BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambar Umum Instansi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) adalah lembaga pemerintah pemerintahan
nonkementerian di
bidang
Indonesia
penelitian
yang
dan
bertugas
pengembangan
melaksanakan kedirgantaraan
tugas dan
pemanfaatannya.4 bidang utama LAPAN yakni penginderaan jauh, teknologi dirgantara, sains antariksa, dan kebijakan dirgantara. Pada 31 Mei 1962, atas arahan Presiden RI Soekarno, dibentuk Panitia Austronautika oleh Perdana Menteri Ir. H. Juanda (selaku Ketua Dewan Penerbangan RI) dan R.J. Salatun (selaku Sekretaris Dewan Penerbangan RI). Untuk mendukung langkah tersebut, pada 22 September 1962 dibentuklah Proyek Roket Ilmiah dan Militer Awal (PRIMA) afiliasi AURI dan Institut Teknologi Bandung. Proyek PRIMA berhasil membuat dan meluncurkan dua roket seri Kartika berikut telemetrinya pada tahun 1964. Pada 27 November 1963, dibentuklah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 236 Tahun 1963 tentang
LAPAN,
untuk
melembagakan
penyelenggaraan
program-program
pembangunan kedirgantaraan nasional. Dalam hal penyempurnaan organisasi LAPAN, telah dikeluarkan beberapa Keppres, dengan yang terkini yakni Keppres Nomor 9 Tahun 2004 tentang Lembaga Non-Kementerian.
49
50
4.2 Visi “TERWUJUDNYA KEMANDIRIAN DALAM IPTEK PENERBANGAN DAN ANTARIKSA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KEHIDUPAN BANGSA”
4.3 Misi Adapun Misi LAPAN sesuai dengan yang tertuang di dalam Renstra LAPAN 20102014 adalah sebagai berikut :
Bidang Teknologi Roket, Satelit dan Penerbangan
Bidang Penginderaan Jauh
Bidang Sains Dirgantara (Antariksa dan Atmosfer)
Bidang Kebijakan
Bidang Kelembagaan dan Manajemen Sumberdaya
Memperkuat kemampuan penguasaan teknologi roket, satelit, dan penerbangan serta pemanfaatannya untuk menjadi mitra industri strategis penerbangan dan pembina nasional pengembangan roket dan satelit Mengembangkan kemampuan teknologi sistem sensor penginderaan jauh, sistem stasiun bumi, akuisisi data dan memaksimalkan pemanfaatan teknologi penginderaan jauh untuk mendukung inventarisasi dan permantauan sumber daya alam, ketahanan pangan dan lingkungan serta mitigasi bencana dan menjadi pembina nasional penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi penginderaan jauh Mengembangkan kemampuan penguasaan pengetahuan antariksa dan atmosfer dalam upaya meningkatkan pelayanan masyarakat atas informasi cuaca antariksa dan kondisi atmosfer, dan dampaknya pada perubahan iklim global dan kehidupan di bumi Mengembangkan kajian kebijakan bagi pengembangan dan/atau perumusan kebijakan dan peraturan perundang‐undangan nasional untuk perlindungan kepentingan nasional dalam rangka penguasaan, penerapan dan pendayagunaan IPTEK Kedirgantaraan (roket, satelit, penerbangan, penginderaan jauh dan sains antariksa) untuk mendukung pembangunan nasional Senantiasa memperbaharui diri sesuai dengan tuntutan perkembangan kemajuan IPTEK dirgantara dan aspirasi masyarakat serta pembenahan pelayanan masyarakat melalui penguatan komunikasi publik, kerjasama, perencanaan program/ kegiatan, organisasi, ketatalaksanaan, SDM dan pengelolaan dan pengembangan asset (sarana prasarana)
51
Arah Strategi LAPAN Pengembangan kedirgantaraan LAPAN pada hakekatnya adalah untuk penguasaan, pengembangan dan penerapan iptek dirgantara menuju kemandirian dan peningkatan daya saing nasional di bidang kedirgantaraan.pembangunankedirgantaraan LAPAN juga tidak terlepas dari hal yang terkait dengan pengembangan kelembagaan iptek, sumberdaya iptek, jaringan iptek, kreatifitas dan produktifitas litbang, serta pendayagunaan iptek. pengembangankedirgantaraan LAPAN diarahkan pada: 1. Penguatan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) khususnya iptek dirgantara bagi peningkatan kemandirian dan daya saing nasional sehingga iptek dirgantara dapat dijadikan sebagai penggerak untuk kemajuan pembangunan nasional. 2. Menuju kemandirian dalam memberikan dukungan bagi peningkatan kemampuan alutsista nasional dan industri strategis pertahanan nasional untuk menjaga keutuhan NKRI. 3. Pengembangan kemampuan rancang bangun sistem satelit untuk mendukung kemandirian
dalam pemantauan
(surveilence) wilayah Indonesia dan
penginderaan jauh. 4. Peningkatan kapasitas mitigasi dan adaptasi perubahan signifikan dari iklim/ lingkungan bumi dan antariksa. 5. Kesinambungan (kontinuitas) dan peningkatan kontribusi LAPAN dalam penyedian informasi spasial bagi pengelolaan sumberdaya alam. 6. Peningkatan “spin off” teknologi dirgantara untuk mitigasi bencana, pemantauan cuaca, pasang surut, alat pengukur radiasi ultra violet pengukur konsentrasi gas rumah kaca seperti Karbon, SKEA dan sebagainya.
52
Penguatan Kebijakan pembangunan nasional di bidang Kedirgantaraam untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam pengembangan, penguasaan dan penerapan teknologi dirgantara sehingga dapat melindungi kepentingan nasional dalam hubungan internasional terkait dengan teknologi dirgantara.
4.4
Struktur Organisasi
4.4.1 Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berkedudukan dibawah Presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri yang membidangi urusan ilmu pengetahuan dan teknologi. •
Tugas Pokok
Melaksanakan tugas pemerintah di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. •
Fungsi
Dalam mengemban tugas pokok di atas LAPAN menyelenggarakan fungsifungsi: 1. Pengkajian dan penyusunan kebijaksanaan nasional di bidang penelitian dan Pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya. 2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LAPAN. 3. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan pemanfaatannya. 4. Penyelenggaraaan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana,
53
kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga. Berikut ini merupakan struktur organisasi yang sedang berjalan pada Instansi LAPAN saat ini:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi LAPAN Berikutadalahtugasdanwewenangdarimasing-masingbagiannya,antaralain:
54
1. Sekretariat Utama
Sekretariat
Utama
mempunyai
tugas
mengkoordinasikan
perencanaan,
pembinaan, dan pengendalian terhadap program, administrasi, dn sumber daya di lingkungan LAPAN. Sekretariat Utama terdiri dari : a. Biro Umum b. Biro Perencanaan dan Organisasi c. Biro Kerjasama dan Humas. Dalam melaksanakan tugas diatas, Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi: •
Pengkoordinasian, singkronisasi, dan integrasi di Lingkungan LAPAN,
•
Pengkoordinasian perencanaan dan perumusan kebijakan teknis LAPAN,
•
Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga LAPAN,
•
Pengkoordinasian penyusunan peraturan perundang – undangan yang berkaitan dengan tugas LAPAN,
2. Deputi Bidang Penginderaan Jauh Deputi Bidang Penginderaan Jauh mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penginderaan jauh. Dalam
melaksanakan
menyelenggarakan fungsi:
tugas
diatas,
Deputi
Bidang
Penginderaan
Jauh
55
•
Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang penginderaan jauh;
•
Pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang penginderaan jauh;
•
Penelitian dan pengembangan teknologi sistem akusisidan stasiun bumi, pengolahan data, serta pengembangan bankdata penginderaan jauh; danPenelitian dan pengembangan pemanfaatan data penginderaan jauh.
Deputi Bidang Penginderaan Jauh terdiri atas : a. Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh; b. Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh. Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi sistem akusisi dan stasiun bumi, pengolahan data, serta pengembangan bank data penginderaan jauh. Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh menyelenggarakan fungsi : •
Penelitian dan pengembangan teknologi sistem akusisi dan stasiun bumi;
•
Penelitian dan pengembangan sistem pengolahan data;
•
Penelitian dan pengembangan bank data penginderaan jauh;
•
Pembinaan teknis di bidang teknologi dan data penginderaan jauh.
Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan pemanfaatan data penginderaan jauh. Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh menyelenggarakan fungsi : •
Penelitian dan pengembangan model pemanfaatan untuk sumberdaya wilayah darat;
56
•
Penelitian dan pengembangan model pemanfaatan untuk sumberdaya wilayah pesisir dan laut;
•
Penelitian dan pengembangan model pemanfaatan untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana alam;
•
Penelitian dan pengambangan nilai tambah data dan standar produksi informasi; dan
•
Pelaksanaan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.
3. Deputi Bidang Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Deputi Bidang Sains, Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan terdiri atas : a. Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer; b. Pusat Sains Antariksa; c. Pusat Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan. Deputi Bidang Sains, Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang sains, pengkajian, dan informasi di bidang kedirgantaraan. Deputi Bidang Sains, Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan mempunyai fungsi sebagai berikut : •
Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pemberian bimbingan, dan pembinaan di bidang sains, pengkajian, dan informasi kedirgantaraan;
•
Pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang sains, pengkajian, dan informasi kedirgantaraan;
•
Penelitian dan pengembangan sains dan teknologi atmosfer serta pemanfaatannya;
57
•
Pengkajian aspek politik, social ekonomi, budaya, hukum, pertahanan kedirgantaraan nasional dan internasional, serta sistem teknologi informasi dan komunikasi kedirgantaraan.
4. Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Deputi Bidang Teknologi Dirgantara mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang teknologi dirgantara. Deputi Bidang Teknologi Dirgantara mempunyai fungsi sebagai berikut : •
Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pemberian bimbingan, dan pembinaan di bidang teknologi kedirgantaraan;
•
Pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang teknologi kedirgantaraan;
•
Penelitian dan pengembangan teknologi satelit serta pemanfaatannya;
•
Penelitian dan pengembangan teknologi roket serta pemanfaatannya;
•
Penelitian dan pengembangan teknologi penerbangan serta pemanfaatannya.
Deputi Bidang Teknologi Dirgantara terdiri atas : a. Pusat Teknologi Satelit; b. Pusat Teknologi Roket; c. Pusat Teknologi Penerbangan;
4.5
Analisa Lingkungan Internal dan Eksternal Bisnis
4.5.1 Analisa Lingkungan Internal Analisa ini digunakan untuk mengetahui kekuatan yang harus ditingkatkan dan kelemahan yang harus diatasi dalam rangka meningkatkan investasi LAPAN.
58
4.5.1.1 Analisa Proses Yang Berjalan
Gambar 4.2 Proses Yang Berjalan di LAPAN Keterangan proses yang berjalan: 1. Satelit LAPAN yang telah menangkap citra satelit bumi mengirim data ke balai LAPAN yang ada di beberapa lokasi di Indonesia. 2. Kemudian data yang telah diterima akan disimpan di database balai yang nantinya akan dikirim.
59
3. Petugas balai mengambil data hasil citra satelit untuk dikirim ke LAPAN yang ada di pekayon. 4. Petugas balai mengirim data hasil citra satelit ke LAPAN pekayon untuk diolah sehingga dapat menjadi informasi yang berguna. 5. Data yang telah dikirim disimpan di database LAPAN pekayon. 6. Kemudian data diambil untuk diolah menggunakan computer. 7. Data yang telah masuk ke computer digunakan para peneliti untuk mengetahui informasi yang di dapat satelit seperti kondisi iklim, matahari, atmosfer dan lain-lain. 8. Lalu data yang telah diolah dan menghasilkan informasi disimpan kembali kedalam database LAPAN pekayon. 9. Data yang telah diolah dan menghasilkan informasi dikirim ke LAPAN pusat yang berada di rawamangun untuk dipublikasi kepada public, didistribusikan kepada instansi/lembaga/kementerian negara maupun dijual kepada pihak swasta yang membutuhkan informasi. 10. Data yang diterima kemudian disimpan kedalam database LAPAN pusat. 11. Kemudian data ditarik kembali untuk diberikan kepada IT admin LAPAN untuk dikelola dan dipublikasi. 12. (a) IT admin mengirim data dan informasi kepada lembaga/instansi/kemeterian yang membutuhkan, sebagai lembaga negara yang strategis maka demi kepentingan negara perlu didistribusikan kepada lembaga/instansi/kementerian terkait. 12. (b) Bagi mitra bisnis yang membutuhkan data dan informasi untuk kepentingan perusahaan maupun lainnya dapat meminta sesuai dengan persetujuan LAPAN.
60
12. (c) IT admin memberikan data dan informasi kepada pengelola website agar dapat dipublikasi kepada masyarakat. 13. Bagi masyarakat atau publik yang membutuhkan informasi dapat langsung mengakses website LAPAN seperti jurnal, hasil citra satelit maupun lainnya.
