BAB III SOLUSI BISNIS Berdasarkan hasil analisa akar masalah pada bab sebelumnya, dapat di duga bahwa salah satu permasalahan terpenting yang dihadapi Danamon di dalam upaya nya menjadi perusahaan pilihan tempat bekerja adalah, awareness para calon FT dari universitas-universitas deretan atas yang masih kurang terhadap Danamon sebagai salah satu perusahaan yang dapat memberikan values bagi mereka jika mereka bekerja di Danamon. Hal ini berdampak pada minat para FT tersebut untuk menjadikan Danamon berada pada top of mind mereka ketika mereka mencari perusahaan tempat bekerja setelah mereka lulus nanti. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki hal tersebut adalah dengan mengkomunikasikan informasi-informasi tentang Danamon melalui pengembangan program komunikasi (Marketing Communication).
Gambar 3.1. Sumber Data Efektif Pembentuk Awareness Sumber : Survey Employer of Choice 2007 (Lighthouse Consulting), Danamon, 2007
Gambar 3.1. menunjukan bahwa sumber informasi yang paling efektif bagi para FT dalam mendapatkan informasi mengenai perusahaan tempat nya bekerja adalah melalui hubungan dengan pihak perusahaan, dan untuk media penghubung lain seperti internet dan media masa masih dirasa kurang efektif. Hal tersebut menandakan bahwa suatu strategi komunikasi yang cukup tepat untuk menyampaikan informasi guna
53
meningkatkan awareness para talenta adalah dengan mengembangkan alternatif program komunikasi below the line, dimana dalam kegiatan komunikasi below the line kecenderungan untuk dapat terjadi komunikasi dua arah antara para calon FT langsung dengan pihak perusahaan sangat besar.
3.1. Alternatif Solusi Bisnis
Seperti telah diketahui, program komunikasi yang dibutuhkan saat ini adalah program komunikasi yang dapat menjangkau komunikan yang cukup luas, yaitu FT dari top tier universities, yang sekaligus juga dapat memfasilitasi Danamon dalam menyampaikan banyak informasi. Adapun beberapa alternatif solusi yang dilakukan dalam merancang pengembangan program komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Danamon Schooling Danamon Schooling merupakan suatu event yang Danamon lakukan dengan menggandeng salah satu universitas terpilih sebagai penyelenggara acara bersama Danamon. Danamon Schooling
mengikut sertakan kelompok
mahasiswa dari beberapa universitas deretan atas (kurang lebih sebanyak 30-50 peserta terseleksi) untuk aktifitas satu minggu di Kampus Danamon (pusat pelatihan Danamon). Program ini merupakan suatu program yang dirancang oleh universitas terpilih dengan berkoordinasi bersama Danamon, dan bertujuan untuk memfasilitasi para peserta nya dalam melakukan self development.
Di dalam program ini, para peserta selain diberi kesempatan untuk mendapatkan materi pelatihan berkualitas dari universitas terpilih, mereka juga mendapatkan kesempatan untuk menyerap banyak informasi mengenai Danamon dan merasakan suasana pelatihan di Danamon. Disamping itu para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk memperluas networking baik dengan pihak internal perusahaan juga dengan sesama peserta terseleksi dari universitas-universitas deretan atas lainnya.
Dengan diadakannya program Danamon Schooling ini selain awareness peserta mengenai Danamon akan terbentuk, citra perusahaan di dalam
54
komitmennya untuk memfasilitasi para talent nya dalam self development yang berada pada top level attributes dari atribut-atribut penting yang para FT harapkan ada pada tempatnya bekerja juga akan terbentuk. Disamping itu, dengan bekerja bersama universitas terpilih sebagai penyelenggara, maka citra yang baik dari universitas yang bersangkutan akan sedikit banyak ikut melekat kepada citra perusahaan.
