52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan Pembiayaan 1. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk atau Adira Finance didirikan pada tahun
1990 dan mulai beroperasi pada tahun 1991. Sejak awal, Adira Finance berkomitmen untuk menjadi perusahaan pembiayaan terbaik dan terkemuka di Indonesia. Adira Finance hadir untuk melayani beragam pembiayaan seperti kendaraan bermotor baik baru ataupun bekas. Melihat adanya potensi ini, Adira Finance mulai melakukan penawaran umum melalui sahamnya pada tahun 2004 dan Bank Danamon menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 75%. Tahun 2009, Bank Danamon kembali mengakuisisi 20% saham Adira Finance sehingga total saham yang dimiliki menjadi 95%. Dengan demikian, Adira Finance menjadi bagian Temasek Holdings yang merupakan perusahaan investasi plat merah asal Singapura. Berdasarkan pencapaian laba, pembiayaan baru, dan piutang yang dikelola, Adira Finance menjadi salah satu perusahaan pembiayaan otomotif terbesar di Indonesia. Adira Finance didukung lebih dari 28 ribu karyawan dengan 667 jaringan usaha yang tersebar di berbagai daerah dan telah melayani lebih dari 3,7 juta konsumen dengan jumlah piutang yang dikelola sebesar Rp 48,3 triliun. Adira Finance menguasai 52
53
pangsa pasar otomotif sebesar 12,6% untuk sepeda motor baru dan 5,4 persen untuk mobil baru. Prestasi tersebut menjadikan Adira Finance sebagai kontributor yang cukup signifikan atas total portofolio Bank Danamon. Di tahun 2013, Adira Finance menyumbang 34% total portofolio tersebut dan 65% segmen kredit massmarket Bank Danamon. Meningkatnya tantangan dan risiko pada tahun 2014 ini, Adira Finance memiliki strategi korporat yang didefinisikan dengan tagline “Together We Go To The Next Level Through: Costumer Engagement”. Strategi tersebut berhasil disosialisasikan kepada seluruh karyawan Adira Finance. 2. PT Buana Finance Tbk
PT Buana Finance Tbk. berawal dari pendirian PT BBL Leasing Indonesia pada
tanggal 7 Juni 1982 dengan sejarah operasional selama 30 tahun. Perseroan telah berkembang dari sebuah lembaga keuangan swasta campuran dengan modal awal Rp 1,8 milyar dan 2 kantor cabang menjadi perusahaan publik dengan modal lebih dari Rp 1 trilyun, total aset sebesar Rp 3,5 triliun dan 21 kantor cabang. Perseroan memperoleh izin operasi di bidang sewa guna usaha dan pada tahun itu mengubah nama menjadi PT BBL Dharmala Leasing. Tahun 1989, Perseroan berubah menjadi PT BBL Dharmala Finance sehubungan dengan ekspansi usaha menjadi perusahaan pembiayaan dengan izin operasi di bidang sewa guna usaha, modal ventura, anjak piutang, kartu kredit, dan pembiayaan konsumen. Di tahun yang sama, Perseroan menerbitkan obligasi pertamanya senilai Rp 10 milyar. Perseroan melakukan penawaran umum perdana saham pada tahun 1990, menggalang modal
54
segar sebesar Rp 15,6 milyar melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Selama tahun 1989-1997, Perseroan telah melakukan lima kali emisi di pasar modal, terdiri dari tiga emisi obligasi, satu penawaran umum saham, dan satu penawaran umum terbatas saham, senilai total Rp 218,63 milyar. Pada bulan Februari 2005, PT Sari Dasa Karsa (SDK) pemegang saham pendiri PT Bank Buana Indonesia Tbk mengambil alih seluruh saham dan sebagian besar waran Perseroan yang sebelumnya dimiliki oleh pihak kreditur. Setelah proses penawaran tender kepada pemegang saham publik dan konversi waran, kepemilikan SDK meningkat menjadi 67,5% pada akhir tahun 2005 dan selanjutnya menjadi 67,6% setelah melakukan pembelian saham melalui Bursa Efek Indonesia pada tanggal 3 Juli 2007. Perseroan berubah nama menjadi PT Buana Finance Tbk., terhitung sejak tanggal 3 Oktober 2005 dan memfokuskan usahanya di bidang sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen. 3. PT BFI Finance Indonesia Tbk
