BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Ngesrep Kota Semarang. Puskesmas Ngesrep terletak di Kecamatan Banyumanik dan memiliki wilayah kerja di tiga kelurahan yang meliputi Sumurboto, Tinjomoyo, dan Ngesrep. Puskesmas Ngesrep merupakan kesatuan organisasi kesehatan fungsional dan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga berfungsi memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk beberapa kegiatan pokok perawatan kesehatan.
B. Hasil dan Pembahasan Univariat Hasil penelitian ini dalam bentuk analisis Univariat untuk menggambarkan distribusi frekuensi. Sebelum menguraikan hasil dan pembahasan, terlebih dahulu diuraikan tentang gambaran pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2014, pada saat pengumpulan data peneliti mendatangi rumah responden satu persatu (door to door) kemudian kuesioner diberikan pada responden ibu yang mempunyai balita yang terkena penyakit pneumonia untuk diisi. Jumlah responden yang diteliti berjumlah 46 responden, yang berasal dari tiga kelurahan wilyah kerja puskesmas Ngesrep kota Semarang yaitu kelurahan Ngesrep 24 orang, kelurahan Sumurboto 2 orang dan kelurahan Tinjomoyo berjumlah 20 orang.
43
Sebelum
membagikan
kuesioner
kepada
responden,
peneliti
memperkenalkan diri terlebih dahulu dan menjelaskan maksud dan tujuan datang, kemudian menjelaskan maksud dan tujuan penelitian melakukan informed concent dan menjelaskan singkat cara pengisian kuesioner. penelitian ini mendapat respon baik dari responden, suami responden dan keluarga responden. 1. Gambaran Karakteristik Responden di Wilayah Puskesmas Ngesrep Kota Semarang Tahun 2014 berdasarkan Umur, Pendidikan dan Sosial Ekonomi / pendapat per Kapita keluarga per bulan). a) Karakteristik responden berdasarkan Umur Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Umur Dewasa Awal
Frekuensi 46
Persentase (%) 100
Berdasarkan tabel 4.1 hasil penelitian menunjukkan bahwa semua umur responden penelitian tergolong dalam dewasa awal 18 - 40 tahun yaitu terdapat 46 responden (100%). Umur dapat mempengaruhi pengetahuan karena dengan bertambahnya umur akan terjadi perubahan pada aspek psikologis sehingga
taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa
(Mubarak, 2011). Terutama pengetahuan ibu terhadap penyakit Pneumonia dan cara penanganannya pada anak balita. Kurangnya umur seseorang berdampak pada kurangnya pemikiran terhadap sesuatu, sehingga pengetahuan terhadap pneumonia juga kurang.
Penelitian ini didukung oleh penelitian Ratna Sulistyowati dengan judul “Hubungan Antara Rumah Tangga Sehat Dengan Kejadian Pneuumonia Pada Balita Di Kabupaten Trenggalek”, yang menunjukkan mayoritas responden berada pada kategori umur 30-56 tahun sebanyak 115 orang (64.9%). Sedangkan penelitian kedua oleh Itma Annah dengan judul “Faktor resiko Kejadian Pneumonia Anak Umur 6-59 bulan DI RSUD Salewangan Maros Tahun 2012” hasil penelitian ini terdapat 2 jenis penggolongan umur yaitu kasus dan kontrol, kelompok kasus yaitu tertinggi 20-33 terdapat 17 orang (37%), kelompok kontrol umur 29-33 terdapat 27 orang (29.3%). b) Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Dasar Pendidikan Menenengah Pendidikan Atas Total
Frekuensi 12 27 7 46
Persentase (%) 26.1 58.7 15.2 100.0
Berdasarkan tabel 4.2 hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan menengah yaitu 27 orang (58.7%). Pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakantindakan (praktik) untuk memelihara (mengatasi masalah-masalah), dan meningkatkan kesehatannya (Notoadmodjo, 2005, p:26).
