63
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.
Analisis
1.
Statistik Deskriptif Tabel di bawah ini merupakan statistik deskriptif yang menunjukan nilai rata-
rata, nilai tengah, nilai minimum dan maksimum serta nilai deviasi standar dari setiap variabel model penelitian. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif
Sampel : 51 Variabel Mean DA CG PBV LEV SIZE
Statistik Deskriptif
0.265 0.758 0.914 1.870 31.263
Median 0.223 0.767 0.909 1.490 31.656
Min
Max
-0.109 0.620 0.835 -1.740 27.985
0.779 0.863 1.274 10.110 33.739
Std. Deviation 0.183 0.073 0.059 1.720 1.733
Keterangan: DA : Discretionary Accrual, yang dihitung dengan menggunakan persamaan 3.2 CG : IndeksCorporate Governance yang diperoleh dari IICD (data tersedia tahun 2008 dan tahun 2010) untuk tahun 2009 mengguakan median indeks CG tahun 2008 dan 2010, PBV : Rasio Price to Book Value , merupakan variabel kontrol yang memproksikan growth LEV : Leverage, merupakan variabel kontrol, nilai total kewajiban dibagi dengan total aset SIZE : Merupakan variabel kontrol , merupakan logaritma natural dari total aset perusahaan
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 19.0
64
Dari tabel 4.1 menunjukan bahwa dengan hasil mean untuk nilai manajemen laba (DA) yang positif maka praktik manajemen laba (DA) yang dilakukan oleh perusahaan perbankan selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 rata-rata dilakukan dengan cara menaikan pendapatan di tahun berjalan (Income Increasing). Sedangkan untuk nilai rata-rata Corporate Governenace (CG) pada seluruh bank sampel sebesar 0.758 atau sebesar 75.8 persen, nilai tersebut berada dibawah nilai median sebesar 0.767 atau 76.7 persen, hal ini menunjukan bahwa selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, berdasarkan jumlah sampel yang diteliti, penerapan CG pada bank di Indonesia secara umum belum berjalan secara maksimal dengan standar deviasi yang hanya sebesar 0.073. Untuk rata-rata nilai rasio Price-to-BookValue (PBV) selama periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2009 pada seluruh bank sampel menunjukan nilai sebesar 1.870, hal ini menunjukan bahwa tingkat pertumbuhan seluruh bank sampel cukup baik karena nilai pasar saham masih lebih tinggi dari nilai buku ekuitas perusahaan, dan tingkat pertumbuhan masing-masing bank sampel cukup bervariasi ditunjukan dengan standar deviasi sebesar 1.720. Untuk rata-rata leverage (LEV) seluruh bank sampel selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 adalah sebesar 0.914, Halim, Meiden dan Tobing (2005) menyatakan bahwa leverage dapat mempengaruhi manajemen laba karena sejalan dengan hipotesis debt covenant dimana perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi termotivasi untuk melakukan discretionary accruals agar terhindar dari pelanggaran perjanjian utang, dengan demikian maka
65
dapat diketahui bahwa rata-rata LEV yang cukup tinggi tersebut menunjukan motivasi perusahaan untuk melakukan discretionary accruals juga tergolong tinggi. Sedangkan untuk rata-rata ukuran perusahan (SIZE) seluruh bank sampel selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 adalah sebesar 31.263 dan benilai positif dengan demikian dari setiap bank sampel yang memiliki rata-rata ukuran perusahaan di atas rata-rata seluruh bank dan nilai SIZE bank sampel tersebut berada di atas nilai median SIZE yaitu sebesar 31.656 dimungkinkan untuk cenderung melakukan discretionary accruals karena aktivitas perusahaannya lebih kompleks dan ukuran perusahaan masing-masing bank bervariasi hal ini ditunjukan dengan nilai standar deviasi sebesar 1.733. 2.
