BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Karakteristik
responden
berdasarkan
umur
dari
mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2009 adalah umur 22 tahun sebanyak 38 orang (58 %), umur 21 tahun sebanyak 20 orang (30 %), umur 23 tahun sebanyak 4 orang (6 %), 20 tahun sebanyak 3 orang (5 %) dan 24 tahun 1 orang (1 %). Data dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Distribusi data berdasarkan umur ( n = 66 ) Umur Jumlah Persentase
Jumlah
Persentase (%)
22 21 23 20 24 Jumlah
38 20 4 3 1 66
58 30 6 5 1 100
4.1.2 Karakteristik
Responden
Berdasarkan
Jenis
Kelamin Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dari mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi Ilmu Keperawatan
angkatan
2009
adalah
yang
terbanyak
perempuan yakni berjumlah 49 orang (74 %), dan laki-laki 17 orang (26 %).
30
Data dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Distribusi Data Berdasarkan Jenis Kelamin ( n = 66 ) Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
49 17 66
74 26 100
Perempuan Laki-laki Jumlah 4.1.3
Cakupan vaksinasi Hepatitis B Responden yang mengikuti vaksinasi Hepatitis B
adalah sebanyak 44 orang (67 %) dan repsonden yang tidak melakukan vaksinasi Hepatitis B sebanyak 22 orang (33 %). Data dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.3 Cakupan Vaksinasi Hepatitis B ( n = 66 ) No 1. 2.
Pelaksanaan vaksinasi
Frekuensi
Cakupan (%)
Yang ikut melakukan vaksinasi Yang tidak melakukan vaksinasi
44
67
22
33
66
100
Jumlah
4.1.4
Alasan Dari mahasiswa yang telah melakukan vaksinasi dan
yang tidak melakukan mereka mempunyai beberapa alasan yang mendasarinya.
31
4.1.4.1 Alasan Yang tidak melakukan vaksinasi Hepatitis B Responden yang tidak melakukan vaksinasi Hepatitis B dengan alasan tidak ada biaya sebanyak 10 orang (45 %), belum akan praktik klinik sebanyak 5 orang (22 %), merasa belum perlu sebanyak 4 orang (18 %), sibuk 1 orang (5 %), merasa sehat 1 orang (5 %), dan tidak tertarik 1 orang (5 %). Data dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.4 Distribusi Alasan dari Yang Tidak Melakukan Vaksinasi ( n = 22 ) Alasan
Frekuensi
Persentase (%)
10 5
45 22
4
18
1 1 1 22
5 5 5 100
No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tidak ada biaya Belum akan praktik klinik Merasa belum perlu Sibuk Merasa sehat Tidak tertarik Jumlah
4.1.4.2 Alasan melakukan vaksinasi Hepatitis B Responden yang telah melakukan vaksin Hepatitis
B
dengan
pelaksanaannya
yakni
alasan
yang
mencegah
mendukung Hepatitis
B
sebanyak 24 orang (55 %), persiapan praktik klinik sebanyak 7 orang (16 %), memberikan kekebalan pada tubuh sebanyak 4 orang (9 %), pra syarat praktik klinik sebanyak 3 orang (7 %), melindungi bahaya Hepatitis B sebanyak 2 orang (5 %), untuk 32
keamanan saat memberikan perawatan pada pasien 1 orang (2 %), program SMF 1 orang (2 %), supaya sehat 1 orang (2 %), dan booster 1 orang (2 %). Data dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5. Distribusi Alasan dari Yang Melakukan Vaksinasi ( n = 44 ) No
Alasan
Frekuensi
Presentase (%)
1.
Mencegah Hepatitis B Persiapan praktik klinik Memberikan kekebalan pada tubuh Pra syarat praktik klinik Melindungi bahaya Hepatitis B Untuk keamanan saat memberikan perawatan pada pasien Program SMF Supaya sehat Booster Jumlah
24
55
7
16
4
9
3
7
2
5
1
2
1 1 1 44
2 2 2 100
2. 3.
