128
BAB IV ANALISIS PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI PENDIDIKAN PENCAK SILAT DI SMK NU KESESI KABUPATEN PEKALONGAN, 2014
Pada BAB IV ini peneliti akan melakukan analisis dari survey pustaka maupun lapangan, dalam hal ini peneliti akan menganalisa pembentukan karakter peserta didik melalui pendidikan pencak silat di SMK NU Kesesi Kabupaten Pekalongan, 2014. Sekilas mengenai konsep pembentukan karakter melalui pendidikan pencak silat bahwa dalam proses pembentukan karakter tidak hanya dilaksanakan pada proses pembelajaran yang berada dikelas saja melainkan dapat dilaksanakan diluar kelas seperti kegiatan ekstrakulikuler yaitu pencak silat. Sehingga pendidikan pencak silat ini akan memberikan kontribusi dalam pembentukan karakter berdasarkan konsep strategi dan lintas kurikulum, filosofi pendidikan karakter serta aspek dan nilai-nilai yang terkandung dalam pencak silat sebagai pembentukan karakter. Dalam pembentukan karakter ini terdapat beberapa jenis pembinaan latihan antara lain ; 1. Pembinaan fisik dan prestasi 2. Pembinaan sikap aktif dan percaya diri 3. Proses pembinaan kerohanian peserta didik Sedangkan pendidikan pencak silat di SMK NU Kesesi Kabupaten Pekalongan, 2014 dalam pembentukan karakter menggunakan beberapa program latihan fisik, teknik, taktik dan kenaikan tingkat yang membawa perubahan sikap
128
129
disiplin - aktif dengan menghasilkan prestasi dan rasa percaya diri serta pembinaan kerohanian yang membentuk karakter yang masing-masing tingkatan baik polos, jambon, hijau maupun putih berbeda substansi dan muatannya. Sebagaimana dalam Bab II tentang pembentukan karakter melalui pendidikan pencak silat ternyata tidak hanya pemberian lewat materi pembelajaran saja melainkan dapat pula dalam sebuah kegiatan diluar kelas. Sebagaimana dalam teori strategi pendidikan karakter telah dijelaskan bahwa untuk membentuk karakter dapat melalui empat cara yang ditawarkan untuk mengimplementasikan pendidikan karakter disekolah. Pertama otonomi, yaitu dengan menempatkan pendidikan karakter sebagai mata pelajaran tersendiri. Kedua, integrasi dengan menyatukan nilai-nilai dan karakter-karakter yang akan dibentuk dalam setiap mata pelajaran. Ketiga, ekstrakulikuler melalui sebuah kegiatan tambahan yang berorientasi pada pembinaan karakter siswa. Keempat, kolaborasi dengan menggabungkan ketiga cara tersebut dalam seluruh kegiatan sekolah.1 Begitu pula dalam lintas kurikulum menurut Halstead dan Taylor mengenai temuannya tentang klaim-klaim implementasi pelajaran nilai-nilai moral dalam Kurikulum Internasional di Inggris ditemukan bahwa pembentukan karakter dapat dilakukan pada mata pelajaran salah satunya terdapat pada materi pendidikan jasmani dan olahraga.2 Pendidikan pencak silat merupakan kegiatan olahraga diluar jam sekolah dalam arti diluar jam pelajaran atau dengan nama lain kegiatan ekstrakulikuler. 1
Barnawi dan M. Arifin, Strategi DAN Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter,
hlm. 68 2
Muchson AR, & Samsuri, Dasar-Dasar Pendidikan Moral : Basis Pengembangan Pendidikan Karakter, hlm. 107
130
Dengan demikian melalui strategi ini, pencak silat dapat ikut serta dalam pembentukan karakter. Selain dari pada itu pembentukan karakter melalui pendidikan pencak silat memunculkan sebuah karakter berdasarkan aspek-aspek dan nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan pencak silat. Adapun aspekaspek yang terkandung dalam pendidikan pencak silat seperti, aspek spiritual, olahraga, beladiri, dan kesenian. Sedangkan nilai-nilai karakter dalam pendidikan pencak silat yaitu lima pilar pendidikan karakter ; Pertama, takwa yang artinya beriman kepada tuhan Yang Maha Esa. Kedua, tanggap artinya peka terhadap perubahan, bersikap berani, dan terus meningkatkan kuliatas diri. Ketiga, tangguh artinya ulet dalam usaha mengembangkan kemampuan agar dapat menghadapi dan menjawab setiap tantangan guna mencapai suatu tujuan. Keempat, tanggon artinya sanggup menegakkan keadilan, kejujuran, kebenaran, mempunyai harga diri, sikap kesatria yang mandiri, dan percaya diri. Kelima, trengginas berarti energik, kreatif, inovatif, dan mau bekerja keras untuk mengejar kemajuan yang bermanfaat bagi masyarakat. Kemudian nilai lainnya yaitu nilai persaudaraan, sikap menghormati, sikap tanggung jawab, serta sikap saling menyayangi. Pencak silat apabila dipandang sekedar sebuah gerakan beladiri maka hanya akan mendapatkan ilmu tentang beladiri yang sebatas pertahanan diri ketika mendapat ancaman secara fisik. Apabila dipandang hanya sebuah olahraga maka hanya akan menghasilkan tubuh fisik yang kuat, sehat, dan prestasi. Namun demikian jika pencak silat ini dipandang sebagai bentuk pendidikan maka akan menghasilkan sebuah nilai falsafah budi pekerti luhur sebagai jiwa dan motivasi
131
penggunaanya, sebagai pembinaan mental spiritual, seni, olahraga, dan beladiri itu sendiri. Berbicara tentang pencak silat di SMK NU Kesesi Kabupaten Pekalongan tidak lepas juga membicarakan tetang persaudaraan setia hati terate, karena di SMK NU Kesesi Kabupaten Pekalongan dalam pelatihannya menggunakan beladiri pencak silat persaudaraan setia hati terate, karena dikenal dalam pendidikannya selalu menanamkan jiwa pesilat yang tangguh, prestasi, juga mendidik siswa siswinya untuk memiliki kepribadian yang berbudi pekerti luhur mengetahui mana yang benar dan salah. Setelah peneliti melakukan observasi dan interview secara langsung pada guru, pelatih, peserta didik maupun siswa siswi yang mengikuti pencak silat mengenai pendidikan pencak silat di SMK NU Kesesi Kabupaten Pekalongan didapatkan beberapa poin yang memiliki pengaruh dalam pembentukan karakter yang baik dengan melalui tahapan latihan dari polos, jambon, hijau dan putih. Dalam pengumpulan data yang didapat oleh peneliti mengenai konsep pembentukan karakter melalui pendidikan pencak silat dan konsep pendidikan pencak silat di SMK NU Kesesi Kabupaten Pekalongan dapat penulis analisa sebagai berikut ; 1. Pembinaan fisik dan prestasi Dalam kegiatan pembinaan ini, pendidikan pencak silat di SMK NU Kesesi terdapat dua jenis kegiatan yaitu kenaikan tingkat dan pembibitan atlit prestasi. a. Kenaikan tingkat
