BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan perusahan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari laporan tahunan perusahaan pertambangan. B.
Hasil Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskriptif suatu
data. Analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean dan standar deviasi suatu data. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui jumlah sampel (N) adalah 60 data peusahaan, jumlah tersebut merupakan total dari sample perusahaan pertambangan selama 3 tahun pengamatan yaitu tahun 2010 sampai dengan 2012, variabel yang diteliti adalah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu Aspek lingkungan dan energi (EN), Aspek ketenagakerjaan (LA), Aspek kemasyarakatan (SO), Aspek produk dan konsumen (PR) dan Profitibilitas (ROA). Dibawah ini merupakan hasil statistik deskriptif.
48
49
Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriftif Descriptive Statistics Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
ROA
60
.0003
.5770
.129873
.1256347
EN
60
.0333
.5000
.205001
.1131351
LA
60
.2143
.7857
.480952
.1724077
SO
60
.1250
.2500
.131250
.0274730
PR
60
.1111
.4444
.235183
.0939472
Valid N (listwise)
60
Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan statistik deskriptif dari variabel yang masing-masing disajikan dibawah ini : a)
Variabel pengungkapan kinerja keuangan perusahaan ROA (Retrun On Asset) yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Dari tabel diatas nilai minimum sebesar 0,0003 atau 00,03% ini terjadi pada PT. Myoh Technologh Tbk pada tahun 2010 artinya dari setiap penggunaan total aktiva Rp.1 perusahaan mampu menghasilkan laba bersih Rp. 0,0003 laba bersih ini terjadi karena peningkatan aktiva yang diimbangi dengan peningkatan laba bersih. laba bersih tersebut dihasilkan dari beban pokok penjualan yang meningkat dari tahun sebelumnya. Sedangkan nilai maksimum 0,5770 atau 57,70% ini terjadi kepada PT. Indo Tambang Raya Megah Tbk pada tahun 2011, artinya dari setiap
50
penggunaan total aktiva Rp.1 perusahaan mampu menghasilkan laba bersih Rp. 0,570 hal ini karena pada tahun 2011 perusahaan mengalami peningkatan kas dan saldo bank yaitu hasil dari peningkatan penjualan, penerimaan uang atas penjualan hak pemasaran yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan sebelum pajak, despresiasi dan amortisasi. ROA yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan semakin mampu menggunakan aset dengan baik untuk memperoleh keuntungan. Nilai rata-rata 0,1161 atau 11,61% artinya dari setiap Rp.1 aset perusahaan mampu menghasilkan laba Rp. 0,1161. Menurut standar bank indonesia (BI) bahwa ROA (retrun on asset) yang baik adalah 1,5% artinya rata-rata profitabilitas perusahaan pertambangan cukup baik dalam mengelola aset terhadap laba bersihnya dan standar deviasi 0,1333. b)
Variabel Tema Environmental (EN) atau Lingkungan yaitu item-item yang termasuk pengungkapan CSR yang di ukur dengan CSDI dengan menggunakan GRI3 (Global Reporting Initiative). Untuk nilai minimum sebesar 0,0333 atau 3,33% ini terjadi pada PT. Resources Alam Indonesia Tbk pada tahun 2010 sampai dengan 2012 sebanyak 7 pengungkapan. Hal ini disebabkan karena sedikitnya pengungkapan tema lingkungan yang dilakukan PT. Resources Alam Indonesia Tbk yaitu aspek keanekaragaman hayati, aspek emisi, effluent, dan limbah, aspek produk dan jasa, aspek kesesuaian , dan aspek keselarasan. Nilai maksimum sebesar 0,5000 atau 50,00% ini terjadi karena PT. Adaro Energy Tbk pada tahun 2012 sebanyak 15 pengungkapan dari tema
51