Tabel 3.1. berikut merupakan gambaran program Danamon Schooling, dimana selain presentasi perusahaan dan aktifitas pelatihan di dalam kelas, akan diadakan pula aktifitas luar ruangan berupa outbond guna meningkatkan kerjasama tim dan motivasi peserta sebelum kegiatan pelatihan di dalam kelas dilakukan. Tabel 3.1. Rundown Program Danamon Schooling Hari
Aktifitas
Hari-1
Pengenalan program, presentasi perusahaan, pembagian kelompok peserta, dll
Hari-2
Aktifitas luar ruangan (Outbond)
Hari-3
In Class Training, Diskusi Kelompok, Mentoring, Sesi Kompetisi Debat, company presentation & gathering dengan Manajemen Danamon, pengumuman posisi point tiap kelompok
Hari-4
In Class Training, Diskusi Kelompok, Mentoring, Sesi Kompetisi Debat, company presentation & gathering dengan Manajemen Danamon, pengumuman posisi point tiap kelompok
Hari-5
In Class Training, Diskusi Kelompok, Mentoring, Sesi Kompetisi Debat, company presentation & gathering dengan Manajemen Danamon, pengumuman posisi point tiap kelompok
Hari-6
Pembagian hadiah, acara pelulusan peserta Danamon Schooling, entertainment show, penutupan program
2. Field Trip Field Trip merupakan kegiatan kerjasama Danamon dengan Universitasuniversitas deretan atas di dalam memberikan kesempatan mendapatkan pengalaman bagi mahasiswanya untuk menjalani kunjungan lapangan satu hari dan mengetahui lebih jauh bagaimana Danamon menjalankan bisnisnya. Di dalam kegiatan ini para peserta diberi kesempatan untuk mendapatkan informasi secara real dan kesempatan untuk membentuk networking dengan pihak internal perusahaan.
55
3. Academician Join Project Pada dasarnya program Academician Join Project merupakan program yang serupa dengan progam magang yang sudah dilakukan Danamon yang diberikan kepada para mahasiswa. Perbedaannya dalam program ini pesertanya adalah para dosen dari universitas deretan atas.
Pada program ini, para peserta diberi kesempatan untuk merasakan pengalaman sebagai praktisi dalam dunia bisnis yang real. Para peserta diberikan suatu jabatan sementara (temporary position) dengan proyek yang harus diselesaikan dalam jangka waktu selama 3-6 bulan. Pelaksanaan proyek oleh para tenaga pengajar di Danamon dilakukan dengan pengajuan proposal penelitian oleh tenaga pengajar tersebut, dan koordinasi dengan unit bisnis terkait materi penelitian.
Dalam program Academician Join Project, Danamon menggunakan salah satu strategi pemasaran dengan menggunakan pihak penghubung (endorser) yang dapat dipercaya oleh para talenta yaitu para tenaga pengajar di universitasnya. Obyektif dari program Academician Join Project selain untuk memfasilitasi para tenaga pengajar untuk mendapatkan pengalaman On the Job Training, juga memberikan informasi yang luas kepada mereka mengenai Danamon. Selanjutnya setelah program selesai para peserta akan kembali ke Universitas asalnya dan berbagi pengalaman yang sudah dirasakannya kepada pihak universitas, dan kepada mahasiswa-mahasiswa didikannya. Dengan demikian word of mouth dari para tenaga pengajar sebagai pihak yang pernah bekerja di Danamon kepada para calonh FT guna meningkatkan awareness mereka terhadap Danamon dapat tercipta melalui aktifitas sehari-hari di Universitas tempatnya berada.
4. Pojok Karir Danamon Pojok Karir Danamon dilakukan dengan bekerja bersama universitasuniversitas deretan atas. Pojok Karir Danamon diadakan dengan membentuk stan di wilayah kampus secara continue dan berkala setidaknya dilakukan satu kali dalam kurun waktu tiga bulan selama 2-3 hari. Pojok Karir Danamon
56
dilakukan dengan maksud untuk dapat memfasilitasi para talenta dalam mendapatkan informasi seluas-luasnya mengenai Danamon.
Gambar 3.2. Danamon Career Booth
Dalam setiap kegiatan Pojok Karir Danamon diadakan, selain dimungkinkan untuk terjadi transfer informasi mengenai Danamon sebagai salah satu pilihan tempat bekerja melalui pembagian brosur kepada para mahasiswa, juga akan disediakan penjaga stan yang merupakan pegawai Danamon, yang dalam aktifitas direct marketing berfungsi sebagai tenaga penjual. Para talenta dapat secara langsung melakukan komunikasi dua arah dengan penjaga stan tersebut.
Disamping berfungsi sebagai sarana informasi mengenai Danamon sebagai salah satu perusahaan pilihan tempat bekerja, dalam kegiatan Pojok Karir Danamon, para mahasiswa dapat secara langsung meng-input data pribadi ke dalam data base Danamon dan meng-akses tahap seleksi awal jika mereka berminat untuk ikut serta dalam beberapa kegiatan yang Danamon miliki seperti program magang, program DYLA, program Danamon Schooling, sampai dengan program Field Trip dan usul atas topik-topik yang mereka inginkan dalam program Public Teaching selanjutnya yang akan diadakan di universitas mereka.
