BAB IV ANALISIS BISNIS MODEL IPNET SAAT INI DAN PENGEMBANGANNYA
4.1
Latar Belakang
4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Indo Pratama CyberNet (IPNET) berdiri pada tahun 1999 yang semula berlokasi di Gedung Bidakara Pancoran Jakarta Selatan, kemudian pada tahun 2003 IPNET menempati Gedung Cyber Lantai 5. Jl. Kuningan Barat No 8 Jakarta Selatan. Adapun salah satu alasan kepindahan IPNet ke Gedung Cyber yang semula bernama Gedung Elektrindo adalah karena terdapatnya Indonesia Internet Exchange JK2 (IIXJK2) di Gedung Cyber Lantai 7, sehingga sangat memudahkan interkoneksi dari Network Operating Center (NOC) IPNET ke IIX-JK2. IPNET adalah salah satu perusahaan Internet Service Provider (ISP) di Indonesia yang terdaftar sebagai anggota Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) sejak Tahun 2000. Pada mulanya IPNET adalah ISP yang mengkhususkan diri sebagai penyedia akses
Internet
melalui
teknologi
Wireless
LAN
(WLAN)
tetapi
pada
perkembangannya sekarang IPNET juga melayani akses Internet melalui Dial-Up, ADSL, CDMA, dan Fiber Optic.
27
28 Selain sebagai ISP penyedia akses Internet, IPNET saat ini juga menggarap layanan SMS sebagai Content Provider (CP) melalui layanan SMS Top-Up yang diberi nama Ez-Access sebagai alternatif cara registrasi dan pembayaran biaya penggunaan akses Internet.
4.1.2. Visi IPNet Menjadi penyelenggara Layanan Telekomunikasi berbasis teknologi Internet secara nasional yang terkemuka, dengan memberi solusi layanan total baik dalam hal jasa dan solusi teknologi Internet, untuk kebutuhan masyarakat bisnis dengan spektrum yang luas mulai dari perorangan, SME (Small Medium Enterprise) dan Enterprise.
4.1.3 Misi IPNet Menyediakan jasa akses Internet berkecepatan tinggi, dengan memanfaatkan teknologi broadband: kabel, wireless dan satelit. IPNet juga mengembangkan layanan-layanan baru diatas teknologi Internet, seperti aplikasi multimedia dan lainlain. Selain itu juga menyediakan solusi teknologi terkini dari Internet yang sesuai dengan kebutuhan pasar korporat di Indonesia.
4.1.4 Produk dan Layanan IPNet IPNet mempunyai beberapa produk dan layanan akses internet antara lain : 1.
EzAccess Prepaid
29 Layanan ini memberikan kemudahan para pengguna internet atau calon pengguna internet sekalipun untuk mendapatkan account akses internet dengan mudah, cepat, praktis, kapan saja, dimana saja dan juga aman. Cukup dengan melakukan proses registrasi & isi ulang melalui sms ke nomor khusus "8288" dari handphone. EzAccess prepaid merupakan layanan akses internet dimana akses internet bisa digunakan melalui koneksi : •
DialUp, koneksi internet dial up dengan nomor akses 080988288 (bukan premium call) yang cakupannya nasional (nomor ini bisa dial di 180 kota diseluruh indonesia) dengan tarif tambahan TELKOM hanya Rp. 100 per menit.
•
CDMA (Menggunakan kartu selular fren), koneksi internet menggunakan handphone atau modem CDMA 2000 1x dengan menggunakan jaringan fren.
•
WiFi, koneksi internet wifi bisa digunakan di hotspot-hotspot IPNet atau yang kerjasama dengan IPNet.
Perincian Biaya Tabel 4.1 Perincian Biaya EzAccess Prepaid No 1 2 3
Koneksi Dial Up CDMA WiFi
Biaya Per Jam Rp. 5.000 Rp. 13.200 Rp. 13.200
Biaya Per Menit Rp. 83.33 Rp. 220 Rp. 220
30 No 1 2 3 4 5
SMS 20000 20000 10000 10000 1500
Koneksi Dial Up CDMA/WiFi Dial Up CDMA/WiFi -
Lama Pakai 4 Jam 1 Jam 30 Menit 2 Jam 45 Menit -
Keterangan Register/isi ulang Register/isi ulang Isi ulang Isi ulang Info/aktivasi Voucher Free akses internet
Cara Registrasi •
Anda tinggal ketik: reg<spasi>ezaccess<spasi>password atau bisa juga ketik: daftar<spasi>ezaccess<spasi>password (Password minimum 4 karakter, maximum 8 karakter)
•
Kirim ke nomor 8288 , dan
•
Bila berhasil (perintah yang diketik benar) , anda akan mendapatkan sms reply yang berisi "username" yaitu nomor ponsel anda, "password", "DNS" serta "alamat website IPNet"
•
Bila berhasil, pulsa anda akan berkurang sebesar 20.000 rupiah belum termasuk PPN 10%
•
Bila gagal (perintah yang diketik salah) , anda akan mendapatkan sms reply yang berisikan format sms cara registrasi yang benar. Dan pulsa anda akan dipotong sebesar biaya sms biasa saja.
Cara Melakukan Isi Ulang/Top Up •
Isi ulang sebesar 10.000 Ketik: isiulang10<spasi>ezaccess
31 atau Ketik: isiulang10<spasi>ezaccess<spasi>[username] Contoh : isiulang ezaccess bambang •
Isi ulang sebesar 20.000 Ketik : isiulang20<spasi>ezaccess atau Ketik : isiulang20<spasi>ezaccess<spasi>[username] atau Ketik : isiulang<spasi>ezaccess atau Ketik : isiulang<spasi>ezaccess<spasi>[username]
•
Kirim lagi ke nomor 8288 , dan
•
Setelah itu anda akan mendapatkan "sms reply" yang berisikan pesan bahwa anda baru saja mengisi ulang deposit box EzAccess.
Cara Melihat info saldo •
Ketik: saldo<spasi>ezaccess dan
•
Kirim ke 8288
•
Pulsa anda dipotong sebesar SMS biasa
Syarat Berlangganan •
IPNet tidak menjamin penyediaan jasa ini bebas dari kesalahan. Anda diwajibkan untuk memperhatikan format SMS, nomor SMS tujuan, melakukan pengamanan terhadap handphone anda. IPNet tidak bertanggung jawab atas kerusakan maupun kerugian yang timbul akibat kejahatan maupun
32 usaha lainnya dari pihak luar untuk mengambil data sensitif dari handphone anda. •
User tidak bisa membatalkan tarif pulsa yang diakibatkan layanan EzAccess (refund pulsa tidak diperkenankan).
•
•
Layanan ini untuk sementara hanya berlaku bagi pengguna kartu: o
Satelindo (Matrix, Mentari)
o
IM3 (Bright, Smart)
Segala macam bentuk kegagalan pengiriman/ kedatangan SMS yang tidak disebabkan oleh system EzAccess (contoh: disebabkan oleh user salah mengetikkan SMS; operator selular sedang mengalami traffic SMS tinggi) bukan menjadi tanggung-jawab IPNet.
•
Ketentuan ini sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, anda diwajibkan untuk memeriksa halaman term and condition ini secara berkala.
•
Dengan menggunakan registrasi EzAccess anda dianggap telah menyetujui term and condition ini.
2.
EzAccess Postpaid EzAccess Postpaid merupakan layanan yang diperuntukan untuk pengguna
internet yang ingin berlangganan EzAccess dengan cara pembayaran per bulan. EzAccess Postpaid merupakan layanan akses internet dimana akses internet bisa digunakan melalui koneksi :
33 •
DialUp, koneksi internet dial up dengan nomor akses 080988288 (bukan premium call) yang cakupannya nasional (bisa dial di 180 kota diseluruh indonesia) dengan tarif tambahan TELKOM hanya Rp. 100 per menit.
•
CDMA (Menggunakan kartu selular fren), koneksi internet menggunakan handphone atau modem CDMA 2000 1x dengan menggunakan jaringan fren.
•
WiFi, koneksi internet wifi bisa digunakan di hotspot-hotspot IPNet atau yang kerjasama dengan IPNet.
•
HomePNA (HPNA), koneksi internet dengan menggunakan teknologi HomePNA diperuntukan untuk pelanggan yang berada di apartemen atau di gedung-gedung perkantoran.
Fitur •
Multiple akses, username bisa digunakan ke beberapa layanan akses internet yang termasuk dalam EzAccess dengan ketentuan tarif yang berbeda sesuai tarif yang berlaku untuk masing-masing layanan akses internet.
•
Cek penggunaan internet, pelanggan bisa mengecek penggunaan internet di website IPNet di http://www.ipnet.net.id pada MyIPNet
•
Free email, pelanggan mendapatkan free email 10 MB dengan mendaftar terlebih dahulu di MyIPNet.
•
Fasilitas POP3 email, selain mendapatkan free email pelanggan juga memiliki akses ke POP3 email IPNet.
34 Perincian Biaya Tabel 4.2 Perincian Biaya EzAccess Postpaid No 1
Koneksi Dial Up, CDMA, WiFi, HPNA Dial Up, CDMA, WiFi, HPNA Dial Up, WiFi, HPNA (Unlimited)
2 3
Biaya Bulanan Biaya Registrasi Rp. 100.000 Rp. 50.000 Rp. 288.000
Rp. 50.000
Rp.450.000
Rp. 50.000
Catatan : jika memakai koneksi HPNA harus terlebih dahulu membeli perangkat HPNA sebesar Rp. 750.000. No Koneksi 1 Dial Up 2 CDMA, WiFi, HPNA 3 Dial Up 4 CDMA, WiFi, HPNA 5 CDMA
Paket Rp. 100.000 Rp. 100.000 Rp. 288.000 Rp. 288.000 -
Biaya Perjam Rp. 4.500 Rp. 10.000 Rp. 4.000 Rp. 9600 -
Permenit Rp. 75 Rp. 167 Rp. 67 Rp. 160 Rp. 160
Cara Registrasi •
Isi form registrasi secara online di http://www.ipnet.net.id atau call langsung ke 021-5275070.
•
Melakukan konfirmasi pembayaran melalui web untuk mempercepat proses aktivasi di http://www.ipnet.net.id
•
mengirimkan bukti pembayaran dan fotocopy kartu identitas diri berupa KTP/SIM/KITAS melalui fax ke 021-5275071 atau melalui email ke
[email protected] .
35 Term and Condition •
Registrasi bisa dilakukan di http://www.ipnet.id/registrasi/formregpersonal.php dan isi data yang diperlukan.
•
Aktivasi dilakukan setelah pembayaran paket satu bulan pertama dilakukan dan melampirkan bukti pembayaran plus data identitas berupa fotocopy KTP atau kartu identitas lainnya melalui fax atau e-mail.
•
Pembayaran awal dan bulanan dapat dilakukan dengan banyak cara, bisa dilakukan secara transfer atau online via klik BCA, Mandiri Online dan juga BII Online, ke rekening bank yang telah ditentukan. Untuk lebih jelasnya bisa klik di http://www.ipnet.net.id/payment_info.php.
•
Harga belum termasuk PPN 10%.
•
Biaya internet akan ditagih secara bulanan oleh IPNet, tergantung paket berlangganan yang diambil.
3.
Eazy Wireless Layanan akses internet dengan menggunakan teknologi wireless broadband
yang ditujukan untuk perusahaan kecil atau Small Office Home Office (SOHO) dengan jumlah PC yang tidak banyak (maksimal 10 unit). Akses internet pada layanan ini berbasis waktu (time based) sehingga dengan layanan ini pelanggan bisa mengontrol akses internet untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran yang dimiliki.
36 Keuntungan •
Biaya lebih terkontrol.
•
Bandwidth up to 128 Kbps.
•
Bebas biaya telepon.
