68
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan menggunakan metode statistika. Pada dasarnya pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif akan diperoleh signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti.33 Pada penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian korelasional dan deskriptif. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi.34 Sedangkan penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan situasi atau kejadian. 35
33
Saifuddin Azwar. 2005. (Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar), hal 5.
34
Saifuddin Azwar. 2005. (Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar), hal 8.
35
Saifuddin Azwar. 2005. (Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar), hal 7.
68
69
Metode penelitian korelasional digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara adversity quotient dan spritual quotient dengan manajemen stres kerja. Sedangkan penelitian deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan adversity quotient dan spritual quotient dengan manajemen stres kerja. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 36 Pada penelitian mengenai hubungan adversity quotient dan spritual quotient dengan manajemen stres kerja menggunakan tiga variabel utama, yaitu : 1. Variabel Independen (variabel bebas) Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).37 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah adversity quotient (X1) dan spritual quotient (X2) 2. Variabel Dependen (variabel terikat) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.38 Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah manajemen stres kerja.
36
Sugiono. 2014. (Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta), hal.64. 37
Sugiono. 2014. (Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta), hal.64. 38
Sugiono. 2014. (Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta), hal.64.
70
Adapun desain penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Variabel Bebas Adversity Quotient (X1)
r1
Variabel Terikat
R
Manajemen Stres Kerja
r2 Spritual Quotient (X2)
Gambar 3.1 Model Korelasi Berganda Variabel X1 dan X2 dengan Y Keterangan : r1
:
hubungan adversity quotient dengan manajemen stres kerja
r2
: hubungan
spritual quotient dengan manajemen stres kerja
R : adversity quotient dan spritual quotient secara bersama memiliki hubungan dengan manajemen stres kerja.
B. Lokasi, Subjek, dan Objek Penelitian Lokasi penelitian bertempat di SD Muhammadiyah 8 dan 10 Banjarmasin, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kotamadya Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang ada di SD Muhammadiyah 8 dan 10 Banjarmasin, baik yang berstatus sebagai pegawai tetap yayasan, pegawai kontrak, maupun guru PNS. Secara keseluruhan jumlah guru SD Muhammadiyah 8 dan 10 Banjarmasin adalah 65 orang, yang terdiri dari guru
71
SD Muhammadiyah 8 sebanyak 29 orang dan SD Muhammadiyah 10 terdiri dari 36 orang. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah keseluruhan aspek yang terkait dengan adversity quotient, spritual quotient, dan manajemen stres kerja yang dimiliki oleh guru SD Muhammadiyah 8 dan 10 Banjarmasin. C. Data dan Sumber Data Dalam penelitian ini diperlukan sejumlah data yang relevan dengan masalah penelitian. Jenis data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi.
39
Sumber data primer
didapat dari penyebaran kuesioner/ angket kepada para guru SD Muhammadiyah 8 dan 10 Banjarmasin. Data yang didapat berupa data interval dan jenisnya adalah data cross section, yaitu data yang diambil pada waktu itu saja. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Karena instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. 40
39
Saifuddin Azwar. 2005. (Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar), hal 91. Sugiono. 2014. (Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta), hal.135. 40
72
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis. 41 Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa kuisioner/ angket yang berisi skala dari tiga variabel. Skala menunjuk pada sebuah instrumen pengumpul data yang bentuknya seperti daftar cocok tetapi alternatif yang disediakan merupakan sesuatu yang berjenjang. 42 Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien, dan komunikatif. 43 Skala yang digunakan, yaitu: skala adversity quotient, skala spritual quotient, dan skala manajemen stres kerja. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah semua data yang tidak langsung diperoleh dari sumber pertama penelitian, yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti, yaitu: profil sekolah, sejarah berdirinya sekolah, struktur organisasi sekolah, jumlah guru, data diri guru, kegiatan penunjang di sekolah, dan fasilitas yang terdapat di sekolah, serta data - data lainnya yang dianggap relevan sesuai dengan
41
Suharsimi Arikunto. 2005. (Manajemen Penelitian. Jakarta : PT.Rineka Cipta), hal.101.