132
Kenaikan tingkat merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh cabang pekalongan guna melakukan peningkatan mutu para siswa/siswi serta mempersiapan kaderisasi para penerus pelatih maupun warga dengan ikut serta membentuk siswa siswi yang berbudi pekerti luhur sebagaimana dalam tujuan persaudaraan setia hati terate. Program kenaikan tingkat ini sesuai dengan teori lintas kurikulum dalam pembentukan karakter, dengan Adanya beberapa moneklatur untuk menunjukan kepada kajian pembentukan karakter peserta didik, tergantung kepada aspek penekanannya di antaranya
yang umum dikenal ialah
pendidikan moral, pendidikan nilai, pendidikan religius, pendidikan budi pekerti, dan pendidikan karakter itu sendiri. Masing-masing penanaman kadang-kadang digunakan secara saling bertukaran (Interexchanging), misal pendidikan karakter juga merupakan pendidikan nilai atau pendidikan religius itu sendiri. Dalam kenaikan ini menggunakan penekanan moral dengan memiliki sikap yang disiplin dan memiliki moral yang tinggi. Sebagaimana dalam teori pencak silat pada nilai-nilai karakter pencak silat yaitu tanggon berasal dari bahasa dari bahasa Jawa yang artinya teguh, tegar, konsisten, konsekuen dalam memegang prinsip menegakan keadilan, kejujuran, dan kebenaran. Tanggon berarti mempunyai harga diri dan kepribadian yang kuat, penuh perhitungan dalam bertindak, disiplin, dan tahan uji, serta tahan terhadap godaan dan cobaan yang dihadapinya. Dalam kaitan dengan penginerjaan pencak silat, tanggon berarti tahan uji, tegar, dan tegas, tidak mudah terpancing oleh provokasi yang dapat
133
merusak. semua sikap tersebut dilandasi oleh rasa percaya diri yang kokoh dan moral yang tinggi. Metode yang digunakan dalam kenaikan ini adalah metode hafalan yang masing-masing siswa memiliki porsi materi baik teknik maupun taktik yang sudah diajarkan sesuai tingkatannya masing-masing. Program kenaikan tingkat cabang dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun, akan tetapi tidak semua siswa maupun siswi dapat mengikuti program kerja ini dikarenakan faktor kesiapan peserta dalam menghafal materi-materi yang diberikan seperti senam dasar, jurus, pasangan, senam toya, jurus toya maupun kuncian.3 SMK NU Kesesi merupakan salah satu rayon yang ada di ranting kesesi dengan jumlah peserta yang cukup banyak, keikutserta dalam kenaikan tingkat juga banyak, akan tetapi meskipun demikian tidak semua peserta dapat terlibat dalam kenaikan tersebut yang disebabkan karena belum selesainya materi yang menjadi syarat kenaikan. Peningkatan mutu peserta didik dangan program kenaikan tingkat ini juga memiliki perbedaan yang disebabkan karena jenjang atau tingkatan yang mereka miliki. Tingkat polos dengan kepolosannya diibaratkan seperti sesuatu yang bersih belum tercampur dan tersentuh apa-apa, diibaratkan pula seperti janin dalam kandungan berusia satu sampai empat bulan (masih bersih/lurus belum terpengaruh), polos juga diartikan bahwa siswa yg buta atau tidak mengetahui dgn baik 3
Interview dengan Ir. Supadi selaku ketua cabang pekalongan persaudaraan setia hati terate, tanggal 22 desember 2014
134
organisasi persaudaraan setia hati terate, Warna hitam menunjukkan warna dasar dari pakaian Setia Hati Terate sehingga dikatakan pula siswa yang baru mengenal persaudaraan setia hati terate. Tingkat
jambon
dengan
warnanya
merah
muda
yang
menyimbolkan keberanian dan mulai dapat merekam dan bergerak kreatif dan cermat, tingkat ini seperti janin dalam kandungan yang berusia empat sampai sembilan bulan dengan terdapatnya ruh dari sang maha kuasa dan mulainya dalam bergerak, tingkatan ini juga diartikan siswa yang baru mengenal arah yg benar, jambon juga mengandung maksud adalah sifat matahari yg terbit atau sifat matahari yg terbenam, yaitu sifat yg mulai mengarah ke suatu kepastian tetapi masih dalam taraf mengantung dan belum tetap wataknya. Tingkat
Hijau
yang
diartikan
sebagai
siswa
yg
sudah
mantap/tenang hatinya, Seperti bayi yang telah lahir dengan berbagai potensi yang dimilikinya dan juga keyakinan pada dirinya bahwa ia telah masuk pada alam dunia dan siap untuk menjalani kehidupan. Warna hijau mengandung arti warna keadilan dan keteguhan dalam menjalani sesuatu. Sifat inilah yg di harapkan terbentuk pada siswa hijau, dimana siswa tersebut selalu berbuat adil, mulai dididik untuk madep, karep, mantep, dengn mengutamakan ajaran Setia Hati Terate. Tingkatan putih adalah tingkatan siswa yg terakhir dalam latihan pencak silat persaudaraan setia hati terate. Sabuk putih berarti orang yg telah mengerti arah yg sebenarnya dan telah mengetahui perbedaan
135
