BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Identifikasi Variabel dan Desain Penelitian 3.1.1. Variabel penelitian Variabel penelitian adalah sesuatu yang hendak diselidiki atau objek yang menjadi sasaran penyelidikan. Menurut Suharsimi Arikunto (1987: 91) bahwa “variabel merupakan obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Untuk mengumpulkan data dari permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini diperoleh dari variabel-variabel yang akan di tes dan diukur. Variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini, sebagai berikut : a. Variabel bebas, yaitu: 1) Panjang tungkai 2) Kelentukan otot tungkai b. Variabel terikat adalah ketepatan servis dalam permainan sepak takraw Variabel-variabel tersebut dikaji pada penelitian ini dalam bentuk deskriptif. Pengukuran dan penilaian terhadap variabel-variabel yang terlibat menggunakan item-item yang sesuai, sehingga diperoleh data empirik yang akan dianalisis dengan teknik statistik. 3.1.2 Desain penelitian Desain penelitian adalah rancangan atau gambaran yang digunakan peneliti guna mencapai tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yang akan mengungkapkan hubungan antara 21
22
panjang tungkai dan kelentukan otot tungkai dengan ketepatan servis dalam permainan sepak takraw, sehingga desain penelitian yang digunakan adalah korelasional, yang model desainnya sebagai berikut:
X1 Y X2
Gambar 3.1 Desain penelitian Keterangan: X1 = Panjang tungkai X2 = Kelentukan otot tungkai Y = Ketepatan servis 3.2. Definisi Operasional Variabel Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang variabel yang diteliti dan mencegah terjadi kesalah tafsiran, maka secara operasional variabel dikemukakan sebagai berikut: 1. Panjang tungkai adalah keadaan ukuran antropometrik tubuh khusus pada tungkai, yang dimulai dari trochanter mayor sampai ke lantai. Trochanter mayor dapat diraba di bagian atas tulang paha yang bergerak. Satuan ukuran panjang tungkai adalah centimeter (cm). (Barry L. Johnson dan Jack K. Nelson, 1986: 191)
23
2. Kelentukan otot tungkai adalah kemampuan seseorang melakukan penguluran seluas-luasnya pada suatu kelompok otot pada bagian tungkai dengan cara perlahan-lahan melakukan sikap kangkang (abductio) yang seluas-luasnya. Satuan kelentukan otot tungkai adalah centimeter (cm). (Barry L. Johnson dan Jack K. Nelson, 1986: 93). 3. Ketepatan servis adalah kemampuan seseorang (tekong) untuk melakukan sepakan awal (pertama) ke daerah lapangan lawan dalam permainan sepak takraw dengan memperhatikan arah. (Nur Hasan, 2001: 189). 3.3. Populasi Dan Sampel Populasi dan sampel merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian, karena itu di bawah ini akan diuraikan secara terperinci sebagai berikut: 3.3.1. Populasi Populasi ialah keseluruhan jumlah obyek yang menjadi perhatian peneliti. Menurut Sutrisno Hadi (1987: 220) bahwa “populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diteliti dengan kata lain adalah individu yang dijadikan obyek peneliti”. Berdasarkan masalah yang dijangkau, dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh atlet sepak takraw PPLP provinsi Gorontalo, dengan pertimbangan: 1) Dapat menyediakan segala fasilitas yang diperlukan selama penelitian, 2) Mudah dijangkau oleh peneliti 3) Mendapat dukungan dari Kepala Seksi olahraga Dinas DIKPORA
24
3.3.2. Sampel Bertitik tolak pada tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini mempertimbangkan karakteristik populasi, dengan mengambil seluruh atlet sepak takraw PPLP sebanyak 20 orang tanpa pemilihan dan atas persetujuan Pelatih. Adapun teknik yang digunakan untuk memilih sampel dalam penelitian ini adalah cara menunjuk langsung semua atlet sepak takraw PPLP yang masih aktif menjalani latihan. 3.4. Waktu dan tempat penelitian a. Waktu penelitian : Tanggal 30 Desember 2011 b. Tempat penelitian : Gor PPLP Provinsi Gorontalo 3.5. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan tahap yang menentukan dalam proses penelitian dengan maksud untuk mendapatkan suatu hasil yang dapat diandalkan. Validitas data yang diperoleh, selain ditentukan oleh validitas instrumen yang dipergunakan harus pula didukung oleh pelaksana pengumpul data dan perlu direncanakan serta dipersiapkan lebih hati-hati. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, meliputi: data panjang tungkai, kelentukan otot tungkai dan ketepatan servis dalam permainan sepak takraw. Jenis tes dan pengukuran yang digunakan untuk mengukur variabelvariabel penelitian, yaitu: 1. Panjang tungkai, pengukuran yang digunakan adalah leg length (Barry L. Johnson dan Jack K. Nelson, 1986: 191).
