BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi exsperimen (eksperimen semu) (Sugiyono, 2012:79). Penelitian ini dilakukan dengan memberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen dan menyediakan kelompok kontrol sebagai pembanding. Penetapan jenis penelitian quasi eksperimen ini dengan alasan bahwa penelitian ini berupa penelitian pendidikan yang menggunakan manusia sebagai subjek penelitian. Manusia tidak ada yang sama dan bersifat labil. Oleh sebab itu, variabel asing yang mempengaruhi perlakuan tidak bisa dikontrol secara ketat sebagaimana yang dikehendaki dalam penelitian berjenis eksperimen murni. Desain ini terdiri atas dua kelompok yang masing-masing diberikan pretest dan posttest yang kemudian diberi perlakuan dengan metode Problem Based Learning (PBL) dan tanpa menggunakan metode Problem Based Learning (PBL). Pada dasarnya, kelompok kontrol nonequivalent ini sama dengan desain eksperimental murni pretes dan postes kelompok kontrol kecuali penempatan subjek secara acak. Langkah-langkah desain quasi eksperimen kelompok nonequivalent control group design dapat dijabarkan sebagai berikut.
50
51
Tabel 2. Desain Penelitian Pretest Posttest Control Group Design Kelompok E K
Pretest O1 O3
Perlakuan X -
Postest O2 O4
Keterangan: E
: Kelompok eksperimen (kelompok yang diberi perlakuan dengan metode problem based learning)
K
: Kelompok kontrol (kelompok yang tidak diberi perlakuan dengan metode problem based learning)
O1 : pretest kelompok eksperimen O2 : posttest kelompok eksperimen O3 : pretest kelompok kontrol O4 : posttest kelompok kontrol X : Penggunaan metode problem based learning dalam pembelajaran PKn.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Negeri 3 SATAP Karangsambung Kebumen. Kelas yang diambil sebagai objek penelitian adalah siswa kelas VIII. 2. Waktu Penelitian Proses penelitian dilaksanakan pada tanggal 23 Januari- 15 Februari 2014. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: (1) tahap pengukuran awal aktualisasi nilai-nilai karakter (pretest) kedua kelompok, (2) tahap perlakuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, (3) tahap pelaksanaan tes akhir (posttest) aktualisasi nilai-nilai karakter.
52
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Menurut Sugiyono (2009:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
ditarik
SMP Negeri 3
SATAP Karangsambung Kebumen kelas VIII dengan jumlah siswa 56 orang. Tabel 3. Perincian Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Karangsambung Kebumen No 1 2
Kelas VIII-A VIII-B Jumlah
Jumlah Siswa 28siswa 28 siswa 56 siswa
(Sumber: Diknas Kebumen, 2014)
2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2012:81). Dalam penelitian ini, teknik yang dipakai adalah Simple Random Sampling karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Untuk menentukan kelas yang dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan menggunakan uang logam untuk mengundi.
53
Berdasarkan sampel dari dua kelas yakni kelas VIII-A dan kelas VIII-B SMP N 3 Satap Karangsambung, kemudian diacak untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil pengundian tersebut maka sekolah yang terpilih adalah kelas VIII-A SMP N 3 Satap Karangsambung sebagai kelas kontrol dan kelas VIII-B SMP N 3 Satap Karangsambung sebagai kelas eksperimen.
D. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Pengukuran Sebelum Eksperimen Pada tahap ini, dilakukan angket awal pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk mengetahui tingkat kondisi yang berkenaan dengan variabel terikat. Hasil angket awal berguna sebagai pengontrolan perbedaan awal antara kedua kelompok. Hal ini dilakukan kerena kedua kelompok harus berangkat dari keadaan yang sama. Antara kedua kelompok diberikan angket sama. Kemudian skor angket awal dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dianalisis menggunakan rumus uji-t. Penghitungan uji-t dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS.
2. Pelaksanaan Setelah kedua kelompok dianggap memiliki kondisi yang sama dan telah diberikan angket awal, maka tahap selanjutnya akan diadakan treatment
54
(perlakuan). Perlakuan yang dilakukan melibatkan metode problem based learning, peserta didik, guru, dan peneliti. Guru sebagai pelaku manipulasi proses belajar-mengajar, yang dimaksud dengan memanipulasi adalah memberikan perlakuan dengan menggunakan metode problem based learning. Peneliti berperan sebagai pengamat yang mengamati secara langsung proses pemberian manipulasi. Pelaksanaan pembelajaran pada penelitian ini dilakukan pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sama baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Standar Kompetensi yang digunakan pada penelitian ini yaitu Memahami pelaksanaan demokrasi dalam berbagai kehidupan dengan Kompetensi Dasar yaitu Menunjukkan sikap positif terhadap pelaksanaan demokratis dalam berbagai kehidupan. Pada tahap ini, ada perbedaan perlakuan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam pembelajaran PKn, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan metode problem based learning, sedangkan kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan tersebut. 3. Pengukuran Sesudah Eksperimen Langkah siswa setelah mendapat perlakuan, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberi angket akhir dengan materi yang sama seperti pada waktu angket awal. Tes ini bertujuan untuk melihat pencapaian peningkatan aktualisasi nilai-nilai karakter siswa saat angket awal dan angket akhir, apakah hasil siswa semakin meningkat, sama, atau mengalami penurunan.