Tidak atau kurang tingginya pendidikan ibu atau seseorang sangat mempengaruhi terhadap pengetahuan tentang pneumonia dan cara penanganan pada anak balita, karena pengetahuan yang diperoleh juga terbatas. Penelitian ini didukung oleh penelitian Rita Rahim dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Pneumonia di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Tahun 2013”, yang menujukkan bahwa mayoritas responden berpendidikan SMA yaitu 58 orang (56.86%). Penelitian kedua didukung oleh Marini Pita Sari dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Pneumonia Ringan Pada Balita Di Rumah Di Desa Sayang Kecamatan Jatinangor”, yang menunjukkan mayoritas responden berpendidikan SMA 44 responden (55%). Jika pendidikan seseorang rendah, maka pengetahuannya juga rendah terutama pengetahuan tentang pneumonia dan kepahamannya terhadap penanganan penyakit tersebut. c)
Karakteristik responden berdasarkan Sosial Ekonomi Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sosial Ekonomi
Sosial Ekonomi < 1.239.756/ bln > 1.239.756/ bln Total
Frekuensi 16 30 46
Persentase (%) 34.8 65.2 100.0
Berdasarkan tabel 4.3 hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pendapatan per Kapita responden > 1.239.756/ bulan
yaitu tedapat 30 orang (65.2%). Rendahnya pendapatan seseorang juga akan berakibat kepada tepatnya penanganan penyakit. Yang dimaksud keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung (Nugroho, 2010, p:12) Penelitian karakteristik berdasarkan pendapatan per kapita didukung oleh penelitian terdahuli oleh Itma Annah dengan judul “Faktor resiko Kejadian Pneumonia Anak Umur 6-59 bulan DI RSUD Salewangan Maros Tahun 2012” hasil penelitian Untuk pendapatan orang tua terbesar pada kelompok kasus yaitu pendapatan dibawah Rp 1.000.000 yakni 17 orang (36,96%), sedangkan untuk kelompok kontrol terbesar pada tingkat pendapatan Rp. 1-3 juta yaitu 41 orang (44,57%.) Sedangkan penelitian kedua yaitu oleh Ratna Sulistyowati dengan judul “Hubungan Antara Rumah Tangga Sehat Dengan Kejadian Pneuumonia Pada Balita Di Kabupaten Trenggalek” hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berpenghasilan 500.000 – 1.000.000/ bulan terdapat 90 orang (50.8%). Rendahnya pendapat seseorang juga akan mempengaruhi kurangnya pengetahuan terhadap sesuatu, karena keterbatasan ekonomi akan menghambat seseorang untuk menuntut ilmu.
2. Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pneumonia Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil pengelompokan pengetahuan ibu tentang Pneumonia pada balita yang meliputi Pengertian Pneumonia, Penyebab Pneumonia, Faktor resiko terjadi Pneumonia, Tanda dan gejala Pneumonia, Pencegahan Pneumonia tergolong dalam baik, cukup dan kuang, dapat dilihat pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Pneumonia
Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total
Frekuensi 10 17 19 46
Persentase (%) 21.7 37.0 41.3 100.0
Berdasarkan tabel 4.4 hasil penelitian menunjukkan dari 46 jumlah responden, sebagian besar pengetahuan responden tentang pneumonia memiliki pengetahuan kurang yaitu 19 orang (41.3%). Pengetahuan seseorang sangat dipengaruhi salah tiganya yaitu umur, pendidikan dan sosial ekonomi. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi
melalui
pancaindra
manusia,
yakni
indra
pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Over behavior) (Notoadmodjo, 2007, p:139-140). Kurangnya pengetahuan ibu terhadap pneumonia dikarenakan petugas kesehatan belum pernah memberikan sosialisasi tentang pneumonia,
sehingga pemahaman masyarakat/ responden tergolong dalam kategori kurang. Penelitian tentang pengetahuan ibu terhadap pneumonia di dukung oleh penelitian
Rita Rahim dengan judul “Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita Dengan
Perilaku Pencegahan
Penyakit Pneumonia Di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Tahun 2013”, yang menunjukkan responden sudah tergolong dalam kategori baik 76 orang (74.5%). Sedangkan kategori buruk 26 orang (25.5%). Penelitian kedua di dukung oleh Dian Andarina Rachmawati dengan judul
“Faktor
Risiko
Yang
Berhubungan
Dengan
Kejadian
PneumoniaPada Balita Umur 12 - 48 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Mijen Kota Semarang” hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu terhadap pneumonia terdapat dua kelompok yaitu kasus dan kontrol, dimana kelompok kasus mayoritas berpengetahuan kurang 26 orang (65.00%) dan terendah berpengetahuan baik 14 orang (35.00%) sedangkan kelompok kontrol yaitu mayoritas kategori baik 25 orang (62.50%) dan minoritas kategori kurang 15 orang (37.50%). Kurangnya umur, pendidikan dan sosial ekonomi seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan seseorang juga, terutama pengetahuan terhadap pneumonia, jika pengetahuan kurang maka akan berdampak kepada ketidak pahaman seseorang terhadap cara penanganannya.
