebaran informasi bagi pengguna di lingkup Kementerian Pertanian. PUSDATIN juga dapat melakukan penyewaan jaringan untuk akses Internet apabila kemampuannya masih terbatas. Hal ini dilakukan agar setiap instansi dapat tehubung dengan jaringan PUSDATIN dengan baik. Pada platform as a service (PaaS), PUSDATIN akan memberikan fasilitas untuk setiap instansi untuk menggunakan dan menyebarkan setiap aplikasi yang dibuat/diperoleh ke infrastruktur yang ada dengan menggunakan bahasa pemprograman dan peralatan yang didukung provider dalam rangka memudahkan pertukaran data dan informasi. Setiap instansi juga dapat
280
mengakses data yang ada di cloud computing tetapi tidak untuk mengelola/mengendalikan infrastruktur cloud (jaringan, server, sistem operasi atau penyimpanan) Untuk
software
as
a
service
(SaaS),
PUSDATIN
menyediakan
aplikasi/software yang diperlukan yang dapat diakses dimana saja menggunakan web browser, dimana setiap instansi dapat mencari data dan informasi dengan lebih mudah. •
Disaster Recovery Center Selain itu, harus direncanakan adanya layanan Disaster Recovery Center (DRC) untuk mengantisipasi terjadinya gangguan pada data center. Konsep DRC disini bertujuan untuk membangun server backup dikarenakan sering terjadinya gangguan jaringan Internet dikarenakan gangguan alam seperti petir.
•
Keamanan Data Keamanan data menjadi sangat penting untuk menjaga kepercayaan para pengguna yang telah menyimpan data didalam server. Konsep keamanan yang dapat digunakan antara lain konsep keamanan dari Fujitsu ”trustedservice platform” yang merupakan konsep untuk membangun pemisahan secara logis dari jaringan, sistem operasi dan lapisan data melalui teknologi virtualisasi yang canggih.
•
SDM PUSDATIN harus menyiapkan staf-staf yang memiliki keterampilan dan keahlian yang handal dalam mengelola teknologi cloud computing yang akan diterapkan. Maka dari itu, PUSDATIN harus melakukan pelatihan yang
281
berkesinambungan dan merubah pola pikir para stafnya sehingga mampu bekerja secara terintegrasi. Berikut ini merupakan usulan untuk rancangan cloud computing dan virtualisasi yang dapat digunakan oleh Kementerian Pertanian :
Gambar 4.29. Usulan Rancangan Cloud Computing Dan Virtualisasi Dengan adanya cloud computing diharapkan setiap instansi dapat saling berbagi data/informasi dari setiap aplikasi yang mereka gunakan. Pada gambar dibawah ini, akan dijelaskan mengenai logical relationship antara web based information services. Diagram ini digunakan untuk menggambarkan relationship services dimana setiap aplikasi saling berinteraksi melalui protokol standar dan interface yang memungkinkan pertukaran data yang bebas dari kebergantungan platform teknologi
282
Gambar 4.30. Web Application Diagram
4.7. Portofolio Aplikasi Masa Mendatang Portofolio aplikasi masa depan merupakan penganalisisan semua aplikasi yang akan digunakan Direktorat PUI (khususnya investasi) di masa yang akan datang. Dengan melihat portofolio ini, Direktorat PUI (khususnya investasi) dapat mengidentifikasikan prioritas pengimplementasian sesuai dengan kontribusi aplikasi dan kebutuhan terhadap TI apa saja yang diperlukan di masa mendatang. Dari portofolio aplikasi yang berjalan, dapat dilihat bahwa Direktorat PUI (khususnya investasi) belum mempunyai aplikasi yang bersifat strategis, dimana kebanyakan aplikasi yang ada masih digunakan untuk operasional sehari-hari. Untuk itu, Direktorat PUI (khususnya investasi) harus mengembangkan aplikasi yang ada atau mengembangkan aplikasi yang baru yang dapat memberikan kontribusi yang sifatnya strategis dalam pencapaian strategi instansi.
283
Maka dari itu, didalam portofolio aplikasi yang mendatang ada perubahan dari portofolio aplikasi yang berjalan, seperti berikut : •
Mengembangkan forum yang berada di website SIIATRON menjadi forum KM, yang akan menjadikan SIIATRON yang awalnya bersifat berpotensi tinggi menjadi bersifat strategis. Hal ini terjadi dikarenakan dengan adanya forum KM yang terintegrasi dengan SIIATRON, hanya dengan bergabung sebagai anggota forum, setiap petugas, terutama Daerah, dan pelaku usaha agribisnis dapat berbagi pengetahuan, informasi dan masalah yang dihadapi. Dengan adanya proses pembelajaran terus-menerus, akan meningkatkan kemampuan setiap anggota untuk berinovasi, menyelesaikan masalah ataupun mengambil keputusan. Hal ini, selain akan meningkatkan kemampuan para petugas dalam memberikan penyuluhan dan mengatasi masalah yang ada di lapangan sehingga meningkatkan kekondusifan iklim investasi di sektor pertanian, dan para pelaku usaha agribisnis dalam mengembangkan usahanya yang pada akhirnya meningkatkan kemampuan dan keberadayaannya dalam berusaha serta berkembangnya usaha dan produk industri kreatif berbasis agribisnis.