4.5.1.2 AnalisaSWOT Analisa SWOT akan dilakukan dengan cara membandingkan faktor – faktor internal (Strength dan Weakness) dan eksternal (Opportunity dan Threat) LAPAN yang pada akhirnya dapat digunakan untuk menyusun strategi bisnis di masa mendatang. AnalisaSWOTdilakukanuntukmenggambarkankondisilingkunganpada LAPANbaikinternal(kekuatandankelemahan)
Instansi
maupuneksternal(peluangdan
ancaman),halinibertujuanuntukmembantudalammenentukantujuan sertaobjektif instansi. Berikut adalah SWOT dari Instansi LAPAN: Kode
Strengths
S1
Memiliki SDM yang berkualitas pada bidang Saints dan Teknologi
S2
Merupakan lembaga negara dan didukung dana dari pemerintah dalam melakukan kegiatan nya
S3
Dukungan pimpinan dalam penerapan teknologi
S4
Memiliki informasi tentang kondisi lingkungan negara Indonesia
Kode
Weakness
W1
Masih banyak kegiatan yang dilakukan dengan manual
W2
Kurang nya budaya sharing knowledge
W3
Biaya anggaran yang tidak pasti (terikat dengan APBN)
W4
Kurangnya kemampuan pengguna system Tabel 4.1AnalisaFaktor Internal Bisnis
61
Berikut adalah penjelasan poin – poin pada tabel diatas: Kekuatan(Strengths) •
S1 : Memiliki SDM yang berkualitas pada bidang Saints dan Teknologi Saat ini LAPAN memiliki karyawan atau sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kompetensi di bidang saints dan teknologi, dalam penerimaan karyawan dilakukan seleksi pemilihan karyawan yang selektif. Karena LAPAN merupakan lembaga saints dan teknologi maka setiap karyawan diharuskan untuk melakukan penelitian terus menerus dan menerbitkan penemuan yang dilakukan.
•
S2: Merupakan lembaga negara dan didukung dana dari pemerintah dalam melakukan kegiatan nya. Sebagai instansi negara yang berfungsi sebagai pusat penelitian saints dan teknologi dan memberikan informasi strategis maka kegiatan yang dilakukan LAPAN dibiayai oleh pemerintah.
•
S3 : Dukungan pimpinan dalam penerapan teknologi Dukungan pemimpin sangat berperan terhadap kemajuan teknologi yang ada di LAPAN, mereka selalu mengedepankan implementasi teknologi baru sebagai sarana yang mendukung penemuan – penemuan baru yang bermanfaat.
•
S4 : Memiliki informasi tentang kondisi lingkungan negara Indonesia Sebagai salah satu instansi negara yang memiliki informasi strategis maka LAPAN memiliki keuntungan bagi pihak Indonesia maupun asing, LAPAN juga menjual peta bagi siapa saja yang membutuhkan. Kemudian informasi strategis akan diberikan kepada negara untuk menanggulangi bencana maupun informasi cuaca dan antariksa.
62
Kelemahan(Weaknesses) •
W1 : Kegiatan operasional masih ada yang manual. Saat ini LAPAN masih belum maksimal karena masih banyak belum mengimplementasi sistem yang mendukung kegiatan sehari – hari. Hal ini merupakan salah satu kelemahan dari LAPAN, suatu lembaga penelitian saints dan teknologi namun masih banyak kegiatan yang dilakukan secara manual.
•
W2 : Kurang nya budaya sharing knowledge Kegiatan utama yang dilakukan LAPAN adalah melakukan penelitian di bidang saints dan teknologi sehingga diharapkan setiap karyawan dapat saling memberikan pengetahuan satu sama lain agar budaya tersebut membuat pengetahuan menjadi bertambah. Perlu adanya suatu wadah atau repository untuk dapat menampung suatu ide atau gagasan yang dirasa bagus dan bermanfaat bagi karyawan maupun instansi.
•
W3 : Biaya anggaran yang tidak pasti (terikat dengan APBN) Salah satu kendala saat ini adalah LAPAN masih tergantung nya APBN terhadap anggaran yang akan menjadi rencana kerja dan investasi TI dan menentukan kebijakan – kebijakan TI di LAPAN kedepan nya. Sebagai salah satu instansi pemerintah yang melakukan penelitian dibidang saints dan teknologi maka biaya anggaran sangat berpengaruh terhadap rencana kerja instansi.
•
W4 : Kurangnyakemampuan penggunasystem. Penggunaan system dalam mendukung kegiatan setiap unit di LAPAN belum maksimal, sehingga merupakan suatu kelemahan yang dihadapi saat ini.Dalam melakukan penelitian diperlukan kemampuan penggunaan system yang baik sehingga hasil yang diperoleh mampu diolah dan dipublikasi dengan baik.
63
Kode
Opportunities
O1
Kebijakan pembangunan yang berbasis iptek
O2
Kerja sama dengan institusi dalam dan luar negeri
O3
Perkembangandankemajuan bidang teknologi
O4
Kebutuhan informasi satelit banyak dicari oleh perusahaan lokal maupun asing
Kode
Threat
T1
Kondisi ekonomi Indonesia yang belum stabil
T2
Ancaman krisis global
T3
Berkurangnya para peneliti
T4
Biaya operasional yang besar Tabel 4.2AnalisaFaktor Eksternal Bisnis
Peluang(Opportunities) •
O1 : Kebijakan pembangunan yang berbasis iptek. Kebijakan pembangunan berbasis iptek yang dibuat oleh pemerintah menjadi salah satu peluang bagi LAPAN untuk giat dalam melakukan penelitian di bidang iptek.
•
O2 : Kerja sama dengan institusi dalam dan luar negeri. Kerja sama dengan institusi dalam dan luar negeri menjadikan LAPAN sebagai penyedia informasi yang strategis dalam melakukan pertukaran informasi yang berguna.
•
O3 : Perkembangandankemajuan bidang teknologi. Kemajuan teknologi yang pesat saat ini menjadikan peluang bagi LAPAN untuk mengikuti trend teknologi yang ada saat ini guna meningkatan kegiatan yang dilakukan.
64
•
O4 :Kebutuhan informasi satelit banyak dicari oleh perusahaan lokal maupun asing. Saat ini banyak perusahaan lokal maupun asing khusus nya di bidang energy banyak mencari informasi tentang kondisi alam untuk digunakan.
Ancaman(Threats) •
T1 : Kondisi ekonomi Indonesia yang belum stabil. Kondisi ekonomi Indonesia yang belum stabil menjadi suatu ancaman atau hambatan LAPAN dalam menjalankan kegiatan nya, karena dana yang digunakan merupakan dana pemerintah.
•
T2 : Ancaman krisis global. Ancaman krisis global merupakan ancaman bagi LAPAN karena apabila terjadi krisis global maka bisa berdampak bagi penelitian.
•
T3 : Berkurangnya para peneliti. Berkurang nya para peneliti merupakan suatu ancaman utama dimana apabila para peneliti terus berkurang maka kegiatan penelitian saints dan teknologi sulit untuk berkembang dan sumberdaya manusia yang berkualitas pun menjadi sedikit.
•
T4 : Biaya Operasional yang Besar Salah satu ancaman yang ada saat ini bagi LAPAN adalah biaya operasional yang besar untuk melakukan penelitian di bidang saints dan teknologi, apalagi dana yang digunakan oleh LAPAN tergantung oleh APBN.
4.5.1.3 Matriks IFAS dan EFAS Berikut ini merupakan matriks IFAS dan EFAS dari hasil evaluasi faktor internal dan eksternal, kemudian diberikan pembobotan dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan:
65
Rating Kekuatan - Peluang 1 Peluang Kecil 4 Peluang Besar Rating Kelemahan - Ancaman 1 Ancaman Besar 4 Ancaman Kecil Tabel 4.3 Penilaian Matriks SWOT Strengths
Bobot
Rating
Nilai IFAS
Memiliki SDM yang berkualitas pada S1
bidang Saints dan Teknologi. Merupakan
S2
lembaga
negara
0,08
3
0,24
0,02
4
0,08
0,08
2
0,16
0,08
2
0,16
dan
didukung dana dari pemerintah dalam melakukan kegiatan nya
S3
Dukungan pimpinan dalam penerapan teknologi
S4
Memiliki informasi tentang kondisi lingkungan negara Indonesia. Subtotal
0,64
Weaknesses W1
Masih banyak kegiatan yang dilakukan
0,32
2
0,64
0,11
2
0,22
0,02
3
0,06
0,11
2
0,22
dengan manual. W2 Kurang nya budaya sharing knowledge W3 W4
Biaya anggaran yang tidak pasti (terikat dengan APBN) Kurangnyakemampuan penggunasystem Subtotal TOTAL
1,14 1,00
Tabel 4.4 Matriks IFAS
- 0,50
66
Nilai Opportunities
Bobot
Kebijakan pembangunan yang berbasis O1
luar negeri Perkembangandankemajuan
O3
O4
IFAS
0,15
4
0,60
0,08
2
0,16
0,12
3
0,36
0,15
4
0,60
iptek Kerja sama dengan institusi dalam dan
O2
Rating
bidang
teknologi Kebutuhan informasi satelit banyak dicari oleh perusahaan lokal maupun asing Subtotal
1,72
Threat Kondisi T1
ekonomi
Indonesia
yang
0,15
2
0,30
belum stabil
T2
Ancaman krisis global
0,12
2
0,24
T3
Berkurangnya para peneliti
0,15
1
0,15
T4
Biaya operasional yang besar
0,08
3
0,24
Subtotal TOTAL
0,93 1,00
0,79
Table 4.5 Matriks EFAS Analisa IFAS dan EFAS digunakan karena untuk mendapatkan posisi Instansi LAPAN berada pada kuadran apa, sehingga dapat diidentifikasi faktor – faktor yang perlu dicermati dan diperbaiki dengan segera untuk meningkatkan kegiatan bisnisnya. Pada analisa IFAS dan EFAS diatas, bobot didapatkan dari hasil analisa pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap posisi strategis Instansi LAPAN, sedangkan rating diperoleh berdasarkan hasil penilaian dilakukan bersama dengan pihak dari Instansi LAPAN. Setelah memperoleh hasil penilaian dari setiap faktor pada tabel diatas, setelah
67
itu selanjutnya menghitung total dari setiap faktor kemudian memetakannya ke dalam diagram SWOT sehingga akan didapat posisi Instansi LAPAN dalam kuadran tertentu. Titik X = Total Strength – Total Weakness Titik X = 0,64 – 1,14 = - 0,50 Titik Y = Total Opportunities – Total Threat Titik Y = 1,72 – 0,93 = 0,79
Opportunities
0,79
Kuadran III: Mendukung Strategi Turn Around
Kuadran I: Mendukung Strategi Agresif
Weakness
Strength ‐0,50
Kuadran IV: Mendukung Strategi Defensif
Kuadran II: Mendukung Strategi Diversifikasi
Threat
Gambar 4.3DiagramSWOT LAPAN Berdasarkan hasil pemetaan ke dalam diagram diatas, maka bisa digambarkan bahwa posisi Instansi LAPAN berada dalam posisi positif, dengan kata lain posisi Instansi LAPAN secara strategis cukup baik sehingga berpeluang untuk meningkatkan bisnis secara maksimal dengan memanfaatkan kekuatan yang ada. Hasil tersebut dapat diperoleh beberapa strategi untuk Instansi LAPAN dengan menggunakan SWOT sebagai berikut : 1. Strategi
pengembangan
sistem
informasi
untukmenghasilkanketersediaandatadaninformasiyangberkualitas. (S1, O1)
68
2. Membangun kerjasama dengan institusi dalam bidang penelitian (S2, O2) 3. Mempublikasi hasil citra jarak jauh satelit pada website instansi (S4, O3) 4. Menentukan strategi TI agar kegiatan operasional menjadi efektif (S3-O3) 5. Membangun sistem yang mampu menjalankan kegiatan operasional dengan otomatisasi (W1-O3) 6. Menentukan strategi instansi ke arah e - Business (W3 – O1) 7. Menerapakan sharing knowledge untuk saling berbagi pengetahuan (W2-O3) 8. Mencari sponsor untuk melakukan penelitian (S1-S2, T2) 9. Membangun tempat pendidikan guna mencari ilmuan muda (S1-S3, T3) 10. Mengoptimalkan para pengguna sistem (W4, T1-T2) Dapat disimpulkan strategi dalam kaitannya dengan pemanfaatan sistem informasi yang diperoleh dari hasil analisainternal dan eksternal, yaitu: strategi pengembangan sistem informasi untuk menghasilkan ketersediaan data dan informasi yang berkualitas. Berikut merupakan strategi bisnis yang dirumuskan dari matriks SWOT, yaitu: IFAS Strenght S-1: Memiliki SDM yang berkualitas pada bidang Saints dan Teknologi. S-2: Didukung dana dari pemerintah dalam melakukan kegiatan nya.