Berdiri tahun 1982 sebagai perusahaan patungan dengan Manufacturer Hanover
Leasing Corporation, Amerika Serikat, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI) merupakan salah satu perusahaan pembiayaan tertua di Indonesia. Pada tahun 1986, PT Bank Umum Nasional dan Essompark Ltd., Hongkong, mengambil alih kepemilikan Manufacturer Hanover Leasing Corporation dalam Perusahaan. Pada tahun 1990, Perusahaan mengubah izin operasi untuk menjalankan usaha multifinance dan berganti nama menjadi PT Bunas Finance Indonesia. Pada tahun
55
yang sama Perusahaan berganti status menjadi perusahaan publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). BFI adalah salah satu perusahaan pembiayaan yang pertama kali menjadi perusahaan publik di tahun 1990. Melewati krisis ekonomi di Asia, yang berawal di tahun 1997, BFI berhasil melakukan restrukturisasi utang lebih cepat pada tahun 2001 dan tanpa melalui program bantuan pemerintah dan nama Perusahaan diubah menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk. Saat ini BFI menjadi perusahaan publik Indonesia yang secara mayoritas dimiliki oleh pihak asing, sebagian besar adalah lembaga keuangan terkemuka. BFI telah menjadi perusahaan penyedia jasa pembiayaan yang ternama, kokoh dari segi keuangan dan operasional. BFI memfokuskan kegiatan bisnisnya pada pembiayaan kendaraan-kendaraan roda empat dan dua, dengan target ke masyarakat golongan ekonomi menengah dan menengah ke bawah. Perusahaan juga membiayai alat-alat berat melalui Sewa Pembiayaan. Secara geografis, bisnis Perusahaan tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dan menjadi salah satu dari perusahaan-perusahaan pembiayaan dengan bisnis paling beragam di negeri ini. Saat ini BFI memiliki lebih dari 220 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan didukung oleh lebih dari 6.000 karyawannya, BFI mampu memperoleh dan memproses aplikasi dari masyarakat secara cepat, serta melakukan penagihan piutang
56
ke pelanggan dengan sistem kerja yang efisien. Kinerja Perusahaan yang sangat baik dari tahun ke tahun membuat BFI mampu meraih berbagai pencapaian dan penghargaan yang signifikan. 4. PT Batavia Prosperindo Finance Tbk
PT Batavia Prosperindo Finance Tbk (BPF) adalah suatu perusahaan publik yang
bergerak di bidang Pembiayaan Konsumen untuk kendaraan bermotor roda empat, terutama kendaraan bekas jenis Penumpang/Pribadi (Passenger) dan Niaga (Commercial). BPF berkantor pusat di Jakarta dan melayani para pelanggannya melalui cabang-cabangnya yang terletak di kota-kota besar di seluruh Indonesia. Sebagai
Perusahaan
Pembiayaan
(Multifinance
Company),
BPF
telah
memperoleh ijin usaha Lembaga Pembiayaan dari Departemen Keuangan Republik Indonesia yang mancakup Sewa Guna Pembiayaan (Financial Lease), Anjak Piutang (Factoring), Kartu Kredit (Credit Cards) dan Pembiayaan Konsumen (Consumer Financing) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 90/KMK.017/1995 pada tanggal 15 Februari 1995. Pada bulan Juni 2009, BPF menjadi perusahaan publik setelah berhasil melaksanakan Penawaran Umum Perdana (IPO) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Di tahun 2012, dengan Kantor Pusat di Jakarta, BPF didukung oleh 40 Kantor Cabang di Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Bandung, Banjarmasin, Baturaja, Bengkulu, Denpasar, Gorontalo, Jakarta, Jambi, Kendari, Lubuk Linggau,
57
Makassar, Malang, Manado, Medan, Palembang, Pangkalpinang, Pekanbaru, Pontianak, Samarinda, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Gorontalo, Baturaja, Bengkulu, Palu, Lhoksuemawe, Solo, Purwokerto, Bogor, Padang, Pematang Siantar, Palangkaraya, Sidoarjo, Mataram, Depok, Pare-pare dan Kudus. dan 2 Kantor Perwakilan di Bekasi dan Tangerang. BPF mempunyai lebih dari 370 tenaga kerja yang terus bertambah sejalan dengan tumbuhnya kegiatan operasional perusahaan dan pembukaan cabang-cabang baru di seluruh Indonesia. 5. PT Clipan Finance Indonesia Tbk