42
Suharsimi Arikunto. 2005. (Manajemen Penelitian. Jakarta : PT.Rineka Cipta), hal. 105
43
Sugiono. 2014. (Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta), hal.135.
73
penelitian yang dilakukan. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, beberapa orang guru, foto dokumentasi struktur organisasi, dan absensi guru. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data sering disebut juga dengan metode pengumpulan data. Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. 44 Metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian mempunyai tujuan mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti. Tujuan untuk mengetahui (goal of knowing) haruslah dicapai dengan menggunakan metode atau cara-cara yang efisien dan akurat. 45 Kuisioner/angket ini disebarkan kepada para responden. Dalam proses pengumpulan data, peneliti dibantu oleh beberapa orang guru yang bertindak sebagai koordinator. Sehingga peneliti akan mengambil kuisioner/angket yang telah dibagikan kepada para responden melalui koordinator tersebut. Selain itu peneliti juga menggunakan metode wawancara. Wawancara digunakan untuk mengetahui hal-hal yang lebih dalam mengenai responden. Pada penelitian ini wawancara dilakukan kepada kepala sekolah dan beberapa orang guru. Peneliti juga menggunakan observasi untuk mengamati perilakuperilaku yang muncul pada responden di lingkungan kerjanya. Metode terakhir yang digunakan adalah metode dokumentasi, yaitu peneliti mengumpulkan arsip maupun gambar yang berkaitan dengan penelitian.
44
Suharsimi Arikunto. 2005. (Manajemen Penelitian. Jakarta : PT.Rineka Cipta), hal.101.
45
Saifuddin Azwar. 2005. (Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar), hal 91-92.
74
E. Desain Pengukuran 1. Penyusunan Skala Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. 46 Skala Likert (skala sikap) berisi pernyataan-pernyataan sikap (attitude statement), yaitu suatu pernyataan mengenai objek sikap. Pernyataan sikap terdiri atas dua macam, yaitu pernyataan yang favourabel (mendukung atau memihak pada objek sikap) dan pernyataan yang tidak favourabel (tidak mendukung objek sikap). 47 Penyusunan skala adversity quotient mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Stoltz. Skala adversity quotient terdiri dari empat aspek, yaitu : control, origin and ownership, reach, dan endurance. Penyusunan skala spritual quotient merujuk pada teori yang dikemukakan oleh Toto Tasmara, yang terdiri dari delapan aspek, yaitu : memiliki visi, merasakan kehadiran Allah, berdzikir dan berdoa, memiliki kualitas sabar, cenderung pada kebaikan, memiliki empati yang kuat, berjiwa besar, dan mampu melayani. Sedangkan penyusunan skala manajemen stres kerja merujuk pada teori yang dikemukan oleh Lazarus mengenai coping stres yaitu yang berpusat pada masalah dan
46
Sugiono. 2014. (Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta), 136. 47
Saifuddin Azwar. 2005. (Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar), hal. 97-98.
75
berpusat pada emosi, yang terdiri dari delapan aspek, yaitu : instrumental action, caustiosness, negotiation, escapism, minimalization, self blame, dan seeking meaning. 2. Pemberian Skor Dalam menjawab pernyataan yang tersedia, subjek diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap isi penyataan. Pada pernyataan favourable penilaian bergerak dari angka 5 sampai 1, sedangkan untuk penyataan unfavourable penilaian bergerak dari angka 1 sampai 5. Skor untuk jawaban penyataan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.1 Skor untuk Jawaban Pernyataan No.
Respon
1. 2. 3. 4. 5.
Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Ragu-ragu (R) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor Favourable 5 4 3 2 1
Unfavourable 1 2 3 4 5
3. Uji Coba Instrumen Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.48 Validitas dalam penelitian ini dicari dengan criteria internal, yaitu mengkorelasikan skor masingmasing dengan skor totalnya. Cara yang digunakan untuk menghitung korelasi skor masing-masing item dengan skor totalnya adalah dengan program SPSS
48
Sugiono. 2014. (Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta), hal.168.
76
(Statistic Package for Social Sciences) versi 17, memakai teknik korelasi product moment. Standar
yang digunakan
untuk
menentukan
validitas
instrument
didasarkan pada pendapat Saifuddin Azwar, suatu item dikatakan valid apabila rix ≥ 0,30. Namun, apabila jumlah item yang valid ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, maka dapat menurunkan sedikit kriteria dari 0,30 menjadi 0,25 atau 0,20.49 Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.50 Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi yaitu yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut reliabel.51 Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan internal consistency, yaitu mencobakan instrumen pengukuran sekali saja kemudian data yang didapat dianalisis dengan menggunakan uji statistik menggunakan alpha cronbach dengan program SPSS (Statistic Package for Social Sciences) versi 17 . Adapun klasifikasi koefisien reliabilitas yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut 0,80 - 1,00 : sangat tinggi 0,60 - 0,79 : tinggi 49
Saifuddin Azwar. 2004. ( Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar),
50
Sugiono. 2014. (Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta),
hal 65.
hal.168. 51
Saifuddin Azwar. 1998. (Sikap Manusia-Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar), hal. 176.
77
0,40 - 0,59 : cukup tinggi 0,20 - 0,39 : rendah 0,00 - 0,19 : sangat rendah (tidak reliabel) Hasil perhitungan dari uji validitas skala adversity quotient didapatkan hasil bahwa terdapat 10 item yang gugur dari 20 item yang ada. Adapun item-item yang dipakai dalam penelitian ini adalah : Tabel 3.2 Skala Adversity Qoutient (AQ) No.
1.
.2.
Aspek-aspek yang Diukur
Indikator
Kemampuan mengontrol diri (control)
Kemampuan menanggung akibat dari situasi (origin and ownership)
Kemampuan menghadapi kemalangan (reach)
Ketahanan dalam mempersepsi kemalangan yang sedang berlangsung (endurance)
2
18
2, 18
-
-
Mampu mengendalikan respon terhadap sesuatu yang situasi yang terjadi Berani menanggung akibat dari situasi/keadaan yang sedang terjadi
14
6, 10
6
10, 14
-
7
7
-
Menyadari bahwa kesulitan/masalah datang bukan karena kesalahan diri sendiri Mampu memahami masalah yang sedang terjadi
3,4
15, 19
-
3, 4, 15, 19
5, 16
-
16
5
1
11, 13
1, 11, 13
-
17
20
17, 20
-
8, 12
9
-
8, 9, 12
10
10
10
10
-
-
-
-
Jumlah
Gugur
Mampu mempengaruhi situasi dengan sesuatu yang positif
-
4.
No. Item UF Valid
-
-
3.
F
Membatasi dan tidak menggabungkan masalah satu dengan lainnya Mempersepsi kesulitan dengan hal yang positif Memiliki keberanian untuk menyelesaikan masalah
78
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa skala adversity quotient terdiri dari 20 item, dimana di dalamnya mencakup aspek kemampuan mengontrol diri (control) sebanyak 5 item, dengan 3 item valid dan 2 item gugur. Pada aspek kemampuan menanggung akibat dari situasi (origin and ownership) sebanyak 5 item, dengan 1 item valid, dan 4 item gugur. Sedangkan pada aspek kemampuan menghadapi kemalangan (reach) dengan jumlah 5 item, 4 item dinyatakan valid, dan 1 item gugur. Pada aspek ketahanan dalam mempersepsi kemalangan yang sedang berlangsung (endurance) sebanyak 5 item, 2 item valid, dan 3 item gugur. Korelasi item terpilih bergerak antara 0,30 sampai dengan 0,662. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan item-item yang valid saja, tanpa mengganti item yang gugur, karena dirasa sudah mewakili dari setiap aspek yang ada. Hasil perhitungan dari uji validitas skala spritual quotient didapatkan hasil bahwa terdapat 12 item yang valid dan 12 item yang gugur dari 24 total item. Adapun item-item yang dipakai dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel di bawah ini. Tabel 3.3 Skala Spritual Qoutient (SQ) No. 1.
