BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Penelitian 1. Statistik Deskriptif Deskripsi data dari masing-masing variabel penelitian yang meliputi nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Ukuran_Perusahaan Profitabilitas Likuiditas Umur_Perusahaan CSRD Valid N (listwise)
52 52 52 52 52 52
Minimum Maximum 28.83 -.16 .59 7.00 .12
32.04 .38 10.64 46.00 .51
Mean 30.1258 .0723 2.2629 26.5769 .2625
Std. Deviation .90041 .11054 1.64030 13.46360 .10492
Sumber : Output SPSS 16, (data diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.1 tersebut, hasil interpretasi lebih lanjut atas statistik deskriptif masing-masing variabel adalah : a. Variabel Ukuran Perusahaan (X1) memiliki nilai terendah yaitu 28,83 yang diperoleh dari PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) pada tahun 2011 dan nilai tertinggi yaitu 32,04 yang diperoleh dari PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) pada tahun 2013. Sedangkan rata-rata dari ukuran
78
79
perusahaan pertambangan yang masuk Daftar Efek Syariah tahun 20112014 adalah 30,1258 dengan standar devilasi sebesar 0,90041. b. Variabel Profitabilitas (X2) memiliki nilai terendah yaitu -0,16 yang diperoleh dari PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) pada tahun 2014 dan nilai tertinggi yaitu 0,38 yang diperoleh dari PT Harum Energy Tbk. (HRUM) pada tahun 2011. Sedangkan rata-rata dari profitabilitas perusahaan pertambangan yang masuk Daftar Efek Syariah tahun 20112014 adalah 0,0723 dengan standar devilasi sebesar 0,11054. c. Variabel Likuiditas (X3) memiliki nilai terendah yaitu 0,59 yang diperoleh dari PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) pada tahun 2014 dan nilai tertinggi yaitu 10,64 yang diperoleh dari PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM) pada tahun 2011. Sedangkan rata-rata dari likuiditas perusahaan pertambangan yang masuk Daftar Efek Syariah tahun 2011-2014 adalah 2,2629 dengan standar devilasi sebesar 1,64030. d. Variabel Umur Perusahaan (X4) memiliki nilai terendah yaitu 7,00 yang diperoleh dari PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) dan PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) pada tahun 2011 serta nilai tertinggi yaitu 46,00 yang diperoleh dari PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) pada tahun 2014. Sedangkan rata-rata dari umur perusahaan pertambangan yang masuk Daftar Efek Syariah tahun 20112014 adalah 26,5769 dengan standar devilasi sebesar 13,46360. e. Variabel CSRD (Y) memiliki nilai terendah yaitu 0,12 yang diperoleh dari Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) pada tahun 2011 dan nilai
80
tertinggi yaitu 0,51 yang diperoleh dari PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM) pada tahun 2011. Sedangkan rata-rata dari CSRD perusahaan pertambangan yang masuk Daftar Efek Syariah tahun 20112014 adalah 0,2625 dengan standar devilasi sebesar 0,10492. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Cara untuk mendeteksi apakah variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. 1. Analisis Grafik Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Normal Probability Plot
Sumber : Output SPSS 16, (data diolah)
81
Berdasarkan grafik normal probability plot tersebut, titik-titik menyebar berhimpit di sekitar garis diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal. 2. Uji Statistik Uji
statistik
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (KS). Untuk menentukan data dengan uji Kolmogorov-Smirnov, nilai signifikasi harus di atas 0,05. Hasil uji statistik Kolmogorov-Smirnov tampak pada Tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov (K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
52 .0000000 .07961032 .097 .097 -.070 .700 .711
Sumber : Output SPSS 16, (data diolah)
Berdasarkan hasil Tabel 4.2 tersebut, nilai KolmogorovSmirnov sebesar 0,700 dengan signifikansi 0,711. Data signifikansi tersebut menunjukkan bahwa hasilnya lebih besar dari 0,05 atau
82
(0,711 > 0,05) yang menyatakan bahwa residual terdistribusi secara normal atau dengan kata lain telah memenuhi syarat uji normalitas. b. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinearitas dilakukan sebagai syarat untuk analisis regresi berganda dan juga untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas itu sendiri. Pada model regresi yang baik, antar variabel independen seharusnya tidak terjadi korelasi. Untuk mengetahui Uji Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang terdapat pada masing-masing variabel pada Tabel 4.3 berikut ini : Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) Ukuran_Perusahaan
.979
1.022
Profitabilitas
.882
1.134