S-3: Dukungan pimpinan dalam penerapan teknologi S-4: Memiliki informasi tentang kondisi lingkungan negara
Indonesia. EFAS
Opportunities O-1: Kebijakan
Weakness
W-1: Mas
kegiatan y dilakukan manual W-2: Pub ilmiah ma produktif W-3: Biay yang tida (terikat de W-4: Kurangny pengguna
Strategi SO
Strategi W
1. Strategi pengembangan sistem informasi
1. Memba
69
pembangunan yang untukmenghasilkanketersediaandatadaninformasiyangberkualit berbasis iptek as. (S1, O1) 2. Membangun kerjasama dengan institusi dalam bidang O-2: Kerja sama dengan penelitian (S2, O2) institusi dalam dan luar 3. Mempublikasi hasil citra jarak jauh satelit pada website negeri instansi (S4, O3) O-3: Perkembangandankemajuan 4. Menentukan strategi TI agar kegiatan operasional menjadi efektif (S3-O3) bidang teknologi O-4: Kebutuhan informasi satelit banyak dicari oleh perusahaan lokal maupun asing Threat
Strategi ST
Strategi W
T-1: Kondisi ekonomi Indonesia yang belum stabil T-2: Ancaman krisis global T-3: Berkurangnya para peneliti T-4: Biaya operasional yang besar
1. Mencari sponsor dari pemerintah untuk melakukan penelitian (S1-S2, T2) 2. Membangun tempat pendidikan guna mencari ilmuan muda(S1- S3, T3)
1. Mengo penggu T1-T2)
Tabel 4.6Matriks SWOT LAPAN
4.5.1.4 Analisa Critical Success Factor (CSF) Critical success factormerupakan salah satu tools yang digunakan untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang menjadi penentu keberhasilan LAPAN untuk menjadi instansi pemerintah yang dapat memberikan pelayanan dan kinerja terbaik untuk bidang saints dan teknologi. Untuk itu, diperlukan suatu indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana kinerja LAPAN dalam mencapai faktor – faktor penentu keberhasilan tersebut, maka CSF LAPAN adalah sebagai berikut:
Objective (Sasaran Bisnis)
Measure (Ukuran)
CSF (Action)
yang m menjal operasi otomat 2. Menen instans Busine menan bisnis ( 3. Menera knowle saling b penget
Solusi SI/TI
70
Meningkatkan proses kerja menjadi lebih efisien
‐ Pengurangan waktu dalam melakukan pekerjaan
Inovasi layanan
‐ Banyak pengguna yang menggunakan informasi
Pemerataan pengetahuan antar karyawan
‐ Banyak karyawan senang berbagi pengetahuan satu sama lain
Menyediakan informasi dan pelayanan yang berkualitas kepada publik
‐ Berkurang nya keluhan terhadap instansi ‐ Layanan banyak digunakan oleh user
‐ Meningkatkan pelayanan dari segi sistem dan operasional ‐ Membuat sistem yang mampu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
‐ Membuat aplikasi SILAM
Dukungan unit TI yang mampu membaut kegiatan operasional menjadi efektif
‐ Berkurang nya keluhan terhadap pelayanan TI
‐ Memberikan dukungan SI/TI yang efektif kepada user LAPAN
‐ Membentuk unit TI
Memiliki sertifikasi dan pelatihan untuk setiap karyawan
‐ Setiap karyawan memiliki sertifikasi dibidang nya
‐ Memberikan sertifikasi kepada karyawan di bidang nya masing – masing
‐ Melakukan training dan sertifikasi
‐ Membuat sistem yang dapat membuat proses kerja ‐ e - Document menjadi lebih cepat ‐ Melakukan invonasi ‐ Mengarahkan layanan yang mampu instansi ke menjadikan sebagai peluang arah ebisnis bagi LAPAN business ‐ Memberikan reward pada mereka yang sering melakukan sharing ‐ Knowledge knowledge Management System. ‐ Membuat repository yang mampu menampung ide – ide karyawan.
Tabel 4.7Critical Success Factor (CSF)
4.5.2 Analisa Lingkungan Eksternal Bisnis 4.5.2.1 Analisa PEST Analisa Politik Ekonomi Sosial Teknologi (PEST) ini merupakan analisa yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor – faktor lingkungan eksternal yang
71
mempengaruhi proses operasional LAPAN. Dalam melakukan analisa kondisi eksternal bisnis organisasi, kami menggunakan teknik PEST, sebagai berikut: •
Politik Secara politik, kedudukan LAPAN sebagai salah satu Lembaga Pemerintah Non Kementerian adalah bertanggungjawab langsung kepada Presiden RI. Namun dalam menjalankan tugas dan fungsinya LAPAN dikoordinasikan oleh Menristek.Kedudukan LAPAN diperkuat dengan adanya Keputusan Presiden Nomor 236 Tahun 1963 tentang LAPAN dan perubahan terakhir Keppres Nomor 103 Tahun 2001. Keberadaan LAPAN juga semakin kuat dengan adanya UU No.21 tentang Keantariksaan.Keberadaan berbagai industry nasional yang dapat mendukung
pengembangan
teknologi
roket
memerlukan
upaya
untuk
mengadakan koordinasi.Kemajuan negara – negara lain dalam kegiatan keantariksaan, khususnya dalam teknologi roket berdampak positif terhadap motivasi dukungan politik yang lebih luas. Keberadaan Depanri dengan ketua adalah Presiden RI, dan wakil ketua/ketua pelaksana harian adalah menteri negara riset dan teknologi merupakan kekuatan bagi Depanri dalam melaksanakan tugas dan fungsi koordinasinya. •
Ekonomi Dalam menjalankan penelitian dan pengembangan teknologi kedirgantaraan, anggaran LAPAN berasal dari APBN sehingga aspek ekonomi bergantung kepada kondisi keuangan negara. Oleh karena itu salah satu faktor yang berpengaruh dari aspek ekonomi adalah krisis global dan kestabilan perekonomian negara. Pembangunan jaringan informasi dan pembentukan berbagai
mekanisme
koordinasi
memerlukan
biaya
pembangunan
dan
operasional. Keterbatasan kemampuan ekonomi nasional memerlukan koordinasi
72
dalam upaya mendayakan sebesar besarnya sumber daya yang tersedia dalam melakukan kegiatan keantariksaan. •
Sosial Dari sisi Sosial, keberlangsungan penelitian dan pengembangan di LAPAN bergantung kepada banyaknya minat generasi muda terhadap litbang yang secara tidak langsung akan meningkatkan kompetensi LAPAN baik secara nasional maupun internasional dan budaya gotong royong telah berakar sejak dahulu merupakan modal dalam pelaksanaan koordinasi antar industry
•
Teknologi Perkembangan teknologi sangat berdampak kepada hasil litbang LAPAN. Untuk itu LAPAN melakukan program kerja sama untuk alih atau transfer teknologi dengan negara-negara maju agar dapat terus bersaing dan menciptakan produk litbangnya sehingga mencapai target roadmap yang direncanakan. Pengembangan teknologi roket nasional sangat dibutuhkan, terutama untuk pengamanan perbatasan dengan negara – negara tetangga, dan kebutuhan ini memotivasi kemauan politik untuk mengembangkan kemampuan peroketan nasional. Kegiatan ini memerlukan upaya kerjasama industry dengan LAPAN.Kemauan dan kemajuan beberapa negara akhir – akhir ini dalam pengembangan roket kendali memotivasi kalangan politisi dan eksekutif bidang keamanan untuk memikirkan posisi Indonesia dalam percaturan politik regional dan internasional.
4.5.2.2 Analisa Lima Daya Saing Porter (Porter’s Five forces) Untuk menganalisa situasi lingkungan eksternal yang mungkin di hadapi digunakan teknik analisa eksternal dengan model Porters Five Forces. Analisa ini
73
menggunakan 5 (lima) kekuatan yang mempengaruhi posisi LAPAN dalam bidang saints dan teknologi untuk meningkatkan kemampuan instansi dalam menangkap peluang positif serta meningkatkan competitive advantage. Analisa 5 (lima) Fice Forces akan dijabarkan sebagai berikut:
Gambar 4.4Five Forces Competitive Advantage (Michael Porter) 1. Pesaing Sejenis (Rivalry) Saat ini terdapat beberapa perusahaan memberikan pelayanan sejenis yang berasal dari dalam maupun luar negeri. kompetitor menawarkan berbagai jenis layanan yang menjadikan suatu persaingan antara LAPAN dengan perusahaan lainnya. Beberapa perusahaan yang memberikan layanan sejenis adalah sebagai berikut: • PT. Geoinfo, perusahaan ini merupakan perusahaan yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (SIG), Mapping dan jasa surveying. Perusahaan ini merupakan salah satu pesaing utama karena telah lama berdiri dan memiliki beberapa konsumen besar.
74
• Badan Penginderaan Jauh Singapore, sebagai perusahaan swasta yang berasal dari Singapore tentu memiliki perangkat dan sistem yang handal dan merupakan pesaing utama dibidang penginderaan jarak jauh. 2. Ancaman Produk Pengganti (Threat of Subtitutes) Ancaman ini muncul dari produk ataupun layanan yang bisa menggantikan produk yang dimiliki oleh LAPAN, Google Maps merupakan aplikasi yang dimiliki salah satu perusahaan terbesar di dunia yaitu Google dan aplikasi ini pun gratis dan mampu digunakan oleh siapa saja. 3. Kekuatan Pemasok (Bargaining Power of Supplier) Pemasok atau supplier merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan berdasarkan service yang diberikan, kualitas dan kecepatan dalam memberikan service. beberapa pemasok adalah: •
Dundee Satellite System
•
Dundee University
4. Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrance) Saat ini ancaman pendatang baru bagi LAPAN adalah perusahaan atau organisasi penginderaan jauh satellite yang didukung oleh SI dan TI yang handal. 5. Kekuatan Pembeli (BargainingPower of Buyer) Kekuatan pembeli yang dimiliki LAPAN antara lain: •
Kementerian Kehutanan Instansi ini memerlukan citra satelit jarak jauh untuk mengetahui informasi yang berhubungan dengan kehutanan seperti jumlah hutan yang masih terlindungi maupun hutan yang mengalami kekeringan sehingga dapat diambil langkah penanganan yang optimal.
•
BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi)
75
Sebagai instansi yang melakukan pemantauan, pembinaan dan pelayanan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan swasta di bidang pengkajian dan penerapan teknologi dalam rangka inovasi maka LAPAN memiliki hubungan dengan BPPT untuk mendapat rekomendasi penerapan teknologi. •
LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) Sebagai lembaga negara yang menjadi pusat pengetahuan maka LAPAN diharuskan memberikan informasi dan pengetahuan yang mendukung seperti jurnal, karya ilmiah dan lain- lain agar dapat digunakan oleh masyarakat.
•
Kementerian Kelautan dan Perikanan Demi menjaga keamanan kelautan republik Indonesia dan mengetahui informasi tentang kekayaan yang terdapat di dalam nya maka LAPAN harus memberikan informasi yang strategis.
•
Kementerian Pertanian Pertanian merupakan sektor utama dalam meningkatkan produktivitas pangan di Indonesia, oleh karena itu diperlukan informasi yang dapat mendukung program pemerintah dalam meningkatkan produktivitas pertanian dalam negeri, beberapa informasi yang diperlukan seperti lahan yang cocok untuk dijadikan sawah, lahan subur dan lain – lain.
•
Kementerian Pertahanan Dalam menjaga ketahanan nasional maka perlu adanya informasi strategis dari LAPAN dalam merumuskan kebijakan umum pertahanan negara.
76
4.6
Analisa Lingkungan Eksternal SI/TI
4.6.1 Analisa Trend Teknologi Saat Ini Dalam menganalisa lingkungan eksternal SI/TI harus berupa tinjauan terhadap trend teknologi yang paling dominan saat ini. Berdasarkan trend TI yang mendominasi menurut analisa Gartner (The top 10 Technology Trends for 2014), terdapat 10 tren teknologi yang memiliki potensi yang dapat mempengaruhi individu, bisnis, dan organisasi TI.
Gambar 4.5 Trend TI 2014 Gartner Pada gambar diatas menjelaskan beberapa trend TI yang saat ini banyak digemari oleh perusahaan – perusahaan dalam mendukung bisnis nya dimana beberapa peringkat teratas yaitu penggunaan mobile devices dan mobile application sedangkan beberapa yang lainnya adalah menerapkan cloud computing dan software sebagai tools untuk mendefinisikan segala hal. Dapat dilihat perbandingan trend teknologi yang terdapat di tahun 2013.
77
Gambar 4.6 Trend TI 2013 Gartner Pada gambar diatas menjelaskan beberapa trend TI yang banyak digemari pada tahun 2013, tidak jauh berbeda dengan trend TI yang menjadi trend di tahun 2014 dimana beberapa peringkat teratas masih dikuasai mobile devices dan mobile application. Mobile devices dan mobile application diakui sangat fleksibel dibandingkan dengan teknologi yang lainnya karena mendukung pengguna untuk bekerja dimana dan kapan saja tanpa terbatas waktu. Namun ada beberapa yang memang di khususkan untuk di implementasi di internal perusahaan sehingga mobile devices belum mampu mendukung prosesnya. Teknologi informasi yang digunakan di instansi pemerintah lainnya juga menjadi faktor eksternal pengembangan sistem informasi di Lapan. Hal ini mengingat perlu ada integrasi terutama dengan instansi yang berhubungan langsung dengan Lapan. Rencana integrasi antara Lapan dengan instansi-instansi terkait sudah tentu mempengaruhi pengembangan sistem informasi baik sistem yang sudah ada maupun sistem informasi yang akan dikembangkan.
78
4.7
Analisa Lingkungan Internal SI/TI
4.7.1 Pengukuran IT Balanced Scorecard Pengukuran IT Balanced Scorecard memiliki 4 yaituperspektif perspektiforientasi
kontribusi
perusahaan
(dalam
(empat) perspektif halini,instansi),
pengguna,perspektifpenyempurnaanoperasional,dan
perspektiforientasimasadepan, dimana akan dimulai dengan menyelaraskan visi, misi dan strategi TI. Kemudian pemetaan pada perspektif IT Balance Scorecard dan akan digambarkan dalam diagram sebab – akibat. Setelah itu, akan dilakukan penentuan ukuran dan sasaran strategis untuk setiap tujuan strategis, dan akan dilakukan pengukuran secara nyata.
4.7.1.1 Menentukan Tujuan Strategis TI
Sebelum melakukan pengukuran, maka terlebih dahulu harus dirumuskan visi dan
misi divisi IT Instansi LAPAN yang nantinya akan diturunkan menjadi strategi dan tujuan strategis.