Fitur •
Mail hosting sebesar 100 MB.
•
Free antispam dan anti virus (untuk email).
•
Tambahan 1 Account internet dial up 30 Jam, Jika pemakaian internet dial up lebih dari 30 jam akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp. 2.500, per jam (biaya telepon diluar tanggung jawab IPNet).
•
1 IP Public melalui PPTP (Point to Point Tunelling Protocol) atau L2TP (Layer Two Tunelling Protocol).
•
internet port 128 Kbps share.
Perincian Biaya Perincian biaya EazyWireless adalah sebagai berikut : a. Biaya awal berlangganan o Biaya awal : Rp. 2.000.000,o Deposit : Rp. 1.500.000,b. Biaya instalasi dan perangkat o
Biaya Instalasi : Rp.1.500.000,-
o
Biaya perangkat (silahkan hubungi marketing IPNet) .
37 c. Biaya bulanan, tarif biaya internet per bulan : o
Biaya abodemen Rp. 500.000,- untuk penggunaan internet selama 40 jam.
o
Extra usage Rp. 10.000,-/ jam .
o
Maksimal Rp. 3.700.000,- untuk penggunaan internet lebih dari 360 jam atau unlimited.
Term and condition •
Biaya registrasi dan biaya instalasi tidak dapat dikembalikan.
•
Segala biaya seperti : perizinan gedung, sewa roof space, cable shaft, biaya tarik kabel dan izin frekwensi radio menjadi beban customer (IPNet dapat membantu proses pegurusan izinnya).
•
Pelanggan harus menyediakan 1 PC router untuk koneksi VPN dan internet sharing
•
4.
Perincian biaya diatas belum termasuk PPN 10 %.
Xtremenet Layanan akses internet broadband dengan menggunakan teknologi wireless
(tanpa kabel) yang diperuntukan bagi perusahaan yang membutuhkan akses internet broadband. Layanan ini menggunakan perangkat dengan teknologi Wireless Broadband berbasis 802.11a yang dirancang untuk komunikasi wireless outdoor, dengan karakteristik kestabilan yang tinggi dan bandwidth yang sangat besar sampai 54 MBPS.
38 Dengan teknologi tersebut dimungkinkan akses internet dengan kecepatan dan stabilitas tinggi serta tahan terhadap interferensi, cocok untuk urban area seperti Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Keuntungan •
Kecepatan broadband yang sebenar-benarnya.
•
Stabilitas tinggi.
•
Quality Of Service (QOS) terjamin.
•
Service Level Guarantee (SLG) tinggi.
•
Bebas biaya telepon.
•
Koneksi internet 24 jam sehari, 7 hari seminggu.
Fitur •
Mail/web hosting sebesar 100 MB + control panel Ensim : o
Support PHP, CGI, FTP, SSH
o
1 Database MySQL.
•
Free antispam dan anti virus (untuk email)
•
1 IP Public melalui PPTP atau L2TP.
•
Pendaftaran domain gratis untuk 1 tahun pertama, sebagai contoh :
[email protected]
39 Skema Berlangganan Skema berlanganan ada 2 yaitu : •
Beli Perangkat
•
Sewa Perangkat
Berlangganan XtremeNet dengan membeli perangkat Biaya awal berlangganan Tabel 4.3 Biaya Awal Berlangganan XtremeNet dengan Membeli Perangkat Biaya Instalasi Rp. 5.000.000,Biaya internet Tergantung internet port yang dipilih Kontrak
Minimal 1 tahun
Catatan : biaya diatas belum termasuk pembelian perangkat, untuk harga dan spesifikasi perangkat. Biaya bulanan Tabel 4.4 Biaya Bulanan Berlangganan XtremeNet dengan Membeli Perangkat Internet Port internet port 128 Kbps burst 1 Mbps internet port 256 Kbps burst 1 Mbps internet port 512 Kbps burst 1 Mbps
Harga Rp. 6.500.000,Rp. 12.000.000,Rp. 22.000.000,-
Biaya maintenance •
Maintenance dikenakan biaya adalah maintenance atas permintaan perlanggan dan dilakukan ditempat pelanggan.
•
Maintenance dikenakan biaya merupakan maintenance diluar permasalahan koneksi internet dari router pelanggan ke POP IPNet. contohnya :
40 Maintenance masalah yang terjadi di jaringan pelanggan, Maintenance karena perubahan setting yang dilakukan oleh pelanggan dan lain-lain. •
Biaya Maintenance Rp. 100.000 per jam per engineer.
Syarat dan kondisi berlangganan •
Segala biaya seperti : perizinan gedung, sewa roof space, cable shaft, biaya tarik kabel frekwensi radio menjadi beban customer (IPNet dapat membantu proses pengurusan izinnya).
•
Pelanggan harus menyediakan 1 PC router untuk koneksi VPN dan internet sharing.
•
Perincian biaya diatas belum termasuk PPN 10 %.
Berlangganan XtremeNet dengan sewa perangkat Biaya awal berlangganan Tabel 4.5 Biaya Awal Berlangganan XtremeNet dengan Sewa Perangkat Biaya Instalasi Biaya internet*(A) Biaya perangkat**(B) Deposit Kontrak
Rp. 5.000.000,Tergantung internet port yang dipilih Rp. 2.000.000,- per bulan 2 Bulan X (A+B) Minimal 2 tahun
41 Biaya bulanan Tabel 4.6 Biaya Bulan Berlangganan XtremeNet dengan Sewa Perangkat Internet Port
Harga
internet port 128 Kbps burst 1 Mbps
Rp. 6.500.000,-
internet port 256 Kbps burst 1 Mbps
Rp. 12.000.000,-
internet port 512 Kbps burst 1 Mbps
Rp. 22.000.000,-
Biaya maintenance •
Maintenance dikenakan biaya adalah maintenance atas permintaan perlanggan dan dilakukan ditempat pelanggan.
•
Maintenance dikenakan biaya merupakan maintenance diluar permasalahan koneksi internet dari router pelanggan ke POP IPNet. contohnya : maintenance masalah yang terjadi di jaringan pelanggan, maintenance karena perubahan setting yang dilakukan oleh pelanggan dan lain-lain.
•
Biaya maintenance Rp. 100.000 per jam per engineer.
Syarat dan kondisi berlangganan •
Harga penyewaan perangkat dapat berubah sesuai dengan hasil survey dan tergantung spesifikasi radio dan sewa roof gedung (berdasarkan asumsi kontrak antara 1-2 tahun). Perangkat wireless yang disewakan adalah sebagai berikut : o Radio
42 o Pigtail o POE (Power Over Ethernet) o Tiang Monopol o Kabel UTP 50 100 meter •
Segala biaya seperti : perizinan gedung, sewa roof space, cable shaft, biaya tarik cable dan izin frekwensi radio menjadi beban customer (IPNet dapat membantu proses pengurusan izinnya).
•
Pelanggan harus menyediakan 1 PC router untuk koneksi VPN dan internet sharing. Perincian biaya diatas belum termasuk PPN 10 %.
5.
Paket ADSL Personal (Limited) JetzADSL merupakan layanan akses internet IPNet untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan yang memerlukan akses internet dengan kualitas broadband, Teknologi yang digunakan ADSL menggunakan jaringan kabel telepon sebagai media transmisi data. ADSL adalah teknologi modem yang memanfaatkan saluran telepon biasa menjadi multifungsi untuk melakukan komunikasi suara dan data digital.
Keuntungan •
Akses internet kualitas broadband, kecepatan koneksi internet untuk burst hingga 512 kbps.
43 •
Koneksi internet 24 jam, layanan internet broadband JetzADSL merupakan layanan akses internet 24 jam non stop.
•
Charging relatif ekonomis, tersedia beberapa layanan yang dapat dipilih sesuai kebutuhan anda.
•
Reliability, kecepatan koneksi tidak dipengaruhi oleh berapa banyak bandwidth yang digunakan pengguna ADSL lainnya.
Fitur •
Maksimum download bisa mencapai 512 Kbps dan kecepatan upload-nya 64 Kbps
•
IP Address Dynamic
•
Maksimum 10 account e-mail
•
25 MB mail hosting untuk paket JeztADSL 1 GB, 50 MB mail hosting untuk paket JetzADSL 2 GB.
Paket Belangganan Paket Jetz ADSL Personal Tabel 4.7 Paket Berlangganan Jetz ADSL Persona pada IPNet Paket Biaya Registrasi Biaya Bulanan Biaya Penambahan Penggunaan Batas Penggunaan
Limited up to 384 Kbps Rp. 188.000 Rp 288.000 Rp. 588/ MB 1 GB
Limited up to 512 Kbps Rp. 188.000 Rp. 488.000 Rp. 588/MB 2 GB
44 Selain pelanggan memilih paket dari IPNet, pelanggan diharuskan memilih paket ADSL dari telkom, berikut perincian biaya paket ADSL telkom : Tarif Telkomlink ADSL (Pembayaran langsung dilakukan ke TELKOM)
Tabel 4.8 Paket Berlangganan Jetz ADSL Personal pada Telkom Aktifasi Abodemen Free Usage Extra Usage
Light internet 384 Kbps Rp. 200.000 Rp. 200.000 500 MB Rp. 500 / MB
Heavy Internet 512 Kbps Rp. 200.000 Rp. 350.000 2000 MB Rp. 500 / MB
Unlimited 384 Kbps Rp. 2.500.000 Rp. 1.520.000 Tidak Terbatas Tidak Ada
Harga paket berlangganan belum termasuk PPN 10%.
Cara berlangganan •
Konfirmasi terlebih dahulu apakah nomor telepon sudah dapat dijangkau oleh JetzADSL IPNet, anda dapat mengeceknya di website http://www.ipnet.net.id atau telepon ke 021-5275070.
•
Registrasi dapat dilakukan secara online di http://www.ipnet.net.id atau
•
Pelanggan langsung menghubungi Customer Service IPNet untuk dibantu pengisian formulir registrasinya.
•
Kemudian bagian sales akan mengkonfirmasi ke TELKOM mengenai ketersediaan port ADSL.
•
Pilih jenis layanan JetzADSL dan layanan sambungan ADSL ke TELKOM yang diinginkan.
•
IPNet akan membantu pengajuan sambungan ADSL ke TELKOM.
45 •
Layanan JetzADSL akan diaktifkan segera setelah sambungan ADSL TELKOM Aktif.
6.
Paket Unlimited ADSL JetzADSL Merupakan layanan akses internet IPNet untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan yang memerlukan akses internet dengan kualitas broadband, teknologi yang digunakan ADSL menggunakan jaringan kabel telepon sebagai media transmisi data. ADSL adalah teknologi modem yang memanfaatkan saluran telepon biasa menjadi multifungsi untuk melakukan komunikasi suara dan data digital.
Keuntungan •
Akses internet kualitas broadband, kecepatan koneksi internet untuk burst hingga 512 kbps.
•
Koneksi internet 24 jam, layanan internet broadband JetzADSL merupakan layanan akses internet 24 jam non stop.
•
Charging relatif ekonomis, tersedia beberapa layanan yang dapat dipilih sesuai kebutuhan anda.
•
Reliability, kecepatan koneksi tidak dipengaruhi oleh berapa banyak bandwidth yang digunakan pengguna ADSL lainnya.
Fitur Layanan JetzADSL Bisnis
46 •
Layanan JetzADSL Bisnis Maksimum download bisa mencapai 384 Kbps dan kecepatan upload-nya 64 Kbps.
•
IP Address Dynamic.
•
IP Address Static on request.
•
Maksimum 30 account e-mail.