2.
Aspek-aspek yang Diukur Memiliki Visi
Merasakan kehadiran Allah
Indikator -
-
-
Individu memiliki tujuan dalam hidupnya. Individu menyadari bahwa Allah selalu ada baginya Takut berbuat halhal yang kasat mata oleh manusia, tetapi tidak bagi Allah
F 1, 24
No. Item UF Valid 4 1, 24
Gugur 4
2, 23
-
-
2
-
13
23
13
79
3.
4.
5. 6.
Berdzikir dan Berdoa
Memiliki Kualitas Sabar
Cenderung Pada Kebaikan Memiliki Empati yang Kuat
7.
Berjiwa Besar
8.
Bagaimana Melayani
- Individu dalam kesehariannya senantiasa berdzikir dan berdoa - Meyakini kekuatan doa dan dzikir - Sabar dalam menghadapi cobaan dan menginginkan sesuatu - Merasakan manfaat sabar dalam kehidupan - Taqwa kepada Allah SWT - Memahami dan mengerti kesulitan yang dirasakan orang lain - Peduli terhadap sesama - Kesediaan untuk memaafkan kesalahan orang lain, meskipun ia telah menyakiti kita - Senang menolong dan membantu orang lain dengan ikhlas
Jumlah
3
14
3
14
22
-
22
-
5
15
15
5
21
-
21
-
7
9, 17
7, 9
17
6
-
-
6
18
10
10
18
8
12, 20
20
8, 12
11, 19
16
11
16, 19
12
12
12
12
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa skala spritual quotient terdiri dari 24 item, dimana di dalamnya mencakup memiliki visi sebanyak 3 item, dengan 2 item valid dan 1 item gugur. Pada aspek merasakan kehadiran Allah sebanyak 3 item, dengan 1 item valid, dan 2 item gugur. Sedangkan pada aspek berdzikir dan berdoa dengan jumlah 3 item, 2 item dinyatakan valid, dan 1 item gugur. Pada aspek memiliki kualitas sabar dengan jumlah 3 item, 2 item dinyatakan valid, dan 1 item gugur. Pada aspek cenderung pada kebaikan sebanyak 3 item, 2 item dinyatakan valid, dan 1 item gugur. Pada aspek memiliki empati yang kuat dengan 3 item, 1 item valid, dan 2 item gugur. Pada aspek berjiwa besar sebanyak 3 item, 1 item valid, dan 2 item gugur. Pada aspek terakhir, yaitu bagaimana melayani
80
terdapat 3 item, 1 item valid dan 2 item gugur. Korelasi item terpilih bergerak antara 0,30 sampai dengan 0,544. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan item-item yang valid saja, tanpa mengganti item yang gugur, karena dirasa sudah mewakili dari setiap aspek yang ada. Hasil perhitungan dari uji validitas skala manajemen stres kerja didapatkan hasil bahwa terdapat 10 item yang valid dan 10 item yang gugur dari 20 total item yang telah disusun. Adapun item-item yang dipakai dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel di bawah ini. Tabel 3.4 Skala Manajemen Stres Kerja No. 1.
2.
Aspek-aspek yang Diukur Instrumental Action
Cautiosness
Indikator
Gugur -
Individu membuat perencanaan
-
Individu segera menyelesaikan tugas dan pekerjaannya
1
15
-
1, 15
-
Belajar dari pengalaman
2
-
-
2
Memiliki sikap kehatihatian dalam menyelesaikan tugas
-
9
-
9
Memiliki alternatif dalam menyelesaikan tugas maupun pekerjaan Individu mendiskusikan masalah yang terjadi dengan orang yang terlibat dalam masalah tersebut secara langsung Individu berupaya menghindari masalah
16, 20
-
16, 20
-
3
10
3
10
4
-
-
4
-
Individu berupaya mengalihkan masalah dengan hal-hal lain
11
17
11
17
-
Individu menolak untuk memikirkan masalahnya
5
-
5
-
3.
