BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik (Sugiyono, 2008). 3.2 Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif yaitu metode penelitian
yang
hanya menggambarkan atau memaparkan
variabel-variabel yang diteliti tanpa menganalisa hubungan antar variabel. Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk deskriptif agar pembaca dapat memahami data tersebut dengan mudah (Dharma,2011). 3.3 Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugyono 2008:38). Dalam
peneltian
ini
digunakan
dua
variabel
bebas(independen) dan variabel terikat (dependen).
3.3.1 Variabel Bebas
yaitu
variabel
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugyono 2008:39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pengetahuan dan sikap. 3.3.2 Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugyono 2008:39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah mengontrol kekambuhan asma. 3.4 Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1 Populasi Penelitian Populasi adalah himpunan yang lengkap dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya ingin diketahui. Sedangkan menurut (Sugyono 2008:80) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulananya. Populasi dalam peneltian ini adalah pasien asma bronkial yang sedang rawat jalan.
3.4.2 Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugyono 2008:81). Sampel dalam penelitian ini
adalah pasien asma dengan kriteria laki-laki dan perempuan dengan batasan umur 15-55
tahun, bisa membaca, dan pendidikan terakhir
minimal SD. Menurut Nursalam (2008), semakin besar sampel semakin mengurangi angkakesalahan. Prinsip umum yang berlaku adalah sebaiknya dalam penelitian digunakanjumlah sampel sebanyak mungkin. Penentuan besar sampel menggunakan rumus besar sampel jenis penelitian deskriptif kategorial sebagai berikut : N= ( Zα)2 P.Q d² Keterangan: Zα = kesalahan tipe satu P = proporsi kategori Q = 1-P d = presisi (Dahlan,2008) berdasarkan rumus diatas peneliti menetapkan tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dengan hipotesis dua arah nilai α=5% dan Zα =1,64, P=0,5 (belum diketahui penelitian sebelumnya) kesalahan prediksi yang masih diterima (Presisi, d) ditetapkan sebesar 10%. Dengan demikian besar sampel yang diperlukan adalah : N = (1,64)2. 0,5 x 0,5 ( 0,05)2 N = 67 orang
Berdasarkan hasil perhitungan diatas jumlah sampel minimal adalah 67 orang. Peneliti juga mengantisipasi adanya drop out responden peneliti menambah 10% dengan rumus : N=
n (1 - F)
= 67,25 (1 – 0,1) = 74 Jadi jumlah sampel minimal yang dibutuhkan adalah 74 orang (Sastroasmoro & Ismael, 2010) 3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional variabel penelitian disajikan pada tabel 3.1 dibawah ini. Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel
Definisi Operasional
Skala
Alat Ukur
Hasil ukur
Pengetahuan
Segala sesuatu yang diketahui oleh responden mengenai asma dan mengontrol kekambuhan asma. Meliputi : 1. Pengertian asma 2. Faktor penyebab asma 3. Faktor resiko asma
Ordinal
Kuesioner dengan pilihan Tunggal a,b,c dan d.
Baik 76-100%, Cukup 56-75% Kurang 56%.
Sikap Mengontrol Kekambuhan asma
Tindakan yang dilakukan responden untuk mengatasi ketika asmanya kambuh yang. meliputi : 1. Sikap mengontrol kekambuhan
Ordinal
Kuesioner, Model Skala Likert modifikasi yang dikategorikan menjadi sikap positif dan negatif.