Likuiditas
.825
1.212
Umur_Perusahaan
.917
1.091
a. Dependent Variable: CSRD Sumber : Output SPSS 16, (data diolah)
Suatu regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas jika mempunyai nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10. Dari output data diperoleh bahwa semua variabel bebas memiliki nilai tolerance lebih dari
83
0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Dengan demikian, untuk uji multikolinearitas tidak terjadi masalah antar variabel independen dalam model regresi. c. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan problem autokorelasi. Dalam penelitian ini uji autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb Model
R
1
.651a
R Square
Adjusted R Square
.424
.375
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson .08293
2.187
a. Predictors: (Constant), Umur_Perusahaan, Profitabilitas, Ukuran_Perusahaan, Likuiditas b. Dependent Variable: CSRD Sumber : Output SPSS 16, (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.4, hasil hitung Durbin-Watson sebesar 2,187. Nilai DW menurut tabel dengan n = 52 dan k = 4 didapat angka dL = 1,393 dan dU = 1,722. 4 – dL = 2,607 dan 4 – dU = 2,278. Karena nilai du < d < 4 – du atau 1,722 < 2,187 < 2,278 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model regresi ini.
84
Gambar 4.2 Hasil Uji Durbin Watson
Sumber : data diolah
d. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas
atau
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
Uji
Heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji scatterplot. Berikut hasil output uji scatterplot :
85
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Output SPSS 16, (data diolah)
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tersebar dengan baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu
Y.
Hal
ini
dapat
disimpulkan
bahwa
tidak
terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi ini. 3. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda merupakan alat analisis untuk mengetahui serta menganalisis seberapa besar pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan lebih dari satu yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan umur perusahaan, sedangkan variabel dependennya adalah Corporate Social Responsibility Disclosure.
86
Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients B
1 (Constant)
Std. Error
-1.296
.397
Ukuran_Perusahaan
.047
.013
Profitabilitas
.131
Likuiditas Umur_Perusahaan
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta -3.260
.002
.407
3.641
.001
.112
.138
1.175
.246
.016
.008
.255
2.091
.042
.003
.001
.395
3.418
.001
a. Dependent Variable: CSRD Sumber : Output SPSS 16, (data diolah)
Berdasarkan data output dari Tabel 4.5 maka dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : CSRD = -1,296 + 0,047 Ukuran Perusahaan + 0,131 Profitabilitas + 0,016 Likuiditas + 0,003 Umur Perusahaan + ε Persamaan tersebut mempunyai makna : a. Konstanta sebesar -1,296 menggambarkan apabila ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan umur perusahaan bernilai konstan, maka akan menurunkan Corporate Social Responsibility Disclosure sebesar 1,296. b. Koefisien regresi pada variabel ukuran perusahaan (X1) sebesar 0,047 menggambarkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai hubungan yang positif terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. Artinya,
87
setiap kenaikan 1 point ukuran perusahaan, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan, akan meningkatkan Corporate Social Responsibility Disclosure sebesar 0,047. c. Koefisien regresi pada variabel profitabilitas (X2) sebesar 0,131 menggambarkan bahwa profitabilitas mempunyai hubungan yang positif terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. Artinya, setiap kenaikan 1 point profitabilitas, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan, akan meningkatkan Corporate Social Responsibility Disclosure sebesar 0,131. d. Koefisien
regresi
pada
variabel
likuiditas
(X3)
sebesar
0,016
menggambarkan bahwa likuiditas mempunyai hubungan yang positif terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. Artinya, setiap kenaikan 1 point likuiditas, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan, akan menaikkan Corporate Social Responsibility Disclosure sebesar 0,016. e. Koefisien regresi pada variabel umur perusahaan (X4) sebesar 0,003 menggambarkan bahwa umur perusahaan mempunyai hubungan yang positif terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. Artinya, setiap kenaikan 1 point umur perusahaan, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan, akan menaikkan Corporate Social Responsibility Disclosure sebesar 0,003.