lingkungan yaitu aspek energi, aspek air, aspek keanekaragaman hayati, aspek emisi, effluent, dan limbah, aspek produk dan jasa, aspek kesesuaian , dan aspek keselarasan. Nilai rata-rata sebesar 0,2050 atau 20,50% ini dikarnakan sedikitnya tanggung jawab sosial perusahaan pada tema lingkungan secara lebih sederhana dapat dikatakan sebagai timbal balik perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya dikarnakan perusahaan telah mengambil keuntungan dari lingkungan sekitarnya. Aktivitas perusahaan pun dalam proses pengambilan keuntungan tersebut seringkali perusahaan menimbulkan ataupun dampak sosial lainnya. c)
Variabel Tema Labor (LA) atau Ketenagakerjaan yaitu item-item yang termasuk pengungkapan CSR yang di ukur dengan CSDI dengan menggunakan GRI3 (Global Reporting Initiative). Untuk nilai minimum sebesar 0,2143 atau 21,43% ini terjadi pada PT. Cita Mineral Investindo Tbk pada tahun 2010 sampai dengan 2012 sebanyak 9 pengungkapan. Hal ini disebabkan karena sedikitnya pengungkapan tema ketenagakerjaan yang dilakukan PT. Cita Mineral Investindo Tbk yaitu aspek kepegawaian dan aspke pendidikan dan pelatihan Nilai maksimum sebesar 0,7857 atau 78,57% ini terjadi pada PT. Adaro Energy Tbk pada tahun 2010 sampai dengan 2012 sebanyak 33 pengungkapan dari tema ketenagakerjaan yaitu aspek kepegawaian, aspek hubungan tenaga kerja atau manajemen, aspek kesehatan dan keselamatan
52
kerja, aspek pendidikan dan pelatihan, aspek keanekaragaman dan kesematan yang sama. Nilai rata-rata sebesar 0,4809 atau 48,09% ini dikarnakan sedikitnya tanggung jawab sosial perusahaan pada tema ketenagakerjaan bahwa konsep CSR yang dilakukan oleh perusahaan tidak selalu berorientasi pada eksternal perusahaan saja tetapi di dalam lingkungan internal perusahaan perlu dilakukan kegiatan CSR salah satunya kepada ketenagakerjaan itu sendiri sebagai bentuk perhatian perusahaan terhadap tenaga kerjanya. d)
Variabel Tema Society (SO) atau Kemasyarakatan yaitu item-item yang termasuk pengungkapan CSR yang di ukur dengan CSDI dengan menggunakan GRI3 (Global Reporting Initiative). Untuk nilai minimum sebesar 0,1250 atau 12,50% ini terjadi hampir semua perusahaan pada tahun 2010 sampai dengan 2012 sebanyak 1 pengungkapan yang melakukan tema kemasyarakatan yaitu aspek kemasyarakatan. Nilai maksimum sebesar 0,2500 atau 25,00% ini terjadi pada PT. Bayan Resources Tbk pada tahun 2010 sampai dengan 2011 sebanyak 4 pengungkapan dan terjadi juga pada PT. Modco Energi Intranitonal Tbk pada tahun 2012 sebanyak 2 pengungkapan dari tema kemasyarakatan yaitu aspek kemasyarakatan, aspek perilaku anti persaingan. Nilai rata-rata sebesar 0,1312 atau 13,12% ini dikarnakan sedikitnya tanggungjawab sosial perusahaan terhadap tema kemasyarakatan bahwa perusahaan juga harus mengetahui kondisi terjadi di dalam lingkungan sosial masyarakat itu sendiri. Karena apa yang terjadi dalam lingkungan
53
masyarakat juga akan menentukan nasib perusahaan itu sendiri ini sebagian dari salah satu teori stakeholder. e)
Variabel Tema Product Responsibility (PR) atau Produk dan konsumen yaitu item-item yang termasuk pengungkapan CSR yang di ukur dengan CSDI dengan menggunakan GRI3 (Global Reporting Initiative). Untuk nilai minimum sebesar 0,1111 atau 11,11% ini terjadi pada PT. Ganda Tujuh Buana Tbk pada tahun 2010 sampai dengan 2011 sebanyak 2 pengungkapan yang melakukan tema produk dan konsumen yaitu aspek kesesuaian. Nilai maksimum sebesar 0,4444 atau 44,44% ini terjadi pada PT. Resources Alam Indonesia Tbk dan PT. Petrosea Tbk pada tahun 2011 sebanyak 4 pengungkapan dan pada PT. Vale Indonesia Tbk pada tahun 2012 sebanyak 4 pengungkapan yang melakukan tema produk dan konsumen yaitu aspek keselamatan dan kesehatan konsumen, aspek pelabelan produk dan jasa, aspek privasi konsumen, dan aspek kesesuaian. Nilai rata-rata sebesar 0,2351 atau 23,51% ini dikarnakan sedikitnya tanggungjawab sosial terhadap tema produk dan konsumen bahwa produk juga harus jadi perhatian bagi perusahaan karena produk merupakan cerminan dan output dari perusahaan, perhatian terhadap produk dapat dilakukan perusahaan dengan menjaga keamanan dan kualitas produk itu sendiri dan konsumen juga sebagian hal penting untuk kinerrja keuangan perusahaan. Semakin banyak konsumen yang tertarik produk perusahaan yang dijual akan meningkatkan laba dan kinerja keuangan perusahaan tersebut dan sebaliknya.