antara benar dan salah. Pada tingkatan ini, seorang siswa akan menamatkan pelajaran pencak silat persaudaraan setia hati terate baik pelajaran olah kanuragan (beladiri) maupun pelajaran kerohanian/keSH-an. Warna putih melambangkan kesucian, oleh karena itu sifat dan watak yg diharapkan dari siswa tingkat putih adalah siswa tersebut dapat bertindak berdasarkan prinsip kebenaran, dan bersikap tenang seperti air yg mengalir. Hal ini diibaratkan seperti seseorang yang telah dewasa dan mengenal jati dirinya.4 b. Pembinaan fisik dan prestasi Dalam Bab II pada Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional membahas mengenai pembangunan dan pemantapan jati diri bangsa ditujukan untuk mewujudkan karakter bangsa dan sistem sosial yang berakar, unik, modern dan unggul Serta Untuk memperkuat jati diri bangsa dan kebanggaan bangsa, pembangunan olehraga diarahkan pada peningkatan budaya dan prestasi olahraga. Dalam teori lima pilar pendidikan karakter melalui pendidikan pencak silat juga mendukung kaitannya prestasi yaitu Tangguh berarti sikap ulet dan sanggup mengembangkan kemampuan dari dalam menghadapi dan menjawab setiap tantangan dengan baik. Dalam teori lickona masuk pada Pengetahuan moral yaitu tentang pengetahuan pribadi. Untuk menjadi orang yang bermoral memerlukan keahlian untuk mengulas kelakuan kita sendiri dan mengevaluasi prilaku 4
Interview dengan Ir. Supadi selaku ketua cabang pekalongan persaudaraan setia hati terate, tanggal 15 desember 2014 dikrasak sragi.
136
kita tersebut secara kritis. Mengembangkan pengetahuan moral pribadi mengikutsertakan hal menjadi sadar akan kekuatan dan kelemahan karakter individual kita. Berkaitan dengan teori diatas pencak silat juga merupakan bagian dari kegiatan olahraga yang mengharapkan sebuah nilai, salah satunya adalah prestasi. Pendidikan pencak silat di SMK NU Kesesi Kabupaten Pekalongan melalui materi yang terprogram baik dalam segi fisik dan teknik tanding juga mental telah membawa nama baik sekolah dan daya tarik peserta didik lainnya. Pembibitan prestasi ini dilakukan dua sampai tiga bulan sebelum pertandingan sekaligus dilakukannya seleksi secara kompetisi. Dalam memajukan tingkat mutu para atlit yang akan diseleksi dibutuhkan sebuah tahapan latihan yang terencana seperti pelatihan fleksibilitas, kecepatan, power, ketangkasan, kekuatan dan daya tahan. Dengan adanya tahapan latihan ini maka akan muncul kekuatan fisik yang dapat menumbuhkan mental dan rasa percaya diri yang dapat mempengaruihi kemenangan dalam sebuah kompetisi. Rasa
percaya
diri
dapat
dimunculkan
dengan
memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan kelebihan atau potensi yang ia miliki, salah satunya adalah ketahanan fisik.5 Sebagaimana dalam Bab I menurut Shields dan Bredemeier menyatakan bahwa pendidikan jasmani atau olahraga adalah aktifitas fisik
5
Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter Di Indonesia :..., hlm. 42
137
yang merupakan akar dari semua proses psikologi. Dengan demikian melalui aktivitas fisik ini dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan psikologi peserta didik yang nantiya akan memperngarui pada aspek keinginan dan pembiasaan yang baik. Sesuai dengan pendidikan pencak silat yang ada di SMK NU Kesesi Kabupaten Pekalongan dengan beberapa ragam model pelatihan baik ketika pemanasan, inti yang berisi hal fisik, teknik, dan taktik, serta pelanturan ketika menjelang penutupan, dalam latihan ternyata membawa pengaruh pada siklus kesehatan darah dan kelenturan otot pada seluruh anggota badan. Sehingga tidak heran ketika peserta didik yang mengikuti kegiatan pencak silat di SMK NU Kesesi Kabupaten Pekalongan merasakan sebuah perubahan fisik yang optimal dikarenakan rutinitas dalam mengolah fisik sehingga berdampak pada kondisi tubuh yang kuat, tidak gampang lelah, dan tidak mudah terkena penyakit (tidak gampang sakit). 2. Pembinaan sikap aktif dan percaya diri Dalam pendidikan pencak silat agar terbentuk sebuah pelatihan yang teratur dan mempunyai tahapan terarah yang akhirnya terbentuk sikap aktif dan percaya diri, perlu adanya sebuah materi khusus dan tersistem, dikarenakan dalam pendidikan pencak silat banyak sekali materi-materi yang harus dilalui dengan benar sehingga dapat memperoleh hasil sesuai yang diharapkan. Hal ini sesuai pula dalam nilai-nilai karakter pencak silat yaitu tanggon berarti tahan uji, tegar, dan tegas, tidak mudah terpancing
138
oleh provokasi yang dapat merusak. semua sikap tersebut dilandasi oleh rasa percaya diri yang kokoh dan Trengginas dalam bahasa Jawa berarti enerjik, aktif, kreatif, dan inovatif, berpikir luas serta sanggup bekerja keras untuk mengejar kemajuan yang bermutu dan bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat berdasarkan sikap kesediaan untuk membangun diri
sendiri
dan
sikap
bertanggung
jawab
atas
pembangunan
masyarakatnya. Dalam konteks pembinaan pencak silat, trengginas berarti cergas, aktif, dan kreatif, serta inisiatif mencari peluang-peluang untuk mengungguli lawan. Trengginas berarti pula lincah, gesit, dan tangkas mengeluarkan jurus-jurus yang dikuasainya sehingga membuat lawan tidak berdaya dan berkutik menghadapinya. Semua tindakan itu berdasarkan pada sikap yang pantang menyerah. Dalam pembentukan karakter di Indonesia sebagaimana dalam aturan pemerintahan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang bunyinya “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakep, dan kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta tanggung jawab”. Dari fungsi dan tujuan diatas ada dua hal penting yang harus diwujudkan lembaga pendidikan. Pertama, mengembangkan kemampuan
139
dan kedua membentuk watak. Namun kaitannya dengan latihan materi fisik, teknik dan taktik ini cenderung pada pengembangan kemampuan.