88
4. Uji Hipotesis a. Uji Statistik t (Parsial) Uji statistik t parsial adalah pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan umur perusahaan mempengaruhi Corporate Social Responsibility Disclosure secara parsial. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut :
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients B
1 (Constant)
Std. Error
-1.296
.397
Ukuran_Perusahaan
.047
.013
Profitabilitas
.131
Likuiditas Umur_Perusahaan
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta -3.260
.002
.407
3.641
.001
.112
.138
1.175
.246
.016
.008
.255
2.091
.042
.003
.001
.395
3.418
.001
a. Dependent Variable: CSRD Sumber : Output SPSS 16, (data diolah)
89
Hasil analisis uji t yang didapat dari Tabel 4.6 tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh Ukuran Perusahaan
(X1)
Terhadap
Corporate
Social
Responsibility Disclosure (Y) Variabel independen Ukuran Perusahaan memiliki t
hitung
sebesar 3,641
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Karena t hitung lebih besar dari t tabel
yaitu 3,641 > 2,011 dan nilai signifikansinya 0,001 < 0,05 maka H01
ditolak dan Ha1 diterima. Dengan demikian, variabel independen ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. 2. Pengaruh Profitabilitas (X2) Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (Y) Variabel independen profitabilitas memiliki t
hitung
sebesar 1,175 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,246. Karena t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
yaitu 1,175 < 2,011 dan nilai signifikansinya 0,246 > 0,05 maka H02 diterima dan Ha2 ditolak. Dengan demikian, variabel independen profitabilitas secara parsial tidak berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. 3. Pengaruh Likuiditas (X3) Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (Y) Variabel independen likuiditas memiliki t tingkat signifikansi sebesar 0,042. Karena t
hitung
hitung
sebesar 2,091 dengan lebih besar dari t
tabel
yaitu 2,091 > 2,011 dan nilai signifikansinya 0,042 < 0,05 maka H03
90
ditolak dan Ha3 diterima. Dengan demikian, variabel independen likuiditas secara parsial berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. 4. Pengaruh
Umur
Perusahaan
(X4)
Terhadap
Corporate
Social
Responsibility Disclosure (Y) Variabel independen Umur Perusahaan memiliki t
hitung
sebesar 3,418
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Karena t hitung lebih besar dari t tabel
yaitu 3,418 > 2,011 dan nilai signifikansinya 0,001 < 0,05 maka H04
ditolak dan Ha4 diterima. Dengan demikian, variabel independen umur perusahaan secara parsial berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. b. Uji Statistik F (Simultan) Uji statistik F (simultan) digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan umur perusahaan yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu Corporate Social Responsibility Disclosure. Hasil pengujian hipotesis secara simultan dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini :
91
Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F) ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
.238
4
.060
Residual
.323
47
.007
Total
.561
51
F 8.657
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Umur_Perusahaan, Profitabilitas, Ukuran_Perusahaan, Likuiditas b. Dependent Variable: CSRD Sumber : Output SPSS 16, (data diolah)
Dari hasil uji ANOVA atau F Test pada Tabel 4.7 tersebut, didapat nilai F
hitung
sebesar 8,657 dengan signifikansi 0,000 dimana
signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan menggunakan tabel F, didapat nilai F tabel sebesar 2,57. Hal tersebut menunjukkan bahwa F hitung (8,657) > F
tabel
(2,57) sehingga H05 ditolak dan Ha5 diterima. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan umur perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. 5. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar presentase perubahan atau variasi dari variabel dependen bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi dari variabel independen. Semakin tinggi nilai koofisien determinasi akan semakin baik kemampuan variabel independen dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen. Hasil