54
C.
Uji Asumsi klastik Dalam penelitian ini asumsi yang digunakan Uji Normalitas, Uji
Heteroskedasitas, Uji Multikolineritas dan Uji Autokorelasi. Model regresi yang baik adalah modelnya yang lolos dari uji asumsi klasik tersebut. 1.
Uji Normalitas Sebagai salah satu syarat untuk melakukan Uji Regresi adalah data yang
digunakan harus memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal. Untuk melakukan pengujian normalitas data penulisan menggunakan One Sample Kolmogrov Smirnov Test dengan menggunakan program SPSS 21. Hasil Uji Normalitas dapat diketahui sebagai berikut: Tabel 4.2 Uji Kolmogrov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N Mean Normal Parameters Std. Deviation Absolute Most Extreme Positive Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : data sekunder yang diolah a,b
60 .0000000 .11398303 .113 .113 -.094 .872 .433
Dasar dari pengambilan keputusan adalah jika Asymp Sig 2-tailed > 0,05 maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya. Besarnya nilai Kolmogrov Smirnov pada model penelitian ini adalah 0,872 dengan signifikan 0,433 hasil menunjukan signifikan 0,433 > 0,05 artinya bahwa data tersebut terdistribusi secara normal.
55
2.
Uji Multikolineritas Uji Multikolineritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik multikolineritas, yaitu adanya hubungan linear antara variabel independen dalam model regresi. Uji Multikolineritas dilakukan dengan menggunakan nilai variance inflation factor (VIF). Model dinyatakan terbebas dari gangguan multikolineritas jika mempunyai nilai VIF dibawah 10 atau tolerance diatas 0,1. Berikut adalah uji multikolineritas dalam penelitian ini:
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolineritas Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients Std. Error
B (Constant)
1
.213
.092
EN
-.376
.171
LA
-.007
SO PR
Beta 2.327
.024
-.333
-2.203
.032
.113
-.009
-.058
.954
-.069
.602
-.015
-.115
.909
-.006
.187
-.005
-.033
.974
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.3 hasil perhitungan nilai tolerance menunjukan tidak ada variabel dependen dan independen yang memiliki nilai tolerance diatas 0,10 yang berarti tidak ada korelasi atas variabel independen dan dependen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan variance inflation factor (VIF) menunjukan tidak ada variabel dependen dan independen yang memiliki nilai VIF
56
> 10, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antara variabel independen dan dependen dalam model regresi. 3.
Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode T dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Pada pembahasan ini akan digunakan uji autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson (Uji DW). Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model
R
1
.451a
R Square
Adjusted R Square
.204
Std. Error of the Estimate
.146
.11806
Durbin-Watson .939
a. Predictors: (Constant), PR, SO, LA, EN b. Dependent Variable: ROA Sumber : data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.4 hasil Durbin-Watson (DW) pada model penelitian ini sebesar 939 dimana nilai DW terletak diantara -2 dan 2. Maka -2 < 939 < 2, maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. 4.