a. Materi latihan fisik Pertama, pemeriksaan kondisi fisik ; dalam pemeriksaan kondisi fisik ada yang menggunakan medis dan juga melalui test aerobik dengan pola lari. Kedua, pemanasan ; ketika pemanasan dalam pembinaan kelenturan, keseimbangan, kecepatan dan ketepatan juga memiliki variasi baik gerakan di leher, dada, perut-pinggang, pinggang kiripinggang kanan, gerak tungkai ke kiri, depan dan belakang maupun bentuk kuda-kuda. Ketiga, ketahanan ; dalam latihan fisik ketahanan atau ausdouwer fisik ini utamanya ditujukan bagi calon atlit yang akan mengikuti pertandingan seperti (loncat selama 5 menit, pukulan lurus, pukulan bandul, kombinasi pukulan lurus dan bandul, gerakan sikutan kanan dan kiri secara cepat dengan bentuk kaki yang sejajar, tendangan cepat A, tendangan cepat B, tendangan cepat T, kombinasi tendangan A & C, tendangan cepat yang diawali dengan jongkok, scot jump, spir perut atas/badan diangkat, spir perut bawah/kaki diangkat, push up tangan terbuka, push up tangan mengepal, push up tangan pedangan, dan push up ditempat loncat tangan terbuka dan mengepal). Keempat, stamina ; latihan fisik stamina memiliki perbedaan dalam masing-masing tingkatan seperti ;
140
- Lari ditempat : (tingkat polos ; 5 menit, jambon ; 7 menit, hijau ; 9 menit, dan putih ; 10 menit) - Lari maraton : (tingkat polos ; 20 menit, jambon ; 30 menit, hijau ; 40 menit, dan putih ; 50 menit) - Sirkuit training yang disesuaikan dengan kebutuhan - Gerakan bayangan selama 3x4 menit. 6 Gerakan fisik berikutnya yang kelima, adalah kecepatan dan ketepatan terdapat dua metode dengan tanpa alat dan menggunakan alat, metode tanpa alat seperti (latihan kecepatan pukulan, tendangan dan kombinasi kecepatan pukulan dan tendangan). Sedangkan dengan alat seperti (latihan dengan samsak berpindah, latihan dengan orangorangan dengan sasaran berpindah dada, perut, pinggang, dan punggung). Keenam, Dasar keterampilan juga harus dimiliki oleh peserta didik dalam mempelajari materi fisik, seperti jatuh diri, roll depan, belakang sikap kayang, lompatan harimau dan katak yang masing-masing tingkatan berbeda-beda jumlah bebannya. Terakhir dalam latihan fisik adalah pernafasan yang merupakan sumber dari sebuah kehidupan, pernafasan yang dilakukan sesuai dengan tingkatannya seperti polos menggunakan pernafasan lurus, jambon pernafasan dada atau perut, hijau menggunakan pernafasan
6
Pembinaan Teknik dan Kepelatihan, hlm. 18
141
kombinasi dada dan perut dan putih menggunakan pernafasan setia hati terate. b. Materi latihan teknik Selain latihan fisik juga terdapat latihan teknik yang menjadi materi wajib ketika akan melakukan evaluasi perpindahan tingkatan baik dari tingkat polos ke jambon dan seterusnya di wajibkan untuk menghafal masing-masing teknik sesuai tingkatannya, teknik tersebut yaitu ; -
Senam dasar (polos ; 1-30, jambon ; 1-60, hijau ; 1-70 dan putih ; 1-90)
-
Jurus (polos ; 1-4, jambon ; 1-11, hijau ; 1-20 dan putih ; 1-35)
-
Pasangan (polos ; 1-4, jambon ; 1-11, hijau ; 1-20 dan putih ; 1-35)
-
Senam toya (polos ; - , jambon ; 1-15, hijau ; 1-20 dan putih ; 1-25)
-
Jurus toya (polos ; - , jambon ; 1-10, hijau ; 1-15 dan putih ; 1-20)
-
Belati (polos ; - , jambon ; - , hijau ; 1-10, dan putih ; 1-18)
-
Kuncian (polos ; - , jambon ; - , hijau ; 1-26 dan putih ; 1-44).7
c. Materi latihan taktik Kondisi fisik ketiga setelah materi fisik dan teknik adalah taktik. Taktik dapat diartikan sebagai siasat atau pola pikir tentang bagaimana menerapkan teknik-teknik yang telah dikuasai untuk menghadapi lawan agar memperoleh kemenangan secara sportif. Dalam pendidikan pencak silat di SMK NU Kesesi melaksanakan beberapa pola latihan taktik yaitu ;
7
Pembinaan Teknik dan Kepelatihan, hlm. 23
142
1) Pasangan pasangan sikap awal dalam pencak silat persaudaraan setia hati terate dimulai sikap tegak tangan menyatu berbentuk seperti alif dada. 2) Analisa jurus Sebuah keyakinan dalam pasangan baik pasangan statis, pasangan dalam pola sambung, dan pasangan yang disesuaikan dengan jurus pada tiap tingkatannya. 3) Pola langkah Pola langkah dengan dasar delapan penjuru yang membentuk seperti sinar memancar. Dalam pola langkah terdapat pada masingmasing tingkatan seperti ; - Tingkat polos ; langkah jurus, langkah zig zag gergaji, langkah segitiga, dan langkah ladam. - Tingkat jambon ; langkah jurus, langkah zig zag gergaji, langkah segitiga, langkah ladam dan langkah segi empat - Tingkat hijau ; langkah jurus, langkah zig zag gergaji, langkah segitiga, langkah ladam, langkah segi empat dan langkah segi empat silang. - Tingkat putih ; langkah jurus, langkah zig zag gergaji, langkah segitiga, langkah ladam, langkah segi empat, langkah segi empat silang, langkah lurus S, langkah segitiga rangkap, dan langkah ladam rangkap.