PT Clipan Finance Indonesia Tbk (“Perseroan” atau “Clipan Finance”) didirikan
pada tahun 1982 sebagai Perseroan berbadan hukum Indonesia dan berkedudukan hukum di Jakarta, yang semula merupakan Perseroan patungan dengan pemegang saham antara lain Credit Lyonnais dari Perancis sebagai pemegang saham mayoritas dan PT Bank Pan Indonesia Tbk (“Panin Bank”). Clipan Finance merupakan salah satu Perseroan pembiayaan tertua di Indonesia yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1990. Melalui bursa, pada tahun 1997 Panin Bank mengambil alih kepemilikan saham Perseroan dari Credit Lyonnais yang menjadikan Panin Bank sebagai pemegang saham mayoritas Perseroan hingga kini. Saat ini Kegiatan usaha Perseroan lebih difokuskan pada pembiayaan konsumen otomotif retail yang portfolionya telah mencapai 50% dari seluruh total portfolio kegiatan usaha Perseroan. Sampai dengan akhir tahun 2012, Perseroan telah memiliki
58
18 kantor cabang dan 15 kantor pemasaran yang tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi. Pencapaian Perseroan pada lima tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan keuangan yang sangat signifikan. Terhitung sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, jumlah pendapatan, laba bersih dan jumlah aset Perseroan masing-masing meningkat sebesar 172%, 195% dan 202%. Berawal dari tahun 2000 dan terus berlanjut hingga tahun 2012, berbagai penghargaan sebagai Perusahaan Multifinance terbaik telah diraih oleh Perseroan dari berbagai media masa keuangan terkemuka, seperti InfoBank, Investor dan Forbes Indonesia. Pada tahun 2010, 2011 dan 2012, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia juga telah menobatkan Perseroan sebagai Perusahaan Multi Finance terbaik. 6. PT Danasupra Erapacifik Tbk
PT Danasupra Erapacific Tbk (Perseroan) adalah Perusahaan Publik yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan kode transaksi (DEFI). Perseroan didirikan pada tahun 1994, berdasarkan Akta Notaris Elliza, SH No. 65 tanggal 11 Nopember 1994 dan telah memperoleh status hukum dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-1.101.HT.01.01 Th.95 tanggal 25 Januari 1995 dan diumumkan dalam Berita Negara RI No. 15 tertanggal 22 Februari 2000, Tambahan No. 913 Sebagai Perseroan yang bergerak di bidang pembiayaan.
59
Perseroan telah memperoleh ijin sebagai Perusahaan Pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. 439/KMK.017/1995 tanggal 14 September 1995. Perseroan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1995. Pada tahun 2000 Perseroan melakukan Pendaftaran Emisi Efek kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) sehubungan dengan penawaran umum 5.000.000 saham kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp. 500 per saham. Pernyataan ini telah menjadi efektif berdasarkan surat Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. S-768/PM/2000 tanggal 8 April 2000. Akta Pendirian Perseroan tersebut diubah dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham kepada masyarakat berdasarkan Akta No. 12 tanggal 18 Januari 2000 dibuat di hadapan Refizal, SH , notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui surat Keputusan No. C1248.HT.01.04 Th. 2000 tanggal 3 Februari 2000, serta telah diumumkan dalam Berita Negara RI No. 99 tanggal 12 Desember 2000, Tambahan No. 7586. Perubahan tersebut antara lain merubah nama PT. Danasupra Erapacific menjadi PT. Danasupra Erapacific Tbk. Penawaran dan pencatatan saham dilakukan di bursa efek Surabaya efektif berdasarkan surat Ketua BAPEPAM No. S-768/PM/2000 tanggal 18 April 2000. Efektif tanggal 6 Juli 2001, saham Perseroan juga dicatatkan di Bursa Efek Jakarta (Bursa Efek Indonesia).