92
pengujian koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square pada analisis regresi berganda. Tabel 4.8 Koefisien Determinasi – CSRD
Model Summaryb Model
R
1
.651a
R Square
Adjusted R Square
.424
Std. Error of the Estimate
.375
.08293
a. Predictors: (Constant), Umur_Perusahaan, Profitabilitas, Ukuran_Perusahaan, Likuiditas b. Dependent Variable: CSRD Sumber : Output SPSS 16, (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.7 tersebut, besarnya Adjusted R Square adalah 0,375 hal ini berarti 37,5% variasi CSRD dapat dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan umur perusahaan, sedangkan sisanya sebesar 62,5% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar penelitian.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Dalam pengujian secara simultan, diperoleh nilai Ftabel sebesar 8,657 dengan signifikansi 0,000 dimana signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut membuktikan bahwa semua variabel independen yang digunakan dalam penelitian yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, dan umur perusahaan terbukti secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure.
93
Dalam pengujian secara parsial, tiga variabel independen yaitu ukuran perusahaan, likuiditas, dan umur perusahaan terbukti berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. Sedangkan, variabel profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. Pembahasan terhadap masing-masing variabel dalam pengujian secara parsial dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Variabel independen ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure dengan nilai t
hitung
yang dibuktikan
sebesar 3,641 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001.
Hasil penelitian mengenai ukuran perusahaan yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure konsisten dengan penelitian-penelitian sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh Muhammad Dhiauddin, Monic Ariestyawati, Rizkia Anggita Sari, Ahmad Kamil & Antonius Harusetya serta Jayanti Purnasiwi. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Heni Triastuti Kurnianingsih dan Khoirul Umam. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dibuktikan bahwa perusahaan yang berukuran besar cenderung memiliki pengungkapan informasi mengenai tanggung jawab sosial perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil, sebab dengan ukuran perusahaan yang besar maka tanggung jawab perusahaan akan kesejahteraan masyarakat
94
serta lingkungan akan semakin diperhatikan oleh para investor dan para pengguna laporan lainnya. Selain itu, perusahaan besar biasanya memiliki aktivitas yang lebih banyak dan juga kompleks, mempunyai dampak yang lebih besar terhadap masyarakat, memiliki shareholder yang lebih banyak, serta mendapat perhatian lebih dari kalangan publik, sehingga perusahaan besar mendapat tekanan untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosialnya secara lebih luas. Ukuran perusahaan yang besar juga akan membuat para analis di bursa efek tertarik untuk menganalisis kinerja perusahaan tersebut, sehingga pengungkapan informasi yang lebih luas khususnya mengenai tanggung jawab sosial perusahaan penting untuk dilakukan. Hal ini sesuai dengan teori stakeholder, dimana perusahaan yang berukuran besar cenderung meliliki jumlah stakeholder yang banyak pula, sehingga perusahaan dituntut untuk mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial dengan lebih luas. 2. Pengaruh
Profitabilitas
Terhadap
Corporate
Social
Responsibility
Disclosure Variabel independen profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure yang dibuktikan dengan nilai t
hitung
sebesar 1,175 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,246.