Pengujian Asumsi Klasik CG, PBV, LEV, SIZE Terhadap DA Sebelum menggunakan data yang telah diperoleh maka terlebih dulu
menghilangkan data yang memiliki nilai PBV negatif karena dianggap sebagai outlier setelah itu kemudian dilakukan pengujian asumsi klasik, berikut adalah hasil uji asumsi klasik:
66
Tabel 4.2 Hasil Uji Asumsi Klasik
U ji A sum si K lasik N orm alitas, M ultikolinearitas dan H eteroskedastisitas Sam pel : 51 V ariabel M ost E xt A sym p.S ig T olerance V IF t-stat D iffer. (2-tailed) (sig) DA 0.141 0.259 CG 0.106 0.612 0.309 3.237 1.000 PB V 0.288 0.000 0.833 1.200 1.000 LE V 0.132 0.334 0.887 1.128 1.000 SIZE 0.124 0.410 0.292 3.423 1.000 K eterangan: DA : D iscretionary Accrual, yang dihitung dengan menggunakan persamaan 3.2 CG : IndeksC orporate G overnance yang diperoleh dari IIC D (data tersedia tahun 2008 dan tahun 2010) untuk tahun 2009 mengguakan m edian indeks C G tahun 2008 dan 2010, PBV : R asio Price to Book Value , merupakan variabel kontrol yang memproksikan growth LEV : Leverage, merupakan variabel kontrol, nilai total kew ajiban dibagi dengan total aset SIZE : M erupakan variabel kontrol , merupakan logaritma natural dari total aset perusahaan
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 19.0
Dari tabel diatas, terlihat bahwa semua uji asumsi klasik terpenuhi sehingga data yang digunakan dalam penelitian ini tidak bersifat bias dan dapat digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian ini.mendukung proses pengujian hipotesis yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Hasil uji normalitas untuk variabel CG sebagai variabel X besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.106 dengan probabilitas sebesar 0.612. Signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov variabel CG lebih besar dari 0.05 jadi dapat disimpulkan data variable CG berdistribusi normal. Sedangkan untuk PBV besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.132 dengan probabilitas 0.334. Signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov variabel PBV lebih besar dari 0.05, jadi dapat disimpulkan data variabel PBV berdistribusi normal, dan
67
untuk variabel LEV besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.288 dengan probabilitas 0.000. Signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov variabel LEV lebih besar dari 0.05, jadi dapat disimpulkan data variabel LEV berdistribusi normal, kemudian untuk variabel SIZE besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.124 dengan probabilitas 0.410. Signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov variabel SIZE lebih besar dari 0.05, jadi dapat disimpulkan data variable SIZE berdistribusi normal. Dan untuk DA sebagai variabel Y besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.141 dengan probabilitas 0.259. Signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov variabel DA lebih besar dari 0.05, jadi dapat disimpulkan data variable DA berdistribusi normal. Sedangkan untuk hasil uji Multikolinearitas pada penelitian ini adalah dengan melihat tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa keempat variabel independen memiliki nilai tolerance value diatas nilai 0,1 dan nilai VIF untuk keempat variabel independen dibawah nilai 10. Hal ini menunjukkan bahwa data yang disajikan oleh penulis tidak terdapat adanya multikolinearitas.
68
Tabel 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Glejser)
Dan untuk hasil uji Heteroskedastisitas dari tabel diatas menunjukan bahwa nilai t-statistik seluruh variabel bebas tidak ada yang signifikan secara statistik, sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas kecuali CG.
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi (Durbin - Watson)
69
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan antara yang satu dengan lainnya. Dimana masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ghozali, 2009). Dari
hasil
Durbin-Watson
di
atas
terlihat
bahwa
nilai
Durbin-
Watson>dU=1,939. Sehingga variabel bebas sudah tidak terkena autokorelasi atau bebas autokorelasi.
3.
Perhitungan Discretionary Accruals (DA) Pada skripsi ini nilai Discretionary Accruals (DA) digunakan sebagai variabel
terikat untuk mendeteksi adanya praktik manajemen laba (DA) yang dilakukan oleh perusahaan, namun sebelum mendapatkan nilai DA terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan terlebih dulu antara lain yaitu: 1. Mencari nilai koefisien dari persamaan berikut ini: TAit = β 0 + β1COit + β2LOANit + β3NPAit + β4ΔNPAit+1 + zit Berikut hasil regresi persamaan tersebut:
70
Tabel 4.5 Hasil Persamaan Regresi (untuk mencari nilai NDA) V a ria b e l D e p e n d e n M e to d e S am pel V a ria b e l K o e fis ie n TA (C o n s ta n t) -0 C O 0 LO A N 0 N PA 0 D N PA -0 R R S q u a re A d ju s te d R S q u a re S td . E rro r o f th e E s t. A N O V A ( S ig .)