55
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Menurut Sugiyono (2009: 67), kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau penyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Peneliti mempergunakan teknik angket sebagai data utama dalam penelitian untuk mengukur aktualisasi nilai-nilai karakter siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan metode Problem Based Learning.
F. Instrumen Penelitian Suharsimi Arikunto (2010: 175) menyatakan bahwa Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya menjadi lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen penelitian ini yaitu angket. Angket dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu angket yang telah dilengkapi dengan pilihan jawaban sehingga responden hanya memberi jawaban pada jawaban yang dipilih. Skala pengukuran menggunakan skala bertingkat dengan empat alternatif jawaban yang disesuaikan dengan keadaan subjek. Skor setiap alternatif jawaban pada pertanyaan positif (+) dan pertanyaan negatif (-) adalah seperti pada tabel berikut :
56
Tabel 4. Skor Alternatif Jawaban Pertanyaan Positif Alternatif Jawaban Skor Selalu 4 Sering 3 Kadang-kadang 2
Pertanyaan Negatif Alternatif Jawaban Skor Selalu 1 Sering 2 Kadang-kadang 3
Tidak pernah
Tidak pernah
1
4
Adapun kisi-kisi angket dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 5 sebagai berikut:
57
Tabel 5. Kisi-kisi Angket Aktualisasi Nilai-Nilai Karakter Siswa No 1
Nilai-nilai Karakter Kereligiusan
c. d.
Indikator Memberikan senyum, sapa, salam, sopan dan santun. Berdoa setiap mengawali dan mengakhiri kegiatan/melaksanakan tugas. Menolak setiap sikap, tindakan dan kebijakan yang menyimpang atau menodai agama. Menepati janji Berkata dan bertindak secara benar sesuai dengan fakta/tidak berbohong. Bekerja berdasarkan kewenangan yang dimiliki. Berkemauan untuk memelihara dan mengekspresikan kebenaran. Berkata dan bertindak secara benar, cepat, dan akurat. Mampu menerapkan pengetahuannya terhadap hal-hal yang baru.
a. b. c.
2
Kejujuran
a. b.
3
Kecerdasan
a. b.
4
Ketangguhan
5
Kedemokratisan
Mampu mengatasi permasalahan dan kesulitan sehingga berhasil meraih tujuan dan cita-citanya. a. Menghormati pendapat dan hak orang lain. b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
Nomer Soal 1,2 3 4 5 6,7
9 10
2
11 12,13
2
14 15
Melaksanakan musyawarah dalam mengambil keputusan.
16
d. e. f. g. h.
Melaksanakan musyawarah untuk mencapai mufakat. Menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. Keputusan musyawarah dapat dipertanggungjawabkan. Menerima kekalahan dalam kompetisi yang jujur dan adil. Berpikir terbuka (mau menerima ide baru atau pendapat orang lain walaupun berbeda). Emosinya terkendali (misalnya: menghindari argumentasi yang bermusuhan, sewenang-wenang dan tidak masuk akal. Berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah publik (termasuk aktif dalam kegiatan sekolah, memberikan masukan dalam pembuatan peraturan kelas, peraturan sekolah, peraturan desa.
17
j.
5
8
c.
i.
Jumlah 4
10
18 19 20 21 22 23
6
Nasionalisme
a. b.
7
Kepatuhan pada aturan sosial
a. b. c.
8
Menghargai Keberagaman
a. b. c.
9
Kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
a. b. c.
10
Bertanggung jawab
a. b. c.
d.
11
Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
a. b. c. d.