143
4) Sambut Sambut dalam bahasa pencak silat yang memiliki makna dari serang awal ketika lawan akan menyerang. Maksudnya kita akan melakukan sebuah serangan ketika lawan akan menyerang. Sambut dapat dilakukan dengan pukul, tendang, maupun tangkapan (jatuhan, bantingan, atau kuncian). Sambut ini disebut sebagai sambut tunggal, sedangkan sambut berangkai adalah sambut yang diawali dengan serangan kemudian mengambil serangan balasan lawan untuk disambut.8 5) Jurus reflek dan beladiri praktis Sebuah gerakan yang dilakukan tanpa membutuhkan sebuah proses kesadaran akal yang lama. Gerakan-gerakan ini di berikan setelah siswa mencapai tingkatan hijau dan putih. Sebagaimana dalam filosofi warna sabuk pada tingkatan hijau dan putih dengan keyakinan pada dirinya bahwa ia telah masuk pada alam dunia dan siap untuk menjalani kehidupan dan Sabuk putih berarti orang yg telah mengerti arah yg sebenarnya dan telah mengetahui perbedaan antara benar dan salah. Fisik, teknik dan taktik dalam pendidikan pencak silat tidak dapat dipisahkan sebab untuk memperoleh teknik yang baik juga dipengarui oleh kondisi fisik dan taktik. 6) Evaluasi pembinaan teknik
8
Pembinaan teknik dan kepelatihan, hlm. 26
144
Unsur-unsur dan kriteria penilaian ; - Untuk senam dasar, senam toya dan kuncian ; hafalan gerak, kematangan gerak dan teknik gerakan - Pasangan ; sikap menyerang dan sikap diserang - Jurus inti, jurus belati dan jurus toya ; hafalan, teknik, kematangan, dan penjiwaan. 3. Pembinaan kerohanian Pembinaan kerohanian merupakan ujung tumbak dalam pendidikan pencak silat persaudaraan setia hati terate dalam pembentuakan karakter peserta didik, dengan ajarannya yang mengarah pada nilai-nilai budi perkerti luhur dengan tujuannya yaitu ikut serta mendidik manusia yang berbudi pekerti luhur yang tau mana yang benar dan salah. Manusia yang berbudi pekerti luhur adalah manusia yang tidak mementingkan diri sendiri dan memperhatikan norma sebagai manusia hamba tuhan diantaranya ; 1) Berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa 2) Berbakti kepada kedua orang tua 3) Berbakti kepada guru 4) Kasih sayang dengan sesamanya. Begitu pula dengan lima watak setia hati terate yaitu 1) Berbudi luhur tahu benar dan salah serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2) Pemberani dan tidak takut mati
145
3) Berhadapan dengan masalah kecil dan remeh mengalah, baru bertindak jika menghadapi masalah prinsip yang menyakut harkat dan martabat kemanusiaan. 4) Sederhana 5) Memayu hayunig bawono (berusaha menjaga kelestarian dan kedamaian dunia. Ajaran ini sesuai dengan yang diajarkan oleh al-Gholazi dalam teorinya tentang pembentukan karakter yang dipengarui oleh empat hal yaitu pertama, unsur kebinatangan atau bahimiyah, yaitu syahwat. Kedua, unsur kebuasan atau sub`iyyah yaitu amarah. Ketiga, unsur kesyaitanan atau syaithaniyyah. Dan keempat, unsur yang muncul terakhir adalah unsur ketuhanan atau raobbaniyyah. Unsur yang keempat inilah yang menjadi salah satu pembinaan kerohanian di pencak silat persaudaraan setia hati terate dikarenakan unsur ini berasal dari sumber sifat-sifat cita, pujian, kekuasaan, dan pengetahuan berbagai disiplin ilmu. Adapun pembinaan kerohanian terletak pada masing-masing tingkatan yang memiliki materi dan target yang berbeda-beda. Adapun empat tingkatan pembinaan kerohanian tersebut yaitu ; a. Tingkat polos 1) Nama Organisasi Asas, Sifat, Tujuan, dan Dasar Ajaran. Organisasi Persaudaraan ini bernama “Setia Hati Terate” disingkat SH Terate” dalam organisasi ini berasaskan pancasila dan memiliki sifat persaudaraan yang kekal, keolahragaan dan kesenian yang
146
berssifat jasmani dan rohani, kekeluargaan, leberasamaan dan tidak membedakan latar belakang kehidupan serta berafiliasi pada aliran politik manapun. Organisai pencak silat ini bertujuan untuk Mendidik agar manusia berbudi luhur tahu benar dan salah serta taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan didukung pula dalam membentuk manusia berbudi pekerti luhur oleh pelajaran Setia Hati Terate yang mencangkup 5 aspek yaitu : Persaudaraan, Olah raga, Beladiri, Kesenian, dan Kerohanian.9 2) Pencak silat sebagai leluhur warisan bangsa, Definisi dan Sejarah Setia Hati Terate. Pencak silat adalah warisan nenek moyang yang perlu kita lestarikan dan merupakan salah satu jenis bela diri khas Bangsa Indonesia yang memiliki kaidah – kaidah tertentu, mulai dari pasang kuda – kuda, tangkisan, elakan, hindaran, serangan, sampai pada kuncian dan pelepasan, sapuan dan jatuhan, selayang kuda – kuda. Disamping itu Pencak silat sebagai refleksi dari nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia merupakan sistem budaya yang dipengaruhi oleh lingkungan alam, dan tidak dapat dipisahkan dari aktivitas manusia. Pada tataran individu, pencak silat berfungsi membina manusia agar dapat menjadi warga teladan yang mematuhi norma-norma masyarakat. Pada tataran kolektif, pencak silat berfungsi sebagai kekuatan kohesif yang dapat merangkul individu-individu dalam ikatan hubungan sosial
9
Pembinaan Kerohanian, (Madiun : Setia Hati Terate) hlm. 1
147
organisasi perguruan silat, guna mempertahankan kesatuan dan persatuan dengan menciptakan rasa kesetiakawanan dan kebersamaan diantara anggotanya.