60
7. PT Mandala Multifinance Tbk
PT Mandala Multifinance Tbk (Perseroan) berdiri sejak tahun 1983 dengan nama
PT Vidya Cipta Leasing Corporation. Setelah mengalami beberapa perubahan nama, akhirnya pada tanggal 21 Juli 1997 nama PT Mandala Multifinance disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI No. 323/KMK.017/1997. Berdasarkan keputusan tersebut, kegiatan usaha Perusahaan meliputi Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang, Usaha Kartu Kredit, dan Pembiayaan Konsumen. Sampai saat ini Perusahaan memfokuskan diri pada kegiatan usaha pembiayaan konsumen, khususnya pembiayaan kendaraan roda dua. Perusahaan mencatatkan sahamnya dengan kode [MFIN] di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 6 September 2005 dengan menjual sahamnya kepada publik sebesar 24,53%. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat struktur permodalan serta meningkatkan sumber dana untuk modal kerja Perusahaan. Pemegang saham utama PT Mandala Multifinance Tbk adalah para profesional yang berpengalaman lebih dari 20 tahun di bidang otomotif, berawal sebagai main dealer sepeda motor di wilayah Lampung dan Jawa Barat. 8. PT Trust Finance Indonesia Tbk
PT Trust Finance Indonesia Tbk (Perseroan) dahulu PT KIA Asia Finance,
didirikan dengan akta notaris Maria Kristiana Soeharyo, S.H., No. 44 tanggal 12 Februari 1990. Akta pendirian ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-1394.HT.01.01.Th.90 tanggal 13 Maret
61
1990 dan telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 39 tanggal 15 Mei 1990. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Robert Purba, S.H., No. 15 tanggal 11 Februari 2002 tentang perubahan nama Perusahaan dari PT KIA Asia Finance menjadi PT Trust Finance Indonesia Tbk. Akta ini memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C-03015.HT.01.04.2002 tanggal 21 Februari 2002. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan usaha di bidang pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal yang meliputi sewa guna usaha, anjak piutang, pembiayaan kartu kredit dan pembiayaan konsumen. Perusahaan memperoleh ijin usaha lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.159/KMK.06/2001 tanggal 3 April 2001 dan telah diperbaharui dengan Surat Keputusan No. Kep 078/KM.6/2003 tanggal 24 Maret 2003. Dengan bergabungnya PT KIA Mobil Indonesia (KMI) sebagai salah satu pemegang saham utama Perusahaan sejak tahun 2000, fokus usaha Perusahaan pada pembiayaan pemilikan kendaraan merek KIA. Peralihan usaha utama yang dilakukan Perusahaan tersebut ternyata memberikan hasil yang positif terutama disebabkan karena pada saat yang sama tingkat permintaan masyarakat terhadap mobil KIA cukup tinggi. Minat tertinggi masyarakat adalah pada jenis Multi Purpose Vehicle (MPV) mengingat kendaraan– kendaraan jenis ini lebih sesuai dengan karakteristik
62
masyarakat Indonesia yaitu kendaraan keluarga dengan memadukan konsep keindahan dan kenyamanan. Pada akhir tahun 2000, KMI melepaskan seluruh kepemilikan sahamnya kepada PT Citratama Cemerlang Persada. Target pasar atas fasilitas pembiayaan yang diberikan Perusahaan yang awalnya hanya membiayai kendaraan khusus merek KIA beralih ke kendaraan merek lain. Namun demikian, Perusahaan tetap menjaga hubungan yang baik dengan agen / distributor KIA. Sedangkan dengan semakin membaiknya kondisi ekonomi, hal ini berakibat positif pula terhadap meningkatnya permintaan pasar khususnya untuk pembiayaan kendaraan-kendaraan komersial dari berbagai type. 9. PT Verena Multi Finance Tbk
Pada tahun 2003 PT Verena Oto Finance (Verena), resmi beroperasi sebagai
perusahaan pembiayaan otomotif dengan cabang yang tersebar di kota Jakarta. Selanjutnya untuk mengembangkan bisnisnya, maka pada tanggal 25 Juni 2008, PT Verena Oto Finane resmi menjadi Perseroan terbuka dengan nama PT Verena Oto Finance Tbk dimana sahamnya tercatat dan diperdagangkan pada Bursa Efek Indonesia. Untuk mengembangkan usahanya serta memenuhi kebutuhan masyarakat, pada tahun 2010 Perseroan merubah namanya menjadi PT Verena Multi Finance Tbk, dimana fokus pembiayaannya pada pembiayaan otomotif dan sewa guna usaha untuk mesin dan alat berat. Saat ini jumlah cabang Perseroan berjumlah 29 cabang.