4. 5.
6.
7. 8. 9.
Cakupan vaksinasi yang rendah menjadi indikator terjadinya kematian. Oleh karena itu salah satu program yang telah terbukti efektif untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian adalah vaksinasi. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu angka cakupan vaksinasi tidak mencapai 100 % karena, dari responden yang tidak mengikuti ada beberapa alasan yang mendasari. 33
4.2. Pembahasan 4.2.1 Cakupan vaksinasi Hepatitis B Didapatkan bahwa cakupan vaksinasi Hepatitis B pada
mahasiswa FIK angkatan 2009 yang melakukan
adalah 44 responden (67 %) dan 22 responden (33 %) tidak melakukan vaksinasi. Penelitian Ozdelikara dkk. (2008) di Turkey, mengharuskan
seluruh
petugas
kesehatan
untuk
melakukan vaksinasi terhadap virus Hepatitis B agar mengurangi risiko penularan Hepatitis B. Semua fasilitas medis disarankan untuk dilakukan profilaksis terhadap petugas kesehatan yang berpotensi mengalami luka karena melakukan tindakan medis. Petugas kesehatan harus menerima pelatihan untuk kewaspadaan dalam meningkatkan
keselamatan
pasien
dan
penyedia
kesehatan. Sebuah studi lokal yang dilakukan oleh Waluyanti (2009) mengenai analisis faktor kepatuhan imunisasi di Kota
Depok
menyimpulkan
bahwa
angka
cakupan
imunisasi lengkap menjadi rendah karena angka cakupan imunisasi Hepatitis B pada usia 0-7 bulan yang rendah (38 %). Sedangkan angka cakupan imunisasi yang lain mengalami
peningkatan.
Faktor-faktor
yang
diduga
mempengaruhi kepatuhan imunisasi tidak dapat dibuktikan yaitu faktor karakteristik individu seperti karakteristik demografi dan sikap ibu. Selain itu, interaksi individu ibu dengan profesi kesehatan juga tidak terbukti bermakna bagi kepatuhan imunisasi bayi. Sedangkan faktor jaminan kesehatan dan respon terhadap imunisasi mempunyai hubungan bermakna dengan kepatuhan imunisasi. 34
Menurut hasil penelitian Askarian dkk. (2012) di Shiraz Iran, menunjukkan bahwa keseluruhan vaksinasi Hepatitis B tinggi di kalangan mahasiswa. mahasiswa
kedokteran
gigi,
75
%
95
%
mahasiswa
keperawatan dan kebidanan melakukan vaksinasi karena prihatin mengenai resiko penularan virus yang ditularkan melalui darah. Sementara itu Ibtissam dkk. (2013) di Lebanon juga membuktikan dalam penelitiannya terhadap petugas
kesehatan
dan
mahasiswa
keperawatan
mengenai berbagai vaksinasi bagi petugas kesehatan seperti
Hepatitis
B,
Diphtheria
Tetanus-Polio,
dan
influenza. Cakupan vakinasi untuk Hepatitis B mencapai 88 %, 58 % untuk
Difteri Tetanus-Polio, dan untuk
influenza 48 %. Hal ini membuktikan bahwa rumah sakit tidak menjamin perawatan yang optimal sehingga perlu untuk mencegah bahaya dalam lingkungan kerja bagi petugas
kesehatan
yang
melakukan
pendekatan
komprehensif. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh petugas kesehatan diharuskan untuk melakukan vaksinasi terhadap virus Hepatitis B agar mengurangi risiko penularan Hepatitis B. Seperti yang telah dipaparkan di atas, sebagian besar mahasiswa keperawatan dan kebidanan melakukan vaksinasi karena prihatin mengenai resiko penularan virus Hepatitis B. Namun, fakta yang ditemukan dalam penelitian ini adalah belum semua mahasiswa PSIK angkatan 2009 FIK UKSW mengikuti program vaksinasi.
35
4.2.2 Alasan yang mendasari mahasiswa tidak melakukan vaksinasi Hepatitis B Dari 33 % mahasiswa tidak melakukan vaksinasi Hepatitis B karena mempunyai beberapa alasan: tidak ada biaya (45 %) ; belum akan praktik klinik (22 %); merasa belum perlu (18 %); sibuk (5 %); sudah merasa sehat (5 %), dan tidak ada ketertarikan dalam melakukan vaksinasi (5 %). Berdasarkan alasan di atas, faktor tidak ada biaya mempunyai nilai prosentase tinggi yaitu 45 %, dan menjadi kendala utama terhadap tindakan vaksinasi. Hal ini sejalan dengan penelitian Butsashvili dkk. (2012) di Georgia yang mengatakan biaya selalu menjadi penghambat dalam setiap inisiatif pelaksanaan vaksin. Beberapa rumah sakit di negara tetangga telah mengidentifikasi petugas yang rentan terhadap Hepatitis B untuk divaksinasi. Dengan adanya skrining dan program vaksin, memberikan biaya yang dapat dijangkau oleh petugas kesehatan mengingat jumlah petugas kesehatan yang relatif besar terkena Hepatitis B. Penelitian Butsashvili dkk, memperkuat pentingnya vaksinasi Hepatitis B di antara petugas kesehatan perlindungan
yang diri.
sudah Studi
jelas ini
manfaat
membawa
terhadap kita
untuk
merekomendasikan pendidikan dan penyuluhan terhadap petugas kesehatan yang menyadari pentingnya manfaat dari vaksinasi Hepatitis B. Fakta lain yang disebutkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Sotiriadis dkk. (2012) menyimpulkan bahwa tinggal di daerah pedesaan dan penghasilan
keluarga
rendah
merupakan
faktor
penghambat dalam pelaksanaan vaksinasi.
36
Beberapa alasan responden merasa
sehat
sehingga
tidak
terkait dengan
melakukan
vaksinasi
berkaitan dengan pengetahuannya. Capolongo (2006) dan Yamazhan (2011), mengungkapkan bahwa salah satu alasan penting seseorang mengambil keputusan dalam melakukan tindakan vaksinasi yaitu pengetahuan tentang vaksin. Beberapa responden merasa bahwa kondisi kesehatan mereka baik dan terlindungi. Responden mengaku pernah melakukan tes darah dan mendapatkan hasil HbsAg negatif. Hal ini membuat mereka merasa sudah sehat dan tidak perlu melakukan vaksinasi sehingga karakteristik pribadi (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pendapatan dan daerah tempat tinggal) berperan penting dalam pengambilan keputusan (Ward & Draper, 2006). Menurut Capolongo dkk. (2006) promosi atau informasi yang akurat mengenai manfaat vaksinasi juga perlu untuk menjadi bahan pertimbangan dalam publikasi vaksinasi sehingga lebih menarik perhatian. Dari alasan responden yang tidak mengikuti pelaksanaan vaksinasi perlu menjadi perhatian bagi kita dalam menjalankan program vaksinasi terkait dengan masalah biaya adalah merasa belum perlu dan tidak tertarik. Alasan yang dipaparkan tampak bahwa tindakan vaksinasi ini terkait dengan pengetahuan mengenai bahaya Hepatitis B dan vaksinasi Hepatitis B. Beberapa responden mengganggap bahwa vaksinasi merupakan sesuatu yang belum perlu dilakukan padahal sudah terbukti bahwa vaksinasi Hepatitis B penting bagi petugas kesehatan dalam menekan angka kesakitan dan kematian akibat Hepatitis B baik untuk bagi diri sendiri maupun pasien. Namun, pada penelitian ini tidak dibahas tentang 37
tingkat
pengetahuan.