•
150 MB mail hosting.
Paket Belangganan Paket Jetz ADSL Bisnis Tabel 4.9 Paket Berlangganan Jetz ADSL Bisnis pada IPNet Paket Biaya Registrasi Biaya Bulanan Batas Penggunaan
Unlimited up to 384 Kbps Rp. 1.000.000 Rp 2.488.000 Tidak Tebatas
Selain pelanggan memilih paket dari IPNet, pelanggan diharuskan memilih paket ADSL
dari
telkom,
berikut
perincian
biaya
paket
ADSL
telkom
:
Tarif Telkomlink ADSL (Pembayaran langsung dilakukan ke TELKOM)
Tabel 4.10 Paket Berlangganan Jetz ADSL Bisnis pada Telkom Aktifasi Abodemen Free Usage Extra Usage
Light internet 384 Kbps Rp. 200.000 Rp. 200.000 500 MB Rp. 500 / MB
Heavy Internet 512 Kbps Rp. 200.000 Rp. 350.000 2000 MB Rp. 500 / MB
* Harga paket berlangganan belum termasuk PPN 10%.
Unlimited 384 Kbps Rp. 2.500.000 Rp. 1.520.000 Tidak Terbatas Tidak Ada
47 Cara berlangganan •
Konfirmasi terlebih dahulu apakah nomor telepon sudah dapat dijangkau oleh JetzADSL IPNet, anda dapat mengeceknya di website http://www.ipnet.net.id atau telepon ke 021-5275070.
•
Registrasi dapat dilakukan secara online di http://www.ipnet.net.id atau
•
Pelanggan langsung menghubungi Customer Service IPNet untuk dibantu pengisian formulir registrasinya.
•
Kemudian bagian sales akan mengkonfirmasi ke TELKOM mengenai ketersediaan port ADSL.
•
Pilih jenis layanan JetzADSL dan layanan sambungan ADSL ke TELKOM yang diinginkan
•
IPNet akan membantu pengajuan sambungan ADSL ke TELKOM.
•
Layanan JetzADSL akan diaktifkan segera setelah sambungan ADSL TELKOM Aktif.
7.
VSATNet VSATNet merupakan solusi jaringan Wide Area Network , menggunakan
teknologi VSAT DVB untuk downstream dan SCPC untuk upstream. Solusi ini cocok untuk akses internet pada rural area atau untuk membangun suatu jaringan intra branch dalam wilayah Indonesia dan Asia Pasifik sekitarnya. VSATNet ini cocok untuk solusi Virtual Private Network Data Commuication yang berbasis Internet Protocol.
48 VSATNet adalah jaringan VSAT satelit untuk koneksi internet serta private link yang dapat di akses ke jaringan internet dengan kecepatan sesuai dengan kebutuhan dan transfer data yang real-time melalui suatu dedicated-access. Keuntungan bagi perusahaan yang menggunakan layanan ini yaitu kecepatan akses tanpa batas selama 24 jam sehari dengan biaya yang tetap dan murah Keuntungan Menggunakan VSATNet •
Mudah dalam Implementasi untuk intra branch dan multi branch dalam wilayah kota maupun pedalaman Indonesia yang belum tersedia jaringan kabel.
•
Investasi perangkat satelit yang relative murah dibandingkan teknologi satelit yang lain.
•
Bandwidth yang cukup untuk kebutuhan komunikasi data, maksimum 512 kbps . Saat ini tersedia untuk kebutuhan akses internet 64 kbps dan 128 kbps .
•
Instalasi yang cepat serta konfigurasi dan setup yang relatif mudah dilakukan.
•
Biaya bulanan yang ekonomis serta investasi perangkat pendukung yang relatif gampang.
•
Port keluaran modem, RJ45 atau Ethernet connection sehingga memudahkan koneksi ke berbagai jenis tipe router (CISCO dan Linux Based router)
Contoh konfigurasi VSATNet, antara lain : •
Akses Internet rural area atau kota .
•
Headquarter to multi branch + virtual private Network.
•
Branch to branch Client Server Application.
49 Perincian Biaya : •
Package Monthly Fee
•
VSATNet 64Kbps / CIR 1:2
Rp. 8.500.000,-
•
VSATNet 128Kbps / CIR 1:2
Rp. 13.500.000,-
Harga paket berlangganan belum termasuk PPN 10%.
Supporting Equipment : •
Perangkat VSAT
•
Kondisi beli : US$ 2500, kondisi sewa / bulan : Rp. 4 Juta/bulan.
•
Perangkat merek / brand lain dapat di akomodasikan sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Fitur : •
8 Registered IP Address ( adjustable ).
•
Bonus domain name registration and placement.
•
Bonus Hosting Services web based application.
•
Free webmail and Mail Server.
•
Web based administration.
•
Available access to VOIP gateway.
•
Available access for VPN.
50 Term and Condition •
Minimum Contract : 1 (one) year.
•
VSAT Installation, Site Survey, Registration : Rp 5.000.000,- (P. Jawa), Rp. 10.000.000,- (Luar Jawa).
•
Biaya Bongkar : Rp 5.000.000,- (P. Jawa), Rp. 10.000.000,- (Luar Jawa).
51
52
4.1.6 Bisnis Model dan Strategi IPNet Saat Ini Pada awalnya PT. Indo Pratama CyberNet (IPNET) hanya berfokus pada penjualan layanan akses Internet dedicated melalui Wireless LAN (WLAN) sebagai last-mile untuk menghubungkan pelanggannya yang sebagian besar korporat dan warung internet ke point of present (POP) IPNet. Adapun Lokasi POP WLAN IPNet terdapat di beberapa tempat.
Gambar 4.2 Lokasi POP WLAN IPNet
53 Market Segment Adapun pelanggan Wireless LAN IPNET per bulan September 2005 adalah: Tabel 4.11 Pelanggan Wireless LAN IPNet per bulan September 2005 Jenis Corporate Warnet Personal pop partner Total
Jumlah
persentase 17 39% 15 34% 6 14% 6 14% 44
Keterangan: 1. Yang dimaksud dengan corporate adalah pelanggan berupa perusahaan atau kantor. 2. Yang dimaksud dengan warnet adalah pelanggan warung internet dan game online. 3. Yang dimaksud dengan personal adalah pelanggan perorangan yang sebagian besar adalah penghuni Apartment dimana POP WLAN IPNET berada. 4. Yang dimaksud dengan pop-partner adalah partner IPNET pada POP WLAN IPNET berada.
Produk layanan akses internet melalui Wireless di IPNet sebelum 1 September 2005 terdiri dari: 1. Easy Wireless Economic 2. Easy Wireless Premium 3. XtremeNet 4. HomeNet
54 Tabel 4.12 Produk Wireless di IPNet sebelum 1 September 2005 Produk
Local Bandwidth
Easy Wireless Economic Easy Wireless Premium XtremeNet
HomeNet
International Bandwidth 128 Kbps burst 256 64 Kbps (1:6) Kbps 256 Kbps burst 512 64 Kbps (1:4) Kbps 1 Mbps 64 Kbps 128 Kbps 256 Kbps 512 Kbps 64 Kbps 64 Kbps (1:8)
Monthly Rp. 1.500.000,Rp. 2.250.000,Rp. 4.000.000,Rp. 6.500.000,Rp. 12.000.000,Rp. 26.400.000,Rp. 450.000,-
Pada saat ini IPNet tidak hanya menjual layanan akses Internet melalui WLAN tetapi juga melalui dial-up, CDMA dan ADSL. Tabel 4.13 Produk IPNet selain WLAN Produk Dial-Up 080988288 CDMA ADSL
Partner Port Whole Sales PT. Telkom Fren Mobile 8 PT. Telkom Alcatel
Jangkauan 180 Kota di Indonesia Pulau Jawa Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara Tangerang
Ketiga produk terakhir adalah layanan yang sifatnya lebih mengarah ke segment personal. Ada beberapa alasan IPNet mengembangkan produk layanannya ke arah personal adalah karena: 1. Diharapkan jumlah pelanggan IPNet meningkat secara significant. 2. Diharapkan IPNet lebih dikenal oleh masyarakat 3. Memberikan value tambahan kepada pelanggan IPNet yang ada.
55 4. Pendapatan yang relatif lebih stabil dibandingkan layanana akses untuk korporate dan warnet melalui WLAN.
Tabel 4.14 Produk IPNet per 1 September 2005 No Product Name
Specification Internet port 128 Kbps Share 1:2 IIX port up to 1 Mbps
1
XtremeNet
Internet port 256 Kbps Share 1:2 IIX port up to 1 Mbps Internet port 512 Kbps Share 1:2 IIX port up to 1 Mbps
2
Eazy Wireless
Internet and IIX port 128 Kbps Share 1:4 Packet 40 Hours / Month
3
4
Ez-Access
JetzADSL
Market Segment
Category
Corporate / Huge Warnet / Huge Game Online Enterprise Corporate / Small Small Office Home Office Warnet / Small Game Online Small Medium Bussiness
Base Cost / month
Variable Cost / Hour
Variable Cost / Mb
Unlimited Cost / Month
na
na
na
Rp
6.500.000
na
na
na
Rp
12.000.000
na
na
na
Rp
22.000.000
Rp 500.000
Rp 10.000
na
Rp
Dial-Up Prepaid
Personal
Home User
na
Rp
5.000
na
na
Dial-Up Postpaid Packet Rp. 100.000,-
Personal
Home User
na
Rp
4.500
na
na
Dial-Up Postpaid Packet Rp. 288.000,-
Personal
Home User
na
Rp
4.000
na
na
Dial-Up Postpaid Packet Rp. 450.000,- Unlimited
Personal or Corporate Small Office Home Office
na
na
na
Rp
CDMA Prepaid
Personal
Mobile User
na
Rp 13.200
na
na
CDMA Postpaid Packet Rp. 100.000,-
Personal
Mobile User
na
Rp 10.000
na
na
CDMA Postpaid Packet Rp. 288.000,-
Personal
Mobile User
na
Rp
na
na
CDMA Postpaid Packet Rp. 450.000,- Unlimited
Personal or Corporate Mobile User
na
na
na
Rp
WiFi Prepaid
Personal
Mobile User
na
Rp 13.200
na
na
WiFi Postpaid Packet Rp. 100.000,-
Personal
Mobile User
na
Rp 10.000
na
na
WiFi Postpaid Packet Rp. 288.000,-
Personal
Mobile User
na
Rp
WiFi Postpaid Packet Rp. 450.000,- Unlimited
Personal
Mobile User
na
na
HomePNA (HPNA) Postpaid Rp. 100.000,-
Personal
Apartement User
na
HomePNA (HPNA) Postpaid Rp. 288.000,-
Personal
Apartement User
na
HomePNA (HPNA) Postpaid Rp. 450.000,-
Personal or Corporate Apartement User
na
Limited up to 384 Kbps Qouta = 1 GB
Personal
Small Office Home Office
Limited up to 512 Kbps Quota = 2 GB Unlimited up to 384 Kbps
Personal or Corporate Small Office Home Office Corporate Small Medium Bussiness
9.600
9.600
na
na
na
Rp
Rp 10.000
na
na
Rp
na
na
na
na
Rp
Rp 288.000
na
Rp
588
na
Rp 488.000 na
na na
Rp na
588
