BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif eksploratif dengan pendekatan expose facto, karena bertujuan menggambarkan keadaan atas fenomena yang terjadi di lapangan. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 3) penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau memaparkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain. Suharsimi Arikunto (2010: 14) mengemukakan bahwa penelitian eksploratif adalah penelitian yang berusaha menggali pengetahuan baru untuk mengetahui suatu permasalahan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifatsifat populasi atau wilayah tertentu. Menurut Sugiyono (2007: 14) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Teknik pengumpulan data dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
45
Penelitian ini berusaha menggambarkan atau mengetahui tingkat kelebihan, kekurangan, peluang dan ancaman usaha jasa laundry dan dry cleaning “CV. SPECTA MATARY TOUCH. Gambaran ini dinilai dengan pendekatan kuantitatif yang diimplementasikan dengan menggunakan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha jasa laundry and dry cleaning “ CV. SPECTA MATARY TOUCH”, yang beralamat di jalan ganceng nomor 42 keranggan bekasi dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 -November 2014. Dimensi waktu pada penelitian ini adalah studi satu tahap, yaitu penelitian yang datanya dikumpulkan sekaligus. Data yang dikumpulkan dapat berupa data dari satu atau beberapa subyek penelitian yang mencakup satu atau beberapa periode waktu (hari, minggu, bulan dan tahun). Pengumpulan data dilakukan sekaligus melalui metode survey. Setelah itu peneliti tidak melakukan survey lagi terhadap responden yang sama. Menurut Sarwono dan Martadireja (2008: 65) Studi satu tahap (one shoot study) adalah desain yang digunakan untuk meneliti satu kelompok dengan diberi satu kali perlakuan dan pengukurannya dilakukan satu kali.
46
a. Objek dan Subjek Penelitian
1. Objek Penelitian Pada penelitian kualitatif istilah populasi diganti menjadi objek penelitian. Menurut Sugiyono (2010: 390), Objek penelitian adalah sesuatu yang akan diamati dan dikaji berupa aktivitas dan pelaku pada tempat tertentu yang disebut juga dengan situasi sosial. Objek penelitian ini adalah pelaku kegiatan dan aktifitas pada usaha jasa laundry dan dry cleaning CV. Specta Matary Touch. 2. Subjek Penelitian Subjek atau sampel pada penelitian ini adalah keseluruhan pelaku yang ada pada usaha jasa laundry dan dry cleaning CV. Specta Matary Touch. Semua pelaku pada usaha jasa laundry dan dry cleaning CV. Specta Matary Touchyang terdiri dari seorang pemilik perusahaan, 24 orang karyawan dengan rincian 5 orang karyawan tetap dan 15 karyawan tidak tetap sebagai subjek penelitian. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sensus yaitu dengan melakukan pengambilan data pada 21 orang pelaku kegiatan usaha pada laundry dan dry cleaning CV. Specta Matary Touch.
47
b. Variable Penelitian Menurut Sugiyono (2007: 18) dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik dan lebih menekankan pada proses, maka penelitian kualitatif dalam melihat hubungan antar variabel pada obyek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruhi, sehingga tidak diketahui mana variabel independen dan dependennya. Penelitian
ini
menggunakan
analisis
SWOT
sebagai
landasan
merumuskan strategi pemasaran usaha jasa laundry dan dry cleaning CV. Specta Matary Touch.
S W SP O T Gambar 3.1 Hubungan antar variabel yang diteliti.
48
Keterangan :
S = Kekuatan W = Kelemahan O = Kesempatan T = Ancaman SP = Strategi Pemasaran Pada gambar 3.1, menjelaskan bahwa hubungan antar variabel saling terikat sehingga tidak dapat dikatakan mana variabel dependen dan independen.