•
Mengembangkan aplikasi baru, yaitu DSS yang bersifat strategis. Hal ini terjadi dikarenakan dengan adanya DSS, Direktorat PUI (khususnya investasi) dapat untuk mengelola semua permintaan, masalah dan kebutuhan yang berkaitan dengan calon investor/investor, yang akan digunakan sebagai evaluasi mengenai kebutuhan, permintaan dan masalah yang mereka hadapi, dan memberikan solusi paling efektif. Hal ini meningkatkan kegiatan promosi, terutama dalam kegiatan follow up kebutuhan, permintaan dan
284
keluhan investor/calon investor, kegiatan pemonitoran dan pengevaluasian untuk melihat pola investasi serta Daerah/komoditas mana yang menjadi unggulan dan mana yang tertinggal dan kenapa. Berdasarkan matrik portofolio aplikasi McFarlan, untuk aplikasi yang bersifat strategis dan berpotensi tinggi diperlukan untuk kebutuhan jangka panjang. Sedangkan untuk aplikasi yang bersifat operasional utama dan pendukung
diperlukan untuk
kebutuhan
jangka
pendek. Tabel berikut
menunjukkan pengkategorian aplikasi yang diusulkan berikut perannya untuk instansi : Tabel 4.45. Pengkategorian Aplikasi yang Di Usulkan Aplikasi
Kategori
DSS Forum KM
Strategis
Kontribusi Potensial Untuk Mencapai Tujuan Bisnis Rendah Tinggi √
Strategis
Ketergantungan Keberlangsungan Kegiatan Instansi Rendah Tinggi √
√
Jangka Pendek/Panjang
√
Panjang Panjang
Berikut ini merupakan pemetaan usulan portofolio aplikasi masa depan berdasarkan analisis diatas : Tabel 4.46. Portofolio Aplikasi Direktorat PUI (Khususnya Investasi) di Masa Depan STRATEGIS DSS (?) SIIATRON + forum KM (??) Sistem Informasi Pertanian (*) Aplikasi Kantor (*)
BERPOTENSI TINGGI Aplikasi Database (*) Web Kementerian Pertanian (*) Aplikasi Multimedia Pertanian (*)
OPERASIONAL UTAMA
PENDUKUNG
Keterangan : (*)
Aplikasi yang sedang berjalan
(**)
Aplikasi baru yang sedang tahap penerapan
(?)
Aplikasi baru yang diusulkan
(??)
Aplikasi baru yang diintegrasikan dengan aplikasi yang sudah ada
285
4.8. Enterprise Architecture (EA) Pada sub bab ini akan dilakukan pendokumentasian hasil analisis menggunakan kerangka EA yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 4.31. Kerangka EA Untuk penjabaran pendokumentasian dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.47. Detil Kerangka EA Level
Artefak
Sub Bab
Strategic Goals and Inisiatif
SWOT
4.2.1.3. Matrik EFAS dan IFAS (129)
Bagian • Tabel 4.7 Matrik IFAS (129) • Tabel 4.8 Matrik EFAS (129)
Keterangan Matrik IFAS dan EFAS
286
4.2.1.4 Matrik SWOT (130)
Gambar 4.1 Diagram SWOT (130) Tabel 4.9 Matrik SWOT (131) Tabel 4.10 Pemetaan Strategi SO Dan Dukungan SI/TI (132)
4.3.1.1.4 Penentuan Tujuan Strategis (155)
Tabel 4.18 Perumusan Tujuan Strategis TI (155)
4.3.1.1.5 Diagram Sebab Akibat (159) 4.3.1.1.6 Ukuran dan Sasaran Strategis IT BSC (164)
Gambar 4.7 Diagram Sebab Akibat (159) Tabel 4.19 Ukuran dan Sasaran Strategis (164) • Tabel 4.27 Hasil Pencapaian Akhir IT BSC (199) • Gambar 4.9 Grafik Pencapaian Akhir IT BSC (202) Tabel 4.28 Usulan Inisiatif IT BSC (204) Gambar 4.17 Usercase Diagram Forum KM (234) Gambar 4.2 Proses Yang Berjalan Di Subdit Investasi (135) • Gambar 4.3 Proses Pengajuan Ijin Investasi (139) Tabel 4.13 Analisis Area, Fungsi, Proses Bisnis dan
IT BSC
4.3.1.1.9 Pengukuran Kinerja Aktual (176)
Usecase Diagram
Business Product & Services
Data & Information
4.6.1.1.1 Forum KM (232)
Diagram Proses Bisnis
4.2.3.2 Proses Utama (135)
Entity/Function Matrik