.0 .2 .1 .5 .4
3 9 8 7 0
0 2 0 2 0
: T o ta l A k ru a l (T A ) : O r d in a r y L e a s t S q u a r e : 51 S td .E r r o r t-s ta t (s ig ) 0 .8 1 0 0 .7 1 0 .2 6 0 0 .2 6 0 .0 0 5 0 .0 0 0 .0 8 9 0 .0 0 0 .1 0 1 0 .0 0 0 .7 1 6 a 0 .5 1 2 0 .4 7 0 0 .1 9 0 0 .0 0 0
4 6 0 0 0
K e te ra n g a n : TA : T o ta l A k r u a l d e n g a n m e n g g u n k a n n ila i to ta l s a ld o P e n y is ih a n P e n g h a p u s a n A s e t P r o d u k tif ( P P A P ) C O : L o a n C h a r g e O ffs , n ila i p in ja m a n y a n g d ih a p u s b u k u k a n L O A N : N ila i P in ja m a n y a n g b e r e d a r N PA : N o n P e r fo r m in g A s s e ts , m e r u p a k a n n ila i a s e t p r o d u k tif b e r m a s a la h D N P A : ∆ N P A , m e r u p a k a n s e lis ih a n ta r a a s e t p r o d u k tif b e r m a s a la h ta h u n t+ 1 d e n g a n a s e t p r o d u k tif b e r m a s a la h ta h u n t
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 19.0
2. Setelah mendapatkan koefisien masing-masing variabel, selanjutnya adalah memasukan data (COit, LOANit, NPAit dan ΔNPAit+1) masingmasing bank sampel ke dalam persamaan sehingga membentuk persamaan baru berikut ini: NDAit = -0.3 + 0.292COit -0.4ΔNPAit+1 + εit
+ 0.18LOANit
+ 0.572NPAit +
71
persamaan di atas adalah untuk menghitung nilai Non Discretionary Accruals (NDA) masing-masing bank sampel. 3. Langkah terakhir adalah mencari nilai absolut DAit (nilai DA yang negatif dan positif sama-sama menunjukan adanya manajemen laba) yang selanjutnya akan digunakan sebagai variabel discretionary accruals dengan memasukan nilai TAit dan NDAit hasil persamaan di atas ke dalam persamaan berikut ini: DAit = TAit + NDAit
4.
Hasil Persamaan Regresi Dampak CG, PBV, LEV, SIZE
Tehadap
Discretionary Accruals Pada Perbankan di Indonesia Dalam menghitung analisis multiple regresion semua data yang digunakan harus sudah memenuhi kriteria uji asumsi klasik. Hasil perhitungan regresi dapat diperoleh dengan menggunakan model penelitian pada persamaan berikut ini: Y = + X + PBV + LEV + SIZE + ε Dimana : Y
: Discretionary Accruals (DA)
Konstanta
X
: Corporate Governance (indeks CG)
PBV : Market Price Per Shares ∕ Book Value Per Shares LEV : Total Liabilitas ∕ Total Aset
72
SIZE : Logaritma natural dari total aset (lnAsset)
ε
: Koefisien eror (kekeliruan pengukuran dan faktor lain)
Dari hasil persamaan model penelitian diatas diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Persamaan Regresi (koefisien model penelitian) V a ria b e l D e p e n d e n : D is c re tio n a ry A c c ru a ls (D A ) M e to d e : O rd in a ry L e a s t S q u a re S am p el : 5 1 V a ria b e l K o e fis ie n P re d ik s i S td .E r r o r D A (C o n s ta n t) -2 C G -0 P B V 0 L E V 1 S IZ E 0 R R S q u a re A d ju s te d R S q u a re S td . E rro r o f th e E s t. A N O V A (S ig )
.6 .1 .0 .1 .0
4 1 1 4 6
5 4 9 7 1 0 0 0 0 0
.5 .3 .2 .1 .0
9 4 9 5 0
0 0 0 0 0
+ + + 0 a 8 1 4 0 a
.6 .5 .0 .3 .0
7 3 1 9 2
t-s ta t (s ig ) 8 4 3 9 3
0 0 0 0 0
.0 .8 .1 .0 .0
0 3 7 0 1
0 1 3 6 2
K e te ra n g a n : D A
: D is c r e tio n a r y A c c r u a l, y a n g d ih itu n g d e n g a n m e n g g u n a k a n p e r s a m a a n 3 .2