63
10. PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk
Perusahaan telah beberapa kali berganti nama. Semula adalah PT Jakarta Tokyo
Leasing yang berdiri tahun 1982. Di tahun yang sama namanya berubah menjadi PT Fuji Semeru Leasing. Lalu di tahun 1997 berubah menjadi PT Wahana Ometraco Multiartha. Mulai tahun 2000, Perusahaan bertransformasi menjadi PT Wahana Ottomitra Multiartha, yang dikenal juga dengan "WOM Finance" yang menyediakan pembiayaan untuk sepeda motor baru dan bekas, dengan mayoritas pembiayaan konsumen diberikan untuk sepeda motor merk Honda, Yamaha dan Suzuki. Pada tahun 2003, Perusahaan memasuki pasar modal dengan menerbitkan Obligasi I senilai Rp 300 miliar. Di tahun 2004, WOM Finance menjadi perusahaan publik melalui Penawaran Umum Saham Perdana dan pencatatan saham di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Setahun
kemudian,
PT
Bank
Internasional
Indonesia,
Tbk.(BII)
dan konsorsiumnya, International Finance Corporation (IFC) dan DBS nominees Pte. Ltd., menjadi mitra strategis dengan mengakuisisi 67% saham Perusahaan. Kemudian WOM Finance menerbitkan Obligasi II senilai Rp 500 miliar. Tahun 2006, WOM Finance menerbitkan Obligasi III senilai Rp. 825 miliar. Karena kinerjanya yang cemerlang, WOM Finance memperoleh berbagai penghargaan bergengsi antara lain Multifinance Awards 2006 oleh Majalah Infobank. Obligasi IV senilai Rp 1 triliun kemudian diterbitkan kembali oleh WOM Finance pada tahun 2007. Di tahun yang
64
sama, Perusahaan menduduki peringkat ketiga terbesar perusahaan pembiayaan sepeda motor dengan total asset Rp 4,8 triliun. Sebagai Perusahaan yang adaptif, fleksibel dan peka terhadap kebutuhan masyarakat, WOM Finance memperkenalkan semboyan baru, “Wujudkan Impian Menyentuh Hati”. Lebih dari sekedar mitra kredit yang strategis, WOM Finance membantu mewujudkan impian masyarakat Indonesia untuk memiliki sepeda motor apapun pilihan merek dan jenisnya. Selain pemekaran jaringan penjualan, pada akhir tahun 2008 WOM Finance telah melakukan konsolidasi internal dan penyempurnaan kebijakan dalam manajemen resiko. Dengan pemilihan portofolio yang tepat, WOM Finance mampu meningkatkan profit dan mengarahkan bisnisnya ke arah yang lebih baik dan sehat. B. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan informasi mengenai variabel-variabel penelitian seperti perputaran kas, perputaran piutang dan ROA. Analisis statistik deskriptif memberikan suatu gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), deviasi standar dari masing-masing variabel penelitian. Hasil analisis deskriptif dengan menggunakan eviews 7.2 dari variabel-variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
65
TABEL 4.1 STATISTIK DESKRIPTIF VARIABEL PENELITIAN Date: 06/28/15 Time: 21:56 Sample: 2011 2013
ROA
Mean 4.661900 Median 4.946000 Maximum 9.375000 Minimum 0.138000 Std. Dev. 2.209974 Skewness -0.300770 Observations 30 Cross Section 10
PERPUTARAN_KAS PERPUTARAN_PIUTANG 8.374300 7.153000 22.71500 0.745000 5.787728 0.549074 30 10
0.783300 0.407500 5.586000 0.240000 1.129430 3.231445 30 10
Sumber : Data penelitian yang diolah dengan Eviews 7.2 Hasil analisis deskriptif di atas menunjukkan bahwa jumlah observasi dari penelitian ini adalah 30, penelitian ini menggunakan analisis data panel. Gabungan antara cross section dan time series, dengan cross section sebanyak 10 perusahaan dan time series selama tiga tahun yaitu tahun 2011, 2012, dan 2013. Sehingga diperoleh jumlah observasi sebanyak 30. Pada variabel perputaran kas nilai yang terkecil adalah 0.745000 yaitu Danasupra Erapasifik periode 2012 dan nilai yang terbesar adalah 22.71500 terdapat pada Batavia Prosperindo Finance periode 2013. Sementara itu diperoleh nilai rata-rata dari variabel perputaran kas sebesar 8.374300 dan nilai standar deviasi sebesar 5.787728.