25
2. Kelentukan otot tungkai, tes yang digunakan adalah side splits test (Barry L. Johnson dan Jack K. Nelson, 1986: 93). 3. Ketepatan servis dalam permainan sepak takraw, digunakan tes servis (Nur Hasan, 2001: 189). Adapun teknik pelaksanaan item-item tes yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel penelitian diuaraikan sebagai berikut : 3.5.1. Pengukuran panjang tungkai Tujuan: untuk mengukur panjang tungkai. Alat dan perlengkapan: meteran, formulir dan alat tulis. Pelaksanaan:
1) Sampel berdiri tegak 2) Sebelum diukur, sampel diperkenankan menggerakkan tungkai yang akan diukur untuk menentukan letak dari trochanter mayor 4. Setelah teraba trochanterik mayor sampel, segera dilakukan pengukuran mulai dari alas kaki sampai pada trochanter mayor. (Barry L. Johnson dan Jack K. Nelson, 1986: 191). Penilaian: Panjang tungkai diukur dengan satuan centimeter 3.5.2. Tes kelentukan otot tungkai Tujuan: untuk mengetahui kelentukan dari otot tungkai. Alat dan perlengkapan: meteran, formulir dan alat tulis. Pelaksanaan: 1) Sampel berdiri dengan badan tegak
26
2) Kedua tungkai lurus melakukan gerakan kangkang (abductio) selebar-lebarnya secara perlahan-lahan dan tanpa disentak-sentakkan dengan pusat pergerakan pada daerah otot-otot tungkai. 5. Kemudian dengan upaya tungkai dari sampel dapat menyentuh rapat-rapat pada lantai dan diberikan kesempatan tiga kali nilai yang terbaik itulah yang di ambil. (Barry L. Johnson dan Jack K. Nelson, 1986: 93). Penilaian: Jarak antara lantai dengan pangkal paha yang dicatat dalam satuan centimeter, dan nilai yang diambil dari tiga kali percobaan adalah nilai yang terbaik. 3.5.3 Tes ketepatan servis Tujuan: untuk mengetahui ketepatan servis dalam pemainan sepak takraw. Alat dan perlengkapan: bola, net, lapangan, formulir dan alat tulis. Pelaksanaan: 1) Sampel berdiri di tempat servis dan seorang pembantu peneliti berdiri di tempat apit untuk melambungkan bola kepada sampel. 2) Bola dilambungkan pada sampel dan sampel melakukan dengan sasaran yang telah diberi tanda 3) Tiap sampel diberi kesempatan melakukan servis sebanyak sepuluh kali. Penilaian: 6. Hasil yang dicatat adalah berapa kali sampel melakukan servis yang benar tepat pada sasaran. Servis yang benar adalah servis yang lewat di atas net dan jatuh dalam lapangan permainan. (Nur Hasan, 2001: 189).
