BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Proses permohonan sampai dengan pencairan kredit nasabah
Bisnis model pensiun BTPN adalah jasa pembayaran Tunjangan Hari Tua (THT) dan pembayaran pensiun bulanan di BTPN melalui pola kerja sama dengan mitra usaha strategis, utamanya TASPEN, Dana Pensiun Pertamina, Dana Pensiun Telkom, dan Dana Pensiun Perhutani. Selain jasa pembayaran pensiun, BTPN juga menyediakan produk pinjaman kepada nasabah pensiunan dengan pemotongan cicilan bulanan langsung dari pembayaran pensiun bulanan. Pembayaran gaji pensiunan awal bulan di BTPN merupakan moment yang dinanti sebagian para pensiunan, kemudahan bertransaksi dalam pengambilan gaji melalui Tabungan Citra Pensiun dengan persyaratan yang mudah yaitu setoran awal nol dan saldo harian nol dirasakan manfaatnya oleh pensiunan karena opersional pengambilan gaji tidak ditentukan hanya untuk awal bulan namun sebulan penuh. Manfaat lainnya bagi Sahabat pensiunan adalah tersedianya ruang tunggu yang luas yang dirancang khusus bagi pensiunan yang menunggu saat pengambilan uang. Fasiltias ruang tunggu tersebut dilengkapi pula dengan air conditioner, televisi serta snack gratis pada awal bulan yang memberikan nuasa kekeluargaan seperti di rumah kedua pensiunan. Berikut ini adalah Proses Pencairan Kredit Nasabah :
a. Prosedur Permohonan Kredit Pensiun
33
34
Calon debitur datang ke BTPN KCP Karanganyar dan menyerahkan dokumen persyaratan kredit pensiun. Credit Acc. Officer memeriksa kelengkapan dokumen kredit pensiun. Jika dokumen
persyaratan
kredit
tidak
memenuhi
persyaratan
permohonan kredit ditolak. Jika dokumen persyaratan kredit memenuhi persyaratan Credit Acc. Officer menyerahkan aplikasi permohonan kredit pensiun untuk diisi dan ditandatangani calon debitur.
b. Prosedur Simulasi / Perhitungan kredit pensiun Credit Acc. SPV memeriksa keaslian dokumen persyaratan kredit pensiun, kemudian melakukan simulasi/perhitungan kredit pensiun melalui program komputer RLA . Calon debitur dapat menolak/menerima hasil perhitungan. Jika calon debitur menolak permohonan kredit pensiun tidak dapat dilanjutkan. Jika calon debitur menerima hasil perhitungan kredit pensiun Credit Acc. SPV melakukan wawancara terhadap calon debitur dan mencetak dokumen kredit, antara lain: Analisa Pinjaman, Tes Wawancara Debitur, Memorandum Persetujuan kredit, dan Surat Pernyataan (jika diperlukan). c. Prosedur Pembukaan Nomor Customer (CIF) dan Input Data Diri
Calon
Debitur
Customer
Service
melakukan
pembukaan nomor customer bagi debitur yang mengajukan kredit
35
pensiun dan menginput data diri debitur, data suami/istri debitur, dan data anak debitur melalui program komputer DIM, kemudian memeriksa kembali kebenaran data yang di input. d. Prosedur Verifikasi Pinjaman Kredit Pensiun Credit Acc. Officer memeriksa kembali keaslian dokumen persyaratan kredit pensiun, analisa pinjaman terkait plafond pinjaman,
jangka waktu, dan usia debitur, serta memastikan
hasil wawancara debitur telah sesuai standar yang hasilnya tercantum dalam Tes Wawancara Debitur. Jika dokumen persyaratan, Analisa Pinjaman, dan Tes Wawancara Debitur tidak memenuhi persyaratan permohonan kredit ditolak. Jika memenuhi persyaratan Credit Acc. Officer mencetak dokumen Surat Perjanjian Kredit (SPK) untuk ditandatangani debitur dan di otorisasi Credit Acc. SPV. e. Prosedur Input Data Pinjaman Credit Admin Officer memasukkan nomor customer (CIF) dan menginput data pinjaman kredit pensiun per debitur melalui program komputer YR2, kemudian mencetak Rincian Jadwal Angsuran (Payment Schedule) yang didalamnya tertera kode transaksi untuk membuka blokir komputer Teller agar pinjaman kredit pensiun dapat dicairkan. Credit Admin Officer menginput data-data hasil penyaluran kredit pensiun melalui program
36
komputer
YR8.