na Rp
9.600
3.700.000
450.000
450.000
450.000
450.000
2.488.000
56
57
Tabel 4.14 Produk IPNet per 1 September 2005 No Product Name
Specification Internet port 128 Kbps Share 1:2 IIX port up to 1 Mbps
1
XtremeNet
Internet port 256 Kbps Share 1:2 IIX port up to 1 Mbps Internet port 512 Kbps Share 1:2 IIX port up to 1 Mbps
2
Eazy Wireless
Internet and IIX port 128 Kbps Share 1:4 Packet 40 Hours / Month
3
4
Ez-Access
JetzADSL
Market Segment
Category
Corporate / Huge Warnet / Huge Game Online Enterprise Corporate / Small Small Office Home Office Warnet / Small Game Online Small Medium Bussiness
Base Cost / month
Variable Cost / Hour
Variable Cost / Mb
Unlimited Cost / Month
na
na
na
Rp
6.500.000
na
na
na
Rp
12.000.000
na
na
na
Rp
22.000.000
Rp 500.000
Rp 10.000
na
Rp
Dial-Up Prepaid
Personal
Home User
na
Rp
5.000
na
na
Dial-Up Postpaid Packet Rp. 100.000,-
Personal
Home User
na
Rp
4.500
na
na
Dial-Up Postpaid Packet Rp. 288.000,-
Personal
Home User
na
Rp
4.000
na
na
Dial-Up Postpaid Packet Rp. 450.000,- Unlimited
Personal or Corporate Small Office Home Office
na
na
na
Rp
CDMA Prepaid
Personal
Mobile User
na
Rp 13.200
na
na
CDMA Postpaid Packet Rp. 100.000,-
Personal
Mobile User
na
Rp 10.000
na
na
CDMA Postpaid Packet Rp. 288.000,-
Personal
Mobile User
na
Rp
na
na
CDMA Postpaid Packet Rp. 450.000,- Unlimited
Personal or Corporate Mobile User
na
na
na
Rp
WiFi Prepaid
Personal
Mobile User
na
Rp 13.200
na
na
WiFi Postpaid Packet Rp. 100.000,-
Personal
Mobile User
na
Rp 10.000
na
na
WiFi Postpaid Packet Rp. 288.000,-
Personal
Mobile User
na
Rp
WiFi Postpaid Packet Rp. 450.000,- Unlimited
Personal
Mobile User
na
na
HomePNA (HPNA) Postpaid Rp. 100.000,-
Personal
Apartement User
na
HomePNA (HPNA) Postpaid Rp. 288.000,-
Personal
Apartement User
na
HomePNA (HPNA) Postpaid Rp. 450.000,-
Personal or Corporate Apartement User
na
Limited up to 384 Kbps Qouta = 1 GB
Personal
Small Office Home Office
Limited up to 512 Kbps Quota = 2 GB Unlimited up to 384 Kbps
Personal or Corporate Small Office Home Office Corporate Small Medium Bussiness
9.600
9.600
na
na
na
Rp
Rp 10.000
na
na
Rp
na
na
na
na
Rp
Rp 288.000
na
Rp
588
na
Rp 488.000 na
na na
Rp na
588
na Rp
9.600
3.700.000
450.000
450.000
450.000
450.000
2.488.000
56
57
57 Cost Structure and Potential Profit Biaya bandwidth Internasional Perbulan 1. Vsat 1 Mbps = 768 Kbps Down Stream 256 Upstream = USD 1232 = Rp. 15.584.800,2. SubMarine 1,5 Mbps = 1024 Kbps Down Stream 512 Upstream = USD 3300 = Rp. 37.950.000,Total biaya bandwidth Internasional = Rp. 53.534.800,-
Biaya bandwidth lokal IIX Perbulan 1. Iuran APJII Rp. 750.000,2. Sewa shaft kabel Rp. 185.000,3. IP Public untuk small-network /20 Rp. 671.000,Total biaya bandwidth lokal IIX = Rp. 935.000,-
Biaya Interkoneksi dengan BRAS ADSL = Rp. 11.220.000,Biaya Interkoneksi dengan PWS = Rp. 11.500.000,Sewa Roof Cyber Arah RSCM = Rp
550.000
Sewa Roof Istana Harmoni = Rp 1.000.000 Sewa Roof Gedung AKA = Rp
200.000
Sewa Roof Apartement Rasuna = Rp
400.000
Total biaya bandwidth dan interkoneksi = Rp. 80.010.800,-
58 Pendapatan per 30 September 2005 1. Produk Wireless LAN (Easy Wireless, XtremeNet, FlexyNet, HomeNet) = Rp. Rp 68.350.000 2. Produk Ez-Access 352 pelanggan = Rp. Rp13.325.982 3. Produk JetzADSL 8 pelanggan = Rp. Rp11.626.176 Total Pendapatan Rp. 93.302.158 Profit = Rp. 13.291.358,- perbulan
Estimasi pendapatan Easy Wireless, XtremeNet, Ez-Access, dan JetzADSL 1. Jika Easy Wireless baru sudah diterapkan dengan 24 pelanggan pendapatan bisa mencapai Rp 50.400.000 2. Jika XtremeNet baru sudah diterapkan dengan 5 pelanggan pendapatan bisa mencapai Rp. 32.500.000,3. Jika Produk Ez-Access mencapai 2150 pelanggan pendapatan bisa mencapai Rp 88.024.023,4. Jika Produk JetzADSL mencapai 50 pelangan pendapatan bisa mencapai Rp76.526.720,Total Pendapatan Rp. 247.450.743,Maka profit akan meningkat menjadi Rp. 167.439.943,- perbulan
57 Cost Structure and Potential Profit Biaya bandwidth Internasional Perbulan 1. Vsat 1 Mbps = 768 Kbps Down Stream 256 Upstream = USD 1232 = Rp. 15.584.800,2. SubMarine 1,5 Mbps = 1024 Kbps Down Stream 512 Upstream = USD 3300 = Rp. 37.950.000,Total biaya bandwidth Internasional = Rp. 53.534.800,-
Biaya bandwidth lokal IIX Perbulan 1. Iuran APJII Rp. 750.000,2. Sewa shaft kabel Rp. 185.000,3. IP Public untuk small-network /20 Rp. 671.000,Total biaya bandwidth lokal IIX = Rp. 935.000,-
Biaya Interkoneksi dengan BRAS ADSL = Rp. 11.220.000,Biaya Interkoneksi dengan PWS = Rp. 11.500.000,Sewa Roof Cyber Arah RSCM = Rp
550.000
Sewa Roof Istana Harmoni = Rp 1.000.000 Sewa Roof Gedung AKA = Rp
200.000
Sewa Roof Apartement Rasuna = Rp
400.000
Total biaya bandwidth dan interkoneksi = Rp. 80.010.800,-
58 Pendapatan per 30 September 2005 1. Produk Wireless LAN (Easy Wireless, XtremeNet, FlexyNet, HomeNet) = Rp. Rp 68.350.000 2. Produk Ez-Access 352 pelanggan = Rp. Rp13.325.982 3. Produk JetzADSL 8 pelanggan = Rp. Rp11.626.176 Total Pendapatan Rp. 93.302.158 Profit = Rp. 13.291.358,- perbulan
Estimasi pendapatan Easy Wireless, XtremeNet, Ez-Access, dan JetzADSL 1. Jika Easy Wireless baru sudah diterapkan dengan 24 pelanggan pendapatan bisa mencapai Rp 50.400.000 2. Jika XtremeNet baru sudah diterapkan dengan 5 pelanggan pendapatan bisa mencapai Rp. 32.500.000,3. Jika Produk Ez-Access mencapai 2150 pelanggan pendapatan bisa mencapai Rp 88.024.023,4. Jika Produk JetzADSL mencapai 50 pelangan pendapatan bisa mencapai Rp76.526.720,Total Pendapatan Rp. 247.450.743,Maka profit akan meningkat menjadi Rp. 167.439.943,- perbulan
Tabel 4.15 Value Added per Produk Value Added Per Produk
Produk Pelanggan EzAccess 2150 ADSL 50 XtremeNet 2 EasyWireless 24
KebutuhanBandwidth (Kbps) 256 512 128 768
Biaya Bandwidth Rp 9.487.500 Rp 9.445.333 Rp 2.361.333 Rp14.168.000
Interkoneksi Rp11.500.000 Rp11.220.000 Rp 1.075.000 Rp 1.075.000
IIX Rp233.750 Rp233.750 Rp233.750 Rp233.750
Total Biaya Rp21.221.250 Rp20.899.083 Rp 3.670.083 Rp15.476.750
Pendapatan Rp88.024.023 Rp76.526.720 Rp13.000.000 Rp50.400.000
Value Keuntungan Added Rp67.036.523 316% Rp55.861.387 267% Rp 9.563.667 261% Rp35.157.000 227%
59
60 Berdasarkan tabel 4.14, diketahui bahwa produk EzAccess dan JetzADSL lebih ke arah retail. Hal ini terbukti jika jumlah pelanggannya mencapai target akan memberikan hasil yang lebih besar dibandingkan dengan produk EasyWireless dan XtremeNet. Oleh karena itu pada dasarnya strategi IPNet yang memperluas produk layanan retail seperti EzAccess dan JetzADSL sudah tepat, hanya saja selama jumlah pelanggan EzAccess dan JetzADSL belum mencapai target maka biaya interkoneksi dengan Telkom akan membebani operasional IPNET.
Strategi marketing yang telah dan sedang dilakukan. Untuk sekarang ini, IPNet sudah melakukan beberapa strategi yang diperlukan untuk menambah pelanggannya, antara lain : 1. Memberikan voucher internet akses gratis selama 5 jam untuk anggota Astaga.com. 2. Memberikan voucher internet akses gratis selama 2 jam untuk pengunjung pameran Festival Komputer Indonesia 2005 dan Indocomtech 2005. 3. Bekerja sama dengan Detik.com untuk menjual EzAccess. 4. Program Channeling berupa keagenan dengan toko-toko komputer di pusatpusat perdagangan komputer seperti di Mall Mangga Dua dan Mall Ambasador. 5. Advertising di Koran Kompas dan Majalah Infolinux. 6. Provider Hotspot untuk event Indonesia Wireless pada bulan Februari 2006.
61 7. Seminar dan Worskhop Wireless bekerja sama dengan Bina Nusantara Computer Club dalam waktu dekat antara bulan November – Desember 2005.
Innovatif and competitive advantage Adapun innovatif and competitive advantage dari produk IPNet yaitu : 1. Layanan Ez Access Prepaid memberikan kemudahan bagi pelanggan dalam melakukan registrasi dan pembayaran Internet hanya cukup melalui SMS Top Up. 2. Penggunaan teknologi Virtual Private Network (VPN) dalam jaringan Metropolitan Area Network (MAN) IPNet memberikan tingkat keamanan dan kontrol yang lebih baik, sehingga memungkinkannya model tarif berdasarkan waktu (time base) untuk produk easy wireless. Pada dasarnya competitive advantage yang coba ditawarkan oleh IPNet adalah lebih kearah differentiation produk.
4.2
Analisis Industri ISP di Amerika dan Asia Pacific Tahun 2005 tampaknya akan menjadi era broadband (dunia), era yang akan
menandai berakhirnya periode awal Internet (dial-up), yang berkembang sejak 10 tahun lalu. Ke depan, akses Internet akan semakin banyak menggunakan broadband, sehingga tahun 2005 mendatang dianggap sebagai titik balik perkembangan Internet dunia dengan digunakannya secara luas akses Internet broadband.
62 Perkembangan layanan broadband ini boleh dikatakan sangat pesat. Hal ini bisa kita lihat dari peningkatan jumlah pelanggannya dari waktu ke waktu.
