17
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
3.1
PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan metode analisa penelitian secara umum, mulai dari tahap persiapan sampai dengan penganalisaan data dan teknik pengumpulan data. Studi literatur yang dilakukan berkaitan dengan metode perancangan VDI 2221. Studi dilakukan dengan referensi penelitian-penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya, buku-buku literatur, dan pencarian data lewat internet. Metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data adalah: 1. Studi Literatur Penulis mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan materi penelitian dari pustaka, website serta data dari workshop PT. United Can Company. 2. Studi Observasi Penulis mengamati dan melakukan observasi secara langsung diarea workshop dan sekitarnya yang terdapat mesin seamer. 3. Wawancara Penulis melakukan interaksi secara langsung dengan karyawan atau operator yang terlibat lansung dalam kegiatan produksi.
Penulis menggunakan metode “VDI 2221” dalam mengolah data. Selain metode “VDI 2221”, penulis juga menggunakan metode “Reverse Engineering” sebagai salah satu metode punumpulan data.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data adalah: 4.
Studi Literatur Penulis mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan materi penelitian dari pustaka, website serta data dari workshop PT. United Can Company.
5.
Studi Observasi Penulis mengamati dan melakukan observasi secara langsung diarea workshop dan sekitarnya yang terdapat mesin bandsaw.
6.
Wawancara Penulis melakukan interaksi secara langsung dengan karyawan atau operator yang terlibat lansung dalam kegiatan produksi.
6.2
METODE PENGUMPULAN DATA
Penulis menggunakan metode “VDI 2221” dalam mengolah data. Selain metode “VDI 2221”, penulis juga menggunakan metode “Reverse Engineering” sebagai salah satu metode punumpulan data. Langkah kerja dalam metode VDI 2221 terdiri dari 7 tahap yang dikelompokkan dalam 4 fase yaitu: 1.
Penjabaran tugas (Clasification of task) Meluputi pengumpulan informasi mengenai permasalahan dan kendalakendala yang dihadapi, kemudian disusun suatu daftar persyaratan mengenai rancangan yang akan kita buat.
2.
Penentuan konsep rancangan (Conceptual design) Meliputi tiga langkah kerja yaitu : a.
Menentukan fungsi dan strukturnya.
b.
Mencari prinsip solusi dan strukturnya.
c.
Menguraikan solusi menjadi varian yang dapat direalisasikan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
3.
Perancangan wujud (Embodiment Design) Pada perancangan wujud ini dimulai dengan menguraikan rancangan dalam modul-modul yng diikuti oleh desain awal dan desain jadi.
4.
Perancangan rinci (Detail design) Tahap ini merupakan proses perancangan dalam bentuk gambar yang tersusun dan gambar detail termasuk komponen, spesifikasi bahan, toleransi dan lainnya. Pada tahap ini semua pekerjaan didokumentasikan sehingga pembuatan produk dapat dilakukan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
6.3
DIAGRAM ALIR ANALISA PERANCANGAN
Langkah-langkah yang dipakai pada analisa tugas akhir ini, dapat di ilustarikan pada diagram alir dibawah ini:
Gambar 3.1 Diagram Alir Analisa Penelitian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
6.4
PENJABARAN TUGAS (CLASIFICATION OF TASK)
Performa yang ingin dicapai produk: a. Alat harus dapat diaplikasikan pada tempat yang telah disediakan dengan desain hemat tempat. Ukuran yang relative kecil sehingga tidak memakan banyak tempat,atau dengan kata lain mesin rancangan kami lebih hemat tempat jika dibandingkan dengan mesin-mesin seamer yang sudah ada. b. Menggunakan single dies. Mesin seamer yang tersedia di PT. United Can Company ltd ada beberapa macam. Setiap mesin seamer mempunyai dies yang berbeda-beda ada yang 4, 6, dan 8 dies. c. Memiki nilai artistik Mesin atau alat yang akan dibuat dapat dinikmati dari segi artistic, dengan memperhatikan konstruksi dan hasil penggabungan menggunakan sambungan las, baut dan mekanisme penyambungan lainnya. d. Hemat energi dan material Mesin atau alat yang akan dibuat hemat energy, sehingga prioritas energy perlu diperhatikan, sebisa mungkin untuk dapat meminimalisir penggunaan energy listrik. e. Mempercepat proses penyetelan dies dan tooling baru Dengan memiliki satu dies bermaksud untuk menghemat biaya untuk penelitian kaleng yang baru. f. Aman dan nyaman Keamanan yang wajib kita perhatikan karena mesin ini bersifat manual dan di operasikan oleh operator dan saat di operasikan ada kenyamanan yang di dapat operator. g. Memiliki pengaturan kecepatan spindle Dengan adanya pengaturan spindle ini kita saat mengatur kecepatan akan lebih mudah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
6.5
PENENTUAN KONSEP RANCANGAN (CONCEPTUAL DESIGN) Menentukan fungsi dan strukturnya.
Fungsi umum mesin seamer yaitu menyambungkan body kaleng dengan tutup kaleng dengan proses seaming.