4.7.1.2 Visi, Misi dan Strategi TI •
Visi MendukungkegiatanoperasionalperusahaandenganpemanfaatanITyang
optimal,antaralaindenganpengembangan,
implementasi,perawatandan
evaluasiSI/TIyangdigunakanolehInstansi LAPAN. •
Misi 1.
Membangun dan mengembangkan sistem informasi instansi supaya kegiatan operasional menjadi lebih efektif dan efisien.
2.
Membina sumber daya manusia dan instansi di bidang saints dan teknologi.
79
3.
Mengembangkan metodologi pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi.
•
Strategi TI -
Menanggulangi secara cepat dan tepat gangguan yang terjadi pada sistem.
-
Memastikan penyediaan informasi yang dibutuhkan secara cepat dan akurat.
-
Memastikan tersedianya infrastruktur yang dibutuhkan.
-
Memelihara dan
mengembangkan sistem informasi dan sumber daya
infrastruktur. •
Fungsi Divisi TI : -
Penyediaan dan pelayanan data dan informasi Instansi LAPAN.
-
Pengelolaan dan pelaksanaan pengembangan sistem informasi.
4.7.1.3 Penentuan Tujuan Strategis Berikut adalah tujuan strategis TI yang merupakan perumusan dari strategi TI pada masing-masing perspektif IT Balance Scorecard. IT Balanced Scorecard Perspektif Kontribusi Perusahaan
Strategi - Menanggulangi secara cepat dan tepat gangguan yang terjadi pada sistem. - Memastikan tersedianya infrastruktur yang dibutuhkan. - Memelihara dan
mengembangkan sistem informasi dan sumber daya infrastruktur.
Tujuan Strategis - Pengendalian biaya TI - Kontribusi fungsi TI
80
Perspektif Orientasi Pengguna
- Menanggulangi secara cepat
- Peningkatan kepuasan
dan tepat gangguan yang terjadi pada sistem.
pengguna - Peningkatan kemampuan pengguna
- Memelihara dan
mengembangkan sistem
- Peningkatan
informasi dan infrastruktur. Perspektif
produktivitas pengguna
- Menanggulangi secara cepat - Pengelolaan masalah
Penyempurnaan
dan tepat gangguan yang
Operasional
terjadi pada sistem.
- Standar solusi atas masalah yang terjadi
- Memastikan tersedianya
infrastruktur yang dibutuhkan. Perspektif Orientasi Masa Depan
- Memelihara dan
- Mengembangkan sistem
mengembangkan sistem informasi dan infrastruktur.
dan infrastruktur TI - Peningkatan kemampuan karyawan -
Peningkatan kualitas TI
Tabel 4.8 PerumusanTujuanStrategisIT
81
4.7.1.4
Perancangan Hubungan Sebab Akibat
Gambar 4.7 Perancangan Hubungan Sebab Akibat
82
Gambardi
atasmemperlihatkanhubungansebabakibatantara
tujuanstrategisyangterdapatpadaempatperspektifIT
Balanced
Scorecard.Tujuanstrategisyangadadi
dalamperpektifkontribusi
perusahaan,perspektiforientasi pengguna,perspektifpenyempurnaan operasional, dan perspektif
orientasi
masa
depan
bertujuan
harus
untukmencapaitujuanstrategisdariinstansi. Keterangandiagramhubungansebabakibat: 1. Peningkatan kemampuan karyawan ÆPeningkatan kualitasTI. Dengan meningkatkankemampuankaryawan (staff TI) maka akan dapat meningkatkan kualitas TI dan kualitasdaristaffTIyangada.
2. Peningkatan kemampuan karyawan ÆPengelolaan masalah. Dengan
meningkatkankemampuankaryawan
(staf
TI)
makaakan
dapatmembantudalampengelolaan masalahyanglebihefisiendanefektif. 3. PeningkatankualitasTI ÆPengelolaanmasalah. DenganmeningkatnyakualitasTI
(staffTI)yang
semakinbaikmaka
kemampuankaryawandalam pengelolaanmasalahjugaakansemakinbaik. 4. Mengembangkan sistem dan infrastruktur TI Æ Memastikan tersedianya infrastruktur yang dibutuhkan. Dengan mengembangkan sistem dan infrastruktur TI yang ada dalam instansi akan memastikan terpenuhinya sumber daya infrastruktur yang dibutuhkan. 5. MengembangkansistemdaninfrastrukturTIÆ Strategi
memeliharadan
mengembangkansisteminformasidan sumberdayainfrastruktur Dengan
mengembangkan
sistemdaninfrastruktur
TI
83
akandapatmemeliharadanmengembangkansistem informasi dan sumber daya infrastruktur
agar
sesuai
denganpengembanganteknologiyangterusberkembang. 6. PengelolaanmasalahÆ Standar solusi terhadap masalah yang terjadi. Denganpengelolaanmasalahyangbaik
dan
cepat
maka
akanmeningkatkanstandar solusi yang diberikandaridivisiTI terhadap masalah yang terjadi. 7. Standart
solusi
terhadap
masalah
yang
terjadiÆ Peningkatankepuasanpengguna. Denganstandar solusi yang baik terhadap masalah yang teradi maka akanmeningkatkankepuasanpenggunaterhadap kinerjadaridivisiTI. 8. Peningkatan
kemampuan
pengguna
ÆPeningkatan
produktivitaspengguna. Dengan
meningkatkan
kemampuan
pengguna
maka
akandapatmeningkatkantingkatproduktivitas penggunadalaminstansi. 9. Peningkatan kemampuan pengguna ÆPeningkatan kepuasanpengguna. Dengan meningkatkan kemampuan pengguna makaakanmemberikannilai tambahbagi pengguna sehinggadiharapkandapat meningkatkankepuasan pengguna. 10. Peningkatan kepuasan pengguna ÆPeningkatan produktivitaspengguna. Dengan
meningkatkankepuasanpenggunamaka
akandapatmeningkatkantingkatproduktivitaspengguna dalaminstansi. 11. Peningkatan kepuasan pengguna Æ Kontribusi fungsi TI.
84
Dengan meningkatkan kepuasan pengguna maka akan memberikan kontribusi fungsi TI yang baik sehingga akan memberikan nilai tambah.
12. Peningkatan produktivitas pengguna ÆPengendalian biaya TI. Dengan meningkatkan produktivitas pengguna maka dapat membantu instansi dalam mengendalikan biaya TI. 13. Pengendalian biaya TIÆStrategi menanggulangi secara cepat dan tepat gangguan yang terjadi pada sistem . Untuk mengendalikan biaya TI maka instansi harus menanggulangi secara cepat dan tepat gangguan yang terjadi pada sistem agar tidak mempergaruhi kegiatan operasional departemen sehingga mengakibatkan kerugian. 14. Kontribusi fungsi TIÆMemastikanpenyediaan informasi yang dibutuhkan secara cepat dan akurat. Dengan
adanya
kontribusi
TImakaakanmembantuinstansidalam
memberikan penyajian sebuah informasi yang dibutuhkan secara tepat dan akurat.
4.7.1.5 Ukuran dan Sasaran Strategis IT BSC Setelah tujuan IT BSC sudah ditentukan, maka harus dirumuskan ukuran strategis yang akan digunakan untuk mengukur progress pencapaian tujuan strategis tersebut. Setelah ukuran sudah ditentukan, maka ditentukanlah sasaran yang ingin dicapai dari setiap ukuran tersebut. Hal ini dilakukan, untuk mengukur nilai actual pencapaian terhadap masing –
85
masing ukuran tersebut. Berikut ini merupakan pemetaan ukuran dan sasaran strategis IT BSC.
Tabel 4.9 Tujuan dan Ukuran Strategis IT Balanced Scorecard Ukuran Strategi
Sasaran Strategis
Perspektif Kontribusi Instansi Pengendalian Biaya TI A. 1. % Anggaran yang digunakan
>90%
Kontribusi Fungsi TI B. 1. % Proses Bisnis LAPAN yang menggunakan aplikasi sistem informasi Perspektif Orientasi Pengguna
>95%
Peningkatan Kepuasan Pengguna A. 1. % Tingkat kemudahan penggunaan aplikasi
>90%
A. 2. % Tingkat kepuasan pengguna terhadap solusi yang diberikan
>90%
Peningkatan Kemampuan Pengguna B. 1. % Pelaksanaan pelatihan pengguna
>90%
B. 2. % Tingkat pemahaman pengguna terhadap aplikasi sistem informasi Peningkatan Produktivitas Pengguna C. 1. % Pengurangan tingkat kesalahan dalam melakukan pekerjaan Perspektif Penyempurnaan Operasional Pengelolaan masalah A. 1. % Masalah yang dihadapi dapat diselesaikan tepat waktu
> 90% > 95%
>95%
Standar solusi atas masalah yang terjadi B. 1. % Kualitas solusi yang diberikan terhadap masalah yang terjadi
> 90%
Perspektif Orientasi Masa Depan Pengembangan Infrastruktur TI A. 1. % Seberapa sering instansi melakukan pengembangan infrastruktur TI Peningkatan kemampuan karyawan B. 1. % Frekuensi pelatihan divisi TI
> Setahun 2
Setiap 3 Tahun
86
kali B. 2. % Frekuensi pelatihan pengguna
> Setahun 2 kali
Peningkatan kualitas TI C. 1. % Staff TI yang memiliki pendidikan minimal S1
> 90%
C. 2. % Staff TI yang memiliki sertifikasi dibidang TI
> 80%
4.7.1.6 Penentuan Sasaran dari tiap Ukuran Strategis IT Balanced Scorecard Setelah menentukan tujuan dan ukuran strategis pada tiap perspektif, selanjutnya akan ditentukan sasaran strategis yang ingin dicapai departemen bagi tiap ukuran strategis.