Uji Heteroskedasitas Uji heteroskedasitas dapat di lihat melalui grafik scatterplots apabila titik-
titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, dapat di simpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedasitas. Uji regresi pada penelitian ini menunjukan grafik scatterplots pada model penelitian menggambarkan titik-titik yang menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Berikut adalah uji heteroskedasitas pada model dalam penelitian ini :
57
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedasitas
Berdasarkan gambar 4.1 grafik scatterplots
terlihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat dsimpulkan bahwa pada model regresi penelitian ini tidak terjadi heteroskedasitas, sehingga model penelitian ini layak dipakai untuk memprediksi tindakan pengungkapan Retrun On Asset (ROA) berdasarkan pengaruh variabel independen Corporate Social Responsibility (CSR) yang di dalamnya terdapat indikator-indikator yaitu Aspek lingkungan dan energi (EN), Aspek ketenagakerjaan (LA), Aspek kemasyarakatan (SO), Aspek produk dan konsumen (PR).
58
D.
Uji Kelayakan Model
1.
Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) adalah untuk mengukur seberapah jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai Koefisien Determinasi yang ditunjukan dengan nilai adjusted R-square dari model regresi digunakan untuk mengetahui besarnya pengungkapan yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya. Berikut ini adalah hasil perhitungan uji Koefisien Determinasi : Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi b
Model Summary Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate 1 .451a .204 .146 .11806 a. Predictors: (Constant), PR, SO, LA, EN b. Dependent Variable: ROA
Durbin-Watson .939
Sumber: data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji koefisien determinasi yang menunjukan nilai adjusted R- square sebesar 0,146 yang berarti bahwa 14,6% hubungan variabel dependen yaitu Retrun On Asset (ROA) dapat diterangkan oleh pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang di dalamnya terdapat indikator-indikator terkait yaitu Aspek lingkungan dan energi (EN), Aspek ketenagakerjaan (LA), Aspek kemasyarakatan (SO), Aspek produk dan konsumen (PR) sedangkan sisanya yaitu (100%-14,6%) 85,4% dapat diterangkan oleh variabel-variabel lain. 2.
Uji Serentak atau Uji F Uji Statistik F (uji simultan) adalah untuk melihat pengruh variabel-
variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya yaitu
59
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dimana dengan tingkat signifikansi yang telah ditentukan sebesar 5% atau 0,05. Apabila tingkat signifikansi uji F lebih kecil dari 5%, maka terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Jika tingkat signifikansi uji F lebih besar dari 5%, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji F dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 Hasil Uji F a
Model Regression 1
Residual
Sum of Squares .196 .767
Total
.963
ANOVA df
4 55
Mean Square .049 .014
F 3.520
Sig. .013b
59
a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), PR, SO, LA, EN
Sumber: data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.6 dan uji F hitung sebesar 3,520 dengan sig sebesar 0,013. Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95% dan tingkat signifikansi 5% maka df1 (jumlah variabel-1) yaitu (5-1=4) dan df2 (n-k) yaitu (60-4) = 56 F tabel sebesar 2,537. Karena F hitung > F tabel yaitu 3,520 > 2,537 dan nilai Retrun On Asset (0,013 > 0,05) lebih besar dari batas nilai signifikansi (α = 0,05). Hal ini menunjukan bahwa dapat dikatakan variabel Environmental, Labor, Society dan Product Responsibility secara simultan atau secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksi dalam Retrun On Asset (ROA).
60
E.
Uji Hipotesis
1.
