37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian korelasional yaitu bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel (Nursalam, 2003). Rancangan penelitian yang digunakan dengan rancangan cross sectional adalah rancangan pengukuran variabel–variabelnya dilakukan hanya satu kali, pada satu saat (Notoatmodjo, 2005).
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau obyek yang diteliti (Notoatmojo, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja Di MAN Kutowinangun sejumlah 834. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiono, 2008). Prinsip yang digunakan untuk sample adalah purposive sampling yaitu dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Nursalam, 2003). Hal tersebut dilakukan dengan cara mengidentifikasi semua karakteristik populasi, kemudian menetapkan sebagian dari anggota populasi menjadi sampel penelitian.
37
38
Rumusnya : n =
N 1+(Nxd2)
Keterangan: n
: Sampel
N
: Populasi
d2
: Standar defiasi (0,1) Seluruh remaja Di MAN Kutowinangun sejumlah 834. jumlah
sampel minimalnya sebagai berikut : n=
834 1 + ( 834 x 0,01)
=
834 1+ 8,34
=
834
= 89,29
90 remaja.
9,34 Jadi jumlah sampel penelitian adalah 90 remaja. Dalam penelitian ini, kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan eksklusi dimana kriteria tersebut menentukan dapat atau tidaknya sampel tersebut digunakan. a. Kriteria Inklusi Merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Nursalam, 2003). Pada penelitian ini yang menjadi kriteria inklusi adalah : 1) Remaja Kelas VIII di MAN Kutowinangun 2) Bersedia menjadi responden
39
b. Kriteria Eksklusi Merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel
penelitian
(Nursalam,2003). Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah : remaja yang sakit atau tidak hadir sehingga tidak bisa digunakan sebagai sampel
C. Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi bahan perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006). Ada dua jenis variabel yaitu: 1. Variabel bebas Variabel bebas adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain (Nursalam, 2003). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan pencegahan HIV AIDS. 2. Variabel terikat Variabel terikat adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2003). Variabel terikat pada penelitian ini adalah sikap remaja tentang bahaya HIV AIDS.
40
D. Definisi Operasional Definisi
Operasional
adalah
mendefinisikan
variabel
secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi/ pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2008). Varibel
Definisi Operasional
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala
Pengetahuan pencegahan HIV AIDS.
Kemampuan remaja dalam menjawab dengan benar pertanyaan tentang pencegahan HIV AIDS ditinjau dari 1. Pengertian 2. Tanda dan gejala 3. Upaya Pencegahan
Diperoleh nilai minimal 0 dan nilai maksimal 15 Nilai kemudian dikategorikan: 1. 0-5 kurang 2. 6-10 cukup 3. 11-15 baik
Ordinal
Sikap remaja tentang bahaya HIV AIDS.
Sudut pandang remaja mengenai penyakit HIV/AIDS yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan konatif
Diukur dengan kuesioner dengan pertanyaan tentang pengetahuan remaja tentang HIV AIDS yang terdiri dari 15 pertanyaan, bila jawaban benar nilainya adalah 1 dan jika jawaban salah nilainya adalah 0 Menggunakan kuesioner sebanyak 12 soal dengan pengukuran skala likert 4 = Sangat setuju 3 = Setuju 2 = Tidak setuju 1 = Sangat tidak setuju
Diperoleh nilai minimal 12 dan nilai maksimal 48 Nilai kemudian dikategorikan: 1. 12-24 kurang 2. 25-36 cukup 3. 37-48 baik
Ordinal
E. Instrumen Penelitian Instrumen
penelitian
merupakan
alat
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan data dalam penelitian. Dalam penelitian instrumen
yang
digunakan adalah skala inkelas merupakan kuesioner tertutup dengan bentuk pilihan ganda yang hanya terdiri dari tiga alternatif jawaban karena diharapkan
bahwa
(Arikunto,
2006).