57
3.2. Analisis Solusi Bisnis
Berdasarkan beberapa alternatif solusi yang telah dijelaskan pada sub bab 3.1., selanjutnya akan dilakukan analisis untuk memilih satu alternatif solusi yang paling potensial untuk diterapkan. Guna mendapatkan satu alternatif solusi yang paling potensial maka perlu diketahui terlebih dahulu faktor-faktor yang baiknya terdapat pada beberapa alternatif solusi tersebut, sehingga alternatif solusi yang paling mendekati faktor-faktor tersebut merupakan alternatif solusi yang paling potensial. Adapun faktorfaktor yang perlu ada pada beberapa alternatif solusi adalah sebagai berikut:
1. Ditinjau dari jangkauan komunikasi Sebagaimana telah diketahui untuk jangkauan komunikasi menurut John E. Kennedy & R. Dermawan Soemanagara (2006), terbagi menjadi tiga macam jangkauan, yaitu indvidual, kelompok, dan massa. Dalam penulisan tugas akhir ini, jangkauan yang paling efektif adalah pada jangkauan kelompok, dimana target komunikannya adalah para calon FT dari beberapa universitas deretan atas saja.
2. Ditinjau dari seberapa banyak informasi yang dapat disampaikan Untuk dapat men-transfer informasi yang cukup luas guna meningkatkan awareness para calon FT mengenai Danamon sebagai tempat pilihan bekerja, maka dibutuhkan program komunikasi yang dapat memfasilitasi Danamon untuk menyampaikan informasi yang luas tersebut. Biasanya untuk dapat menentukan apakah program komunikasi tersebut dapat men-transfer informasi yang luas adalah dari seberapa banyak waktu yang tersedia untuk memberikan informasi kepada komunikannya dalam satu kali program komunikasi dilakukan.
3. Ditinjau dari seberapa besar dapat terjadi pembuktian secara langsung oleh komunikan/melibatkan emosi komunikannya. Melihat persaingan dalam mendapatkan talent yang berkualitas (talent war) dewasa ini semakin besar, maka guna menyampaikan informasi mengenai Danamon sebagai perusahaan pilihan tempat bekerja dibutuhkan suatu program
58
komunikasi yang dapat melibatkan emosi komunikan/para FT dengan cara memfasilitasi komunikan untuk dapat melakukan pembuktian secara langsung menyangkut informasi yang disampaikan, dimana dengan terjadinya pembuktian secara langsung, tingkat keyakinan komunikan terhadap kebenaran informasi yang diterimanya akan semakin besar, sehingga dengan demikian informasi yang disampaikan akan lebih mudah diterima dalam benak komunikan.
4. Ditinjau dari interaksi dalam penyampaian komunikasi Untuk dapat memastikan bahwa komunikan mendapatkan informasi yang benar-benar mereka butuhkan, maka diperlukan program komunikasi yang dapat memfasilitasi untuk terjadinya komunikasi dua arah, dimana komunikan bukan hanya mendengar informasi dari komunikator saja, tapi juga dapat bertanya secara langsung kepada mereka. Untuk program komunikasi ditinjau dari interaksi dalam penyampaian informasi dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu dialogis communication dan non-dialogis communication.
5. Ditinjau dari hubungan komunikator dengan komunikan Hubungan antara komunikator dengan komunikan dapat berpengaruh terhadap seberapa besar rasa percaya yang mungkin terjadi bagi komunikan terhadap informasi yang diterima dari komunikator. Semakin besar hubungan personal antara kedua pihak, maka akan semakin besar pula kesempatan informasi yang diberikan untuk dapat tertanam dibenak komunikan.
6. Ditinjau dari intesitas kerjasama dengan Universitas Seperti yang telah diketahui, guna memaksimumkan peningkatan minat melalui pembentukan awareness, diperlukan program komunikasi yang dapat lebih melibatkan pihak ke-3, yang dapat membantu Danamon baik dalam memperlancar penyampaian informasi kepada calon FT, juga dalam memperkuat brand name perusahaan di lingkungan universitas dimana calon FT tersebut berada. Sehingga dengan demikian semakin besar intensitas kerjasama dengan pihak ke-3 khususnya universitas-universitas deretan atas, maka akan semakin baik program komunikasi tersebut.
59
Setelah diketahui faktor-faktor yang baiknya terdapat pada alternatif solusi, berikut akan dilakukan beberapa pemetaan terhadap alternatif-alternatif solusi yang telah dijelaskan.