3) Tata krama, pengertian, tujuan dan orientasi Pengertian Dalam arti luas tata krama adalah Sopan santun, tata cara yang di patuhi dalam kehidupan masyarakat, tertulis maupun tidak tertulis.
Adapun
tujuan
untuk
Menghormati
sesama,
Tidak
menyinggung perasaan orang lain, Tidak mengganggu ketentraman orang lain dan menyesuaikan dan menjunjung tinggi budaya setempat yang baik. Adapun orientasi tata krama ini adalah untuk bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbakti kepada kedua orang tua, hormat kepada yang lebih tua, hormat ke pada Pelatih dan Warga lain, saling menghormati kepada sesama siswa, sopan dan ramah kepada sesama, mematuhi tata tertib siswa, tidak membantah pada perintah orang tua, dan saling menghormati diantara sesama manusia. 4) Penanaman Disiplin Tekat dan Semangat Tata tertib siswa yaitu ; - Hadir 15 menit sebelum latihan dimulai - Memakai pakaian yang telah ditetapkan - Berjabat tangan dengan Pelatih atau Warga lain di tempat latihan sebelum dan sesudah latihan
148
- Berjabat tangan dengan sesama siswa pada waktu akan dan selesai latihan - Dilarang merokok di tempat latihan - Dilarang membawa/ minum – minuman keras dan narkoba - Mematuhi tata tertib yaitu sesuai dengan janji siswa - Berdo’a sebelum dan sesudah latihan - Mars Setia Hati Terate dan Padamu Negeri - Menyanyikan Mars Setia Hati Terate dan Padamu Negeri sebelum latihan b. Tingkat jambon 1) Tujuan dan Sejarah Setia Hati Terate Setia hati terate memiliki tujuan dalam membentuk nilai budi pekerti luhur dengan Menanamkan watak jiwa kesatria, cinta tanah air, Bangsa dan Negara Indonesia. Setia hati terate didirikan pada tahun 1922 oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo, waktu berdiri bernama Pencak Sport Club (PSC) kemudian menjadi Pemuda Sport Club, baru kemudian menjadi Persaudaraan Setia Hati Terate atas usul Bapak Soeratno Soerengpati pada tahun 1942 dan Pada konferensi 1948 sifat perguruan diubah menjadi organisasi. 2) Pengenalan lambang Setia Hati Terate Dalam lambang atau badge yang dipakai pada dada sebelah kiri memiliki beberapa filosofi makna yaitu Bentuk Segi Empat, Warna Dasar Hitam, Hati warna putih dengan batas merah, Sinar yang
149
berwarna putih, Bunga terate yang berbentuk Kuncup, Setengah Mekar dan Mekar, Garis tegak lurus yang berwarna putih di tengahnya digaris merah, Tulisan Persaudaraan Setia Hati Terate, Senjata : Toyak, Belati, Rambik, Trisula, dan Pedang 3) Pengenalan pembukaan Bukaan Setia Hati Terate terdapat beberapa gerakan yaitu ; Pertama, Sikap awal berdiri tegak seperti huruf alip dengan jari – jari telapak tangan menghadap Ke atas di depan ulu hati, ibu jari kearah ulu hati. Kedua, Langkah awal kaki kanan ditarik ke belakang agak serong (samping ) kemudian Posisi jongkok dengan kedua jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan ke tanah, ke atas (udara), kepelipis, kemudian mengepal ke depan. Ketiga, Posisi jongkok dengan kedua jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri ketanah, ke atas (udara), kepelipis, kemudian mengepal kedepan. Keempat, Berdiri kembali kesikap semula seperti angka. Pelaksanaan ini dilakukan pada waktu sambung, solospel / permainan tunggal. 4) Tata krama pergaulan Tata krama pergaulan terdiri dari dua yaitu, Hubungan Vertikal dan harizontal. Hubungan vertikal adalah hubungan seoran hamba kepada Allah dengan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan menjalankan semua Perintah Nya dan menjauhi semua larangan Nya menurut agama dan keyakinan masing – masing. Sedangkan hubungan
150
horisontal merupakan hubungan antara manusia dengan sesamanya. Seperti ; a) Dalam berkomunikasi : - Berpakaian sopan menyesuaikan situasi /keadaan karena dapat menunjukkan harga diri seseorang. - Bila berbicara memberikan kesempatan orang lain untuk menyatakan pendapat dan jangan dipotong di tengah jalan. - Berbicara sesuai fakta (memakai dasar) - Berbicara lebih rendah suaranya dengan orang yang lebih tua b) Dalam berperilaku dimuka umum : - Menggunakan fasilitas umum sesuai peraturan yang ada - Hormatilah sesama pemakai jalan - Dalam menggunakan telepon berbicaralah seperlunya - Membudayakan kebersihan - Jika bertamu disiang hari jangan waktu – waktu istirahat dan bila malam hari maksimal sampai pukul 21.000 WIB. c) Dalam berhubungan berbangsa dan bernegara : -
Setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarka Pancasila
-
Hormad kepada Bendera Merah Putih dan lagu kebangsaan Indonesia Raya
-
Terampil berbahasa Indonesia yang baik dan benar
c. Tingkat hijau
151
1) Pendalaman Makna Lambang Setia Hati Terate Setiap lambang pasti memiliki maksud dan tujuan sebagai bentuk harapan yang tersimbolkan, begitu pula di setia hati terate terdapat sebuah pesan dan ajaran didalam. Makna lambang setia hati terate sebagai berikut ; a) Berbentuk segi empat beraturan ; melambangkan kiblat empat arah, maksudnya orang setia hati terate dimana berada insyallah akan selamat jika dalam mengarungi kehidupan kita dapat mengontrol empat nafsu ini yaitu pertama, nafsu amarah ; kebuasan
(watak
ingin
membinasakan)
seperti
marah
membunuh dan menang sendiri. Kedua, nafsu aluamah ; serakah (binatang) nafsu yang mengajak manusia kearah kenikmatan badani seperti makanan, sex, dan tidur. Ketiga, nafsu sufiyah ; nafsu keinginan untuk memiliki duniawi seperti dengki, iri hati dan ingin menguasai. Keempat, nafsu mutmainnah ; sifat yang mendorong manusia untuk berbuat kebajikan, ketaqwaan kepada tuhan yang maha esa dan berlaku baik seperti sopan santun, berbudi luhur, dan menolong. Dari masing-masing nafsu diatas memiliki prosentase yang sama sehingga diharapkan harus lebih kecenderungan pada sifat nafsu yang keempat yaitu mutmainnah yang membawakan manusia pada kebaikan sehingga dapat menjadikan diri selalu dekat kepada pencipta dan membawa kemaslahatan umat manusia.