4.2.3.3 Analisis Area, Fungsi dan Proses Investasi (143)
Diagram SWOT Matrik SWOT Pemetaan strategi dengan dukungan SI/TI Tujuan strategis yang akan diukur setiap perspektif Diagram sebab akibat antara tujuan strategis Ukuran dan sasaran strategis yang ingin dicapai
Hasil akhir IT BSC
Usulan usecase diagram untuk forum KM Proses investasi yang berjalan di Subdit Investasi Proses pengajuan ijin yang berjalan di BKPM Proses investasi yang berjalan
287
Logical Data Model
Aplikasi (144) • Tabel 4.14 Pengelompoka n Matrik Entitas Tahap 1 (147) • Tabel 4.15 Pengelompoka n Matrik Entitas Tahap 2 4.2.3.4 (148) Pengelompokan • Tabel 4.16 Matrik (146) Pengelompoka n Matrik Entitas Tahap 3 (149) • Tabel 4.17 Pengelompoka n Matrik Entitas Tahap 4 (150) Tabel 4.35 4.6.1.3.1 Usulan Usulan Area, Area, Fungsi Fungsi, Proses dan Proses Bisnis dan Investasi (245) Aplikasi (245) • Tabel 4.36 Usulan Pengelompoka n Matrik Entitas Tahap 1(249) • Tabel 4.37 Usulan Pengelompoka n Matrik Entitas Tahap 2 4.6.1.3.2 Usulan (250) Pengelompokan • Tabel 4.38 Matrik (248) Usulan Pengelompoka n Matrik Entitas Tahap 3 (251) • Tabel 4.39 Usulan Pengelompoka n Matrik Entitas Tahap 4 (252) 4.6.1.3. Usulan Gambar 4.26. Proses Investasi Usulan Model
Usulan proses investasi setelah usulan aplikasi diterapkan
288
(243)
System & Application
Network & Infrastructure
Security
Web Application Diagram
Network Connectivity Diagram
Security plan
4.6.3.2 Usulan Infrastruktur Jaringan (273)
Relasional (244) Gambar 4.30 Web Application Diagram (282)
Gambar 4.10 Infrastruktur Jaringan Kementerian Pertanian (211) • Gambar 4.11 Infrastruktur Jaringan Ditjen PPHP (212) • Gambar 4.12 4.3.1.2.2 Infrastruktur Analisis Jaringan Ditjen Infrastruktur PPHP Lantai 1 Jaringan (210) (213) • Gambar 4.13 Infrastruktur Jaringan Ditjen PPHP Lantai 2 (214) • Gambar 4.14 Infrastruktur Jaringan Ditjen PPHP Lantai 3 (215) Gambar 4.29 Usulan 4.6.3.2 Usulan Rancangan Cloud Infrastruktur Computing Dan Jaringan (273) Virtualisasi (281) • 4.6.2.1.1 Kebijakan Keamanan SI/TI (253) • 4.6.2.1.2 4.6.2.1 Usulan Konsep dan Rencana Perangkat Keamanan SI/TI Keamanan (253) SI/TI (255) • 4.6.2.1.3 Rencana Penerapan Keamanan
Hubungan logis antara web based information services yang dapat digunakan Infrastruktur jaringan Kementerian Pertanian
Infrastruktur jaringan Ditjen PPHP
Usulan infrastruktur jaringan setelah menerapkan cloud computing
Usulan rencana untuk meningkatkan keamanan SI/TI yang ada
289
SI/TI (257)
Standards
Tabel 4.43 Standar Teknologi (272)
Daftar teknologi yang diterima oleh Ditjen PPHP sebagai standarisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Ditjen PPHP (87)
Struktur Organisasi yang berjalan di Ditjen PPHP
Gambar 3.2 Struktur Organisasi PUSDATIN (96)
Struktur Organisasi yang berjalan di PUSDATIN
4.6.2.2 Kebutuhan SDM (261)
Gambar 4.27 Usulan Struktur Tim Pengelola Informasi Ditjen PPHP (262) Tabel 4.41 Tabel Uraian Tugas, Produk Pokok dan Kompetensi (263)
Usulan pembentukan tim pengelola SI/TI di bahwa Ditjen PPHP
4.6.2.2.1 Pelatihan dan Pendidikan TIK (270)
Tabel 4.42 Usulan Pelatihan dan Pendidikan TIK (270
Uraian pelatihan dan pendidikan yang diperlukan tim pengelola SI/TI
Technical Standards Profile
4.6.3.1 Standar Teknologi (272)
Struktur Organisasi
3.1.1.1.3 Struktur Organisasi Ditjen PPHP (86) 3.1.1.3.3 Struktur Organisasi PUSDATIN (95)
Workforce
Knowledge and skill profile