Hasil penelitian mengenai profitabilitas yang tidak berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Rafika Anggraini Putri & Yulius Jogi
95
Christiawan, Heni Triastuti Kurnianingsih, Khoirul Umam, Ahmad Kamil & Antonius Harusetya serta Jayanti Purnasiwi. Hasil penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa tingginya tingkat profitabilitas akan menyebabkan perusahaan mengungkapkan informasi mengenai tanggung jawab sosialnya secara lebih luas, seperti yang dikemukan dalam penelitian Muhammad Dhiauddin, Nurul Kusuma Wardani, Adi Priguno dan Rizkia Anggita Sari. Hal ini juga tidak sesuai dengan teori stakeholder dan teori legitimasi dimana perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan semakin mendorong perusahaan tersebut untuk memberikan kontribusi positif terhadap komunitas di sekitar perusahaan sebagai perannya terhadap stakeholder serta mempunyai peluang untuk membentuk suatu kontrak sosial dengan masyarakat yakni dengan melaksanakan dan melaporkan segala kegiatan CSR . Tanggung jawab sosial perusahaan sangat penting dalam upaya perlindungan lingkungan, pemberdayaan masyarakat serta meningkatkan citra perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan pertambangan merupakan salah satu perusahaan yang kegiatan usahanya diwajibkan untuk melaksanakan CSR sebagaimana dinyatakan dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, tepatnya pada pasal 74 di mana perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan / atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Apabila kewajiban tersebut tidak dilaksanakan maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
96
berlaku. Ketentuan Pasal 74 UU Perseroan Terbatas kemudian diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Salah satu pengaturan penting dalam peraturan pemerintah tersebut terdapat dalam Pasal 6, yang menyatakan bahwa pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan
dimuat
dalam
laporan
tahunan
Perseroan
dan
dipertanggungjawabkan kepada RUPS. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan serta pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan pertambangan, sehingga berapapun besar laba yang diperoleh perusahaan pertambangan tidak akan mempengaruhi perusahaan pertambangan tersebut dalam melaksanakan kegiatan CSR yang diungkapkan dalam laporan tahunannya. 3. Pengaruh Likuiditas Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Variabel independen likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure yang dibuktikan dengan nilai t hitung
sebesar 2,091 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,042. Hasil
penelitian mengenai likuiditas yang mempunyai pengaruh terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure konsisten dengan penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Muhammad Dhiauddin. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Rafika Anggraini Putri & Yulius Jogi Christiawan, Adi Priguno, Khoirul Umam serta Ahmad Kamil & Antonius Harusetya.
97
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dibuktikan bahwa likuiditas menjadi faktor penting dalam evaluasi perusahaan oleh pihak yang berkepentingan seperti investor, kreditur dan pemerintah setempat. Tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan dibandingkan perusahaan lain. Hal ini sesuai dengan teori legitimasi bahwa perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi akan melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas kepada pihak luar untuk memperoleh legitimasi sosial. 4. Pengaruh Umur Perusahaan (X4) Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (Y) Variabel independen umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure yang dibuktikan dengan nilai t
hitung
sebesar 3,418 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001.
Hasil penelitian mengenai umur perusahaan yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Monic Ariestyawati. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Adi Priguno. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dibuktikan bahwa perusahaan publik yang berumur tua telah memiliki pengalaman lebih banyak sehingga lebih mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang perusahaan. Perusahaan publik yang berumur tua juga membuktikan bahwa perusahaan tersebut telah mampu bertahan dalam ketatnya persaingan industri dan akan mendapatkan perhatian lebih dari para investor serta
98
manajer investasi yang tentunya membutuhkan banyak informasi tentang perusahaan tersebut. Hal ini sesuai dengan teori stakeholder dimana perusahaan publik yang berumur tua akan terdorong untuk lebih banyak mengungkapkan
informasi tentang
perusahaan,
termasuk
mengenai
Corporate Social Responsibility kepada para stakeholder-nya. Hal ini juga dapat dijelaskan melalui teori legitimasi, bahwa semakin lama perusahaan dapat bertahan, maka perusahaan semakin mengungkapkan informasi sosialnya sebagai bentuk tanggung jawabnya agar tetap diterima di masyarakat serta untuk membuktikan bahwa aktivitas perusahaan masih sesuai dengan batas-batas dan norma masyarakat.