4.7.1.6.1 Perspektif Kontribusi Instansi Ukuran dan sasaran strategis dari perspektif konstribusi instansi adalah: A. Pengendalian biaya TI A. 1. % Anggaran yang digunakan. Ukuran strategis ini untuk mengetahui seberapa besar anggaran yang digunakan oleh divisi TI terhadap anggaran yang direncanakan. Sasaran strategis: > 90% B. Kontribusi fungsi TI. B. 1. % Proses Bisnis LAPAN yang menggunakan aplikasi sistem informasi. Ukuran strategis ini untuk mengetahui seberapa jauh sistem informasi berperan terhadap kegiatan karyawan dalam proses bisnis nya. Sasaran strategis: >95%
4.7.1.6.2 Perspektif Orientasi Pengguna Ukuran dan sasaran strategis dari perspektif orerientasi pengguna adalah:
87
A. Tingkat kepuasan pengguna A. 1. % Tingkat kemudahan penggunaan aplikasi. Ukuran strategis ini untuk mengetahui tingkat seberapa mudah user dalam menggunakan aplikasi. Sasaran strategis: >90% A. 2. % Tingkat kepuasan pengguna terhadap solusi yang diberikan. Ukuran strategis ini untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna sistem informasi terhadap solusi yang diberikan, divisi TI harus mampu melihat respon dari pengguna atas solusi yang diberikan. Perlu adanya pengukuran terhadap setiap solusi yang diberikan. Sasaran strategis: > 90% B. Peningkatan Kemampuan Pengguna B. 1. % Pelaksanaan pelatihan pengguna. Untuk
mengembangkan
kemampuan
pengguna
mengenai
sistem
informasi, maka diperlukan pelatihan terhadap pengguna. Sasaran strategis: >90% B. 2. % Tingkat pemahaman pengguna terhadap aplikasi sistem informasi. Ukuran strategis ini berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat pemahaman
user
dalam
menggunakan
sistem
informasi
dalam
menyelesaikan pekerjaan nya. Dengan diadakan pelatihan kepada pengguna, maka perlu adanya pengukuran terhadap pemahaman pengguna terhadap aplikasi sistem informasi. Sasaran strategis: > 90% C. Peningkatan Produktivitas Pengguna
88
C. 1. % Pengurangan tingkat kesalahan dalam melakukan pekerjaan. Ukuran strategis ini berguna untuk mengukur sejauh mana pengaruh sistem informasi terhadap peningkatan produktivitas pengguna, seharus nya sistem informasi mampu membuat pekerjaan menjadi lebih efektif sehingga produktivitas pengguna jadi meningkat. Sasaran strategis: > 95%
4.7.1.6.3 Perspektif Penyempurnaan Operasional Ukuran dan sasaran strategis dari perspektif penyempurnaan operasional adalah: A. Pengelolaan Masalah A. 1. % Masalah yang dihadapi dapat diselesaikan tepat waktu. Ukuran strategis ini berguna untuk mengetahui banyaknya masalah yang berkaitan dengan sistem informasi dapat diselesaikan tepat waktu oleh divisi TI. Sasaran strategis: >95% B.Standar Solusi Atas Masalah Yang Terjadi B. 1. % Kualitas solusi yang diberikan terhadap masalah yang terjadi. Ukuran strategis ini berguna untuk mengetahui standar solusi yang ditawarkan divisi TI terhadap masalah yang terjadi, setiap solusi harus memerlukan penanganan namun setiap solusi harus lah memiliki sebuah standar sehingga pengguna mampu merasakan pelayanan dari divisi TI. Sasaran strategis: > 90%
89
4.7.1.6.4 Perspektif Orientasi Masa Depan
Ukuran dan sasaran strategis dari perspektif penyempurnaan operasional
adalah: A. Pengembangan Infrastruktur TI A. 1. % Seberapa sering instansi melakukan pengembangan infrastruktur TI Ukuran strategis ini berguna untuk mengetahui sejauh mana divisi TI melakukan pengembangan sistem dan infrastruktur. Perlu adanya pengembangan pada infrastruktur agar terhindar dari hal-hal yang tidak di inginkan. Sasaran strategis: > setiap 3 tahun B. Peningkatan Kemampuan Karyawan B. 1. % Frekuensi pelatihan divisi TI Ukuran strategis ini berguna untuk mengetahui seberapa sering staff TI diberikan
pelatihan
untuk
menambah
pengetahuan
dan
mampu
memberikan solusi bagi pengguna apabila terjadi troubleshooting. Sasaran strategis: > Setahun 2 kali B. 2. % Frekuensi pelatihan pengguna Ukuran strategis ini berguna untuk mengetahui seberapa sering pengguna diberikan pelatihan supaya lebih mahir dalam menggunakan sistem informasi untuk menyelesaikan suatu masalah. Sasaran strategis: > Setahun 2 kali
90
C. Peningkatan kualitas TI C. 1. % Staff TI yang memiliki pendidikan minimal S1 Ukuran strategis ini berguna untuk mengetahui staff TI yang memiliki pendidikan minimal S1, pengukuran dilakukan berdasarkan jumlah staff berpendidikan minimal S1 dibandingkan jumlah keseluruhan staff pada divisi TI. Sasaran strategis: > 90% C. 2. % Staff TI yang memiliki sertifikasi dibidang TI Ukuran strategis ini berguna untuk mengetahui seberapa banyak staff TI yang memiliki sertifikasi. Dengan adanya sertifikasi maka diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan di bidang TI. Sasaran strategis: > 80%
4.7.1.7
Hasil Pengukuran Sistem
Setelah menentukan sasaran strategis selanjutnya adalah mengetahui keadaan
sebenernya divisi yang dengan melakukan pengukuran yaitu dengan pendekatan 4 perspektif yang ada dengan mengumpulkan data. Hasil dari pengukuran dan pengolahan data- data tersebut sebagai berikut:
4.7.1.7.1 Perspektif Kontribusi Instansi A. Pengendalian biaya TI A. 1. % Anggaran yang digunakan. Untuk mengetahui berapa besar anggaran TI yang digunakan diperlukan informasi dengan cara interview kepada Pusat Pemanfaatan Teknologi
91
Dirgantara dengan pertanyaan“Berapa % anggaran TI yang terealisasi dari target?” Dari hasil interview dengan pertanyaan diatas didapat bahwa anggara TI yang terealisasi adalah 70% dari sasaran strategis. Sasaran strategis: > 90% Hasil pencapaian: 70% Pencapaian: 77.78 % B. Kontribusi fungsi TI. B. 1. % Proses Bisnis LAPAN yang menggunakan aplikasi sistem informasi. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi fungsi TI diperlukan informasi dengan cara interview kepada kepala divisi TI “seberapa besar kontribusi fungsi TI terhadap kegiatan operasional?” Dari hasil interview dengan pertanyaan diatas didapat bahwa kontribusi fungsi TI terealisasi adalah 60% dari sasaran strategis. Sasaran strategis: >95% Hasil pencapaian: 60% Pencapaian: 63.15 % Berikut adalah hasil dari pengukuran perspektif pengukuran instansi:
92
Sasaran
Hasil
Strategis
Pengukuran
> 90%
70%
Ukuran Strategis
A. Pengendalian Biaya TI A. 1. % Anggaran yang digunakan
Pencapaian
Jumlah
77.78%
Rata - rata
77.78%
Sasaran
Hasil
Strategis
Pengukuran
>95%
60%
Ukuran Strategis
B. Kontribusi fungsi TI B.1. % Proses Bisnis LAPAN yang menggunakan aplikasi sistem informasi
77.78%
Pencapaian
Jumlah Rata - rata
63.15% 63.15% 80%
Total rata - rata
141.93%
Rata – rata seluruh
70.96%
Tabel 4.10 Hasil Pengukuran Perspektif Pengukuran Instansi
4.7.1.7.2 Perspektif Orientasi Pengguna A.Peningkatan Kepuasan Pengguna A. 1. % Tingkat Kemudahan Penggunaan Aplikasi Untuk mengetahui persentase tingkat penggunaan aplikasi terhadap user maka diperlukan interview kepada para pengguna aplikasi dengan pertanyaan sebagai berikut:
93
1. Pertanyaan: “Seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari suatu aplikasi?” •
Hasil: waktu yang diperlukan untuk mempelajari suatu aplikasi adalah sekitar 5 hari.
•
Bobot penilaian: - 3 sampai 5 hari, memiliki bobot 4. - 6 sampai 8 hari, memiliki bobot 3. - 9 – 14 hari, memiliki bobot 2. - lebih dari 14 hari, memiliki bobot 1.
•
Hasil analisa: 7 hari, memiliki bobot 3.
2. Pertanyaan:
“Seberapa
sering
mengalami
kendala
dalam
menggunakan aplikasi?” •
Hasil: terjadi kendala sekitar 6-8 kali dalam sebulan.
•
Bobot penilaian: - 0 sampai 2 kali, memiliki bobot 4. - 3 sampai 5 kali, memiliki bobot 3. - 6 sampai 8 kali, memiliki bobot 2. - 8 - > 10 kali, memiliki bobot 1.
•
Hasil analisa: 6-8 kali, memiliki bobot 2.
Hasil keseluruhan: (bobot pertanyaan 1 + bobot pertanyaan 2)/ (jumlah bobot pertanyaan pertama + jumlah bobot pertanyaan kedua) * 100%. = 3+2/8 * 100% = 62.5 %
94
A. 2. % Tingkat kepuasan pengguna terhadap solusi yang diberikan. Untuk mengetahui seberapa besar tingkatan kepuasan pengguna terhadap solusi yang diberikan oleh divisi TI. Terdapat beberapa pertanyaan untuk memperoleh informasi sebagai berikut: 1. Pertanyaan: “Berapa lama waktu yang dibutuhkan divisi TI untuk memberikan solusi kepada pengguna?” •
Hasil: waktu yang diperlukan untuk memberi suatu solusi adalah sekitar 3 hari.
•
Bobot penilaian: - 1 sampai 2 hari, memiliki bobot 4. - 3 sampai 4 hari, memiliki bobot 3. - 5 – 6 hari, memiliki bobot 2. - lebih dari 7 hari, memiliki bobot 1.
•
Hasil analisa: 3 sampai 4 hari, memiliki bobot 3.
Hasil keseluruhan: = 3/8 * 100% = 75 % B. Peningkatan Kemampuan Pengguna B. 1. % Pelaksanaan pelatihan pengguna Untuk mengetahui seberapa besar pelaksanaan pelatihan kepada pengguna
yang
terealisasi.Terdapat
memperoleh informasi sebagai berikut:
beberapa
pertanyaan
untuk
95
1. Pertanyaan: “Berapa % pelaksanaan pelatihan telah terealisasi dari rencana?” •
Hasil: 50% pelaksanaan pelatihan telah terealisasi.
•
Hasil analisa: 50%
B. 2. % Tingkat pemahaman pengguna terhadap aplikasi. Untuk mengetahui seberapa besar tingkatan pemahaman pengguna terhadap aplikasi yang mereka gunakan sehari - hari. Terdapat beberapa pertanyaan untuk memperoleh informasi sebagai berikut: 1. Pertanyaan: “Berapa kali pengguna aplikasi mampu menyelesaikan masalah sendiri terhadap aplikasi dalam sebulan?” •
Hasil: pengguna mampu menyelesaikan masalah sendiri terhadap aplikasi dalam sebulan adalah 3kali.
•
Bobot penilaian: - > 3 kali, memiliki bobot 4. - 3 kali, memiliki bobot 3. - 2 kali, memiliki bobot 2. - 1 kali, memiliki bobot 1.
•
Hasil analisa: 3 kali dalam sebulan, memiliki bobot 3 (75%).
C. Peningkatan Produktivitas Pengguna C. 1. % Pengurangan tingkat kesalahan dalam melakukan pekerjaan. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesalahan dalam melakukan pekerjaan. Terdapat beberapa pertanyaan untuk memperoleh informasi sebagai berikut:
96
1. Pertanyaan: “Seberapa sering kesalahan yang dilakukan dalam menjalankan aplikasi?” •
Hasil: pengguna melakukan kesalahan dalam menjalankan aplikasi 4-5 kali sehari.
•
Bobot penilaian: - Tidak pernah melakukan kesalahan, memiliki bobot 4. - 1 sampai 3 kali, memiliki bobot 3. - 4 sampai 6 kali, memiliki bobot 2. - > 6 kali, memiliki bobot 1.
•
Hasil analisa: 4 – 5 kali sehari, memiliki bobot 2 = 2/4 *100% = 50 %
Berikut ini adalah hasil dari pengukuran perspektif orientasi pengguna: Sasaran
Hasil
Ukuran Strategis
A. Peningkatan Kepuasan Pengguna A. 1. % Tingkat kemudahan penggunaan aplikasi A. 2. % Tingkat kepuasan pengguna terhadap solusi yang diberikan
Pencapaian Strategis
Pengukuran
>90 %
62.5 %
69.4%
>90 %
75 %
83.33 %
Jumlah
152.73 %
Rata - rata
76.36 %
97
Sasaran
Hasil
Strategis
Pengukuran
>90 %
50 %
55.55 %
>90 %
75 %
83.33 %
Ukuran Strategis
Pencapaian
B. Peningkatan Kemampuan Pengguna B. 1. % Pelaksanaan pelatihan pengguna B. 2. % Tingkat pemahaman pengguna terhadap aplikasi sistem informasi
Jumlah
138.88 %
Rata - rata
69.44 %
Sasaran
Hasil
Strategis
Pengukuran
>90 %
50 %
Ukuran Strategis
Pencapaian
C. Peningkatan Produktivitas Pengguna C. 1. % Pengurangan tingkat kesalahan dalam melakukan pekerjaan
55.55 %
Jumlah
55.55 %
Rata - rata
55.55 %
Total rata - rata
201.35 %
Rata – rata seluruh
67.11 %
Tabel 4.11 Hasil Pengukuran Perspektif Orientasi Pengguna
4.7.1.7.3 Perspektif Penyempurnaan Operasional A. Pengelolaan Masalah A. 1. % Masalah yang diselesaikan tepat waktu.
98
Untuk mengetahui ketepatan waktu divisi TI dalam menangani masalah yang berhubungan dengan aplikasi, diperlukan beberapa informasi dalam melakukan interview seperti berikut: 1. Pertanyaan: “Berapa % tingkat ketepatan waktu dalam menangani masalah?” •
Hasil: hasil yang didapat adalah >50% tingkat ketepatan waktu dalam menangani suatu masalah.
Sasaran strategis: > 95% Hasil pencapaian: 50 % B. Standar solusi atas masalah yang terjadi B. 1. % Kualitas solusi yang diberikan terhadap masalah yang terjadi. Untuk mengetahui standard dan kualitas solusi yang diberikan, diperlukan beberapa informasi dalam melakukan interview seperti berikut: 1. Pertanyaan: “Seberapa baik kualitas yang diberikan pada setiap solusi yang diberikan?” •
Hasil: kualitas yang diberikan baik namun sering lama dalam memberikan solusi.
•
Bobot penilaian: - Kualitas baik dan penanganan cepat, memiliki bobot 4. - Kualitas baik dan penanganan lama, memiliki bobot 3. - Kualitas kurang baik dan penanganan cepat, memiliki bobot 2.
99
- Kualitas kurang baik dan penanganan lama, memiliki bobot 1. •
Hasil analisa: Kualitas baik dan penanganan lama, memiliki bobot 3 = ¾ *100% = 75 %
Berikut ini adalah hasil dari pengukuran perspektif penyempurnaan operasional: Tabel 4.12 Hasil Pengukuran Perspektif Penyempurnaan Operasional Sasaran
Hasil
Ukuran Strategis
Pencapaian
A. Pengelolaan Masalah A. 1. % Masalah yang diselesaikan tepat waktu
Strategis
Pengukuran
>95 %
50 %
Jumlah
62.5 %
Rata - rata
62.5 %
Sasaran
Hasil
Ukuran Strategis
Pencapaian Strategis
Pengukuran
B. Standar solusi atas masalah yang terjadi B. 1. % Kualitas solusi yang > 90 % diberikan terhadap masalah yang terjadi. Jumlah
75 %
83.33 % 83.33 %
Rata - rata
83.33 %
Total rata - rata
145.83%
Rata – rata seluruh
72.91%
62.5 %
100
4.7.1.7.4 Perspektif Orientasi Masa Depan
A. Pengembangan infrastruktur TI A. 1. % Seberapa sering instansi melakukan pengembangan infrastruktur TI. Untuk mengetahui kualitas infrastruktur TI dan seberapa sering terjadi pengembangan infrastruktur TI dalam mendukung kegiatan operasional nyadiperlukan beberapa informasi dalam melakukan interview seperti berikut: 1. Pertanyaan: “Seberapa sering divisi TI melakukan pengembangan infrastruktur TI?” •
Hasil: terjadi pengembangan setiap 2 tahun.
•
Sasaran strategis: setiap 3 tahun
•
Hasil pencapaian: 100%
B. Peningkatan kemampuan karyawan B. 1. % Frekuensi pelatihan divisi TI. Untuk
mengetahui
seberapa
sering
dilakukan
pelatihan
untuk
meningkatkan kemampuan divisi TI.diperlukan beberapa informasi dalam melakukan interview seperti berikut: 1. Pertanyaan: “Seberapa sering divisi TI mengadakan pelatihan dalam 1 tahun?” •
Hasil: 1 kali telah melakukan pelatihan dalam 1 tahun terakhir.