Uji Statistik t Uji t (parsial) untuk melihat pengaruh variabel-variabel bebas secara
parsial terhadap variabel terikatnya. Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil output dari uji t dalam penelitian ini sebagai berikut : Tabel 4.7 Hasil Uji t
a
Coefficients Unstandardized Coefficients
Model
B (Constant)
.003
Std. Error .100
EN LA SO PR a. Dependent Variable: ROA
-.108 .045 -.029 -.126
.031 .048 .571 .178
1
Standardized Coefficients Beta -.522 .139 -.006 -.092
t
Sig.
.029
.977
-3.509 .952 -.052 -.705
.001 .345 .959 .484
Sumber: data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.7 hasil uji statistik t, dapat diketahui hasil antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen yang dapat dijelaskan sebagai berikut : a)
Variabel Environmental (lingkungan) memiliki nilai sig yaitu 0,001 < 0,05, sedangkan t hitung -3,509 > t tabel 2,004, artinya signifikan. Pada variabel environmental tersebut memiliki hubungan yang negatif dan signifikan. Dapat disimpulkan dalam pengambilan hipotesis, maka H1 diterima artinya environmental berpengaruh signifikan terhadap Retrun On Asset (ROA).
b)
Variabel Labor (tenaga kerja) memiliki nilai sig yaitu 0,345 > 0,05, sedangkan t hitung 0,952 < t tabel 2,004, artinya tidak signifikan. Pada
61
variabel labor tersebut memiliki hubungan yang negatif dan tidak signifikan. Dapat disimpulkan dalam pengambilan hipotesis, maka H2 ditolak artinya labor tidak berpengaruh signifikan terhadap Retrun On Asset (ROA). c)
Variabel Society (kemasyarakatan) memiliki nilai sig yaitu 0,959 > 0,05, sedangkan t hitung -0,052 < t tabel 2,004, artinya tidak signifikan. Pada variabel society tersebut memiliki hubungan yang negatif dan tidak signifikan. Dapat disimpulkan dalam pengambilan hipotesis, maka H3 ditolak artinya society tidak berpengaruh signifikan terhadap Retrun On Asset (ROA).
d)
Variabel Product Responsibility (produk & konsumen) memiliki sig yaitu 0,484 > 0,05, sedangkan t hitung -0,705 < t tabel 2,004, artinya tidak signifikan. Pada variabel product responsibility tersebut memiliki hubungan yang negatif dan tidak signifikan. Dapat disimpulkan dalam pengambilan hipotesis, H4 ditolak artinya product responsibility tidak berpengaruh signifikan terhadap Retrun On Asset (ROA).
2.
Analisis Linear Regresi Berganda Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e Y = 0.003 – 0.108 (EN) + 0.045 (LA) – 0.029 (SO) – 0.126 (PR) + e Keterangan : Y
= Retrun On Asset (ROA)
α
= Konstanta
62
β1-β4
= Koefisien Regresi
X1
= Tema Lingkungan dan Energi (EN)
X2
= Tema Ketenagakerjaan (LA)
X3
= Tema Kemasyarakatan (SO)
X4
= Tema Produk dan Konsumen (PR)
e
= Error Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Konstanta sebesar 0.003 artinya bila variabel Lingkungan dan Energi (X1), Ketenagakerjaan (X2), Kemasyarakatan (X3), dan Produk dan Konsumen (X4), maka Retrun On Asset (Y) nilainya adalah 0.003. b) Koefisien regresi EN (Tema Lingkungan dan Energi) (X1) sebesar -0.108 , dan bertanda negatif , artinya bila pengungkapan CSR tema lingkungan dan Energi baik maka akan diikuti penurunan ROA sebesar -0.108. c) Koefisien regresi LA (Tema Ketenagakerjaan) (X2) sebesar 0.045, dan bertanda positif, artinya bila pengungkapan CSR tema ketenagakerjaan semakin baik maka akan diikuti peningkatan ROA sebesar 0.045. d) Koefisien regresi SO (Tema Kemasyarakatan) (X3) sebesar -0.029, dan bertanda negatif, artinya bila pengungkapan CSR tema kemasyarakatan kurang baik maka akan diikuti penurunan ROA sebesar -0.029.