C G
: In d e k s C o r p o r a te G o v e r n a n c e
y a n g d ip e r o le h d a r i I I C D
ta h u n 2 0 1 0 ) u n tu k ta h u n 2 0 0 9 m e n g g u a k a n m e d ia n P B V
:
( d a ta te r s e d ia ta h u n 2 0 0 8 d a n
in d e k s C G
ta h u n 2 0 0 8 d a n 2 0 1 0 ,
R a s io P r ic e to B o o k V a lu e , m e r u p a k a n v a r ia b e l k o n tr o l y a n g m e m p r o k s ik a n g r o w th
L E V
: L evera g e,
S IZ E
: M e r u p a k a n v a r ia b e l k o n tr o l , m e r u p a k a n lo g a r itm a n a tu r a l d a r i to ta l a s e t p e r u s a h a a n
m e r u p a k a n v a r ia b e l k o n tr o l, n ila i to ta l k e w a jib a n d ib a g i d e n g a n to ta l a s e t
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 19.0
Berdasarkan hasil pengolahan data yang disajikan pada Tabel 4.4 di atas, dapat dibentuk persamaan regresi sebagai berikut: Y = + X + PBV + LEV+ SIZE + ε
Dari hasil persamaan regresi di atas (Tabel 4.4) maka dapat diambil beberapa hasil analisis antara lain yaitu:
73
1. Nilai ANOVA (Sig) atau nilai F-Statistik adalah sebesar 0.000, hal ini dapat diartikan bahwa model persamaan yang digunakan pada penelitian ini sudah tepat dalam menjelaskan hubungan antara CG dengan discretionary accruals karena probabilitas nilai tersebut < 0.05 (tingkat keyakinan = 5 persen). 2. Nilai R Square adalah sebesar 0.348 atau sebesar 34.8 persen, hal ini dapat diartikan bahwa bahwa kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat adalah sebesar 34.8 persen, dengan tingkat keyakinan 95% sisanya sebesar 65.2 persen dijelaskan oleh variabel lain yang belum di masukkan dalam model penelitian ini, variabel tersebut dapat berupa variabel bebas yang terkait dengan discretionary accruals seperti pola serta motivasi dilakukannya manajemen laba (DA) atau dapat berupa variabel bebas yang terkait dengan Corporate Governance seperti ukuran dewan komisaris, keberadaan komite audit dan sebagainya atau dapat berupa variabel kontrol lainnya.
5.
Hasil Pengujian Hipotesis Dampak Corporate Governance Tehadap Discretionary Accruals Pada Perbankan di Indonesia Untuk menguji signifikansi (kebermaknaan) pengaruh corporate governance
terhadap discretionary accruals hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
74
H1 : Corporate Governance memiliki pengaruh yang positif terhadap Discretionary Accruals. H2 : Price to Book Value memiliki pengaruh yang positif terhadap Discretionary Accruals. H3 : Leverage memiliki pengaruh yang positif terhadap Discretionary Accruals. H4 : Size memiliki pengaruh yang positif terhadap Discretionary Accruals. Dengan membandingkan antara nilai signifikansi dengan α = 5%, kriteria ujinya adalah: 1. H0 tidak berhasil ditolak bila : sig > α 2. H0 ditolak bila
: sig < α
Pengaruh variabel corporate governance terhadap discretionary accruals diketahui berdasarkan Tabel 4.4 yaitu sebesar 0,831 dan nilai α sebesar 0,05. Nilai signifikasi sebesar 0,831 lebih kecil dari tingkat kekeliruan 5% (α = 0,05), sesuai dengan kriteria pengujian di atas maka diperoleh keputusan menolak hipotesis uji H1 karena 0,831 < 0,05, jadi hipotesis1 (H1) ditolak atau reject dan H10 unreject atau tidak ditolak. B.