Mengutamakan persatuan dan kesatuan, kepentingan bangsa dan negara Memelihara dan mengembangkan pilar-pilar kenegaraan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika (misalnya, memasang bendera merah putih: aktif terlibat dalam setiap kegiatan peringatan, pemasyarakatan dan penegakan pilar-pilar kenegaraan tersebut). Mematuhi tata tertib sekolah. Mematuhi norma, kebiasaan, adat dan peraturan yang berlaku. Tidak berbuat sewenang-wenang, anarkis, main hakim sendiri atau melakukan tindakan di luar ketentuan. Saling menghormati dan bekerjasama walaupun adanya perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA). Tidak memilih-milih teman dalam pergaulan. Menghargai hasil karya atau produk suku lain, dengan cara mengapresiasi, mengkoleksi, memakai, menyanyikan Bersikap dan bertindak adil Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Menghargai hak-hak orang lain. Berani menanggung resiko atau akibat dari segala perbuatannya. Bersedia meminta maaf jika bersalah, dan berusaha tidak mengulangi lagi perbuatannya. Bersedia mengundurkan diri karena gagal dalam melaksanakan tugas, jika hal itu merupakan jalan keluar yang terbaik baik kepentingan umum. Bersedia dikenai sanksi hukum yang berlaku apabila telah terbukti melanggar peraturan. Mengemukakan/mengusulkan sesuatu yang masuk akal dengan menggunakan akal yang sehat dan hati yang luhur. Memberikan masukan yang bersifat membangun. Memberikan ide atau gagasan yang baik untuk kepentingan umum. Memaparkan pendapat didasarkan pada fakta empirik.
24
2
25
26 27,28 29 30,31
32 33 34 35 36 37
4
4
3
5
38, 39 40
41 42
4
43 44 45
Total
(Sumber: Depdiknas, 2010)
45
58
G. Uji Coba Instrumen Instrumen penelitian sebelum digunakan untuk mengumpulkan data, dilakukan uji coba terlebih dahulu di lapangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui validitas dan reabilitas instrumen yang nantinya akan digunakan dalam penelitian. Uji coba instrumen ini nantinya akan diketahui butir soal yang sahih dan butir soal yang gugur. Butir soal yang gugur tidak diikutsertakan dalam penelitian yang sebenarnya. 1. Uji validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu intrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas instrumen yang digunakan dalam menyusun instrumen penelitian ini adalah validitas isi dan validitas konstruks. Validitas isi akan menunjukkan sejauh mana instrumen penelitian mencerminkan isi yang dikendaki. Dalam penelitian ini, validitas isi dilakukan dengan cara mengkonsultasikan instrumen-instrumen tersebut kepada beberapa pihak yang dianggap ahli pada bidang tersebut, antara lain dosen pembimbing, narasumber dan guru. Teknik yang digunakan untuk validitas konstruk pada instrumen variabel aktualisasi nilai-nilai karakter adalah teknik korelasi Product Moment dari Karl Pearson. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 213), rumus dari korelasi tersebut adalah:
r xy =
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{N ∑ X 2 − (∑ X ) }{N ∑ Y 2
2
− (∑ Y )
2
}
59
Keterangan : r xy
: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N
: Jumlah responden
∑XY
: Jumlah perkalian antara skor X dan Y
∑X2
: Jumlah X kuadrat
∑Y2
: Jumlah Y kuadrat
∑X
: Jumlah skor X
∑Y
: Jumlah skor Y
Kriteria pengambilan keputusan untuk menentukan valid tidaknya suatu soal yaitu dengan membandingksn r hitung (r xy ) dengan r tabel pada taraf signifikansi 5%. jika r xy hitung lebih besar atau sama dengan r tabel maka instrumen yang diuji cobakan tersebut dinyatakan valid. Jika r xy lebih kecil dari r tabel maka instrumen yang diujicobakan tersebut tidak valid. Perhitungan uji validitas menggunakan program komputer yaitu SPSS. Hasil uji validitas aktualisasi nilai-nilai karakter dirangkum dalam tabel sebagai berikut: Tabel 6. Hasil Uji Validitas Aktualisasi Nilai-nilai Karakter Jumlah Jumlah Nomor butir Jumlah Variabel butir butir gugur gugur butir valid semula Aktualisasi 2, 5, 8, 27, 34, nilai-nilai 52 7 45 42, 46 karakter (Sumber: Data Primer yang diolah, 2014) Hasil uji validitas aktualisasi nilai-nilai karakter menunjukkan bahwa terdapat 45 butir pernyataan yang valid,. Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran.
