BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
PARADIGMA Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat pada mereka apa yang penting, absah dan masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukan kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau epitemologis yang panjang.16 Paradigma yang disebut juga sebagai perspektif penelitian, digunakan peneliti dalam melihat realita penelitian, bagaimana mempelajari fenomena, cara-cara yang digunakan dalam penelitian dan cara-cara yang digunakan dalam menginterpretasikan temuan dari hasil penelitian ini. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma post positivistik atau yang dikenal sebagai critical realism. Secara ontologis, post positivisme bersifat critical realism yang memandang realita sosial memang ada dalam kenyataan
16
Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, 2003 9
37
38
sesuai dengan hukum alam, tetapi suatu hal yang mustahil apabila suatu realitas sosial dapat dilihat secara benar oleh manusia (peneliti). 17 Karena itu peneliti tidak hanya melihat data yang ada, namun juga memverifikasi dengan sumber-sumber lainnya, dimana hasil wawancara dan observasi langsung juga digunakan untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid.
3.2.
TIPE PENELITIAN Dalam penelitian ini, untuk mengetahui bagaimana strategi penggunaan
social media online Twitter melalui social
engagement dalam membangun citra merek, peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif. Dengan menggunakan penelitian deskriptif peneliti tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.18 Penelitian deskriptif kualitatif mengadopsi cara berpikir induktif. Penekanan pada tipe penelitian deskriptif memang lebih banyak menganalisa data dari permukaan saja,dan memperhatikan proses-proses kejadian suatu fenomena, bukan kedalaman data maupun makna data. 17 18
Prof.Dr. H. M. Burhan Bungin, S.Sos., M.Si, Penelitian Kualitatif, 2007 71 DRS. Jalaludin Rakhmat, M.SC, Metode Penelitian Komunikasi, 2005 24
39
Gambar 3.1. Model Strategi Analisis Data Deskriptif - Kualitatif
Penelitian deskriptif bersifat mencari teori, bukan menguji teori. Ciri lain dari tipe penelitian deskriptif adalah menitik beratkan pada observasi dan suasana alamiah (naturalistis setting).
3.3.
METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metodologi penelitian kualitatif. Metodologi penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling, bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas.19
19
Rachmat Kriyantono,S.Sos.,M.Si, Teknik Praktis Riset Komunikasi, 2008 56-57
40
Format deskriptif kualitatif pada umumnya dilakukan pada penelitian studi kasus. Karena itulah peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus dalam penelitian ini. Studi kasus adalah sebuah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. Studi kasus dianggap paling cocok karena studi kasus memiliki keunggulan kedalaman analisis dan sifatnya yang spesifik.20 Keunggulan – keunggulan studi kasus dapat menjawab pertanyaan yang bersifat eksplanatif (penjelasan) untuk menyingkap konteks peristiwa, fenomena atau kasus yang diteliti.
Pemilihan
penggunaan
metode studi kasus oleh peneliti dilatar belakangi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah strategi komunikasi pemasaran senantiasa berubah menyesuaikan dengan kebutuhan pasar. Karena itulah diperlukan periode waktu tertentu dan terbatas untuk mendapatkan hasil yang akurat. Dalam penelitian ini peneliti mengambil periode waktu penelitian dari bulan Juni 2014 – Agustus 2014. Periode waktu tersebut dianggap paling tepat karena 20
Prof.Dr.H.M.Burhan Bungin, S/Sos.,M.Si., Penelitian Kualitatif, 2011 132
41
ini adalah waktu dimana kampanye perusahaan Allianz Indonesia #1ygterpenting dimulai di media sosial online Twitter @allianzid. Melihat perkembangan social media online yang sangat cepat dan bervariasi sehingga memerlukan batasan yang spesifik dari obyek penelitian untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam atas permasalahan yang diangkat merupakan faktor berikutnya.
3.4.
SUBYEK PENELITIAN Dalam penelitian ini ada subyek penelitian yang akan menjadi sumber informasi peneliti. Subyek atau sumber informasi (key informan) dalam penelitian ini adalah, Head of Corporate Communications Allianz Indonesia, Head of Market Management Allianz Indonesia dan follower dari @allianzid. Sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah media sosial online Twitter yang dimiliki oleh Allianz Indonesia, yaitu @Allianid yang dapat diakses melalui https://twitter.com/AllianzId.
3.5.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
42
Menurut Yin (2003:101)21 dalam menggunakan metode penelitian studi kasus, ada tiga prinsip yg harus diperhatikan dalam mengumpulkan bukti studi kasus, yaitu: 1. Penggunaan sumber bukti-bukti dari dua atau lebih sumber, tetapi menyatu dengan serangkaian fakta atau temuan yang sama. 2. Penggunaan data dasar dan kumpulan formal bukti yang berlainan dari laporan akhir studi kasus yang bersangkutan. 3. Penggunaan serangkaian bukti dan keterkatitan eksplisit antara pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, data yang terkumpul dan kesimpulan-kesimpulan yang ditarik. Karena itu, peneliti akan menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu: a. Data Primer Peneliti akan melakukan wawancara mendalam dengan key informan yang telah disebutkan di atas untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, data yang ada di lapangan dan hasil observasi selama penelitian berlangsung. Wawancara adalah percakapan antara periset-seseorang 21
Sigit Pamungkas, Corporate And Marketing Communication, 2011 94
43
yang berharap mendapatkan informasi-dan informan-seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek (Berger, 2000:111).22 Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Sedangkan wawancara mendalam adalah suatu cara menngumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Pada wawancara mendalam, pewawancara relatif tidak mempunyai kontrol atas respons informan, artinya informan bebas memberikan jawabannya. Namun peneliti menggunakan pedoman wawancara yang berisikan daftar-daftar pertanyaan yang berkaitan dengan topik yang diangkat dalam penelitian ini. b. Data Sekunder Sebagai data pendukung, peneliti juga menggunakan studi kepustakaan untuk melengkapi data utama yang didapatkan melalui wawancara dengan para nara sumber.