66
Nilai variabel perputaran piutang yang terkecil adalah 0.240000 yaitu Verena Multi Finance periode 2011 dan nilai yang terbesar adalah 5.586000 terdapat pada Danasupra Erapasifik periode 2012. Sementara itu diperoleh nilai rata-rata dari variabel perputaran piutang sebesar 0.783300 dan nilai standar deviasi adalah sebesar 1.129430. Nilai variabel ROA yang terkecil adalah 0.138000 yaitu pada Wahana Ottomitra Multiartha periode 2011 dan nilai terbesar adalah 9.375000 yaitu Adira Dinamika Multi Finance periode 2011. Sementara itu diperoleh nilai rata-rata dari ROA sebesar 4.661900 dan nilai standar deviasi sebesar 2.209974. C. Analisis Regresi Data Panel 1. Uji Stasioner Langkah pertama dalam analisis regresi data panel adalah melihat stasioner data dengan melakukan uji akar-akar unit menggunakan metode Augmented DickeyFuller dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut :
67
TABEL 4.2 UJI AKAR-AKAR UNIT
Sumber : data penelitian yang diolah dengan eviews 7.2
Sumber : data penelitian yang diolah dengan eviews 7.2
68
Sumber : data penelitian yang diolah dengan eviews 7.2 Data yang stasioner dilihat dari nilai probabilitas dibawah 5%, maka dari hasil pengolahan data menggunakan eviews diatas diketahui bahwa semua variabel memiliki nilai Prob. yang lebih kecil dari 5%, sehingga informasi tersebut menunjukkan bahwa semua variabel stasioner. 2. Penentuan Model Panel Dalam penentuan model regresi panel dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu Uji Chow untuk menentukan model terbaik antara Common Effect dan Fixed Effect, dan Uji Housman untuk menentukan model terbaik antara Fixed Effect dan Random Effect. Hasil Uji Chow dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut :
69
TABEL 4.3 UJI CHOW
Sumber : data penelitian yang diolah dengan eviews 7.2 Dari hasil pengujian diatas, dapat dilihat bahwa Prob. data lebih besar dari 5%, sehingga Ho diterima berarti model yang digunakan adalah Common Effect (PLS). dengan demikian jika sudah ditentukan model yang digunakan dari Uji Chow adalah Common Effect (PLS) maka tidak perlu dilakukan uji Housman. Dari hasil estimasi menggunakan model Common Effect dapat dibentuk persamaan sebagai berikut : ROA = C + 0,056849*KAS - 0,103315*PIUTANG Persamaan diatas menggambarkan hubungan antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen yaitu :
70
Nilai koefisien regresi KAS sebesar 0,056849 artinya apabila KAS mengalami kenaikan sebesar 1 sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka ROA mengalami kenaikan sebesar 0,056849. Nilai koefisien regresi PIUTANG sebesar 0,103315 artinya apabila PIUTANG mengalami penurunan sebesar 1 sedangkan variabel lainnya dianggap konstan, maka ROA mengalami penurunan sebesar 0,103315. D. Pengujian Hipotesis 1. Uji Regresi Simultan (Uji F) Uji statistik pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas dalam model memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (5%). Hasil dari pengujian regresi data panel menggunakan metode common effect (PLS) dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut :
71
TABEL 4.4 UJI REGRESI SILMULTAN (Uji F)
Sumber : data penelitian yang diolah dengan Eviews 7.2 Data tabel F statistik yang menunjukkan Probabilitas 0,0000 menunjukkan bahwa ROA pada perusahaan pembiayaan dipengaruhi oleh perputaran kas dan perputaran piutang. R-squared menunjukkan bahwa pengaruh perputaran kas dan perputaran piutang terhadap ROA pada perusahaan pembiayaan yaitu sebesar 3,07% selebihnya (100% - 3,07%) 96,93% dijelaskan oleh variabel lainnya. 2. Uji Regresi Parsial (Uji t) Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh perputaran kas dan perputaran piutang terhadap ROA pada tingkat signifikansi 5% secara parsial. Berdasarkan hasil