63
e) Koefisien regresi PR (Tema Produk dan Konsumen ) (X4) sebesar -0.126, dan bertanda negatif, artinya bila pengungkapan CSR tema produk dan konsumen kurang baik maka akan diikuti penurunan ROA sebesar -0.126.
F.
Pembahasan Berikut ini merupakan tabel rangkuman hasil pengujian hipotesis sebagai
berikut : Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Hasil Variabel Independen
Kesimpulan
Environmental
Sig 0,001 < 0,05
H1 Diterima
Labor
Sig 0,345 > 0,05
H2 Ditolak
Society
Sig 0,959 > 0,05
H3 Ditolak
Product Responsibility
Sig 0,484 > 0,05
H4 Ditolak
Sumber: Data sekunder yang diolah
1.
Pengaruh Environmental (lingkungan) terhadap kinerja keuangan (ROA). Hasil pengujian untuk variabel Environmental (lingkungan) menunjukan
nilai t sebesar -3,509 dengan nilai signifikan sebesar 0,001. Dilihat dari nilai signifikannya lebih dari 0,05 (0,001 < 0,05) yang berarti bahwa hipotesis pertama (H1) diterima. Dengan demikian pengungkapan tema Environmental (lingkungan) berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh widaryanti (2007), yang menyatakan bahwa variabel tema lingkungan dan energi berpengaruh signifikan terhadap kinerja
64
keuangan (ROA) perusahaan. Sedangkan penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang diungkapkan oleh Dipraja (2014), yang menyatakan bahwa variabel tema lingkungan tidak berpenaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA). Hasil penelitian ini mendukung teori stakeholder yang menyatakan bahwa semakin baik pengungkapan CSR yang dilaukan perusahaan maka stakeholder akan semakin terpuaskan dan akan memberikan dukungan penuh terhadap seluruh kegiatan perusahaan yang bertujuan untuk menaikan kinerja keuangan. Penelitian ini berhasil melihat adanya pengaruh yang signifikan positif antara pengungkapan lingkungan dengan kinerja ekonomi perusahaan. Disamping masyarakat konsumen, citra positif perusahaan yang melaksanakan tanggung jawab sosialnya khususnya perusahaan yang memiliki kepedulian terdahadp lingkungan akan mendapatkan simpati dari masyarakat dan juga dapat menarik minat investor, dan sebagai akibatnya perusahaan tersebuat akan memiliki kinerja keuangan yang lebih baik.
2.
Pengaruh Labor (tenagakerja) terhadap kinerja keuangan (ROA) Hasil pengujian untuk variabel Labor (tenagakerja) menunjukan nilai t
sebesar 0,952 dengan nilai signifikan sebesar 0,345. Dilihat dari nilai signifikannya lebih dari 0,05 (0,345 > 0,05) yang berarti bahwa hipotesis kedua (H2) ditolak. Dengan demikian pengungkapan tema Labor (tenagakerja) tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widaryanti (2007), dan Dipraja (2014) yang menyataka bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tenagakerja terhadap kinerja keuangan (ROA) perusahaan.
65
Widaryanti
dalam
penelitiannya
juga
menemukan
bahwa
minat
perusahaan untuk mengungkap tema tenagakerja disamping karena aspek sosial juga lebih dominan karena aspek tuntutan karyawan yang langsung bersentuhan dengan keberlangsungan perusahaan sehingga tingkat kesejatraan karyawan akan lebih berpengaruh terhadap motivasi kerja namun tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian ini menolak teori stakeholder yang menyatakan bahwa semakin baik pengungkapan CSR yang dilaukan perusahaan maka stakeholder akan semakin terpuaskan dan akan memberikan dukungan penuh terhadap seluruh kegiatan perusahaan yang bertujuan untuk menaikan kinerja keuangan. Hasil penelitian ini menolak teori tersebut dimungkinkan karena item-item CSR tema tenaga kerja seperti item pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu dan item peningkatan kondisi kerja secara umum bisa dinyatakan bahwa terdapat biaya tambahan yang signifikan dan akan menghilangkan peluang perolehan laba untuk melaksanakan tanggung jawab sosialnya sehingga akan menurunya keuntungan kinerja keuangan perusahaan ROA.