•
Sasaran strategis: Setahun 2 kali
•
Hasil pencapaian: 50%
101
B. 2. % Frekuensi pelatihan pengguna Untuk
mengetahui
seberapa
sering
dilakukan
pelatihan
untuk
meningkatkan kemampuan pengguna.diperlukan beberapa informasi dalam melakukan interview seperti berikut: 1. Pertanyaan: “Seberapa sering pengguna diberikan pelatihan dalam 1 tahun?” •
Hasil: 1 kali telah melakukan pelatihan dalam 1 tahun terakhir.
•
Sasaran strategis: setiap 2 tahun
•
Hasil pencapaian: 50%
C. Peningkatan kualitas TI C. 1. % Staff TI yang memiliki pendidikan minimal S1. Untuk mengetahui seberapa banyak staff TI yang memiliki jenjang pendidikan minimal S1.diperlukan beberapa informasi dalam melakukan interview seperti berikut: 1. Pertanyaan: “Berapa banyak staff TI yang memiliki jenjang pendidikan minal S1?” •
Hasil: seluruh staff TI berjumlah 30 orang telah memiliki ijasah S1.
•
Sasaran strategis: 90%
•
Hasil pencapaian: 100%
102
C. 2. % Staff TI yang memiliki sertifikasi dibidang TI. Untuk mengetahui seberapa banyak staff TI yang memiliki sertifikasi dibidang TI.diperlukan beberapa informasi dalam melakukan interview seperti berikut: 2. Pertanyaan: “Berapa banyak staff TI yang memiliki sertifikasi khusus di bidang TI?” •
Hasil: 22 orang yang memiliki sertifikasi dibidang TI dari 31 orang.
•
Sasaran strategis: 80%
•
Hasil pencapaian: 70.96 %
Berikut ini adalah hasil dari pengukuran perspektif orientasi masa depan: Sasaran
Hasil
Ukuran Strategis
A. Pengembangan infrastruktur TI A.1. % Seberapa sering instansi melakukan pengembangan infrastruktur TI
Pencapaian Strategis
Pengukuran
Setiap 3 tahun
Setiap 2 tahun
100 %
Jumlah
100 %
Rata - rata
100 %
Sasaran
Hasil
Strategis
Pengukuran
Setahun 2 kali
1 kali setahun
Ukuran Strategis
Pencapaian
B. Peningkatan kemampuan karyawan B. 1. % Frekuensi pelatihan divisi TI
50 %
103
B. 2. % Frekuensi pelatihan pengguna
Setahun 2 kali
1 kali setahun
50 %
Jumlah
50%
Rata - rata
50 %
Sasaran
Hasil
Ukuran Strategis
Pencapaian Strategis
Pengukuran
C. 1. % Staff TI yang memiliki pendidikan minimal S1.
90 %
100 %
C. 2. % Staff TI yang memiliki sertifikasi dibidang TI
80 % dari staff TI
22 orang
C. Peningkatan kualitas TI 50 % 70.96 %
Jumlah
98.38%
Rata - rata
60.48 %
Tabel 4.13 Hasil Pengukuran Perspektif Orientasi Masa Depan
4.7.1.8
Evaluasi Hasil Pengukuran Kinerja Sistem
Setelah dilakukan perbandingan antara sasaran strategis dengan pencapaian aktual, akan dilakukan pengevaluasian hasil pencapaian akhir dari tiap perspektif IT BSC untuk melihat perspektif mana yang sudah baik dan perspektif mana yang perlu diperbaiki kedepan nya agar lebih baik. Untuk dilakukan pengevaluasian terhadap pengukuran tersebut, maka dibuatkan 4 kategori bobot atau nilai range. empat bobot tersebut yaitu: • 0% - 25% : Warning • 26% - 50% : Challenged • 51% - 75% : Good • 76% - 100% : Very Good
104
Hasil pencapaian akhir dari setiap perspektif IT BSC adalah sebagai berikut: Hasil Perspektif
Tujuan Strategis
Bobot Pengukuran
Pengendalian Biaya TI
77.78 %
Very Good
Kontribusi fungsi TI
63.15 %
Good
Jumlah
140.93 %
Rata - rata
70.46 %
Good
Peningkatan Kepuasan Pengguna
76.36 %
Very Good
Peningkatan Kemampuan
69.44 %
Good
55.55 %
Good
Kontribusi Instansi
Pengguna Orientasi Peningkatan Produktivitas Pengguna Pengguna Jumlah
201.35 %
Rata - rata
67.11 %
Good
Pengelolaan Masalah
62.5 %
Good
Standar solusi atas masalah yang
83.33 %
Very Good
Penyempuranaan terjadi Operasional
Orientasi Masa Depan
Jumlah
145.93%
Rata - rata
72.96%
Good
Pengembangan infrastruktur TI
100%
Very Good
Peningkatan kemampuan
50%
Challenged
60.48 %
Good
karyawan Peningkatan kualitas TI
105
Jumlah
210.48 %
Rata - rata
70.16 %
Good
Jumlah Rata - rata
70.17 %
Good
Tabel 4.14 Hasil Pencapaian Akhir IT BSC Grafik pencapaian IT BSC dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Kontribusi Instansi 100
A
80 60 40 20
Orientasi Pengguna
B 100
C 80
60
40
20
20
40
60
80
100
Penyempurnaan Operasional
20 40 60 80
D
A = 70.46 B = 67.11 C = 72.96 D = 70.19
100
Orientasi Masa Depan Gambar 4.8 Hasil Pengukuran Kinerja IT BSC Dari bobot diatas maka dapat disimpulkan hasil pengukuran dari empat perspektif IT BSC menunjukkan bahwa aplikasi sistem informasi yang digunakan dapat dinilai dalam bobot atau kategori Good dengan rata – rata 70.17 % Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa:
106
A. Pencapaian perspektif konstribusi instansi sebesar 70.46% dari sasaran strategis yang diharapkan. Pencapauan tujuan strategis pada pengendalian biaya TI adalah sebesar 77.78%. pencapaian tujuan strategis pada konstribusi fungsi TI terhadap instansi adalah sebesar 63.15%. jadi dapat disimpulkan pada perspektif kontribusi instansi, kontribusi fungsi TI terhadap departemen sudah baik dan perlu dikembangkan atau ditingkatkan lagi. B. Pencapaian perspektif orientasi pengguna adalah sebesar 67.11% dari sasaran strategis yang diharapkan. Pencapaian tujuan strategis pada tingkat kepuasan pengguna adalah sebesar 76.36%. pencapaian tujuan strategis pada peningkatan kemampuan pengguna adalah sebesar 69.44%. pencapaian tujuan strategis pada peningkatan produktivitas pengguna adalah sebesar 55.55%. jadi dapat disimpulkan pada peningkatan produktivitas pengguna perlu ditingkatkan lagi sehingga menjadi lebih baik dan produktivitas meningkat. C. Pencapaian perspektif penyempurnaan operasional adalah sebesar 72.96% dari sasaran strategis yang diharapkan. Pencapaian tujuan strategis pada tingkat pengelolaan masalah adalah sebesar 62.5%. pencapaian tujuan strategis pada tingkat standar solusi atas masalah yang terjadi adalah sebesar 83.33%. jadi dapat disimpulkan pada perspektif penyempurnaan operasional adalah baik dan perlu dikembangkan atau ditingkatkan lagi. D. Pencapaian perspektif orientasi masa depan adalah sebesar 70.16% dari sasaran strategis yang diharapkan. Pencapaian tujuan strategis pada pengembangan infrastruktur TI adalah sebesar 100%. Pencapaian tujuan strategis pada peningkatan kemampuan karyawan adalah sebesar 50%. Pencapaian tujuan
107
strategis pada peningkatan kualitas TI adalah sebesar 60.48%. dapat disimpulkan bahwa kualitas dari peningkatan kemampuan karyawan masih kurang begitu baik sehingga perlu ditingkatkan lagi agar setiap karyawan memiliki kemampuan yang lebih baik.
4.7.2
Analisa Strategic Grid McFarlan Analisa Strategic Grid McFarlan digunakan untuk mengetahui peran setiap aplikasi
yang digunakan oleh instansi yang dipetakan kedalam beberapa kuadran untuk mengindentifikasi aplikasi – aplikasi yang digunakan untuk mendukung perusahaan, kuadran – kuadran tersebut dibagi menjadi 4 (empat) yaitu strategic, high potential, key operational, dan support.Berdasarkan identifikasi aplikasi yang digunakan oleh instansi LAPAN, maka dapat dipetakan aplikasi – aplikasi tersebut ke dalam strategic grid McFarlan yaitu sebagai berikut:
No
Nama Aplikasi / Infrastruktur
1.
Website LAPAN.go.id
2.
SIDOMA
3.
Siforen MONEV
4.
SIMPEG
5.
SIMBA
6.
SADEWA
7.
Aplikasi HRD
Kelompok Aplikasi
Bahasa Pemprograman
Support High Potential
PHP PHP
Linux Windows Server 2008
My SQL My SQL
Key Operational Key Operational High Potential High Potential Key Operational
PHP
Windows Server 2008 Windows Server 2008 Windows Server 2008 Windows Server 2008 Windows Server 2008
My SQL
PHP PHP PHP JOMLA
Tabel 4.15Aplikasi Eksisting LAPAN
Database
My SQL My SQL My SQL My SQL
108
Berikut adalah penjelasan masing – masing aplikasi dari tabel di atas: 1. Website LAPAN.go.id Aplikasi ini merupakan portal utama yang berfungsi sebagai sarana informasi bagi public atas kegiatan yang dilakukan oleh LAPAN.
Gambar 4.9 Tampilan Website LAPAN 2. SIDOMA Sarana dokumentasi dan naskah kerjasama, mupakan wadah pendayagunaan bersama atas dokumen hukum secara tertib, terpadu, dan berkesinambungan, serta merupakan sarana pemberian pelayanan informasi hukum secara lengkap, akurat, mudah, dan cepat. 3. Siforen MONEV Aplikasi yang berfungsi sebagai perencanaan kinerja dan anggaran, IKU LAPAN, Eselon 1, Eselon II, dan UPT.
109
Gambar 4.10 Tampilan Aplikasi Siforen Monev 4. SIMPEG SIMPEG merupakan media pelayanan, pengawasan, dan pengendalian kepegawaian. Dengan sistem ini, maka pemutakhiran database kepegawaian dapat selalu tersedia. Informasi dalam sistem ini juga akan menjadi bahan perencanaan, pembinaan, pengembangan, pengambilan kebijakan di bidang manajemen kepegawaian, serta pelayanan kepegawaian. 5. SIMBA Sistem Informasi Mitigasi Bencana Alam ( SIMBA ) adalah layanan sistem informasi mitigasi bencana alam berbasis penginderaan jauh. Layanan ini diperuntukan untuk para pemangku kepentingan yang menangani kebencanaan di tingkat pusat dan daerah yang ingin memperoleh informasi tentang kondisi sebelum, pada saat dan sesudah terjadinya bencana.
110
6. SADEWA Sadewa merupakan singkatan dari Satellite Disaster Early Warning System, yaitu sistem informasi peringatan dini bencana berbasis teknologi satelit. Platform peringatan dini Sadewa dikembangkan atas kerjasama antara Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), serta beberapa pihak. Platform sadewa mampu menyuguhkan informasi potensi hujan ekstrem yang bisa mengakibatkan bencana banjir dan longsor sampai jarak 5 km. Terdapat beberapa kotak pilihan di bar bagian atas, diantaranya Hujan, IR1, IR2, IR1-IR2, IR1-IR3, COM, dll.Apabila memilih informasi tentang huja, maka akan terlihat wilayah indonesia dan tutupan awannya. Peta bisa diperbesar untuk mengetahu wilayah lebih spesifik.Akan terlihat wilayah dengan tutupan awan berwarna hitam hingga abu-abu. Wilayah yang tertutup awan berpotensi hujan dari hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.
Gambar 4.11 Tampilan Aplikasi SADEWA
111
7. Aplikasi HRD aplikasi untuk mengelola sumber daya manusia dalam hal ini adalah para karyawan. Mulai dari data karyawan, kehadiran hingga penggajian diatur dalam satu sistem yang terintegrasi. Sehingga software HRD ini sangat membantu dalam proses administrasi datadata karyawan secara komputerisasi. High Potential • • •
SIDOMA SIMBA SADEWA
•
Website LAPAN
Strategic
• • •
Support
SIMPEG Aplikasi HRD Siforen MONEV Key Operational
Tabel 4.16Strategic Grid McFarlan Dari hasil analisa portfolio aplikasi yang ada pada LAPAN, dalam menunjang kegiatan operasional nya yang ada saat ini terdapat 1 aplikasi yang berada pada kategori Support, 4 aplikasi pada kategori Key Operational, dan 4 aplikasi pada kategori High Potential. Untuk dapat memaksimalkan kegiatan yang ada pada LAPAN, diharapkan perlu adanya peningkatan sistem informasi yang berada pada kategori strategic.
4.7.3
Analisa Aset SI/TI Analisa asset SI/TI yang ada pada LAPAN saat ini dikelompokkan berdasarkan
hardware dan software yang digunakan dalam menunjang kegiatan operasional yang ada.