Ẋ> mean = sikap positif Ẋ<mean = sikap negatif
asma 2. Kebiasaan yang digunakan untuk mengontrol asma Mengontrol Kekambuhan asma
Kontrol yang dilakukan untuk mengatasi kekambuhan asma, terdiri dari 1. kepatuhan mengontrol 2. Kepatuhan menghindari faktor pencetus asma
Guttman
Kuesioner dengan skala Guttman
Ẋ>mean =Terkontrol Ẋ<mean =Tidak terkontrol
3.6 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di ruang Instalasi Rawat Jalan, Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga selama 1 bulan 1 minggu sejak tanggal 14 Mei sampai dengan 21 Juni
2012. Lamanya waktu penelitian ini
berhubungan dengan jumlah sampel penelitian yang cukup banyak dengan jumlah 75 responden. Peneliti memilih Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, karena Rumah Sakit ini telah menjalin kerjasama dengan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dan Rumah Sakit ini adalah salah satu Rumah Sakit khusus penyakit paru yang ada di Salatiga dan merupakan Rumah sakit rujukan Paru. Peneliti mengikuti kegiatan memberikan
dengan perawat ruang rawat jalan sehingga langsung kuesioner/angket
kepada
penderita
yang
datang
berobat/kontrol, langsung diisi dan langsung diambil kembali oleh peneliti
saat itu juga. Dalam penelitian ini, peneliti juga mengalami hambatanhambatan diantaranya yaitu ada beberapa responden yang menolak untuk mengisi kuesioner, kesulitan dalam berkomunikasi dengan beberapa responden (tidak bisa berbahasa Indonesia) sehingga peneliti meminta tolong perawat ruang rawat jalan untuk membantu menjelaskan maksud dan tujuan peneliti, serta tidak ada tempat khusus yang disiapkan bagi peneliti dan responden untuk mengisi kuesioner/angket. Responden mengisi kuesioner/angket saat menunggu obat di apotek sehingga peneliti dan responden cukup merasa terganggu dengan keramaian yang ada diruangan. 3.7 Instrumentasi Alat ukur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Terdiri dari kuesioner pengetahuan, sikap dan mengontrol kekambuhan asma. 1. Pengetahuan asma Kuesioner pengetahuan
asma akan
diujikan pada pasien asma
rawat jalan BKPM Salatiga sebelum langsung pada objek penelitian yaitu RSP dr. Ario Wirawan Salatiga dengan pertanyaan berjumlah 10 item.Untuk variabel pengetahuan kuesioner ini disusun dengan menggunakan bentuk pertanyaan berupa pilihan tunggal dengan pilihan a, b, c, dan d kemudian responden diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban tersebut. Jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0. Dengan skala pengukuran dilakukan skor setiap pilihan berdasarkan
tingkatan
pengetahuan
yaitu
baik
jika
jawaban
benar76-100%,
pengetahuan cukup jika jawaban benar 56-75% dan berpengetahuankurang jika
jawaban
benar
kurang
dari
56%.
Untuk
interpretasi
data,
diprosentasikan denganmenggunakan rumus: P = X 100% Y Keterangan : P = Prosentase X = Skor yang didapat Y = Skor yang diharapkan Setelah diprosentasikan, hasil penelitian akan menggunakan tingkat pengetahuan yaitu : Baik
= 76% - 100%
Cukup
= 56% - 75%
Kurang baik
= < 56%
(Arikunto; 2006) 2. Sikap mengontrol kekambuhan asma Pada kuesioner sikap mengontrol kekambuhan asma, jumlah pernyataan 10 item, pengukuran sikap menggunakan model skala Likert yang dimodifikasi dengan alternatif jawaban Pernyatan positif diberi nilai sebagai berikut: Jawaban sangat setuju
: nilai 4
Jawaban setuju
: nilai 3
Jawaban tidak setuju
: nilai 2
Jawaban sangat tidak setuju : nilai 1 Pernyatan negatif diberi nilai sebagai berikut : Jawaban sangat setuju
: nilai 1
Jawaban setuju
: nilai 2
Jawaban tidak setuju
: nilai 3
Jawaban sangat tidak setuju : nilai 4 Dari tiap item pernyataan dianalisis secara univariat, kemudian data di interpretasikan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : (X) =∑X N Keterangan : (X)
= nilai rata-rata
∑X
=hasil penjumlahan nilai observasi
N
=jumlah observasi mean
Selanjutnya hasil skor total responden dibandingkan dengan (X)
dengan
skor mean dengan interpretasi sebagai berikut X> mean = sikap positif X<mean = sikap negatif (Azwar, 2009) 3. Mengontrol kekambuhan asma Kuesionermengontrol kekambuhan asma yang akan diujikan pada pasien asma rawat jalan berjumlah 10 item. Kuesioner ini disusun dengan menggunakan bentuk pertanyaan tertutup dengan dua alternatif jawaban,
kemudian responden diminta untuk memilih salah satu dari dua alternatif jawaban tersebut yaitu Y (ya) dan T (Tidak). Dengan skala pengukuran untuk range skor 0 untuk jawaban tidak dan skor 1 untuk jawaban ya. Pada tipe pertanyaan yang bermakna asma terkontrol jawaban tidak setuju (tidak) skor 1, sedangkan tipe pertanyaan yang bermakna asma tidak terkontrol jawaban setuju (ya) skor 0. Jawaban setiap item akan dilakukan scoring untuk prosentasi tingkat kontrol dengan menggunakan tolok ukur tingkatan asma terkontrol berdasarkan jawaban yang benar. Dari tiap item pernyataan dianalisis secara univariat, kemudian data di interpretasikan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : (X) =∑X N Keterangan : (X)
= nilai rata-rata
∑X
=hasil penjumlahan nilai observasi
N
=jumlah observasi mean
Selanjutnya hasil skor total responden dibandingkan dengan (X) skor mean dengan interpretasi sebagai berikut X> mean = Terkontrol X<mean = Tidak terkontrol (Azwar, 2009) 3.8 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
dengan
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu angket atau kuesioner dan dokumentasi. 1. Kuesioner Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Aritkunto, 2002: 128). Bentuk lembaran angket dapat berupa sejumlah pertanyaan tertulis. Dalam penelitian ini untuk pengukuran setiap variabel yang akan diteliti, peneliti menggunakan dalam bentuk checklist dan bentuk pilihan berganda. Untuk variabel bebas yaitu pengetahuan dan sikap dalam bentuk pilihan berganda sedangkan untuk variabel yaitu kekambuhan mengontrol terikat dalam bentuk checklist.