Gambar 3.3. berikut merupakan pemetaan terhadap alternatif solusi berdasarkan seberapa banyak informasi yang bisa diserap, dan berdasarkan seberapa besar dapat memfasilitasi komunikan untuk melakukan pembuktian secara langsung.
Gambar 3.3. Peta Posisi Alternatif Solusi 1
Ditinjau dari banyaknya informasi yang bisa diserap, program Academician Join Project dan Danamon Schooling merupakan program yang paling maksimum, program Pojok Karir Danamon merupakan program yang cukup maksimum, dan program Field Trip merupakan program yang kurang maksimum.
Hal tersebut dikarenakan dalam program Danamon Schoooling yang dilakukan dalam jangka waktu satu minggu, sangat memungkinkan untuk Danamon dalam memberikan bermacam informasi kepada calon FT baik melalui presentasi-presentasi tentang perusahaan di dalam kelas, juga melalui komunikasi personal antara pegawai Danamon sebagai komunikator dengan para calon FT sebagai komunikan dalam aktifitas sehari-harinya selama program berlangsung. Sedangkan pada program Academician Join Project, serupa dengan program magang, dengan waktu yang intensif
60
yaitu selama 3-6 bulan untuk pelaksanaan proyek oleh tenaga pengajar di Danamon, dalam prosesnya dapat dilakukan transfer informasi yang luas mengenai Danamon kepada tenaga pengajar tersebut, dan selanjutnya pengalihan informasi yang sudah diterima dapat diteruskan kepada target utama komunikan yaitu para calon FT dalam kegiatan perkuliahan sehari-hari secara continue.
Masih ditinjau dari banyaknya informasi yang bisa diserap, untuk program Pojok Karir Danamon, informasi yang dapat diserap oleh komunikan cukup maksimum, dikarenakan dengan tersedianya stan di tempat para calon FT menjalankan kegiatannya sehari-hari selama kurang lebih tiga hari, akan menjadi wadah bagi mereka untuk mendapatkan informasi yang luas mengenai Danamon. Sedangkan dalam program Field Trip, informasi yang memungkinkan untuk disampaikan sangat terbatas, dimana Danamon sebagai komunikator hanya bisa fokus pada satu topik bahasan saja mengingat jangka waktu pelaksanaan program yang hanya satu hari.
Pembahasan selanjutnya jika alternatif solusi ditinjau dari seberapa besar dapat memfasilitasi komunikannya dalam melakukan pembuktian secara langsung yang dapat melibatkan emosi mereka dalam menerima informasi, program Danamon Schooling dan Field Trip merupakan program yang cukup baik, sedangkan program Academician Join Project dan Pojok Karir Danamon kurang dapat memfasilitasi komunikannya untuk melakukan pembuktian secara langsung.
Hal tersebut dikarenakan dalam program Danamon Schooling penyampaian informasinya melibatkan komunikannya untuk melakukan pembuktian secara langsung dalam aktifitas berbasis berbagi pengalaman, yaitu pengalaman untuk merasakan suasana pelatihan di Kampus Danamon, sehingga dengan demikian emosi komunikan dalam menyerap informasi dapat terbentuk. Demikian halnya dengan program Field Trip yang memberikan kesempatan bagi komunikannya untuk melakukan kunjungan lapangan ke Danamon, juga merupakan suatu kegiatan berbasis berbagi pengalaman yang Danamon berikan kepada para calon FT, dimana mereka dapat membuktikan secara langsung dan merasakan suasana bisnis yang Danamon lakukan.
Untuk program Academician Join Project para calon FT tidak diberikan kesempatan untuk pembuktian secara langsung, tetapi program ini memberikan 61
kesempatan pembuktian secara langsung kepada dosen-dosen dari universitas tempat para calon FT berada. Sehingga yang dimungkinkan untuk terjadi adalah suatu proses penyampaian informasi oleh dosen di sela-sela kegiatan perkuliahan yang sedikitnya dapat membentuk suasana sharing experience yang cukup dapat melibatkan emosi para calon FT sebagai komunikan, karena kegiatan perkuliahan dikelas merupakan satu sesi yang khusus diadakan untuk terjadinya penyampaian informasi dari tenaga pengajar kepada mahasiswanya, sehingga proses transfer informasi tentang Danamon di sela-sela kegiatan perkuliahan walaupun tidak memberikan kesempatan pembuktian secara langsung kepada komunikannya, tetapi cukup dapat melibatkan emosi mereka dalam menerima informasi.
Sedangkan untuk program Pojok Karir Danamon, yang proses penyampaian informasinya hanya dengan proses tanya-jawab di lokasi stan saja, merupakan program yang kurang dapat memberikan kesempatan pembuktian secara langsung oleh penerima informasi
sehingga
upaya
untuk
melibatkan
emosi
komunikan
agar
dapat
mempermudah informasi masuk ke dalam benak komunikan pun akan sulit dicapai.
Gambar 3.4. berikut merupakan pemetaan untuk menentukan posisi program berdasarkan jangkauan komunikasi, dan berdasarkan interaksi dalam penyampaian informasi.
Gambar 3.4. Peta Posisi Alternatif Solusi 2
62
Seperti telah diketahui, fokus jangkauan komunikasi dari alternatif program yang diberikan adalah kepada jangkauan komunikasi kelompok, yaitu para calon FT secara luas tetapi hanya khusus pada universitas deretan atas saja. Ditinjau dari jangkauan komunikasi, program Pojok Karir Danamon merupakan program yang paling besar dalam menjangkau komunikan pada zona jangkauan komunikasi kelompok, dimana informasi dari program Pojok Karir Danamon dapat diberikan kepada seluruh mahasiswa disekitar stan Pojok Karir Danamon berada, atau sebagai gambaran jika stan Pojok Karir Danamon diadakan di wilayah fakultas SBM ITB, maka fokus komunikannya dapat menjangkau seluruh mahasiswa SBM ITB tersebut. Jangkauan komunikasi terbesar berikutnya adalah pada program Academician Join Project, dimana pada program tersebut informasi dapat diberikan kepada seluruh mahasiswa yang ikut serta dalam kegiatan perkuliahan dimana dosen yang telah mengikuti program Academician Join Project mengajar. Dan untuk dua program lainnya yaitu Danamon Schooling dan Field Trip, jangkauan komunikasinya lebih terbatas pada mahasiswa yang terseleksi atau yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program tersebut saja, yaitu sekitar 30-50 peserta.
Selanjutnya jika ditinjau dari seberapa besar kemungkinan untuk terjadi interaksi atau komunikasi dua arah dari komunikator dengan komunikan, program Danamon Schooling dan program Pojok Karir Danamon merupakan program yang cukup maksimum, karena dalam program Danamon Schooling melalui kegiatan sehari-hari selama program berlangsung, para calon FT dapat bertanya dan melakukan interaksi dengan mentornya secara langsung. Demikian hal nya pada program Pojok Karir Danamon yang memang diadakan khusus untuk memfasilitasi para calon FT untuk melakukan komunikasi dua arah untuk dapat menyerap informasi mengenai Danamon melalui penjaga stannya, merupakan suatu program yang maksimum dalam memungkinkan untuk terjadinya interaksi antara komunikator dengan komunikan.
Masih dalam pembahasan yang sama, untuk program Academician Join Project dan program Field Trip, hampir sama dengan program Public Teaching yang sudah dilakukan Danamon, walaupun memungkinkan untuk terjadi proses komunikasi secara timbal balik, tetapi proses komunikasi dalam program tersebut lebih cenderung merupakan proses peralihan informasi secara satu arah, dimana komunikator lebih banyak bercerita mengenai informasi yang dimilikinya. Perbedaan antara kedua 63
program ini, pada program Academician Join Project, interaksi pada kegiatan perkuliahan lebih memungkinkan untuk terjadi dibandingkan dengan interaksi pada program Field Trip yang yang lebih kaku, dimana topik yang akan dibicarakan telah dijadwalkan sebelumnya.
Gambar 3.5. Peta Posisi Alternatif Solusi 3
Dan selanjutnya untuk gambar 3.5. merupakan pemetaan untuk menentukan posisi alternatif solusi berdasarkan hubungan komunikator dengan komunikan dan besarnya intensitas kerjasama dengan pihak ke-3. Untuk hubungan komunikator dengan komunikan, dalam program Academician Join Project jelas dosen sebagai komunikator mempunyai hubungan personal yang lebih baik dengan mahasiswanya sebagai komunikan, sehingga informasi-informasi yang disampaikan oleh dosen tersebut dapat menjadi informasi yang dipercaya kebenarannya oleh para FT. Untuk program Danamon Schooling, dengan menjalankan aktifitas bersama-sama antara komunikator dengan komunikan dalam jangka waktu selama satu minggu, maka hubungan personal pun dapat dimungkinkan untuk terbentuk. Tetapi berbeda dengan dua program sebelumnya, dalam program Pojok Karir Danamon dan program Field Trip, hubungan personal antara komunikator dengan komunikan akan sulit tercapai dikarenakan tidak tersedianya wadah yang dapat membentuk kedekatan personal antara komunikator dengan komunikan. Sehingga besarnya tingkat kepercayaan komunikan terhadap informasi yang disampaikan menjadi kurang baik.