responden Dalam
lebih
penelitian
cermat ini
menentukan
instrument
jawaban
menggunakan
41
kuesioner/angket yang berisi 15 pertanyaan, apabila jawaban benar diberi skor 1 dan apabila jawaban salah diberi skor 0. Untuk sikap menggunakan skala linkert yaitu responden diminta untuk mengidentifikasi dari kemungkinan 4 jawaban yang disediakan (Arikunto, 1990). Alternatif jawaban responden terdiri dari 15 item, setiap jawaban diberi bobot nilai antara 4 sampai 1. 1. Pengetahuan pencegahan HIV AIDS Untuk mengukur pengetahuan remaja tentang pencegahan HIV AIDS menggunakan kuesioner, responden diminta untuk memilih 3 jawaban dari 15 item pertanyaan. Berikut ini adalah tabel kisi-kisi kuesioner yang akan digunakan untuk pengumpulan data pengetahuan remaja tentang pencegahan HIV AIDS. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Tentang Pencegahan HIV AIDS No 1
Indikator Pengertian
2 4
Tanda dan Gejala Upaya Pencegahan
Butir Pertanyaan 1, 2, 3 4, 5, 6 7, 8, 9, 10, 11, 2, 13, 14, 15 Total
Jumlah item 3 3 9 15
Pengetahuan diukur dengan pertanyaan multiple choise, setiap jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Diperoleh nilai minimal 0 dan niali maksimal 15 Nilai kemudian dikategorikan kurang jika remaja menjawab dengan benar 0-5, cukup jika remaja menjawab dengan benar 6-10 dan baik jika remaja menjawab dengan benar 11-15.
42
2. Sikap remaja tentang bahaya HIV AIDS Untuk mengetahui remaja tentang sikap remaja tentang bahaya HIV AIDS menggunakan kuesioner, jumlah pertanyaan 12 item. Berikut ini adalah tabel kisi-kisi kuesioner yang akan digunakan untuk pengumpulan sikap remaja tentang bahaya HIV AIDS Tabel.3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Remaja Tentang Bahaya HIV AIDS No 1 2 3
Indikator Kognitif Afektif Konatif
Butir Pertanyaan 1, 2 3, 4, 5, 6, 7 8, 9, 10, 11, 12 Total
Jumlah item 2 5 5 12
Kisi-kisi instrument untuk sikap remaja tentang bahaya HIV AIDS terdiri dari alternatif jawaban responden terdiri dari 12 item pertanyaan Setiap jawaban diberi bobot nilai 4 sampai 1. Diperoleh nilai minimal 12 dan niali maksimal 48 dikategorikan kurang jika remaja mencapai skor 1224, cukup jika remaja mencapai skor 25-36 dan baik jika remaja mencapai skor 37-48. : F. Uji Validitas dan Uji Reabilitas 1. Uji validitas Validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keadaan instrument dalam mengumpulkan data. (Nursalam, 2003). Setelah dilakukan uji validitas dengan korelasi product moment, dari 15 soal yang digunakan untuk menguji pengetahuan tentang pencegahan HIV AIDS, semua item tersebut berkorelasi signifikan dengan skor total
43
(dinyatakan valid) karena signifikansinya
(<0.05) dan nilai koefisien
korelasinya ( r ) hitung > ( r ) tabel untuk uji validitas dengan 20 responden (0.444). Sedangkan dari 15 soal yang digunakan untuk menguji sikap remaja tentang bahaya HIV AIDS terdapat 3 soal yang tidak valid yaitu nomor 3, 4 dan 5. Ketiga item tersebut tidak berkorelasi signifikan dengan skor total (dinyatakan tidak valid) karena signifikansi item 3 sebesar 0,518, item 4 sebesar 0,695 dan item nomer 5 sebesar 0,066, ketiganya melebihi (>0.05) dan dilihat dari nilai koefisien korelasinya ( r ) hitung, item 3 sebesar 0,154, item 4 sebesar 0,093 dan item nomer 5 sebesar 0,419, ketiganya kurang dari r tabel untuk uji validitas dengan 20 responden (0.444) dan ketiga item pertanyaan tersebut dikeluarkan dari instrumen dan tidak diikutkan dalam kuesioner penelitian. 2. Uji reliabilitas Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2003). Pengujian reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukan pada tingkat keterandalan sesuatu (Arikunto, 2006). Untuk mengetahui reliabilitas soal test menurut (Riwidikdo, 2007). Kuesioner atau anggket dikatakan reliabel
jika memiliki nilai alpha
minimal 0,7. Dari 15 pertanyaan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan tentang pencegahan HIV AIDS dan 12 pertanyaan yang digunakan untuk mengukur sikap remaja tentang bahaya HIV AIDS, kedua intrumen memiliki tingkat konsistensi yang sangat baik yang ditunjukkan dengan
44
nilai Cronbach’s Alpha pengetahuan tentang pencegahan HIV AIDS sebesar 0,909 dan sikap remaja tentang bahaya HIV AIDS sebesar 0,943, kedua instrumen memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dengan ketentuan riwidikdo yang mensyaratkan instrumen dikatakan reliabel jika nilai alpha > 0.7
G. Teknik Analisa Data 1. Analisa univariat Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini dengan mengunakan
uji
univariat
deskriptif
yaitu
disajikan
dengan
mendiskripsikan semua variabel sebagai bahan informasi dengan mengunakan tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang pencegahan HIV AIDS dengan sikap remaja tentang bahaya HIV AIDS di MAN Kutowinangun Tahun 2012 yaitu dengan prosedur: a. Mengetahui pengetahuan tentang pencegahan HIV AIDS 1)
Menghitung atau mengecek kembali jumlah angket yang terkumpul.