Gambar 4.3 Pengguna dan Pelanggan Broadband Dunia
Gambar 4.4 Kebutuhan Bandwidth untuk Beberapa Aktivitas
63 Diperkirakan jumlah pelanggan broadband dunia akan meningkat tajam, dari hanya sekitar 100 juta akhir 2003 (123 juta pertengahan 2004) meningkat menjadi sekitar 325 juta pelanggan pada 2008, seperti diungkapkan hasil riset terbaru Yankee Group. Dari 325 juta pelanggan itu, sekitar 200 juta di antaranya menggunakan DSL ( digital subscriber line ), atau meningkat secara tajam dari hanya sekitar 85 juta akhir tahun 2004. DSL Forum malah berani memperkirakan waktu yang lebih cepat, yakni pada akhir 2005, jumlah pelanggan broadband telah mencapai 200 juta. Perkembangan layanan DSL ini, menurut Yankee Group, terutama, dipicu oleh perkembangan di kawasan Asia-Pasifik. Pertumbuhan jumlah pelanggan DSL di kawasan
Asia
Timur
dan
Selatan,
misalnya,
meningkat
110%
(http://www.ebizzasia.com). eMarketer mengestimasikan bahwa pada 2007 mendatang, di seluruh dunia akan ada sebanyak 250 juta pelanggan broadband. Selain itu, tak kurang dari 500 juta pengguna broadband akan mengakses Internet dari rumah, tempat kerja, sekolah dan berbagai lokasi strategis lainnya. Sedang, di Afrika dan Timur Tengah meningkat 107%, serta di Amerika Latin meningkat 104%. Pengguna DSL di Asia Pasifik diharapkan akan meningkat sekitar 20 sampai 30 juta setiap tahun, sementara yang menggunakan cable modem sekitar 8 juta setiap tahunnya. Penerapan DSL yang paling padat di kawasan Asia Timur dipimpin oleh Korea Selatan. Dengan jumlah penduduk mencapai 48,6 juta jiwa, dimana 10 juta penduduknya bermukim di Seoul, pada 2004 pengguna Internetnya telah mencapai 35,7 juta. Pada saat yang sama, dari jumlah itu, 84 persennya (30 juta) merupakan pelanggan broadband, baik menggunakan DSL maupun cable modem . Tahun 2008
64 mendatang target untuk mencapai 100% pelanggan broadband tampaknya akan tercapai, ujar Min Won-ki, Direktur, Divisi Kebijakan Internasional , Kementerian Informasi dan Komunikasi , Korea Selatan. Di Jepang, akhir 2003, jumlah pelanggan broadband-nya diperkirakan sudah mencapai 15 juta orang dan tahun 2004 sebesar 16,2 juta. Sedang di China, jumlah pelanggan broadband via DSL telah meningkat dua kali lipat menjadi 13 juta. Pada Juni 2004, menurut data CNNIC ( China Internet Network Information Center ), jumlahnya telah mencapai 31,1 juta. Hal itu, antara lain dipicu penggunaanya oleh berkembangnya kafe-kafe Internet yang jumlah mencapai 110.000 kafe di seluruh China. Menurut analis industri, David Greggains, pertumbuhan itu memang luar biasa, namun begitu jumlahnya hanya sekitar 6% dari total 217 juta pelanggan telepon China. Untuk kawasan Asia Pasifik, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Cina dan Australia. Cina mencatat pertumbuhan 58%, sedang Australia 50%, sehingga jumlah penggunanya telah lebih dari sejuta.
65
Gambar 4.5 Perkembangan Broadband di Kawasan Asia Pasifik
Sementara di Amerika Serikat, dari 28,3 juta pelanggan akhir 2003 (data ITU), pada Juli 2004 menurut riset Nielsen/NetRatings jumlah pengguna broadband telah meningkat menjadi 63 juta, atau 51 persen dari total pengguna Internet. Pengguna Internetnya sendiri meningkat 10% dari 113 juta pada 2003 menjadi 124 juta pada Juli 2004. Menurut laporan Federal Communications Commission (FCC), jumlah pelanggan broadbandnya tak setinggi itu, melainkan sekitar 48 juta. Jumlah penduduk Amerika sendiri tak kurang dari 281 juta jiwa (sensus tahun 2000). Di Amerika Utara, perkembangannya juga cukup besar, yakni dari hanya sekitar 34 juta akhir 2003 menjadi sekitar 75 juta pada 2008. Jumlah itu masih akan ditambah 12 juta pengguna (4% dari pasar) dari mereka yang menggunakan akses satelit. Di sisi lain, perkembangan broadband, diperkirakan lebih terdukung dari pengalaman banyak orang yang sebelumnya telah menggunakan Internet, meski
66 sebagiannya langsung menikmati layanan broadband, misalnya TV kabel, tanpa pernah terkoneksi ke Internet. Saat ini, tak kurang dari 800 juta orang yang telah menggunakan Internet di seluruh dunia. Namun, jumlah itu lebih banyak terkonsentrasi di 20 negara (lihat tabel) dengan sekitar 671,3 juta pengguna. Sementara ratusan negara lainnya baru memiliki sekitar 128,7 juta pengguna. Indonesia sendiri, hingga akhir 2004 ini diperkirakan baru memiliki sekitar 8 juta pengguna, yang berarti tingkat penetrasi 3,6 persen.
Gambar 4.6 20 Negara dengan Jumlah Pengguna Internet Tertinggi
67
Grafik Pertumbuhan ASN di Asia Pacific 90
AF AP AS AU BD
80
BN BT CK CN
70
FJ FM GU HK ID
60
IN IO KH
50
KR LA LK MH MM
40
MN MO MP MU
30
MV MY NC NL NP
20
NZ PF PG PH
10
PK PW SA SE SG
0
TH
Tahun
Gambar 4.7 Pertumbuhan ASN di Asia Pacifik
05 20
04 20
03 20
02 20
01 20
00 20
99 19
98 19
97 19
96 19
95 19
94
TW
19
Jumlah ASN
JP
US VN VU WS
68
4.3
Analisis Industri ISP di Indonesia Indonesia dengan jumlah penduduk 219.141.800 jiwa (hasil proyeksi 2005
oleh Biro Pusat Statistik) merupakan pangsa pasar cukup besar. Pada Musyawarah Nasional (MUNAS) ke IV Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 3 Mei 2005 di Hotel Le Meriden Jakarta diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.16 Perkembangan Pengguna Internet di Indonesia Pelanggan
Pemakai
Tahun Orang Peningkatan Percent
Orang
Peningkatan Percent
1998
134000
-
-
512000
-
-
1999
256000
122000
91%
1000000
488000
95%
2000
400000
144000
56%
1900000
900000
90%
2001
581000
181000
45%
4200000
2300000
121%
2002
667002
86002
15%
4500000
300000
7%
2003
865706
198704
30%
8080534
3580534
80%
2004 1087428
221722
26%
11226143
3145609
39%
2005 1500000
412572
38%
16000000
4773857
43%
Rata-rata
43%
68%
69
Pengembangan Pengguna Internet di Indonesia
Orang
Sumber: Laporan Dewan Pengurus APJII - MUNAS IV 2005
18000000 16000000 14000000 12000000 10000000 8000000 6000000 4000000 2000000 0
Pelanggan Pemakai
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun
Gambar 4.8 Perkembangan Pengguna Internet di Indonesia Th. 1998 sd. Th. 2005
Dari data yang ada, jumlah pelanggan Internet di Indonesia baru mencapai 1% dari jumlah penduduk Indonesia sedangkan pengguna Internet baru mencapai 7% dari jumlah penduduk Indonesia sampai dengan tahun 2005 ini. Selanjutnya pada MUNAS APJII ke IV juga di usulkan salah satu program kerja APJII 2005 sd. 2008 adalah upaya pengembangan industri jasa akses Internet dengan target peningkatan Internet User sampai akhir 2007 adalah sebesar 20% jumlah penduduk. Kalau 20% tersebut dikalikan dengan jumlah penduduk, maka pada tahun 2005 dapat diperoleh hasil = 43.828.360 jiwa. Jika dibandingkan dengan potensi pengguna telepon selular yang semula diprediksi 45 juta , maka pada tahun 2008
pengguna
telepon
selular
(http://www.pikiran-rakyat.com).
di
prediksi
dapat
mencapai
62
juta
70 Di kalangan pemain industri Internet, hubungan antara pengguna telepon selular dengan pengguna Internet menjadi semakin erat, terutama dengan teknologi 3G sudah mulai diimplementasikan oleh operator telepon selular di Indonesia. Dengan semakin banyaknya alternatif infrastruktur yang dapat digunakan untuk mengakses Internet maka jumlah pelanggan dan pemakai Internet diharapkan akan meningkat secara significant.
4.4
Analisis SWOT Industri ISP
4.4.1 Analisis SWOT industri ISP keseluruhan Berikut ini adalah Analisis Strength, Weakness, Opportunities, Thread terhadap industri Internet di Indonesia. Strength 1. Strength atau kekuatan industri Internet di Indonesia adalah besarnya potensi penduduk Indonesia jika dilihat dari jumlah dan luasnya wilayah Republik Indonesia. 2. Indonesia tentu membutuhkan dukungan Information and Communication Technology (ICT) yang diantaranya adalah akses Internet agar tidak tertinggal proses globalisasi yang terbukti sangat dibutuhkan oleh semua negara di dunia.
71 Weakness 1. Kendala utama penetrasi Internet di Indonesia adalah terbatasnya infrastruktur yang ada, karena tidak disemua tempat memiliki infrastruktur yang memadai. Sedangkan saat ini penyelenggara infrastruktur masih di monopoli hanya oleh PT. Telkom Indonesia. 2. Selain itu Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan masih terasa belum memadai khususnya yang berada di luar Pulau Jawa. 3. Tingginya harga bandwidth International karena efek melemahnya nilai tukar Rupiah setelah krisis ekonomi yang berkepanjangan dari tahun 1998 dan sampai sekarang masih terasa dampaknya. 4. Masih belum memadainya konten lokal yang terhubung langsung ke Indonesia Internet Exchange (IIX).
Opportunities 1. Banyaknya alternatif teknologi nirkabel seperti teknologi CDMA, WiFi dan yang paling ditunggu-tunggu saat ini adalah WiMAX. Dengan teknologi WiMAX dipercaya mampu menghantar data dengan kemampuan tinggi dan lebih baik dibandingkan teknologi WiFi. 2. Pembebasan frekuensi 2,4 Ghz oleh pemerintah, bagi semua kalangan termasuk ISP dan non-ISP, pada bulan Oktober 2004 tentunya memberikan keleluasaan
penggunaan
(http://www.indowli.or.id).
perangkat
WiFi
untuk
Akses
Internet
72 3. Pemerintah kini mempermudah proses lisensi penyelenggaraan ITKP, sehingga iklim investasi di bidang ini bisa semakin berkembang dimasa yang akan datang (laporan dewan pengurus APJII – MUNAS IV 2005). 4. APJII dan Telkom telah sepakat menetapkan tarif abonemen sambungan sebesar Rp. 50.000,- / sambungan-ISP / bulan dengan batasan paling rendah Rp. 38.000,- / sambungan-ISP / bulan dan komitmen trafik ditentukan sebesar 250.000 menit per 30 port sambungan per bulan. 5. Solusi layanan Port Whole Sale (PWS) dan akses lokal untuk akses Internet oleh Telkom yang menetapkan nomor PWS bagi ISP dan kode akses, dan penekanannya pada keseragaman tarif. Dengan demikian ISP tidak perlu melakukan infestasi Remote Access Server (RAS) pada setiap kota tetapi cukup melalui Port PWS yang disewakan Telkom pada ISP. 6. Kerja sama penjualan layanan Speedy ADSL antara PT. Telkom, Vendor (Siemens dan Alcatel) dan ISP sebagai penyedia bandwidth Internet. 7. Kerja sama antara Fren Mobile 8 sebagai operator telepon selular berbasis CDMA dengan beberapa ISP dalam upaya melayani akses Internet melalui teknologi CDMA 2000 1x dan EVDO. 8. Berkembangnya layanan permainan jaringan yang memanfaatkan jaringan Indonesia Internet Exchange (IIX) seperti: Ragnarok, RYL, Tantra dll. yang tidak membutuhkan biaya bandwidth International. 9. Mulai terbentuknya IIXs lokal di daerah seperti IIX-JI (Surabaya), IIX-YO (Yogjakarta), IIX-JB (Bandung) walaupun untuk sementara ini tidak ada
73 peering langsung langsung antara IIX-JKT1,2,3 dengan IIX-JI, IIX-YO dan IIX-JB. 10. Berkembangnya konsep interkoneksi antara Government IIX (GIIX) dengan IIX yang ada dalam upaya mendukung pembangunan eGovernment. 11. Program One School One Computer Labs + Internet (OSOL) dilingkungan Departemen Pendidikan Indonesia. 12. Solution Electronic Number (ENUM) sebagai penjembatan antara jaringan PSTN dengan VoIP. 13. Tersedianya perangkat PDA yang mendukung WiFi , Hotspot dan aplikasi semacam SkyPe merupakan peluang baru bagi industri Internet.