Hasil
rekapannya
berupa
laporan
harian
penyaluran kredit pensiun. f. Prosedur Persetujuan Kredit Pensiun Sub Branch Manager memeriksa isi dokumen Surat Perjanjian Kredit (SPK) terkait plafond pinjaman, jangka waktu, dan usia debitur. Jika isi dokumen Surat Perjanjian Kredit (SPK) tidak wajar maka permohonan kredit ditolak. Jika wajar maka Sub Branch Manager mentandatangani dokumen Surat Perjanjian Kredit (SPK) agar pinjaman kredit pensiun dapat dicairkan. g. Prosedur Pencairan Pinjaman Teller
memasukkan kode transaksi dalam
Payment
Schedule melalui program komputer YR1 kemudian mencetak bukti pengeluaran kas. Teller
mentandatangani dan memberi
stampel PAID pada dokumen Surat Perjanjian Kredit (Rincian Pinjaman) kemudian menyerahkan uang pinjaman kredit dan fotokopi lembar pertama Rincian Pinjaman kepada debitur. Teller mengarsip permanen payment schedule dan bukti pengeluaran kas berdasarkan tanggal transaksi. h. Prosedur Pengarsipan Dokumen Kredit Pensiun Sales and Marketing Officer mencatat secara manual data-data penyaluran kredit pensiun pada buku penyaluran kredit pensiun, kemudian memeriksa kembali kelengkapan dokumen-dokumen kredit pensiun. Sales and Marketing Officer menyerahkan fotokopi
37
lembar kedua dokumen Surat Perjanjian Kredit (SPK) dan fotokopi bukti pengaluaran kas kepada Accounting Officer. Sales and Marketing Officer menyimpan dokumen-dokumen kredit pensiun dalam brankas.
4.1.1. kredit pensiun Keunggulan Kredit Pensiunan adalah:
Cukup dengan SK Pensiun Asli
Plafond Pinjaman hingga 100 Juta
Proses Cepat
Mendapatkan asuransi jiwa
Memberikan Layanan Pemeriksaan Gratis
Persyaratannya untuk kredit pensiun sangat mudah yaitu :
Asli dan fotokopi Surat Keputusan Pensiun (SKEP).
Asli dan fotokopi Kartu Registrasi Induk Pensiun (KARIP).
Asli dan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga(KK), dan Rekening Listrik.
Asli dan fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), bagi pensiun yang dana pensiunnya diatas Rp 1.320.000,00 per bulan.
Asli dan fotokopi bukti pembayaran uang pensiun bulan sebelumnya
Asli dan Foto Copy Surat Keputusan Kredit Pensiun ini terdiri dari : 1) Produk paketmu terdiri dari Modal untuk Tumbuh dan Kapasitas untuk Tumbuh. Modal untuk Tumbuh menawarkan
38
kelebihan-kelebihan yang unik seperti proses kredit yang mudah dan cepat, tambahan pinjaman, cicilan yang fleksibel di masa sulit, gratis asuransi jiwa kredit, nasabah dapat menyetor dan tarik tunai di tempat usaha. Kapasitas untuk Tumbuh memberikan program pelatihan, informasi pengembangan usaha, dan micro business franchise. 2) Paket mitra usaha adalah solusi kembangkan usaha dalam satu paket, pinjaman plus + pelatihan. a. Mudah dan cepat b. Plafon hingga 500 juta c. Pinjaman isi ulang d. Cicilan fleksibel e. Perlindungan terhadap ahli waris f. Tabungan antar jemput g. Progam pelatihan h. Peluang kerja i.
Pusat informasi kembangkan usaha.
Jadi, penulis menyimpulkan bahwa proses pencairan kredit pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional sangatlah mudah hanya melengkapi persyaratan diatas dan dana pun akan cair dengan proses cepat.
39
4.2
Hambatan-hambatan yang sering terjadi pada proses pencairan kredit
Adapun hambatan-hambatan sering dihadapi oleh pihak PT.Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) KCP Burangrang Bandung dalam Proses pencairan kredit nasabah :
Bank dalam setiap perjanjian kredit selaku kreditor percaya bahwa setiap debitor memiliki kemampuan memenuhi kewajibannya untuk melunasi segala hutang yang telah disepakati antara bank dengan debitor. Akan tetapi, dalam kenyataannya tidak seperti yang diharapkan sebelumnya. Berbagai macam faktor di luar perhitungan atau jangkauan perkiraan dapat terjadi, sekalipun telah dilakukan analisis mendalam dan penuh kehatihatian melalui verifikasi dan analisis kredit yang baik.
Timbulnya risiko yang tidak diharapkan ini menandakan bahwa kredit bermasalah tersebut adalah bagian dari kehidupan bisnis perbankan. Kredit bermasalah seringkali dipersamakan dengan kredit macet, padahal keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kolektibilitas
macet
ditambah dengan kredit-kredit
kolektibilitas
diragukan
yang
mempunyai
potensi
yang memiliki menjadi
macet.