Pembahasan Hasil pengujian dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa
corporate governance tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap discretionary accruals. Hasil ini berarti bahwa semakin meningkatnya corporate governance, maka
75
manajemen laba pun akan semakin meningkat yang diproksi dengan menggunakan discretionary accruals. Hasil regresi sudah menunjukan koefisien masing-masing variabel sesuai dengan prediksi namun terdapat beberapa variabel yang tidak signifikan. Untuk mendapatkan nilai yang sebenarnya atas kenaikan atau penurunan tiap satuan DA dari masing-masing bank setiap tahunnya maka nilai koefisien masing-masing variabel dikalikan dengan deflator (nilai buku ekuitas dan cadangan kerugian pinjaman/ kredit), hasil analisis regresi adalah sebagai berikut: a. Signifikansi CG adalah sebesar 0.831. Hal ini dapat diartikan bahwa meskipun dapat menekan terjadinya discretionary accruals namun CG tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap discretionary accruals pada industri perbankan di Indonesia. Sehingga hipotesis bahwa Praktik Corporate Governance tidak memiliki pengaruh positif pada discretionary accruals. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan Setiawan (2008) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif antara CG terhadap manajemen laba pada industri perbankan di Indonesia, hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian Cornett, McNutt dan Tehranian (2009) yang menyatakan bahwa Good Corporate Governance yang diproksikan dengan menggunakan ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
76
Tidak adanya pengaruh positif dan signifikan antara corporate governance terhadap discretionary accruals pada industri perbankan di Indonesia disebabkan perbankan merupakan industri dengan tingkat regulasi yang cukup tinggi, sehingga dalam pembuatan peraturanperaturan serta pengawasan ketat yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui regulator BI dan BAPEPAM-LK memiliki tujuan untuk melindungi kepentingan rakyat banyak, hal ini dapat menyebabkan pihak manajemen perbankan tidak memiliki kesempatan yang luas untuk melakukan tindakan oportunistik yang salah satunya dilakukan dengan manajemen laba yang pada akhirnya dapat merugikan nasabah serta pemilik perusahaan, sebagai contoh dari regulasi
yang
mengatur
tentang
perbankan
yaitu
dengan
dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia No. 11/2/PBI/2009 Tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/2/PBI/2005 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, yaitu peraturan perubahan batas jumlah limit kredit yang diberikan kepada setiap debitur atau proyek, baik untuk debitur individual atau kelompok peminjam dalam hal kredit dan penyediaan dana lainnya (penerbitan jaminan atau pembukaan letter of credit) yang digunakan dalam proyek yang sama. Peraturan lain terkait dengan bank yaitu Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 Tentang Perubahan Atas
77
Peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003 Tentang Penerapan Manajemen Resiko Bagi Bank Umum, yaitu peraturan yang menjelaskan
tentang
jenis
resiko
serta
kualitas
pengelolaan
manajemen resiko yang harus diterapkan oleh bank umum demi melindungi kepentingan nasabah bank umum. Alasan lain yaitu karena jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sedikit sehingga dimungkinkan belum merefleksikan keadaan yang sebenarnya. Namun CG tetap diperlukan untuk menjamin bahwa tata kelola perusahaan dapat berjalan dengan baik sehingga regulasi dan pengawasan terhadap perbankan dapat lebih efektif dilakukan oleh Bank Indonesia dan BAPEPAM-LK. b. Signifikansi PBV adalah sebesar 0.173 > 0.05 yang berarti H2 ditolak atau reject dan H20 tidak ditolak atau unreject. Artinya bahwa PBV tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap discretionary accruals pada industri perbankan di Indonesia, hal ini menunjukan tingkat
pertumbuhan
perusahaan
tidak
mempengaruhi
pihak
manajemen dalam melakukan tindakan manajemen laba (DA), hal tersebut disebabkan karena masih lemahnya pelaksanaan hukum (law enforcement) di Indonesia yang membuat investor kini tidak lagi melihat pertumbuhan perusahaan berdasarkan nilai PBV sehingga tidak berpengaruh positif terhadap motivasi manajemen untuk
78
melakukan manajemen laba (DA) terkait dengan reputasi mereka di mata para investor. Alasan lain yaitu karena jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sedikit. c. Signifikansi LEV adalah sebesar 0.006 < 0.005 yang berarti H3 tidak ditolak atau unreject dan H30 ditolak atau reject. Hal ini menunjukan bahwa leverage berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
discretionary accruals pada industri perbankan di Indonesia, hal ini disebabkan kewajiban pada perbankan lebih banyak berupa kewajiban kepada nasabah (giro, tabungan, deposito, simpanan lain) sehingga tidak ada pelanggaran perjanjian hutang (debt convenant) yang dapat menyebabkan manajemen melakukan manajemen laba (DA). Alasan lain yaitu karena jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sedikit. d.
Signifikansi SIZE adalah sebesar 0.012 < 0.05 yang berarti H4 tidak ditolak atau unreject dan H40 ditolak atau reject . Artinya bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap discretionary accruals pada industri perbankan di Indonesia, hal ini menunjukan bahwa perusahaan yang berskala besar memiliki kecenderungan untuk melakukan manajemen laba karena aktivitas operasional perusahaan yang cukup kompleks (Halim, Meiden dan Tobing, 2005).