Threat 1. Kegagalan beberapa perusahaan dot com pada tahun 2000 yang ditandai dengan anjloknya indeks bursa teknologi Nasdaq sejak April 2000 menyebabkan terjadinya eforia perusahaan dot com di tanah air sebagai contoh PT Metrodata Electronics memutuskan untuk menutup dua bisnisnya di bidang : portal teknologi informasi (TI) Metrodata.com dan PT Metrodata Global Akses, penyedia jasa (ISP) Metro.net.id. Demikian diungkapkan Direktur Metrodata, Sjafril Effendi, kepada detikcom, Jumat 8 Juni 2001. 2. Transaksi online melalui Internet dari Indonesia mengalami kendala karena masuknya Indonesia dalam 10 besar Fraud Internet.
74
Izin Yang Dikeluarkan Oleh Dirjen Postel 250
Perusahaan
200 ISP
150
NAP 100
Multi-Media
50 0 1999
2000
2001
2002
2003
2004
Tahun
Gambar 4.9 Izin Yang dikeluarkan oleh Dirjen Postel Perkembangan Jumlah Anggota APJII 140
Perusahaan
120 100
ISP
80
NAP
60
Multi-Media
40
Lain-lainnya**
20 0 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005* Tahun
* s/d 25 April 2005 ** Komunikasi Data Lewat Radio (Wireless) & Izin Internet untuk Pendidikan dan Penelitian (IPTEKNET), Telkomnet, Izin SKDP Gambar 4.10 Perkembangan Jumlah Anggota APJII
75
Status Anggota APJII 160
Perusahaan
140 120 100
Anggota
80
Operasional
60 40 20 0 1999
2000 2001
2002
2003 2004 2005*
Tahun
* s/d 25 April 2005 Gambar 4.11 Status Anggota APJII
4.4.2 Analisis SWOT IPNet Adapun Strength, Weakness, Opportunities dan Threats dari IPNet, adalah sebagai berikut : Strength (Kekuatan) 1. Lokasi NOC yang strategis di Gedung Cyber memungkinkan IPNet untuk terkoneksi ke Indonesia Internet eXchange (IIX-JK2) dengan mudah dan murah menggunakan kabel UTP untuk menghubungkan FastEthernet 100Mbps. 2. Jaringan Metropolitan Area Network (MAN) Wireless 2,4 Ghz dengan Point of Present (POP) meliputi : Jakarta Pusat, Barat, Timur dan Selatan
76 3. Terkoneksi dengan Port Whole Sales (PWS) Telkom sehingga telah dapat melayani akses dial-up nasional melalui 080988288 di 180 kota di Indonesia tanpa perlu memiliki Remote Access Server (RAS) di kota-kota tersebut. 4. Terkoneksi dengan Fren Mobile 8 untuk melayani akses Internet melalui jaringan CDMA 2000x1. 5. Terkoneksi dengan BRAS ADSL Alcatel untuk melayani akses Internet melalui jaringan ADSL. 6. Solusi registrasi dan pembayaran akses Internet melalui SMS TopUp. 7. Relasi yang baik dengan network provider dalam hal melakukan interkoneksi dan pengembangan produk baru sehingga mampu ber-adaptasi dan berinovasi.
Weakness (Kelemahan) 1. Usia perusahaan yang telah menginjak tahun ke 7 masih mencari bentuk struktur organisasi yang sesuai. 2. Capital yang terbatas menyebabkan proses investasi secara bertahap. 3. Kualitas SDM masih perlu ditingkatkan 4. Keterbatasan jumlah helpdesk dan support sehingga mengakibatkan rendahnya kepuasan pelanggan khususnya pelanggan Wireless. 5. Strategi Marketing yang masih lemah mengakibatkan tidak teroptimalisasinya interkoneksi yang telah ada dengan PWS, Fren Mobile 8, ADSL dan layanan SMS TopUp.
77 Opportunity (Peluang) 1. Berkembangnya layanan game online seperti Ragnarok, RYL dsb. menyebabkan meningkatnya permintaan terhadap layanan akses broadband baik melalui wireless 2,4 Ghz ataupun ADSL. 2. Perkembangan produk-produk gadget terbaru yang banyak dilengkapi dengan teknologi WiFi 2,4 Ghz membutuhkan tersedianya HotSpot di beberapa pusat keramaian, bisnis dan hiburan. 3. Tersedianya jaringan Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) oleh Telkom yang bekerja sama dengan Siemens dan Alcatel. 4. Tersedianya jaringan CDMA 2000x1 oleh operator selular seperti Fren Mobile 8. 5. Kehadiran WiMAX Standar baru teknologi nirkabel kecepatan tinggi dan berkapasitas besar yang diperkirakan berpotensi akan mengubah peta bisnis “telekomunikasi” di masa datang. 6. Semakin populer dan banyaknya peralatan VoIP (Voice Over IP) yang membutuhkan layanan akses broadband.
Threat (Ancaman) 1. Adanya ISP ilegal yang menyediakan layanan akses Internet melalui teknologi wireless. 2. ISP baru dan lama yang bermain pada jenis layanan akses Internet yang sama. 3. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih belum pulih dari krisis ekonomi.
78 4. Adanya RUU (Rancangan Undang Undang) yang mengatur masalah pajak dari pemerintah bagi asosiasi atau industri di sektor telematika, dimana jika jadi ditetapkan maka akan sangat memberatkan asosiasi atau industri tersebut (disertakan dalam lampiran).
Ringkasan dari analisis SWOT IPNet Perkembangan teknologi internet memberikan peluang tersendiri bagi IPNet untuk menginovasi produknya yang ada sehingga dapat memberikan nilai lebih dan kemudahan buat pelanggan IPNet. Penerapan perkembangan teknologi internet sangat membutuhkan dana yang cukup besar. Untuk itu, IPNet selalu melakukan investasi secara bertahap dalam meng-update teknologi terbarunya. Adapun kelemahan dari IPNet adalah kurang berhasilnya marketing dalam mesosialisasi produk dan layanan IPNet sehingga belum dapat memberikan nilai tambah buat pelanggannya.
4.5 Critical Success Factor IPNet Adapun beberapa Critical Success Factor dalam IPNet antara lain : 1. Inovasi produk dan layanan. 2. Ketersediaan teknologi dan infrastruktur, antara lain dapat dilakukan dengan kerja sama antar sesama operator telekomunikasi, misal antara ISP dengan PT. Telkom, PT. Indosat, Operator Telepon Selular GSM dan CDMA. 3. Kapital dan SDM yang memadai. 4. Kualitas pelayanan pelanggan.
79 5. Kepuasan pelanggan.
4.6
Porter 5 Forces pada IPNet Adapun 5 forces IPNet, antara lain :
1.
Rivalry among competing sellers Dari hasil analisis data yang ada menunjukkan bahwa persaingan diantara ISP
adalah tinggi. Beberapa hal yang kami Analisis antara lain : 1. Secara umum, berdasarkan data www.apjii.or.id menunjukkan jumlah ISP yang menjadi anggota APJII adalah 132 dimana sebagian besar beroperasi di Jakarta dan jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah. 2. Sampai sekarang ini, ada beberapa ISP yang telah menguasai pasar yang cukup besar di Indonesia, sebagai contoh telkom.net, cbn.net, indo.net, indosat.net dan centrin.net. 3. Untuk layanan Wireless LAN, kompetitor IPNet yang utama adalah indo.net dan globalport.net. 4. Untuk layanan ADSL, kompetitor IPNet yang utama adalah indo.net dan telkom.net. 2.
Potential New Entrants Dari segi potensi masuknya pesaing baru, khususnya di Indonesia, hasil
analisis kami menunjukkan adalah sangat memungkinkan sekali, dikarenakan :
80 1. Semakin mudahnya mendapatkan perijinan mendirikan ISP dari Dirjen Postel. Sampai dengan tahun 2004, Dirjen Postel telah mengeluarkan 228 ijin ISP. (sumber dari Munas APJII ke IV) 2. Besarnya pasar di Indonesia sangat menarik bagi para investor asing dan lokal, hal ini terbukti dengan adanya beberapa investor asing yang sudah mulai menyediakan infrastruktur ADSL yaitu : Siemens, Alcatel, Huawei dan Ericson. Dengan tersedianya infrastruktur ADSL ini maka kebutuhan terhadap Broadband Internet akan semakin meningkat. Selain itu, dalam waktu dekat ini, pembangunan infrastruktrur ADSL ini akan menyebar ke beberapa kota besar lainnya di Indonesia yang ditangani oleh PT. Telkom. 3. Perkembangan Teknologi Wireless LAN yang semakin pesat diantaranya adalah teknologi WiMAX yang akan siap dipasarkan pada awal tahun 2006 yang merupakan salah satu alternatif last-miles yang menjanjikan selain ADSL. 3.
Firms in Other industries offering substitute products Dari analisis kami, ada beberapa hal yang menunjukkan tingkat substitusi
produk yang rendah, antara lain : 1. Dari data yang kami peroleh, hampir tidak ada industri lainnya yang benarbenar menjadi subtitusi ISP, walaupun ada itupun harusnya memiliki segment pasar yang berbeda. Teknologi yang mungkin dapat dianggap sebagai industri subtitusi ISP saat ini adalah NAP (Network Access Provider) atau yang sering disebut sebagai Jasa Interkoneksi Internet. Sampai saat ini, NAP belum melakukan penjualan akses Internet secara retail ke end-users. Penjualan
81 akses Internet yang dilakukan NAP hanya meliputi pengaksesan Internet dengan bandwith yang besar misalnya di atas 1Mbps. 2. Kalau ditinjau dari industri lainnya seperti TV Cable, Broadband Vsat, 3G justru dapat menjadi salah satu alternatif last-miles untuk mendistribusikan akses Internet dari ISP ke pelanggannya. Sebagai contoh, Kabelvision bekerja sama dengan CBN dan Indonet. Kerjasama ini memungkinkan pelanggan Kabelvision untuk dapat berlangganan Internet ke CBN atau Indonet dengan menggunakan cable-modem. Contoh lainnya adalah Fren Mobile 8 yang bekerja sama dengan beberapa ISP, salah satunya adalah IPNet. Dengan kerjasama ini juga pelanggan Fren Mobile 8 yang berteknologi 3G CDMA 2000x1 dapat mengakses Internet melalui IPNet atau ISP lainnya yang telah menjalin kerja sama. 4.
Bargaining Power of Suppliers Dari data yang kami peroleh menunjukkan daya tawar supplier adalah rendah.
Hal ini dikarenakan : 1. Banyaknya alternatif vendor hardware, software yang ada saat ini sehingga memberikan keleluasaan bagi ISP dalam memilih vendor mana yang akan di pilih. 2. ISP dapat memilih provider bandwidth Internet Internasionalnya sendiri yang terdiri dari beberapa provider Vsat atau PT. Indosat yang memiliki infrastruktur fiber optic bawah laut. 3. PT. Telkom yang masih memonopoli infrastruktur telekomunikasi di Indonesia merupakan partner dan supplier Strategis dan menjalin kerja sama
82 dengan ISP dalam rangka kemitraan. Sebagai contoh adalah kerja sama PT. Telkom dengan beberapa ISP untuk layanan ADSL dan PWS (port whole sale, contoh: akses dialup menggunakan 080988288). 5.