Body kaleng
Mesin Seamer
body dengan tutup
Gambar 3.2 Diagram fungsi umum produk Namun sebelumnya akan ditunjukkan diagram yang menunjukkan fungsi keseluruhan. Proses pada mesin seamer
Dies dan tooling
Body kaleng
Panel control
Put the can body
Proses seaming
lampu
Pelumasan
Body dan tutup
Gambar 3.3 Diagram fungsi keseluruhan produk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
6.6
ERGONOMIS
Untuk mendapatkan acuan dalam mendesain mesin ini kita melakukan pengukuran dimensi Antropometri terhadap beberapa orang, sehingga nantinya mesin dapat dengan nyaman untuk dioperasikan. Antropometri adalah ilmu yang mempelajari pengukuran dimensi tubuh manusia (ukuran, berat, volume, dan lain-lain) dan karakteristik khusus dari tubuh seperti ruang gerak. Data antropometri digunakan untuk berbagai keperluan, seperti perancangan stasiun kerja, fasilitas kerja, dan desain produk agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan dimensi anggota tubuh manusia yang akan menggunakannya. Database antropometri sangat penting digunakan untuk mendapatkan perancangan yang baik berbasis Human Centered Design. Database antropometri ini juga dapat digunakan untuk kebutuhan lain. Tabel 3.1 Pengukuran dimensi Antropometri No Nama Operator
TB
PGT
PLB
PLA
TM
1.
Faqih
167
67
43
33
154
2.
Faisal
168
69
44
34
153
3.
Jumadi
166
66
46
35
152
4.
Mahardika
167
67
42
33
152
5.
Davit
171
68
43
34
155
6.
Bayu
168
67
45
35
153
7.
Ahmad
169
65
46
34
153
8.
Samsul
167
67
42
35
153
9.
Danar
168
68
44
35
154
165
65
41
32
155
167,6
66,9
43,6
34
153,4
10. Hengki Rata-rata
Keterangan : TB
= tinggi badan
(cm)
PGT
= panjang genggaman tangan
(mm)
PLB
= panjang lengan bawah
(mm)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
PLA
= panjang lengan atas
(mm)
TM
= tinggi mata
(cm)
Setelah dibandingkan dengan “Data Antopometri Indonesia” dengan kriteriakriteria yang disesuaikan dengan hasil pengukuran sampel, hasil diatas tidak memiliki perbedaan yang sinifikan, sehingga data diatas kami gunakan sebagai acuan dalam menentukan ukuran-ukuran didesain kami. Table 3.2 Standart antopometri Indonesia NO
Standart
TB
PGT
PLB
PLA
TM
1
Antopometri
163,7-
65,37-
43,73-
32,13-
152,83-
indonesia
165,34
67,02
45,38
33,77
154,47
4.4
PERHITUNGAN RASIO TRANMISI
Spesifikasi motor listrik penggerak: P
= 0.5 HP = 0.3675 kW-50 Hz
N
= 1390 rpm
Spesifikasi tranmisi penggerak: Rasio puli tranmisi
= 1:0,7
N1
= n/rasio tranmisi = 1390 x 0,7 = 973 rpm
Rasio reduksi pada poros keluaran: I reduksi
= =
= 0,7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
T1
N
N1
T N
N1 N
D1
D
N
Gambar 3.4 Pulley tranmisi Keterengan : I
= Rasio
P
= Daya
(Watt)
N
= Putaran Motor
(rpm)
N1
= putaran motor setelah direduksi
(rpm)
D1
=Diameter pulley 1
(mm)
D
=Diameter pulley pada motor
(mm)
T
=Torsi pulley dan motor
(Nm)
T1
=Torsi pada pulley 1
(Nm)
C
=Jarak sumbu poros
(mm)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Tabel 3.3 Nilai Transmisi Pada pulley Vbelt .No
Transmisi
Ø (mm)
i kerja
n kerja (rpm)
1
Pulley m0t0r
80
0,7
1390
2
Pulley poros
112
1
4.5 TORSI 4.5.1 Torsi pada Motor Listrik T
= 9,74 x 105 = 9,74 x 105
,
= 259,226 Nm 4.5.2 Perhitungan Torsi pada Poros Torsi pada poros penerus daya I reduksi
= T1
= =
T1
,
,
= 370,322 Nm
Besarnya torsi pada T1 adalah: TxN
T1
= N1
259,226x1390
T1 =
973
http://digilib.mercubuana.ac.id/
973
27
T1 = 370,322 Nm Dimana: T
= Torsi
(Nm)
P
= Daya
(kW)
N
= Putaran motor
(rpm)
4.5.3 Kecepatan V-Belt Maka kecepatan v-belt: Penampang sabuk-V tipe A Kecepatan sabuk (V) D1 = 112mm
D= 80mm
V = xD xn 60 x1000
Dengan:
V = Kecepatan sabuk D= Diameter puli di motor n = Putaran motor
V=
3,14x80 x1390 60 x1000
= 5,8 m/s Kecepatan sabuk (V) 5,8 m/detik ≤ 30 m/detik, baik 4.5.4 Kekuatan Baut Pengencang Ukuran baut pengencang (M8) A
= 4× π × 3.252 = 132.732 mm2
Ʈb
= 370 N/mm2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Ʋ
= 2
Ʈb
=
Ʈb Ʋ
=
= 185 N/mm2 F max
= Ʈb x A = 185 x 132.732 = 24555.42 N = 2.503 ton
(aman karena Fg < F max) Keterangan: = luas area
(mm2)
= gaya berat
(N)
g
= percepatan grafitasi
(m/s2)
m
= massa
(kg)
A
Tb = batas patah tarik material
(N/mm2)
Tbi = batas tarik izin material
(N/mm2)
Ʋ
= angka keamanan
V
= volume
(mm3)
= massa jenis
(kg/m3)
http://digilib.mercubuana.ac.id/