152
b) Dasar hitam adalah warna yang tidak mudah kotor dan tidak mudah berubah warna, warna ini melambangkan kesabaran dan keabadian. c) Jantung hati (gambar daun waru bersinar) ; melambangkan
bahwa orang setia hati bisa memancarkan cinta kasih yang dipancarkan kepada semua makhluk yaitu pancaran perbuatan yang baik dan benar. d) Tulisan Persaudaraan Setia Hati Terate ; maknanya sebagai dasar pertama adalah persaudaraan, setia hati maknanya setia pada hatinya sendiri, setia pada kebenaran dengan kata lain adalah iman. sedangkan Terate (bunga teratai) adalah bunga yang bisa hidup di darat dan di air. Ini melambangkan tekad, ketahanan dan kemampuan untuk beradaptasi. Bunga ini dapat berkembang di segala kondisi. Di udara. Di dalam air. Dalam kondisi kering dan basah. Warga PSHT juga sama harus mampu beradaptasi dan mengatasi keadaan yang sulit. Dan seperti Terate, meskipun pengaruh negatif dari lingkungan, siswa PSHT mempertahankan kebersihan batin nya.Terate dapat hidup dan mekar di lumpur, tapi mempertahankan keindahan dan kemurnian. e) Garis tegak lurus berbentuk huruf alif dengan dasar warna putih, merah, dan putih. Maknanya bahwa orang SH (setia hati) harus berdiri diatas keadilan tidak boleh membela yang salah dan akan
153
membela pada yang benar atas dasar Ketuhanan Yang Maha Esa. f) Gambar bunga terate kuncup, setengah mekar, dan mekar. Melambangkan bahwa didalam kehidupan ini terdiri dari bermacam-macam tingkat kehidupan. Ada yang kaya, miskin, pangkat, drajat. Orang SH tidak boleh membeda-bedakan satu sama lain, kesemuanya atas dasar sama derajat dihadapan Tuhan Yang Maha Esa. g) Gambar senjata-senjata pencak silat, melambangkan bahwa orang hidup itu haruslah mempunyai pegangan, prinsip biar tidak sesat hidupnya. Didalam organisasi persaudaraan ini kekuatan organisasinya adalah pencak silat, pencak silat ini juga merupakan tentara dalam suatu negara, pencak silat inilah sebagai lambang tentaranya negara
tersebut demi keutuhan
negaranya. 2) Pemahaman dan Penghayatan Jiwa Setia Hati Terate a) Ciri khas Setia Hati Terate - Berjiwa dan berbudi luhur, tahu benar dan salah, serta taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa - Pemberani dan tidak takut mati dalam menegakkan kebenaran dan kadilan - Soal kecil/remeh mengalah soal prinsip baru bertindak - Sederhana
154
- Memayu Hayuning Bawana - Sifat seorang Setia Hati Terate (Tidak Mudah Heran (ora nggumunan ) dan Tidak mudah terkejud (ora kagetan) serta Yakin, berani melaksanakan (yakin, wani nglakoni). b) Penilaian baik dan buruk Apabila perbuatan baik lebih banyak daripada perbuatan buruknya, dinyatakan baik dan apabila perbuatan buruk lebih banyak daripada perbuatan baiknya, dinyatakan buruk c) Syarat kekalnya persaudaraan yaitu Saling pengertian, Saling menyayangi, Saling menghormati, Saling membutuhkan, Saling bertanggung jawab, d) Hal – hal yang menodai persaudaran Mau menang sendiri/arogan dan merasa dirinya paling super/over acting. e) Perihal Kesetiaan Rumangsa Handarbeni
(Merasa memiliki), Wajib melu
hangrungkebi (Wajib membela), dan Mulat sarira hangsara wani : berani mengoreksi diri sendiri (introspeksi ) d. Tingkat putih 1) Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan dan kegiatan seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang– orang dalam situasi
155
tertentu agar bersedia bekerja sama dengan semangat dan penuh keyakinan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Untuk menjadi pemimpin dirinya harus dipersiapkan dengan cara, pertama ; memperkanalkan sifat – sifat orang besar, kedua ; memperkenalkan dan memahami sifat – sifat pengikut, ketiga ; memperkenalkan jenis dan sifat – sifat situasi. Dalam budaya /sastra kita terdapat nasehat – nasehat yang selalu diberikan kepada calon raja/pemimpin yaitu Hasta Brata. Hasta artinya Delapan, dan Brata artinya Laku Maksudnya Delapan perilaku pemimpin
yang
harus
dilaksanakan
agar
sukses
dalam
kepemimpinannya. Hasta Brata diambil dari sifat – sifat alam semesta sehingga mudah untuk dipahami dan dihayati. Setia Hati Terate menetapkan Hasta Brata ini sebagai ajaran kepemimpinan untuk diberikan kepada setiap warga karena pada dasarnya seorang warga Setia Hati Terate dipersiapkan untuk menjadi pemimpin. Adapun Isi Hasta Brata adalah : a) Surya (Matahari) ; Pemimpin harus selalu bersemangat dan mampu menumbuhkan semangat kepada anak buahnya. b) Chandra (Bulan) ; Bersinar terang, indah mempesona dan tidak berbuat rasa panas. Juga pemimpin harus selalu berbuat rasa aman tenteram dalam berbagai situasi dan kondisi. Serta pemimpin mampu memberikan penjelasan (penerangan) yang menyejukkan.