49
3.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, diperlukan adanya teknik pengumpulan data yang tepat sesuai dengan masalah yang diteliti dan tujuan penelitian. Maka penulis menggunakan beberapa metode yang dapat mempermudah penelitian ini, yaitu:
mulai
Menentukan Permasalahan dan Tujuan
Mempelajari Keadaan Umum UKM dan Studi Pustaka
wawancara
Gambaran Umum Ukm Data Sekunder
Kuisioner
Data Primer
Pengumpulan Data dan
Uji kecukupan data
Pengolahan Data dengan SWOT
(T)
(T) Sesuai/Tidak
(Y) Matrik SWOT
Analisa dan Hasil
Selesai
Gambar3.2. Diagram alir penelitian 50
3.4.Jenis-Jenis Metode Penelitian 1. Kuisioner Menurut Sugiyono (2011: 142) kuisioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuisioner diberikan kepada responden untuk memperoleh data tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki dan dihadapi oleh usaha jasa laundry dan dry cleaning Cv.specta matary touch Kuisioner yang digunakan oleh peneliti merupakan angket yang bersifat tertutup. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 28) “kuisioner tertutup adalah daftar pertanyaan yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada pilihan jawaban yang dipilih”. Pada penelitian ini kuisioner digunakan untuk mendapatkan data kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari perusahaan dengan memberikan 26 butir pertanyaan yang diberikan kepada pemilik dan karyawan usaha jasa laundry dan dry cleaning Cv.specta matary touch 2. Wawancara Esterberg (2002) mendefinisikan wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara yang digunakan oleh peneliti merupakan wawancara semiterstruktur. Jenis wawancara ini dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan
51
wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana fihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya (Sugiyono,2007: 413). Pada penelitian ini wawancara ditujukan kepada pemilik perusahaan yang digunakan untuk mendapatkan data sistem kerja dan strategi pemasaran usaha jasa jasa laundry dan dry cleaning Cv.specta matary touch. 3. Observasi Penelitian lapangan ini dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah dengan melakukan pengamatan langsung terhadap usaha jasajasa laundry dan dry cleaning Cv.specta matary touch
untuk memperoleh gambaran yang
nyata. 3.5.Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini akan disusun secara sistematis agar mudah dipahami. Adapun sistematis penulisan tersebut sebagai berikut : BAB I: Pendahuluan. Bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Perumusan Penelitian, Tujuan dan Kegunaan Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II: Tinjauan Pustaka. Bab ini menguraikan tentang Landasan Teori, Penelitian terdahulu, Kerangka Pemikiran. BAB III: Metode Penelitian. Bab ini akan menjelaskan berbagai variable penelitian dan definisi operasional dari masing-masing variable tersebut, Penentuan Sample, Jenis Sumber Data, serta Metode Analisis data.
52
BAB IV: Hasil dan Pembahasan. B V : ini menjelaskan tentang Deskripsi Objek Penelitian, Analisis Data, BAB VI: Penutup. Bab ini menjelaskan kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian yang dilakukan beserta saran-saran dalam penelitian. 3.6 Teknik Analisis Data Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sebuah kasus yang terjadi dalam perusahaan usaha jasa, tepatnya pada usaha jasa laundry dan dry cleaning Cv.specta matary touch. Teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis data dengan menggunakan metode data non statistik (analisis data deskriptif kualitatif), yaitu menganalisis data dengan cara mempelajari penerapan teori yang ada dalam praktek dan untuk mempertajam hasil analisis dipergunakan teknik SWOT (strengths, weakness, opportunities, threats). Teknik SWOT menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan sehingga dapat merumuskan strategi pemasaran yang sesuai. Menurut Freddy Rangkuti (2009) “Analisis SWOT ini dibuat dengan membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan”. Analisis SWOT diperlukan matrik Faktor Strategi Eksternal (EFS) dan Faktor Strategi Internal (IFS). Dari analisis matrik faktor strategi tersebut maka manajemen strategi dapat mengetahui faktor-faktor strategis apa yang ada dalam perusahaan.
53
Berikut ini tahapan cara menentukan Faktor Strategis Eksternal dan tahapan menentukan Faktor Strategi Internal (Freddy Rangkuti: 2009) : 1. Tahapan menentukan matrik Faktor Strategi Eksternal (EFS) a. Susun dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai 1,0 (sangat penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberi dampak terhadap faktor strategis.
c. Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang (jika peluang yang besar maka diberi rating +4, kemudian untuk peluang yang semakin kecil diberi rating mendekati +1). Pada faktor ancaman maka pemberian rating sebaliknya (jika ancaman besar maka diberi rating +4, apabila ancaman semakin kecil maka diberi rating mendekati +1).
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk mengisi kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor).
54
e. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan berinteraksi terhadap faktor-faktor strategis eksternal. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain dengan industri yang sama.
2. Tahapan menentukan matrik Faktor Strategi Internal (IFS)
a. Susun dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 kekuatan dan kelemahan perusahaan).
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai 1,0 (sangat penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberi dampak terhadap faktor strategis.
c. Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan. Pemberian nilai rating untuk faktor kekuatan (jika kekuatan yang dimiliki besar maka diberi rating +4, kemudian untuk kekuatan yang semakin kecil diberi rating mendekati +1). Pada faktor kelemahan maka pemberian rating sebaliknya (jika kelemahan besar maka diberi rating +4, apabila kekuatan semakin kecil maka diberi rating mendekati +1).
55
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk mengisi kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor).
e. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan berinteraksi terhadap faktor-faktor strategis internal. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain dengan industri yang sama.
56