BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian yang berjudul “ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PENCITRAAN INTERNAL THE BELLEZZA SUITES JAKARTA (PT. GAPURA PRIMA) PERIODE JANUARI–APRIL 2013”, penulis menggunakan metode Kualitatif Deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan unuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Filsafat postpositivisme memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif. (Sugiyono, 2009 : 7) Penelitian kualitatif dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah merupakan obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Penelitian kualitatif merupakan perilaku artistik. Pendekatan filosofis dan aplikasi metode dalam kerangka penelitian kualitatif dimaksudkan untuk memproduksi ilmu-ilmu “lunak”, seperti sosiologi, antropologi. Kepedulian utama
23
peneliti kualitatif adalah bahwa keterbatasan objektivitas dan kontrol sosial sangat esensial. Penelitian kualitatif berangkat dari ilmu – ilmu perilaku dan ilmu – ilmu sosial. Esensinya adalah sebagai sebuah metode pemahaman atas keunikan, dinamika, dan hakikat holistik dari kehadiran manusia dan interaksinya dengan lingkungan. Peneliti kualitatif percaya bahwa “kebenaran” (truth) adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang dalam interaksinya dengan situasi sosial kesejarahaan. (Ardianto, 2010 : 59) Ilmu dalam penelitian kualitatif merupakan ilmu yang dibangun dari kegiatan lunak atau bisa disebut juga sebagai kegiatan sosial, yaitu sosiologi dan antropologi. Metode penelitian kualitatif esensinya dibangun dari kegiatan atau perilaku sehari – hari. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yang merupakan pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Jenis penelitian ini mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan-hubungan, kegiatankegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. (Moleong, 2006 : 138) Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.
3.2 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Primer dan Data Sekunder. 3.2.1 Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara yang didapatkan dari narasumber ata informan yang dianggap berpotensi dalam memberikan informasi yang relevan dan sebenarnya di lapangan. Data primer ini merupakan data asli yang dikumpulkan dan diolah langsung oleh periset untuk menjawab rumusan masalah dalam riset penulis. (Istijanto, 2006) Data primer secara umum memang merupakan data utama yang didapat langsung dari narasumber terpercaya dalam perusahaan yang diteliti. Terdapat beberapa teknik pengumpulan data yang termasuk dalam data primer, yaitu: a. Pengumpulan data dengan Observasi Dalam konteks penelitian kualitatif, observasi tidak untuk menguji kebenaran tetapi untuk mengetahui kebenaran yang berhubungan dengan aspek atau kategori sebagai aspek studi yang dikembangkan peneliti. Observasi ialah kunjungan ke tempat kegiatan secara langsung, sehingga semua kegiatan yang sedang berlangsung atau objek yang ada tidak luput dari perhatian dan dapat dilihat secara
nyata. Semua kegiatan, objek, serta kondisi penunjang yang ada dapat diamati dan dicatat. (Satori, 2012 : 106) Menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Bisnis, page 404 – 406, observasi diklasifikasikan menjadi :
1. Observasi Partisipatif. Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari – hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan
sebagai
sumber
data
penelitian.
Sambil
melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak
2. Observasi Terus Terang dan Tersamar Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk
menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi.
3. Observasi Tak Terstruktur Observasi dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak berstruktur, karena fokus dalam penelitian belum jelas. Fokus
observasi
akan
berkembang
selama
kegiatan
observasi berlangsung. Kalau masalah penelitian sudah jelas seperti dalam penelitian kuantitatif, maka observasi dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi. Peneliti
menggunakan
metode
pengumpulan
data
melalui
pengamatan terlibat atau participant observation di tempat penelitian dikarenakan Observasi Partisipatif lebih mendalam serta lebih lengkap dalam mendapatkan data, sehingga peneliti dalam penelitiannya masuk dalam aktivitas On the Job Training sekaligus melakukan penelitian. b. Pengumpulan Data dengan Wawancara / Interview Menurut Djam’an Satori dan Aan Komariah, dalam bukunya Metodologi Penelitian Komunikasi, halaman 133 – 137, terdapat beberapa macam wawancara, yaitu:
1. Wawancara Terstruktur (Structured Interview) Wawancara Terstruktur merupakan wawancara yang menggunakan sejumlah pertanyaan yang terstruktur secara baku.
Wawancara
ini
digunakan
sebagai
teknik
pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan – pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disediakan. Dengan wawancara terstruktur ini, setiap informan memperoleh pertanyaan yang sama, mulai dari urutan pertanyaannya, kata – katanya, dan cara penyajiannya dan pengumpul data mencatatnya. 2. Wawancara Semiterstruktur (Semistructure Interview) Jenis wawancara ini termasuk dalam kategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, serta ide – idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.