156
c) Kartika (Bintang) ; Pemimpin harus mempu menjadi pedoman dan harus menunjukkan arah untuk bertindak. d) Angkasa (langit) ; Pemimpin harus memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas serta mampu berkomuniksi sehingga disegani oleh anak buah dan berwibawa e) Maruto (Angin) ; Tidak terliaht oleh mata namun ada dan mengisi setiap ruang (berada dimana – mana ) dan seorang pemimpin harus cermat dan mampu beradaptasi terhadap situasi dan kondosi dengan segala perubahannya dalam jangkauan wilayah kepemimpinannya f) Samudra (Laut) ; Pemimpin harus memiliki kesabaran sehingga mampu mewadahi baik yang besar / kecil, besih/kotor, baik/buruk, jahat/alim, bau busuk/bau wangi dan lain - lain serta mampu
mengelola
semua
menjadi
potensi
yang dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan organisasi. g) Bantala (Bumi) ; Pemimpin harus tidak memiliki rasa dendam dan mampu memberi penghargaan /hadiah kepada yang ebrjasa/berprestasi h) Dahara
(Api) ; Pemimpin harus sanggup dan berani
menegakkan kaadilan dan kebenaran.10 Syarat utama kepemimpinan dalam organisasi adalah Pemimpin harus mampu melihat organisasi secara keseluruhan, harus mampu
10
Pembinaan Kerohanian,... hlm. 12
157
untuk mengambil keputusan, harus mempu untuk mendelegasikan wewenang kepada bawahannya, dan pemimpin harus mampu untuk menumbuhkan kesetiaan anak buah. Dalam kegiatan memimpin, pimpinan Setia Hati Terate diwajibkan melaksanakan : Ing ngarsa sung tuladha (Bila berada di depan harus memberi contoh), Ing madya mangun karsa (Bila berada di tengah – tengah harus memberi semangat, motivasi, dan mengutamakan bermusyawah untuk membentuk pendapat umum yang positif) dan Tut wuri handayani (Bila berada di belakang harus memberikan saran pertimbangan dan dorongan, semangat yang menentukan dan bermanfaat). Apabila ketiga tahapan ini dapat dilaksanakan dengan baik maka yang dibimbing dapat di lepas menjadi pemimpin. Dalam penampilan dan prilaku pemimpin setia hati terate diwajibkan pula melaksanakan catur paradog (empat prilaku yang bertolak belakang) yaitu : -
Sugih tanpo bondo Artinya ; kekayaan yang paling berharga ialah kekayaan kejiwaan, dengan kekayaan kejiwaan pemimpin akan mempunyai pengaruh yang mendasar.
-
Digdaya tanpa aji Artinya ; meskipun orangnya tidak seberapa, tetapi optimis, simpatik, ramah tamah, tidak mudah marah, pandangan hidup yang stabil akan besar pengaruhnya.
158
-
Nglurug tanpa bala Artinya ; maju/berangkat menghadapi lawan tanpa pengikut, dalam hal ini pemimpin harus percaya diri serta memiliki tekad yang bulat karena semuanya sudah dipersiapkan dan dipertimbangkan masak-masak.
-
Menang tanpa ngasorake Artinya ; kemenangan tanpa mengalahkan lawan/ orang lain tanpa menimbulkan kekecewaan. Dari penjelasan kepemimpinan diatas masih ada yang sangat perlu
diperhatikan bagi seseorang pemimpin agar menjauhi dan dilarang melakukannya yaitu sifat ojo dumeh dan adigang, adigung, dan adiguno yang artinya ; -
Adigang yaitu sikap sombong karena memiliki kepandaian
-
Adigung yaitu sikap sombong karena memiliki kekuatan phisiknya
-
Adiguna yaitu sikap sombong karena memiliki kesaktian
2) Bukaan setia hati terate Pemahaman makna (falsafah pembukaan) - Meyakini bahwa tuhan itu maha esa - Sikap awal ; memohon kepada tuhan yang maha esa agar diberi kekuatan dan keselamatan - Dua jari menyentuh tanah (bawah) ; kita hidup dengan kekuatan ibu pertiwi - Dua jari keatas ; kita hidup dengan kekuatan udara yang kita hirup - Dua jari menempel kepelipis ; percaya kepada diri sendiri
159
- Mengacungkan kepalan ; yakin pada diri sendiri bahwa semua permasalahan dapat diselesaikan dengan tuntas - Sikutan ; menangkis serangan lawan baik secara lahir maupun batin.11 Tingkat putih merupakan tingkatan atas ketegori siswa, sehingga untuk mencapai kelulusan pada warga tingkat satu(anggota) atau pendekar satu dibutuhkan syarat-syarat pengesahan atau wisuda seperti ; -
Ubo rampe atau persyaratan : mori, uang mahar, daun sirih, ayam jago, pakaian sakral, lilin dan pisang raja temen.
-
Usia putra : minimal 16 tahun dan putri : minimal 15 tahun
-
Telah menyelesaiakan materi-materi Setia hati terate seperti senam dasar, jurus, pasangan, senam toya, jurus toya, belati dan kuncian. Adapun seorang siswa yang sudah sampai tingkat putih dan akan
mengikuti ketahapan berikutnya yaitu warga tingkat satu maka harus memiliki pemantapan etika sebagai bekal tambahan, pemantapan etika tersebut seperti ; 1. Kebersamaan dalam hidup bermasyarakat - Penggunaan fasilitas pribadi disesuaikan dengan situasi lingkungan masyarakat - Hal merokok, dengan memperhatikan tempat dan situasi kondisi - Membiasakan diri menyatu dengan masyarakat 2. Sikap sebagai pemimpin dan bawahan 11
Interview dengan Agus Subekti selaku sekretaris persaudaraan setia hati terate cabang pekalongan.
160
- Pemimpin berada ditengah-tengah - Banyak memberikan contoh dan motivasi - Bawahan harus mempunyai sikap yang baik