60
2. Uji Reliabilitas Instrumen Suharsimi Arikunto (2010: 221) merumuskan, bahwa “suatu instrumen dikatakan reliable jika suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah cukup baik”. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach yaitu rumus yang digunakan untuk menghitung data yang skalanya bertingkat. Adapun rumus Alpha Cronbach sebagai berikut : r 11
2 k ∑σ b = 1 − σ t 2 (k − 1)
Keterangan : r 11 : Reliabilitas instrumen. k : Banyak item. 2 ∑σ b : Jumlah varian item. 2 σt : Jumlah varian total (Suharsimi Arikunto, 2010 : 239) Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya koefisien reliabilitas (harga r) hasil
perhitungan
tersebut
kemudian
dikonsultasikan
dengan
kriteria
keterandalan koefisien korelasi sebagai berikut : Tabel 7. Tingkat Keterandalan Instrumen Penelitian Besarnya nilai r Interpretasi Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 CukupAgak rendah Antara 0,400 sampai dengan 0,599 Rendah Antara 0,200 sampai dengan 0,399 Sangat rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,199 ( Tidak berkorelasi) (Suharsimi Arikunto 2010 : 319)
61
H. Teknik Analisis Data 1. Persyaratan Analisis Data a. Uji Normalitas Sebaran Data Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah segala yang diselidiki memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan teknik statistik Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S). Interpretasi hasil uji normalitas dengan melihat nilai Asymp. Sig. (2tailed). Adapun interpretasi dari uji normalitas adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai Asymp. Sig. (2tailed) lebih besar dari tingkat Alpha 5% (Asymp. Sig. (2tailed) > 0,05) dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2) Jika nilai Asymp. Sig. (2tailed) lebih kecil dari tingkat Alpha 5% (Asymp. Sig. (2tailed) < 0,05) dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal. b. Uji Homogenitas Varians Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil dari populasi memiliki varian yang sama atau tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan satu sama lain. Untuk mengkaji homogenitas varians perlu dilakukan uji statistik (test of variance) pada distribusi skor kelompok-kelompok yang bersangkutan. Rumus F yang dipergunakan adalah sebagai berikut.
s2b F= 2 sk
62
Keterangan : s2b = varians yang lebih besar s2k = varians yang lebih kecil Hasil dari perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan tabel nilai F. Jika F h < Ft maka dapat dinyatakan bahwa kedua kelompok sampel tersebut variannya tidak berbeda secara signifikan atau homogen. F h adalah F yang diperoleh dari hasil perhitungan dan F t adalah nilai yang diperoleh dari tabel. Sedangkan taraf signifikan yang ditetapkan sebesar 5% dengan derajad kebebasan (db)= (n1-1). Seluruh proses perhitungan dilakukan dengan komputer program SPSS seri 13.0.
2. Uji Hipotesis Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian eksperimen ini adalah analisis data uji-t atau t-test. Data yang dianalisis melalui uji-t terwujud dalam bentuk angka. Teknik ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan aktualisasi nilai karakter antara kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dan kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan. Adapun rumus uji t adalah sebagai berikut:
𝑡=
��
͞x1 −͞x2
2 𝑆𝐷2 1 �+� 𝑆𝐷2 � 𝑁1 −1 𝑁2 −1
(Tulus Winarsunu, 2002: 88).
Keterangan : ͞x 1 : mean pada distribusi sample 1 ͞x 2 : mean pada distribusi sample 2
N 1: jumlah individu pada sample 1
63
N 2 : jumlah individu pada sample 2 𝑆𝐷21 : nilai varian pada distribusi sample 1
𝑆𝐷22 : nilai varian pada distribusi sample 2. Dalam taraf signifikasi 5% hasil perhitungan dengan rumus uji-t tersebut dikonsultasikan dengan harga t tabel . Apabila t hitung lebih besar daripada t tabel maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis diterima.
I. Pembatasan Istilah Berdasarkan judul penelitian di atas ada beberapa istilah yang perlu diberikan batasan dan pengertian. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas permasalahan yang akan dikaji. Adapun batasan istilah tersebut sebagai berikut: 1. Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) merupakan metode pembelajaran dimana peserta didik belajar melalui permasalahan-permasalahan praktis yang berhubungan dengan kehidupan fakta, baik berpikir secara individu atau kelompok dan diberi tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahanpermasalahan yang dibahas, kemudian peserta didik dituntut untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajarinya berupa unjuk kerja, sehingga
siswa
dapat
memberdayakan,
mengasah,
menguji
dan
mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan (Rusman, 2011: 229).
64
2. Aktualisasi Nilai-nilai Karakter Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia. Lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat istiadat, dan estetika. Pada penelitian ini aktualisasi nilai-nilai karakter hanya mencakup nilai-nilai karakter kereligiusan, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kedemokrasian, nasionalisme, kepatuhan pada aturan sosial, menghargai keberagaman, kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, bertanggung jawab dan berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif. 3. Pembelajaran PKn Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Permendiknas No. 22 Tahun 2006). Pembelajaran PKn adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru PKn untuk mengajarkan siswa yang belajar pada mata pelajaran PKn.