3. Wawancara Tak Berstruktur (Unstructured Interview) Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis – garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara tak berstruktur dilakukan karena peneliti belum mengetahui jawaban apa yang akan diperoleh dari informan dan jawaban – jawaban itu akan menjadi titik berangkat pengembangan pertanyaan
yang
akan
ditindaklanjuti
dalam
bentuk
wawancara terstruktur. Metode wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara mendalam atau depth interview dengan spesifikasi wawancara terstruktur (structured interview), karena pertanyaan yang diajukan mengarah pada rumusan masalah yang ada. Wawancara dilakukan kepada berbagai narasumber internal dalam penelitian. Wawancara dilakukan dengan kepala divisi dari The Bellezza Suites Jakarta. Kepala divisi yang diwawancara adalah sebagai berikut : a. General Manager, Gustaf Panese. b. HR Manager, Garmina Sista Lanova c. Directory of Sales Marketing, Ida Oezer d. Duty Manager, Angelia Mahalani e. Restaurant Manager, Jenny Partogi Gultom
f. Public Relations, Regina Yoshida g. Executive Housekeeper, Kusnadi Wawancara lebih lanjut dilakukan dengan perwakilan dua orang dari staff masing-masing divisi dan perwakilan dua orang dari daily worker di The Bellezza Suites Jakarta. Beberapa alasan dilakukan wawancara dengan kepala divisi, staff, dan daily worker adalah : (a) karena komunikasi organisasi menyangkut seluruh bagian dalam organisasi maka wawancara dilakukan dengan keseluruhan divisi serta perwakilan masing-masing staff divisi dan daily worker (b) karena pencitraan internal menyangkut keseluruhan kinerja dan komunikasi antar karyawan. c. Pengumpulan Data dengan Dokumen / documentation Menurut Djam’an Satori dan Aan Komariah, dalam Buku Metodologi Penelitian Kualitatif, halaman 153 – 156, terdapat beberapa jenis Dokumentasi, yaitu: 1. Dokumen Pribadi dan Buku Harian Dokumen pribadi merupakan catatan atau karangan seseorang
secara
tertulis
berisi
perasaan,
tindakan,
pengalaman, dan kepercayaannya. Dokumen bisa dibuat oleh sumber atas permintaan pemonitor, misalnya siswa yang diminta menuliskan pengalaman hidup yang berkesan, atau guru yang diminta menuliskan harapan – harapannya terhadap lembaga.
2. Surat Pribadi Surat pribadi bisa menjadi dokumen penting untuk menyelami perasaan yang berkembang di dalamnya, untuk mengetahui gaya bahasa, dan untuk mengetahui isi pikiran. 3. Autobiografi Autobiografi merupakan karya tulisnya sendiri mengenai kehidupan seseorang dengan maksud – maksud tertentu. 4. Dokumen Resmi Dokumen resmi mencakup hal – hal seperti memo – memo, notula rapat, laporan berkala, dokumen kebijakan, proposal – proposal, kode etik, kumpulan dokumen penting (tentang seseorang), catatan – catatan para siswa, dan semacamnya. Dokumen resmi ini bisa dikelompokan pada dokumen internal organisasi dan dokumen eksternal. 5. Fotografi Foto mempunyai keuntungan tersendiri. Foto dapat menangkap “membekukan” suatu situasi pada detik tertentu dan dengan demikian memberikan bahan deskriptif yang berlaku bagi saat itu. 6. Data Statistik Lain Data statistik dapat memberikan informasi deskriptif bila dianalisis. Ketersediaan data ini dapat dimanfaatkan peneliti untuk menunjang pencapaian tujuan penelitian atau untuk mengumpulkan data yang beragam.
Dokumen yang didapat oleh penulis dalam penelitiannya adalah berupa Fotografi dan Kode Etik Perusahaan khususnya Kode Etik Hotel secara lisan.
3.2.2 Data Sekunder Data Sekunder merupakan data pendukung Data Primer. Data Sekunder didapat oleh peneliti dari studi kepustakaan, teori dari buku, jurnal internasional, jurnal nasional, dan data pendukung lain dari perusahaan yang berupa Sejarah Perusahaan, Logo Perusahaan, Struktur Organisasi, Job Description masing – masing divisi.