Sedangkan kredit macet adalah kredit yang angsuran pokok dan bunganya tidak dapat dilunasi selama lebih dari 2 (dua) masa angsuran. Penyelesaian kredit macet kemudian diserahkan kepada Pengadilan/KP2LN (Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara) atau diajukan tuntutan kepada Perusahaan Asuransi Kredit.
40
Dengan demikian, kredit macet merupakan kredit bermasalah, tetapi kredit bermasalah belum tentu atau tidak seluruhnya merupakan kredit macet. Dalam pada itu, penyebab timbulnya kredit bermasalah sendiri menurut Soedrajad Djiwandono (Mudrajad Kuncoro, 2002:470) dapat disebabkan faktor internal dan eksternal. Faktor Internal antara lain disebabkan oleh kebijakan perkreditan yang kurang menunjang, kelemahan sistem dan prosedur penilaian kredit, pemberian dan pengawasan kredit yang menyimpang dari prosedur, itikad yang kurang baik dari pemilik, pengurus, dan pegawai bank. Sedangkan faktor eksternal antara lain disebabkan oleh lingkungan usaha debitor, musibah atau kegagalan usaha, persaingan antar bank yang tidak sehat. Bank dalam menyalurkan kreditnya selalu menerapkan prinsip 5 C, menurut Retnowulan Sutantio (1998, 319 : 320) yang dimaksud dengan 5 C itu adalah : 1. Character adalah kepribadian, moral, kejujuran calon debitor selalu harus diteliti seksama terutama dalam menghadapi debitor yang baru. Hal-hal yang perlu diteliti adalah sifat pribadi yang meliputi cara hidup, keadaan keluarga, riwayat dan nama baik calon debitor di masyarakat. 2. Capacity adalah kemampuan debitor dalam mengendalikan dan mengembangkan usahanya serta kesanggupannya dalam menggunakan kredit yang bakal diterimanya. Hal ini terkait dengan latar belakang pendidikan, pengalaman dan keadaan usahanya pada waktu permohonan kredit diajukan. 3. Capital adalah suatu modal yang dimiliki debitor pada waktu permohonan kredit diajukan. Keadaan perusahaan yang dikelolanya harus dinilai dengan cermat sebelum permohonan dikabulkan seluruhnya, sebagian atau ditolak sama sekali. 4. Colleteral adalah agunan atau jaminan berupa benda yang diberikan oleh calon debitor. Dengan jaminan ini maka bank akan lebih terjamin bahwa kredit yang diberikannya akan dapat diterima kembali pada waktu yang ditentukan.
41
5. Condition adalah keadaan ekonomi pada umumnya, keadaan ekonomi nasional dan keadaan ekonomi calon debitor. Hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui kedudukannya. Sekalipun prinsip 5 C sebagaimana terurai di atas telah diterapkan, bukan berarti bahwa perjanjian kredit tersebut akan berlangsung sebagaimana diharapkan. Dalam praktek tidak jarang para debitor yang telah memperoleh kredit dalam jumlah besar bahkan menggunakan sindikasi-sindikasi bank, timbul itikad buruk untuk menghindari pembayaran kewajibannya. Tipologi kredit bermasalah sebagaimana tergambar dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 31/147/Kep/Dir tanggal 12 November 1998, tentang Kualitas Kredit, yang menunjukkan unsurunsur kredit bermasalah sebagai berikut : 1. Kurang Lancar a. terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 90 hari; b. terdapat ceruka/overdraft yang berulang kali khususnya untuk menutupi kerugian operasional dan kekurangan arus kas; c. hubungan debitor dengan bank memburuk dan informasi keuangan debitor tidak dapat dipercaya; d. dokumentasi kredit kurang lengkap dan pengikatan agunan yang lemah; e. pelanggaran terhadap persyaratan pokok kredit; f. perpanjangan kredit untuk menyembunyikan kesulitan keuangan. 2. Diragukan a. terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 180 hari sampai dengan 270 hari; b. terjadi overdraft yang bersifat permanen khususnya untuk menutupi kerugian operasional dan kekurangan arus kas; c. hubungan debitor dengan bank memburuk dan informasi keuangan debitor tidak dapat dipercaya; d. dokumentasi kredit kurang lengkap dan pengikatan agunan yang lemah; e. pelanggaran yang prinsipil terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian pokok; 3. Macet a. terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 270 hari; b. dokumentasi kredit kurang lengkap dan/atau pengikatan agunan tidak ada atau penagihan kredit macet adalah upaya bank untuk memperoleh kembali pembayaran dari debitor atas kredit bank yang telah menjadi macet, yaitu :
42
1. Faktor Internal yaitu sistem otomatis antar komputer satu dengan yang lainnya atau antar cabang dengan sistem online sering tidak berfungsi (error) sehingga karyawan tidak dapat melaksanakan tugasnya dan transaksi penyetoran pun sering terganggu sehingga terkadang laporan keuangan tidak sesuai. 2. Faktor Eksternal yaitu nasabah Bank BTPN itu sendiri sebagian besar nasabahnya adalah salah dalam pengisian slip setoran, kendalanya seperti buta huruf, terkadang salah mengisi slip untuk penyetoran, sehingga memakan waktu yang cukup lama dikarenakan nasabah sebagian besar sudah lanjut usia. 3. Faktor Sumber Daya Manusia yaitu tenaga kerja yang kurang cekatan atau masih belum paham terhadap tugasnya, dan memungkinkan kesalalahan itu terjadi pada saat pengetikan atau memasukan nominal uang. 4.3 Upaya-upaya untuk pemecahan hambatan di atas ialah : a).