Bargaining Power of Buyers Indonesia dengan penduduk yang sangat besar memberikan kontribusi
tersendiri bagi ISP. Tetapi banyaknya ISP di Indonesia juga memberikan dampak. Power Buyers dari pelanggan. Dari Analisis data menunjukkan tingginya Power of Buyers, yaitu : 1. Dengan banyaknya pilihan ISP, jika pelanggan merasa tidak puas dengan layanan IPNet maka pelanggan dapat dengan mudah untuk beralih dari IPNet ke ISP lainnya. 2. Sebagian besar pelanggan IPNet masih dari segment warnet dan corporate yang berlangganan Internet akses dedicated. 3. Adanya perangkat milik IPNet yang di tempatkan di tempat pelanggan khususnya untuk layanan Wireless LAN, yaitu berupa perangkat radio modem dan perlengkapannya.
4.7
Porter’s Value Chain pada IPNet .
Value Chain pada IPNet adalah sebagai berikut :
Gambar 4.12 Value Chain pada IPNet Firm Infrastructure Human Resources Management Technology Development
Procurement
Financial Policy • • •
Regulatory Compliance
Accounting
•
Customer Service Training NOC Staff Training Customer Support Training
•
IPNET Information System - http://sisfo.ipnet.net.id • Customer Database • Customer Support Scheduling • Billing System • RADIUS Monitoring System
Procurement, Logistic, Inventory Management • International Bandwidth • Indonesia Internet eXchange (IIX) • Customer Support Staff Scheduling • NOC Staff Scheduling • Customer Service Scheduling
Inbound Logistics
• Customer Service Operation • Bandwidth Management • Network Monitoring • Installation Service
Operations
Legal
• • • • • •
Wireless System ADSL System Dial-Up System CDMA System Hotspot System Fibber Optic System • Vsat System
Outbound Logistics
Account Manager Training Sales Admin Training
APJII (Association) •
Complain Handling Training
IPNET Information System • Service Order System
IPNET Information System • Trouble ticket System
Material Handling
Maintenance
• • • • •
• Complaint Handling • Troubleshooting
Promotion Advertising Exhibition Seminar Channelling
Marketing and Sales
Profit Margin
Service 83
84 Keterangan: Primary Activities 1.
Inbound Logistic adalah rantai pertama dalam value chain a. Internet Bandwidth diperoleh IPNET dari Indosat melalui submarine fiber optic dan singtel melalui Vsat. b. Indonesia Internet exchange (IIX) adalah sebuah infrastruktur yang memungkinkan traffic data antar ISP nasional tidak perlu lagi memutar melalui bandwidth Internasional tetapi cukup di rutekan melalui IIX sehingga content lokal dapat diakses dengan lebih cepat dan murah. c. Customer Support Staff Scheduling adalah penjadwalan staf customer support. Adapun fungsi dari customer support meliputi: helpdesk dan technical support. d. NOC Staf Scheduling adalah penjadwalan staf NOC (Network Operation Center), adapun fungsi dari NOC staf adalah menjamin semua fungsi core network berjalan dengan baik. e. Customer Service Scheduling adalah penjadwalan staf Customer Service, dimana fungsi dari Customer Service adalah melayani pelanggan di level administrative non teknis.
2.
Operation a. Customer Service Operation merupakan proses pelayanan kepada pelanggan. b. Bandwidth Management adalah proses monitoring dan penetapan kebijakan bandwidth, pengaturan bandwidth adalah salah satu
85 faktor penting dalam bisnis ISP dimana bandwidth adalah satuan besaran akses data yang diberikan ke pelanggan sesuai dengan produk yang dibelinya. Bandwidth Internasional adalah resource yang masih mahal dan sangat perlu di atur agar dapat memberikan unjuk kerja yang baik bagi pelanggan IPNet dan keuntungan yang optimal bagi IPNet. c. Network Monitoring adalah proses pengamatan terhadap unjuk kerja dan kestabilan jaringan last-mile , interkoneksi, backbone dll. d. Installation Service adalah proses layanan pemasangan perangkat seperti perangkat Wireless LAN dan modem ADSL. 3.
Outbound Logistik adalah hasil dari proses operation sehingga inbound logistic dapat di deliver ke pada pelanggan yang ada. Outbound logistic adalah layanan-layanan yang dijual oleh IPNet kepada pelanggannya yaitu layanan akses Internet melalui:
4.
•
PWS Dial-up nasional 080988288
•
ADSL
•
Wireless LAN
•
CDMA
•
Hotspot
•
Vsat
•
Fiber Optic
Marketing and sales
adalah proses pemasaran dan penjualan produk
IPNet yang terdiri dari kegiatan sbb: a. Promotion
86 b. Advertising c. Exhibition d. Seminar e. Channelling 5.
Service adalah proses pelayanan pelanggan IPNet yang ada, yaitu berupa: a. Complain Handling proses penangangan komplain agar komplain pelanggan dapat diakomodasi dengan baik sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan. b. Troubleshooting adalah proses pemecahan permasalahan teknis yang melibatkan Customer Support dan NOC.
Support Activities Support Activities terdiri dari: 1.
Procurement adalah proses pengadaan perangkat yang diperlukan untuk melakukan instalasi dan perawatan jaringan komputer, sebagai contoh: a. Perangkat Radio Wireless LAN lengkap dengan antena dan aksesorisnya. b. Kabel UTP dan RJ45 c. pembelian alat, mesin dan lain-lain.
2.
Technology Development adalah penerapan teknologi informasi guna mendukung bisnis proses, saat ini IPNET telah memiliki dan terus mengembangkan Sistem Informasi berbasis web (http://sisfo.ipnet.net.id) untuk menangani: proses penanganan pelanggan baru , data pelanggan, complain handling, billing dll.
87 3.
Human Resource Management melakukan proses rekrutmen staf , peningkatan kualitas dan penanganan staff.
4.
Firm Infrastructure IPNet terdiri dari: a. Financial Policy. b. Accounting. c. Regulatory Compliance (regulasi-regulasi industri ISP). d. Legal = aspek hukum IPNET sebagai ISP e. APJII sebagai asosiasi yang turut memajukan industri Internet di Indonesia
4.8
Posisi IPNet dan beberapa ISP lainnya Untuk menggambarkan posisi IPNet dalam industri ISP ini, maka
beberapa ISP antara lain CBN, Indonet dan Centrin akan dijadikan sebagai pembanding terhadap IPNet. Dipilihnya ketiga ISP ini dikarenakan ketiga ISP memiliki layanan (service) yang relatif sama dengan layanan yang ada di IPNet. Selain itu ketiga ISP juga sudah dikenal oleh masyarakat atau pelanggan internet dan termasuk sebagai ISP generasi pertama yang terdaftar di APJII antara Tahun 1996 sampai dengan 1999.
1.
Indo.Net Indo.Net dengan nama perusahaan PT. IndoInternet berada di Graha Citra
Caraka (Gedung Telkom) Lantai M, Jl. Gatot Subroto Kav 52, Jakarta 12710, telp. (62-21) 525 8182, fax. (62-21) 525 8095 dan URL : http://www.indo.net.id . Indo.Net memiliki 35 kantor yang tersebar diberbagai kota di Indonesia antara
88 lain di Jakarta, Balikpapan, Bandung, Banjarmasin, Bogor, Bontang, Cilegon, Cirebon, Denpasar, Jambi, Kediri, Kudus, Lampung, Madiun, Magelang, Makasar,
Malang,
Mataram,
Medan,
Mojokerto,
Palembang,
Pandaan,
Pekalongan, Pekanbaru, Pematang Siantar, Purwakarta, Purwokerto, Salatiga, Semarang, Sidoarjo, Solo, Surabaya, Tasikmalaya, Tegal, dan Yogyakarta. Adapun layanan yang diberikan Indo.Net antara lain Dial-Up Personal, Dial-Up Night Eyes, Dial-Up Corporate, ADSL Limited, ADSL Unlimited, Cable, LAN Dedicated, Web Hosting, Server Hosting, International Roaming, Anti Spam, dan Mobile Access.
2.
CENTRIN.NET CENTRIN Net dengan nama perusahaan PT. Centrin Utama berada di
Gedung Menara Jamsostek, Menara Utara lt.4, Jl. Jend. Gatot Subroto No.38 Jakarta 12710, telp. (62-21) 529 61010, fax. (6221) 529 61510. CENTRIN Net memiliki beberapa kantor antara lain di Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar, Medan, Pontianak, Bogor, Batam, Yogyakarta. Adapun layanan yang diberikan INDO Net antara lain Dial-Up, Business Access, LAN Dial-Up, LAN Dial-Up ISDN, Satellite, Dedicated, KabelNet, ADSL Limited, ADSL Unlimited, Wireless, Broadband Building, Broadband Apartement, Data Center Super Server Package, Regular Packages, Rack & Secure Cage, Web Hosting, Mail Hosting, Broadband Hotel, Hotspot, Mobile Access, dan GlobalCall.
89 3.
CBN.Net CBN.Net dengan nama perusahaan PT. Cyberindo Aditama, berada di
Manggala Wanabakti IV Suite 618 B Senayan, Jakarta 10270, telp. (62-21) 574 2488, fax. (62-21) 574 2881 dan URL : http://www.cbn.net.id . CBN Net memiliki beberapa kantor antara lain di Jakarta, Bogor, Bandung dan Samarinda. Adapun layanan yang diberikan CBN.Net antara lain Dial-Up, Cable Internet, ADSL Limited, ADSL Unlimited, CBN@Anywhere, CBN Hotspot, CBN Mobile, CBN Prepaid, CBN Free Email, Roaming, LAN Dial-up, LAN Dedicated, CBN Wireless, Web Development, Web Hosting, dan Internet Data Center.
Dibawah ini akan diuraikan beberapa layanan yang diberikan ketiga ISP ini beserta harganya dalam bentuk tabel.
Tabel 4.17 Perbandingan Layanan Dial-Up 200 Jam, Dedicated 128 Kbps dan ADSL Unlimited 384 Kbps CBN, Indonet, IPNet, dan Centrin No
Service
CBN
INDONET
IPNET
CENTRIN
Average
1 Dial-Up 200 Hours
Rp 500.000 High Rp 540.000 High Rp 450.000 Low Rp 449.000 Low Rp 484.750
2 Dedicated 128 Kbps
Rp7.000.000 High Rp7.000.000 High Rp6.500.000 High Rp5.250.000 Low Rp6.437.500
3 ADSL Unlimited 384 Kbps Rp5.000.000 High Rp2.000.000 Low Rp2.488.000 Low Rp2.950.000 Low Rp3.109.500
90 Tabel 4.18 Perbandingan Banyaknya macam layanan, Harga 128 Kbps dan jumlah kantor atau cabang Price No
ISP
Services
128 Kbps
Office
1
CBN
16
Rp7.000.000
4
2 INDONET
12
Rp7.000.000
35
3
13
Rp6.500.000
1
21
Rp5.250.000
9
IPNET
4 CENTRIN
Tabel 4.19 Perbandingan service pada IPNet, IndoNet, CentrinNet dan CbnNet Service IPNET CENTRIN INDONET Access Yes Yes Yes Backbone No Yes Yes Data Center Yes Yes Yes Application Yes No No Content Yes Yes Yes Retailer Yes Yes Yes Communication No No No
CBN Yes Yes Yes Yes Yes Yes No
Keterangan : Access Provider adalah penyedia last-mile seperti telkom penyedia jaringan ADSL, Leased Line, PSTN dll. IPNET dan ISP lainnya juga termasuk penyedia last-mile, sebagai contoh melalui jaringan Wireless LAN yang dimiliki masingmasing ISP. Backbone Provider adalah penyedia Backbone untuk retailer lainnya, saat ini IPNET belum dapat dikatakan sebagai penyedia Backbone, sedangkan Centrin, Indonet dan CBN kemungkinan besar sudah dapat dianggap sebagai penyedia backbone setidaknya untuk ke daerah-daerah dimana mereka memiliki kantor cabang.