2. Dokumentasi Metode dokumentasi dapat dilakukan dengan
mencari data
mengenai hal-hal yang berupa catatan-catatan, buku-buku, surat kabar, notulen, agenda, dan sebagainya. (Arikunto, 2002: 188). Metode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran umum tentang Rumah Sakit, data-data jumlah pasien penderita asma. Dokumentasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain catatan keperawatan berupa rekam medis untuk mengetahui desain penelitian yang akan dilakukan 3.9 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Salah satu unsur terpenting dalam penelitian adalah menentukan validitas dan reliabilitas suatu alat ukur. Alat ukur yang baik harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas yang ditunjukkan dengan tingginya validitas dan reliabilitas alat ukur tersebut instrumen penelitian sebelum dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh instrument yang valid. Uji validitas dilakukan untuk melihat sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar,2003) 3.9.1 Validitas Validitas berasal
dari kata validity yang memiliki ketepatan dan
kecermatan secara sederhana yang dimaksud dengan valid adalah shahih. Alat ukur itu dikatakan shahih atau valid bila alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang hendak diukur (Mahfoedz, 2007). Teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas kuesioner menggunakan rumus pearson product moment, setelah itu dilihat penafsiran dari indeks korelasinya (rtabel). Rumus Pearson Product Moment: rxy = NΣXY – (ΣX) (ΣY) √{NΣX² - (ΣX²)} {NΣY² - (ΣY²)} Keterangan: rxy
= koefisien korelasi
ΣX
= jumlah skor item
ΣY
= jumlah skor total
N
= jumlah responden
Pengujian validitas dengan bantuan program SPSS For Windows menghasilkan nilaikorelasi dan signifikansi. Suatu item pertanyaan dikatakan valid apabila memiliki nilaikorelasi yang positif dan memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. 3.9.2 Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.. Untuk mencari reliabilitas angket digunakan rumus Alpha Cronbach: r11 = ( k ) (1- Σ σ b² ) (k – 1) σ²t Keterangan : r11
= reliabilitas instrumen
K
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Σ σ b²
= jumlah varians butir
σ²t
= varians total
(Arikunto, 2006) Jika hasil rhitung>rtabel maka item dikatakan signifikan, begitu juga sebaliknya jika hasil rhitung< rtabel maka item dikatakan tidak signifikan. (Sugiyono, 2005). Tolok ukur reliabilitas yang dipakai didasarkan pada intepretasi nilai alpha menurur George&Mallery (1995) sebagai berikut: a. >0,9 sangat bagus (excellent) b. >0,8 bagus (good) c. >0,7 dapat diterima (acceptable)
d. >0,6 dapat dipertanyakan (questionable) e. >0,5 jelek (poor) f. <0,5 tidak dapat diterima (unacceptable). 3. 10 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum melaksanakan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, terlebih dahulu peneliti melakukan pengujian validitas dan reliabilitas di UPT Balai Kesehatan Paru Masyarakat Salatiga untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket yang akan digunakan. Uji validitas dilakukan dari tanggal 19-31 Maret 2012. Terdapat tiga jenis kuesioner/angket yang digunakan oleh peneliti yaitu kuesioner/angket pengetahuan yang terdiri dari 10 butir soal, sikap mengontrol kekambuhan asma yang terdiri dari 10 pernyataan, dan kuesioner/angket mengontrol kekambuhan asma yang terdiri dari 10 pernyataan. 3.10.1 Hasil Uji Validitas Pengujian validitas kuesioner/angket penelitian diujikan pada 20 orang penderita asma yang sedang menjalankan pengobatan di UPT Balai Kesehatan kuesioner
Paru
penelitian
Masyarakat. pengetahuan,
Berdasarkan sikap
uji
dan
validitas
mengontrol
kekambuhan asma dengan menggunakan teknik pearson product moment, dalam program SPSS 16,0 for window, beberapa item diketahui tidak valid. Item yang tidak valid diganti dan dilakukan uji validitas ulang. Setelah dilakukan uji validitas ulang diketahui N=20 didapatkan
koefisien
korelasi
item
total
≥
0,444
sehingga
kuesioner/angket penelitian tersebut valid dan layak untuk disebarkan kepada riset responden yang sebenarnya. Hasil uji validitas item ketiga kuesioner selengkapnya terdapat dilampiran. 3.10.2 Hasil Uji Reliabilitas Setelah melakukan uji validitas maka peneliti juga melakukan uji reliabilitas kuesioner/angket penelitian dengan menggunakan teknik Alpha-Cronbach. Berdasarkan uji reliabilitas instrument
skala