3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Cara Penanganan Pneumonia Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil pengelompokan pengetahuan ibu tentang Cara Penanganan Pneumonia pada balita yaitu baik, cukup dan kuang, dapat dilihat pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Ibu Tentang Cara Penanganan Pneumonia
Cara Penanganan Baik Cukup Kurang Total
Frekuensi 13 17 16 46
Persentase (%) 28.2 37.0 34.8 100.0
Berdasarkan tabel 4.5 hasil penelitian menunjukkan dari 46 jumlah responden,
sebagian
besar pengetahuan
responden
tentang cara
penanganan pneumonia memiliki pengetahuan cukup yaitu 17 orang (37.0%). Kurangnya pengetahuan seseorang terhadap pneumonia terutama ibu yang mempunyai balita akan mempengaruhi ketidak pahamannya terhadap cara penanganan pneumonia tetapi sebaliknya ada ibu yang telah menegerti
tentang cara penanganan tetapi tidak
mengetahui tentang pneumonia. Hal tersebut dikarenakan ibu yang berobat ke pelayanan kesehatan telah diberitahu cara penanganan oleh tenaga kesehatan, sedangkan pada pengetahuan terhadap pneumonia mereka masih kurang karena kurangnya informasi dari tenaga kesehatan. Berikut ini adalah cara mengatasi bahaya pneumonia berdasarkan umur penderita (Misnadiarly, 2008, p:46-49):
a) Umur dibawah 5 tahun (balita) Apabila anak balita diketahui menderita penyakit pneumonia, harap segera dibawa ke puskesmas atau rumah sakit atau hubungi kader kesehatan terdekat, atau dibawa ke dokter terdekat. b) Umur dibawah 2 bulan Apabila anak berumur di bawah 2 bulan diketahui menderita penyakit Pneumonia , harap segera bawa ke puskesmas atau rumah sakit atau hubungi petugas kesehatan terdekat atau dokter terdekat. Penelitian cara penanganan didukung oleh penelitian terdahulu oleh Marini Pita Sari dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Pneumonia Ringan Pada Balita Di Rumah Di Desa Sayang Kecamatan
Jatinangor”,
yang
menunjukkan
mayoritas
responden
berpengetahuan kurang yaitu kurang 43 orang (53.75%), baik 2 orang (2.50%), cukup 35 orang (43.75%). Penelitian kedua oleh Muchlis Riza dengan judul “Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Ibu Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita Di Irna Anah RSMH Palembang Tahun 2008” hasil penelitian mayoritas responden berpengetahuan buruk yaitu 11 orang (7.1%), baik 4 orang (7,9%). Kurangnya pengetahuan terhadap pneumonia,
berdampak
kepada
ketidakpahaman
terhadap
cara
penanganannya. Hal tersebut dipengaruhi oleh kurangnya umur, pendidikan dan sosial ekonomi seseorang.
A. Keterbatasan Penelitian 1. Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu rumah tempat penelitian yang berjauhan antara responden satu dengan yang lainnya sehingga dibutuhkan waktu lama dalam penelitian. 2. Beberapa responden tidak berada dirumah sehingga dibutuhkan waktu untuk mendatangi rumah responden kembali.