91 Data Center adalah layanan berupa tempat untuk menempatkan server-server, misalnya untuk layanan colocation. IPNET juga menyediakan layanan Data Center hanya saja belum di jalankan secara serius. Sementara ini hanya sebagai layanan / fasilitas untuk pelanggan-pelanggan IPNET yang berlangganan Easywireless dan Xtremenet. Application adalah layanan berupa aplikasi contohnya Cyber Map yang dapat diakses di website CBN. IPNET dapat disebut memiliki layanan aplikasi yaitu aplikasi SMS Top Up yang selain digunakan oleh IPNET juga dapat digunakan oleh perusahaan lainnya seperti DNET dan yang sedang dalam penjajagan adalah Detik.com Content adalah layanan berupa content seperti halnya CBN dimana situs berita online seperti detik.com berada pada jaringan CBN, sehingga dari ISP lain akan menuju ke CBN jika akan mengakses http://www.detik.com. IPNET dan ISP lainnya sebenarnya juga memiliki content hanya saja nilai satu dengan lainnya berlainan, setidaknya pelanggan easy wireless dan xtremenet menempatkan content-nya di server hosting IPNET. Retailer adalah layanan untuk retail serperti dial-up, CDMA dll. IPNET saat ini sudah masuk ke pasar retail juga melalui layanan EzAccess dan JetzADSL Communication adalah layanan untuk berkomunikasi seperti instant messaging server, Chat server dan lain-lain. umumnya ISP yang ada di Indonesia belum memberikan layanan ini
92
Gambar 4.13 Posisi IPNet dibandingkan CBN, Indonet dan Centrin
Dari Grafik ini menunjukkan bahwa : 1. Untuk layanan akses Internet 128 Kbps dedicated Indonet dan CBN cenderung menerapkan harga yang lebih tinggi dan Centrin cenderung menerapkan harga yang rendah sedangkan IPNet berdasarkan layanan yang ditetapkan per 1 September 2005 cenderung menerapkan harga ratarata. 2. CBN dan Centrin cenderung menerapkan strategi differentiation demikian juga dengan IPNet yang mulai menerapkan strategi differentiation dibandingkan low-cost saja.
93 Reference Model IPNet
Gambar 4.14 Reference Model IPNet
Model diatas menjelaskan hubungan antara stakeholder : 1. Backbone Provider , saat ini IPNET menggunakan Indosat untuk terkoneksi ke Internasional melalui jaringan SubMarine dan Singtel untuk terkoneksi ke Internasional melalui Vsat. 2. Access Provider, saat ini IPNET menggunakan : a. ADSL b. PWS c. Wireless d. Fiber Optic 3. Content Provider, sebagian besar traffic lokal IIX digunakan untuk mengakses Game Online seperti: Ragnarok, RYK, Pangya dan lain-lain yang merupakan salah satu contoh Content Provider yang populer pada saat ini.
94 4. Internet Retailer, IPNET memiliki program agent dimana para pemilik toko di mall mangga dua atau ambasador dapat menjadi agent penjual layanan JetzADSL. 5. End user, adalah pengguna Internet itu sendiri.
Perkembangan IPNet Untuk Perkembangannya, IPNet akan mengembangkan layanan hotspot untuk mendeliver VoIP (Voice Over IP). Dengan adanya solusi SMS Top Up maka pelanggan IPNet dapat menggunakan WiFi / hotspot IPNET di tempat dimana hotspot IPNet berada dengan mudah dan praktis, selanjutnya pelanggan IPNet dapat menggunakan Voice over IP melalui perangkat PDA , notebook menggunakan software PC to Phone seperti Skype dan solusi software VoIP lainnya. IPNET semula hanya melayani akses internet secara dedicated menggunakan WLAN, sehubungan dengan strategi IPNET yang memperluas layanan akses internet personal atau retail menggunakan Dial-Up dan ADSL maka IPNET telah mempersiapkan beberapa infrastruktur antara lain adalah sistem billing berbasis RADIUS (Remote Authentication Dial in User Service), dengan menggunakan RADIUS maka sistem billing IPNET mampu melakukan akunting terhadap waktu lamanya koneksi dan banyaknya data yang dikirim dan diterima oleh pelanggan secara akurat. Sistem billing tersebut diintegrasikan dengan SISFO (Sistem Informasi) IPNET untuk kepentingan internal IPNET dan MyIPNET agar pelanggan dapat mengetahui berapa lama dan berapa banyak data yang telah dikirim dan diterima.
95 Adapun perkembangan SISFO IPNET salah satunya adalah untuk membantu proses pembuatan billing statement yang sangat diperlukan oleh bagian billing IPNET dalam melakukan penagihan biaya akses internet terhadap pelanggan dan sebagai database pelanggan yang sangat penting bagi kelancaran pelayanan IPNET pada pelanggannya. Selain itu dalam pelayanan terhadap pelanggan baik corporate maupun personal maka dibutuhkan staff helpdesk dan customer service yang memadai, untuk itu IPNET telah melakukan recruitment dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap pelanggannya. Saat ini IPNet sedang memproses kerja sama dengan salah satu vendor VoIP berbasis teknologi SIP dan sedang memproses kerja sama dengan detik.com untuk memasarkan Ez-Access dan produk VoIPnya. Untuk pengembangan ini, maka kita dapat memilih beberapa bisnis model hotspot, antara lain : 1. Venue menggelar dan memiliki sendiri •
WISP sebagai ISP
•
Venue membuat sendiri solusi Wi-Fi internalnya
•
Venue memperoleh koneksi (misalnya DSL) dari ISP
•
Venue menentukan sendiri skema harga dan billing-nya
•
Venue mendapat 100 persen revenue
•
WISP mendapatkan revenue hanya dari sewa koneksi
2. Venue sebagai pemilik, WISP sebagai sistem integrator •
Venue membeli dan memiliki infrastruktur WiFi dan sistem backend-nya
96 •
Venue menyewa koneksi dari WISP
•
Venue menentukan sendiri skema harga dan billing-nya
•
Venue mendapat 100 persen revenue
•
WISP menyediakan jasa profesional untuk merancang dan menggelar seluruh solusi WiFi
•
WISP mendapat pembayaran pertama untuk jasa profesional yang diberikannya
•
WISP mendapat bayaran rutin untuk maintenance dan support
3. Venue menyewa infrastruktur dari WISP •
Venue tidak memiliki sendiri infrastrukturnya, tetapi menyewanya dari WISP
•
Venue menentukan sendiri skema harga dan billing-nya
•
Venue mendapat 100 persen revenue
•
Venue membayar secara berkala (bulanan, tiga bulanan atau tahunan) sewa solusi WiFi kepada WISP
•
WISP menyediakan koneksi
•
WISP menyediakan jasa profesional untuk merancang dan menggelar seluruh solusi WiFi
•
WISP tidak mendapat revenue dari hotspot
•
WISP mendapat pembayaran secara periodik dari venue untuk sewa infrastruktur WiFi dan sistem backend-nya.
4. Partnership Venue – WISP
97 •
Venue tidak menyediakan, memiliki atau membayar untuk solusi WiFi apapun
•
Venue menyediakan lokasi
•
Venue mendapatkan bagian dari revenue yang dihasilkan
•
WISP menyediakan koneksi
•
WISP menyediakan perangkat keras infrastruktur WiFi dan menggunakan sistem backend yang ada ditempatnya
•
WISP menyediakan jasa profesional untuk merancang dan menggelar seluruh solusi WiFi
•
WISP mendapatkan sebagian besar dari revenue
5. WISP sebagai pemilik •
WISP menyediakan lokasi atau membayar venue untuk penggunaannya
•
WISP menyediakan dan menggelar seluruh solusi WiFi
•
WISP mendapat 100 persen revenue
•
Venue mungkin memperoleh atau tidak memperoleh bayaran bulanan untuk mengizinkan WISP menggunakan tempatnya
6. Model Agregator •
Venue mengontrak ISP untuk koneksinya
•
Venue membeli peralatan preconfigured WiFi (HotSpot in a Box) dari agregator atau vendor hardware yang direkomendasikan
•
Venue menjadi bagian dari jaringan hotspot agregator
•
Venue menentukan sendiri harga akses untuk lokasinya
98 •
End user bisa langsung mendaftar dengan agregator atau dengan venue
•
End user memperoleh akses ke setiap hotspot yang ada di jaringan agregator termasuk lokasi yang dimiliki venue
•
Venue mendapat sebagian besar revenue yang diperoleh dari customernya sendiri, yang mendaftar di lokasinya (80 persen)
•
Venue mendapat bonus sekian tiap kali seorang pelanggan agregator login melalui hotspotnya
•
Venue mendapat bonus tiap kali ia mendaftarkan customer untuk agregator
•
Keuntungan: o
Mendapat local roaming antara jaringan hotspot agregator
o
Venue mendapat peningkatan revenue tidak langsung dengan menarik lebih banyak customer, ditambah peningkatan langsung dengan memungkinkan roaming melalui tempatnya
o
Jaringan agregator terus
berkembang
dari
hotspot-hotspot
standalone yang tersebar
4.9
The Five Generic Competitive Strategies pada IPNet Selama ini IPNET menerapkan strategi “Focused Low-Cost Strategy”
melalui layanan Wireless LAN yang lebih banyak melayani corporate users. Karena “Focused Low-Cost Strategy” dirasakan kurang memadai lagi maka saat ini IPNET mulai menerapkan strategi “Focused Differentiation Strategy”, hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya jenis layanan IPNET yang semula hanya
99 melayani akses Internet melalui Wireless LAN dan Fiber Optic saat ini IPNET juga melayani akses Internet melalui Dial-Up, CDMA dan ADSL. Tujuan dari “Focused Differentiation Strategy” adalah agar pendapatan IPNET lebih stabil karena dengan memasuki segment pelanggan dial-up, CDMA dan ADSL berarti IPNET telah bergeser dari segment pasar corporate ke pasar personal atau retail, dimana jumlah pelanggan personal akan lebih banyak dibanding dengan pelanggan corporate. Sebelumnya pelanggan IPNET adalah corporate yang berlangganan secara kontrak per satu tahun, tetapi kenyataannya sering terjadi pemutusan kontrak sebelum satu tahun oleh pelanggan karena ketidakstabilan akses Internet melalui Wireless LAN. Saat ini IPNET dengan “Focused Differentiation Strategy”
mencoba
membuat beberapa terobosan baru yaitu dengan layanan EZ-Access dimana pelanggan dial-up, CDMA dan Hotspot dapat melakukan pendaftaran dan pembayaran akses Internet menggunakan SMS. Demikian juga pada layanan Easy Wireless yang menerapkan VPN (Virtual Private Network) authentication, sehingga memungkinkan diterapkan perhitungan time-based pada pelanggan Wireless LAN. Selain itu pada layanan XtremeNet saat ini menggunakan teknologi IEEE 802.11a dengan kestabilan dan unjuk kerja yang lebih tinggi dibanding IEEE 802.11b yang digunakan untuk layanan Easy Wireless.
100
A Broad Cross-Section of Buyers
Lower Cost
Differentiation
Overall Low-Cost Provider Strategy
Broad Differentiation Strategy
Best-Cost Provider Strategy A Narrow Buyer Segment (or Market Niche)
Focused Low-Cost Strategy
Focused Differentiation Strategy
Gambar 4.15 The Five Generic Competitive Strategies pada IPNet