72
pengujian common effect, berikut hasil pengujian signifikansi t, yang diperoleh dari model ini, dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut : TABEL 4.5 PENGARUH PERPUTARAN KAS TERHADAP ROA
Sumber : data penelitian yang diolah dengan Eviews 7.2 Dari table diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien konstanta adalah 4,12 dan nilai koefisien KAS adalah 0,06 yang menjelaskan besar pengaruh KAS terhadap ROA sebesar 0,06 dengan tingkat derajat kepercayaan memiliki probabilitas 0,00 < 0,05 maka dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima dapat disimpulkan perputaran kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
73
TABEL 4.6 PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP ROA
Sumber : data penelitian yang diolah dengan Eviews 7.2 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien konstanta adalah 4,82 dan nilai koefisien PIUTANG adalah 0,21 yang menjelaskan besar pengaruh PIUTANG terhadap ROA sebesar 0,21 dengan tingkat derajat kepercayaan memiliki probabilitas 0,00 < 0,05 maka dikatakan maka dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima dapat disimpulkan perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
74
E. Pembahasan Pada penelitian diajukan tiga hipotesis, berikut disajikan pembahasan dari hasil penelitian di atas : 1. Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah variabel perputaran kas dan perputaran piutang secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa variabel perputaran kas dan perputaran piutang secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini berarti hipotesis 1 diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nina Sufiana dan Ni Ketut Purnawati (2013) yang menyatakan bahwa perputaran kas dan perputaran piutang berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas. 2. Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah variabel perputaran kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013. Hasil dari perhitungan menunjukkan bahwa variabel perputaran kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini berarti hipotesis 2 diterima. Hasil dari pengujian hipotesis menunjukkan bahwa perputaran kas berpengaruh positif dan pengaruhnya signifikan terhadap ROA. Semakin tinggi tingkat perputaran kasnya, akan menyebabkan terjadinya peningkatan
75
profitabilitas. Begitu pula sebaliknya apabila tingkat perputaran kas rendah, maka akan ada banyak dana yang menganggur dan akan menyebabkan terjadinya penurunan profitabilitas. Hal ini sesuai dengan teori yang ada karena dengan semakin besar penjualan perusahaan maka akan semakin besar profitabilitasnya. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Julkarnain (2013) yang menyatakan bahwa perputaran kas berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. 3. Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah variabel perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan pembiayaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013. Hasil dari perhitungan menunjukkan bahwa variabel perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini berarti hipotesis 3 diterima. Hasil dari pengujian hipotesis menunjukkan bahwa perputaran piutang berpengaruh positif dan pengaruhnya signifikan terhadap ROA. Hal ini berarti perputaran piutang berperan secara langsung dalam upaya mendukung peningkatan profitabilitas pada Perusahaan Pembiayaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Feryal Agizha (2014) yang menyatakan bahwa perputaran piutang berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas.