BAB III SOLUSI BISNIS
Berdasarkan hasil analisis pada akar permasalahan dapat disimpulkan bahwa yang sedang dihadapi oleh perusahaan adalah bagaimana membuat suatu strategi komunikasi pemasaran yang tepat dan efektif untuk layanan Listrik PLN yang baru diluncurkan. Hal ini merupakan sebuah tantangan tersendiri di mana dari sudut pandang internal dan eksternal terhadap komunikasi pemasaran yang sudah dilakukan oleh PLN masih terdapat kelemahankelemahan sehingga penilaian yang terhadap image dan layanan PLN masih rendah. Dari sisi produk, Listrik Pra Bayar memang sebuah terobosan yang sangat baik dan memberikan banyak keuntungan untuk kedua belah pihak (pelanggan dan PLN). Untuk itu perlu dibuat suatu strategi komunikasi pemasaran yang tepat dan efektif untuk layanan ini dapat diterima oleh masyarakat. Langkah-langkah penting dalam menciptakan suatu strategi komunikasi pemasaran yang efektif berdasarkan “The Zero-Based Planning Process” menurut Tom Duncan sebagai berikut: Analyze SWOT’s
Analyze Targets and Relationship
Determine MC Objectives
Develop strategy and rationale
Determine the Budget
Determine the Timing
Test Market MC Mixes
Evaluate Effectiveness
Gambar 3.1 “The Zero-Based Planning Process” (Sumber: Tom Duncan, 2002) 59
Pada metode “The Zero Based Planning Process” strategi komunikasi dibuat dengan mengukur tujuan dan strategi berdasarkan kondisi merek dan situasi pasar saat ini. Metode ini digunakan karena kondisi pasar yang selalu berubah dan diterapkan baik untuk produk yang sudah eksis maupun yang baru akan diperkenalkan. Untuk produk yang sudah eksis kondisi saat ini dianggap pada titik nol kembali, sehingga fungsi komunikasi pemasaran dan medianya harus juga mengalami perubahan. Listrik Pra Bayar sebagai suatu layanan yang baru diperkenalkan, rencana strategi komunikasi pemasarannya berdasarkan analisa berdasarkan keadaan pasar layanan PLN yang sudah terjadi pada saat ini dan evaluasi terhadap komunikasi pemasaran yang telah dilakukan sebelumnya oleh PLN.
3.1
Analisa Brand SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, and
Threats) Analisa Brand SWOT merupakan evaluasi terstruktur mengenai situasi internal (strengths & weaknesses) dan eksternal (Opportunities & Threats) yang dapat membantu dan menghambat perkembangan suatu merek (Duncan, 2002). a. Strengths:
Listrik Pra Bayar pada saat ini tidak memiliki pesaing karena PLN adalah perusahaan penyedia listrik tunggal di Indonesia dimana kebutuhan akan listrik merupakan kebutuhan dasar dan tingkat konsumsinya terus meningkat.
PLN DJBB merupakan unit distribusi yang terbesar dan memiliki kesiapan infrastruktur yang baik sehingga Listrik Pra Bayar bisa diterapkan di wilayah PLN DJBB
b. Weaknesses:
Awareness: Listrik Pra Bayar merupakan suatu solusi dan pilihan baru yang dapat menggantikan cara berlangganan listrik yang lama yaitu paska bayar yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat dari dulu. Ini
60
merupakan suatu tantangan sulit untuk mengedukasi pasar mengenai sistem layanan ini.
Availibility Problem: Alat meter Listrik Pra Bayar yang masih didatangkan dari luar negeri, dengan supplier yang masih sangat terbatas, kesulitan penyediaan alat bisa menghambat rencana program komunikasi pemasaran Listrik Pra Bayar, karena apabila tidak dapat memenuhi permintaan pasar untuk layanan ini dapat merusak program komunikasi pemasaran yang direncanakan.
Budget Allocation & Marketing Communication Support: Belum ada budget khusus untuk program komunikasi pemasaran Listrik Pra Bayar ini, sehingga sulit memperkirakan besarnya dukungan program komunikasi pemasaran Listrik Pra Bayar ini.
c. Opportunities
Pengembangan identitas merek Listrik Pra Bayar karena masih merupakan produk yang relatif baru dan satu-satunya.
Listrik Pra Bayar didukung oleh kampanye hemat energi yang sedang digalakkan oleh masyarakat saat ini. Listrik Pra Bayar sebagai suatu solusi bagi masyarakat untu dapat menghemat penggunaan listriknya.
Listrik Pra Bayar dapat lebih berkembang dengan keberhasilan penerapan di negara-negara lain seperti Afrika Selatan, Inggris, dan New Zealand. Di mana latar belakang penerapannya tidak hanya karena permasalahan pembayaran, tetapi di beberapa negara sudah menjadi suatu gaya hidup masyarakat yang lebih moderen.
d. Threats
Munculnya pemain-pemain swasta untuk penyediaan listrik.
Perubahan regulasi pemerintah.
61
3.2
Analisa Target dan Hubungan Merek (Target and Relationship)
3.2.1
Target Komunikasi Pemasaran
Target diperlukan untuk mengetahui kepada siapa komunikasi pemasaran ini ditujukan, yaitu konsumen utama dan segmen konsumen yang menjadi prospek. Target konsumen utama untuk komunikasi pemasaran layanan Listrik Pra Bayar adalah segmen middle-modern yaitu segmen yang dapat menerima Listrik Pra Bayar sebagai suatu pilihan gaya hidup dengan karakteristik segmen yang berpendidikan dan tingkat penerimaannya lebih baik. Target komunikasi pemasaran lainnya adalah komunitas word-of-mouth seperti Ibu Rumah Tangga, Wiraswasta dan Pegawai Swasta.
3.2.2
Brand Relationship
Brand Relationship Listrik Pra Bayar disesuaikan dengan tujuan PLN untuk meningkatkan image perusahaannya, yaitu: a. Trust The Brand Agar pelanggan menilai PLN dapat menghasilkan suatu produk yang hightechnology dan berkualitas. b. Perceive that Company as Responsive yaitu PLN melakukan tindakan yang cepat untuk mengatasi permasalahan pelanggan. c. Feel the Company is Committed to Customer and Put Them First yaitu PLN menjalankan fungsinya sebagai perusahaan pelayan publik yang menomorsatukan pelanggannya.
3.3
Tujuan Komunikasi Pemasaran
Langkah ketiga dalam pembuatan strategi komunikasi pemasaran adalah penentuan terhadap tujuan dari komunikasi pemasaran. Dalam hal ini, komunikasi pemasaran dilakukan untuk meningkatkan awareness dari layanan Listrik Pra Bayar di masyarakat, dengan target pelanggan PLN DJBB yang 62
menggunakan layanan ini di akhir tahun 2008 sebanyak 10.000 pelanggan di tiga wilayah yaitu Bandung, Bogor, dan Depok. Sebagai produk yang baru diperkenalkan kepada masyarakat dan masih diterapkan pada area terbatas yaitu wilayah distribusi Jabar dan Banten, tingkat awareness masyarakat masih rendah.
3.4
Pengembangan Strategi
3.4.1
Message Strategy
Pesan suatu merek atau layanan didesain tidak hanya untuk memberikan hiburan semata melainkan memilik beberapa misi atau pesan spesifik yang ingin dicapai. Semua planning merek layanan harus 1) menciptakan brand awareness 2) merubah perilaku konsumen 3) merangsang respon dan tindakan dari konsumen dan atau merangsang interaksi yang dapat membantu untuk menciptakan hubungan merek (brand relationship). (Tom Duncan, 2002), yang digambarkan pada diagram berikut: Common Messages Objectives and Strategies
Think
Feel 1. Informational
2. Transformational
Create awareness or attention
Create an attitude, felling, emotion, belief, or opinion
3. Behavioral Create action 4. Relational Create interactivity
Do
Gambar 3.2 Common Messages Objectives and Strategies Tujuan dari pesan untuk menciptakan awareness antara lain membuat impresi, menarik perhatian, menciptakan identitas merek, menimbulkan keinginan, mudah diingat, bersifat informatif serta menciptakan asosiasi produk. Tujuan dari pesan untuk menciptakan perubahan perilaku adalah dengan membuat 63
suatu pesan yang menyentuh perasaan dan emosi, memberikan image merek (brand image), merangsang orang menjadi suka, menciptakan kepercayaan masyarakat terhadap merek layanan, serta menciptakan perilaku dan opini positif dari konsumen. Sedangkan tujuan dari pesan untuk menciptakan action adalah dengan merangsang respon perilaku, memotivasi orang mecoba, memotivasi action yang cepat untuk menambah value, dan merangsang perilaku lainnya seperti mengunjungi dealer, website, dll. Untuk menciptakan perubahan perilaku tersebut pengaruh dari opini figur publik juga sangat berperan penting.
Tujuan untuk menciptakan awareness dan merubah perilaku dari listrik pra bayar dianalisa berdasarkan hasil wawancara dan survey responden, sebagai berikut:
Tabel 2.6 hasil survey kepada pelanggan mengenai ketertarikan terhadap iklan layanan masyarakat yang ada saat ini, mayoritas responden memiliki alasan bahwa karena ada pesan yang mendidik, isi pesan yang mudah diingat dan dimengerti, ada unsur komedi, endorser yang tepat, dan bertema sosial, isu yang sedang hangat, makna yang dalam, tagline yang menarik, tepat sasaran, efektif dan tidak basa basi, kreatif, bersifat himbauan dan informatif. Untuk memenuhi pesan yang impresif dan menarik perhatian dapat lebih mengedepankan konteks sehingga dari preferensi responden tersebut untuk listrik pra bayar akan diprioritaskan pesan unsur komedi, tagline yang menarik, dan memakai endorser yang sudah dikenal masyarakat, isi pesan bersifat mendidik dan informatif tapi disampaikan dengan efektif.
Bahasa yang digunakan juga jangan terlalu teknis tetapi bahasa yang sederhana namun informatif.
Pesan yang disampaikan harus menciptakan Word-of-Mouth, peluang word-of-mouth terlihat dari Gambar 2.25 ketika dilakukan sosialisasi
64
sederhana dengan tes konsep Listrik Pra Bayar kepada responden, hampir sebagian besar responden menyatakan ketertarikannya untuk menceritakan tentang produk ini ke teman atau keluarganya.
Menciptakan sebuah pesan yang dapat mengasosiasikan produk. Dari hasil survey, pra bayar diasosiasikan oleh responden sebagai beban ketika mereka kebanyakan sudah memahami konsep pra bayar sendiri sebagai biaya yang dibayar dimuka. Sebagian responden pada Gambar 2.40 juga mengasosiasikan listrik pra bayar seperti seluler pra bayar yaitu dengan tarif yang lebih mahal dan penggunaan yang terbatas. Untuk itu pesan yang disampaikan harus menghindari asosiasi yang sudah ada di benak pelanggan seperti asosiasi mereka terhadap konsep pra bayar di atas, tetapi kita bisa menciptakan pesan yang juga menjadi alasan orang lebih menggunakan seluler pra bayar yaitu kontrol, tidak boros pengeluaran, sehingga merasa pra bayar lebih murah dan pelanggan bisa menghemat.
Pesan yang disampaikan harus juga mengangkat image korporat PLN, karena image PLN yang masih rendah. Asosiasi pelanggan terhadap PLN seperti yang ditunjukkan oleh hasil survey responden tabel 2.9 masih mengidentikan dengan hal yang negatif untuk image perusahaan, seperti mati lampu, tarif yang mahal, pelayanan yang buruk, perusahaan yang merugi, tarif tidak menentu, dan defisit energi.
Pesan yang disampaikan musti yang berbicara mengenai solusi bukan beban, bisa dimulai dari ulasan-ulasan mengenai kerugian menunggak dan dijadikan pra bayar sebagai sebuah solusi.
3.4.2
Media Strategy
Strategi media adalah menentukan keputusan media komunikasi pemasaran yang tepat. Menurut Kotler dan Keller keputusan media adalah berdasarkan faktor-faktor pertimbangan yang sebagai berikut: 65
1. “Reach,Frequency, Impact” 2. Major Media Types 3. Specific Media Vehichles 4. Media Timing 5. Geographical Media Allocation
Faktor keputusan media tersebut dianalisa untuk penerapan layanan Listrik Pra Bayar PLN, sebagai berikut. Keputusan strategi media harus bisa memenuhi “reach, frequency, impact”, dan untuk tujuan sosialisasi listrik pra bayar menciptakan awareness, media yang dipilih harus memenuhi jangkauan audience yang luas dan frekuensi yang banyak atau sering, dan impact yang besar. Dengan melakukan pemilihan media yang tepat diharapkan upaya komunikasi pemasaran LPB dapat memenuhi kirteria tersebut. Dari profil tipetipe media besar (major media) seperti yang disampaikan oleh Kotler dan Keller, yang memenuhi kriteria tersebut adalah media dengan jangkauan luas dan penggunaan massal sehingga impact yang dihasilkan besar seperti TV, Radio, dan Koran: a.
Televisi Televisi merupakan kombinasi untuk dilihat, didengar, dan bergerak; efeknya langsung dirasakan oleh audiens; mendapatkan perhatian yang tinggi, serta jangkauan yang luas.
b.
Koran Keunggulan koran adalah media dengan fleksibilitas yang tinggi, tidak ada batas waktu, cakupan pasar dan penerimaan yang luas, dan tingkat kepercayaannya yang tinggi.
c.
Radio Radio memiliki keunggulan sebagai media dengan penggunaan masal, pilihan demografi dan geografi yang luas, serta cost yang dikeluarkan lebih rendah.
66
3.5 Marketing Communication Mix Dalam bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix) terdiri atas bauran dari advertising, sales promotion, public relations, personal selling, dan direct-marketing yang digunakan perusahaan untuk dijalankan pada tujuan advertising dan pemasaran. (Kotler & Amstrong, 2006). Tantangan terbesar dari penentuan bauran komunikasi pemasaran adalah menentukan paduan yang terbaik dari beragam fungsi untuk efisiensi maksimum dan dampak yang dihasilkannya. Menurut (Kotler&Keller, 2006) alat komunikasi beragam dalam kaitannya dengan cost-effectiveness pada level yang berbeda dari kesiapan konsumen membeli (buyer readiness). Gambar 3.3 menunjukkan hubungan antara costeffectiveness dari 3 (tiga) communication tools yaitu 1) Advertising and Publicity 2) Sales Promotion 3) Personal Selling. Advertising and Publicity berperan penting
Cost Effectiveness
dalam tahapan membangun Awareness.
Awareness
Comprehension
Conviction
Order
Reorder
Stages of Buyer Readiness Advertising and Publicity
Sales promotion
Personal Selling
Gambar. 3.3 Cost Effectiveness of Three Different Communication Tools at Different Buyer Readiness Stages
67
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tujuan dari komunikasi pemasaran Listrik Pra Bayar sebagai suatu layanan baru adalah dengan untuk membangun awareness akan layanan ini. Sehingga untuk mencapai cost effectiveness seperti yang terlihat pada bagan di atas, yang berperan paling penting adalah kegiatan advertising dan publisitas, untuk kegiatan personal selling masih dilakukan walaupan dalam level yang tidak terlalu besar. Setelah penentuan tools komunikasi yang tepat sesuai dengan tujuan komunikasi pemasarannya maka rencana implementasi disesuaikan dengan prioritas tujuan. Di bawah ini adalah rencana uraian kegiatan Bidang Komunikasi PLN DJBB berdasarkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2008 PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten:
68
Tabel.3.1 Uraian Kegiatan RKAP PLN DJBB 2008 (Sumber: Bidang Komunikasi, PLN DJBB) No I 1 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 2 1) 2) 3) 3 1) 2) 3) 4) 4 1 2 3 5 6 7 1 2 3 4 5 II 1 1 2 2 1 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3.5.1
Uraian Kegiatan IURAN, ABODEMEN,IKLAN Sosialisasi melalui Media Cetak Iklan di Koran Pikiran Rakyat Iklan di Koran Tribun Jabar Iklan di Koran Galamedia Iklan di Koran RADAR Bandung Iklan di Koran Kompas Iklan di Koran Bisnis Indonesia Desain Iklan Sosialisasi melalui Radio Spot/Adlips di 8 Radio Talk Show di 4 Radio Produksi Spot Sosialisasi melalui TV Spot TV Running Text Talk Show Produksi Spot Sosialisai melalui Media Luar Ruang Spanduk Brosur/leaflet/flyers Poster Sponsorship Langganan Majalah/Koran Sosialisasi Tatap Muka Sosialisasi melalui budaya Sosialisasi bersama pelajar Sosialisasi melalui olahraga Sosialisasi melalui keagamaan Sosialisasi produk baru PUBLIKASI & EKSIBISI Penerbitan Media Internal & Eksternal Media Internal Sinergi Media Eksternal TANAGA Perpustakaan Pengadaan Buku PR Kit & Merchandise Merchandise Dokumentasi acara Pembuatan Company Profile Family Gathering Temu Pelanggan Pameran Pembinaan Teritorial/Kewilayahan Peningkatan Kompetensi Humas Ktr Distribusi dan APJ Pembinaan Hubungan Pers Anggaran Humas 15 APJ dan 1 APD
Advertising and Publicity
Untuk mencapai kriteria reach, frekuensi, dan dampak yang maksimal, maka harus dilakukan penentuan media yang paling efektif untuk men-deliver pesan pada target konsumen. Dan, selanjutnya juga ditentukan media yang spesifik untuk menjangkau target konsumen yang lebih besar.
69
Pelanggan PLN berasal dari setiap tingkatan status sosial, untuk itu jenis media yang dipilih harus menjangkau tiap tingkatan status sosial di pelanggan PLN. Dari hasil analisis terhadap responden, didapatkan pula hasil mengenai preferensi media berdasarkan tingkat status sosial. a.
Televisi
Dari hasil survey , berdasarkan Gambar 2.32 Stasiun TV yang paling disukai oleh responden adalah Trans TV, RCTI, dan Metro TV. Berdasarkan RKAP 2008 PLN DJBB tabel 3.1 yang disosialisasi melalui TV memang merupakan bagian dari anggaran PLN DJBB, namun mengingat biaya TV nasional seperti yang disebutkan di atas sangat mahal dan menjangkau target pelanggan yang lebih besar dari wilayah Jawa Barat dan Banten, maka baik untuk dipertimbangkan menggunakan televisi-televisi lokal seperti TVRI Jawa Barat, Bandung TV, STV, PJTV, atau TV Lokal di Bogor dan Depok. Jenis sosialisasi dapat dalam bentuk iklan, running text, maupun talkshow.
b.
Koran
Dari hasil survey, berdasarkan Gambar 2.29 Secara umum, 2 (dua) koran yang paling disukai oleh responden adalah Kompas dan Pikiran Rakyat, Dua jenis koran ini merupakan koran terbesar untuk yang bisa menjangkau nasional (Kompas) dan Jawa Barat (Pikiran Rakyat) sehingga intensitas iklan akan lebih sering dilakukan pada dua jenis koran tersebut. Selain itu dapat iklan juga akan dilakukan pada koran yang memiliki pembaca yang lebih spesifik seperti Bisnis Indonesia, yang juga menjadi preferensi responden, untuk menjangkau target SEC A lebih luas, seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut:
70
Tabel 3.2 Koran yang Paling Sering Dibaca Berdasarkan SEC
SEC
Kompas
D - C2 C1 - B A2 - A1
c.
29% 26% 36%
Pikiran Rakyat 52% 41% 39%
Koran yang paling sering dibaca Tribun Bisnis Jakarta Galamedia Jabar Indonesia Post 7% 0% 0% 0% 11% 6% 4% 1% 4% 0% 11% 2%
Media Indonesia 2% 6% 5%
Lainnya 10% 4% 5%
Radio
Radio merupakan media yang memiliki jangkauan luas dan biaya yang lebih murah. Hasil survey yang ditunjukkan oleh Gambar 2.33 Stasiun radio favorit responden adalah Ardan, OZ FM, Hard Rock, 99ers. Untuk menjangkau audiens yang lebih banyak dan beragam kalangan diperlukan paduan radio sesuai dengan segmen pendengarnya, karena dari radio-radio yang paling banyak dipilih responden di atas segmen pendengarnya masih kebanyakan remaja dan kawula muda. Untuk menjangkau target audiens yang beragam, maka penentuan radio yang bisa menjangkau semua segmen berdasarkan status sosial dari hasil survey responden adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3 Stasiun Radio Favorit Berdasarkan SEC Preferensi Stasiun Radio SEC D - C2 C1 - B A2 - A1
Ardan
OZ FM
HardRock
99ers
MGT
Cosmo
Rase
Klite
Dahlia
KLCBS
Lainnya
18% 16% 16%
13% 11% 12%
13% 10% 12%
13% 8% 7%
10% 3% 1%
3% 5% 4%
3% 5% 7%
0% 5% 14%
13%
0% 6% 9%
15% 32% 18%
Berdasarkan tabel di atas Ardan menjadi stasiun radio paling favorit untuk menjangkau semua kalangan berdasarkan status sosial, sehingga penentuan 71
Ardan sangat tepat. Ardan juga dapat mewakili kaum muda yang kebanyakan juga audiens radio OZ FM, Hard Rock, dan 99ers Radio. Untuk itu, sosialisasi PLN Pra Bayar juga dapat dipadukan dengan stasiun radio lain yang juga menjadi pilihan setiap segmen di luar ketiga radio tersebut. Seperti untuk menjangkau kelas sosial D-C2 dapat menggunakan Radio Dahlia, C1-B banyak yang lebih memilih KLCBS, dan kelas A2-A1 banyak yang lebih Klite FM.
d.
Majalah
Majalah jangkauannya audiens nya tidak luas dan dari Gambar 2.38 hanya 2% dari responden yang mengetahui iklan PLN dari majalah dan tidak terdapat di rencana uraian kegiatan PLN DJBB berdasarkan RKAP PLN DJBB 2008. Untuk itu majalah terbitan umum tidak dulu dijadikan pilihan penempatan iklan atau ulasan mengenai Listrik Pra Bayar, tetapi PLN DJBB menerbitkan media dwi bulanan majalah internal yaitu Sinergi dan majalah eksternal yaitu TANAGA, sehingga bisa dimanfaatkan untuk pemuatan iklan dan ulasan Listrik Pra Bayar.
e.
Spanduk, Brosur/Leaflet, Poster
Penggunaan Spanduk, Brosur/Leaflet, dan Poster penting sebagai media luar ruang Listrik Pra Bayar. Spanduk, Brosur/Leaflet, dan Poster harus dilakukan penyebaran yang efektif. Dari Gambar 2.28 kegiatan waktu luang responden selain menonton TV, waktu luang pelanggan banyak dimanfaatkan untuk membaca, mendengarkan musik, olahraga, ke mall, ke restoran, dan menggunakan
internet.
Wilayah
penyebaran
media
jenis
ini
dapat
memanfaatkan area-area tempat pelanggan melakukan aktifitas tersebut. Dan melihat target pelanggan selain pelanggan rumah tangga biasa yang ditunjukkan pada Gambar 2.26, Villa dan Kos, UKM, juga merupakan target pelanggan potensial, sehingga efektif untuk penyebaran media jenis ini di wilayah-wilayah yang banyak jenis pelanggan tersebut. Penempatan Spanduk, Brosur/Leaflet, dan Poster juga tetap ditempatkan di Area Pelayanan & 72
Jaringan
(APJ)
dan
Unit
Pelayanan
Jaringan
(UPJ),
untuk
sebagai
pemberitahuan kepada pelanggan yang datang ke kantor APJ dan UPJ tersebut.
3.5.2 Marketing Public Relations Humas Pemasaran merupakan bagian dari fungsi komunikasi pemasaran. Untuk perusahaan publik seperti PLN yang sangat bersentuhan dengan masyarakat, aktifitas kehumasan sangat penting. Humas Pemasaran memegang peranan penting membantu perusahaan untuk mencapai tujuan strategi komunikasi pemasarannya. Tipe dari tujuan komunikasi pemasaran terpadu dari sisi kehumasan pemasaran sangat baik membantu sebagai berikut: (Duncan, 2002)):
Menciptakan situasi penerimaan untuk perusahaan dan brand nya
Meningkatkan awareness merek
Untuk meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan konsumen terhadap merek
Untuk mencapai audiens yang sulit dijangkau melalui artikel-artikel tentang
Untuk mencapai grup stakeholders
melakukan kegiatan2 tersebut dengan cara yang cost effectiveness
Jenis-jenis kegiatan kehumasan yang dapat dilakukan oleh PLN DJBB untuk Listrik Pra Bayar antara lain Siaran Pers, Publikasi berupa ulasan-ulasan di media, display di kantor-kantor pemerintahan, konferensi pers, melakukan kegiatan-kegiatan yang melibatkan media dan pelanggan, sponsorship, dll.
73
3.5.3
Sales Promotions
Allocation of Cons umer Adv ertis ing and Sales Promotion dollars in 2000
Trade Promotion 29% Advertising 46%
Consumer Promotion 25%
Gambar 3.4 Allocation of Consumer Advertising and Sales Promotion dollar in 2000 (Peter Breen “Promotion Trends 2000”, www.promomagazine.com/content/report/2000)
Berdasarkan gambar Cost Effectiveness of Three Different Communication kegiatan promosi penjualan tidak terlalu besar penggunaannya. Untuk Listrik Pra Bayar ini kegiatan promosi penjualan dapat dilakukan antara lain dengan kegiatan pameran atau eksibisi sekaligus melakukan demo penggunaaan Listrik Pra Bayar.
3.5.4
Direct Marketing
Kegiatan direct marketing Listrik Pra Bayar dilakukan dengan aktifitas direct mail dan personal selling yang dilakukan kepada kalangan terbatas, yaitu public opinion leaders seperti pejabat pemerintahan, tokoh masyarakat dan artis. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan pelanggan awal dari kalangan tersebut yang mempunyai pengaruh kepada masyarakat. Kegiatan dilakukan secara terbatas agar lebih efektif dalam alokasi sumber daya PLN DJBB untuk kegiatan ini.
74