112
Dibawah ini akan diuraikan secara rinci jenis hardware dan software yang digunakan LAPAN:
4.7.3.1 Hardware 1)
Spesifikasi Server Untuk sementara secara umum jumlah server di LAPAN adalah sejumlah 20 server,
perangkat jaringan dan perangkat storage. server tersebut memiliki fungsi masing-masing. beberapa aplikasi diketahui telah menggunakan arsitektur komputasi multi tier computing, dimana dilakukan pemisahan antara server business logic dan front end dengan server database. server-server yang digunakan dibagi menjadi dua jenis arstektur server, yaitu arsitektur blade dan arsitektur server konvensional baik dalam bentuk rack mount dan non rack mount. penerapan server non rack mount umumnya dilakukan terhadap aplikasiaplikasi lama, saat ini masih berlangsung proses migrasi server-server lama ke server berarsitektur blade. Berdasarkan hasil survey dilapangan, belum digunakannya sistem clustering dan load balancing serta virtualisasi untuk melakukan konsolidasi server Deviasi jumlah disebabkan sewaktu dilakukan network dicovery terdapat server dan pc yang tidak aktif. Semua perangkat server telah menggunakan sistem operasi, aplikasi dan database berlisensi atau open source. Penerapan arsitektur blade memberikan efisiensi sebesar 80% terhadap sistem pengkabelan di ruang server, cooling server dan ruangan di ruang server. server blade yang diimplementasikan juga sudah dilengkapi dengan sistem redundat terhadap cooling system dan switching system baik untuk jaringan dan storage. Berikut adalah daftar server LAPAN yang berada di ruang server:
113 No
Nama Peralatan/Aplikasi
Server & Storage Monitoring 1 Server Dell
Jumlah
Kapasitas / Output Saat Ini
1
Inaktif
Poweredge 2850
2
Server Dell
1
DNS
Poweredge 2850
3
Server Dell
1
Database Renor
Poweredge R710 300GB
4
Server Dell
1
inaktif
Poweredge R710 500GB
5
Server Dell
1
Web LAPAN, Database Server
Poweredge R710 300GB
6
Server Dell
1
Mailing List LAPAN
Poweredge R710 300GB
7
Server Dell
1
inaktif
Poweredge R710 500GB
8
Server Dell
1
DHSCP Server
Poweredge R610
9
Server Dell
1
Inaktif
Poweredge R720 300GB
10
Server Dell
1
SIKD Baru (II)
Poweredge R720 900GB
11
Server Dell
1
Inaktif
Poweredge R720 300GB
12
Server Dell
1
Inaktif
Poweredge R720 900GB
13
Server Dell
1
Proxmox 1: Webmail
Poweredge R720 900GB
14
Server Dell
1
Proxmox2: Grup
Poweredge R720 900GB
15
Server IBM
1
Mail Lama dan JDIH
System x3400
16
Server IBM
1
Kepegawaian
System x3550 M2
17
Server IBM
1
Display TV Server (inaktif)
System x3250 M4
18
Server IBM
1
Database Kerja Sama (inaktif)
System 3400 M3
19
Server IBM
1
Persuratan elektronik (SIKD)
System x3650 M3
20
Server ASUS
1
Web Perpustakaan
ASUS Intel Xeon
21
PC Monitoring
1
Network Monitoring System
HP Core i3
22
KVM
1
Monitoring Server
Aten Masterview 8 Ch
2
wi‐fi (transmisi data)
Dlink DAP2360
4
wi‐fi (transmisi data)
TPLink TL‐MR3220
1
wi‐fi (transmisi data)
DBCP1A4000947
1
wi‐fi (transmisi data)
Belkin N10117
1
Transmisi data (wired)
Netlink SCB430178‐ES3108
Networking Wireless Access 23 Point Wireless Access 24 Point Wireless Access 25 Point Wireless Access 26 Point 27 Switch 28
Switch
1
Transmisi data (wired)
3Com 3C16792A
29
Switch
1
Transmisi data (wired)
3Com 3CGS U08 Port 8
30
Switch
1
Transmisi data (wired)
TP‐Link TL‐SL2218WEB
31
Switch
2
Transmisi data (wired)
LinkSys SR224 24Port
32
Switch
2
Transmisi data (wired)
3Com Switch 2024 3C16471
Merk & Tipe
114 No
Nama Peralatan/Aplikasi
33
Switch
1
Transmisi data (wired)
TP‐Link TL‐SL5428
34
Switch
1
Transmisi data (wired)
Cisco Catalyst 2950
35
Switch
1
VLAN
Cisco Catalyst 3560‐x series
Jumlah
Kapasitas / Output Saat Ini
Merk & Tipe
Electricity & Accessories
36
UPS
1
Power Supply
APC Smart 3000KV
37
UPS
5
Power Supply (inaktif)
APC Smart 1000KV
38
UPS
3
Power Supply (inaktif)
Dell K25 5600KV
39
UPS
1
Power Supply
APC Smart 750KV
40
UPS
1
Power Supply (inaktif)
APC Smart 3000XL
41
UPS
1
Power Supply
APC Smart 3000XL
42
UPS
5
Power Supply
APC Smart 1500KV
43
Rak Server
1
Lemari Server
APC Basic Rack PDU
44
Rak Server
1
Lemari Server dan Switch
Fortuna Rack 550005
45
Rak UPS
1
Lemari UPS
46
Rak Switch
1
Lemari Switch
47
Rak Server
2
Lemari Server dan KVM
Tools 48
Network Tools
1
Tester kabel : kondisi jalur kabel
Fluke Network Tools
49
Crimping
1
Alat Press untuk pembuatan head connector cable (AMP) type cat‐6
Crimping Tools Cat‐6
50
Cable Tester
1
Tester kabel : kondisi jalur kabel
Network Cable Tester
Tabel 4.17 Spesifikasi Server LAPAN 2)
Spesifikasi Komputer Komputer merupakan alat utama yang digunakan dalam melakukan kegiatan operasional sehari – hari. Komputer yang digunakan untuk karyawan dalam melaksanakan kepentingan instansi yang sebagian besar menggunakan spesifikasi sebagai berikut :
115 Merk
GearServerIntelE3110
Sistemoperasi
WindowsXPSP2
Motherboard
AsusP5kpl-AMSE
Processor
IntelPentiumDualCoreE53002.6GHz
Memory
1GBofRAM
Hardisk
160GB
Networkadaptor
RealTekPCIeFEFamilyController Intel®PRO/1000MTNetworkconnection
Tabel 4.18 Spesifikasi Komputer LAPAN
4.7.3.2 Software Berikut adalah daftar software yang terdapat pada computer di LAPAN: NoNama Software
Vendor
1
Microsoft Office 2008
Microsoft
2
Windows 7 Home Premium
Microsoft
3
VB.Net
Microsoft
4
PHP
Linux
5
Joomla
Linux
6
ASP.Net
Microsoft
Tabel 4.19 Daftar Software LAPAN
4.7.4
Analisa Infrastuktur Jaringan Jaringan internet LAPAN adalah jaringan yang digunakan untuk melakukan
komunikasi data dengan pihak eksternal LAPAN. pada jaringan itu diletakkan situs internet Lembaga. Melalui jaringan ini pula komunikasi email yang masuk dan keluar Lembaga dilakukan. pencarian informasi dengan proses browsing download dan lain-lain oleh
116
karyawan juga dilakukan melalui jaringan ini. pada saat ini telah diberlakukan pembatasan konten yang dapat di akses oleh pengguna dari jaringan internet. pembatasan ini diterapkan untuk menjaga keamanan jaringan internal dari berbagai risiko yang datang dari jaringan internet dan untuk meningkatkan efektifitas kerja dari personel Lembaga. Disisi lain jaringan internal LAPAN juga dilindungi dengan menerapkan firewall. berbagai perimeter keamanan sudah diterapkaan dan dibahas pada pembahasan keamanan. Besar bandwitdh yang dimiliki oleh LAPAN ke jaringan internet adalah sebesar 100 Mbps dengan pembagian 30 Mbps untuk LAPAN Pusat dan 70 Mbps untuk LAPAN Satuan kerja. Saat ini belum diterapkan redundant link dan load balancing bagi jaringan internet LAPAN. Berikut adalah topologi jaringan internet LAPAN.
Gambar 4.12 Infrastruktur Jaringan LAPAN
117
Pada gambar diatas telah dijelaskan bagaimana infrastruktur jaringan LAN yang ada di kantor LAPAN pusat, dimana terdapat 4 lantai yang terhubung menggunakan lan dan terdapat 1 core switch untuk dapat menghubungkan semua jaringan yang ada di kantor LAPAN. Provider yang digunakan adalah Telkom dimana kecepatan nya untuk domestic adalah 100Mbps menggunakan fiber optic sedangkan untuk internasional 100 Mbps. Setiap lantai terdapat router yang berguna untuk menghubungkan ke server sehingga dapat mengakses internet dengan mudah. Pada ruang server juga terdapat network monitoring yang digunakan untuk melihat kondisi network dari LAPAN, dan untuk security nya pun telah dilengkapi oleh firewall. Tiap-tiap balai yang ada diluar kota tersambung dengan VPN yang telah disediakan oleh LAPAN pusat sehingga saling bisa melakukan interaksi satu sama lain.
4.8
Hasil Analisa Perusahaan Berdasarkan permasalahan yang muncul di LAPAN serta hasil analisa terhadap
lingkungan bisnis dan SI/TI pada LAPAN maka dapat disusun sebuah target bagi IS/TIyang dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang terjadi dan menjadi masukkan kepada LAPAN akan perencanaan SI/TI di masa mendatang. Beberapa permasalahan yang muncul antara lain : • Masih terdapat data yang didistribusikan secara manual dan belum menggunakan sistem. Setelah dilakukan assessment terhadap kegiatan operasional ternyata terdapat beberapa kegiatan atau pendistribusian data secara manual, tidak ada suatu sistem yang dapat mendukung untuk perpindahan data dan dokumen secara
118
otomatisasi. Proses yang saat ini terjadi adalah setiap karyawan menggunakan flash disk sebagai sarana pemindahan data dan hal tersebut menyebabkan kegiatan operasional menjadi tidak efektif dan mudah sekali terkena virus, hal lain terjadi pada surat – surat dinas maupun dokumen masih bersifat manual sehingga rentan sekali kehilangan data. • Tidak adanya aplikasi yang mampu melayani sharing knowledge di internal perusahaan. Sebagai instasi negara yang melakukan penelitian di bidang saint dan teknologi maka knowledge merupakan sesuatu hal yang dianggap paling utama, untuk saat ini belum terdapat aplikasi knowledge management system yang mampu menjadi sarana pertukaran knowledge antar karyawan maupun satuan kerja. • Belum adanya aplikasi yang mampu menangani keluhan dari pengguna sehingga apabila terjadi kesulitan pada penggunaan pelayanan tidak ada yang mampu memberikan solusi. Untuk dapat melayani pengguna maupun menanggapi keluhan maka diperlukan adanya suatu sistem yang mampu menampung ataupun melakukan interaksi dengan baik dengan pengguna sehingga dapat memperoleh tingkat pelayanan yang bagus. Saat ini belum ada sistem seperti aplikasi pelayanan masyarakat sehingga apabila masyarakat ingin bertanya atau berinteraksi belum dapat dilakukan.
119
• Masih kurang melakukan inovasi layanan yang mampu menangkap peluang bisnis. Sebagai salah satu instansi negara yang bergerak di bidang saints dan teknologi posisi LAPAN sangat strategis, selain dapat mengetahui kondisi alam dengan menggunakan citra satelit LAPAN juga dapat mampu mengetahui keadaan lainnya yang berhubungan dengan keantariksaan. Potensi itu dapat dimanfaatkan LAPAN untuk menciptakan layanan baru sehingga mampu menangkap peluang bisnis kedepannya. • Belum memiliki DRC yang dapat menjamin keberlangsungan operasional instansi.
4.9
Usulan Perencanaan Strategi SI/TI SI/TI strategic planning yang diusulkan terdiri dari beberapa rekomendasi yang
terdiri dari beberapa strategi yaitu strategi bisnis SI, strategi manajemen SI/TI dan strategi TI yang merekomendasikan strategi – strategi yang diperlukan oleh LAPAN untuk meningkatkan kegiatan operasional dan pelayanan berdasarkan analisa yang telah dilakukan sehingga dapat disusun future portfolio untuk LAPAN.
4.9.1 Strategi Bisnis SI Strategi bisnis SI mencakup bagaimana setiap unit atau fungsi bisnis akan memanfaatkan SI/TI sehingga dapat mencapai sasaran dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional di LAPAN, berdasarkan hasil analisa lingkungan yang telah diuraikan diatas, makadapat disusun rekomendasi strategi bisnisSI yang dibutuhkan oleh LAPAN berdasarkan kebutuhan bisnis LAPAN yang sesaui dengan visi dan misinya. Untukmendukung visi dan misi tersebut maka penulis memberikan beberapa inisiatif yang telah dianalisa yang telah dilakukan, yaitu:
120
1. Meningkatkan koordinasi dan pelayanan terhadap unit kerja di lingkungan LAPAN dalam hal perencanaan, evaluasi dan pelaporan serta informasi. 2. Melakukan peningkatan pelayanan terhadap public dan negara guna meningkatkan nilai instansi. 3. Membuat inovasi layanan yang mampu menghasilkan sesuatu yang bernilai sehingga LAPAN mampu menangkap peluang bisnis. 4. Meningkatkan kecepatan pengelolaan dan penyajian informasi bagi pengguna.