3.3 Keabsahan Data Uji keabsahan data dalam penelitian hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. 3.3.1 Validitas Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antar data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. (Sugiyono, 2009 : 267) Menurut Elvinaro Ardianto, dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif, validitas penelitian terbagi menjadi dua macam, yaitu validitas internal dan validitas eksternal
a. Validitas Internal Validitas internal merupakan ukuran kebenaran data yang diperoleh dengan instrumen, yakni apakah instrumen itu sungguh – sungguh mengukur variabel yang sebenarnya. Bila ternyata tidak, data yang diperoleh tidak sesuai dengan kebenaran seperti yang diharuskan dalam penelitian, dan dengan sendirinya hasil penelitian tidak dapat dipercaya. Terdapat dua macam mengukur kebenaran data dalam validitas internal, yaitu member-check dan triangulasi. i. Member-check Menurut Lexy J. Moleong dalam bukunya Metode Penelitian
Kualitatif,
halaman
336,
Member-Check
merupakan Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses
pengumpulan
data
sangat
penting
dalam
pemeriksaan derajat kepercayaan. Member check dapat dilakukan secara formal maupun informal. Manfaat dilakukan member check adalah : (a)
menyediakan
kesempatan
untuk
mempelajari
maksud tindakan atau informasi tertentu dari responden; (b)
memberikan kesempatan kepada responden untuk memperbaiki penafsiran yang kemungkinan salah;
(c)
12ember kesempatan kepada responden untuk memberikan tambahan data dengan cara membaca konsep tulisan peneliti.
ii. Triangulasi Menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, halaman 273 – 274, Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu. (a) Triangulasi Sumber Triangulasi
sumber
untuk
menguji
data
dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh,
untuk
menguji
data
tentang
gaya
kepemimpinan seseorang, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan ke bawahan yang dipimpin, ke atasan yang menugasi, dan ke teman kerja yang merupakan kelompok kerjasama. Data dari tiga sumber tersebut, tidak bisa
dirata-ratakan
kuantitatif,
seperti tetapi
dalam
penelitian
dideskripsikan,
dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data (b) Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Triangulasi teknik pengumpulan data untuk menguji data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Misalnya
wawancara,
lalu
data dicek
diperoleh dengan
dengan observasi,
dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan teknik pengujian data tersebut, menghasilkan data yang berbeda – beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kpada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar. (c) Triangulasi Waktu Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih
segar,
belum
banyak
masalah,
akan
memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.
b. Validitas Eksternal Validitas eksternal berkenaan dengan derajad akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil. Bila sampel penelitian representatif, instrumen penelitian valid dan reliabel, cara mengumpulkan dan analisis data benar, maka penelitian akan memiliki validitas eksternal yang tinggi. (Sugiono, 2012 : 456) Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas internal dengan teknik member-check, karena kualitatif hasilnya tidak selalu konsisten dan tidak sesuai dengan yang diartikan dalam validitas eksternal. Dan menggunakan member-check agar narasumber tidak merasa salah dalam memberikan informasi kepada peneliti, karena peneliti menunjukkan kembali hasil dari wawancara dalam bentuk hardcopy, sehingga bila ada informasi yang dirasa kurang di mata narasumber, maka narasumber dapat memberikan informasi yang benar atau menambahkan informasi agar lebih lengkap dari sebelumnya. 3.3.2 Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur hal yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat ukur tersebut reliabel. Atau dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur didalam mengukur gejala yang sama. Untuk menguji dan tercapai keterandalan atau reliabilitas data penelitian, jika dua atau beberapa kali penelitian dengan fokus masalah
sama diulang penelitiannya dalam satu kondisi yang sama dan hasil esensialnya sama, maka dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi (Moleong, 2006 : 336) Maka dalam penelitian ini tidak dapat menggunakan reliabilitas, dikarenakan dalam penelitian kualitatif tidak selalu konsisten dalam hasil yang diperoleh, dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
3.4 Tahapan Metode Analisis Data 1. Reduksi Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, dalam hal ini peneliti harus mampu merekam data lapangan dalam bentuk catatan lapangan, menafsirkan catatan tersebut, dan menyeleksi data yang relevan dengan fokus masalah yang diteliti. Dengan kata lain, reduksi data merupakan proses memilah-milah data yang tidak beraturan menjadi potongan-potongan yang lebih teratur dengan mengoding, menyusunnya menjadi pola dan susunan yang sederhana. (Daymon, 2008 : 369) 2. Display Data Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian data dapat dilaukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategoti, flowchart, dan sejenisnya. Namun yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. (Sugiono, 2012 : 436) 3. Interpretasi
Interpretasi merupakan kesimpulan akhir dari tahapan metode analisis data setelah data ditafsirkan, diseleksi dan disajikan, maka penarikan kesimpulan tergantung pada besarnya
kumpulan
catatan
lapangan,
pengkodean,
penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang digunakan serta kecakapan peneliti. Interpretasi pun merupakan makna serta pemahaman yang didapatkan dari kata – kata dan tindakan para partisipan riset, dengan memunculkan konsep dan teori (atau teori berdasarkan generalisasi) yang menjelaskan temuan Anda. Lalu, dikomunikasikan makna temuan Anda pada yang lain melalui laporan tertulis. (Daymon, 2008 : 369)