3.
Pengaruh Society (kemasyarakatan) terhadap kinerja keuangan (ROA) Hasil pengujian untuk variabel Society (kemasyarakatan) menunjukan
nilai t sebesar -0,052 dengan nilai signifikan sebesar 0,959. Dilihat dari nilai signifikannya kurang dari 0,05 (0,959 > 0,05) yang berarti bahwa hipotesis ketiga (H3) ditolak. Dengan demikian pengungkapan tema kemasyarakatan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan ROA. Hasil penelitian ini
66
sejalan dengan hasil penelitian Widaryanti (2007), dan Khitam (2014) yang menyatakan
bahwa
tidak
terdapat
pengaruh
yang
signifikan
antara
kemasyarakatan terhadap kinerja keuangan ROA. Sedangkan penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang diungkapkan oleh Dipraja (2014), yang menyatakan
bahwa
terdapat
pengaruh
yang
signifikan
antara
tema
kemasyarakatan terhadap kinerja keuangan (ROA) Hasil penelitian ini menolak teori stakeholder yang menyatakan bahwa semakin baik pengungkapan CSR yang dilaukan perusahaan maka stakeholder akan semakin terpuaskan dan akan memberikan dukungan penuh terhadap seluruh kegiatan perusahaan yang bertujuan untuk menaikan kinerja keuangan. Hasil tersebut
menunjukan
bahwa
tidak
signifikannya
pengaruh
pelaksanaan
tanggungjawab sosial (CSR) perusahaan terhadap kemasyarakatan dapat di sebabkan oleh tingkat kepedulian masyarakat yang secara umum belum baik serta tingkat daya beli atau pendapatan masyarakat yang masih rendah.
4.
Pengaruh Product Responsibility (produk & konsumen) terhadap kinerja keuangan (ROA) Hasil pengujian untuk variabel Product Responsibility (produk &
konsumen) menunjukan nilai t sebesar -0,705 dengan nilai signifikan sebesar 0,484. Dilihat dari nilai signifikansinya kurang dari 0,05 (0,484 > 0,05) yang berarti bahwa hipotesis keempat (H4) ditolak. Dengan demikian pengungkapan tema Product Responsibility (produk & konsumen) tidak berpengaruh terhadap kinerja kuangan (ROA). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya
67
oleh Widaryanti (2007), yang menyatakan bahwa tema Product Responsibility (produk & konsumen) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) perusahaan. Namun penelitian ini ada yang tidak sejalan oleh penelitian Dipraja (2014), dan Khitam (2014) yang menyatakan bahwa tema Product Responsibility (produk & konsumen) berpengaruh terhadap kinerja keuangan ROA. Hasil penelitian ini menolak teori stakeholder yang menyatakan bahwa semakin baik pengungkapan CSR yang dilaukan perusahaan maka stakeholder akan semakin terpuaskan dan akan memberikan dukungan penuh terhadap seluruh kegiatan perusahaan yang bertujuan untuk menaikan kinerja keuangan. Hasil penelitian menolak teori tersebut disebabkan hasil ini menghubungkan tanggungjawab sosial (CSR) dengan kinerja penjualan bahwa reputasi perusahaan dalam kepedulian sosial tidak meningkatkan bahkan sebaliknya menurunkan tingkat penjualan. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kepedulian masyarakat konsumen terhadap pelaksanaan tanggungjawab sosial perusahaan secara umum belum baik. Hasil ini dinyatakan bahwa terdapat biaya tambahan yang signifikan, biaya tambahan ini disebabkan kenaikan harga produk, sehingga konsumen yang tidak dapat menerima kenaikan hingga harga tersebut akan mengurangi konsumsinya dan dampak ini bisa membuat daya beli masyarakat berkurang sehingga dapat menurunnya kinerja keuangan perusahaan (ROA) .