Negotiation
-
4.
Escapism
-
Minimalization
No. Item UF Valid 8
-
-
5.
F 8
81
-
6.
Self Blame
-
-
7.
Seeking Meaning
-
Individu berusaha menekan masalah menjadi seringan mungkin Individu menyesali atas rencana yang dibuatnya
12
18
12, 18
-
6
-
-
6
Individu menyadari akan kesalahan dan menyalahkan dirinya atas masalah yang terjadi Individu menemukan makna/hikmah dari setiap masalah yang terjadi
13
19
13
19
7
14
7
14
10
10
10
10
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa skala manajemen stres kerja terdiri dari 20 item, dimana di dalamnya mencakup aspek 3 item, dengan 1 item valid dan 2 item gugur. Pada aspek cautiosness sebanyak 4 item, dengan 2 item valid, dan 2 item gugur. Sedangkan pada aspek negotiation dengan jumlah 2 item, 1 item dinyatakan valid, dan 1 item gugur. Pada aspek memiliki escapism dengan jumlah 3 item, 1 item dinyatakan valid, dan 2 item gugur. Pada aspek minimalization sebanyak 3 item, ketiga item dinyatakan valid. Pada aspek self blame dengan 3 item, 1 item valid, dan 2 item gugur. Pada aspek terakhir, yaitu seeking meaning terdapat 2 item, 1 item valid dan 1 item gugur. Korelasi item terpilih bergerak antara 0,30 sampai dengan 0,460. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan item-item yang valid saja, tanpa mengganti item yang gugur, karena dirasa sudah mewakili dari setiap aspek yang ada. Hasil perhitungan mengenai uji reliabilitas dari skala adversity quotient, spritual quotient, dan manajemen stres kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
82
Tabel 3.5 Uji Reliabilitas No.
Variabel
Cronbach's Alpha
N of Items
1.
Adversity Quotient
.609
20
2.
Spritual Quotient
.694
24
3.
Manajemen Stres Kerja
.546
20
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jumlah item pada skala adversity quotient adalah 20 dengan nilai alpha 0,609. Berdasar pada klasifikasi koefisien reliabilitas dapat dikatakan bahwa skala adversity quotient mempunyai kategori reliabilitas yang tinggi. Pada skala spritual quotient
jumlah item adalah 24
dengan nilai alpha 0,694. Berdasar pada klasifikasi koefisien reliabilitas dapat dikatakan bahwa skala spritual quotient mempunyai kategori reliabilitas yang tinggi. Sedangkan Pada skala spritual manajemen stres kerja jumlah item adalah 20 dengan nilai alpha 0,546. Berdasar pada klasifikasi koefisien reliabilitas dapat dikatakan bahwa skala manajemen stres kerja mempunyai kategori reliabilitas yang tinggi. F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan secara umum mengenai hasil penelitian, misalnya untuk mengetahui kategorisasi tingkatan pada variabel X1, X2, dan Y pada subjek penelitian. Hal ini dilakukan dengan cara mengklasifisikan skor yang diperoleh oleh subjek berdasarkan norma yang telah ditetapkan. Penghitungan norma dilakukan untuk mengetahui tingkat adversity quotient, spritual quotient, dan manajemen stres kerja pada guru SD
83
Muhammadiyah 8 dan 10 Banjarmasin, sehingga dapat diketahui tingkat kategorinya, misalnya tinggi, sedang,atau rendah. Pada pengkategorian ini, peneliti menggunakan skor hipotetik yang dianalisis menggunakan SPSS (Statistic Package for Social Sciences) versi 17. Untuk penghitungan kategorisasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.6 Penghitungan Kategorisasi No.