4.9.2 Strategi TI 4.9.2.1 Usulan Hardware Untuk dapat mendukung kegiatan operasional secara optimal, dari analisa yang sudah dijabarkan sebelumnya maka dapat dilakukan usulan hardware yang digunakan untuk LAPAN dalam meningkatkan kinerja nya di masa mendatang sehingga dapat mencapai strategi nya, berikut adalah usulan spesifikasi hardware. Jenis
Spesifikasi
Jumlah
Keterangan
IBM X3850-M2 7233-4LA Server
Xeon Quad Core E7440 (2x 2.4
2
Server Document Management System
GHz 16MB L3 Cache 90w) IBM X3850-M2 7233-4LA Server
Xeon Quad Core E7440 (2x 2.4
2
Server Knowledge Management System
GHz 16MB L3 Cache 90w) IBM X3850-M2 7233-4LA Server
2 Xeon Quad Core E7440 (2x 2.4
Server SILAM
121
GHz 16MB L3 Cache 90w) Processorcore2Duo Personal Computer
PC staff LAPAN yang 671
Memory4 GbDDR3
harus di upgrade
Hardisk500GB Wifi access point tiap Wifi Access Point
3
-
lantai pada gedung LAPAN
Table 4.20 Usulan Spesifikasi Hardware
4.9.2.2 Usulan Software Dari analisa yang sudah dijabarkan sebelumnya maka dapat dilakukan usulan aplikasi yang digunakan untuk LAPAN dalam meningkatkan kinerja nya di masa mendatang sehingga dapat mencapai strategi nya, dimana setiap usulan aplikasi ini diintegrasikan sehingga memudahkan pertukaran informasi dan data yang diperlukan. Usulan terhadap sistem yang sedang berjalan
Sistem yang sedang berjalan Sistem
Problem
Usulan Aplikasi
Pendistribusian data dan Operasional
dokumen masih bersifat manual
Membuat sistem document management system untuk melakukan penyimpanan dan pengiriman dokumen secara digital antar divisi. • Membuat sistem Knowledge
Knowledge
Belum adanya tempat
Management System sebagai
Management
untuk sharing pengetahuan
tempat pertukaran pengetahuan.
System
antar karyawan
• Memberikan reward bagi karyawan yang mau berbagi knowledge
122
SILAM (Sistem Informasi Layanan Masyarakat)
Belum mempunyai suatu sistem yang dapat melayani kebutuhan pengguna secara
• Membangun aplikasi SILAM untuk dapat melayani kebutuhan pengguna
online • Membuat penjadwalan backup
Maintenance dan System Backup
Belum memiliki jadwal
system untuk. mencegah terjadinya
maintenance dan system
hal yang tidak diinginkan.
backup yang terjadawal.
• Melakukan pemeliharaan sistem secara berkala.
Table 4.21Usulan Strategi TI 1.
Document Management System Tanpa disadari banyak kegiatan operasional yang dalam pengelolaannya
menghabiskan banyak waktu untuk mengurusi dokumen. Pengelolaan dokumen yang tidak efisien sangat memungkinkan untuk menghambat kegiatan operasional. Untuk memangkas ketidakefektifan instansi, sangat diperlukan solusi baru. document management system memberikan kemudahaan dan kelebihan yang mungkin bermanfaat dan meningkatkan kinerja. Berikut diantara kemudahan dan kelebihan yang diberikan document management system. 1)
Kolaborasi dan sharing pekerjaan yang mudah dan cepat Mempunyai kemampuan untuk kolaborasi dan sharing dokumen via online
merupakan kemudahan yang baik bagi instansi. Melihat, mengedit dan sharing data secara digital dapat meningkatkan alur kerja secara signifikan, dan teknologi memungkinkan para karyawan untuk sharing, mengirim dan menerima data seketika jauh lebih hemat waktu dibandingkan dengan waktu untuk sharing dokumen kertas. Hal ini pada akhirnya akan menghasilkan keuntungan berikutnya.
123
2)
Meningkatkan Produktivitas dan Efisiensi Karena kolaborasi dan sharing menghabiskan waktu sekejap dengan bantuan
document management system, hal ini juga meningkatkan produktivitas efisiensi kerja. Waktu yang dihabiskan mencari file dapat dikurangi, hal ini akan memberikan waktu lebih banyak kepada karyawan untuk menyelasaikan tugas yang lebih prioritas secara efektif. Dengan document management system, semua dokumen dan data perusahaan disimpan dalam satu tempat secara digital yang dapat diakses semua komputer melalui akses internet. 3)
Keamanan data dan hemat storage Document management system yang bagus seperti ELO mempunyai fitur
security berlapis yang akan menjaga data personal anda tertap terjaga dengan aman. aplikasi document management merupakan salah satu solusi paling aman jauh lebih aman dari penyimpanan menggunakan kertas biasa. 4)
Akses data jauh lebih mudah Kita dapat mengakses file dalam hitungan detik dibanding mencari file dalam
kabinet file yang bertumpuk. Setelah file ditemukan, file tersebut dapat dengan mudah di-share dengan karyawan lainnya. 5)
Mengurangi biaya kertas dan merupakan solusi ramah lingkungan Biaya kertas di LAPAN ternyata meningkat tiap tahun, maka berganti ke file
digital dapat menghemat. Hal ini ditambah pula dengan penghematan ruang juga waktu yang terbuang dengan mengatur dokumen dalam kabinet. Selain mengurangi biaya kertas dan tinta, tidak menggunakan kertas termasuk ramah lingkungan.
124
Gambar 4.13 Arsitektur Document Management System LAPAN 2.
Knowledge Management System Dengan adanya knowledge management system diharapkan LAPAN dapat menjaga
maupun melakukan sharing pengetahuan antar karyawan, unit maupun satker sehingga setiap pengetahuan dapat disimpan dan dapat didistribusikan ke karyawan lain. Untuk mendorong terlaksananya knowledge management system ini, maka perlu adanya sebuah reward bagi karyawan yang sering berbagi pengetahuan. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan semangat karyawan untuk menggunakan aplikasi ini.
Gambar 4.14 Arsitektur Knowledge Management LAPAN
125
Arsitektur KMS LAPAN terdiri dari beberapa layer seperti gambar di atas. Layer pertama adalah user yang dalam hal ini adalah sumber knowledge yaitu karyawan dan pejabat structural. Layer kedua adanya user interface berapu browser ataupun aplikasi lainnya. Layer ketiga adalah communication layer. Layer terakhir adalah kumpulan database pengetahuan dalam suatu KMS untuk menyimpan sumber pengetahuan yang berupa database file fisik atau email. 3.
SILAM (Sistem Informasi Layanan Masyarakat) Dengan adanya SILAM, maka informasi detail mengenai informasi kebutuhan maupun
keluhan dapat diketahui dan disimpan dengan baik agar dapat digunakan kembali suatu hari. Dengan adanya SILAM diharapkan LAPAN dapat meningkatkan pelayanan kepada public maupun mitra bisnis. Penerapan aplikasi SILAM ini berupa pembuatan sistem yang mengintegrasikan antara sistem monitoring dengan database pengguna dan mitra bisnis. Saat ini belum adanya sistem yang mampu melayani pengguna maupun mitra bisnis seperti SILAM sehingga untuk dapat memenuhi informasi dan menjadikan salah satu peluang bisnis kedepan nya masih belum dapat dijalankan
Gambar 4.15 Arsitektur Sistem Informasi Layanan Masyarakat LAPAN
126
4.9.2.3 Usulan Infrastruktur Jaringan Usulan infrastruktur jaringan LAPAN dirancang dengan kemampuan redundant, sehingga membutuhkan protokol routing dan swithing yang tepat agar fungsi redudancy tersebut dapat bekerja dengan optimal. Protokol routing digunakan untuk mengendalikan lalu lintas data dalam antar segment jaringan, sementara protokol switching digunakan untuk mengendalikan lalu lintas jaringan dalam satu segment jaringan. Kombinasi penerapan kedua protokol tersebut pada jaringan LAN LAPAN akan mengoptimalkan komunikasi data yang sudah bersifat redudancy. Dan adanya usulan untuk menggunakan cloud computing sehingga lebih memudahkan dalam melakukan perawatan dan akses server, dengan menggunakan cloud computing maka tidak perlu ruangan yang biasanya digunakan untuk menjadi ruangan server karena dapat diakses dimana saja dengan mudah.
Gambar 4.16 Usulan Infrastruktur Jaringan LAPAN
127
4.9.2.4 Usulan Disaster Recovery Center Secara umum infrastruktur Disaster Recovery Center sama dengan infrastruktur Data Center. Perbedaan yang mendasar terletak pada lokasi DRC yang memiliki perbedaan resiko dibandingkan dengan Data Center dan jumlah server dan aplikasi yang di host di dalam DRC yang hanya terbatas pada aplikasi-aplikasi kritis berdasarkan analisa resiko dalam Disaster Recovery Plan.Dengan persamaan infrastruktur antara Data Center dan DRC, maka arsitektur DRC juga harus memenuhi ketentuan-ketentuan Data Center, seperti raised floor, keamanan fisik dan logik, HVAC, pembagian server farm dan pembagian jaringan LAN, WAN, Intranet, Extranet dan lain-lain, Seperti yang sudah diatur pada pembahasan Data Center sebelumnya. Aspek terpenting dalam penerapan DRC adalah metode replikasi data dari Data Center ke lokasi DRC. Berikut adalah arsitektur umum DRC LAPAN.
Gambar 4.17 Usulan Disaster Recovery Center LAPAN
128
4.9.3 Strategi Management SI/TI Strategi Manajemen SI/TI ini digunakan untuk memastikan konsistensi penerapan kebijakan SI/TI yang dibutuhkan oleh LAPAN, berikut adalah strategi management SI/TI yang diusulkan kepada LAPAN. •
Pemeliharaan Perangkat Keras dan Fasilitas Data Center Pemeliharaan preventif secara berkala terhadap peralatan SI/TI perlu dilakukan
untuk meminimalkan kegagalan pengoperasian peralatan tersebut dan untuk mendeteksi secara dini permasalahan yang potensial. Untuk itu LAPAN perlu memiliki kontrak pemeliharaan dengan vendor guna memastikan ketersediaan dukungan pemeliharaan dari vendor. Semua Pemeliharaan yang dilakukan hendaknya didasarkan jadwal yang telah ditetapkan, di dokumentasikan pada suatu log dan dilakukan review secara berkala. •
Keamanan Informasi Perkembangan operasi LAPAN saat ini telah berorientasi pada pengembangan
operasional berbasis SI/TI. Sebagian besar proses bisnis yang ada telah didukung oleh SI/TI, beberapa layanan SI/TI tersebut merupakan layanan SI/TI yang mendukung proses
bisnis
utama
LAPAN.Mempertimbangkanaspek-aspektersebut,dibutuhkan
pengelolaan keamanan informasi yang lebih baik melindungi informasi yang ada dalam organisasi pengelolaan keamanan yang diterapkan haruslah memenuhi standar-strandar internasional. •
Pengelolaan Penanganan Masalah TI Penyelesaian permasalahan SI/TI LAPAN harus dilakukan secara berlapis. Setiap
permintaan atau permasalahan yang dialami user dikategorikan menjadi dua jenis yaitu; kategori teknis dan fungsional atau proses. Penyelesaian pertama dilakukan oleh SI/TI
129
support ataupun keyuser yang ada pada tiap unit kerja sebagai lapisan pertama (1). Apabila permasalahan tidak dapat diselesaikan pada lapisan pertama, unsur-unsur pada lapisan pertama melakukan eskalasi ke lapisan kedua, yaitu TIHelpdesk dengan menggunakan helpdesk form.TIHelpdesk akan memberikan resolusi penyelesaian permasalahan yang ada. Apabila permasalahan belum dapat diselesaikan pada lapisan kedua ini, TIhelpdesk akan mengkategorikan permasalahan yang ada dan melakukan eskalasi ke lapisan tiga. Eksalasi dilakukan dengan menggunakan tiket form.Fungsi helpdesk harus dimiliki oleh LAPAN agar LAPAN cepat tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi oleh seluruh pengguna (user) di LAPAN dan menanganinya segera.
4.10 Jadwal Perencanaan Pengembangan SI/TI Setelah membuat usulan strategi SI, strategi TI dan strategi management SI/TI diatas maka dibuatlah jadwal perencanaan pengembangan SI/TI. Perencanaan yang telah dibuat adalah untuk 4 tahun (2015-2019) Berikut tabel perencanaan pengembangan SI/TI LAPAN. No 1 2 3
2015 1 2
Nama Kegiatan
2016 1 2
Pembangunan Document Management System Pembangunan SILAM (Sistem Informasi Layanan Masyarakat) Pembangunan Knowledge Management System
4
Pembangunan DRC
5
Menerapkan Cloud Computing Table 4.22Jadwal Perencanaan Pengembangan SI/TI
2017 1 2
2018 1 2
130
4.11 Portfolio Aplikasi Masa Depan Portfolio aplikasi masa depan adalah analisa semua aplikasi yang nantinya akan digunakan oleh LAPAN dimasa yang akan datang. Dengan usulan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan instansi LAPAN dapat mengidentifikasi prioritas pengimplementasian sesuai dengan kontribusi aplikasi dan kebutuhan terhadap TI apa saja yang diperlukan dimasa yang akan datang. Tabel berikut adalah pengkategorian aplikasi yang diusulkan pada LAPAN. High Potential
Strategic
• • • •
SIDOMA (*) SIMBA (*) SADEWA (*) Knowledge Management (**)
•
SILAM (**)
•
Website LAPAN (*)
• • • •
SIMPEG (*) Aplikasi HRD (*) Siforen MONEV (*) Document Management System (**)
Support
Key Operational
Tabel 4.23 Tabel Portfolio Aplikasi Masa Depan Keterangan: (*) Aplikasi yang saat ini berjalan (**) Aplikasi yang di usulkan dimasa depan