2)
Memeriksa kelengkapan jawaban responden.
3)
Memberi skor pada item soal/ instrumen yaitu memberi skor pada item soal jawaban apabila jawaban benar dinilai 1 sedangkan jawaban salah dinilai 0.
4)
Untuk menentukan skor pengetahuan tentang pencegahan HIV AIDS dengan jumlah 15 soal, skor yang akan digunakan sebagai berikut :
45
a) 0-5
= kurang
b) 6-10 = cukup c) 11-15 = baik b. Mengetahui sikap remaja tentang bahaya HIV AIDS 1)
Menghitung atau mengecek kembali jumlah angket yang terkumpul.
2)
Memeriksa kelengkapan jawaban responden.
3)
Memberi skor pada item soal/ instrumen yaitu memberi skor pada item soal jawaban apabila jawaban sangat setuju dengan nilai 4, setuju dengan nilai 3, tidak setuju dengan nilai 2 dan sangat tidak setuju dengan nilai 1 untuk
4)
Untuk menentukan skor sikap remaja tentang bahaya HIV AIDS dengan jumlah 12 soal, skor yang akan digunakan sebagai berikut: a) 12-24 = kurang b) 25-36 = cukup c) 37-48 = baik
2. Analisa bivariat. Tujuan analisis bivariat adalah untuk menguji hipotesis kerja yang diajukan, tentang adanya hubungan pengetahuan tentang pencegahan HIV AIDS dengan sikap remaja tentang bahaya HIV AIDS di MAN Kutowinangun Tahun 2012, yang mengacu pada rumus korelasi non parametris Kendall 's Tau sebagai berikut :
46
ΣA − ΣB
τ = −−−−−−−−− N(N − 1) Keterangan : T = Koefisien korelasi Kendall’s Tau ΣA = Jumlah rangking atas ΣB = Jumlah rangking bawah N = Jumlah anggota sampel (Riwidigdo, 2008). Kriteria pengujian hipotesis a. Ho ditolak dan Ha diterima, jika P < 0,05, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang pencegahan HIV AIDS dengan sikap remaja tentang bahaya HIV AIDS di MAN Kutowinangun Tahun 2012 b. Ha ditolak dan Ho (diterima, jika P 2: 0,05, yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang pencegahan HIV AIDS dengan sikap remaja tentang bahaya HIV AIDS di MAN Kutowinangun Tahun 2012
H. Pengolahan Data 1. Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. 2. Cording Cording merupakan kegiatan pemberian code numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian code ini sangat penting
47
bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian code dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel. 3. Entri Data Data entri adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi. 4. Tabulasi data Yaitu kegiatan memasukkan data ke dalam tabel-tabel dan mengatur angka-angka yang diperoleh, sehingga dapat dihitung distribusi dan prosentasenya, serta dapat dianalisis secara inferensial. 5. Cleaning Data Koreksi data bila ditemukan penomoran yang salah atau huruf yang kurang jelas.
I. Etika Penelitian Dalam penelitian ini menekankan masalah etika yang meliputi: 1. Informed Consent Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk
48
menjadi responden. Tujuan adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika pasien tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien (Hidayat, 2007). 2. Anonimity (tanpa nama) Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2007). 3. Kerahasiaan (confidentiality) Menjelaskan masalah-asalah responden yang harus dirahasiakan dalam penelitian ini. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2007).