Interval
Klasifikasi
1.
> Mi + Sdi
Tinggi
2.
Mi – Sdi < N < Mi + Sdi
Sedang
3.
< Mi - Sdi
Rendah
Sedangkan untuk menghitung analisis persentase peneliti menggunakan analisis prosentasi untuk menentukan norma kategorisasi suatu kelompok. Rumus dari analisis prosentasi adalah sebagai berikut :
Keterangan : P
: prosentase
f
: frekuensi
N
: jumlah
=
100 %
2. Uji Prasyarat Penelitian ini menggunakan statistik parametrik. Sebagai syarat penggunaan statistik parametrik, maka sebelum dianalisis terlebih dahulu akan dilakukan uji asumsi terhadap data yang diperoleh. Adapun uji analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
84
a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini diperoleh melalui uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan SPSS (Statistic Package for Social Sciences) versi 17. Hipotesis Ho : data berdistribusi normal Ha : data berdistribusi tidak normal Apabila nilai probabilitas > dari 0,05 maka Ho diterima yang berarti data yang diperoleh berdistribusi normal, dan sebaliknya apabila nilai probabilitas < dari 0,05 maka Ho ditolak. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua varians data sama atau sebaliknya setelah diketahui bahwa kedua kelompok berdistribusi normal. Pengujian homogenitas data dalam penelitian ini diperoleh dengan uji homogenitas Anova (Analysis of Variance) menggunakan SPSS (Statistic Package for Social Sciences) versi 17. Hipotesis
Ho: kedua varians adalah sama Ha: kedua varians adalah berbeda
85
Apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima yang berarti data yang diperoleh homogen, dan sebaliknya apabila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima. c. Uji Linearitas Linearitas adalah sifat hubungan yang linear antar variabel, artinya setiap perubahan yang terjadi pada satu variabel akan diikuti oleh perubahan dengan besaran yang sejajar dengan variabel lainnya. Uji linearitas
bertujuan
untuk
mengetahui
apakah
dua
variabel
mempunyai hubungan linear. Hipotesis Ho: kedua varians memiliki hubungan yang linear Ha: kedua varians memiliki hubungan yang tidak linear Apabila nilai probabilitas < 0,05, maka Ho diterima yang berarti kedua varians memiliki hubungan yang linear. Sedangkan, apabila nilai probabilitas > 0,05, maka Ho ditolak. 3. Uji Hipotesis (Analisis Inferensial) Analisis inferensial pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient dengan manajemen stres kerja, spritual quotient dengan manajemen stres kerja dan hubungan antara adversity quotient dan spritual quotient dengan manajemen stres kerja. Pengujian hipotesis 1 dan 2 menggunakan analisis Pearson Product Moment dengan bantuan SPSS (Statistic Package for Social Sciences) versi 17.
86
Nilai koefisien korelasi yang didapat akan diinterpretasikan sesuai dengan tabel di bawah ini. Tabel 3.7 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – < 0,20
Sangat rendah
0,21 – < 0,40
Rendah
0,41 – < 0,50
Sedang
0,61 – < 0,70
Kuat
0,81– <1,00
Sangat kuat
Untuk mengetahui nilai signifikansi maka akan dilihat dari nilai probabilitas, apabila nilai probabilitas < 0,05, maka hubungan antara variabel X dengan Y adalah signifikan. Sedangkan, apabila nilai probabilitas > 0,05, maka hubungan antara variabel X dan Y adalah tidak signifikan. Pengujian hipotesis 3 menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1...X2...) dengan variabel dependen. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Adapun rumus yang digunakan dalam analisis regresi linear berganda adalah sebagai berikut :
87
Y = a1x1 + a2x2 + K Keterangan : Y
: kriterium
a1
: koefisien prediktor 1
a2
: koefisien prediktor 2
x1
: prediktor 1
x2
: prediktor 2
K
: bilangan konstan