Oleh
karena
itu,
peneliti
merekomendasikan bagi pihak yang berperan penting dalam hal ini SMF selaku penyelenggara program vaksinasi untuk melakukan pendidikan dan penyuluhan terhadap mahasiswa keperawatan terkait dengan bahaya Hepatitis B, manfaat vaksinasi dan merencanakan sistem pembiayaan yang efektif bagi peserta vaksinasi.
4.2.3 Alasan
yang
mendasari
mahasiswa
melakukan
vaksinasi Hepatitis B Nilai cakupan dari yang melakukan vaksinasi adalah 67 %, dengan alasan-alasan responden yang mengikuti pelaksanaan vaksinasi Hepatitis B dengan jumlah 44 responden yang terdiri dari beberapa alasan yang mendasarinya. Mencegah Hepatitis B 24 orang (55 %); persiapan praktik klinik 7 orang (16 %) ; memberikan kekebalan pada tubuh 4 orang (9 %) ; pra syarat praktik klinik 3 orang (7 %) ; melindungi bahaya Hepatitis B 2 orang (5 %); untuk keamanan saat memberikan perawatan pada pasien 1 orang (2 %) ; program SMF 1 orang (2 %) ; supaya sehat 1 orang (2 %) ; pernah melakukan vaksinasi Hepatitis B (Booster) 1 orang (2 %). Prosentase tertinggi dari alasan pelaksanaan vaksinasi adalah 45 %, yaitu mencegah Hepatitis B di lingkungan dimana kita berada. Fakta lain dari alasan yang mendasari vaksinasi Hepatitis B didapatkan dalam penelitian Saffar dkk. (2007) di Iran, efektivitas vaksinasi Hepatitis B secara umum baik bagi semua kelompok usia dalam
mengurangi
prevalensi
dan
kejadian
infeksi
Hepatitis B.
38
Alasan yang terkait dengan menyadari akan bahaya Hepatitis B dan pencegahan dini dapat dilihat dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wang dkk (2009) di California, didapatkan bahwa lebih dari dua pertiga siswa yang rentan Hepatitis B sepakat bahwa perilaku mereka saat ini sangat berisiko, baik dalam pola hidup
maupun
cara
masing-masing
individu
dalam
mencegah penyakit dan hanya setengah dari mereka yang khawatir tentang penularan Hepatitis B. Temuan ini menunjukkan bahwa siswa rentan berada dalam bahaya tertular Hepatitis B. Askarian dkk. (2012) mendapatkan bahwa 66 % mahasiswa kedokteran gigi menyatakan sangat prihatin tentang risiko penularan
infeksi virus yang ditularkan
melalui darah pada petugas kesehatan, terlebih dalam merawat pasien. Seperti yang telah dibahas mengenai alasan-alasan yang mendasari pelaksanaan vaksinasi Hepatitis B bahwa pelaksanaan vaksinasi dipengaruhi oleh beberapa perilaku seperti memiliki pengetahuan yang terbatas, sikap negatif terhadap vaksinasi, takut suntik dan alasan
pribadi.
Hal
ini
menyebabkan
melemahnya
tindakan vaksinasi (Nikula, dkk, 2009). Dapat
disimpulkan
bahwa
responden
yang
melakukan vaksinasi Hepatitis B sudah mengetahui bahaya dari penyakit tersebut dan menyadari akan manfaat vaksinasi Hepatitis B.
39
4.2.4
Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini adalah: Penelitian ini hanya mengkhususkan mahasiswa Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Program
Studi
Ilmu
Keperawatan angkatan 2009, dikarenakan angkatan 2008 sudah banyak yang lulus dan angkatan 2010 sudah melakukan vaksinasi namun belum menyelesaikan keseluruhan program vaksinasi. Sehingga, penting untuk dilakukan evaluasi berkelanjutan terkait dengan program vaksinasi agar dapat mengetahui jumlah cakupan dari setiap angkatan.
40