BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum pemodelan dilakukan, dasar-dasar permasalahan yang terdapat di lokasi studi harus dipelajari sebagai acuan dalam pembahasan ini. Selain itu data yang dibutuhkan juga harus tersedia dan dapat dibuktikan kebenarannya (validasi data). Adapun data yang perlu dilakukan validasi adalah data profil sungai (cross section). Program yang akan digunakan juga harus dipelajari. Program yang dipelajari adalah MIKE URBAN SWMM, bagaimana cara kerjanya, input dan outputnya dan datadata apa saja yang dibutuhkan untuk menjalankan program ini.
4.1
Pemodelan Sistem Polder Pluit Pemodelan pada program ini terdiri dari beberapa fasilitas pemodelan, antara lain :
4.1.1 Pemodelan Hidraulik Pemodelan hidraulik pada program MIKE URBAN SWMM ini terdiri dari beberapa tahap pemodelan, yaitu : 1. Skematisasi Sistem Drainase Utama (Makro) Tahap skematisasi sistem drainase merupakan tahap pemodelan sistem drainase utama (makro) eksisting pada sistem polder Pluit. Skematisasi sistem drainase ini dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2.
34
Gambar 4.1 Skematisasi Pemodelan Sungai (Link/Conduit)
Gambar 4.2 Skematisasi Pemodelan Titik Penghubung Sungai (Nodes)
35 2. Input Parameter Pemodelan Hidraulik Input parameter ini terdiri dari beberapa elemen hidraulik sebagai berikut : a. Nodes Elemen nodes ini terdiri dari 4 tipe, yaitu tipe junction, storage units, outfalls dan flow dividers. Tipe yang dipilih adalah tipe junction sebagai penghubung pemodelan sungai dan tipe outfalls sebagai saluran pembuangan. Parameter yang dibutuhkan pada elemen ini, yaitu elevasi dasar (invert level), kedalaman muka air awal (initial depth), dan kedalaman maksimum sungai (maximum depth). Nilai parameter dasar saluran (invert level) pada program tidak bisa diisi dengan nilai negatif (contoh -1.5). Oleh karena itu, pada parameter ini di koreksi sebesar 10 m pada seluruh elevasi dasar saluran di titik (nodes) yang dimodelkan. Nilai parameter yang digunakan pada elemen ini dapat dilihat pada Lampiran 3.
36
Gambar 4.3 Input Parameter Pemodelan Elemen Nodes pada Program b. Conduit Elemen conduit ini terdiri dari beberapa bentuk saluran, yaitu saluran bulat, persegi empat, ladam atau sepatu kuda, oval, trapezoidal, parabolik, saluran alami, dan sebagainya. Tipe saluran yang dipilih, yaitu saluran tidak beratuan (irregular shape) untuk pemodelan sistem drainase utama berupa sungai (saluran alami) dan tipe saluran terbuka atau persegi empat (rectangular open) untuk memodelkan Waduk Pluit. Parameter yang dibutuhkan untuk tipe saluran tidak beraturan, yaitu panjang saluran (length), elevasi hulu (inlet) dan hilir (outlet) saluran dan untuk tipe saluran terbuka terdapat penambahan parameter lain, yaitu
37 kedalamannya (geometry depth). Nilai parameter yang digunakan pada elemen ini dapat dilihat pada Lampiran 3.
Gambar 4.4 Input Parameter Pemodelan Elemen Conduit pada Program
38
Gambar 4.5 Pemodelan Sistem Drainase Utama dan Waduk Pluit c. Pump Posisi stasiun pompa eksisting terletak di Waduk Pluit dengan jumlah pompa sebanyak 11 buah yang dibagi menjadi 3 grup pompa dengan kapasitas masing-masing grup yang berbeda-beda, yaitu grup pompa timur terdiri dari 4 pompa, grup pompa tengah terdiri dari 4 pompa, dan grup pompa barat terdiri dari 3 pompa. Tipe pompa yang digunakan pada program ini adalah pompa dengan besar debit aliran tergantung dari elevasi muka air di waduk terhadap head pompa. Data mengenai kapasitas pompa eksisting di Waduk Pluit ini dapat dilihat pada BAB III Tabel 3.3.
39
Gambar 4.6 Input Pemodelan dan Kinerja Elemen Pump pada Program
Gambar 4.7 Hasil Akhir Pemodelan Elemen Pump pada Program
40
Gambar 4.8 Grafik Pompa Hubungan Antara Flow-Head d. Orifices Elemen Orifices merupakan bangunan bendung berupa siphon yang menghubungkan sungai dengan Waduk Pluit. Tipe orifices yang dipilih, yaitu tipe side dan bentuk rectangular closed. Bangunan bendung eksisting memiliki ukuran panjang + 32 m dan tinggi + 4 m.
Gambar 4.9 Input Parameter Pemodelan Elemen Orifices pada Program
41
Gambar 4.10 Hasil Akhir Pemodelan Elemen Orifices pada Program e. Transection Elemen ini digunakan apabila tipe saluran yang dipilih adalah tipe saluran tidak beraturan (Irregular Shape). Data profil sungai eksisting yang tersedia (data cross section) diinput ke dalam elemen transection untuk menentukan elevasi muka tanah (ground level), elevasi dasar saluran (invert level) dan kedalaman maksimum saluran (maximum depth). Data profil sungai dapat dilihat pada Lampiran 2.
42
Gambar 4.11 Input Parameter Pemodelan Elemen Transection pada Program
43
(sumber : DHI Software User Guide, 2005)
Gambar 4.12 Bentuk atau Profil Saluran untuk Tipe Saluran Tidak Beraturan
4.1.2 Pemodelan Hidrologi Pemodelan hidrologi pada program MIKE URBAN SWMM ini terdiri dari beberapa tahap pemodelan, yaitu : 1. Pemodelan Daerah Layanan (Catchment Area) Parameter yang dibutuhkan untuk menentukan batas daerah layanan (catchment area), yaitu : a. Menentukan kemiringan lahan (ground slope) daerah studi dari hasil digitasi peta topografi dengan Arcview GIS. b. Menentukan arah aliran permukaan daerah studi dari hasil digitasi peta topografi dengan Arcview GIS.
44
Gambar 4.13 Pemodelan Elemen Catchment Area pada Program
45 Pemodelan batas daerah layanan (catchment area) pada program dapat dilihat pada Gambar 4.14, Gambar 4.15, dan Gambar 4.16.
Gambar 4.14 Peta Topografi Hasil Digitasi Dengan Arcview GIS