27
3.6. Teknik Analisa Data Data yang diperoleh dalam penelitian adalah panjang tungkai, kelentukan otot tungkai dan ketepatan servis dalam permainan sepak takraw. Data-data tersebut akan dianalisis dengan statistik deskriptif maupun statistik parameterik. Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis data penelitian sebagai berikut: 3.6.1 Analisis statistik deskriptif Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran secara umum dari data panjang tungkai, kelentukan otot paha dan kemampuan servis dalam permainan sepak takraw. Dalam analisis deskriptif adalah jumlah sampel ( N ), data maksimum, data minimum, nilai rata- rata ( X ), standard deviasi ( Sd ), total nilai (X ), dan total hasil kuadrat nilai-nilai ( X2 ) dari data variabel-variabel yang terikat. 3.6.2 Uji persyaratan analisis Data penelitian yang akan analisis secara statistik, khususnya statistik parameterik harus memenuhi syarat-syarat analisis. Syarat analisis yang diperlukan adalah normalitas data dari variabel-variabel yang terlibat. Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui bahwa panjang tungkai, kelentukan otot tungkai dan ketepatan servis dalam permainan sepak takraw berdistribusi normal. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji chi kuadrat (χ2) pada taraf signifikan 5%. Rumus uji chi kuadrat sebagai berikut :
28
(f0 – fh)2 Χi = fh (Sutrisno Hadi, 1989:317)
Keterangan: χ2 = Chi kuadrat. f0 = Frekuensi yang diobservasi dalam sampel fh = Frekuensi yang diharapkan Kriteria pengujian pada uji chi kuadrat taraf signifikan 5%, sebagai berikut 1) Jika nilai chi kuadrat observasi lebih besar daripada nilai chi kuadrat tabel pada taraf signifikan 5%, maka data yang diperoleh tidak berdistribusi normal. 2) Jika nilai chi kuadrat observasi lebih kecil daripada nilai chi kuadrat tabel pada tarif signifikan 5%, maka data yang diperoleh berdistribusi normal. 3.6.3. Analisis korelasi product moment (r) Dalam analisis koefisien korelasi product moment (r) terdapat dua hipotesis yang akan diuji. Hipotesis pertama adalah menguji hubungan antara panjang tungkai dengan ketepatan servis dalam permainan sepak takraw, hipotesis kedua adalah menguji hubungan antara kelentukan otot tungkai dengan ketepatan servis dalam permainan sepak takraw. Adapun rumus yang digunakan untuk analisis koefisien korelasi product moment (r) adalah sebagai berikut:
29
(X) (Y) XY – N rXY
=
(X2 -
(X)2
) ( Y2 -
(Y)2
N
) N
(Sutrisno Hadi, 1989:294)
Keterangan : RXY
= Korelasi Variabel X dan Y
XY = Total hasil kali variabel X dan Y X = Total nilai variabel X Y = Total nilai variabel Y X2 = Total hasil kuadrat nilai-nilai variabel X Y2 = Total hasil kuadrat nilai-nilai variabel Y N
= Banyaknya Sampel
Kriteria pengujian dalam analisis koefisien korelasi product moment (r) pada taraf signifikan 5% untuk menolak hipotesis nihil (H0) dan terima hipotesis alternatif (H1), sebagi berikut : 1. Jika nilai r observasi (ro) lebih kecil daripada nilai r tabel pada taraf signifikan 1% (rt 0,01), maka Ho diterima dan H1 ditolak, berarti tidak ada hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
30
2. Jika nilai observasi (ro) lebih besar daripada nilai r tabel pada taraf signifikan 1%, maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti ada hubungan positif yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. 3.6.4. Analisis korelasi ganda (R) Analisis korelasi ganda dilakukan untuk mengetahui hubungan kedua variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat, yaitu hubungan antara panjang tungkai dan kelentukan otot paha dengan kemampuan servis dalam permainan sepak takraw. Analisis rumus korelasi ganda yang digunakan pada taraf signifikan 1%, adalah sebagai berikut:
Rx1x2.Y
=
r2x1y
+ r2x2y - 2 rx1yrx1x 1 - r2x1x2
(Sudjana, 1992: 385) Keterangan: r2x1y
= Nilai koefisien korelasi antara x1 dan y
r2x2y
= Nilai koefisien korelasi antara x2 dan y
r2x1x2
= Nilai koefisien korelasi antara x1 dan x2
Untuk uji kepercayaan (signifikansi) menggunakan uji F pada taraf signifikan 5%, dengan rumus sebagai berikut: Fh =
R2 k (1 – R2) (n – k – 1) (Sudjana, 1992: 385)
31
Keterangan : R = Koefisien korelasi ganda k = Jumlah variabel undependen (bebas) n = Jumlah sampel Kriteria pengujian signifikan analisis korelasi ganda (R) untuk menolak hipotesis nihil (Ho) dan terima hipotesis alternatif (H1) pada taraf signifikan 1%, sebagai berikut : 1. Jika nilai F hitung (Fh) lebih kecil dari pada nilai F tabel pada taraf signifikan 1%, maka Ho diterima dan H1 ditolak berarti tidak ada hubungan variabelvariabel bebas terhadap variabel terikat. 2. Jika nilai F hitung (Fh) lebih besar dari pada nilai F tabel pada taraf signifikan 1%, maka Ho di tolak dan J1 diterima berarti ada hubungan positif yang signifikan variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinasi (R2) ditentukan untuk mengetahui persentase variabel bebas secara bersama-sama dapat memberikan kontribusi positif terhadap variabel terikat.