Upaya penyelamatan kredit macet
Yang dimaksud dengan upaya bank untuk menyelamatkan kredit adalah upaya bank untuk melancarkan kembali kredit yang sudah tergolong dalam kredit kurang lancar ”diragukan” untuk kembali menjadi ”kredit lancar” sehingga debitor kembali mempunyai kemampuan untuk membyar kembali, utangnya kepada bank disertai dengan biaya dan bunga.
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 26/4/BPP tanggal 29 Mei 1993 secara operasional penanganan penyelamatan kredit bermasalah dapat ditempuh melalui beberapa cara yaitu :
1. Penjadwalan kembali (rescheduling) yaitu perubahan syarat kredit yang menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktunya;
43
2. Persyaratan kembali (reconditioning) yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidk terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu dan atau persyaratan lainnya sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saldo kredit; 3. Penataan kembali (restructuring) yaitu perubahan syarat-syarat kredit berupa penambahan dana bank dan/atau konvensi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru dan/.atau konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam perusahaan yang disertai dengan penjadwalan kembali dan/atau persyaratan kembali. b. Penagihan kredit Dalam menghadapi kredit bermasalah maka pihak bank akan melakukan upaya-upaya penyelamatan kredit sebagaimana telah diuraikan di atas agar kredit bermasalah tersebut kembali menjadi lancar. Apabila upaya penyelamatan kredit yang dilakukan oleh bank ternyata gagal, maka pada akhirnya kredit yang bersangkutan menjadi kredit macet. Setelah kredit dinyatatakan menjadi macet oleh bank, maka tindakan yang dapat dilakukan bank adalah melakukan tindakan penyelesaian atau penagihan kredit tersebut. Untuk melakukan penyelesaian atau penagihan atas kredit yang sudah pada tahap kualitas macet tersebut, maka dalam menangani kredit macet tersebut ditekankan melalui beberapa upaya yang lebig bersifat kelembagaan hukum yaitu di antaranya : 1 eksekusi grosse akta pengakuan hutang dan barang jaminan;
44
2 eksekusi grosse akta hipotik/sertifikat hak tanggungan; 3 bagi bank pemerintah melalui penyerahan penagihan piutang negara kepada BUPLN; 4
melalui badan peradilan;
5 melalui arbitrase atau badan alternatif penyelesaian sengketa; 6 melalui lembaga paksa badan. a.
Faktor Internal yaitu apabila sistem jaringan komputer dalam kondisi offline, customer service officer melakukan pengeceken kembali data dikomputerisasi dan bukti transaksi yang ada serta uang tunai yang tersedia secara manual dan memastikan saldonya sesuai. b,
Faktor eksternal yaitu Teller harus benar-benar membantu nasabah dalam pengisian slip setoran, memastikan agar semuanya terisi dengan benar Customer Service Officer dengan sabar menjelaskan dan membantu nasabah dengan lebih sabar.
c.
Faktor Sumber Daya Manusia yaitu caranya dengan mengadakan dahulu
pelatihan terhadap calon tenaga kerja sampai benar-benar
siap untuk terjun kelapangan, dan memastikan sudah teliti dalam menjalankan tugasnya. Semua Hambatan yang ada akan terselesaikan jika nasabah dan teller saling memperhatikan dalam pengisian slip setoran sehingga tidak terjadi kesalahan, dan di lingkungan intern Bank. BTPN itu sendiri harus bekerja sama dengan baik dan menjalin komunikasi yang baik pula.