3.6.
TEKNIK ANALISIS DATA
22
Rachmat Kriyantono, S.Sos.,M.Si., Teknik Praktis Riset Komunikasi, 2008 98
44
Analisis data kualitatif digunakan karena data-data yang terkumpul adalah data kualitatif. Semua teknis analisis data kualitatif berkaitan erat dengan metode pengumpulan data, yaitu observasi dan wawancara ataupun focus group discussion. Berdasarkan manfaat empiris, bahwa metode pengumpulan data kualitatif yang paling independen terhadap semua metode pengumpulan data dan teknik analisis data adalah metode wawancara mendalam, observasi partisipasi, bahan dokumenter, serta metode-metode baru seperti metode bahan visual dan metode penelusuran bahan internet. Data kualitatif dapat berupa kata-kata, kalimat-kalimat atau narasi-narasi, baik yang diperoleh dalam wawancara mendalam maupun hasil observasi. Proses menganalisis data adalah salah satu proses terpenting dalam penelitian kualitatif. Seringkali terjadi dalam penelitian kualitatif, analisa data sudah dimulai sejak proses pengumpulan data dimulai dan terus berlanjut secara stimultan. Peneliti menggunakan teknik analisis data deskriptif-kualitatif, dimana proses analisis data diawali dengan cara induktif yang tidak terpaku pada teori-teori, lalu diakhiri dengan cara deduktif. Peneliti menggabungkan hasil wawancara, observasi, data-data
45
yang tersedia dan teori-teori yang ada dalam menganalisa penelitian ini hingga tercapai hasil akhir penelitian.
3.7.
TEKNIK PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA Penilaian keabsahan data dalam riset kualitatif biasanya terjadi sewaktu proses pengumpulan data dan analisis interpretasi data. Dengan menggunakan analisis triangulasi, yaitu menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber data lainnya) yang tersedia. Dalam proses ini, jawaban subjek di cross-check dengan dokumen yang ada.23 Triangulasi data
adalah
teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Lexy J.Moleong, 2002:178)24. Denzin dalam Moleong (2002:178)25, membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan melalui sumber, metode, penyidik dan teori. 1. Triangulasi dengan sumber Triangulasi dengan sumber yaitu: 23
Rachmat Kriyantono, S.Sos.,M.Si., Teknik Praktis Riset Komunikasi, 2008 70 Moleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, 2002 178 25 Ibid, 178 24
46
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang
berpendidikan
menengah
atau
tinggi,
orang
pemerintahan. e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi sesuatu dokumen yang berkaitan. 2. Triangulasi dengan metode Triangulasi dengan metode yaitu: a. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data b. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. 3. Triangulasi dengan penyidik/peneliti
47
Cara ini dilakukan untuk menguji kejujuran, subjektivitas, dan kemampuan merekam data oleh peneliti di lapangan, dengan meminta bantuan peneliti lain untuk melakukan pengecekan langsung, wawancara ulang, serta merekam data yang sama di lapangan. 4. Triangulasi dengan teori Dilakukan dengan menguraikan pola, hubungan dan menyertakan penjelasan yang mucul secara dari analisis untuk mencari tema atau penjelasan pembanding. Menurut Lincoln dan Guba (1981:307)26 berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Namun di pihak lain, Patton (1987:327)27 berpendapat lain, yaitu bahwa hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu dinamakannya Penjelasan banding (rival explanation). Data yang dimiliki oleh peneliti, baik itu berupa hasil wawancara, data yang ada di lapangan, maupun hasil observasi langsung diperiksa kembali oleh peneliti dengan menggunakan 26 27
Ibid, 331 Ibid, 331
48
teknik triangulasi data.
Gambar 3.2. Triangulasi Data dengan Sumber
Triangulasi kepercayaan
data
dilakukan
penelitian,
untuk
menciptakan
meningkatkan
cara-cara
inovatif
memahami fenomena, mengungkap temuan unik, menantang atau mengintegrasikan teori dan memberi pemahaman lebih jelas tentang masalah yang diangkat. Namun tentu saja, teknik ini juga mempunyai kelemahan. Kelemahan triangulasi data adalah
waktu
yang
dibutuhkan
cukup
banyak.
Untuk
49
meminimalisasi hal ini, peneliti mengambil periode waktu tertentu yaitu, tiga bulan, dari bulan Juni 2014 hingga bulan Agustus 2014.