64
Selanjutnya ditinjau dari seberapa besar intensitas hubungan kerjasama dengan pihak ke-3 khususnya universitas tempat para calon FT berada, program Danamon Schooling yang melibatkan universitas pilihan dalam merancang dan menjalankan program, serta program Academician Join Project yang pesertanya sendiri merupakan tenaga pengajar dari universitas bersangkutan merupakan program dengan intensitas hubungan kerjasama yang terbesar., dibandingkan dua program lainnya yaitu Pojok Karir Danamon dan Danamon Field Trip yang kurang dapat melibatkan universitas di dalam pelaksanaan programnya.
3.3. Kesimpulan Analisis Solusi Bisnis
Dari analisis solusi bisnis yang telah dijelaskan pada sub bab 3.2., maka dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang dapat dipenuhi oleh alternatif solusi bisnis yang diberikan, sehingga selanjutnya dapat ditentukan program mana yang paling potensial dan program mana yang kurang potensial untuk diterapkan dalam upaya Danamon menarik minat para calon FT untuk bekerja di Danamon.
Tabel 3.2. Matriks Alternatif Solusi Bisnis Danamon Schooling
Field Trip
Academician Join Project
Pojok Karir Danamon
→
→
↑
↑
Banyaknya Transfer Informasi
↑
↓
↑
→
Pembuktian Secara Langsung / Melibatkan Emosi
↑
↑
→
↓
Interaksi dalam Penyampaian Komunikasi
↑
↓
→
↑
Hubungan Personal Komunikator - Komunikan
↑
↓
↑
↓
Intensitas kerjasama dengan pihak ketiga
↑
→
↑
↓
Alternatif Solusi Jangkauan Komunikasi (Zona Jangkauan Komunikasi Kelompok)
Seperti ditunjukan pada tabel 3.2., Program Pojok Karir Danamon dan program Field Trip merupakan program yang kurang potensial untuk diterapkan. Hal tersebut dikarenakan terdapat beberapa faktor yang kurang terdapat dalam kedua program
65
tersebut, yaitu banyaknya informasi yang bisa disampaikan, interaksi dua arah, hubungan personal dari komunikator dengan komunikan, intensitas kerjasama dengan pihak ke-3 pada program Field Trip, dan banyaknya informasi yang bisa disampaikan, kesempatan pembuktian secara langsung, hubungan personal dari komunikator dengan komunikan, intensitas kerjasama dengan pihak ke-3 pada program Pojok Karir Danamon.
Sedangkan untuk program Academician Join Project merupakan program yang cukup potensial untuk diterapkan, karena selain jangkauan komunikasinya sangat luas, program tersebut merupakan program yang unik dalam menyampaikan informasi yang luas mengenai Danamon, yaitu melalui tenaga pengajar yang mempunyai hubungan personal yang cukup baik dengan para calon FT melalui kegiatan perkuliahan seharihari, sehingga program tersebut dapat menjadi wadah dalam menyampaikan word of mouth paling efektif tentang Danamon kepada para calon FT. Akan tetapi dalam program ini dikarenakan tidak ditujukan secara langsung kepada para calon FT, maka kesempatan untuk melakukan pembuktian secara langsung terhadap informasi yang diterimanya pun menjadi kurang maksimum.
Untuk program yang paling potensial diterapkan adalah program Danamon Schooling, dimana melalui program tersebut Danamon dapat memberikan informasi yang cukup luas mengenai Danamon, dan dapat memfasilitasi komunikannya dalam melakukan pembuktian secara langsung serta memungkinkan untuk terjadinya interaksi dua arah dari komunikator dengan komunikan, dan disamping itu melalui proses aktifitas yang intensif juga dapat membentuk hubungan personal yang lebih intim diantara mereka, sehingga upaya Danamon untuk menciptakan awareness dengan memberikan informasi kepada para calon FT dapat lebih mudah dilakukan dan informasi yang disampaikan tersebut dapat masuk kedalam benak mereka.
66