pengetahuan (SPS) diperoleh reliabilitas koefisien alpha cronbach’s :0,860, skala sikap mengontrol kekambuhan asma alpha cronbach’s :0,882, sedangkan untuk instrumen mengontrol kekambuhan asma diperoleh reliabilitas koefisien alpha cronbach’s :0,901. Berdasarkan hasil pengolahan data uji coba instrument pengetahuan, sikap mengontrol kekambuhan asma, sudah dapat digunakan atau instrument sudah reliabel dan dikategorikan bagus (good) untuk instrumen pengetahuan, bagus (good) untuk instrument sikap mengontrol kekambuhan asma dan sangat bagus (excellent) untuk mengontrol kekambuhan asma. 3.11 Rencana Pengelolaan Dan Teknik Analisis Data Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti (Sugiyono, 2008). 3.11.1 Rencana Pengelolaan Data 1. Editing Data Memeriksa kembali semua data yang telah dikumpulkan melalui pembagian kuisioner dengan tujuan memeriksa kembali apakah hasilnyasudah sesuai dengan rencana atau tujuan yang hendak dicapai. Hal ini untuk memastikan apakah data telah terisi semua dan dapat dibacaserta relevan.
2. Coding data Merupakan
kegiatan
pengubahan
data
lebih
ringkas
dengan
menggunakan kode yang dirumuskan untuk mempermudah dalam melakukan tabulasi dan analisis data. 3. Entry data Memasukkan data untuk diolah memakai program komputer untuk dianalisis. 4. Tabulating Tabulating adalah kegiatan untuk meringkas data yang masuk (data mentah) ke dalam tabel-tabel yang telah dipisahkan. Proses ini meliputi: 1) Mempersiapkan tabel dengan kolom dan barisnya yang cermat sesuai kebutuhan 2)
Menghitung banyak frekuensi untuk setiap kategori jawaban
(Arikunto, 2006) 3.11.2 Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebihmudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis data yang akan dilakukan adalah analisis univariat. Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.
Pada
umumnya
dalam penelitian
ini hanya
menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2002). Analisa yang digunakan adalah analisa uraian yaitu dimaksudkan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari variabel yang diamati, sehingga dapat mengetahui gambaran dari variabel yang diteliti. 3.12 Pelaksanaan Penelitian 3.12.1 Prosedur Penelitian 3.12.1.1 Tahap Persiapan Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan persiapan antara lain proses perijinan yaitu, peneliti meminta surat pengantar dari Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan yang berisi ijin untuk melakukan penelitian. Surat pengantar tersebut ditujukan kepada Direktur Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga untuk memohon ijin melakukan penelitian, pengambilan data, serta penyebaran kuesioner/angket penelitian.
3.12.1.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian
Beberapa hal yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan antara lain peneliti melakukan pengambilan data dengan cara membagikan
kuesioner/angket
kepada
responden
setelah
mendapat persetujuan dari responden, kemudian data tersebut dikumpulkan dan disiapkan untuk diolah. 3.12.1.3 Tahap Akhir Beberapa hal yang dilakukan pada tahap akhir antara lain, peneliti, mengoreksi kembali data kuesioner/angket yang telah dikumpulkan kemudian memberikan skoring terhadap data dari ketiga alat ukur. Setelah data selesai diberi skoring, kemudian data diolah menggunakan bantuan program SPSS 16,0 for windowdan beberapa data menggunakan proses manual. 3.13 Etika Penelitian Setelah mendapatkan ijin penelitian, kemudian peneliti melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi: 1. Informed consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut di berikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi informan. Tujuannya agar informan mengerti
maksud
dan
tujuan
penelitian,
mengetahui
dampaknya. Jika responden bersedia, maka peneliti harus
menghormati hak responeden. Beberapa informasi yang harus ada antara lain: inisial responden, tujuan di lakukan tindakan, jenis data yang di butuhkan, komitmen, prosedur potensial masalah yang akan di teliti, manfaat, kerahasiaan informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain. 2. Anonymity (tanpa Nama) Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan
dalam
penggunaan
responden
penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama
responden
pada
lembar
alat
ukur
dan
hanya
menuliskan kode/inisial pada lembar pengumpulan data atau masalah penelitian yang akan disajikan. 3. Confidentiality (kerahasiaan) Masalah
ini
merupakan
masalah
etika
dengan
memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan di laporkan pada hasil riset.